Upload
atifa-hijab
View
33
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pembuatan proposal kualitatif berbeda dengan kuantitatif
Citation preview
PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF
BUAH MODERNITAS
KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN
SOSIAL ANAK
Disusun Oleh :
1. Danty Indra P S0215080712. Hidayah Nur F S0215080733. Latifah Safriana S0215080744. Lukman Aryoseto S0215080755. Prima Soultoni A S0215080786. Reni Purbanova S0215080797. Wiwen Indita S021508081
PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Setiap
aspek budaya dapat mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Fungsi keluarga
menjadi sangat penting dalam menjaga sisi negatif dari budaya-budaya
tersebut. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
anggota keluarga. Bagi pasangan suami istri atau anggota keluarga yang
dewasa, keluarga berfungsi menstabilkan kehidupan mereka, yaitu
memenuhi kehidupan seksual. Bagi anak-anak, keluarga memberikan
perawatan fisik, dan perhatian emosional. Duvall (1985) mengatakan bahwa
keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosi, dan sosial dari setiap anggota.
Tahap keluarga dengan kehamilan dan menanti kelahiran, akan menjadi
tahap awal dalam keluarga yang menyenangkan. Oleh karenanya, kehamilan
sebagai tanda akan hadirnya anggota baru dan penerus keturunan kelompok
mereka, yang pada umumnya akan disambut dengan gembira. Perawatan
selama kehamilan menjadi hal yang penting dalam menunjang kesehatan ibu
dan anak. Pemeriksaan kehamilan yang baik dan teratur tentu akan
membuat perkembangan dan pertumbuhan janin menjadi maksimal dan
sesuai dengan yang diinginkan.
Kehamilan jika diinginkan adalah proses yang sehat, tetapi jika
kehamilan itu tidak diinginkan, itu merupakan sebuah penyakit. Penyebab
kehamilan tidak diinginkan adalah kegagalan kontrasepsi, perkosaan dan
kehamilan di luar pernikahan.
Tingginya angka kehamilan di luar pernikahan pada remaja di Indonesia
dibuktikan dari data BKKBN tahun 2006, kehamilan remaja di Indonesia
menunjukkan hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 2,3%; karena
sama-sama mau sebanyak 8,5% ; dan tidak terduga sebanyak 39%. Di
Surabaya Jawa Timur pada tahun 2010 hamil di luar nikah karena diperkosa
sebanyak 3,2%; karena sama-sama menginginkan sebnayak 12,9%; dan tidak
terduga sebanyak 45%. Di Surabaya Jawa Timur 26% remaja mengalami
hamil di luar nikah, angka ini meningkat 11 % dari tahun 2006.
Berbagai akibat yang dapat ditimbulkan oleh kehamilan di luar nikah
diantaranya dilihat dari segi obstetri yaitu abortus, BBLR, prematur,
malnutrisi, kurangnya ANC, tindakan medis yang terlambat; dari segi
psikologi yaitu kesepian, perasaan malu dan bersalah, depresi, menimbulkan
konflik dan kecewa terhadap keluarga; dari segi sosial yaitu dikeluarkan dari
sekolah, perceraian dini, penerimaan keluarga yang kurang, tidak mampu
mensupport diri dan bayinya, dikucilkan; meningkatkan AKI dan AKB.
Berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh kehamilan di luar nikah, bisa
berpengaruh terhadap sikap ibu ketika menjalani kehamilannya yang akan
berpengaruh terhadap perilaku ibu, misalnya ANC yang tidak teratur, nutrisi
yang kurang dan terjadi stres yang akan mengganggu pertumbuhan janin.
Selain itu juga bisa berpengaruh terhadap perkembangan anaknya, yaitu
dilihat dari perkembangan sosial anak ketika sudah lahir. Oleh karena itu
perlu dilakukan penelitian untuk pencegahan dan pengelolaan kehamilan di
luar nikah yang lebih baik.
B. Fokus Masalah
Dampak yang ditimbulkan oleh kehamilan di luar nikah terhadap
perkembangan sosial anak
C. Rumusan Masalah
1. Mengapa kehamilan di luar nikah pada remaja semakin meningkat?
2. Bagaimana di lingkungan anak yang mengalami kehamilan di luar nikah?
3. Bagaimana perkembangan anak hasil kehamilan di luar nikah dari segi
bahasa, interaksi sosial, dan kognitif?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendiskripsikan alasan terjadinya kehamilan di luar pernikahan.
