54
PENGANTAR PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN i MODUL 4 Rencana Umum dan Panduan Rancangan 2016 DIKLAT RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN TINGKAT DASAR I KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Rencana Umum dan Panduan Rancangan - bpsdm.pu.go.id · pemahaman tentang rencana umum dan panduan rancangan terhadap Rencana ... KONSEP DASAR PERANCANGAN TATA BANGUNAN DAN ANALISIS

  • Upload
    hakhanh

  • View
    243

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PENGANTAR PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN i

MODUL 4

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 2016

DIKLAT RENCANA TATA BANGUNAN

DAN LINGKUNGAN TINGKAT DASAR I

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Rencana Umum dan Panduan Rancangan i

KATA PENGANTAR

Modul Rencana Umum dan Panduan Rancangan bertujuan untuk memberikan

pemahaman tentang rencana umum dan panduan rancangan terhadap Rencana

Tata Bangunan dan Lingkungan.

Buku ini disusun dalam 4 (empat) bab yang terdiri dari Pendahuluan, Rencana

Umum RTBL, Panduan Rancangan RTBL, serta Penutup. Modul ini disusun secara

sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih mudah.

Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif peserta diklat.

Ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun atas

tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.

Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa

terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan

peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan

bermanfaat bagi peningkatan kompetensi aparatur di Pusat dan Daerah dalam

bidang penataan bangunan.

Semarang, Desember 2016

Kepala Balai Uji Coba Sistem Diklat

Perumahan dan Permukiman

ii Rencana Umum dan Panduan Rancangan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................. I

DAFTAR ISI ............................................................................................................. II

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. II

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ....................................................................... V

Deskripsi .................................................................................................... v A.

Persyaratan ............................................................................................... v B.

Metode ...................................................................................................... v C.

Alat Bantu/Media ...................................................................................... v D.

Indikator Keberhasilan .............................................................................. v E.

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 6

Latar Belakang .......................................................................................... 7 A.

Deskripsi Singkat ...................................................................................... 7 B.

Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 7 C.

Materi dan Submateri Pokok ................................................................... 7 D.

Estimasi Waktu ......................................................................................... 8 E.

BAB 2 RENCANA UMUM RTBL .............................................................................. 9

Indikator Keberhasilan ........................................................................... 10 A.

Umum ..................................................................................................... 10 B.

Manfaat Rencana Umum ....................................................................... 10 C.

Komponen Rancangan ........................................................................... 12 D.

Latihan .................................................................................................... 23 E.

Rangkuman ............................................................................................ 23 F.

BAB 3 PANDUAN RANCANGAN RTBL .................................................................. 25

Indikator Keberhasilan ........................................................................... 26 A.

Umum ..................................................................................................... 26 B.

Manfaat Panduan Rancangan ................................................................ 26 C.

Ketentuan Dasar Implementasi Rancangan ........................................... 26 D.

Prinsip-prinsip Pengembangan Rancangan ............................................ 27 E.

Aturan-aturan Dasar .............................................................................. 30 F.

Latihan .................................................................................................... 32 G.

Rangkuman ............................................................................................ 32 H.

BAB 4 STUDI KASUS ............................................................................................. 33

Umum ..................................................................................................... 34 A.

BAB 5 PENUTUP .................................................................................................. 41

A. Simpulan ..................................................... Error! Bookmark not defined.

B. Tindak Lanjut .............................................. Error! Bookmark not defined.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan iii

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 43

GLOSARIUM ........................................................................................................ 44

iv Rencana Umum dan Panduan Rancangan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur dan Sistematika Penyusunan RTBL ........................................... 11

Gambar 2 Contoh Rencana Tata Guna Lahan .......................................................... 13

Gambar 3 Tata Bangunan ........................................................................................ 16

Gambar 4 Rencana Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Pola Radial ................. 18

Gambar 5 Area Jalur Hijau ....................................................................................... 20

Gambar 6 Contoh Tata Kualitas Bangunan pada Kawasan Perbelanjaan ................ 22

Gambar 7 Kemudahan Publik dan Ruang Publik ...................................................... 27

Rencana Umum dan Panduan Rancangan v

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Deskripsi A.

Modul rencana umum dan panduan rancangan terdiri dari dua kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar tersebut yaitu Pengertian Rencana Umum dalam Penyusunan RTBL, dan pengertian panduan rancangan dalam penyusunan RTBL.

Peserta diklat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini sangat diperlukan karena materi ini merupakan tahapan kedua dalam penyususnan RTBL menuju tahapan berikutnya yang tedapat pada pembelajaran modul-modul berikutnya. Hal ini diperlukan karena masing-masing modul saling berkaitan. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi. Latihan atau evaluasi ini menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta diklat setelah mempelajari materi dalam modul ini.

Persyaratan B.

Dalam mempelajari modul ini peserta diklat perlu dilengkapi dengan peraturan

perundang-undangan dan pedoman terkait materi rencana umum dan panduan

rancangan.

Metode C.

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan

kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber), adanya

kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.

Alat Bantu/Media D.

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat

Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu:

1. LCD/projector

2. Laptop

3. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya

4. Flip chart

5. Bahan tayang

6. Modul dan /atau bahan ajar.

Indikator Keberhasilan E.

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami:

1. Rencana umum RTBL;

2. Panduan rancangan RTBL.

vi Rencana Umum dan Panduan Rancangan

6 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

BAB 1

PENDAHULUAN

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 7

PENDAHULUAN

Latar Belakang A.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan merupakan ketentuan- ketentuan tata

bangunan dan Iingkungan pada suatu Iingkungan/ kawasan, antara lain memuat

rencana peruntukan lahan makro dan mikro, rencana perpetakan, rencana tapak,

rencana sistem pergerakan, rencana aksesibilitas Iingkungan, rencana prasarana

dan sarana Iingkungan, rencana wujud visual bangunan, dan ruang terbuka hijau.

Panduan Rancangan bersifat melengkapi dan menjelaskan secara visual dan lebih

rinci rencana umum yang telah ditetapkan sebelumnya, meliputi ketentuan dasar

implementasi rancangan dan prinsip-prinsip mengembangkan rancangan kawasan.

Deskripsi Singkat B.

Mata diklat ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang Rencana

Umum dan Panduan Rancangan kepada peserta melalui ceramah interaktif,

diskusi, dan latihan.

Alokasi waktu : 225 menit (5 JP)

Tujuan Pembelajaran C.

Tujuan pembelajaran dijelaskan dalam bentuk hasil belajar dan indikator hasil

belajar, sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Pada akhir pembelajaran, peserta diklat diharapkan mampu memahami

rencana umum dan panduan rancangan terhadap Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan.

2. Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami:

a. Rencana umum RTBL; dan

b. Panduan rancangan RTBL.

Materi dan Submateri Pokok D.

Materi dan submateri pokok dalam mata Diklat Rencana Umum dan Panduan

Rancangan ini adalah:

8 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

1. Rencana umum RTBL

a. Manfaat Rencana Umum

b. Komponen Rencana Umum

2. Panduan rancangan RTBL

a. Manfaat Panduan Rancangan

b. Ketentuan dasar implementasi rancangan

c. Prinsip-prinsip pengembangan rancangan

Estimasi Waktu E.

Waktu yang diperlukan dalam mata pelatihan ini adalah : 5 (lima) JP.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 9

BAB 2

RENCANA UMUM RTBL

10 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

RENCANA UMUM RTBL

Indikator Keberhasilan A.

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami

rencana umum dalam penyusunan RTBL.

Umum B.

Pengertian rencana umum dalam penyusunan RTBL mencakup manfaat rencana

umum dan komponen rancangan.

Manfaat Rencana Umum C.

Rencana Umum merupakan ketentuan-ketentuan rancangan tata bangunan dan

Iingkungan yang bersifat umum dalam mewujudkan Iingkungan/kawasan

perencanaan yang Iayak huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan.

Dalam struktur dan sistematika Penyusunan RTBL, Rencana Umum dan Panduan

Rancangan masuk pada tahapan perumusan dan pengembangan perancangan,

yaitu tahapan kedua dalam penyusunan RTBL. Rencana Umum terdiri dari

peruntukan lahan makro dan mikro, rencana perpetakan, rencana tapak, rencana

sistem pergerakan, rencana aksesibilitas lingkungan, ruang terbuka hijau, rencana

wujud visual bangunan gedung, dan rencana prasarana dan sarana.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 11

Gambar 1 Struktur dan Sistematika Penyusunan RTBL

Sumber: Permen PU No. 06/PRT/M/2007

Dalam Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tercatum manfaat-manfaat Rencana

Umum dalam Penyusunan RTBL, Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Memberi arahan Iugas dan sistematis bagi implementasi ketentuan dasar

dari perancangan tata bangunan dan Iingkungan

2. Memberi gambaran simulasi bangunan Secara keruangan (3-dimensional)

Sebagai model penerapan seluruh arahan materi pokok rencana tata

bangunan dan Iingkungan

3. Memudahkan pengembangan desain sesuai dengan visi dan arahan

karakter Iingkungan yang telah ditetapkan.

4. Memudahkan pengelolaan, pengendalian pelaksanaan dan pengoperasian

Kawasan sesuai dengan visi dan arahan karakter Iingkungan yang telan

ditetapkan

5. Mencapai intervensi desain kawasan yang berdampak baik, terarah dan

terukur paa suatu Kawasan yang direncanakan

6. Mencapai integrasi elemen-elemen desaign yang berpengaruh pada suatu

perancangan Kawasan.

