20
RELINING GIGI TIRUAN DENGAN PERMANENT SILICON SOFT LINER Oleh : drg. I G. A. Sri Pradnyani, M.Biomed Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2017

RELINING GIGI TIRUAN DENGAN PERMANENT SILICON SOFT …erepo.unud.ac.id/id/eprint/19080/1/15374fe8674a3a593d0f350858998a… · menyebabkan berkurangnya retensi perlekatan gigi tiruan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • RELINING GIGI TIRUAN DENGAN PERMANENT SILICON

    SOFT LINER

    Oleh :

    drg. I G. A. Sri Pradnyani, M.Biomed

    Program Studi Pendidikan Dokter Gigi

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Udayana

    2017

  • ii

    ABSTRAK

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkenalkan sebuah

    teknik/cara untuk memperbaiki retensi dari protesis pada resopsi ridge dan

    meminimalkan trauma pada atrophic knife edge ridge dengan undercut yang

    parah. Di seluruh dunia sebagian besar pasien mencari perawatan untuk

    edentulous. Penggunaan implan protesis telah dianggap sebagai perawatan untuk

    rehabilitasi pasien edentulous, namun biaya perawatan ini tidak mampu dijangkau

    oleh banyak pasien karena faktor ekonomi. Pasien dengan gigi tiruan lepasan

    secara konvensional dapat dipertimbangkan untuk rehabilitasi fungsional. Pada

    beberapa pasien dengan resorpsi ridges dan knife edge ridges atau ridges dengan

    undercut yang parah, penggunaan protesis dalam rongga mulut dapat

    menyebabkan berkurangnya retensi perlekatan gigi tiruan dan juga dapat

    menyebabkan trauma pada knife edge ridges dan mukosa dengan undercuts

    selama insersi prostesis. Dengan menggabungkan lapisan resilient permanent

    silicone soft liner pada permukaan jaringan gigi tiruan baru atau lama merupakan

    cara baru untuk mengurangi trauma ridges dengan undercut yang parah dan juga

    memperbaiki retensi protesis. Studi ini menggambarkan keberhasilan rehabilitasi

    fungsional dari tiga pasien edentulous dengan resorpsi dan thin knife edge dan

    undercut mandibular ridges dengan lapisan silikon permanen soft liner.

    Permanent silicone soft liner bertindak sebagai shock absorber, membantu dalam

    menghilangkan tekanan oklusal pada pemakaiannya, mempertahankan kontak

    dengan jaringan di bawahnya sehingga meningkatkan retensi dan meminimalkan

    trauma dengan mencegah kontak langsung antara basis gigi tiruan dengan jaringan

    mulut.

    Kata kunci: Ridge knife edge, Molloplast B, soft liner permanen, ridge undercut

    parah.

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

    limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

    “Relining Gigi Tiruan Dengan Permanent Silicon Soft Liner”

    Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan

    mengenai relining complete denture.

    Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan

    menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa

    Universitas Udayana. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak

    kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan

    kritik dan saran dari para pembaca.

    Denpasar, 26 Januari 2018

    Penulis

  • iv

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ................................................................................................ i

    Abstrak ............................................................................................................ ii

    Kata Pengantar ................................................................................................ iii

    Daftar Isi ......................................................................................................... iv

    Pendahuluan .................................................................................................... 1

    Laporan Kasus ................................................................................................ 3

    Pembahasan Kasus .......................................................................................... 4

    A.Prosedur fabrikasi denture baru dengan silikon permanen soft liner ....... 4

    B.Relining denture dengan silikon permanen soft liner ................................ 5

    C.Diskusi........................................................................................................ 7

    Kaitan Teori .................................................................................................... 9

    A. Pengertian, tujuan, indikasi dan kontraindikasi dari relining.................... 9

    B. Pengertian, sifat bahan dan kelebihan relining soft liner dari bahan lain.. 11

    C. Peran relining silikon permanen soft liner pada denture akrilik................ 12

    Simpulan .................. ...................................................................................... 14

