Author
letitiabellavesta24
View
225
Download
0
Embed Size (px)
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
1/19
I. Pendahuluan
Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit dideskripsi kerena
bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu. Ada empat pasang sinus paranasal, mulai dari
yang terbesar yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid, dan sinus sfenoid kanan dan kiri.
Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk rongga
dalam tulang. Semua sinus mempunyai muara (ostium) ke dalam rongga hidung.
Sinusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek dokter sehari-hari,
bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh dunia.
Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal. Umumnya disertai atau
dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut rinosinusitis. Penyebab utamanya ialah selesma
(common cold) yang merupakan infeksi virus, yang selanutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri.
Sinusitis dapat menadi berbahaya karena menyebabkan komplikasi ke orbita dan intrakranial,
serta menyebabkan peningkatan serangan asma yang sulit diobati.
!ang paling sering terkena ialah sinus etmoid dan maksila, sedangkan sinus frontal lebih
arang dan sinus sfenoid lebih arang lagi. Sinus maksila disebut uga antrum "ighmore, letaknya
dekat akar gigi rahang atas, maka infeksi gigi mudah menyebar ke sinus, disebut sinusitis
dentogen.#
#
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
2/19
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI SINUS PARANASAL
Sinus paranasal dibagi menadi golongan anterior dan posterior. $olongan anterior terdiri
dari sinus maksilaris, sinus etmoidalis anterior, sinus frontalis. %stia dari sinus ini didapati dalam
meatus medius. Pus dalam meatus medius mengalir ke vestibulum nasi. Sedangkan golongan
posterior, terdiri dari sinus etmoidalis posterior, sinus sfenoidalis. %stia dari sinus ini didapati
dalam meatus superior. Pus dalam meatus superior mengalir ke dalam faring.#,&
$ambar #. Anatomi Sinus Paranasal
2.1.1 SINUS MAKSILA
Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar. Saat lahir sinus maksila
bervolume '- ml, sinus kemudian berkembang dengan cepat dan akhirnya mencapai ukuran
maksimal, yaitu # ml saat de*asa.#,&
Sinus maksila berbentuk pyramid. +inding anterior sinus ialah permukaan fasial os
maksila yang disebut fosa kanina, dinding posteriornya adalah permukaan infratemporal maksila,
dinding medialnya ialah dinding lateral rongga hidung, dinding superiornya ialah dasar orbita
dan dinding inferiornya ialah prosesus alveolaris dan palatum. %stium sinus maksila berada di
&
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
3/19
sebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum
etmoid.#,&
+ari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila adalah #) +asar sinus
maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu premolar (P# dan P&), molar (#
dan &), kadang-kadang gigi taring () dan gigi molar , bahkan akar gigi tersebut dapat
menonol ke dalam sinus, sehingga infeksi gigi mudah naik ke atas menyebabkan sinusitis/ &)
Sinusitis dapat menimbulkan komplikasi orbita/ ) %stium sinus maksila terletak lebih tinggi dari
dasar sinus, sehingga drainase tergantung dari gerak silia, lagipula darinase harus melalui
infundibulum yang sempit. 0nfundibulum adalah bagian dari sinus etmoid anterior dan
pembengkakan akibat radang dan alergi pada daerah ini dapat menghalangi drainase sinus
maksila dan selanutnya menyebabkan sinusitis.#,&
2.1.2 SINUS FRONTAL
Sinus frontal terletak di os frontal, mulai terbentuk seak bulan keempat fetus, berasal
dari sel-sel resesus frontal atau dari sel-sel infundibulum etmoid. Sesudah lahir, sinus frontal
mulai berkembang pada usia -#1 tahun dan akan mencapai ukuran maksimal sebelum usia &1
tahun.#,&
Sinus frontal kanan dan kiri biasanya tidak simetris, satu lebih besar dari pada yang
lainnya dan dipisahkan oleh sekat yang terletak di garis tengah. 2urang lebih #3 orang de*asa
hanya mempunyai satu sinus frontal dan kurang lebih 3 sinus frontalnya tidak berkembang. #,&
Ukuran sinus frontal adalah &, cm tingginya, lebarnya &,4 cm, dan dalamnya & cm.
