21
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TAMAN VERTIKULTUR DI SEKITAR TIANG LAMPU MERAH UNTUK MENGURANGI POLUSI UDARA DI JALAN RAYA KOTA SURABAYA BIDANG KEGIATAN : PKM-GT Diusulkan oleh: Farihatus Solikhah 1512100072 Angkatan 2012 Nikita Danniswara 1512100075 Angkatan 2012 Shella Dessima N 1510100022 Angkatan 2010 Esther Mega Stefia 1512100073 Angkatan 2012 1

proyek vertikultur

  • Upload
    nd

  • View
    100

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: proyek vertikultur

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

TAMAN VERTIKULTUR DI SEKITAR TIANG LAMPU MERAH UNTUK

MENGURANGI POLUSI UDARA DI JALAN RAYA KOTA SURABAYA

BIDANG KEGIATAN :PKM-GT

Diusulkan oleh:

Farihatus Solikhah 1512100072 Angkatan 2012

Nikita Danniswara 1512100075 Angkatan 2012

Shella Dessima N 1510100022 Angkatan 2010

Esther Mega Stefia 1512100073 Angkatan 2012

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2012

1

Page 2: proyek vertikultur

KATA PENGANTAR

Puji syukur rahmat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan

karya tulis kami tepat waktu. Banyak rintangan yang telah kami lalui untuk

menyelesaikan karya tulis ini, tetapi kami tetap berusaha mengerjakan karya tulis ini

dengan sebaik-baiknya.

Banyak ide yang muncul dalam pikiran kami tetapi penulis kali ini memilih tema

Polusi. Tema tersebut dipilih karena di kehidupan sehari-sehari penulis, mulai kecil

sampai dewasa, masalah polusi di Surabaya adalah masalah yang berkelanjutan dan

belum ada solusi yang efektif. Oleh sebab itu karya tulis ini memberikan suatu gagasan

tentang taman vertikultur di sekitar tiang lampu merah di jalan raya Kota Surabaya.

Gagasan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam upaya mengurangi

polusi yang ada di Kota Surabaya.

Tak ada gading yang tak retak, penulis sadar kesempurnaan masih sangat jauh

dari karya tulis ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan berupa

kritik dan saran untuk perbaikan karya tulis ini di kemudian hari.

Akhir kata, penulis berharap agar karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 15 Desember 2012

Penulis

2

Page 3: proyek vertikultur

DAFTAR ISI

Lembar judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Gambar

Ringkasan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan

Manfaat

GAGASAN

Vertikultur

Efektivitas Tanaman Penyerap Polutan

Tiang Lampu Merah Sebagai Media Vertikultur

Kondisi Kekinian

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Gagasan Baru yang Ditawarkan

Pihak-Pihak yang Akan Mengimplementasikan

Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan

KESIMPULAN

Inti Gagasan

Teknik Implementasi Gagasan

Prediksi Keberhasilan Gagasan

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Indeks Standar Polusi Kota Surabaya

Gambar 2. Kendaraan Bermotor Tahun 2008 – 2010

3

Page 4: proyek vertikultur

Gambar 3. Konsep Vertikultur Pada Tiang Lampu Merah

RINGKASAN

Bertambah banyaknya jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya

menyebabkan masalah polusi yang ada di Kota Surabaya semakin berada pada level

yang mengkhawatirkan. Selain itu, asap dari pabrik juga turut memberikan kontribusi

yang besar terhadap polusi. Kondisi yang demikian menimbulkan berbagai dampak

negatif di antaranya membuat suhu udara semakin panas dan mengganggu kesehatan

pernapasan pada manusia.

Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu kegiatan penghijauan namun

dari solusi yang pernah dilaksanakan belum ada yang berkerja secara optimal dan

efektif. Gagasan yang diajukan dalam karya tulis ini adalah taman vertikultur di sekitar

tiang lampu merah di jalan raya Kota Surabaya. Vertikultur merupakan teknik

penanaman yang tidak memerlukan lahan yang luas karena penanamannya

menggunakan teknik penanaman bertingkat. Sehingga lahan yang tersedia dapat

digunakan secara optimal dan efektif. Taman vertikultur ini menggunakan tanaman

Sansevieria dan puring (Codiaeum variegatum) karena berdasarkan hasil penelitian,

tanaman-tanaman tersebut memiliki kemampuan untuk menyerap gas-gas buangan

emisi kendaraan bermotor.

