200
sistem kardiovaskuler Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di rongga dada. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis tengah tubuh. Proyeksi jantung kanan secara visual pada permukaan anterior adalah dibawah sternum dan tulang iga. Pada bagian permukaan inferior ( Apeks dan batas kanan jantung) diatas diafragma. Batas jantung kanan (yang meluas kebagian inferior dan basal) bertemu dengan paru kanan. Batas jantung kiri (yang meluas dari basal ke apeks) bertemu dengan paru kiri. Batas superior jantung kanan terletak di intercostae ke-3 kira-kira 3 cm ke kanan dari garis tengah. Garis yang menghubungkan kedua titik ini berkoresponden dengan basal jantung. Batas inferior jantung kiri terletak di apeks di intercostae ke-5 kira-kira 9 cm ke kiri dari garis tengah. Batas inferior jantung kanan terletak pada intercostae ke-6kira- kira 3 cm ke kanan dari garis tengah. Garis yang menghubungkan garis inferior kanan dan kiri berkoresponden terhadap inferior surface jantungdan garis yang menghubungkan inferior dan superior kanan berkoresponden ke border jantung kanan. Berat jantung orang dewasa laki-laki 300- 350gr, berat jantung orang dewasa wanita 250-350 gr. Panjang jantung 12 cm, lebar 9 cm dan tebal 6 cm atau 4 gr/kg BB dari berat badan ideal.

Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokteran

Citation preview

Page 1: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

sistem kardiovaskuler

Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di rongga dada. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis tengah tubuh. Proyeksi jantung kanan secara visual pada permukaan anterior adalah dibawah sternum dan tulang iga. Pada bagian permukaan inferior ( Apeks dan batas kanan jantung) diatas diafragma.

Batas jantung kanan (yang meluas kebagian inferior dan basal) bertemu dengan paru kanan. Batas jantung kiri (yang meluas dari basal ke apeks) bertemu dengan paru kiri. Batas superior jantung kanan terletak di intercostae ke-3 kira-kira 3 cm ke kanan dari garis tengah. Garis yang menghubungkan kedua titik ini berkoresponden dengan basal jantung. Batas inferior jantung kiri terletak di apeks di intercostae ke-5 kira-kira 9 cm ke kiri dari garis tengah. Batas inferior jantung kanan terletak pada intercostae ke-6kira- kira 3 cm ke kanan dari garis tengah.

Garis yang menghubungkan garis inferior kanan dan kiri berkoresponden terhadap inferior surface jantungdan garis yang menghubungkan inferior dan superior kanan berkoresponden ke border jantung kanan. Berat jantung orang dewasa laki-laki 300-350gr, berat jantung orang dewasa wanita 250-350 gr. Panjang jantung 12 cm, lebar 9 cm dan tebal 6 cm atau 4 gr/kg BB dari berat badan ideal.

A.  Rumusan Masalah1.     Anatomi a.     Jelaskan tentang Anatomi Dalam dan Luar ?b.     Apa yang dimaksud dengan Sel Eksitebel ?c.     Jelaskan mengenai pembuluh darah Pembuluh Darah ?d.     Apa itu Pembuluh Limfe ?2.     Fisiologi

Page 2: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

a.     Apa yang dimaksud dengan Hemodinamika Jantung ?b.     Apa itu Elektrofisiologi Jantung ?c.     Jelaskan bagaimana Mekanisme Jantung Sebagai Pompa ?d.     Apa itu Sistem Konduksi ?e.     Jelaskan mengenai Pembuluh Darah Arteri, Vena, dan Sistem Kapiler ?f.       Apa yang di maksud dengan Tekanan Darah dan System Regulasi ?3.     Biofisikaa.     Apa yang dimaksud dengan Listrik Jantung ?b.     Apa yang dimaksud dengan Konduksi Jantung ?c.     Apa itu Viskositas Pembuluh Jantung4.     Biokimiaa.     Jelaskan Struktur dan Fungsi Enzim ?b.     Apa yang dimaksud dengan Apoptosis, Injury Sel, dan Adaptasi Sel ?c.     Apa itu Nekrosis Sel ?

B.  Tujuan1.     Tujuan Umuma.     Mahasiswa mampu mengetahui anatomi, Fisiologi, Biofisika, dan Biokimia

pada Sistem Kardiovaskuler

2.     Tujuan Khususa.     Mahasiswa mampu mengidentifikasi anatomi, fisiologi dan proses biokimiawi

pada system kardiovaskuler dari anak-lansia

C.  ManfaatHasil dari pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan

manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Sistem Kardiovaskuler

Page 3: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

BAB IIPEMBAHASAN

A.  Anatomi 1.   Anatomi Dalam Dan Luar

Jantung terdiri dari empat ruang,dua atrium dan dua ventrikel pada bagian anterior.Setiap atrium terdapat auricle,setiap aurikel meningkatkan kapasitas ruang atrium sehingga atrium menerima volume darah yang lebih besar. Pada permukaan jantung terdapat lekuk yang saling berhubungan disebut sulkus yang mengandung pembuluh darah koroner dan sejumlah lemak. Masing-masing sulkus memberi tanda batas eksternal antar dua ruang jantung. Sulkus koroner bagian dalam mengelilingi sebagian jantung dan memberi tanda batas antara atrium superior dan ventrikel inferior.

Sulkus interventrikuler anterior adalah lekukan dangkal pada permukaan depan jantung yang memberi tanda batas antara ventrikel kanan dan kiri,sulkus ini berlanjut mengelilingi permukaan posterior jantung yang disebut sulkus interventrikuler posterior dimana memberi tanda batas antar ventrikel di bagian belakang jantung.

a.   Anatomi luar jantung Lapisan luar jantung terdiri dari perikardium, epikardium, miokardium

dan endokardium. Lapisan perikardium adalah lapisan paling atas dari jantung terdiri dari fibrosa dan serosa dan berfungsi sebagai pembungkus jantung. Lapisan perikardium terdiri dari perikardium parietal (pembungkus luar jantung) dan perikardium visceral (lapisan yang langsung menempel pada jantung). Antara perikardium parietal dan visceral terdapat ruangan perikardium yang berisi cairan serosa berjumlah 15-50 ml dan berfungsi sebagai pelumas.

Page 4: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Lapisan epikardium merupakan lapisan paling atas dari dinding jantung. Selanjutnya adalah lapisan miokardium yang merupakan lapisan fungsional jantung yang memungkinkan jantung bekerja sebagai pompa. Miokardium mempunyai sifat istimewa yaitu bekerja secara otonom (miogenik), durasi kontraksi lebih lama dari otot rangka dan mampu berkontraksi secara ritmik. Ketebalan lapisan miokardium pada setiap ruangan jantung berbeda-beda. Ventrikel kiri mempunyai lapisan miokardium yang paling tebal karena mempunyai beban lebih berat untuk memompa darah ke sirkulasi sistemik yang mempunyai tahanan aliran darah lebih besar. Miokardium terdiri dari dua berkas otot yaitu sinsitium atrium dan sinsitium ventrikel. Setiap serabut otot dipisahkan diskus interkalaris yang berfungsi mempercepat hantaran impuls pada setiap sel otot jantung. Antara sinsitium atrium dan sinsitium ventrikel terdapat lubang yang dinamakan anoulus fibrosus yang merupakan tempat masuknya serabut internodal dari atrium ke ventrikel.

Lapisan endokardium merupakan lapisan yang membentuk bagian dalam jantung dan merupakan lapisan endotel yang sangat licin untuk membantu aliran darah.

b.   Anatomi dalam jantung a)  Atrium kanan

Atrium kanan menerima darah dari cava superior,cava inferior dan sinus koronarius.Pada bagian antero superior atrium kanan terdapat lekukan ruang yang berbentuk daun telinga yang disebut aurikel, pada bagian posterior dan septal licin dan rata tetapi daerah lateral dan aurikel permukaannya kasar serta tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan pararel yang disebut pactinatus. Tebal dinding antrium kanan 2 cm.

b)   Ventrikel kanan Ventrikel kanan membentuk hampir sebagian besar permukaan depan jantung.Bagian dalam dari ventrikel kanan terdiri dari tonjolan-tonjolan yang

Page 5: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

terbentuk dari ikatan jaringan serabut otot jantung yang disebut trabeculae carneae. Beberapa trabeculae carneae merupakan bagian yang membawa sistem konduksi dari jantung. Daun katup trikuspid dihubungkan dengan tali seperti tendon yang disebut dengan chorda tendinea yang disambungkan dengan trabekula yang berbentuk kerucut yang disebut papillary muscle. Ventrikel kanan dipisahkan dengan ventrikel kiri oleh interventrikuler septum. Darah dari ventrikel kanan melalui katup semilunar pulmonal ke pembuluh darah arteri besar yang disebut pulmonary truk yang dibagi menjadi arteri pulmonal kanan dan kiri.

c)Atrium kiri Atrium kiri membentuk sebagian besar dasar jantung.Atrium kiri menerima darah dari paru-paru melalui empat vena pulmonal.Seperti pada atrium kanan bagian dalam atrium kiri mempunyai dinding posterior yang lunak. Darah dibawa dari atrium kiri ke ventrikel kiri melalui katup bikuspid dimana mempunyai dua daun katup.

4)Ventrikel kiri Ventrikel kiri membentuk apex dari jantung seperti pada ventrikel kanan mengandung trabecula carneae dan mempunyai chorda tendinea yang dimana mengikat daun katup bikuspid ke papillary muscle. Darah dibawa dari ventrikel kiri melalui katup semilunar aorta ke arteri yang paling besar keseluruh tubuh yang disebut aorta asending.Dari sini sebagian darah mengalir ke arteri coronary,dimana merupakan cabang dari aorta asending dan membawa darah kedinding jantung,sebagian darah masuk ke arkus aorta dan aorta desending.Cabang dari arkus aorta dan aorta desending membawa darah keseluruh tubuh.Tekanan normal di ruang-ruang jantung:

a)    Atrium kanan -0-5 mmHg. - Atrium Kiri 3-12 mmHg b)    Ventrikel kanan (S 15-25) ( D <5 ) -Ventrikel Kiri ( S 120 ) ( D 10 ) c)    Arteri Pulmonal ( S 15-25 ) ( D 3-12 ) -Aorta ( S 120 ) ( D 70 )

5)  Struktur Katup-katup Jantung

Page 6: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Membuka dan menutupnya katup jantung terjadi karena perubahan tekanan pada saat jantung kontraksi dan relaksasi.Setiap katup jantung membantu aliran darah satu arah dengan cara membuka dan menutup katup untuk mencegah aliran balik.

a)  Katup Atrioventrikuler Disebut katup atrioventrikuler karena letaknya di antara atrium dan

ventrikel. Katup atrioventrikuler terdiri dari dua katup yaitu biskupid dan trikuspid,dan ketika katup atrioventrikuler terbuka daun katup terdorong ke ventrikel.Darah bergerak dari atrium ke ventrikel melalui katup atrioventrikuler yang terbuka ketika tekanan ventrikel lebih rendah dibanding tekanan atrium.Pada saat ini papillary muscle dalam ke adaan relaksasi dan corda tendinea kendor. Pada saat ventrikel kontraksi,tekanan darah membuat daun katup keatas sampai tepi daun katup bertemu dan menutup kembali. Pada saat bersamaan muskuler papilaris berkontraksi dimana menarik dan mengencangkan chorda tendinea hal ini mencegah daun katup terdorong ke arah atrium akibat tekanan ventrikel yang tinggi. Jika daun katup dan chorda tendinea mengalami kerusakan maka terjadi kebocoran darah atau aliran balik ke atrium ketika terjadi kontraksi ventrikel.

b)  Katup SemilunarTerdiri dari katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal terletak

pada arteri pulmonalis memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katup aorta terletak antara aorta dan ventrikel kiri. Kedua katup semilunar terdiri dari tiga daun katup yang berbentuk sama yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonal atau aorta selama sistol ventrikel dan mencegah aliran balik waktu diastolik ventrikel .Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi,dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari pada tekanan di dalam pembuluh-pembuluh

Page 7: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

2.   Sel EksitabelSel eksitabel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau

potensial aksi. Jaringan eksitabel apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi respon berupa potensial aksi. Atau sel yang peka terhadap rangsang (saraf dan otot).

a.    Struktur dan Komposisi Membran SelMembran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian

dalam sel dengan lingkungan luar. Membran sel merupakan selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai ion. Berdasarkan analisis kimiawi dapat diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan protein dan lapisan lipid (lipoprotein). Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu berupa lapisan lipid rangkap dua (lipid bilayer). Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus fosfat dan terdiri atas bagian kepala (polar head) dan bagian ekor (nonpolar tail). Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik (tidak suka air). Lipid terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol.

1)    Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung gugusan fosfat.2)    Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat.3)    Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol.

Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein membentuk dua macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik dan lapisan protein integral atau intrinsik. Lapisan protein perifer membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian luar. Lapisan protein integral membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian dalam.Eksitabel sel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial aksi. Jaringan eksitabel apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi respon berupa potensial aksi.

Page 8: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

3.   Pembuluh DarahPembuluh darah terdiri atas arteri dan vena. Arteri berhubungan

langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.

Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal.

Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah berhubungan dengan perbedaan fungsional masing-masing pembuluh darah tersebut. Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda  yang terdiri dari :

a)    Peredaran darah panjang/besar/sistemikPeredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.

b)    Peredaran darah pendek/kecil/pulmonalPeredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.

Page 9: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Proses peredaran darah dipengaruhi juga oleh kecepatan darah, luas penampang pembuluh darah, tekanan darah dan kerja otot yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah. Pada kapiler terdapat spingter prakapiler mengatur aliran darah ke kapiler :

a)      Bila spingter prakapiler berelaksasi maka kapiler-kapiler yang bercabang dari pembuluh darah utama membuka dan darah mengalir ke kapiler.

b)      Bila spingter prakapiler berkontraksi, kapiler akan tertutup dan aliran darah yang melalui kapiler tersebut akan berkurang.

Pada vena bila otot berkontraksi maka vena akan terperas dan kelepak yang terdapat pada jaringan akan bertindak sebagai katup satu arah yang menjaga agar darah mengalir hanya menuju ke jantung.

4. Pembuluh LimfeSistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah.

Darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Sebagian cairan yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe, yang merembes dalam ruang-ruang jaringan.

Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan. Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lacteal (khilus) dijumpai dalam vili usus kecil. Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial. Beberapa pengecualian antara lain bagian permukaan kulit, sistem saraf pusat, bagian dalam dari saraf perifer, endomisium otot, dan tulang.

a.   SusunanLimfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang lebih kecil.

Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu sangat besar di dalam saluran limfe. Di dalam limfe tidak terdapat sel

Page 10: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

lain. Limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot di sekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup.

b.   Fungsi1)    Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.2)    Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.3)    Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi

darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal. 4)    Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk

menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh.

5)    Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.

B.  Fisiologi1.   Hemodinamika Jantung

Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah bertekana tinggi ke daerah bertekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel. Ketika otot berkontraksi darah terdorong dari vebtrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel kiri melebihi tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang katup aorta akan menutup dan keluaran dari vebtrikel kiri terhenti. Darah yang telah memasuki aorta akan menaikkan tekanan darah pembuluh darah tersebut. Akibatnya terjadi perbedaan tekanan yang akan mendorong darah secara progresif ke arteri, kapiler, dan ke vena. Darah kemudian kembali ke antrium kanan karena tekanan dalam kamar ini lebih rendah dari tekanan vena. Perbedaan tekanan juga bertanggung jawab terhadap aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru dan kembali ke antrium kiri. Perbedaan tekanan

Page 11: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

dalam sirkulasi pulmonal secara bermakna lebih rendah dari tekanan sirkulasi sitemik karena aliran di pembuluh darah pulmonal lebih rendah.

2.   Elektrofisiologi JantungAktivitas listrik jantung terjadi akibat ion (partikel bermuatan seperti

natrium, kalium dan kalsium) bergerak menembus membran sel. Perbedaan muatan listrik yang tercatat dalam sebuah sel mengakibatkan apa yang dinamakan potensial aksi jantung.Pada keadaan istirahat, otot jantung terdapat dalam keadaan terpolarisasi artinya terdapat perbedaan muatan listrik antara bagian dalam membran yang bermuatan negatif dan bagian luar yang bermuatan positif. Siklus jantung bermula saat dilepaskannya impuls listrik, mulailah fase depolarisasi. Permeabilitas membran sel berubah dan ion bergerak melintasinya. Dengan bergeraknya ion ke dalam sel maka bagian dalam sel akan menjadi positif. Kontraksi otot terjadi setelah depolarisasi.sel otot jantung normalnya akan mengalami depolarisasi ketika sel-sel tetengganya mengalami depolarisasi (meskipun dapat juga terdepolarisasi akabat stimulasi listrik eksternal).depolarisasi sebuah sel sisrem hantaran khusus yang memadai akan mengakibatkan depolarisasi dan kontraksi seluruh miokardium.Repolarisasi terjadi saat sel kembali kekeadaan dasar (menjadi lebih negatif),dan sesuai dengan relaksasi otot miokardium.

Setelah influks natrium cepat ke dalam sel selama depolarisasi,permeabilitas membran sel terhadap kalsium akan berubah,sehingga memungkinkan ambilan kalsium ke dalam sel. Influks kalsium,yang terjadi selama fase plateau repolarisasi,jauh lebih lambat dibandingkan natrium dan berlangsung lebih lama. Interaksi antara perubahan voltase membran dan kontraksi otot di nbamkan kopling elektromekanikal.Otot jantung,tidak seperti otot lurik atau otot polos,mempunyai periode refraktori yang panjang,pada saat sel tidak dapat distimulasi untuk berkontraksi.Hal tersebut melindungi jantung dari kontraksi berkepanjangan

Page 12: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

(tetani),yang dapat mengakibatkan henti jantung mendadak. Kopling elektromekanikal dan kontraksi jantung yang normal tergantung pada komposisi cairan interstisialsekitar otot jantung.Komposisi cairan tersebut pada gilirannya tergantung pada komposisi darah. Maka perubahan konsentrasi kalsium dapat mempengaruhi kontraksi serabut otot jantung. Perubahan konsentrasi kalium darah juga penting,karena kalium mempengaruhi voltase listrik normal sel.

3.   Mekanisme Jantung Sebagai PompaPada kurva EKG, sistolik atrium dimulai setelah gelombang P dan sistolik

ventrikel dekat akhir gelombang R dan berakhir segera setelah gelombang T. Kontraksi menghasilkan runtutan perubahan tekanan dan aliran dalam rongga jantung dan pembuluh darah. Perlu dicatat bahwa istilah tekanan sistolik dalam sistem pembuluh darah merujuk pada puncak tekanan tertinggi yang dicapai selama sistolik, bukan tekanan rata-rata; demikian pula halnya, tekanan diastolik merujuk pada tekanan terendah selama diastolik.

4.   Sistem KonduksiDi dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan

aliran listrik. Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus,yaitu :a.       Otomatisasi,kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.b.      Irama,kemampuan membentuk impuls yang teratur.c.       Daya konduksi,kemampuan untuk menyalurkan impuls.d.      Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangasang.

Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas,maka secara spontan dan teratur jantung akan menghasilkan impuls-impuls yang di salurkan melalui system hantaran untuk merangsang otot jantung dan bisa menimbulkan

Page 13: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus SA ke nodus AV,sampai ke serabut purkinye.

Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat dari pada sel jantung lain dengan otomatisasi 60-100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja sebagai pemacu jantung normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus atrioventrikuler (AV). Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan,memperlambat,potensial aksi atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial aksi telah di keluarkan atrium dan memasuki nodus AV.

Setelah sedikit perlambatan ini,nodus AV melampau potensial aksi sekaligus,ke jaringan konduksi ventrikular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke dalam ventrikel,sebagai persiapan untuk sistole ventrikel.Dari nodus AV ,impuls berjalan ke berkas  his di septum interventrikular ke cabang berkas kanan dan kiri,dan kemudian melalui satu dari beberapa serat purkinye ke jaringan miokard ventrikel itu sendiri. Potensial aksi dapat melintasi jaringan penghantar 3-7 kali lebih cepat dari pada melalui miokard ventrikel. Maka berkas, cabang dan serabut purkinye dapat mendekati kontraksi simultan dari semua bagian ventrikel,sehingga memungkinkan terjadinya penyatuan kerja pompa maksimal.

5.   Pembuluh Arteri, Vena, dan Sistem Kapiler a.   Pembuluh darah arteri atau nadi.

Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan kaku. Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh. Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang betugas membawa darah yang

Page 14: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh menuju ke paru-paru.

1)    Pembuluh darah arteri merupakan tempat mengalir darah yang dipompa dari bilik, pembuluh yang liat dan elastis, Tekanan pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik, Memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada tepat di luar jantung. Terdiri atas

a)    Aorta yaitu pembuluh dari bilik kiri menuju ke seluruh tubuhb)    Arteriol yaitu percabangan arteric)    Kapiler : Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan venad)    Dindingnya terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium, sebuah

membran basal.Lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan Serat elastis. Lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastis.

b.   Pembuluh darah vena atau balikPembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju

serambi jantung yang bersifat tipis dan elastis. Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh. Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah tubuh.

                                          1)      Pembuluh Balik (Vena)Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali,Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis, Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi dan terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula semi lunaris) dan menjaga agar darah tak berbalik arah. Terdiri dari:

a)    Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas tubuh menuju serambi kanan jantung.

b)    Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari bagian bawah tubuh ke serambi kanan jantung.

Page 15: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

c)    Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-paru ke serambi kiri jantung.

c. Pembuluh darah kapilerpembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari

pembuluh arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah.

6.   Tekanan darah dan system regulasitekanan darah adalah curah jantung, tekanan pembuluh darah perifer,

dan volume atau aliran darah. Kontrol terhadap tekanan darah bergantung pada sensor-sensor yang secara terus menerus mengukur tekana darah dan mengirim informasinya ke otak. Otak mengintergrasikan semua informasi yang masuk dan berespon dengan mengirim rangsangan eferen ke jantung dan sistem pembuluh melalui saraf-saraf otonom. Berbagai hormon dan mediator kimiawi lokal berperan dalam mengontrol tekanan darah.

Pusat kardiovaskuler di otak berada di formasio retikularis dan terletak di medula oblongata bagian bawah dan pons. Impuls yang berkaitan dengan tekanan darah diintegrasikan disini. Apabila terjadi perubahan tekanan darah, maka pusat kardiovaskuler mengaktifkan sistem saraf otonom, sehingga terjadi perubahan stimulasi simpatis dan parasimpatis ke jantung dan selanjutnya akan terjadi perubahan stimulasi simpatis ke seluruh sistem pembuluh darah.

C.    Biofisika1.   Listrik Jantung a.     Aliran arus listrik dari masa sinsitium otot jantung

Sebelum masa sisitium otot jantung terangsang semua bagian luar sel otot itu bermuatan positif dan bagian dalam bermuatan negatif. Begitu suatu

Page 16: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

daerah sinsitium jantung terdepolarisasi, muatan negative akan bocor keluar dari serabut otot yang mengalami depolarisasi sehingga daerah permukaan ini menjadi elektronegatif. Karena proses depolarisasi menyebar kesegala arah melalui jantung,perbedaan potensial yang tampak hanya menetap selama seperbeberapa ribu detik,dan perhitungan voltase yang sebenarnya hanya dapat dilakukan dengan alat perekam yang berkecepatan tinggi.

b.     Aliran arus listrik yang mengelilingi jantung pada dada (paru) Walaupun sebagian besar paru terisi oleh udara tapi dapat juga

menghantarkan arus listrik yang cukup besar dan cairan yang terdapat dalam jaringan lain yang terletak di sekeliling jantung juga dapat menghantarkan arus listrik dengan mudah. Oleh karena itu,sebenarnya jantung terendam did lam media yang konduktif. Bila satu bagian ventrikal  mengalami depolarisasi maka daerah itu akan menjadi elektronegatif di bandingkan bagian lainnya. Aliran listrik akan mengalir dari daerah yang terdepolarisasi menuju ke daerah yang terpolarisasi melalui jalur melingkar yang besar.Impuls jantung mula-muloa akan sampai di bagian septum ventrikal dan selanjutnya segera menyebar ke permukaan dalam dari sisa ventrikel lainnya. Keadaan ini akan menyebabkan kenegatifan di bagian dalam ventrikel,sedangkan di bagian luar dinding ventrikel akan mengalami kepositifan,dengan arus listrik akan mengalir melalui cairan yang terdapat di sekeliling ventrikael menurut jalur elips. Dengan kata lain arus listik rata-rata dengan kenegatifan akan mengalir kebasal jantung dan arus listrik rata-rata dengan kepositifan akan mengalir ke bagian apeks. Selama berlangsungnya sebagian besar sisa proses depolarisasi,arus juga tetap mengalir menurut arah penyebaran yang sama,sementara depolarisasi menyebar dari permukaan endokardium keluar melalui masa otot ventrikel.Kemudian,sesaat sebelum proses depolarisasi selesai melintasi ventrikel,selama kira-kira 0,01 detik,rata-rata aliran arus listrik ini akan terbalik,yakni akan mengalir dari apeks ventrikel menuju ke bagian

Page 17: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

basal,sebab bagian ja ntung yang paling akhir terdepolarisasi adalah dinding bagian luar ventrikel yang dekat dengan basal jantung.

Jadi pada ventrikel jantung yang normal,selama hampir seluruh siklus depolarisasi,arus mengalir dari negative ke positif,terutama dari arah basal jantung menuju ke apeks kecuali pada bagian akhir dari proses depolarisasi.

2.   Konduksi Jantung Didalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan

aliran listrik, jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus, yaitu sebagai berikut :

a.     Otomatisasi : kemampuan menghasilkan impuls secara spontan b.     Ritmisasi : pembangkitan impuls yang teratur c.       Konduktifitas : kemampuan untuk menyalurkan impulsd.      Daya rangsang : kemampuan untuk menanggapi stimulasi

Berdasarkan sifat-sifat tersebut diatas, maka secara spontan dan teratur jantung akan menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui system hantar untuk merangsang otot jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot.

Supaya pemompaan jantung efektif maka perlu pengkoordinasian dari jutaan sel otot jantung. Kontraksi akan terjadi jika potential aksi yang berjalan menuju membran sel otot. Impuls yang diterima sel tersebut kemudian disalurkan ke sel selanjutnya melalui gap junction sehinnga jika ada rangsangan pada salah satu bagian saja maka bagian yang lain juga terangsang. Oleh karena itu, sel otot pada jantung diatur secara spesifik oleh frekuensi eksitasi jantung, jalur konduksi dan banyaknya eksitasi pada daerah tertentu. Komponen-komponen eksitasi dari jantung secara urut terdiri dari sino-auricular node(SA node), jaras internodal atrium, atrio-ventricular node (AV node), bundle His, cabang kiri-kanan bundel dan sistem Purkinje.

Page 18: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

a.       SA node terdiri dari sel spesial yang berfungsi sebagai pacu jantung(pace-maker). Nodus SA terletah diantara vena kava superior dan atrium kanan. Ukurannya pada dewasa 15x5x1,5 mm, serta dipengaruhi oleh saraf simpatik dan parasimpatik. Nodus SA terdiri dari sel P dan sel transisional. Sel P banyak ditemukan pada neonatus dan berkurang seiring bertambahnya umur. Sedangkan sel transisional lebih banyak pada dewasa.Kemudian dilanjutkan oleh jaras internodal atrium yang menuju nodus AV yang terdiri dari 3 jaras. Pertama jaras internodal anterior(Bachman). Kedua jaras internodal media(Wenckebach). Ketiga jaras internodal posterior( Thorel).

b.       AV node terdiri dari sel yang kecepatan konduksinya rendah yang secara normal berfungsi untuk menghasilkan kontraksi atrial dan ventrikel yang ringan. Nodus AV terletah pada permukaan endokardium pada bagian kanan septum interatrium, tepat diantara anulus katup trikuspid dan muara sinus koronarius.Dari nodus AV impuls menuju bundel his pada pars membranasea septum ventrikel. Selanjutnya menuju sistem purkinje. Sel Purkinje secara khusus berfungsi untuk konduksi yang sangat cepat. Sehingga kecepatan konduksi paling cepat terdapat di secabut purkinje yaitu 4000mm/detik.

c.       Bundle his berfungsi menghantarkan impuls dari nodus AV ke sistem bundle branch.

d.       Bundle branch merupakan lanjutan dari bundle of his yang bercabang menjadi dua bagian berikut :

1)    Right bundle branch ( RBB/ cabang kanan ), mengirim impuls ke otot jantung ventrikel kanan

2)    Leaft bundle branch ( LBB/ cabang kiri ), yang terbagi dua yaitu :a)    Deviasi kebelakang (left posterior vesicle) menghantarkan

impuls ke endokardium ventrikel kiri bagian posterior dan inferiorb)    Deviasi kedepan (left anterior vesicle) menghantarkan impuls ke

endokardium ventrikel kiri bagian anterior dan superior.c)    Sistem purkinje merupakan bagian ujung dari bundle branch.

Menghantarkan atau mengirimkan impuls menuju lapisan subendokard pada kedua ventrikel, sehingga terjadi depolarisasi yang diikuti oleh kontraksi

Page 19: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

ventrikel. Serabut purkinje yang meninggalkan simpul AV melalui berkas AV dan amsuk kedalam ventrikel mempunyai sifat-sifat fungsional yang sangat berlawanan dengan sifat-sifat fungsional serabut simpul AV, serabut purkinje mengeluarkan impuls dengan kecepatan antara 20 – 40 kali/menit, serabut ini merupakan serabut yang sangat besar, bahkan lebih besar dari pada serabut otot ventrikel normal, dan serabut ini menghantarkan impuls dengan kecepatan 1,5 – 4 meter/detik, suatu kecepatan sekitar 6 kali kecepatan dalam otot jantung biasanya dan 150 kali kecepatan dalam serabut sambungan. Hal ini memungkinkanpenghantaran impuls jantung yang sangat cepat keseluruh system ventrikel. Distribusi serabut-serabut purkinje didalam ventrikel. Serabut purkinje, setelah berasal dari dalam simpul AV, membentuk berkas AV, yang kemudian menyusup melalui jaringan fibrosa diantara katup-katup jantung dan kemudian kedalam system ventrikel. Berkas AV hamper segera membagi diri kedalam cabang-cabang berkas kanan dan kiri yang terletak di bawah endokardium sisi septum masing-masing. Tiap-tiao cabang ini berjalan kebawah menuju apeks ventrikel masing-masing, tetapi kemudian membagi menjadi cabang-cabang kecil dantersebar di sekitar tiap-tiap ruang ventrikel dan akhirnya kembali kedasar jantung sepanjang dinding lateral. Serabut Purkinje terminal menenbus massa otot untuk berakhir pada serabut otot. Dari saat inpuls jantung pertama-tama memasuki berkas AV sampai ia mencapai ujung serabut purkinje, waktu total yang berlalu hanya 0,03 detik. Jadi, sekali suatu inpuls jantung memasuki system purkinje, ia menyebar hamper dengan segera keseleruh permukaan endokardium otot ventrikel.

3.   Viskositas Pembuluh JantungSemakin besar viskositas aliran dalam pembuluh semakin kecil jika

seluruh factor lainnya bersifat konstan. Viskositas pada darah normal adalah sekitar tiga kali lebih besar daripada viskositas air hal ini terutama karena sebagian besar sel darah merah tersustensi dalam darah. Masing-masing factor ini menimbulkan pergesekan antar sel-sel yang berdekatan dan

Page 20: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

terhadap dinding pembuluh darah. Viskositas dara meningkat secara drastis dengan meningkatkan hematokrit.

Viskositas darah lengkap pada hematokrit normal adalah sekedar 3, hal ini berarti diperlukan tekanan tiga kali lebih besar untuk mendorong darah lengkap seprti mendorong air melalui pembuluh darah yang sama. Viskositas darah meningkat sepuluh kali lebih besar daripada air dan alirannya dalam pembuluh darah menjadi sangat terhamabat.lain yang mempengaruhi viskositas darah adalah konsentrasi protein plasma dan jenis protein dalam plasma, tapi pengaruhnya kurang begitu penting dibandingkan hematokrit.

D.  Biokimia1.   Struktur dan Fungsi Enzim

Analisa enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostic, yang meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram, untuk mendiagnosa infark miokard. Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang rusak. Namun berbagai isoenzim hanya dihasilkan oleh sel miokardium dan dilepaskan bila sel mengalami kerusakan akibat hipoksia lama dan mengakibatkan infark. Isoenzim bocor ke rongga interstisial miokardium dan kemudian di angkut ke peredaran darah umum oleh system limfa dan peredaran koronaria, mengakibatkan peningkatan kadar dalam darah. Struktur enzim antara lain:

a.     APOENZIM (Tidak Aktif) Merupakan bagian protein dari enzim, sebagai tempat melekatnya substrat, bersifat thermolabil (peka terhadap suhu tinggi),

b.   KOFAKTOR

Page 21: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Merupakan bagian non protein dari enzim, bersifat stabil pada suhu tinggi, dan tidak berubah pada akhir reaksi.

Fungsi dari Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik

Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada periode yang berbeda setelah infark miokard, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang dihubungkan dengan waktu awitan nyeri dada atau gejala lainnya. Kreatinin kinase (CK) dan isoenzimnya (CK-MB) adalah enzim paling spesifik yang di analisa untuk mendiagnosa infark jantung akut, dan merupakan enzim pertama yang meningkat. Laktat dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya juga perlu diperiksa pada pasien yang datang terlambat berobat, karena kadarnya baru meningkat dan mencapai puncaknya pada 2-3 hari, jauh lebih lambat dibandingkan CK.

2. Apoptosis, Injury Sel dan Adaptasi SelApoptosis (dari bahasa Yunani apo = “dari” dan ptosis = “jatuh”)

adalah mekanisme biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram. Apoptosis berbeda dengan nekrosis.Apoptosis pada umumnya berlangsung seumur hidup dan bersifat menguntungkan bagi tubuh. Contoh nyata dari keuntungan apoptosis adalah pemisahan jari pada embrio.Apoptosis yang dialami oleh sel-sel yang terletak di antara jari menyebabkan masing-masing jari menjadi terpisah satu sama lain.Bila sel kehilangan kemampuan melakukan apoptosis maka sel tersebut dapat membelah secara tak terbatas dan akhirnya menjadi kanker.

Apoptosis memiliki ciri morfologis yang khas seperti blebbing membran plasma, pengerutan sel, kondensasi kromatin dan fragmentasi DNA,dan dimulai dengan enzim kaspase dari kelompok sisteina protease membentuk

Page 22: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

kompleks aktivasi protease multi sub-unit yang disebut apoptosom. Apoptosom disintesis di dalam sitoplasma setelah terjadi peningkatan permeabilitas membran mitokondria sisi luar dan pelepasan sitokrom c ke dalam sitoplasma,setelah terjadi interaksi antara membran ganda sardiolipin mitokondria dengan fosfolipid anionik yang memicu aktivitas peroksidase. Apoptosom merupakan kompleks protein yang terdiri dari sitokrom c, Apaf-1 dan prokaspase-9. Fungsi apoptosis :

a.     Berhubungan dengan kerusakan sel atau infeksi. Dimana terjadinya apoptosis ketika sel mengalami kerusakan yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Keputusan untuk melakukan apoptosis berasal dari sel itu sendiri, dari jaringan yang mengelilinginya, atau dari sel yang berasal dari sistem imun.

b.     Sebagai respon stress atau kerusakan DNA .c.     Kondisi yang mengakibatkan sel mengalami stress, misalnya kelaparan, atau

kerusakan DNA akibat racun atau paparan terhadap ultraviolet atau radiasi (misalnya radiasi gamma atau sinar X), dapat menyebabkan sel memulai proses apoptosis

1)    Sebagai upaya menjaga kestabilan jumlah sel2)    Sebagai bagian dari pertumbuhan3)    Regulasi sistem imun

Injury sel adalah cedera yang terjadi pada level seluler yang diakibatkan oleh Infeksi, reaksi imun, cacat genetik, gizi tidak seimbang

Adaptasi sel terdiri dari:1.     Atropi adalah pengerutan ukuran sel dengan hilangnya substansi

sel.disebabkan karena berkurangnya beban kerja, hilangnya persarafan, berkurangnya suplai darah, nutrisi yang tidak adekuat dan penuaan.

