19
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia kata - yang diterjemahkan secara kasar sebagai "membelah pikiran" dan berasal dari akar Yunani schizein (σχίζειν, "untuk split") dan phrēn, phren-(φρήν, φρεν-, "pikiran") - diciptakan oleh Eugen Bleuler pada tahun 1908 dan dimaksudkan untuk menggambarkan pemisahan fungsi antara kepribadian, berpikir, memori, dan persepsi. Bleuler menggambarkan gejala utama sebagai 4 A: rata Mempengaruhi, Autisme, gangguan Asosiasi ide dan Ambivalensi. Bleuler menyadari bahwa penyakit itu bukan demensia karena beberapa pasien membaik daripada memburuk dan karenanya mengusulkan istilah skizofrenia sebagai gantinya.Skizophrenia adalah merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang bergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan social budaya. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul, kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. Insidensi terjadinya skizophrenia adalah 20 dari 100,000 kasus per tahun dengan 2 milion kasus baru dijumpai setiap 1

Skizofrenia Tak Terinci

  • Upload
    mucr

  • View
    1.088

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skizofrenia Tak Terinci

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Skizofrenia kata - yang diterjemahkan secara kasar sebagai "membelah pikiran" dan

berasal dari akar Yunani schizein (σχίζειν, "untuk split") dan phrēn, phren-(φρήν, φρεν-,

"pikiran") - diciptakan oleh Eugen Bleuler pada tahun 1908 dan dimaksudkan untuk

menggambarkan pemisahan fungsi antara kepribadian, berpikir, memori, dan persepsi.

Bleuler menggambarkan gejala utama sebagai 4 A: rata Mempengaruhi, Autisme, gangguan

Asosiasi ide dan Ambivalensi. Bleuler menyadari bahwa penyakit itu bukan demensia karena

beberapa pasien membaik daripada memburuk dan karenanya mengusulkan istilah

skizofrenia sebagai gantinya.Skizophrenia adalah merupakan suatu deskripsi sindrom dengan

variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang bergantung

pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan social budaya. Pada umumnya ditandai oleh

penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek

yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul, kesadaran yang jernih dan kemampuan

intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat

berkembang kemudian.

Insidensi terjadinya skizophrenia adalah 20 dari 100,000 kasus per tahun dengan 2

milion kasus baru dijumpai setiap tahun di seluruh dunia. Kasus skizophrenia paling sering

dijumpai antara 15 – 35 tahun dan ratio antar perempuan dan laki – laki 1:1, dimana laki –

laki mempunyai onset lebih awal. Studi menunjukkan bahwa genetika, lingkungan awal,

neurobiologi, proses psikologis dan sosial merupakan faktor penyumbang penting; beberapa

obat rekreasi dan resep tampak menyebabkan atau memperburuk gejala. Penelitian psikiatri

saat ini difokuskan pada peran neurobiologi, tapi tidak ada penyebab organik tunggal telah

ditemukan. Sebagai hasil dari kombinasi banyak kemungkinan gejala, ada perdebatan tentang

apakah diagnosis merupakan suatu kelainan tunggal atau sejumlah sindrom diskrit. Untuk

alasan ini, Eugen Bleuler disebut penyakit schizophrenias (jamak) ketika ia menciptakan

nama itu. Meskipun etimologinya, skizofrenia adalah tidak sama dengan gangguan identitas

disosiatif, sebelumnya dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda atau kepribadian ganda,

yang telah keliru bingung.

1

Page 2: Skizofrenia Tak Terinci

Skizofrenia ditandai adanya pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan adanya

afek yang tidak wajar atau tumpul. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di

Indonesia edisi ketiga (PPDGJ III) membagi simtom skizofrenia dalam kelompok –

kelompok penting, dan yang sering terdapat secara bersama – sama untuk diagnosis. Menurut

Kay dan kawan – kawan menbagi simtom skizofrenia atas simtom positif, simtom negatif,

simtom psikopatologi umum, sedang Stahl membagi simtom skizofrenia atas 5 dimensi yaitu

simtom negative, simtom posotif, simtom kognitif , simtom agresif dan ansietas /depresi.

