21
A. DESKRIPSI KASUS a) Pengertian Ca nasofaring adalah suatu massa dalam nasofaring yang merupakan karsinoma sel skuamosa yang menginvasi ke daerah tengkorak dan bermetastase ke nodus limfatikus sehingga sering terlihat sebagai benjolan metastase di leher yang cukup mengganggu srtuktur sekitarnya. b) Etiologi Dapat ditemukan berbagi jenis tumor ganas nasofaring antara lain berbagi jenis karsinoma epidermoid, adenokarsinoma, karsinoma adenoid kistik dll serta berbagi jenis sarkoma dan limfoma malignum. Kemungkinan besar penyebabnya adalah suatu jenis virus yang disebut virus Epstein – Bar, akan tetapi selain dari itu juga terdapat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor ganas ini, antara lain: Faktor ras Banyak ditemukan pada ras mongoloid terutama daerah Cina bagian selatan, Malaysia, Singapura dan Indonesia. Faktor Genetik Sering tumor ini atau tumor pada organ lain ditemukan pada beberapa generasi sutu keluarga Faktor Sosial Ekonomi

Resume Ca Nasofaring

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menjelaskan tentang kanker/keganasan yang terjadi pada nasofaring (penghubung antara rongga hidung dan mulut). Hanya informasi essay untuk tugas bed side teaching.

Citation preview

Page 1: Resume Ca Nasofaring

A. DESKRIPSI KASUS

a) Pengertian

Ca nasofaring adalah suatu massa dalam nasofaring yang

merupakan karsinoma sel skuamosa yang menginvasi ke daerah

tengkorak dan bermetastase ke nodus limfatikus sehingga sering terlihat

sebagai benjolan metastase di leher yang cukup mengganggu srtuktur

sekitarnya.

b) Etiologi

Dapat ditemukan berbagi jenis tumor ganas nasofaring antara lain

berbagi jenis karsinoma epidermoid, adenokarsinoma, karsinoma adenoid

kistik dll serta berbagi jenis sarkoma dan limfoma malignum.

Kemungkinan besar penyebabnya adalah suatu jenis virus yang disebut

virus Epstein – Bar, akan tetapi selain dari itu juga terdapat faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan tumor ganas ini, antara lain:

Faktor ras

Banyak ditemukan pada ras mongoloid terutama daerah Cina bagian

selatan, Malaysia, Singapura dan Indonesia.

Faktor Genetik

Sering tumor ini atau tumor pada organ lain ditemukan pada

beberapa generasi sutu keluarga

Faktor Sosial Ekonomi

Faktor yang mempengaruhi adalah keadaan gizi, polusi dll.

Faktor Kebudayaan

Kebiasaan hidup, cara memasak makanan serta pemakaian berbagai

bumbu masakan memengaruhi pertumbuhan tumor ini.

Faktor Geografis

Terdapat banyak di Asia Selatan, Afrka Utara, Eskimo dan Yunani.

c) Manifestasi Klinis

Gejala dan tanda yang sering ditemukan pada kanker nasofaring

adalah :

Page 2: Resume Ca Nasofaring

1. Epiktasis :

Sewaktu menghisap dengan kuat sekret dari rongga hidung atau

nasofaring, bagian dorsal palatum mole bergesekan dengan

permukaan tumor, sehingga pembuluh darah di permukaan tumor

robek dan menimbulkan epiktasis. Yang ringan timbul epiktasis,

yang berat dapat timbul hemoragi nasal masif.

2. Hidung tersumbat :

Sering hanya sebelah dan secara progesif bertambah hebat. Ini

disebabkan tumor menyumbat lubang hidung posterior.

3. Tinitus dan pendengaran menurun:

Penyebabnya adalah tumor di resesus faringeus dan di dinding

lateral nasofaring menginfiltrasi, menekan tuba eustaki,

menyebabkan tekana negatif di dalam kavum timpani, hingga terjadi

otitis media transudatif. Bagi pasien dengan gejala ringan, tindakan

dilatasi tuba eustaki dapat meredakan sementara. Menurunnya

kemampuan pendengaran karena hambatan konduksi umumnya

disertai rasa penuh di dalam telinga.

4. Cephalgia :

Kekhasannya adalah nyeri yang kontinyu di regio temporo parietal

atau oksipital satu sisi. Ini sering disebabkan desakan tumor,

infiltrasi saraf kranial atau os basis kranial, juga mungkin karena

infeksi lokal atau iriasi pembuluh darah yang menyebabkan

cephalgia reflektif.

