43
PRESENTASI KASUS SEORANG LAKI-LAKI 55 TAHUN DENGAN SUSPECT HERNIA NUCLEUS PULPOSUS CERVICALIS DISUSUN OLEH : Wahyu Aprillia G99141087 Dyonisa Nasirochmi P. G99142079 Himmatul Fuad G99141088 Novandi Lisyam P. G99142080 Isna Noor R. G99141089 Rurin Ayurinika P. G99142081 Faisal Hafidh G99141090 Rizky Hening S. G99142082 Larissa Amanda G99141091 Desrina Pungky A.S. G99142083 Bani Zakiyah G99141152 Pembimbing : dr. Indriany Widhowati, Sp.S

Preskas Saraf Gemilang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Neurologi

Citation preview

Page 1: Preskas Saraf Gemilang

PRESENTASI KASUS

SEORANG LAKI-LAKI 55 TAHUN DENGAN SUSPECT

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS CERVICALIS

DISUSUN OLEH :

Wahyu Aprillia G99141087 Dyonisa Nasirochmi P. G99142079Himmatul Fuad G99141088 Novandi Lisyam P. G99142080Isna Noor R. G99141089 Rurin Ayurinika P. G99142081 Faisal Hafidh G99141090 Rizky Hening S. G99142082Larissa Amanda G99141091 Desrina Pungky A.S. G99142083Bani Zakiyah G99141152

Pembimbing : dr. Indriany Widhowati, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

2015

Page 2: Preskas Saraf Gemilang

BAB I

STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. H

Umur : 55 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Petani Panggul

Alamat : Tanjungsari, Pacitan, Jawa Timur

No. RM : 01314736

Tanggal MRS : 22 September 2015

Tanggal Pemeriksaan : 25 September 2015

B. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama:

Kelemahan pada keempat anggota gerak sejak 1 bulan SMRS

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluhkan kelemahan pada keempat anggota gerak

sejak 1 bulan SMRS. Kelemahan dirasakan terus-menerus hingga kaki

pasien tidak mampu untuk berjalan dan tangan pasien sulit untuk

mengangkat benda. Setiap pasien menggerakan keempat anggota

geraknya pasien merasakan adanya perasaan seperti tersetrum pada

tangan kaki pasien. Keluhan diperberat apabila pasien duduk sebentar.

Pasien merasa nyaman apabila dalam posisi berbaring. Pasien tidak

mengeluhkan mual muntah, pandangan kabur, nyeri kepala, ataupun

bicara pelo. BAK dan BAB tidak ada keluhan.

Pasien juga mengeluhkan kesemutan pada keempat anggota gerak

sejak 1 bulan SMRS. Awalnya kesemutan dirasakan mendadak pada saat

pasien bangun tidur. Kemudian pasien merasakan kesemutan terus-

menerus dan terasa seperti kesetrum dan kaku. Kesemutan memberat

Page 3: Preskas Saraf Gemilang

pada saat pasien menggerakan anggota geraknya. Kesemutan disertai

dengan keluhan tebal dan berat pada keempat anggota gerak pasien.

Sebelum keluhan pasien muncul, sehari-hari pasien bekerja

sebagai petani panggul dan sering membawa benda berat yang dipanggul

di pundak dan leher pasien. Pasien kadang merasakan nyeri yang hilang

timbul pada pada leher yang menjalar ke tangan, namun diabaikan oleh

pasien.

Oleh keluarga, pasien diperiksakan ke RSUD Pacitan dan mondok

selama 4 hari dan akhirnya dirujuk ke RSUD Dr. Moewardi.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat pekerjaan : petani yang sering memanggul

barang

Riwayat trauma : disangkal

Riwayat stroke : disangkal

Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal

Rwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat sakit gula : disangkal

Riwayat berat badan menurun : disangkal

Riwayat batuk lama : disangkal

Riwayat demam : disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat keluhan serupa : disangkal

Riwayat sakit gula : disangkal

Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal

Riwayat sakit jantung : disangkal

5. Riwayat Kebiasaan

Riwayat minum alkohol : disangkal

Riwayat merokok : pasien merokok ± 25 tahun dengan

2 bungkus/hari

Riwayat jamu-jamuan : disangkal

Riwayat obat bebas : disangkal

2

Page 4: Preskas Saraf Gemilang

6. Riwayat Gizi

Pasien makan sehari tiga kali dengan porsi sedang dengan sayur

dan lauk yang ada. Pasien minum air putih 6-8 gelas/hari. Kadang minum

kopi atau teh 1x/hari.

7. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien sehari-hari tinggal bersama dengan istri dan anak pasien.

Pekerjaan pasien adalah petani panggul. Saat ini pasien berobat

menggunakan fasilitas kesehatan BPJS.

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Generalis

VS : TD : 130/90 mmHg

Nadi : 90 kali/menit

RR : 20 kali/menit

Suhu : 36,7º C peraksilair

VAS : 4

2. Status Neurologis

a. Kesadaran : GCS E4V5M6

b. Fungsi luhur : dbn

c. Fungsi otonom : dbn

d. Fungsi sensorik :

e. Fungsi koordinasi : sde

f. Fungsi motorik :

Kekuatan Tonus R. Fisiologis R. Patologis

3

N N

N N

+ +

+ +

Hoffman-Tromer

Babinski

Page 5: Preskas Saraf Gemilang

g. Nn. craniales

1) N.II, III : pupil isokhor (3mm/3mm), refleks cahaya (+/+)

2) N.III, IV, VI : gerak bola mata dbn

3) N.V : reflek cornea +/+

4) N.VII : dbn

5) N.IX, X : dbn

6) N.XII : dbn

h. Meningeal Signs : sde (leher dan keempat ektremitas spastic)

i. Fungsi collumna vertebralis : Lhermitte test (+)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium Darah(22 September 2015)

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

Hematologi Rutin

Hemoglobin 14.0 g/dl 13.5 – 17.5

Hematokrit 41 % 33 – 45

Leukosit 9.9 ribu/uL 4.5 - 11.0

Trombosit 226 ribu/uL 150 – 450

Eritrosit 4.43 ribu/uL 4.50 – 5.90

Index Eritrosit

MCV 93.2 /um 80.0-96.0

MCH 31 pg 28.0-33.0

MCHC 33.9 g/dl 33.0-36.0

RDW 11.3 % 11.6-14.6

MPV 8.1 Fl 7.2-11.1

PDW 16 % 25-65

Hitung Jenis

Eosinofil 0.30 % 0.00-4.00

Basofil 0.00 % 0.00-2.00

Netrofil 87.40 % 55.00-80.00

4

Page 6: Preskas Saraf Gemilang

Limfosit 10.10 % 22.00-44.0

Monosit 2.20 % 0.00-7.00

Kimia Klinik

Glukosa Darah

Sewaktu

133 mg/dl 60-140

SGOT 19 u/l <35

SGPT 22 u/l <45

Kreatinin 0.7 mg/dl 0.9-1.3

Ureum 38 mg/dl <50

Elektrolit

Natrium darah 137 mmol/L 136-145

Kalium darah 3.8 mmol/L 3.3-5.1

Klorida darah 104 mmol/L 98-106

Serologi

HbsAg Nonreactive

2. Pemeriksaan Laboratorium Darah (23 September 2015)

Kimia Klinik

Glukosa Darah Puasa 86 mg/dL 70-110

Asam Urat 4.7 mg/dL 2.4-6.1

Kolesterol total 246 mg/dL 50-200

Kolesterol LDL 179 mg/dL 88-203

Kolesterol HDL 41 mg/dL 28-71

Gliserida 120 mg/dL <150

Elektrolit

Natrium 137 mmol/L 136-145

Kalium 3.4 mmol/L 3.3-5.1

Kalsium 1.03 mmol/L 1.17-1.29

5

Page 7: Preskas Saraf Gemilang

3. Foto Vertebrae Cervicalis AP Lateral View (18 September 2015)

Hasil :

- Tak tampak soft tissue swelling

- Trabekulasi tulang baik

- Kelengkungan vertebrae cervicalis melurus

- DIV/FIV tak melebar maupun menyempit

- Tampak osteofit di VC 5-7, tak tampak listesis maupun

diskontinuitas

- Tampak kompressi di VC 3-4

Kesan: Kompressi di VC 3-4

6

Page 8: Preskas Saraf Gemilang

4. Foto Vertebrae Thoracolumbal AP-Lateral View (18 September

2015)

Hasil:

