Upload
kanjeng-pije
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
1/22
TAMAN LAYAR YOGYAKARTA
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Puan Jati Megawati ( 11512091)
Anggita Rahmi (11512089)
Finda Rosyida (13512138)
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2015
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
2/22
LEMBAR PENGESAHAN PKM- GAGASAN TERTULIS
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
3/22
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i
PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
RINGKASAN ........................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................. 1
B. TUJUAN .............................................................................................................. 2
C. MANFAAT ........................................................................................................... 2
BAB II GAGASAN .............................................................................................................. 3
2.1. KONDISI TERKINI ............................................................................................. 3
2.2. SOLUSI YANG PERNAH DITAWARKAN ............................................................. 4
2.3. GAGASAN YANG DIAJUKAN ............................................................................ 5
2.4. PIHAK-PIHAK YANG MEMBANTU MENGIMPLEMENTASIKAN GAGASAN ....... 8
2.5.
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS ..................................................................... 8
BAB III KESIMPULAN .........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 11
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
4/22
TAMAN LAYAR YOGYAKARTA
Universitas Islam Indonesia
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jl. Kaliurang Km 14,5 , Sleman, Yogyakarta
RINGKASAN
Minimnya lahan yang tersisa didalam kota memberikan ide akanpenggunaan lahan dengan fungsi ganda bahkan lebih dalam rangka
mengoptimalkan nilai sebuah tempat. Munculnya gagasan pemerintah untuk
membuat embung di kecamatan Gondokusuman, dalam rangka menjawab
permasalahan genangan air dan limbah di Yogyakarta menjadi sebuah jawaban
sekaligus tantangan dalam mewujudkan ide tersebut, bagaimana hal ini dapat
diterapkan pada kawasan Gondokusuman dengan fungsi kawasan yang mencakup
banyak aspek penting kota dalam menjawab permasalahan genangan air kota,
kebutuhan akan ruang terbuka, hingga menjadi solusi dalam rangka meningkatkan
nilai sosial dan perekonomian masyarakat sekitar.
Istilah Taman Layarsendiri muncul dari pemanfaatan air permukaan pada
embung dengan menyediakan fasilitas berupa perahu-perahu kano berbahan fiber,
ataupun perahu wisata keluarga, kemudian landsekap disekitarnya dapat dijadikan
taman rakyat dimana masyarakat dapat bercengkrama dengan kerabat dan
keluarga sambil menikmati pemandangan, ditambah fasilitas pendukung berupa
jogging track dan area khusus pedagang kaki lima,toilet umum, hingga area
parkir, sehingga nantinya taman ini menjadi taman favorit masyarakat yang
nyaman, tertata rapih, bahkan dapat dijadikan point of interestkota di kawasan
Gondokusuman dan menjadi contoh bagi kota besar lain di Indonesia.
Analisis hingga munculnya Gagasan ini telah diajukan sebelumnya pada
tugas akhir semester di mata kuliah Perancangan Arsitektur 7 yang dikerjakan
bersama tim, dan telah disetujui oleh dosen dan anggota Tim untuk diajukan
dalam Karya Tulis ini.
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
5/22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mahalnya lahan untuk sebuah Ruang Terbuka Hijau Kota telah menjadi
permasalahan yang tak lagi dapat dipungkiri, hampir seluruh kota besar di
Indonesia mengalaminya tak terkecuali Yogyakarta. Terbatasnya ruang terbuka
sangat berlawanan dengan visi pemerintah yang selalu menggembar-gemborkan
pentingnya Ruang Terbuka Hijau bagi sebuah kota. Meskipun berbagai upaya
telah dilakukan, namun belum semua kota mampu memenuhi standar minimal
RTH yakni sekitar 30% dari total keseluruhan kota.
Tingginya angka pertumbuhan penduduk hingga permintaan akan hunian
tak dapat dibendung, sehingga mempengaruhi jumlah ruang terbuka yang ada danlahan semakin sempit terlebih pada kawasan Pusat Kota. Keberadaan ruang
terbuka hijau sendiri sangatlah penting sebagai bagian dari elemen perkotaan,
dimana ruang terbuka tak hanya berfungsi sebagai paru-paru kota namun juga
sebagai aspek planologis yang mampu menyeimbangkan lingkungan alam dan
lingkungan binaan yang dibentuk oleh manusia, selain itu dalam Peraturan
Pemerintah PU tahun 2008 dinyatakan bahwa ruang terbuka hijau mampu
meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman
lingkungan perkotaan yang nyaman, segar, indah, dan bersih.