2.     Hipertrofi adalah penambahan ukuran sel dan menyebabkan penambahan ukuran organ, dapat fisiologik ataupun patologik. Penyebabnya antara lain peningkatan kebutuhan fungsional ataupun rangsangan hormonal spesifik.

Page 23: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

3.     Hiperplasia adalah meningkatnya jumlah sel dalam organ atau jaringan, bisa patologik maupun fisiologik, yang disebabkan karena hormonal dan kompensatorik.

4.     Metaplasia adalah perubahan reversibel; pada perubahan tersebut satu jenis sel dewasa digantikan oleh jenis sel dewasa lain.

Sel B dan Sel T merupakan pelaku utama pertahanan tubuh terhadap zat asing yang dapat menginfeksi tubuh. “Sel T pembunuh” (killer T cells) menjadi aktif saat terpapar potongan-potongan protein yang tidak sempurna (misalnya karena mutasi), atau terpapar antigen asing karena adanya infeksi virus. Setelah sel T menjadi aktif, sel-sel tersebut bermigrasi keluar dari lymph node, menemukan dan mengenali sel-sel yang tidak sempurna atau terinfeksi, dan membuat sel-sel tersebut melakukan kematian sel terprogram.

3.   Nekrosis SelSel dapat dianggap mati dengan mikroskop cahaya hanya setelah

mengalami serangkaian perubahan yang dinamakan nekrosis. Nekrosis dapat didefinisikan sebagai perubahan morfologi sebagai akibat tindakan degradasi progresif oleh enzim-enzim pada sel yang terjejas letal. Sel yang difiksasi dengan formalin untuk pelajaran histology adalah mati, tetapi semua kerja enzim dihentikan ketika dilakukan fiksasi, dengan demikian sel tidak nekrosis. Dua proses penting yang menunjukkan perubahan nekrosis adalah :

a.     Pencernaan sel oleh enzim.b.     Denaturasi protein.c.     Tanda jelas kematian sel terdapat dalam inti. Pada jejas tahap lanjut tetapi

reversible, kromatin sering menggumpal pada membrane inti.Jenis-jenis nekrosis :

Page 24: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

1)    Nekrosis koragulatif menyatakan pemeliharaan garis besar atas sel yang digumpalkan minimal beberapa hari. Diduga jejas atau asidosis intrasel yang meningkat secara berkesinambungan yang mengakibatkan denatorasi tidak hanya protein struktur tetapi juga protein enzim.

2)    Nekrosis likuefaktif sebagai akibat autolysis atau heterolysis terutama khas pada infeksi fokal kuman, karena kuman memiliki rangsang kuat pengumpulan sel darah putih.

3)    Nekrosis kaseosa merupakan bentuk lain nekrosis dijumpai paling sering pada focus-fokus infeksi tuberculosis.

BAB IIIPENUTUP

A.  KesimpulanSistem kardiovaskuler atau sistem sirkulasi memiliki fungsi utama

yaitu untuk memenuhi kebutuhan darah dalam jaringan. Sistem kardivaskuler terdiridari tiga komponen dasar, yaitu : Jantung, Pembuluh darah, dan darah. Fungsi utama jantung yaitu mempompa darah, menghasilkan tekanan darah, sirkulasi oksigen dan bahan lain. Kerja jantung dipengaruhi oleh sel- sel automotorik dan sel yang mempengaruhi saat berkontraksi, yaitu miosit dan endokardium.Jantung dilapisi oleh tiga lapisan, urutan dari luar kedalam : epikarium, miokardium, endokardium. Secara mikroskopis, jantung tersusun atas pembuluh darah vena an pembuluh darah arteri, masing – masing pembuluh

Page 25: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

darah dibai menjadi 3 lapisan, yaitu : Tunika intima, Tunika media, dan Tunika adventisia.

Pembuluh darah berfungsi mengangkut dan mendistribusikan darah yang dipompa oleh jantung. Pembuluh darah ada 3 yaitu pembeuluh darah arteri, dibagi lagi menjadi arteri elastis, arteri muscular, arteriol. Selain arteri ada pembuluh darah Vena dan Kapiler.Fungsi umum darah adalah sebagai alat pengangkutan, pengaturan, dan perlindungan tubuh. Darah ada dua yaitu plasma darah dan sel darah.sel darah dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : eritrosit, leukosit dan trombosit. Masing – masing sel darah memiliki peran tersendiri, yang berperan penting dalam pembekuan darah adalah trombosit. Pembekuan darah melewati empat tahap, yaitu : spashme vaskuler, pembentukan sumbat trombosit,pembentukan bekuan darah, Pertumbuhan jaringan ikat fibrosa. Pembekuan darah dipengaruhi 13 faktor, dan juga ada faktor penghambat pembekuan darah. Sistem peredarahan darah dan darah berkaitan erat dengan sistem limfatik. Cairan dalam tubuh manusia dibagi menjadi dua yaitu cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.

B.  Saran Pada saat berolahraga jangan terlalu kecapaian agar jantung tidak

bekerja terlalu berat.Minumlah minuman berion saat berolahraga, karena membantu memberikan cairan yang mengandung ion – ion yang diperlukan oleh tubuh.Pelajarilah anatomi, fisiologi, biokimia dan histologi sistem kardiovaskuler agar kita memperoleh pengetahuan yang lebih tentang sistem kardiovaskuler

Page 26: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

DAFTAR PUSTAKA

L Moore, Keith., 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta, EGC Murray, Robert K., 1997. Biokimia Harper.Jakarta, ECG Scalon, valarie C., 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta, EGCSherwood, laurelee., 2001. Fisiologi Manusia.: Dari sel ke sistem.ed.2.Jakarta,

EGC Guyton,A.C. & Hall,A.J., 1997. Fisiologi kedokteran. Jakarta, Penerbit buku

kedokteran ECGJunquira L.C. dan J. Carneiro., 2007.Basic Histologi : Text dan Atlas.Jakarta. EGC

Page 27: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Snell, Richard S., 2006. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta, Penerbit buku kedokteran EGC

R. Putz & R. Pabst., 2007. Atlas anatomi manusia : Sobotta. Jakarta, EGC

KARDIOVASKULAR

OLEH :

LUH RELO SRI NINGSIH

10.321.1012

A4-G

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

TAHUN AJARAN 2011/2012

Page 28: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat Beliaulah

kami dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan “Kebutuhan Eliminasi Uri” tepat pada waktunya.

Berbagai bantuan berupa bimbingan, perhatian dan dorongan sungguh berarti dan berharga bagi

kami dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa hasil makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan penulisan

ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar, 13 Juni 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul

KATA PENGANTAR

Page 29: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Dalam dan Luar Kardiovaskuler

2.2 Sel Eksitabel

2.3 Pembuluh Darah

2.4 Pembuluh Limfe

2.5 Fisiologi

2.7 Biokimia

Penyebab Nekrosis

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Daftar Pustaka

Page 30: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang dari pembutan makalah ini adalah untuk mengetahui struktur anatomi, fisiologi,

biofisika dan biokimia kardiovaskuler. Jantung merupakan organ penting dan paling vital yang terdapat

dalam tubuh makhluk hidup. Tanpa adanya jantung ini, manusiatidak dapat bertahan hidup.

Sekilas mengenai jantung. Jantung adalah organ berongga yang memiliki 4 ruang, terletak di dalam

rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior) sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga

dada, di atas diafragma dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI, dua jari di bawah

papilla mamae. Apeks jantung terletak pada interkosta kelima kiri pada garis medio-klavikularis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah teruraikan dalam latar belakang penulisan ini, maka dapat

dirumuskan permasalahannya ialah sebagai berikut :

1. Bagaimana struktur anatomi dari kardiovaskuler ?

2. Bagaimana fisiologi dari kardiovaskuler ?

3. Bagaimana biofisika dari kardiovaskuler ?

4. Bagaimana biokimia dari kardiovaskuler ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk :

1. Mengetahui struktur anatomi dari kardiovaskuler.

Page 31: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

2. Mengetahui fisiologi kardiovaskuler.

3. Mengetahui biofisika dari kardiovaskuler.

4. Mengetahui biokimia dari kardiovaskuler.

 

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan gambaran umum mengenai struktur anatomi kardiovaskuler.

2. Memberikan gambaran umum mengenai struktur fisiologi kardiovaskuler.

3. Memberikan gambaran umum mengenai biofisika kardiovaskuler.

4. Memberikan gambaran umum mengenai biokimia kardiovaskuler.

Page 32: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

 

BAB IIPEMBAHASAN

 2.1 Anatomi Dalam dan Luar Kardiovaskuler

1. Jantung

Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua paru. Sistem

Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di

rongga dada. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis tengah tubuh.

Proyeksi jantung kanan secara visual pada permukaan anterior adalah dibawah sternum dan tulang iga.

Pada bagian permukaan inferior ( Apeks dan batas kanan jantung) diatas diafragma. Batas jantung kanan

(yang meluas kebagian inferior dan basal) bertemu dengan paru kanan. Batas jantung kiri (yang meluas

dari basal ke apeks) bertemu dengan paru kiri. Bentuknya Menyerupai jantung pisang, bagian atasnya

tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing disebut apeks

kordis.

Page 33: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

A. Otot Jantung

Otot jantung bersifat lurik dan involunter sehingga dapat berkontraksi secara ritmis dan otomatis.

Jantung terdiri atas tiga tipe otot jantung yakni otot atrium, otot ventrikel, dan serat otot khusus

penghantar rangsangan dan pencetus rangsangan. Otot jantung mempunyai miofibril-miofibril tertentu

yang mengandung filamen aktin dan miosin, yang hampir identik dengan filamen yang dijumpai di dalam

otot rangka.

Otot jantung bersifat saling sinsisium, artinya satu otot dengan otot lainnya saling berhubungan.

Di otot jantung juga ditemukan daerah-daerah gelap yang menyilang serta-serat otot jantung yang

disebut sebagai diktus interkalatus; namun sebenarnya diktus interkalatus sebenarnya merupakan

membran sel yang memisahkan masing-masing sel otot jantung satu sama lainnya. Otot jantung hanya

terdapat pada miokard (lapisan otot jantung) dan dinding pembuluh darah. Gambaran umumnya berupa

serat-serat yang jalannya paralel dengan banyak guratan melintang terdapat jaringan ikat halus pada

endomisium, mengandung pembuluh darah kecil dan pembuluh getah bening.

Miofilamen mengandung aktin dan miosin yang sama dengan otot rangka. Miofilamen hanya

terbatas pada sel-sel otot itu sendiri dan tidak melintasi sel otot. Jaringan ikat tidak banyak terdapat

Page 34: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

pada otot jantung , tetapi hanya terdapat pada serat-serat berupa endomisium yang penuh kapiler

darah dari otot rangka . Kapiler limfe banyak terdapat pada otot jantung sedangkan saraf otonom halus

memberikan persarafan pada otot jantung.

B. Lapisan Jantung

Lapisan jantung terdiri dari perikardium, miokardium, dan endokardium.

a. Perikardium : lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang letaknya dalam

mediastinum minus, posterior terdapat korpus sterni dan rawan iga ke 2 sampai dengan iga ke 6.

Perikardium viseral (fibrosum) : bagian kantung yang membatasi pergerakan jantung terikat dibawah

sternum tendinium diagfraghma, bersatu dengan pembuluh darah besar melekat pada sternum melalui

ligamentum sternoperikardial.

Perikardium pariental (serosum) : membatasi perikardium fibrosum dengan perikardium serosum disebut

epikardium, mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas.

Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir yang berfungsi sebagai pelicin untuk menjaga agar

pergesakan antara perikardium tidak menimbulkan ganguan terhadap jantung. Pada permukaan

posterior jantung perikardium serosum membentuk vena besar disebut sinus obligus dan sinus

transverses.

b. Miokardium : lapisan jantung menerima darah dari arteri koronaria. Arteri koronaria sinistra

bercabang menjadi arteri desendens anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arteri koronaria dekstra

memberikan darah untuk sinoatrial node, ventrikel kanan, dan permukaan digafragma ventrikel kanan.

Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus dan bersirkulasi langsung ke dalam paru-paru. Susunan

otot jantung (miokardium) :

Susunan otot atria : serabutnya sangat tipis , kurang teratur dan tersusun dalam dua lapisan. Lapisan luar

mencangkup kedua arteria sehingga terlihat paling nyata. Dibagian depan atria beberapa serabut masuk

ke dalam septum atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri atas serabut- serabut berbentuk lingkaran.

Susunan otot ventrikel : membentuk bilik jantung yang dimulai dari cicin atrioventrikular sampai apeks

jantung.

Page 35: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Susunan otot atrioventrikular : merupakan dinding pemisah antar atrium dan vertikel.

c. Endokardium : dinding dalam atrium (endokardium) diliputi oleh membran yang mengikat

terdiri atas jaringan endotel (selaput lendir yang licin). Bagian ini memiliki kumpulan otot paralel yang

mengarah ke depan krista. Mengarah ke aurikula dari ujung bawah krista terminal terdapat sebuah

lipatan endokardium menonjol yang dikenal sebagai valvula vena kava inferior yang terletak di depan

muara vena inferior menuju ke sebelah tepi dan disebut fossa ovalis. Di antara atrium kanan dan

vebtrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikulare.

C. Bagian-Bagian Jantung

a. Basis kordis : bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan pembuluh darah besar

(aorta asendens, arteri pulmonalis, vena pulmonalis, dan vena cava superior). Basis kordis dibentuk oleh

atrium kiri dan atrium kanan sedangkan posterior dibentuk oleh aorta desendens, esofagus, vena azigos,

dan duktus torasikus setinggi vertebra torakalis ke 5 sampai ke 8.

b. Apeks kordis : adalah bagian bawah jantung yang berbetuk kerucut tumpul. Bagian ini

dibentuk oleh ujung vebtrikel kiri dan dinding toraks dan ditutupi oleh paru- paru dan pleura kiri dan

dinding toraks.

D. Permukaan Jantung

Permukaan jantung (fasies kordis) terdiri atas tiga lapis yaitu

a. Fasies sternokostalis : permukaan yang menghadap ke depan berbatasan denagn dinding

depan toraks dibentuk oleh atrium kanan, ventrikel kanan dan sedikit ventrikel kiri

b. Fasies dorsalis : permukaan jantung yang menghadap kebelakang , berbentuk segi empat,

berbatasan dengan mediastinum posterior dan dibentuk oleh dinding atrium kiri sebagian atrium kanan

dan sebagian kecil ventrikel kiri.

Page 36: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

c. Fasies diafragmatika : permukaan bagian bawah jantung berbatasan dengan sentrum

tendium diafragma yang dibentuk oleh dinding vebtrikel kiri dan sebagian kecil ventrikel kanan.

E. Ruang pada Jantung

a. Atrium Kanan (Atrium Dextra)

Atrium pada jantung berfungsi sebagai pompa primer yang lemah bagi ventrikel, yang membantu

mengalirkan darah masuk ke dalam ventrikel. Ventrikel selanjutnya menyediakan tenaga utama yang

dapat dipakai untuk mendorong darah ke sirkulasi pulmonal atau sirkulasi perifer. Atrium kanan terdiri

atas rongga utama dari aurikula diluar , sedangkan bagian dalam membentuk suatu rigi krisata

terminalis. Bagian atrium yang terletak didepan rigi mengalami trabekulasi aibat berkas serabut otot

yang berjalan dari krista terminalis. Muara yang terletak antrium kanan adalah sebagai berikut :

Vena kava superior : bermuara ke bagian atas atrium kanan. Muara ini tidak mempunyai katup dan

berfungsi mengembalikan darah dari setengah bagian tubuh atas

Vena kava inferior : lebih besar dari vena kava superior bermuara ke dalm bagian bawah atrium kanan dan

berfungsi mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian tubuh bawah

Sinus koronarius : bermuara ke dalam atrium kanan dan bermuara antra vena kava inferior dengan

osteum ventrikular yang dilindungi oleh katup yang tidak berfungsi

Sinus atrioventrikuler kanan : bagian anterior vena kava inferior dilindungi oleh valvula bikuspinalis,

disamping itu banyak muara vena- vena kecil yang mengalirkan darah dari jantung ke dalam atrium

kanan.

b. Atrium Kiri (Atrium Sinister)

Atrim kiri terdiri atas rongga utama dan aurikula yang terletak dibelakang atrium kanan dan

membentuk sebagian besar basis (fasies posterior). Pada bagian belakang atrium kiri terdapat sinus

obligue perikardium serosum dan perikardium fibrosum. Bagian dalam atrium kiri dan aurikula

mempunyai rigi otot seperti aurikula kanan. Muara atrium kiri vena pulmonalis dari masing- masing

paru- paru bermuara pada dinding posterior dan tidak mempunyai katup, osteum ventrikuler kiri yang

dilindungi oleh valvula mitralis.

Page 37: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

c. Ventrikel Kanan

Ventrikel kanan berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikuler dekstrum dan

dengan traktus pulmonalis melalui osteum trunkus pulmonalis. Lapisan dinding ventrikel kanan jauh

lebih tebal daripada atrium kanan.

Valvula trikuspidalis : melindungi osteum atrioventrikuler yang dibentuk oleh lipatan endokardium dan

sebagian jaringan fibrosa yang terdiri dari tiga kuspis (trikuspidalis) atau saringan (anterior, septalis, dan

inferior). Basis kuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung. Bila ventrikel berkontraksi, muskulus

papilaris berkontraksi mencegah agar kuspis tidak terdorong ke atrium dan tidak terbalik ketika tekanan

intraventrikuler meningkat.

Valvula pulmonalis : melindungi osteum pulmonalis yang terdiri ats dua kuspis (saringan) semilunaris

arteri pulmonalis yang dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa. Mulut muara

kuspis arahnya ke atas dan bila arahnya ke dalam trunkus pulmonalis dinamakan sinus. Selama fase

sistolik, katup kuspis pada ventrikel tertekan pada dinding trunkus pulmonalis oleh darah keluar. Selama

diastolik, darah kembali ke jantung masuk ke sinus , katup kuspis terisi dan menutup osteum pulmonalis.

d. Ventrikel Kiri

Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui osteum antrioventrikuler kiri dan aorta

melalui osteum aorta. Dinding vertikel kiri tiga kali lebih tebal dari vebtrikel kanan. Tekanan darah

intraventrikuler kiri enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan dari ventrikel kanan.

Valvula mitralis (valvula bikuspidalis). Melindungi osteum antrioventrikularis yang terdiri atas sua kuspis

(anterior dan posterior). Kuspis anterior lebih besar dan terletak diantara osteum antrioventrikular dan

aorta

Valvula semilunaris aorta : melindungi osteum aorta dan strukturnya sama dengan valvula semilunaris

arteri pulmonalis. Salah satu kuspis terletak di dinding aorta membentuk sinus aorta anterior yang

merupakan asal dari arteri koronaria kana dan sinus posterior kiri yang merupakan asal koronaria kiri.

F. Bunyi Jantung

Gerakan jantung dapat terdengar dua macam suara yang disebabkan oleh katup-katup yang

menutup secara pasif. Bunyi pertma disebabkan oleh menutupnya katup arterio-ventrikuler, dan

Page 38: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

kontraksi dengan ventrikel. Bunyi kedua karena menutupnya katup aortik dan pulmoner sesuai kontraksi

dari ventrikel. Yang pertama adalah panjang dan dempak, dan yang ke dua pendek dan tajam.

Demikianlah mak pertama terdengar seperti “lub” dan yang ke dua seperti “dup”. Dalam keadaan

normal jantung tidak mengalami bunyi lain, tetapi bila arus darah cepat atau bila ada kelainan pada

katup atau salah satu ruangnya, maka dapat terjadi bunyi lain, biasanya disebut “bising”.

Debaran jantung atau lebih tepat debaran apex, adalah pukulan ventrikel kiri kepada dinding

anterior yang terjadi selama kontraksi ventrikel. Debaran ini dapt diraba, dan sering dilihat juga ruang

interkostal kelima kiri, kira-kira 4 sentimeter dari garis tengah sternum.

Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa keluar jantung.

Denyut ini mudah diraba disustu tempat dimana arteri melintasi sebuah tulang yang terletak dekat

permukaan. Seperti misalnya: arteri radialis disebelah depan pergelangan tangan , arteri temporalis

diats tulang temporal atau arteri dorsalis penis dibelokan mata kaki. Yang teraba bukan darah yang

dipompa oleh jantung masuk ke dalam aorta melainkan gelombang tekanan yang dialirkan dari aorta

dan merambat lebih cepat dari pada darah itu sendiri.

Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda- beda, dipengaruhi oleh penghidupan,

pekerjaan ,makanan, umur, emosi. Irama dan denyut sesuai dengan siklus jantung. Kalau jumlah denyut

ada 70 maka berarti siklus jantung 70 kali semenit juga. Kecepatan normal denyut nadi (jumlah debaran

setiap menit) :

Pada bayi yang baru lahir : 140 pada umur 5 tahun 96-100

Selama tahun pertama : 120 pada umur 10 tahun 80-90

Selama tahun kedua : 110 pada orang dewasa 60-80

2.2 Sel Eksitabel

Eksitabel sel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial aksi. Jaringan eksitabel apabila

dirangsang dengan adekuat akan memberi respon berupa potensial aksi.

2.3 Pembuluh Darah

Page 39: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Pembuluh ini berbentuk bulat, dengan ukuran berbeda-beda, dan berdiameter antara 0,01 mm

hingga 10 mm. Ada tiga macam pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan kapiler. Ketiga pembuluh darah

tersebut selalu berhubungan satu dengan lainnya dan membentuk suatu sistem. Arteri berhubungan

langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.

Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena. Dinding arteri

dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan

tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan

ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh

kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan

sebuah membran basal.

Pembuluh darah pada peredaran darah kecil, terdiri atas :

1. Arteri pulmonalis, merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dextra menuju ke

paru-paru. Mempunyai dua cabang yaitu dextra dan sinistra untuk paru-paru kanan dan kiri yang banyak

mengandung CO2 di dalam darahnya.

2. Vena pulmonalis merupakan vena pendek yang membawa darah dari paru-paru masuk ke

jantung bagian atrium sinistra. Didalamnya berisi darah yang banyak mengandung O2.

Pembuluh darah pada peredaran darah besar, terdiri atas :

1. Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang besar yang keluar dari jantung bagian ventrikel

sinistra melalui aorta accendens lalu membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis sinistra, turun

sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma lalu menurun ke bagian perut. Jalannya arteri

terbagi atas 3 bagian yaitu :

a) Aorta Accendens, aorta yang naik ke atas dengan panjang kira-kira 5 cm, cabangnya arteri

koronaria masuk ke jantung.

b) Arkus Aorta, yaitu bagian aorta yang melengkung ke bawahsampai vena torakalis IV.

Cabang-cabangnya : Arteri brakia sefalika, atau arteri anomina, arteri subklavia sinistra dan arteri karotis

komunis sinistra.

Page 40: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

c) Aorta Decendens, bagian aorta yang menurun mulai dari vertebra torakalis IV sampai

vertebra lumbalis IV .

Letaknya :

1) Aorta Torakalis , dimulai dari vertebra torakalis IV sampai menembus diafragma.

Percabangannya sampai pada dinding toraks dan alat-alat visceral yang ada di dalam rongga toraks.

2) Aorta Abdominalis, pada vertebra torakalis XII terbagi menjadi 2 : arteri iliaka komunis dextra

arteri iliaka komunis sinistra.

Percabangannya sampai pada dinding perut dan alat dalam rongga perut, panggul dan anggota

gerak bawah.

Peredaran darah kecil :

Darah dari jantung ventrikel dextra valvula semilunaris arteri pulmonalis paru-paru kiri dan kanan

vena pulmonalis.

Peredaran darah besar :

Darah dari jantung ventrikel sinistra valvula semilunaris aorta aorta arteri arteriol kapiler arteri

kapiler vena venolus vena kava atrium dextra

2.4 Pembuluh Limfe

Struktur pembuluh limfe

Darah yang meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena dan sebagian

cairan meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe yang merembes dalam ruang-ruang

jaringan. Susunan pembuluh limfe disebut juga middleman atau susunan tengah karena merupakan

susunan antara darah dan cairan jaringan dimana terdapat zat-zat koloid, garam elektrolit tidak dapat

masuk kedalam kapiler darah akan tetapi masuk melalui kapiler-kapiler limfe atau saluran limfe.

Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga

tampak seperti rangkaian merjan. Pembuluh darah limfe yang terkecil atau kapiler, lebih besar dari

kapiler darah terdiri atas selapis endothelium.

Page 41: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Pmbuluh limfe merupakan jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga limfe di

dalam jaringan berbagai organ dalam vili usus terdapat pembuluh limfe khusus yang disebut lacteal yang

dijumpai dalam vili usus.

Pembuluh darah afferent menembus kapiler sel dipinggiran yang cembung dam memperdarahi

kalenjar dan bercampur dengan benda kecil daripada limfe dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan

oleh pembuluh afferent yang dikeluarkan melalui vilum.

Saluran limfe mempunyai 2 batang saluran yang sama yaitu :

1) Duktus torasikus atau duktus limfatikus sinistra, yaitu dimulai dari pembuluh limfe yang

bentuknya disebut sinistra kili yang terdapat di depan dari vertebra lumbalis menuju ke bagian atas

akhirnya bermuara ke vena brakiosefalika kemudian ke vena kava superior, duktus torasikus ini

merupakan kumpulan dari pembuluh limfe yang berasal dari kepala kiri, leher kiri, dada sebelah kiri

bagian perut, anggota gerak bawah dan alat-alat dalam rongga perut.

2) Duktus limfatikus dextra, merupakan pembuluh limfe yang pendek dan panjangnya kira-kira

1,20 cm, menerima limfe dari pembuluh limfe yang berasal dari kepal kanan, leher kanan, bentuk dan

susunan dari pembuluh limfe hampir sama dengan vena. Begitu juga dengan lapisan plasmanya

sepanjang salurannya terdapat katup-katup yang terbuka kea rah jantung.

Fungsi pembuluh limfe, antara lain :

1) Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.

2) Mengangkut limfosit dari kalenjar limfe ke sirkulasi darah.

3) Membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Susunan limfe yang

melaksanakannya ini ialah saluran lakteral.

4) Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme.

5) Menghasilkan zat antibody untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi.

Page 42: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Kalenjar Limfe,bentuknya bulat lonjong dengan ukuran kira-kira10-25 mm. Limfe disebut juga

getah bening merupakan cairan dimana susunan isinya hamper sama dengan plasma darah dan cairan

jaringan. Bedanya ialah : dalam cairan limfe banyak mengandung cairan darah limfosit. Tidak terdapat

CO2 dan mengandung sedikit O2, dan cairan limfe berasal dari usus yang mengandung zat lemak.

Cairan limfe ini dibentuk dan berasal dari cairan jaringan melalui difusi atau filtrasi ke dalam

kapiler-kapiler limfe dan seterusnya akan masuk kedalam peredaran darah melalui vena. Fungsi kalenjar

limfe terdiri dari :

1) Menyaring cairan limfe dari benda-benda asing.

2) Pembentukan limfosit.

3) Membentuk antibody.

4) Pembuangan bakteri-bakteri.

5) Laktealnya berfungsi untuk membantu rotogsi lemak.

Faktor-faktor yang memungkinkan cairan limfe bergerak :

1) Kontraksi otot-otot akan menekan cairan limfe bergerak.

2) Pada inspirasi dan ekspirasi rongga dada, mengakibatkan adanya perubahan tekanan.

3) Massage tubuh (pemijatan tubuh).

2.5 Fisiologi

1. Hemodinamika Jantung

Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah bertekana

tinggi ke daerah bertekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran darah dalam

sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel. Ketika otot berkontraksi darah terdorong

dari vebtrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel kiri melebihi tekanan aorta. Bila kedua

tekanan menjadi seimbang katup aorta akan menutup dan keluaran dari vebtrikel kiri terhenti. Darah

yang telah memasuki aorta akan menaikkan tekanan darah pembuluh darah tersebut. Akibatnya terjadi

Page 43: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

perbedaan tekanan yang akan mendorong darah secara progresif ke arteri, kapiler, dan ke vena. Darah

kemudian kembali ke antrium kanan karena tekanan dalam kamar ini lebih rendah dari tekanan vena.

Perbedaan tekanan juga bertanggung jawab terhadap aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru dan

kembali ke antrium kiri. Perbedaan tekanan dalam sirkulasi pulmonal secara bermakna lebih rendah dari

tekanan sirkulasi sitemik karena aliran di pembuluh darah pulmonal lebih rendah.

2. Elektrofisiologi Jantung

Aktivitas listrik jantung terjadi akibat ion (partikel bermuatan seperti natrium, kalium dan kalsium)

bergerak menembus membran sel. Perbedaan muatan listrik yang tercatat dalam sebuah sel

mengakibatkan apa yang dinamakan potensial aksi jantung.

Pada keadaan istirahat, otot jantung terdapat dalam keadaan terpolarisasi artinya terdapat

perbedaan muatan listrik antara bagian dalam membran yang bermuatan negatif dan bagian luar yang

bermuatan positif. Siklus jantung bermula saat dilepaskannya impuls listrik, mulailah fase depolarisasi.

Permeabilitas membran sel berubah dan ion bergerak melintasinya. Dengan bergeraknya ion ke dalam

sel maka bagian dalam sel akan menjadi positif. Kontraksi otot terjadi setelah depolarisasi.sel otot

jantung normalnya akan mengalami depolarisasi ketika sel-sel tetangganya mengalami depolarisasi

(meskipun dapat juga terdepolarisasi akabat stimulasi listrik eksternal). Depolarisasi sebuah sel sisrem

hantaran khusus yang memadai akan mengakibatkan depolarisasi dan kontraksi seluruh miokardium.

Repolarisasi terjadi saat sel kembali kekeadaan dasar (menjadi lebih negatif),dan sesuai dengan relaksasi

otot miokardium.

Otot jantung,tidak seperti otot lurik atau otot polos,mempunyai periode refraktori yang

panjang,pada saat sel tidak dapat distimulasi untuk berkontraksi.Hal tersebut melindungi jantung dari

kontraksi berkepanjangan (tetani),yang dapat mengakibatkan henti jantung mendadak.

Kopling elektromekanikal dan kontraksi jantung yang normal tergantung pada komposisi cairan

interstisialsekitar otot jantung.Komposisi cairan tersebut pada gilirannya tergantung pada komposisi

darah. Maka perubahan konsentrasi kalsium dapat mempengaruhi kontraksi serabut otot jantung.

Perubahan konsentrasi kalium darah juga penting,karena kalium mempengaruhi voltase listrik normal

sel.

3. Mekanisme Jantung Sebagai Pompa

Page 44: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Pada kurva EKG, sistolik atrium dimulai setelah gelombang P dan sistolik ventrikel dekat akhir

gelombang R dan berakhir segera setelah gelombang T. Kontraksi menghasilkan runtutan perubahan

tekanan dan aliran dalam rongga jantung dan pembuluh darah. Perlu dicatat bahwa istilah tekanan

sistolik dalam sistem pembuluh darah merujuk pada puncak tekanan tertinggi yang dicapai selama

sistolik, bukan tekanan rata-rata; demikian pula halnya, tekanan diastolik merujuk pada tekanan

terendah selama diastolik.

Daya Pompa Jantung

Pada orang yang sedang istirahat jantungnya berdebar sekitar 70 kali semenit dan memompa

70ml setiap denyut (volume denyutan adalh 70 ml). Jumlah darah yang setiap menit dipompa dengan

demikian adalah 70 x 70 atau sekitar 5 liter.

Sewaktu banyak bergerak kecepatan jantung dapat menjadi 150 setiap menit dan volume denyut

lebih dari 150ml yang membuat daya pompa jantung 20 sampai 25 liter setiap menit.

Setiap menit sejumlah volume yang sama kembali dari vena ke jantung. Akan tetapi bila

pengembalian dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginua dengan daya pompa

jantung maka terjadi payah jantung. Vena-vena dekat jantung membengkak berisi darah, sehingga

tekanan dalm vena naik. Dan bila keadaan ini tidak sempat ditangani akan terjadi odema.

4. Sistem Konduksi

Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan

tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus,yaitu :

1. Otomatisasi,kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.

2. Irama,kemampuan membentuk impuls yang teratur.

3. Daya konduksi,kemampuan untuk menyalurkan impuls.

4. Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangasang.

Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas,maka secara spontan dan teratur jantung akan

menghasilkan impuls-impuls yang di salurkan melalui system hantaran untuk merangsang otot jantung

dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus SA ke nodus AV,sampai ke

serabut purkinye.

Page 45: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki otomatisasi.

Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat dari pada sel jantung

lain dengan otomatisasi 60-100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja sebagai pemacu jantung

normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus atrioventrikuler (AV). Jaringan ini bekerja

untuk menghantarkan,memperlambat,potensial aksi atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel.

Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari

potensial aksi ini sampai semua potensial aksi telah di keluarkan atrium dan memasuki nodus AV.

Setelah sedikit perlambatan ini,nodus AV melampau potensial aksi sekaligus,ke jaringan konduksi

ventrikular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus AV ini juga

memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke dalam

ventrikel,sebagai persiapan untuk sistole ventrikel.

5. Pembuluh Darah

Arteri

Merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah ke seluruh bagian

dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut

aorta. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastis dan terdiri dari 3 lapisan

yaitu :

1) Tunika intima/interna. Lapisan yang paling dalam sekali yang berhubungan dengan darah dan

terdiri dari dari jaringan endotel.

2) Tunika media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang sifatnya elastis dan

termasuk otot polos.

3) Tunika eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdiri dari jaringan ikat gembur

yang berguna menguatkan dinding arteri.

Sirkulasi Darah Aorta

Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar, keluar dari jantung bagian ventrikel

sinistra melalui aorta asenden, membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis sinistra turu sepanjang

kolumna vertyebralis, dan menembus diafragma turun ke abdomen. Jalan aorfta terdiri dari 3 bagian

yaitu Aorta asendens, arkus aorta, dan aorta desenden.

Page 46: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Aorta Asendens muncul pada basis ventrikel kiri berjalan ke atas dan ke depan, panjangnya kira-kira

5cm, mempunyai 2 cabang, yaitu arteri koronaria dekstra dan arteri koronaria sinistra.

Arteri koronaria dekstra berasal dari sinus anterior. Aorta memberikan darah untuk belahan jantung

sebelah kanan untuk menghidupi sel-sel otot miokardium.

Arteri koronaria sinistra memberikan darah untuk jantung sebelah kiri yang berasal dari sinus posterior

aorta untuk menghidupi otot lapisan miokardium.