5. Rudapaksa saraf kranial :

Kanker nasofaring meninfiltrasi dan ekspansi direk ke superior ,

dapat mendestruksi silang basis kranial, atau melalui saluran atau

celah alami kranial masuk ke area petrosfenoid dari fosa media

intrakanial (temasuk foramen sfenotik, apeks petrosis os temporal,

foramen ovale, dan area sinus spongiosus ) membuat saraf kranial

III, IV, V dn VI rudapaksa, manifestasinya berupa ptosis wajah

bagian atas, paralisis otot mata ( temasuk paralisis saraf abduksi

tersendiri ), neuralgia trigeminal atau nyeri area temporal akibat

Page 3: Resume Ca Nasofaring

iritasi meningen ( sindrom fisura sfenoidal ), bila terdapat juga

rudapaksa saraf kranial II, disebut sindrom apeks orbital atau

petrosfenoid.

6. Pembesaran kelenjar limfe leher :

Lokasi tipikal metastasisnya adalah kelenjar limfe kelompok

profunda superior koli, tapi karena kelompok kelenjar limfe tersebut

permukaannya tertutup otot sternokleidomastoid, dan benjolan tidak

nyeri, maka pada mulanya sulit diketahui.

7. Gejala metastasis jauh :

Lokasi metastasis paling sering ke tulang, paru dan hati. Metastasis

tulang tersering ke pelvis, vertebra, iga dan keempat ekstremitas.

Manifestasi metastasis tulang adalah nyeri kontinyu dan nyeri tekan

setempat, lokasi tetap dan tidak berubah-ubah dan secara bertahap

bertambah hebat. Pada fase ini tidak selalu terdapat perubahan pada

foto sinar X, bone-scan seluruh tubuh dapat membantu diagnosis.

Metastasis hati, paru dapat sangat tersembunyi, kadang ditemukan

ketika dilakukan tindak lanjut rutin dengan rongsen thorax ,

pemeriksaan hati dengan CT scan atau USG.

d) WOC (Terlampir)

B. PENGKAJIAN

a) Identitas

Nama : Tn. W

Umur : 44 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Menikah

Alamat : Kebonsari IV/ 360 Tuban, Jawa Timur

Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia

Pekerjaan : ANH

Penanggung biaya : -

Page 4: Resume Ca Nasofaring

b) Keluhan Utama

Pasien mengatakan pada daerah pipi dan tulang belakang terasa

nyeri yang terus-menerus, selain itu pasien BAB cair selama 5 hari.

c) Riwayat

o Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengalami Ca nasofaring dan sudah menjalani radioterapi

sebanyak 36 kali sejak 9 Januari 2012. Pasien di rujuk dari RS Tuban

ke RS Dr. Ramelan karena pasien merasa nyeri terus-menerus di pipi

dan tulang belakang, kini pasien menjalani kemoterapi di ruang

bedah I.

o RPD

Pasien memiliki penyakit Diabetes Melitus dan Kelenjar getah

bening.

o RPK

. Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang mengalami kanker,

diabetes atau hipertensi.

d) Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum pasien :

Pasien terlihat gelisah.

- Tanda –tanda vital :

TD : 100/60

N : 72 x/mnt

T : 36, 2 o C

RR : 25 x/mnt

o B1 (Breathing)

- Tak ada napas cuping hidung, tidak menggunakan alat bantu

napas.

- Pengembangan otot dada simetris (normochest)

- Bunyi paru sonor

Page 5: Resume Ca Nasofaring

- Suara napas ronkhi.

- Pasien batuk, sputum berwarna putih.

o B2 (Blood)

- Tidak ada pembesaran dinding dada

- Ictus cordis tidak teraba

- Bunyi jantung S1 S2 tunggal

o B3 (Brain)

- Tingkat kesadaran komposmentis, klien sadar sepenuhnya.

- GCS : 456 compos mentis.

o B4 (Bladder)

- BAK normal, tidak terpasang kateter

- Tidak ada distensi

- Konsistensi feses cair, warna feses kuning

o B5 (Bowel)

- Mukosa mulut kotor, tidak sariawan, terdapat nyeri telan

- Bunyi abdomen timpani

- Bising usus meningkat 40x/mnt (N : 15-35X/mnt)

o B6 (Bone)

- Tidak ada fraktur

- Kekuatan otot 4 3 3 3

e) Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium :

Hasil laboratorium 25 Maret 2013 :

WBC 9,3 x 10^3 / uL (N : 4,0 – 10,0)

HGB 9,5g/dl (N : 11,0 – 16,0)

PLT 458 x 10^3 / uL (N : 150 - 400)

Glukosa 202 (N : 110 - 125)

f) Terapi

- Infus RL 21 tts/mnt

- Injeksi Cipro 1x1

- Metro 2x1

Page 6: Resume Ca Nasofaring

- Pantopain 1x1

- Curcuma 3x1

C. ANALISA DATA

NO DATA (Symptom)PENYEBAB

(Etiologi)

MASALAH

(Problem)

1. DS : pasien mengeluh bagian

pipi dan tulang

belakangnya nyeri

DO : pasien tidak dapat tidur

tenang

P : ketika bergerak tulang

belakang terasa nyeri dan

di bagian pipi nyeri

terasa terus menerus

ketika berbicara

Q : rasanya ngilu

R : rasanya tersebar di daerah

pipi, dan di tulang

belakang

S : skala nyeri 5 (1-6)

T : ketika bergerak dan

berbicara

Adanya metastase

sel kanker ke otot

dan ke tulang

Gangguan rasa

nyaman nyeri

2. DS : Pasien mengatakan

bahwa tidak nafsu makan

dan perut terasa mual.

