Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
SKRIPSI
PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN
DISMENORE PADA MAHASISWI TINGKAT II KEPERAWATAN
DI STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
TAHUN 2017
Oleh :
LINA SUSANTI
NIM.201302033
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
TAHUN 2017
ii
SKRIPSI
PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN
DISMENORE PADA MAHASISWI TINGKAT II KEPERAWATAN
DI STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
TAHUN 2017
Diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
sarjana keperawatan (S.Kep)
Oleh :
LINA SUSANTI
NIM.201302033
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
TAHUN 2017
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing dan telah dinyatakan layak
mengikuti Ujian Sidang.
SKRIPSI
PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN
DISMENORE PADA MAHASISWI TINGKAT II KEPERAWATAN
DI STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
TAHUN 2017
Menyetujui,
Pembimbing II
(Riska Ratnawati.,SKM.,M.Kes)
NIS. 20070040
Menyetujui,
Pembimbing I
(Muhidin.,S.kep.,Ners.,M.Kep)
NIP. 19700717 199201 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
(Mega Arianti Putri, S.Kep Ns, M.Kep)
NIS. 20130092
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Dipertahankan di Depan Penguji Tugas Akhir (SKRIPSI) dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar (S.Kep)
Pada Tanggal :..........................................
Dewan Penguji :
1. Ketua Dewan Penguji
Sesaria Betty M, S.Kep.,Ns.,M.kes
NIS. 20150124 :.................................................
2. Penguji I
Muhidin, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIP. 19700717 199201 1 001 :.................................................
3. Penguji II
Riska Ratnawati, SKM.,M.Kes
NIS. 20070040 :.................................................
Mengesahkan
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
Ketua,
Zaenal Abidin, SKM.,M.kes (Epid)
NIS. 20160130
v
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahmanirrahim.....
Puji syukur ku panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan
Ilham, Kekuatan dan Kesabaran dalam menyelesaikan tugas akhir ini
(SKRIPSI).
Karya kecil ini saya persembahkan untuk :
Ibu dan mbakku tercinta yang tak pernah lelah mencari nafkah, slalu
mendoakan, slalu membangunkanku disepertigamalam, menasehatiku dan
selalu memberi motivasi untuk tetap bersemangat sehingga pendidikan ini
bisa terselesaikan.
Dosen pembimbing I Bapak Muhidin S.kep.,Ns.,M.kep dan Ibu Riska
Ratnawati selaku dosen pembimbing II terimakasih banyak untuk
kesabaran, waktu, nasehat, arahan dan ketelitian dalam membimbing
skripsi ini hingga terselesaikan dengan baik, serta dosen penguji Ibu
Sessaria Betty.M,S.Kep.,Ners.,M.Kes, atas waktu, saran dan arahan
yang ibu berikan demi sempurnanya Skripsi ini.
Temen-temen STIKES BHM MADIUN , khususnya teman-teman
keperawatan 8A serta sahabat layaknya saudara (Della,Yuyun,Ersa)
terimakasih atas segala dukungan dan semangat yang telah kalian berikan.
Keluarga ke dua Kost33 (Vista, Denik, Putri dll) terimakasih telah
mengganggu dan menemani mengerjakan skripsi hingga larut malam dan
terimakasih untuk segala dukungan selama ini. 4tahun diatap yang sama
dengan tempat kuliah yang berbeda hahaha kita luar biasa.
vi
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Lina Susanti
NIM : 201302033
Prodi : S1 Keperawatan
Dengan ini menyatakan bahwa SKRIPSI ini adalah hasil pekerjaan saya
sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam
memperoleh gelar Sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan
lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah
maupun belum/tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan
daftar pustaka.
Madiun, Agustus 2017
Lina Susanti
201302033
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Lina Susanti
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tempat dan Tanggal Lahir : Magetan, 02 April 1995
No. Hp : 089639848292
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. 2000 - 2001 : TK Anggrek II Bulugunung
2. 2001 – 2007 : SDN Bulugunung 03
3. 2007 – 2010 : SMPN 1 Plaosan
4. 2010 – 2013 : SMKN 1 Magetan
5. 2013 – Sekarang : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Riwayat Pekerjaan : Belum pernah bekerja
viii
Program Studi Keperawatan
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2017
ABSTRAK
Lina susanti
PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN NYERI
MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT II PRODI S1
KEPERAWATAN DI STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
71 halaman + 7 tabel + 4 gambar + lampiran
Dismenore adalah nyeri pada perut bagian bawah yang dirasakan pada saat
menstruasi dan dapat bersifat primer atau sekunder akibat adanya peningkatan
hormon prostaglandin yang mengakibatkan otot uterus berkontraksi. Dari data
yang didapat sekitar 50% wanita mengalami dismenore selama menstruasi
sehingga membuat mereka tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari selama
1-3 hari setiap bulannya (Reeder & Martin, 2011). Ada beberapa manajemen
nyeri untuk mengatasi dismenore, salah satunya adalah senam dismenore.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam dismenore terhadap
penurunan dismenore pada Mahasiswi Tingkat II Prodi S1 Keperawatan di Stikes
Bhakti Husada Mulia Madiun.
Penelitian ini termasuk quasi eksperimental dengan design non-equivalent
with control group (two group pre test – post test). Populasi seluruh mahasiswi
tingkat II berjumlah 61 orang, dengan sampel sejumlah 18 orang yang diambil
secara simple random sampling. Alat ukur untuk mengidentifikasi dismenore
menggunakan skala nyeri numerik. Perlakuan yang diberikan adalah senam
dismenore sebanyak 5 kali berturut-turut dalam seminggu menjelang mahasiswi
menstruasi.
Rerata skala nyeri sebelum diberikan intervensi pada kelompok perlakuan
sebesar 5,89 (nyeri sedang), pada kelompok kontrol sebesar 5,33 (nyeri sedang)
sedangkan rerata skala nyeri setelah dilakukan senam dismenore pada kelompok
perlakuan sebesar 2,33 (nyeri ringan) dan pada kelompok kontrol sebesar 5,0
(nyeri sedang). Analisa uji statistik dengan Independent T-test didapatkan nila p-
value sebesar 0,006 < α=0,05 menunjukkan ada pengaruh yang signifikan senam
dismenore terhadap penurunan dismenore pada mahasiswi tingkat II prodi S1
Keperawatan di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
Melakukan senam dismenore sebanyak 5 kali berturut-turut seminggu
menjelang menstruasi dapat menurunkan nyeri pada mahasiswi. Maka perlu
digalakkan pada perempuan yang mengalami dismenore untuk melakukan senam
dismenore.
Kata Kunci : Dismenore, Senam Dismenore
ix
Program Studi Keperawatan
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2017
ABSTRACT
Lina Susanti
THE EFFECT OF DYSMENORRHOEAL GYMNASTIC ON THE
DECREASE OF MENSTRUAL PAIN IN LEVEL II STUDENTS OF S1
NURSING STUDY PROGRAM AT BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
COLLEGE OF HEALTH SCIENCES
71Pages + 9Tables + 4 Pictures + Enclosures
Dysmenorrhea is a pain in the lower abdomen that is felt during
menstruation and can be primary or secondary due to an increase in prostaglandin
hormone which causes the uterine muscles to contract. From the data obtained
about 50% of women experience dysmenorrhoea during menstruation so as to
make them unable to perform daily activities for 1-3 days each month. There are
some pain management to overcome dysmenorrhea, one of them is dysmenorrhea
gymnastics. This study aims to determinedthe effect of dysmenorrhoeal
gymnastics on the decrease of menstrual pain in level II students of S1 nursing
study program at Bhakti Husada Mulia Madiun college of health science.
This research used experimental quasi with non-equivalent with control
group design (two group pre test - post test). The population of all female college
students were 61 people, with a sample of 18 people taken by simple random
sampling. Measuring tool to identify dysmenorrhea used a numerical pain scale.
The treatment given was 5 times consecutive dysmenorrhoeal gymnastic in the
week before the menstrual period.
The average of pain scale before intervention in treatment group was 5.89
(moderate pain), in the control group was 5.33 (moderate pain) while the mean of
pain scale after dysmenorrhea gymnastic in treatment group was 2.33 (mild pain)
and at Control group of 5.0 (moderate pain). Statistic analysis of Independent T-
test obtained p-value value of 0.006 <α = 0.05 indicates that there was a
significant the effect of dysmenorrhoeal gymnastics on decrease of menstrual pain
in level II students of S1 nursing study program at Bhakti Husada Mulia Madiun
college of health sciences.
Was after performing 5 times consecutive dysmenorrhoeal gymnastic a
week before menstruation can reduced menstrual pain in Bhakti Husada Mulia
Madiun college of health sciences. It should be encouraged in women who have
dysmenorrhea to perform dysmenorrhea exercises.
Keywords :Dismenore, Dismenore gymnastic
x
DAFTAR ISI
Sampul Depan .................................................................................................. i
Sampul Dalam .................................................................................................. ii
Lembar Persetujuan ......................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iv
Lembar Persembahan ....................................................................................... v
Halaman pernyataan ........................................................................................ vi
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... vii
Abstrak ............................................................................................................. viii
Abstract ............................................................................................................ ix
Daftar Isi........................................................................................................... x
Daftar Tabel .................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ................................................................................................. xiv
Daftar Lampiran .............................................................................................. xv
Daftar Istilah..................................................................................................... xvi
Daftar Singkatan............................................................................................... xvii
Kata Pengantar ................................................................................................ xviii
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................. 6
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................ 7
1.4.2 Manfaat Aplikatif ............................................................. 7
xi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8
2.1 Konsep Dismenore ...................................................................... 8
2.1.1 Pengertian ......................................................................... 8
2.1.2 Penyebab Terjadi Dismenore ............................................ 8
2.1.3 Jenis-Jenis Dismenore ....................................................... 9
2.1.4 Penyebab Dismenore ....................................................... 10
2.1.5 faktor Resiko Dismenore ................................................. 12
2.1.6 Gejala-Gejala Dismenore ................................................. 15
2.1.7 Pembagian Klinis Dismenore .......................................... 15
2.1.8 Pengukuran Nyeri Dismenore .......................................... 16
2.1.9 Pencegahan dan Penanganan Dismenore ......................... 19
2.2 Senam Dismenore ...................................................................... 22
2.2.1 Pengertian Senam Dismneore .......................................... 22
2.2.2 Tujuan Senam Dismenore ................................................ 22
2.2.3 Teknik Senam Dismenore ................................................ 23
2..2.4 Manfaat Senam Dismenore ............................................. 25
BAB 3. KERANGKA KONSEP.................................................................. 26
3.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 26
3.2 Hipotesis ................................................................................ 28
BAB 4. METODE PENELITIAN ............................................................... 30
4.1 Rancangan Penelitian ................................................................. 30
4.2 Populasi Dan Sampel ................................................................. 31
4.2.1 Populasi ............................................................................ 31
4.2.2 Sampel ............................................................................. 31
4.2.3 Teknik Sampling .............................................................. 32
4.2.4 Kriteria Sampel Penelitian ............................................... 33
4.3 Kerangka Kerja penelitian ......................................................... 35
xii
4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional variabel .............. 36
4.4.1 Identifikasi Variabel ........................................................ 36
4.4.2 Definisi Operasional Variabel ......................................... 36
4.5 Instrumen Penelitian .................................................................. 38
4.5.1 Senam Dismenore ............................................................ 38
4.5.2 Dismenore ........................................................................ 38
4.6 Tahap-Tahap Pengambilan Data ................................................ 38
4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................... 40
4.7.1 Uji Validitas ..................................................................... 40
4.7.2 Uji Reliabilitas ................................................................. 40
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 40
4.9 Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 41
4.9.1 Tahap Awal ...................................................................... 41
4.9.2 Tahap Pengambilan Data Awal ....................................... 41
4.9.3 Tahap Pelaksanaan Penelitian .......................................... 41
4.9.4 Tahap Pengambilan Data Akhir ....................................... 41
4.9.5 Tahap Penutup ................................................................. 42
4.10 Pengolahan Data ...................................................................... 42
4.11 Teknik Analisa Data ................................................................ 44
4.11.1 Analisa Univariat ........................................................... 44
4.11.2 Analisa Bivariat ............................................................. 44
4.12 Etika Penelitian ........................................................................ 46
BAB 5. HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN .................................. 49
5.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian ............................................... 49
5.2 Karakteristik Responden ............................................................ 50
5.3 Hasil Penelitian .......................................................................... 52
5.4 Pembahasan................................................................................ 57
xiii
5.4.1 Nyeri Menstruasi Sebelum Dilakukan
Senam Dismenore ............................................................ 58
5.4.2 Nyeri Menstruasi Sesudah Dilakukan
Senam Dismenore ............................................................ 60
5.4.3 Pengaruh Senam Dismenore Terhadap
Penurunan Dismenore ..................................................... 63
5.5 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 66
BAB 6. KESIMPULAN & SARAN ............................................................ 67
6.1 Kesimpulan Penelitian ............................................................... 67
6.2 Saran Penelitian ......................................................................... 68
Daftar Pustaka ................................................................................................ 69
Lampiran-lampiran
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4 Tabel Definisi Operasional .......................................................... 37
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia .................... 51
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Riwayat Dismenore Dalam Keluarga ........ 51
Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Nyeri Menstruasi Sebelum Perlakuan ........... 52
Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Nyeri Menstruasi Sesudah Perlakuan ............ 53
Tabel 5.5 Rata-rata Penurunan Tingkat Nyeri Menstruasi Sebelum
Dan Sesudah Senam Dismenore ................................................. 54
Tabel 5.6 Hasil Uji Normalitas Data Shapiro-Wilk .................................... 55
Tabel 5.7 Analisis Bivariat Independent t-test ........................................... 56
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Skala Intensitas Nyeri............................................................... 19
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pengaruh Senam Dismenore
Terhadap Penurunan Dismenore ............................................. 27
Gambar 4.1 Rancangan Non Equivalent Control Group ............................. 30
Gambar 4.3 Kerangka kerja Penelitian ........................................................ 35
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden .................................. 72
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden .................................... 73
Lampiran 3 Surat Izin Peneltian......................................................................74
Lampiran 4 Surat Telah Melakukan Penelitian...............................................75
Lampiran 5 Kuesioner Survey Pendahuluan ................................................... 76
Lampiran 6 Instrumen Penelitian .................................................................... 78
Lampiran 7 Tabulasi Data ............................................................................... 82
Lampiran 8 Data Mentah ................................................................................ 83
Lampiran 9 Distribusi Frekuensi ..................................................................... 85
Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas Data ........................................................... 89
Lampiran 11 Hasil Uji Statistik Independent t-test ........................................... 90
Lampiran 12 Lembar Konsul Proposal Dan Skripsi ......................................... 91
Lampiran 13 Lembar Revisi Proposal Dan Skripsi .......................................... 93
Lampiran 14 Jadwal Kegiatan Skripsi .............................................................. 96
xvii
DAFTAR ISTILAH
Abses tubo-ovarian : Radang bernanah yang terjadi ovarium
Adenomiosis : Pembengkakan pada rahin
Corpus luteum : Massa jaringan kuning di ovarium
Dismenorea : Rasa nyeri pada saat menstruasi .
Endometrial carcinoma : Kanker endometrium.