2. Mendiskripsikan keadaan lingkungan anak yang mengalami kehamilan di
luar nikah.
3. Mendiskripsikan perkembangan anak hasil kehamilan di luar nikah dari
segi bahasa, interaksi sosial, dan kognitif.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Khusus
a. Memberikan masukan tentang perencanaan dan pengelolaan
kehamilan yang lebih matang pada kasus kehamilan di luar pernikahan.
b. Acuan informasi pengaruh kehamilan di luar nikah terhadap
perkembangan anak.
2. Manfaat Umum
Sebagai masukan pada pemerintah dalam mengambil kebijakan yang
berkaitan dengan kehamilan di luar nikah serta memperhatikan dampak
kehamilan di luar nikah bagi perkembangan ibu dan anaknya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TINJAUAN TEORI
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah tertanamnya hasil konsepsi dalam
endometrium. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hamil adalah
mengandung anak dalam perut, dan kehamilan adalah keadaan hamil, hal
hamil, dengan kata lain keadaan mengandung anak dalam perut.
b. Proses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan yang terdiri dari proses: Ovulasi adalah proses
pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh IH yang semakin besar dan
fluktuasi yang mendadak, terjadi pelepasan ovum yang disebut ovulasi.
Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae), maka ovum
yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba.
Ovum yang tertangkap berjalan mengikuti tuba menuju uterus,
dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi.
Spertatogonium berasal dari sel primitif tubulus, menjadi spermatozoit
pertama menjadi spermatozoit kedua, menjadi spermatid, akhirnya
spermatozoa. Pada setiap hubungan seks itumpahkan sekitar 3 cc sperma
yang mengandung 40 sampai 60 spermatozoa setiap cc.
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi
atau fertilasasi dan pembentukan zigot. Konsepsi terjadi pada pars
ampularis tuba. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48
jam. Spermatozoa ditumpahkan melalui kanalis servikalis dengan
kekuatan sendiri. Dalam kavum uteri terjadi kapasitas, yaitu pelepasan
sebagian dari “lipoproteinnya” sehingga mampu mendakan fertilisasi.
Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang siap dibuahi mengkikis
“stomata” spermatozoa memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa
masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal di luar. Kedua inti
ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentu zigot. Hasil
pembelahan sel disebut Morula. Proses penanaman blastula disebut
nidasi atau implantasi terjadi hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi.
2. Kehamilan di Luar Pernikahan
Kehamilan di luar pernikahan adalah terjadinya konsepsi atau
pembuahan sehingga seseorang menjadi hamil dan diluar keinginan,
kehendak, rencana. Kehamilan merupakan suatu proses yang faali, yang
secara normal terjadi untuk mempertahankan keadiran kelompoknya dibumi.
Oleh karenanya kehamilan sebagai tanda akan hadirnya angota baru dan
penerus keturunan kelompok mereka. Pada umumnya akan disambut dengan
gembira. Kegembiraan itu sendiri sering menutupi resiko yang dihadapi oleh
perempuan hamil. Mereka pada umumnya tidak disadari bahwa kehamilan
dapat mempengaruhi kesehatan si calon ibu atau bahkan dapat mengacam
jiwanya.
Tidak semua kehamilan disambut dengan kegembiraan oleh orang
tuanya. Beberapa kehamilan justru tidak diinginkan, salah satunya kehamilan
yang terjadi di luar hubungan pernikahan. Ada beberapa alasan yang
membuat kehamilan itu terjadi di luar hubungan pernikahan, yaitu:
a. Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan
Pemerkosaan merupakan peristiwa yang traumatis meninggalkan
aib pada perempuan yang diperkosa. Dampak psikologis akan cukup
dalam dan menetap seumur hidup. Jika perkosaan juga mengakibatkan
kehamilan, aib itu tidak hanya akan dialami oleh sikorban tetapi juga
seluruh keluarganya. Jika kehamilan itu diteruskan, maka anak yang
dilahirkan kelak akan mengalami tekanan sosial baik dari keluarga, orang
tuanya sendiri maupun dari masyarakat.
b. Kehamilan yang terjadi akibat hubungan seksual di luar nikah
Hubungan seks diluar ikatan perkawinan menurut norma sosial
masyarakat dianggap buruk. Kesenjangan antara sikap yang menakutkan
hubungan seks diluar nikah dan terus berlansungnya perbuatan semacam
itu membuat kehamilan yang terjadi sebenarnya bukan merupakan
kehamilan yang diinginkan (Mohammad, 1998)
3. Perkembangan Anak
a. Pengertian
Menurut Monks dkk (1998), mengartikan perkembangan sebagai
“suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat terulang
kembali.Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap
dan tidak dapat diputar kembali. Perkembangan juga dapat diartikan
sebagai proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi
pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan,
pematangan, dan belajar.