P E

R A

N

M A

S Y

A R

A K

A T

PROGRAM BANGUNAN

DAN LINGKUNGAN1ANALISIS

KAWASAN DAN

WILAYAH

PERENCANAAN

VISI

PEMBANGUNAN

KONSEP DASAR

PERANCANGAN

TATA

BANGUNAN DAN

LINGKUNGANANALISIS

PENGEMBANGAN

PEMBANGUNAN

BERBASIS PERAN

MASYARAKAT

TAHAP ANALISIS

KAWASAN

PERENCANAAN

TAHAP PERUMUSAN DAN

PENGEMBANGAN

PERANCANGAN

TAHAP

PENGEMBANGAN

DUKUNGAN

PELAKSANAAN

RENCANA UMUM

DAN PANDUAN RANCANGAN2

PERUNTUKAN LAHAN MAKRO DAN

MIKRO

RENCANA PERPETAKAN

RENCANA TAPAK

RENCANA SISTEM PERGERAKAN,

RENCANA AKSESIBILITAS LINGKUNGAN

RUANG TERBUKA HIJAU

RENCANA WUJUD VISUAL BG

RENCANA PRASARANA DAN SARANA

LINGKUNGAN

RENCANA

UMUM

PANDUAN

RANCANGAN

KETENTUAN DASAR IMPLEMENTASI

RANCANGAN

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN

RANCANGAN KAWASAN

3 RENCANA INVESTASI

SKENARIO STRATEGI RENCANA INVESTASI

POLA KERJASAMA OPERASIONAL INVESTASI

4 KETENTUAN

PENGENDALIAN RENCANA

STRATEGI PENGENDALIAN RENCANA

ARAHAN PENGENDALIAN RENCANA

5 PEDOMAN PENGENDALIAN

PELAKSANAAN

ASPEK-ASPEK PENGENDALIAN PELAKSANAAN

ARAHAN PENGELOLAAN KAWASAN

P E

R A

N

M A

S Y

A R

A K

A T

PROGRAM BANGUNAN

DAN LINGKUNGAN1ANALISIS

KAWASAN DAN

WILAYAH

PERENCANAAN

VISI

PEMBANGUNAN

KONSEP DASAR

PERANCANGAN

TATA

BANGUNAN DAN

LINGKUNGANANALISIS

PENGEMBANGAN

PEMBANGUNAN

BERBASIS PERAN

MASYARAKAT

PROGRAM BANGUNAN

DAN LINGKUNGAN1ANALISIS

KAWASAN DAN

WILAYAH

PERENCANAAN

VISI

PEMBANGUNAN

KONSEP DASAR

PERANCANGAN

TATA

BANGUNAN DAN

LINGKUNGANANALISIS

PENGEMBANGAN

PEMBANGUNAN

BERBASIS PERAN

MASYARAKAT

TAHAP ANALISIS

KAWASAN

PERENCANAAN

TAHAP PERUMUSAN DAN

PENGEMBANGAN

PERANCANGAN

TAHAP

PENGEMBANGAN

DUKUNGAN

PELAKSANAAN

RENCANA UMUM

DAN PANDUAN RANCANGAN2

PERUNTUKAN LAHAN MAKRO DAN

MIKRO

RENCANA PERPETAKAN

RENCANA TAPAK

RENCANA SISTEM PERGERAKAN,

RENCANA AKSESIBILITAS LINGKUNGAN

RUANG TERBUKA HIJAU

RENCANA WUJUD VISUAL BG

RENCANA PRASARANA DAN SARANA

LINGKUNGAN

RENCANA

UMUM

PANDUAN

RANCANGAN

KETENTUAN DASAR IMPLEMENTASI

RANCANGAN

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN

RANCANGAN KAWASAN

RENCANA UMUM

DAN PANDUAN RANCANGAN2

PERUNTUKAN LAHAN MAKRO DAN

MIKRO

RENCANA PERPETAKAN

RENCANA TAPAK

RENCANA SISTEM PERGERAKAN,

RENCANA AKSESIBILITAS LINGKUNGAN

RUANG TERBUKA HIJAU

RENCANA WUJUD VISUAL BG

RENCANA PRASARANA DAN SARANA

LINGKUNGAN

PERUNTUKAN LAHAN MAKRO DAN

MIKRO

RENCANA PERPETAKAN

RENCANA TAPAK

RENCANA SISTEM PERGERAKAN,

RENCANA AKSESIBILITAS LINGKUNGAN

RUANG TERBUKA HIJAU

RENCANA WUJUD VISUAL BG

RENCANA PRASARANA DAN SARANA

LINGKUNGAN

RENCANA

UMUM

PANDUAN

RANCANGAN

KETENTUAN DASAR IMPLEMENTASI

RANCANGAN

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN

RANCANGAN KAWASAN

KETENTUAN DASAR IMPLEMENTASI

RANCANGAN

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN

RANCANGAN KAWASAN

3 RENCANA INVESTASI

SKENARIO STRATEGI RENCANA INVESTASI

POLA KERJASAMA OPERASIONAL INVESTASI

3 RENCANA INVESTASI

SKENARIO STRATEGI RENCANA INVESTASI

POLA KERJASAMA OPERASIONAL INVESTASI

4 KETENTUAN

PENGENDALIAN RENCANA

STRATEGI PENGENDALIAN RENCANA

ARAHAN PENGENDALIAN RENCANA

4 KETENTUAN

PENGENDALIAN RENCANA

STRATEGI PENGENDALIAN RENCANA

ARAHAN PENGENDALIAN RENCANA

5 PEDOMAN PENGENDALIAN

PELAKSANAAN

ASPEK-ASPEK PENGENDALIAN PELAKSANAAN

ARAHAN PENGELOLAAN KAWASAN

5 PEDOMAN PENGENDALIAN

PELAKSANAAN

ASPEK-ASPEK PENGENDALIAN PELAKSANAAN

ARAHAN PENGELOLAAN KAWASAN

12 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

Komponen Rancangan D.

1. Struktur Peruntukan Lahan

Struktur peruntukan lahan dalam komponen rencana umum kawasan

perencanaan merupakan komponen rancang kawasan yang berperan penting

dalam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna lahan yang telah

ditetapkan dalam suatu kawasan perencanaan tertentu berdasarkan ketentuan

dalam rencana tata ruang wilayah.

Dalam dokumen RTBL Rencana peruntukan lahan memuat arahan perencanaan

dan perancangan dalam batas-batas deliniasi kawasan perencanaan, yang

berdasarkan kerangka RTRW, RDTRK, zonasi beserta kondisi riil perkembangan

kawasan saat disusun RTBL.

Adapun manfaat dari peruntukan lahan tercantum dalam Permen PU No.

06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penyusunan RTBL, adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan keseimbangan kualitas kehidupan Iingkungan dengan

membentuk ruang-ruang kota/Iingkungan yang hidup Secara fisik dan

ekonomi Iayak huni dan seimbang, Serta meningkatkan kualitas hidup

pengguna dan kualitas Iingkungan.

b. Mengoptimalkan alokasi penggunaan dan penguasaan lahan baik Secara

makro maupun mikro.

c. Mengalokasikan fungsi/kegiatan pendukung bagi jenis peruntukan yang ada.

d. Menciptakan integrasi aktivitas ruang sosial antar penggunanya.

e. Menciptakan keragaman Iingkungan dan keseimbangan yang akan

mendorong terciptanya kegiatan-kegiatan yang berbeda namun produktif.

f. Mengoptimalkan prediksi/proyeksi kepadatan Iingkungan dan interaksi

sosial yang direncanakan.

Manfaat tersebut, tercantum dalam Permen PU No.06/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Penyusunan RTBL.

Berikut merupakan contoh rencana peruntukan lahan :

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 13

Gambar 2 Contoh Rencana Tata Guna Lahan

Sumber: RTBL Konsultan

Gambar tersebut merupakan salah satu contoh rencana peruntukan lahan di

Kawasan Pelabuhan Bunaken. Peruntukan lahan dibuat sesuai hasil analisis

kawasan studi dan kawasan perencanaan pada program bangunan dan

lingkungan.

2. Rencana Perpetakan/ Intensitas Pemanfaatan Lahan

Rencana perpetakan/intensitas Pemanfaatan lahan berisi arahan bagaimana

mengatur, merencanakan bangunan dan lingkungan beresta seluruh elemen-

elemen kawasan dalam skala 1: 1000, sehingga pada desain tersebut akan

muncul jarak-jarak bangunan, jalur-jalur transportasi, tata hijau, sarana dan

prasaranana umum, serta elemen lainnya.

Oleh karena itu, intensitas pemanfaatan lahan merupakan tingkat alokasi dan

distribusi luas lantai maksimum bangunan terhadap lahan tapak dan

peruntukannya. Perbedaan peruntukan lahan/zoning menentukan intensitas

pemanfaatan lahan. Misalnya, pada lahan di pusat kota intensitasnya akan

lebih tinggi dibandingkan dengan daerah di sekelilingnya.

Komponen-komponen pengaturan intensitas lahan meliputi:

a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan

antar luas seluruh lantai dasar bangunan yang dapat di bangun dan luas

lahan, sehingga jika dikali dengan luas lahan akan muncul besaran luas

14 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

lantai dasar terbangun. Faktor yang menentukan besara KDB adalah lokasi

dan fungsi bangunan.

b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan

antara jumlah seluruh luas lantai bangunan yang dapat dibangun dan luas

lahan. Sehingga akan menghasilkan berapa jumlah lantai yang dapat

terbangun pada lahan tersebut dan luas lantai bangunan yang akan

terbangun sehingga akan berhubungan dengan jumlah penghuni yang

dapat ditampung pada bangunan tersebut. Faktor yang menentukan

besaran KLB adalah lokasi, tipe bangunan atau kompleks bangunan yang

direncanakan dan jumlah penduduk/penghuni yang diprediksikan

menggunakannya.

c. Koefisien Daerah Hijau (KDH), yaitu angka persentase perbandingan antara

luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan

bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanaman perpetakan/daerah

perencanaan yang dikuasai. Merupakan perangkat yang betujuan untuk

mengendalikan jumlah perkerasan yang boleh dibuat pada sekeliling

bangunan. Sehingga memungkinkan untuk bangunan gedung memiliki area

hijau untuk sebagai darah resapan air dan menghindari kebanjiiran.

d. Koefisien Tapak Besmen (KTB), yaitu angka persentase perbandingan

antara luas tapak besmen dan luas tanah perpetakan/daeran perencanaan

yang dikuasai. Angka tersebut akan menghasilkan luas lantai basemen

yang dapat terbangun.

e. Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan, terdiri atas:

1) Insentif Luas Bangunan, yaitu insentif yang terkait dengan KLB dan

diberikan apabila bangunan gedung terbangun memenuhi persyaratan

peruntukan Iantai dasar yang dianjurkan. Luas Iantai bangunan yang

ditempati olen fungsi tersebut dipertimbangkan untuk tidak

diperhitungkan dalam KLB.