Endometriosis : Pembengkakan pada rahim
Endorphin : Hormon kebahagiaan
Hipoplasia uterus : Perkembangan rahim yang tak lengkap .
Idiopatik : Belum diketahui secara pasti.
Itrauterine contraceptive devices : Alat kontrasepsi dalam rahim.
Irritable bowel syndrome : Penyakit pencernaan yang mempengaruhi
kerja usus besar
Laparoskopic : Sebuah tindakan medis utuk meneropong
dan memperbaiki organ yang mengalami
masalah
Mastodina : Rasa sakit di payudara sebelum menstruasi.
Mittelschmerz : Rasa nyeri saat ovulasi.
Menarche : Menstruasi pertama.
Menopause : Masa berakhirnya siklus menstruasi
Mioma submukosa : Tumor jinak yang terdiri dari jaringan otot.
Mioma uteri : Pertumbuhan sel tumor di dalam atau
sekitar rahim
Obstruksi kanalis servikalis : Sumbatan saluran jalan lahir.
Ovarian cyst : Kista ovarium
Ovulasi : Pematangan sel telur.
Pelvic inflammatory disease : Penyakit radang panggul.
Premenstual tension : Ketegangan sebelum haid.
Pre test : Data awal
Post test : Data akhir
Retrofleksia uterus : Kelainan letak arah anatomis rahim.
Scientific attitude : Sikap ilmiah
Stenosis serviks : Penyempitan leher rahim
Urtikaria : Biduran.
Uterine leimyoma : Tumor jinak otot rahim.
xviii
DAFTAR SINGKATAN
COX : CycloOxigenase
FSH : Folicle Stimulazing Hormone
IUD : Intra Uterine Device atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
LH : Luitenizing Hormon
NRS : Numeric Rating Scale
NSAID : Non Steroid Inflammatory Drugs
VAS : Visual Analog Scale
VDS : Verbal Descriptor Scale
xix
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Dismenore Pada
Mahasiswi Tingkat II Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun Tahun
2017”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
tugas akhir Program Studi S1 Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka kegiatan
penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada penulis. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes selaku Ketua STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun.
2. Mega Arianti Putri, S.Kep,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi
S1 Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
3. Sesaria Betty M, S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku Dewan Penguji Skripsi.
4. Muhidin, S.Kep,.Ners.,M.Kep, selaku pembimbing I yang telah
meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
xx
5. Riska Ratnawati, SKM., M.Kes selaku pembimbing II yang dengan
kesabaran dan ketelitiannya dalam membimbing sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, nasehat-nasehat dan
semangat yang tiada hentinya kepada saya.
7. Responden dari tingkat II Prodi S1 Keperawatan atas partisipasi
dan kerjasama yang sangat kooperatif sehingga penelitian ini
berjalan lancar
8. Teman-teman Program Studi S1 Keperawatan angkatan 2013 atas
kerja sama dan motivasinya.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.
Madiun, Agustus 2017
Penulis
Lina Susanti
NIM. 201302033
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menstruasi atau haid atau datang bulan merupakan perubahan fisiologis
dalam wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi,
yang dimulai dari masa menarche sampai menopause (Syafrudin, 2011).
Menstruasi ada kalanya disertai kelainan atau gangguan diantaranya premenstual
tension (ketegangan sebelum haid), mastodinia (rasa sakit dipayudara sebelum
menstruasi), mittelschmerz (rasa nyeri saat ovulasi), dan dismenore (Manuaba,
2009 ). Dari gangguan tersebut, dismenore merupakan keluhan yang paling umum
dilaporkan oleh 60%-90% wanita. Dismenore adalah nyeri menjelang atau selama
menstruasi yang dapat bersifat primer atau sekunder akibat adanya peningkatan
hormon prostaglandin yang mengakibatkan otot uterus berkontraksi. Dismenore
dimulai 1-2 hari sebelum menstruasi atau pada saat menstruasi, nyeri yang paling
berat dirasakan selama 24 jam pertama menstruasi dan mereda pada hari kedua
(Morgan dan Hamilton, 2009).
Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar, yaitu lebih dari 50%
perempuan mengalaminya. Dari hasil penelitian di Amerika Serikat diperkirakan
hampir 90% wanita mengalami dismenore dan 10 - 15% diantaranya mengalami
dismenore berat, yang tidak mampu melakukan kegiatan apapun. Sementara di
Indonesia prevalensi nyeri menstruasi berkisar 45 – 95 % di kalangan usia
produktif (Proverawati & Misaroh, 2009). Angka kejadian dismenore primer pada
2
remaja wanita yang berusia 14-19 tahun di Indonesia sekitar 54,89%
(Mahmudiono, 2011 dalam Sophia,Muda & Jemadi, 2013). Di Surabaya di
dapatkan Sebanyak 50% wanita mengalami dismenore primer, 10% wanita
mengalami nyeri hebat selama menstruasi sehingga membuat mereka tidak
mampu melakukan aktivitas sehari-hari selama 1-3 hari setiap bulannya (Reeder
& Martin, 2011).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun pada 15 mahasiswi tingkat II prodi S1 Keperawatan yang
terdiri dari kelas A dan B dengan jumlah keseluruhan mahasiswi sebanyak 76
orang. Dari 15 orang yang dilakukan observasi 13 (86,67%) orang mengalami
dismenore dengan nyeri ringan sebanyak 3 (23,08%) orang, nyeri sedang 7
(53,85%) orang, nyeri berat 3 (23,08%) orang. Mahasiswi menangani nyeri
tersebut dengan beberapa cara diantaranya menggunakan obat anti nyeri sebanyak
5 (38, 46%) orang, dengan minum jamu sebanyak 4 ( 30,77%) orang, sedangkan
4 (30,77%) orang lainnya mengurangi nyeri menstruasi dengan membiarkan nyeri
tersebut hilang dengan sendirinya. Walaupun mereka mengabaikan nyeri tersebut,
mereka menyatakan bahwa nyeri yang dialami ketika menstruasi dapat
mengganggu aktivitas sehari – hari, bahkan 3 (23,08%) orang tidak masuk kuliah
akibat dismenore.
Dismenore dimulai saat perempuan berumur 2-3 tahun setelah menarche
(Bobak, 2004). Dismenore dibagi menjadi dua, yaitu dismenore primer jika tidak
ditemukan penyebab pasti yang mendasarinya biasanya terjadi sebelum mencapai
usia 20 tahun, dan dismenore sekunder jika penyebabnya kelainan kandungan atau
3
patologis, biasanya terjadi setelah 20 tahun (Bobby & Hotma, 2004). Dismenore
terjadi akibat endometrium mengandung prostaglandin dalam jumlah yang tinggi
yang berdampak pada respon sistemik, yang dapat mempengaruhi berbagai proses
dalam tubuh salah satunya yaitu meningkatkan aktivitas usus besar, sehingga
menimbulkan gejala mual, diare, sakit kepala, perubahan emosi dan rasa panas
yang mengiringi nyeri pada waktu haid (Price, 2006).
Dampak yang terjadi jika dismenore tidak ditangani adalah gangguan
aktifitas hidup sehari-hari, Retrograd menstruasi (menstruasi yang bergerak
mundur), infertilitas (kemandulan) dan infeksi. Selain dari dampak diatas, konflik
emosional, ketegangan dan kegelisahan semua itu dapat memainkan peranan serta
menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dan asing. Ketegangan biasanya
menambah parahnya keadaan yang buruk setiap saat. Sedikit tidak merasa
nyaman dengan cepat berkembang menjadi suatu masalah besar dengan segala
kekesalan yang menyertainya. Dengan demikian kegelisahan, perasaan tidak
gembira atau juga perasaan tertekan semua itu bukanlah hal yang tidak biasa. Oleh
karena itu dismenore harus ditangani agar tidak terjadi dampak seperti hal-hal
yang diatas. Sifat dan derajat rasa nyeri ini bervariasi, mulai dari yang ringan
sampai yang berat (Syafrudin, 2011).
Dismenore dapat diatasi dengan tindakan/terapi secara farmakologi atau
non farmakologi. Terapi farmakologi yaitu terapi yang dapat membantu
mengurangi dismenore dengan mengkonsumsi obat anti peradangan non steroid
(NSAID) (Price, 2006). Penggunaan obat-obatan tersebut dapat memberikan efek
samping yang dapat berbahaya bagi tubuh diantaranya adalah tukak lambung atau
4
tukak peptic (efek samping yang paling sering terjadi) yang kadang-kadang
disertai dengan anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna, gangguan
fungsi trombosit (Gunawan, 2010).
Menurut Potter dan Perry (2006), tindakan secara non farmakologik antara
lain teknik relaksasi, teknik distraksi, teknik stimulasi kulit . Relaksasi merupakan
teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan.Teknik yang lain salah satunya
adalah dengan senam yaitu, suatu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi
dismenore (Morgan dan Halminton, 2009). Senam yang dapat digunakan untuk
mengatasi dismenore adalah senam khusus, yang fokusnya membantu peregangan
seputar otot perut, panggul dan pinggang. Senam dismenore bisa dilakukan setiap
5 kali berturut-turut dalam seminggu sebelum menstruasi, karena senam
dismenore efektif dalam mengurangi nyeri menstruasi (Ismarozi, 2015). Gerakan
senam dismenore dilakukan dengan beberapa gerakan senam seperti latihan
melemaskan otot punggung yang kaku, latihan menguatkan otot punggung &
perut, latihan menguatkan otot perut & punggung, latihan menguatkan otot perut
& melemaskan otot pinggul, latihan menguatkan & melemaskan otot perut,
punggung, pinggul dan lutut. Gerakan ini dapat dilakukan secara mandiri,
berkelompok atau dengan bantuan instruktur (Kuantaraf, 2009).
Dengan kita senam tubuh akan menghasilkan hormon endorfin yang
dihasilkan diotak dan sum – sum tulang belakang. Hormon endorfin berfungsi
sebagai obat penenang alami sehingga menimbulkan rasa nyaman (Anurogo,
2011). Hormon Endorphin yang semakin tinggi akan menurunkan atau
meringankan nyeri yang dirasakan seseorang sehingga seseorang menjadi lebih
5
nyaman, gembira, dan melancarkan pengiriman oksigen ke otot (Sugani dan
Priandarini, 2010).
Senam dismenore menjadi pilihan peneliti karena senam dismenore mudah
dilakukan dan tidak memerlukan alat. Senam ini juga tidak membutuhkan biaya
mahal, mudah dilakukan dan tentunya tidak menimbulkan efek samping yang
berbahaya bagi tubuh. Dengan dilakukan senam secara berangsur-angsur akan
memberikan sensasi rileks serta dapat mengurangi nyeri (Badriyah dan Diati,
2008). Peneliti memilih mahasiswi tingkat II sebagai responden penelitian karena,
usia mahasiswi tingkat II berada pada rentang usia dimana yang biasanya terjadi
dismenore. Mahasiswi juga bisa mengaplikasikan senam dismenore pada diri
sendiri dan juga merupakan calon-calon tenaga kesehatan yang memiliki peran
dan fungsi antara lain sebagai pemberi asuhan keperawatan, sehingga ketika
mahasiswi bertemu dengan masyarakat yang sedang dismenore dapat memberikan
tindakan non farmakologi dan meminimalkan pemberian terapi farmakologi.
Hal ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji (2009), yang
menyatakan bahwa senam dismenore efektif dalam mengurangi nyeri menstruasi
atau dismenore pada remaja yaitu sekitar 73.33% remaja mengalami penurunan
nyeri dari nyeri tingkat sedang ke nyeri tingkat ringan dan sebanyak 26,67%
mengalami penurunan nyeri dari nyeri tingkat berat ke nyeri tingkat sedang.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “ Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri
Dismenore Pada Mahasiswi Tingkat II Keperawatan di Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun “ .
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini
adakah Pengaruh Senam Dismenore terhadap penurunan nyeri dismenore pada
Mahasiswi tingkat II Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi pengaruh senam dismenore terhadap penurunan
dismenore pada Mahasiswi Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi derajat nyeri dismenore yang dialami oleh kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan senam
dismenore pada Mahasiswi Tingkat II Keperawatan di Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun.
2. Mengidentifikasi derajat nyeri dismenore yang dialami oleh kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol sesudah diberi perlakuan senam
dismenore pada Mahasiswi Tingkat II Keperawatan di Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun.
3. Menganalisis pengaruh senam dismenore terhadap penurunan nyeri
dismenore yang dialami oleh kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
Mahasiswi Tingkat II Keperawatan di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
7
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi demi pengembangan
ilmu pengetahuan dibidang keperawatan mengenai pengaruh senam dismenore
terhadap penurunan nyeri dismenore.
1.4.2 Manfaat Aplikatif
a. Bagi Responden
Untuk menambah pengetahuan responden dalam penanganan nyeri
dismenore dan mengaplikasikannya agar nyeri yang dirasakan bisa
berkurang, sehingga aktivitas tetap dapat dijalankan meskipun dalam
keadaan menstruasi.
b. Bagi Peneliti
Adanya penelitian ini dapat menambah wawasan dalam melakukan
penelitian tentang penanganan dalam mengatasi nyeri dismenore.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian bisa dijadikan sebagai referensi dalam mengembangkan
teori ilmu keperawatan khususnya dalam keperawatan maternitas.
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dismenore
2.1.1 Pengertian
Dismenore adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat
diabdomen. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai dari yang ringan
sampai berat. Keparahan dismenore berhubungan langsung dengan lama dan
jumlah darah haid. Seperti diketahui haid hampir selalu diikuti dengan rasa mulas
atau nyeri. Namun, yang dimaksud dengan dismenore pada topik ini adalah nyeri
haid berat sampai menyebabkan perempuan tersebut datang berobat ke dokter atau
mengobati dirinya sendiri dengan obat anti nyeri (Anwar dkk, 2011).
Dismenore adalah nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan
produksi zat prostaglandin. Seringkali dimulai segera setelah mengalami
menstruasi pertama (menarche). Nyeri berkurang setelah menstruasi, namun pada
beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama periode menstruasi. Penyebab
nyeri berasal dari otot rahim. Seperti semua otot lainnya, otot rahim dapat
berkontraksi dan relaksasi (Proverawati & Misaroh, 2009).
2.1.2 Penyebab Terjadi Dismenore
Penyebab pasti dismenorea hingga kini belum diketahui secara pasti
(idiopatik), namun beberapa faktor ditengarai sebagai pemicu terjadinya nyeri
menstruasi, diantaranya faktor psikis (seperti mudah mengalami emosi yang tidak
9
stabil). Faktor endokrin (Timbulnya nyeri menstruasi diduga karena kontraksi
rahim (uterus) yang berlebihan). Faktor prostaglandin (Nyeri menstruasi timbul
karena peningkatan produksi prostaglandin oleh dinding rahim saat menstruasi).
Anggapan ini mendasari pengobatan dengan antiprostaglandin untuk meredakan
nyeri menstruasi (Proverawati & Misaroh, 2009). Penyebab lain dari dismenore
antara lain memiliki penyakit radang panggul, pemasangan IUD dan bekas luka
karena melakukan operasi pada organ reproduksi.
