14
Laporan Praktikum KD IPA 2 | 26 “Vertikultur Tanaman” A. Tujuan 1. Menjelaskan pembudidayaan vertikultur tanaman 2. Mengetahui keunggulan dan kekurangan dari vertikultur tanaman B. Landasan Teori Menurut Kartika Chysti Suryandari (2014) vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara bertingkat atau vertikal secara indoor ataupun outdoor cocok digunakan untuk lahan yang terbatas. Untuk tanaman yang memerlukan banyak sinar matahari, seperti cabai, tomat, terong, dan sawi hendaknya diletakkan di posisi bagian atas. Sedangkan tanaman ginseng, kangkung, dan seledri bisa di bagian tengah atau bawah. Sistem vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman sebanyak-banyaknya. Selain tanaman sayuran, kita bisa juga menanam tanaman hias. Tanaman juga memerlukan perawatan, seperti halnya makhluk hidup yang lain. Tanaman memerlukan perhatian dan kasih sayang. Selain penyiraman dilakukan setiap hari juga perlu pemupukan, dan juga pengendalian hama penyakit. Perawatan vertikultur tanaman salah satunya yaituu dengan pemupukan. Sebaiknya pupuk yang digunakan adalah pupuk organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi yang menggunakan teknologi mikroorganisme 4 (EM4) atau simbal (Yogo Tulus Prasojo : 2013).

Praktikum Vertikultur Tanaman

Embed Size (px)

Citation preview

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 26

“Vertikultur Tanaman”

A. Tujuan

1. Menjelaskan pembudidayaan vertikultur tanaman

2. Mengetahui keunggulan dan kekurangan dari vertikultur tanaman

B. Landasan Teori

Menurut Kartika Chysti Suryandari (2014) vertikultur adalah sistem

budidaya pertanian yang dilakukan secara bertingkat atau vertikal secara

indoor ataupun outdoor cocok digunakan untuk lahan yang terbatas.

Untuk tanaman yang memerlukan banyak sinar matahari, seperti cabai,

tomat, terong, dan sawi hendaknya diletakkan di posisi bagian atas.

Sedangkan tanaman ginseng, kangkung, dan seledri bisa di bagian tengah

atau bawah. Sistem vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau

perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman

sebanyak-banyaknya. Selain tanaman sayuran, kita bisa juga menanam

tanaman hias.

Tanaman juga memerlukan perawatan, seperti halnya makhluk hidup

yang lain. Tanaman memerlukan perhatian dan kasih sayang. Selain

penyiraman dilakukan setiap hari juga perlu pemupukan, dan juga

pengendalian hama penyakit. Perawatan vertikultur tanaman salah satunya

yaituu dengan pemupukan. Sebaiknya pupuk yang digunakan adalah pupuk

organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi yang

menggunakan teknologi mikroorganisme 4 (EM4) atau simbal (Yogo Tulus

Prasojo : 2013).

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 27

Di perkotaan, pupuk kandang atau kompos harganya menjadi mahal.

Kalau kita mau irit/berhemat, kita bisa membuatnya sendiri. Limbah dapur

atau daun-daun kering bisa kita manfaatkan untuk pembuatan pupuk bokashi .

Pupuk bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah

organik, pupuk kandang, dan lain-lain) dengan teknologi EM yang dapat

digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan

meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat

dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk.

Pupuk Bokashi sangat benguna sebagai sumber pupuk organik yang siap

pakai dalam waktu singkat. Bahan-bahannya juga mudah didapat dan

sekaligus baik untuk kebersihan lingkungan karena memanfaatkan limbah

pertanian atau limbah rumah tangga, seperti jerami, pupuk kandang, rumput,

pupuk hijau, sekam, dan serbuk gergaji.

Kalau di daerah pedesaan, biasanya sampah atau kotoran hewan

dimasukkan ke sebuah lubang. Kalau lubangnya sudah penuh, sampah

dibakar dan sebagai pupuk. Dengan catatan, pupuk buatan kotoran hewan

yang akan digunakan hendaknya sudah tidak berbau busuk. Dewasa ini di

swalayan-swalayan banyak dijual pupuk kandang yang sudah kering, tidak

berbau, dan steril. Dewasa ini masyarakat mulai banyak mempertimbangkan

mengkonsumsi hasil panen yang Iebih sehat cara penanamannya, yakni yang

menggunakan pupuk dan pengendalian hama alami. Meski lebih mahal tetap

dibeli karena dirasa lebih aman dikonsumsi untuk kesehatan.