Diagnostic and Statistical manual of Mental Disorders Fourth Edition Text Revised ( DSM-

IV-TR) membagi skizofrenia atas subtype secara klinik, berdasarkan kumpulan simtom yang

paling menonjol; tipe katatonik, tipe disorganized, tipe paranoid dan tipe tak terinci

( undifferentiated).

Skizofrenia tak terinci (undifferentiated) adalah skizofrenia dengan adanya ganbaran

simtom fase aktif tetapi tidak sesuai dengan criteria untuk skizofrenia katatonik, disorganized

atau paranoid. Atau semua criteria untuk skizofrenia katatonik, disorganized dan paranoid

terpenuhi.

1.2 Tujuan

Karya tulis ini dibuat untuk melengkapi persyaratan kepaniteraan klinik di bagian

Departemen Psikiatri FK USU dan agar pembaca dapat lebih memahami Skizofrenia serta

subtipenya tipe Tak Terinci (Undiffirentiated).

2

Page 3: Skizofrenia Tak Terinci

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Skizofrenia adalah penyakit paradigmatik psikiatri dimana sindrom klinis variabel

namun sangat mengganggu psikopatologi, yang melibatkan pikiran, persepsi, emosi, gerakan,

dan perilaku. Ekspresi gejala bervariasi di seluruh pasien dan dari waktu ke waktu, tetapi efek

kumulatif dari penyakit selalu parah dan biasanya tahan lama1.

Ada beberapa pendapat tentang pengertian skizofrenia yaitu menurut Gunadi,

skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, “schizein” yang berarti “terpisah” atau “pecah”, dan

“phren” yang artinya “jiwa”. Pada skizofrenia terjadinya pecahnya atau ketidakserasian

antara afeksi, kognitif dan perilaku. Jadi, skizofrenia mengacu kepada pepecahan ego-aspek

rasional dalam jiwa-sehingga penderitanya tidak lagi dapat membedakan antara alam khayal

dan alam riil. Menurut Kraepelin ada menyebutkan, “dementia pre cock” karena skizofrenia

mengalami kemunduran intelengensi sebelum waktunya.Bleuler menggunakan istilah

skizofrenia berarti pikiran/jiwa yang terbelah/terpecah. Bleuler lebih menekankan pola

perilaku yaitu tidak adanya integrasi otak yang mempengaruhi pikiran, perasaan, dan afeksi.

Dengan demikian, tidak ada kesesuaian antara pikiran dan emosi antara persepsi terhadap

kenyataan yang sebenarnya6.

2.2 Epidemiologi

Kejadian skizofrenia di negara industri adalah 10-70 kasus baru per 100000 penduduk

per tahun, dan risiko seumur hidup adalah 0,5-1%. Distribusi geografis skizofrenia adalah

tidak acak: studi terbaru memiliki menunjukkan bahwa ada tingkat pertama onset meningkat

padaorang yang lahir atau dibesarkan di pusat kota. Terdapat juga gradien sosial ekonomi

yang signifikan, dengan prevalensi meningkat pada penurunan kelas sosial ekonomi. Khusus

faktor risiko lingkungan (misalnya kepadatan penduduk, penyalahgunaan narkoba) juga dapat

dikaitkan dengan social ekonomi.Timbulnya karakteristik penyakit ini di antara usia 20 dan

39 tahun, tapi mungkin terjadi sebelum pubertas atau ditunda sampai dekade ketujuh atau

kedelapan.

Usia puncak onset adalah 20-28 tahun untuk pria dan 26-32 tahun untuk

perempuan.Insiden seks keseluruhan sama jika kriteria diagnostik yang luas digunakan dan 3

Page 4: Skizofrenia Tak Terinci

diterapkan. Prevalensi skizofrenia jauh lebih tinggi pada yang belum menikah dari kedua

jenis kelamin. Pasien dengan skizofrenia memiliki dua kali lipat peningkatan pada usia-

standar tingkat kematian, dan lebih mungkin untuk menderita kesehatan fisik yang buruk.

