Upload
hamdi-eskavis-ii
View
95
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
REVISI PROPOSAL TATA TULIS KARYA ILMIAH
Citation preview
PROPOSAL PENELITIAN
TATA TULIS DAN KARYA ILMIAH
(REVISI)
HUBUNGAN MINAT MASUK SEKOLAH KEJURUAN
DENGAN PRESTASI BELAJAR PDIL PADA SISWA KELAS 1
JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH
oleh
ABDUL HAMDI MUSTAPA
2010/17630
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan ketatnya kompetensi, setiap warga negara berlomba-
lomba meningkatkan kemampuan masing-masing terutama dibidang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan pembangunan ekonomi. Kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan pembangunan ekonomi yang sangat cepat,
menuntut peningkatan kualitas pendidikan. Untuk itu diperlukan lembaga
pendidikan sebagai sarana untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan bagi
individu-individu yang akan mengelola pembangunan yang terus menerus
berkembang. Salah satu lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja
yang terampil adalah pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK).
SMK adalah lembaga pendidikan kejuruan yang bertujuan
mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang mempunyai
pengetahuan serta keterampilan tingkat menengah. Hal ini sesai dengan apa
yang dikemukakan oleh Ananymous (1989 : 645) bahwa sekolah teknologi
menengah kejuruan tingkat atas bertujuan untuk memberikan bekal yang
cukup untuk bekerja sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai yang
dituntut oleh dunia kerja sebagai bekal guna mengembangkan dirinya untuk
memperdalam dan mengembangkan keterampilannnya, serta bekal untuk
dapat belajar pada tingkat yang lebih tinggi.
Sejalan dengan pendapat di atas Sekolah Teknologi Menengah(STM)
sebagai bagian dari SMK adalah merupakan lembaga pendidikan teknik yang
bertujuan mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang mempunyai
pengetahuan dan keterampilan sebagai teknisi tingkat menengah sehingga
mampu mengisi lapangan kerja yang tersedia. Pemerintah telah berusaha
meningkatkan kualitas lulusan SMK dengan berbagai hal, seperti penyesuaian
kurikulum dengan kebutuhan lapangan kerja, penataran guru-guru, dan
peningkatan pengetahuan guru dengan jalan mengirimkan para guru untuk
belajar ke lembaga yang lebih tinggi. Usaha-usaha tersebut ditujukan dalam
rangka peningkatan keterampilan lulusan. Namun usaha di atas belum dapat
memenuhi harapan sesuai dengan yang diinginkan.
Prestasi belajar siswa belum tentu semuanya baik sebagaimana tujuan
yang diharapkan dari lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan yang
mampu berkomunikasi dalam dunia industri. Siswa yang memiliki prestasi
belajar yang baik akan memiliki keterampilan yang baik untuk membekali
dirinya di industri. Sebaliknya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
yang kurang mampu bekerja secara langsung karena belum terjaminnya
pengetahuan dan keterampilan siswa sesuai dengan lapangan kerja yang
ditawarkan oleh dunia industri merupakan indikasi dari prestasi belajar yang
dimiliki siswa kurang baik. Prestasi belajar yang tinggi dapat dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor, baik yang berasal dari faktor internal, yaitu
faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang bersangkutan, maupun faktor
eksternal, yang bersumber dari luar diri siswa yang bersangkutan.
Faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar antara
lain : (a) Proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar di sekolah tidak
terlepas dari guru, dimana sikap, disiplin, pengetahuan, dan metode
pengajaran guru kepada anak didiknya turut menentukan prestasi siswa, (b)
Status ekonomi keluarga. Faktor ekonomi memiliki peranan yang sangat
penting dalam menunjang belajar anak, karena kebutuhan siswa dalam belajar
memerlukan banyak fasilitas yang sudah disediakan di sekolah. Misalnya
penyedianan buku-buku pendukung, alat-alat gambar/praktek lainnya.
Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka siswa akan mendapatkan
kesulitan dalam belajar yang akhirnya dapat mempengaruhi prestasi siswa, (c)
Inteligensi, yaitu kesanggupan seseorang untuk memikirkan sesuatu dengan
cepat dan tepat. Siswa yang mempunyai inteligensi yang tinggi akan lebih
mampu untuk belajar dan memperoleh hasil yang lebih baik dari siswa yang
memiliki tingkat intiligensi yang rendah, (d) minat. Dalam proses belajar
mengajar minat memiliki peranan penting sebagai mana yang dikemukakan
oleh Bimo Walgito (1981 : 38) yakni minat adalah suatu keadaan dimana
seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu yang disertai dengan
keinginan untuk mengetahui dan mempelajari lebih lanjut. Minat ini
mengarah pada timbulnya dorongan untuk berusaha untuk mencapai tujuan
sesuatu dengan keinginannya.
Dari uraian minat di atas bila dikaitkan dengan data hasil belajar pada
siswa SMK, minat merupakan dorongan yang timbul dari dalam dirinya
untuk lebih mengetahui dan mempelajari ilmu pengetahuan yang ada di SMK
terutama mata pelajaran teori dan praktek kejuruan yang sangat diharapkan
untuk mendapatkan pekerjaan atau terciptanya lapangan pekerjaan segera
setelah menamatkan pendidikan. Oleh karena itu minat adalah satu hal yang
penting untuk memasuki lembaga pendidikan SMK.
Hambatan yang dihadapi oleh lulusan SMK untuk mendapatkan
pekerjaan adalah lapangan kerja yang sangat terbatas. Oleh karena itu sebagai
mana yang telah diungkapkan di atas, lulusan SMK dipersiapkan bukan hanya
mencari kerja akan tetapi justru mampu untuk mandiri, menciptakan lapangan
kerja agar terhindar dari pengangguran.
Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan penelitian tentang
pengaruh antara minat masuk SMK dengan prestasi belajar di jurusan listrik
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah penelitian
ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Kurangnya minat masuk sekolah kejuruan dari siswa SMK Negeri 2
Payakumbuh
2. Rendahnya hasil belajar siswa SMK bidang keahlian Teknik Listrik pada
mata pelajaran PDIL.
3. Tenaga pengajar kurang memahami tentang pengaruh minat masuk
sekolah kejuruan dengan prestasi belajar siswa, sehingga kurang tanggap
menanggapi persoalan tersebut.
4. Siswa yang masuk sekolah kejuruan kurang bersungguh-sungguh dalam
menggeluti pelajaran keteknikan.
C. Pembatasan Masalah
Untuk lebih terarah penelitian yang dilakukan, peneliti membatasi
pembahasan tentang hal – hal yang berhubungan dengan :
1. Minat Masuk Sekolah Kejuruan, yaitu hal yang mendorong siswa untuk
masuk sekolah kejuruan, keinginan, perhatian, perasaan senang terhadap
mata pelajaran teori dan praktek dari siswa kelas 1 jurusan Teknik Listrik
SMK negeri 2 Payakumbuh.
2. Prestasi belajar yaitu hasil belajar PDIL siswa kelas 1 jurusan Teknik
Listrik SMK Negeri 2 Payakumbuh pada tahun ajaran 2012/2013.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan dalam
pendahuluan, dirumuskan pemasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kecendrungan Minat Masuk Sekolah Kejuruan Siswa
Kelas 1 jurusan teknik Listrik SMK Negeri 2 Payakumbuh ?
2. Bagaimana tingkat kecendrungan Prestasi Belajar PDIL dari siswa kelas 1
jurusan Teknik Listrik SMK Negeri 2 Payakumbuh ?
3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Minat Masuk Sekolah
Kejuruan dengan Prestasi Belajar PDIL dari siswa kelas 1 jurusan Teknik
Listrik SMK Negeri 2 Payakumbuh ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat kecendrungan minat masuk sekolah kejuruan
dari siswa kelas 1 jurusan Teknik Listrik SMK Negeri 2 Payakumbuh.
2. Untuk mengetahui tingkat kecendrungan prestasi belajar pada mata
pelajaran PDIL dari siswa kelas 1 jurusan Teknik Listrik SMK Negeri 2
Payakumbuh.
3. Untuk mengetahui hubungan antara minat masuk sekolah kejuruan dengan
prestasi belajar PDIL dari siswa kelas 1 jurusan Teknik Listrik SMK
Negeri 2 Payakumbuh.
F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah memberikan dampak terhadap
judul berdasarkan temuan penelitian.
1. Untuk memberikan informasi tentang hubungan minat masuk sekolah
kejuruan dengan prestasi belajar PDIL.