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 28

Teknik Vertikultur menurut Diyah (2013) merupakan cara bertanam yang

dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang

disusun secara vertical, atau dapat dikatakan bahwa vertikultur merupakan

upaya pemanfaatan ruang ke arah vertical. Dengan demikian penanaman

dengan system vertikultur dapat dijadikan alternative bagi masyarakat yang

tinggal di kota, yang memiliki lahan sempit atau bahkan tidak ada lahan yang

tersisa untuk budidaya tanaman.

Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah tanaman yang

memiliki nilai ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim

khususnya sayuran (seperti seledri, caisism, pack-choy, baby kalian, dan

selada), dan memiliki system perakaran yang tidak terlalu luas.

Selain dibudidayakan dengan media tanam umum, teknik ini juga

berkembang dengan mengadopsi cara pemberian hara bersamaan dengan air

siraman melalui irigasi tetes (drip irrigation) atau pengaliran secara kontinu

(hidroponik). Selain itu, dapat juga digunakan beberapa teknik penanaman

terbaru seperti sistem air oponik atau sistem vertigro. Sistem airoponik adalah

pengabutan unsur hara kearah sistem perakaran.

Vertikultur sebagai salah satu teknik bertanam memiliki beberapa

manfaat baik dilihat dari unsur seni, unsur kesehatan, maupun unsur

perdagangan (Nur Fahmi Akhmad : 2013) :

1. Unsur seni

a. Dapat memenuhi kebutuhan rohani

b. Untuk ketentraman jiwa si pemilik

c. Untuk memuaskan bathin bagi orang yang melihatnya

d. Lebih bersifat psikologis

2. Unsur kesehatan

a. Penting untuk kebutuhan jasmani

b. Sebagai sumber vitamin dan mineral

c. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga

d. Sebagai sumber ptotein nabati

e. Berdampak pada fungsi fisiologis tubuh

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 29

3. Unsur perdagangan

a. Hasilnya dapat diperjualbelikan

b. Bermanfaat sebagai mata pencaharian penduduk.

Keunggulan penggunaan teknik vertikultur yaitu :

1. Hemat lahan dan air

2. Mendukung pertanian organik

3. Wadah media tanam disesuaikan dengan kondisi setempat

4. Umur tanaman relative pendek

5. Pemeliharaan tanaman relative sederhana

6. Dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat.

Sedangkan kekurangan dari vertikultur tanaman adalah struktur awalnya

membutuhkan investasi yang cukup besar dan sistem ini rawan dari serangan

penyakit. Kekurangan yang disebabkan rawannya serangan penyakit dapat di

atasi dengan teknik budi daya yang tepat.

Sementara itu, kebutuhan investasi yang cukup besar terletak dalam

pembangunan struktur rumah plastik. Namun, sistem ini dapat dimodifikasi

untuk keperluan skala rumah tangga, sehingga biayanya pun dapat

disesuaikan.

Contohnya, dengan menempatkannya di teras atau pekarangan yang

kondisinya sesuai dengan pertumbuhan tanaman, sehingga tidak memerlukan

struktur rumah plastik. Karena sebagian besar sistem vertikultur

dimanfaatkan dirumah-rumah, pengendalian hama penyakit tanaman harus

dilakukan dengan cara yang tidak membahayakan penghuninya.

Pengendalian hama penyakit secara terpadu dapat dimanfaatkan sebagai

alternatif, yakni menggunakan pestisida alami, sterilisasi media tanam,

pengelolaan air dan sistem drainase yang tepat, serta menjaga kelembapan

disekitar tanaman.

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 30

C. Alat dan Bahan

5 botol aqua bekas

5 bibit cabai rawit berumur

lebih dari 1 bulan

Tanah

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 31

Pupuk bokashi

Tali rafia

Cutter

D. Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memotong botol plastik bekas menjadi 2 bagian.

3. Memakai bagian bawah botolnya saja, kemudian gunting atasnya untuk

digulung sebagai hiasan dan sisakan ujung kanan dan kiri untuk

gantungan

4. Melubangi bagian bawah botol untuk aliran air

5. Mengulangi langkah 2-4 untuk ke empat botol lainnya

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 32

6. Memberi nama A, B, C, D dan E pada masing-masing wadah

7. Merangkai vertikal ke lima botol dengan tali rafia, dan pada bagian atas

dibuat simpul untuk gantungan

8. Mencampur pupuk bokashi dengan tanah dan masukkan ke dalam wadah

9. Memasukkan bibit cabai ke dalam masing – masing wadah

10. Menyiramnya dengan air dan menggantung tanaman pada tempat yang

terkena cahaya matahari

E. Hasil Pengamatan

Membuat wadah untuk

vertikultur tanaman

Wadah yang digunakan untuk

menanam cabai

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 33

Vertikultur siap di

budidayakan

F. Hasil Percobaan

No

Tangg

al

Jumlah

daun

Tinggi

batang

(cm)