2.1.3 Jenis-jenis Dismenore
Dismenore terbagi dalam 2 macam menurut (Prawirahardjo, 2011) yaitu :
1. Dismenore primer
Dismenorea primer adalah nyeri tanpa ditemukan keadaan patologi
pada panggul yang berhubungan dengan siklus ovulasi dan disebabkan
oleh kontraksi miometrium sehingga terjadi iskemia akibat adanya
protaglandin yang diproduksi oleh endometrium fase sekresi. Molekul
yang berperan pada dismenore adalah prostaglandin F2a yang selalu
menstimulasi kontraksi uterus, sedangkan prostaglandin E menghambat
kontraksi uterus. Terdapat peningkatan kadar prostaglandin di
endometrium saat perubahan dari fase proliferasi ke fase sekresi,
peningkatan biasanya saat terjadi haid 48 jam pertama. Hal ini sejalan
dengan awal muncul dan besarnya intensitas keluhan nyeri haid seperti
mual, muntah, nyeri kepala, atau diare yang sering menyertai dismenore
karena masuknya prostaglandin ke sirkulasi sistemik.
10
2. Dismenore sekunder
Dismenore sekunder dapat terjadi kapan saja setelah haid pertama,
tetapi yang paling sering muncul di usia 20-30 tahunan, setelah
bertahun-tahun normal dengan siklus tanpa nyeri. Dismenore sekunder
adalah nyeri haid yang berhubungan dengan berbagai keadaan patologis
di organ seperti endometriosis (kejadian di mana jaringan endometrium
berada di luar rahim, dapat di tandai dengan nyeri haid),
adenomiosis,mioma uteri, stenosis serviks, penyakit radang panggul,
perlekatan panggul, atau irritable bowel syndrome.
2.1.4 Penyebab Dismenore
Penyebab dismenore primer (Anurogo, 2011) yaitu :
a. Faktor endokrin
Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase corpus luteum.
Hormon progesteron menghambat atau mencegah kontraktilitas uterus
sedangkan hormon estrogren merangsang kontraktilitas uterus). Di sisi
lain, endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2
sehingga menyebabkan kontraksi otot-otot polos.
b. Kelainan organik
Seperti, retrofleksia uterus (kelainan letak arah anatomis rahim),
hipoplasia uterus (perkembangan rahim yang tak lengkap), obstruksi
kanalis servikalis (sumbatan saluran jalan lahir), mioma subkmukosa
bertangkai (tumor jinak yang terdiri dari jaringan otot).
11
c. Faktor kejiwaan atau gangguan psikis
Seperti rasa bersalah, ketakutan, seksual, takut hamil, hilangnya
tempat berteduh, konflik dengan masalah lawan jenis, dan imaturitas
(belum mencapai kematangan).
d. Faktor konstitusi
Seperti anemia dan penyakit menahun juga dapat mempengaruhi
timbulnya dismenore.
e. Faktor alergi
Penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada hubungan
antara dismenore dengan urtikaria (biduran), migran, dan asma.
Penyebab dismenorea sekunder menurut Anurogo (2011) :
a. Intrauterine contraceptive devices (alat kontrasepsi dalam rahim)
Adanya benda asing dapat meningkatkan aktivitas uterus yang
dapat menimbulkan rasa nyeri di abdomen.
b. Penyakit radang panggul kronis
Peradangan atau infeksi pada organ-organ yang terdapat pada
panggul wanita. Organ panggul termasuk uterus (rahim), tuba falopi
(saluran telur), indung telur, dan leher rahim. Gejalanya seperti nyeri
perut bagian bawah, nyeri dan atau perdarahan ketika melakukan
hubungan.
c. Uterine leimyoma (tumor jinak otot rahim)
Pertumbuhan yang terdiri dari sel-sel otot polos dan jaringan ikat
fibrosa biasanya ditemukan dalam dinding rahim. Beberapa tumbuh
12
dibawah lapisan rahim dan tumbuh diantara otot-otot rahim. Gejalanya
seperti nyeri di perut atau di pinggul, nyeri haid, perdarahan haid yang
tidak normal (lebih banyak atau lebih lama).
2.1.5 Faktor Risiko Dismenore
Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan dismenore primer berupa
usia yang sangat muda ketika menarke (<12 tahun), nulliparity,
perdarahan ,menstruasi yang berlebihan dan lama berhenti, merokok, konsumsi
alkohol, adanya riwayat dismenore pada keluarga, obesitas. Adapun faktor resiko
yang dapat menyebabkan dismenore sekunder adalah leiomiomata (fibroid),
pelvic inflammatory disease, abses tubo-ovarian, endometriosis, adenomiosis
(Karim, 2013).
Faktor risiko dismenore primer menurut (Anurogo, 2011):
1. Usia saat menstruasi pertama kurang dari 12 tahun atau usia awal
Menarche pada usia lebih awal menyebabkan alat-alat reproduksi
belum berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami perubahan-
perubahan sehingga timbul nyeri ketika menstruasi.
2. Belum pernah hamil dan melahirkan
Perempuan yang hamil biasanya terjadi alergi yang berhubungan
dengan saraf yang menyebabkan adrenalin mengalami penurunan,
serta menyebabkan leher rahim melebar sehingga sensari nyeri haid
berkurang bahkan hilang.
13
3. Haid memanjang atau dalam waktu lama
Lama menstruasi lebih dari normal (7 hari), menstruasi
menimbulkan adanya kontraksi uterus, terjadi lebih lama
mengakibatkan uterus lebih sering berkontraksi, dan semakin banyak
prostaglandin yang berlebihan menimbulkan rasa nyeri, sedangkan
kontraksi uterus yang terus menerus menyebabkan suplai darah ke
uterus terhenti dan terjadi dismenorea.
4. Merokok
Karena didalam asap rokok terkandung racun-racun yang
berbahaya bagi sistem reproduksi. Racun-racun yang mengendap
dalam tubuh dan tidak dapat keluar dalam tubuh akan bersifat toksik
pada organ tubuh manusia salah satunya dapat mempengaruhi
keseimbangan hormon. Sedangkan pada wanita dalam proses ovulasi
dan menstruasi sangat bergantung pada keseimbangan hormon
terutama hormon estrogen dan hormon progesteron. Dengan
terganggunya keseimbangan kedua hormon tersebut maka
menghambat terjadinya ovulasi (pematangan sel telur) dan dengan
terhambatnya pematangan sel telur ini maka akan menghambat pula
terjadinya pembuahan jika ada sperma yang datang untuk
membuahinya. Serta menghambat terjadinya peluruhan endometrium
atau yang sering di sebut menstruasi.
14
5. Tidak pernah berolah raga
Kejadian dismenore akan meningkat dengan kurangnya aktifitas
selama menstruasi dan kurangnya olah raga. Hal ini dapat
menyebabkan sirkulasi darah dan oksigen menurun. Dampak pada
uterus adalah aliran darah dan sirkulasi oksigen pun berkurang dan
menyebabkan nyeri.
Faktor risiko dismenore sekunder menurut (Anurogo, 2011) :
1. Endometriasis
Radang yang terkait dengan hormon estradiol atau estrogen berupa
pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai perambatan
pembuluh darah, hingga menonjol keluar dari rahim.
2. Adenomyosis
Suatu kondisi dimana jaringan endometrium, tumbuh ke dalam otot
rahim. Kondisi tersebut paling mungkin terjadi pada akhir masa subur
dan setelah memiliki anak.
3. IUD
Sebuah alat kontrasepsi berupa kumparan kecil panjang 3 cm
dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan. Seorang
perempuan yang memasang IUD namun hamil harus melakukan USG
karena kemungkina terjadinya kehamilan ektopik lebih tinggi.
15
4. Pelvic inflammatory disease (penyakit radang panggul)
Peradangan atau infeksi pada organ-organ yang terdapat pada
panggul wanita. Organ panggul termasuk uterus (rahim), tuba falopi
(saluran telur), indung telur, dan leher rahim.
5. Endometrial carcinoma (kanker endometrium)
Jaringan atau selaput lendir rahim yang tumbuh di luar rahim.
Padahal, seharusnya jaringan endometrium melapisi dinding rahim.
6. Ovarian cysts (kista ovarium)
Tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau setengah
cair yang tumbuh dalam indung telur (ovarium).
2.1.6 Tanda dan Gejala Dismenore
Tanda dan gejala dismenore menurut (El-Manan, 2011) yaitu :
1. Nyeri pada perut yang menjalar sampai ke punggung bagian bawah
dan tungkai.
2. Nyeri yang dirasakan seperti kram bisa hilang timbul atau bisa juga
nyeri tumpul yang ada secara terus-menerus.
3. Nyeri mulai timbul sesaat sebelum dan atau selama menstruasi serta
mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan
menghilang.
4. Dismenore sering disertai sakit kepala, mual, sembelit, diare, sering
berkemih dan kadang sampai terjadi muntah.
5. Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya
dismenore primer. Hal ini disebabkan oleh adanya kemunduran saraf
16
rahim karena penuaan dan hilangnya sebagian saraf pada akhir
kehamilan.
2.1.7 Pembagian Klinis Dismenore
Dismenore ada beberapa pembagian klinis menurut (Manuaba, 2010)
yaitu :
1. Ringan : Berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja sehari -
hari.
2. Sedang : Diperlukan obat penghilang rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan
Pekerjaanya.
3. Berat : Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai, sakit kepala, sakit
Pinggang, diare, dan rasa tertekan.
Pembagian klinis dismenore menurut (Calis, 2011 dalam Lestari, 2013)
yaitu :
1. Nyeri spasmodik
Nyeri spasmodik terasa dibagian bawah perut dan berawal sebelum
masa haid atau segera setelah masa haid mulai. Banyak perempuan
terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita nyeri itu sehingga ia
tidak dapat mengerjakan apa pun.
2. Nyeri Kongestif
Penderita dismenore kongestif yang biasanya akan tahu sejak
berhari-hari sebelumnya bahwa masa haidnya akan segera tiba. Mereka
mungkin akan mengalami pegal, sakit pada buah dada, perut kembung
tidak menentu, beha terasa terlalu ketat, sakit kepala, sakit punggung,
17
pegal pada paha, merasa lelah, mudah tersinggung, kehilangan
keseimbangan, terganggu tidur.
2.1.8 Pengukuran Intensitas Dismenore
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan
oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling
mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.
Namun, pengukuran dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran
pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007 dalam Choiriyah Alfi, 2014).
Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau
intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri
sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda
bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk
dipastikan. Menurut Smeltzer C. Suzanne & Bare G. Brenda, 2002 skala intensitas
nyeri sebagai berikut :
1. Skala intensitas nyeri deskritif
Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri
yang lebih obyektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor
Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima
kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang
garis. Pendeskripsi ini diranking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri
yang tidak tertahankan”. Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan
18
meminta klien untuk memilih intensitas nyeri trbaru yang ia rasakan.
Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling
menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan.
Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk
mendeskripsikan nyeri
2. Skala identitas nyeri numerik
Skala penilaian numerik (Numerical rating scales, NRS) lebih
digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini,
klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling
efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah
intervensi terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri,
maka direkomendasikan patokan 10 cm.
3. Skala analog visual
Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel
subdivisi. VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri
yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya.
Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi
19
keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukuran keparahan nyeri
yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada
rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (Potter
& Perry, 2006).
Gambar 2.2. Skala intensitas nyeri
Keterangan dari skala nyeri diatas adalah sebagai berikut :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan (klien dapat berkomunikasi dengan baik)
4-6 : nyeri sedang (klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : nyeri berat (klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih
respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang
dan distraksi).
10 : nyeri hebat (klien tidak mampu berkomunikasi dan memukul).
2.1.9 Pencegahan dan Penanganan Dismenore.
Dismenore mungkin sulit untuk dicegah, tetapi untuk gejala yang sangat
parah dapat dikurangi dengan cara meminum obat pereda rasa sakit, beristirahat,
menarik napas panjang, menenangkan diri, berolahrag ringan, mengonsumsi sayur,
dan buah-buahan, mengompres bagian yang terasa sakit dengan air panas dan
20
mengonsumsi jamu kunyit asem, terutama menjelang haid (Nurchasanah, 2009),
sedangkan penanganan untuk dismenorea bisa dilakukan secara medis dan non
medis.
1. Penanganan Medis
a) Pemberian NSAID
NSAID adalah terapi awal yang sering digunakan untuk dismenore.
NSAID mempunyai efek analgetika yang secara langsung
menghambat sintesis prostaglandin dan menekan jumlah darah haid
yang keluar. Seperti diketahui sintesis prostaglandin diatur oleh dua
isoform cyclooksigenase (COX) yang berbeda, yaitu COX-1 dan
COX-2. Sebagian besar NSAID bekerja menghambat COX-2. Obat
antiinflamasi nonsteroid / NSAID bekerja dengan cara mencegah
ovulasi dan pertumbuhan jaringan sehingga mengurangi jumlah darah
haid dan sekresi prostaglandin serta kram uterus (Prawirahardjo,
2011).
b) Pemeriksaan Laparoskopic
Pemeriksaan laparoskopic merupakan prosedur tunggal yang
paling bermanfaat. Ini meliputi survei diagnostik yang lengkap pada
pelvis dan organ reproduktif untuk memastikan adanya proses
patologi apapun yang secara klinis atau menimbulkan gejala-gejala
klinis. Untuk penanganan berbagai jenis obat antinyeri haid akan
diberikan oleh dokter yang paling tinggi efektivitasnya untuk
21
mengatasi dismenore, sesuai dengan kondisi masing-masing penderita
(Anurogo, 2011).
2. Non Medis
a) Hipnoterapi
Salah satu metode hipnoterapi adalah mengubah pola pikir dari
yang negatif ke positif. Caranya adalah sebelum haid datang, rilekskan
tubuh dalam posisi terlentang di tempat tidur dengan kedua tangan
berad di samping tubuh. Bebaskan pikiran yang membebani. Dengan
mata yang terpejam, yakinkan dan ikhlaskan diri untuk terbebas dari
rasa sakit nyeri haid. Bebaskan pikiran hingga benar-benar rileks.
Setelah pikiran benar-benar rileks dan nyaman, pelan-pelan
instruksikan pada diri sendiri sebuah perintah yang bunyinya “Haid
yang normal dan wajar, serta tetap mudah beraktivitas”. Ucapkan
kalimat itu berulang-ulang dalam hati. Instruksi itu dengan sendirinya
menunjukkan pola pikir kita telah berubah. Haid tidak harus sakit,
selama ini pikiran kita terpola bahwa haid itu sakit (Anurogo, 2011).
b) Akupuntur
Akupuntur juga sangat efektif untuk mengatasi nyeri menstruasi
dan permasalahan seputar haid. Akupuntur adalah teknik sederhana
yang hanya menekan titik-titik tertentu yang diyakini sebagai
penyebab sakit pada meredian energi dengan jarum dan tidak
memiliki efek secara langsung (Anurogo, 2011).
22
c) Relaksasi
Karena dalam kondisi rileks, tubuh juga menghentikan produksi
hormon adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat kita stress.
Ketika kita mengurangi stress, berarti kita juga telah mengurangi
produksi kedua hormon seks yaitu estrogen dan progesteron.
Relaksasi yang dapat digunakan dalam membantu mengurangi
dismenore yaitu kompres panas, massase, distraksi, istirahat dan
senam (Price, 2006). Salah satu cara untuk mengatasi dismenore
adalah dengan melakukan senam khusus yaitu senam dismenore
(Badriyah &Diati, 2008).