Arkus Aorta merupakan lanjutan dari aorta asendens yang melengkung kea rah kiri, terletak di belakang

manubrium sterni, berjalan keatas, ke belakang, dank e kiri depan trakea kemudian berjalan kebawah

sebelah kiri trakea setinggi angulus sterni. Arkus aorta mempunyai cabang, yaitu aorta brakhiosefalika,

aorta subklafia sinistra, dan aorta karotis komunis sinistra. Bagian yang melengkung kearah kiri di depan

trakea sedikit turun ke bawah sampai ke vertebrae torakalis ke--4. Arkus aorta mempunyai 3 cabang,

yaitu arteri anonima, arteri karotis komunis sinistra, dan arteri subklavia sinistra.

1. Arteri Anonima merupakan arteri terbesar setelah arkus aorta yang mempunyai cabang

arteri karotis komunis dekstra yang memberikan darah untuk anggota gerak atas kanan.

2. Arteri karotis komunis sinistra memberikan darah untuk kepala.

3. Arteri Subklavia Sinistra memberikan darah untuk anggota gerak atas kiri.

Aorta Desenden merupakan lanjutan dari arkus aorta, menurun mulai dari vertebr ae torakalis ke-4

sampai vertebrae lumbalis ke-4. Aorta berjalan di sebelah kiri korpus vertebrae setinggi angulus sterni

kemudian berjalan ke bawah mediasstinum vertebrae ke-12 melewati hiatus aortikus diafragma digaris

tengah dan berlanjut ke bawah sampai lumbalis ke-4. Aorta desenden mempunyai 2 cabang, yaitu aorta

torakalis dan aorta abdominalis.

1. Aorta Torakalis

Aorta torakalis merupakan lanjutan dari arkus aorta di sebelah kiri tepi bawah korpus vertebrae

torakalis ke-12 yang memberikan darah untuk rongga dada, terdapat di depan ruas- ruas tulang

punggung. Dibelakang aorta torakalis terdapat kolumna vertebralis cabang-cabangnya antara lain

rongga toraks dan dinding toraks.

Page 47: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Arteri yang paling besar di dalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis tengahnya kira-kira

1-3 cm, arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruh tubuh yang disebut arteriol yang akhirnya akan

menjadi pembuluh darah rambut (kapiler).

Arteri mendapat darah dari darah yang mengalir di dalamnya tetapi hanya untuk tunika intima,

sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah yang disebut vasa vasorum.

Disamping itu arteri dapat mengecil dan melebar (kontriksi dan dilatasi) disebabkan pengaruh

saraf dari susunan saraf otonom yang disebut vasomotor (vasodilator dan vasokonstruktor).

a. Arteri Rongga Perut

1) Arteri Seliaka. Arterinya sangat pendek, berasak dari aorta abdominalis, terletak dibelakang

bursa omentalis, dan mempunyai tiga cabang, yaitu arteri gastrika sinistra, arteri lienalis, dan arteri

hepatica.

o Arteri gastrika sinistra berjalan ke kardiak lambung dan memutar ke kanan sepanjang

kurvatura minor lambung, beranastomosa dengan aorta gastrika dekstra.

o Arteri lienalis berada disepanjang pinggir atas pancreas dan dibelakang lambung. Arteri ini

masuk ligamentum lienoralis, berjalam ke hilus limpa, dan bercabang, yaitu arteri gastroepiploika

sinistra dan arteri gastrika brevis.

o Arteri hepatica berjalan ke depan dan ke kanan antara lapisan omentum minus, terletak

didepan sebelah kiri duktus koleduktus dan di depan vena portae, memperdarahi lobus-lobus hati, dan

memiliki cabang yaitu: arteri gastrika dekstra yang berasal dari arteri arteri hepatica dan berjalan ke

dalam omentum minus sepanjang kurvatura minor lambung; arteri gastroduodenalis superior dan arteri

hepatica dekstra dan sinistra yang mempercabangkan arteri sistika yang berjalan ke leher kandung

empedu.

2) Arteri splenika (lienalis) memperdarahi pancreas, duodenum superior, dan inferior dan

berjalan berkelok sepanjang pancreas masuk ke limpa dan hilus limpa.

3) Arteri mesenterika superior memperdarahi bagian distal duodenum, ileum, sekum,

apendiks, kolon asendens, dan kolon transversum. Arteri mesenterika superior berasal dari permukaan

depan arteri abdominalis dan berjalan kebawah kanan antara lapisan mesentrium usus halus.

Cabangnya terdiri dari: arteri pankreatika duodenalis inferior yang memperdarahi pancreas bagian

Page 48: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

duodenum; arteri kolika media yang memperdarahi kolon transfersum kanan dan kiri; arteri kolika

dekstra yang berjalan ke kanan memperdarahi kolon asendens dan bercabang menjadi ramus asendens

dan desendens; dan arteri ilokilika yang berjalan ke bawah dan beranastomosis dengan arteri

mesenterika sup.

4) Arteri ranalis merupakan cabang dari arteri abdominalis, masing-masing arteri rrenalis

menjadi arteri segmentalis dan masuk ke dalam hilus ginjal, tersebar ke segmen ginjal menjadi arteri

lobaris. Setiap arteri lobaris mempercabangkan lagi menjadi arteri aquarta dan menjadi interlobularis

yang berjalan diatas korteks.

5) Arteri spermatika ovartika. Pada laki-laki, arteri spermatika memperdarahi testes dan pada

wanita arteri ovarika memperdarahi ovarium.

6) Arteri mesenterika inferior memperdarahi sepertiga distal kolon transversum fleksura

kolika sinistra, kolon desendens, kolon sigmoid rectum, dan setengah atas anus. arteri mesenterika

inferior berasal dari arteri abdominalis dan bercabang menjadi arteri iliaka komunis dan berubah

menjadi arteri rektalis superior. Arteri mesenterika inferior memiliki cabang yaitu: kolika sinistra yang

memperdarahi kolon transfersum fleksura koli sinistra, dan kolon desendens atas; arteri sigmoidea yang

memperdarahi kolon desendens dan sigmoid; dan arteri rektalis superior yang memperdarahi rectum

dan setengah anus beranastomosis dengan arteri rektalis superior.

7) Arteri marginalis merupakan cabang dari arteri mesenterika superior dan beranastomosis

dengan arteri rektalis superior.

b. Arteri Dinding Abdomen Muka dan Belakang

1) Frenikus inferior merupakan cabang dari arteri abdominalis yang memperdarahi diafragma

bagian bawah.

2) Arteri subkostalis memperdarahi otot-otot iga melayang.

3) Epigastrika superior masuk ke dalam muskulus rektus abdominus, berjalan turun ke

belakang dan beranastomosis dengan epigastrika inferior.

4) Arteri lumbalis memperdarahi kulit dan otot punggung sumsum tulang belakang.

Page 49: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

c. Rongga panggul

Arteri illiaka komunis berawal dari arteri desendens, ketika sampai pada vertebrae lumbalis ke-4

akan bercabang menjadi arteri illiaka komunis sinistra, berjalan kebawah dan lateral sepanjang tepi

medial muskulus psoas.

1) Arteri illiaka interna, masuk ke rongga pelvis depan artikulasio sakralis dan pada tepi atas

foramen iskhiadika mayor membelah menjadi ramus anterior dan posterior, memberikan cabangnya

untuk memperdarahi visera pelvis, peritoneum, bokong, dan kanalis sakralis. Cabangya terdiri dari:

arteri sakralis media, masuk pelvis di depan promontorium, dan berjalan kebawah pada permukaan

anterior sacrum dengan arteri sakralis lateralis; arteri rektalis superior, memperdarahi rectum dan testes

pada laki-laki; arteri ovarika, memperdarahi ovarium pada wanita; dan arteri uterine, memperdarahi

uterus.

2) Arteri illiaka eksterna berjalan sepanjang tepi medial m. psoas mengganti tepi pelvis,

bercabang menjadi arteri epigastrika inferior dan arteri sirkumfleksa illium profundus dan sebelum

berjalan di bawah ligamentum berubah menjadi arteri femoralis. Arteri femoralis, memasuki paha

melalui bagian belakang ligamentum inguinal, lanjutan dari illiaka eksterna. Arteri ini memperdarahi

tungkai menurun vertical ke tuberkulum adductor femoralis dan berakhir pada m. adductor magnus

memasuki septia poplitea sebagai arteri poplites. Cabang arteri femoralis yaitu: arteri sirkumfleksa

superfisialis, cabang melalui hiatus safenus ke region spina illiaka anterior superior arteri apigastrika

superfisialis melintasi ligamentum inguinal berjalan region umbilikalis. Arteri profunda femoralis

merupakan cabang besar yang timbul disisi lateral arteri femoralis, memasuki ruang medial paha dan

berjalan turun di antara m. abductor brevis. Cabang-cabangnya yaitu arteri sirkumfleksa femoris

medialis, untuk otot ruang paha; arteri sirkumflexa femoris lateralis, membentuk anastomosis; arteri

ferforantis, beranastomosis dengan arteri glute inferior dan arteri sirkumfleksa membantu menyuplai

darah untuk sendi lutut.

3) Arteri poplitea, memasuki fossa poplitea melalui lubang pada m. abductor magnus dan

berakhir pada m. popliteus yang kemudian pecah menjadi arteri tibialis anterior dan arteritibialis

posterior.

a) Arteri tibialis anterior, berjalan ke depan dalam ruang anterior tungkai bawah menurun

pada permukaan membrane interosa. Pada tendo m.ekstentor digitorum longus sisi lateral terdengar

denyut nadi yang mudah diraba dan di depan sendi pergelangan kaki arteri ini menjadi arteri dorsalis

Page 50: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

pedis. Arteri plantaris medialis, cabang dari arteri tibialis anterior berjalan ke depan bawah m. abductor

hallucis medial, menyuplai darah untuk ibu jari kaki, dan member cabang untuk m. kalkaneus dan

artikular.

b) Arteri tibia posterior, dari m. poplitea berjalan turun ke dalam m. gastroknemius dan m.

soleus pada permukaan posterior tibia pada bagian bawah tungkai 2,5 cm di tepi sendi kalkaneus yang

ditutupi kulit dan fasia, bercabang menjadi arteri plantaris medialis dan lateralis. Arteri tibialis posterior

memiliki cabang-cabang yaitu; arteri peronea menembus membrane interrosa mencapai bagian bawah

tungkai depan dan arteri nutrisia, memperdarahi tibia. Arteri plantaris lateralis, cabang besar dari arteri

tibialis posterior berjalan ke depan bawah m. abductor hallucis dan m. fleksor digitorum brevis

membentuk arkus plantaris dan bergabung dengan arteri dorsalis, bercabang ke arteri digitis plantaris ke

sisi keempat jari kaki lateral.

c) Arteri dorsalis pedis, memasuki telapak kaki diantara kaput m. interrosa dorsalis pertama,

bergabung dengan arteri plantaris lateralis dengan cabangnya metatarsa plantaris pertama, menyuplai

darah untuk celah ibu jari kaki dan jari kedua. Cabang-cabangnya yaitu arteri tarsalis lateralis, dibawah

sendi pergelangan kaki; arteri arkuarta, dibawah tendo otot ekstentor bercabang ke metatarsal jari-jari;

dan arteri metatarsal dorsalis pertama, menyuplai darah untuk kedua sisi ibu jari kaki.

d. Sirkulasi Arteri Kepala dan Leher

Arteri kepala dan leher disuplai oleh arteri karotis komunis dekstra dan sinistra. Bagian dekstra

agak pendek yang merupakan cabang dari aorta anonima dan sinistra lebih panjang karena langsung dari

arkus aorta. Pada masing-masing sisi menuju ke atas leher dibawah otot sternomastoid dan pada

ketinggian perbatasan atas kartilago tiroid membagi diri menjadi dua, yaitu :

1) Arteri karotis eksterna yang menyuplai darah bagian leher dan kepala. Percabangan arteri

karotis eksterna :

a) Arteri tiroid superior merupakan bagian depan karotis eksterna yang menembus membrane

tiroidea bersama langus laringeus internus.

b) Arteri faringea asendens merupakan cabang bawah karotis eksterna yang mempunyai

cabang yang banyak dan kecil-kecil untuk memperdarahi faring dan struktur sekitarnya.

c) Arteri lingualis merupakan permukaan karotis eksterna yang masuk ke origo mandibularis di

atas nervus hypoglassus untuk otot lidah.

Page 51: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

d) Arteri fasialis berawal dari permukaan anterior aorta karotis interna mencapai bagian

posterior glandula submandibularis rahang bawah.

e) Arteri oksipitalis berhadapan dengan arteri fasialis, berjalan ke atas mencapai bagian

belakang kulit kepala, dan bagian ujung bersama dengan n. oksipitalis mengurus kulit kepala bagian

belakang.

f) Arteri aurikularis posterior berjalan ke atas belakang sepanjang tepi atas venter posterior m.

digastrik dibawah glandula parotis antara kulit kepala belakang dengan aurikula.

g) Arteri maksilaris bagian belakang rahang atas.

2) Arteri karotis interna yang tidak bercabang di leher. Pada masing-masing sisi merupakan

percabangan terminal dari arteri karotis komunis. Arteri ini menuju ke atas dalam leher melalui kanalis

karotis. Pada os temporalis, arteri ini bersatu dalam tengkorak dimana arteri tersebut menyebar dan

terletak di dalam sinus kavernosus dan berakhir pada arteri serebri anterior dan media. Percabangan

arteri karotis interna :

a) Arteri oftalmika keluar dari sinus kavernosus masuk ke orbita lewat kanalis optikus di bawah

dan lateral n. optikus. Arteri ini berfungsi memperdarahi mata.

b) Arteri kommunikan posterior berjalan ke belakang dan bergabung dengan aorta serebri

posterior.

c) Arteri koroidea merupakan cabang kecil yang berjalan ke belakang memasuki kornu inferior

ventrikulus lateralis dan berakhir dalam plexus khoroideus.

d) Arteri serebri anterior berjelan ke depan medial, masuk ke fisura longitudineus serebri, dan

bergabung dengan aorta kommunikans anterior untuk memperdarahi korteks serebri dan hemisfer otak.

e) Arteri serebri media merupakan cabang terbesar dari aorta karotis media interna yang

berjalan ke lateral dalam sulkus lateralis. Arteri ini masuk ke seluruh korteks motorik, cabang-cabang

sentralnya masuk ke substansia grisea dalam hemisfer serebri.

f) Arteri nasalis berjalan ke depan untuk memperdarahi hidung.

Arteri vertebralis

Page 52: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Artikel Kesehatan Struktur Anatomi Jantung

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar belakang

Sistem kardiovaskular merupakan system yang menjelaskan proses siskulasi yang terjadi di

dalam tubuh manusia. Berdasarkan lintasan sirkulasi,ada 3 macam sirkulasi dalam tubuh

manusia,sirkulasi sistemik,sirkulasi paru,dan sirkulasi khusus (sirkulasi pada janin,sirkulasi

koroner jantung). Sirkulasi tidak hanya menjelaskan tentang sirkulasi darah saja tetapi juga ada

sirkulasi cairan limfe yang berperan dalam system kekebalan tubuh dan pengaturan

keseimbangan cairan di ruang interstisial.

Jantung berfungsi memompa darah untuk menyediakan oksigen,nutrien dan hormone ke

seluruh tubuh serta mengangkut sisa metabolisme ke seluruh tubuh seperti

karbondioksida,asam urat dan ureum. Untuk menjalankan fungsinya sebagai pompa,jantung

dapat berkontraksi dan berlelaksasi. Proses kontraksi dan relaksasi jantung dikenal sebagai

denyut jantung. Pada saat berdenyut,setiap ruang jantung mengendur dan terisi

darah,selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa dalam keluar dari jantung.

Page 53: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

BAB II

PEMBAHASAN

1. Anatomi

Arteri Koroner

Karena Jantung terutama terdiri dari jaringan otot jantung yang terus menerus kontrak

dan rileks, ia harus memiliki pasokan oksigen yang konstan dan nutrisi. Arteri koroner adalah

jaringan pembuluh darah yang membawa oksigen dan darah kaya nutrisi ke jaringan otot

jantung.

Superior Vena Cava

Vena kava superior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang membawa

darah de-oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari kepala dan tubuh bagian atas umpan ke v.

kava superior, yang bermuara di atrium kanan jantung.

Inferior Vena Cava

Vena kava inferior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang membawa darah de-

oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari kaki dan umpan dada rendah ke v. kava inferior, yang

bermuara di atrium kanan jantung.

Aorta

Aorta adalah pembuluh darah tunggal terbesar di tubuh. Ini adalah kira-kira diameter ibu jari

Anda. kapal ini membawa darah yang kaya oksigen dari ventrikel kiri ke berbagai bagian tubuh.

Pulmonary Artery

Arteri paru adalah pembuluh darah transportasi de-oksigen dari ventrikel kanan ke paru-paru.

Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua arteri membawa darah yang kaya oksigen.

Hal ini lebih tepat untuk mengklasifikasikan sebagai pembuluh arteri yang membawa darah dari

jantung.

Page 54: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Pulmonary Vein tinggi

Vena paru adalah pembuluh darah mengangkut oksigen yang kaya dari paru ke atrium kiri.

Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua urat membawa darah de-oksigen. Hal ini

lebih tepat untuk mengklasifikasikan sebagai pembuluh vena yang membawa darah ke jantung.

Atrium Kanan

Atrium kanan menerima darah dari tubuh melalui vena kava superior (kepala dan tubuh bagian

atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada lebih rendah). Simpul sinoatrial mengirimkan impuls

yang menyebabkan jaringan otot jantung dari atrium berkontraksi dengan cara yang

terkoordinasi seperti gelombang. Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel

kanan, akan terbuka untuk membiarkan darah de-oksigen dikumpulkan di atrium kanan

mengalir ke ventrikel kanan.

Ventrikel Kanan

Ventrikel kanan menerima darah de-oksigen sebagai kontrak atrium kanan. Katup paru menuju

ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel

penuh, mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel kanan, menutup katup trikuspid dan katup

paru terbuka. Penutupan katup trikuspid mencegah darah dari dukungan ke atrium kanan dan

pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri pulmonalis menuju paru-paru.

Atrium Kiri

Atrium kiri menerima darah beroksigen dari paru-paru melalui vena paru-paru. Sebagai

kontraksi dipicu oleh node sinoatrial kemajuan melalui atrium, darah melewati katup mitral ke

ventrikel kiri.

Ventrikel Kiri

Ventrikel kiri menerima darah yang mengandung oksigen sebagai kontrak atrium kiri. Darah

melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta tertutup, memungkinkan untuk

mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh,

mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup katup mitral dan katup aorta terbuka.

Penutupan katup mitral mencegah darah dari dukungan ke atrium kiri dan pembukaan katup

aorta memungkinkan darah mengalir ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh.

Otot Papiler

Page 55: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Otot-otot papiler terletak di bagian bawah dinding bagian dalam ventrikel. Mereka

menyambung ke korda tendinea, yang melekat pada katup trikuspid dalam ventrikel kanan dan

katup mitral di ventrikel kiri. Kontraksi otot-otot papiler membuka katup-katup ini. Ketika otot

papiler santai, katup-katup dekat.

Katup trikuspid

Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan. Ini membuka untuk

memungkinkan darah dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan. Ini menutup

sebagai kontrak ventrikel kanan, mencegah darah kembali ke atrium kanan; demikian,

memaksanya untuk keluar melalui katup paru ke arteri paru-paru.

Mitral Valve (biskuspidalis)

Katup mitral memisahkan atrium kiri dari ventrikel kiri. Ini membuka untuk memungkinkan darah

beroksigen dikumpulkan di atrium kiri mengalir ke ventrikel kiri. Ini menutup sebagai kontrak

ventrikel kiri, mencegah darah dari kembali ke atrium kiri; demikian, memaksanya untuk keluar

melalui katup aorta ke dalam aorta.

Pulmonary Valve

Katup paru memisahkan ventrikel kanan dari arteri paru-paru. Sebagai kontrak ventrikel, ini

akan membuka untuk membiarkan darah de-oksigen dikumpulkan di ventrikel kanan mengalir

ke paru-paru. Ini menutup sebagai ventrikel santai, mencegah darah kembali ke jantung.

Katup aorta

Katup aorta memisahkan ventrikel kiri dari aorta. Sebagai kontrak ventrikel, ini akan membuka

untuk membiarkan darah beroksigen dikumpulkan di ventrikel kiri mengalir ke seluruh tubuh. Ini

menutup sebagai ventrikel santai, mencegah darah kembali ke jantung.

1.1 Sel eksitabel

Page 56: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Sel eksitabel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial aksi. Jaringan

eksitabel apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi respon berupa potensial aksi. Atau

sel yang peka terhadap rangsang (saraf dan otot)

1. Struktur dan Komposisi Membran Sel

Membran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan

lingkungan luar. Membran sel merupakan selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui

molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai ion. Berdasarkan

analisis kimiawi dapat diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan protein

dan lapisan lipid (lipoprotein). Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu berupa lapisan

lipid rangkap dua (lipid bilayer). Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid adalah lipid yang

mengandung gugus fosfat dan terdiri atas bagian kepala (polar head) dan bagian ekor

(nonpolar tail). Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan bagian ekor bersifat

hidrofobik (tidak suka air). Lipid terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol.

1) Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung gugusan fosfat.

2) Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat.

3) Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol.

Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein membentuk dua

macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik dan lapisan protein integral atau

intrinsik. Lapisan protein perifer membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua

bagian luar. Lapisan protein integral membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua

bagian dalam.

2. Komposisi elektrolit Intrasel dan Ekstrasel

Di dalam cairan intrasel maupun ekstrasel terdapat elektrolit, unsur penting bagi tubuh

selain air. Komposisi elektrolit pada kedua kompartemen cairan tersebut berbeda. Kalium dan

fosfat adalah elektrolit utama pada CIS, sedangkan natrium dan klorida adalah elektrolit utama

CES. Natrium dan kalium berperan dalam keseimbangan asam-basa, keseimbangan cairan,

dan fungsi sel saraf. Fosfat adalah unsur pembentuk molekul berenergi (adenosine

triphosphate-ATP), dan berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Klorida berperan dalam

keseimbangan asam-basa dan cairan. Selain itu masih terdapat elektrolit lain yang memiliki

fungsi penting, misalnya kalsium dan magnesium. Kalsium berperan dalam pembentukan tulang

Page 57: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

dan gigi, proses pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi sel saraf. Magnesium berperan

dalam aktivitas enzim, pembentukan tulang, dan aktivitas otot dan sel saraf. Kekurangan

elektrolit akan menimbulkan berbagai gangguan fungsi organ, oleh sebab itu kebutuhan

elektrolit harus selalu tercukupi.

3. Transportasi Elektrolit melalui Membran sel

Membrane plasma merupakan selaput sel di sebelah luar sitoplasma. Di dalam

sitoplasma terdapat bagian-bagian yang disebut organel. Semua organel dibatasi oleh

membrane. Membrane yang membatasi organel mempunyai struktur molekul yang sama

dengan membrane plasma yang terdiri atas molekul-molekul lemak dan protein.

Membran sel berguna sebagai pembatas antara organel-organel di bagian dalam sel dan cairan

yang membasahi semua sel. Membrane sel sangat tipis sehingga hanya dapat diamati dengan

perbesaran tinggi menggunakan mikroskop electron. S. singer dan E. Nicolson (1972)

mengemukakan teori tentang membrane sel yang dikenal dengan teori membrane mozaik cair.

Teori ini menyatakan bahwa membrane sel tersusun oleh lapisan protein. Protein tersusun

mozaik atau tersebar dan masing-masing tersisip atau tenggelam di antara lapisan ganda

fosfolipid (bilayer fosfolipid). Membrane sel terdiri atas kira-kira 50% lipid dan 50% protein, lipid

terutama merupakan fosfolipid dan tersusun dua lapis dan protein tersebar diantara bilayer

fosfolipid disebut protein instrinsik (integral) yang bersifat hidrofobik atau menolak air. Karena

susunan membrane sel yang demikian maka membrane sel bersifat semipermeable. Membrane

sel tidak simetris, protein ekstrinsik yang bergabung dengan permukaan luar membrane amat

berlainan dari protein yang ekstrinsik yang bergabung dengan membrane dalam. Membran sel

berfungsi mengatur gerakan materi atau transportasi dari atau keluar sel.

4. Potensial Membran

P o t e n s i a l m e m b r a n  adalah tegangan melintasi suatu membran sel yang

berkisar dari  sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di dalam sel

bersifat negatif dibandingkan dengan di luarnya).Semua sel memiliki tegangan melintasi

membran plasmanya, di mana tegangan ialah energi potensial listrik-pemisahan muatan yang

berlawanan.Sitoplasma sel bermuatan negatif dibandingkan dengan fluida ekstraseluler

disebabkan oleh distribusi anion dan kation pada sisi membran yang berlawanan yang tidak

sama.Potensial membran bertindak seperti baterai, suatu sumber energi yang mempengaruhi

lalu lintas semua substansi bermuatan yang melintasi membran.Karena di dalam sel itu negatif

dibandingkan dengan di luarnya, potensial membran ini mendukung transpor pasif kation ke

dalam sel dan anion ke luar sel.

Page 58: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Pembuluh darah

A. Pembuluh-pembuluh darah

Pembuluh darah dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

Pembluh nadi (arteri)

Pembuluh balik (vena)

Pembuluh kapiler

1. Pembuluh Nadi (Arteri)

Arteri memiliki dinding yang kuat dan kenyal atau elastis. Dinding tersebut terdiri atas tiga

lapisan, yaitu :

a. Lapisan dalam (tunika interna)-lapisan tipis, licin, pipih, dan tersusun atas jaringan epitel pipih

selapis.

b. Lapisan tengah atau jaringan otot (tunika media)-mengandung otot dan sedikit serabut elastis;

pada arteri yang besar terdapat banyak serabut elastis yang bercampur dengan otot tersebut,

tetapi pada arteri yang keil, jumlah serabut elastisnya lebih sedikit.

c. Lapisan luar (tunika eksterna atau adventisia)-tersusun atas jaringan berserabut dan berfungsi

untuk melindungi arteri tersebut.

2. Pembuluh Balik (Vena)

Vena terdiri atas tiga lapisan, tetapi tidak seperti lapisan pada arteri, dinding vena tidak

begitu tebal dan hanya mengandung sedikit jaringan otot serta jaringan elastis.

Di setengah bagian tubuh, terutama di bagian alat gerak, lapisan dalam vena terlipat ke

dalam lubang pembuluhnya untuk membentuk katup yang sering kali memiliki dua kelopak.

Katup ini diatur agar terbuka ke arah jantung dan keberadaan katup ini memungkinkan otot lurik

mendorong darah ke arah jantung pada saat otot ini berkontraksi. Jika katup ini rusak, terjadilah

varises atau variks.

3. Pembuluh Kapiler

Page 59: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Kapiler adalah pembuluh kecil yang tersusun atas satu lapis sel saja, yaitu aringan epitel

pipih selapis. Pembuluh kapiler pada tubuh manusia membentuk rangkaian di dalam jaringan

dan menerima darah dari arteri kecil (arteriola) yang mengalirkan darah ke vena kecil (venula).

Pertukaran oksigen, zat-zat makanan, dan limbah tubuh hanya terjadi antara darah dan

jaringan tubuh yang hanya dirangkaikan oleh pembuluh kapiler ini saja yang memungkinkan

pertukaran secara osmosis.

Catatan :

Arteri adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah yang keluar dari jantung. Semua

arteri, kecuali arteri paru-paru mengalirkan darah yang kaya akan oksigen. Vena adalah

pembuluh darah yang mengalirkan darah ke arah jantung. Semua vena, kecuali vena paru-

paru, mengalirkan darah yang miskin oksigen.

Pembuluh darah dipersarafi oleh dua jenis serabut saraf dari sistem saraf autonom,

bagian simpatetik. Liang atau lubang pembuluh darah dapat mengembang dan mengempis

karena perintah dari saraf ini.

Saraf pengontraksi pembuluh-mengontraksi pembuluh tersebut.

Saraf perelaksasi pembuluh-merelaksasikaan pembuluh tersebut.

Gambar pembuluh darah :

1.2 Pembuluh limfeSaluran limfe dari paru dan dari jaringan tubuh lain mengalir melalui suatu sistem pembuluh

yang bergabung dan akhirnya masuk kedalam vena subklavia kanan dan kiri pada

persambungannya dengan vena jugularis internal dikedua sisi. Pembuluh limpe mangandung

katup dan secara teratur melintasi kelenjar limfe disepanjang perjalanannya ultrastruktur

pembuluh limfe kecil berbeda dengan ultrastruktur kapiler dalam beberapa hal : tidak ada

penetrasi yang tampak diendotel pembuluh limfe ; hanya sedikit sekali, kalaupun ada, lamina

basalis dibawah endotel; dan taut antar sel endotel terbuka, tanpa adanya hubungan antar sel

yang erat.

2. Fisiologi

2.1 Hemodinamika jantung

Page 60: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah

bertekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran

darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel. Ketika otot

berkontraksi, darah terdorong dari ventrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel

kiri melebihi tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang, katup aorta akan menutup

dan keluaran dari ventrikel kiri terhenti. Darah yang telah memasuki aorta akan mendorong

darah secara progresif ke arteri, kapiler, dan ke vena. Darah kemudian kembali ke atrium kanan

karena tekanan dalam kamar inilebih rendah dari tekanan vena. Perbedaan tekanan juga

bertanggung jawab terhadap aliran darahdari arteri pulmonalis ke paru dan kembali ke atrium

kiri. Perbadaan tekanan dalam sirkulasi pulmonalis secara bermakna lebih rendah dari tekanan

sirkulasi sistemik karena tahanan aliran di pembuluh darah pulmonalis lebih rendah.

Siklus jantung. Perhatikan perubahan tekanan yang terjadi dalam kamar jantung selama

siklus jantung, dimulai dengan diastolic saat ventrikel berelaksasi. Selama diastolik, katup

atrioventrikularis terbuka, dan darah yang kembali dari vena mengalir ke atrium dan kemudian

ke ventrikel. Mendekati akhir periode diastolik tersebut, otot atrium akan berkontraksi sebagai

respon terhadap sinyal yang ditimbulkan oleh nodus SA. Kontraksi kemudian meningkatkan

tekanan di dalam atrium dan mendorong sejumlah darah ke ventrikel. Darah yang masuk tadi

akan meningkatkan volume ventrikel sebanyak 15% sampai 25%. Pada titik ini, ventrikel itu

sendiri mulai berkontraksi (sistolik) sebagai respons terhadap propagasi impuls listrik yang

dimulai di nodus SA beberapa milidetik sebelumnya.

Selama sistolik, tekanan di dalam ventrikel dengan cepat meningkat, mendorong katup AV

untuk menutup. Konsekuensinya tidak ada lagi pengisian ventrikel dari atrium, dan darah yang

disemburkan dari ventrikel tidak dapat mengalir balik ke atrium. Peningkatan tekanan secara

cepat di dalam ventrikel akan mendorong katup pulmonalis dan aorta terbuka, dan darah

kemudian disemburkan ke arteri pulmonalis dan ke aorta. Keluarnya darah mula-mula cepat,

dan kemudian, ketika tekanan masing-masing ventrikel dan arteri yang bersangkutan mendekati

keseimbangan, aliran darah secara bertahap melambat.

Pada saat berakhirnya sistolik, otot ventrikel berelaksasi dan tekanan dalam kamar

menurun dengan cepat. Penurunan tekanan ini cenderung mengakibatkan darah mengalir balik

dari arteri ke ventrikel, yang mendorong katup semiluner untuk menutup. Secara bersamaan,

begitu tekanan di dalam ventrikel menurun drastis sampai di bawah tekanan atrium, nodus AV

akan membuka, ventrikel mulai terisi, dan urutan kejadian berulang kembali.

Page 61: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Penting diingat bahwa kejadian mekanis yang berhubungan dengan pengisian dan

penyemburan oleh jantung sangat berhubungan erat dengan kejadian listrik yang

mengakibatkan kontraksi dan relaksasi jantung.

2.2 Elektrofisiologi jantungAktivitas listrik jantung terjadi akibat ion (partikel bermuatan seperti natrium, kalium, dan

kalsium) bergerak menembus membran sel. Perbedaan muatan listrik yang tercatat dalam

sebuah sel mengakibatkan apa yang dinamakan potensial aksi jantung.

Pada keadaan istirahat, otot jantung terdapat dalam keadaan terpolarisasi, artinya terdapat

perbedaan muatan listrik antara bagian dalam membran yang bermuatan positif. Siklus jantung

bermula saat dilepaskannya impuls listrik, mulailah fase depolarisasi. Permeabilitas membran

sel berubah dan ion bergerak melintasinya. Dengan bergeraknya ion ke dalam sel maka bagian

dalam sel akaan menjadi positif. Kontraksi otot terjadi setelah depolarisasi. Sel otot jantung

normalnya akan mengalami depolarisasi ketika sel-sel tetangganya mengalami depolarisasi

(meskipun dapat juga terdepolarisasi akibat stimulasi listrik eksternal). Depolarisasi sebuah sel

system hantaran khusus yang memadai akan mengakibatkan depolarisasi dan kontraksi

seluruh miokardium. Repolarisasi terjadi saat sel kembali ke keadaan dasar (menjadi ebih

negatif) dan sesuai dengan relaksasi otot miokardium.

2.3 Mekanisme jantung sebagai pompa1. Aktivitas Mekanik pada Siklus Jantung Peristiwa pada Diastol akhir

Tekanan sistolik di sistem vaskular mengacu pada tekanan puncak yang tercapai

selama sistol dan bukan tekanan rata-rata demikian juga tekanan diastolik mengacu pada

tekanan terendah selama diastol.

Pada akhir diastol, katup mitral dan tricuspid antara atrium dan ventrikel terbuka, katup

aorta dan katup pulmonalis tertutup. Darah mengalir kedalam jantung selama diastole, mengisi

atrium dan ventrikel. Kecepatan pengisian berkurang seiring dengan teregangnya ventrikel, dan

terutama saat kecepatan denyut jantung melambat daun katup atrioventrikel (AV) bergeser

kearah

posisi tertutup. Tekanan di ventrikel tetap rendah.

Page 62: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Sistol Atrium

Kontraksi atrium ikut mendorong darah kedalam ventrikel tetapi sekitar 70% pengisian ventrikel

terjadi secara aktif selama diastol. Kontraksi otot atrium yang melingkari orivisium vena kava

superior dan inferior serta vena pulmonalis mempersempit lubang orifisium-orifisium tersebut,

dan sifat inersia darah yang bergerak ke arah jantung cenderubg menahan daerah di dalamnya

namun, selama sistol atrium terjadi sedikit regurgitasi kedalam vena.

Sistol Ventrikel

Pada permulaan sistol ventrikel, katup mitral dan tricuspid (AV) menutup. Otot ventrikel

pada mulanya hanya sedikit memendek, tetapi tekanan intraventrikel meningkata secara tajam

sewaktu miokardium memeras darah dalam ventrikel. Periode kontraksi ventrikel isovolumetrik (isovolumik, isometrik ) ini berlangsung sekitar 0,05 detik, sampai tekanan di

ventrikel kanan dan kiri melebihi tekanan di aorta ( 80mmHg ; 10,6 kPa ) dan arteri pulmonalis

(10mmHg), dan katup aorta a. pulmonalis terbuka.

Saat katup aorta dan a. pulmonalis terbuka, fase ejeksi ventrikel dimulai. Ejeksi

awalnya berlangsung cepat, dan kemudian melambat seiring dengan berlanjutnya sistol.

