Case Skizofrenia Tak Terinci (Word)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aa

Citation preview

STATUS UJIAN PSIKIATRI

Penguji:dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ

Disusun oleh:Sherynne Sulaiman 2013-061-081

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA DAN PERILAKUPERIODE 24 MARET 2014 - 26 APRIL 2014UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA Nama : Sherynne Sulaiman Tanda TanganNIM : 2013-061-081 ...............................

Pembimbing/ Penguji: dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ ................................

I. IDENTITAS PASIENNama: Tn. YHJenis kelamin: Laki-lakiUsia: 42 tahunAlamat: Panti CengkarengKebangsaan: IndonesiaSuku bangsa: BatakAgama: Kristen protestanStatus perkawinan: Belum menikahStatus dalam keluarga: Anak ke-7 dari tujuh bersaudaraPekerjaan: Process quality assemblingTanggal masuk RS : 20 Maret 2014Tanggal pemeriksaan: 28 Maret 2014II. RIWAYAT PSIKIATRIK(dilakukan secara autoanamnesis, observasi pada tanggal 28 Maret 2014, dan alloanamnesis dengan saudara pasien pada tanggal 4 April 2014)A. Keluhan Utama :Pasien dirujuk dari Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa Cengkareng dengan keluhan berbicara kacau.B. Keluhan Tambahan:Pasien berbicara tidak nyambung, sulit tidur, dan pasien suka mendengar suara-suara.C. Riwayat Gangguan Sekarang : Pada tanggal 20 Maret 2014, pasien dirujuk dari Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa Cengkareng dengan bicara tidak nyambung dan sulit tidur. Kemudian pasien dibawa ke RS Duren Sawit. Pasien dimasukan ke ruangan durian yang merupakan ruang untuk perawatan pasien akut pada RSKD duren sawit, karena pada pasien dilakukan skor gaduh gelisah PANSS (Positive And Negative Symptom Score) dan ditemukan pengendalian impuls buruk, ketegangan, permusuhan, tidak kooperatif, dan gaduh gelisah dengan skor 27 dari 35. Menurut status, saat pertama kali masuk ke ruang durian, pasien menunjukkan tatapan mata yang tajam, pasien sulit tidur, berbicara tidak nyambung, sering bengong, serta mendengar suara-suara. Pasien berpenampilan tidak rapih dan kurang kooperatif. Pasien mendapatkan injeksi lodomer dan diazepam 2 x 1 amp secara IM dan obat THP 2 x 2 mg secara oral selama 3 hari.Saat dilakukan pemeriksaan pada tanggal 28 Maret 2014 di ruang belimbing, pasien menunjukan sikap kooperatif tetapi terkadang masih menghindari kontak mata dengan pembicara. Pasien mengaku bahwa ia tidak mengtahui alasan mengapa ia dibawa ke rumah sakit. Pasien mengaku ia dibawa ke rumah sakit karena ditangkap oleh dinas kebersihan dan tukang ojek. Saat ini pasien merasa tidak sakit dan tidak menyadari bahwa dirinya sedang dirawat di rumah sakit. Dirinya merasa sekarang ia sedang berada di sekolah lamanya yaitu STM 6742. Pasien berkata bahwa sekolahnya ini sedang dilakukan renovasi. Ia juga melihat suster yang berjilbab putih sebagai guru komputernya yang bernama Ibu Nerada, sedangkan suster dengan jilbab coklat adalah guru kimianya yang bernama Ibu Susi. Pasien cenderung berbicara secara spontan dan kurang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan. Pada saat proses menjawab, pasien berpindah-pindah topik dari topik pertanyaan sehingga jawaban yang didapat tidak sesuai dengan pertanyaan dan sulit untuk diarahkan. Pasien mengaku pernah mendengar suara tetangganya namun suara tersebut tidak jelas. Pasien mengatakan bahwa suara tersebut muncul rata-rata pada malam hari. Kemudian