2.2 Senam Dismenore
2.2.1 Pengertian Senam Dismenore
senam dismenore adalah senam yang fokusnya membantu peregangan
seputar otot perut,panggul dan pinggang, selain itu senam tersebut dapat
memberikan sensasi rileks yang berangsur-angsur serta mengurangi nyeri jika
dilakukan secara teratur (Badriyah &Diati, 2008). Senam dismenore merupakan
aktivitas fisik yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Saat melakukan
senam tubuh akan menghasilkan endorphin, hormon endorphin yang semakin
tinggi akan menurunkan atau meringankan nyeri yang dirasakan seseorang
sehingga seseorang menjadi lebih nyaman, gembira, dan melancarkan pengiriman
oksigen ke otot (Sugani & Priandarini, 2010). Senam dismenore harus benar-
benar dilakukan dengan gerakan yang benar, rutin dan serius serta rileks, karena
23
semakin rutin dan serius serta rileks dalam melaksanakannya maka keefektifan
senam dismenore ini akan dapat nyatakan hasilnya.
2.2.2 Tujuan Senam Dismenore
Latihan atau senam dismenore tidak membutuhkan biaya yang mahal,
mudah dilakukan dan tidak menimbulkan efek samping berbahaya bagi tubuh.
Adapun tujuan dilakukan senam dismenore menurut (Puji, 2009) yaitu :
1) Membantu remaja yang mengalami dismenore untuk mengurangi dan
mencegah dismenore.
2) Alternatif terapi dalam mengatasi dismenore.
3) Intervensi yang nantinya dapat diterapkan untuk memberikan
4) pelayanan asuhan keperawatan bagi masalah dismenore yang sering
dialami remaja.
2.2.3 Teknik Senam Dismenore
Teknik pergerakan senam dismenore terdiri dari pemanasan, inti dan
pendinginan, masing-masing gerakan kurang lebih mempunyai waktu 2,5 menit
(Puji, 2009). Melakukan senam secara teratur dengan memperhatikan
kontinuitasnya, frekuensi senam yang sebaiknya dilakukan sebanyak 5 kali,
seminggu sebelum mentruasi berikutnya dan dengan durasi waktu yang tepat
untuk melakukan senam yaitu 30-45 menit, faktor-faktor tersebut akan
menghasilkan manfaat yang banyak bagi tubuh (Wirakusumah, 2007).
a. Gerakan Pemanasan
1) Tarik nafas dalam melalui hidung, tahan sampai beberapa detik dan
hembuskan nafas lewat mulut (sebanyak 4x).
24
2) kedua tangan di perut samping, tunduk dan tegakkan kepala (2 x 8
hitungan)
3) Kedua tangan di perut samping, patahkan leher ke kiri – ke kanan (2 x
8 hitungan).
4) Kedua tangan di perut samping, tengokkan kepala ke kanan –kiri (2 x
8 hitungan).
5) Putar bahu bersamaan keduanya (2 x 8 hitungan).
b. Gerakan Inti
1) Gerak Badan I
a) Berdiri dengan tangan direntangkan ke samping dan kaki
diregangkan kira-kira 30 sampai 35 cm.
b) Bungkukkan ke pinggang berputar ke arah kiri, mencoba meraba
kaki kiri dengan tangan kanan tanpa membengkokkan lutut.
c) Lakukan hal yang sama dengan tangan kiri menjamah kaki kanan.
d) Ulangilah masing-masing posisi sebanyak 4 kali (2x8 hitungan).
2) Gerak Badan II
a) Berdirilah dengan tangan di samping dan kaki sejajar.
25
b) Luruskan tangan dan angkat sampai melewati kepala. Pada waktu
yang sama tendangkan kaki kiri anda dengan kuat ke belakang.
c) Lakukan bergantian dengan kaki kanan.
d) Ulangi empat kali masing-masing kaki (2x8 hitungan).
Gambar 2.2 gerakan inti senam dismenore
c. Gerakan Pendinginan
1) Lengan dan tangan : genggam tangan kerutkan lengan dengan kuat
tahan, lepaskan (sebanyak 4kali)
2) Tungkai dan kaki : luruskan kaki (dorsi fleksi) secara bergantian,
tahan (2x8 hitungan), lepaskan.
3) Seluruh tubuh : kontraksikan/kencangkan semua otot sambil ambil
nafas pelan teratur lalu relaks (bayangkan hal menyenangkan),
kemudian lepaskan (sebanyak 4 kali).
26
2.2.4 Manfaat Senam Dismenore
Berikut ini merupakan beberapa manfaat senam dismenore (Wirakusumah ,
2007), yaitu :
1) Senam secara rutin dan teratur dapat meningkatkan sekresi hormon
khususnya esterogen.
2) Senam secara teratur bagi remaja putri dapat melepaskan endorfin beta
(penghilang nyeri alami) ke dalam aliran darah sehingga dapat mengurangi
dismenore, selain itu menjadikan tubuh terasa segar dan dapat
menimbulkan perasaan senang.
3) Senam yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan jumlah dan
ukuran pembuluh darah, yang menyalurkan darah ke seluruh tubuh
termasuk organ reproduksi sehingga aliran darah mencari lancar dan hal
tersebut dapat menurunkan gejala dismenore.
4) Meningkatkan volume darah yang mengalir ke seluruh tubuh termasuk
organ reproduksi, hal tersebut dapat memperlancar pasokan oksigen ke
darah yang mengalami vasokonstriksi, sehigga nyeri menstruasi dapat
berkurang.
27
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Berpengaruh
Gambar 3.1 Kerangka konsep pengaruh senam dismenore terhadap penurunan
nyeri dismenore pada mahasiswi tingkat II keperawatan di Stikes
Bhakti Husada Mulia Madiun.
Hipotalamus
Gonadotropin Releasing
Hormon (GnRH)
FSH & LH
Esterogen & Progesteron
Menstruasi
ovarium
Hipofisis
Dismenore
Faktor-Faktor
Penyebab Nyeri
menstruasi :
1. faktor endokrin
2. faktor organik
3. faktor kejiwaan
4. faktor konstitusi
(Anurogo, 2011)
Penanganan
1. medis :
a. pemberian NSAID
b. pemeriksaan
laparoskopik
2. Non Medis
a. hipnoterapi
b.akupuntur
c. relaksasi ( senam
dismenore)
(Badriyah &Diati, 2008)
28
Secara fisiologis, menstruasi disebabkan oleh pengaruh hormon GnRH
(Gonadotropin Releasing Hormon) yang dikeluarkan oleh hipotalamus dan
memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormon FSH. FSH memicu pematangan
folikel di ovarium, sehingga terjadi sintesis esterogen dalam jumlah besar yang
akan menyebabkan poliferasi sel endometrium (penebalan dari endometrium).
Esterogen yang tinggi juga memberi tanda ke hipofisis untuk mengeluarkan
hormon LH (Luitenizing Hormon) yang akan mengakibatkan ovulasi dan
mensintesiskan progesteron. Progesteron sendiri akan menyebabkan perubahan
pada endometrium sehingga terjadi fase sekresi atau faseluteal. Ketika masa
menstruasi akan merasakan rasa nyeri pada perut bagian bawah yang disebut
dengan dismenore. Nyeri dismenore disebabkan karena dari beberapa faktor yaitu
faktor endokrin, faktor kejiwaan,faktor konstitusi, faktor alergi dan kelainan
organik. Dari faktor tersebut dapat menimbulkan nyeri dismenorea. Nyeri
dismenorea dapat ditangani dengan cara medis dan non medis. Penanganan medis
(pemberian NSAID dan pemeriksaan laparoskopik) dan non farmakologis
(akupuntur, hipnoterapi, relaksasi). Relaksasi yang digunakan adalah senam
dismenore yang fokusnya membantu peregangan seputar otot perut,panggul dan
pinggang, selain itu senam tersebut dapat memberikan sensasi rileks, sehingga
dapat menurunkan nyeri menstruasi atau dismenore.
29
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian. Hipotesis disusun sebelum penelitian dilaksanakan karena
hipotesis akan bisa memberikan petunjuk pada tahap pengumpulan,analisis, dan
interpretasi data (Nursalam, 2012). Dari tinjauan tersebut hipotesis yang dapat
dirumuskan pada penelitian ini adalah :
Ha : Ada pengaruh senam dismenore terhadap penurunan dismenore.
30
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan
yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa
diterapkan (Nursalam, 2013). Jenis penelitian ini adalah Experimental berupa
quasi experiment design dengan rancangan non equivalent control group.
Rancangan non equivalent control group adalah rancangan penelitian yang
digunakan untuk membandingkan hasil intervensi program kesehatan dengan
kelompok kontrol yang serupa tetapi tidak perlu kelompok yang benar-benar sama
(Notoatmodjo, 2012). Kelompok kontrol yang dimaksud adalah suatu kelompok
yang tidak dikenai perlakuan atau percobaan (Setiadi, 2007). Peneliti memilih
jenis penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat nyeri haid antara
kelompok yang diberi perlakuan senam dismenore (kelompok eksperimen) dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol). Rancangan penelitian
dapat digambarkan seperti dibawah ini.
Kelompok eksperimen
Kelompok kontrol
Gambar 4.1 Rancangan Non equivalent control group
01 X 02
03 0 04
31
Keterangan ( Sugiyono, 2011) :
01 : Pre test Kelompok Eksperimen 03 : Pre test Kelompok Kontrol
X : Perlakuan (Senam Dismenore) 0 : Tidak ada perlakuan
02 : Post test Kelompok Eksperimen 04 : Post test Kelompok Kontrol
4.2 Populasi Dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. (Sugiyono, 2012). Populasi
pada penelitian ini adalah mahasiswi kelas A dan B keperawatan tingkat II Stikes
Bhakti Husada Mulia Madiun Kecamatan Taman, Kabupaten Madiun dengan
jumlah populasi sebanyak 61 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2012). Menurut Roscoe (Sugiyono, 2010)
untuk pengambilan jumlah sampel dalam penelitian eksperimen sederhana yang
menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka jumlah anggota
sampel masing-masing antara 10-20. Penentuan besar sampel menurut rumus
Federer (1963) yang dikutip oleh Suyanto (2010) , yaitu dapat ditentukan
32
berdasarkan total kelompok (t) yang digunakan dalam penelitian sehingga jika t =
2 kelompok, maka besar sampel yang digunakan :
( t-1) (n-1) ≥ 15
(2-1) (n-1) ≥ 15
(1) (n-1) ≥15
1n ≥15
n ≥ 15+1
n ≥ 16
Sehingga dengan menggunakan rumus diatas maka besar sampel yang
diperlukan untuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol adalah n=16
responden. Berdasarkan antisipasi dengan adanya drop out dalam proses
penelitian ini, peneliti menambah jumlah sampel sebesar 10%. Oleh karena itu
jumlah sampel yang diperlukan adalah 16 + 1,6 = 17,6 atau n = 18 responden
dengan besar sampel untuk masing-masing kelompok perlakuan sebesar 9 sampel
dan besar sampel untuk kelompok kontrol sebesar 9 sampel , sehingga total
sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 18 mahasiswi.
4.2.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan (Sugiyono, 2012). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari
populasi dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata dalam populasi
tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen.
33
Pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu mahasiswi kelas A dan B
keperawatan tingkat II yang mengalami nyeri dismenore. Proses pengambilan
sampel dilakukan sebagai berikut :
1. Mendata populasi dan membuat nomor 1-61.
2. Memasukkan kertas gulungan yang sudah diberi nomor ke dalam sebuah
kotak.
3. Mengundi gulungan kertas sampai memperoleh 36 nomor sebagai sampel
penelitian, seedangkan sisanya yang tidak terpilih tidak dijadikan sampel.
4. Jika ada calon responden yang menolak, maka dilakukan pengundian
ulang untuk menambah jumlah responden yang sudah ditentukan.
5. Selanjutnya untuk menentukan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
peneliti membuat nomor 0 & 1 pada kertas gulungan, kemudian diundi
apabila yang jatuh nomor 0 berarti responden tersebut masuk kelompok
kontrol, apabila yang jatuh nomor 1 berarti responden tersebut masuk
kelompok perlakuan.
4.2.4 Kriteria Sampel Penelitian
Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi bias
hasil penelitian, khususnya jika terhadap variabel-variabel kontrol ternyata
mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti. Kriteria sampel dapat
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2013) :
a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Kelompok Perlakuan
a) Mahasiswi yang saat menstruasi mengalami dismenore.
34
b) Mahasiswi yang bersedia menjadi responden dan kooperatif
selama penelitian.
c) Mahasiswi yang tidak minum jamu-jamuan dan tidak mengikuti
olahraga lain.
d) Mahasiswi mengikuti senam dismenore secara teratur sebanyak 5x
berturut-turut selama seminggu menjelang menstruasi.
2) Kelompok Kontrol
a) Mahasiswi yang saat menstruasi mengalami dismenore.
b) Mahasiswi yang bersedia menjadi responden dan kooperatif selama
penelitian.
c) Mahasiswi yang tidak minum jamu-jamuan dan tidak mengikuti
olahraga lain.
b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Kelompok perlakuan
Mahasiswi yang tidak mengikuti senam dismenore secara
teratur sebanyak 5x berturut-turut selama seminggu menjelang
menstruasi atau pernah tidak menghadiri senam sebanyak 1 kali
dan mahasiswi yang telah dijadikan responden saat survey
pendahuluan.
2) Kelompok kontrol
Mahasiswi yang menolak menjadi responden dan
mahasiswi yang telah dijadikan responden saat survey
pendahuluan.
35
4.3 Kerangka Kerja Penelitian
Gambar 4.3 Kerangka Kerja Pengaruh Senam Dismenore terhadap penurunan
dismenore
Populasi :
Mahasiswi kelas A dan B tingkat II Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Sampel
Mahasiswi kelas A dan B tingkat II Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
yang mengalami nyeri dismenorea
Desain penelitian : Quasy Eksperiment design dengan rancangan non equivalent control
group
Teknik Sampling : Simple random sampling
Pengukuran dismenore ke II
Pengolahan Data :Editing, coding, tabulating dan cleaning
Analisis Data: Independent t-test
Hasil dan Kesimpulan
Pelaporan
kelompok perlakuan
kelompok kontrol
Intervensi senam dismenore
sebanyak 5x
Tidak diberikan intervensi
senam dismenore
pengukuran dismenore ke II
Pengukuran dismenore ke I Pengukuran dismenore ke I
36
4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
4.4.1 Identifikasi Variabel
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu (Notoatmojo, 2012). Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel
yaitu :
1. Variabel Independent
Variabel independent adalah variabel yang nilainya menentukan
variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel independent dalam penelitian
ini adalah senam dismenorea.
2. Variabel Dependent
Variabel dependent adalah variabel yang diamati dan diukur untuk
menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas
(Nursalam, 2013). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah
penurunan dismenore.
4.4.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengkuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Pada definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi,
komunikasi, dan replikasi (Nursalam, 2013).