Sinus frontal biasanya bersekat-sekat dan tepi sinus berlekuk-lekuk. 5idak adanya gambaran
septum-septum atau lekuk-lekuk dinding sinus pada foto 6ontgen merupakan adanya infeksi
sinus. Sinus frontal dipisahkan oleh tulang yang relatif tipis dari orbita dan fosa serebri anterior,
sehingga infeksi dari sinus frontal mudah menalar ke daerah ini.
#,&
Sinus frontal berdrainase melalui ostiumnya yang terletak di resesus frontal, yang
berhubungan dengan infundibulum etmoid.#,&
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
4/19
2.1.3 SINUS ETMOID
+ari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling bervariasi dan akhir-akhir ini
dianggap paling penting, karena dapat merupakan fokus infeksi bagi sinus-sinus lainnya. Pada
orang de*asa bentuk sinus etmoid seperti pyramid dengan dasarnya di bagian posterior. Ukuran
dari anterior ke posterior 4- cm, tinggi &,4 cm, dan lebarnya 1, cm di bagian anterior dan #,
cm di bagian posterior.#,&
Sinus etmoid berongga-rongga, terdiri dari sel-sel yang menyerupai sarang ta*on, yang
terdapat di dalam massa bagian lateral os etmoid, yang terletak di antara media dan dinding
medial orbita. Sel-sel ini umlahnya bervariasi. 7erdasarkan letaknya sinus, sinus etmoid dibagi
menadi sinus etmoid anterior dan sinus etmoid posterior yang bermuara di meatus superior. Sel-
sel sinus etmoid anterior biasanya kecil-kecil dan banyak, letaknya di depan lempeng yang
menghubungkan bagian posterior konka media dengan dinding lateral (lamina basalis),
sedangkan sel-sel sinus etmoid posterior biasanya lebih besar dan lebih sedikit umlahnya dan
terletak di posterior dari lamina basalis.#,&
+i bagian depan sinus etmoid anterior ada bagian yang sempit, disebut resesus frontal,
yang berhubungan dengan sinus frontal. Sel etmoid yang terbesar disebut bula etmoid. +i daerah
etmoid anterior terdapat suatu penyempitan yang disebut infundibulum, tempat bermuaranya
sinus maksila. Pembengkakan atau peradangan di resesus frontal dapat menyebabkan sinusitis
frontal dan pembengkakan di infundibulum dapat menyebabkan sinusitis maksila.#,&
Atap sinus etmoid yang disebut fovea etmoidalis berbatasan dengan lamina kribosa.
+inding lateral sinus adalah lamina papirasea yang sangat tipis dan membatasi sinus etmoid dari
rongga orbita. +i bagian belakang sinus etmoid posterior berbatasn denga sinus sfenoid.#,&
2.1.4 SINUS SFENOID
Sinus sfenoid terletak dalam os sfenoid di belakang sinus etmoid posterior. Sinus sfenoid
dibagi dua oleh sekat yang disebut septum intersfenoid. Ukurannya adalah & cm tingginya,
dalamnya &, cm dan lebarnya #,8 cm. 9olumenya bervariasi dari -8, ml. Saat sinus
berkembang, pembuluh darah dan nervus di bagian lateral os sfenoid akan menadi sangat
berdekatan dengan rongga sinus dan tampak sebagai indentasi pada dinding sinus sfenoid.#,&
4
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
5/19
7atas-batasnya ialah, sebelah superior terdapat fosa serebri media dan kelenar hipofisa,
sebelah inferiornya atap nasofaring, sebelah lateral berbatasan dengan sinus kavernosus dan
arteri karotis interna (sering tampak sebagai indentasi) dan di sebelah posteriornya berbatasan
dengan fosa serebri posterior dan pons.#,&
2.1.5 KOMPLEKS OSTIO-MEATAL
Pada sepertiga tengah dinding lateral hidung yaitu di meatus medius, ada muara-muara
saluran dari sinus maksila, sinus frontal dan sinus etmoid anterior. +aerah ini rumit dan sempit,
dan dinamakan kompleks ostio-meatal (2%), terdiri dari infundibulum etmoid yang terdapat di
belakang prosesus unsinatus, resesus frontalis, bula etmoid dan sel-sel etmoid anterior dengan
ostiumnya dan ostium sinus maksila.#,&
2.1. SISTEM MUKOSILIAR
Seperti pada mukosa hidung, di dalam sinus uga terdapat mukosa bersilia dan palut
lendir di atasnya. +i dalam sinus silia bergerak secara teratur untuk mengalirkan lendir menuu
ostium alamiahnya mengikuti alur-alur yang sudah tertentu polanya.#,&
Pada dinding lateral hidung terdapat & aliran transpor mukosiliar dari sinus. :endir yang
berasal dari kelompok sinus anterior yang bergabung di infundibulum etmoid dialirkan ke
nasofaring di depan muara tuba ;ustachius. :endir yang berasal dari kelompok sinus posterior
bergabung di resesus sfenoetmoidalis, dialirkan ke nasofaring di postero-superior muara tuba.