2. Sebagai bahan masukan untuk penelitian yang relepan khususnya
dalam minat masuk sekolah kejuruan dan disiplin belajar dengan
prestasi belajar PDIL.
3. Untuk menambah pengalaman bagi penulis dalam bidang penelitian
ilmiah
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakekat Minat Masuk Sekolah Kejuruan
a. Minat
Minat merupakan sesuatu yang pribadi yang berhubungan erat dengan
sikap. Hal ini berarti minat dan sikap merupakan dasar dari prasangka, minat
dapat menyebabkan seseorang giat melakukan sesuatu kegiatan menuju
sesuatu yang telah menarik minatnya, minat akan mengarahkan seseorang
dalam memilih macam pekerjaan yang dilakukan.
Hurlok (1990 : 114) berpendapat : minat adalah sumber motivasi yang
mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka
bebas memilih. Artinya adalah minat menambah kegembiraan pada setiap
kegiatan yang ditekuni seseorang. Bila seseorang berminat pada suatu
kegiatan, pengalaman mereka akan jauh lebih menenangkan dari pada mereka
merasa bosan. Jika seseorang tidak memperoleh kegembiraan dalam sesuatu
kegiatan, mereka akan berusaha seperlunya saja, akibatnya prestasi mereka
jauh lebih rendah dari pada kemampuan mereka. Winkel (1987 – 32)
berpendapat : minat adalah kecendrungan yang menetap dimana subjek
merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan senang berkecimpung
didalamnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Kartini Kartono (1985) yang
mengatakan minat merupakan kecendrungan yang terarah secara intensif
kepada sesuatu objek yang dianggap penting. Sadirman (1992 : 76)
mengatakan : minat tidak dapat timbul secara tiba-tiba/ spontan melainkan
timbul sebagai akibat partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar
atau bekerja. Poerwadarminta (1984 : 640) Minat adalah perhatian, keinginan,
kecendrungan hati pada sesuatu. Pendapat diatas berarti bahwa minat
merupakan suatu perasaan senang terhadap sesuatu yang dianggap penting dan
berhubungan dengan dirinya, sehingga cenderung memperhatikan dan
berkecimpung didalamnya.
Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa minat adalah sesuatu yang
pribadi yang membuat seseorang tertarik, termotifasi, terdorong untuk
memberikan perhatian yang besar karena menyadari bahwa sesuatu itu
mengandung sangkut paut dengan dirinya. Dengan demikian individu akan
mempelajari objek yang diminati secara intensif untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
2. Sekolah Kejuruan
Winkel (1991 : 19) menyatakan : Pendidikan adalah bantuan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa agar dia
mencapai kedewasaan dan sekolah adalah lingkungan pendidikan formal.
Dikatakan formal karena di sekolah terlaksana serangkaian kegiatan terencana
dan terorganisir, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar di
dalam kelas yang bertujuan menghasilkan perubahan. Perubahan positif di
dalam diri anak yang sedang menuju kedewasaan, sejauh perubahan-
perubahan itu dapat diusahakan melalui usaha belajar. Pidarta (1988 : 196)
mengatakan sekolah adalah suatu lembaga untuk mengadakan proses belajar
mengajar, dan pendidikan adalah suatu l;embaga untuk mengadakan proses
belajar mengajar, dan pendidikan adalah suatu usaha untuk membimbing dan
membantu anak kearah kedewasaan sehingga individu dapat berkembang
kearah yang lebih baik dengan optimal.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah merupakan suatu lembaga
pendidikan teknik kejuruan. Penyelenggaraan sekolah kejuruan dimaksudkan
untuk mempersiapkan tenaga kerja yang mempunyai sikap terampil dan
terlatih. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hadiwaratama (1993 :
214), yaitu :
“Bahwa sekolah kejuruan bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja
kejuruan tingkat menengah yang terampil dan dapat memenuhi
persyaratan jabatan dalam bidang industri, perdagangan dan jasa serta
mampu berusaha sendiri dalam membuka lapangan usaha baru guna
meningkatkan produksi dan perluasan kesempatan kerja”
Anonymous (1989 : 645) berpendapat bahwa :
“Sekolah Teknologi Menengah kejuruan tingkat atas adalah sekolah yang
bertujuan untuk memberikan bekal yang cukup untuk bekerja sebagai
tenaga kerja tingkat menengah sesuai yang dituntut oleh dunia kerja
sebagai bekal guna mengembangkan dirinya untuk memperdalam dan
mengembangkan keterampilan, serta bekal untuk dapat belajar pada
tingkat yang lebih tinggi”
Selanjutnya dalam Garis – garis Besar Program Pengajaran (GBBP)
kurikulum 1999, tujuan sekolah menengah Kejuruan (SMK) adalah :
1) Menyiapkan siawa untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesional.
2) Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetensi
dan mampu mengembangkan diri.
3) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan
dunia usaha dan industri pada saat ini maupun pada saat yang akan
dating.
4) Menyiapkan tamatan agar menjadi warga yang produktif, adaptif dan
kreatif.
Dari beberapa kutipan diatas dapat dikatakan bahwa titik berat sekolah
kejuruan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan guna
mempersiapkan lulusannya memasuki lapangan pekerjaan. Berbagai upaya
secara khusus telah dilaksanakan seperti perbaikan kurikulum yang terus
menerus berkembang, penerapan pendidikan sistem ganda (PSG) dan
penyediaan alat-alat praktek yang disesuaikan dengan kebutuhan, karena pada
hakekatnya sekolah kejuruan berorientasi pada dunia kerja, meliputi
pengetahuan dan keterampilan maka kwalitas lulusannya adalah tolak ukur
untuk memenuhi tuntutan lapangan pekerjaan.
B. Hakekat Prestasi Belajar PDIL
Membahas pengertian prestasi belajar tidak terlepas dari pembahasan
mengenai prestasi belajar itu sendiri yaitu belajar merupakan proses dasar
perkembangan hidup manusia. Perubahan – perubahan dilakukan manusia
dengan belajar, sehingga tingkah lakunya berkembang. Belajar bukanlah suatu
usaha yang mudah, usaha ini memerlukan ketekunan, keseriusan, keberanian,
dan kemauan.
Para ahli memberikan definisi belajar dengan bermacam-macam
penjelasan. Hilgard mengatakan bahwa ”belajar sebagai suatu proses timbul
atau berubahnya tingkah laku melalui latihan (usaha pendidikan) dan
dibedakan dengan perubahan yang tidak dapat digolongkan kepada latihan itu
sendiri (Soejanto, 1979 : 21 )”. Sementara itu Margaret (1994 : 1)
berpendapat : Belajar adalah proses orang memperoleh kecakapan,
ketrampilan, dan sikap. Sudjana (1988) berpendapat bahwa prestasi adalah
penilaian atas hasil usaha atau hasil kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk
angka atau huruf (skor) yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai
seseorang dalam jangka waktu tertentu. Lebih lanjut Sumardi (1995 : 2490)
menyatakan : belajar itu membawa perubahan, perubahan itu pada pokoknya
adalah didapatkannya kecakapan baru, perubahan itu terjadi karena usaha.
Nawawi (1994) berpendapat prestasi belajar adalah: tingkat
keberhasilan seseorang dalam mengikuti pelajaran, yang dinyatakan dalam
bentuk angka atau skor yang diperoleh dari hasil evaluasi. Arifin (1987)
berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai sebelajar. Prestasi itu dapan menjadi bahan
acuan untuk melihat seberapa jauh kecakapan yang diperoleh peserta didik
dalam bidang studi tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Dengan
demikian prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh dari proses belajar.
Sudjana (1989 : 22) menyatakan hasil belajar merupakan kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Berarti hasil
belajar sebagai output (keluaran) yang dicapai berkat adanya proses belajar
mengajar.
Menurut Poerwadarmita (1984 : 787) dikatakan pretasi belajar adalah
penguasaan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru.
Dalam GBPP Sekolah Menengah Kejuruan (1999) mata pelajaran
PDIL adalah :
1. Mata pelajaran kejuruan untuk memperoleh pengetahuan tentang dasar-
dasar teknik instalasi listrik.
2. Dasar pengembangan keterampilan pada teknik instalasi listrik.
Mata pelajaran PDIL juga mempunyai tujuan supaya siswa memiliki
keterampilan dan pengalaman dalam pemasangan instalasi listrik sebagai
dasar untuk mengembangkan diri dalam pekerjaan .