Implementasi program ini akan dapat dilakukan apabila izin telah diberikan oleh

Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, bekerja sama dengan Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Surabaya dan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang untuk melaksanakan

pembuatan taman vertikultur ini, dan melakukan sosisalisasi kepada masyarakat.

Sosialisasi dapat dilakukan melakukan penyuluhan oleh pihak BLH Surabaya agar

secara berangsur-angsur mengubah pola pikir serta perilaku masyarakat untuk mencintai

lingkungannya. Serta dibutuhkan juga komitmen pemerintah untuk melaksanakan

program ini dan peran mahasiswa untuk melakukan monitoring terhadap pelaksanaan

sehingga tujuan dari program ini dapat tercapai.

4

Page 5: proyek vertikultur

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan penduduk perkotaan baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk

maupun akibat urbanisasi telah memberikan masalah perkotaan yang serius.

Diantaranya adalah pencemaran udara yang disebabkan oleh polusi dari alat transportasi

dan asap pabrik. Kondisi yang demikian menyebabkan terganggunya keseimbangan

ekosistem perkotaan dengan meningkatnya suhu udara di perkotaan. Saat ini dampak

polusi udara semakin hari terasa semakin parah. Pada siang hari suhu udara dari hari ke

hari semakin panas. Ini terjadi karena atmosfer bumi sekarang terkontaminasi diluar

batas toleransi dan menyebabkan berbagai dampak polusi udara, khususnya masalah

kesehatan pernafasan pada manusia. Sebagian besar penyebab pencemaran udara terjadi

karena asap kendaraan dan asap pabrik seperti yang terlihat di kota-kota besar. Semakin

hari jumlah kendaraan semakin banyak dan kesadaran penanaman pohon makin

berkurang.

Langkah awal dalam mengatasi pencemaran udara adalah dengan cara

melakukan kegiatan penghijauan. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan

menanam tanaman di tempat-tempat yang sekiranya terdapat kadar polusi yang cukup

tinggi, seperti di jalan-jalan raya kota besar. Hal ini dilakukan agar dapat terwujud udara

yang bersih dari udara yang tercemar akibat asap kendaraan dan asap pabrik yang

membahayakan bumi dan makhluk hidup yang tinggal didalamnya.

Tanaman adalah penyerap emisi CO2 yang efektif. Namun penanaman tanaman

penyerap polusi menghadapi kendala semakin sempitnya lahan. Penyempitan lahan

terutama terjadi di wilayah perkotaan. Pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup pesat

menyebabkan kebutuhan akan permukiman juga bertambah, sehingga lahan yang

tersedia untuk menanam pohon semakin sempit dan terbatas. Untuk itu, diperlukan

inovasi cerdas yang bisa menghemat lahan sekaligus mengurangi emisi CO2. Media

taman vertikultur adalah solusinya. Taman vertikultur adalah taman yang disusun secara

5

Page 6: proyek vertikultur

vertikal yang berisi tanaman penyerap polutan (karbondioksida, karbonmonoksida, dan

emisi lainnya).

Oleh karena itu gagasan penulisan ini bertujuan untuk mengurangi dampak

polusi dengan adanya taman vertikultur di sekitar tiang lampu merah di jalan raya kota

Surabaya.

Tujuan

Karya tulis ini bertujuan untuk menggalakkan program penghijauan melalui

penerapan vertikultur di sekitar tiang lampu merah. Melalui vertikultur ini, diharapkan

dapat berpartisipasi dalam mengurangi polusi udara akibat emisi gas kendaraan

bermotor.