0nilah sebabnya pada sinusitis didapati sekret pasca-nasal (post nasal drip), tetapi belum tentu
ada sekret di rongga hidung.#,&
2.2 FUN!SI SINUS PARANASAL
Sampai saat ini belum ada persesuaian pendapat mengenai fisiologi sinus paranasal. Ada
yang berpendapat bah*a sinus paranasal ini tidak mempunyai fungsi apa-apa, karena
terbentuknya sebagai akibat pertumbuhan tulang muka.#,&
7eberapa teori yang dikemukakan sebagai fungsi sinus paranasal antara lain #) Sebagai
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
6/19
pengatur kondisi udara/ &) Sebagai penahan suhu/ ) embantu keseimbangan kepala/ 4)
embantu resonansi suara/ ) Peredam perubahan tekanan udara/ ') embantu produksi mucus
untuk membersihkan rongga hidung.#,&
2.3 PEMERIKSAAN SINUS PARANASAL
Untuk mengetahui adanya kelainan pada sinus paranasal dilakukan inspeksi dari luar,
palpasi, rinoskopi anterior, rinoskopi posterior, transiluminasi, pemeriksaan radiologik dan
sinoskopi.&,
2.4 DEFINISI SINUSITIS
6inosinusitis adalah penyakit inflamasi mukosa yang melapisi hidung dan sinus
paranasal. Peradangan ini sering bermula dari infeksi virus pada selesma, yang kemudian karena
keadaan tertentu berkembang menadi infeksi bakterial dengan penyebab bakteri patogen yang
terdapat di saluran napas bagian atas. Penyebab lain adalah infeksi amur, infeksi gigi, dan yang
lebih arang lagi fraktur dan tumor.4
0nsidens kasus baru rinosinusitis pada penderita de*asa yang datang di +ivisi 6inologi
+epartemen 5"5 6S
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
7/19
2.5 ETIOLO!I DAN FAKTOR PREDISPOSISI
7eberapa etiologi dan faktor predisposisi antara lain 0SPA akibat virus, bermacam rinitis
terutama rinitis alergi, rinitis hormonal pada *anita hamil, polip hidung, kelainan anatomi seperti
deviasi septum atau hipertropi konka, sumbatan kompleks ostio-meatal (2%), infeksi tonsil,
infeksi gigi, kelainan imunologik, diskinesia silia seperti sindroma 2artagener, dan diluar negeri
adalah penyakit fibrosis kistik.4
Pada anak, hipertrofi adenoid merupakan faktor penting penyebab sinusitis sehingga
perlu dilakukan adenoidektomi untuk menghilangkan sumbatan dan menyembuhkan
rinosinusitisnya. "ipertrofi adenoid dapat didiagnosa dengan foto polos leher posisi lateral.4
>aktor lain yang uga berpengaruh adalah lingkungan berpolusi, udara dingin dan keringserta kebiasaan merokok. 2eadaan ini lama-lama menyebabkan perubahan mukosa dan merusak
silia.4
2. PATOFISIOLO!I
2esehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan lancarnya klirens
mukosiliar (mucociliary clearance) di dalam 2%. ukus uga mengandung substansi
antimicrobial dan ?at-?at yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap kumanyang masuk bersama udara pernapasan.4
%rgan-organ yang membentuk 2% letaknya berdekatan dan bila teradi edema, mukosa
yang berhadapan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat bergerak dan ostium tersumbat.