- Tak tampak soft tissue swelling

7

Page 9: Preskas Saraf Gemilang

- Tampak vertebrae lumbal 4-5 sklerotik dan menyatu dan

menyempit, tak tampak jelas adanya destruksi tulang, tak tampak

jelas paravertebral abses

- Kelengkungan vertebrae baik

- Tampak lipping di VL 1-3, tampak listesis VL 4-5 ke posterior

terhadap S1

- Tampak kompressi anterior minimal di VTh 12-VL1

- Tak tampak diskontinuitas pada sistema tulang yang tervisualisasi

Kesan : Spondilytis (VL 4-5) e.c bacterial DD TB, dengan listeshis VL 4-5

terhadap S1. Saran: MRI

E. RESUME

Pasien merupakan rujukan dari RSUD Pacitan. Pasien mengeluhkan

kelemahan keempat anggota gerak sejak 1 bulan SMRS. Kelemahan dirasakan

terus-menerus hingga pasien tidak mampu berjalan dan mengangkat benda,

memberat dengan duduk, dan membaik dengan berbaring. Kelemahan disertai

dengan kesemutan, tebal, dan berat. Kesemutan dirasakan mendadak saat

pasien bangun tidur dan terus-menerus, terutama saat pasien berusaha

menggerakkan keempat anggota gerak. Sehari-hari pasien bekerja sebagai

petani dan sering membawa beban berat di leher pundak. Pasien juga mengaku

sebelumnya kalau pernah merasa nyeri yang hilang timbul yang menjalar ke

tangan, namun diabaikan oleh pasien.

Pada pemeriksaan fisik, kekuatan motorik keempat anggota gerak

menurun menjadi 4. Tonus meningkat. Refleks fisiologis meningkat, yaitu

refleks biceps kanan kiri +3/+3, refleks triceps kanan kiri +3/+3, refleks

patella kanan kiri +3/+3, dan refleks achilles kanan kiri +4/+4. Refleks

patologis Hoffman-Tromer ditemukan pada anggota gerak atas kanan dan kiri,

8

Page 10: Preskas Saraf Gemilang

serta refleks Babinski ditemukan pada anggota gerak bawah kanan dan kiri.

Pada pemeriksaan collumna vertebrae, didapatkan Lhermitte test (+).

F. ASSESMENT

K : Tetraparase spastik, servikal radikulopati

T : Vertebrae Cervical 3-4

E : Suspek HNP Cervicalis

G. PENATALAKSANAAN

1. Infus Asering 20 tpm

2. Injeksi Ketorolac 30 mg/12 jam

3. Injeksi Ranitidin 50 mg/12 jam

4. Injeksi Sohobion 1 ampul/24 jam/drip

5. Cek DR3, GDS, Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT, elektrolit

H. PLANNING

1. Rawat inap di bangsal

2. MRI

I. PROGNOSIS

Ad vitam :dubia ad malam

Ad sanam :dubia ad malam

Ad fungsionam :dubia ad malam

J. PROGRESS REPORT

Tanggal 22 September 2015

Subjective Kelemahan keempat anggota gerak

Objective GCS E4V5M6

Tensi: 130/90 mmHg

Nadi: 90 kali/menit

9

Page 11: Preskas Saraf Gemilang

Respirasi: 22 kali/menit, regular

Suhu: 36,7ºC (per axilla)

Fungsi luhur: dbn

Meningeal signs: sde

Nn. craniales:

N.II, III pupil isokhor 3mm/3mm, refleks cahaya +/+

N.III, IV, VI gerak bola mata dbn

N.VII, XII dbn

Motorik:

K 4/4/4 4/4/4 T ↑ ↑

4/4/4 4/4/4 ↑ ↑

RF +3 +3 RP + +

+3 +3 + +

Sensorik:

Otonom: dbn

Koordinasi: sde

Collumna vertebralis : Lhermitte test (+)

Assessment

K: Tetraparese spastik, cervical radikulopati

T: Vertebra cervicalis 3-4

E: Suspek HNP cervical

Planning Terapi:

Infus asering 20 tpm

Injeksi ranitidine 50mg/12 jam

Injeksi vit B12/12 jam

Amitriptiline 3 x 12,5 mg

Konsul RM

10

Page 12: Preskas Saraf Gemilang

Rontgen polos RS Pacitan : kesan kompresi C3-4

Tanggal 23 September 2015

Subjective Kelemahan keempat anggota gerak

Objective

GCS E4V5M6

Tensi: 130/80 mmHg

Nadi: 88 kali/menit

Respirasi: 20 kali/menit, regular

Suhu: 36,5ºC (per axilla)

Fungsi luhur: dbn

Meningeal signs: sde

Nn. craniales:

