24
KELOMPOK 2 EPILEPSI 030.05. ELTHIN LAWALATA 030.06.016 AGUS SURYADI WIJAYA (KETUA) 030.06.017 ALBERT SUDHARSONO 030.06.018 ALDILLA DINARESTI 030.06.019 ALDIZA RENA PRAMUDITA 030.06.020 ALSE KEPERMUNANDA 030.06.059 DESI NOVARIA 030.06.060 DESSYTA SUKMA 030.06.061 DESTYA NORA 030.06.062 DEVINA CAROLINA 030.06.063 DEWI ANNA HALIAH YASIN 030.06.136 KELLINA RIZKITANIA 030.06.137 KELLY CHRISTY (SEKRETARIS) 030.06.138 KENT CHANDRA 030.06.139 KHAIRUN NISA 030.06.297 AMIRUDIN BIN ABDUL W.

seminar saraf-mp10.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Diskusi 1 saraf

KELOMPOK 2

EPILEPSI

030.05.

ELTHIN LAWALATA

030.06.016

AGUS SURYADI WIJAYA (KETUA)

030.06.017

ALBERT SUDHARSONO

030.06.018

ALDILLA DINARESTI

030.06.019

ALDIZA RENA PRAMUDITA

030.06.020

ALSE KEPERMUNANDA

030.06.059

DESI NOVARIA

030.06.060

DESSYTA SUKMA

030.06.061

DESTYA NORA

030.06.062

DEVINA CAROLINA

030.06.063

DEWI ANNA HALIAH YASIN

030.06.136

KELLINA RIZKITANIA

030.06.137

KELLY CHRISTY (SEKRETARIS)

030.06.138

KENT CHANDRA

030.06.139

KHAIRUN NISA

030.06.297

AMIRUDIN BIN ABDUL W.

030.06.298

ANIS ZAFIRAH BINTI M.

030.06.299

EZAFADDILA BAHARUDIN

FAKULTAS KEDOKTARAN UNVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA 2007

Aktivitas elektrik di otak disebabkan(1) oleh kegiatan listrik dendrit-dendrit sel otak. Voltase yang dihasilkan pada permukaan korteks cerebri terjadi akibat sinkronisasi melepaskan muatan berjuta-juta neuron, sehingga hal ini menyebabkan kegiatan listrik di dendrit sel korteks otak dan badan sel paling luar substansi grissea koteks cerebri ( dendrite merupakan tempat eksistasi dan inhibisi)Seizure(2) (kejang) adalah serangan mendadak atau kekambuhan suatu penyakit yang disebabkan(3) oleh pelepasan aktivitas elektrik nervus system dalam otak secara berlebihan. Seizure terjadi karena penurunan potensial membran sel saraf sehingga sel mudah mengalami pengaktifan yang menyebabkan terlepasnya muatan listrik dari sel saraf tersebut. Gagalnya kontak synaptic inhibitor antar neuron, ketidakseimbangan inhibitor (GABA) dan penimbunan setempat dari Asetilkolin (Excitatory) hingga terjadi kelainan polarisasi menyebabkan penurunan potensial membran sel saraf tersebut. Setiap sel saraf tersebut menghasilkan impuls sebanyak 500 kali per detik sementara normalnya adalah 80 kali per detik.

Epilepsi(4) adalah suatu manifestasi gangguan otak dengan berbagai etiologi namun dengan gejala tunggal yang khas seperti serangan berkala yang disebabkan aktifitas muatan neuron-neuron listrik otak secara berlebihan. Bila pelepasan muatan terjadi pada sel otak yang berhubungan dengan sistem motorik akan terjadi kejang-kejang

Jika terjadi pelepasan muatan di daerah sistem sensoris akaan menimbulkan kesemutan dan nyeri., di daerah lobus temporalis akan terjadi serangan halusinasi dan ilusi, dan di daerah diencephalon menimbulkan epilepsi jenis grand mal dan ptit mal

.Cara menegakan diagnosa Epilepsy meliputi :