Akibatnya teradi tekanan negatif di dalam rongga sinus yang menyebabkan teradinya
transudasi, mula-mula serous. 2ondisi ini bisa dianggap sebagai rinosinusitis non-bacterialdan
biasanya sembuh beberapa hari tanpa pengobatan.4
7ila kondisi ini menetap, sekret yang terkumpul di dalam sinus merupakan media yang
baik untuk tumbuhnya dan multiplikasi bakteri. Sekret menadi purulen. 2eadaan ini disebut
sebagai rinosinusitis akut bacterial dan memerlukan terapi antibiotik.4
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
8/19
merupakan rantai siklus yang terus berputar sampai akhirnya perubahan mukosa menadi kronik
yaitu hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip dan kista. Pada keadaan ini mungkin
diperlukan tindakan operasi.4
2.( !EJALA KLINIS
Setiap geala rinosinusitis, keparahan dan durasinya harus didokumentasi. The American
Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery (AA%-"@S) telah membuat kriteria mayor
dan minor untuk mempermudahkan mendiagnosa rinosinusitis. 6inosinusitis dapat didiagnosa
apabila diumpai dua atau lebih kriteria mayor atau satu kriteria mayor ditambah dua atau lebih
kriteria minor. $ealanya menurut kriteria mayor dan minor adalah4
$eala ayor
o %bstruksi hidung
o Sekret pada daerah hidungB sekret belakang hidung yang sering disebut P@+
(Postnasal drip).
o 2ongesti pada daerah *aah
o @yeri Brasa tertekan pada *aah
o 2elainan penciuman ("iposmia B anosmia)
o +emam (hanya pada akut)
$eala inor
o Sakit kepala
o
SakitB rasa penuh pada telinga
o "alitosisB nafas berbau
o Sakit gigi
o 7atuk dan iritabilitas
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
9/19
o +emam (semua nonakut)
o :emah
5abel #. $eala dan tanda rinosinusitis kronis.4
2.) DIA!NOSIS
5abel &. 2riteria rinosinusitis akut dan kronik pada anak dan de*asa menurut
International Conference on Sinus Disease 1! " #$$%&4
=
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
10/19
2onsensus tahun &114 membagi menadi akut dengan batas sampai 4 minggu, subakut
antara 4 minggu sampai bulan dan kronik ika lebih dari bulan.#
D&a*n%'&' R&n%'&nu'&' A"u# Pada De+a'a
+itegakkan berdasarkan kriteria di ba*ah ini
Ana,ne'&'
6i*ayat rinore purulen yang berlangsung lebih dari 8 hari, merupakan keluhan yang
paling sering dan paling menonol pada rinosinusitis akut. 2eluhan ini dapat disertai keluhan lain
seperti sumbatan hidung, nyeriBrasa tekanan pada muka, nyeri kepala, demam, ingus belakang
hidung, batuk, anosmiaBhiposmia, nyeri periorbital, nyeri gigi, nyeri telinga dan serangan mengi
(*hee?ing) yang meningkat pada penderita asma.4
R&n%'"%& An#e$&%$
6inoskopi anterior merupakan pemeriksaan rutin untuk melihat tanda patognomonis,
yaitu sekret purulen di meatus medius atau superior/ atau pada rinoskopi posterior tampak
adanya sekret purulen di nasofaring (post nasal drip).4
Na'%end%'"%&
Pemeriksaan nasoendoskopi dapat dilakukan untuk menilai kondisi kavum nasi hingga ke
nasofaring. Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan dengan elas keadaan dinding lateral hidung.4
F%#% %l%' '&nu' a$ana'al
Pemeriksaan foto polos sinus bukan prosedur rutin, hanya dianurkan pada kasus tertentu,
misalnya4
C - 6inosinusitis akut dengan tanda dan geala berat.