2) Insentif Langsung, yaitu Insentif yang memungkinkan penambahan

luas Iantai maksimum bagi bangunan gedung yang menyediakan

fasilitas umum berupa sumbangan positif bagi Iingkungan permukiman

terpadu, termasuk diantaranya jalur pejalan kaki, ruang terbuka

umum, dan fasilitas umum.

3) Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai Bangunan (TDR=Transfer of

Development Right), yaitu hak pemilik bangunan/pengembang yang

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 15

dapat dialihkan kepada pihak atau lahan lain, yang dihitung

berdasarkan pengalihan nilai KLB, yaitu selisih antara KLB aturan dan

KLB terbangun.

Dengan melakukan pehitungan intensitas peruntukan lahan ini, akan

menghasilkan manfaat bagi kawasan tersebut. Manfaat intensitas

peruntukan lahan tercantum dalam Permen PU No. 06/PRT/M/2007, yaitu:

1) Tencapai efisiensi dan efektivitas pernanfaatan lahan Secara adil.

2) Mendapatkan distribusi kepadatan kawasan yang selaras pada batas

daerah yang direncanakan berdasarkan ketentuan dalam rencana tata

ruang wilayah yang terkait.

3) Mendapatkan distribusi berbagai elemen intensitas Iahan

pemanfaatan lahan (Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien Lantai

Bangunan, Koefisien Daerah Hijau, dan Koeisien Tapak Besmen) yang

dapat mendukung berbagai karakter khas dari berbagai subarea yang

direncanakan.

4) Merangsang pertumbuhan Kota dan berdampak Iangsung pada

perekonomian kawasan.

5) Mencapai Keseimbangan, kaitan dan keterpaduan dari berbagai

elemen intensitas pemanfaatan Ianan dalam hal pencapalan kinerja

fungsi, estetis dan sosial, antara kawasan perencanaan dan lahan di

Iuarnya.

3. Tata Bangunan

Dalam Permen PU No.06/PRT/M/2007 tentang pedoman Penysusunan RTBL

menyebutkan bahwa, “Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan

bangunan gedung beserta lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang,

meliputi berbagai aspek termasuk pembentukan citra/karakter fisik

Iingkungan, besaran, dan konfigurasi dari elemen-elemen: blok, kaveling/petak

Iahan, bangunan, serta ketinggian dan elevasi lantai bangunan, yang dapat

menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota yang

akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang

berlangsung dalam ruang-ruang publik. Tata Bangunan juga merupakan sistem

perencanaan sebagai bagian dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta

Iingkungannya, termasuk sarana dan prasarananya pada suatu Iingkungan

binaan baik di perkotaan maupun di perdesaan sesuai dengan peruntukan

Iokasi yang diatur dengan aturan tata ruang yang berlaku dalam RTRW

Kabupaten/Kota, dan rencana rincinya”.

16 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

Tata bangunan dalam rencana umum memuat arahan rencana tapak bangunan

dan elemen kawasan lainnya termasuk penggunaan lahan (memanfaatkan

potensi kawasan, ramah lingkungan, dan berkarakter). Rencana tapak/tata

bangunan ini harus menyesuaikan dengan konsep pengembangan suatu

kawasan yang sebelumnya sudah diatur oleh sebuat daerah.

Berikut merupakan contoh gambar tata bangunan sebuah kawasan:

Gambar 3 Tata Bangunan

Sumber: RTBL Konsultan

Pada gambar tersebut dapat terlihat beberap komponen penataan bangunan

yang di atur dalam tata bangunan, diantaranya yaitu: pengaturan

blok/lingkungan dan kaveling yang terdiri dari bentuk dan ukuran blok dan

kaveling, pengelompokan/konfigurasi blok dan kaveling serta ruang terbuka

hijau. Terlihat pula dalam tata bangunan tersebut pengelompokan bangunan;

yang terdiri dari letak dan orientasi bangunan, sosok massa bangunan, dan

ekspresi arsitektur bangunan. Selain itu terlihan pengaturan ketinggian/elevasi

dari tiap bangunan yang berbeda-beda dari satu kawasan yang ada pada

gambar 3.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 17

4. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung

Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan,

sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan

informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat

penyandang cacat dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir,

perencanaan jalur pelayanan iingkungan, dan sistem jaringan penghubung.

Rencana sistem sirkulasi dan jalur penghubung, memuat rencana mobilisasi dan

pergerakan dalam kawasan serta akses-akses ke kawasan lainnya secara

nyaman, efisien, dan fungsional.

Terdapat beberapa pola system sirkulasi dan jalur penghubung, diantaranya:

pola linear, sistem grid, sistem konsentris, sistem culdesac, sistem organik,

sistem radial. Perencanaan sisitem sirkulasi dan jalur penghubung harus

dirancang dengan baik dan benar rupa sehingga menghasilkan keterpaduan

antara berbagai moda system sirkulasi dan jalur penghubung yang dapat

menciptakan kenyamanan pola sirkulasi pergerakan para penggunan jalur

terseut.

Adapun manfaat dari perencanaan sistem sirkulasi dan Jalur penghung yang

tercantum dalam Permen PU No.06/PRT/M/2007 adalah sebagai berikut :

a. Mengoptimalkan efisiensi pemanfaatan prasarana jalan dengan jenis arus

pergerakan yang terjadi.

b. Mendapatkan distribusi atau penyebaran pergerakan yang selaras dengan

jenis aktivitas yang diwadahi sehingga dicapai ketertiban.

c. Mencapai kinerja fungsi serta keseimbangan, kaitan, keterpaduan dari

berbagai elemen pergerakan, Iingkungan dan sosial, antara kawasan

perencanaan dan lahan di luarnya.

