Upload
rifainikitawilly
View
60
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
rifai cinta nikita willy
Citation preview
DIRI DAN HARGA DIRI
(SELF AND SELF ESTEEM)
KELOMPOK 11:
AHMAD RIFA’I NIM: 46112010093
DEO HOSHI A. NIM: 46112010028
NURUL FEBRYLA NIM: 46112010040
ELSA FADHILAH NIM: 46112010079
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Tahun 2013
1
BAB I
PEMBAHASAN TEORI
A. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri adalah istilah umum yang digunakan untuk merujuk
pada bagaimana seseorang berpikir tentang atau memandang diri
mereka sendiri.
Konsep diri adalah bagaimana seseorang memikirkan dan
mengevaluasi diri sendiri. Untuk menyadari diri adalah dengan memiliki
konsep diri. Cara dimana seseorang mempersepsi dirinya, konsep diri
berasal dari beberapa faktor termasuk: sifat-sifat tertentu kepribadian,
bagaimana seseorang melihatnya, nilai-nilai pribadi dan tujuan hidup,
dan tempat atau peran dalam kehidupan.
Konsep Diri adalah cara bayi dan anak-anak mulai memahami
dunia sosial dalam kaitannya dengan diri mereka sendiri. Hubungan
dengan kerabat dan teman-teman/ mentor mempengaruhi proses
perkembangan.
Di masa kanak-kanak konsep diri cenderung dikaitkan dengan
hal-hal konkret atau fisik seperti penampilan, item dan tingkat
keahlian. Sebagai anak tumbuh, mereka belajar tentang hal-hal seperti
intrinsik karakteristik (batin) dan perbedaan psikologis karena fakta
bahwa mereka sekarang memiliki jaringan yang lebih besar dari rekan-
rekan dan mentor untuk membandingkan diri dengan. Kemudian dalam
kehidupan (remaja-dewasa) perubahan konsep diri menjadi ide yang
lebih samar-samar yang diselenggarakan oleh apa yang relevan
dengan individu.
Self-Concept merupakan konsep yang selalu berubah tergantung
pada orang karena perasaan, sistem keyakinan pribadi dan sikap dapat
berubah bila diperoleh informasi baru ditampilkan.
Lewis (1990) menunjukkan bahwa pengembangan konsep diri
memiliki dua aspek:
2
a. Kategoris Diri
Setelah menyadari bahwa ia ada sebagai makhluk, anak
menjadi sadar bahwa dia juga merupakan objek di
dunia. Sama seperti benda-benda lain termasuk orang-orang
memiliki sifat yang dapat dialami (besar, kecil, halus dan
sebagainya) sehingga anak menjadi sadar dia atau dirinya
sebagai obyek yang dapat dialami dan yang memiliki sifat. Diri
juga dapat dimasukkan ke dalam kategori seperti usia, jenis
kelamin, ukuran atau keterampilan. Dua kategori pertama yang
diterapkan adalah umur misalnya, "Saya berusia 3 tahun" dan
jenis kelamin, “Saya adalah perempuan".
Pada anak usia dini. Kategori anak-anak berlaku untuk diri
mereka sendiri sangat konkret (misalnya warna rambut, tinggi
dan hal-hal favorit). Kemudian, deskripsi-diri juga mulai
menyertakan referensi sifat-sifat psikologis internal evaluasi
komparatif dan bagaimana orang lain melihat mereka. Seperti,
anak-anak mampu membendingkan, “Saya Gendut” dan teman
saya berbadan kurus.
b. Eksistensial Diri
Ini adalah bagian paling dasar dari skema-diri atau konsep diri,
rasa menjadi terpisah dan berbeda dari orang lain dan
kesadarannya akan keteguhan diri. Anak menyadari bahwa
mereka ada sebagai entitas yang terpisah dari orang lain.
Banyak keyakinan yang mencerminkan pesan yang diterima dari
orang-orang dari waktu ke waktu. Jika hubungan dekat kuat dan
menerima umpan balik yang bersifat positif, hasilnya adalah akan lebih
mudah untuk melihat diri sendiri sebagai berharga dan memiliki harga
diri yang sehat.
Jika seseorang menerima umpan balik kebanyakan negatif dan
sering dikritik, menggoda atau mendevaluasi oleh orang lain, seseorang
akhirnya mungkin untuk berjuang dengan miskin harga diri.