saat dicoba untuk dikonfirmasi mengenai suara yang ia dengar pada hari berikutnya, pasien mengatakan tidak mendengar suara. Pasien menyangkal adanya suara bisikan-bisikan, namun pasien terlihat sering berbicara sendiri.Ketika pasien ditanya mengenai identitas dirinya, ia masih mengetahui nama dan usia saat ini, yaitu 42 tahun. Saat ditanyakan suatu hal, pasien berbicara mengenai banyak hal terlebih dahulu, setelah beberapa saat pasien baru dapat menjawab pertanyaan yang diberikan. Namun terkadang pasien berbicara hal yang tidak nyambung dan tidak mampu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.Pada saat pasien ditanya mengenai pekerjaan, ia mengatakan bahwa ia bekerja sebagai process quality assembling, lalu pembicaraan pasien tiba-tiba keluar dari topik contohnya pasien mengatakan bahwa kita sedang membuat robot. Pasien menjelaskan bahwa robot tersebut dibuat agar kita dapat mencari makan. Robot tersebut dibuat di Amerika dengan menggunakan token listrik yang diberikan oleh Ibu Megawati. Pasien berkata bahwa robot yang sedang dibuat ada 3 jenis yaitu robot jahat, robot pembela, dan robot hacker. Robot jahat dimiliki dan dikuasai oleh Habel, sedangkan robot hacker dimiliki oleh Amerika Serikat. Robot yang sedang kita buat adalah robot pembela. Robot ini juga dibuat dengan dukungan dari Universitas Indonesia serta partai-partai yang ada di Indonesia. Pasien berkata bahwa robot ini dibuat agar dapat mengalahkan semua robot dalam peperangan robot di Amerika. Saat ditanyakan mengenai status pernikahan, pasien mengatakan belum menikah, namun ia berkata bahwa dulu ia sudah pernah berpacaran. Pasien mengaku bahwa ia lebih senang berkumpul dengan teman-temannya. Ia mengaku bahwa ia lebih suka suasana yang ramai dibandingkan suasana yang sepi. Pasien juga mengatakan bahwa dulu ia mempunyai teman di sekolahnya. Namun pasien sangat jarang terlihat berbicara dengan teman-temannya yang ada di ruangan belimbing tersebut. Pasien kemudian menceritakan tentang keluarganya, ia adalah anak ke-7 dari tujuh bersaudara. Ia tinggal bersama dengan orang tuanya di Medan ketika pasien masih kecil. Pasien mengatakan bahwa ayahnya masih hidup, tetapi ibunya sudah meninggal. Ia juga berkata bahwa kakek dan neneknya sudah meninggal, namun mereka bangkit kembali. Pasien tersebut menyangkal melihat bayangan-bayangan tertentu, ia juga menyangkal pikirannya diketahui ataupun dipengaruhi oleh orang lain, serta dikendalikan oleh orang lain. Namun ia berkata bahwa ia bermimpi bahwa ia melihat penerbangan pesawat Adam Air DC 747 tujuan ke Washington DC, tetapi ketika ditanya lebih lanjut, pasien berbicara mengenai hal yang lain yang tidak nyambung. Ketika pasien ditanyakan apakah sudah makan, pasien menjawab sudah dan dirinya masih ingat dengan apa yang ia makan tadi. Dalam sela-sela pembicaraan pasien, pasien berbicara 2 kata unik yaitu kingslek yang artinya trauma hallucination, dan lamentay yang artinya lampu (menurut pasien).Selama observasi, pasien terlihat cenderung menyendiri dan suka berbicara sendiri. Pasien masih melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, makan, dan berpakaian tanpa membutuhkan bantuan orang lain. Ketika diamati, pasien terkadang terlihat mondar-mandir sendiri sambil berbicara sendiri sesekali. Pasien ini umumnya memiliki raut wajah yang sesuai, dapat tertawa ketika ada hal yang lucu, dan dapat menunjukkan muka yang sedikit murung ketika ditanya mengenai ibunya yang sudah meninggal.