C - 5idak ada perbaikan setelah terapi medikamentosa optimal
C - +iduga ada cairan dalam sinus maksila yang memerlukan tindakan irigasi
C - ;valuasi terapi
C - Alasan medikolegal
#1
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
11/19
C
T%,%*$a/& K%,u#e$ dan MRI
Pemeriksaan tomografi komputer tidak dianurkan pada rinosinusitis akut, kecuali ada
kecurigaan komplikasi orbita atau intrakranial. Pemeriksaan 60 hanya dilakukan pada
kecurigaan komplikasi intrakranial.4
D&a*n%'&' R&n%'&nu'&' K$%n&' Pada De+a'a
+iagnosis rinosinusitis kronis dapat ditegakkan berdasarkan kriteria di ba*ah ini
Ana,ne'&'
6i*ayat geala yang diderita sudah lebih dari #& minggu, dan sesuai dengan & kriteria
mayor atau # kriteria mayor ditambah & kriteria minor dari kumpulan geala dan tanda menurut
0nternational onsensus on Sinus +isease, #==. dan &114. 2riteria mayor terdiri dari sumbatan
atau kongesti hidung, sekret hidung purulen, sakit kepala, nyeri atau rasa tertekan pada *aah
dan gangguan penghidu. 2riteria minornya adalah demam dan halitosis. 2eluhan rinosinusitis
kronik seringkali tidak khas dan ringan bahkan kadangkala tanpa keluhan dan baru diketahui
karena mengalami beberapa episode serangan akut.4
R&n%'"%& an#e$&%$
5erlihat adanya sekret purulen di meatus medius atau meatus superior. ungkin terlihat
adanya polip menyertai rinosinusitis kronik.4
Pe,e$&"'aan na'%end%'"%&
Pemeriksaan ini sangat dianurkan karena dapat menunukkan kelainan yang tidak dapat
terlihat dengan rinoskopi anterior, misalnya sekret purulen minimal di meatus medius atau
superior, polip kecil, ostium asesorius, edema prosesus unsinatus, konka bulosa, konka
paradoksikal, spina septum dan lain-lain.4
Pe,e$&"'aan /%#% %l%' '&nu'
+apat dilakukan mengingat biayanya murah, cepat dan tidak invasif, meskipun hanya
##
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
12/19
dapat mengevaluasi kelainan di sinus paranasal yang besar.4
Pe,e$&"'aan 0T San
+ianurkan dibuat untuk pasien rinosinusitis kronik yang tidak ada perbaikan dengan
terapi medikamentosa. Untuk menghemat biaya, cukup potongan koronal tanpa kontras. +engan
potongan ini sudah dapat diketahui dengan elas perluasan penyakit di dalam rongga sinus dan
adanya kelainan di 2% (kompleks ostiomeatal). Sebaiknya pemeriksaan 5 scan dilakukan
setelah pemberian terapi antibiotik yang adekuat, agar proses inflamasi pada mukosa dieliminasi
sehingga kelainan anatomis dapat terlihat dengan elas.4
Pun*'& '&nu' ,a"'&la
5indakan pungsi sinus maksila dapat dianurkan sebagai alat diagnostik untuk
mengetahui adanya sekret di dalam sinus maksila dan ika diperlukan untuk pemeriksaan kultur
dan resistensi.4
S&n%'"%&
+apat dilakukan untuk melihat kondisi antrum sinus maksila serta. Pemeriksaan ini
menggunakan endoskop, yang dimasukkan melalui pungsi di meatus inferior atau fosa kanina.