Sebagian besar peningkatan kematian terjadi pada beberapa tahun pertama setelah masuk

awal atau diagnosis. Faktor awal kursus yang berkonturbusi termasuk bunuh diri, dengan

faktor resiko kemudian, seperti gangguan kardiovaskular, sebagian karena gaya hidup yang

buruk dengan banyak pasien merupakan perokok berat dan obese2.

2.3 Penyebab

Penyebab skizofrenia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, walaupun begitu

banyak ahli yang mencoba mengemukakan beberapa teorinya. Menurut Fortinash, penyebab

skizofrenia sebagai berikut6:

1. Faktor biologi (teori – teori somatogenesis)

a. Faktor – faktor genetic (keturunan)

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gen yang diwarisi seseorang sangat

kuat mempengaruhi resiko seseorang mengalami skizofrenia.

b. Biochemistry (ketidakseimbangan kimiawi otak)

Beberapa bukti memunjukkan bahwa skizofrenia mungkin berasal dari

ketidakseimbangan kimiawi otak yang disebut neurotransmitter yaitu kimiawi

otak yang memungkinkan neuron – neuron berkomunikasi satu sama lain.

Beberapa ahli mengatakan bahwa skizofrenia berasal dari neurotransmitter

dopamine yang berlebihan di bagian – bagian tertentu otak atau dikarenakan

sensivitas yang abnormal terhadap dopamine.

c. Neuroanatomy (abnormalitas struktur otak)

Berbagai teknik imaging, seperti MRI telah membantu para ilmuwan untuk

menemukan abnormalitas structural spesifik pada otak pasien.

2. Teori model keluarga

Beberapa pola asuh kelurga memyebabkan gangguan perkembangan anak.

3. Teori budaya dan lingkungan

Skizofrenia dapat terjadi pada semua status soasial ekonomi tetap seringkali lebih

banyak ditemukan pada kelompok dengan social ekonomi rendah.

4. Teori belajar

Perilaku, perasaan dan cara berpikir seseorang diperoleh dari belajar.

4

Page 5: Skizofrenia Tak Terinci

2.4 Fase perjalanan

Skizofrenia dapat dilihat sebagai suatu gangguan yang berkembang melalui fase –

fase 5:

1. Fase premorbid

Pada fase ini, fungsi – fungsi individu masih dalam keadaan normative.

2. Fase prodromal

Adanya perubahan dari fungsi – fungsi pada fase premorbid menuju saat uncul

simtom psikotik yang nyata. Fase ini dapat berlangsung dalam beberapa minggu atau

bulan, akan tetapi lamanya fase prodromal ini rerata antara 2 sampai 5 tahun.

Pada fase ini, individu mengalami kemunduran dalam fungsi – fungsi yang mendasar

(pekerjaan social dan rekreasi) dan muncul simtom yang nonspesifik, misalnya

gangguan tidur, ansietas, iritabilitas, mood depresi, konsentrasi berkurang, mudah

lelah, dan adanya deficit perilaku misalnya kemunduran fungsi peran dan penarikan

social.

Simptom positif seperti curiga mulai berkembang di akhir fase prodromal dan berarti

sudah mendekati mulai menjadi psikosis.

3. Fase psikotik

Berlangsung mulai dengan fase akut, lalu adanya perbaikan memasuki fase stabilisasi

dan kemudian fase stabil.

Pada fase akut dijumpai gambaran psikotik yang jelas, misalnya dijumpai

adanya waham, halusinasi, gangguan proses pikir, dan pikiran yang kacau.

Simptom negative sering menjadi lebih parah dan individu biasanya tidak

mampu untuk mengurus dirinya sendiri secara pantas.

Fase stabilisasi berlangsung selama 6 – 18 bulan, setelah dilakukan acute

treatment.