    Daftar Pustaka .................................................................................................. 15

  • v

  • 1

    PENDAHULUAN

    Pasien edentulous mencari perawatan untuk mengganti gigi yang hilang

    untuk perbaikan estetika, fungsi, dan ucapan. Gigi tiruan lepasan secara

    konvensional yang dibuat dengan resin acrylic heat cure paling sering digunakan

    untuk rehabilitasi prostodontik pada pasien edentulous. Namun, beberapa pasien

    maladaptif dalam kemampuan mereka untuk mentolerir perawatan prostodontik

    yang dapat dilepas secara konvensional dan mungkin memerlukan perawatan

    lebih lanjut. Protesis yang didukung implan telah memperbaiki hasil yang

    berkaitan dengan penanganan pasien edentulous.

    Namun, modalitas perawatan ini kemungkinan tidak dapat diterapkan pada

    semua pasien yang sepenuhnya edentulous karena alasan finansial, kualitas dan

    kuantitas tulang tidak memadai, keengganan pasien untuk menjalani berbagai

    protokol bedah. Pada beberapa keadaan, implant osseointegrasi pada perbesaran

    rahang ketika dibandingkan hasilnya dengan gigi tiruan penuh konvensional yang

    baru dibuat tidak selalu mengarah pada peningkatan yang dirasakan pasien dari

    penggunaan gigi tiruan yang lengkap. Oleh karena itu, penggunaan perawatan gigi

    tiruan konvensional merupakan perawatan ideal bagi banyak pasien.

    Gigi tiruan lepasan penuh yang dibuat dengan heat cure acrylic resin

    sangat umum digunakan pada perawatan prostodontik pasien dengan edentulous

    total, namun pada beberapa pasien dengan ridge terlampau datar dan tipis, bentuk

    knife edge ridge atau ridge dengan undercut parah, retensi dari protesis tersebut

    masih bisa diterima dan berlanjut menjadi penyebab trauma pada knife edge ridge

    serta mukosa yang menutup undercut selama insersi dan pelepasan prostesa

    sekitar daerah tersebut.

    Dengan melakukan teknik sandwich resilient permanent silicone soft liner

    pada basis gigi tiruan meningkankan retensi atropik ridge datar (flat ridge) dengan

    kedalaman vestibular yang tidak memadai melalui intimate contact jaringan di

    bawahnya dan juga mengurangi dampak traumatis pada residual ridge dengan

    mendistribusikan beban pengunyahan. Lapisan elastis (resilient) bertindak sebagai

  • 2

    shock absorbsed atau distributor tegangan dengan menyerap sebagian beban

    selama berfungsi, jadi hard basal seat pada gigi tiruan menerima lebih sedikit

    tekanan. Memiliki karakter yang elastis, ia mampu meregang selama insersi dan

    pelepasan gigi tiruan tanpa menimbulkan trauma pada jaringan dan kemudian

    kembali berkontak erat pada area undercut sehingga meningkatkan retensi.

    Silikon soft liner permanen Molloplast B, (Molloplast B, Regneri GmbH

    dan Co KG Karlsruhe, Jerman Barat) merupakan silicon rubber heat-polymerized

    yang disuplai dalam bentuk sistem one-paste yang diaktivasi oleh panas (air

    mendidih selama 2 jam). Ini terdiri dari polimer (polydimethylsiloxane), cross-

    linking agent (akriloksi alkilenilan), dan katalis (panas dan benzoil peroksida).

    Adhesif (Y-metakriloksi propil trimetoksisilan) yang merupakan polimer silikon

    disuplai sebagai pelarut untuk membantu ikatan ke dasar gigi tiruan. Molloplast B

    mempertahankan viskoelastisitas dan kelembutan untuk waktu yang lebih lama

    dan tidak mengeras disebabkan karena kurangnya plasticizer.