Namun, kuantitas dan kualitas ruang terbuka Hijau saat ini mengalami
penurunan yang sangat signifikan sehingga mempengaruhi kualitas lingkungan
hidup perkotaan yang kemudian berdampak keberbagai sendi kehidupan pada
kawasan urban tersebut seperti meningkatnya pencemaran udara, semakin
banyaknya kawasan yang tergenang banjir, hingga terbatasnya ruang interaksi
antar manusia yang dapat mempengaruhi nilai-nilai kearifan lokal. Dari sekian
banyak kecamatan di Yogyakarta, kawasan Gondokusuman menjadi sorotan
penulis kali ini, pada paragraf 1 Rencana Pengembangan Struktur Ruang Kota
dalam Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2Tahun 2010 tentang Rencana
Tata ruang Wilayah dan Kota Yogyakarta tahun 2010- 2029 dinyatakan bahwaGondokusuman menjadi salah satu target kawasan dengan beberapa jenis fungsi
didalamnya antara lain, perdagangan/jasa, perkantoran, pendidikan, pemerintahan,
kesehatan, hingga yang menjadi fokus adalah fungsi kawasan sebagai wilayah
perumahan dan permukiman.
Dengan banyaknya fungsi dalam satu kawasan, akan menjadi sebuah
tantangan besar untuk tetap mengusahakan terciptanya tata ruang yang ideal
dengan adanya Ruang Terbuka Hijau didalamnya sebagai penyeimbang sekaligus
penghubung antar beberapa fungsi kawasan dengan memanfaatkan keberadaan
ruang terbuka yang belum diolah secara maksimal. Di wilayah ini pula diancang-
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
6/22
ancang akan dibangun sebuah Embung sebagai area konservasi air yang dapat
dikatakan sangat potensial, dimana area embung nantinya tidak hanya dapat
dimanfaatkan sebagai daerah konservasi air kota, namun sangat memungkinkan
untuk dikembangkan menjadi solusi dalam menjawab kebutuhan akan Ruang
Terbuka, Ruang Interaksi, sekaligus mengatasi City Warmingdi Yogyakarta.
Sehingga nantinya, Embung dapat menjadi sebuah point of interestkota
khususnya Kecamatan Gondokusuman, dimana di area tersebut akan tercipta
interaksi sosial yang menjadi kebutuhan bagi setiap manusia dalam sebuah pola
kehidupan bermasyarakat, tempat berkumpul bersama keluarga, hingga sangat
memungkinkan untuk menjadi tujuan rekreasi rakyat pilihan yang menunjang
dengan mengustamakan kenyamanan, penataan yang seimbang berbasis
lingkungan, dan liveable bagi masyarakat kota Yogyakarta pada umumnya,
sebagaimana Visi Kota Yogyakarta yang menginginkan terciptanya lingkunganyang nyaman dan liveable bagi masyarakat didalamnya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Karya Tulis ini adalah memberikan gagasan
pengembangan kawasan embung yang dapat menjadi solusi menarik untuk
permasalahan Ruang Terbuka hijau Kota Yogyakarta.
1.3 Manfaat
Sebagai pertimbangan bagi pemerintah dalam rangka mewujudkan Ruang
Terbuka Hijau di area konservasi air (Embung) dikawasan Urban Yogyakarta
dengan menekankan pada aspek lingkungan yang seimbang, nyaman, dan liveable
(sebagai salah satu visi Kota Yogyakarta).
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
7/22
BAB II
GAGASAN
2.1 Kondisi Terkini
Ruang Terbuka Hijau (RTH) saat ini menjadi sebuah mimpi yang
mahal bagi sebuah kota, dimana antara tuntutan dan kebutuhan sangat
berbanding terbalik. Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, perencanaan tata ruang wilayah kota harus
memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang
luas minimalnya sebesar 30% dari luas wilayah kota. Berdasarkan data
dari BPS, Yogyakarta baru memenuhi sekitar 15% dari total luasan
minimal RTH sehingga masih terbilang belum memenuhi standar.