Sedangkan Desmita mendefinisikan perkembangan tidak
terbatas pada pengertian perubahan secara fisik, melainkan di
dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan secara terus
menerus dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki
individu menuju tahap kematangan, melalui pertumbuhan dan belajar
(Desmita, 2005).
b. Hukum Perkembangan
1) Perkembangan adalah kualitatif Perkembangan tidak mengenai
materi, melainkan mengenai fungsi. Perubahan fungsi tidak terjadi
secara kuantitatif, melainkan secara kualitatif. Dengan demikian
perkembangan itu adalah kualitatif.
2) Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil belajar
Berbagai bukti menunjukkan bahwa ciri perkembangan fisik dan
mental sebagian berasal dari proses kematangan intrinsik dan
sebagian berasal dari latihan dan usaha individu. Belajar
merupakan kegiatan yangdinamis, oleh karena itu wajar bahwa
pengatahuan, keterampilan dan sikapseseorang menjadi
berkembang setelah belajar. Perkembangan pengetahuan,
keterampilan dan sikap seseorang ini akan menentukan tingkat
kedewasaan. Tingkat-tingkat kedewasaan seseorang merupakan
indikator penting bagi perkembangan orang, baik secara jasmaniah
maupun kejiwaan.
3) Usia mempengaruhi perkembangan Beberapa anak berkembang
dengan lancar bertahap dan langkah demi langkah, sedangkan
yang lain bergerak dengan melonjak. Beberapa diantaranya
menunjukkan sedikit penyimpangan. Oleh karena itu semua anak
tidak mencapai titik perkembangan yang sama pada usia yang
sama.18 Dengan bertambahnya usia, maka perkembangan dan
pertumbuhan seseorang berlangsung terus menuju kepada tingkat
kematangan-kematangan tertentu pada fungsi-fungsi jasmaniah.
Kematangan fungsi jasmaniah dapat mempercepat proses
perkembangan, baik pada fungsi jasmaniah itu sendiri maupun
pada fungsi kejiwaan.
4) Masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang
berbedabeda. Dalam keadaan normal, perkembangan seseorang
berlangsungdalam tempo tertentu yang tidak mesti sama jika
dibandingkan dengan tempo perkembangan orang lain. Tergantung
tingkat faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik secara internal
maupun eksternal
5) Dalam keseluruhan periode perkembangan, setiap perkembangan
individu mengikuti pola umum yang sama. Setiap individu
berkembang dengan mengikuti pola umum yang sama. Ini
dikarenakan masing-masing individu memiliki material serta fungsi-
fungsi yang sama untuk bertumbuh. Perubahan sifat-sifat genes
terjadi secara berkesinambungan dan teratur meskipun terdapat
pengaruh lingkungan yang menyebabkan perbedaan
perkembangan, namun pola umum perkembangan tetap sama
(Sumanto,1990 ).
6) Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan Setiap
fenomena atau gejala perkembangan anak merupakan produk dari
kerjasama dan pengaruh timbal balik antara potensi hereditas
dengan faktor lingkungan. Faktor hereditas dan lingkungan sama-
sama penting bagi perkembangan individu. Hereditas
menumbuhkan fungsifungsi dan kapasitas, sedangkan pendidikan
dan pengaruh lingkungan lainnya mengembangkan fungsi-fungsi
dan kapasitas. Baik rangsangan hereditas dan rangsangan
lingkungan berinteraksi saling mempengaruhi untuk menimbulkan
proses pertumbuhan dan perkembangan.