+ilihat apakah ada sekret, aringan polip, atau amur di dalam rongga sinus maksila, serta
bagaimana keadaaan mukosanya apakah kemungkinan kelainannya masih reversibel atau sudah
ireversibel.4
2. SINUSITIS DENTO!EN
erupakan salah satu penyebab penting sinusitis kronik.#
+asar sinus maksila adalah prosesus alveolaris tempat akar gigi rahang atas, sehingga
rongga sinus maksila hanya terpisahkan oleh tulang tipis dengan akar gigi, bahkan kadang-
kadang tanpa tulang pembatas. 0nfeksi gigi rahang atas seperti infeksi apikal akar gigi atau
inflamasi aringan periodontal mudah menyebar secara langsung ke sinus, atau melalui pembuluh
darah dan limfe.#
#&
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
13/19
"arus curiga adanya sinusitis dentogen pada sinusitis maksila kronik yang mengenai satu
sisi dengan ingus purulen dan napas berbau busuk. Untuk mengobati sinusitisnya, gigi yang
terinfeksi harus dicabut atau dira*at, dan pemberian antibiotik yang mencakup bakteri anaerob.
Seringkali uga perlu dilakukan irigasi sinus maksila.#
2.1 SINUSITIS JAMUR
Sinusitis amur adalah infeksi amur pada sinus paranasal, suatu keadaan yang tidak
arang ditemukan. Angka keadiannya meningkat dengan meningkatnya pemakaian antibiotik,
kortikosteroid, obat-obat imunosupresan dan radioterapi. 2ondisi yang merupakan predisposisi
antara lain diabetes melitus, neutropenia, penyakit A0+S, dan pera*atan yang lama di rumah
sakit.#
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
14/19
hidungnya kental dengan bercak-bercak kehitaman, yang bila dilihat dengan mikroskop
merupakan koloni amur.#
Sinusitis amur non-invasif, atau misetoma, merupakan kumpulan amur di dalam rongga
sinus tanpa invasi ke dalam mukosa dan tidak mendestruksi tulang. Sering mengenai sinus
maksila. $eala klinis menyerupai sinusitis kronis berupa rinore purulen, post nasal drip, dan
napas bau. 2adang-kadang ada massa amur uga di kavum nasi. Pada operasi bisa ditemukan
materi amur ber*arna coklat kehitaman dan kotor dengan atau tanpa pus di dalam sinus.#
5erapi untuk sinusitis amur invasif ialah pembedahan, debrideman, anti amur sistemik
dan pengobatan terhadap penyakit dasarnya. %bat standar ialah amfoterisin 7, bisa ditambah
rifampisin atau flusitosin agar lebih efektif. Pada misetoma hanya perlu terapi bedah untuk
membersihkan massa amur, menaga drainase dan ventilasi sinus. 5idak diperlukan anti amur
sistemik.#
2.11 DIA!NOSIS ANDIN!
+iagnosis banding sinusitis adalah luas, karena tanda dan geala sinusitis tidak sensitif
dan spesifik. 0nfeksi saluran nafas atas, polip nasal, penyalahgunaan kokain, rinitis alergika,
rinitis vasomotor, dan rinitis medikamentosa dapat datang dengan geala pilek dan kongesti
nasal. 'hinorrhea cairan serebrospinal harus dipertimbangkan pada pasien dengan ri*ayat
cedera kepala. Pilek persisten unilateral dengan epistaksis dapat mengarah kepada neoplasma
atau benda asing nasal. Tension headache, cluster headache, migren, dan sakit gigi adalah
diagnosis alternatif pada pasien dengan sefalgia atau nyeri *aah. Pasien dengan demam
memerlukan perhatian khusus, karena demam dapat merupakan manifestasi sinusitis saa atau
infeksi sistem saraf pusat yang berat, seperti meningitis atau abses intrakranial.
2.12 TERAPI
5uuan terapi sinusitis adalah #) empercepat penyembuhan/ &) encegah komplikasi/
) encegah perubahan menadi kronik. Prinsip pengobatan ialah membuka sumbatan di 2%
#4
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
15/19
sehingga drenase dan ventilasi sinus-sinus pulih secara alami.#
Antibiotik dan dekongestan merupakan terapi pilihan pada sinusitis akut bakterial, untuk
menghilangkan infeksi dan pembengkakan mukosa serta membuka sumbatan ostium sinus.