Kebutuhan RTH sesungguhnya tak hanya dilihat dari fungsinya
sebagai paru-paru kota namun juga sebagai aspek planologis yang mampu
menyeimbangkan lingkungan alam dan lingkungan binaan yang dibentuk
oleh manusia, sebagai wadah bagi masyarakat untuk berkumpul dan
berinteraksi bagi sesamanya. Selain kurangnya kesadaran masyarakat akan
lingkungan dan pentingnya RTH, proses konsolidasi lahan juga memakan
waktu yang cukup lama. Bersamaan dengan permasalahan tersebut,
meningkatnya penggunaan kendaraan yang berbahan bakar minyak tidak
dapat di bendung, dan perilaku sosial masyarakat cenderung individual
sehingga mempengaruhi kepedulian terhadap kondisi lingkungan. (PermenPU 2008)
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat hingga memicu
pembangunan yang terus menerus di area perkotaan tak hanya
mempengaruhi keterbatasan Ruang Terbuka Hijau, namun juga
mempengaruhi daur hidrologi kota yang kurang maksimal, akibatnya tidak
hanya masalah pencemaran air yang mempengaruhi kualitas air bersih
dalam kota, tetapi timbul masalah seperti kekeringan yang parah pada
musim kemarau dan banyaknya genangan air pada musim penghujan,ditambah lagi permasalahan polusi dan city warming yang telah menjadi
isu nasional sejak lama namun belum juga terentaskan.
Membuat dan merealisasikan peraturan dalam Rencana Detail Tata
Ruang Kota (RDTRK) merupakan salah satu produk tata ruang yang
ditujukan untuk mengendalikan aktivitas pembangunan yang
mempengaruhi luas lahan yang memungkinkan untuk dijadikan Ruang
Terbuka Hijau hingga tercetusnya pembuatan embung kota pada tahun
2014 juga merupakan bagian dari upaya yang mulai dilaksanakan secara
nyata oleh pihak pemerintah. Kolaborasi epik mulai terlihat dan
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
8/22
berkembang dengan adanya gerakan dari masyarakat khususnya yang
berasal dari kalangan muda-mudi kota yang telah memiliki kesadaran akan
pentingnya lingkungan yang bersih, bebas polusi, dan nyaman. Nampak
dari semakin banyaknya komunitas yang mengusung kegiatan car free day
maupun gerakan gemar bersepeda di akhir pekan, serta munculnya
gerakan lain untuk menyadarkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi
dalam menjaga kebersihan dan kelestarian kota.
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan
Pada tahun 2014 lalu, muncul sebuah rencana mengembalikan
bangunan embung di Langensari, Gondokusuman dalam rangka untuk
mencegah timbulnya genangan air serta luapan Sungai Manunggal serta
menjaga ketersediaan air tanah untuk warga. Pembangunan direncanakanakan dimulai pada pertengahan 2014, rencana pembangunan embung
dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak, sedangkan
kewajiban pemerintah daerah adalah melakukan pengurusan terhadap aset
bangunan yang kini ada di lahan yang akan dibangun embung. Aset milik
Pemerintah Yogyakarta yang berada di lokasi merupakan bangunan
Sekolah Dasar Langensari sedangkan aset milik Pemerintah DIY berupa
Gedung Pramuka. Sebelumnya gagasan sejenis juga pernah datang dari
Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menginginkan langkah antisipasi
genangan air dan luapan Sungai Manunggal saat hujan deras melanda kotadengan berencana membuat semacam embung di Komplek MM UGM
yang dialiri Sungai Manunggal.
Dilansir dari Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui
Pengembangan Embung (2007) oleh Departemen Pertanian, dinyatakan
bahwa embung merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian
(small farm reservoir) yang dibangun untuk menampung kelebihan air
hujan di musim hujan yang memenuhi kriteria air bersih. Air bersih yang
ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi
suplementer untuk budi daya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi(high added value crops) di musim kemarau atau di saat curah hujan makin
jarang. Konservasi air penting bagi kelangsungan kehidupan suatu bangsa,
khususnya daerah defisit air tanah, yaitu daerah kering (arid) dan semi
kering (subhumid). Konservasi air ditujukan tidak hanya meningkatkan
volume air tanah, tapi juga meningkatkan efisiensi penggunaannya,
memperbaiki kualitasnya sesuai peruntukannya. Konservasi air
mempunyai efek berganda; mengurangi kerugian akibat air, mengurangi
biaya pengolahan air, mengurangi ukuran jaringan pipa, dll. Dalam kurun
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
9/22
dua dekade, konservasi air menjadi kunci untuk meningkatkan suplai air
bersamaan dengan peningkatan manajemen kebutuhan.
