47
By : drg. Irfan Dwiandhono

Gigi Tiruan Cekat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gigi Tiruan Cekat

By : drg. Irfan Dwiandhono

Page 2: Gigi Tiruan Cekat

• Definisi : Gigi Tiruan yang berkaitan dengan pemugaran dan / atau

penggantian geligi yang hilang dan tidak dapat dilepas oleh pasiennya sendiri maupun dokter gigi karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang merupakan pendukung utama dari restorasi.

• Macam : Crown Restoration / Mahkota Selubung / Mahkota

Jaket, terdiri dari:‒ Crown Anterior Akrilik ; Porcelain Fused to Metal (PFM)) ; all porcelain ‒ Crown Posterior Porcelain Fused to Metal (PFM) ; all porcelain ; all metal ‒ Mahkota Pasak (Post Crown / Dowel Crown) Bridge / Gigi Tiruan Jembatan

Page 3: Gigi Tiruan Cekat

• Indikasi dan kontraindikasi yang berkaitan dengan keadaan setempat (lokal)

• Pemulihan / Penggantian dengan gigi tiruan cekat umumnya dilakukan pada :

• Gigi permanen dengan akar yang telah tumbuh sempurna• Bentuk anatomi gigi yang mendukung (cukup untuk

memegang atau menahan restorasinya).• Pertumbuhan rahang sudah selesai Pembatasan umur

minimum (umur 21 th.)

Page 4: Gigi Tiruan Cekat

Mahkota Selubung adalah restorasi mahkota yang menyelubungi seluruh permukaan gigi dan dapat dibuat pada gigi posterior maupun anterior baik pada gigi vital maupun non vital (post endodontic treatment).

Crown are made to improve appearance and function

Tujuan Perawatan :

1. Fungsi pengunyahan 5. Rasa nyaman (comfort)

2. Fungsi estetika 6. Rasa percaya diri

3. Fungsi bicara

4. Memperbaiki keadaan lokal (dalam mulut) dan kesehatan umum

Page 5: Gigi Tiruan Cekat

Gigi dengan kerusakan yang luasGigi yang lemah karena restorasi yang luasGigi yang sangat lemah atau rentan fraktur

sebagai akibat dari perawatan endodontikGigi fraktur atau dipertimbangkan menjadi

microcrack yang meluas sehingga perlu direstorasiGigi ekstrusi parah (untuk mengembalikan plane

of occlusion)Malformed teeth Perubahan bentuk anatomi

gigi, atrisi, rotasi / perubahan posisi terbatasAbutment for fixed partial denturesTeeth with unattractive tissue recession and

unsightly interdental spaces Penutupan diastema

Page 6: Gigi Tiruan Cekat
Page 7: Gigi Tiruan Cekat
Page 8: Gigi Tiruan Cekat

1. How real is the risk of mechanical failure of the filling or the surrounding tooth and what can be done to minimize this risk?

2. How much more destruction of sound tooth tissue is necessary to make a crown

Page 9: Gigi Tiruan Cekat

• Adalah syarat yang harus dipenuhi pada saat mempersiapkan gigi untuk menerima restorasi.

• Terdiri dari :1. Syarat MekanisGigi yang dipreparasi harus :a. Memberi retensi dan resistensi terhadap gaya-gaya yang jatuh

pada restorasib. Besar dan tinggi dinding aksial harus cukup agar gigi tetap kuat

dan tidak frakturc. Memberi ruangan yang cukup untuk ketebalan bahan restorasi

sehingga tidak mudah aus, tidak melengkung atau patah atau pecah dan tidak menyebabkan perubahan bentuk

d. Menghasilkan batas tepi preparasi cukup sehingga restorasi kuat (cukup tebal) dan tepi restorasi menyatu dengan tepi preparasi

Page 10: Gigi Tiruan Cekat

2. Syarat Biologis Preparasi tidak boleh membahayakan vitalitas pulpa

(misalnya preparasi terlalu banyak), jaringan periodontal, gigi tetangga, dan jaringan lunak di sekitar gigi yang dipreparasi (lidah, bibir, pipi, palatum, dll)

3. Syarat estetisMemberikan ruangan yang cukup untuk ketebalan bahan

restorasi dan menghasilkan warna yang baik untuk restorasi akrilik, porselen atau kombinasi.

4. Syarat higienis / kebersihanBatas / tepi preparasi harus diletakkan di daerah self

cleansing

Page 11: Gigi Tiruan Cekat
Page 12: Gigi Tiruan Cekat

Definisi :

Restorasi yang meliputi seluruh permukaan gigi anterior, dibuat dari bahan akrilik / porselin / PFM sesuai dengan warna gigi.