Untuk menghasilkan kerterpaduan yang baik pada sistem sirkulasi dan jalur

penghubung terdapat beberapa komponen penataan yang harus diatur,

meliputi: sistem jaringan jalan dan pergerakan, sistem sirkulasi kendaraan

umum, sistem sirkulasi kendaraan pribadi, sistem informasi kendaraan umum

informal setempat, sistem pergerakan transit, sistem parkir, sistem perencanaan

jalur servis, sistem sirkulasi pejalan kaki dan sepeda, sistem jalur penghubung

terpadu, jalur evakuasi, serta jalur bagi kaum disabilitas yang perlu mendapat

perhatian khusus.

Berikut Contoh Rencana Sistem Sirkulasi dsn Jalur Penghubung Pola Radial:

18 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

Gambar 4 Rencana Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Pola Radial

Sumber: RTBL Konsultan

5. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Permen PU No. 06/PRT/M/2007 menyebutkan bahwa sistem ruang terbuka dan

tata hijau rnerupakan komponen rancang kawasan, yang tidak sekadar

terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen sisa setelah proses

rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan Sebagai bagian

integral dari suatu Iingkungan yang lebih luas.

Sistem ruang terbuka hijau memuat arahan rencana penyediaan ruang-ruang

terbuka yang disamping memenuhi amanat Undang-Undang Tata Ruang juga

dapat berfungsi sebagai tempat interaksi masyarakat, paru-paru kota, pengarah

jalan, peneduh, dan estetika kota. Oleh sebab itu, ruang terbuka hijau bukan

lagi sekedar terbentuk sebagai elemen tambahan data elemen sisa setelah

proses rancang bangun terselesaikan. Melainkan sebagai ruang yang memang

direncanakan dan atau dirancang untuk memenuhi kebutuhan/fungsi lain bagi

sebuah kawasan. Secara tata kota disyaratkan bahwa ruang terbuka hijau

minimum 20% dari kawasan/lingkungannya.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 19

Adapun manfaat dari Rencana Ruang Terbuka Hijau tercantum dalam Permen

PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penyusunan RTBL, adalah sebagai

berikut:

a. Meningkatkan Kualitas kehidupan ruang kota melalui penciptaan

Iingkungan yang aman, nyaman, sehat, menarik dan berwawasan ekologis.

b. Mendorong terciptanya kegiatan publik sehingga tercipta Integrasi ruang

sosial antar penggunanya.

c. Menciptakan estetika, karakter dan orientasi visuai dari suatu Iingkungan.

d. Menciptakan iklim mikro Iingkungan yang berorientasi pada kepentingan

pejalan kaki.

e. Mewujudkan Iingkungan yang nyaman, manusiawi dan berkelanjutan.

Selain itu, dalam Pedoman Penyusunan RTBL tersebut di sebutkan beberapa

komponen penataan dalam sistem ruang terbuka hijau, yaitu :

a. Sistem Ruang Terbuka Umum, yaitu ruang yang karakter fislknya terbuka,

bebas dan mudah diakses publik karena bukan milik pinak tertentu.

b. Sistem Ruang Terbuka Pribadi, yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka

tapi terbatas, yang hanya dapat diakses oleh pemilik, pengguna atau pihak

tertentu.

c. Sistem Ruang Terbuka Privat, yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka,

bebas dan mudah diakses oleh publik meskipun milik pihak tertentu,

karena telah didedikasikan untuk kepentingan publik.

d. Sistem Pepohonan dan Tata Hijau, yaitu pola penanaman pohon yang

disebar pada ruang terbuka publik.

e. Bentang Alam, yaitu ruang yang karakter flsiknya terbuka dan terkait

dengan area yang dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan

publik, dan pemanfaatannya sebagai bagian dari alam yang dilindungi.

Pengaturan ini untuk kawasan sebagai berikut:

1) Pantai dan Iaut, sebagai batas yang melingkupi tepian kawasan,

menentukan atmosfir dari suasana kehidupan kawasan, serta dasar

penciptaan pola tata ruang;

2) Sungai, sebagai pembentuk koridor ruang terbuka;

3) Lereng dan perbukitan, sebagai potensi pemandangan luas;

4) Puncak bukit, sebagai titik penentu arah orientasi visual, serta

memberikan Kemudahan dalam menentukan arah (tengaran alam)

20 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

f. Area Jalur Hijau, yaitu salah satu ruang terbuka hijau yang berfungsi

sebagai area preservasi dan tidak dapat dibangun. Pengaturan ini untuk

kawasan:

1) Sepanjang sisi dalam Daerah Milik Jalan (Damija);

2) Sepanjang bantaran sungai;

3) Sepanjang sisi kiri kanan jalur kereta;

4) Sepanjang area di bawah jaringan listrik tegangan tinggi;

5) Jalur hijau yang dlperuntukkan Sebagai jalur taman kota atau hutan

Kota, yang merupakan pernbatas atau pemisah suatu wilayah.

Berikut contoh salah satu komponen penataan sistem ruang terbuka hijau:

Gambar 5 Area Jalur Hijau

Sumber: Konsultan

6. Tata Kualitas Lingkungan

Permen PU No.06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penyusunan RTBL

menyebutkan bahwa Penataan Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya

rekayasa elemen-elemen kawasan yang sedemikian rupa sehingga tercipta

suatu kawasan atau sub area dengan sistem lingkungan yang informatif,

berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu.

Kualitas lingkungan yang tertata mencerminkan ciri-ciri yang dapat

membedakan lingkungan satu dengan lainnya, perbedaan tersebut dapat

berupa bentuk kawasan tersebut tergantung dari ciri penataan lingkungan dan

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 21

faktor lain yang mempengaruhi lingkungan tersebut. Selain itu tata kualitas

lingkungan pula berpengaruh pada wujud visual suatu bangunan, yang

berimbas pada penilaian bahwa bangunan/kawasan tersebut bagus atau tidak

ataupun layak tidak layak.

Rencana Tata Kualitas Lingkungan ini memuat arahan rencana visualisasi

kawasan kearah yang lebih baik sesuai tema yang diusung dan selaras dengan

rencana kota secara makro.

Adapun manfaat dari Rencana Tata Kualitas Bangunan tercantum dalam

Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penyusunan RTBL, adalah

sebagai berikut:

a. Mencapai kualitas lingkungan kehidupan manusia yang aman, nyaman,

sehat dan menarik, serta berorientasi kepada lingkungan mikro.

b. Menyatukan kawasan sebagai sistem lingkungan yang berkualitas dengan

pembentukan karakter dan identitas lingkungan yang spesifik.

c. Mengoptimalkan kegiatan publik yang diwadahinya sehingga tercipta

integrasi ruang sosial antar penggunanya, serta menciptakan lingkungan

yang berkarakter dan berjati diri.

d. Menciptakan estetika, karakter, dan orientasi visual, dari suatu lingkungan.

e. Menciptakan iklim mikro lingkungan yang berorientasi kepada kepentingan

pejalan kaki.