3
Harga diri mulai terbentuk pada anak usia dini. Hubungan
dengan orang-orang yang dekat dengan orang tua, saudara, teman,
guru dan kontak penting lainnya. Namun, pikiran seseorang memiliki
dampak terbesar pada harga diri. Jika cenderung untuk fokus pada
kelemahan atau kekurangan, seseorang dapat belajar untuk
membingkai ulang pikiran negatif dan berfokus pada kualitas positif.
B. Komponen Konsep Diri
Seperti banyak topik dalam psikologi, sejumlah teori telah
mengusulkan cara-cara berpikir yang berbeda tentang konsep diri.
Komponen Konsep Diri adalah sebagai berikut:
1. Citra Diri, atau bagaimana seseoreang melihat dirinya sendiri.
Penting untuk menyadari bahwa citra diri tidak selalu
bertepatan dengan realitas. Seorang gadis remaja mungkin
percaya bahwa ia kelebihan berat badan, ketika dia benar-
benar sangat langsing. Citra diri masing-masing individu
mungkin merupakan campuran berbagai aspek termasuk
karakteristik fisik, kepribadian, dan peran sosial.
2. Harga Diri, sejumlah faktor dapat mempengaruhi harga diri,
termasuk bagaimana seseorang membandingkan dirinya
dengan orang lain dan bagaimana orang lain merespon
balik. Ketika orang merespon positif terhadap perilakunya, ia
lebih cenderung untuk mengembangkan self esteem positif.
Akan tetapi ketika membandingkan diri sendiri dengan orang
lain dan menemukan kekurangan pada diri sendiri, dapat
memiliki dampak negatif pada self esteem kita.
3. Ideal Self, atau bagaimana seseorang ingin menjadi
seseorang yang sesuai dengan harapan diri yang ideal. Akan
tetapi, ini sulit diwujudkan bila terlalu tinggi kriteria, apalagi jika
dikaitkan dengan kekurangan secara fisik.
4
4. Identitas
Konsep diri terdiri juga tersusun atas: identitas pribadi dan
identitas sosial. Identitas pribadi mencakup hal-hal seperti ciri-
ciri kepribadian dan karakteristik lain yang membuat setiap
orang unik. Sedangkan identitas sosial diantaranya adalah
kelompok kita miliki termasuk masyarakat, agama, perguruan
tinggi, dan kelompok-kelompok lainnya.
5. Peran
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya memiliki multi
peran, ketika di kampus banyak peran yang dimainkan antara
sebagai mahasiswa, anggota himpunan mahasiswa, begitu
juga ketika dirumah, seorang anak akan menempatkan dirinya
sebagai anak. Menjadi diri sendiri adalah kunci yang sangat
penting untuk dapat mengidentivikasi berbagai peran yang
dimiliki, serta dapat menempatkan dirinya secara tepat.
C. Self/Diri
Self menurun Baron dan Byrne (2003) adalah kumpulan
keyakinan dan persepsi diri mengenai diri sendiri yang terorganisasi.
Dengan kata lain konsep self bekerja sebagai skema dasar. Self
memberikan kerangka berpikir yang menentukan bagaimana kita
mengolah informasi tentang diri kita sendiri, termasuk motivasi,
keadaan emosional, evaluasi diri, kemampuan, dan banyak hal lainnya
(Klein, dkk dalam Baron dan Byrne, 2003).
Kesadaran diri subjektif adalah kemampuan organisme untuk
membedakan dirinya dari lingkungan fisik dan sosialnya.
Sedangkan kesadaran diri objektif adalah kapasitas organism
untuk menjadi objek perhatiannya sendiri, kesadaran akan keadaan
pikirannya dan mengetahui bahwa ia tahu dan mengingat bahwa ia
ingat.
5
Kesadaran diri simbolik, adalah kemampuan organisme untuk
membentuk sebuah konsep abstrak dari self melalui bahasa.
Kemampuan ini membuat organism mampu untuk berkomunikasi,
menjalin hubungan, menentukan tujuan, mengevaluasi hasil dan
membangun sikap yang berhubungan dengan self, dan membelanya
dari komunikasi yang mengancam.
Efek self-reference adalah efek dari perhatian dan memori yang
terjadi karena pemrosesan kognitif terhadap informasi yang relevan
terhadap self, hal ini lebih efisien daripa pemrosesan terhadap
informasi jenis lain.