Indikasi : Fraktur gigi anterior. Kasus perubahan warna gigi, dekalsifikasi,

hipoplasi enamel, dll. Perubahan bentuk anatomi gigi, atrisi, rotasi /

perubahan posisi terbatas. Penutupan diastema Sebagai retainer suatu jembatan Akan lebih baik bila gigi masih vital.

Page 13: Gigi Tiruan Cekat

Kontraindikasi :• Mahkota klinis pendek, dengan cingulum yang

datar, sehingga retensi kurang.• Ruang pulpa masih lebar (usia sangat muda).• Gigitan anterior dalam (“deep bite”). • Kerusakan gigi yang kompleks sehingga tak

memungkinkan pembuatan mahkota jaket.• Gigi non vital, perubahan warna yang sangat

gelap. harus dilakukan PSA• Allergy / sensitif terhadap bahan yang

digunakan.• Bahan restorasi yang tidak mementingkan

estetik

Page 14: Gigi Tiruan Cekat

• Definisi :Restorasi yang meliputi / menyelubungi seluruh

permukaan gigi posterior yang dibuat dari logam campur secara dituang (full cast crown) atau porselain yang sesuai warna gigi

• Indikasi : Restorasi “single unit” / mahkota soliter Pada molar / premolar, ok estetik Retainer jembatan Karies servikal yang besar / dekalsifikasi /

hipoplasi enamel Perbaikan fungsi kunyah

Page 15: Gigi Tiruan Cekat

CROWN POSTERIOR• Kontraindikasi : Sisa mahkota klinis kecil /

pulpa vital pada usia sangat muda

Restorasi mementingkan estetik

Oral hygiene penderita buruk (akan mudah korosi)

Gusi sensitif terhadap bahan logam

Page 16: Gigi Tiruan Cekat
Page 17: Gigi Tiruan Cekat

I.SELEKSI WARNA• Kondisi lingkungan sekitar sangat

berpengaruh, terhadap persepsi operator, maka perlu dikontrol, misalnya :

ruangan praktek

sinar lampu

back ground pakaian dll, perlu warna netral• Bila digunakan “rubber dam” untuk isolasi

perlu dilepas terlebih dahulu.

Page 18: Gigi Tiruan Cekat

I. SELEKSI WARNA

• shade guide sebaiknya disesuaikan dengan bahan yang akan digunakan.

• Pemilihan warna dilakukan sebelum mulai preparasi, dicocokkan dengan gigi tetangganya atau pilih yang terbaik.

Page 19: Gigi Tiruan Cekat

PRINSIP UMUM PREPARASI CROWN ANTERIOR (MAHKOTA JAKET ANTERIOR

•Konsep preparasi seimbang.

Jarak (5) sama dengan jarak (4) Tepi preparasi incisal (2) sejajar sisi tepi incisal mahkota

jaket(3). Panjang preparasi (1) sedikitnya 2/3 panjang mahkota jaket

Page 20: Gigi Tiruan Cekat

PRINSIP UMUM PREPARASI CROWN ANTERIOR (MAHKOTA JAKET ANTERIOR)

• Banyaknya pengasahan dinding aksial dan ketebalan mahkota jaket sesuai bahan yang digunakan.

Page 21: Gigi Tiruan Cekat

PRINSIP UMUM PREPARASI CROWN ANTERIOR (MAHKOTA

JAKET ANTERIOR)• Pada gigi vital pengasahan disesuaikan dengan

morfologi dan demensi ruang pulpa, Untuk ini perlu X-ray photo.

• Finishing line / The margin of the restorationFinishing line / The margin of the restoration berupa shoulder / chamfershoulder / chamfer terletak dibawah gingival margingingival margin

• Panjang serviko insisal 2/3 serviko insisal mahkota jaket.

• Tepi preparasi insisal (2) sejajar insisal mahkota jaket (3).

Page 22: Gigi Tiruan Cekat

1. Pengasahan bidang proksimal

2. Pengasahan bidang insisal

3. Pengasahan bidang labial

4. Pengasahan bidang palatal

5. Pengasahan bidang servikal

6. Penyelesaian tahap akhir preparasi

Page 23: Gigi Tiruan Cekat

• Alat : pointed tapered cylindrical• Cara :1. Membuat garis pedoman pada permukaan labial proksimal

gigi berjarak 1-1,5 mm dari titik kontak2. Dilakukan pengasahan dan hindari terasahnya gigi

tetangga3. Bidang proksimal dibuat konvergen ke arah insisal dengan

sudut kemiringan 6o untuk mendapatkan resistensi jaringan gigi yang cukup serta arah pasang mahkot yang baik