  • 3

    LAPORAN KASUS

    Kasus 1

    Seorang wanita berusia 52 tahun datang melaporkan ke dental centre kami dengan

    keluhan utama sulit mengunyah karena gigi palsu yang tidak sesuai dan terus

    mengalami trauma jaringan di bawahnya. Dia memiliki 3 set gigi palsu tetapi

    tidak puas dengan salah satu dari mereka. Dia memiliki kebiasaan menggunakan

    cutton roll di bawah gigi tiruan mandibula. Dia menginginkan gigi tiruan dengan

    retensi yang baik dan tidak ada trauma jaringan pendukung gigi tiruan selama

    berfungsi. Pemeriksaan klinis menunjukkan rongga mandibula dengan resorbsi

    yang buruk dan gigi tiruan lengkap yang memiliki desain yang buruk.

    Kasus 2

    Seorang wanita berusia 56 tahun melaporkan kepada kami keluhan utama tentang

    kesulitan dan trauma jaringan saat insersi dan pelepasan gigi tiruan mandibula.

    Pemeriksaan oral menunjukkan adanya undercut di daerah anterior mandibula

    [Gambar 1a] dan gigi tiruan lengkapnya dibuat dengan baik

    Kasus 3

    Seorang pasien wanita berusia 60 tahun melaporkan keluhan utama ke dental

    centre kami mengenai trauma jaringan gigi tiruan mandibula. Pemeriksaan klinis

    menunjukkan thin knife edge mandibular posterior ridge [Gambar 2a-d] dan gigi

    tiruan lengkap yang didesain dengan baik dengan dimensi vertikal dan sentris

    yang tepat bersamaan dengan oklusi sentris.

    Dalam kasus 1, pembuatan gigi tiruan lengkap yang baru dikombinasikan

    dengan kombinasi heat acrylic resin dan permanent silicone soft liner sedangkan

    dalam kasus 2 dan 3, gigi palsu sebelumnya dalam kondisi dimensi vertikal dan

    sentris yang tepat jadi hanya relining gigi palsu mandibula yang dilakukan dengan

    permanent soft liner.

  • 4

    PEMBAHASAN

    A. Prosedur fabrikasi denture baru dengan silikon permanen soft liner

    Setelah mencoba, flasking dan dewaxing percobaan gigi tiruan selesai

    dilakukan [Gambar 3a]; model malam dengan tebal 1,5 mm diadaptasikan pada

    gips [Gambar 3b] untuk dibuat ruang untuk soft liner permanen [Gambar 3c].

    Ketebalan spacer harus 1-2 mm dan bisa dibuat dari pemodelan malam, lembar

    resin termoplastik (1,5 mm), cold curing acrylic resin dipotong dengan ketebalan

    yang dibutuhkan (1-2 mm). Bahan separasi kemudian diaplikasikan pada cetakan,

    kecuali gigi dan pada master cast.

    Heat acrylic resin (Lucitone 199 denture base material, Dentsply,

    Germany) dicampur sesuai instruksi pabrik sampai keadaan dough stage

    dimasukkan ke dalam kuvet [Gambar 3d]. Sebelum ditekan, polietilen (PE) foil

    ditempatkan antara akrilik dan spacer agar pada akhir percobaan mudah

    dipisahkan dengan press hidrolik 100 kp selama 10-15 menit untuk

  • 5

    memungkinkan resin akrilik mendapatkan kekakuan yang adekuat untuk

    menghindari deformasi oleh soft liner permanen (Molloplast B, Detax GmbH dan

    Co, Jerman) selama proses pressing. Lalu kuvet dikeluarkan dari clamp dan

    dibuka dengan hati-hati. PE foil, resin akrilik berlebih, dan spacer dibersihkan

    [Gambar 3e].

