36
PROBLEMATIKA PERNIKAHAN DI INDONESIA DALAM PANDANGAN ISLAM” (Penikahan Beda Agama Dan Nikah Siri) LAPORAN SEMINAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam Oleh Kelompok 8: SIGIT PURWANA YUDHA (1000083) SISKA WINDIA NATA (1000783) DARWIS YAN WIBISANA(1003089) REINA AYULIA R (1005211) JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

“PROBLEMATIKA PERNIKAHAN DI INDONESIA DALAM PANDANGAN

ISLAM”

(Penikahan Beda Agama Dan Nikah Siri)

LAPORAN SEMINAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam

Oleh Kelompok 8:

SIGIT PURWANA YUDHA (1000083)

SISKA WINDIA NATA (1000783)

DARWIS YAN WIBISANA(1003089)

REINA AYULIA R (1005211)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

Page 2: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

ABSTRAK

Dalam realita kehidupan sehari – hari pernikahan tidak hanya menjadikan suatu kesenangan

dunia semata bagi manusia. Terdapat banyak problematika yang membiaskan tujuan dari

pernikahan itu sendiri. Seperti banyak kasus yang terjadi saat ini seperti Pernikahan beda

agama, nikah siri, poligami dll, yang menimbulkan banyak pertentangan di masyarakat dan

memunculkan permasalahan dalam pernikahan itu sendiri yang berujung pada sebuah

konflik. Niat suci suatu pernikahan yang merupakan salah satu ibadah, terkadang menjadi

suatu tempat timbulnya dosa ketika suatu hubungan dalam keluarga tidak dibangun dengan

baik.

2

Page 3: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

LEMBAR PENGESAHAN

PROBLEMATIKA PERNIKAHAN DI INDONESIA DALAM PANDANGAN ISLAM

(PERNIKAHAN BEDA AGAMA DAN PERNIKAHAN SIRI)

PROPOSAL PENELITIAN INI TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

DOSEN SPAI

Saepul Anwar, Q, Ces, S.Pd. I., M. Ag

NIP. 19811109.200.501.1.001

Tanggung Jawab Yuridis Ada pada Penulis

Ketua Kelompok 8

Sigit Purwana Y udha

NIM. 1000083

3

Page 4: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur seraya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

kemudahan bagi penulis sehingga bisa menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Adapun

tujuan utama dalam pembuatan Makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Pendidikan Agama Islam

Pembuatan Makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kepada para pembaca penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif

demi kesempurnaan Makalah ini sehingga kedepannya dapat tersusun dengan baik.

Penulis meminta maaf sebesar-besarnya apabila masih ada kesalahan atau penggunaan kata

yang kurang tepat. Semoga Makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.

Wassalam .

Bandung, Mei 2013

Penulis

4

Page 5: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

DAFTAR ISI

Abstraksi 2

Lembar Pengesahan Laporan Penelitian 3

Kata Pengantar 4

Daftar Isi 5

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Penelitian 6

B. Perumusan Masalah Penelitian 7

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 8

E. Sistematika Penulisan 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 9

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 13

B. Teknik Pengumpulan Data 13

C. Sumber Data/Lokasi Penelitian 14

D. Teknik Analisis Data 15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 16

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 20

B. Rekomendasi 20

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

5

Page 6: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,

yaitu perempuan-perempuan, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda

pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di

sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga)” (QS. Ali Imran [3]:14). Menurut ayat

tersebut Imam Syafi’i berpendapat bahwa nikah itu bukanlah ibadah (la min al-qurubat).

Tetapi sesuatu kebutuhan dan hasrat seksualnya (la min al-syahwat) (Monib dan Nurcholish,

2009:33)

Sebagian besar ulama memandang bahwa pernikahan itu bersifat wajib bagi mereka

yang telah mampu secara harta, fisik maupun psikis agar tidak terjebak pada perilaku seks

bebas. Pernikahan akan bernilai ibadah jika diniatkan untuk mencari ridha Allah SWT.

Dalam realita kehidupan sehari – hari pernikahan tidak hanya menjadikan suatu

kesenangan dunia semata bagi manusia. Terdapat banyak problematika yang membiaskan

tujuan dari pernikahan itu sendiri. Seperti banyak kasus yang terjadi saat ini seperti

Pernikahan beda agama, nikah siri, poligami dll, yang menimbulkan banyak pertentangan di

masyarakat dan memunculkan permasalahan dalam pernikahan itu sendiri yang berujung

pada sebuah konflik. Niat suci suatu pernikahan yang merupakan salah satu ibadah,

terkadang menjadi suatu tempat timbulnya dosa ketika suatu hubungan dalam keluarga tidak

dibangun dengan baik.

Dalam kasus pernikahan beda agama meskipun telah memenuhi rukun nikah dan

melaksanakan akad nikah, hubungan suami istri yang mereka lakukan masih dianggap tidak

sah dan merupakan perbuatan zinah. Bahkan Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan

fatwa mengenai ketidakabsahan pernikahan beda agama. Akan tetapi dalam ranah teologis,

terjadinya suatu perbedaan merupakan suatu hal yang dianggap wajar, karena Islam pun

besar dengan adanya perbedaan di dalamnya dalam menafsirakan Al-Quran . Dengan

merujuk ayat Al- qur’an Surat Ali Imran di atas, tentu saja perbedaan iman seharusnya tidak

menjadi unsur yang menentukan suatu pernikahan dapat berhasil atau tidak. Dan sampai saat

6

Page 7: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

ini tidak ada yang dapat memastikan apakah hal tersebut memang memicu konflik antar

agama atau justru sebaliknya.

Islam selalu mengatur segala sesuatu secara seimbang dan selaras yang

memperhatikan hak-hak individu dan hak kelompok. Terlepas dari niat suci pernikahan,

apabila dapat merugikan banyak pihak maka Islam tentu saja dapat menilai suatu pernikahan

itu menjadi tidak barokah.

Setumpuk persoalan pernikahan dan kontroversi dalam masyarakat yang terjadi di

Indonesia dalam penelitian ini akan dikaji secara objektif dalam perspektif Islam. Dengan

meneliti banyak sumber bacaan maupun secara langsung dilapangan, diharapkan dapat

menambah pengetahuan dan menyiapkan solusi dalam mengatasi segala problematika dalam

urusan pernikahan, sehingga pertentangan di masyarakat yang menimbulkan suatu konflik

dapat secara bertahap teratasi.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini di fokuskan untuk mengkaji problematika suatu pernikahan menurut

persepktif islam yang di rumuskan kedalam pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah pengertian pernikahan ?

2. Apa tujuan pernikahan dalam Islam?

3. Bagaimana ketentuan pernikahan dalam Islam (Hukum, Rukun, Syarat)?

4. Bagaimana hukum pernikahan beda agama dalam pandangan Islam?

5. Bagaimana kebijakan negara tentang pernikahan beda agama dan nikah siri?

6. Bagaimana pandangan islam tentang nikah siri?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengenali segala problematika tentang

pernikahan. Tujuan penelitian ini diantaranya:

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pernikahan

2. Mengetahui tujuan pernikahan

3. Mengetahui ketentuan pernikahan dalam Islam (Hukum, Rukun, Syarat)

4. Mengetahui bagaimana hukum pernikahan beda agama menurut pandangan islam

5. Mengetahui bagaimana kebijakan negara tentang perniakahan beda agama

6. Mengetahu pandangan islam tentang nikah siri

7

Page 8: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis adalah untuk mengetahui dan mengenal pernikahan yang sah

menurut pandangan islam.

2. Bagi pembaca, adalah untuk menambah pemahaman dan memberikan landasan

agar masyarakat tidak mudah mengambil sikap tanpa dibarengi dengan adanya

suatu landasan.

E. Sistematika Penulisan

Abstraksi

Lembar Pengesahan Laporan Penelitian

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Penelitian

B. Perumusan Masalah Penelitian

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

B. Teknik Pengumpulan Data

C. Sumber Data/Lokasi Penelitian

D. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

8

Page 9: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pernikahan

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang

diingini, yaitu perempuan-perempuan, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,

perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan

hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga)” (QS. Ali Imran

[3]:14). Menurut ayat tersebut Imam Syafi’i berpendapat bahwa nikah itu bukanlah

ibadah (la min al-qurubat). Tetapi sesuatu kebutuhan dan hasrat seksualnya (la min al-

syahwat) (Monib,M dan Nurcholish,A, 2009:33)

Sementara perkawinan/pernikahan menurut UU nomor 1 tahun 1974 tentang

Perkawinan adalah:

Ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri

dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia/tentram (sakinah) dan kekal,

berdasarkan ke-Tuhan-an Yang Maha Esa (Allah Swt).

2.2 Tujuan Pernikahan

Tujuan pernikahan menurut Islam adalah sebagaimana yang telah tercantum

pada Al Qur’an surat Ar Rum ayat 21, yakni :

Dan diantara tanda tanda (kebesaran)- Nya ialah Dia menciptakan pasangan

pasangan untukmu dari jenismu sendiri , agar kamu cenderung dan merasa tentram

kepadanya , dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang . Sungguh ,

pada demikian itu benar benar terdapat tanda tanda (kebesaran Allah) bagi kaum

yang berpikir.[21]

9

Page 10: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

Dari ayat Al-Quran tersebut dapat disebutkan bahwa tujuan pernikahan itu

untuk menciptakan perasaan tentram dan menumbuhkan rasa kasih sayang dalam

hubungan percintaan suami istri .

Sementara menurut Sana’ Al-Khuli , guru besar ilmu sosial di Universitas

Iskandariyah (Muhammad Nabil Kazhim,2007:89) adalah

a. Saling mendapat cinta antara kedua pasangan serta meraih rasa aman

b. Mencari keamanan ekonomi dan rumah tangga secara mandiri

c. Memenuhi keinginan kedua orang tua

d. Melepaskan diri dari kesendirian atau melepaskan diri dari rumah kedua orang tua

e. Mendapatkan teman atau pasangan hidup

f. Mencari perlindungan,popularitas, dan status sosial

2.3 Ketentuan Pernikahan Dalam Islam (Hukum, Rukun, Syarat)

Keabsahan suatu pernikahan dalam Islam dapat dinilai berdasarkan ketentuan

pernikahan yang meliputi hukum, rukun, dan syarat pernikahan (Prof.Dr.Wahbah az-

Zuhaili,2007) . Adapun penjelasan ketiga unsur tersebut sebagai berikut :

a. Hukum

Hukum pernikahan menurut para ulama fiqih bergantung pada masing masing

niat dan tujuan orang tersebut menikah, diantarnya :

(a) Fardhu.

Ulama berpendapat hukum pernikahan adalah wajib , jika seseorang

yakin akan jatuhnya perzinahan seandainya tidak menikah , sedangka dia

mampu untuk memberikan nafkah kepada istrinya berupa mahar dan nafkah

batin serta hak-hak pernikahan lainnya.

(b) Haram

Pernikahan diharamkan jka seseorang yakin akan menzalimi dan

membahayakan istrinya jika menikahinya , seperti dalam keadaan tidak

mampu untuk memenuhi kebutuhan pernikahan , atau tidak bisa berbuat adil

diantara istri istrinya.

b. Rukun

10

Page 11: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

Rukun pernikahan menurut ulamaHanafiah yaitu dengan melakukan ijab dan

qabul . Sementara menurut jumhur ulama ada empat yakni sighat (ijab dan

qabul) ,istri,suami, dan wali.

c. Syarat –syarat terlaksananya pernikahan

(1) Syarat –syarat kedua belah pihak yang melakukan Akad

- Mampu melaksanakan

- Mendengarkan pendapat orang lain

(2) Syarat-syarat Pada Perempuan

- Harus benar-benar berjenis kelamin perempuan

- Perempuan tersebut tidak diharamkan atas lelaki yang mau menikahinya

(3) Syarat-syarat Sighnat akad (Ijab dan Kabul)

- Dilakukan dalam satu majelis, jika kedua belah pihak hadir.

- Orang yang mengucapkan kalimat ijab tidak boleh menarik kembali

ucapannya.

- Diselesaikan pada waktu akad seperti jual-beli

2.4 Nikah Siri

Nikah siri, atau Perkawinan siri, berasal dari kata Nikah dan siri. Kata “siri”

berasal dari bahasa Arab “sirrun” yang berarti rahasia, atau sesuatu yang

disembunyikan. Melalui akar kata ini Nikah siri diartikan sebagai Nikah yang

dirahasiakan, berbeda dengan Nikah pada umumnya yang dilakukan secara terang-

terangan. Nikah siri sering diartikan dalam pandangan masyarakat umum sebagai:

a. Nikah tanpa wali

Nikah jenis ini dilakukan secara rahasia (siri) karena wali pihak

perempuan mungkin tidak setuju atau karena menganggap sahnya Nikah

tanpa wali atau hanya karena ingin memuaskan nafsu syahwat belaka tanpa

mengindahkan lagi ketentuan syariat.

b. Nikah yang sah secara agama dan adat istiadat

Pandangan ini menjelaskan bahwa pernikahan siri tidak dicatatkan

secara resmi dalam lembaga pencatatan negara, yaitu Kantor Urusan Agama

(KUA) bagi yang beragama Islam dan Kantor Catatan Sipil (KCS) bagi yang

beragama non Islam

c. Nikah yang dirahasiakan

11

Page 12: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

Nikah siri ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan

tertentu, misalnya karena takut menerima stigma negatif dari masyarakat

yang dianggap tabu karena pertimbangan-pertimbangan lain yang akhirnya

memaksa seseorang merahasiakannya. .(Mushlihin Al-Hafizh,2012)

2.5 Nikah Beda Agama

Perkawinan beda agama adalah perkawinan antara pria dan wanita yang

keduanya memiliki perbedaan agama atau kepercayaan satu sama lain. Perkawinan

beda agama bisa terjadi antar sesama WNI yaitu pria WNI dan wanita WNI yang

keduanya memiliki perbedaan agama/ kepercayaan juga bisa antar beda

kewarganegaraan yaitu pria dan wanita yang salah satunya berkewarganegaraan

asing dan juga salah satunya memiliki perbedaan agama atau kepercayaan.( Laporan

Akhir Pengkajian Hukum Beda Agama,BPHN,2011).

12

Page 13: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, ( sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagi instrumen kunci, pengambilan sampel sumber

data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari pada regenerasi.(Sugiyono, 2011:15)

3.1.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kasus dan lapangan atau Case

and Field Research, hal ini didasarkan pada tujuan yang akan dicapai Menurut Whintney

(1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.

Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang

berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,

kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang

berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.(M.Imamul Muttaqin,2010)

3.2 Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Observasi

Observasi ini dilakukan pada pasangan nikah beda agama , lembaga MUI yang

mengawasi permasalahan pernikahan,

3.2.2 Wawancara

13

Page 14: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

Wawancara dilakukan pada pasangan beda agama dan pasangan nikah siri juga

lembaga MUI, KUA, dan ormas NU yang terdapat di sekitar Bandung .

3.2.3 Angket

Angket bersifat optional, digunakan angket untuk mengetahui respon

masyarakat mengenai pernikahan khususnya pernikahan beda agama dan nikah siri.

3.2.4 Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk menambah informasi mengenai pernikahan dan

membandingkannya dengan hasil wawancara dan observasi.

3.3 Sumber Data / Lokasi Penelitian

a. MUI Provinsi Jawa Barat

Lokasi : Jl. RE. Martadinata no.105 Bandung

Telepon/Fax : (022)727286413

b. NU

Lokasi : Jl. Galunggung No. 9 Bandung

No. tlp. 081220052845

c. Muhammadiyah

Lokasi : Jl. Sancang No. 6 Bandung

d. Persis

Lokasi : Jl. Perintis Kemerdakaan No 2 , Bandung

Telepon : (022) 4220702

e. Kantor Urusan Agama Sukasari

Lokasi : Jl. Polisi Militer No. 1 KPAD

14

Page 15: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif. Teknik statistik deskriptif

adalah statitik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiman adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.(Sugiyono, 2011:207).

15

Page 16: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hukum Nikah Beda Agama

Non muslim ada dua macam, yaitu orang musyrik dan ahli kitab. Orang yang tidak beragama

termasuk kategori orang musyrik.

Allah berfirman dalam Al-Bayyinah 98:1

Orang muslim baik laki-laki maupun perempuan dilarang kawin dengan orang-orang musyrik

, kecuali jika orang-orang musyrik tersebut telah beriman.

Allah berfirman dalam Al-Baqarah 2:221

Mengenai ahli kitab, Allah SWT melarang perkawinan laki-laki ahli kitab dengan wanita

mukmin. Sedangkan laki-laki mukmin boleh kawin dengan wanita ahli kitab, sebgaimana

dijelaskan dalam firman ALLAH SWT dalam Al Maidah ayat 5

16

Page 17: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

�ات� �ب الط�ي �م� �ك ل ح�ل�� أ �و�م� �ي �م�   ال �ك ل ح�ل� �اب� �ت �ك ال �وا �وت أ �ذ�ين� ال و�ط�ع�ام�

�ه�م� ل ح�ل� �م� م�ن�   و�ط�ع�ام�ك �ات� �م�ح�ص�ن و�ال �ات� �م�ؤ�م�ن ال م�ن� �ات� �م�ح�ص�ن و�ال

�خ�ذ�ي م�ت و�ال� اف�ح�ين� م�س� �ر� غ�ي �ين� م�ح�ص�ن ه�ن� ج�ور�� أ �م�وه�ن� �ت �ي آت �ذ�ا إ �م� �ك �ل ق�ب م�ن �اب� �ت �ك ال �وا �وت أ �ذ�ين� ال

ن� د�ا خ� م�ن�   دا ة� خ�ر� اآل� ف�ي و�ه�و� �ه� ع�م�ل �ط� ب ح� ف�ق�د� �يم�ان� �اإل� ب �ف�ر� �ك ي و�م�ن

ر�ين� �خ�اس� ال

Mengenai status anak yang lahir dari perkawinan Muslim dan non Mulim dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Jika suami Islam dan istri ahli Kitab, maka suami yang bertanggung jawab atas nafkah

dan pendidikan anaknya. Begitu pula yang menjadi wali pernikahannya dan menerima

warisan dari ayahnya yang setelah meninggal dunia, seandainya anak itu Muslim

2. Jika suami ahli Kitab, hal ini dilarang oleh agama islam dan agama islam tidak

mengaturnya.

4.2 Hukum Nikah Siri

Istilah nikah siri atau nikah yang dirahasiakan memeang dikenal di kalangan para

ulama, paling tidak seja masa imam Malik bin Anas. Hanya saja nikah siri yang dikenal pada

masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah siri pada masa sekarang. Pada masa

dahulu yang dimaksud dengan nikah siri yaitu pernikahan yang memenuhi unsur-unsur atau

rukun-rukun perkawinan dan sayaratnya menurut syariat, yaitu adanya mempelai laki-laki

dan mempelai perempuan, adanya ijab qabul yang dilakukan oleh wali dengan mempelai

laki-laki dan disaksikan oleh dua orang saksi, hanya saja saksi diminta untuk merahasiakan

atau tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak ramai, kepada

masyarakat. Adapun nikah siri yang dikenal oleh masyarakat indonesia sekarang ini ialah

pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan oleh para saksi, tetapi

tidak dilakukan dihadapan petugas pencatat nikah sebagai aparat resmi pemerintah atau

perkawinan yang tidak dicatatkan di Kantor Urusan Agama, sehingga dikenal dengan istilah

nikah siri atau perkawinan dibawah tangan.

17

Page 18: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

Nikah siri yang dikenal masyarakat seperti disebutkan di atas muncul setelah

dinyatakan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan dikeluarkannya

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974. Dalam kedua peraturan tersebut disebutkan bahwa tiap-tiap perkawinan selain

harus dilakukan menurut ketentuan agama juga harus dicatatkan. Dalam pasal 2 Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan disebutkan :

1. Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

dan kepercayaannya.

2. Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4.3 Tata cara dan Pencatatan Perkawinan

Pasal 10 PP No.9 Tahun 1975 mengatur tata cara perkawinan. Dalam ayat (2)

disebutkan : “ Tata cara perkawinan dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan

kepercayaanya”. Dalam ayat (3) disebutkan : “ dengan mengindahkan tatacara perkawinan

menurut hukum agamanya dan kepercayaannya itu, perkawinan dilaksanakan di hadapan

Pegawai Pencatat dan dihadiri oleh dua orang saksi “.

Tentang pencatatan pernikahan diatur dalam Pasal 11 :

1. Sesaat setelah dilangsungkannya perkawinan sessuai dengan ketentuan-ketentuan

Pasal 10 Peraturan Pemerintah ini kedua mmpelai menandatangani akta perkawinan

yang telah disiapkan oleh Pegawai Pencatat berdasarkan ketentuan yang berlaku.

2. Akta perkawinan yang telah ditanda tangani oleh mempelai itu, selanjutnya ditanta

tangani pula oleh wali nikah atau yang mewakilinya.

3. Dengan penadatanganan akta perkawinan, maka perkawinan telah tercata secara

remi.

4.4 Pandangan MUI dan Ormas Islam (NU, Muhammadiyah, dan Persis) Mengenai

Hukum Nikah Beda Agama

4.4.1 Pandangan MUI

18

Page 19: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

Majelis Ulama Indonesia memandang penikahan beda agama sebagai sesuatu yang dilarang

karena banyak hal yang dapat memancing perselisihan dalam rumah tangga, meskinpun

semua agama mengajarkan tentang kebaikan. Pada dasarnya MUI membeolehkan terjadinya

pernikahan beda agama asalkanpernikahan itu terjadi antara laki - laki muslim dengan

perempuan ahli kitab seperti yang tercantum pada surat AlMaidah 5: 5

4.4.2 Pandangan Muhammadiyah

Menurut pandangan Muhammadiyah laki-laki muslim diperbolehkan menikahi wanita

ahli kitab apabila sesuai syarat islam. Untuk wanita tidak diperbolehkan menikah dengan ahli

kitab (haram). Tetapi pada realitasnya sekarang laki-laki juga sudah ditutup kemungkinannya

untuk menikah dengan beda agama karena lebih banyak madhorod nya dari pada manfaatnya.

Menurut Muhammadiyah yang dimaksud dengan ahli kitab ialah penganut agama yang

menjadikan Kitab Taurat dan Injil sebagai kitab suci mereka. Sedangkan Taurat dan Injil

yang sekarang telah banyak masuk ke dalamnya perkataan-perkataan orang-orang yang hidup

terdahulu, sehingga tidak diketahui lagi mana yang merupakan firman Allah dan mana yang

bukan. Oleh sebab itu lebih baik menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak iman

dan taqwa kepada Allah SWT.

4.5 Pandangan MUI dan Ormas Islam (NU, Muhammadiyah, dan Persis) Mengenai

Hukum Nikah Siri

Menurut pandangan ormas-ormas islam pernikahan siri dianggap sah apabila sesuai

syarat-syarat islam. Walaupun sebaiknya pernikahan siri lebih baik dihindarkan karena lebih

banyak mendatangkan madhorod dari pada manfaatnya sendiri. Dengan demikian lebih baik

mencatatkan pernikahan. Mencatatkan perkawinan mengandung manfaat atau kemaslatan,

kebaikan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Sebaliknya apabila perkawinan tidak

teratur secara jelas melalui peraturan perundangan dan tidak dicatatkan akan digunakan oleh

pihak-pihak yang melakukan perkawinan hanya untuk kepentingan pribadi dan merugikan

pihak lain terutama itri dan anak-anak. Melalui pencatatan perkawinan yang dibuktikan

dengan akad nikah, apabila terjadi perselisihan diantara suami istri, atau salah satu pihak

tidak bertanggung jawab, maka yang lain dapat melakukan upaya hukum guna

19

Page 20: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

mempertahankan atau memperoleh haknya masing-masing, karena dengan akta nikah suami

istri memiliki bukti otentik atas perkawinan yang terjadi diantara mereka.

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Pernikahan merupakan Ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita

sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia/tentram

(sakinah) dan kekal, berdasarkan ke-Tuhan-an Yang Maha Esa (Allah Swt).

Banyak terdapat problematika pernikahan di Indonesia seperti nikah sirri,

poligami, nikah beda agam dan lain sebagainya. Selama pernikahan tidak

bertentangan dengan hukum islam, hukum nya sah.

B. RekomendasiDari hasil penelitian yang dilakukan kami merekomendasikan hal-hal sebagai berikut :1. Kaum muslim sebaiknya menghindari terjadinya nikah sirri karena lebih

banyak mudhorot nya2. Lebih baik menikah dengan kaum yan se-agama

20

Page 21: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku:

Monib, M. dan Nurcholish, A. (2008). Kado cinta bagi pasangan beda agama. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Sugiyono (2011). Metode Penilitian Pendidikan. Bandung : Alfabet

Laporan Akhir Pengkajian Hukum Beda Agama, Badan Pembinaan Hukum Nasional

(2011).Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementrian Hukum dan HAM.

Republik Indonesia, 1974. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan .

Lembaran Negara RI Tahun 1974, No. 3019. Sekretariat Negara. Jakarta.

Kazhim,M.(2007).Buku Pintar Nikah Strategi Menuju Pernikahan Sukses.Solo : Samudera

Az-Zuhaili,Wahbah.(2011).Fiqih Islam Wa Adillatuhu (Abdul Hayyie Al-Katani , Trans).

Jakarta : Gema Insani

Sumber internet:

Muttaqin,M.(2010). Metode Deskriptif. Diambil 25 Februari 2013, 16.00, dari

http://blog.uin-malang.ac.id/muttaqin/2010/11/28/10/

Mushlihin,Al-Hafizh.(2012). Pernikahan Siri . Diambil 27 Februari 2013, 14.31, dari

http://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-nikah-siri.html

21

Page 22: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

LAMPIRAN

PERSONALIA

Ketua

Nama Lengkap : Sigit Purwana Yudha

TTL : Sumedang, 10 Juli 1992

Alamat : Jln Gegerkalong Girang Gang Albarqah No 7 C Bandung

No. HP : 085781886665

Anggota

1. Nama Lengkap : Reina Ayulia Rosadiana

NIM : 1005211

TTL : Bandung, 12 Juli 1992

Alamat : Jl. Sarimanah X Blok 12 No 84 Sarijadi Bandung

No. HP : 0857 222 600 33

2. Nama Lengkap : Siska Windia Nata

NIM : 1000783

TTL : Sinabang, 11 Desember 1992

Alamat : Jl. Gegerkalong tengah No 10 B Bandung

No. HP : 085277267818

3. Nama Lengkap : Darwis Yan Wibisana

NIM : 1003089

TTL : Sumedang, 23 pebruari 1992

Alamat : Jl. Nagrog Karanganyar 1 No 118 Ujungberung Bandung

No. HP : 08522204961

22

Page 23: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No. Kegiatan Pebruari Maret April

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Melakukan studi literatur

tentang pernikahan

2. Pembuatan proposal dan surat

ijin observasi

3. Melakukan observasi kegiatan

dan wawancara pada

pasangan beda nikah agama

dan nikah siri serta lembaga

MUI dan KUA

4. Melakukan wawancara pada

NU

5. Pembuatan Laporan

Observasi

6 Asistensi Laporan Observasi

7 Pelaksanaan Seminar

23

Page 24: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

INSTRUMEN PENELITIAN

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian dimulai dengan merencanakan tema dan judul pada

tanggal 8 Februari 2013 yaitu Problematika Pernikahan di Indonesia dalam

Pandangan Islam ( Pernikahan Siri dan Pernikahan Beda Agama ) , kemudian

mencari materi dan sumber-sumber kajian, melakukan observasi ke ormas

islam , Dinas Pencatatan Sipil, Kantor Urusan Agama, dan Narasumber

Pernikahan Beda Agama.

b. Pelaksanaan

Kegiatan penelitian dilakukan dengan kegiatan observasi dan wawancara

kepada narasumber pasangan nikah siri ,MUI,Dinas Pencatatan Sipil beserta

ormas islam untuk mencari data yang relevan yang disusun dalam laporan

penelitian.

c. Seminar dan Pelaporan Hasil Penelitian

Seminar dan presentasi hasil dari penelitian mengenai “Problematika

Pernikahan di Indonesia Dalam Pandangan Islam dilaksanakan pada

pertemuan ke 14 pada tanggal 16 Mei 2013

24

Page 25: Problematika Pernikahan Di Indonesia Dalam Pandangan Islam

DOKUMENTASI PENELITIAN dan SEMINAR

25