1. Anamnesis: menanyakan bagaimana kejangnya. Karena orang menderita Epilepsy tidak mengingat apa yang terjadi sewaktu ia kejang, maka diperlukan keterangan dari orang yang bersama penderita sewaktu kejang tersebut berlangsung.2. Pemeriksaan fisik3. Pemeriksaan neurologis: yaitu mengetes refleks, tonus dan kekuatan otot, fungsi sensory, gaya berjalan, posture, koordinasi dan keseimbangan, serta bertanya untuk mengetes pikiran, keputusan, dan memory.4. Pemeriksaan penunjang : EEG, CT Scan, MRI, PET, SPECT5. Pemeriksaan lab : - Test darah lengkap (untuk mengetahui ada/tidaknya infeksi, kecunan timah, anemia, dan diabetes)

- Tes elektrolit (epilepsi Na rendah)

- Pemeriksaan cerebrospinal (utuk mengetahui

ada/tidaknya nfeksi CNS)EEG (Electro-Encephalo-Gram) (5) adalah rekaman potensial pada tengkorak yang dihasilkan oleh arus yang keluar secara spontan dari sel-sel saraf di dalam otak. EEG memberikan gambaran fakta berupa gamabaran normal dan abnormal aktivitas listrik otak dan petunjuk gagguan fungsi otak yang bersifat difusi atau menyeluruh.Persiapan pasien yang akan melakukan EEG:

Pasien disarankan sudah makan 8 jam yang lalu agar tidak hipoglikemia, karena pada pemeriksaan akan timbul gelombang abnormal

Tidak memakan makanan dan minuman yang berkafein selama 6 jam sebelum tes

Tidak boleh sembarangan meminum obat-obatan

Kulit kapala dan rambut harus dalam kondisi bersih serta tidak menggunakan gel rambut

Disarankan agar pasien bergadang agar saat pemeriksaan pasien tertidur sehingga diharapkan gelombang abnormal akan muncul pada saat tertidur Pasien dalam kondisi santai agar otot tidak berkontraksi

Prosedur pemeriksaan EEG :

1. Kepala diukur dahulu agar dapat merencanakan dimana elektrode akan diletakan dan tentukan titik perletakan elektrode

2. Elektrode dioleskan kream konduktif kemudian pasang sebanyak 24 elektrode di tempat yang sudah ditentukan3. Mesin EEG akan merekam aktivitas otak dan memberi informasi tentang fungsi otak selama 20-45 menit

4. Tahap Resting Record: perekaman saat istirahat ( Pasien melakukan aktivitas seperti tidur (berbaring), membuka dan menutup mata 5. Tahap Activting Procedure ( utnuk membangkitkan gelombang abnormal dengan melakukan hipervenlilasi (manrik nafas cepat dan dalam), Stimulasi foto (menyinari mata dengan lampu yang nyala padam), atau Deprivasi tidur.Penyebab seizure (kejang) selain Epilepsi adalah1. Trauma kepala

2. Intoksikasi obat-obatan

3. Infeksi, seperti encephalitis atau meningitis

4. Deman5. Gangguan sistemik, seperti hipoglikemia, hiponatremia, hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit, gagal ginjal, hepatic failure, respiratory failure.

6. Asupan obat-batan seperti antikonvulsan dan sedatif (alkohol, barbiturates, dan benzodiapines)

7. Adanya ruang lesi pada otak seperti tumor dan abses

8. Hidrasi yang berlebihan

9. Tanda dari EklampsiaEEG dapat memberi informasi berupa gambaran dari gelombang otak yang normal maupun yang abnormal: Normal EEG

Aktifitas listrik pada kedua hemisphere otak simetris

Tidak ada perlambatan gelombang dan pola patologis

- Jenis gelombangnya:1. Gelombang alfa ada pada orang dewasa pada bagian oksipital

saat mata tertutup dan istirahat

frekuensi 8-12 Hz

amplitudo 50 Mv2. Gelombang beta

frekuensi 18-30 Hz

tidak dipengaruhi oleh buka-tutup mata

amplitudo nya lebih kecil dari alfa

Pada anak-anak terdapat gelombang delta dan teta

3. Gelombang teta : frekuensi 4-7 Hz, gelombang besar dan teratur

4. Gelombang delta : frekuensi lebih kecil dari 4 Hz

Gambaran Abnormal EEG

- Kedua bagian otak terdapat pola elektrik berbeda (asimetris)