Konsep diri sosial adalah suatu identitas kolektif yang meliputi
hubungan interpersonal dan aspek-aspek identitas yang datang dari
keanggotaan pada kelompok-kelompok yang lebih besar dan lebih tidak
personal yang berdasarkan pada ras, etnis serta budaya.
Setiap konsep diri secara keseluruhan pada seseorang terdiri
banyak komponen yang berbeda yang memberikan skema terhadap
aspek spesifik dalam hidupnya. Satu komponen tersebut yaitu interaksi
sosial, dapat ditujukan disini, sedangkan untuk kaum muda dapat dibagi
secara lebih spesifik yakni konsep self dalam hal interaksi sosial
disekolah, teman sekelas atau dengan guru. Sedangkan dalam konsep
self keluarga yakni orang tua versus saudara.
D. Presentasi Diri
Manusia adalah makhluk sosial, yang membutuhkan interaksi
dengan orang lain. Dengan adanya kontak dengan orang lain, kita akan
berusaha melakukan kontrol diri tentang bagaimana oran lain akan
menilai kita. Sehingga secara disadari ataupun tidak disadari, kita akan
melakukan impression managemen, yakni bagaimana mengatur kesan
ketika berhubungan dengan orang lain. Dengan berbagai tujuan untuk
mempresentasikan diri setidaknya kita telah melakukan bagian dari
impression management.
6
Dalam berinteraksi, setiap orang itu menggunakan banyak cara
untuk memantau diri dengan menggunakan impression management.
Menurut Jones & Pittman 1982 dalam Sarwono, dkk. 2009,
menjelaskan ada 5 strategi presentasi diri, antara lain (telah
mengalami perubahan penjelasan):
1. Ingratiation presentasi diri agar disukai, menampilkan diri
agar disukai orang lain dan cenderung berperilaku
berlebihan.
2. Self Promotion presentasi diri agar dianggap kompeten,
menampilkan diri dengan segala kelebihan diri.
3. Intimidation presentasi diri agar ditakuti, menampilkan diri
sebagai orang yang berbahaya.
4. Supplication presentasi diri agar dikasihani, menampilkan diri
dengan menunjukkan kelemahan atau bergantung kepada
orang lain.
5. Examplification presentasi diri agar dianggap memiliki
integrasi moral tinggi, menampilkan diri sebagai orang yang
rela berkorban untuk orang lain.
Setiap orang akan menggunakan kelima strategi tersebut atau
menggunakan salah satunya untuk mempresentasikan dirinya. Dengan
pola pikir yang berbeda yang membuat setiap orang itu berbeda dalam
mempresentasikan dirinya dalam pemantauan diri.
Selain lima strategi diatas, ada strategi presentasi yang lain
yakni self handicapping yang merujuk pada segala tindakan yang
dilakukan agar dapat mengeksternalisasikan apabila mendapatkan
hasil yang negative, dan menginternalisasikan apabila seseorang
mendapatkan hasil yang positif (Berglas & Jones, dalam Sarwono dkk,
2009).
orang dengan harga diri yang tinggi dipraktekkan kurang hanya
ketika durasi latihan yang dikenal publik , menunjukkan bahwa mereka
menggunakan taktik diri presentasi strategis bukan manusia
menanggapi kepercayaan unggul perbedaan ini mungkin
7
mencerminkan keinginan untuk memaksimalkan presentasi diri
kemampuan tinggi dengan tampil untuk berhasil meskipun upaya
persiapan minim hasil ini menunjukkan bahwa bentuk self-handicapping
adalah strategi yang digunakan oleh individu yang sangat percaya diri
dalam situasi yang tidak pasti untuk membuat kesan baik pada lain.1
E. Pengetahuan Diri Pribadi
Konsep diri adalah skema diri, yakni pengetahuan diri untuk
mengambil tindakan. Menurut Higgins,1987 (Dalam Sarwono dkk,
2009, telah ditambahkan penjelasan), ada tiga jenis skema diri yakni:
1. Actual Self, yang menggambarkan diri seseorang pada saat
ini. Actual self adalah komponen diri yang sedang
berlangsung dan merupakan kondisi yang nyata sekarang ini.