37
4.4 Tabel Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Variabel
Independent (senam
dismenore)
Aktivitas
senam yang
dilakukan
mahasiswi
yang
mengalami
dismneore
Kehadiran mahasiswi
melakukan senam 5kali
berturut-turut secara rutin
dalam satu minggu menjelang
menstruasi
Lembar
observasi
Nominal 0 =
mahasiswi
yang tidak
ikut senam
1=
mahasiswi
yang ikut
senam
Variabel
Dependent (penurunan
nyeri
dismenore)
Penurunan
rasa tidak
nyaman
berupa nyeri
di perut yang
dirasakan
mahasiswi
saat
menstruasi
Penilaian nyeri dismenore
- 0 (Tidak Nyeri) :Secara
obyektif klien dapat
berkomunikasi dengan
jelas,tidak ada nyeri yang
dirasakan.
- 1-3(Nyeri ringan) : Secara
obyektif klien tidak
menyeringai & mendesis
dapat menunjukkan lokasi
nyeri.
- 4-6 (Nyeri Sedang):
Secara obyektif klien
mendesis, menyeringai,
dapat menunjukkan lokasi
nyeri.
- 7-9 (Nyeri berat): Klien
dapat mengontrol nyeri,
memegang lokasi nyeri
secara terus-menerus,
berbicara tidak begitu
lancar.
- 10 (Nyeri hebat) : klien
sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul.
Lembar
pengukuran
Numeric
Rating Scale
Interval 0-10
Untuk tujuan
diskriptif
sebagai
berikut :
0 = Tidak
nyeri
1-3= Nyeri
Ringan
4-6 = Nyeri
Sedang
7-9= Nyeri
Berat
10 =Nyeri
Hebat
38
4.5 Instrumen Penelitian
4.5.1 Senam Dismenore
Senam yang diberikan dalam penelitian ini adalah senam dismenore
menurut (Puji, 2009). Senam ini berdurasi sekitar 30 menit dengan tahapan
pemanasan, tahapan inti dan tahapan pendinginan. Gerakan senam ini merupakan
aktivitas senam yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri, sehingga mudah
untuk diikuti oleh mahasiswi.
4.5.2 Nyeri Dismenore
Nyeri dismenore dapat diukur dengan lembar pengukuran nyeri Numeric
Rating Scale (NRS). Tujuannya untuk mengetahui berapa skala nyeri yang
dirasakan responden ketika mengalami nyeri menstruasi.
4.6 Tahap-Tahap Pengambilan Data
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan pendataan mahasiswi sesuai dengan kriteria inklusi
pada bulan mei 2017.
b. Responden dipilih secara random dengan cara pengundian.
c. Memberikan penjelasan kepada calon responden dan bila bersedia
menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani inform
consent.
d. Membagi mahasiswi dalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan
sejumlah 9 mahasiswi dan kelompok kontrol sejumlah 9 mahasiswi.
39
e. Memberi penjelasan tentang kegiatan yang dilakuka selama selama
penelitian kepada responden/mahasiswi.
2. Tahap Pengambilan Data
a. Pengumpulan data yang ke I pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dilakukan bulan Mei 2017.
b. Pengumpulan data dan pengukuran nyeri dilakukan pada
mahasiswi yang saat itu sedang mengalami menstruasi dengan
nyeri haid.
c. Setelah data diperoleh, peneliti menghitung siklus menstruasi setiap
responden dengan menanyai tanggal mulai menstruasi bulan lalu
sebelum dilakukan pendataan dan tanggal mulai menstruasi pada
bulan ini, kemudian peneliti menentukan tanggal menstruasi pada
bulan berikutnya Juni 2017. Adapun cara menghitung panjang
siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi –
hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang
kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir – yaitu 1 hari
sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai
(Prawirahardjo, 2011)
d. Peneliti menjelaskan pada kelompok perlakuan satu minggu
menjelang menstruasi diberikan intervensi senam dismenore.
Dengan rencana kegiatan intervesi sebagai berikut :
1) Mempersiapkan responden sebagai kelompok eksperimen,
dan tempat yang akan digunakan untuk senam .
40
2) Memberika intervensi senam kepada responden secara rutin
sebanyak 5 kali berturut-turut dalam satu minggu menjelang
menstruasi.
3) Senam dilakukan pada waktu pagi hari pukul 06.30 WIB
selama 30 menit.
4) Pelaksanaan senam dilakukan di ruang kelas Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun .
e. Selanjutnya, menunggu responden menstruasi pada bulan
berikutnya untuk diambil data yang ke II.
4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.7.1 Uji validitas
Uji validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip
keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2013).
4.7.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta
atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang
berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama-sama memegang
peranan yang penting dalam waktu yang bersamaan (Nursalam, 2013).
Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas
karena instrumen penilaian skala nyeri menggunakan numeric rating scale yang
diadaptasi dari Smeltzer C. Suzanne & Bare G. Brenda (2002).
41
4.8 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Kecamatan Taman Kabupaten Madiun. Waktu penelitian dilakukan pada bulan
Mei - Juni 2017.
4.9 Prosedur Pengumpulan Data
4.9.1 Tahap Awal
1. Mengurus ijin penelitian dengan membawa surat dari Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun Kepada Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik
Kabupaten Madiun. Mengurus ijin untuk penelitian kepada Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun.
2. Peneliti datang ke Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun untuk melakukan
pendataan identitas pada responden penelitian. Pendataan ini dilakukan
dengan cara memberitahukan kepada koordinator kemahasiswaan kampus
untuk mengumpulkan mahasiswi keperawatan tingkat II.
3. Peneliti memberikan penjelasan tujuan, manfaat, prosedur, serta hak dan
kewajiban kepada calon responden terhadap penelitian yang akan
dilakukan. Jika calon responden sudah paham dan bersedia menjadi
responden dipersilahkan untuk menandatangani inform consent.
4.9.2 Tahap Pengambilan Data Awal
Tahap pengambilan data awal menggunakan lembar pengukuran nyeri
Numeric Rating Scale(NRS) pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
42
4.9.3 Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah semua data awal (pre-test) dari masing-masing subyek diketahui,
selanjutnya kelompok perlakuan akan diberi perlakuan (treatment) berupa senam
dismenore selama seminggu menjelang menstruasi sebanyak 5 kali berturut-turut.
4.9.4 Tahap Pengambilan Data Akhir
Tahap pengambilan data akhir menggunakan lembar pengukuran nyeri
Numeric Rating Scale(NRS) pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
4.9.4 Tahap Penutup
Pada tahap akhir melakukan pengolahan data, analisa dan membuat
laporan hasil penelitian.
4.10 Pengolahan Data
Pada tahap pengambilan data awal menggunakan observasi. Dalam
penelitian ini pengolahan data dilakukan menggunakan software statistik.
Menurut Notoatmodjo (2012), pengolahan data meliputi:
1. Editing
Hasil adat dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing)
terlebih dahulu. Secara umum editing merupakan kegiatan untuk
pengecekan dan perbaikan. Apabila ada data -data yang belum lengkap,
jika memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk
melengkapi data-data tersebut. Tetapi apabila tidak memungkinkan,
maka data yang tidak lengkap tersebut tidak diolah atau dimasukkan
dalam pengolahan “data missing”.
43
2. Coding
Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat
atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding dalam penelitian ini
untuk variabel dependent menggunakan angka 0-10.
3. Entry
Data yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke
dalam program atau “software” computer. Dalam prose ini dituntut
ketelitian dari orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak
maka terjadi bias, meskipun hanya memasukkan data.
5. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atu responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini
disebut pembersihan data (data cleaning).
6. Tabulating
Membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau
yang diinginkan oleh peneliti.
4.11 Teknik Analisa Data
4.11.1 Analisa Univariat
Analisa Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Dalam analisa
44
univariat ini yaitu untuk mengidentifikasi skala nyeri sebelum dilakukan senam
dismenore terhadap penurunan dismenore pada mahasiswi keperawatan tingkat II
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun dan untuk mengidentifikasi skala nyeri
setelah dilakukan senam dismenore terhadap penurunan dismenore pada
mahasiswi keperawatan tingkat II Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
4.11.2 Analisa Bivariat (Uji Hipotesis)
Analisa Bivariat adalah uji terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini menggunakan
analisa bivariat untuk melihat pengaruh senam dismenore terhadap penurunan
skala dismenore terhadap mahasiswi keperawatan tingkat II Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun. Uji statistik menggunakan T-test dependen (dependen T-test)
untuk masing masing kelompok eksperimen dan untuk kelompok kontrol. Uji
statistik T-test independen (Independen T-test) dilakukan untuk uji beda antara
dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perhitungan uji
statistik menggunakan perhitungan dengan sistem komputerisasi (SPSS) dengan
tingkat kemaknaan atau tingkat kesalahan yang dapat ditolerir α = 0,05.
Langkah-langkah analisisnya yaitu :
a. Pertama melakukan uji varian menggunakan Levene’s test yaitu untuk
mengetahui apakah dua variabel atau lebih data mempunyai varian yang
sama atau tidak. Jika uji varian menghasilkan nilai p > 0,05 berarti varian
sama, apabila uji varian menghasilkan nilai p < 0,05 berarti varian
berbeda.
45
b. Setelah itu dilakukan uji normalitas data dengan Shapiro Wilk. Jika hasil
uji kenormalan penelitian ini diperoleh nila P value > 0,05 berarti data
berdistribusi normal, sedangkan jika diperoleh nilai P value < 0,05 berarti
data berdistribusi tidak normal.
c. Kemudian dilakukan memilih uji analisis dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Bila berdistribusi normal dan varian sama maka menggunakan uji t
tidak berpasangan (independent t test) untuk varian yang sama
2) Bila berdistribusi normal dan varian berbeda maka menggunakan
uji t tidak berpasangan (independent t test) untuk varian yang beda
3) Bila distribusi data tidak normal maka pengujian menggunakan
Mann-Whitney.
d. Keputusan hasil uji statistik dengan membandingkan nilai p (p-value) dan
nilai α (0,05), ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut:
1) Jika p-value < 0,05 berarti H0 ditolak, artinya ada perbedaan skala
dismenore antara mahasiswi yang mengikuti senam dengan
mahasiswi yang tidak mengikuti senam.
2) Jika p-value > 0,05 berarti H0 diterima, artinya tidak ada
perbedaan skala dismenore antara mahasiswi yang mengikuti
senam dengan mahasiswi yang tidak mengikuti senam.
4.12 Etika Penelitian
Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan atau kelompok apa pun,
manusia tidak terlepas dari etika atau moral. Demikian juga dalam kegiatan
46
keilmuan yang berupa penelitian, manusia sebagai pelaku penelitian dengan
manusia lain sebagai objek penelitian juga tidak terlepas dari etika atau sopan
santun. Dalam hubungannya anatar kedua belah pihak, masing-masing terikat
dalam hak dan kewajibannya. Pelaku penelitian atau peneliti dalam menjalankan
tugas meneliti atau melakukan penelitian hendaknya memegang teguh sikap
ilmiah (scientific attitude) serta berpegang teguh pada etika penelitian meskipun
mungkin penelitian yang dilakukan tidak akan merugikan atau membahayakan
bagi subjek penelitian (Notoatmodjo, 2012).
1. Prinsip Kerahasiaan (Confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak
untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh
sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas
dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti sebaiknya cukup menggunakan
coding sebagai pengganti identitas responden (Notoatmodjo, 2012).
2. Prinsip Keadilan dan Keterbukaan (Respect for Justice an Inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan
kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian
perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan
menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa
semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama,
tanpa membedakan gender, agama, etnis, dan sebagainya (Notoatmodjo,
2012).
47
3. Prinsip Manfaat (Benefit)
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal
mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada
khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang
merugikan bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat
mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun
kematian subjek penelitian (Notoatmodjo, 2012). Saat penelitian
berlangsung seluruh responden koperatif terhadap peneliti, tidak ada
responden yang menolak saat peneliti ingin memastikan bahwa responden
melakukan dengan benar agar manfaat yang diharapkan bisa tercapai
dengan maksimal.
4. Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan menjadi responden. Tujuannya adalah agar
subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta manfaat penelitian. Jika
subjek bersedia maka harus menandatangani lembar persetujuan (Hidayat,
2007).
48
5. Anonimity (tanpa nama)
Menggunakan subjek penelitian dengan tidak mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan (Hidayat, 2007).
49
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh
senam dismenore terhadap penurunan dismenore pada mahasiswi tingkat II prodi
S1 Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun. Penelitian dilakukan
selama 2 bulan yaitu yang dilakukan pada bulan mei-juni 2017. Pengumpulan data
dilakukan pada 18 orang yang terdiri dari 9 mahasiswi tidak mendapatkan terapi
senam dismenore dan 9 mahasiswi mendapatkan terapi senam dismenore di Stikes
Bhakti Husada Mulia Madiun. Intervensi yang diberikan yaitu senam dismenore
sebanyak 5 kali berturut-turut dalam satu minggu dan dilaksanakan satu minggu
menjelang menstruasi.
Penyajian dalam data ini yaitu data khusus dan data umum. Data khusus
terdiri atas data berdasarkan tingkat nyeri menstruasi sebelum diberikan senam
dismenore pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, tingkat nyeri
sesudah diberikan senam dismenore pada kelompok kontrol dan eksperimen, dan
pengaruh senam dismenore terhadap penurunan dismenore pada mahasiswi
tingkat II Keperawatan di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun. Sedangkan data
umum terdiri dari usia responden. Data–data hasil penelitian tersebut disajikan
dalam bentuk tabel.
5.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di kampus Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun yang terletak di Jalan Taman Praja Nomor 25 Kecamatan Taman
50
Kota Madiun. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun memiliki beberapa
proga studi diantaranya S1 Keperawatan, D3 Kebidanan, S1 Kesehatan
Masyarakat, D3 Farmasi, S1 Rekam Medik. Selain itu STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun memiliki beberapa fasilitas yang dapat
memudahkan mahasiswa untuk memudahkan mahasiswa dalam
memperoleh ilmu lapangan ataupun menndapatkan pengobatan pertama,
diantaranya laboraturium (laboraturium maternitas, laboraturium anak,
laboratorium bedah, laboratorium sentral, laboratorium farmasi,dll), UGD
(Unit Gawat Darurat) yang dipergunakan untuk perawatan darurat.
Pengambilan Sampel data dilakukan dengan mengambil sampel dari dua
kelas prodi S1 Keperawatan tingkat II.
5.2 Karakteristik Responden
Penelitian pengaruh senam dismenore terhadap penurunan nyeri
menstruasi pada mahasiswi tingkat II di Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun. Mulai dilaksanakan penelitian tanggal 10 Mei 2017 sampai 24
Juni 2017, dengan besar sampel kelompok perlakuan 9 responden dan
besar sampel kelompok kontrol 9 responden. Pemilihan responden
dilaksanakan sesuai kriteria inklusi dan secara acak dengan pengundian
kertas yang digulung, kemudian diberikan penjelasan tentang penelitian
meliputi tujuan, manfaat dan resiko yang ada dari penelitian yang akan
dilakukan, apabila mahasiswi tersebut bersedia menjadi responden
penelitian ini maka menandatangani lembar persetujuan (inform consent).
Adapun hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
51
1. Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Responden Mahasiswi tingkat II Keperawatan di Stikes
Bhakti Husada Mulia Madiun Tahun 2017
Usia Frekuensi Prosentase (%)
18 Tahun 3 16,7
19 Tahun 15 83,3
Jumlah 18 100
Sumber : Lembar Pengukuran Skala Nyeri Senam Dismenore, 2017.