- Gelombang terlampau tinggi atau rendah : pada epilepsi, tumor, infeksi dan cedera (pada Focal Epilepsi : gelombang hanya pada satu bagian)

- Gelombang tajam, unilateral, bilateral atau multiple untuk kejang

- Terdapat penonjolan :

- Lambat : hipoksia

- Cepat : kadar CO meningkat, obat-obat anastesiProsedur pemeriksaan MRI :

a.Pasien menanggalkan semua bahan logam yang dipakai

a. Pasien dibawa ke ruang MRI, lalu berbaring

b. Diberi selimut dan alas lutut

c. Mesin dihidupkan, karena bunyi terlalu bising maka diberi earplug

d. Kepala pasien masuk ke coil, scanner dihidupkan dan pasien dimasukkan ke terowongan MRI

e. Pasien diberi emergency ball

f. Gambar yang direkam dihubungkan ke komputer

g. Pemeriksa melihat proses dan analisa hasil MRI pasien

h. Pasien diberi tahu agar tidak bergerak karena dapat mengganggu hasil gambar

Gambaran yang diberikan oleh MRI berupa pulse sequences yang memperlihatkan perbedaan anatomi, dan membedakan struktur normal dengan abnormal.

Type: a. T1 relaxation time: T1-weighted pulse sequences + short

TR + short TE- hiperintens : lemak, hemorrhagi akut, aliran darah yang

lambat

- Hipointens: LCS, kista simplekx, dan proses patologi yang

lain

b. T2 relaxation time: T2 weighted pulse sequences + long TR

+ long TE- Hiperintens: LCS, Kista kompleks, edema, tumor dan

keadaan-keadaan patologis yang lain

- Hiperintens: lemak, ototc. Proton (spin) density: Proton density weighted image + long TR + short TE, densitas bayangan tergantung kepada konsentrasi proton hydrogen dalam jaringan:- Hiperintens: konsentrasi proton hidrogen tinggi.- Hipointens: konsentrasi proton hydrogen sedikit.Menurut gejala yang dialami Jarrod, ia menderita Seizure Generalisata tipe absen yaitu:

a. Antara umur 4-14 tahun

b. Hilang kesadaran secara singkat dengan durasi 5-15 detikc. Pandanagan kabur/kosong

d. Ada sedikit gerakan pada mulut dan Gerakan kepala ke depan dan ke belakang

e. Tidak ada respon ketika diajak bicara (tidak sinkron antara rangsangan dan respon)f. Komponen atonik, otot melemah

g. Tidak sinkron antara tanggapan dan respon

h. Tidak mengingat apa yang terjadi ketika kejang berlangsungPenanganan kejang tergantung dari tipe kejang yang terjadi. Hal yang harus dilakukan yaitu:

1. Atur posisi agar orang tersebut tidak jatuh atau mengalami cedera

2. Jauhkan dari benda-benda tajam atau yang berbahaya

3. Periksa tanda vital: jalan nafas, penafasan, dan sirkulasi

4. Jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit, maka diperlukan penanganan darurat

seperti mamanggil ambulans atau dibawa ke rumah sakit 5. Setelah kejang, jika orang tersebut tidak sepenuhnya sadar, lakukan recovery position.Kejang parsial / vocal seizures

1. Sederhana

Berdasarkan:

Kesadaran Motorik : perubahan aktifitas otot

Kesadaran Sensoris : indra sensoris. Contoh: penciuman, mata (halusinasi)

Kesadaran Autonomik : menyerang nervus-nervus yg mengontrol fungsi tubuh. Contoh : rasa tidak enak disekujur tubuh

Kesadaran Fisik : perubahan pikir, rasa, pengalaman

2. Komplex

Tidak ada automatisme : gerakan-gerakan yg timbul dg sendiri nya. Contoh : mengunyah-ngunyah Tonik ( klonik ( kebangkitan umum

Komplex ( generalisata

Sederhana ( generalisata

Terjadi pada sebagian otak, tidak seluruh nya pengaktifan sekelompok neuron pada satu bagian di satu hemisphere