2. Ideal Self, yakni diri yang didambakan yang selalu menjadi
angan-angan. Biasanya seseorang akan mengandai-andai
misalnya terkait dengan sikap seorang artis yang menjadi
idolanya. Ideal self adalah diri yang susah dicapai.
3. Ought Self, adalah bagaimana kita seharusnya. Dapat
memicu kecemasan, takut, dan terancam. Seseorang akan
menempatkan diri, apabila berhasil ia berarti sukses. Dan
ketika gagal munculah kecemasan.
F. Self Esteem/ Harga Diri
Harga diri adalah semua sikap dalam menilai dirinya sendiri baik
harga diri yang menyangkut hal yang positif maupun negatif.
1Roy F. Baumeister, Dianne M. Tice*, . 28 April 2008. Self-Esteem, Self-Handicapping, and Self-
Presentation: The Strategy of Inadequate Practice. Journal DOI: 10.1111/j.1467-
6494.1990.tb00237.x
8
Selain Harga diri, kepercayaan diri merupakan salah satu aspek
kepribadian yang panting dalam kehidupan manusia.2 Dilihat dari suku
katanya, Self esteem terdiri dari dua suku kata yaitu Self dan Esteem
Self adalah diri sendiri sedangkan esteem adalah penghargaan.
Jadi kita dapat memaknai sebagai penghargaan seseorang
terhadap dirinya sendiri karena apa yang ada pada diri seseorang itu
adalah kekuatan yang mesti dihargai dan dikembangkan.
G. Gambaran Diri
Ketika pada masa remaja, dimana masa eksplorasi mengenai jati
diri telah tumbuh semakin pesat, sampai suatu ketika menemukan
pertanyaan: Siapakah Saya? Tanggapan dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar. Ini dapat menyangkut dua komponen yaitu, peran
sosial yang merupakan aspek eksternal atau tujuan diri sendiri seperti
anak, guru, teman, dan kepribadian merupakan aspek internal atau
afektif diri seperti suka berteman, sabar, pemarah dan sebagainya.
Jawaban pertanyaan siapa saya dapat berupa beberapa
deskripsi seperti:
1. Deskripsi Fisik: aku tinggi, memiliki mata sipit seperti ibuku
yang cina, dengan kulit kuning.
2. Peran Sosial: Kita semua adalah makhluk sosial yang
perilakunya dibentuk sampai batas tertentu oleh peran yang kita
mainkan. Peran seperti pelajar, pekerja kantor, koki, pelantun
lagu setidaknya dibentuk karena adanya peran dalam dunia
sosial.
3. Sifat Pribadi: Ini adalah dimensi ketiga dari deskripsi diri sendiri,
misalnya saya adalah orang yang pemaaf dan suka menolong.
2 Budi Andayani, Tina Afiatin. 1996. Konsep Diri, Harga Diri, dan Kepercayaan Diri Remaja. Jurnal
Psikologi 1996, XXIII(2)
9
4. Eksistensial: Ini dapat berkisar dari sesuatu yang abstrak,
misalnya saya adalah makhluk yang memiliki rohani, sehingga
saya memutuskan untuk beragama islam.
H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga diri meliputi:
1. Pikiran dan persepsi
2. Reaksi seseorang terhadap pribadi masing-masing
3. Pengalaman
4. Penyakit, cacat atau cedera
5. Budaya
6. Agama
7. Peran dan status dalam masyarakat
I. Struktur Multidimensi Harga Diri
Struktur multidimensi harga diri, menurut Shavelson, Stanton dan
Hubner (1976) memiliki tujuh penjelasan utama yaitu:3
1. Harga diri adalah suatu bentuk yang teroganisir dan
terstruktur. Dalam pengertian individu akan
menggelompokkan pengalaman pengalaman yang dialami,
kemudian akan menggaitkan antara satu dan lainnya.
2. Harga diri merupakan suatu konstruk dengan multifase. Fase-
fase dari harga diri direpresentasikan dari sistem
penggelompokkan pengalaman yang diadaptasi individu atau
sekelompok individu. (Pengalaman individu dan kelompok
merupakan fase-fase pembentuk harga diri, diperoleh melalui
3 Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23342/3/Chapter%20II.pdf diunduh tanggal 15 Nopember 2013
10
pengalaman hidup seseorang, dari tahap-tahap
perkembangan yang telah dilaluinya).