Pada fase stabil terlihat simptom negative dan residual dari simptom positif,

dimana simptom positif masih ada dan biasanya sudah kurang parah

dinbandingkan pada fase akut. Pada beberapa individu bisa dijumpai

asimtomatis, sedangakan individu lain mengalami simtom nonpsikotik

misalnya merasa tegang (tension), ansietas, depresi, atau insomnia.

5

Page 6: Skizofrenia Tak Terinci

2.5 Gejala

Menurut Kay et membagi symptom skizofrenia atas5:

1. Simtom positif:

a. Waham

b. Kekacauan proses pikir

c. Perilaku halusinasi

d. Gaduh gelisah

e. Waham/ide kebesaran

f. Kecurigaan/kejaran

g. Permusuhan

2. Simptom negatif:

a. Afek tumpul

b. Penarikan emosional

c. Kemiskinan rapport

d. Penarikan diri dari

hubungan social secar

pasif/apatis

e. Kesulitan dalam pemikiran

abstrak

f. Kurangnya spontanitas dan

arus percakapan

g. Pemikiran stereotipik

3. Simptom psikopatologi umum:

a. Kekhawatiran somatic

b. Ansietas

c. Rasa bersalah

d. Ketegangan (tension)

e. Mannerism dan sikap tubuh

f. Depresi

g. Retardasi motorik

h. Ketidakkooperatifan

i. Isi pikiran yang tidak biasa

j. Disorientasi

k. Perhatian buruk

l. Kurangnya daya nilai dan

daya tilikan

m. Gangguan dorongan

kehendak

n. Pengendalian impuls yang

buruk

o. Preokupasi

p. Penghindaran social secara

aktif

2.6 Kriteria diagnostik

Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia edisi ketiga

(PPDGJ III) mengkelompokkan simptom4:

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas(dan biasanya dua gejala

atau lebih bila gejala – gejala kurang tajam atau kurang jelas)

a) Thought echo, thought insertion, thought withdrawal dan thought

broadcasting.

6

Page 7: Skizofrenia Tak Terinci

b) Waham dikendalikan, waham dipengaruhi, atau passivity yang jelas merujuk

pada pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak, atau pikiran, perbuatan

atau perasaan khusus dan persepsi delusional.

c) Suara halusinasi auditorik yang berkomentar secara terus-menerus terhadap

perilaku pasien atau mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri,

atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari satu bagian tubuh.

d) Waham – waham memnetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap

tidak wajar seta sama sekali mustahil, seperti misalnya mengenai identitas

keagamaan atau politik, atau kekuatan dan kemampuan manusia super

(misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahkluk

asing dari dunia lain).

Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

e) Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas, apakah disetai baik oleh

waham yang mengambang/melayang maupun yang setengah berbentuk tanpa

kandungan afektif yang jelas, ataupun oleh ide-ide berlebihan yang menetap

atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan

terus-menerus.

f) arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sispan yang berakibat

inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.

g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah, sikap tubuh tertentu, atau

fleksibilitas cerea, negativism, mutisme dan stupor.

h) gejala negatif seperti sikap apatis, pembicaraan terhenti, dan respons

emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan

penarikan diri dari pergaulan social dan menurunnya kinerja social, tetapi

harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau

medikasi neuroleptika.

Adanya gejala – gejala khas tersebut diatas telah selama kurun waktu satu bulan atau

lebih.

Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa

aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan,

sikap malas, tak bertujuan, sikap berdiam diri, dan penarikan diri secara social.

Subtipe skizofrenia yang umum pada ICD-10 dan DSM-IV:

7

Page 8: Skizofrenia Tak Terinci

Paranoid

Katatonik

Hebefrenik(disorganized)

Tak terinci(undifferentiated)

Residual

Skizofrenia Tak Terinci

Suatu tipe yang seringkali dijumpai pada skizofrenia. Pasien yang jelas skizofrenik

tidak dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam salah satu tipe dimasukkan dalam tipe ini.

PPDGJ III mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terinci.

Kriteria diagnostic menurut PPDGJ III yaitu4:

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau

katatonik.

Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia.