Tekanan intraventrikel meningkat sampai maksimum dan kemudian menurun sebelum sistol

ventikel berakhir. Puncak tekanan ventrikel kiri adalah sekitar 120mmHg, dan puncak tekanan

ventrikel kanan adalah 25mmHg atau lebih kecil. Pada akhir sistol, tekanan aorta sebenarnya

melebihi tekanan ventrikel, tetapi untuk jangka waktu yang singkat, momentum tetap

mendorong darah. Katup AV tertarik kebawah oleh kontraksi otot ventrikel, dan tekanan atrium

menurun : Saat istirahat, jumlah darah yang diejeksikan oleh tiap-tiap ventrikel perdenyutan

adalah 70-90mL. Volume ventrikel diastolik akhir adalah sekitar 130mL. Jadi, sekitar 50mL

darah tetap berada di masing-masing ventrikel pada akhir sistol ( volume ventrikel sistolik akhir) , dan fraksi ejeksi (ejection fraction), yakni persentase volume ventrikel diastolik akhir

yang diejeksikan setiap kali denyutan, adalah sekitar 65% .

Awal Fase Diastol

Setelah otot ventrikel berkontraksi penuh, tekanan ventrikel yang sudah turun semakin

cepat berkurang. Keadaan ini adalah periode protodiastol. Periode ini berlangsung sekitar 0,04

detik. Periode ini berakhir saat momentum darah yang diejeksikan terkalahkan dan katup aorta

dan a. pulmonalis menutup sehingga timbul getara sesaat di darah dan dinding pembuluh

Page 63: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

darah. Setelah katup menutup, tekanan terus turun dengan cepat selama periode relaksasi ventrikel isovolumetrik. Relaksasi isovolumetrik berakhir saat tekanan ventrikel menurun

dibawah tekanan atrium, dan katup AV membuka sehingga ventrikel dapat terisi. Mula-mula

pengisian ventrikel berlangsung cepat,kemudian melambat saat kontraksi jantung berikutnya

mendekat. Tekanan atrium tetap meningkat setelah akhir sistol ventrikel sampai katup AV

membuka, dan kemudian menurun serta kembali meningkat perlahan sampai sistol atrium

berikutnya.

Perikardium

Jantung dipisahkan dari organ dalam toraks lain oleh perikardium. Miokardium itu sendiri

ditutupi oleh jaringan fibrosa, yaitu epikardium. Kantung perikardium normalnya berisi 5-30mL

cairan jernih, yang melumaskan jantung dan memungkinkannya berkontraksi dengan gesekan

yang minimal.

Timing ( Penentuan Waktu )

Walaupun aktivitas dikedua sisi jantung sangat mirip, aktivitas tersebut agak asinkron.

Sistol atrium kanan mendahului sistol atrium kiri, dan kontraksi ventrikel kanan dimulai setelah

sisi kiri berkontraksi. Namun, karena tekanan arteri pulmonalis lebih rendah daripada tekanan

aorta, ejeksi ventrikel kanan dimulai sebelum ejeksi ventrikel kiri terjadi. Selama ekspirasi, katup

pulmonal dan aorta menutup pada saat yang sama ; tetapi selama inspirasi, katup aorta

menutup sedikit lebih cepat daripada katup pulmonal. Penutupan katup pulmonal yang lebih

lambat disebabkan oleh lebih rendahnya impedansi percabangan pembuluh paru. Apabila

diukur dalam periode menit, output kedua ventrikel tentu saja sama, tetapi pada orang normal,

perbedaan output sesaat terjadi selama siklus pernapasan

Lama Sistol dan Diastole

Otot jantung memiliki sifat unik yaitu berkontraksi dan mengalami repolarisasi lebih

cepat saat kecepatan denyut jantung cepat, dan durasi sistol berkurang dari 0,27 detik pada

frekuensi denyut jantung sebesar 65 menjadi 0,16 detik pada frekuensi 200 denyut permenit.

Pemendekan ini terutama disebabkan oleh pengurangan durasi ejeksi sistolik. Namun, durasi

sistol jauh lebih menetap daripada durasi diastol, dan bila kecepatan denyut jantung meningkat,

diastol akan mengalami pemendekan yang lebih besar. Misalnya pada frekuensi denyut jantung

sebesar 65, durasi diastol adalah 0,62 detik, sedangkan pada frekuensi 200, durasinya hanya

0,14 detik.

Page 64: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Secara teoritis kecepatan tertinggi kontraksi ventrikel adalah sekitar 400/menit, tetapi

pada orang dewasa nodus AV tidak akan menghantarkan lebih dari 230 impuls / menit karena

ventrikel yang melebihi 230 hanya dijumpai pada takikardia ventrikel paroksismal.

Curah jantung pada berbagai keadaan

Jumlah darah yang dipompa keluar dari tipa-tiap ventrikel per denyut, yaitu isi sekuncup (stroke volume), adalah sekitar 70mL pada keadaan istirahat pada pria dengan

ukuran tubuh rata –rata dalam posisi terlentang (70 mL dari ventrikel kiri dan 70mL dari

ventrikel kanan, dengan dua pompa ventrikel dalam rangkain). Darah yang keluar dari jantung

per satuan waktu adalah curah jantung. Pada seorang pria dalam keadaan istirahat dan

terlentang, curah jantung rata –ratanya adalah 5,0 L/menit (70mL x 72 denyut /menit).terdapat

korelasi antara curah jantung istirahat dan luas permukaan tubuh. Curah jantung per menit per

meter persegi permukaan tubuh (indeks jantung) rata-rata adalah 3,2 liter.

Faktor yang mengatur curah jantung

Curah jantung dapat bervariasi akibat perubahan pada kecepatan denyut jantung atau

isi sekuncup. Frekuensi denyut jantung terutama diatur oleh persarafan jantung, yaitu stimulasi

simpatis meningkatkan frekuensi dan stimulasi parasimpatis menurunkannya. Isi sekuncup

sebagian juga ditentukan oleh input saraf, yakni rangsang simpatis menyebabkan serabut otot

miokardium berkontraksi lebih kuat untuk setiap panjang sedangkan rangsang parasimpatis

menimbulkan efek sebaliknya. Bila kekuatan kontraksi meningkat tanpa disertai peningkatan

penjang serabut, lebih banyak darah (yang ada dalam keadaan normal tetap ada di ventrikel)

akan disemprotkan keluar ; yi. Fraksi ejeksi meningkat dan volume darah entrikel pada akhir

sistol akan berkurang. Efek katekolamin yang dikeluarkan oleh stimulasi simpatis pada

akselerasi jantung disebut sebagai efek kronotropik, sedangkan efeknya pada kekuatan

kontraksi jantung disebut efek inotropik. Faktor yang meningkatkan kekuatan kontraksi jantung

dianggap bersifat inotropik positif ; faktor yang menurunkannya dianggap inotropik

negatif.kekuatan kontraksi otot jantung bergantung pada preload dan afterload-nya. Preload adalah suatu beban sedangkan tegangan saat beban terangkat disebut afterload.

Faktor yang Mempengaruhi volume Diastolik-Akhir

Page 65: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Perubahan fungsi sistolik dan diastolik menimbulkan efek yang berbeda pada jantung.

Bila kontraksi sistolik berkurang, akan terjadi pengurangan primer isi sekuncup. Fungsi diastolik

juga mempengaruhi isi sekuncup, tetapi dengan cara yang berbeda.

Peningkatan tekanan intraperikardium membatasi jumlah pengisian ventrikel. Demikian

juga penurunan compliance ventrikel, yi. Terjadinya peningkatan kekakuan ventrikel akibat

infark miokardium, penyakit infiltratif, dan kelainan lain. Kontraksi atrium meningkatkan

pengisian ventrikel. Faktor lain mempengaruhi jumlah darah yang kembali ke jantung, dan

dengan demikian, derajat pengisian jantung selama diastol. Peningkatan volume darah total

meningkatan aliran balik vena. Konstriksi vena mengurasi ukuran reservoir vena, menurunkan

venous pooling, dan denga demikian meningkatkan aliran balik vena. Peningkatan pada

tekanan negatif intratoraks meningkatkan gradien tekanan yang disertai aliran darah ke jantung,

sedangkan penurunannya mengurangi aliran balik vena. Posisi berdiri mengurangi aliran balik

vena, dan aktivitas otot meningkatkannya akibat kerja pompa dari otot rangka.

Kontraktilitas Miokardium

Kontraktilitas miokardium memiliki pengaruh besar pada isi sekuncup. Bila saraf

simpatis jantung dirangsang, kurva tegangan-panjang agar bergeser ke atas dan ke kiri. Efek

inotropik positif norepineprin yang dilepaskan dari ujung-ujung saraf diperkuat oleh norepinefrin

dalam darah, dan epineprin menimbulkan efek yang sama.stimulasi vagus menimbulkan efek

inotropik negatif pada otot atrium dan efek inotropik negatif ringan pada otot ventrikel.

Perubahan pada frekuensi denyut dan irama jantung juga mempengaruhi kontraktilitas

miokardium. Ekstrasistol ventrikel mengkondisikan miokardium sedemikian rupa sehingga

kontraksi berikutnya lebih kuat daripada kontraksi normal sebelumnya. Penguatan pasca ekstrasistol ini tidak bergantung pada pengisian ventrikel karena terjadi pada otot jantung yang

diisolasi, dan disebabkan oleh peningkatan ketersediaan Ca²+ intrasel. Peningkatan

kontraktilitas yang menetap dapat dihasilkan dengan menyalurkan stimulus listrik berpasangan

ke jantung sedemikian rupa sehingga stimulus kedua disalurkan segera setelah periode

refrakter yang pertama. Juga telah dibuktikan bahwa kontraktilitas miokardium meningkat

seiring dengan peningkatan frekuensi denyut jantung, walaupun efek ini relatif kecil.

Hiperkapnea, hipoksia, asidosis, dan obat seperti kuinidin, prokainamid, dan barbiturat

menekan kontraktilitas miokardium. Kontraktilitas miokardium juga berkurang pada gagal

jantung (depresi intrinsik). Penyebab penekanan ini tidak diketahui.

Page 66: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

transplantasi jantung mampu meningkatkan curah jantung mereka selama berolahraga

walaupun tanpa persarafan jantung melalui kerja mekanisme Frank-Starling.

Konsumsi Oksigen oleh Jantung

Konsumsi O2 basal oleh miokardium, yang dapat ditentukan denga cara menghentikan

jantung sambil menjaga sirkulasi koroner secara artifisial adalah sekitar 2 mL /100 g/menit.

Angka ini lebihbesar daripada angka untuk otot rangka pada keadaan istirahat. Konsumsi O2

oleh jantung yang berdenyut adalah sekitar 9 mL/100 g/menit saat istirahat. Peningkatan terjadi

selama berolahraga dan pada keadaan-keadaan tertentu. Tekanan O2 vena jantung rendah,

dan hanya sedikit tambahan O2 yang dapat diekstrasi dari darah di pembuluh koroner sehingga

peningkatan konsumsi O2 memerlukan peningkatan aliran darah koroner. Konsumsi O2 oleh

jantung terutama ditentukan oleh tegangan intramiokardium , kontraktilitas miokardium, dan

frekuensi denyut jantung.

2.4 Sistem konduksiDi dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan

tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus, yaitu:

1. Otomotisasi ,kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.

2. Irama,kemampuan membentuk impuls yang teratur

3. Daya konduksi,kemampuan untuk menyalurkan impuls

4. Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang

Berdasarkan sifat-sifat tersebut diatas, maka secara spontan dan teratur jantung akan

menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui system hantaran untuk merangsang otoit

jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus AV, sampai

serabut purkiye.

Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki

otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat

daripada sel jantung lain dengan otomatisasi 60 sampai 100 denyut/menit. Jaringan khusus ini

bekerja sebagai pemicu jantung normal. Pada bagian bawah septum intertribal terdapat nodus

atrioventrikuler (AV). Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan, memperlambat,potensial aksi

atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang

berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi sampai semua memperlambat

Page 67: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial aksi telah di keluarkan atrium dan

memasuki nodus AV.

Setelah sedikit perlambatan ini, nodus AV melampaui potensial aksi sekaligus, ke jaringan

konduksi ventricular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel.perlambatan nodus

AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke

dalam ventrikel, sebagai persiapan intuk systole ventrikel .

Dari nodus AV, impuls berjalan ke berkas his di septum interventrikuler ke cabang berkas

kanan dan kiri, kemuadian melalu satu dari beberapa serat purkinye ke jaringan miokard

ventrikel itu sendiri. Potensial aksi dapat melintasi jaringan penghantar tiga samapi tujuh kali

cepat dari pada melaui miokard ventrikel. Maka berkas, cabang dan serabut purkinye dapat

mendekati kontraksi simultan dari semua bagian ventrikel, sehingga memungkinkan terjadinya

penyatuan kerja pompa maksimal.

2.5 Pembuluh darah arteri,vena dan sistem kapilerARTERI KORONARIA

Pembuluh darah arteri terdapat di dinding jantung bagian depan. Ada dua arteri koronaria, yaitu

arteri koronaria kanan dan arteri koronaria kiri ; keduanya merupakan cabang aorta asendens.

Arteri koronaria kiri berjalan di bawah aurikula kiri dan bercabang dua, yaitu cabang

interventikular anterior dan cabang sirkumfleksus. Cabang interventrikular anterior yang disebut

juga arteri desendens anterior kiri berjalan di dalam suklus interventrikularis anterior dan

mendarahi dinding bagian depan kedua ventrikel. Cabang sirkumfleksus berjalan di dalam

sulkus koronarius dan mendarahi dinding ventrikel kiri dan atrium kiri.

Arteri koronaria kanan mula – mula memberikan cabang untuk mendarahi atrium kanan.

Setelah itu, arteri koronaria kanan ini berjalan di bawah aurikula kanan dan bercabang dua,

yaitu cabang interventrikular posterior dan cabang marginal. Cabang interventrikular posterior

berjalan di dalam sulkus interventrikularis posterior dan mendarahi dinding bagian belakang

kedua ventrikel. Cabang marginal berjalan di dalam sulkus koronarius untuk mendarahi dinding

ventrikel kanan. Dinding ventrikel mendapat suplai darah lebih banyak karena, seperti yang

telah diuraikan sebelumnya, kerja ventrikel lebih berat dibandingkan kerja bagian jantung yang

Page 68: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

lain. Dengan demikian, ventrikel memiliki lapisan otot yang lebih tebal sehingga memerlukan

darah lebih banyak.

Pada umumnya, jaringan atau organ tubuh menerima darah dari beberapa cabang pembuluh

darah yang berasal dari lebih dari satu arteri. Artinya , suatu area di jaringan tubuh disuplai oleh

dua atau lebih arteri. Cabang – cabang arteri ini saling berhubungan, yang disebut sebagai

anastomosis. Dengan adanya anastomosis ini, area atau organ tubuh tersebut mendapatkan

suplai darah alternative apabila salah satu pembuluh darahnya mengalami gangguan. Demikian

pula halnya dengan otot jantung atau miokardium. Otot jantung mempunyai beberapa

anastomosis pembuluh darah, yaitu anastomosis cabang – cabang pembuluh darah yang

berasal dari satu arteri koronaria atau ditambah cabang – cabang pembuluh darah yang berasal

dari arteri koronaria lainnya. Otot jantung masih dapat bertahan hidup bila menerima darah

sekurang – kurang 10 – 15% dari keadaan normal.

System kapiler

System kapiler adalah tempat pertukaran nutrisi dan oksigen dengan bahan buangan antara

darah dan jaringan. System kapiler mempunyai struktur dinding yang semipermeabel sehingga

dapat dilewati oleh bahan-bahan nutrisi dan oksigen. Karbondioksida dan sisa – sisa

metabolism yang merupakan bahan buangan juga dapat melewati dinding kapiler dengan

mudah.

Vena koronaria

Setelah melepaskan oksigen dan nutrisi serta mengambil bahan buangan, darah dari

system kapiler selanjutnya mengalir ke dalam system vena. Kapiler-kapiler yang berada di

dinding jantung menyatu menjadi vena vena kecil. Selanjutnya, vena kecil berlanjut menjadi

vena yang lebih besar yang disebut vena koronaria.

Darah dalam vena koronaria yang mengumpulkan darah dari kapiler-kapiler pada dinding

ventrikel kiri masuk ke atrium kanan melalui sinus koronarius. Darah vena yang kembali melalui

sinus koronaria ini merupakan bagian terbesar aliran darah balik dari dinding jantung. Darah

yang mengalir melalui sinus koronarius kira kira 75% aliran darah koroner total. Sedangkan,

darah dalam vena koronaria yang merupakan kumpulan darah dari kapiler-kapiler pada

ventrikel kanan kembali ke atrium kanan melalui vena kardiaka anterior.

Page 69: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

2.6 Tekanan darah dan system regulasiTekanan darah adalah tekanan yang di timbulkan pada dinding arteri. Tekanan ini sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung, ketengangan arteri, dan volume, laju

serta kekentalan (viskositas) darah. Tekanan darah terjadi akibat fenomena siklis. Tekanan

puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolic adalah

tekanan terendah, yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan

sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolic, dengan nilai dewasa normalnya

berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normalnya 120/80.

3. Biofisika

3.1 Listrik JantungJantung sebenarnya tergantung dalam suatu medium konduktif. Bila satu bagian ventrikel

menjadi elekronegatif bila dibandingkan dengan sisanya, arus listrik mengalir dari daerah

berdepolarisasi ke daerah berpolarisasi dalam jalur memutar besar.

Selama sisa siklus depolarisasi arus listrik terus mengalir dalam arah dari basis jantung menuju

ke apeks, sewaktu impuls menyebar dari permukaan endokarnial ke luar melalui otot ventrikel.

Dalam membuat perekaman elektrokardiografik, digunakan bermacam-macam posisi standar

untuk penempatan elekktroda dan positif atau negatifnya polaritas rekaman selama setiap

siklus jantung ditentukan oleh orientasi elektroda dengan mengingat aliran arus di dalam

jantung . beberapa system elektroda konvensional yang biasanya disebut sandapan

elektrokardiografik.

3.2 Konduksi jantungDi dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik.

Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus,yaitu :

1. Otomatisasi,kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.

2. Irama,kemampuan membentuk impuls yang teratur.

3. Daya konduksi,kemampuan untuk menyalurkan impuls.

4. Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangasang.

Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas,maka secara spontan dan teratur jantung akan

menghasilkan impuls-impuls yang di salurkan melalui system hantaran untuk merangsang otot

Page 70: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus SA ke

nodus AV,sampai ke serabut purkinye.

Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki

otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat

dari pada sel jantung lain dengan otomatisasi 60-100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja

sebagai pemacu jantung normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus

atrioventrikuler(AV).Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan,memperlambat,potensial aksi

atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang

berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial

aksi telah di keluarkan atrium dan memasuki nodus AV.

Setelah sedikit perlambatan ini,nodus AV melampau potensial aksi sekaligus,ke jaringan

konduksi ventrikular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus

AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke

dalam ventrikel,sebagai persiapan untuk sistole ventrikel.

Dari nodus AV ,impuls berjalan ke berkas  his di septum interventrikular ke cabang

berkas kanan dan kiri,dan kemudian melalui satu dari beberapa serat purkinye ke jaringan

miokard ventrikel itu sendiri. Potensial aksi dapat melintasi jaringan penghantar 3-7 kali lebih

cepat dari pada melalui miokard ventrikel. Maka berkas, cabang dan serabut purkinye dapat

mendekati kontraksi simultan dari semua bagian ventrikel,sehingga memungkinkan terjadinya

penyatuan kerja pompa maksimal.

3.3 Viskositas pembuluh jantungTahanan terhadap aliran darah ditentukan tidak hanya oleh jari-jari pembuluh darah tetapi

juga oleh viskositas darah. Plasma kira-kira 1,8 kali lebih kental dibanding air, sedangkan darah

3-4 kali lebih kental dibanding air. Jadi viskositas bergantung sebagian besar pada hematokrit

yaitu persentase volume darah yang ditempati oleh sel darah merah. Efek viskositas in vivo

menyimpang dari yang diperkirakan oleh rumus Poiseuille-Hagen.Di pembuluh besar,

peningkatan hematokrit mwenyebabkan peningkatan viskositas yang cukup besar. Namun

dipembuluh yang diameter lebih kecil, yaitu di arteriol, kapiler dan venula, viskositas berubah

lebih sedikit per satuan perubahan hematokrit dibandingkan perubahan viskositas di pembuluh

besar. Hal ini karena perbedaan pada sifat aliran yang melalui pembuluh kecil. Oleh sebab itu

perubahan nettoviskositas persatuan perubahan hematokrit jauh lebih kecil ditubuh

dibandingkan perubahannya secara invitro. Hal inilah yang menyebabkan mengapa perubahan

Page 71: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

hematokrit memiliki pengaruh yang relatif kecil pada tahanan perifer kecuali pada berubahan

tersebut besar. Pada polisitemia berat, peningkatan tahannan jelas meningkatkan kerja jantung.

Sebaliknyan, pada anemia, tahanan perifer manurun, sebagai akibat penurunan viskositas.

Tentu saja penurunan hemoglobin menurunkan kemampuan darah mengangkut O2, tetapi

perbaikan aliran darah viskositas relatif.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Keseimpulan Sistem kardiovaskular merupakan system yang menjelaskan proses siskulasi yang

terjadi di dalam tubuh manusia. Berdasarkan lintasan sirkulasi,ada 3 macam sirkulasi dalam

tubuh manusia,sirkulasi sistemik,sirkulasi paru,dan sirkulasi khusus (sirkulasi pada

janin,sirkulasi koroner jantung). Sirkulasi tidak hanya menjelaskan tentang sirkulasi darah saja

tetapi juga ada sirkulasi cairan limfe yang berperan dalam system kekebalan tubuh dan

pengaturan keseimbangan cairan di ruang interstisial. Pembuluh darah adalah komponen

dalam system transpor kardiovaskuler yang terdiri atas arteri, arteriol, kapiler, venula dan vena.

Sistem limfe merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan dapat mengalir dari ruang

interstisial ke dalam darah.

Page 72: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Daftar PustakaAdi,Setia. 2007. Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Kaperawatan Madikal Bedah Ed.8.Jakarta : EGC

Guyton & Hall.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Jakarta : EGC

Ganong William F,MD. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Ed.22.Jakarta: EGC

Lorraine M.Wilson,Sylvia A.Price. 2005.Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses

Penyakit.Ed.6.Jakarta: EGC

Setiawan,Ronny, Sari Fatimah. 2009.Fisiologi Kardiovaskular.Jakarta: EGC

Underwood J.C.E.1999. Patologi Umum dan Sistematik.Ed.2.Jakarta: EGC

ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Jantung adalah organ berongga, berotot yang terletak di tengah thoraks, dan ia menempati

rongga antara paru dan diafragma. Beratnya sekitar 300 g (10,6 oz), meskipun berat dan

ukurannya dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan, beratnya latihan dan kebiasaan fisik

dan penyakit jantung. Fungsi jantung adalah memompa darah ke jaringan, menyuplai oksigen

dan zat nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan sampah hasil metabolism.

Sebenarnya terdapat dua pompa jantung, yang terletak di sebelah kanan dan kiri. Keluaran

jantung kanan didistribusikan seluruhnya ke paru melalui arteri pulmonalis, dan keluaran jantung

kiri seluruhnya didistribusikan ke bagian tubuh lain melalui aorta. Kedua pompa itu

menyemburkan darah secara bersamaan dengan kecepatan keluaran yang sama.

Page 73: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Kerja pemompaan jantung dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi ritmik dinding otot.

Selama kontraksi otot (sistolik), kamar jantung menjadi lebih kecil karena darah disemburkan

keluar. Selama relaksasi otot dinding jantung (diastolik), kamar jantung akan terisi darah sebagai

persiapan untuk penyemburan berikutnya. Jantung dewasa normal berdetak sekitar 60 sampai 80

kali per menit, menyemburkan sekitar 70 ml darah dari kedua ventrikel per detakan, dan keluaran

totalnya sekitar 5 L/menit

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah anatomi dalam dan luar jantung?

2.      Bagaimanakah fisiologi jantung?

3.      Bagaimanakah biofisika jantung?

4.      Bagaimanakah biokimia jantung?

C.     Tujuan

1.      Mengetahui anatomi dalam dan luar jantung

2.      Mengetahui fisiologi jantung

3.      Mengetahui biofisika jantung

4.      Mengetahui biokimia jantung

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Anatomi Jantung Dalam dan Luar

1.     Jantung

Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua paru.

Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam

mediastinum di rongga dada. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari

garis tengah tubuh. Proyeksi jantung kanan secara visual pada permukaan anterior adalah

dibawah sternum dan tulang iga. Pada bagian permukaan inferior ( Apeks dan batas kanan

jantung) diatas diafragma. Batas jantung kanan (yang meluas kebagian inferior dan basal)

Page 74: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

bertemu dengan paru kanan. Batas jantung kiri (yang meluas dari basal ke apeks) bertemu

dengan paru kiri. Bentuknya menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal

jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing disebut apeks kordis.

a.     Otot Jantung

Otot jantung bersifat lurik dan involunter sehingga dapat berkontraksi secara ritmis dan

otomatis. Jantung terdiri atas tiga tipe otot jantung yakni otot atrium, otot ventrikel, dan serat otot

khusus penghantar rangsangan dan pencetus rangsangan. Otot jantung mempunyai miofibril-

miofibril tertentu yang mengandung filamen aktin dan miosin, yang hampir identik dengan

filamen yang dijumpai di dalam otot rangka.

Otot jantung bersifat saling sinsisium, artinya satu otot dengan otot lainnya saling

berhubungan. Di otot jantung juga ditemukan daerah-daerah gelap yang menyilang serta-serat

otot jantung yang disebut sebagai diktus interkalatus; namun sebenarnya diktus interkalatus

sebenarnya merupakan membran sel yang memisahkan masing-masing sel otot jantung satu

sama lainnya. Otot jantung hanya terdapat pada miokard (lapisan otot jantung) dan dinding

pembuluh darah. Gambaran umumnya berupa serat-serat yang jalannya paralel dengan banyak

guratan melintang terdapat jaringan ikat halus pada endomisium, mengandung pembuluh darah

kecil dan pembuluh getah bening.

Miofilamen mengandung aktin dan miosin yang sama dengan otot rangka. Miofilamen

hanya terbatas pada sel-sel otot itu sendiri dan tidak melintasi sel otot. Jaringan ikat tidak banyak

terdapat pada otot jantung , tetapi hanya terdapat pada serat-serat berupa endomisium yang

penuh kapiler darah dari otot rangka . Kapiler limfe banyak terdapat pada otot jantung sedangkan

saraf otonom halus memberikan persarafan pada otot jantung.

b.    Lapisan Jantung

Lapisan jantung terdiri dari perikardium, miokardium, dan endokardium.

1)      Perikardium : lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang letaknya dalam

mediastinum minus, posterior terdapat korpus sterni dan rawan iga ke 2 sampai dengan iga ke 6.

a)      Perikardium viseral (fibrosum) : bagian kantung yang membatasi pergerakan jantung terikat

dibawah sternum tendinium diagfraghma, bersatu dengan pembuluh darah besar melekat pada

sternum melalui ligamentum sternoperikardial.

b)     Perikardium pariental (serosum) : membatasi perikardium fibrosum dengan perikardium

serosum disebut epikardium, mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas.

Page 75: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir yang berfungsi sebagai pelicin untuk

menjaga agar pergesakan antara perikardium tidak menimbulkan ganguan terhadap jantung. Pada

permukaan posterior jantung perikardium serosum membentuk vena besar disebut sinus obligus

dan sinus transverses.

2)      Miokardium : lapisan jantung menerima darah dari arteri koronaria. Arteri koronaria sinistra

bercabang menjadi arteri desendens anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arteri koronaria dekstra

memberikan darah untuk sinoatrial node, ventrikel kanan, dan permukaan digafragma ventrikel

kanan. Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus dan bersirkulasi langsung ke dalam paru-

paru. Susunan otot jantung (miokardium) :

a)      Susunan otot atria : serabutnya sangat tipis , kurang teratur dan tersusun dalam dua lapisan.

Lapisan luar mencangkup kedua arteria sehingga terlihat paling nyata. Dibagian depan atria

beberapa serabut masuk ke dalam septum atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri atas serabut-

serabut berbentuk lingkaran.

b)     Susunan otot ventrikel : membentuk bilik jantung yang dimulai dari cicin atrioventrikular sampai

apeks jantung.

c)      Susunan otot atrioventrikular : merupakan dinding pemisah antar atrium dan vertikel.

3)      Endokardium : dinding dalam atrium (endokardium) diliputi oleh membran yang mengikat

terdiri atas jaringan endotel (selaput lendir yang licin). Bagian ini memiliki kumpulan otot

paralel yang mengarah ke depan krista. Mengarah ke aurikula dari ujung bawah krista terminal

terdapat sebuah lipatan endokardium menonjol yang dikenal sebagai valvula vena kava inferior

yang terletak di depan muara vena inferior menuju ke sebelah tepi dan disebut fossa ovalis. Di

antara atrium kanan dan vebtrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikulare.

c.      Bagian-Bagian Jantung

1)    Basis kordis : bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan pembuluh darah besar

(aorta asendens, arteri pulmonalis, vena pulmonalis, dan vena cava superior). Basis kordis

dibentuk oleh atrium kiri dan atrium kanan sedangkan posterior dibentuk oleh aorta desendens,

esofagus, vena azigos, dan duktus torasikus setinggi vertebra torakalis ke 5 sampai ke 8.

2)    Apeks kordis : adalah bagian bawah jantung yang berbetuk kerucut tumpul. Bagian ini dibentuk

oleh ujung vebtrikel kiri dan dinding toraks dan ditutupi oleh paru- paru dan pleura kiri dan

dinding toraks.

d.    Permukaan Jantung

Page 76: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Permukaan jantung (fasies kordis) terdiri atas tiga lapis yaitu

1)        Fasies sternokostalis : permukaan yang menghadap ke depan berbatasan denagn dinding depan

toraks dibentuk oleh atrium kanan, ventrikel kanan dan sedikit ventrikel kiri

2)        Fasies dorsalis : permukaan jantung yang menghadap kebelakang , berbentuk segi empat,

berbatasan dengan mediastinum posterior dan dibentuk oleh dinding atrium kiri sebagian atrium

kanan dan sebagian kecil ventrikel kiri.

3)        Fasies diafragmatika : permukaan bagian bawah jantung berbatasan dengan sentrum tendium

diafragma yang dibentuk oleh dinding vebtrikel kiri dan sebagian kecil ventrikel kanan.

e.      Ruang pada Jantung

1)    Atrium Kanan (Atrium Dextra)

Atrium  pada jantung berfungsi sebagai pompa primer yang lemah bagi ventrikel, yang

membantu mengalirkan darah masuk ke dalam ventrikel. Ventrikel selanjutnya menyediakan

tenaga utama yang dapat dipakai untuk mendorong darah ke sirkulasi pulmonal atau sirkulasi

perifer. Atrium kanan terdiri atas rongga utama dari aurikula diluar , sedangkan bagian dalam

membentuk suatu rigi krisata terminalis. Bagian atrium yang terletak didepan rigi mengalami

trabekulasi aibat berkas serabut otot yang berjalan dari krista terminalis. Muara yang terletak

antrium kanan adalah sebagai berikut :

a)      Vena kava superior : bermuara ke bagian atas atrium kanan. Muara ini tidak mempunyai katup

dan berfungsi mengembalikan darah dari setengah bagian tubuh atas

b)      Vena kava inferior : lebih besar dari vena kava superior bermuara ke dalm bagian bawah atrium

kanan dan berfungsi mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian tubuh bawah

c)      Sinus koronarius : bermuara ke dalam atrium kanan dan bermuara antra vena kava inferior

dengan osteum ventrikular yang dilindungi oleh katup yang tidak berfungsi

d)     Sinus atrioventrikuler kanan : bagian anterior vena kava inferior dilindungi oleh valvula

bikuspinalis, disamping itu banyak muara vena- vena kecil yang mengalirkan darah dari jantung

ke dalam atrium kanan.

2)    Atrium Kiri (Atrium Sinister)

Atrium kiri terdiri atas rongga utama dan aurikula yang terletak dibelakang atrium kanan

dan membentuk sebagian besar basis (fasies posterior). Pada bagian belakang atrium kiri terdapat

sinus obligue perikardium serosum dan perikardium fibrosum. Bagian dalam atrium kiri dan

aurikula mempunyai rigi otot seperti aurikula kanan. Muara atrium kiri vena pulmonalis dari

Page 77: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

masing- masing paru- paru bermuara pada dinding posterior dan tidak mempunyai katup, osteum

ventrikuler kiri yang dilindungi oleh valvula mitralis.

3)    Ventrikel Kanan

Ventrikel kanan berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikuler dekstrum

dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum trunkus pulmonalis. Lapisan dinding ventrikel

kanan jauh lebih tebal daripada atrium kanan.

a)      Valvula trikuspidalis : melindungi osteum atrioventrikuler yang dibentuk oleh lipatan

endokardium dan sebagian jaringan fibrosa yang terdiri dari tiga kuspis (trikuspidalis) atau

saringan (anterior, septalis, dan inferior). Basis kuspis melekat pada cincin fibrosa rangka

jantung. Bila ventrikel berkontraksi, muskulus papilaris berkontraksi mencegah agar kuspis tidak

terdorong ke atrium dan tidak terbalik ketika tekanan intraventrikuler meningkat.

b)      Valvula pulmonalis : melindungi osteum pulmonalis yang terdiri ats dua kuspis (saringan)

semilunaris arteri pulmonalis yang dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan

fibrosa. Mulut muara kuspis arahnya ke atas dan bila arahnya ke dalam trunkus pulmonalis

dinamakan sinus. Selama fase sistolik, katup kuspis pada ventrikel tertekan pada dinding trunkus

pulmonalis oleh darah keluar. Selama diastolik, darah kembali ke jantung masuk ke sinus , katup

kuspis terisi dan menutup osteum pulmonalis.

4)    Ventrikel Kiri

Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui osteum antrioventrikuler kiri dan aorta

melalui osteum aorta. Dinding vertikel kiri tiga kali lebih tebal dari vebtrikel kanan. Tekanan

darah intraventrikuler kiri enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan dari ventrikel

kanan.

a)      Valvula mitralis (valvula bikuspidalis). Melindungi osteum antrioventrikularis yang terdiri atas

sua kuspis (anterior dan posterior). Kuspis anterior lebih besar dan terletak diantara osteum

antrioventrikular dan aorta

b)      Valvula semilunaris aorta : melindungi osteum aorta dan strukturnya sama dengan valvula

semilunaris arteri pulmonalis. Salah satu kuspis terletak di dinding aorta membentuk sinus aorta

anterior yang merupakan asal dari arteri koronaria kana dan sinus posterior kiri yang merupakan

asal koronaria kiri.

2.     Sel Eksitabel

a.       Pengertian

Page 78: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Sel eksitabel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial aksi. Jaringan eksitabel

apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi respon berupa potensial aksi

b.      Struktur dan Komposisi Sel

Membran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan

lingkungan luar. Membran sel merupakan selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui

molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai ion. Berdasarkan

analisis kimiawi dapat diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan protein

dan lapisan lipid (lipoprotein). Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu berupa lapisan

lipid rangkap dua (lipid bilayer). Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid adalah lipid

yang mengandung gugus fosfat dan terdiri atas bagian kepala (polar head) dan bagian ekor

(nonpolar tail). Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan bagian ekorbersifat

hidrofobik (tidak suka air). Lipid terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol.