Manfaat

Manfaat penulisan ini bagi pemerintah ialah memberikan solusi kepada pemerintah

untuk mengurangi polusi udara terutama di kota besar seperti Surabaya. Selain itu,

dengan adanya taman vertikultur ini dapat memperindah tata kota sehingga mempunyai

nilai estetis. Bagi masyarakat ialah terciptanya kesadaran dalam melakukan penghijauan

melalui taman vertikultur yang ditanam di sekitar tiang lampu merah jalan-jalan kota

Surabaya Masyarakat dapat berperan aktif dalam menanam dan menjaga taman

vertikultur mengingat semakin sempitnya lahan yang dapat digunakan untuk melakukan

penghijauan. Sedangkan manfaat bagi mahasiswa ialah media pengembangan serta

penerapan ilmu dan teknologi dari disiplin ilmu yang telah diperoleh selama

perkuliahan. Selain itu, dapat menumbuhkan dan meningkatkan jiwa sosial serta

kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan sekitar.

6

Page 7: proyek vertikultur

GAGASAN

Vertikultur

Vertikultur diserap dari bahasa Inggris yang berasal dari kata "vertical" dan

"culture" yang artinya, teknik budidaya tanaman secara vertikal, sehingga

penanamannya menggunakan sistem bertingkat. Teknik ini berawal dari gagasan

"vertical garden" yang dilontarkan oleh sebuah perusahaan benih di Swiss, sekitar tahun

1945 yang lalu.  Tujuan utama aplikasi teknik vertikultur adalah memanfaatkan lahan

sempit seoptimal mungkin (Andoko, 2004).

Vertikultur dapat diartikan sebagai teknik budidaya tanaman secara vertikal

sehingga penanaman dilakukan secara bertingkat. Teknik budidaya ini tidak

memerlukan lahan yang luas. Teknik ini dapat diterapkan di sekitar tiang-tiang lampu

merah yang ada di jalan raya. Tanaman vertikultur diharapkan mampu mengurangi

polusi yang ditimbulkan dari asap kendaraan bermotor. Ada beberapa tanaman yang

dapat memenuhi fungsi tersebut, antara lain Sansevieria, Clorophytum, Aglaonema,

Dracaena, Phylodendron, dan Syngonium. Secara estetika, taman vertikultur berguna

sebagai penutup pemandangan yang tidak menyenangkan atau sebagai latar belakang

yang menyuguhkan pemandangan yang indah dengan berbagai warna. Selain itu, taman

vertikultur ini dapat memperindah tata kota agar terkesan asri.

Efektivitas Tanaman Penyerap Polutan

Tanaman yang dapat digunakan sebagai penyerap polutan antara lain Sansevieria

dan puring (Codiaeum variegatum). Sansevieria mengandung polifenol, saponin dan

kardenolin. Selain itu terdapat pula bahan aktif yang disebut pregname glikosid.

Fungsinya adalah mereduksi polutan menjadi gula dan asam organik. Menurut NASA,

di antara 15 tanaman antipolusi yang diteliti, Sansevieria lah yang dapat menyerap

lebih dari 107 unsur polutan dan bahan-bahan kimia seperti bahan pembersih, asap

rokok, produk petrokimia, cat, pernis, tinta dan pewarna kain. Setiap helai daunnya

7

Page 8: proyek vertikultur

dapat menyerap 0,938 mikrogram per jam formaldehid. Artinya, untuk membersihkan

polutan dalam daerah dengan luas 75 m2, hanya diperlukan empat lembar daun

(Nathalia, 2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dr. Ir. Suparwoko dan Ir. Feris dari

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, puring merupakan tanaman yang memiliki

daun paling baik dalam menyerap unsur timah hitam, sebanyak 2,05 mg/liter. Timbal

termasuk salah satu logam berat yang bisa menyebabkan kerusakan otak, darah, ginjal,

dan hati yang tidak dapat disembuhkan (Nathalia, 2012).

Tiang Lampu Merah Sebagai Media Vertikultur

Pemilihan tiang lampu merah sebagai media dimaksudkan untuk

memaksimalkan penyerapan kadar polusi di jalan raya kota besar. Pada siang hari,

tanaman vertikultur dapat mengggunakan cahaya matahari untuk proses fotosintesis,

sehingga tanaman bisa menyerap lebih banyak CO2 dan menghasilkan lebih banyak O2.