Hasil penelitian pada tabel 5.1 dijelaskan bahwa sebagian besar
responden yang berusia 19 tahun berjumlah 15 orang (83,3%) dan
sebagian kecil responden yang berusia 18 tahun berjumlah 3 orang
(16,7%).
2. Karakteristik responden berdasarkan riwayat dismenore dalam keluarga
responden
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Riwayat Dismenore Dalam Keluarga
Responden Mahasiswi tingkat II Keperawatan di Stikes
Bhakti Husada Mulia Madiun Tahun 2017
Riwayat Frekuensi Prosentase (%)
Tidak ada riwayat 15 83,3
Ada riwayat 3 16,7
Jumlah 18 100
Sumber : Lembar Pengukuran Skala Nyeri Senam Dismenore, 2017.
Hasil penelitian pada tabel 5.2 dijelaskan bahwa sebagian besar
responden tidak ada riwayat dismenore dalam keluarga dengan jumlah
15 orang (83,3%) dan sebagian kecil responden ada riwayat dismenore
dalam keluarga berjumlah 3 orang (16,7%).
52
5.3 Hasil Penelitian
1. Tingkat Nyeri Menstruasi Responden Sebelum diberikan Senam
Dismenore
Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Nyeri Menstruasi Pada Kelompok
Perlakuan (N=9) dan Kelompok Kontrol (N=9) Mahasiswi
Tingkat II Prodi S1 Keperawatan di Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun Bulan Mei 2017
Kelompok Mean Median Modus Min-
Max
SD CI -
95%
Perlakuan 5.89 6.00 7 3-7 1.453 4.77 –
7.01
Kontrol 5.33 6.00 3 3-7 1.803 3.95 –
6.72
Sumber : Data Primer diolah, 2017
Berdasarkan hasil analisa dari tabel 5.3 menunjukkan bahwa
rerata nyeri menstruasi yang dialami mahasiswi tingkat II di Stikes
Bhakti Husada Mulia Madiun pada kelompok perlakuan (N=9)
sebelum mendapatkan terapi senam dismenore adalah 5.89 yang
berada pada interval skala nyeri sedang, dengan median 6.00 (nyeri
sedang) dan nyeri yang paling banyak dirasakan berada pada skala 7
(nyeri berat). Pada kelompok perlakuan sebelum diberikan intervensi
senam dismenore nyeri yang dirasakan paling ringan berada pada
skala 3 (nyeri ringan) nyeri yang dirasakan paling berat pada skala 7
(nyeri berat), dengan standar deviasi 1.453 dan pada tingkat
kepercayaan 95% berada dalam rentang 4.77 – 7.01. Demikian juga
pada kelompok kontrol (N=9) sebelum diberikan terapi senam
dismenore rerata nyeri yang dirasakan adalah 5.33 berada pada
interval nyeri sedang, dengan median 6.00 (nyeri sedang) dan nyeri
53
yang paling banyak dirasakan saat menstruasi 3 (nyeri ringan). Pada
kelompok kontrol sebelum adanya perlakuan nyeri yang dirasakan
paling ringan berada pada skala 3 (nyeri ringan), nyeri yang dirasakan
paling berat berada pada skala 7 (nyeri berat) dengan standar deviasi
1.803 dan pada tingkat kepercayaan 95% berada dalam rentang 3.95 -
6.72.
2. Tingkat Nyeri Menstruasi Sesudah Diberikan Senam Dismenore
Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Nyeri Menstruasi Pada Kelompok
Perlakuan (N=9) dan Kelompok Kontrol (N=9) Mahasiswi
Tingkat II Prodi S1 Keperawatan di Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun Bulan Juni 2017
kelompok Mean Median Modus Min-
Max
SD CI-
95%
Perlakuan 2.33 3.00 3 0-4 1.225 1.39 –
3.27
Kontrol 5.00 6.00 7 1-7 2.179 3.32 –
6.68
Sumber : Data Primer diolah, 2017
Berdasarkan hasil analisa dari tabel 5.4 menunjukkan
bahwa rerata nyeri menstruasi yang dialami kelompok perlakuan
(N=9) sesudah mendapatkan terapi senam dismenore adalah 2.33
berada pada interval skala nyeri ringan, dengan median 3.00 (nyeri
ringan) dan nyeri yang paling banyak dirasakan berada pada skala
3.00 (nyeri ringan). Pada kelompok perlakuan sesudah dilakukan
senam dismenore nyeri yang dirasakan paling ringan berada pada
skala 0 (tidak ada nyeri), nyeri yang dirasakan paling berat pada skala
7 (nyeri berat) dengan standar deviasi 1.225 dan pada tingkat
kepercayaan 95% berada dalam rentang 1.39 – 3.27. Demikian juga
54
pada kelompok kontrol (N=9) sesudah diberikan terapi senam
dismenore rata-rata nyeri yang dirasakan adalah 5.00 berada pada
interval skala nyeri sedang, dengan median 6.00 (nyeri sedang) dan
nyeri yang paling banyak dirasakan saat menstruasi pada skala 7
(nyeri berat). Pada kelompok kontrol sesudah adanya perlakuan senam
dismenore nyeri yang dirasakan paling ringan pada skala 1 (nyeri
ringan), nyeri yang dirasakan paling berat pada skala 7 (nyeri berat),
dengan standar deviasi 2.179 dan pada tingkat kepercayaan 95%
berada dalam rentang 3.32 - 6.68.
Rata-rata penurunan tingkat nyeri sebelum dan sesudah
senam dismenore pada mahasiswi tingkat II prodi S1 keperawatan di
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun yang mendapatkan terapi senam
(n=9) dan pada mahasiswi yang tidak mendapatkan terapi senam
(n=9) dismenore pada bulan Mei-Jun 2017 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 5.5 Rata-rata Penurunan Nyeri Menstruasi Sebelum dan
Sesudah Senam Dismenore Pada Kelompok Perlakuan
(N=9) dan Kelompok Kontrol (N=9) Mahasiswi Tingkat II
Prodi Keperawatan di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Bulan Mei-Juni 2017
Kelompok Mean Sebelum
Senam
Mean Sesudah
Senam
Different mean
Perlakuan 5.89 2.33 3.56
Kontrol 5.33 5.00 0.33
Berdasarkan tabel 5.3 dapat disimpulkan bahwa rata-rata
dismenore kelompok yang mendapatkan senam dismenore mengalami
penurunan dari 5.9 (nyeri sedang) ke 2.3 (nyeri ringan) dengan
55
different mean sebesar 3,56, rata-rata tersebut didapatkan sesudah
mahasiswi melakukan senam dismenore, sedangkan pada mahasiswi
yang tidak mendapatkan terapi senam dismenore rata-rata nyeri yaitu
dari 5.3 (nyeri sedang) ke 5.0 (nyeri sedang) dengan different mean
0,33 yang masih berada pada skala nyeri sedang.
3.Pengaruh Tingkat Dismenore Sebelum dan Sesudah Senam Dismenore
Hasil uji t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-
rata antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sebelum
dilakukan uji t-test maka dilakukan uji normalitas untuk mengetahui
data berdistribusi normal atau tidak. Karena sampel dalam penelitian
ini <50 responden maka menggunakan uji Shapiro-wilk. Kriteria uji
yaitu jika nilai hitung signifikansi (α) > 0,05 maka data tersebut
berdistribusi normal, jika nilai hitung signifikansi (α) < 0,05 maka
data tersebut tidak berdistribusi normal. Adapun hasil uji Shapiro-
Wilk dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut :
Tabel 5.6 Hasil Uji Normalitas Data Shapiro-Wilk Pada Kelompok
Perlakuan (n=9) dan Kelompok Kontrol (n=9) Mahasiswi
Tingkat II Prodi S1 Keperawatan di Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun 2017
kelompok Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Perlakuan
Kontrol
.860
.906
9
9
.286
.096
Dari Tabel 5.7 Pada Kelompok Perlakuan (N=9) hasil yang didapat
dari uji normalitas nilai p adalah 0,286, karena p value > 0,05 maka
data berdistribusi normal. Demikian pada kelompok Kontrol (N=9)
hasil yang didapat dari uji normalitas nilai p adalah 0,96, karena p
56
value > 0,05 maka data berdistribusi normal. Jadi data kedua
kelompok tersebut sama-sama berdistribusi normal. Kemudian
selanjutnya dilakukan uji varian menggunakan uji Levene’s test.
Adapun hasil uji levene’s test dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut :
Tabel 5.7 Distribusi Tingkat Dismenore Pada Kelompok Perlakuan
(N=9) dan Kelompok Kontrol (N=9) Mahasiswi Tingkat II
Prodi S1 Keperawatan di Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun Bulan Mei – Juni 2017 Tingkat
Nyeri
Levene’s
Test t-test for Equality of Means
F Sig T Df Sig
(2-
taile
d
Mean
Differe
nce)
Std.E
rror
Difer
ence
CI-95%
PRE_
SENAM
Varian
Sama
Varian
Beda
1.601
.224
-.720
-.720
16
15.309
.482
.482
-.556
-.556
.772
.772
-2.192 -
-1.801
-2.192 -
-1.801
POST_
SENAM
Varian
Sama
Varian
Beda
3.619
.075
3.200
3.200
16
12.594
.006
.007
2.6667
2.6667
.8333
.8333
.90008-
4.4333
.86045-
4.4729
Sumber : Data Primer diolah, 2017
Hasil analisa data bivariat untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh tingkat dismenore pada kelompok perlakuan (N=9) dan
kelompok kontrol (N=9) ditunjukkan pada tabel 5.5 sebelum
melakukan analisa data terlebih dahulu dilakukan uji varian. Pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan
nilai p yang didapat dari uji varian adalah 0,224. Nilai p lebih besar
57
dari 0,05 maka varian data dua kelompok sama, sehingga untuk
melihat hasil uji t memakai uji varian sama dan diketahui nilai p-
value sebesar 0,482 > 0,05 maka H0 diterima artinya sebelum
diberikan perlakuan tidak ada perbedaan tingkat nyeri pada kelompok
yang mendapatkan intervensi senam dan kelompok yang tidak
mendapatkan intervensi senam.
Sedangkan, pada kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol sesudah diberi perlakuan nilai p yang didapat adalah 0,075.
Nilai p lebih besar dari 0,05 maka varian data pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol adalah sama, sehingga untuk melihat
hasil uji t memakai uji varian sama dan diketahui bahwa nilai p-value
sebesar 0,006 < 0,05 bahwa H0 ditolak artinya ada pengaruh yang
signifikan senam dismenore terhadap penurunan dismenore pada
mahasiswi tingkat II di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
5.4 Pembahasan
Pada pembahasan ini dari hasil data umum akan diuraikan
mengenai usia dan riwayat dismenore dalam keluarga mahasiswi tingkat II
prodi S1 keperawatan di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun. Hasil
penelitian pada 18 mahasiswi yang mengalami dismenore terbanyak pada
tabel 5.1 adalah usia 19 dengan jumlah 15 mahasiswi (83,3 %) dan usia
sejumlah 18 mahasiswi (16,7 %). Pada tabel 5.2 sekitar 15 mahasiswi
(83,7 %) mengalami dismenore karena tidak adanya riwayat dismenore
58
dalam keluarga dan 3 mahasiswi (16,7%) diantaranya mengalami
dismenore karena adanya riwayat dismenore dalam keluarga.
Teori (Proverawati & Misaroh, 2009) hal ini bisa disebabkan oleh
faktor lain yang belum diketahui secara pasti (idiopatik), namun beberapa
faktor ditengarai sebagai pemicu terjadinya nyeri menstruasi, diantaranya
faktor psikis (seperti mudah mengalami emosi yang tidak stabil). Faktor
endokrin (Timbulnya nyeri menstruasi diduga karena kontraksi rahim
(uterus) yang berlebihan). Faktor prostaglandin (Nyeri menstruasi timbul
karena peningkatan produksi prostaglandin oleh dinding rahim saat
menstruasi).
Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa dismenore tidak
berdasarkan adanya riwayat dismenore dalam keluarga namun banyak
faktor lain penyebab terjadinya dismenore pada mahasiswi.
5.4.1 Nyeri Menstruasi Sebelum dilakukan Senam Dismenore pada Mahasiswi
tingkat II prodi S1 Keperawatan di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Hasil penelitian terhadap 18 mahasiswi yang mengalami dismenore
sebelum diberikan intervensi senam dismenore pada kelompok perlakuan
(N=9) rerata nyeri sebesar 5,89 (nyeri sedang) dengan nyeri yang paling
banyak dirasakan adalah 7 (nyeri berat), sedangkan pada kelompok kontrol
(N=9) rerata nyeri sebesar 5,33 (nyeri sedang) dengan nyeri yang paling
banyak dirasakan pada skala 3 (nyeri ringan). Peneliti menanyakan
responden menggunakan lembar pengukuran skala nyeri pada responden
sehingga bisa mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan mahasiswi ketika
59
mengalami dismenore dari yang tingkat dismenore berat sampai tingkat
dismenore ringan.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novia pada
tahun 2012 menunjukkan 84.4 % remaja usia 16-18 tahun di SMA St.
Thomas 1 Medan mengalami dismenore. Dengan intensitas nyeri ringan
46,7%, nyeri sedang 30,0%, dan nyeri berat 23,3%.
Dismenore atau nyeri menstruasi adalah normal, namun dapat
berlebihan apabila dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis seperti stres serta
pengaruh dari hormon prostaglandin dan progesteron. Menurut Anurogo
(2011), hal tersebut disebabkan karena selama menstruasi sel-sel
endometrium yang terkelupas melepaskan zat prostaglandin . Prostaglandin
merangsang otot uterus (rahim) dan mempengaruhi pembuluh darah yang
menyebabkan iskemia uterus (penurunan suplai darah ke rahim) melalui
kontraksi myometrium (otot dinding rahim) vasoconstriction (penyempitan
pembuluh darah). Dismenore dimulai 1-2 hari sebelum menstruasi atau pada
saat menstruasi, nyeri yang paling berat dirasakan selama 24 jam pertama
menstruasi dan mereda pada hari kedua (Morgan dan Hamilton, 2009). Sifat
rasa nyeri adalah kejang, biasanya terbatas pada perut bawah tetapi dapat
menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat
dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare dan iritabilitas
(Winkjosastro, 2008).
Teori Manuaba (2010) dismenore ada beberapa pembagian klinis
yaitu ringan, berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja sehari -
60
hari. Sedang, diperlukan obat penghilang rasa nyeri, tanpa perlu
meninggalkan Pekerjaanya. Berat, perlu istirahat beberapa hari dan dapat
disertai, sakit kepala, sakit pinggang, diare, dan rasa tertekan. Mahon(1994)
dalam Perry & Potter (2006), Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat
individual. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik atau
mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada
fungsi ego seorang individu.
Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa rerata nyeri
sebelum dilakukan senam pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
masih berada pada interval nyeri sedang. Hal ini dapat disebabkan karena
faktor stress dan tidak adanya upaya serta kebiasaan untuk melakukan
treatment seperti senam secara teratur.