Skema Perjalanan Penyakit:

Pasien dipecat dari Indomobil dan mengalami stress beratPasien pernah dirawat di sebuah RSJ di MedanMinum obat tidak teraturPanti Cengkareng: pasien sulit tidur dan bicara tidak nyambungPasien dibawa ke RS. Duren Sawit (Bangsal Durian)Bangsal BelimbingBicara tidak nyambungTerdapat neologismeMelihat sosok perawat sebagai gurunyaSedang membuat robot untuk peperanganMendengar suara-suara Bangsal BelimbingBicara sudah lebih nyambungTerdapat neologismeBangsal BelimbingBicara sudah sedikit lebih nyambung lagi 1997-199820/3/201428/3/20142/4/20144/4/2014

D. Riwayat Gangguan Sebelumnya1. Riwayat Gangguan Psikiatri:Menurut pengakuan saudaranya, pasien pernah dirawat di RSJ Medan, namun tidak dapat ditemukan apa gangguan yang dialami pasien, terapi apa yang diberikan, berapa lama terapi, dan hasil setelah terapi. Menurut saudaranya, pasien tidak minum obat secara teratur. Saudaranya mengaku bahwa pasien stress berat setelah dipecat oleh Indomobil pada tahun 1997.2. Riwayat Gangguan Medik:Tidak dapat diidentifikasi.

3. Riwayat Penggunaan Zat: Penggunaan obat narkotika disangkal Konsumsi alkohol disangkal Konsumsi rokok disangkal

E. Riwayat Perkembangan Pribadi:1. Riwayat prenatal dan perinatal: Tidak dapat diidentifikasi.

2. Riwayat Masa Kanak Awal ( 2- 6 tahun )Tidak dapat diidentifikasi.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan ( 6 13 tahun )Pasien bersekolah, tamat SD. Pasien dapat mengikuti pelajaran saat sekolah, memiliki banyak teman. Menurut pengakuan pasien, ia tidak pernah tinggal kelas dan tidak pernah dikeluarkan dari sekolah.

4. Riwayat Masa Remaja: ( 13 19 tahun )Pasien juga tamat SMP dan melanjutkan sekolahnya ke STM. Pasien tidak pernah tinggal kelas ataupun dikeluarkan dari sekolah. Menurut saudaranya, sifat pasien berbeda dengan saudara-saudaranya. Pasien merupakan seorang yang pendiam dan tertutup.

5. Riwayat masa dewasa:a. Riwayat pekerjaanPasien menyukai pekerjaannya, namun ia dipecat dari pekerjaannya pada tahun 1997.b. Riwayat kehidupan beragamaPasien beragama Kristen dan beribadah ke Gereja.c. Riwayat kehidupan seksualPasien tidak pernah berhubungan seksual.d. Riwayat pernikahanPasien belum menikah.e. Aktivitas sosialTidak dapat diidentifikasi.f. Riwayat Pelanggaran HukumTidak pernah ditangkap polisi ataupun masuk penjara.g. Riwayat militerTidak pernah mengikuti kegiatan militer.

F. Riwayat Kehidupan Sekarang Pasien sehari-hari tinggal di Panti Cengkareng, keluarga pasien ada yang tinggal di Depok. Menurut pengakuan saudara pasien, dirinya tidak mengetahui bahwa pasien berada di Panti Cengkareng dan tidak mengetahui bahwa saat ini pasien berada di RSKD Duren Sawit.

G. Riwayat Psikoseksual Menurut pasien, pasien belum pernah berhubungan seksual sebelumnya, belum mempunyai istri. Menurut saudaranya, dulu pasien sudah pernah berpacaran namun memang belum menikah.

H. Riwayat Keluarga Menurut pasien, waktu kecil ia tinggal di Medan bersama orang tuanya. Pasien mengaku bahwa ibu, kakek, dan neneknya sudah meninggal. Pasien mengatakan bahwa dulu kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya sehat dan tidak pernah melakukan perawatan medis. Pasien mengaku memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya, namun pada saat ini pasien tidak ada yang mengurus sehingga pasien tinggal di panti.

Stressor Psikososial: Orang tua: Ibu pasien sudah meninggal Saudara: Punya saudara yang tinggal di Depok Pekerjaan: Pasien di PHK dari Indomobil pada tahun 1997 Keuangan: Pasien mengaku tidak punya uang

I. Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai Ketika ditanyakan pasien mengatakan bahwa ia mau pulang dari sini (RS Duren Sawit) dan mau melanjutkan belajar mengenai komputer lagi. III. STATUS MENTAL (Pemeriksaan tanggal 28 Maret 2014-4 April 2014)A. DESKRIPSI UMUM1. Penampilan: Pasien pria, tampak sehat, berpenampilan sesuai usia, cara berpakaian baik dan rapi, menggunakan pakaian dan celana berwarna ungu (baju pasien rawat inap di RSKD Duren Sawit), kebersihan dan perawatan diri cukup baik.2. Perilaku dan aktivitas motorik : Tampak tenang, santai, tidak ada kegelisahan.Cara jalan baik, tidak ada manerisme, tics, maupun agitasi.3. Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif

B. MOOD DAN AFEK Mood: disforikAfek: -Rentang: terbatas -Keserasian: tidak serasi

C. PEMBICARAANSpontan, kuantitas bicara cukup dan cenderung berlebih, kecepatan dan intonasi pembicaraan normal, artikulasi jelas, intonasi normal,tidak gagap

D. GANGGUAN PERSEPSIIlusi: visual, melihat perawat sebagai guru kimia dan guru komputernya Halusinasi: - Auditorik (+) berupa suara tetangga namun tidak jelas - Visual, haptik, taktil, olfaktorik, gustatorik tidak adaDepersonalisasi: tidak adaDerealisasi: tidak adaDisorientasi: ada

E. PIKIRAN1. Proses Pikir Produktivitas: cukup Kontinuitas: asosiasi longgar Didapatkan adanya neologisme dan pembicaraan sirkumstansial2. Isi Pikir Preokupasi pikiran: tidak ditemukan Waham: bizarre (mengatakan robot untuk melakukan peperangan melawan amerika) Ide bunuhdiri: tidak ditemukan Ide membunuh: tidak ditemukan Fobia: tidak ditemukan

F. SENSORIUM DAN KOGNISI1. Kesadaran: kompos mentis2. Orientasia. Waktu: baikb. Tempat: tergangguc. Orang: terganggu3. Ingatana. Jangka panjang: baikb. Jangka pendek: baikc. Segera: baik4. Konsentrasi dan perhatian: kontak mata baik, jawaban tidak nyambung5. Kemampuan baca dan tulis: baik6. Kemampuan visuospasial: terganggu7. Pikiran abstrak: baik8. Intelegensi & daya informasi: baik

G. PENGENDALIAN IMPULSTerganggu. Pasien terlihat mondar-mandir walaupun tidak terlalu sering.

H. DAYA NILAI DAN TILIKANDaya nilai atau judgement terganggu Tilikan derajat 1

I. TARAF DAPAT DIPERCAYASecara keseluruhan, pembicaraan pasien dapat dipercayaIV.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUTA. Status internusKeadaan umum: tampak tenangKesadaran: compos mentisTekanan darah: 110/70 mmHgNadi: 78 x/menitPernafasan: 20 x/menitSuhu: 36oCTinggi badan: 155 cmBerat badan: 34 kgBentuk badan: astenisKepala : tidak ada deformitas, normocephaliMata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor 3mm/3mm, reflex cahaya langsung dan tidak langsung +/+Hidung: septum nasi ditengah, sekret -/-Telinga: MAE intak/intak, serumen -/-, membran timpani intak/intakMulut: Mukosa oral basahLeher: Trakea teraba di tengah, tidak ada pembesaran KGBThoraks Pulmo: I : gerakan pernapasan terlihat simetris dalam keadaan statis dan dinamis. P : gerakan pernapasan teraba simetris dalam keadaan statis dan dinamis Stem fremitus kanan = kiri P: Sonor pada kedua lapang paru. A: Suara napas vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-. Thoraks Cor: I: Iktus kordis tidak terlihatP: Iktus kordis tidak teraba. P: Batas atas: ICS III. Batas kanan: Linea parasternal dextra. Batas kiri: Linea midklavikularis sinistra. A: Bunyi Jantung 1 dan 2 regular, murmur -, gallop .Abdomen: I : Datar.P: supel, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba hepar maupun lienP: Timpani pada seluruh kuadran abdomenA: BU 6x/menit. Kulit: Turgor baik, pucat -, sianosis .Ekstremitas: CRT 1 bulan

Tidak diketahui, namun dulu pernah dirawat di RSJ Medan. Pasien stress berat setelah dipecat dari Indomobil pada tahun 1997

Perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial.Pasien cenderung menyendiri walaupun ia mengaku bahwa ia lebih senang beramai-ramai