Iritasi mukosa

intestinal efek dari

kemoterapi

Gangguan eliminasi

alvi ( diare )

Page 7: Resume Ca Nasofaring

DO :

Makan tidak habis

A : BB SMRS : 74 kg

BB MRS : 70 kg

TB : 170 cm

B : HGB 9,5g/dl

(N : 11,0 – 16,0)

C : Nafsu makan kurang,

diare, sulit menelan

D : Nasi biasa

3. DS : pasien mangatakan

tenggorokannya selalu

berlendir

DO : pasien batuk dan

mengeluarkan sputum

berwarna putih

Produksi sekret

yang berlebih

Bersihan jalan napas

tidak efektif

4. DS : -

DO :

- Mukosa mulut pasien

kotor

- Nafas dan tubuh pasien

berbau tidak sedap

Keterbatasan

aktifitas

Gangguan

pemenuhan ADL :

personal hygiene

D. DIAGNOSA

Page 8: Resume Ca Nasofaring

1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya metastase sel

kanker ke otot dan tulang

2) Gangguan eliminasi alvi ( diare ) berhubungan dengan iritasi mukosa intestinal

efek dari kemoterapi

3) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekret yang

berlebih

4) Gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan

keterbatasan aktifitas.

E. INTERVENSI

No. Diagnosa

Tujuan dan

kriteria

Hasil

Intervensi Rasional

1. Gangguan

rasa nyaman

nyeri

berhubungan

dengan

adanya

metastase sel

kanker ke

otot dan

tulang

Tujuan :

Setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan

selama 2x24

jam diharapkan

nyeri

berkurang/dapat

teratasi

Kriteria hasil :

- Melaporkan

rasa nyeri yang

sudah teratasi

(rasa nyeri

Observasi :

Kaji riwayat nyeri,

lokasi, durasi dan

intensitas

Mencari informasi

yang diperlukan

untuk

merencanakan

asuhan.

Mandiri :

Berikan

pengalihan seperti

reposisi dan

aktivitas

menyenangkan

seperti

mendengarkan

musik atau nonton

Untuk

meningkatkan

kenyamanan

dengan

mengalihkan

perhatian klien

dari rasa nyeri.

Page 9: Resume Ca Nasofaring

berkurang)

- Dapat

mongontrol

ADLs

seminimal

mungkin.

- Dapat

mendemontrasi

kan

keterampilan

relaksasi dan

aktivitas

diversional

sesuai situasi

individu.

TV

Menganjurkan

tehnik penanganan

stress (tehnik

relaksasi,

visualisasi,

bimbingan),

gembira, dan

berikan sentuhan

therapeutik.

Evaluasi therapi

pembedahan,

radiasi,

khemotherapi,

biotherapi

Meningkatkan

kontrol diri atas

efek samping

dengan

menurunkan stress

dan ansietas.

Untuk mengetahui

terapi yang

dilakukan sesuai

atau tidak, atau

malah

menyebabkan

komplikasi.

Edukasi :

Ajarkan klien dan

keluarga tentang

teknik relaksasi

Untuk mengetahui

efektifitas

penanganan nyeri,

tingkat nyeri dan

sampai sejauh

mana klien

mampu

menahannya serta

untuk mengetahui

kebutuhan klien

akan obat-obatan

anti nyeri.

Page 10: Resume Ca Nasofaring

Kolaborasi:

Diskusikan

penanganan nyeri

dengan dokter dan

juga dengan klien

Berikan analgetik

sesuai indikasi

Agar terapi

yang diberikan

tepat sasaran.

Untuk

mengatasi nyeri.

2. Gangguan

eliminasi alvi

( diare )

berhubungan

dengan iritasi

mukosa

intestinal efek

dari

kemoterapi

Tujuan :

Setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan

selama 2x24

jam diharapkan

gangguan

eliminasi

berkurang

(normal)

Kriteria hasil :

- BAB normal

tidak cair

- Konsistensi

BAB normal

Observasi :

Kaji tanda-tanda

vital, turgor kulit,

membrane

mukosa, dan

statusmental setiap

4 jam atau sesuai

indikasi

Untuk mengkaji

hidrasi.