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
PDIL adalah : keberhasilan siswa dalam mata pelajaran PDIL yang nyata
dapat dilihat berupa angka (skor) yang diperoleh melalui hasil evaluasi yang
mencerminkan hasil yang dicapai seseorang dalam jangka waktu tertentu.
C. Kerangka Konseptual
Sebagaimana telah disimpulkan dalam kerangka teoritis, bahwa orang
mempunyai minat terhadap sesuatu akan merasa senang untuk menggelutinya,
ada rasa ingin tahu lebih banyak, kecendrungan untuk memperhatikannya,
tertarik untuk sesuatu itu. Timbulnya keinginan untuk mengerjakan sesuatu
dapat dipengaruhi oleh karena seseorang itu berminat sehingga orang itu
belajar lebih banyak dan mengerjakannya dengan semangat serta gembira.
Dengan adanya minat siswa untuk masuk sekolah kejuruan membuat
siswa itu akan lebih senang dan lebih bersungguh-sungguh untuk menggeluti
mata pelajaran yang ada disana seperti mata pelajaran PDIL yang merupakan
kumpulan bahan kajian dan pelajaran teknik tentang dasar-dasar instalasi
listrik dan praktek pemasangan instalasi rumah, sehingga prestasi belajar
siswa untuk PDIL akan semakin baik. Jadi minat diduga berpengaruh dengan
prestasi belajar PDIL dan diduga jika minat masuk sekolah kejuruan tinggi
maka prestasi belajar PDIL akan tinggi pula.
D. Hipotesis
Sesuai dengan masalah yang ada di atas dan berdasarkan kerangka
konseptual maka berikut diajukan hipotesis seperti :
1. Hipotesis alternatif (H1) : Ada hubungan minat masuk sekolah
kejuruan dengan prestasi belajar PDIL pada siswa kelas 1 jurusan
Teknik Listrik SMK Negeri 2 Payakumbuh tahun ajaran 2012/2013.
2. Hipotesis nihil (Ho) : Tidak terdapat hubungan minat masuk sekolah
kejuruan dengan prestasi belajar PDIL pada siswa kelas 1 jurusan
Teknik Listrik SMK Negeri 2 Payakumbuh tahun ajaran 2012/2013.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat korelasional yang
bertujuan untuk mendeskripsikan serta mengetahui ada tidaknya hubungan
antara variabel minat masuk sekolah kejuruan dengan prestasi belajar siswa
kelas 1 jurusan Teknik Listrik SMK Negeri 2 Payakumbuh. Arikunto (1996 :
249) menyatakan :
“Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk
menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel,
berapa eratnya serta berarti atau tidak hubungan itu”.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 2 Payakumbuh
kelas 1 jurusan Teknik Listrik pada semester I tahun ajaran 2012/2013 yang
berjumlah 32 siswa.
C. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas yang diteliti yaitu minat
masuk sekolah kejuruan, sedangkan prestasi belajar sebagai variabel terikat.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini diberikan defenisi operasional untuk kedua
variabel tersebut.
Minat masuk sekolah kejuruan dalam penelitian ini adalah hal yang
mendorong siswa untuk masuk sekolah kejuruan, keinginan, perhatian,
perasaan senang terhadap mata pelajaran dan praktek, siswa kelas 1 jurusan
Teknik Listrik SMK Negeri 2 Payakumbuh Tahun Ajaran 2012/2013.
Prestasi Belajar adalah hasil belajar PDIL siswa kelas 1 jurusan Teknik
Listrik SMK Negeri 2 Payakumbuh Tahun Ajaran 2012/2013 yang didapat
dari dokumentasi yaitu Daftar Kumpulan Nilai (DKN).
D. Instrumentasi
1. Alat Pengumpulan Data
Alat untuk mengumpulkan data minat masuk sekolah kejuruan (X)
digunakan angket tertutup. Angket tertutup sangat baik dipergunakan karena
mudah diisi, dapat memusatkan perhatian responden terhadap masalah yang
dinyatakan, waktu pengisian relatif singkat dan mudah ditabulasikan. Hal ini
sesuai dengan pernyatan Faisal (1982) yaitu untuk informasi tertentu angket
tertutup mudah diisi, memerlukan waktu singkat, memusatkan responden
pada pokok permasalahan, relative obyektif juga mudah ditabulasikan.