1)      Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung gugusan fosfat.

2)      Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat

3)      Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol.

Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein membentuk

dua macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik dan lapisan protein integral atau

intrinsik. Lapisan protein perifer membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua

bagian luar. Lapisan protein integral membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua

bagian dalam.

c.       Komposisi Elektrolit Intrasel dan Ekstrasel

Di dalam cairan intrasel maupun ekstrasel terdapat elektrolit, unsur penting bagi tubuh

selain air. Komposisi elektrolit pada kedua kompartemen cairan tersebut berbeda. Kalium dan

fosfat adalah elektrolit utama pada CIS, sedangkan natrium dan klorida adalah elektrolit utama

CES. Natrium dan kalium berperan dalam keseimbangan asam-basa, keseimbangan cairan, dan

fungsi sel saraf. Fosfat adalah unsur pembentuk molekul berenergi (adenosine triphosphate-

ATP), dan berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Klorida berperan dalam keseimbangan

asam-basa dan cairan. Selain itu masih terdapat elektrolit lain yang memiliki fungsi penting,

misalnya kalsium dan magnesium. Kalsium berperan dalam pembentukan tulang dan gigi, proses

pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi sel saraf. Magnesium berperan dalam aktivitas

enzim, pembentukan tulang, dan aktivitas otot dan sel saraf. Kekurangan elektrolit akan

Page 79: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

menimbulkan berbagai gangguan fungsi organ, oleh sebab itu kebutuhan elektrolit harus selalu

tercukupi.

Volume cairan dan konsentrasi elektrolit selalu dipertahankan dalam keadaan yang

seimbang. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan dengan mengatur masukan dan

keluaran air dan elektrolit. Masukan air dan elektrolit (water and electrolite gain) diperoleh

terutama melalui makan dan minum. Keluaran air dan elektrolit (water and electrolite loss)

secara eksresi melalui buang air kecil dan buang air besar, dan secara evaporasi melalui

pernafasan dan kulit dalam bentuk keringat. Masukan dan keluaran air dikendalikan oleh otak

yaitu di hipotalamus. Perubahan volume CES maupun konsentrasi elektrolit merangsang

hipotalamus untuk mengurangi atau meningkatkan keluaran dan masukan air dengan cara

mengatur rasa haus dan eksresi air melalui ginjal.

d.      Transportasi Elektrolit Melalui Membran Sel

Membrane plasma merupakan selaput sel di sebelah luar sitoplasma. Di dalam

sitoplasma terdapat bagian-bagian yang disebut organel. Semua organel dibatasi oleh membrane.

Membrane yang membatasi organel mempunyai struktur molekul yang sama dengan membrane

plasma yang terdiri atas molekul-molekul lemak dan protein.

Membran sel berguna sebagai pembatas antara organel-organel di bagian dalam sel dan

cairan yang membasahi semua sel. Membrane sel sangat tipis sehingga hanya dapat diamati

dengan perbesaran tinggi menggunakan mikroskop electron. S. singer dan E. Nicolson (1972)

mengemukakan teori tentang membrane sel yang dikenal dengan teori membrane mozaik cair.

Teori ini menyatakan bahwa membrane sel tersusun oleh lapisan protein. Protein tersusun

mozaik atau tersebar dan masing-masing tersisip atau tenggelam di antara lapisan ganda

fosfolipid (bilayer fosfolipid).

Membrane sel terdiri atas kira-kira 50% lipid dan 50% protein, lipid terutama

merupakan fosfolipid dan tersusun dua lapis dan protein tersebar diantara bilayer fosfolipid

disebut protein instrinsik (integral) yang bersifat hidrofobik atau menolak air.Karena susunan

membrane sel yang demikian maka membrane sel bersifat semipermeable. Membrane sel tidak

simetris, protein ekstrinsik yang bergabung dengan permukaan luar membrane amat berlainan

dari protein yang ekstrinsik yang bergabung dengan membrane dalam. Membran sel berfungsi

mengatur gerakan materi atau transportasi dari atau keluar sel.

e.       Potensial Membrane

Page 80: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

P o t e n s i a l m e m b r a n adalah tegangan melintasi suatu membran sel yang

berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di

dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan di luarnya).Semua sel memiliki

tegangan melintasi membran plasmanya, di mana tegangan ialah energi potensial

listrik-pemisahan muatan yang berlawanan.Sitoplasma sel bermuatan negatif

dibandingkan dengan fluida ekstraseluler disebabkan oleh distribusian ion dan kation

pada sisi membran yang berlawanan yang tidak sama.Potensial membran bertindak

seperti baterai, suatu sumber energi yang mempengaruhi lalulintas semua substansi

bermuatan yang melintasi membran.Karena di dalam sel itu negatif dibandingkan

dengan di luarnya, potensial membran ni mendukung transpor pasif kation ke dalam sel

dan anion ke luar sel.Dengan demikian, dua gaya menggerakkan difusi ion melintasi

suatu membran: gaya kimiawi (gradien konsntrasi ion) dan gaya listrik (pengaruh

potensial membran pada pergerakan ion).Kombinasi kedua gaya yang bekerja pada satu

ion ini disebut gradien elektrokimiawi. Perubahan lingkungan dapat mempengaruhi

potensial membran dan sel itu sendiri, sebagai contohnya,depolarisasi dari membran

plasma diduga memicu apoptosis (kematian sel yang terprogram)

f.       Potensial Aksi Tentang Sel, Jaringan, Organ, dan Sistem Organ

Pada sebuah sel yang dalam keadaan istirahat terdapat beda potensial di antara kedua

sisi membrannya. Keadaan sel yang seperti ini disebut keadaan polarisasi. Bila sel yang dalam

keadaan istirahat/polarisasi ini diberi rangsangan yang sesuai dan dengan level yang cukup maka

sel tersebut akan berubah dari keadaan istirahat menuju ke keadaan aktif. Dalam keadaan aktif,

potensial membran sel mengalami perubahan dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif

di sisi dalam. Keadaan sel seperti ini disebut dalam keadaan depolarisasi. Depolarisasi ini

dimulai dari suatu titik di permukaan membran sel dan merambat ke seluruh permukaan

membran. Bila seluruh permukaan membran sudah bermuatan positif di sisi dalam, maka sel

disebut dalam keadaan depolarisasi sempurna.

Setelah mengalami depolarisasi sempurna, sel selanjutnya melakukan repolarisasi. Dalam

keadaan repolarisasi, potensial membran berubah dari positif di sisi dalam menuju kembali ke

negatif di sisi dalam. Repolarisasi dimulai dari suatu titik dan merambat ke seluruh permukaan

membran sel. Bila seluruh membran sel sudah bermuatan negatif di sisi dalam, maka dikatakan

Page 81: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

sel dalam keadaan istirahat atau keadaan polarisai kembali dan siap untuk menerima rangsangan

berikutnya.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut

potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-sel

lain yang ada di sekitarnya. Berikut ini akan diuraikan bagaimana proses terjadinya potensial

aksi dari suatu sel yang semula dalam keadaan istirahat.

3.     Pembuluh Darah

Pembuluh ini berbentuk bulat, dengan ukuran berbeda-beda, dan berdiameter antara 0,01

mm hingga 10 mm. Ada tiga macam pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan kapiler. Ketiga

pembuluh darah tersebut selalu berhubungan satu dengan lainnya dan membentuk suatu sistem.

Arteri berhubungan langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan

oleh bagian endotheliumnya. Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal

dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian

dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat

elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis.

Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang

sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal.

Pembuluh darah pada peredaran darah kecil, terdiri atas :

a.      Arteri pulmonalis, merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dextra menuju ke paru-

paru. Mempunyai dua cabang yaitu dextra dan sinistra untuk paru-paru kanan dan kiri yang

banyak mengandung CO2 di dalam darahnya.

b.      Vena pulmonalis merupakan vena pendek yang membawa darah dari paru-paru masuk ke

jantung bagian atrium sinistra. Didalamnya berisi darah yang banyak mengandung O2.

Peredaran darah kecil :

Darah dari jantung ventrikel dextra -- valvula semilunaris -- arteri pulmonalis --paru-paru kiri

dan kanan-- vena pulmonalis.

Pembuluh darah pada peredaran darah besar, terdiri atas :

Page 82: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

a.       Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang besar yang keluar dari jantung bagian ventrikel

sinistra melalui aorta accendens lalu membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis sinistra,

turun sepanjang kolumna vertebralis  menembus diafragma lalu menurun ke bagian perut.

Jalannya arteri terbagi atas 3 bagian yaitu :

1)      Aorta Accendens, aorta yang naik ke atas dengan panjang kira-kira 5 cm, cabangnya arteri

koronaria masuk ke jantung.

2)      Arkus Aorta, yaitu bagian aorta yang melengkung ke bawahsampai vena torakalis IV. Cabang-

cabangnya : Arteri brakia sefalika, atau arteri anomina, arteri subklavia sinistra dan arteri karotis

komunis sinistra.

3)      Aorta Decendens, bagian aorta yang menurun mulai dari vertebra torakalis IV sampai vertebra

lumbalis IV .

Letaknya :

1)      Aorta Torakalis , dimulai dari vertebra torakalis IV sampai menembus diafragma.

Percabangannya sampai pada dinding toraks dan alat-alat visceral  yang ada di dalam rongga

toraks.

2)      Aorta Abdominalis, pada vertebra torakalis XII terbagi menjadi 2 : arteri iliaka komunis dextra

arteri iliaka komunis sinistra. Percabangannya sampai pada dinding perut dan alat dalam rongga

perut, panggul dan anggota gerak bawah.

Peredaran darah besar :

Darah dari jantung ventrikel sinistra --valvula semilunaris aorta-- aorta -- arteri -- arteriol --

kapiler arteri -- kapiler vena -- venolus -- vena kava -- atrium dextra

4.     Pembuluh Limfe

a.      Struktur pembuluh limfe

Darah yang meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena

dan sebagian cairan meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe yang merembes

dalam ruang-ruang jaringan. Susunan pembuluh limfe disebut juga middleman atau susunan

tengah karena merupakan susunan antara darah dan cairan jaringan dimana terdapat zat-zat

koloid, garam elektrolit tidak dapat masuk kedalam kapiler darah akan tetapi masuk melalui

kapiler-kapiler limfe atau saluran limfe.

Page 83: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil tetapi memiliki lebih banyak

katup  sehingga tampak seperti rangkaian merjan. Pembuluh darah limfe yang terkecil atau

kapiler, lebih besar dari kapiler darah  terdiri atas selapis endothelium.

Pembuluh limfe merupakan jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai

rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ dalam vili usus terdapat pembuluh limfe khusus

yang disebut lacteal yang dijumpai dalam vili usus.

Pembuluh darah afferent menembus kapiler sel dipinggiran yang cembung dam

memperdarahi kalenjar dan bercampur dengan benda kecil daripada limfe dan selanjutnya

campuran ini dikumpulkan oleh pembuluh afferent yang dikeluarkan melalui vilum.

Saluran limfe mempunyai 2 batang saluran yang sama yaitu :

1)          Duktus torasikus atau duktus limfatikus sinistra, yaitu dimulai dari pembuluh limfe yang

bentuknya disebut sinistra kili yang terdapat di depan dari vertebra lumbalis menuju ke bagian

atas akhirnya bermuara ke vena brakiosefalika kemudian ke vena kava superior, duktus torasikus

ini merupakan kumpulan dari pembuluh limfe yang berasal dari kepala kiri, leher kiri, dada

sebelah kiri bagian perut, anggota gerak bawah dan alat-alat dalam rongga perut.

2)          Duktus limfatikus dextra, merupakan pembuluh limfe yang pendek dan panjangnya kira-kira

1,20 cm, menerima limfe dari pembuluh limfe yang berasal dari kepal kanan, leher kanan, 

bentuk dan susunan dari pembuluh limfe hampir sama dengan vena. Begitu juga dengan lapisan

plasmanya sepanjang salurannya terdapat katup-katup yang terbuka kea rah jantung.

Fungsi pembuluh limfe, antara lain :

1) Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.

2) Mengangkut limfosit dari kalenjar limfe ke sirkulasi darah.

3) Membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah.

4) Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme.

5) Menghasilkan zat antibody untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi.

B.     Fisiologi Jantung

1.      Hemodinamika Jantung

Page 84: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah

bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran

darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel. Ketika otot berkontraksi

darah terdorong dari vebtrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel kiri melebihi

tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang katup aorta akan menutup dan keluaran dari

vebtrikel kiri terhenti. Darah yang telah memasuki aorta akan menaikkan tekanan darah

pembuluh darah tersebut. Akibatnya terjadi perbedaan tekanan yang akan mendorong darah

secara progresif ke arteri, kapiler, dan ke vena. Darah kemudian kembali ke antrium kanan

karena tekanan dalam kamar ini lebih rendah dari tekanan vena. Perbedaan tekanan juga

bertanggung jawab terhadap aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru dan kembali ke antrium

kiri. Perbedaan tekanan dalam sirkulasi pulmonal secara bermakna lebih rendah dari tekanan

sirkulasi sitemik karena aliran di pembuluh darah pulmonal lebih rendah.

2.      Elektrofisiologi Jantung

Aktivitas listrik jantung terjadi akibat ion (partikel bermuatan seperti natrium, kalium dan

kalsium) bergerak menembus membran sel. Perbedaan muatan listrik yang tercatat dalam sebuah

sel mengakibatkan apa yang dinamakan potensial aksi jantung.

Pada keadaan istirahat, otot jantung terdapat dalam keadaan terpolarisasi artinya terdapat

perbedaan muatan listrik antara bagian dalam membran yang bermuatan negatif dan bagian luar

yang bermuatan positif. Siklus jantung bermula saat dilepaskannya impuls listrik, mulailah fase

depolarisasi. Permeabilitas membran sel berubah dan ion bergerak melintasinya. Dengan

bergeraknya ion ke dalam sel maka bagian dalam sel akan menjadi positif. Kontraksi otot terjadi

setelah depolarisasi. Sel otot jantung normalnya akan mengalami depolarisasi ketika sel-sel

tetangganya mengalami depolarisasi (meskipun dapat juga terdepolarisasi akabat stimulasi listrik

eksternal). Depolarisasi sebuah sel sisrem hantaran khusus yang memadai akan mengakibatkan

depolarisasi dan kontraksi seluruh miokardium. Repolarisasi terjadi saat sel kembali kekeadaan

dasar (menjadi lebih negatif),dan sesuai dengan relaksasi otot miokardium.

Otot jantung,tidak seperti otot lurik atau otot polos,mempunyai periode refraktori yang

panjang,pada saat sel tidak dapat distimulasi untuk berkontraksi.Hal tersebut melindungi jantung

dari kontraksi berkepanjangan (tetani),yang dapat mengakibatkan henti jantung mendadak.

Kopling elektromekanikal dan kontraksi jantung yang normal tergantung pada komposisi

cairan interstisialsekitar otot jantung.Komposisi cairan tersebut pada gilirannya tergantung pada

Page 85: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

komposisi darah. Maka perubahan konsentrasi kalsium dapat mempengaruhi kontraksi serabut

otot jantung. Perubahan konsentrasi kalium darah juga penting,karena kalium mempengaruhi

voltase listrik normal sel.

3.      Mekanisme Jantung Sebagai Pompa

Pada kurva EKG, sistolik atrium dimulai setelah gelombang P dan sistolik ventrikel dekat

akhir gelombang R dan berakhir segera setelah gelombang T. Kontraksi menghasilkan runtutan

perubahan tekanan dan aliran dalam rongga jantung dan pembuluh darah. Perlu dicatat bahwa

istilah tekanan sistolik dalam sistem pembuluh darah merujuk pada puncak tekanan tertinggi

yang dicapai selama sistolik, bukan tekanan rata-rata; demikian pula halnya, tekanan diastolik

merujuk pada tekanan terendah selama diastolik.

a.       Daya Pompa Jantung

Pada orang yang sedang istirahat jantungnya berdebar sekitar 70 kali semenit dan

memompa 70ml setiap denyut (volume denyutan adalh 70 ml). Jumlah darah yang setiap menit

dipompa dengan demikian adalah 70 x 70 atau sekitar 5 liter.

Sewaktu banyak bergerak kecepatan jantung dapat menjadi 150 setiap menit dan

volume denyut lebih dari 150ml yang membuat daya pompa jantung 20 sampai 25 liter setiap

menit.

Setiap menit sejumlah volume yang  sama kembali dari vena ke jantung. Akan

tetapi bila pengembalian dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginua dengan

daya pompa jantung maka terjadi payah jantung. Vena-vena dekat jantung membengkak berisi

darah, sehingga tekanan dalm vena naik. Dan bila keadaan ini tidak sempat ditangani akan terjadi

odema.

4.      Sistem Konduksi

Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik.

Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus,yaitu :

a.           Otomatisasi,kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.

b.          Irama,kemampuan membentuk impuls yang teratur.

c.           Daya konduksi,kemampuan untuk menyalurkan impuls.

d.          Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang.

Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas,maka secara spontan dan teratur jantung akan

menghasilkan impuls-impuls yang di salurkan melalui system hantaran untuk merangsang otot

Page 86: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus SA ke

nodus AV,sampai ke serabut purkinye.

Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki

otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat

dari pada sel jantung lain dengan otomatisasi 60-100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja

sebagai pemacu jantung normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus

atrioventrikuler (AV). Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan,memperlambat,potensial aksi

atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang

berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial aksi

telah di keluarkan atrium dan memasuki nodus AV.

Setelah sedikit perlambatan ini,nodus AV melampau potensial aksi sekaligus,ke jaringan

konduksi ventrikular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus

AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke

dalam ventrikel,sebagai persiapan untuk sistole ventrikel.

5.      Pembuluh Arteri, Vena, dan Sistem Kapiler

a.       Pembuluh darah arteri atau nadi.

Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding

tebal dan kaku. Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang

tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh. Pembuluh arteri yang asalnya dari

bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang betugas membawa darah yang

terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh menuju ke paru-paru.

b.      Pembuluh darah vena atau balik

Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat

tipis dan elastis. Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian

atas tubuh. Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian

bawah tubuh.

c.       Pembuluh darah kapiler

Pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh arteri. Jaringan

pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili meter dari suatu

jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah.

6.      Tekanan Darah dan Sistem Regulasi

Page 87: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Faktor –faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung, tekanan

pembuluh darah perifer, dan volume atau aliran darah. Kontrol terhadap tekanan darah

bergantung pada sensor-sensor yang secara terus menerus mengukur tekana darah dan mengirim

informasinya ke otak. Otak mengintergrasikan semua informasi yang masuk dan berespon

dengan mengirim rangsangan eferen ke jantung dan sistem pembuluh melalui saraf-saraf

otonom. Berbagai hormon dan mediator kimiawi lokal berperan dalam mengontrol tekanan

darah.

C.     Biofisika Jantung

1.      Listrik jantung

Aliran arus listrik dari masa sinsitium otot jantung

Sebelum masa sisitium otot jantung terangsang semua bagian luar sel otot itu bermuatan

positif dan bagian dalam bermuatan negatif. Begitu suatu daerah sinsitium jantung

terdepolarisasi, muatan negative akan bocor keluar dari serabut otot yang mengalami depolarisasi

sehingga daerah permukaan ini menjadi elektronegatif. Karena proses depolarisasi menyebar

kesegala arah melalui jantung, perbedaan potensial yang tampak hanya menetap selama

seperbeberapa ribu detik,dan perhitungan voltase yang sebenarnya hanya dapat dilakukan dengan

alat perekam yang berkecepatan tinggi.

Aliran arus listrik yang mengelilingi jantung pada dada (paru)

Walaupun sebagian besar paru terisi oleh udara tapi dapat juga menghantarkan arus listrik

yang cukup besar dan cairan yang terdapat dalam jaringan lain yang terletak di sekeliling jantung

juga dapat menghantarkan arus listrik dengan mudah. Oleh karena itu,sebenarnya jantung

terendam didalam media yang konduktif. Bila satu bagian ventrikal  mengalami depolarisasi

maka daerah itu akan menjadi elektronegatif di bandingkan bagian lainnya. Aliran listrik akan

mengalir dari daerah yang terdepolarisasi menuju ke daerah yang terpolarisasi melalui jalur

melingkar yang besar.

Impuls jantung mula-mula akan sampai di bagian septum ventrikal dan selanjutnya

segera menyebar ke permukaan dalam dari sisa ventrikel lainnya. Keadaan ini akan

menyebabkan kenegatifan di bagian dalam ventrikel,sedangkan di bagian luar dinding ventrikel

akan mengalami kepositifan,dengan arus listrik akan mengalir melalui cairan yang terdapat di

Page 88: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

sekeliling ventrikel menurut jalur elips. Dengan kata lain arus listik rata-rata dengan kenegatifan

akan mengalir kebasal jantung dan arus listrik rata-rata dengan kepositifan akan mengalir ke

bagian apeks.

Selama berlangsungnya sebagian besar sisa proses depolarisasi,arus juga tetap mengalir

menurut arah penyebaran yang sama,sementara depolarisasi menyebar dari permukaan

endokardium keluar melalui masa otot ventrikel.Kemudian,sesaat sebelum proses depolarisasi

selesai melintasi ventrikel,selama kira-kira 0,01 detik,rata-rata aliran arus listrik ini akan

terbalik,yakni akan mengalir dari apeks ventrikel menuju ke bagian basal,sebab bagian ja ntung

yang paling akhir terdepolarisasi adalah dinding bagian luar ventrikel yang dekat dengan basal

jantung.

Jadi pada ventrikel jantung yang normal,selama hampir seluruh siklus depolarisasi,arus

mengalir dari negative ke positif,terutama dari arah basal jantung menuju ke apeks kecuali pada

bagian akhir dari proses depolarisasi.

2.      Konduksi Jantung

Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan

tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus,yaitu :

a.    Otomatisasi,kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.

b.    Irama,kemampuan membentuk impuls yang teratur.

c.    Daya konduksi,kemampuan untuk menyalurkan impuls.

d.    Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangasang.

Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas,maka secara spontan dan teratur jantung akan

menghasilkan impuls-impuls yang di salurkan melalui system hantaran untuk merangsang otot

jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus SA ke

nodus AV,sampai ke serabut purkinye.

Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki

otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat

dari pada sel jantung lain dengan otomatisasi 60-100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja

sebagai pemacu jantung normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus

atrioventrikuler(AV).Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan,memperlambat,potensial aksi

atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang

Page 89: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial aksi

telah di keluarkan atrium dan memasuki nodus AV.

Setelah sedikit perlambatan ini,nodus AV melampau potensial aksi sekaligus,ke jaringan

konduksi ventrikular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus

AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke

dalam ventrikel,sebagai persiapan untuk sistole ventrikel.

Dari nodus AV ,impuls berjalan ke berkas  his di septum interventrikular ke cabang

berkas kanan dan kiri,dan kemudian melalui satu dari beberapa serat purkinye ke jaringan

miokard ventrikel itu sendiri. Potensial aksi dapat melintasi jaringan penghantar 3-7 kali lebih

cepat dari pada melalui miokard ventrikel. Maka berkas, cabang dan serabut purkinye dapat

mendekati kontraksi simultan dari semua bagian ventrikel,sehingga memungkinkan terjadinya

penyatuan kerja pompa maksimal.

3.      Viskositas pembuluh jantung

Tahanan terhadap aliran darah ditentukan tidak hanya oleh jari-jari pembuluh darah tetapi

juga oleh viskositas darah. Plasma kira-kira 1,8 kali lebih kental dibanding air, sedangkan darah

3-4 kali lebih kental dibanding air. Jadi viskositas bergantung sebagian besar pada hematokrit

yaitu persentase volume darah yang ditempati oleh sel darah merah. Efek viskositas in vivo

menyimpang dari yang diperkirakan oleh rumus Poiseuille-Hagen.Di pembuluh besar,

peningkatan hematokrit mwenyebabkan peningkatan viskositas yang cukup besar. Namun

dipembuluh yang diameter lebih kecil, yaitu di arteriol, kapiler dan venula, viskositas berubah

lebih sedikit per satuan perubahan hematokrit dibandingkan perubahan viskositas di pembuluh

besar. Hal ini karena perbedaan pada sifat aliran yang melalui pembuluh kecil. Oleh sebab itu

perubahan nettoviskositas persatuan perubahan hematokrit jauh lebih kecil ditubuh dibandingkan

perubahannya secara invitro. Hal inilah yang menyebabkan mengapa perubahan hematokrit

memiliki pengaruh yang relatif kecil pada tahanan perifer kecuali pada berubahan tersebut besar.

Pada polisitemia berat, peningkatan tahannan jelas meningkatkan kerja jantung. Sebaliknyan,

pada anemia, tahanan perifer manurun, sebagai akibat penurunan viskositas. Tentu saja

penurunan hemoglobin menurunkan kemampuan darah mengangkut O2, tetapi perbaikan aliran

darah viskositas relatif.

D.    Biokimia Jantung

Page 90: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

1.      Struktur dan Fungsi Enzim

Analisa enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostic, yang

meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram, untuk mendiagnosa infark miokard. Enzim

dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak

spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang rusak. Namun berbagai isoenzim hanya

dihasilkan oleh sel miokardium dan dilepaskan bila sel mengalami kerusakan akibat hipoksia

lama dan mengakibatkan infark. Isoenzim bocor ke rongga interstisial miokardium dan kemudian

di angkut ke peredaran darah umum oleh system limfa dan peredaran koronaria, mengakibatkan

peningkatan kadar dalam darah.

Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada periode yang berbeda

setelah infark miokard, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang dihubungkan

dengan waktu awitan nyeri dada atau gejala lainnya. Kreatinin kinase (CK) dan isoenzimnya

(CK-MB) adalah enzim paling spesifik yang di analisa untuk mendiagnosa infark jantung akut,

dan merupakan enzim pertama yang meningkat. Laktat dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya

juga perlu diperiksa pada pasien yang datang terlambat berobat, karena kadarnya baru meningkat

dan mencapai puncaknya pada 2-3 hari, jauh lebih lambat dibandingkan CK.

2.      Struktur Enzim

Enzim umumnya merupakan protein globular dan ukurannya berkisar dari hanya 62 asam

amino pada monomer 4-oksalokrotonat tautomerase, sampai dengan lebih dari 2.500 residu pada

asam lemak sintase. Terdapat pula sejumlah kecil katalis RNA, dengan yang paling umum

merupakan ribosom; Jenis enzim ini dirujuk sebagai RNA-enzim ataupun ribozim. Aktivitas

enzim ditentukan oleh struktur tiga dimensinya (struktur kuaterner). Walaupun struktur enzim

menentukan fungsinya, prediksi aktivitas enzim baru yang hanya dilihat dari strukturnya adalah

hal yang sangat sulit.

Kebanyakan enzim berukuran lebih besar daripada substratnya, tetapi hanya sebagian

kecil asam amino enzim (sekitar 3–4 asam amino) yang secara langsung terlibat dalam katalisis.

Daerah yang mengandung residu katalitik yang akan mengikat substrat dan kemudian menjalani

reaksi ini dikenal sebagai tapak aktif. Enzim juga dapat mengandung tapak yang mengikat

kofaktor yang diperlukan untuk katalisis. Beberapa enzim juga memiliki tapak ikat untuk

molekul kecil, yang sering kali merupakan produk langsung ataupun tak langsung dari reaksi

Page 91: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

yang dikatalisasi. Pengikatan ini dapat meningkatkan ataupun menurunkan aktivitas enzim.

Dengan demikian ia berfungsi sebagai regulasi umpan balik.

Sama seperti protein-protein lainnya, enzim merupakan rantai asam amino yang melipat.

Tiap-tiap urutan asam amino menghasilkan struktur pelipatan dan sifat-sifat kimiawi yang khas.

Rantai protein tunggal kadang-kadang dapat berkumpul bersama dan membentuk kompleks

protein. Kebanyakan enzim dapat mengalami denaturasi (yakni terbuka dari lipatannya dan

menjadi tidak aktif) oleh pemanasan ataupun denaturan kimiawi. Tergantung pada jenis-jenis

enzim, denaturasi dapat bersifat reversibel maupun ireversibel.

a.    Kespesifikan

Enzim biasanya sangat spesifik terhadap reaksi yang ia kataliskan mauapun terhadap

substrat yang terlibat dalam reaksi. Bentuk, muatan dan katakteristik hidrofilik/hidrofobik enzim

dan substrat bertanggung jawab terhadap kespesifikan ini. Enzim juga dapat menunjukkan

tingkat stereospesifisitas, regioselektivitas, dan kemoselektivitas yang sangat tinggi.

Beberapa enzim yang menunjukkan akurasi dan kespesifikan tertinggi terlibat dalam

pengkopian dan pengekspresian genom. Enzim-enzim ini memiliki mekanisme "sistem

pengecekan ulang". Enzim seperti DNA polimerase mengatalisasi reaksi pada langkah pertama

dan mengecek apakah produk reaksinya benar pada langkah kedua. Proses dwi-langkah ini

menurunkan laju kesalahan dengan 1 kesalahan untuk setiap 100 juta reaksi pada polimerase

mamalia. Mekanisme yang sama juga dapat ditemukan pada RNA polimerase, aminoasil tRNA

sintetase dan ribosom.

Beberapa enzim yang menghasilkan metabolit sekunder dikatakan sebagai "tidak pilih-

pilih", yakni bahwa ia dapat bekerja pada berbagai jenis substrat yang berbeda-beda. Diajukan

bahwa kespesifikan substrat yang sangat luas ini sangat penting terhadap evolusi lintasan

biosintetik yang baru.

b.    Model “ lock & key ”

Enzim sangatlah spesifik. Pada tahun 1894, Emil Fischer mengajukan bahwa hal ini

dikarenakan baik enzim dan substrat memiliki bentuk geometri yang saling memenuhi. Hal ini

sering dirujuk sebagai model "Kunci dan Gembok". Manakala model ini menjelaskan

kespesifikan enzim, ia gagal dalam menjelaskan stabilisasi keadaan transisi yang dicapai oleh

enzim. Model ini telah dibuktikan tidak akurat, dan model ketepatan induksilah yang sekarang

paling banyak diterima.

Page 92: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

3.      Apoptosis, Injury Sel dan adaptasi sel

Apoptosis (dari bahasa Yunani apo = “dari” dan ptosis = “jatuh”) adalah mekanisme

biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram. Apoptosis berbeda dengan

nekrosis. Apoptosis pada umumnya berlangsung seumur hidup dan bersifat menguntungkan bagi

tubuh. Contoh nyata dari keuntungan apoptosis adalah pemisahan jari pada embrio.Apoptosis

yang dialami oleh sel-sel yang terletak di antara jari menyebabkan masing-masing jari menjadi

terpisah satu sama lain.Bila sel kehilangan kemampuan melakukan apoptosis maka sel tersebut

dapat membelah secara tak terbatas dan akhirnya menjadi kanker.

Apoptosis memiliki ciri morfologis yang khas seperti blebbing membran plasma,

pengerutan sel, kondensasi kromatin dan fragmentasi DNA,dan dimulai dengan enzim kaspase

dari kelompok sisteina protease membentuk kompleks aktivasi protease multi sub-unit yang

disebut apoptosom. Apoptosom disintesis di dalam sitoplasma setelah terjadi peningkatan

permeabilitas membran mitokondria sisi luar dan pelepasan sitokrom c ke dalam

sitoplasma,setelah terjadi interaksi antara membran ganda sardiolipin mitokondria dengan

fosfolipid anionik yang memicu aktivitas peroksidase. Apoptosom merupakan kompleks protein

yang terdiri dari sitokrom c, Apaf-1 dan prokaspase-9.

Fungsi apoptosis :

a.       Berhubungan dengan kerusakan sel atau infeksi. Dimana terjadinya apoptosis ketika sel

mengalami kerusakan yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Keputusan untuk melakukan

apoptosis berasal dari sel itu sendiri, dari jaringan yang mengelilinginya, atau dari sel yang

berasal dari sistem imun.

b.      Sebagai respon stress atau kerusakan DNA

Kondisi yang mengakibatkan sel mengalami stress, misalnya kelaparan, atau kerusakan DNA

akibat racun atau paparan terhadap ultraviolet atau radiasi (misalnya radiasi gamma atau sinar

X), dapat menyebabkan sel memulai proses apoptosis

1)    Sebagai upaya menjaga kestabilan jumlah sel

2)    Sebagai bagian dari pertumbuhan

3)    Regulasi sistem imun

Sel B dan Sel T merupakan pelaku utama pertahanan tubuh terhadap zat asing yang dapat

menginfeksi tubuh. “Sel T pembunuh” (killer T cells) menjadi aktif saat terpapar potongan-

potongan protein yang tidak sempurna (misalnya karena mutasi), atau terpapar antigen asing

Page 93: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

karena adanya infeksi virus. Setelah sel T menjadi aktif, sel-sel tersebut bermigrasi keluar dari

lymph node, menemukan dan mengenali sel-sel yang tidak sempurna atau terinfeksi, dan

membuat sel-sel tersebut melakukan kematian sel terprogram

Proses apoptosis secara morfologi :

Sel yang mengalami apoptosis menunjukkan morfologi unik yang dapat dilihat menggunakan

mikroskop

1)    Sel terlihat membulat. Hal itu terjadi karena struktur protein yang menyusun cytoskeleton

mengalami pemotongan oleh peptidase yang dikenal sebagai caspase. Caspase diaktivasi oleh

mekanisme sel itu sendiri.

2)    Kromatin mengalami degradasi awal dan kondensasi.

3)    Kromatin mengalami kondensasi lebih lanjut dan membentuk potongan-potongan padat pada

membran inti.

4)    Membran inti terbelah-belah dan DNA yang berada didalamnya terpotong-potong.

5)    Lapisan dalam dari membran sel, yaitu lapisan lipid fosfatidilserina akan mencuat keluar dan

dikenali oleh fagosit, dan kemudian sel mengalami fagositosis, atau

6)    Sel pecah menjadi beberapa bagian yang disebut badan apoptosis, yang kemudian difagositosis.

4.      Nekrosis Sel

Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau

trauma (misalnya: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera mekanis), di

mana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya sel,

adanya respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi kapasitas adaptif sel

akan menyebabkan kematian sel di mana sel tidak mampu lagi mengompensasi tuntutan

perubahan. Sekelompok sel yang mengalami kematian dapat dikenali dengan adanya enzim-

enzim lisis yang melarutkan berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan

membantu mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan secara

morfologis.

Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain karena

stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanisme kematian sel yang sudah

terprogram di mana setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel akan mati. Mekanisme ini

Page 94: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

disebut apoptosis, sel akan menghancurkan dirinya sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi apoptosis

dapat juga dipicu oleh keadaan iskemia.

Macam – Macam Nekrosis

a.    Nekrosis koagulatif

b.    Nekrosis likuefaktif

c.    Nekrosis kaseosa

d.    Nekrosis lemak

e.    Nekrosis fibrinoid

f.     Nekrosis gangrenosa

Definisi Nekrosis Liquefaktif

Nekrosis liquefaktif merupakan salah satu tipe nekrosis yang termasuk bakteri fokal atau

infeksi jamur. Sebagai akibat autolisis atau heterolisis terutama khas pada infeksi fokal kuman,

karena kuman memiliki rangsangan kuat pengumpulan sel darah putih. Salah satu contoh

nekrosis liquefaktif ditunjukkan dengan kematian sel hipoksia pada sistem saraf pusat. Apapun

patogenesisnya, liquefaktif pada hakikatnya mencerna bangkai kematian sel dan sering

meninggalkan cacat jaringan yang diisi leukosit imidran dan menimbulkan abses. Materialnya

berwarna kuning krem. Biasanya terdapat pada abses pada otak.