3. Harga diri merupakan suatu hirarki. Hirarki ini terstruktur dari
dimensi yang paling spesifik hingga ke dimensi yang paling
umum, dan pada puncaknya menggambarkan harga diri
secara keseluruhan. Harga diri ini terbagi kedalam dua divisi
yaitu akademik dan nonakademik. Kemudian non-akademik
terbagi lagi ke dalam dimensi fisik, emosi dan sosial.
Keempat dimensi dari dua divisi harga diri ini dapat terbagi ke
dalam area-area yang lebih spesifik.
4. Karakteristik dari harga diri secara keseluruhan dapat dilihat
sebagai bentuk yang stabil. Jika terjadi suatu penonjolan
pada salah satu dimensi maka harga diri berubah menjadi
sesuatu yang spesifik dan akhirnya harga diri menjadi kurang
stabil.
5. Konstruk harga diri bersifat berkembang. Harga diri seorang
individu akan berubah sesuai dengan pertambahan umurnya.
6. Harga diri dapat dievaluasi. Maka dari itu struktur
multidimensi ini memiliki kedua aspek yang berupa deskriptif
dan evalutif. Seorang individu tidak hanya menggambarkan
siapa dirinya tetapi juga melakukan penilaian terhadap
dirinya.
7. Dimensi-dimensi harga diri berbeda antar satu dan lainnya.
Seperti kemampuan belajar berkolerasi tinggi dengan
dimensi akademik, bukan berhubungan dengan sosial atau
fisik. Harga diri yang bermodel struktur ini saling berkaitan.
Jika salah satu dari multidimensi ini tidak dilibatkan, maka
gambaran harga diri secara keseluruhan akan sulit untuk
diungkapkan.
Struktur multidimensi harga diri ini digambarkan secara
sederhana melalui bagan berikut ini:
11
J. Penilaian Diri: Bagian dari Prasangka
Penilaian atau evaluasti terhadap dirinya sendiri, dapat
menyangkut secara kuat dengan pengetahuan mengenai dirinya
sendiri. Seseorang dapat menilai harga dirinya secara positif maupun
negatif.
Harga diri positif karena dipengaruhi oleh, rasa nyaman. Kedua
karena adanya rasa dapat mengatasi masalah kecemasannya.
Sehingga seseorang dapat menilai dirinya secara positif.
Prasangka merupakan sebuah tipe khusus dari sikap yang
cenderung kearah negatif sehingga konsekuensinya berfungsi sebagai
skema (kerangka pikir kognitif untuk mengorganisasi, menginterpretasi
dan mengambil informasi) yang mempengaruhi cara memproses
informasi.Melibatkan keyakinan dan perasaan negatif terhadap orang
yang menjadi anggota kelompok sasaran prasangka.
Meskipun harga diri harfiah mengacu pada sikap intrapsikis,
skala harga diri sering mengukur orientasi penyajian diri. Tinggi nilai
harga diri berhubungan dengan kecenderungan untuk menyajikan diri
dalam diri meningkatkan fashion dan menarik perhatian untuk dirinya
sendiri. Skor rendah harga diri berhubungan dengan kecenderungan
untuk menyajikan diri dengan cara melindungi diri yang ditandai dengan
keengganan untuk menerima risiko. Banyak bukti yang menunjukkan
bahwa kebanyakan orang menilai diri mereka sebagai di atas rata-rata
pada skala harga diri, relatif sedikit orang dengan skor di bawah setiap
12
HARGA DIRI
AKADEMIK: IPA, IPS, BAHASA
FISIK: CANTIK, GENDUT, TAMPAN
EMOSI: EKSPRESI; CINTA, MARAH,
SENANG
SOSIAL: RELASI, TEMAN,
KELOMPOK
skala harga diri itu titik tengah konseptual. Tinjauan literatur masa lalu
menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
a. skor rendah pada skala harga diri biasanya hasil dari netral
dan menengah daripada respon diri menghina item skala.
b. hubungan perilaku yang terukur diri kadang-kadang
tergantung pada variabel self-presentasional seperti
kehadiran penonton.
c. banyak temuan masa lalu dengan skala harga diri mungkin
ditafsirkan dalam hal penyajian diri4.
K. Skala Rosenberg
Adalah skala yang digunakan untuk mengukur tingkat harga
diri seseorang. Rating yang digunakan adalah:
1= sanat tidak sesuai dengan diri saya;
2=tidak sesuai dengan diri saya;
3=agak sesuai dengan diri saya;
4= sesuai dengan diri saya;
5= sangat sesuai dengan diri saya.