Sedangkan untuk mendapatkan data prestasi belajar PDIL (Y)
dilakukan dengan mempergunakan dokumentasi yaitu nilai rapor siswa pada
semester II.
2. Penyusunan Instrumen
Penyusunan butir – butir instrumen kuesioner ini dilakukan berdasarkan
indicator sebelumnya. Setiap indikator dideskripsikan menjadi butir-butir
pernyataan (item). Penyusunan item harus dapat mengukur indikator dari
variable minat masuksekolah kejuruan sebenarnya. Untuk itu, dipedomani
ketentuan mengenai minat yang benar menurut pendapat beberapa ahli seperti
yang sudah diuraikan dalam bahasan teori sebelumnya. Instrumen ini dalam
bentuk angket/kuesioner dilakukan dengan pengembangan variable
menjadikan indikator persepsi berdasarkan kajian teori. Indikator yang
dikembangkan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Kisi-Kisi Angket Minat Masuk Sekolah Kejuruan
NO INDIKATOR /ASPEK YANG DITELITI
1 Hal yang mendorong siswa untuk masuk sekolah kejuruan.
2 Keinginan untuk mempelajari pelajaran yang berkaitan dengan
pelajaran teknik listrik.
3 Perhatian terhadap mata pelajaran kejuruan khususnya teknik listrik.
4 Perasaan senang terhadap pelaksanaan praktek kejuruan yang ada di
jurusan teknik listrik.
3. Skala Instrumen
Pengukuran yang digunakan untuk variabel minat siswa masuk sekolah
kejuruan dilakukan dengan memberikan bobot pada jawaban yang diberikan.
Pernyataan kuesioner terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Setiap
pernyataan diberi empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk pernyatan positif
diberi skor masing-masing secara berturut-turut 4,3,2,1 dan sebaliknya untuk
pernyataan negatif diberi skor masing-masing 1,2,3,dan 4. Pemberian skor
terhadap setiap item didasarkan kepada model skala likert dengan modifikasi
yaitu meniadakan nilai tengah yang bertujuan agar responden tidak cenderung
memilih nilai tengah (ragu – ragu), sehingga terdiri dari 4 pernyataan diatas.
E. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrument dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen
yang digunakan benar-benar valid dan reliabel (handal). Validitas instrumen
adalah kemampuan suatu alat ukur mampu mengukur apa yang harus di ukur
sesuai dengan standarnya, sedangkan reliabelitas adalah kemampuan suatu
alat untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten dalam waktu dan
tempat yang berbeda, juga untuk mengetahui pemahaman responden terhadap
butir-butir pernyataan.
1. Uji Validitas Instrumen
Untuk mengetahui validitas butir angket digunakan rumus Korelasi
Product Moment dari Pearson yang diuraikan Arikunto (1987 : 69),sebagai
berikut:
rxy = 2222 )(.()().(
))((.
YYNXXN
YXXYN
Dimana :
rxy = Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y
x = Jumlah skor distribusi X
Y = Jumlah skor total
xY = Jumalah perkalian skor X dan Y
N = Jumlah responden
x2 = Jumlah kwadrat skor distribusi
Y2
= Jumlah kwadrat skor total
2. Uji Reliabilitas
Uji releabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Koefisien Alpha
seperti yang dikemukan oleh Arikunto (1993 : 165) seperti berikut:
r11 =
2
2
1)1(
t
b
K
K
Dimana:
r11 = Reliabilitas Instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
b = Jumlah varians butir
2
t = Varians total
Sebuah instrumen dikatakan mempunyai tingkat releabilitas yang tinggi
apabila test tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Hasil perhitungan ini
diketahui keterandalannya dengan menggunakan kriteria yang diberikan oleh
Arikunto (1989 : 167) sebagai berikut:
No. Alpha (α) Tingkat Reliabilitas
1. 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi
2. 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi
3. 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup
4. 0,200 sampai dengan 0,400 Agak rendah
5. 0, 00 sampai dengan 0,200 Sangat rendah
Kriteria reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah cukup
reliable, reliabel dan sangat reliabel. Tingkat reliabilitas yang kurang reliabel dan
redah reliabel tidak digunakan karena tidak bisa dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data.