Akar Buah Bunga Keterangan

1 02

Des

2014

A = 6

B = 6

C = 6

D = 6

E = 6

A = 8

B = 7

C = 5

D = 5

E = 6

Tung

gang

- -

Bibit

dalam

keadaan

baik

2 07

Des

2014

A = 7

B = 6

C = 7

D = 6

E = 6

A = 8,5

B = 7,7

C = 6

D = 5,5

E = 8

Tung

gang

- -

Tanaman

dalam

keadaan

baik

3 09

Des

2014

A = 7

B = 6

C = 7

D = 3

E = 6

A = 9

B = 8

C = 7

D = 4

E = 9

Tung

gang

- -

Tanaman

A, B, C

dan E

dalam

keadaan

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 34

baik.

Sedangkan

tanaman

D

batangnya

tidak

sengaja

patah

4 16

Des

2014

A = 7

B = 6

C = 7

D = 3

E = 6

A = 9,5

B = 8,6

C = 8

D = 4,5

E = 9,7

Tung

gang

- -

Tanaman

dalam

keadaan

baik dan

semakin

menunjukk

an

pertumbuh

annya

5 23

Des

2014

A = 7

B = 6

C = 7

D = 4

E = 6

A = 10

B = 9

C = 10

D = 5

E = 10

Tung

gang

- -

Tanaman

dalam

keadaan

baik dan

tanahnya

lembap

G. Pembahasan

Kegiatan praktikum yang ketiga yaitu vertikultur tanaman. Menurut

Kartika Chysti Suryandari (2014) vertikultur adalah sistem budidaya

pertanian yang dilakukan secara bertingkat atau vertikal secara indoor

ataupun outdoor cocok digunakan untuk lahan yang terbatas.

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 35

Tanaman juga memerlukan perawatan, seperti halnya makhluk hidup

yang lain. Tanaman memerlukan perhatian dan kasih sayang. Selain

penyiraman dilakukan setiap hari juga perlu pemupukan, dan juga

pengendalian hama penyakit. Perawatan vertikultur tanaman salah satunya

yaituu dengan pemupukan. Sebaiknya pupuk yang digunakan adalah pupuk

organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi yang

menggunakan teknologi mikroorganisme 4 (EM4) atau simbal (Yogo Tulus

Prasojo : 2013).

Pada percobaan vertikultur, kelompok kami menggunakan tanaman cabai

rawit (capsicum frutescens) dengan klasifikasi sebagai berikut :

Tanaman cabe rawit termasuk tubuhan dikotil karena memiliki akar

tunggang, biji berkeping dua, batang bercabang, batang berkambium, tulang

daun menyirip, dan akar dapat berkembang besar.

Media yang digunakan untuk menanam cabe rawit menggunakan tanah

yang dicampur dengan pupuk bokashi dengan perbandingan 1 : 1. Wadah

yang digunakan untuk menanam cabe rawit menggunakan botol aqua bekas

ukuran 1,5 liter yang dirangkai secara vertikal menggunakan tali rafia.

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta (tumbuhan

berbunga)

Sub Divisio : Spermatophyta (tumbuhan

berbiji)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua)

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum frutescens

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 36

Botol dirangkai menggunakan rafia di depan kelas, setelah itu rangkaian

botol yang sudah ditanami cabe rawit digantungkan di pohon di sekitar kelas

3A.

Pada hari pertama, tanggal 02 Desember 2014, jumlah daun pada kelima

tanaman cabai rawit masing-masing berjumlah 6 helai. Pada hari kedua,

tanaman A dan C mengalami penambahan jumlah daun masing-masing

menjadi 7 helai. Pengamatan ketiga pada tanggal 09 Desember 2014, semua

tanaman tidak mengalami perubahan pada jumlah helai daun, kecuali

tanaman D yang batangnya patah sehingga helai daunnya berkurang menjadi

3. Pada pengamatan ke 4 dan ke 5 tanggal 16 Desember 2014 dan 23

Desember 2014, jumlah helai daun masih sama seperti dihari pengamatan

ketiga, namun pada pengamatan ke lima, hanya tanaman D yang mengalami

penambahan jumlah helai daun menjadi 4 helai.