Dimana ada 10 item pertanyaan yang digunakan. Berikut ini
adalah sajian mengenai item skala Rosenberg yang telah
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia:
1. Saya merasa sebagai orang yang berguna, paling tidak
sama dengan orang lain.
2. Saya memiliki sejumlah kualitas yang baik.
3. Secara umum, saya merasa sebagai orang yang gagal.
4. Saya mampu melakukan hal-hal sebaik yang kebanyakan
orang lain lakukan.
4 Roy F. Baumeister, Dianne M. Tice, Debra G. Hutton. 8 Juni 2011. Self-Presentational
Motivations and Personality Differences in Self-Esteem. Journal DOI: 10.1111/j.1467-
6494.1989.tb02384.x
13
5. Saya merasa tidak memiliki banyak hal untuk
dikembangkan.
6. Saya memiliki sikap positif terhadap diri saya sendiri.
7. Secara umum, saya puas dengan diri saya sendiri.
8. Saya berharap, saya lebih menghargai diri saya sendiri.
9. Saya seringkali merasa tidak berguna.
10.Saya seringkali berpikir saya sama sekali bukan orang yang
baik.
Dahulu harga diri rendah dianggap berkaitan dengan penyakit
social. Tetapi dengan makin kompleksnya masalah social, orang-orang
dengan harga diri rendah mungkin juga dipengaruhi oleh
penyalahgunaan obat, pelecehan, dan kekerasan (termasuk terorisme)
adalah orang-orang yang memiliki harga diri rendah (Baron dan Byrne,
2003).
14
BAB II
KESIMPULAN
Konsep diri adalah istilah umum yang digunakan untuk merujuk
pada bagaimana seseorang berpikir tentang atau memandang diri
mereka sendiri .Konsep diri tersusun atas citra diri, harga diri dan ideal
self.
Self adalah kumpulan keyakinan dan persepsi diri mengenai
diri sendiri yang terorganisasi. Dengan kata lain konsep self bekerja
sebagai skema dasar. Self memberikan kerangka berpikir yang
menentukan bagaimana kita mengolah informasi tentang diri kita
sendiri, termasuk motivasi, keadaan emosional, evaluasi diri,
kemampuan, dan banyak hal lainnya.
Harga diri adalah semua sikap dalam menilai dirinya sendiri
baik harga diri yang menyangkut hal yang positif maupun negatif.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga diri meliputi: Pikiran dan
persepsi; Reaksi seseorang terhadap pribadi masing-masing;
Pengalaman; Penyakit, cacat atau cedera; Budaya; Agama; Peran dan
status dalam masyarakat.
Salahsatu skala atau alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur self esteem seseorang adalah skala Rosenberg, yang terdiri
dari 10 item pertanyaan dengan 5 rating skor penilaian.
15
DAFTAR PUSTAKA
Budi Andayani, Tina Afiatin. 1996. Konsep Diri, Harga Diri, dan
Kepercayaan Diri Remaja. Jurnal Psikologi 1996, XXIII(2)
Lewis, M. (1990). Pengetahuan Diri dan Perkembangan Sosial di awal
kehidupan. New York: Guilford.
Baumeister, Roy F., Tice, Dianne M. 2008 (Edisi 28/04). Self-Esteem,
Self-Handicapping, and Self-Presentation: The Strategy of
Inadequate Practice. Journal of Personality DOI: 10.1111/j.1467-
6494.1990.tb00237.x
Baumeister, Roy F., Tice, Dianne M., Hutton, Debra G. 2011 (Edisi 8/07).
Self-Presentational Motivations and Personality Differences in Self-
Esteem. Journal of Personality DOI: 10.1111/j.1467-
6494.1989.tb02384.x
Sarwono, Meinarno, dkk. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika
http://www.simplypsychology.org/self-concept.html diunduh tanggal 11
Nopember 2013.
http://www.mayoclinic.com/health/self-esteem/MH00128 diunduh tanggal
14 Nopember 2013
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23342/3/Chapter%20II.pdf
diunduh tanggal 15 Nopember 2013
http://psychology.about.com/od/sindex/f/self-concept.htm diunduh tanggal
15 Nopember 2013
16