Dengan keberadaan cahaya, bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau bisa

menghasilkan bahan organik dan oksigen yang merupakan hasil olahan dari

karbondioksida dan air. Menurut Campbell et al. (2002) O2 adalah produk hasil

fotosintesis yang bisa menggantikan oksigen di atmosfer yang telah dikonsumsi selama

respirasi seluler. Pada tiang lampu merah dipasang kawat-kawat penyangga melingkar

untuk meletakkan pot-pot yang berisi tanaman. Pot-pot yang berisi tanaman penyerap

polutan tersebut dipasang secara bertingkat sesuai dengan pola kawat yang dibentuk.

Selain menjalankan fungsinya sebagai penyerap polutan, taman vertikultur ini juga

memberikan nilai estetika.

Penggunaan teknik vertikultur dalam pembuatan taman di sekitar tiang lampu

merah ini mempunyai kelebihan, antara lain efisiensi penggunaan lahan karena

tumbuhan yang ditanam jumlahnya lebih banyak dibandingkan sistem konvensional,

penghematan pemakaian pupuk dan pestisida, kemungkinan tumbuhnya rumput dan

gulma lebih kecil, dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam

wadah tertentu, mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman. Selain mempunyai

kelebihan, teknik vertikultur ini mempunyai kekurangan, antara lain rawan terhadap

serangan jamur, karena kelembaban udara yang tinggi akibat tingginya populasi

8

Page 9: proyek vertikultur

tanaman dan sistem penyiraman harus kontinu, serta diperlukan beberapa peralatan

tambahan, misalnya tangga sebagai alat bantu penyiraman.

Gambar 3. Konsep Vertikultur Pada Tiang Lampu Merah

Kondisi Kekinian

Terus meningkatnya jumlah kendaraan bermotor menggiring kualitas udara

Surabaya ke level mengkhawatirkan. Bahkan, bila pemerintah jadi merealisasikan

‘pengharaman’ bahan bakar minyak (BBM) subsidi untuk mobil plat hitam, kondisi bisa

makin berbahaya karena makin banyak sepeda motor berkeliaran.  Untuk diketahui,

pakar penyumbang terbesar polusi sekitar 70% adalah sepeda motor (Anonim2, 2009).

Gambar 1. Indeks Standar Polutan Kota Surabaya

9

Page 10: proyek vertikultur

Gambar 2. Jumlah Kendaraan Bermotor Tahun 2008 - 2010

“Yang jelas, polusi di Surabaya dikarenakan kendaraan bermotor,” ungkap ahli

transportasi dan tata perkotaan, Prof Haryo Sulistyarso. Polutan gas yang biasanya

diproduksi kendaraan, yakni hasil pembakaran mesin baik solar maupun premium

karena pembakarannya menghasilkan gas karbondioksida (CO2) (Anonim1, 2012)

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Penanggulangan pencemaran udara tidak dapat dilakukan tanpa menanggulangi

penyebabnya. Mempertimbangan sektor transportasi sebagai kontributor utama

pencemaran udara, maka sektor ini harus mendapat perhatian utama, yaitu dengan

menyerukan kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi yang ada saat

ini, dengan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau oleh publik.

Prioritas utama harus diberikan pada sistem transportasi massal dan tidak berbasis

kendaraan pribadi. Pemerintah juga mencanangkan Car Free Day yang biasa dilakukan

saat akhir pekan. Tetapi solusi tersebut masih dinilai kurang efektif untuk mengurangi

polusi karena masyarakat yang kurang aktif berpartisipasi dalam penyelengaraan

kegiatan tersebut. Selain itu, hanya disediakan waktu yang sangat terbatas di pagi hari

dan hanya dilaksanakan di tempat-tempat tertentu saja.