4. Pengasahan dengan gerakan konstan dan tanpa tekanan5. Setelah selesai periksa menggunakan sonde untuk melihat

ada tidaknya undercut pada kontak proksimal

Page 24: Gigi Tiruan Cekat

2. Pengasahan Bidang Insisal• Alat : straight cylindrical atau wheel

diamond bur• Cara : 1. Buat pedoman pengasahan sebesar 1-1,5

mm dari tepi insisal atau dengan menggunakan pedoman groove sedalam 1-1,5 mm dari tepi insisal dengan menggunakan bur

2. Pengasahan dilakukan dengan kemiringan 45o ke arah palatal.

3. Lakukan pengecakan dengan membandingkan ketinggian bidang insisal gigi yang normal dan oklusi pada saat edge to edge harus sudah open

4. Hati-hati jangan perforasi kamar pulpa

Page 25: Gigi Tiruan Cekat

2. Pengasahan Bidang Insisal

Page 26: Gigi Tiruan Cekat

3. Pengasahan bidang labial• Alat : straight cylindrical bur• Cara :1. Membuat pedoman groove menggunakan

bur diamond tipe straight cylindrical yang sesuai sebanyak 3 buah pada bagian 2/3 insisal sedalam 1-1,5 mm dan 2 groove pada 1/3 servikal sedalam 0,5 mm

2. Pengasahan permukaan labial :a. 2/3 insisal menggunakan bur diamond

tipe round end tapered cylindrical dari pedoman groove ke arah mesial dan distal sesuai dengan bentuk anatomi mahkota gigi

b. 1/3 servikal Dilakukan sejajar sumbu gigi sampai dasar groove, dengan gerakan dari groove ke arah mesial dan distal.

3. Pengecekan dilakukan dengan sonde untuk melihat ada tidaknya undercut

Page 27: Gigi Tiruan Cekat

3. Pengasahan bidang labial

Page 28: Gigi Tiruan Cekat

4. Pengasahan bidang palatal• Alat : Flame bur• Cara :1. Umumnya hampir sama dengan bidang

labial. Arah gerakan bur dari tengah ke mesial / distal mengikuti anatomi bidang palatal

2. Preparasi dibagi menjadi 2 tahapan :a. Bidang di atas singulumb. Bidang singulum

3. Periksa hasil preparasi menggunakan sonde dan kaca mulut dari arah insisal baik bidang palatal maupun bidang labial harus sejajar sumbu gigi

Page 29: Gigi Tiruan Cekat
Page 30: Gigi Tiruan Cekat

• Alat : round end tapered cylindrical bur (chamfer) / flat end tapered bur (shoulder) / pointed tapered cylindrical (knife-edge)

• Cara :

1.Dengan menggunakan bur round end tapered cylindrical bur sejajar sumbu gigi mengelilingi gigi membentuk finishing line

2.Untuk estetik tepi preparasi dapat masuk ke dalam sulkus gingiva

3.Hasil preparasi diperiksa dengan menggunakan sonde

Page 31: Gigi Tiruan Cekat
Page 32: Gigi Tiruan Cekat

6. Penghalusan serta pembulatan sudut-sudut yang tajam

• Alat : fine finishing bur berbentuk round end tapered cylindrical dan bentuk pointed tapered cylindrical

• Cara :

1.Semua sudut pertemuan dari 2 atau 3 bidang yang telah diasah dihaluskan menggunakan bur tersebut

2.Hasil penghalusan diperiksa dengan sonde

Page 33: Gigi Tiruan Cekat

Dilakukan sebelum pencetakan, sehingga hasil cetakan margin gingiva jelas dan tajam.

Retraction cord may be placed in the periodontal sulcus to : Provide temporary retraction (both apically and laterally) of the soft tissues surrounding prepared teeth, Creating adequate space and access for impression material.For precise fitting restorations.

Exact reproduction of prepared teeth is essential. Failure to obtain an accurate impression can result : Poorly fitting restorations,Recurrent decay.

Page 34: Gigi Tiruan Cekat

Cara-cara retraksi gusi antara lain :

Mekanis : dengan menggunakan rubber dam atau mahkota sementara.

Kombinasi mekanis dan khemis : dengan tali (cord) yang diulasi bahan kimia tertentu yaitu; aluminium chloride, aluminium sulfate, ferric sulfate atau epinephrine (untuk ini perlu diperhatikan keadaan umum / riwayat medis penderita.

Page 35: Gigi Tiruan Cekat

Tissue Retraction Utilizing Cord : Alum cord yang berwarna kuning untuk

mempermudah identifikasi. Astringedent yang mengandung ferric sulfate. Hemodent yang mengandung aluminium chloride,

dll. Bahan-bahan tersebut juga berfungsi untuk kontrol

perdarahan.