7) Perkembangan yang lambat dapat dipercepat Lambatnya
perkembangan pribadi anak yang diakibatkan oleh penyakit,
tekanan batin keputusasaan dan kurangnya perhatian dari
lingkungan dapat dipercepat, melalui sikap pro aktif dari orang tua
yang dedaktis, penciptaan lingkungan yang kondusif, serta
memotivasi belajar anak untuk mengembangkan bakat dan potensi
yang dimiliki anak (Sumanto, 1990 ).
8) Perkembangan meliputi proses individuasi dan integrasi Meskipun
tingkah laku individu pada mulanya bersifat umum, namun dengan
majunya pertumbuhan terjadilah perkembangan masingmasing
fungsi yang tidak bersamaan. Dalam pola umum pertumbuhan
fisiknya, muncullah fungsi menggunakan sebelah tangannya tanpa
dibarengi dengan penggunaan tangan yang sebelahnya lagi.
Gerakan tangan yang masih global itu kemudian disusul dengan
gerakan otot balik pada tangan dan jari untuk dapat memegang
sesuatu benda. Dan akhirnya berkembanglah kecakapan sensoris-
motorik seperti menulis dan memetik senar gitar. Ini merupakan
proses individuasi dengan jalan mendefinisikan gerakan-gerakan
khusus secara berangsur-angsur dari pola gerak global atau umum.
Perkembangan juga merupakan proses integrasi. Perkembagan
pribadi terjadi dari kondisi sederhana menuju kondisi yang semakin
kompleks. Kecakapan-kecakapan yang bersifat kompleks
berkembang melalui koordinasi dan integrasi dari fungsi-fungsi
yang lebih sederhana dan kecil-kecil. Kenyataan ini menghendaki
agar pendidikan mampu membimbing anak sehingga anak dapat
mengungkap potensi-potensi yiang dimiliki secara totalitas
(Sumanto, 1990)
c. Aspek perkembangan anak
1) Aspek Kognitif
Aspek kognitif atau intelektual perkembangannya diawali
dengan perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan
danmemecahkan masalah sederhana, kemudian berkembang ke
arah pemahaman dan memecahkan masalah yang lebih rumit.
Aspek iniberkembang pesat pada masa mulai masuk sekolah dasar
(6-7 tahun).Berkembang konstan selama masa belajar dan
mencapai puncaknya pada masa sekolah menengah atas (usia 16-
17 tahun). Walaupun individu semakin pandai setelah belajar di
perguruan tinggi, namun para ahli berpendapat bahwa setelah usia
17 tahun atau 18 tahun peningkatan kemampuan terjadi sangat
lamban, yang ada hanyalah pengayaan, pendalaman dan perluasan
wawasan.
2) Aspek Sosial
Aspek sosial anak berkaitan dengan hubungan anak dengan
orang- orang di sekitarnya.Lama, sebelum matanya dapat melihat
dengan jelas, bayi yang baru dilahirkan akan merespon bunyi atau
suara dan menuju ke asal suara sebagaimana layaknya orang
dewasa. Bayi harus diberikan perawatan dengan penuh
kelembutan, kasih sayang dan perhatian yang konsisten, sebab
pada masa itu bayi sedang belajar tentang kasih sayang dan
mempercayai orang lain. Anak yang merasa diberikan kasih sayang
dan keamanan pada masa awal perkembangannya, maka ia kelak
mudah mengembangkan persahabatan dan kedekatan dengan
orang lain. Ketrampilan sosial cukup kompleks, dan anak perlu
waktu untuk memahaminya. Anak perlu belajar tentang bagaimana
merasakannya, bagaimana mendengar, berbagi, bekerjasama,
mengambil atau memberi, dan mengatasi konflik. Umumnya bayi
dan anak kecil dikenalkan oleh keinginan-keinginan dan
perasaannya sendiri. Mereka belum dapat melihat sesuatu dari
sudut pandang orang lain. Ia akan berbuat sesuatu sesuai dengan
apa yang ia rasakan dan inginkan.
3) Aspek Bahasa
Aspek bahasa berkembang dimulai dengan menirukan bunyi
dan perabaan. Perkembangan selanjutnya berhubungan erat
denganperkembangan kemampuan intelektual dan sosial. Bahasa
merupakan alat untuk berfikir. Berfikir merupakan suatu proses
memahami dan melihat hubungan. Proses ini tidak mungkin dapat
berlangsung dengan baik tanpa alat bantu, yaitu bahasa.