Kriteria diagnostic menurut DSM-IV yaitu3:

Suatu tipe skizofrenia di mana ditemukan gejala yang memenuhi kriteria A tetapi tidak

memenuhi kriteria untuk tipe paranoid, terdisorganisasi atau katatonik.

Kriteria Diagnostik A:

Gejala karakteristik: dua atau lebih berikut, masing – masing ditemukan untuk bagian

waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (atau kurang jika diobati dengan

berhasil):

1) Waham

2) Halusinasi

3) Bicara terdisorganisasi (misalnya sering menyimpang atau inkoheren)

4) Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas

5) Gejala negative yaitu, pendataran afektif, alogia atau tidak ada

kemauan(avolition)

Catatan: hanya satu gejala criteria A yang diperlukan jika waham adalah kacau

atau halusinasi terdiri dari suara yang terus menerus mengkomentari perilaku

atau pikiran pasien, atau dua atau lebih suara yang saling bercakap satu sama

lainnya.

8

Page 9: Skizofrenia Tak Terinci

2.7 Pengobatan

Terdapat dua kaedah pengobatan skizofrenia yaitu3:

a. Medikasi antipsikotik

b. Intervensi psikososial

Walaupun medikasi antipsikotik adalah inti dari pengobatan skizofrenia, penelitian

telah menemukan bahwa intervensi psikososial dapat memperkuat perbaikan klinis.

Antipsikotik

Pemilihan obat3:

Tiga kelas obat yang utama, yaitu antagonis reseptor dopamine, risperidone dan

clozapine.

1) Antagonis reseptor dopamine

Merupakan obat antipsikotik yang klasik dan efektif dalam pengobatan

skizofrenia. Obat ini memiliki dua kekurangan; pertama,hanya sejumlah kecil

pasien kemungkinan 25% cukup tertolong. Kedua,obat ini disertai dengan

efek yang merugikan yang menggangu dan serius (paling utama ataksia dan

gejala mirip parkinsonisme berupa tremor dan rigitas). Contoh antagonis

reseptor dopamine adalah remoxipiride

2) Risperidone

Obat antipsikotik dengan aktivitas antagonis bermakna pada reseptor

serotonin tipe 2 (5 HT2) dan pada reseptor dopamine tipe 2 (D2). Obat ini

menjadi lini pertama dalam pengobatan skizofrenia.

3) Clozapine

Obat antipsikotik yang efektif dan suatu antagonis lemah terhadap reseptor D2

tetapi antagonis kuat terhadap reseptor D4. Obat ini pengobatan lini kedua.

Terapi psikososial

1. Terapi perilaku

Menggunakan hadiah ekonomi dan latihan keterampilan social untuk

meningkatkan kemampuan social, kemampuan memenuhi diri social, latihan

praktis dan komunikasi interpersonal.

2. Terapi berorientasi-keluarga

9

Page 10: Skizofrenia Tak Terinci

Terapi keluarga dapat diarahkan kepada berbagai macam penerapan strategi

menurukan stress dan mengatasi masalah dan penglibatan kembali pasien ke

dalam aktivitas.

3. Terapi kelompok

Biasanya memusatkan pada rencana, masalah dan hubungan dalam kehidupan

nyata. Efektif dalam menurunkan isolasi social, meningkatkan rasa persatuan,

dan meningkatkan tes realitas.

4. Psikoterapi individual

Terapi adalah membantu dan menambah efek terapi farmakologis. Terbagi

kepada psikoterapi suportif dan psikoterapi berorientasi-tilikan.