Mekanisme Nekrosis Liquefaktif.

Dua proses penting yang menunjukkan perubahan nekrosis adalah pencernaan sel oleh enzim dan

denaturasi protein.

Proses nekrosis:

Pencernaan enzym katalitik dari lisosom yang mati (autolisis) atau dari lisosom leukosit

imigran (heterolisis) menyebabkan terbentuknya nekrosis liquefaktif  dilanjutkan dengan

terjadinya denaturasi protein yang menyebabkan nekrosis koagulatif. Perubahan morfologis

dari nekrosis liquefaktif sampai nekrosis koagulatif memerlukan waktu.

Page 95: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Sistem kardiovaskular merupakan system yang menjelaskan proses siskulasi yang terjadi

di dalam tubuh manusia. Berdasarkan lintasan sirkulasi,ada 3 macam sirkulasi dalam tubuh

manusia,sirkulasi sistemik,sirkulasi paru,dan sirkulasi khusus (sirkulasi pada janin,sirkulasi

koroner jantung). Sirkulasi tidak hanya menjelaskan tentang sirkulasi darah saja tetapi juga ada

sirkulasi cairan limfe yang berperan dalam system kekebalan tubuh dan pengaturan

keseimbangan cairan di ruang interstisial. Pembuluh darah adalah komponen dalam system

transpor kardiovaskuler yang terdiri atas arteri, arteriol, kapiler, venula dan vena. Sistem limfe

merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan dapat mengalir dari ruang interstisial ke dalam

darah.

DAFTAR PUSTAKA

                        Guyton & Hall.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Jakarta : EGC

                        Ganong William F,MD. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Ed.22.Jakarta:

EGC

                       Setiawan,Ronny, Sari Fatimah. 2009.Fisiologi Kardiovaskular.Jakarta: EGC

                      Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta : Salemba Medika

Page 96: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Anatomi Fisiologi dan Proses Biokimia pada Sistem Kardiovaskuler

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGJantung adalah organ yang berfungsi memompa darah untuk memenuhi kebutuhan

suplai oksigen bagi seluruh jaringan. Dalam rangka memenuhi fungsi tersebut, maka jantung

mempunyai struktur yang spesifik baik secara mikroskopis, makroskopis atau anatomis.

Pada kasus tekanan darah tinggi atau hipertensi, jantung dipaksa untuk bekerja

keras, harus memompa darah dengan tenaga yang lebih besar sehingga dapat mengakibatkan

kerusakan jantung. Antara lain otot jantung membesar.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai anatomi, fisiologi dan proses biokimiawi

pada sistem kardiovaskuler. Tujuan penyajian makalah ini adalah sebagai bagian dari metode

pembelajaran di STIKes WIRA MEDIKA PPNI Bali dan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai

sistem kardovaskuler. Pemahaman dan pendalaman yang lebih baik akan membantu dalam

menambah wawasan mengenai metabolisme karbohidrat.

B. PERMASALAHAN1. Bagaimana anatomi jantung yang meliputi: anatomi dalam dan luar, sel eksitabel, pembuluh

darah dan pembuluh limfe?

2. Bagaimana fisiologi jantung yang meliputi hemodinamika jantung, elektrofisiologi jantung,

mekanisme jantung sebagai pompa, sistem konduksi, pembuluh darah arteri, vena, dan sistem

kapiler serta tekanan darah dan sistem regulasi?

3. Bagaimana biofisika dari jantung yang meliputi listrik jantung, konduksi jantung, viskositas

pembuluh darah?

4. Bagamana biokimia dari jantung yang meliputi struktur dan fungsi enzim, apoptosis, injury sel

dan adaptasi sel serta nekrosis sel?

C. TUJUAN DAN MANFAAT

Page 97: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok yang di

berikan oleh dosen mata kuliah Sistem Kardiovaskuler dan untuk menambah wawasan tentang

anatomi, fisiologi dan proses biokimiawi pada sistem kardiovaskuler.

D. METODEMetode yang digunakan dalam penulisan ini adalah kepustakaan dan media

kepustakaan lainnya.

Page 98: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. ANATOMI1. Anatomi Dalam dan Luar

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari

otot. Bentuk jantung menyerupai jantung pisang,

bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan

disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak

runcing yang disebut apeks kordis. Jantung

terletak di dalam rongga dada sebelah depan

(kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah

dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma

dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara

kosta V & VI dua jari di bawah papilla mamae.

Pada tempat ini teraba adanya pukulan jantung

yang disebut iktus kordis. Ukuran jantung lebih kurang sebesar segenggam tangan kanan dan

beratnya kira-kira 250-300 gram.

a. Anatomi Luar Jantung1) Lapisan jantung terdiri atas pericardium, miokardium, dan endokardium.

a) Pericardium, lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang letaknya dalam

mediatinum minus, posterior terhadap korpus sterni dan rawan iga ke-2 sampai dengan iga ke-

6.

Pericardium visceral (fibrosum) bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung terikat di

bawah sternum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar melekat pada

sternum melalui ligamentum sternoperikardial.

Pericardium parietal (serosum) membatasi pericardium fibrosum dengan pericardium serosum

disebut epikardium, mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas.

Page 99: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir yang berfungsi sebagai pelican untuk menjaga

agar pergesekan antara pericardium tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung. Pada

permukaan posterior jantung pericardium serosum membentuk vena besar disebut sinus

obliges dan sinus transverses.

b) Miokardium, lapisan jantung menerima darah dari arteri koronaria. Arteri koronaria sinistra

bercabang menjadi arteri desenden anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arteri koronaria dektra

memberikan darah untuk sinoatrial node, ventrikel kanan, dan permukaan diafragma ventrikel

kanan. Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus dan bersikulasi langsung ke dalam paru-

paru.

Susunan otot jantung (miokardium):

(1) Susunan otot atria: serabutnya sangan tipis, kurang teratur,dan tersusun dalam dua lapisan.

Lapisan luar mencakup kedua atria sehingga terlihat paling nyata. Di bagian depan atria

beberapa serabut masuk ke dalam septum atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri atas serabut-

serabut berbentuk lingkaran.

(2) Susunan otot ventrikel: membentuk bilik jantung yang dimualai dari cincin atrioventrikular

sampai apeks jantung.

(3) Susunan otot atrioventrikular: merupakan dinding pemisah antara atrium dan ventrikel.

c) Endokardium; dinding dalam atrium (endokardium) diliputi oleh membrane yang mengkilat terdiri

atas jaringan endotel (selaput lender yang licin). Bagian ini memiliki kumpulan otot paralel yang

mengarah ke depan krista. Mengarah ke aurikula dari ujung bawah krista terminalis teradapat

sebuah lipatan endokardium menonjol yang dikenal sebagai vulvula vena kava inferior yang

terletak di depan muara vene inferior menuju ke sebelah tepid an disebut fossa ovalis. Diantara

atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikulare.

2) Permukaan Jantung

Permukaan jantung terdiri atas tiga lapis, yaitu fasies sternokostalis, fasies dorsalis, dan fasies

diafragmatika.

a) Fasies sternokostalis: permukaan yang menghadap ke depan berbatasan dengan dinding

depan toraks dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel dekstra, dan sedikit ventrikel sinistra.

b) Fasies dorsalis: permukaan jantung yang menghadap ke belakang, berbentuk segiempat,

berbatasan dengan mediastinum posterior, dan dibentuk oleh dinding atrium sinistra sebgaian

atrium dekstra dan sebagain kecil ventrikel sinistra.

c) Fasies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung berbatasan sengan sentrum tendinium

diafragma yang dibentuk oleh dinding ventrikel sinistra dan sebagian kecil ventrikel dekstra.

3) Tepi Jantung

Page 100: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Tepi jantung (margo kostalis) terdiri atas dua lapis yaitu margo dekstra dan margo sinistra.

a) Margo delstra: bagian jantung tepi kanan yang membentang dari vena kava superior sampai

apeks kordis. Lapisan ini dibentuk oleh dinding atrium dekstra dan dinding ventrikel dekstra.

Lapisan ini dibentuk oleh dinding atrium dekstra dan dinding ventrikel dekstra. Selain itu, lapisan

ini juga memisahkan fasies sternokostalis degan fasies diafragmatika sebelah kanan.

b) Margo sinistra; bagian ujung sebelah kanan tepi membentang dari bagian bawah muara vena

pulmonalis sinistra (bagian atas) dan dinding ventrikel sinistra (bagian bawah), serta

memisahkan fasies sternokostalis dengan diafragmatika sebelah kiri.

4) Alur Permukaan jantung

Alur pada permukaan jantung ada tiga jenis yaitu: sulkus atrioventrikularis, sulkus longitudinalis

anterior, dan sulkus longitudinal posterior.

a) Sulkus atrioventrikularis, alur yang mengelilingi atas dan bawah basis kordis, terletak di antara

batas kedua atrium dan kedua ventrikel jantung.

b) Sulkus longitudinalis anterior, alur ini terdapat pada fasies sternokostalis mulai dari celah di

antara arteri pulmonalis dengan aurikula sinistra sampai ke apeks kordis. Sulkus ini merupakan

batas antara kedua ventrikel dari belakang bawah.

c) Sulkus longitudinalis posterior, alur ini terdapat pada fasies diafragma kordis mulai dari sulkus

koronarius dekstra yang bermuara ke vena kava inferior menuju apeks kordis. Sulkus ini

merupakan batas antara kedua ventrikel dari belakang bawah.

b. Anatomi Dalam JantungRuang-Ruang Jantung

1) Atrium dekstra

Atrium dekstra terdiri atas rongga utama dari aurikula di luar, sedangkan bagian dalam

membentuk suatu rigi krisata terminalis. Pada bagian utama atrium yang terletak posterior

terhadap rigi terdapat dinding halus yang secara embriologis berasal dari sinus venosus.

Bagian atrium yang terletak di depan rigi mengalami trabekulasi akibat berkas serabut otot yang

berjalan dari krista terminalis.

Muara yang terletak pada atrium kanan adalah sebagai berikut.

a) Vena kava superior: bermuara ke bagain atas atrium kanan. Muara ini tidak mempunyai katup

dan berfungsi mengembalikan darah dari setengah bagian tubuh atas.

b) Vena kava inferior: lebih besar dari vena kava superior, bermuara ke bagian dalam bawah

atrium dekstra dan berfungsi mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian tubuh

bawah.

Page 101: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

c) Sinus koronarius: bermuara di dalam atrium kanan dan bermuara antara vena kava inferior

dengan osteum ventricular yang dilindungi oleh katup yang tidak berfungsi.

d) Sinus atrioventrikuler dekstra; bagian anterior vena kava inferior dilindungi oleh valvula

bikuspidalis, disamping itu banyak bermuara vena-vena kecil yang mengalirkan darah dari

jantung ke dalam atrium kanan.

2) Ventrikel dekstra

Berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikuler dekstrum dan dengan

traktus pulmonalis melalui trunkus pulmonalis. Lapisan dinding ventrikel dekstra jauh lebih tebal

dari pada atrium dekstra.

a) Valvula trikuspidalis, melindungi osteum atrioventrikuler yang dibentuk oleh lipatan endokardium

dan sebagian jaringan fibrosa yang terdiri dari tiga kuspis (trikuspidalis) atau saringan (anterior,

septalis, dan inferior). Basis kuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung. Bila ventrikel

berkontraksi, M.Papilaris berkontraksi mencegah agar kuspis tidak terdorog ke atrium dan tidak

terbalik ketika tekanan intraventrikuler meningkat.

b) Vulva pulmonalis, melindungi osteum pulmonalis yang terdiri atas dua kuspis (saringan)

semilunaris arteri pulmonalis yang dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan

fibrosa. Mulut muara kuspis arahnya ke atas dan bila arahnya ke dalam trunkus pulmonalis

dinamakan sinus. Selama fase sistolik, katup kuspis pada ventrikel tertekan pada dinding

trunkus pulmonalis oleh darah yang keluar. Selama diastolic, darah mengalir ke jantung masuk

ke sinus, katup kuspis terisi dan menutup osteum pulmonalis.

3) Atrium sinistra

Atrium sinister terdiri atas rongga dan aurikula ya g terletak di belakang atrium dekstra dan

membentuk sebagian besar basis (fasies posterior). Pada bagian belakang atrium sinister

terdapat sinus obligue pericardium serosum dan pericardium fibrosum. Bagian dalam atrium

sinister dan bagian aurikula mempunyai rigi otot seperti aurikula kanan. Muara atrium sinistra

vena pulmonalis dari masing paru-paru bermuara pada dinding posterior dan tidak mempunyai

katup, osteum ventrikuler sinistra yang dilindungi oleh valvula mitralis.

4) Ventrikel sinister

Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum atrioventrikuler sinistra dan aorta melalui

osteum aorta. Dinding ventrikel kiri tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan. Tekanan dara

intraventrikuler sinistra enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan dari ventrikel kanan.

a) Valvula mitralis (valvula bikuspidalis) melindungi osteum atroventrikuler yang terdiri atas dua

kuspis (anterior dan posterior). Kuspis anterior lebih besar dan terletak di antara osteum

atrioventrikular dan aorta.

Page 102: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

b) Valvula semilunaris aorta, melindungi osteum aorta dan strukturnya sama dengan valvula

semiliunaris arteri pulmonalis. Salah satu kuspis terletak di dinding aorta membentuk dinding

sinus aorta anterior yang merupakan asal dari arteri koronaria dekstra dan sinus posterior

sinistra yang merupakan asal arteri koronaria sinistra.

2. Sel Eksitabela. Pengertian Sel Eksitabel

Eksitabel sel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial aksi. Jaringan

eksitabel apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi respon berupa potensial aksi.

b. Struktur dan Komposisi SelMembran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan

lingkungan luar. Membran sel merupakan selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui

molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai ion. Berdasarkan

analisis kimiawi dapat diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan protein

dan lapisan lipid (lipoprotein).

 Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu berupa lapisan lipid rangkap dua (lipid

bilayer). Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus

fosfat dan terdiri atas bagian kepala (polar head) dan bagian ekor (nonpolar tail). Bagian kepala

bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan bagian ekorbersifat hidrofobik (tidak suka air). Lipid

terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol.

1) Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung gugusan fosfat.

2) Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat.

3) Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol.

Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein membentuk dua

macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik dan lapisan protein integral atau

intrinsik. Lapisan protein perifer membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua

bagian luar. Lapisan protein integral membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua

bagian dalam.

c. Komposisi Elektrolit Intrasel dan EkstraselDi dalam cairan intrasel maupun ekstrasel terdapat elektrolit, unsur penting bagi tubuh

selain air. Komposisi elektrolit pada kedua kompartemen cairan tersebut berbeda. Kalium dan

Page 103: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

fosfat adalah elektrolit utama pada CIS, sedangkan natrium dan klorida adalah elektrolit utama

CES. Natrium dan kalium berperan dalam keseimbangan asam-basa, keseimbangan cairan,

dan fungsi sel saraf. Fosfat adalah unsur pembentuk molekul berenergi (adenosine

triphosphate-ATP), dan berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Klorida berperan dalam

keseimbangan asam-basa dan cairan. Selain itu masih terdapat elektrolit lain yang memiliki

fungsi penting, misalnya kalsium dan magnesium. Kalsium berperan dalam pembentukan tulang

dan gigi, proses pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi sel saraf. Magnesium berperan

dalam aktivitas enzim, pembentukan tulang, dan aktivitas otot dan sel saraf. Kekurangan

elektrolit akan menimbulkan berbagai gangguan fungsi organ, oleh sebab itu kebutuhan

elektrolit harus selalu tercukupi.

Volume cairan dan konsentrasi elektrolit selalu dipertahankan dalam keadaan yang

seimbang. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan dengan mengatur masukan dan

keluaran air dan elektrolit. Masukan air dan elektrolit (water and electrolite gain) diperoleh

terutama melalui makan dan minum. Keluaran air dan elektrolit (water and electrolite loss)

secara eksresi melalui buang air kecil dan buang air besar, dan secara evaporasi melalui

pernafasan dan kulit dalam bentuk keringat. Masukan dan keluaran air dikendalikan oleh otak

yaitu di hipotalamus. Perubahan volume CES maupun konsentrasi elektrolit merangsang

hipotalamus untuk mengurangi atau meningkatkan keluaran dan masukan air dengan cara

mengatur rasa haus dan eksresi air melalui ginjal.

d. Transportasi Elektrolit Melalui Membran Sel

Membrane plasma merupakan selaput sel di sebelah luar sitoplasma. Di dalam sitoplasma

terdapat bagian-bagian yang disebut organel. Semua organel dibatasi oleh membrane.

Membrane yang membatasi organel mempunyai struktur molekul yang sama dengan

membrane plasma yang terdiri atas molekul-molekul lemak dan protein.

Membran sel berguna sebagai pembatas antara organel-organel di bagian dalam sel dan

cairan yang membasahi semua sel. Membrane sel sangat tipis sehingga hanya dapat diamati

dengan perbesaran tinggi menggunakan mikroskop electron. S. singer dan E. Nicolson (1972)

mengemukakan teori tentang membrane sel yang dikenal dengan teori membrane mozaik cair.

Teori ini menyatakan bahwa membrane sel tersusun oleh lapisan protein. Protein tersusun

mozaik atau tersebar dan masing-masing tersisip atau tenggelam di antara lapisan ganda

fosfolipid (bilayer fosfolipid).

Membrane sel terdiri atas kira-kira 50% lipid dan 50% protein, lipid terutama merupakan

fosfolipid dan tersusun dua lapis dan protein tersebar diantara bilayer fosfolipid disebut protein

instrinsik (integral) yang bersifat hidrofobik atau menolak air.Karena susunan membrane sel

Page 104: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

yang demikian maka membrane sel bersifat semipermeable. Membrane sel tidak simetris,

protein ekstrinsik yang bergabung dengan permukaan luar membrane amat berlainan dari

protein yang ekstrinsik yang bergabung dengan membrane dalam. Membran sel berfungsi

mengatur gerakan materi atau transportasi dari atau keluar sel.

e. Potensial Membrane

Potensial membran adalah tegangan melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar

-50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif

dibandingkan dengan di luarnya). Semua sel memiliki tegangan melintasi membran plasmanya,

di mana tegangan ialah energi potensial listrik-pemisahan muatan yang berlawanan.Sitoplasma

sel bermuatan negatif dibandingkan dengan fluida ekstraseluler disebabkan oleh distribusian

ion dan kation pada sisi membran yang berlawanan yang tidak sama. Potensial membran

bertindak seperti baterai, suatu sumber energi yang mempengaruhi lalu lintas semua substansi

bermuatan yang melintasi membran.Karena di dalam sel itu negatif dibandingkan dengan di

luarnya, potensial membran ni mendukung transpor pasif kation ke dalam sel dan anion ke luar

sel. Dengan demikian, dua gaya menggerakkan difusi ion melintasi suatu membran: gaya

kimiawi (gradien konsntrasi ion) dan gaya listrik (pengaruh potensial membran pada pergerakan

ion). Kombinasi kedua gaya yang bekerja pada satu ion ini disebut gradient elektrokimiawi.

Perubahan lingkungan dapat mempengaruhi potensial membran dan sel itu sendiri, sebagai

contohnya depolarisasi dari membran plasma diduga memicu apoptosis (kematian sel yang

terprogram).

f. Potensial Aksi Tentang Sel, Jaringan, Organ, dan Sistem OrganPada sebuah sel yang dalam keadaan istirahat terdapat beda potensial di antara kedua sisi

membrannya. Keadaan sel yang seperti ini disebut keadaan polarisasi. Bila sel yang dalam

keadaan istirahat/polarisasi ini diberi rangsangan yang sesuai dan dengan level yang cukup

maka sel tersebut akan berubah dari keadaan istirahat menuju ke keadaan aktif. Dalam

keadaan aktif, potensial membran sel mengalami perubahan dari negatif di sisi dalam berubah

menjadi positif di sisi dalam. Keadaan sel seperti ini disebut dalam keadaan depolarisasi.

Depolarisasi ini dimulai dari suatu titik di permukaan membran sel dan merambat ke seluruh

permukaan membran. Bila seluruh permukaan membran sudah bermuatan positif di sisi dalam,

maka sel disebut dalam keadaan depolarisasi sempurna.

Setelah mengalami depolarisasi sempurna, sel selanjutnya melakukan repolarisasi. Dalam

keadaan repolarisasi, potensial membran berubah dari positif di sisi dalam menuju kembali ke

negatif di sisi dalam. Repolarisasi dimulai dari suatu titik dan merambat ke seluruh permukaan

membran sel. Bila seluruh membran sel sudah bermuatan negatif di sisi dalam, maka dikatakan

Page 105: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

sel dalam keadaan istirahat atau keadaan polarisai kembali dan siap untuk menerima

rangsangan berikutnya.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut

potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-

sel lain yang ada di sekitarnya. Berikut ini akan diuraikan bagaimana proses terjadinya potensial

aksi dari suatu sel yang semula dalam keadaan istirahat.

3. Pembuluh DarahPembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke seluruh tubuh. Saluran darah ini

merupakan sistem tertutup dan jantung sebagai pemompanya. Fungsi pembuluh darah adalah

mengangkut (transportasi) darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh dan mengangkut kembali

darah yang sudah dipakai kembali ke jantung. Fungsi ini disebut sirkulasi darah. Darah

mengangkut gas-gas, zat makanan, sisa metabolisme, hormon, antibodi, dan keseimbangan

elektrolit. Pembuluh darah utama dimulai dari aorta yang keluar dari ventrikel sinistra melalui

belakang kanan arteri pulmonalis, membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis kemudian

turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma, selanjutnya ke rongga panggul dan

berakhir pada anggota gerak bawah.

a. Sirkulasi Darah1) Sirkulasi Darah Janin

Peredaran darah yang terjadi pada janin dalam kandungan agak berlainan dengan peredaran

darah orang yang telah dilahirkan atau orang dewasa. Keistimewaan peredaran darah janin

dalam kandungan yaitu oksigen dan zat makanan yang diperlukan diambil dari darah ibu. Hal ini

dimungkinkan karena adanya hal-hal berikut ini :

a) Foramen ovale : lubang antara atrium dekstra dan atrium sinistra. Lubang ini akan tertutup

sesudah bayi lahir.

b) Duktus ateriosus botalli : pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta.

c) Duktus venosus : pembuluh darah yang menghubungkan umbilikalis dengan vena kava infereior.

d) Duktus ateriosus botalli : pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta.

e) Duktus venosus : pembuluh darah yang menghubungkan umbilikalis dengan vena kava inferior.

f) Plasenta : jaringan dinding rahim yang banyak mempunyai jonjot mengandung pembuluh darah

yang berfungsi sebagai tempat pertukaran zat, dimana zat yang diperlukan akan diambil dari

Page 106: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

darah ibu dan yang tidak berguna akan dikeluarkan. Plasenta terbentuk kira-kira minggu

kedelapan kehamilan yang menempel pada endometrium dan terikat kuat sampai bayi lahir.

Fungsi plasenta : 

(1) Menyediakan makanan untuk janin dalam kandungan yang diambilkan dari darah ibu.

(2) Bekerja sebagai paru-paru fetus dengan menyediakan oksigen pada janin dalam kandungan.

(3) Menyingkirkan sisa pembakaran dari janin.

(4) Penghalang mikroorganisme penyakit masuk ke dalam janin.

g) Vena umbilikalis : yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari plasenta ke peredaran darah

janin. Darah yang dibawa oleh vena umbilikalis banyak mengandung zat makanan dan oksigen

(O2).

h) Arteri umbilikalis : pembuluh darah yang membawa darah janin ke plasenta jumlahnya 2 buah.

Kedua pembuluh darah ini membawa zat sisa makanan dan karbon dioksida dari tubuh bayi

kedalam plasenta. Arteri dan vena umbilikalis terbungkus menjadi satu dalam satu saluran yang

disebut duktus umbilikalis atau tali pusat.

Dari plasenta melalui vena umbilikalis, darah yang banyak mengandung zat makanan dan

oksigen dialirkan kedalam tubuh janin melalui vena kava inferior dan vena porta menuju atrium

dekstra.

Dari atrium dekstra masuk ke atrium sinistra melalui foramen ovale. Darah yang berasal

dari ventrikel sinistra diedarkan ke seluruh tubuh dan dari ventrikel dekstra melalui arteri

pulmonalis menuju paru-paru, karena paru-paru belum bekerja maka darah dari arteri

pulmonalis tersebut melalui duktus arteriosus botali masuk ke aorta dan diedarkan ke seluruh

tubuh.

Darah yang telah digunakan oleh janin banyak mengandung zat-zat sisa pembakaran dan

sisa makanan. Darah ini berjalan melalui arteri arteri iliaka interna masuk ke arteri umbilikalis

melalui duktus umbilikalis masuk ke plasenta.

Pada saat bayi lahir, bayi akan segera menangis dengan kuat sambil bernapas sehingga

udara akan diisap ke paru-paru. Pada saat itu paru-paru mengembang dan terjadilah

perubahan yang besar dalam tubuh bayi.

Saat paru-paru mengembang akan menarik darah dari arteri pulmonalis sehingga duktus

arteriosus botali tertutup. Pada saat darah mengalir ke paru-paru, oksigen yang terkandung

dalam darah akan diisap masuk ke ruang alveoli sedangkan karbondioksida (CO2) akan

dikeluarkan oleh paru-paru melalui jalan pernapasan.

Darah yang sudah dibersihkan oleh paru-paru akan dialirkan ke vena pulmonalis

menyebabkan septum antara atrium dekstra dan atrium sinistra mendapat tekanan yang kuat

Page 107: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

sehingga klep yang terdapat pada foramen ovale tertutup. Pada saat tali pusat diikat dan

dipotong, hubungan peredaran darah antara bayi dan ibu terputus. 

2) Sirkulasi Darah Orang Dewasa

a) Aliran darah koroner

Ada tiga pembuluh darah darah utama yang mendistribusikan darah di dalam otot jantung yaitu

arteri koronaria dekstra, arteri intraventrikel anterior, dan arteri sirkumfleksa sinistra.

(1) Arteri Koronaria dekstra : mengurus distribusi nutrisi dan darah otot jantung kanan depan dan

belakang, serta otot jantung kiri bagian belakang bawah yang berhadapan dengan diafragma.

(2) Arteri intraventrikuler anterior : memberikan darah untuk jantung kiri depan dan septum jantung.

(3) Arteri sirkumfleksa sinistra : mengurus distribusi darah untuk otot jantung kiri bagian lateral dan

otot jantung kiri bagian posterior. Bila terjadi sumbatan aliran darah koroner pada satu cabang

akan menyebabkan iskemia di daerah tertentu yang dapat berkembang menjadi infark miokard.

b) Aliran darah portal

Adalah aliran darah balik atau darah vena yang berasal dari usus halus, usus besar, lambung,

limpa, dan hati. Aliran darah sistem portal ini mempunyai pintu keluar yaitu vena porta, menuju

hati melalui arteri hepatika dan keluar melalui vena hepatika, lalu masuk ke jantung melalui

vena kava inferior.

Hati merupakan organ terbesar yang memproses bermacam-macam jenis reaksi kimia dan

menerima zat makanan dari sistem pencernaan. Jika terjadi kerusakan struktur jaringan hati

maka akan menghambat aliran darah karena jaringan hati mengerut sehingga darah tidak bisa

dialirkan.

c) Aliran darah pulmonal

Aliran darah berawal dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis kemudian bercabang ke

paru-paru kiri, paru-paru kanan, dan ke alveoli (kapiler alveoli) yaitu tempat terjadinya difusi

oksigen dan karbon dioksida. Karbon dioksida lebih banyak berdifusi dengan kapiler menuju

rongga alveoli, sedangkan oksigen lebih banyak berdifusi dengan rongga alveoli menuju kapiler

darah. Darah yang banyak mengandung oksigen mengalir menuju vena pulmonalis kiri dan

kanan masuk ke atrium kiri terus ke ventrikel kiri dan siap dipompakan ke aliran darah sistemik.

d) Aliran darah sistemik

Aliran darah simpatik berawal dari ventrikel kiri lalu masuk ke seluruh tubuh melalui aorta dan

bercabang melalui arteriol kemudian menjadi kapiler dan masuk ke dalam jaringan/sel

kemudian keluar menjadi kapiler vena (venolus) menjadi vena, vena kava superior tubuh bagian

atas, dan vena kava inferior tubuh bagian bawah. Selanjutnya masuk ke jantung melalui vena

kava.

Page 108: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

b. Sirkulasi Arteri Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah

keseluruh tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar keluar dari ventrikel sinistra disebut

aorta. Arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat tetapi mempunyai sifat elastis. Selain itu,

arteri mempunyai 3 lapisan yaitu tunika intima, tunika media, dan tunika eksterna.

Arteri mendapat darah dari pembuluh darah halus yang mengalir didalamnya dan berfungsi

memberikan nutrisi pada pembuluh yang bersangkutan disebut vasa vasarum. Arteri dapat

berkontraksi dan berdilatasi yang disebabkan pengaruh susunan saraf otonom.

Lapisan pembuluh darah arteri :

1) Tunika intima (interna) : merupakan lapisan yang paling dalam, berhubungan dengan darah dan

terdiri atas lapisan endothelium dan jaringan fibrosa.

2) Tunika media : merupakan lapisan tengah yang terdiri atas jaringan otot polos, sifatnya sangat

elastis dan mempunyai sedikit jaringan fibrosa. Arteri dapat berkontraksi dan berdilatasi

disebabkan pengaruh otot tunika media ini.

3) Tunika eksterna (adventitia) : merupakan lapisan yang paling luar, terdiri atas jaringan ikat

gembur untuk memperkuat dinding arteri dan jaringan fibrotik yang elastis.

c. Sirkulasi Darah Aorta Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar, keluar dari jantung bagian ventrikel

sinistra melalui aorta asendens, membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis sinistra turun

sepanjang kolumna vertebralis dan menembus diafragma turun ke abdomen. Jalan aorta terdiri

atas tiga bagian yaitu : aorta asendens, arkus aorta, dan aorta desendens.

1) Aorta asendens : muncul pada basis ventrikel sinistra berjalan ke atas dan depan, panjangnya

kira-kira 5 cm, mempunyai dua cabang yaitu arteri koronaria dekstra dan arteri koronaria

sinistra.

2) Arkus aorta : merupakan lanjutan aorta asendens melengkung ke arah kiri, terletak di belakang

manubrium sterni berjalan ke atas, ke belakang dan ke kiri trakea setinggi angulus sterni.

Bagian yang melengkung ke arah kiri di depan trakea sedikit turun ke bawah sampai vertebra

torakalis keempat.

3) Aorta desendens : merupakan lanjutan dari arkus aorta menurun mulai dari vertebra torakalis IV

sampai dengan vertebra lumbalis IV. Setelah itu berjalan di sebelah kiri korpus vertebra setinggi

angulus sterni, kemudian berlanjut pada mediastinum posterior sampai vertebrae XII melewati

hiatus aortikus diafragma berlanjut sampai vertebra lumbalis IV kemudian bercabang dua

menjadi aorta torakalis dan aorta abdominalis. 

a) Arteri Sirkulasi Kepala dan Leher

Page 109: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Arteri kepala dan leher disuplai oleh arteri karotis komunis dekstra dan sinistra. Bagian dekstra

agak pendek dan merupakan cabang dari arteri anonimia, sedangkan bagian sinistra lebih

panjang karena langsung dari arkus aorta. Pada masing-masing sisi menuju ke atas leher di

bawah otot sternokleidomastoid dan pada ketinggian perbatasan atas kartilago tiroid arteri

membagi dua menjadi arteri karotis eksterna dan arteri karotis interna.   

(1) Arteri karotis eksterna : menyuplai darh bagian leher dan kepala.

(2) Arteri karotis interna : pembuluh darah yang tidak bercabang di leher. Pada masing-masing sisi

merupakan percabangan dari arteri karotis kommunis. Arteri ini menuju ke atas melalui

kananalis karotis. Pada os temporalis, arteri ini bersatu dalam tengkorak pada arteri serebri

anterior dan media.

(3) Arteri vertebralis : arteri vertebralis merupakan cabang pertama dari arteri subklavia yang

berjalan naik melalui foramen prosesus transversi, masuk ke kranium melalui foramen magnum

berjalan ke atas, ke depan, dan medial medula oblongata. Sampai di tepi bawah pons, arteri ini

bergabung dengan membentuk arteri basilaris.

(4) Arteri basilaris : dibentuk oleh penggabungan dua arteri vertebralis yang berjalan naik dalam

alur permukaan anterior. Ponsnya bercabang dua yaitu arteri serebralis posterior dan arteri

sirkum anteriosus.

b) Arteri Untuk Anggota Gerak Atas

(1) Arteri subklavia

Arteri subklavia dekstra : adalah cabang dari arteri anonima, sedangkan arteri subklavia sinistra

cabang dari arkus aorta. Arteri subklavia dekstra terdapat didalam mediastinum superior

berjalan naik ke atas menuju pangkal leher kemudian melengkung ke lateral depan dan keluar

dari rongga toraks melalui belakang, selanjutnya masuk ke aksila (ketiak) menjadi arteri

aksilaris.

(2) Arteri aksilaris

Merupakan lanjutan dari arteri subklavia, mulai dari tepi lateral iga pertama berakhir pada tepi

bawah muskulus terres mayor, dan selanjutnya menjadi arteri brakialis.

(3) Arteri brakialis

Mulai pada tepi bawah muskulus terres mayor yang merupakan arteri utama lengan atas dan

berakhir di depan kolumna radii. Pembuluh darah ini berlanjut menjadi artei ulnaris dan radialis.

(4) Arteri ulnaris

Berjalan ke bawah melekat pada muskulus pronator terres, muskulus pleksor karpi radialis dan

muskulus palmaris longus. Pembuluh darah ini berjalan ke distal dan melekat pada muskulus

fleksor karpi ulnaris, lalu memasuki telapak tangan pada sisi lateral.

Page 110: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

(5) Arteri radialis

 Berasal dari fossa kubiti setinggi kolumna radii dan berjalan ke bawah muskulus brakialis.

Arteri radialis meninggalkan lengan bawah, membelok di sekitar bagian lateral ke pergelangan

tangan mencapai permukaan posterior tangan membentuk arkus palmaris superfisialis.

(6) Arteri arkus palmaris

 Merupakan lanjutan dari arteri ulnaris yang memasuki telapak tangan melintasi tepi distal ibu

jari dan radialis.

(7) Arteri arkus palmaris profundus

 Merupakan lanjutan arteri radialis membelok ke medial di bawah tendo otot fleksor dan

memberikan cabangnya ke superior anastomosis pergelangan tangan.

(8) Arteri digitis

Berasal dari arkus yang berjalan masing-masing menyuplai darah ke jari-jari tangan.