Page 36: Gigi Tiruan Cekat

Setelah tahap retraksi gingiva dilakukan pencetakan Untuk mendapatkan bentuk negatif dari gigi dan jaringan

sekitarnya Sendok cetak yang digunakan dapat berupa sendok cetak

sebagian atau sendok cetak penuh untuk RA atau RB maupun untuk gigi posterior maupun anterior sesuai kebutuhan

Kemudian diisi / dituang dengan dental stone (gips tipe IV) untuk memperoleh model kerja (bentuk positif)

Page 37: Gigi Tiruan Cekat

1. “Heavy Body/ Putty type” Digunakan sebagai cetakan pertama untuk membuat “ Individual Tray”

2. “Light Body/ Syringe Type atau Injection Type” Digunakan sebagai cetakan kedua, untuk mendapatkan detail cetakan yang tajam

Keduan bahan ini terdiri dari base dan katalis

Page 38: Gigi Tiruan Cekat

TEKNIK MENCETAKDouble Impression technicMemakai dua bahan dengan viskositas yang berbeda (putty dikombinasikan dengan regular atau light body)

Pertama dilakukan pencetakan dengan bahan cetak putty, setelah mengeras dikeluarkan dari mulut penderita, daerah target dipotong/dikerok sekitar 2 mm

Selanjutnya aduk base dan catalyst dari light body (perbandingan 1 : 1), masukkan dalam sendok cetak tadi (pada daerah yang sudah dikerok) dan sebagian ditaruh ke sekeliling gigi yang bersangkutan untuk mendapatkan detail yang tajam.

Kemudian sendok cetak dikeluarkan dan dicuci dengan desinfektan untuk membersihkan saliva

Kemudian dilakukan pengecoran dengan gips keras untuk mendapatkan model kerja

Page 39: Gigi Tiruan Cekat

Sebagai pedoman menentukan oklusi pada model kerja.

Bahan yang digunakan : Lempeng malam merah Gips cetak Bahan cetak (jenis “heavy body” / “putty

type”).

Page 40: Gigi Tiruan Cekat

Adalah dasar pemahaman untuk melakukan preparasi secara efektif dan efisien dengan hasil yang baik guna menunjang tujuan perawatan

Prinsip preparasi :1.Memelihara struktur gigi penyangga dan

jaringan sekitarnya2.Menghasilkan retensi dan resistensi yang optimal3.Menghasilkan struktur yang kuat dan tahan lama

bagi restorasi4.Menghasilkan integrasi marginal antara tepi

preparasi dan tepi restorasi

Page 41: Gigi Tiruan Cekat

Memakai semprotan air (water spray) pada preparasi menggunakan high speed bur (200.000 rpm) :

sebagai pengontrol suhu, terutama pada gigi vital

untuk membersihkan debris waktu preparasi

Gigi dengan karies / dekalsifikasi yang meluas ke arah gusi, maka tepi servikal sebaiknya masuk ke dalam sulkus gusi.

Page 42: Gigi Tiruan Cekat

Gigi dengan mahkota klinis pendek, dinding aksial dibuat sejajar

Gigi dengan mahkota klinis yang tinggi, dinding aksial dibuat membentuk sudut 30 konvergen ke oklusal.

Preparasi harus mengingat arah pasang mahkota selubung ybs.

Bila ada kavitas perlu dilumpat terlebih dahulu.

Page 43: Gigi Tiruan Cekat

TYPE OF CROWN :

Porcelain jacket crowns

Metal-ceramic crowns

Cast metal crowns

Other type of crowns :

‒ Acrylic Jacket Crowns

‒ Cast metal crowns with acrylic / komposit / porcelain facing

Page 44: Gigi Tiruan Cekat

A. Metal Crowns Dental casting metal is strong in thin section

and can be used to overlay and protect weakened cusps against the occlusal forces.

Ductile, and can be distorted if it is too thin or if it is subjected to excessive force.

Normally no metal surface should be less than 0,5 mm thick and occlusal surface should be more.

The margin of metal restoration : chamfer

Page 45: Gigi Tiruan Cekat
Page 46: Gigi Tiruan Cekat

C. Porcelain Porcelain is brittle when subjected to impact force Ketebalan porcelain ideal : 1,5-2 mm Pada gigi vital sulit dicapai ketebalan porcelain ideal

minimum 1 mm (hanya pada daerah yg occlusal force minimal biasanya pd I lingual RA)

The edge strength of porcelain is low cavosurface angle between brittle enamel and brittle porcelain is a 90o butt joint

Page 47: Gigi Tiruan Cekat

D. Metal-Ceramic Materials Pengurangan jaringan gigi yang lebih besar Ketebalan ideal : 2 mm The margin of the crown may be constructed in

porcelain or metal, or the two materials may join at periphery. The cavosurface margin depend upon this decision.