2.8 Prognosis

Prognosis baik Prognosis buruk

Onset lambat Onset muda

Faktor pencetus yang jelas Tidak ada faktor pencetus

Onset akut Onset jelas

Riwayat social, seksual dan pekerjaan

pramorbid yang baik

Riwayat social, seksual dan pekerjaan

pramorbid yang buruk

Gejala gangguan mood(terutama gangguan

depresi)Perilaku menarik diri, autistic

Menikah Tidak menikah, bercerai atau janda/duda

Riwayat keluarga gangguan mood Riwayat keluarga skizofrenia

System pendukung yang baik System pendukung yang buruk

Gejala positif Gejala negative

Tanda dan gejala neurologis

Riwayat trauma perinatal

Tidak ada remisi dalam tiga tahun

Banyak relaps

Riwayat penyerangan

Tabel 1: Pembagian prognosis baik dan prognosis buruk3

10

Page 11: Skizofrenia Tak Terinci

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Skizofrenia adalah merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab dan

perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang bergantung pada pertimbangan

pengaruh genetik, fisik dan social budaya. Terdapat beberapa teori penyebab terjadinya

skizofrenia namun yang yang paling utama adalah faktor neurobiologi, faktor psikoedukatif

dan faktor social budaya.

Fase perjalanan skizofrenia terdiri dari 3 fase. Pertama, fase premorbid, kedua fase

prodronal dan ketiga fase psikotik yang terdiri dari fase akut, stabilisasi dan stabil. Gejala

utama skizofrenia terbagi kepada gejala positif, gejala negative dan gejala psikopatalogi

umum. Kriteria diagnostic untuk mengelompokkan gejala digunakan PPGDJ- III dan DSM-

IV. Tipe-tipe skizofrenia terdiri dari katatonik, paranoid, hebefrenik dan tak terinci.

Skizofrenia tak terinci merupakan suatu tipe yang seringkali dijumpai pada

skizofrenia. Pasien yang jelas skizofrenik tidak dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam

salah satu tipe dimasukkan dalam tipe ini. PPDGJ mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai

tipe tidak terinci. Kriteria diagnostic menurut PPDGJ III yaitu memenuhi kriteria umum

diagnosis skizofrenia, tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid,

hebefrenik, atau katatonik, tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi

pasca skizofrenia. Kriteria diagnostic menurut DSM-IV yaitu suatu tipe skizofrenia di mana

ditemukan gejala yang memenuhi kriteria A tetapi tidak memenuhi kriteria untuk tipe

paranoid, terdisorganisasi atau katatonik.

Pengobatan skizofrenia adalah medikasi antipsikotik dan intervensi terapi psikososial.

Kedua – dua pengobatan ini diberikan pada pasien untuk mendapatkan hasil yang efektif. Jika

pasien mempunyai skizofrenia dengan onset lambat, jelas, faktor pencetus yang jelas, tahu

stressor psikososial, prognosis menjadi baik dengan dilakukan pengobatan. Keberhasilan

penanggulangan skizofrenia agar mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan dukungan dari

keluarga, baik dalam menciptakan suasana yang tidak menimbulakan stressor dari segi

financial dan melibatkan individu dalam bersosialisasi.

11

Page 12: Skizofrenia Tak Terinci

DAFTAR PUSTAKA

1. Buchanan R.A., Carpenter W.T. Schizophrenia. In: Saddock B.J., Saddock V.A.

Kaplan & Saddock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. 7 th ed. Lippincott

Williams & Wilkins Publishers, 2000. p.2282.

2. Stefan M., Travis M., Murray R.M. Epidemiology and Risk Factors. In: An Atlas

of Schizophrenia.USA: The Parthenon Publishing Group, 2002. p.28-30.

3. Saddock B.J., Saddock V.A. Schizophrenia. In: Kaplan & Saddock’s Synopsis of

Psychiatry Behavioral Sciences/ Clinical Psychiatry. 10th ed. Lippincott Williams

& Wilkins Publishers, 2007.

4. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. 2001.

p.46-50.

5. Loebis B. Skizofrenia: Penanggulan Memakai Antipsikotik. Available from:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/687/1/08E00132.pdf [Accessed

on: 22 August 2012]

6. Wardana P.A.K.Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Keluarga tentang Skizofrenia

dengan Kekambuhan pasien Skizofrenia di Unit Rawat Jalan RS.Jiwa Pusat

Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta tahun 2009 . Available from:

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/205312031/bab2.pdf

[Accessed on: 22 August 2012]

12