Pemerintah telah mencanangkan kegiatan penanaman pohon-pohon yang

berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-

sudut kota. Upaya untuk meminimalisir peningkatan emisi gas CO2  juga dilakukan

dengan cara membangun kawasan hutan perkotaan. Hal ini dikarenakan hutan kota

dianggap lebih efektif dalam meminimalisir peningkatan emisi gas CO2 dibanding

dengan taman kota. Pembangunan kawasan hutan perkotaan menurut inmendagri No. 14

10

Page 11: proyek vertikultur

tahun 1988 tentang penataan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan yaitu 40% dari

wilayah perkotaan harus merupakan kawasan hijau dan sisanya merupakan kawasan

terbangun. Namun dalam hal ini sebagian besar daerah perkotaan di Indonesia belum

memenuhi syarat untuk membangun kawasan hutan perkotaan. Luas kawasan terbangun

lebih besar dibandingkan dengan luas lahan yang akan dibangun kawasan hutan

perkotaan. Solusi tersebut kurang efektif karena diperlukan lahan yang luas untuk

menanam pohon-pohon di pinggir jalan dan membuat hutan perkotaan. Bila

dibandingkan dengan taman vertikultur, penanaman dengan jumlah tanaman yang

banyak tidak memerlukan tempat yang luas.

Gagasan Baru yang Ditawarkan

Berdasarkan fakta empiris yang ada dan solusi yang pernah ditawarkan, maka

upaya untuk mengurangi polusi udara di jalan raya Kota Surabaya dapat dilakukan

dengan adanya taman vertikultur di sekitar tiang lampu merah. Vertikultur merupakan

teknik penanaman secara bertingkat sehingga dapat menghemat lahan penanaman.

Tanaman yang digunakan dalam vertikultur ini ialah tanaman yang mempunyai

kemampuan untuk menyerap gas-gas buangan emisi kendaraan bermotor seperti

Sansevieria dan puring (Codiaeum variegatum). Dengan adanya vertikultur pada tiang

lampu merah dapat mengurangi polusi udara di jalan raya Kota Surabaya sehingga

masyarakat dapat menghirup udara bersih kembali.

Pihak-Pihak yang Akan Mengimplementasikan

Polusi di Kota Surabaya kebanyakan berasal dari asap kendaraan bermotor dan

asap dari pabrik. Untuk mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan kegiatan penghijauan

melalui program taman vertikultur di sekitar tiang lampu merah. Program ini

membutuhkan dukungan dari pihak-pihak yang dapat mewujudkan program ini, antara

lain:

1. Pemerintah khususnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dan Dinas

Cipta Karya dan Tata Ruang berperan dalam pengaturan dan penataan taman

vertikultur pada tiang lampu merah sehingga mempunyai nilai estetika selain

menjalankan fungsinya sebagai penyerap polutan.

11

Page 12: proyek vertikultur

2. Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya berperan dalam hal perizinan pemakaian

tiang lampu merah sebagai pengatur lalu lintas kendaraan yang kemudian

digunakan sebagai media taman vertikultur.

3. Pihak LSM yaitu Badan Lingkungan Hidup Surabaya, berperan dengan

memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya taman vertikultur

pada tiang lampu merah untuk mengurangi kadar polusi udara di jalan raya Kota

Surabaya.

4. Mahasiswa berperan dalam penyediaan alat dan bahan serta konsep yang

diperlukan. Mahasiswa juga berperan dalam monitoring pelaksanaan bersama

dengan LSM yang terkait.

5. Pengguna jalan raya dan masyarakat sekitar berpartisipasi aktif dalam penanaman

dan ikut menjaga dan merawat tanaman penyerap polutan dalam taman vertikultur

agar tujuan dari program ini dapat terlaksana dengan baik.

Langkah-Langkah Stategis Implementasi Gagasan

Gagasan taman vertikultur ini dapat diimplementasikan dengan baik apabila

didukung oleh hal-hal strategis sebagai berikut:

1. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dan Dinas Cipta Karya dan Tata

Ruang Kota Surabaya berkerja sama dengan Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya

menyetujui dan memberi izin dilaksanakannya proyek pembuatan taman vertikultur

di sekitar tiang lampu merah di jalan raya Kota Surabaya.