5.4.2 Nyeri Menstruasi Sesudah Dilakukan Senam Dismenore pada Mahasiswi
tingkat II prodi S1 Keperawatan di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Hasil penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
terhadap 18 mahasiswi, setelah dilakukan senam dismenore pada tabel 5.4
terlihat bahwa rerata sesudah dilakukan senam dismenore pada kelompok
perlakuan (N=9) mengalami penurunan pada interval skala 2,33 (nyeri
ringan) dengan mean different sebesar 3,56 sedangkan pada kelompok
kontrol (N=9) rerata nyeri mengalami penurunan tetapi tetap pada interval
skala 5,0 (nyeri sedang) dengan mean different 0,33. Skala nyeri sebelum
dilakukan senam dismenore berbeda dengan skala nyeri sesudah dilakukan
senam dismenore.
61
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismarozi
(2015) “Efektifitas Senam Dismenore Terhadap Penanganan Nyeri Haid
Primer Pada Remaja di SMPN 14 Pekanbaru” bahwa setelah dilakukan
senam dismenore pada kelompok eksperimen didapatkan rerata sebesar
3,07 (nyeri ringan) dan pada kelompok kontrol didapatkan rerata sebesar
4,33 (nyeri sedang)
Berbagai macam cara dilakukan untuk mengurangi nyeri
dismenore. Ada yang menggunakan teknik farmakologi dan
nonfarmakologi. Banyak teknik nonfarmakologis yang dapat dilakukan
untuk menghilangkan nyeri. Menurut kelly (2005) ada salah satu cara
untuk mengurangi nyeri haid yaitu dengan melakukan senam aerobik
sebagai pereda stres sehingga nyeri menjadi berkurang. Menurut Morgan
& Hamilton (2009) penanganan nyeri dismenore secara nonfarmakologis
berupa latihan fisik (olahraga) seperti berjalan, berenang, dan senam.
Senam dismenore adalah aktivitas fisik yang dapat digunakan
untuk mengurangi nyeri, yang fokusnya membantu peregangan seputar
otot perut,panggul dan pinggang, selain itu senam tersebut dapat
memberikan sensasi rileks jika dilakukan secara teratur. Karena dalam
kondisi rileks, tubuh juga menghentikan produksi hormon adrenalin dan
semua hormon yang diperlukan saat kita stress. Sehingga simpanan b-
endorphin dalam tubuh meningkat dan dapat mengurangi nyeri yang
dirasakan setiap individu. Ketika seseorang senam, maka b-endorphin
akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di dalam hipothalamus dan sistem
62
limbik yang berfungsi untuk mengatur emosi (Badriyah &Diati, 2008).
Peningkatan b-endorphin terbukti berhubungan erat dengan penurunan
rasa nyeri, peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu makan,
kemampuan seksual, tekanan darah dan pernafasan (Harry,2007).
Dari hasil penelitian di atas di lihat bahwa rerata yang didapat dari
kelompok yang mendapatkan perlakuan senam setelah melakukan senam
secara 5 kali berturut-turut dalam seminggu menjelang menstruasi
cenderung mengalami penurunan dari nyeri sedang ke nyeri ringan.
Sedangkan pada kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan senam
cenderung tetap yaitu nyeri sedang. Penurunan skala nyeri pada responden
ini dikarenakan mendapat intervensi dilakukannya senam dismenore yang
merangsang otak dan susunan syaraf tulang belakang untuk menghasilkan
endorphin yang berfungsi sebagai obat penenang alami sehingga
menimbulkan rasa nyaman. Untuk itu, relaksasi senam dismenore dapat
digunakan sebagai tindakan pertama non medis saat mengalami nyeri
menstruasi (dismenore).
5.4.3 Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi pada
Mahasiswi tingkat II prodi S1 Keperawatan di Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun
Hasil penelitian mengenai pengaruh senam dismenore terhadap
penurunan dismenore menggunakan uji statistik dengan independent t-test
menunjukkan p-value sebesar 0,482 sebelum diberikan senam dismenore
pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dan p-value sebesar
63
0,006 setelah diberikan intervensi senam dismenore pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol. Hasil uji statistik dapat diartikan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan senam dismenore terhadap penurunan
dismenore pada mahasiswi tingkat II di Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun.
Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Puji (2009) “Efektivitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi
Dismenore Pada Remaja Putri Di Smu N 5 Semarang” dengan jenis
penelitian quasi eksperimen dalam satu kelompok (one group pre test –
post test design). Tehnik sampling dilakukan secara purposive sampling
dengan jumlah sampel 15 orang. Hasil uji Paired Sample t-Test
didapatkan p value yaitu 0,000 yang nilainya lebih kecil dari taraf
kesalahan (α) 0,05. Di dalam penelitiannya terbukti efektivitas senam
dismenore dalam mengurangi dismenore.
Senam merupakan obat alami yang tidak menimbulkan efek
samping pada tubuh karena senam merupakan teknik untuk
mempertahankan kesehatan dan kebugaran tubuh. Tubuh bereaksi saat
mengalami stres. Faktor stres ini dapat menurunkan ketahanan terhadap
rasa nyeri. Tanda pertama yang menunjukkan keadaan stres adalah adanya
reaksi yang muncul yaitu menegangnya otot tubuh individu dipenuhi oleh
hormon stres yang menyebabkan tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh,
dan pernafasan meningkat. Disisi lain saat stres, tubuh akan memproduksi
hormon adrenalin, estrogen, progesteron serta prostaglandin yang
64
berlebihan. Estrogen dapat menyebabkan peningkatan kontraksi uterus
secara berlebihan, sedangkan progesteron bersifat menghambat kontraksi.
Peningkatan kontraksi secara berlebihan ini menyebabkan rasa nyeri.
Selain itu hormon adrenalin juga meningkat sehingga menyebabkan otot
tubuh tegang termasuk otot rahim dan dapat menjadikan nyeri ketika haid
(Handrawan, 2008).
Melakukan senam secara teratur dengan memperhatikan
kontinuitasnya, frekuensi senam yang sebaiknya dilakukan sebanyak 5 kali,
seminggu sebelum mentruasi berikutnya dan dengan durasi waktu yang
tepat untuk melakukan senam yaitu sekitar 30 menit, faktor-faktor tersebut
akan menghasilkan manfaat yang banyak bagi tubuh (Wirakusumah, 2007).
Salah satu manfaat senam dismenore yaitu dapat mengurangi bahkan bisa
menghilangkan nyeri yang dirasakan menjelang menstruasi.
Saat senam tubuh akan menghasilkan hormon endorfin yang
dihasilkan diotak dan sum – sum tulang belakang. Senam yang dilakukan
secara rutin dapat meningkatkan jumlah dan ukuran pembuluh darah, yang
menyalurkan darah ke seluruh tubuh termasuk organ reproduksi sehingga
aliran darah menjadi lancar dan hal tersebut dapat menurunkan gejala
dismenore. Meningkatkan volume darah yang mengalir ke seluruh tubuh
termasuk organ reproduksi, hal tersebut dapat memperlancar pasokan
oksigen ke pembuluh darah yang mengalami vasokontriksi, sehigga nyeri
haid dapat berkurang. Hormon endorfin berfungsi sebagai obat penenang
alami sehingga menimbulkan rasa nyaman (Anurogo, 2011). Hormon
65
Endorphin yang semakin tinggi akan menurunkan atau meringankan nyeri
yang dirasakan seseorang sehingga seseorang menjadi lebih nyaman,
gembira, dan melancarkan pengiriman oksigen ke otot (Sugani dan
Priandarini, 2010).
Dari hasil penelitian di atas bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan sesudah diberikan intervensi senam dismenore pada mahasiswi
tingkat II di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun dengan nilai p-value
yaitu 0,006. Berkurangnya tingkat nyeri pada responden yang mengalami
dismenore saat menstruasi karena perlakuan atau pemberian senam
dismenore. Peneliti melihat perubahan tingkat nyeri tersebut tidak hanya
karena senamnya saja, tetapi dapat dilihat berdasarkan faktor-faktor
lainnya seperti frekuensi, kontinuitas dan durasi senamnya dengan setiap
komponen gerakan di dalam gerakan pemanasan, inti dan pendinginan
masing-masing mempunyai durasi sekitar 2,5 menit. Semakin banyak
melakukan senam maka akan semakin tinggi pula kadar b-endorphin.
Ketika seseorang melakukan senam, maka b-endorphin akan keluar dan
ditangkap oleh reseptor di dalam hipothalamus dan sistem limbik yang
berfungsi untuk mengatur emosi. Peningkatan b-endorphin berhubungan
erat dengan penurunan rasa nyeri, tubuh dapat menciptakan perasaan
nyaman dan enak, sehingga rasa nyeri yang dirasakan akan berkurang.
Senam dismenore merupakan salah satu intervensi yang dapat
dikembangkan dalam dunia keperawatan khususnya keperawatan
komunitas dan keperawatan maternitas. senam dismenore diharapkan
66
dapat membantu mahasiswi dalam mengatasi dismenore yang dirasakan
setiap bulannya saat menstruasi.
5.5 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai keterbatasan penelitian
yaitu waktu penelitian yang sangat sempit sehingga rentang hasil
penelitian yang di dapat sangat kecil yaitu 3,56 karena pengukuran hanya
sekali dalam sebulan setelah diberikan perlakuan (5kali berturut-turut
selama seminggu menjelang menstruasi) dan peneliti tidak dapat
mengontrol hari haid dari responden sehingga dismenore yang dirasakan
oleh responden satu sama lain tidak sama. Maka diharapkan adanya
penelitian selanjutnya dengan waktu yang lebih panjang dengan
mengontrol faktor-faktor perancu menggunakan desaign kohort.
67
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan meguraikan kesimpulan hasil dan saran pada penelitian.
Kesimpulan menjelaskan secara singkat hasil penelitian. Selain itu, pada bab ini
juga akan diuraikan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian.
6.1 Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan hasil pembahasan yang diuraikan sebelumnya
penelitian yang dilakukan pada mahasiswi tingkat II prodi S1 Keperawatan
di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Rerata tingkat nyeri menstruasi sebelum dilakukan senam dismenore
pada kelompok perlakuan sebesar 5,89 (nyeri sedang) dan pada
kelompok kontrol 5,33 (nyeri sedang).
2. Rerata tingkat nyeri menstruasi sesudah dilakukan senam dismenore
pada kelompok perlakuan mengalami penurunan yaitu berada pada
skala 2,33 (nyeri ringan) dan pada kelompok kontrol tidak mengalami
penurunan yaitu berada pada skala 5,00 (nyeri sedang).
3. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,006, α = 0,05 (p < α ), yang
menunjukkan ada pengaruh yang signifikan senam dismenore terhadap
penurunan dismenore pada mahasiswi Tingkat II di Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun.
68
6.2 Saran Penelitian
1. Bagi Responden
Mahasiswi tingkat II Prodi S1 Keperawatan di Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun dapat berperan aktif dalam membantu mengurangi
masalah nyeri menstruasi utamanya pada mahasiswi dengan senam
dismenore. Sebagai mahasiswi keperawatan diharapkan dapat
menerapkan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan untuk
mengadakan senam dismenore secara rutin untuk mengurangi dan
mengatasi nyeri menstruasi.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
penanganan secara non medis untuk mengurangi dan mengatasi nyeri
menstruasi. Namun, pendalaman penelitian bagi peneliti lanjutan perlu
dilakukan untuk lebih menyempurnakan pembahasan dan intervensi
terkait dalam hal waktu yang lebih lama dengan sampel yang lebih
banyak.
3. Bagi Tempat Penelitian
Informasi mengenai manfaat perlakuan senam dismenore sebagai
penanganan nyeri menstruasi perlu dioptimalkan guna memberikan
pengetahuan yang luas bagi mahasiswi, sehingga mahasiswi kesehatan
dapat mensosialisasikan kepada masyarakat luas berkaitan dengan
nyeri mentruasi dan penangannya.
69
DAFTAR PUSTAKA
Anurogo & Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Ed. I.
Yogyakarta : ANDI.
Anwar. M, Baziad. A & Prabowo. P. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Badriah & Diati. 2008. Be Smart Girl : Petunjuk Islami Kesehatan Reproduksi
Bagi Remaja. Jakarta : Gema Insani
Bobak, I.M., L, D.L & Jensen M.D. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC.
Bobby & Hotma. 2004. Dismenore. Available online at
(http://medicastore.com/penyakit/101/Dismenore.html). Diakses pada
11 Januari 2016.
Choiriyah, A. 2014. Karya Tulis Ilmiah Pengaruh Kompres Hangat Terhadap
Penurunan Nyeri Saat Menstruasi Pada Mahasiswi Tingkat III Prodi
DIII Kebidanan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
El-Manan. 2011. Kamus Pintar Kesehatan Wanita. Cetakan Pertama. Jogjakarta :
BUKUBIRU.
Gunawan, G.S. 2010. Farmakologi dan Terapi Ed.5. Jakarta : Departemen
Farmakologi dan Terapeutik FKUI.
Hidayat. A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Ismarozi, D. 2015. Efektivitas Senam Dismenore Terhadap Penanganan Nyeri
Haid Primer Pada Remaja. Vol.2 No.1.
(http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/5188). Diakses
pada 11 Jan 2017.
Kelly, T. (2005) . 50 Rahasia meringankan sindrom pramenstruasi. Jakarta :
Erlangga.
Kuantaraf, J. 2009. Olahraga Sumber Kesehatan Bandung : IPH (Indonesia
Sublishing House).
70
Lestari, N.M.S.D. 2013. Jurnal Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun
(2013).Pengaruh Dismenorea Pada Remaja.
(http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/2725
/2305). Diakses pada 10 Jan 2017.
Manuaba, I.B.G. 2009. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta : EGC.
Manuaba, I.B.G. 2010. Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan Keluarga
Berencana. Jakarta : EGC.
Morgan & Hamilton. 2009. Obstetri dan Ginekologi Panduan Praktik. Jakarta :
EGC.
Nurchasanah. 2009. Ensiklopedi Kesehatan Wanita. Cet.1. Yogyakarta : Familia.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis.
Ed. 3. Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed.Rev. Jakarta :
Rineka Cipta.
Novia, D. (2009) . Perbedaan tingkat dismenore pada remaja putri antara yang
rutin melakukan olahraga dengan yang jarang melakukan olahraga di
SMA negeri 1 ambarawa. Dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimusgdlvirafatmas-
51663 bab2.pdf. Diakses pada tanggal 20 juli 2017.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses, dan
praktik. Ed. 4, Vol. 1. Jakarta: EGC.
Prawirahardjo, S. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBPSP.
Price, W. 2006. Patofisologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed.6 Vol.2.
Jakarta : EGC.
Proverawati, A. & Misaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh
Makna. Cet. 1. Yogyakarta : Nuha Medika.
Puji, I.A. 2009. Efektifitas Senam Dismenore dalam Mengurangi Dismenore pada
Remaja Putri di SMUN Semarang.
(http://eprints.undip.ac.id/9253/1/ARTIKELSKRIPSI234.pdf). Diakses
pada tanggal 10 Jan 2017.
71
Reeder, M. 2011. Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi & keluarga.
Jakarta : EGC.
Setiadi. 2007. Konsep dan penulisan riset keperawatan. Cet.1. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Smeltzer, C.S & Bare, G.B. 2002a. Buku Ajar Keperawatan Medikal-bedah : Ed.
8. Vol. 3. Jakarta:EGC.
Smeltzer, C.S & Bare, G.B. 2002b. Buku Ajar Keperawatan Medikal-bedah : Ed.
8, Vol. 1. Jakarta: EGC.