Selain itu, pedoman tersebut menyebutkan komponen penataan yang diatur

pada tata kualitas bangunan, antara lain: konsep identitas lingkungan, konsep

orientasi lingkungan, dan wajah jalan. Berikut contoh tata kualitas bangunan

pada suatu kawasan:

22 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

Gambar 6 Contoh Tata Kualitas Bangunan pada Kawasan Perbelanjaan

Sumber: Konsultan

Pada gambar di atas dapat terlihat karakter/identitas dari sebuah bangunan

sehingga memudahkan penggunan kawasan untuk berorientasi dan

bersirkulasi, serta terlihat pula penanda atau identitas bangunan sebagai

sebuah retail.

7. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan

Pengertian sistem prasarana dan utilitas Iingkungan adalah kelengkapan dasar

fisik suatu Iingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu Iingkungan

dapat beroperasi dan berfungsi sebagaimana semestinya.

Sistem prasarana dan utilitas Iingkungan mencakup jaringan air bersih dan air

Iimbah, jaringan drainase, jaringan persarnpahan, jaringan gas dan Iistrik, serta

jaringan telepon, sistem jaringan pengamanan kebakaran, dan sistem jaringan

jalur penyelamatan atau evakuasi.

Adapun manfaat dari rencana sistem parasarana dan utilitas lingkungan

tercantum dalam Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman

Penyusunan RTBL, adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan Kualitas kawasan perencanaan yang menjamin

tersedianya dukungan konkret terhadap kegiatan-kegiatan fisik yang ada.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 23

b. Mencapai Keseimbangan antara kebutuhan dan daya dukung Iingkungan

sehingga terwujud sistem keberlanjutan pada Iingkungan.

Latihan E.

1. Apakah manfaat rencana umum?

2. Komponen rancangan dalam penyusunan RTBL meliputi apa saja. Jelaskan!

Rangkuman F.

Rencana Umum terdiri dari peruntukan lahan makro dan mikro, rencana

perpetakan, rencana tapak, rencana sistem pergerakan, rencana aksesibilitas

lingkungan, ruang terbuka hijau, rencana wujud visual bangunan gedung, dan

rencana prasarana dan sarana.

24 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 25

BAB 3

PANDUAN RANCANGAN RTBL

26 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

PANDUAN RANCANGAN RTBL

Indikator Keberhasilan A.

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami

panduan rancangan dalam penyusunan dokumen RTBL.

Umum B.

Panduan rancangan dalam penyusunan RTBL mencakup manfaat panduan

rancangan, ketentuan dasar implementasi program, dan prinsip-prinsip

pengembangan rancangan.

Manfaat Panduan Rancangan C.

Panduan rancangan merupakan penjelasan lebih rinci atas rencana umum yang

telah ditetapkan sebelumnya. Penjabaran materi utama melalui pengembangan

komponen rancangan kawasan pada bangunan, kelompok bangunan, elemen

prasarana kawasan, kaveling dan blok, termasuk panduan ketentuan detail visual

kualitas minimal tata bangunan dan lingkungan menjadi kawasan yang layak huni,

berjati diri, produktif, berkelanjutan secara lebih terstruktur, dan mudah

dilaksanakan (design guidelines).

Ketentuan Dasar Implementasi Rancangan D.

Ketentuan dasar implementasi rancangan ini perlu ditindaklanjuti dengan

peraturan Bupati/Walikota. Namun agar dikemudian hari implementasi RTBL ini

dapat dilaksanakan secara konsisten dan tidak mengalami perubahan di kemudian

hari, maka ketentuan dasar ini perlu didiskusikan secara seksama dengan para

pemangku kepentingan yang terlibat dalam penanganan kawasan RTBL.

Selain itu perlu diperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan lintas

sektoral agar implementasi RTBL tidak berubah dari rencana awal.

Sebagai contoh antara lain RTBL Pusat Kota Labuan Bajo, bangunan diarahkan

degan promenade menghadap view ke laut. Dalam pelaksanaanya justru yang

terjadi reklamasi pantai untuk pengembangan kawasan pelabuhan.

Peraturan Menteri PU No. 40/PRT/M/2007 Pedoman Perencanaan Tata Ruang

Kawasan Reklamasi Pantai mengatur tentang kemudahan public dan ruang public.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 27

Kemudahan publik dan ruang publik pada kawasan reklamasi pantai ditunjukkan

pada Gambar berikut:

Gambar 7 Kemudahan Publik dan Ruang Publik Sumber: Permen PU No. 40/PRT/M/2007

Prinsip-prinsip Pengembangan Rancangan E.

Prinsip-prinsip pengembangan panduan rancangan yang menjadi fokus untuk

diimplementasikn terdiri dari:

1. Struktur Peruntukan Lahan

Dari segi peruntukan lahan, panduan rancangan memuat panduan yang lebih

detail menyangkut batas-batas persil yang boleh terbangun dan yang tidak

boleh terbangun sesuai dengan peruntukannya. Adapun komponen yang di

atur dalam panduang rancangan segi peruntukan lahan, sebagai berikut:

a. Zonasi berdasarkan pembagian BWK dan Perda Bangunan Gedung

diperkuat dengan identitas yang tegas (zoning regulation)

b. Peruntukan lahan tidak boleh melebihi kapasitas terbangun yang telah

dipersyaratkan

c. Kawasan yang sudah tumbuh pesat & kecenderungan menjadi kumuh

harus dikendalikan lebih awal

28 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

d. Kawasan yang memiliki banyak ruang kosong sedapatnya dipacu secara

terarah dan terkonsep

e. Dijelaskan secara rinci dalam Perbub/Perwali

2. Intensitas Pemanfaatan Lahan

Dari segi intensitas pemanfaatan lahan, panduan rancangan memuat panduan

yang lebih detai yang menyangkut pengendalian dan pengontrolan

pembangunan dan pemanfaatan lahan. Adapaun komponen yang diatur dalam

panduan rancangan segi intensitas pemanfaatan lahan, sebagai berikut:

a. Garis sempadan bangunan, jalan dan sungai

b. Seberapa besar KDB maksimal yang diizinkan

c. Seberapa besar KLB maksimal yang telah ditetapkan

d. Seberapa besar KDH minimal yang telah ditentukan

e. Insentif dan disinsentif, aturan wajib dan himbauan

f. Standar-standar perparkiran yang berlaku dalam kawasan

g. Ketentuan pengaturan komponen diatas diambil dari aturan yang sudah

ada tetapi bila belum ada aturan sebelumnya maka harus dianalisa

kembali

3. Tata Bangunan

Dari segi Tata Bangunan, panduan rancangan memuat panduan lebih detail

yang menyangkut penataan pembangunan sesuai arahan rencana umum yang

telah dirumuskan. Adapun Komponen yang diatur dalam panduan rancangan

dalam tata bangunan, sebagai berikut:

a. Fungsi bangunan gedung dan bangunan lainnya (teknis & administratif)

b. Fasade bangunan yang berkarakter dan kemudahan pelaksanaan

c. Ketentuan mengenai pagar depan, samping dan belakang

d. Street furniture yang mendukung tema pengembangan kawasan

e. Mendorong idea-idea yang inovatif bagi pelaku pembangunan, memberi

contoh-contoh desain

f. Dituangkan dalam Perbub/Perwali.

4. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung

Dari segi Sistem Sisrkulasi dan Jalur Penghubung, panduan rancangan memuat

panduan lebih detail yang menyangkut penataan sistem sirkulasi dan jalur

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 29

sirkulasi. Adapun komponen penataan yang diatur dalam panduan rancangan

segi sistem sirkulasi dan jalur penghubung, sebagai berikut:

a. Sistem sirkulasi diatur berdasarkan standar-standar transportasi,

memanfaatkan potensi lokasi, life time yang cukup awet, memberi

karakter berwawasan hemat energi

b. Penataan jalur sirkulasi yang aman, aksesibilitas bagi semua, terhindar dari

cross yang membahayakan pengendara

c. Tidak ada elemen kawasan yang saling merusak, menghalangi

pemanfaatannya

d. Dituangkan dalam Perbub/Perwali.

5. Sistem Ruang Terbuka Hujau

Dari segi ruang terbuka hijau, memuat panduan lebih detail yang menyangkut

penataan ruang terbuka hijau dan non hijau. Adapaun komponen yang diatur

dalam panduang rancangan segi ruang terbuka hijau, sebagi berikut:

a. Perbandingan antara hijau & non hijau (sekitar 70 : 30)

b. Panduan jenis-jenis tanaman perdu, pelindung atau penghijauan kota

c. Elemen pendukung (seperti : street furniture) yang mendukung ruang

hijau, termasuk pengerasan jalan

d. Tata cara penanaman, pemupukan dan pemeliharaan pasca konstruksi

e. Ruang terbuka hijau sedapatnya mendukung program kota hijau (delapan

atribut yang pelaksanaannya secara bertahap)

f. Dituangkan dalam Perbub/Perwali.

6. Tata Kualitas Lingkungan

Dari segi tata kulaitas lingkungan, panduan rancangan memuat panduan lebih

detail yang menyangkut peningkatan kualitas lingkungan yang berkelanjutan

(sustainable). Adapun komponen yang diatur dalam panduan rancangan segi

Tata Kualitas Bangunan, sebagai berikut:

a. Menciptakan panduan detail dan skenario pola penataan menuju

lingkungan yang aman, nyaman dan bersih serta produktif dengan tidak

mengandalkan rekayasa teknis semata tetapi juga rekayasa sosial (sejalan

RPJMD)

b. Menyiapkan sarana dan prasarana kebutuhan utama masyarakat yang

bersifat umum

30 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

c. Mekanisme pengendalian pemanfaatan sarana dan prasarana yang sudah

terbangun (sesuai kompleksitasnya dapat dibentuk badan pengelola

d. Dituangkan dalam Perbub/Perwali.

7. Sistem Prasarana Dan Utilitas Lingkungan

Dari segi sistem prasarana dan utilitas lingkungan, panduan rancangan

memuat panduan lebih detail yang menyangkut pengembangan sistem

prasarana utilitas lingkungan. Adapun komponen yang diatur dalam panduan

racangan dalam sistem prasarana dan utilitas bangunan, sebagai berikut:

a. Pemenuhan kebutuhan sistem utilitas kawasan seperti air bersih, air

limbah, air kotor

b. Memanfaatkan potensi kawasan sebagai sumber kehidupan dan

mencegah pengrusakan lingkungan

c. Panduan rancangan fisik sistim prasarana utilitas yang berkarakter dan

sesuai tema

d. Dituangkan dalam Perbub/Perwali.

Aturan-aturan Dasar F.

Dalam Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penyusunan RTBL pada

bab Rencana Umum dan Panduan Rancangan disebutkan bahwa, pentingnya

panduan dalam RTBL dipertegas dengan pemberlakuan aturan dasar yang meliputi

aturan wajib, aturan anjuran utama dan aturan anjuran, beserta pendelegasian

kewenangan untuk memutuskan keterlibatan desain dalam konsep penataan

kawasan, serta mengontrol implementasi atas aturan dasar tersebut. Berikut

pemaparan aturan-aturan tersebut yang diatur pula dalam Permen PU No.

06/PRT/M/2007.

1. Aturan Wajib

Merupakan aturan yang disusun menurut peraturan tata Kota dan bangunan

gedung setempat ataupun aturan spesifik pengembangan kawasan yang

mengikat sesuai dengan visi Pembangunan yang ditetapkan. Aturan ini bersifat

mengikat dan wajib untuk ditaati/diikuti. Kewenangan atas pemberlakuan

Aturan Wajib ini dapat dilakukan sebagian pada jenjang tertinggi, yaitu

Gubernur/Walikota/Bupati Sebagai kepala claerah setempat, sedangkan

sebagian Iainnya dapat dilakukan pada jenjang Kepaia Dinas teknis setempat.

Aturan ini meliputi:

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 31

a. Seluruh aturan yang wajib diikuti, dengan kewenangan pemberlakuan

pada jenjang tertinggi seperti Gubernur/Walikota/ Bupati adalah:

1) Peruntukan Lahan;

2) Luas Lahan dan Batas Lahan;

3) Koefisien Dasar Bangunan (KDB);

4) Koefisien Lantai Bangunan (KLB);

5) Ketinggian Maksimum Bangunan;

6) Transfer KLB > 10 %;

7) Standar Perencanaan Kota.

b. Seluruh aturan yang wajib diikuti, dengan kewenangan pemberlakuan

dapat pada jenjang Kepala Dinas Tata teknis setempat adalah:

1) Garis Sempadan Bangunan (GSB);

2) Jarak Bebas;

3) Transfer KLB < 10% di dalam satu blok.

c. Seluruh tambahan aturan spesifik pengembangan kawasan yang mengikat

sesuai dengan visi pembangunan yang ditetapkan. Aturan tambahan ini

dimaksudkan agar pencapaian visi pembangunan sesuai dengan arahan

yang ditetapkan. Untuk itu ragam aturan pada aturan tambahan dapat

bervariasi sesuai dengan kebutuhan spesifik setempat, misalnya:

1) Ketinggian Podium Maksimum;

2) Arahan Tata Bangunan;

3) dan Iain sebagainya.