    Molloplast B tidak memerlukan pencampuran. Ini tersedia dalam bentuk

    konsistensi dough/ dalam jar. Jumlah bahan yang dibutuhkan kemudian dibagi

    dengan spatula bersih dari jar dan dikemas ke botol prepressed acrylic [Gambar

    3f]

    PE foil yang baru ditempatkan di antara soft liner permanen dan dinding

    dari kuvet. Kuvet ditutup dan dipress dalam interval 100 kp. Kuvet dibuka, dan

    PE foil dan soft liner yang berlebih dibersihkan [Gambar 3g]. Kuvet sekali lagi

    ditutup dan ditekan sekitar 10-15 menit dalam 100 kp. Kuvet kemudian

    ditempatkan pada clamp, dan seluruh kerangka ditempatkan di air dingin dan

    dipanaskan perlahan sampai 100° C. Polimerisasi dilakukan pada air mendidih

    sampai 100° C selama kurang lebih 2 jam. Kuvet terasa dingin perlahan-lahan.

    Setelah itu kuvet dibuka, protesis diambil, dilakukan finishing dan dipoles

    [Gambar 3h dan i]. Pemolesan akrilik dilakukan dengan prosedur yang normal.

    Soft liner yang berlebih dipotong dengan gunting, dan pemolesan dilakukan di

    daerah yang kasar dengan polishing disc . Setelah penyesuaian oklusal, protesis

    di insersikan ke dalam mulut pasien. Di follow up selama satu tahun, dan pasien

    cukup puas dengan gigi tiruan.

    B. Relining denture dengan silikon permanen soft liner

    Permukaan intaglio dari gigi tiruan lengkap di potong sekitar 1,5-2 mm

    dengan bur karbida. Tray adhesive (caulk tray adhesive, Dentsply, Germany)

    diaplikasikan pada permukaan intaglio termasuk batas gigi tiruan dan dibiarkan

    mengering selama 10 menit. Final impression [Gambar 2b] dibuat dengan light

    body polyvinyl siloxane (Aquasil LV, Dentsply,Germani). Sementara menunggu

    cetakan setting, pasien diinstruksikan untuk menutup mulut pada oklusi sentris

    dengan kontak ringan untuk meminimalkan perubahan dalam dimensi vertikal.

  • 6

    Definitif cast [Gambar 1c] diisi dengan dental stone tipe IV (Ultrarock, Kalabhai

    Karson Pvt. Ltd.)

    Setelah flasking dan dewaxing, bahan cetak dibersihkan dari permukaan

    gigi tiruan. Permukaan jaringan dibersihkan dengan benar setelah trimming dan

    diaplikasikan bahan adesif (adesif primo) [Gambar 1b] 1-2 kali dengan brush ke

    seluruh permukaan jaringan untuk mencapai bonding yang optimal antara basis

    gigi tiruan dan silikon permanen soft liner (Molloplast B, Detax GmbH dan Co,

    Jerman). Adesif harus dibiarkan mengering selama 60-90 menit sebelum

    diaplikasikan Molloplast B. Setelah pengeringan adesif yang tepat, Molloplast B

    diambil dengan spatula bersih dari jar dan dioleskan ke permukaan jaringan

    protesis [Gambar 1d]. Sebelum menutup kuvet, lembaran PE menutupi soft liner

    untuk percobaan penutupan. Kuvet yang tertutup ditempatkan di bawah tekanan

    press hidrolik selama 6-10 menit, setelah kuvet dibuka [Gambar 1e], lembaran PE

    dan soft liner yang berlebih dibersihkan. Kuvet itu kembali ditutup dan

    ditempatkan di bawah tekanan press hidrolik selama 15 menit pada 100 psi.

