3
Nama : Tegar Jati Kusuma NIM : 20100310220 STASE : IKK (Ilmu Kedokteran Keluarga) 22Februari -5 Maret 2015 REFLEKSI ROTASI KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN KELUARGA Selama dua minggu ini saya mendapat pengalaman baru yang berbeda dari rotas-rotasi klinik saya sebelumnya. Pada saat saya melaksanakan rotasi klinik kedokteran keluarga saya dapat mengetahui perjalanan penyakit pasien dan menggali riwayat penyakit pasien secara menyeluruh dengan mengedepankan prinsip bio- psiko-sosial dan spiritual. Pada rotasi klinik sebelumnya saya hanya melihat pasien dari sisi penyakitnya saja tanpa memperdulikan aspek illness, aspek tempat tinggal, aspek keluarga, aspek sosial, adat istiadat, agama, ekonomi, edukasi, dan medis. Saya mendapati pasien yang datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri kepala berputar dengan riwayat tekanan darah tinggi dalam 5 bulan terakhir. Penyakitnya ini dirasa mengganggu pekerjaannya. Saat saya melakukan anamnesis secara komprehensif (disease dan illness) dan melakukan penilaian keluarga menggunakan family assesment tools (perangkat genogram, bentuk keluarga, family life cycle, family map, family SCREEM, family APGAR, family life line, dan penilaian indikator PHBS) didapatkan adanya berbagai macam stressor yang mungkin menjadi trigger munculnya penyakit yang dialami oleh pasien. Sebelum pasien terdiagnosis hipertensi dan vertigo pasien mengalami stres. Pada tahun 2004, pasien mengaku sering terkena denda kredit motor karena selalu

Refleksi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asd

Citation preview

Page 1: Refleksi

Nama : Tegar Jati KusumaNIM : 20100310220STASE : IKK (Ilmu Kedokteran Keluarga) 22Februari -5 Maret 2015

REFLEKSI ROTASI KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN KELUARGA

Selama dua minggu ini saya mendapat pengalaman baru yang berbeda dari rotas-rotasi klinik saya sebelumnya. Pada saat saya melaksanakan rotasi klinik kedokteran keluarga saya dapat mengetahui perjalanan penyakit pasien dan menggali riwayat penyakit pasien secara menyeluruh dengan mengedepankan prinsip bio-psiko-sosial dan spiritual. Pada rotasi klinik sebelumnya saya hanya melihat pasien dari sisi penyakitnya saja tanpa memperdulikan aspek illness, aspek tempat tinggal, aspek keluarga, aspek sosial, adat istiadat, agama, ekonomi, edukasi, dan medis.

Saya mendapati pasien yang datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri kepala berputar dengan riwayat tekanan darah tinggi dalam 5 bulan terakhir. Penyakitnya ini dirasa mengganggu pekerjaannya. Saat saya melakukan anamnesis secara komprehensif (disease dan illness) dan melakukan penilaian keluarga menggunakan family assesment tools (perangkat genogram, bentuk keluarga, family life cycle, family map, family SCREEM, family APGAR, family life line, dan penilaian indikator PHBS) didapatkan adanya berbagai macam stressor yang mungkin menjadi trigger munculnya penyakit yang dialami oleh pasien.

Sebelum pasien terdiagnosis hipertensi dan vertigo pasien mengalami stres. Pada tahun 2004, pasien mengaku sering terkena denda kredit motor karena selalu telat saat membayar. Selain itu pekerjaan pasien yang menumpuk menyebabkan dirinya harus lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya sehingga dia minum kopi hingga 5 gelas dalam sehari. Keesokan harinya pasien mengeluh nyeri kepala berputar dan memutuskan berobat. Saat itulah pasien pertama kali didiagnosis Hipertensi dan vertigo. Diagnosis pada kepaniteraan kedokteran keluarga ini sangat berbeda dengan kepaniteraan yang sudah sayaa alami. Diagnosis pada kedokteran keluarga ini melibatkan berbagai aspek yang sudah disebutkan sebelumnya dan sangat melibatkan keluarga dalam manajemen terapinya.

Page 2: Refleksi

Secara garis besar prinsip-prinsip kedokteran keluarga yang dapat diaplikasikan pasien ini adalah sebagai berikut :

1. Saya melakukan anamnesis secara menyeluruh tidak hanya terkait soal penyakitnya, tetapi juga tentang kehidupan sehari-hari, tingkat pengetahuan pasien, status ekonomi pasien, kehidupan sosial pasien dengan keluarga dan tetangganya, serta menggali stresor-stresor yang mungkin menjadi pencetus dari penyakitnya. Saya juga menggali ide pemikiran, perasaan, harapan, dan efek penyakit terhadap fungsi pasien dalam kehidupannya.

2. Saya melakukan kunjungan rumah untuk lebih mengetahui keadaan pasien di rumah, keadaan keluarga pasien, kondisi rumah, dan lingkungan sekitar.

3. Saya menegakkan diagnosis holistik berdasarkan data-data yang saya peroleh dari pasien.

4. Saya melakukan menajemen komprehensif berupa konseling CEA untuk meluruskan pengetahuan pasien, edukasi pasien terkait penyakitnya, edukasi pasien terkait perubahan gaya hidup.

Pada rotasi ini mengajarkan saya untuk melihat pasien secara keseluruhan, tidak hanya terfokus pada pengelolaan penyakitnya tetapi juga pengelolaan aspek-aspek lain yang terdapat pada pasien. Pada kedokteran keluarga ini saya belajar untuk mengelola pasien tidak hanya berfokus pada kuratif tetapi juga manajemen komprehensif lainnya. Semoga kedepannya saya dapat mengelola pasien saya sesuai dengan prinsip-prinsip kedokteran keluarga dan dapat bermanfaat begi orang-orang di sekitar saya.