2. Aturan Anjuran Utama

Merupakan aturan yang disusun menurut kaidah umum pengaturan teknis

bangunan dan Iingkungan dengan sasaran terciptanya desain kawasan dengan

arahan tampilan bangunan dan Iingkungan yang berkualitas. Aturan ini bersifat

mengikat dan dianjurkan untuk ditaati/ diikuti.

Kewenangan atas pemberlakuan aturan anjuran utama ini dapat dilakukan

pada jenjang Kepala Dinas teknis setempat.

Aturan ini meliputi:

a. Komposisi peruntukan Iahan;

b. Penggabungan dan pemecanan blok menjadi subblok dan kaveling;

32 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

c. Aranan bentuk, dimensi, gubahan, dan perletakan dari suatu bangunan

serta komposisi bangunan;

d. Sirkulasi kendaraan;

e. Sirkulasi pejalan kaki;

f. Ruang terbuka dan tata nijau;

g. Perletakan dan rencana papan informasi pertandaan (Signage), pagar dan

pembatas;

h. Utilitas bangunan dan Iingkungan.

3. Aturan Anjuran

Merupakan aturan yang disusun menurut kesepakatan desain yang

disesuaikan dengan visi kawasan dan para pemangku Kepentingan terkait

sehingga bersifat mengikat serta dianjurkan untuk ditaati atau diikuti.

Aturan ini meliputi:

a. Kualitas Iingkungan, meliputi organisasi fungsi, kaitan fungsi, sirkulasi

pejalan kaki mikro, dan sirkulasi moda transportasi.

b. Kualitas visual, meliputi estetika, gubahan bentuk, kinerja arsitektural, tata

informasi (Signage), bahan/ material dan warna bangunan.

c. Kualitas Lingkungan, meliputi pencahayaan, sirkulasi udara, tata hijau dan

ruang terbuka,kepentingan umum, dan aspek sosial-budaya.

Latihan G.

1. Apakah manfaat Panduan Rancangan?

2. Jelaskan aturan wajib, aturan anjuran utama, dan aturan anjuran.

Rangkuman H.

Panduan Rancangan bersifat melengkapi dan menjelaskan secara lebih rinci

rencana umum yang telah ditetapkan sebelumnya, meliputi ketentuan dasar

implementasi rancangan dan prinsip - prinsip pengembangan rancangan kawasan.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 33

BAB 4

STUDI KASUS

34 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

STUDI KASUS; KAWASAN MAKAM BUNG KARNO,

BLITAR

Umum A.

1. Penyusunan Rencana Umum

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 35

36 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

2. Penyusunan Panduan Rancangan

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 37

38 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 39

40 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 41

BAB 5

PENUTUP

42 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

PENUTUP

Rencana Umum merupakan ketentuan-ketentuan rancangan tata bangunan dan

lingkungan yang bersifat umum dalam mewujudkan lingkungan / kawasan

perencanaan yang layak huni, berjatidiri, produktif, dan berkelanjutan;

Rencana umum mempertimbangkan potensi untuk mengakomodasi komponen -

komponen rancangan suatu kawasan;

Panduan Rancangan bersifat melengkapi dan menjelaskan secara lebih rinci

rencana umum yang telah ditetapkan sebelumnya, meliputi ketentuan dasar

implementasi rancangan dan prinsip-prinsip pengembangan rancangan kawasan.

Panduan Rancangan memuat ketentuan dasar implementasi rancangan terhadap

kawasan perencanaan, berupa ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang

bersifat lebih detil, memudahkan dan memandu penerapan dan pengembangan

rencana umum, baik pada bangunan, kelompok bangunan, elemen prasarana

kawasan, kaveling, maupun blok.

Panduan Rancangan bersifat mengaktualisasikan tujuan penataan lingkungan /

kawasan yang layak huni, berjatidiri, produktif, dan berkelanjutan.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 43

DAFTAR PUSTAKA

1. UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. UU N0. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. 3. UU No. 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya 4. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan

UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 5. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang 6. Permen PU No. 6 Tahun 2007 Tentang Pedoman Umum RTBL

44 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

GLOSARIUM

Lahan makro

Lahan mikro

Rencana perpetakan

Rencana tapak

Rencana sistem

pergerakan

Koefisien dasar

bangunan (KDB)

KLB, koefisien lantai

bangunan

KLH, koefisien

lahan hijau

Kawasan atau lingkungan dengan batas tertentu,

yang merupakan bagian wilayah kabupaten/ kota

dan perdesaan yang merupakan kawasan yang

lebih luas, letak kawasan perencanaan.

Kawasan terpilih dan berada dalam lingkup

kawasan kajian.

Rencana untuk sebidang lahan atau sepetak tanah

dengan batas-batas yang jelas.

Rencana penataan lingkungan buatan manusia

dan lingkungan alam guna menunjang kegiatan -

kegiatan manusia

Rencana yang mengatur pergerakan/lalu lintas

kendaraan

Angka persentase perbandingan atar luas seluruh

lantai dasar bangunan yang dapat di bangun dan

luas lahan, sehingga jika dikali dengan luas lahan

akan muncul besaran luas lantai dasar terbangun.

Faktor yang menentukan besara KDB adalah lokasi

dan fungsi bangunan.

Angka persentase perbandingan antara jumlah

seluruh luas lantai bangunan yang dapat dibangun

dan luas lahan.

Angka persentase perbandingan antara luas

seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung

yang diperuntukkan bagi pertamanan/

penghijauan dan luas tanan perpetakan/daerah

perencanaan yang dikuasai.

Zoning

Regulation

Aturan pembagian fungsi kawasan ke dalam

beberapa zona.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 45

Fasad Bangunan

Wajah suatu bangunan atau lebih dikenal dengan

nama tampak yang menciptakan suatu karakter,

kesan, keunikan dan keindahan dari bangunan.

Street Furniture Salah satu elemen pendukung kegiatan pada suatu

ruang publik berupa ruas jalan yang akan

memperkuat karakter suatu blok perancangan yang

lebih besar.

46 Rencana Umum dan Panduan Rancangan

Rencana Umum dan Panduan Rancangan 47

Tim Penyempurna

Ir. Antonius Budiono, MCM

Ir. Ismono Yahmo, MA

Ir. Sugeng Sentausa, MSc

Ir. Natsir Gunansyah, MM

Ir. Normansyah Machmud, MM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Edisi 2016