    Kuvet kemudian ditempatkan di clamp dan dikencangkan lalu ditempatkan di heat

    curing pot untuk polimerisasi panas. Kuvet ditempatkan dalam air dingin dan

    dipanaskan perlahan sampai 100°C. Polimerisasi dalam air mendidih pada suhu

    100 ° C telah dilakukan kira-kira selama 2 jam. Kemudian kuvet dibuka dan

    biarkan dingin pada suhu kamar dan protesa yang dilining difinishing dan dipoles

    [Gambar 1f dan 2c]. Pemolesan mekanis protesa Molloplast B adalah tidak

    mungkin dilakukan.Untuk mencapai pemolesan mengkilat yang baik, pernis

  • 7

    Lustrol gloss diaplikasikan di seluruh permukaan dan di batas sepanjang antara

    soft liner dan basis gigi tiruan akrilik kemudian dipakaikan kepasien [Gambar 1g].

    Diaplikasikan dengan kuas yang tipis dan biarkan selama 10-15 menit.

    C. Diskusi

    Resorpsi residual ridge tidak dapat dielakkan, prosesnya terus menerus

    yang mungkin akan diperparah oleh banyak faktor lokal dan sistematis yang

    mengakibatkan resorpsi berlebihan sehingga mengurangi retensi dari protesis dan

    trauma pada dasar jaringan lunak karena masalah kesalahan oklusal, kelainan

    dasar tulang, berkurangnya keratinisasi epitel seiring meningkatnya usia, dan

    perubahan atrofi pada wanita pasca menopause. Penyatuan soft liner di bawah

    basis gigi tiruan yang kaku dapat memperbaiki retensi, efisiensi pengunyahan, dan

    kenyamanan rongga mulut bagi pasien yang mengalami kurangnya ketebalan atau

    berkurangnya ketahanan mucoperiosteum oral. Intimate contact dari liner dengan

    jaringan dapat meningkatkan retensi tertentu pada pasien dengan resorpsi ridge

    dan pada pasien xerostomia (aliran saliva berkurang). Saliva yang adekuat

    diperlukan untuk proses lubrikasi dan untuk membantu retensi dan ketiadaannya

    dapat menyebabkan gigi tiruan longgar karena kekuatan adhesi, kohesi, dan

    tekanan negatif atmosfir kurang. Bersifat elastis, yang akan meregang saat insersi

    dan pembuangan penonjolan protesis yang berlebih tanpa menimbulkan trauma

    pada jaringan dan berhubungan erat dengan area undercut sehingga memperbaiki

    retensi.

    Bahan lining soft liner gigi tiruan menyebabkan distribusi stres yang lebih

    beraturan pada mucosa interface. Bahan tersebut akan mengurangi efek traumatis

    yang mungkin terjadi pada gigi tiruan pada pasien dengan atrofik mukosa tipis,

    resorpsi ridge, undercut anatomis yang dalam, kecenderungan bruxism atau di

    mana oral mukosa menunjukkan kurangnya ketahanan terhadap beban yang

    diterapkan oleh gigi tiruan. Saat ini, tersedia dua jenis bahan lining soft liner gigi

    tiruan yang tersedia; elastomer silicon dan soft acrylic compounds. Dalam situasi

    klinis, bahan silikon lebih disukai karena lebih stabil, sementara material akrilik

    mengalami penyusutan yang lebih banyak karena efek bantalan dari waktu ke

  • 8

    waktu. Bahan silikon juga tersedia dalam bentuk autopolymerizing dan heat

    curing.

    Selama bertahun-tahun, banyak modifkasi yang telah dilakukan dalam

    merancang gigi tiruan yang lengkap, namun adaptasi basis gigi tiruan dengan

    jaringan lunak pada residual ridge dapat mengalami trauma pada kasus yang dapat

    dikompromikan. Parker [10] mengurangi efek dampak traumatis di atas

    edentulous ridge dengan memasang lapisan liner yang elastis di dalam basis gigi

    tiruan. Lapisan soft liner ini bertindak sebagai "shock absorber" dan "stress

    distributor.” Molloplast B memiliki sifat shock absorber yang sangat baik yang

    secara langsung berhubungan dengan ketebalan lapisan liner. Plotnick telah

    menemukan pengurangan 20% yang berlaku untuk thick silicone soft liner layer

    dengan ketebalan 0,25 mm yang selanjutnya dikurangi menjadi 60% untuk

    ketebalan lapisan silikon 4 mm.