(9) Aorta abdominalis

Bagian dari aorta desendens yang merupakan lanjutan dari aorta torakalis. Pembuluh ini

terletak mulai dari vertebra torakalis ke-12 sampai dengan lumbalis ke-4 dan terdapat dalam

rongga abdomen.

c) Arteri Rongga Perut

(1) Arteri siliaka : arterinya sangat pendek berasal dari aorta abdominalis, terletak di belakang

bursa omentalis, dan mempunyai tiga cabang yaitu arteri gastrika sinistra, arteri lienalis, dan

arteri hepatika.

(2) Arteri splenika (lienalis) : memperdarahi pankreas, duodenum superior dan inferior. Pembuluh

darah ini berjalan berkelok-kelok sepanjang pankreas lalu masuk ke limpa dan hilus limpa.

(3) Arteri mesenterika superior : memperdarahi bagian distal duodenum, ileum, sekum, apendiks,

kolon transversum .

(4) Arteri renalis : merupakan cabang dari aorta abdominalis, masing-masing arteri renalis menjadi

arteri segmentalis dan masuk ke dalam hilus ginjal, kemudian tersebar ke segmen ginjal

menjadi artei lobaris.

(5) Spermatika ovarika : pada laki-laki arteri spermatika memperdarahi testis dan pada wanita arteri

ovarika memperdarahi ovarium.

(6) Arteri mesenterika inferior : memperdarahi sepertiga distal kolon transversum, fleksura kolika

sinistra, kolon desendens , kolon sigmoid, rektum, dan setengah bagian atas anus. Arteri

mesenterika inferior berasal dari aorta abdominalis dan bercabang menjadi arteri iliaka

kommunis kemudian berubah menjadi arteri rektalis superior.

Page 111: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

(7) Arteri marginalis : cabang arteri mesenterika superior dan beranastomosa dengan arteri rektalis

superior. Pembuluh arteri ini memperdarahi daerah rektum.

d) Arteri Dinding Abdomen Depan dan Belakang

(1) Arteri subkostalis : memperdarahi otot iga melayang

(2) Arteri epigastrika superior : masuk ke dalam muskulus rektus abdominus berjalan turun ke

belakang beranastomosis dengan arteri epigastrika inferior.

(3) Arteri lumbalis : memperdarahi kulit dan otot punggung sumsum tulang belakang.

e) Arteri Rongga Panggul

Arteri iliaka kommunis berawal dari aorta desendens ketika sampai pada vertebra lumbalis IV

akan bercabang menjadi arteri iliaka kommunis dekstra dan arteri iliaka kommunis sinistra,

serta masing-masing bercabang menjadi arteri iliaka interna dan arteri iliaka eksterna, berjalan

ke bawah latel sepanjang tepi medial muskulus psoas.

d. Sirkulasi Darah Vena Pembuluh darah vena merupakan kebalikan dari pembuluh darah arteri yang berfungsi

untuk membawa darah dari alat tubuh kembali masuk ke dalam jantung. Bentuk dan

susunannya hampir sama dengan arteri. Katup pada vena terdapat di sepanjang pembuluh

darah. Katup tersebut berfungsi untuk mencegah darah tidak kembali lagi ke sel atau jaringan.

Vena yang terbesar adalah vena pulmonalis, bercabang menjadi vena, lalu venolus yang

selanjutnya menjadi kapiler.

1) Vena yang masuk ke jantung

a) Vena kava superior

Vena besar yang menerima darah dari bagian atas leher dan kepala yang dibentuk oleh

persatuan dua vena brakiosepalika yang masuk ke atrium dekstra. Vena azigos bersatu pada

permukaan posterior vena kava superior sebelum masuk ke pericardium.

b) Vena kava inferior

Merupakan vena besar yang menerima darah dari alat tubuh bagian bawah, menembus

sentrum tendinium setinggi vertebra tarakalis dan masuk ke bagian terbawah atrium dekstra.

c) Vena pulmonalis

Dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru-paru membawa darah beroksigen (banyak

mengandung oksigen) dan masuk ke atrium sinistra.

Vena yang berawal tepat dibelakang angulus mandibulare dan menyatu dengan vena

aurikularisa posterior lalu lalu turun melintasi muskulus sternokleidomastoideus tepat diatas

klavikula dan menembus fasia servikalis profunda dan mencurahkan isinya ke vena

subklavikula. Vena ini memiliki cabang-cabang sebagai berikut.

Page 112: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

(1) Vena aurikularis posrerior : turun melintasi muskulus sternokleidomastoideus tepat di atas

klavikula menembus fasia servikalis profunda.

(2) Vena retro mandibularis : menerima dari darah mandibularis

(3) Vena subklavikula : cabang dari vena aurikularis posterior

(4) Vena jugularis eksterna posterior : bergabung dengan vena jugularis eksterna untuk mengurus

bagian kulit dan kepala pada leher.

(5) Vena supraskapularis : menerima darah dari otot bahu bagian atas.

(6) Vena jugularis anterior : berawal tepat di bawah dagu, menyatu turun ke leher di atas jugularis

lalu berjalanke bawah muskulus sternokleidomastoedeus dan mencurahkan isinya ke vena

jugularis eksterna.

2) Vena Kepala dan Leher

a) Vena kulit kepala. Vena kulit kepala bebas beranastomosa dengan sinus vena-vena intracranial.

(1) Vena troklearis  dan vena supraorbitalis: menyatu pada tepi medial orbita membentuk vena

fasialis.

(2) Vena temporalis superfisialis: bercabang dengan vena maksilaris dalam substansi glandula

parotis membentuk vena retromandibularis.

(3) Vena aurikularis posterior : bergabung dengan vena retromandibularis di bawah glandula parotis

membentuk vena jugularis eksterna.

(4) Vena oksipitalis: bermuara pada pleksus venosus suboksipitalis dan mencurahkan isinya

kedapam vena vertebralis, vena oksipitalis dan vena jugularis interna.

b) Vena wajah

(1) Vena fasialis: terbentuk pada sudut mata. Pemembuluh darah ini menyatu dengan vena

supraorbitalis dan vena toklearis berhubungan dengan vena oftalmika superior melalui vena

supraorbitalis dengan perantaraan vena oftalmika superior, sedangkan vena fasialis

dihubungkan dengan sinus karvenosus. Vena ini menyilang di glandula submandibularis dan

bermuara ke dalam vena jugularis.

(2) Vena fropunda fasialis: bergabung dengan sinus karvenosus  melalui vena oftalmika superior.

(3) Vena tranversa fasialis: bergabung dengan vena temporalis fisialis di dalam glandula parotis.

(4) Vena pterigoideus merupakan vena yang mengelilingi muskulus pterigoideus dan menampung

vena-vena sesuai dengan cabang-cabang arteri maksilaris yang bermuara ke vena maksilaris,

vena fasiali, vena lingualis, vena oftalmika superior.

(1) Vena maksilari

(2) Vena fasialis

(3) Vena lingualis

Page 113: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

(4) Vena oftalmika superior

c) Vena tonsil palatinum

Vena palatinum turun dari palatum molle bergabung dengan pleksus venosus faringeus

menembus muskulus konstriktor faringeus superior bergabung dengan vena faring dan vena

fasialis,  bermuara ke pleksus venosus faringeus kemudian bermuara ke vena jugularis interna.

d) Vena Punggung

Vena pada punggung mengembalikan darah ke dari struktur punggung membentuk pleksus

majemuk yang menyebar sepanjang kolumna vertebralis sampai ke koksigis.

e) Pleksus venosus vertebralis eksternus

f) Pleksus venosus vertebralis internus

Ke dua pleksus ini saling berhubungan dengan leher-leher, torak, pelvis dan abdomen. Pada

bagian atas berhubungan dengan sinus oksipitalis dan basilaris dalam kavum krani. Pleksus

internus bermuara pada vena vertebralis interkostalis, lumbalis dan sakralis.

3) Vena yang Bermuara ke Vena Kava Inferior

a) Vena torasika interna : bersatu membentuk pembuluh darah tunggal dan mengalirkan darah ke

vena brakiosepalika.

b) Vena dinding anterior dan lateral abdomen : darah yang berasal dari pembuluh ini dikumpulkan

ke jalinan vena-vena, dari umbilikus dialirkan ke vena aksilaris melalui vena torakalis dan ke

bawah vena femoralis melalui vena epigastrika superfisialis.

c) Vena lambung : vena yang mengalirkan darah ke sirkulasi portal vena gastrika sinistra dan vena

gastrika dekstra langsung ke vena porta, vena gastroepiploika sinistra bermuara ke vena

lienalis dan bermuara ke vena mesenterika superior.

d) Vena dinding posterior abdomen : vena ini dibentuk oleh vena iliaka kommunis berjalan ke atas

sisi kanan aorta dan menembus sentrum tendinium diafragma setinggi vertebra torasika VIII,

memasukkan darahnya ke atrium kanan jantung dan menerima cabang dari vena mesenterika

inferior, vena mesenterika superior, vena lienalis, dan vena porta.

e) Anastomosis portal sistemik : pada keadaan normal , vena porta melewati hati dan masuk ke

vena kava inferior. Sirkulasi portal merupakan sirkulasi sistemik melewati vena hepatika .

f) Vena dinding pelvis :

(1) Vena iliaka eksterna : mulai dari belakang ligamentum inguinal lanjutan vena femoralis dan

bersatu dengan vena iliaka interna membentuk vena iliaka kommunis.

(2) Vena iliaka interna : terbentuk dari penggabungan cabang vena iliaka interna, vena vaginalis,

dan vena pudenda interna yang berjalan ke atas dan bersatu dengan vena iliaka eksterna

membentuk vena iliaka kommunis.

Page 114: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

(3) Vena sakralis media : bermuara pada vena iliaka kommunis sinistra.

g) Vena anggota gerak atas

(1) Jalinan vena superfisialis : ditemukan pada dorsum manus, mengalir masuk ke atas bagian

lateral vena safalika, sedangkan bagian medial masuk ke vena basilika. Vena ini menuju

permukaan anterior lengan bawah kemudian berjalan ke atas menuju lengan atas.

(2) Vena sefalika : berakir dengan menembus fasia profunda pada trigonum deltoid pektorale dan

bermuara pada vena aksilaris.

(3) Vena basilika : dari dorsum manus sisi medial lengan bawah menembus fasia profunda. Pada

pertengahan lengan atas bercabang menjadi vena kubitis medialis, vena basilika, dan vena

sefalika, lalu bermuara ke vena aksilaris.

e. Sirkulasi kapiler Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil disebut juga pembuluh rambut. Pada

umumnya, kapiler meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung berhubungan dengan sel .

Pembuluh kapiler terdiri atas kapiler arteri dan kapiler vena.

1) Kapiler arteri

Kapiler arteri merupakan tempat berakhirnya arteri. Semakin kecil arteri maka akan semakin

hilang lapisan dinding arteri sehingga kapiler hanya mempunyai satu lapisan yaitu lapisan

endotelium. Lapisan ini sangat tipis sehingga memungkinkan cairan darah/limfe merembes

keluar jaringan membawa air, mineral, dan zat makanan. Proses pertukaran gas antara

pembuluh kapiler dengan jaringan sel kapiler arteri bertujuan menyediakan oksigen dan

menyingkirkan karbon dioksida.

2) Kapiler vena

Lapisan kapiler vena hampir sama dengan kapiler arteri. Fungsi kapiler vena adalah membawa

zat sisa yang tidak terpakai oleh jaringan berupa zat ekskresi dan karbon dioksida. Zat sisa

tersebut dibawa keluar dari tubuh melalui venolus, vena , dan akhirnya keluar tubuh melalui tiga

proses yaitu pernapasan, keringat, dan feses.

Fungsi kapiler adalah sebagai berikut :

a) Sebagai penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena

b) Tempat terjadinya pertukaran zat antara darah dan cairan jaringan

c) Mengambil hasil dari kelenjar

d) Menyerap zat makanan yang terdapat dalam usus

e) Menyaring darah pada ginjal.

4. Pembuluh Limfe

Page 115: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Sistem limfe merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan dapat mengalir dari

ruangan interstisial kedalama darah. Pembuluh limfe dapat mengeluarkan protein dan zat

partikel besar yang tidak dapat dikeluarkan dengan absorpsi secara langsung keluar jaringan

masuk ke dalam kapiler darah. Sistem limfe berhubungan erat dengan sirkulasi darah karena

mengandung cairan yang berasal dari darah dan mempunyai jaringan pembuluh limfe. Sistem

limfe berfungsi untuk absorpsi zat-zat makanan dari trakus gastrointestinal, bertanggung jawab

untuk absorpsi lemak, dan salah satunya mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi.

a. Pembuluh LimfePembuluh limfe berukuran lebih besar karena dibentuk oleh

bersatunya kapiler limfatik. Pembuluh limfatik memiliki dinding yang

transparan dan mempunyai banyak katup sehingga terlihat seperti

manik-manik. Pembuluh limfe yang terletak superfisial berfungsi

untuk mengaliri kulit, sedangkan pembuluh limfe yang lebih dalam

berfungsi mengaliri struktur tubuh lalu masuk ke nodus limfe

membawa sel limfosit. limfosit.

Kecepatan aliran limfe sangat dipengaruhi oleh aktivitas otot.

kecepatannya akan bertambah akibat pengaruh peristaltik pada

pergerakan pernapasan, aktivitas jantung, massage dan denyut

arteri sekelilingnya. Dinding pembuluh limfe bersifat sangat

permeabel sehingga partikel yang ukurannya sangat besar dapat

masuk kedalam jaringan. Pembuluh eferen terdapat didalam simpai

dan trabekula yang besar. Sebagian pembuluh darah limfe eferen

yang dalam mengikuti arteri yang dapat ditemukan dalam pulpa putih. Fungsi pembuluh limfe :

1) Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.

2) Mengangkut limfosit dan kelenjar limfe ke sirkulasi darah.

3)  Membuat lemak yang sudah diemulsi dari susu ke sirkulasi darah (lakteal).

4) Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme.

5) Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi.

b. Katup-katup pembuluh limfe

Pembuluh limfe yang kecil menyatu menjadi besar. Pembuluh limfe banyak mempunyai katup

sehingga aliran cairan limfe menjadi satu arah yaitu ke vena subklavia. Pembuluh limfe akan

Page 116: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

berkontraksi setiap kali mengembung karena terisi penuh oleh cairan dari jaringan pembuluh

limfe, sehingga cairan limfe terdorong melewati katup yang terbuka. Proses ini akan terjadi 10

detik sekali secara dinamik. Cairan interstisial secara terus menerus bergerak datang dan

kembali ke pembuluh darah. Pembuluh limfe dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Duktus limfatikus dekstra

Trunkus limfatikus jugularis dekstra, subklavia dan bronkomediastinalis mengalirkan cairan limfe

sisi kepala dan leher kanan. Sisi kanan toraks dapat bersatu membentuk duktus limfatikus

dekstra yang panjangnya 1,3 cm dan bermuara ke brakiosepalika dekstra kemudian bermuara

secara tidak bebas ke dalam vena-vena besar di leher.

2) Duktus torasikus

Duktus torasikus (duktus limfatikus sinistra) mulai terlihat dalam abdomen sebagai kantong

abdomen yang memanjang pada syaterna chili yang terletak tepat di bawah diafragma depan

vertebra lumbalis sebelah kanan aorta. Duktus torasikus menerima limfe dari trunkus

interstinalis, trunkus lumbalis kanan dan kiri. Beberapa pembuluh kecil yang turun dari bawah

toraks masuk ke rongga toraks melalui hiatus akustikus, lalu pada diafragma naik melalui

mediatinum posterior dan berangsur condong ke kiri. Setelah sampai mediastinum superior,

duktus ini berjalan ke atas sepanjang tepi kiri esofagus sampai setinggi prossesus transfersus.

Setelah dari sini berbelok ke lateral di depan arteri atau vena vertebralis. Sampai di tepi medial

muskulus sklaneus anterior, berbalik ke bawah depan n. brakhiosepalika sinistra dan dapat juga

berakhir pada bagian terminal vena subklavikula atau vena jugularis interna.

3) Nodus limfatisi (nl)

kelenjar limfatisi yang bentuknya lonjong seperti buah kacang terdapat di sepanjang pembuluh

limfe saluran yang masuk ke dalam nodus limfatisi ada beberapa buah, tetapi saluran keluar

hanya satu. Jaringan ini sangat padat berisi sel-sel limfosit ditunjang oleh sel retikuler, serabut

kolagen, serat elastis dan otot polos. Biasanya nodus limfatisi berkelompok pada satu daerah.

c. Kelompok nodus limfatisi kepala dan leher

Kelenjar limfe dikepala dan leher disusun oleh sejumlah kelompok regional dan satu kelompok

terminal yaitu ;

1) nl. Oksipitalis

Page 117: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Terletak diatas os oksipital pada aspek trigonium servikal posterior. Nodus limfe ini menampung

limfe dari kulit kepala bagian belakang dan mencurahkan isinya ke dalam nl. servikalis profundi.

2) nl. Mastoidea

Terletak diatas permukaan lateral prosesus mastoideus.Nodus limfe ini menampung limfe dari

kulit kepala bagian ata, aurikula dinding posterior meatus akustikus eksternus dan bagian lateral

palbebra. Pembuluh eferen mencurahkan isinya ke dalam nl. Servukalis profundi

3) nl. Parotidea

Terletak di dalam grandula parotis dari kulit kepala diatas glandula parotis, permukaan lateral

aurikula dan dinding anterior meatus auktikus eksternus dan bagian lateral palbebra. Pembuluh

limfe eferen mencurahkan isinya ke nl. Servikal profundi.

4) nl. Buksinatorius

Terletak diatas muskulus buksinator dekat vena fasialis sepanjang pembuluh limfe buksinator

dan bermuara ke dalam nl. Submandibularis.

5) nl. Submandibularis

Terletak pada permukaan atas glandula submandibularis. Nodus ini dapat diraba tepat dibawah

margo inferior korpus mandibula yang menampung limfe dari kulit kepala depan, hidung, pipi,

bibir atas dan bawah, sinus frontalis, maksilaris, etmoidalis, gigi ats dan bawah, lidah bagian

depan, dasar mulut dan vestibulum serta gusi. Pembuluh limfe ini mencurahkan isinya kedalam

nl. Servikalis profundi.

6) nl. Submentalis

Terletak dalam trigonum mentalis muskulus disgastrik kiri dan kanan. Nodus ini menampung

limfe dari ujung lidah, dasar lidah, gigi, gusi dan bibir bawah. Setelah itu, nodus ini mengalirkan

isinya kedalam nl. Mandibularis dan nl. servikalis profundi.

7) nl. Servikale anterior

Terletak sepanjang vena jugularis anterior. Nodus ini menampung limfe dari kulit dan jaringan

superfisial leher bagian depan lalu mencurahkan isinya ke dalam nl. Servikalis profundi.

8) nl. Servikal supervisial

Page 118: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Terletak sepanjang jugularis eksterna. Nodus ini menampung limfe dari kulit diatas sudut

rahang, glandula parotis dan lobus telinga lalu mencurahkan isinya ke nl. Servikalis profundi.

9) nl. Retrovaringeal

Terletak diantara dinding faring lamina (lembaran tipis) tiap vertebralis. Nodus ini menampung

limfe dari paranasalis faring, pembuluh limfe eferen, tuba auditiva dan kolumna vertebralis lalu

mencurahkan isinya ke nl. Servikalis profundi.

10) nl. Laringale

Terletak di depan laring pada ligamentum krikotiroideum. Nodus ini menampung limfe dari

struktur yang berdekatan lalu mencurahkan isinya ke nl. Servikalis profundi.

11) nl. Trokleare

Terdapat didepan trakea. Nodus ini menampung limfe dari struktur yang berdekatan termasuk

glandula tiroidea. Pembuluh limfe eferen mencurahkan isinya ke nl. Servikalis profundi.

d. Nodus limfatisi servikalis profundi

Nodus ini membentuk rantai sepanjang vena jugularis interna dari kranium ke pangkal leher dan

tertanam dalam fasia vagina karotia adventisia vena jugularis interna. Nodus ini berhubungan

dengan pembuluh limfe dari tonsil dan lidah, sekaligus menampung dari nl. Regional lain dari

kepala dan leher. Pembuluh limfe ini bersatu membentuk trunkus jugularis. Trunkus ini

bermuara ke duktus torasikus dan mencurahkan isinya ke trunkus subklavius ke dalam vena

brakiosefalika.

e. Kapiler limfe

Cairan yang kembali ke sirkulasi pembuluh limfe jumlahnya sedikit karena zat dengan berat

molekul tinggi seperti protein tidak dapat melewati pori-pori kapiler vena, tetapi dapat melalui

kapiler limfe. Suatu struktur khusus kapiler limfe memperlihatkan sel-sel endotel kapiler tersebut

didekatkan oleh serabut-serabut yang besar antara jaringan sekitarnya. Sel endotel berdekatan

memiliki hubungan sangat longgar diantara sel-sel tersebut. Akan tetapi, satu sel endotel hanya

dapat menutupi tepi sel yang berdekatan sehingga tepi sel bebas untuk bergerak ke dalam

membentuk suatu katup kecil yang membuka bagian dalam kapiler tersebut.

f. Parenkim limfe

Parenkim limfe terdiri dari pulpa putih dan pulpa merah.

Page 119: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

1) Pulpa putih

Merupakan jaringan limfatik yang mengelilingi dan mengikuti ateri. Pada tempat tertentu akan

menebal dan berbentuk massa yang lonjong disebut nodus limfe (korpus malfigi). Pulpa ini

membentuk selubung limfosit parietal sekitar arteri yang sebagian besar diganti oleh jaringan

retikular dan membentuk daerah-daerah jaringan limfatik. Sel-sel yang yang terdapat dalam

jaringan limfoid berupa limfosit kecil, tetapi juga ditemukan limfosit besar, monosit dan sel

plasma.

reaksi jaringan limfoid tetap sama bila terjadi rangsangan. Nodus limfe merupakan tempat

pengumpulan limfosit yang lebih padat sepanjang pulpa putih. Dalam limfe, nodulus tersusun

atas pembuluh darah arteri sentrali dalam bentuk arteriol. Diantara pulpa putih dan pulpa merah

terdapat batas yang jelas yaitu zona marginal. Daerah ini menangkap antigen yang penting

untuk imunologi limfe.

2) Pulpa merah

Jumlah pulpa merah lebih banyak membentuk lempeng korda splenika yang bergabung dengan

banyak eritrosit. Susunannya lebih longgar dan menempati ruang yang tidak terisi oleh

tuberkula dan pulpa putih.

Pulpa merah banyak mengandung sinus venosus. Diantara sinus-sinus pulpa tampak korda

seluler membentuk jalinan jaringan limfatik yang mengalami modifikasi dan menyatu dengan

pulpa putih. Dalam anyaman ini terdapat limfosit makrofag bebas dan semua unsur darah yang

beredar.

Berbagai jenis limfosit yang timbul dalam pulpa putih menyebar ke pulpa merah dengan

gerakan amuba, monosit sebagian terbawa oleh aliran darah dan sebagian timbul dalam limfe

karena proliferasi sel-sel yang ada dan berkembang dari hemositoblas.

g. Kerangka limfe

Simpai dan trabekula limfe terdiri dari jaringan ikat pada kolagen dengan sedikit elastin dan

serabut otot polos. Pada hilus, simpai paling tebal mengelilingi pembuluh darah besar.

Permukaan luar simpai diliputi selapis sel mesotel yang pipih bagian peritoneum

Trabekula berjalan dari permukaan dalam hilus sampai kedalam parenkim limfe yang

bercabang dan saling beranastomosis membentuk kerangka yang rumit. Unsur-unsur otot polos

dalam simpai dan trabekula memungkinkan limfe mengatur isinya dengan lambat dan rumit.

Page 120: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Pulpa limfe disokong oleh jalinan halus serat-serat retikular yang menyatu dengan simpai,

trabekula dan dinding pembuluh darah.

h. Pembuluh darah limfe

Arteri memasuki limfe melalui hilus dan bercabang menjadi arteri trabekularis yang berjalan

sepanjang trabekula dan memasuki parenkim limfe. Tunika adventisia sebagai jaringan retikular

oleh limfosit. Arteri sentralis dalam korpus malpigi memperdarahi pulpa putih lalu ke pulpa

merah.

Sinus venous merupakan suatu sistem saluran yang tidak teratur dan beranastomi diseluruh

pulpa merah bermuara, menempati bagian yang lebih besar dari korda limfe. Dinding sinus

terdiri atas sel endotel khusus berbentuk batang dan memanjang dalam dindingpembuluh

darah, sedangkan badan sel menonjol ke dalam lumen usus. Sinus venous bermuara ke vena

pulpa pembuluh besar yang berdinding tipis membentuk vena yang lebih besar memasuki

trabekula sebagai vena trabeularis atau vena interbolularis berjalan menuju hilus kemudian

bermuara ke vena lienalis.

i. Persarafan

Serat saraf tidak bermielin mengikuti arteri dan berakhir pada otot polos. Dalam simpai dan

trabekula, beberapa cabang saraf memasuki pulpa merah dan pulpa putih. Serat bermielin yang

befungsi sensorik terkadang dapat ditemukan.

B. FISIOLOGI1. Hemodinamika Jantung

Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah alirah darah dari cairan dari

daerah bertekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab

terhadap aliran darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel . ketika

otot berkontraksi, darah terdorong dari ventrikel ke aorta selama periode dimana tekanan

ventrikel kiri melebihi tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang, katup aorta akan

menutup dan keluarand ari ventrikel kiri terhenti. Darah yang telah memasuki aorta akan

menaikkan tekanan dalam pembuluh darah tersebut. Akibatnya terjadi perbedaan tekanan yang

akan mendorong darah secara progresif ke arteri, kapiler dank e vena. Darah kemudian kembali

ke atrium kanan karena tekanan dalam kamar ini lebih rendah dari tekanan vena. Perbedaan

tekanan juga bertanggung jawab terhadap aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru dan

Page 121: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

kembali ke atrium kiri. Perbedaan tekanan dalam sirkulasi pulmonal secara bermakna lebih

rendah dari tekanan sirkulasi sistemikkarena tahanan aliran di pembuluh darah pulmonal lebih

rendah.

Siklus jantung. Selama diastolic, katup atrioventrikularis terbuka, dan darah yang

kembali ke vena mengalir ke atrium dan kemudian ke ventrikel. Mendekati akhir periode

diastolik tersebut, otot atrium akan berkontraksi sebagai respon terhadap sinyal yang

ditimbulkan oleh nodus SA. Kontraksi kemudian meningkatkan tekanan di dalam atrium dan

mendorong sejumlah darah ke ventrikel. Darah yang masuk tadi akan meningkatkan volume

ventrikel sebanyak 15%sampai 25%. Pada titik ini, ventrikel itu sendiri mulai berkontraksi

(sistolik) sebagai respon terhadap propagasi impuls listrik yang dimulai dari nodus SA beberapa

milidetik sebelumnya.

Selama sistolik, tekanan di dalam ventrikel dengan cepat meningkat, mendorong katup

AV untuk menutup. Konsekuensinya tidak ada lagi pengisian ventrikel dari atrium, dan darah

yang disemburkan dari ventrikel tidak dapat mengalir balik ke atrium. Peningkatan tekanan

secara cepat di dalam ventrikel akan mendorong katup pulmonalis dan aorta terbuka, dan darah

kemudian disemburkan ke arteri pulmonalis dan ke aorta. Keluarnya darah mula – mula cepat,

dan kemudian, ketika tekanan masing – masing ventrikel dan arteri yang bersangkutan

mendekati keseimbangan aliran darah secara bertahap melambat.

Pada saat berakhir sistolik, otot ventrikel berelaksasi dan tekanan dalam kamar

menurun dengan cepat. Penurunan tekanan ini cenderung mengakibatkan darah mengalir balik

dari arteri ke ventrikel, yang mendorong katup semiluner untuk menutup. Secara bersamaan,

begitu tekanan di dalam ventrikel menurun drastis sampai di bawah tekanan atrium, nodus AV

akan membuka, ventrikel mulai terisi, dan urutan kejadian terulang kembali.

Penting diingat bahwa kejadian mekanis yang berhubungan dengan pengisiaan dan

penyemburan oleh jantung sangat berhubungan erat dengan kejadian listrik yang

mengakibatkan kontraksi dan relaksasi jantung.

Faktor penentu Hemodinamika:

a. Preload.Volume akhir diastolik ventrikel disebut juga preload atau beban awal yaitu derajat regangan

serabut otot ventrikel jantung pada akhir diastolic sesaat sebelum kontraksi ventrikel.

Petunjuk beban awal ventrikel kiri adalah tekanan akhir diastolik ventrikel kiri, sedangkan

petunjuk beban awal ventrikel kanan adalah tekanan vena sentral (central venous pressure).

Kemampuan vascular perifer untuk mengembalikan darah ke jantung akan meningkatkan

Page 122: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

preload, yang juga akan dipengaruhi oleh penurunan resistensi atau tahanan perifer yang

mengakibatkan peningkatan aliran balik vena, konstriksi vena, dan penurunan tekanan

intratorakal (saat inspirasi dalam).

Venous return atau aliran balik vena adalah jumlah darah yang mengalir dari sistem vena ke

dalam atrium kanan per menit. Faktor – faktor yang menurunkan kemampuan relaksasi ventrikel

adalah efusi pericardial (cor tamponade), perikarditis, miokarditis, endokarditis, hipertrofi dan

lain – lain.

b. KontraksilitasKontraksilitas adalah kemampuan sel – sel otot jantung untuk memberikan reaksi terhadap

rangsangan kontraksi atau kekuatan serabut otot miokard untuk memendek yang ditentukan

oleh interaksi ion kalsium, aktin dan myosin.

Penurunan kontraksilitas dapat dipengaruhi oleh iskemia atau injuri miokard, gagal jantung,

anoksia, asidosis, anestesi, barbiturate dan lain – lain. 

c. AfterloadBeban akhir ventrikel disebut juga afterload yaitu besarnya tahanan yang dikembangkan

oleh ventrikel selama sistolik untuk membantu membuka katup aorta dan pulmonal serta untuk

memompa darah ke dalam arteri pulmonalis dan aorta, juga ke dalam pembuluh perifer. Jika

afterload melebihi batas fisiologis, maka ventrikel tidak mampu memompa darah pada volume

sekuncup yang normal.

Tekanan nadi atau pulse pressure (selisih tekanan sistolik dan diastolik) merupakan

gambaran tekanan yang dihasilkan ventrikel untuk melawan tahanan yang ada di aorta.

Tekanan nadi normal yaitu antara 30 – 50 mmHg. Jika tekanan nadi menurun, maka daya

kontraksi ventrikel menurun, demikian juga dengan curah jantung. Tekanan diastolic merupakan

indikator afterload.

2. Elektrofisiologi JantungAktivitas listrik jantung merupakan akibat dari perubahan permeabilitas membran sel

yang memungkinkan pergerakan ion – ion melalui membran tersebut. Dengan masukkan ion –

ion maka muatan listrik sepanjang membran ini mengalami perubahan yang relative. Terdapat

tiga macam ion yang mempunyai fungsi penting dalam elektrofisiologi sel yaitu kalium (K),

natrium (Na) dan kalsium (Ca). kalium lebih banyak terdapat di dalam sel, sedangkan kalsium

dan kalium lebih banyak terdapat di luar sel.

Dalam keadaan istirahat, sel – sel otot jantung mempunyai muatan postifi di luar sel dan

muatan negative pada bagian dalam sel. Ini dapat dibuktikan dengan galvanometer. Perbedaan

Page 123: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

muatan bagian luar dan bagian dalam sel disebut resting membrane potensial. Bila sel

dirangsang akan sering terjadi perubahan muatan dalam sel menjadi positif, sedangkan diluar

sel menjadi negatif. Proses terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan dinamakan

depolarisasi. Setelah rangsangan sel berusaha kembali pada keadaan muatan semula proses

ini dinamakan repolarisasi. Seluruh proses tersebut dinamakan aksi potensial.

Aksi potensial terjadi disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia, mekanik, dan termis.

Aksi potensial dibagi menjadi 5 fase:

a. Fase istirahat: bagian luar sel jantung bermuatan positif dan bagian dalam bermuatan negates

(polarisasi). Membran sel lebih permeabel terhadap kalium daripada natrium sehingga sebagian

kecil kalium merembes ke luar sel. Dengan hilangnya kalium maka bagian dalam sel menjadi

relative negatif.

b. Fase deoplarisasi (cepat): disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas membran terhadap

natrium, sehingga natrium mengalir dari luar ke dalam. Akibatnya, muatan di dalam sel menjadi

positif sedangkan di luar sel menjadi negatif.

c. Fase polarisasi parsial: segera setelah terjadi depolarisasi terdapat sedikit perubahan akibat

masuknya kalium kedalam sel, sehingga muatan positif di dalam sel menjadi berkurang.

d. Fase plato (keadaan stabil): fase depolarisasi diikuti keadaan stabil yang agak lama sesuai

dengan masa refraktor absolut dari miokard. Selama fase ini tidak terjadi perubahan muatan

listrik. Terdapat keseimbangan antara ion positif yang masuk dan yang ke luar. aliran kalsium

dan natrium ke dalam sel perlahan – lahan diimbangi dengan keluarnya kalium dari dalam sel.

e. Fase repolarisasi (cepat): pada fase ini muatan kalsium dan natrium secara berangsur – angsur

tidak mengalir lagi dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat sehingga kalium keluar

dari sel dengan cepat. Akibatnya, muatan positif dalam sel menjadi sangat berkurang sehingga

pada akhir muatan di dalam sel menjadi relatif negatif dan muatan di luar sel relatif positif.

3. Mekanisme Jantung sebagai PompaMekanisme jantung sebagai pompa berkaitan dengan kontraksi dan pengosongan

ventrikel yang disebut sistole, serta pengisian dan relaksasi ventrikel yang disebut diastole.

Ketika atrium berkontraksi maka ventrikel sedang relaksasi dan sebaliknya atrium relaksasi

maka disitu ventrikel sedang berkontraksi.

Diawali darah dari seluruh tubuh masuk melalui vena cava superior dan vena cava

inferior menuju atrium kanan kemudian masuk ke ventrikel kanan dan ke pembuluh arteri

pulmonalis menuju paru untuk didifusi dan oksigenasi dialirkan menuju atrium kiri, kemudian

ventrikel kiri kemudian ke aorta didistribusikan ke seluruh jaringan.

Page 124: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Dalam siklusnya, jantung menghasilkan dua suara. Suara jantung I (lubb), yaitu suara

yang ditimbulkan oleh penutupan dari valvula bicuspidalis dan valvula tricuspidalis (katup

atrioventrikular), menimbulkan suara panjang. Suara jantung II (dupp), yaitu suara yang

ditimbulkan oleh penutupan dari valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris pulmonal,

menimbulkan suara pendek dan tajam. Katup-katup tersebut akan membuka dan menutup

secara pasif disebabkan oleh perbedaan tekanan antara atrium dengan ventrikel, maupun

antara ventrikel dengan aorta ataupun trunkus pulmonalis.

Secara klinis, sistole adalah periode yang terjadi diantara suara jantung I dengan suara

jantung II, sedangkan diastole adalah periode yang terjadi diantara suara jantung II dengan

suara jantung I. Fase diastole juga disebut sebagai fase pengisian, fase relaksasi (katup mitral

dan trikuspid terbuka). Sedangkan pada fase sistolik katup aorta dan pulmonal membuka,

sementara katub mitral dan trikuspid yang menutup.