Tinggi batang masing – masing tanaman A, B, C, D dan E pada

pengamatan pertama tanggal 02 Desember 2014 adalah 8 cm, 7 cm, 5 cm, 5

cm dan 6 cm. Kemudian pada pengamatan kedua tanggal 07 Desember 2014

tanaman mengalami pertumbuhan yang masing – masing tinggi batangnya

menjadi 8,5 cm, 7,7 cm, 6 cm, 5,5 cm dan 8 cm.

Dihari ketiga pengamatan tanggal 09 Desember 2014, tanaman kembali

mengalami peningkatan tinggi batang yaitu 9 cm, 8 cm, 7 cm, 4 cm dan 9 cm

(pada tanaman D karena batangnya patah, sehingga tingginya turun dari 5,5

cm menjadi 4 cm). Pengamatan ke empat pada tanggal 16 Desember 2014

tinggi batang masing – masing tanaman menjadi 9,5 cm, 8,6 cm, 8 cm, 4,5 cm

dan 9,7 cm. Dan pada akhir pengamatan tanggal 23 Desember 2014, batang

terus mengalami pertumbuhan, dihari ini tinggi batang masing – masing

tanaman menjadi 10 cm, 9 cm, 10 cm, 5 cm dan 10 cm.

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 37

Grafik pertumbuhan tanaman cabai rawit pada vertikultur

Berdasarkan pada tabel diatas, tanaman cabai rawit semakin lama

mengalami pertumbuhan, terlihat pada kenaikan tinggi batang disetiap

pengamatan. Meskipun pada tanaman D, tidak sengaja batangnya patah,

sehingga jumlah daun dan ketinggian tanaman ikut berkurang. Setiap hari

tanaman di gantung dan ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari

langsung, dan tak lupa selalu disirami dengan air agar tanaman selalu dalam

keadaan baik dan pertumbuhannya juga baik.

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 38

H. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa langkah

– langkah pembudidayaan vertikultur tanaman dengan cara :

1. Memperhatikan kondisi lahan yang akan digunakan untuk budidaya

tanaman (luas lahan)

2. Penyiapan wadah media tanam sesuai dengan kondisi yang ada (dapat

berupa bambu, pipa paralon/PVC, talang air, pot plastic, kaleng bekas,

polybag, plastik kresek, dll)

3. Pembuatan bangunan vertikultur

4. Penyiapan media tumbuh tanaman (pupuk organic + tanah)

5. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan, tergantung kepada

besar tajuk tanaman, kebutuhan sinar matahari, dan wadah yang dipilih

sebagai tempat penanaman. Ke-3 faktor ini harus diperhitungkan jika

dalam satu unit bangunan vertikultur dibudidayakan beberapa jenis

tanaman sekaligus.

6. Budidaya tanaman (Persemaian, Pembibitan, Pemeliharaan, Panen dan

Pasca Panen)

Beberapa keunggulan dari penggunaan vertikultur tanaman yaitu :

1. Hemat lahan dan air

2. Mendukung pertanian organik

3. Wadah media tanam disesuaikan dengan kondisi setempat

4. Umur tanaman relative pendek

5. Pemeliharaan tanaman relative sederhana

6. Dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat.

Vertikultur selain memiliki keunggulan, juga memiliki kekurangan.

Kekurangan dari vertikultur adalah struktur awalnya membutuhkan investasi

yang cukup besar dan sistem ini rawan dari serangan penyakit

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 39

I. Daftar Pustaka

Akhmad, Nur Fahmi. 2013. Pengertian dan Manfaat Vertikultur. Diunduh

pada tanggal 06 Desember 2014 di situs :

http://nurfahmiakhmad96.blogspot.com/2013/08/pengertian-dan-

manfaat-vertikultur.html

Diyah. 2013. Teknik Vertikultur, Definisi dan Keunggulan. Diunduh pada

tanggal 06 Desember 2014 di situs :

http://www.ayoberkebun.com/ide/teknik-vertikultur-definisi-dan-

keunggulan.html

Prasojo, Yogo Tulus. 2013. Makalah Vertikultur Tanaman. Diunduh pada

tanggal 06 Desember 2014 di situs :

http://yogotakgentar.blogspot.com/2013/06/makalah-vertikultur-

tanaman-sawi.html

Suryandari, Kartika Chrysti. 2014. Petunjuk Praktikum Konsep Dasar Ilmu

Pengetahuan Alam 2. Surakarta : Universitas Sebelas Maret