F. Teknik Analisis Data
1. Mentabulasi data
Untuk mendiskripsikan data-data setiap ubahan penelitian digunakan
teknik eksplorasi, dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu untuk
menentukan nilai rata-rata (M) dan simpangan baku (SD) nilai rata-rata dan
simpangan baku dihitung dengan rumus Arikunto (1993 : 246) yaitu:
M = N
X
Standar deviasi (SD) dihitung dengan rumus yang dikemukan oleh
Sutrisno Hadi (1993 : 260) sebagai berikut:
SD = 22 )()(1
XXNN
2. Mencari Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian
Untuk mengkategorikan data variabel penelitian minat masuk sekolah
kejuruan di analisis dengan mengunakan harga-harga Mean ideal (Mi) dan
Standar Deviasi ideal (SDi) dengan cara:
Mi = 1/2 (Skor ideal maksimum + skor ideal minimum)
SDi = 1/6 (Skor ideal maksimum - skor ideal minimum)
Kemudian data ini dikelompokkan menjadi 4 kategori. Dalam hal ini
Arikunto (1987 : 40) mengajukan batasan sebagai berikut:
Mi + 1,5 SDi keatas = kategori tinggi
Mi + 1,5 SDi = kategori cukup
Mi - 1,5 SDi s/d Mi = kategori kurang
Mi + 1,5 SDi s/d kebawah = kategori rendah
Sedangkan untuk mengindentifikasi tingkat kecenderungan dari
variabel Prestasi Belajar PDIL diacu kepada kriteria baku yang digunakan
oleh sekolah dimana terdapat batasan-batasan sebagai berikut:
Tabel 2
Kategori Tingkat Kecenderungan
KELAS INTERVAL KELAS KATEGORI
1 90 – 100 Lulus Amat Baik
2 80 – 89 Lulus Baik
3 70 – 79 Lulus cukup
4 <70 Belum Lulus
3. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui normal
tidaknya data yang berkaitan dengan analisis data yang digunakan. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus chi – kuadrat (X2)
dengan taraf signifikan 5%. Apabila X2h < X
2 tabel pada taraf signifikan
5% disimpulkan normal.
b. Uji kelinieran dan keberartian regresi
Untuk uji kelinieran dan keberartian regrasi terlebih dahulu
ditentukan persamaan regresi sederhana antara variable bebas dan variable
terikat yaitu:
Y = a + bX
Dengan diperoleh persamaan regresi sederhana tersebut, maka
dapat dilakukan uji linearitas dengan menggunakan rumus yang
dikemukan Sudjana (1982 : 317) yaitu:
Fh = )(
)(
GRJK
TcRJK
Regresi dikatakan linear jika Fh < Ft pada taraf signifikan 5%
dengan derajat kebebasan (k-2) lawan (N-K). Untuk menguji keberartian
regresi sederhana digunakan rumus yang dikemukan Sudjana (1982 : 312)
yaitu:
Fh = )(
)/(
SRJK
abRJK
Persamaan cukup berarti apabila Fh > Ft pada taraf signifikan 5%
dengan derajat kebeban 1 lawan (N-2).
4. Pengujian Hipotesis
Analisa koefisien korelasi jenjang nihil variabel penelitian
dipergunakan untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Perhitungan ini menggunakan rumus korelasi product
moment seperti yang dikemukan oleh Arikunto (1993 : 220)
rxy = 2222 )(.()().(
)()(.
YYNXXN
YXXYN
Hipotesis penelitian ini diterima apabila rXY hitung > r table pada taraf
signifikan 5%.
DAFTAR PUSTAKA
Ananymous (1989). Produktivitas Dan Tenaga Kerja, Jakarta: Lembaga SIUP.
Bimo, Walgito. (1981). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta :
Fakultas Fsikologi UGM.
Winkel. W.S. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.
Sadiman. A.M. (1992). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rajawali Perss.
Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Margaret. E. Bell Gredles. (1994). Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT. raya
Grafindo.
Sumadi. (1995). Psikologi Kepribadian. Yogyakarta : UGM
Nanawi, Hadari (1994). Pengaruh Manusia dan Analisa Pendidikan Tahun Ke II
No.2. Jakarta : Depdikbud.
Sudjana, Nana. (1982). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Faisal, Sanafiah. (1982). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alumni