Mandiri :

Berikan dan

pantau cairan IV

sesuai ketentuan

Setelah rehidrasi,

berikan diet

reguler sesuai

toleransi

Mengembalikan

hidrasi tubuh yang

hilang

Pemberian ulang

diet normal secara

dini bersifat

menguntungkan

untuk

menurunkan

jumlah defekasi

dan penurunan

berat badan

Page 11: Resume Ca Nasofaring

Hindari masukan

cairan jernih

seperti jus buah,

minuman

berkarbonat,dan

gelatin.

Cairan ini

biasanya tinggi

karbohidrat,

rendah elektrolit

dan mempunyai

osmolalitas tinggi.

Edukasi :

Ajarkan keluarga

dalam pemberian

cairan yang tepat,

pemantauan

masukan dan

keluaran dan

mengkaji tanda-

tanda dehidrasi

Untuk menjamin

hasil optimum dan

memperbaiki

kepatuhan

terhadap aturan

terapeutik

Kolaborasi:

Kolaborasi

dengan dokter

terhadap

pemberian terapi

Untuk

mengobati

penyebab

khusus yang

menyebabkan

kehilangan

cairan yang

berlebihan.

3. Bersihan

jalan napas

tidak efektif

berhubungan

dengan

produksi

sekret yang

berlebih

Tujuan :

Setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan

selama 2x24

jam

diharapkan

Observasi :

Kaji kepatenan,

pengembangan

dada, kedalaman

dan kemudahan

bernapas dan

auskultasi bunyi

paru

Mengkaji kondisi

pola napas untuk

menentukan

rencana tindakan

berikutnya

Page 12: Resume Ca Nasofaring

jalan napas

efektif

Kriteria hasil :

- Bunyi napas

bersih

(vesikuler)

- Irama dan

kedalaman

napas

normal

- Klien tenang

- Istirahat

tidur

terpenuhi

- Secret encer

dan mudah

dilakukan

suctioning

Perhatikan batuk

yang berlebihan,

meningkatnya

dispnea, adanya

secret dan adanya

ronchi

Batuk atau

perubahan pola

napas lebih lanjut

memperlambat

pulihnya pola

napas

Mandiri :

Anjurkan untuk

minum air hangat

Berikan posisi

yang nyaman

(fowler/ semi

fowler)

Air hangat

membantu

menjaga

humidifyng

mukosa hidung

Posisi

menentukan

lancarnya jalan

dan pola napas

Edukasi :

Jelaskan

penggunaan

peralatan

pendukung dengan

benar (oksigen,

pengisapan,

spirometer,

inhaler, dan

intermitten

pressure

breathing/IPPB)

Instruksikan pada

Penggunaan alat

bantu pernapasan

dapat mendukung

kelancaran pola

napas

Pengobatan lebih

Page 13: Resume Ca Nasofaring

klien dan keluarga

kepada rencana

perawatan di

rumah

(pengobatan,

hidrasi, nebulisasi,

peralatan, drainase

postural, tanda dan

gejala komplikasi,

sumber-sumber di

komunitas)

Ajarkan pada

klien/ keluarga

tentang pentingnya

perubahan pada

sputum (warna,

karakter, jumlah

dan bau)

lanjut untuk

mengurangi

indikasi

Warna sputum

yang berubah

menandakan

adanya adanya

bakteri pada

sputum

Kolaborasi:

Kolaborasi dengan

dokter tentang

terapi dan

oksigenasi yang

akan di berikan

sesuai indikasi

Pemberian

terapi dan alat

bantu

mengurangi

indikasi yang

lebih lanjut

4. Gangguan

pemenuhan

ADL :

personal

Tujuan :

Setelah

dilakukan

asuhan

Berikan informasi

pada pasien tentang

pentingnya

perawatan diri untuk

Pengetahuan

tentang perawatan

diri menunjang

kenyamanan

Page 14: Resume Ca Nasofaring

hygiene

berhubungan

dengan

keterbatasan

aktifitas.

keperawatan

selama 2x24

jam

diharapkan

pemenuhan

terhadap ADL

terpenuhi

Kriteria hasil :

- Pasien

mengetahui

tentang

pentingnya

perawatan

diri

- Keadaan

badan pasien

bersih

orang yang sedang

sakit.

Bantu dan fasilitasi

pasien dalam

memenuhi

perawatan dirinya.

Bantu pasien dalam

memenuhi personal

hygienenya seperti :

mandi, gosok gigi,

dan gunting kuku.

Libatkan keluarga

dalam menjaga

perawatan diri

pasien.

pasien

Fasilitas yang

memadai

meningkatkan

motivasi pasien

dalam kebersihan

diri.

Pasien yang

mengalami

keterbatasan gerak

membutuhkan

sarana dan

bantuan dalam

memenuhi

personal hygiene

Dorongan

keluarga

menunjang

terpenuhnya

perawatann diri

pasien