  • 9

    KAITAN TEORI

    A. Pengertian, tujuan, indikasi dan kontraindikasi dari relining

    Relining merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk

    menanggulangi permasalahan dengan cara melapisi kembali gigi tiruan yang

    sudah tidak sesuai lagi atau longgar dengan bahan dasar baru, menghasilkan

    lapisan baru yang beradaptasi secara akurat ke area permukaan gigi tiruan.1 Proses

    menambahkan bahan baru ini dilakukan pada permukaan gigi tiruan yang

    menghadap jaringan pendukung untuk mengisi ruangan yang ada antara basis gigi

    tiruan dengan permukaan jaringan yang telah berubah. Prosedur relining

    merupakan suatu proses yang dilakukan dengan maksud memperbaiki gigi tiruan

    agar dapat berfungsi dengan baik tanpa membuat protesis baru.2 Sehingga gigi

    tiruan dapat berfungsi kembali, kesehatan pada jaringan lunak dapat diperbaiki,

    pasien merasa enak dan nyaman dengan gigi tiruan yang dipakai.3

    Menurut Terkla, L (1963), Kema D (1969), Steward (1993:421),

    Henderson,D (1973:421), Rudd, K (1981:403–411), Austin K (1957:195),

    Stamanoght,D (1978) dan Gunadi (1994) tujuan relining gdalah:

    1. Menentukan ulang relasi yang tepat pada protesa terhadap basis jaringan.

    2. Memperbaiki relasi oklusal dan maxilomandibula yang hilang.

    3. Memperbaiki retensi dan stabilisasi.

    4. Untuk memperbaiki perubahan yang terjadi pada kontur/ bentuk jaringan

    pendukung setelah gigi tiruan digunakan.

    5. Untuk memperbaiki basis yang patah yang tidak dapat diperbaiki lagi.

    6. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan yang mengalami porus akibat curing

    yang salah.

    7. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan yang sudah mengalami perubahan

    warna atau rusak.

    8. Untuk memperbaiki protesa yang sudah tidak pas lagi atau longgar.

    9. Untuk memperbaiki perubahan tulang alveolar yang sangat besar setelah

    pencabutan gigi asli.

  • 10

    10. Untuk memperbaiki hubungan oklusi maupun artikulasi yang tidak

    seimbang.

    11. Untuk alasan estetik.

    12. Untuk membuat protesa yang lebih efektif.

    13. Agar kontak gigi tiruan dengan permukaan jaringan menjadi lebih cekat.

    14. Agar mencapai penyesuaian terhadap terjadinya resorbsi yang terjadi di

    dalam mulut tanpa mengganggu hubungan oklusi yang ada.2

    Indikasi :

    1. Ketika gigi tiruan kehilangan atau kurang adaptasinya terhadap mukosa

    pendukungnya sedangkan semua faktor oklusi, estetik, relasi sentrik,

    DVO dan material basis gigi tiruan baik.

    2. Hilangnya retensi gigi tiruan

    3. Ketidakstabilan gigi tiruan

    4. Food under denture (akumulasi makanan di bawah basis gigi tiruan)

    5. GT longgar sedikit

    6. Sayap gigi tiruan ‘underextended’

    7. Dimensi Vertikal masih baik

    8. Relasi sentrik = oklusi sentrik

    9. Tepi posterior gigi tiruan rahang atas baik

    10. Tepi-tepi perluasan basis cukup

    11. Tepi-tepi sesuai dengan gaya otot kunyah

    12. Pengucapan/susunan gigi baik

    13. Kondisi jaringan tulang dan mukosa sehat

    Kontraindikasi :