Sophia, F. M, & Jemadi. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Dismenore Pada Siswi SMK Negeri 10 Medan. Skripsi.
(http://repository.usu.ac.id). Diakses Pada 13 Jan 2017.
Sugani & Priandarini. 2011. Cara Cerdas untuk Sehat : Rahasia Hidup Sehat
Tanpa Dokter. Jakarta : Transmedia.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suyanto. 2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Prenada Media Group.
Syafrudin. 2011. Himpunan Penyuluhan Kesehatan Pada Remaja, Keluarga,
Lansia dan Masyarakat . Jakarta : TIM
Wirakusumah, E. S. 2007. Tip dan Solusi Agar Tetap Sehat, Cantik dan Bahagia
Menopouse. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
72
Lampiran 1
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)
Kepada Yth.
Calon responden penelitian
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan dibawah ini adalah :
Nama : Lina Susanti
Nim : 201302033
Status : Mahasiswi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Prodi S1
Keperawatan
Judul : Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Dismenore
Pada Mahasiswi Tingkat II Keperawatan di Stikes bhakti
Husada Mulia Madiun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Senam Dismenore
Terhadap Penurunan Dismenore Pada Mahasiswi Tingkat II Keperawatan di
Stikes bhakti Husada Mulia Madiun. Prosedur penelitian ini tidak akan
menimbulkan resiko atau kerugian pada siswi. Bersama ini saya mohon kesediaan
saudara untuk menjadi responden dalam penelitian yang saya lakukan. Prosedur
penelitian ini cukup mengisi lembar observasi yang berhubungan dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan. Adapun identitas dan hasil isian observasi
anda akan kami jaga kerahasiaannya.
Madiun, 2017
Peneliti
73
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama :
Umur :
Saya telah menyetujui untuk menjadi responden pada penelitian yang dilakukan
oleh mahasiswi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
Nama : Lina Susanti
NIM : 201302033
Judul :Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri
Dismenore Pada Mahasiswi Tingkat II Keperawatan di Stikes
bhakti Husada Mulia Madiun.
Setelah mendapat penjelasan mengenai maksud dan tujuan menjadi
responden,dengan ini menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa saya akan
sukarela menjadi responden dalam penelitian, ini saya buat dengan sebenarnya
dan penuh kesadaran tanpa paksaan. Tetapi apabila saya tidak berkenan, peneliti
akan menghentikan pengumpulan data ini dan saya berhak mengundurkan diri.
Madiun, 2017
Responden
76
Lampiran 5
SURVEY PENDAHULUAN
JUDUL : Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Dismenore Pada
Mahasiswi Keperawatan Tingkat II Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun.
Petunjuk : berilah tanda cek (√) pada kotak yang telah disediakan sesuai jawaban
anda!
1. Nomor responden :
2. Umur responden sekarang :
3. Alamat Lengkap :
4. No. Telpon :
5. Tanggal Pengumpulan Data :
6. Tanggal Mulai Menstruasi :
7. Rasa tidak nyaman seperti mengalami nyeri saat menstruasi
Ya Tidak
8. Riwayat nyeri saat menstruasi (Dismenore) dalam keluarga
Ya Tidak
9. Tindakan anda saat mengalami nyeri menstruasi (Dismenore)
Dibiarkan Minum Obat lainnya, sebutkan.....
10. Nyeri saat menstruasi (Dismenore) mengganggu aktivitas sehari-hari
Ya Tidak
11. Pernahkah tidak masuk kuliah akibat nyeri menstruasi ( Dismenore)
Ya Tidak
77
Lembar Pengukuran Nyeri Dismenore
0 1-3 4-6 7-8 9 10
Keterangan dari skala nyeri diatas adalah sebagai berikut :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan (klien dapat berkomunikasi dengan baik)
4-6 : nyeri sedang (klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : nyeri berat (klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih
respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang
dan distraksi.
10 : nyeri hebat (klien tidak mampu berkomunikasi dan memukul)
78
Lampiran 6
INSTRUMEN PENELITIAN
JUDUL : Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Dismenore Pada
Mahasiswi Keperawatan Tingkat II Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun.
DATA DEMOGRAFI
Petunjuk : berilah tanda cek (√) pada kotak yang telah disediakan sesuai jawaban
anda!
1. Nomor responden :
2. Umur responden sekarang :
3. Alamat Lengkap :
4. No. Telpon :
5. Tanggal Pengumpulan Data :
6. Tanggal Mulai Menstruasi :
7. Tanggal Menstruasi Bulan Sebelumnya :
8. Pengukuran Nyeri Dismenore :
I II
9. Riwayat nyeri saat menstruasi (Dismenore) dalam keluarga
Ada Tidak
79
A. Lembar Pengukuran Skala Nyeri
0 1-3 4-6 7-8 9 10
Keterangan dari skala nyeri diatas adalah sebagai berikut :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan (klien dapat berkomunikasi dengan baik)
4-6 : nyeri sedang (klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : nyeri berat (klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih
respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang
dan distraksi.
10 : nyeri hebat (klien tidak mampu berkomunikasi dan memukul)
80
B. Lembar Treatment Senam
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
A. Nama
Kegiatan
Senam Dismenore
B. Pengertian Senam dismenore adalah aktivitas senam yang dilakukan
untuk mengurangi nyeri menstruasi (dismenore)
C. Tujuan Untuk menurunkan/mengurangi nyeri pada saat menstruasi
(dismenore)
D. Waktu Dilakukan setiap satu minggu selama 5 kali menjelang
menstruasi dengan durasi waktu 30 menit/senam
E. Prinsip Senam 1. senam dilakukan secara 5 kali berturut-turut.
2. senam dilakukan secara teratur dan serius
F. Langkah-
langkah
a. Gerakan Pemanasan
1) Tarik nafas dalam melalui hidung, tahan sampai
beberapa detik dan hembuskan nafas lewat mulut
(sebanyak 4kali).
2) kedua tangan di perut samping, tunduk dan tegakkan
kepala (2 x 8 hitungan)
3) Kedua tangan di perut samping, patahkan leher ke kiri
– ke kanan (2 x 8 hitungan).
4) Kedua tangan di perut samping, tengokkan kepala ke
kanan –kiri (2 x 8 hitungan).
5) Putar bahu bersamaan keduanya (2 x 8 hitungan).
b. Gerakan Inti
1) Gerak Badan I
c) Berdiri dengan tangan direntangkan ke samping
dan kaki diregangkan kira-kira 30 sampai 35 cm.
d) Bungkukkan ke pinggang berputar ke arah kiri,
mencoba meraba kaki kiri dengan tangan kanan
tanpa membengkokkan lutut.
c) Lakukan hal yang sama dengan tangan kiri
menjamah kaki kanan.
81
d) Ulangilah masing-masing posisi sebanyak 4 kali
(2x8 hitungan).
2) Gerak Badan II
a) Berdirilah dengan tangan di samping dan kaki
sejajar.
b) Luruskan tangan dan angkat sampai melewati
kepala. Pada waktu yang sama tendangkan kaki
kiri anda dengan kuat ke belakang.
c) Lakukan bergantian dengan kaki kanan.
d) Ulangi 4 kali pada masing-masing kaki (2x8
hitungan).
c. Gerakan Pendinginan
1) Lengan dan tangan : genggam tangan kerutkan
lengan dengan kuat tahan, lepaskan (sebanyak
4kali).
2) Tungkai dan kaki : luruskan kaki (dorsi fleksi)
secara bergantian, tahan (2x8 hitungan),
lepaskan.
3) Seluruh tubuh : kontraksikan/kencangkan semua
otot sambil ambil nafas pelan teratur lalu relaks
(bayangkan hal menyenangkan), kemudian
lepaskan ( sebanyak 4x)
82
Lampiran 7
TABULASI DATA PENGUKURAN I & II TINGKAT NYERI MENSTRUASI
PADA MAHASISWI TINGKAT II DI STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN BULAN MEI-JUNI 2017
No.
Res
Tgl.pengumpulan
Data I
Tgl.Mulai
Menstruasi I
pra
test
Tgl.jadwal senam
dismenore
tgl.pengumpulan
data II
tgl.Mulai
Menstruasi II
post
test
1 10/05/2017 09/05/2017 3 - - - - - 03/06/2017 03/06/2017 3
2 12/05/2017 11/05/2017 7 - -
- - 06/06/2017 06/06/2017 7
3 13/05/2017 13/05/2017 7 - - - - - 12/06/2017 12/06/2017 7
4 15/05/2017 15/05/2017 3 - - - - - 10/06/2017 10/06/2017 1
5 18/05/2017 18/05/2017 6 - - - - - 15/06/2017 15/06/2017 6
6 20/05/2017 20/05/2017 3 - - - - - 14/06/2017 14/06/2017 3
7 24/05/2017 24/05/2017 7 - - - - - 19/06/2017 19/06/2017 7
8 29/05/2017 28/05/2017 6 - - - - - 23/06/2017 23/06/2017 6
9 30/05/2017 30/05/2017 6 - - - - - 23/06/2017 23/06/2017 5
10 10/05/2015 10/05/2017 7 29 30 31 1 2 05/06/2017 05/06/2017 3
11 12/05/2017 12/05/2017 6 5 6 7 8 9 10/06/2017 10/06/2017 2
12 16/05/2017 16/05/2017 6 5 6 7 8 9 12/06/2017 12/06/2017 3
13 16/05/2017 16/05/2017 4 30 31 1 2 3 06/06/2017 06/06/2017 0
14 17/05/2017 17/05/2017 7 5 6 7 8 9 09/06/2017 09/06/2017 4
15 19/05/2017 19/05/2017 3 13 14 15 16 17 19/06/2017 18/06/2017 3
16 22/05/2017 21/05/2017 7 6 7 8 9 10 14/06/2017 14/06/2017 2
17 22/05/2017 22/05/2017 7 6 7 8 9 10 12/06/2017 12/06/2017 3
18 24/05/2017 24/05/2017 6 13 14 15 16 17 20/06/2017 20/06/2017 1
84
B. DATA KHUSUS
No
Responden Kelompok
Pengukuran
Dismenore I
Pengukuran
Dismenore II
1 0 3 ( nyeri ringan) 3 (nyeri ringan)
2 0 7 (nyeri berat) 7 (nyeri berat)
3 0 7 (nyeri berat) 7 (nyeri berat)
4 0 3 (nyeri ringan) 3 (nyeri ringan)
5 0 6 (nyeri sedang) 6 (nyeri sedang)
6 0 3 (nyeri ringan) 3 (nyeri ringan)
7 0 7 (nyeri berat) 7 (nyeri berat)
8 0 6 (nyeri sedang) 6 (nyeri sedang)
9 0 6 (nyeri sedang) 5 (nyeri sedang)
10 1 7 (nyeri berat) 3 (nyeri ringan)
11 1 6 (nyeri berat) 2 (nyeri ringan)
12 1 6 (nyeri berat) 3 (nyeri ringan)
13 1 4 (nyeri sedang) 0 (tidak nyeri)
14 1 7 (nyeri sedang) 4 (nyeri sedang)
15 1 3 (nyeri ringan) 3 (nyeri ringan)
16 1 7 (nyeri berat) 2 (nyeri ringan)
17 1 7 (nyeri berat) 3 (nyeri ringan)
18 1 6 (nyeri sedang) 1 (nyeri ringan)
Keterangan :
Kelompok kontrol (0)
kelompok perlakuan (1)
85
Lampiran 9
Usia mahasiswi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 18 3 16.7 16.7 16.7
19 15 83.3 83.3 100.0
Total 18 100.0 100.0
riwayat dismenore dalam keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak 15 83.3 83.3 83.3
ada riwayat 3 16.7 16.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
86
Descriptives
Statistic Std. Error
Nyeri prasenam klp intervensi
Mean 5.89 .484
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 4.77
Upper Bound 7.01
5% Trimmed Mean 5.99
Median 6.00
Variance 2.111
Std. Deviation 1.453
Minimum 3
Maximum 7
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness -1.329 .717
Kurtosis .746 1.400
Nyeri pra senam klp kontrol Mean 5.33 .601
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 3.95
Upper Bound 6.72
5% Trimmed Mean 5.37
Median 6.00
Variance 3.250
Std. Deviation 1.803
Minimum 3
Maximum 7
Range 4
Interquartile Range 4
Skewness -.640 .717
Kurtosis -1.714 1.400
Nyeri post senam klp intervensi
Mean 2.33 .408
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 1.39
Upper Bound 3.27
5% Trimmed Mean 2.37
Median 3.00
Variance 1.500
Std. Deviation 1.225
Minimum 0
87
Maximum 4
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness -.816 .717
Kurtosis .349 1.400
post_ktrl Mean 5.00 .726
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 3.32
Upper Bound 6.68
5% Trimmed Mean 5.11
Median 6.00
Variance 4.750
Std. Deviation 2.179
Minimum 1
Maximum 7
Range 6
Interquartile Range 4
Skewness -.838 .717
Kurtosis -.559 1.400
88
Statistics
Nyeri prasenam
klp intervensi
Nyeri pra senam
klp kontrol
Nyeri post
senam klp
intervensi post_ktrl
N Valid 9 9 9 9
Missing 0 0 0 0
Mean 5.89 5.33 2.33 5.00
Median 6.00 6.00 3.00 6.00
Mode 7 3a 3 7
Std. Deviation 1.453 1.803 1.225 2.179
Variance 2.111 3.250 1.500 4.750
Skewness -1.329 -.640 -.816 -.838
Std. Error of Skewness .717 .717 .717 .717
Kurtosis .746 -1.714 .349 -.559
Std. Error of Kurtosis 1.400 1.400 1.400 1.400
Minimum 3 3 0 1
Maximum 7 7 4 7
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
89
Lampiran 10
Case Processing Summary
terapi
dismenore
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
skala dismenore pre
intervensi
tidak senam 9 100.0% 0 .0% 9 100.0%
senam 9 100.0% 0 .0% 9 100.0%
skala dismenore post
intervensi
tidak senam 9 100.0% 0 .0% 9 100.0%
senam 9 100.0% 0 .0% 9 100.0%
Tests of Normality
terapi
dismenore
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
skala dismenore pre
intervensi
tidak senam .311 9 .012 .760 9 .007
senam .308 9 .014 .776 9 .011
skala dismenore post
intervensi
tidak senam .232 9 .176 .860 9 .096
senam .262 9 .074 .906 9 .286
a. Lilliefors Significance Correction
90
Lampiran 11
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
skala dismenore pre intervensi
Equal variances assumed
1.601 .224 -.720 16 .482 -.556 .772 -2.192 1.081
Equal variances not assumed
-.720 15.309 .482 -.556 .772 -2.198 1.087
skala dismenore post intervensi
Equal variances assumed
3.619 .075 3.200 16 .006 2.667 .833 .900 4.433
Equal variances not assumed
3.200 12.594 .007 2.667 .833 .860 4.473
96
Lampiran 14
JADWAL PENGAJUAN SKRIPSI
No. Kegiatan Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan
referensi
2 Pembuatan dan
konsul judul
3 Penyusunan
proposal
4 Bimbingan
proposal
5 Ujian proposal
6 Revisi proposal
7 Pengambilan data
8 Konsultasi skripsi
9 Analisa data
10 Penarikan
kesimpulan
11 Ujian skripsi
12 Revisi skripsi