Perkembangan kedua aspek ini saling menunjang. Bahasa juga
merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan
komunikasi berlangsung dalam suatu interaksi sosial. Dengan
demikian perkembangan kemampuan berbahasa juga
berhubungan erat dan saling menunjang dengan perkembangan
kemampuan sosial (Akyas, 2004).
d. F aktor yang mempengaruhi perkembangan anak
Adapun beberapa faktor yang disebut faktor internal antara lain
mencakup:
1) Intelegensi
Intelegensi termasuk faktor penting, dimana intelegensi
sangat menentukan tingkat kecepatan perkembangan kepribadian.
Berdasarkan berdasarkan penelitian Terman LM (Genetic Studies of
Genius) dan Meat TD (The Age of Walking and Talking in Relation
to General Intelegence), telah dibuktikan adanya pengaruh
intelegensi terhadap tempo perkembangan anak terutama dalam
perkembangan berjalan dan berbicara. Kematangan seks ternyata
juga dipengaruhi ole tingkat kecerdasan anak. Mereka yang sangat
cerdas mencapai kematangan seks kira-kira satu atau dua tahun
lebih dahulu dibanding dengan anak yang kurang cerdas, dan bagi
anak-anak yang kurang kecerdasannya seperti idiot dan imbicil,
kematangan ini sangat lambat atau sama sekali tidak datang
2) Seks/jenis kelamin
Pada waktu lahir, anak laki-laki lebih besar dari anak
perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya
dan lebih cepat pula dalam mencapai kedewasaannya dari pada
anak laki-laki. Anak perempuan umumnya lebih cepat mencapai
kematangan seks kirakira satu atau dua tahun lebih awal dan
fisiknya juga tampak lebih cepat besar dari pada anak laki-laki.
Dalam perkembangan mental juga tampak ada perbedaan, anak
perempuan lebih cepat mencapai kedewasaannya dari pada anak
laki-laki, terutama dalam kondisi kecerdasan.
3) Kelenjar-Kelenjar
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa
indoktrinologi (kelenjar buntu) berpengaruh pada pertumbuhan
jasmani seseorang setelah ia dilahirkan.
4) Kebangsaan (ras).
Hal ini bisa dijelaskan dengan mengambil contoh: bahwa
anak-anak dari ras Mediteran (laut tengah) tumbuh lebih cepat
daripada anakanak dari Eropa sebelah utara. Anak-anak Negro dan
Indian pertumbuhannya tidak begitu cepat dibandingkan dengan
anak-anak kulit putih dan kuning (Akyas, 2004).
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan
antara lain mencakup:
1) Posisi dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang
dapat mempengaruhi perkembangan. Anak kedua, ketiga dan
seterusnya pada umumnya perkembangan itu lebih cepat dari
pada anak pertama. Anak bungsu biasanya perkembangannya lebih
lambat karena cenderung dimanja.
2) Makanan
Pada usia kanak-kanak makanan merupakan faktor yang
sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Bukan
hanya berhubungan dengan kuantitas makanan, tetapi juga
berkenaan dengan kualitas gizi yang terkandung di dalamnya.
Keduanya sangat mempengaruhi perkembangan fisiologis dan
mental anak-anak secara langsung atau tidak langsung.
3) Budaya
Faktor budaya sangat besar pengaruhnya, sehingga dapat
mempengaruhi sifat kepribadian dan kedewasaan seseorang. Hal
yang termasuk dalam faktor budaya di sini selain budaya
masyarakat termasuk juga pendidikan, agama dan sebagainya
(Akyas, 2004).
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Purbanova (2006) menyebutkan bahwa ibu dengan kehamilan yang tidak
ddinginkan, terlebih pada kehamilan di luar an pernikahan, menolak
kehamilannya dengan alasan khusus, dukungan keluarga minim, perawatan
kehamilan hanya dilakukan ketika mereka terlambat haid dan mereka hamil. Ibu
dengan kehamilan di luar nikah hanya akan memenuhi kebutuhan asupan
makanannya sama seperti tidak hamil. Kebugaran fisik tidak menjadi perhatian.
Bahaya alkohol dan merokok telah mereka ketahui dengan baik, mereka tidak
melakukan kebiasaan tersebut selama hamil, tetapi ibu tetap mengkonsumsi
obat bebas ketika sakit. Perawatan diri untuk mencegah infeksi kurang
dilaksanakan dengan baik. Ibu dengan kehamilan di luar nikah tetap melakukan
pekerjaan rumah walaupun melelahkan.