    1. Resorbsi banyak

    2. Jaringan mukosa luka

    3. Kelainan pada sendi rahang

    4. Estetis gigi tiruan sangat jelek

    5. Hubungan relasi rahang atas & rahang bawah tidak baik.4

  • 11

    B. Pengertian, sifat bahan dan kelebihan relining soft liner dari bahan lain

    Soft denture reliner adalah bahan yang membentuk lapisan empuk antara

    hard denture base dan mukosa oral. Soft denture reliner dapat dibagi menjadi

    semi permanen atau permanen. Selanjutnya dibagi lagi menjadi karet silikon atau

    akrilik plastik dan polimerisasinya dapat berupa auto-heat atau visible light.

    Sifat fisik yang diinginkan dari bahan soft liner adalah efek bantalan pada

    mukosa, stabilitas dimensi, ketahanan permanen, penyerapan dan kelarutan cairan

    minimal, dan penghambatan pertumbuhan jamur. Sedangkan sifat mekanik yang

    diinginkan adalah kemudahan dalam pemrosesan, kemudahan finishing dan

    pemolesan serta adhesi, namun tidak berpengaruh pada resin denture.5

    Penggunaan soft liner dapat memperbaiki efisiensi pengunyahan dan kenyamanan

    oral bagi pasien yang mengalami penurunan ketebalan mucoperiosteum oral.6

    Bahan pelapis gigi tiruan penting dalam perawatan prostetik gigi. Mereka

    diterapkan pada permukaan intaglio gigi tiruan untuk mencapai distribusi

    kekuatan yang lebih setara, mengurangi tekanan pada area tertentu, dan

    memperbaiki retensi gigi tiruan dengan melibatkan undercuts. Pelapis gigi tiruan

    telah terbukti meningkatkan tingkat kenyamanan pasien selama pengunyahan.

    Mereka memberi kenyamanan bagi pasien yang tidak dapat mentolerir tekanan

    oklusal atau yang menunjukkan resorpsi ridge, nyeri kronis, dan knife-edge

    ridges. Sifat menguntungkan dari denture liners adalah ketahanan jangka panjang

    dan adhesi yang baik terhadap bahan dasar gigi tiruan. Beberapa masalah

    dikaitkan dengan penggunaan liner gigi tiruan yang kuat, termasuk kegagalan

    ikatan antara dasar liner dan denture, kolonisasi oleh Candida albicans, porositas.

    Bahan heat-cured silicone lining mampu bertahan 3-6 tahun. Kekuatan ikatan

    yang cukup baik antara bahan lapisan lembut dan basis gigi tiruan akrilik

    diperlukan untuk menghindari pemisahan antar permukaan pada batas gigi tiruan.

    Kegagalan perlekatan antara bahan pelapis dan dasar gigi tiruan dapat

    menciptakan lingkungan untuk pertumbuhan bakteri dan mempercepat pemecahan

    bahan soft liner.7

    Silicone-based soft denture liners memiliki komposisi serupa dengan

    bahan cetak silikon yaitu dimethylsiloxane polymer. Polymethyl methacrylate

    (PMMA) denture base resins dan bahan silicone-based lining memiliki struktur

  • 12

    molekul yang berbeda dan tidak dapat terikat secara kimia. Dimana ikatan yang

    kuat diperlukan gigi tiruan berfungsi dengan baik. Beberapa penelitian telah

    dilakukan untuk meningkatkan kekuatan ikatan antara liners dan akrilik dengan

    memperbaiki kekasaran pada permukaan akrilik dengan menggunakan laser,

    alumina abrading, etsa kimia atau primer dan bur akrilik.7

    C. Peran relining silikon permanen soft liner pada denture akrilik

    Silicone based soft liner menjadi pilihan material pada prosedur relining

    karena memiliki beberapa keunggulan seperti kompliansi dan resistansi rupture

    yang baik, rendahnya absorpsi dan solubilitas dalam saliva, elastisitas dan

    kekuatan mekanis yang tinggi, serta dapat mempertahankan kelunakannya dimana

    acrylic based soft liner cenderung kehilangan resiliensinya akibat keluarnya

    plasticizer dari dalam material liner.