Embung yang akan dibangun memiliki luasan sekitar 10.249 meter
persegi dengan volume tampung efektif 8.069,47 meter kubik dan volume
tampung maksimal sebanyak 25.724,23 meter kubik, diharapkan nantinya
tak hanya mampu mengatasi genangan air dan luapan Sungai Manunggal
tetapi juga menjaga ketersediaan air untuk warga. (Jogja.antaranews.com)
2.3 Gagasan yang Diajukan
Dari berbagai masalah dan peluang tersebut, penulis mengajukan
solusi yang sebelumnya telah penulis ajukan pada Proyek Studio
Perancangan Arsitektur pada semester 7 lalu yang bertemakan
Yogyakarta Balance Urbanisme bersama Team dalam wujud penataan
kawasan sekitar embung dan memultifungsikan lahan tersebut sehingga
tak hanya menjadikan area tersebut sebagai ruang terbuka publik yang
dapat menyelesaikan masalah RTH tetapi juga masalah daur hidrologi
kota. Adapun tahapan yang perlu dilakukan sebagai berikut :
1.
Pemindahan Aset Pemerintah Kota
2.
Persiapan dan Pembangunan Embung3. Penataan area sekitar embung
4. Menyediakan sarana penunjang aktifitas
1.
Pemindahan Aset Pemerintah Kota
Pembangunan fisik dapat benar-benar dilaksanakan apabila
pemindahan aset berupa bangunan yang ada dikawasan embung
telah selesai dilakukan. Dalam hal ini aset pemerintah berupa SD
Langensari, Gedung Pramuka serta Kantor Radio Antar Penduduk
Indonesia (RAPI) nantinya akan dipindahkan ke komplek SD
Bhayangkara yang tak jauh dari lokasi sesuai dengan ketetapan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota
Yogyakarta.
2. Persiapan dan Pembangunan Embung
Pembangunan embung perlu memperhatikan jenis tanah yang ada
dilokasi, sehingga mengetahui dengan pasti jenis konstruksi yang
efektif dan efisien untuk diterapkan, serta diperlukan tahapan lain
seperti penentuan aliran saluran pemasukan (inlet) dan
pembuangan (outlet), sistem penyaringan agar air yang masuk
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
10/22
kedalam embung nantinya bebas limbah industri ataupun rumah
tangga, hingga menentukan struktur penguatan untuk mencegah
kebocoran pada embung
3.
Penataan area sekitar embung
Mendesain area sekitar embung menjadi hal yang cukup penting,
karena nantinya area ini tak hanya menjadi daerah konservasi air
dalam bentuk embung, namun juga menjadi ruang terbuka hijau
atau dapat dikatakan sebagai taman rakyat sehingga nantinya
dapat tercipta suasana yang hijau dan nyaman untuk sekedar
berkumpul bersama keluarga maupun beraktifitas didalamnya.
Semua itu dapat diwujudkan dengan mengaplikasikan elemen-
elemen hardscape dan softscape pada lokasi, membentuk
perkerasan dengan pola tertentu sehingga dapat menjadi joggingtrack untuk berolahraga masyarakat Kota, penentuan vegetasi
apasaja yang dapat digunakan sehingga tak hanya mampu
menyerap polusi namun juga merelaksasi dengan sensasi warna
maupun aromanya. Kemudian menentukan jenis street furniture
yang akan diaplikasikan di area tersebut untuk bersantai dan
bercengkrama antar warga.
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
11/22
4.
Menyediakan sarana prasarana penunjang aktifitas
Area embung akan lebih baik apabila tak hanya fungsional dan
kenyamanannya saja yang berhasil diterapkan, tetapi akan lebih
menarik apabila diberi sentuhan rekreatif didalamnya. Selain
menyediakan sarana olahraga berupa Jogging Track, embung itu
sendiri dapat dijadikan wahana rekreasi air, dengan menyediakan
penyewaan perahu-perahu PVC seperti perahu karakter yang ada di
taman wisata umumnya, beberapa Spot ring basket , dilengkapi dengan
utilitas yang layak seperti toilet umum, parkir kendaraan roda dua,
hingga food court semi outdoor yang dalam hal ini dimaksudkan untuk
membantu pedagang kaki lima untuk lebih tertib dalam menjajakan
dagangannya . Sehingga nantinya Embung Kota menjadi taman rakyat
pilihan yang berfungsi optimal, baik dari segi lingkungan, sosial,
hingga ekonomi.