C. KERANGKA BERPIKIR
Perkosaankehamilan yang
terjadi karena hubungan seksual di luar nikah
pengaruh kebutuhan sosilal ekonomi yang mendesak
Kehamilan di luar pernikahan
kemampuan kognitif anak menurun
faktor internal
intelegensi
jenis kelamin
kelenjar
Ras
faktor eksternal
posisi dalam
keluarga
makanan
Budaya
perkembangan anak yang kurang optimal
Perkembangan anak
kemampuan sosial anak menurun
kemampuan bahasa anak menurun
sosialkeluarkan dari sekolahperceraian dini,penerimaan keluarga yang
kurangtidak mampu mensupport
diri dan bayidikucilkan
obstetriabortus BBLRPrematurmalnutrisikurangnya
ANCtindakan
medis yang terlambar
psikologiskesepianmerasa malu
dan bersalahdepresimenimbulkan
konflik dan kecewa terhadap keluarga
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan
pendekatan naturalistik, peneliti berusaha aktif melakukan interaksi dengan
subjek atau responden yang diteliti dengan kondisi apa yang ada dan tidak
direkayasa. Penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober – November 2015.
B. Bentuk dan Stategi
Bentuk penelitian Holistik dimana semua variabel akan digunakan.
C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan adalah observasi dimana dilakukan
observasi partisipan pasif dimana akan dilakukan in dept interview
wawancara mendalam pada segenap responden untuk memperoleh
informasi tentang kehamilan di luar pernikah dan implikasinya dengan
perkembangan sosiaal anak. Wawancara mendalam merupakan salah satu
pengumpulan data dalam studi kualitatif untuk memperoleh informasi yang
mendalam tentang pendapat, persepsi penerimaan atau kepercayaan
masyarakat terhadap program pelayanan yang telah ada.dengan kerangka
acuan pertanyaan yang digunakan.
D. Teknik Sampling
Penelitian menggunakan purposive sampling jenis penelitan deskriptif
kualitatif dengan pendekatan naturalistik, peneliti berusaha aktif melalukan
interaksi dengan subjek atau responden yang diteliti dengan kondisi apa yang
ada dan tidak direkayasa agar diperoleh data merupakan fenomena yang asli.
E. Uji analisis dan kepercayaan data
Untuk mengetahui keabsahan data digunakan dengan pendekatan
Triangulasi, yaitu pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada (Sugiyono,
2005). Teknik triangulasi pada penelitian ini yaitu dengan melakukan
wawancara terhadap keluarga responden untuk meyakinkan pernyataan
responden.
Untuk meningkatkan derajat keabsahan data, dilakukan dilakukan juga
dengan mencatat hal-hal penting selama penelitian secara rinci,
mendokumentasikan secara lengkap. Uji pemahaman juga dilakukan
terhadap pedoman wawancara.
F. Teknik analisis data
Analisa data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data
kedalam pola, kategori, dan satuan dasar uraian tugas dasar, sehingga dapat
ditemukan tema dan hipotesis kerja seperti disarankan data (Moloeng,
2006).
Berdasarkan metode tersebut di atas, maka langkah-langkah yang
ditempuh dalam menganalisis isi penelitian ini adalah :
1. Mengumpulkan data berupa catatan lapangan, rekaman kaset dari
wawancara mendalam, dan memasukkan data ke dalam transkip.
2. Mempelajari semua transkip dan melihat kekurangannya untuk
dilengkapi kembali ke lapangan dengan wawancara mendalam.
3. Membaca dan mempelajari secara menyeluruh jenis data yang sudah
dikumpulkan untuk persiapan penyusunan uraian dasar dalam penyajian
data.
4. Menyajikan data ke dalam bentuk narasi dengan tujuan penelitan,
dengan menjaga subjek penelitian dan membuat suatu kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Bandung: Teraju Mizan Publika, 2004), hlm. 173.
F.J. Monks A.M.P Knoers, Ontwikkelings Psychology, terj. Siti Rahayu Haditono, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1998), cet. 11, hlm. 1
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 4
Elisabeth B. Hurlock, child development, terj. Meitasari Candrasa dan Muslimah Zarkasih, (Jakarta: Erlangga, tth), hlm. 28