Kasus ini didiagnosis sebagai skizofrenia tak terinci dengan alasan: Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca-skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering dan dapat ditemukan di seluruh dunia. Prevalensi skizofrenia kurang lebih 5 per 1000 orang dan insiden skizofrenia adalah 0,2 per 1000 setiap tahunnya. Namun angka ini berbeda-beda pada setiap populasi. Prevalensi skizofrenia sama antara pria dan wanita. Awitan pada pria biasanya antara 15-25 tahun, sedangkan perempuan 25-35 tahun. Etiologi skizofrenia belum diketahui secara pasti, berdasarkan penelitian biologik, genetik, fenomenologik dinyatakan bahwa skizofrenia merupakan suatu gangguan atau penyakit. Ada beberapa subtipe skizofrenia yang diidentifikasi berdasarkan variabel klinik yaitu skizofrenia paranoid, hebefrenik, katatonik, tak terinci, depresi pasca skizofrenia, skizofrenia residual, skizofrenia simpleks, skizofrenia lainnya, dan skizofrenia yang tak tergolongkan. Diagnosis skizofrenia dapat berdasarkan PPDGJ III / ICD-10 atau DSM-IV yang dilihat kriteria diagnosis dengan gejala klinis yang muncul pada pasien.Manifestasi klinik pasien skizofrenia adalah gangguan proses pikir, isi pikir, tilikan diri yang buruk, gangguan persepsi, ganggaun emosi, dan gangguan perilaku. Pikiran dan pembicaraan mereka seringnya sulit dimengerti oleh orang-orang disekitarnya dan mereka rata-rata mempunyai keyakinan yang salah yang tidak dapat dikoreksi. Pada pasien skizofrenia, proses pikir pasien mengalami gangguan, biasanya terdapat asosiasi longgar, ide pasien sering tidak menyambung dan ide tersebut seolah dapat melompat dari satu topik ke topik lainnya yang tidak berhubungan sehingga membingungkan pendengar. Pada umumnya, pasien skizofrenia juga mengalami gangguan isi yaitu waham dan tilikan diri yang buruk. Waham yang dapat ditemukan antara lain waham kejar atau waham kebesaran atau waham rujukan atau waham penyiaran pikiran yang yakin bahwa orang lain dapat membaca pikiran mereka, dan waham penyisipan pikiran yaitu kepercayaan bahwa pikiran orang lain dimasukan ke dalam pikiran pasien. Tilikan diri dibagi menjadi 6, yaitu tilikan derajat 1 jika pasien menyangkal total mengenai penyakitnya, tilikan derajat 2 jika pada pasien diemukan ambivalensi terhadap penyakitnya. Tilikan derajat 3 adalah ketika pasien menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya, sedangkan dikatakan tilikan derajat 4 jika pasien menyadai dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami penyebab sakitnya, dan pasien disebut dengan tilikan derajat 5 ketika pasien menyadari penyakitnya namun tidak mencari pengobatan, dan yang terakhir adalah tilikan derajat 6 yaitu ketika pasien sadar dirinya sakit dan mau berobat. Selain itu, pasien skizofrenia juga mengalami gangguan persepsi, dan yang paling sering ditemui adalah halusinasi. Halusinasi yang sering dijumpai adalah halusinasi auditorik, tetapi dapat ditemukan juga halusinasi jenis lainnya seperti halusinasi penglihatan, penciuman, dan perabaan. Halusinasi auditorik dapat berbagai macam dari komentar tentang pasien datau ancaman dan perintah-perintah. Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, pada pasien skizofrenia juga dapat ditemukan ilusi, depersonalisasi, serta derealisasi.Pasien skizofrenia dapat memperlihatkan berbagai emosi dan dapat berpindah dari satu emosi ke emosi lain dalam waktu singkat. Dapat terjadi gangguan emosi seperti gangguan mood labil atau depresi atau manik, atau afek yang dapat mendatar atau tumpul dan serasi atau tidak serasi. Dapat juga gangguan perilaku, seperti perilaku yang tidak seusai atau aneh dapat terlihat seperti gerakan tubuh yang aneh, wajah yang menyeringai, atau perilaku kekanak-kanakan.Skizofrenia merupakan penyakit yang dapat terjadi kekambuhan, terutama jika pasien tidak teratur dalam meminum obat-obatan yang diberikan. Maka dari itu, pasien skizofrenia membutuhkan pengawasan dalam konsumsi obat agar dapat membantu mencegah terjadinya kekambuhan pada pasien.

9