Siklus jantung sebagai pompa (Cardiac cycle), dimulai dari darah masuk melalui vena-

vena besar menuju atrium (hampir sama baik kiri dan kanan), lalu dari atrium itu darah akan

mengalir langsung ke dalam ventrikel melalui valvula bicuspidalis dan valvula tricuspidalis yang

terbuka sebelum terjadi kontraksi atrium. Fase ini disebut fase pengisian pada diastolic (passive

ventricular filling mid-diastole atau rapid filling), dimana volume darah dari atrium yang masuk

ke ventrikel baru sebanyak 75%. Selanjutnya, atrium akan berkontraksi dan memompa 25%

darah lagi masuk ke dalam ventrikel sehingga ventrikel menjadi penuh 100% atau sebesar 120

mL (Ending Diastolik Volume), fase ini merupakan akhir dari diastole atau diastesis (pengisian

ventrikel secara lambat).

Kontraksi yang tadinya terjadi pada atrium (karena potensial aksi) akan menjalar

merangsang ventrikel (atrial kick). Miokardium dari ventrikel akan berkontraksi tetapi kedua

valvula semilunaris masih tertutup dan volume dari ventrikel masih tetap seperti sebelumnya.

Fase ini disebut dengan fase kontraksi isovolumetrik, dimana terjadi peningkatan tekanan pada

ventrikel melebihi tekanan pada atrium, akibatnya valvula bicuspidalis dan valvula tricuspidalis

jadi tertutup (menimbulkan suara jantung I).

Tekanan ventrikel yang meningkat akan menyebabkan kedua valvula semilunaris jadi

membuka, dimana tekanan ventrikel sinistra akan melebihi tekanan aorta saat mencapai sekitar

80 mmHg, sedangkan tekanan ventrikel dextra akan melebihi tekanan arteri pulmonalis saat

mencapai sekitar 10 mmHg, inilah yang menyebabkan valvula semilunaris aorta dan valvula

semilunaris pulmonal jadi membuka. Pembukaan kedua valvula semilunaris tersebut akan

memulai fase ejeksi pada sistolik.

Page 125: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Pada fase ejeksi ini tekanan ventrikel sinistra dan aorta mencapai tekanan maksimum

yang berkisar 120 mmHg. Sebagian besar volume sekuncup akan dipompakan secara cepat

selama fase awal, dan kecepatan aliran pada aorta akan meningkat hingga mencapai

maksimum. Tekanan ventrikel tersebut kemudian mulai turun (volume sekuncup yang tersisa

dipompakan lebih lambat) sampai akhirnya di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis, ini

menyebabkan kedua valvula semilunaris menutup (menimbulkan suara jantung II). Dari fase ini

tidak semua darah dipompa keluar dari ventrikel menuju aorta dan arteri pulmonalis, tapi ada

darah yang masih tersisa dalam ventrikel sebagai volume residu yang banyaknya sekitar 40 mL

(Ending Sistolik Volume). Perlu diingat bahwa pada fase ejeksi ini valvula atrioventrikular tetap

tertutup agar ketika darah dipompa ventrikel ke aorta dan arteri pulmonalis dengan tekanan

yang besar darah tersebut tidak kembali ke atrium.

Diastole sekarang dimulai dengan fase relaksasi isovolumetrik, pada fase ini kedua

valvula semilunaris dan valvula atrioventrikular masih tertutup, miokardium pun mengalami

relaksasi. Pada fase ini darah dari atrium telah terisi kembali karena ada suatu proses yang

menghasilkan efek menghisap akibat turunnya tekanan valvula atrioventrikular selama fase

ejeksi sebelumnya. Tekanan ventrikel pun menurun tajam sedangkan sebaliknya, tekanan

atrium telah naik (karena darah yang telah masuk ke atrium), hal ini menyebabkan valvula

bicuspidalis dan valvula tricuspidalis terbuka kembali. Setelah valvula atrioventrikular tersebut

terbuka, darah dari atrium mengalir ke ventrikel tanpa kontraksi dari atrium, jadi pada fase ini

siklus jantung sebagai pompa kembali pada fase pengisian pada diastolik dan seterusnya.

4. Sistem KonduksiUmumnya jantung berkontraksi

secara ritmik sekitar 70-90 denyut per

menit orang dewasa dalam keadaan

istirahat.

a. Nodus Sinoatrial

Terletak pada dinding atrium dextrum

di bagian atas sulkus terminalis, tepat

disebelah kanan muara vena cava

superior. Merupakan asal impuls ritmik

elektronik yang secara spontan disebarkan ke seluruh otot-otot jantung atrium dan

menyebabkan otot-otot ini berkontraksi.

b. Nodus Atrioventicular

Page 126: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Terletak pada bagian bawah septum interatriale tepat di atas tempat pelekatan cuspisvalve

tricuspidalis. Dari sini impuls jantung di kirim ke ventrikel oleh fasciculus atrioventricular. AV

node distimulasi oleh gelombang eksitasi pada waktu gelombang ini melalui myocardium

atrium. Kecepatan konduksinya sekitar 0,11 detik, memberikan waktu yang cukup untuk atrium

mengosongkan darahnya ke dalam ventrikel sebelum ventrikel kembali berkontraksi.

c. Fasciculus Atrioventricularis (Berkas His)

Merupakan satu-satunya jalur serabut otot jantung yang menghubungkan myocardium

atrium dan myocardium ventriculus, oleh karena itu fasciculus ini merupakan satu-satunya jalan

yang dipergunakan oleh impuls jantung dari atrium ke ventrikel. Berkas his berjalan turun

melalui rangkaian fibrosa jantung. Kemudian berjalan turun dibelakang cuspis septalis valve

tricuspidalis untuk mencapai pnggir inferior pars membracea septum interventricular. Pada

pinggir pars muscularis septum, berkas his terbelah menjadi dua cabang, satu cabang untuk

setiap ventrikel. Cabang berkas kanan berjalan turun pada sisi kanan septum interventriculare

untuk mencapai trabecula septomarginalis, tempat cabnag ini menyilang dinding anterior

ventriculus dexter. Disini cabang tersebut berlanjut sebagai plexus Purkinje. Cabang berkas kiri

menembus septum dan berjalan turun pada sisi kiri di bawah andocardium. Biasanya cabang ini

bercabang dua (anterior dan posterior), yang akhirnya melanjutkan diri sebagai serabut-

sserabut plexus Purkinje ventriculus sinister. Aktivitas sistem konduksi/penghantar dapat

dipengaruhi oleh saraf otonom yang mensyarafi jantung. Sarf parasimpatis memperlambat

irama dan menggunakan kecepatan pengantaran impuls saraf simpatis mempunyai efek yang

berlawanan.

d. Jalur Konduksi Internodus

Jalur internodus anterior berjalan meninggalkan ujung anterior nodus anterior sinuatrialis

dan berjalan ke anterior menuju ke muara vena cava superior. Jalur ini berjalan turun pada

septum atrium dan berakhir pada nodus atrioventricularis. Jalur internodus medius

meninggalkan ujung posterior SA node dan berjalan ke posterior menuju muara vena cava

superior. Jalur ini turun ke bawah pada septum atrium menuju ke AV node. Jalur internodus

posterior meninggalkan bagian posterior SA node dan turun melalui crista terminalis dan valve

cava inferior menuju ke AV node.

5. Pembuluh Darah Arteri, Vena, dan Sistem Kapilera. Pembuluh darah arteri

Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah

keseluruh tubuh dan alat tubuh. Pembuluh darah terbesar yang keluar dari ventrikel sinistra

Page 127: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

disebut aorta. Arteri terdiri dari 3 lapisan yaitu: Tunika Intima Tunika Media Tunika Eksterna

Aorta Merupakan pembuluh darah arteri terbesar keluar dari jantung bagian ventrikel sinistra

melalui aorta asendes membelok kebelakang melalui radiks pulmonalis sinistra, turun

sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma, turun ke abdomen. Jalan arteri ini terdiri

dari 3 bagian : Aorta Asenden, Arkus Aorta, Aorta desendes Aorta asendes mempunyai

cabang: Aorta torakalis, Aorta Abdominalis Arteri Kepala dan Leher Disuplai oleh arteri komunis

dekstra dan sinistra. Pada masing-masing sisi menuju keatas leher dibawah otot sternomastoid

dan pada ketinggian perbatasan atas kartilago tiroid membagi diri menjadi dua yaitu: Arteri

karotis eksterna A. tiroid superior, A. faringea asendes, A. lingualis, A. fasialis, A. aurikularis

posterior, A. maskilaris Arteri karotis interna: A. oftalmika A. komunikan posterior A. coroidea A.

serebri anterior A. serebri media A. nasalis.

Jaringan dan juga berfungsi sebagai reservoir tekanan karena elastisitas mereka arteri-

arteri dapat melebar untuk mengakomodasi tambahan volume darah yang di pompa ke

dalamnya oleh kontraksi jantung dan kemudian menciut kembali untuk terus mendorong darah

sewaktu jantung berelksasi

b. Pembuluh darah venaPembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung.

Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh

dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. jika diraba, denyut

jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini

berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah

tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.

Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik

besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan.

Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-

paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua

pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis.

Salah satu penyakit yang menyerang pembuluh balik adalah varises

c. Sistem kapilerKapiler membawa darah dari arteriola menuju venula. Dindingnya hanya dilapisi selapis

sel tipis, kapiler sebenarnya merupakan lanjutan lapisan arteri dan vena. Beberapa jaringan

tidak memiliki kapiler diantaranya adalah epidermis, kartilago, lensa dan kornea mata.

Sebagian besar jaringan tubuh mempunyai kapiler yang luas. Aliran darah dalam kapiler

diatur oleh sel otot polos sfingter prekapiler, yang dijumpai pada permulaan masing-masing

Page 128: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

kapiler. Sfingter prekapiler tidak diatur oleh system saraf  namun dengan kontriksi atau dilatasi

yang bergantung pada kebutuhan jaringan. Karena tidak dapat cukup darah dalam tubuh untuk

mengisi seluruh kapiler pada saat yang sama, sfingter prekapiler biasanya berkontriksi sedikit.

Pada jaringan aktif yang membutuhkan lebih banyak oksigen, seperti otot yang di latih, sfingter

prekapiler akan berdilatasi untuk meningkatkan aliran darah.

Beberapa organ memiliki tipe kapiler yang berbeda yang disebut sinusoid, yang lebih luas

dan lebih permeable dari pada kapiler lain. Premeabilitas sinusoid memungkinkan zat bersar

seperti protein dan sel darah masuk atau meninggalkan darah. Sinusoid dapat di jumpai pada

jaringan hemopoietik, seperti sumsum tulang serta organ, seperti hepar dan kelenjar hipofisis,

yang memproduksi dan menyekresi protein ke dalam darah

6. Tekanan Darah dan Sistem Regulasia. Tekanan darah

Tekanan darah adalah gaya yang diberikan darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan

ini bervariasi sesuai pembuluh darah terkait dengan denyut jantung. Tekanan darah paling

tinggi terdapat pada arteri-arteri besar yang meninggalkan jantung dan secara bertahap

menurun samapi ke arteriol. Akhirnya ketika mencapai kapiler, tekanan ini sedemikian rendah

sehingga tekanan ringan dari luar akan menutup pembuluh ini dan mendorong darah keluar.

Hal ini dapat dibuktikan dengan member tekan ringan pada kuku atau meletakan sepotong grlas

diatas kulit. Di dalam vena tekanan darah ini bahkan lebih rendah lagi sehingga akhirnya pada

vena-vena besar yang ,endekai jantung terdapat gaya isap (suction), yakni tekanan negative

(bukan negatif), akibat gaya isap yang dihasikan jantung ketika ruangan-ruangan didalamnya

relaksasi.

Tekanan darah pada arteri besar bervariasi menurut denyutan jantung. Tekanan ini paling tinggi

ketika ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah ketika ventrikel berelaksasi

(tekanan diastolik).

b. Sistem regulasiJantung dapat bekerja secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kerja

jantung dipengaruhi oleh faktor mekanik, persarafan dan suhu. Regulasi jantung meliputi

regulasi terhadap heart rate, stroke volume, cardiac output dan blood pressure.

1) Regulasi Heart Rate

Heart rate dipengaruhi sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf simpatis dengan

epinefrin dan norepnefrin sebagai neurotrasmiternya menyebabkan peningkatan heart rate.

Page 129: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Sedangkan sistem saraf parasimpatis melalui nervus vagus menyebabkan perlambatan heart

rate. Heart rate juga dipengaruhi oleh kemoreseptor dan baroreseptor. Aktivitas kemoreseptor

bertujuan menjaga kecukupan sirkulasi serebral (otak).

2) Regulasi Stroke Volume

Volume sekuncup diatur dengan Mekanisme (hukum) Starling.

3) Regulasi Cardiac Output

Determinan utama dari curah jantung adalah kebutuhan oksigen jaringan dengan cara

autoregulasi intrinsik yang mengubah preload dan stroke volume dan autoregulasi ekstrinsik

atas pengaruh hormon epinefrin.

4) Regulasi Tekanan Darah

Tekanan darah dipengaruhi oleh kemoresptor, tahanan perifer dan volume darah

C. BIOFISIKA1. Listrik Jantung

Jantung sebenarnya tergantung dalam suatu medium konduktif. Bila satu bagian

ventrikel menjadi elekronegatif bila dibandingkan dengan sisanya, arus listrik mengalir dari

daerah berdepolarisasi ke daerah berpolarisasi dalam jalur memutar besar.

Selama sisa siklus depolarisasi arus listrik terus mengalir dalam arah dari basis jantung

menuju ke apeks, sewaktu impuls menyebar dari permukaan endokarnial ke luar melalui otot

ventrikel.

Dalam membuat perekaman elektrokardiografik, digunakan bermacam-macam posisi

standar untuk penempatan elekktroda dan positif atau negatifnya polaritas rekaman selama

setiap siklus jantung ditentukan oleh orientasi elektroda dengan mengingat aliran arus di dalam

jantung, beberapa system elektroda konvensional yang biasanya disebut sandapan

elektrokardiografik.

a. Aliran arus listrik dari masa sinsitium otot jantung

Sebelum masa sisitium otot jantung terangsang semua bagian luar sel otot itu bermuatan

positif dan bagian dalam bermuatan negatif. Begitu suatu daerah sinsitium jantung

terdepolarisasi, muatan negative akan bocor keluar dari serabut otot yang mengalami

depolarisasi sehingga daerah permukaan ini menjadi elektronegatif. Karena proses depolarisasi

menyebar kesegala arah melalui jantung, perbedaan potensial yang tampak hanya menetap

selama seperbeberapa ribu detik,dan perhitungan voltase yang sebenarnya hanya dapat

dilakukan dengan alat perekam yang berkecepatan tinggi.

b. Aliran arus listrik yang mengelilingi jantung pada dada (paru)                         

Page 130: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Walaupun sebagian besar paru terisi oleh udara tapi dapat juga menghantarkan arus listrik

yang cukup besar dan cairan yang terdapat dalam jaringan lain yang terletak di sekeliling

jantung juga dapat menghantarkan arus listrik dengan mudah. Oleh karena itu,sebenarnya

jantung terendam did lam media yang konduktif. Bila satu bagian ventrikal  mengalami

depolarisasi maka daerah itu akan menjadi elektronegatif di bandingkan bagian lainnya. Aliran

listrik akan mengalir dari daerah yang terdepolarisasi menuju ke daerah yang terpolarisasi

melalui jalur melingkar yang besar.

Impuls jantung mula-mula akan sampai di bagian septum ventrikal dan selanjutnya segera

menyebar ke permukaan dalam dari sisa ventrikel lainnya. Keadaan ini akan menyebabkan

kenegatifan di bagian dalam ventrikel, sedangkan di bagian luar dinding ventrikel akan

mengalami kepositifan, dengan arus listrik akan mengalir melalui cairan yang terdapat di

sekeliling ventrikael menurut jalur elips. Dengan kata lain arus listik rata-rata dengan

kenegatifan akan mengalir kebasal jantung dan arus listrik rata-rata dengan kepositifan akan

mengalir ke bagian apeks.

Selama berlangsungnya sebagian besar sisa proses depolarisasi, arus juga tetap mengalir

menurut arah penyebaran yang sama, sementara depolarisasi menyebar dari permukaan

endokardium keluar melalui masa otot ventrikel. Kemudian, sesaat sebelum proses depolarisasi

selesai melintasi ventrikel, selama kira-kira 0,01 detik, rata-rata aliran arus listrik ini akan

terbalik, yakni akan mengalir dari apeks ventrikel menuju ke bagian basal, sebab bagian ja

ntung yang paling akhir terdepolarisasi adalah dinding bagian luar ventrikel yang dekat dengan

basal jantung.

Jadi pada ventrikel jantung yang normal, selama hampir seluruh siklus depolarisasi, arus

mengalir dari negative ke positif, terutama dari arah basal jantung menuju ke apeks kecuali

pada bagian akhir dari proses depolarisasi.

2. Konduksi JantungDi dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan

tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus, yaitu:

1) Otomatisasi, kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.

2) Irama, kemampuan membentuk impuls yang teratur.

3) Daya konduksi, kemampuan untuk menyalurkan impuls.

4) Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang.

Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas, maka secara spontan dan teratur jantung akan

menghasilkan impuls-impuls yang di salurkan melalui system hantaran untuk merangsang otot

Page 131: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus SA ke

nodus AV,sampai ke serabut purkinje.

Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki

otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat

dari pada sel jantung lain dengan otomatisasi 60-100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja

sebagai pemacu jantung normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus

atrioventrikuler (AV). Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan, memperlambat, potensial aksi

atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang

berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial

aksi telah di keluarkan atrium dan memasuki nodus AV.

Setelah sedikit perlambatan ini, nodus AV melampau potensial aksi sekaligus, ke jaringan

konduksi ventrikular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus

AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke

dalam ventrikel, sebagai persiapan untuk sistole ventrikel.

Dari nodus AV, impuls berjalan ke berkas  his di septum interventrikular ke cabang berkas

kanan dan kiri, dan kemudian melalui satu dari beberapa serat purkinye ke jaringan miokard

ventrikel itu sendiri. Potensial aksi dapat melintasi jaringan penghantar 3-7 kali lebih cepat dari

pada melalui miokard ventrikel. Maka berkas, cabang dan serabut purkinye dapat mendekati

kontraksi simultan dari semua bagian ventrikel,sehingga memungkinkan terjadinya penyatuan

kerja pompa maksimal.

3. Viskositas Pembuluh JantungTahanan terhadap aliran darah ditentukan tidak hanya oleh jari-jari pembuluh darah

tetapi juga oleh viskositas darah. Plasma kira-kira 1,8 kali lebih kental dibanding air, sedangkan

darah 3-4 kali lebih kental dibanding air. Jadi viskositas bergantung sebagian besar pada

hematokrit yaitu persentase volume darah yang ditempati oleh sel darah merah.  Efek viskositas

in vivo menyimpang dari yang diperkirakan oleh rumus Poiseuille-Hagen. Di pembuluh besar,

peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas yang cukup besar. Namun

dipembuluh yang diameter lebih kecil, yaitu di arteriol, kapiler dan venula, viskositas berubah

lebih sedikit per satuan perubahan hematokrit dibandingkan perubahan viskositas di pembuluh

besar. Hal ini karena perbedaan pada sifat aliran yang melalui pembuluh kecil. Oleh sebab itu

perubahan nettoviskositas persatuan perubahan hematokrit jauh lebih kecil ditubuh

dibandingkan perubahannya secara invitro. Hal inilah yang menyebabkan mengapa perubahan

hematokrit memiliki pengaruh yang relatif kecil pada tahanan perifer kecuali pada berubahan

Page 132: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

tersebut besar. Pada polisitemia berat, peningkatan tahanan jelas meningkatkan kerja jantung.

Sebaliknyan, pada anemia, tahanan perifer manurun, sebagai akibat penurunan viskositas.

Tentu saja penurunan hemoglobin menurunkan kemampuan darah mengangkut O2, tetapi

perbaikan aliran darah viskositas relatif.

D. BIOKIMIA1. Struktur dan Fungsi Enzima. Struktur Enzim

Enzim umumnya merupakan protein globular dan ukurannya berkisar dari hanya 62

asam amino pada monomer 4-oksalokrotonat tautomerase, sampai dengan lebih dari 2.500

residu pada asam lemak sintase. Terdapat pula sejumlah kecil katalis RNA, dengan yang paling

umum merupakan ribosom; Jenis enzim ini dirujuk sebagai RNA-enzim ataupun ribozim.

Aktivitas enzim ditentukan oleh struktur tiga dimensinya (struktur kuaterner). Walaupun struktur

enzim menentukan fungsinya, prediksi aktivitas enzim baru yang hanya dilihat dari strukturnya

adalah hal yang sangat sulit.

Kebanyakan enzim berukuran lebih besar daripada substratnya, tetapi hanya

sebagian kecil asam amino enzim (sekitar 3–4 asam amino) yang secara langsung terlibat

dalam katalisis. Daerah yang mengandung residu katalitik yang akan mengikat substrat dan

kemudian menjalani reaksi ini dikenal sebagai tapak aktif. Enzim juga dapat mengandung tapak

yang mengikat kofaktor yang diperlukan untuk katalisis. Beberapa enzim juga memiliki tapak

ikat untuk molekul kecil, yang sering kali merupakan produk langsung ataupun tak langsung dari

reaksi yang dikatalisasi. Pengikatan ini dapat meningkatkan ataupun menurunkan aktivitas

enzim. Dengan demikian ia berfungsi sebagai regulasi umpan balik.

Sama seperti protein-protein lainnya, enzim merupakan rantai asam amino yang

melipat. Tiap-tiap urutan asam amino menghasilkan struktur pelipatan dan sifat-sifat kimiawi

yang khas. Rantai protein tunggal kadang-kadang dapat berkumpul bersama dan membentuk

kompleks protein. Kebanyakan enzim dapat mengalami denaturasi (yakni terbuka dari

lipatannya dan menjadi tidak aktif) oleh pemanasan ataupun denaturan kimiawi. Tergantung

pada jenis-jenis enzim, denaturasi dapat bersifat reversibel maupun ireversibel.

b. Fungsi Enzim

Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang

mempercepat  proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua

enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalis oleh enzim, molekul awal reaksi disebut

Page 133: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang

berbeda, disebut produk. Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat

berlangsung dengan cukup cepat.

2. Apoptosis, Injury Sel dan Adaptasi Sela. Apoptosis

Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah

suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga keseimbangan

pada organisme multiseluler. Sel-sel yang mati adalah sebagai respons dari beragam stimulus

dan selama apoptosis kematian sel-sel tersebut terjadi secara terkontrol dalam suatu regulasi

yang teratur.

Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup tertentu,

menyebabkan perubahan secara morfologis termasuk perubahan pada inti sel. Kemudian sel

akan terfragmentasi menjadi badan apoptosis, selanjutnya fragmen tersebut diabsorpsi

sehingga sel yang mati menghilang.

b. Injury SellCellular injury alias cedera sel, dalam bahasa kedokteran biasa disebut jejas sel.

Sesuai namanya, jejas sel adalah cedera yang terjadi pada level seluler. Kenapa harus mulai

dari sel? Karena memang cedera yang besar (level organ) bisa berawal dari cedera kecil di

tingkat seluler.

Penyebab jejas seluler :

1) Agen Infektif (Infectious Agent)

Mulai dari agen tingkat mikroskopik sampai makroskopik seperti tapeworm (cacing pita)

Contoh : Riketsia, Bakteri, Jamur, dan Parasit lain

2) Reaksi Imunologi

Reaksi imun dapat menimbulkan cedera sel. Contoh : Reaksi anaplastik terhadap protein asing

atau efek terapeutik obat, Reaksi endogen antigen

3) Cacat Genetik

a) Akibat perubahan halus pada level DNA

b) Perubahan ini seringkali menimbulkan kelainan enzimatik yang mempengaruhi sel

c) Dapat juga terjadi akibat cedera oleh bahan kimia

4) Gizi Tak Seimbang

Seperti penyakit Anoreksia Nervosa dan kelaparan

a) Ekses gizi sebagai penyebab utamanya

Page 134: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

b) Ekses predisposisi lipid, Aterosklerosis dan Obesitas akibat penimbunan lemak

c) Komposisi diet

1) Macam-macam jejas

a) Kurangnya Oksigenasi / Pasokan Oksigen (Hipoksia, Iskemia, dan Keracunan CO)

b) Jejas Fisik (mekanik, terbakar, dingin, radiasi, listrik, dll)

c)  Infeksi

d) Reaksi imunologik

e)  Defek/ Cacat Genetik

f)  Gangguan Nutrisi

g) Pengaruh jejas terhadap sel?

h) Cedera akut reversibel (Dapat sembuh)

i) Cedera Ireversibel yang menyebabkan Cellular death (kematian sel) yang berupa nekrosis dan

apoptosis

j) Perubahan organel subseluler.

2) Mekanisme jejas

Mekanisme jejas secara umum

 

3) Injurious Stimulus dapat menimbulkan :

a) Penurunan jumlah ATP (Adenosin Tri Phosphat) menurun sehingga organela yang bergantung

pada pasokan energi dari ATP terganggu.

b)  Kerusakan membran dapat mengganggu mitokondria (organel penghasil ATP), merusak

lisosom (yang memiliki enzim perncerna, sehingga enzim tsb bocor ke dalam sitoplasma dan

melumatkan seluruh sel), merusak protein penyusun membran plasma (seisi sel mengalami

kebocoran).

Page 135: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

c) Peningkatan jumlah ion Ca (Kalsium) dalam sitoplasma yang akan mengganggu kinerja sel

terutama DNA.

d) Peningkatan bentuk-bentuk OH reaktif, seperti ion Hidroksida(OH-) dan H2O2.

c. Adaptasi Sell1) Adaptasi selular

Keadaan berada diposisi normal, sel yang tidak stres dan sel cedera yang stres berlebihan.

2) Adaptasi fisiologi

Respon yang mewakili sel terhadap perangsangan normal oleh hormon atau mediator kimiawi

endogen.

Contohnya : Pembesaran payudara dan induksi laktasi oleh kehamilan.

3) Adaptasi patologik

Mekanisme dasar yang sama, sering berbagi tetapi memungkinkan sel untuk mengatur

lingkungannya, dan idealnya melepaskan diri dari cedera.

4) Perubahn adaptif sel

a) Atrofi

Pengerutan urutan sel dengan hilangnya substansi sel. Walaupun dapat menyebabkan

penuruna fungsinya tapi tetap sel atrofi tidak mati. Pada kondisi yang berlawanan kematiannya

terprogram ( apoptotik ) bisa juga diinduksi oleh sinyal yang sama, yang menyebabkan atrofi

sehingga dapat menyebabkan hilangnya sel pada atrofi seluruh organ. Penyebab atropi :

(1) berkurangnya beban kerja

(2) hilangnya persarafan

(3) berkuranhnya perbekalan darah

(4) Nutrisi yang tidak adekuat

(5) Hilangnya rangsang endokrin

(6) Penuaan

b) Hipertrofi

Penambahan ukuran sel menyebabkan penambahan ukuran organ. Disebabkan juga

oleh peningkatan kebutuhan fungsional atau rangsang hormonal spesifik.

(1) Hiperplasia

 peningkatan jumlah sel dalam organ atau jaringan.Dibagi 2 :

(a) Hiperplasia hormonal ditunjukkan pada saat proliferasi epitel kelenjar payudara perempuan,

pubertas, dan pada saat kehamilan.

Page 136: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

(b)  Hiperplasia kompensatoris hiperplasia yang terjadi pada saat sebagian jaringan dibuang atau

sakit.

(2) Metaplasia

Perubahan reversible, yaitu perubahan dari satu jenis sel dewasa diganti oleh jenis sel dewasa

lainnya. Misalnya sel epitel gepeng yang terjadi pada saluran napas perokok kretek selain itu

epitel metaplastik adaptif  juga mempunyai keuntungan dalam daya tahan hidup mekanisme

perlindungan yang penting hilang seperti pembersiahn mucus , sillia material berukuran partike.

Oleh karena itu epitel metaplasia merupakan pedang bermata dua. Selain itu jika menetap

pengaruh pengindustri transformasi metaplasia dapat menginduksi transformasi

metaplastikkanker pada epitel yang metaplastik.

3. Nekrosis Sel (Kematian Sel)Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi kapasitas adaptif sel

akan menyebabkan kematian sel dimana sel tidak mampu lagi mengkompensasi tuntutan

perubahan. Sekelompok sel yang mengalami kematian dapat dikenali dengan adanya enzim-

enzim lisis yang melarutkan berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan

membantu mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan

secara morfologis.

Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh disebut

nekrosis. Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain karena

stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanisme kematian sel yang sudah

terprogram dimana setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel akan mati. Mekanisme ini

disebut apoptosis, sel akan menghancurkan dirinya sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi apoptosis

dapat juga dipicu oleh keadaan iskemia.

Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau

trauma (mis: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera mekanis),

dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya

sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang

serius.

a. Perubahan Mikroskopis

Perubahan pada sel yang nekrotik terjadi pada sitoplasma dan organel-organel sel lainnya.

Inti sel yang mati akan menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya tidak teratur dan berwarna

gelap. Selanjutnya inti sel hancur dan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin yang

Page 137: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

tersebar di dalam sel. Proses ini disebut karioreksis. Kemudian inti sel yang mati akan

menghilang (kariolisis).

b. Perubahan Makroskopis

Perubahan morfologis sel yang mati tergantung dari aktivitas enzim lisis pada jaringan yang

nekrotik. Jika aktivitas enzim lisis terhambat maka jaringan nekrotik akan mempertahankan

bentuknya dan jaringannya akan mempertahankan ciri arsitekturnya selama beberapa waktu.

Nekrosis ini disebut nekrosis koagulatif, seringkali berhubungan dengan gangguan suplai darah.

Contohnya gangren.

Jaringan nekrotik juga dapat mencair sedikit demi sedikit akibat kerja enzim dan proses ini

disebut nekrosis liquefaktif. Nekrosis liquefaktif khususnya terjadi pada jaringan otak, jaringan

otak yang nekrotik mencair meninggalkan rongga yang berisi cairan.

Pada keadaan lain sel-sel nekrotik hancur tetapi pecahannya tetap berada pada tempatnya

selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dan tidak bisa dicerna. Jaringan nekrotik ini

tampak seperti keju yang hancur. Jenis nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa, contohnya pada

tuberkulosis paru.

Jaringan adiposa yang mengalami nekrosis berbeda bentuknya dengan jenis nekrosis lain.

Misalnya jika saluran pankreas mengalami nekrosis akibat penyakit atau trauma maka getah

pankreas akan keluar menyebabkan hidrolisis jaringan adiposa (oleh lipase) menghasilkan

asam berlemak yang bergabung dengan ion-ion logam seperti kalsium membentuk endapan

seperti sabun. Nekrosis ini disebut nekrosis lemak enzimatik.

c. Perubahan Kimia Klinik

Kematian sel ditandai dengan menghilangnya nukleus yang berfungsi mengatur berbagai

aktivitas biokimiawi sel dan aktivasi enzim autolisis sehingga membran sel lisis. Lisisnya

membran sel menyebabkan berbagai zat kimia yang terdapat pada intrasel termasuk enzim

spesifik pada sel organ tubuh tertentu masuk ke dalam sirkulasi dan meningkat kadarnya di

dalam darah.

Misalnya seseorang yang mengalami infark miokardium akan mengalami peningkatan kadar

LDH, CK dan CK-MB yang merupakan enzim spesifik jantung. Seseorang yang mengalami

kerusakan hepar dapat mengalami peningkatan kadar SGOT dan SGPT. Namun peningkatan

enzim tersebut akan kembali diikuti dengan penurunan apabila terjadi perbaikan.

d. Dampak Nekrosis

Jaringan nekrotik akan menyebabkan peradangan sehingga jaringan nekrotik tersebut

dihancurkan dan dihilangkan dengan tujuan membuka jalan bagi proses perbaikan untuk

mengganti jaringan nekrotik. Jaringan nekrotik dapat digantikan oleh sel-sel regenerasi (terjadi

Page 138: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

resolusi) atau malah digantikan jaringan parut. Jika daerah nekrotik tidak dihancurkan atau

dibuang maka akan ditutup oleh jaringan fibrosa dan akhirnya diisi garam-garam kalsium yang

diendapkan dari darah di sekitar sirkulasi jaringan nekrotik . Proses pengendapan ini disebut

kalsifikasi dan menyebabkan daerah nekrotik mengeras seperti batu dan tetap berada selama

hidup.

Perubahan-perubahan pada jaringan nekrotik akan menyebabkan :

1) Hilangnya fungsi daerah yang mati.

2) Dapat menjadi fokus infeksi dan merupakan media pertumbuhan yang baik untuk bakteri

tertentu, misalnya bakteri saprofit pada gangren.

3) Menimbulkan perubahan sistemik seperti demam dan peningkatan leukosit

Peningkatan kadar enzim-enzim tertentu dalam darah akibat kebocoran sel-sel yang mati.

Page 139: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga dada, di

bawah perlindungan tulang costae, sedikit disebelah kiri sternum. Aktivitas listrik dari jantung

merupakan akibat dari perubahan pada permiabilitas membran sel, yang memungkinkan

pergerakan ion – ion. Jantung manusia berdenyut dimulai saat listrik/impuls merambat

sepanjang jalur konduksi jantung. Jantung bekerja sebagai pompa dengan cara kontraksi

(sistol) dan relaksasi (diastol)

B. SARAN

Dalam keterbatasan yang penulis miliki, tentunya makalah ini sangat jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, masukan / saran yang baik sangat diharapkan guna memperbaiki

dan menunjang proses perkuliahan.

Page 140: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Jakarta: EGC.

Irianto. 2010. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung: Yrama Widya

Kasron. 2011. Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha Medika.

Scanlon, Valerie C, Sanders, tina. 2007. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth Edisi

8. Jakarta: EGC

Syaifuddin. 2012. Anatomi Fisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC.

Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan edisi 2. Jakarta:

Salemba Medika

Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.

Waston, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan Edisi 10. Jakarta: EGC

Biokimia. 2013. http://belajarbiokimia.wordpress.com/2013/01/24/d-biokimia-sebuah-definisi/

#more-39. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2013. Pukul 13:24 WITA

Biokimia. 2010. http://varinaafnita.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-biokimia/

http://id.wikipedia.org/wiki/Biokimia. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2013. Pukul 13:28 WITA

Fisiologi Sistem Cardiovascular. http://www.scribd.com/doc/13853921/Fisiologi-Sistem-

Cardiovascular . Diakses pada tanggal 4 Oktober 2013. Pukul 15.00 Wita

Jantung Sebagai Pompa. 2010 http://merumerume.wordpress.com/2010/04/01/ jantung-

sebagai-pompa/. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2013. Pukul  22.00 Wita

Anatomi Fisiologi Pembuluh Darah. http://www.scribd.com/doc/137050148/Anatomi-Fisiologi-

Pembuluh-Darah. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2013. Pukul 16:45 WITA

Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskular. 2013. http://www.scribd.com/doc/   55255412/Anatomi-

FisiologiSistemKardiovaskular/. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2013. Pukul 17:09 WITA

Page 141: Sistem Kardiovaskuler Minggu 1 Dan 2

Biolistrik Jantung. http://instrumentasi.lecture.ub.ac.id/sinyal-biopotensial-jantung/. Diakses

pada  tanggal 5 Oktober 2013. Pukul 10.00 wita

Sistem Kardiovaskuler. 2012. http://sunjiee.blogspot.com/2012/01/sistem-kardiovaskular.html .

Diakses pada tanggal 5 Oktober 2013. Pukul: 16.00 WITA