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
12/22
Berdasarkan pemaparan diatas, diharapkan gagasan ini nantinya
dapat menjadi pertimbangan Pemerintah Kota Yogyakarta bahkan kota-
kota lainnya sebagai solusi efektif pemanfaatan lahan konservasi air
sekaligus Ruang terbuka hijau dna taman rakyat yang rekreatif dan
bermanfaat ke banyak aspek lainnya. Meski begitu, dalam sebuah gagasan
tentu saja memiliki kekurangan. Sehingga dalam hal ini, diperlukan
kolaborasi yang apik antara pihak-pihak terkait dan warga Kota untuk
mewujudkan gagasan tertulis ini.
2.4 Pihak-pihak yang Dapat Membantu Mengimplementasikan
Gagasan
a. Ahli Lingkungan
Ahli lingkungan dalam hal ini menjadi bagian terpenting dalam
mengatasi masalah pengolahan air dan limbah kota untuk menentukan
cara terbaik yang paling tepat dengan lokasi yang telah ditentukan
b. Urban Planner/ Arsitek
Bekerjasama dengan ahli lingkungan, mendiskusikan keserasian antara
konsep design dan penataan kawasan, terhadap objek konservasi itu
sendiri, serta pengaruhnya terhadap pola aktivitas manusia sebagaipengguna kawasan tersebut
c.
Pemerintah Kota
Pemerintah sebagai penggerak sekaligus mediator antara masyarakat
dan urbanis serta peneliti yang membuat gagasan solutif untuk
kebaikan bersama
d. Masyarakat
Masyarakat sebagai elemen yang menghidupi kawasan sangat berperan
penting dalam memberikan respon positifserta masukan untuk solusi
yang ditawarkan, juga ikut mendukung apabila gagasan tersebut dirasa
perlu dilakukan .
2.4 Langkah langkah Strategis
a.
Melakukan observasi dan penelitian lebih lanjut untuk menentukan
sistem pengolahan limbah yang efektif dan memungkinkan, melakukan
analisis dan kajian oleh tim ahli yang bersangkutan (ahli lingkungan
dan urbanis)
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
13/22
b. Menyampaikan hasil analisis dan konsep perancangan yang dianjurkan
ke Pemerintah terkait
c. Pemerintah berhak melakukan uji kelayakan dan melakukan diskusi
lebih lanjut untuk mengevaluasi jika ada yang perlu direvisi
d.
Setelah disepakati, sebelum pelaksanaan Pemerintah harus
menyampaikan kepada masyarakat sekitar (sosialisasi), dan mendengar
serta mempertimbangkan saran/masukan dari warga.
e.
Setelah mencapai kesepakatan bersama, Pemerintah mengusahakan
terwujudnya proyek secara maksimal
f. Masyarakat sebagai user-end ikut bertanggung jawab dalam menjaga
dan merawat RTH tersebut dengan tidak merusak ataupun mencemari
lingkungan yang telah diperbaharui tersebut.
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
14/22
BAB III
KESIMPULAN
Kurangnya lahan sebagai Ruang Terbuka Hijau dan permasalahan daur
hidrologi Kota menjadi masalah yang terus dibicarakan namun belum optimal dari
segi pengentasan. Sehingga memultifungsikan lahan menjadi solusi efektif untuk
menjawab persoalan dikawasan perkotaan dan dalam hal ini dengan mengolah
area yang akan dijadikan embung sebagai ruang terbuka hijau dengan konsep
taman rakyat yang rekreatif, nyaman, dan liveable, dengan menggerakkan
berbagai elemen masyarakat yang ahli di bidangnya masing-masing diharapkan
mampu bekerjasama mengatasi masalah limbah dan air bersih juga mengatasi
masalah sosial akibat kurangnya ruang interaksi masyarakat kota di Yogyakarta
sekaligus.
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
15/22
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian. 2007. Pedoman Teknis Konservasi Air MelaluiPengembangan Embung.
pla.deptan.go.id/pedum2007/
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta. 2010. Rencana Pengembangan Struktur
Ruang Kota. Rencana Tata ruang Wilayah dan Kota Yogyakarta tahun 2010- 2029
Peraturen Menteri Pekerjaan Umum . 2008
https://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/embung/
Jogja.antaranews.com
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
16/22
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
17/22
2. Biodata Anggota Kelompok
2.1 Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Anggita Rahmi
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Arsitektur
4. NIM 11512089
5. Tempat Tanggal Lahir Ambon, 8 Februari 1994
6. E-mail [email protected]
7. Nomor Telepon / HP
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 47 Jambi SMPN 19 Jambi SMAN 10 JambiJurusan Umum Umum IPA
Tahun Masuk-Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama
PertemuanIlmiah/seminar
JudulArtikelIlmiah WaktudanTempat
1 - - -
D. Penghargaan 10 Tahun Terakhir
No
JenisPenghargaan InstitusiPemberiPenghargaan
Tahun
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan dapat
dipwertanggungjawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreaifitas mahasiswa-gagasan tertulis.