2. Pemerintah segera menganggarkan dana untuk pembuatan taman vertikultur ini.

3. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya taman

vertikultur ini untuk menyerap polusi dan mengajak peran serta masyarakat untuk

turut mendukung taman vertikultur ini dengan ikut merawat dan tidak merusak

taman vertikultur yang telah terpasang di sekitar tiang lampu merah di jalan raya

Kota Surabaya. Selain itu juga menjelaskan keuntungan dari taman vertikultur ini

bagi pengguna jalan raya dan masyarakat sekitar apabila program ini berjalan

dengan lancar.

12

Page 13: proyek vertikultur

4. Komitmen pemerintah khususnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota

Surabaya dalam pelaksanaan taman vertikultur di sekitar tiang lampu merah guna

mencapai tujuan dari program ini.

KESIMPULAN

Inti Gagasan

Gagasan taman vertikultur ini pada dasarnya merupakan sebuah solusi baru

untuk mengurangi dampak polusi udara di jalan raya Kota Surabaya. Tanaman-tanaman

penyerap polutan disusun secara bertingkat dalam pot yang mengitari tiang lampu

merah jalan raya Kota Surabaya. Tanaman penyerap polutan tersebut memiliki

keistimewaan menyerap bahan beracun, seperti karbondioksida, benzene, formaldehyde,

dan trichloroethylene. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa tanaman ini secara alami

mampu mengurangi kadar polusi udara di jalan raya.

Teknik Implementasi Gagasan

Langkah-langkah implementasi untuk mewujudkan gagasan taman vertikultur di

sekitar tiang lampu merah untuk mengurangi polusi udara ini adalah :

1. Identifikasi kadar polusi udara tiap daerah sesuai skala prioritas.

2. Melakukan kemitraan strategis dengan pemerintah dan lembaga-lembaga yang

menaungi konservasi alam dan tata letak kota sebagai modal awal pengembangan.

3. Melakukan pendekatan secara gradual (bertahap) kepada tokoh masyarakat

sebagai awal pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat.

4. Penanaman kepercayaan kepada masyarakat bahwa dengan adanya taman

vertikultur di sekitar jalan raya ini dapat mengurangi kadar polusi udara sehingga

masyarakat dapat menghirup udara segar kembali.

5. Melakukan mekanisme koordinasi dengan membagi tugas secara jelas.

13

Page 14: proyek vertikultur

6. Mobilisasi warga untuk melaksanakan program yang di sepakati bersama.

7. Melakukan mekanisme monitoring dan evaluasi secara periodik dan professional.

Prediksi Keberhasilan Gagasan

Program ini memerlukan suatu peran serta pemerintah khususnya Dinas

Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

Kota Surabaya, aparat Negara, LSM yaitu Badan Lingkungan Hidup Surabaya,

mahasiswa dan para pengguna jalan dan masyarakat sekitar. Program ini memiliki

peluang diantaranya adalah meminimalisir lahan yang dipakai teknik penanamannya

yang vertikal sehingga tanaman yang dipakai bisa lebih banyak, menghemat

penggunaan pupuk, kemungkinan adanya gulma dan rumput lebih kecil dan sebagai

penutup pemandangan yang tidak menyenangkan atau sebagai latar belakang yang

menyuguhkan pemandangan yang indah dengan berbagai warna.

14

Page 15: proyek vertikultur

DAFTAR PUSTAKA

Andoko, A. 2004. Budi Daya Cabai Merah Secara Vertikultur Organik. Jakarta:

Penebar Swadaya

Anonim1. 2012. Polusi Surabaya ‘Lampu Kuning’. Disadur dari

www.surabayapost.co.id diakses pada tanggal 13 Desember 2012 pukul 14.50

WIB

Anonim2. 2009. Surabaya Peringkat Tiga Kota Terpolusi di Asia. Disadur dari

www.greenradio.fm diakses pada 24 November 2012 pukul 17.45 WIB

Campbell, et al. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Nathalia. 2012. Ular Sontak itu Ternyata Pemangsa Polutan. Disadur dari

www.green.kompasiana.com diakses tanggal 14 Desember 2012 pukul 15.00

WIB

15