Menyerang lobus temporalis dan frontal ( percakapan

Sehabis kejang biasanya tertidur

Hilangnya gejala secara total dalam beberapa menit sampai jamHemisphere kiri

( menggangu percakapan

( mempengaruhi tubuh bagian kanan

Bagian temporal : dari aktif ( diam

Tangan kanan twitch ( lobus frontalis

Disorientasi dalam beberapa detik

Otot melemah

Pandangan kosong ( lobus temporal

Gerakan kepala kedepan dan kebelakanag

Tidak ingat yg telah terjadi

Kejang parsial berasal dari lobus frontalis inferior dan temporalis media1. Temporal

- Pandangan kosong

- Gerakan berulang-ulang

- Tidak bisa bicara

- Twitching

2. Frontal

- Otot-otot twitchPenanggulangan terhadap pasien kejang :

Medical

1. Obat-obat anti kejang ( intravena

Jangka panjang

Teratur

Sebelumnya terdapat pemeriksaan rutin

2. Pembedahan. Dilakukan jika pengobatan dengan obat tidak bisa dilakukan dan tidak cocok untuk kejang parsial.Non-Medical

1. Pengobatan psiko-sosial

2. Fisika menejemen : kontrol dan follow-up

3. Diet rendah karbohidrat (ketogenik diet) ( lemak tinggi ( keton ( asidosis ( efek anti kejang+ Lidah buaya dioleskan dikepala untuk memperbaiki sistem saraf

+ Tidak boleh diberikan kopi karena akan menyumbat pernafasan saat kejang

Pengobatan terhadap kejang :

1. Idiopatik : difokuskan kepada kejang nya.

2. Simptomatik : diobati dahulu penyebabnya.

Pemberian obat terhadap kejang :

1. Profilaksis Intermiten: campuran antara antikonvulsan antipiretik

2. Profilaksis Jangka panjang : phenytoin, carbamazepine, valproic acid, primidone, and phenobarbitalNormal EEG

Aktifitas listrik pada kedua hemisphere otak simetris

Tidak ada perlambatan gelombang dan pola patologis

1. Gelombang alfa

ada pada orang dewasa pada bagian oksipital

saat mata tertutup dan istirahat

frekuensi 8-12 Hz

amplitudo 50 Mv

2. Gelombang beta

frekuensi 18-30 Hz

tidak dipengaruhi oleh buka-tutup mata

amplitudo nya lebih kecil dari alfaPada anak-anak terdapat gelombang delta dan teta

3. Gelombang teta : frekuensi 4-7 Hz, gelombang besar dan teratur

4. Gelombang delta : frekuensi lebih kecil dari 4 Hz

Abnormal EEG

- Kedua bagian otak terdapat pola elektrik berbeda (asimetris)

- Gelombang terlampau tinggi atau rendah : pada epilepsi, tumor, infeksi dan cedera (pada Focal Epilepsi : gelombang hanya pada satu bagian)

- Gelombang tajam, unilateral, bilateral atau multiple untuk kejang

- Terdapat tonjolan :

- Lambat : hipoksia

- Cepat : kadar CO meningkat, obat-obat anastesi

GAMBAR CT SCAN/ MRI Tumor Otak

Infeksi Intrakranial

Luka pada kepala

Gelombang Teta:

Gelombang Delta:

Gelombang Alfa:

Gelombang Beta:

REFERENSI1. Ganong, William, F. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC; 1998.

2. Dorland, Newman. Kamus Kedokteran. 29th ed. Jakarta: EGC;2002

3. http://www.epilepsy.com.4. http://www.mayoclinic/epilepsy/treatment.htm 2007

5. http://www.wikipedia/seizure/SeizureWithoutEpilepsy.htm

6. http://www.emedicine/PartialEpilepsy.htm Editor: Wasterlain CG. 20077. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia. 6nd ed. Jakarta : EGC;2007.8. Kapita Selekta Kedoteran Jilid 2. 3Th ed. Editor: Mansjoer A, dkk. Jakarta: Media Aeculapius FKUI 2000. P23-7.