    Silicone based soft liner ini merupakan polimerdimethyl siloxane yang

    dapat dipolimerisasi baik melalui aktivasi panas maupun kimiawi

    (autopolimerisasi). Silicone based soft liner autopolimerisasi ini lebih banyak

    digunakan karena praktis dan prosedur relining gigi tiruan dapat langsung

    dilakukan pada pasien tanpa harus melepas gigi tiruannya dalam jangka waktu

    yang lama.

    Kemampuan material reline untuk mencapai kekuatan mekanis basis gigi

    tiruan yang tinggi sangat bergantung pada ikatan yang baik antar kedua material

    ini (Takahashi dkk., 1997). Selain itu juga, kekuatan mekanis material reline-basis

    gigi tiruan juga bergantung pada kekuatan mekanis polimer basis gigi tiruan dan

    polimer reline itu sendiri.8

    Berbagai laporan dalam literatur menunjukkan reaksi alergi terhadap

    monomer metakrilat dari akrilik, dan kelebihan monomer mungkin penyebabnya.

    Sensitisasi mungkin disebabkan oleh kontak berulang dengan bahan akrilik

    protesis terhadap mukosa selama penggunaannya. Terlepas dari alergi, pengaruh

    termal/panas bahan kimia yang dihasilkan dari penggunaan resin akrilik dapat

    menyebabkan stomatitis traumatis. Sedangkan penggunaan akrilik denture yang

    dilapisi oleh silikon soft liner, dalam pemeriksaan laboratorium mengenai

  • 13

    sitotoksitas dari silikon menunjukkan bahwa silikon tidak beracun bahkan ketika

    diuji setelah pemaparan yang terlalu lama.9

  • 14

    KESIMPULAN

    Pembuatan gigi tiruan baru dan relining gigi tiruan baru maupun lama

    dengan permanent silicone soft liner adalah cara baru untuk meminimalkan

    trauma jaringan gigi tiruan yang dan membran mukosa tipis yang menonjol dan

    untuk memperbaiki retensi protesis dengan mempertahankan intimate contact

    dengan jaringan.

  • 15

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Agrawal, H. A Comparison between Two Ways of Relining with Soft

    Denture Lining Materials (An in-vitro Study) . 2014 ; 61-66.

    2. Setiawan, Ricky. Penatalaksanaan Relining Pada Gigi Tiruan Sebagian

    Lepasan (GTSL). Jurnal Ilmiah Widya. 2013; 1(1).

    3. Azhindra, d. Perbedaan Retensi Antara Heat Cured, Self cured dan Soft

    Liner Sebagai Bahan Relining Basis Gigi Tiruan Lengkap Rahang Atas

    Resin Akrilik. 2013.

    4. Aoi Y, A. C. Relining Rebasing. 2007.

    5. - 6. Ozdemi AK, et al. Effect of different surface treatments on tensile bond

    strength of silicone-based soft denture liner. Lasers Med Sci. 2011 ;

    26:783-4.

    7. Guney U, et al. Investigation of bonding properties of denture bases to silicone-based soft denture liner immersed in isobutyl methacrylate and 2-

    hydroxyethyl methacrylate. J Adv Prosthodont. 2014 Apr;6(2):121-125.

    8. El-Hadary, A., dan Drummond, J.L,. Comparative Study of Water Sorption, Solubility, and Tensile Bond Strength of Two Soft Lining Materials, J

    Prosthet Dent., 2002 ; 83: 356-361

    9. Niom A. Direct relining of dentures with soft materials. 2005