Antibiotik yang dipilih adalah golongan penisilin seperti amoksisiln. B>;S) merupakan opersi terkini untuk sinusitis
kronik yang memerlukan operasi. 5indakan ini telah menggantikan hampir semua enis bedah
sinus terdahulu karena memberikan hasil yang lebih memuaskan dan tindakan lebih ringan dan
tidak radikal. Prinsipnya membuka dan membersihkan daerah 2% yang menadi sumber
penyumbatan infeksi, sehingga mukosa sinus kembali normal.#,4
0ndikasinya berupa sinusitis kronik yang tidak membaik setelah terapi adekuat/ sinusitis
kronik disertai kista atau kelainan yang ireversibel, polip ekstensif, adanya komplikasi sinusitis
serta sinusitis amur.#,4
Secara ringkas panduan penatalaksanaan sinusitis pada orang de*asa dapat dilihat pada
bagan di ba*ah ini.4
#
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
16/19
#'
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
17/19
2.13 KOMPLIKASI
2omplikasi sinusitis telah menurun secara nyata seak ditemukannya antibiotik.
2omplikasi berat biasanya teradi pada sinusitis akut atau pada sinusitis kronis dengan
eksaserbasi akut, berupa komplikasi orbita atau intrakranial.#,
Kela&nan %$a, disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan mata (orbita).
!ang paling sering ialah sinusitis etmoid, kemudian sinusitis frontal dan maksila. Penyebaran
infeksi teradi melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum. 2elainan yang dapat timbul ialah
edema palpebra, selulitis orbita, abses subperiostal, abses orbita dan selanutnya dapat teradi
trombosis sinus kavernosus.#,
Kela&nan &n#$a"$an&al. +apat berupa meningitis, abses ekstradural atau subdural, absesotak, dan trombosis sinus kavernosus.#,
2omplikasi uga dapat teradi pada sinusitis kronis, berupa O'#e%,&el&' dan a'e'
'ue$&%'#al. Paling sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasanya ditemukan pada anak-
anak. Pada osteomielitis sinus maksila dapat timbul fistula oroantral atau fistula pada pipi.
Kela&nan a$u, seperti bronkitis kronik dan bronkiektasis. Adanya kelainan sinus paranasal
disertai dengan kelainan paru ini disebut sinobronkitis. Selain itu dapat uga menyebabkan
kambuhnya asma bronkial yang sukar dihilangkan sebelum sinusitisnya disembuhkan.#,
#8
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
18/19
III.KESIMPULAN
Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang teradi karena alergi atau infeksi virus,
bakteri maupun amur. Sinusitis bisa teradi pada salah satu dari keempat sinus yang ada
(maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis). Sinusitis bisa bersifat akut (berlangsung
selama minggu atau kurang) maupun kronis (berlangsung selama - minggu tetapi dapat
berlanut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun). 7ila mengenai beberapa sinus disebut
multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis. +ari semua
enis sinusitis, yang paling sering ditemukan adalah sinusitis maksilaris dan sinusitis ethmoidalis.
+alam keadaan fisiologis, sinus adalah steril. Sinusitis dapat teradi bila klirens silier
sekret sinus berkurang atau ostia sinus menadi tersumbat, yang menyebabkan retensi sekret,
tekanan sinus negatif, dan berkurangnya tekanan parsial oksigen. :ingkungan ini cocok untuk
pertumbuhan organisme patogen. Apabila teradi infeksi karena virus, bakteri ataupun amur
pada sinus yang berisi sekret ini, maka teradilah sinusitis.
#
7/23/2019 Referat Sinusitis_-
19/19
DAFTAR PUSTAKA
#. angunkusumo ;, Soetipto +, dkk. 7uku aar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok
kepala D leher. ;disi ke-8. 2U0/ &1#&.h.#-=,#&&-#1
&. 6ukmini S, "era*ati S. 5eknik pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorok.