58

PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung
Page 2: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

ii

PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI

STRATEGI DESA TANGGUH BENCANA DALAM MITIGASI

DI DESA HARJOBINANGUN, KECAMATAN PAKEM,

KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Kesarjanaan Jenjang

Strata Satu (S1) Pada Program Studi Ilmu Sosiatri / Pembangunan Sosial

DISUSUN OLEH :

ROKO RAHENDRO

NIM: 15510001

PROGRAM STUDI ILMU SOSIATRI / PEMBANGUNAN SOSIAL

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA"APMD"

YOGYAKARTA

2019

Page 3: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung
Page 4: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

iv

MOTTO

Sing penting yakin

(Roko Rahendro)

Alon-alon waton kelakon

(Filosofi Jawa)

Tuhan bersama orang yang berusaha

(Putera Cahya)

Page 5: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Tuhan semesta alam Allah SWT

berkat rahmat dan hidayah yang diberikan kepada hambanya, tak lupa karunianya

serta petunjuknya dalam menyelsaikan skripsi ini. Karya ini kupersembahkan untuk :

1. Kedua Orangtua saya Bapak Jendro Winarto dan Ibu Sumiyati walau tidak

seberapa dengan semua perjuanganmu yang telah membesarkanku dengan penuh

kasih dan sayang yang Bapak dan Ibu berikan, hanya doa yang kupanjatkan

setiap aku berada dimanapun dan dalam kondisi apapun, Bapak dan Ibu ini karya

kecil dariku untukmu yang selalu ada didalam hati dan jiwaku.

2. Adik Saya Rona Erwinia dan Keponakan saya dirumah Abiyu, Naufal, jiandru

yang sangat saya sayangi.

3. Seluruh keluarga dekat rumah saya Mas Iput, Mbak Rita,Mas anjar,Mbak elin,

Bude Wanti, Eyang Titi terimakasih selalu memberikan support selama ini.

4. Seluruh keluarga besar Sardi Sudebyo yang selalu memberikan semangat selama

ini.

5. Seluruh teman dekat, teman sma, teman kuliah yang tidak tidak bisa saya

sebutkan satu persatu, terimakasih banyak bantuan dan supportnya selama ini.

Page 6: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Tak lupa

pula penulis mengirimkan salam dan shalawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “Strategi Desa Tangguh Bencana dalam Mitigasi di Desa

Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY” Skripsi ini diajukan

sebagai salah satu syarat menempuh ujian untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu

Sosiatri/Pembangunan Sosial di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa

“APMD” Yogyakarta.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati, penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang begitu besar kepada

1. Allah SWT dengan segala rahmat serta karunia-Nya yang memberikan kekuatan dan

kemudahan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Kepada kedua orang tua tercinta Bapak Jendro Winarto dan Ibu Sumiyati yang

selama ini telah membantu peneliti dalam bentuk perhatian, kasih sayang, semangat,

serta doa yang tidak henti-hentinya mengalir demi kelancaran dan kesuksesan

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, kemudian terima kasih banyak untuk adik

Rona Erwinia yang telah memberikan dukungan serta perhatian kepada peneliti.

Page 7: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

3. Kepada Seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan, perhatian dan doa

pada peneliti.

4. Ketua STPMD “APMD” bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si. serta ketua prodi

Ilmu Sosiatri Dra. Oktarina Albizzia, M.Si.

5. Bapak Drs. A.Y. Oelin Marliyantoro, M.Si. selaku dosen pembimbing, Dra.

Anastasia Adiwirahayu, M.Si dan Ratna Sesotya Wedadjati, S.Psi., M.Si.Psi selaku

penguji samping.

5. Teman terdekat Diyah, Topik, Potho, Ari, Rifa, Tika, Putri, yang telah menemani,

membantu, memberikan motivasi dan dukungan sehingga terselesaikan skripsi ini.

6. Teman terdekat dikampus Leman, Luvi, Lia, Shella , Ryan, Lilik, Nanang, Dika dan

masih banyak lagi , yang telah membantu dan memberikan motivasi sehingga dapat

terselesaikan sekripsi ini.

7. Segenap dosen dan seluruh staf akademik yang selalu membantu dalam memberikan

fasilitas, ilmu, serta pendidikan pada peneliti hingga dapat menunjang dalam

penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada pihak Desa Harjobinangun Bapak Fajar Akbar Kurniawan, SE., MSi beserta

jajaranya, serta pihak Desa Tangguh Bencana yang telah memberikan kesempatan

bagi peneliti untuk dapat melangsungkan penelitian dan memperoleh data.

9. Teman-teman seperjuangan ku dari Ilmu Sosiatri/Pembangunan Sosial angkatan 2015

yang telah memberikan dukungan pada peneliti selama perkuliahan hingga skripsi ini

terselesaikan.

Page 8: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah

memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan penulis

khususnya. Semoga Allah SWT melindungi dan memberikan berkah-Nya dan imbalan

yang setimpal kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Yogyakarta, Oktober 2019

Penulis

Roko Rahendro

Page 9: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia yang terletak di kawasan Cincin Api Pasifik atau Pacific Ring of Fire

memang memiliki potensi bencana alam yang tinggi. Berada di gugusan gunung api dan

titik pertemuan sejumlah lempengan bumi membuat Indonesia rawan diterpa amukan

alam. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, hingga 14

Desember 2018 -sepekan sebelum bencana tsunami di Selat Sunda menerjang- telah

terjadi 2.436 kejadian bencana di Indonesia. Secara umum, kecenderungan bencana

meningkat selama satu dekade terakhir, dan didominasi oleh bencana banjir, longsor,

dan puting beliung. (https://www.bbc.com/indonesia/majalah-46691586 diunduh pada

25, Januari, 2019)

Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

berapi. Di Indonesia banyak memiliki gunung dan pegunungan karena lokasi Indonesia

dilintasi oleh dua jalur pegunungan muda, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum

Mediterania. Selain itu, Indonesia berada pada jalur pertemuan lempeng dunia, sehingga

banyak menghasilkan rangkaian gunung api. Indonesia menempati dua lapisan lempeng

benua yang berbeda, yaitu Lempeng Benua Asia di kawasan Barat dan Lempeng Benua

Australia di kawasan Timur.

Menurut MunichRe(2010) bahaya vulkanik gunung Merapi memiliki dampak

yang signifikan, namun demikian mereka memiliki frekuensi jauh lebih rendah daripada

Page 10: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

2

bahaya lainnya seperti banjir dan badai. Hal tersebut seringkali menyebabkan kerusakan

material maupun korban jiwa. Dalam hal bencana vulkanik,kurang begitu menarik

perhatian apa bila dibandingkan dengan kerusakan material maupun korban jiwa yang

disebabkan bahaya lain.( Estuning Tyas Wulan Mei. 2008:1)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Newhall et al.(2000), Andrea astuti et

al.(2000), Camus et al.(2000), dan Voight et al.(2000) menunjukan bahwa karakteristik

erupsi Merapi saat berbeda dengan kegiatan prasejarah. Gunung api ini dikenal sebagai

salah satu gunung api paling aktif di indonesia,bahkan dunia dengan lebih dari 80

letusan sejarah yang hampir setengahnya disertai oleh aliran piroklastik(pyroclastic

denisty currents – PDCs) kronologi rincian letusan tercatat sejak abad ke sembilanbelas.

Jumlah letusan pada abad ke duapuluh tampaknya lebih tinggi dari abad sembilanbelas

Voight et al.(2000). Hal ini dimungkinkan karena peningkatan identifikasi dari kejadian

dari waktu ke waktu.(Dalam Ma’arif. 2015:3)

Khususnya di Yogyakarta dan berbatasan langsung dengan Jawa Tengah

terdapat salah satu gunung teraktif di Indonesia. Gunung Merapi (ketinggian puncak

2.930 mdpl, per 2010) memiliki potensi bencana yang cukup tinggi. Rentan mengalami

erupsi setiap dua sampai lima tahun sekali. Namun demikian belum dapat ditentukan

dengan teknologi, hanya dengan tanda yang diberikan oleh alam agar kita dapat selalu

waspada. Menurut data BMKG yang di terbitkan Kompas.com riwayat letusan merapi

sejak tahun 1990-an sebagai berikut :

Page 11: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

3

Gambar I.1

https://regional.kompas.com diunduh pada 25, Januari, 2019

Dari sumber diatas menunjukan akan bahaya yang ditimbulkan oleh letusuan Gunung

Merapi. Maka dari itu perlunya penanggulangan bukan hanya aksi saat bencana agar

dapat mengurangi resiko bencana itu sendiri. Di Indonesia sendiri paradigma

penanggulangan bencana telah bergesar dari paradigma penanggulangan bencana yang

bersifat responsif (terpusat pada tanggap darurat dan pemulihan) ke preventif

(pengurangan risiko dan kesiapsiagaan), sehingga penyelenggaraan penanggulangan

bencana pada masa sekarang lebih ditekankan pada tahapan pra bencana.

Page 12: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

4

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

mengamanatkan untuk melindungi masyarakat dari ancaman bencana. Salah satu

strategi untuk mewujudkan hal ini adalah melalui pengembangan desa/kelurahan

tangguh terhadap bencana dengan upaya pengurangan risiko bencana berbasis

komunitas (PRBBK). Dalam PRBBK, proses pengelolaan risiko bencana melibatkan

secara aktif masyarakat dalam mengkaji, menganalisis, menangani, memantau dan

mengevaluasi risiko bencana untuk mengurangi kerentanan dan meningkatkan

kemampuannya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melaksanakan PRBBK

dengan mengembangkan program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana).

Program Destana dari tahun 2012 s/d 2015 mencapai 266 desa/kelurahan di seluruh

Indonesia. Dalam tahun 2016, rencananya BNPB akan mengembangkan Destana ke 100

desa/kelurahan lagi.1 Sebagai rujukan dalam mengimplementasikan program Destana

adalah Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun

2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Perka BNPB No.

1/2012). Peraturan ini ditetapkan oleh Kepala BNPB, Syamsul Maarif pada tanggal 10

Januari 2012 di Jakarta. Tujuan Perka BNPB No. 1/2012 adalah untuk:

1. Memberikan panduan bagi pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam

pengembangan Destana sebagai bagian upaya PRBBK.

2. Memberikan acuan pelaksanaan pengembangan Destana bagi aparatur pelaksana

dan pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana (PRB).

Page 13: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

5

Ruang lingkup pedoman ini berlaku untuk pengembangan desa/kelurahan

tangguh di kabupaten/kota yang rawan bencana. Pedoman juga dapat digunakan sebagai

acuan dalam memasukkan unsur-unsur PRB ke dalam program-program lain di tingkat

desa/kelurahan, yang dilakukan oleh pemerintah maupun mitra-mitra non-pemerintah.

Isi peraturan ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu batang tubuh Perka BNPB No.

1/2012 (3 pasal dan 3 halaman) dan lampiran pedoman (41 halaman). lam tahap pra

bencana adalah mitigasi. https://www.bnpb.go.id diunduh 27, Januari, 2019

Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah sebuah desa atau kelurahan yang

memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu

mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan dan sekaligus

meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana. Kemampuan ini diwujudkan

dalam perencanaan pembangunan yang mengandung upaya-upaya pencegahan,

kesiapsiagaan, pengurangan risiko bencana dan peningkatan kapasitas untuk pemulihan

pascabencana. Dalam Destana, masyarakat terlibat aktif dalam mengkaji, menganalisis,

menangani, memantau, mengevaluasi dan mengurangi risiko-risiko bencana yang ada di

wilayah mereka, terutama dengan memanfaatkan sumber daya lokal demi menjamin

keberkelanjutan.

Tujuan khusus pengembangan Destana ini adalah:

1. Melindungi masyarakat di kawasan rawan bahaya dari dampak-dampak

merugikan bencana.

2. Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan, dalam

pengelolaan sumber daya untuk mengurangi risiko bencana.

Page 14: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

6

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber

daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi PRB.

4. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan dukungan sumber daya

dan teknis bagi PRB.

5. Meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan dalam PRB, pihak

pemerintah daerah, lembaga usaha, perguruan tinggi, lembaga swadaya

masyakarat (LSM), organisasi masyarakat, dan kelompok-kelompok lainnya

yang peduli.

Pasca letusan Gunung Merapi 2010, berdasarkan Perhub Sleman No.20/2011

tentang kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi, ada 4672 hektare masuk

pada KRB III. Dalam aturan KRB III idealnya tidak diperuntukan bagi hunian.

Meski demikian, di wilayah KRB III masih ada pengembangan hunian. Berdasarkan

Perhub tersebut ada empat kecamatan yang masuk pada KRB III atara lain Turi,

Cangkringan, Pakem dan Ngemplak. KRB III Gunung Merapi yaitu kawasan yang

letaknya dekat dengan sumber bahaya yang sering terlanda awan panas, aliran lava,

guguran batu, lontaran batu, dan hujan abu lebat. Berikut adalah data sebaran

penduduk KRB III & II Gunung Merapi menurut BPS dan situs resmi

slemankab.go.id

Page 15: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

7

TABEL I.1

Data Sebaran Penduduk KRB III & II Gunung Merapi

TABEL DATA SEBARAN PENDUDUK

DI KAWASAN RAWAN BENCANA (KRB) III & II GUNUNG MERAPI

No Desa/Kecamatan

JML

PENDUDUK

JML

KK

Jml

Penduduk

Kelompok

Rentan

KRB

III

KRB

II

KRB

III

KRB

II

Kec.Cangkringan 30.773

3668 2838 953 595

1 Kepuharjo

3383 1192 1074 1510 265 292

2 Umbulharjo

5058 1684 1496 1025 280 207

3 Glagahharjo

3948 1389 1098 303 408 96

Kec. Pakem 36.806

5871 1000 1774 328

4 Hargobinangun

8736 3064 3569 1000 940 328

5 Purwobinangun

9404 3205 2302

834

Kec. Turi 34.361

2013 3399 1210 601

6 Girikerto

2696 2696 1430 1764 429 392

7 Wonokerto

10.255 3263 583 1635 781 209

TOTAL

11,552 7,237 3,937 1,524

SUMBER: http://www.slemankab.go.id/1260/data-sebaran-penduduk-krb-iii-ii-

gunung-merapi.slm diunduh pada 29 juli 2019. dan jumlah penduduk dan KK

menurut BPS

Page 16: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

8

GAMBAR I.2

PETA ZONASI BAHAYA GUNUNG MERAPI KABUPATEN SLEMAN DIY

Sumber Peta Administrasi Kab. Sleman BAPPEDA SLEMAN

Page 17: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

9

Desa Harjobinangun, Pakem merupakan satu dari 301 desa di DIY yang rawan

bencana. Desa Harjobinangun merupakan Destana (Desa Tangguh Bencana) yang ke 23

dari 29 Destana yang ditargetkan pada tahun 2017, dengan jarak 14 kilometer dari

puncak Gunung Merapi. Desa Harjobinangun sendiri memiliki luas 552 ha dan jumlah

penduduk 6865 jiwa (2016) dengan terbagi menjadi 11 padukuhan. Desa tangguh

bencana (DESTANA) Harjobinangun diharapkan dapat membantu dan menigkatkan

kesadaran akan mitigasi bencana, serta dapat mandiri dan beradaptasi menghadapi

potensi ancaman bencana.

B. RUMUSAN MASALAH

Masalah menurut Sugiyono, (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan

antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan

praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan.

Bedasarkan uraian latar belakang masalah, penyusun merumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut :”Bagaimana Strategi Desa Tangguh Bencana dalam Mitigasi

?”

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan diatas, adapun tujuan dan manfaat dari penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui Strategi Desa Tangguh Bencana dalam mitigaasi.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor pendorong dan penghambat Strategi Desa

Tangguh Bencana dalam mitigasi.

2. Manfaat penelitian

Page 18: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

10

Setiap hasil penelitian pada prinsipnya harus berguna sebagai penunjuk praktek

pengambilan keputusan dalam artian yang cukup jelas. Manfaat tersebut baik bagi

perkembangan ilmu pengetahuan, manfaat bagi obyek yang diteliti, maupun

manfaat bagi peneliti sendiri.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu :

a. Manfaat akademik

Manfaat akademik yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat

dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan Ilmu Sosiatri/Pembangunan Sosial,

dan berguna juga untuk menjadi referensi bagi mahasiswa yang melakukan

penelitian-penelitian selanjutnya.

b. Manfaat praktis

Secara praktis, bagi pemerintah dan masyarakat daerah rawan bencana agar

selalu siap dan siaga dengan potensi bencana disekitar.

c. Manfaat teoritis

Secara teoritis, sebagai tambahan referensi tentang pengetahuan yang

berkaitan dengan pendampingan masyarakat dalam penyadaran mengenai

kesiapsiagaan masarakat akan mitigasi bencana alam.

D. KERANGKA TEORI

1. PERSPEKTIF SOSIAL MASYARAKAT DESA TANGGUH BENCANA

ALAM

“Ketangguhan masyarakat” atau “community resilinece” berasal dari

bahasa Latin “resalire” atau “resilino” yang berarti berjalan atau meloncat

Page 19: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

11

kembali. Konsep ini, secara sederhana, digunakan untuk menghitung seberapa

lama suatu sistem kambali dalam keadaan normal pasca gangguan (Buckle,

dkk.,2001) konsep ketangguhan masyarakat ini berakar dari ranah ilmu alam dan

sosial yang mengacu pada pengrtian bahwa sistem alam dan sistem sosial

memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang ketika dihadapkan pada kondisi

krisis, yaitu kemampuan (capacity) dan ketidak mampuan atau sering disebut

kerentanan (fulnerability). Berdasarkan hal ini, tentunya terdapat potensi untuk

pulih pada keadaan normal pasca terjadinya ganguan (Holling, 1973; Buckle,

dkk., 2001;Rose, 2004; Norris, dkk., 2008) deklarasi Hogyo menjabarkan

ketangguhan sebagai “the capacity of a system, community, or society potentially

exposed to hazards to adapt by resisting or changing in order to reach and

maintain accepetable level of funcitioning and structure”. Sementara itu,

Ma’arif (2011:15) mengkaji ketangguhan terhadap bencana sebagai suatu

kemampuan sistem untuk mengantisipasi, menghindari atau, menolak,

beradaptasi, dan melenting kembali. (dalam Ma’arif. 2011:15)

Masyarakat tangguh bencana dapat dilihat dari beberapa tingkatan.

Tingkatan pertama adalah kemampuan masyarakat untuk bangkit kembali dan

memulihkan kondisi dengan mengguanakan sumber dayanya sendiri. Tingkat

kedua adalah masyarakat yang membutuhkan perhatian dari pihak lain untuk

diarahkan menjaga integaritas fisik lingkungan binaan dan bertahan hidup,

misalnya adanya tuntutan tekanis untuk membangu rumah yang tahan gempa.

Selain itu, pada tingkat ini bantuan pihak eksternal juga diarahkan untuk

memastikan bahwa masyarakat telah bangkit untuk menjalankan fungsi

Page 20: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

12

ekonomi, bisinis, ataupun admministrasi. Keterlibatan pihak lain dalam

mewujudkan masyarakat tangguh bencana dilakukan dengan memaksimalkan

penggunaan sumber daya, kapasitas, dan kemampuan masyarakat dalam

memanfaatkan sumber daya fisik dan ekonomi yang dimilikinya dengan cara

meminimal kan gangguan dan memfasilitasi pertumbuhan.

Sementara itu, Cutter, dkk (2010) menyebutkan bahwa ketangguhan

masyarakat merupakan sekumpulan kapasitas yang ditingkatkan melalui

interfensi kebijakan yang pada akhirnya mampu membantu membangun dan

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk merespons bencana dan kembali

suatu kondisi tangguh dimaknai dengan angka atau indeks semata, sehingga

dibutuhkan pula suatu pengamatan mendalam dan keterlibatan dalam proses

menuju tangguh oleh karena itu, pengamatan kuantitatif atau kualitatif saja tidak

cukup, melainkan kombinasi keduanya menjadi lebih jelas untuk

menggambarkan kondisi tangguh tersebut. (dalam Ma’arif. 2011:15)

Terkait dengan hal tersebut, suatu “masyarakat tangguh bencana” dapat

di artikan sebagai kondisi utopia atau idaman. Artinya, masyarakat tersebut

dianggap memiliki kemampuan merancang dan membangun lingkungannya

dalam upaya adaptasi walaupun memiliki potensi bahaya tertentu dengan

memaksimalkan langkah penggurangan resiko bencan dan meminimalkan

potensi kehilangan/kerugian (vulnerability) sehingga tercipta suatu kondisi aman

dan normal pasca terjadinya suatu kejadian yang tidak menguntungkan

(Sudibyakto, dkk.,2012). Sebelum terjadi bencana, masyarakat tangguh bencana

mengaplikasikan upaya-upaya pengurangan resiko bencana dalam kehidupan

Page 21: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

13

sehari-hari (daily routine) sementara pada saat pasca terjadinya bencana,

masyarakat tangguh bencana masih mampu menjaga sumber daya pendukung

lingkunganya, dan cepat kembali (bonce back) kondisi normal. (dalam Ma’arif.

2011:20)

Menurut McEntire(2009) dan Mileti(1999) sikap dan periaku masyarakat

adalah penyebab utama sebuah bencana.Masyarakat memiliki pandangan bahwa

mereka tidak memiliki kontrol terhadap kerentanan karena anggapan bahwa

bencana adalah pemberian tuhan atau akibat alam. Kelompok yang lain memiliki

pemahaman rendahnya keampuan untuk melakukakan prediksi dan merasa aman

di tempat tinggalnya saat ini. Di lain sisi, ditemukan juga individu-individu atau

organisasi yang merasa memiliki keyakinan dan kemampuan secara berlebihan

dalam mengatasi bencana (Clarke,1999). Kelompok seperti ini merasa telah

melakukan berbagai upaya pencegahan bencana dan siap dalam merespon

bencana. Kelompok-kelompok yang lain mampu melakukan pemulihan bencana

secara mandiri, tetapi ada juga yang amat bergantung pada bantuan pemerintah.

(dalam Ma’arif. 2011:25)

Menurut Ma’arif (2010:29) resiko bencan merupakan suatu keadaan dinamis

yang berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan manusia.

Prespektif sosiologis resiko bencana memfokuskan pada penilaian empiris

terhadap proses pembangunan, disorganisasi sosial,ketidaksetaraan struktur dan

jaringan, aktualisasi kerentanan sistem sosial, interaksi yang mengarah pada

konflik, sistem kepercayaan/agama,dan kearifan lokal yang mampu mengurangi

dan menimbulkan resiko bencana pada saat yang bersamaan.

Page 22: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

14

Berbagai study yang telah dilakukan oleh pakar kebencanaan dunia

(Bishop, dkk.,2000; Milar,dkk.,1999) membuktikan bahwa semakin banyak

orang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat yang menimbulkan rasa

bemasyarakat (sense of community), peningkatan kapasitas diri (self-efficacy)

dan pemecahan masalah, akan semakin besar ketahanan mereka terhadap

kesuliatan yang digapai akibat dari bencana. Lebih lanjut, Kieffer(1984) dan

Paton and Bishop(1996) menggambarkan bahwa strategi pemberdayaan

masyarakat tangguh bencana menggabungkan antara partisipasi masyarakat,

daya kontrol, dan kemapuan memfasilitasi identifikasi maslah yang ada dalam

masyarakat dengan kebutuhhan, sistem, nilai-nilai, dan budaya yang ada pada

masyarakat. Guna mempertahankan pemberdayaan ini diperlukan adanya sebuah

konsensus bersama. Konsensus ini adalah bentuk partisipasi masyarakat dalam

memngidentifiksi masalah-masakah yang dihadapi dan mencari solusi atas

permasalahan-permaslahan tersebut (problem-focused coping strategy). Melalui

strategi ini masyarakat dan individu dapat meningkat kan kapasistasnya untuk

berperilaku tangguh bencana. (dalam Ma’arif. 2011:31)

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan

pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun

waktu tertentu.

Pada awalnya strategi merupakan sebuah kata yang digunakan pada

militerketika sedang berperang, akan tetapi dengan berkembangnya jaman,

makaistilah strategi ini sudah masuk ke dalam setiap aspek kehidupan, baik

ituekonomi, pendidikan maupun olahraga.Strategi adalah turunan dari bahasa

Page 23: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

15

Yunani yaitu Strat gos yang artinya adalahkomandan perang dalam jaman

tersebut, adapun pada pengertiannya saat inistrategi adalah rencana jangka

panjang dengan diikuti tindakan tindakan yangditujukan untuk mencapai tujuan

tertentu yang umumnya adalah kemenangan .Saat ini ada sebuah

pencampuradukkan kata antara strategi dengan taktik. Dalam hal pengertian,

taktik bukanlah sebuah strategi, namun taktik ada didalam strategi. Taktik ini

memiliki ruang lingkup yang lebih kecil dengan waktu yang lebih

singkat(https://www.academia.edu/11382304/strategi_organisasi diunduh 20

April 2019).

Menurut David dan Wheelen (2003:35) Strategi adalah seni dan ilmu

penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas

fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasaranya.

Strategis mengkobinasikan aktifitas-aktifitas dari berbagai bagian fungsional

suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Pada dasarnya strategi

merupakan garis besar respon sebuah organisasi terhadap tantangan tantangan

mendasar yang dihadapi. Oleh karena itu, strategi harus dirumuskan selaras

dengan isu strategis yang telah diidentifikasi. Menurut Chandler

(Rangkuti,2006:3), Strategi adalah rencana dasar yang luas dari suatu tindakan

organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Strategi merupakan alat untuk mencapai

tujuan perusahaan dalam kaitanya dengan tujuan jangka panjang, program tindak

lanjut serta prioritas alokasi sumberdaya.

2. PROGRAM PEMERINTAH DALAM BIDANG KEBENCANAAN

Page 24: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

16

Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 alinea keempat

menegaskan bahwa "Negara Kesatuan Republik Indonesia melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa". Pernyataan ini

menunjukkan komitmen awal para pendiri Bangsa Indonesia dalam melindungi,

mensejahterakan dan mencerdaskan segenap bangsa Indonesia. Komitmen awal

ini sangat terkait erat dengan upaya penanggulangan bencana agar menjadi

bangsa yang sadar dan tangguh dalam mengelola risiko bencana yang selaras

dengan visi Presiden RI periode 2015-2019 yang diilhami dari Trisakti1 dan

misi yang tertuang dalam 9 (sembilan) agenda prioritas (Nawa Cita).

Menurut Ma’arif (2012:9) ketangguhan bangsa merupakan suatu

kesadaran yang sudah terinternaslisasi dalam sebuah komunitas sehingga

menghasilkan kesiap siagaan dan kapasitas yang tinggi menghadapi bencana.

Ketahanan dalam menghadapi bencana adalah suatu kapasitas sistem,

komunitas,atau masyarakat dalam menghadapi ancaman. Sementara itu suatu

kapasitas di tentukan oleh kemampuan suatu sistem sosial dalam mengorganisasi

dirinya melalui pembelajaran dari bencan dimasa lalu untuk meningkatkan

kemampuan dalam mengurangi resiko bencana. Visi tersebut dapat dilaksanakan

dengan memantapkan 4 misi utama, yaitu memantapkan daya antisipasi , daya

proteksi, daya adaptasi, dan daya lenting. Selanjutnya, untuk mencapai visi dan

misi tersebut dibutuhkan 4 jenis starategi, yaitu menjauhkan masyarakat dari

bencana, menjauhkan bencana dari masyarakat, hidup harmoni dengan resiki

bencana, dan menumbuhkan kearifan lokal dalam penangulangan bencana.

Page 25: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

17

Dalam menghadapi meningkatnya risiko bencana 5 (lima) tahun

mendatang maka Pemerintah memerlukan rencana makro yang sifatnya terpadu,

terkoordinasi dan menyeluruh yang menggambarkan kondisi ideal dalam

penanggulangan bencana. Proses penyusunan perencanaan ini dilakukan dengan

pendekatan teknokratik, topdownbottom up, partisipatif, dan politis. Diawali

dari identifikasi risiko bencana dari berbagai ancaman bencana sebagai dasar

menetapkan lokus prioritas nasional, disusun arah kebijakan dan strategi sesuai

dengan Nawa Cita, identifikasi fokus prioritas dan sasaran serta pelaku dari

berbagai pemangku kepentingan. Sebagai rencana yang harus

diimplementasikan dan agar tepat sasaran, juga disusun sistem monitoring dan

evaluasi. Dokumen makro ini diwujudkan dalam Rencana Nasional

Penanggulangan Bencana (RENAS PB) 2015-2019

RENAS PB 2015-1019 bertujuan untuk memberikan acuan kepada K/L

dan Non K/L, serta seluruh pemangku kepentingan penanggulangan bencana di

Indonesia agar dapat melaksanakan penanggulangan bencana secara terencana,

terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh. Peraturan Kepala Badan Nasional

Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum

Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Perka BNPB No. 1/2012). Berdasarkan

peraturan ini, pengertian Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana) adalah

sebuah desa atau kelurahan yang memiliki kemampuan untuk mengenali

ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisir sumber daya masyarakat

untuk mengurangi kerentanan dan sekaligus meningkatkan kapasitas demi

mengurangi risiko bencana. Kemampuan ini diwujudkan dalam perencanaan

Page 26: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

18

pembangunan yang mengandung upaya-upaya pencegahan, kesiapsiagaan,

pengurangan risiko bencana dan peningkatan kapasitas untuk pemulihan

pascabencana. Dalam destana, masyarakat terlibat aktif dalam mengkaji,

menganalisis, menangani, memantau, mengevaluasi dan mengurangi risiko-

risiko bencana yang ada di wilayah mereka, terutama dengan memanfaatkan

sumber daya lokal demi menjamin keberkelanjutan. Destana ini merupakan

upaya pengurangan risiko bencana berbasis komunitas untuk melindungi

masyarakat dari ancaman bencana. Berdasarkan Perka BNPB No. 1/2012,

tujuan khusus pengembangan destana ini adalah:

1. Melindungi masyarakat di kawasan rawan bahaya dari dampak-dampak

merugikan bencana.

2. Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan, dalam

pengelolaan sumber daya untuk mengurangi risiko bencana.

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan

sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi PRB.

4. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan dukungan sumber

daya dan teknis bagi PRB.

5. Meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan dalam PRB,

pihak pemerintah daerah, lembaga usaha, perguruan tinggi, lembaga

swadaya masyakarat (LSM), organisasi masyarakat, dan kelompok-

kelompok lainnya yang peduli.

(https://www.bnpb.go.id/peran-fasilitator-desa-kelurahan-tangguh-bencana

diunduh pada 20 April 2019)

Page 27: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

19

Dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tersirat bahwa upaya

penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab bersama semua unsur, yakni

pemerintah, lembaga non-pemerintah, dunia usaha, dan partisipasi aktif

masyarakat. Sejak tahun 2012, Kedeputian Bidang Pencegahan dan

Kesiapsiagaan BNPB telah menyelenggarakan penguatan kelembagaan yang

bertujuan untuk meningkatkan kapasitas, kemampuan, dan pengetahuan

pemerintah daerah hingga masyarakat pada suatu program yaitu Desa Tangguh

Bencana.

Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah desa yang memiliki

kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta

memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan (Perka

BNPB No.1 Tahun 2012). Kemampuan mandiri berarti serangkaian upaya yang

dilakukan sendiri dengan memberdayakan dan memobilisasi sumber daya yang

dimiliki masyarakat desa untuk mengenali ancaman dan risiko bencana yang

dihadapi, meliputi juga evaluasi dan monitoring kapasitas yang dimilikinya.

Pada Perka BNPB Nomor 1 Tahun 2012, setidaknya ada 20 indikator untuk

menggambarkan ketangguhan suatu desa karena pendekatan satu sektor saja

terbukti belum bisa membangun ketangguhan secara memadai. Untuk itu, masih

dibutuhkan banyak usaha baik oleh masyarakat sendiri maupun dari berbagai

pihak untuk meningkatkan kapasitas masyarakat.(https://www.bnpb.go.id/524-

desa-tangguh-bencana. Diunduh pada 20 April 2019)

3. MITIGASI BENCANA

Page 28: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

20

Adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik

melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik

oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian

harta benda, dan dampak psikologis. Kegiatan mitigasi dalam mengurangi resiko

bencana adalah sebagai berikut:

1. pengenalan dan pemantauan risiko bencana.

2. perencanaan partisipatif penanggulangan bencana.

3. pengembangan budayasadar bencana.

4. penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan

bencana.

5. identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman

bencana.

6. pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam.

7. pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi.

8. pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan

hidup.

9. kegiatan mitigasi bencana lainnya.

(http://bpbd.karanganyarkab.go.id/?p=603. Diunduh pada 24 April 2019)

Page 29: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

21

Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan

Bencana, pengertian mitigasi adalah suatu rangkaian upaya yang dilakukan

untuk meminimalisir risiko dan dampak bencana, baik melalui pembangunan

infrastruktur maupun memberikan kesadaran dan kemampuan dalam

menghadapi bencana.

Pada dasarnya mitigasi dilaksanakan untuk menghadapi berbagai jenis

bencana, baik itu bencana alam (natural disaster) maupun bencana akibat ulah

manusia (man-made disaster). Tujuan utama mitigasi adalah untuk mengurangi

atau bahkan meniadakan risiko dan dampak bencana.

(https://www.maxmanroe.com/vid/umum/arti-mitigasi-adalah.html.Diunduh pada 24

April 2019)

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko

bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi bencana merupakan suatu

aktivitas yang berperan sebagai tindakan pengurangan dampak bencana, atau

usaha-usaha yang dilakukan untuk megurangi korban ketika bencana terjadi,

baik korban jiwa maupun harta. Dalam melakukan tindakan mitigasi bencana,

langkah awal yang kita harus lakukan ialah melakukan kajian resiko bencana

terhadap daerah tersebut. Dalam menghitung resiko bencana sebuah daerah kita

harus mengetahui Bahaya (hazard), Kerentanan (vulnerability) dan kapasitas

(capacity) suatu wilayah yang berdasarkan pada karakteristik kondisi fisik dan

Page 30: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

22

wilayahnya. (http://p2mb.geografi.upi.edu/Mitigasi_Bencana.html Diunduh pada

24 April 2019)

E. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode

deskriptif ini adalah gambaran suatu kelompok masyarakat, suatu objek, suatu

kondisi, suatu pemikiran ataupun peristiwa dari masa sekarang. Penelitian

deskriptif pada hakikatnya merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan

realistis apa yang telah terjadi pada suatu saat di tengah masyarakat. Dengan

mengadakan penelitian mengenai bebrapa masalah aktual yang kini tengah

berkecamuk dan mengekspresikan diri dalam bentuk gejala atau proses sosial.

(Lexy J. Moleong, 1989:44)

2. Ruang Lingkup Penelitian

a. Objek penelitian adalah topik permasalahan yang dikaji dalam penelitian. Dalam

penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian ini adalah Strategi Desa Tangguh

Bencana dalam Mitigasi di Desa Harjobinangun ,Pakem, Sleman, D.I Yogyakarta.

b. Definisi konseptual

1) Strategi Destana

Strategi Destana adalah cara atau pendekatan yang menyeluruh agar desa

memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman

Page 31: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

23

bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang

merugikan

2) Mitigasi Bencana

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik

melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

menghadapi ancaman bencana.

c. Definisi operasional

Strategi Destana dalam Mitigasi adalah cara dan upaya yang dilakukan Destana

dalam peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana yang ada di Desa

Harjobinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Adapun indikatornya sebagai

berikut:

1. pengenalan dan pemantauan risiko bencana.

2. perencanaan partisipatif penanggulangan bencana.

3. pengembangan budayasadar bencana.

4. penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana.

5. identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana.

Page 32: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

24

6. pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam.

7. pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi.

8. pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.

9. kegiatan mitigasi bencana lainnya.

3. Lokasi penelitian

Peneliti memilih lokasi di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem

Kabupaten Sleman, karena di Desa Harjobinangun termasuk KRB (Kawasan

Rawan Bencana) di lereng Merapi, yang mana lokasi yang peneliti teliti adalah

salah satu lokasi Destana yang cukup aktif. Jadi lebih memudahkan peneliti untuk

mencari informasi. Maka dari itu peneliti memilih lokasi tersebut dengan harapan

bisa bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat setempat.

4. Subyek penelitian

Subyek penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang memberikan suatu

informasi yang diperlukan dalam penelitian, baik berupa data, kata-kata, tindakan

yang diperoleh dari informan dan memiliki pandangan tertentu tentang

permasalahan tersebut.

Menurut Sugiyono (2009:215) penelitian kualitatif tidak menggunakan

istilah populasi, seperti yang dijelaskan bahwa: dalam penelitian kualitatif tidak

menggunakan istilah populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus

tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajian tidak akan

Page 33: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

25

diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial

yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajarinya.

Dalam penelitian ini peneliti memerlukan subjek untuk bisa melengkapi

data dalam penelitian. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah :

a. Pengurus Destana 6 orang

b. Perangkat Desa 2 orang

c. Masyarakat Umum 6 orang

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, meliputi:

a. Observasi

Observasi sering diartikan dengan pengamatan, pengamatan adalah alat

pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara

sistematik gejala-gejala yang diselidiki.

Metode observasi dilakukan dalam suasana alamiah yang wajar. Pada tahap

awal, peneliti lebih bersifat tersamar. Ketersamaan dalam pengamatan ini dikurangi

sedikit demi sedikit seirama dengan semakin akrabnya hubungan antara peneliti dan

informan. Ketika suasana akrab dan terbuka sudah tercipta, peneliti bisa

menginformasikan hasil pengamatan melalui wawancara dengan informan.

b. Wawancara

Dalam pelaksanaan penelitian, wawancara bukan berupa alat yang terpisah

atau khusus, melainkan merupakan suplemen bagi metode dan teknik lainnya.

Page 34: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

26

Wawancara adalah percakapan dengan cara bertatap muka yang tujuannya

memperoleh innformasi faktual, untuk menaksir dan menilai kepribadian individu,

atau untuk tujuan-tujuan konseling, penyuluhan, terapeutis. Dari pengertian

wawancara di atas, wawancara merupakan cara yang digunakan seseorang untuk

tujuan satu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara

lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan

orang itu untuk meminta suatu keterangan.

c. Dokumentasi

Dalam sebuah penelitian dokumen adalah salah satu metode yang sudah

lama digunakan sebagai salah satu sumber data yang dimanfaatkan untuk menguji,

menafsirkan, bahkan untuk meramalkan data. Metode dokumentasi ini dipilih,

sebab tanpa metode dokumentasi maka analisis penelitian tidak akan berjalan

meskipun dokumentasi bukanlah hal yang pokok dalam berjalannya penelitian.

Akan tetapi dokumentasi merupakan penunjang yang penting dalam berjalnnya

penelitian.

6. Teknik analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

model interaktif yang memiliki tiga komponen, yaitu pemilihan data, penyajian data

dan penarikan kesimpulan. (Yulius Slamet, 2006:140-143). Untuk lebih jelasnya

masing-masing tahap (termasuk proses pengumpulan data) dapat dijabarkan sebagai

berikut:

a. Pengumpulan data

Page 35: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

27

Data yang muncul berwujud kata-kata yang dikumpulkan dalam aneka cara

yaitu observasi, wawancara serta data dokumentasi, kemudian data yang diperoleh

melalui pencatatan di lapangan dianalisa melalui tiga jalur kegiatan yaitu pemilihan

data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

b. Pemilihan data

Diartikan sebagai proses pemilihan, perumusan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstraksakan dan transformasi data kasar yang muncul

catatan-catatan tertulis di lapangan.

Pemilihan data dimulai sejak peneliti mengambil keputusan dan menyatakan

bahwa tentang kerangka kerja konseptual, tentang pemilihan kasus, pertanyaan

yang diajukan dan tentang cara pengumpulan data yang dipakai pada saat

pengumpulan data berlangsung.

c. Penyajian data

Penyajian data meliputi berbagai jenis gambar atau skema, jaringan kerja,

keberkaitan kegiatan dan tabel yang dapat membantu satu rakitan informasi yang

memungkinkan kesimpulan dapat dilakukan. Hal ini merupakan kegiatan yang

dirancang untuk merakit secara teratur agar mudah dilihat dan dimengerti sebagai

informasi yang lengkap dan ssaling mendukung.

d. Penarikan kesimpulan

Merupakan proses konklusi yang terjadi selama pengumpulan data dari awal

sampai proses pengumpulan data berakhir.

Page 36: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

28

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Deskripsi Wilayah

1. Keadaan Wilayah

Letak dan keadaan lingkungan alam suatu wilayah merupakan salah satu

faktor utama penentu baik kondisi sosial, ekonomi, budaya, kesehatan, maupun

kelembagaan bagi masyarakat. Bermacam-macam karakter dan kebudayaan

menunjukan kearifan lokal manusia sebagai individu maupun sebagai kesatuan

masyarakat terhadap lingkungan sekitar.Secara geografis Desa Harjobinangun

berada di ketinggian 625 M diatas permukaan laut, banyaknya curah hujan Desa

Harjobinangun adalah 2.680 mm/tahun dengan suhu rata-rata harian 27°C.

a. Letak dan Batas Wilayah

Secara geografis wilayah Desa Harjobinangun terletak sebelah utara

Kabupaten Sleman yang berbatasan langsung dengan Desa paling ujung utara di

Kabupaten Sleman dan Gunung Merapi . Adapun keterangan lebih lengkap batas

Desa Harjobinangun sebagai berikut:

1) Sebelah Utara : Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem,

. Kabupaten Sleman

2) Sebelah Selatan : Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik,

Kabupaten Sleman.

3) Sebelah Barat : Desa Candibinangun, Kecamatan Pakem,

Kabupaten Sleman.

4) Sebelah Timur : Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem dan Desa

Umbulmartani Kecamatan Ngaglik, Kabupaten

Sleman

Page 37: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

29

Gambar II.1

Peta Administrasi Desa Harjobinangun

Sumber : Peta Desa Harjobinangun Tahun 2011

Page 38: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

30

Gambar II.2

Peta Kecamatan Pakem

Sumber : Peta Kecamatan Pakem Tahun 2019

Page 39: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

31

Gambar II.3

Peta Kabupaten Sleman

Sumber : Peta Kabupaten sleman Tahun 2019

Page 40: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

32

b. Orbitasi

1. Jarak Ke Pusat Pemerintahan

1) Ke Kecamatan Pakem : 1 Km (5 menit)

2) Ke Kabupaten Sleman : 8 Km (20 menit)

3) Ke Provinsi DIY : 17 Km (45 menit)

2. Topografi

a. Luas dataran Tinggi di Desa Harjobinangun, yaitu :

1) Luas :552 Ha

b. Ketinggian di atas permukaan laut : 625 m

1) Suhu rata rata : 27°C

2) Curah hujan : 2.680 mm/th

c. Luas Wilayah

Luas wilayah Desa Harjobinangun yaitu 552 Ha. Secara administratif

Desa Harjobinangun terbagi dalam 11 Padukuhan yang terbagi. Adapun

Padukuhan-padukuhan tersebut yaitu:

1) Padukuhan Jurang Jero

2) Padukuhan Trojayan

3) Padukuhan Blembem Lor

4) Padukuhan Ngelo

5) Padukuhan Blembeb Kidul

6) Padukuhan Cepit

7) Padukuhan Pojok

8) Padukuhan Kaliwanglu Kulon

9) Padukuhan Kaliwanglu Wetan

10) Padukuhan Turgo Gede

11) Padukuhan Penen

Page 41: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

33

Adapun tanah tersebut difungsikan untuk berbagai kepentingan

masyarakat maupun kepentingan umum lainnya. Pembagian penggunaan tanah

tersebut dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut :

Grafik II.1

Luas Tanah dan Penggunaan Tanah

Sumber : Data Profil Desa Harjobinangun 2017

Berdaasarkan data dapat diketahui bahwa bidang tanah yang terdapat

di wilayah Desa Harjobinangun dengan batas-batas yang jelas difungsikan untuk

berbagai kepentingan yang sebagian besar adalah untuk persawahan yang

tersebar di 11 padukuhan dan fasilitas umum

Page 42: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

34

2. Keadaan Demografi

a. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Harjobinangun akhir tahun 2017 : 6.593 jiwa

dengan jumlah kepala keluarga (KK) 2.007 yang terbagi menurut jenis kelamin

sebagai berikut :

Grafik II.2

Jumlah Penduduk Desa Harjobinangun Menurut Jenis Kelamin

Sumber : Data profil Desa Harjobinangun tahun 2017

Dari Grafik dapat diketahui bahwa presentase penduduk dengan jenis

kelamin perempuan lebih banyak dibanding penduduk laki-laki.

b. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Penduduk

Kemajuan disuatu wilayah salah satunya dapat dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan penduduk setempat. Semakin banyak penduduk yang mempunyai

pendidikan yang cukup maka kesadaran akan suatu bencana akan semakin

Laki-Laki Perempuan Jumlah

jumlah 3189 3404 6593

presentase 48% 52% 100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

Jumlah Penduduk Desa Harjobinangun Menurut Jenis Kelamin

jumlah presentase

Page 43: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

35

tinggi. Tingkat pendidikan di Desa Harjobinangun dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Grafik II.3

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Sumber : Data Profil Desa Harjobinangun tahun 2017

Grafik II.3 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk berpendidikan

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/sederajat, namun demikan pendidikan

tidak menjadi penghalang akan kesadaran terhadap resiko bencana

c. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi masyarakat. Semakin banyak masyarakat mempunyai mata

pencaharian akan mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Berikut

ini adalah tabel jumlah mata pencaharian penduduk Desa Harjobinangun.

BelumSekolah

Belumtamat

SekolahDasar

TamatSD

TamatSLTP

TamatSLTA

TamatAkade

mi

TamatPerguru

anTinggi

Jumlah

Jumlah (Jiwa) 350 510 802 671 2116 288 574 5311

Presentase 7% 10% 15% 13% 40% 5% 11% 100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Jumlah (Jiwa) Presentase

Page 44: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

36

Grafik II.4

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Sumber : Data Profil Desa Harjobinangun tahun 2017

Dari Grafik II.4 menunjukkan sebagian besar penduduk (56%)

mempunyai mata pencaharian peternak. Karena memang Desa Harjobinangun

didukung dengan keadaan alam cocok dengan berternak.

d. Agama Dan Kepercayaan

Warga masyarakat Harjobinangun memiliki beraneka ragam agama dan

kepercayaan, Namun masyarakat dapat hidup berdampingan dengan damai

tanpa membedakan kepercayaan masing-masing.

Petani

Pengrajin

Buruh

Industri

Buruh

bangunan

Dokter

Dosen

Perangka

tDesa

Wiraswas

taPNS TNI

Pensiuna

n

Peternak

Jumlah

Jumlah (Jiwa) 745 1 252 4 12 25 445 209 29 197 2398 4317

Presentase 17% 0% 0% 6% 0% 0% 1% 10% 5% 1% 5% 56% 100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0500

100015002000250030003500400045005000

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Jumlah (Jiwa) Presentase

Page 45: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

37

Berikut ini tabel penganut agama dan kepercayaaan di Desa

Harjobinangun.

Grafik II.5

Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan

Sumber : Data Profil Desa Harjobinangun tahun 2017

Dari data Grafik II.5 menunjukkan bahwa komposisi agama yang ada di

Desa Harjobinangun cukup beragam dan saling hidup berdampingan, rukun

dan menjujung tinggi toleransi dalam beragama. Dengan rasa toleransi yang

tinggi akan tercipta suasana kondusif tanpa ada perbedaan.

3. Kondisi Desa dan Kelembagaan

a. Visi dan Misi Desa Harjobinangun

a) Visi Desa Harjobinangun

IslamKristenKatholik

KristenProtestan

HindhuKonghuch

uJumlah

Jumlah(Jiwa) 5394 753 59 1 18 6225

Presentase 87% 12% 1% 0% 0% 100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

Jumlah Penduduk Menurut Agama & Kepercayaan

Jumlah(Jiwa) Presentase

Page 46: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

38

Harjobinangun membangun Masyarakat Agamis Berwawasan

Mandiri dan Tangguh berbasis pada usaha Pertanian, Perikanan dan Peternakan

menjadi desa yang Maju dan Sejahtera.

b) Misi Desa Harjobinangun

1. Mendorong serta mendukung berbagai kegiatan keagamaan yang ada di

masyarakat.

2. Membangun dan mendorong terciptanya pendidikan yang murah, berkualitas dan

mudah diakses oleh semua warga.

3. Menggali sumber-sumber pandapatan potensial desa yang ditujukan untuk

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

4. Membangun industri kecil dan menengah serta kerajinan rakyat yang bertumpu

pada potensi ekonomi daerah.

5. Membangun serta mendorong kemitraan dalam upaya pengembangan terutama

dalam bidang pertanian, perikanan dan peternakan.

6. Menjamin terciptanya pembangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan

aspek kebencanaan.

7. Meningkatkan dan mendorong sikap masyarakat yang bertanggung jawab, ramah

dan mandiri.

8. Menumbuhkan semangat gotong royong masyarakat dalam membangun desa.

9. Mendorong keikutsertaan masyarakat dalam berbagai program desa baik dari

aspek perencanaan maupun pelaksanaan.

Page 47: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

a. Lembaga pemerintahan

1) Struktur Pemerintah Desa

Gambar II.4

Struktur Organiasasi Perangkat Desa Harjobinangun

Dukuh

1. Udi Karmojo 2. Jabatan Kosong 3. Jatmiko Ari Wibowo, ST 4. Agus Sulistyantoro 5. B. Rinawan

6. Suwarno, Ba 7. Joni Praptomo, Amd 8. Banteng Yuniarto 9. Dulpadi 10. Daryanto

11. Suryanto

KEPALA DESA

Fajar Akbar Kurniawan, SE., MSi

Sekertaris Desa

Jabatan Kosong

Urusan Tata

Usaha dan umum

Jabatan Kosong

Urusan Keuangan

Wahyu Agung

Nugraha

Urusan Perencanaan

Hardjiwanto

Tribowo,SE

Seksi

Pemerintahan

Jabatan Kosong

Seksi Kesejahtraan

Bunakir

Seksi Pelayanan

Asmaji

Page 48: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

40

Dari data struktur perangkat Desa Harjobinangun terdapat kekosongan jabatan

dikarenakan untuk Sekertraris Desa meninggal dunia. Untuk Urusan Tata Usaha dan

Umum, Seksi Pemerintahan dan Dukuh Dusun II Trojayan sementara masih kosong

dikarenakan purna tugas atau pensiun.Untuk pengisian jabatanya akan dilakukan 2019

menurut informasi yang diberikan pihak Desa harjobimamgun

2) Struktur BPD

Gambar II.5

Struktur Badan Pemusyawaratan Desa Harjobinangun

Anggota

Saju Priyanto Sukardi Wagimin Arif Rohmayuloh Sugeng

Sumber : Data Profil Desa Harjobinangun tahun 2017

KETUA BPD

Bambang Widodo

SEKRETARIS BPD

Eko Susilo Nugroho

WAKIL KETUA BPD

Aris Susilo Pambudi

Page 49: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

41

c. Lembaga Pendidikan

Pendididikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan, setiap manusia

indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan selalu berkembang. Sehingga

lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada tingkat pengetahuan masyarakat

terhadap kemajuan suatu desa. Berikut merupakan grafik jumlah lembaga

pendidikan yang berada di wilayah desa Harjobinangun.

Grafik II.6

Jumlah Lembaga Pendidikan

Sumber : Data Profil Desa Harjobinangun tahun 2017

Dari data Grafik II.6 menunjukkan bahwa lembaga pendidikan di Desa

Harjobinangun lengkap mulai dari kelompok bermain sampai tingkat menengah

Atas. Sehingga diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan sarana yang telah

disediakan.

Jumlah Lembaga0

500

1000

1500

3 1 4 0 1 0 1 0 1 11 62 42

458

0

370

0

286

0 208

1426

Jumlah Lembaga Pendidikan & Jumlah Siswa

Jumlah Lembaga Jumlah (Siswa)

Page 50: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

42

d. Lembaga Keamanan

Dalam suatu wilayah lembaga keamanan sangat penting untuk menjaga

kondisi desa tetap aman dan kondusif. Keamanaan dapat tercipta jika ada kerja

sama semua pihak termasuk masyarakatnya. Fasilitas juga harus dilengkapi

dengan personil keamnaaan yang memadai dan disiplin. Berikut ini data

lembaga keamanaan yang ada di Desa Harjobinangun.

Grafik II.7

Kelengkapan Lembaga Keamanan

Sumber : Data Profil Desa Harjobinangun tahun 2017

Dari data grafik II.7 menunjukkan bahwa tingkat keamanaaan di Desa

Harjobinangun terjamin Keamaanannya karena setiap Padukuhan terdapat

anggota Linmas dan Pos Kamling/Pos Jaga. Keberadaan lembaga keamanaan

lengkap dengan personilnya sangat bermanfaat bagi Desa Tangguh Bencana

untuk menciptakan situasi yang kondusif serta memberikan rasa aman dan

nyaman bagi masyarakat.

Hansip/Linmas

POSkamling

BabinsaBabinkamt

ibnasJumlah

Jumlah Lembaga 36 29 1 1 67

Presentase 54% 43% 1% 1% 100%

0%20%40%60%80%100%120%

01020304050607080

lembaga keamanan

Jumlah Lembaga Presentase

Page 51: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

43

4. Keadaan Sarana Dan Prasaran

Sarana dan prasarana sangat penting untuk diketahui dan diperhatikan

kondisinya agar dapat memperlancar aktivitas diberbagai sektor kegiatan.

Adapun sarana dan prasarana di Desa Harjobinangun dapat diketahui sebagai

tabel berikut ini.

Tabel II.1

Sarana Transportasi

No Jenis Alat Transportasi Jumlah

1 Sepeda 1479

2 Dokar/ Delman 82

3 Sepeda motor 2450

4 Truk 6

5 Mobil Pribadi 149

Sumber : Data Profil Desa Harjobinangun tahun 2017

Sarana transportasi di Desa Harjobinangun cukup banyak untuk membantu

masyarakat dalam beraktifitas sehari hari maupun dalam kondisi darurat bencana.

Tabel II.2

Sarana Komunikasi

No Jenis Sarana Komunikasi Jumlah

1 TV Penduduk 1764

2 Radio Penduduk 720

3 Penduduk yang menggunakan Fasilitas

Listrik 2007

4 Listrik PLN 1654

Sumber : Data Profil Desa Harjobinangun tahun 2017

Dalam data tersebut sarana komunikasi belum begitu terdata seperinci mungkin,

hanya sarana yang digunakan sehari hari bukan sarana kusus seperti Handpone dan

internet belum tercatat

Page 52: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

44

Tabel II.3

Sarana Air Bersih

No Jenis Sarana Air Bersih Jumlah

1 Sumur 1820

Sumber : Data Profil Desa Harjobinangun tahun 2017

Sarana air bersih di Desa Harjobinangun cukup banyak untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari, sekiranya sudah mencukupi kebutuhan masyarakat sehari-hari.

Tabel II.4

Sarana Ibadah

No Jenis Sarana Ibadah Jumlah

1 Masjid 14

2 Surau 13

Sumber : Data Profil Desa Harjobinangun tahun 2017

Sarana ibadah di Desa Harjobnangun cukup banyak untuk yang beragama islam

namun untuk agama yang lain masih belum memiliki tempat beribadah.

Tabel II.5

Sarana Olahraga

No Jenis Sarana Olahraga Jumlah

1 Lapangan Sepak Bola 1

2 Lapangan Bulu Tangkis 3

3 Lapangan tenis dan Voli 7

Sumber : Data Profil Desa Harjobinangun tahun 2017

Berolahraga di Desa Harjobinangun sudah mencukupi untuk berolahraga, Olah

raga di Desa Harjobinangun yang paling populer adalah voli.

Page 53: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

45

Tabel II.6

Sarana dan Prasarana Kesehatan

No Jenis Sarana dan Prasarana Kesehatan Jumlah

1 Puskesmas pembantu 1

2 Apotik 1

4 Rumah Praktik Dokter 2

5 Tempat Pembuangan Sampah Sementara 1

Sumber : Data Profil Desa Harjobinangun tahun 2017

Sarana dan prasarana kesehatan di Desa Harjobinangun sudah cukup dan

memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal kesehatan.

B. Deskripsi Desa Tangguh Bencana Harjobinangun

1. Desa Tangguh Bencana Harjobinangun

Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah desa yang memiliki kemampuan

mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri

dengan segera dari dampak bencana yang merugikan (Perka BNPB No.1 Tahun 2012).

Kemampuan mandiri berarti serangkaian upaya yang dilakukan sendiri dengan

memberdayakan dan memobilisasi sumber daya yang dimiliki masyarakat desa untuk

mengenali ancaman dan risiko bencana yang dihadapi, meliputi juga evaluasi dan

monitoring kapasitas yang dimilikinya.

Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem merupakan satu dari 301 desa di DIY

yang rawan bencana. Desa Harjobinangun merupakan Desa Tangguh Bencana yang ke-

23 dari 29 Desa Tangguh Bencana yang ditargetkan pada tahun 2017. Desa

Harjobinangun, Pakem resmi dikukuhkan oleh Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun di

lapangan Desa Harjobinangun.

Page 54: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

46

2. Tugas dan Fungsi Desa Tangguh Bencana Harjobinangun

a. Meningkatkan kapasitas seluruh warga dalam penanggulangan bencana di

Desa Harjobinangun.

b. Sebagai pelaksana kegiatan penanggulangan bencana di Desa Harjobinangun.

c. Bekerjasama dengan pihak/lembaga lain terkait penanggulangan bencana

misal BPBD, PUSKESMAS, PMI, Forum PRB Kecamatan.

d. Melaporkan perkembangan pekerjaan dan akhir pekerjaan kepada Kepala

Desa.

3. Struktur Desa Tangguh Bencana

Gambar II.6

Struktur Desa Tangguh Bencana Harjobinangun

Ketua pelaksana

harian

Penanggung

jawab dan

penasehat

Wakil ketua Bendahara Sekretaris

Bidang informasi

komunikasi dan

peringatan

Bidang barak dan

pengungsian

Bidang logistik Bidang kaji cepat

dan evakuasi

Bidang Pertolongan

pertama

Bidang keamanan

Page 55: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

47

Sumber : Data Profil Desa Harjobinangun tahun 2017

Penanggung jawab dan penasehat : Fajar Akbar K ,SE.,MSi.

Ketua pelaksana harian: Kepala seksi pemerintahan

Wakil ketua: Asmaji

Sekretaris: Drs. Eko Djanjuri, BSc.

Caecilia Sinta Citra Dewi

Bendahara: Anifah Sihmawati, SE

Joni Praptomo, AMd

Bidang informasi komunikasi dan peringatan dini : Dadang Heri Prasongko

Suwandi

Bidang Pertolongan pertama : Refiana Agus Nanta

Wahyu Wenang Nugraha

Wardiyono

Rustini

Agustina Sulistiani

Bidang kaji cepat dan evakuasi: Eko Susilo Nugroho

Hadika Rakhmawan H

Agus Winarto

Andri Wninarto

Bidang barak dan pengungsian: Jupriyato

Muhamad Effendi

Suwandi

Page 56: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

48

Apriliyanto

Bidang keamanan: Ngatijo

Bambang Setiyana

Limas Desa Harjobinangun

Bidang logistik: Sukandar

Hermanto

Nursyamsi Tri Wahyudi

Rizki Andriyanto

Page 57: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

67

DAFTAR PUSTAKA

Estuning Tyas Wulan Mei. 2008. Sister Village Strategi Alternatif Mitigasi Bencana

Gunung Api. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Freedy, Rangkuti. 2006. Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan

Pelanggan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta:

Andi Publisher.

Moleong, Lexy J. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Slamet, Yulius. 2002. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: UNS Press.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Syamsul Ma’arif, Dyah Rahmawati Hizbaron. 2015. Strategi Masyarakat Tangguh

Bencana Dalam Prespektif Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Refrensi lain:

BAPPNAS. (n.d.). Buku Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana (Renas

PB)2015-2019

BNPB., 2010, Rencana Strategis BNPB 2010-2014,Jakarta, BNPB

Undang-Undang No. 24 Tahun 2007

https://www.academia.edu/11382304/strategi_organisasi diunduh pada 20 April 2018.

https://www.bnpb.go.id/peran-fasilitator-desa-kelurahan-tangguh-bencana diunduh pada

20 April 2019.

https://www.bnpb.go.id/524-desa-tangguh-bencana. Diunduh pada 20 April 2019.

http://bpbd.karanganyarkab.go.id/?p=603. Diunduh pada 24 April 2019

Page 58: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI …repo.apmd.ac.id/956/1/ROKO RAHENDRO.pdf · 2020. 1. 23. · Salah satu potensi bencana yang memiliki resiko yang tinggi adalah gunung

68

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/arti-mitigasi-adalah.html. Diunduh pada 24

April 2019

http://p2mb.geografi.upi.edu/Mitigasi_Bencana.html Diunduh pada 24 April 2019