Yogyakarta, 23 Maret 2015Pengusul,
(Anggita Rahmi)
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
18/22
2.1 Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Finda Rosyida
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Arsitektur
4. NIM 13512138
5. Tempat Tanggal Lahir Wonosobo, 23 Januari 1995
6. E-mail [email protected]
7. Nomor Telepon / HP 085743521385
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 5
Wonosobo
SMP N 1
Wonosobo
SMA N 1
WonosoboJurusan Umum Umum IPA
Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama
PertemuanIlmiah/seminar
JudulArtikelIlmiah WaktudanTempat
1 - - -
D. Penghargaan 10 Tahun Terakhir
No
JenisPenghargaan InstitusiPemberiPenghargaan
Tahun
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan dapat
dipwertanggungjawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreaifitas mahasiswa-gagasan tertulis.
Yogyakarta, 23 Maret 2015
Pengusul,
(Finda Rosyida)
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
19/22
3. Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama lengkap Hastuti Saptorini2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Arsitektur FTSP UII
4 NIDN
5 Tempat, tanggal lahir Juwana, 24 Mei 1960
6 E-mail [email protected]
7 Nomor telpon/HP 062 274 896440
B. Riwayat Pendidikan
Jenjang Tahun Perguruan Tinggi Bidang Spesialisasi
S-1 1986 Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Arsitektur
S-2 1996 University of Newcastle upon Tyne,Inggris
Housing Studies
C.
Pengalaman Penelitian 5 TahunTerakhir
Tahun Topik/Judul Penelitian Sumber Dana
2005 Studi Kebutuhan dan Keterjangkauan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah padaKaryawan Gol I dan II Fakultas Teknik Sipildan Perencanaan UII Yogyakarta.
DP2M UII
2005 Konsep Kemitraan sebagai Kampus yangRamah Lingkungan
DP2M UII
2006 Pendekatan Psikologi dalam Perancangan
Bangunan
PHK A3 DIKTI
2007 Penandaan Teritori Permukiman Tepi Sungaidi Yogyakarta. (Riset Fundamental)
Hibah PenelitianDIKTI
2009 Ruang Bermain Outdoor sebagai Sarana
Pengembangan Kreativitas Anak pada
Permukiman di Yogyakarta.
DP2M UII
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
20/22
D. Pengalaman Publikasi di Berkala Ilmiah 5 Tahun Terakhir
Nama-nama
penulis Tahun
Terbit
Judul ArtikelNama
Berkala
Vol.
dan
Hal.
Status
Akreditasi
Hastuti
Saptorinidan Arif
Budi
Sholihah
2004 Studi Tipologi
Morfologi KarakterPermukiman Tepian
Sungai. Studi Kasus
Permukiman TepiSungai Code, Tungkak,
Yogyakarta
Teknisia Vol.
IX,
Hal
447-
467
Akred. C,
SK Dikti
No.49/Dik
ti/Kep/2003
Hastuti
Saptorini
2006 Kampus Ramah
Lingkungan. StudiKasus Kampus Terpadu
Universitas Islam
Indonesia
Teknisia Vol.
XI,
Hal
32-43
Akred. C,
SK
DirjenDikt
iNo.49/Dik
ti/Kep/200
3
Hastuti
Saptorini
2006 Teritorialitas
Permukiman tepiSungai Code
Dimensi
Arsitektur
Vol
34No.1
,
Juli,
Hal.
31 -
39
Akred. B
SK
DirjenDikti
No.23a/Di
kti/Kep/2004
Hastuti
Saptorini
danRenata HH
2007 Karakter Atraktif
Dalam Perancangan
Taman PetualanganAnak
Dimensi
Arsitektur
Vol
35
No.1,
Juli,
Hal.59 -
72
Akred. B
SK
DirjenDikti
No.23a/Di
kti/Kep/2004
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
21/22
7/26/2019 PuanJatiMegawati_Karya Tulis Ilmiah
22/22
LAMPIRAN 3. Surat Pernyataan Ketua Tim