N.II, III pupil isokhor 3mm/3mm, refleks cahaya +/+

N.III, IV, VI gerak bola mata dbn

N.VII, XII dbn

Motorik:

K 4/4/4 4/4/4 T ↑ ↑

4/4/4 4/4/4 ↑ ↑

RF +2 +3 RP + +

+3 +3 + +

Sensorik:

Otonom:dbn

Koordinasi: sde

Collumna vertebralis : Lhermitte test (+)

11

Page 13: Preskas Saraf Gemilang

Assessment

K: Tetraparese spastik, cervical radikulopati

T: Vertebra cervicalis 3-4

E: Suspek HNP cervical

Planning

Terapi:

Infus asering 20 tpm

Injeksi ranitidine 50mg/12 jam

Injeksi vit B12 /12 jam

Amitriptiline 3 x 12,5 mg

Konsul RM

Tanggal 24 September 2015

Subjective Kelemahan keempat anggota gerak

Objective GCS E4V5M6

Tensi: 130/80 mmHg

Nadi: 90kali/menit

Respirasi: 18 kali/menit, regular

Suhu: 36,2ºC (per axilla)

Fungsi luhur: dbn

Meningeal signs: sde

Nn. craniales:

N.II, III pupil isokhor 3mm/3mm, refleks cahaya +/+

N.III, IV, VI gerak bola mata dbn

N.VII, XII dbn

Motorik:

K 4/4/4 4/4/4 T ↑ ↑

4/4/4 4/4/4 ↑ ↑

RF +3/+3 +3/+3 RP + +

+4/+4 +4/+4 + +

12

Page 14: Preskas Saraf Gemilang

Sensorik:

Otonom: dbn

Koordinasi: sde

Collumna vertebralis: Lhermitte test (+)

Assessment

K: Tetraparese spastik

T: Medulla spinalis setinggi C 3-4

E: Suspek HNP Cervical

Planning

Terapi:

Infus asering 20 tpm

Injeksi ranitidine 50mg/12 jam

Injeksi vit B12 /12 jam

Amitriptiline 3 x 12,5 mg

MRI kontras cervical

Tanggal 25 September 2015

Subjective Kelemahan keempat anggota gerak

Objective GCS E4V5M6

Tensi: 130/80 mmHg

Nadi: 82kali/menit

Respirasi: 20 kali/menit, regular

Suhu: 36,1ºC (per axilla)

Fungsi luhur: dbn

Meningeal signs: sde

Nn. craniales:

N.II, III pupil isokhor 3mm/3mm, refleks cahaya +/+

N.III, IV, VI gerak bola mata dbn

N.VII, XII dbn

Motorik:

K 4/4/4 4/4/4 T ↑ ↑

13

Page 15: Preskas Saraf Gemilang

4/4/4 4/4/4 ↑ ↑

RF +3/+3 +3/+3 RP + +

+3/+4 +3/+4 + +

Sensorik: dbn

Otonom:dbn

Koordinasi: sde

Collumna vertebralis : Lhermitte test (+)

Assessment

K: Tetraparese spastik

T: Medulla spinalis setinggi VC3-4

E: Suspek HNP Cervical

Planning

Terapi:

Infus asering 20 tpm

Injeksi ranitidine 50mg/12 jam

Injeksi vit B12 /12 jam

Amitriptiline 3 x 12,5 mg

MRI kontras cervical

Tanggal 26 September 2015

Subjective Tangan dan kaki kanan kiri terasa tebal

GCS E4V5M6

Tensi: 140/90 mmHg

Nadi: 88 kali/menit

Respirasi: 20 kali/menit, regular

Suhu: 36,8ºC (per axilla)

Fungsi luhur: dbn

Meningeal signs: sde

14

Page 16: Preskas Saraf Gemilang

Objective

Nn. craniales:

N.II, III pupil isokhor 3mm/3mm, refleks cahaya +/+

N.III, IV, VI gerak bola mata dbn

N.VII, XII dbn

Motorik:

K 4/4/4 4/4/4 T ↑ ↑

4/4/4 4/4/4 ↑ ↑

RF +3/+3 +3/+3 RP + +

+3/+4 +3/+4 + +

Sensorik: dbn

Otonom: dbn

Koordinasi: sde

Assessment

K: Tetraparese UMN

T: Medulla spinalis setinggi VC3-4

E: Suspek HNP Cervical dd Tumor

Planning

Terapi:

Infus asering 20 tpm

Injeksi ranitidine 50mg/12 jam

Injeksi vit B12 /12 jam

Amitriptiline 3 x 12,5 mg

MRI kontras cervical

15

Page 17: Preskas Saraf Gemilang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI

1. Vertebra

Tulang punggung manusia terdiri dari beberapa segmen yang

disebut columna vertebralis. Vertebra terdiri dari 33 tulang yang

dibagi menjadi 7 tulang cervical, 12 tulang thorax, 5 tulang lumbal, 5

tulang bergabung membentuk bagian sacral, dan 4 tulang membentuk

tulang ekor (coccyx) (Martini, 2009).

Setiap ruas dari vertebra memiliki beberapa struktur yang dapat

diidentifikasi dari superior yaitu corpus vertebra, processus

spinosus, processus transversus, formen vertebralis, arcus vertebra

(pediculus dan lamina). Struktur yang dapat diidentifikasi pada

16

Page 18: Preskas Saraf Gemilang

potongan median yaitu ligamentum longitudinalis anterior,

ligamentum longitudinalis posterior, ligamnetum supraspinalis (di atas

processus spinosus), articulatio zygagophysialis (Martini, 2009).

Struktur yang terdapat diantara dua corpus vertebra yaitu discus

intervertebralis yang terdiri dari nucleus pulposus dan anulus fibrosus.

Nucleus pulposus yang terletak pada bagian sentral semigelatinosa

diskus dapat diibaratkan sebagai bantalan peluru yang berfungsi

sebagai peredam kejut (shock absorber). Struktur ini mengandung

berkas-berkas serat kolagenosa, sel jaringan ikat, dan sel tulang rawan.

Struktur yang mengelilingi nucleus pulposus yaitu anulus fibrosus

yang terdiri dari cincin-cincin fibrosa konsentrik. Struktur ini bisa

diibaratkan sebagai pegas yang berfungsi sebagai peredam kejut,

menahan nucleus pulposus dan agar dapat terjadi gerakan antar corpus

vertebra (Price, 2005).

Discus intervertebralis, baik nucleus pulposus maupun anulus

fibrosus adalah struktur yang tidak peka nyeri. Bagian yang peka nyeri

adalah ligamentum longitudinalis anterior, ligamentum longitudinalis

posterior, corpus vertebra dan periosteumnya, articulatio

zygoaphophyseal, ligamentum supraspinosum, fascia, dan otot

(Nugraheni, 2010).

Gambar 1. Anatomi tulang vertebre anterior, posterior, dan lateral

17

Page 19: Preskas Saraf Gemilang

Gambar 2. Ligamen-ligamen yang terdapat pada vertebrae

2. Medulla Spinalis

Medula spinalis bentuknya mirip dengan bagian ujung lembing

atau tombak dan mempunyai diameter antero-posterior lebih kecil

daripada diameter lateral sehingga bentuknya agak pipih. Pada

beberapa tempat organ ini tampak melebar karena adanya konsentrasi

sel saraf yang lebih banyak di tempat itu dan ujungnya lancip

membentuk conus medullaris. Pelebaran tersebut ditemukan pada

daerah segmenta cervicalia (intumescentia cervicalis) dan daerah

segmenta lumbalia (intumescentia lumbosacralis) karena di kedua

daerah itu berturut-turut berlokasi badan sel motoris yang mengurus

membrum superius (plexus brachialis) dan mebrum inferius (plexus

lumbosacralis). Bagian depan dan belakang pada garis tengah tampak

adanya lekukan yang dinamakan fissure mediana anterior dan sulcus

mediana posterior. Bantuk fissure mediana anterior yang dalam tidak

sama dengan sulcus medianus posterior yang dangkal. Di kiri kanan

sulcus medianus posterior terlihat sulcus intermedius posterior dan di

lateralnya lagi dapat dijumpai sulcus posterolateralis tempat masuknya

serabut saraf sensoris ke dalam medulla spinalis. Tempat keluar

serabut efferent motoris dinamakan sulcus anterolateralis. (Wibowo,

2008).

18

Page 20: Preskas Saraf Gemilang

B. DEFINISI

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah keadaan ketika nucleus

pulposus keluar menonjol untuk kemudian menekan ke arah kanalis

spinalis melalui annulus fibrosus yang robek. HNP merupakan suatu nyeri

yang disebabkan oleh proses patologik di kolumna vertebralis pada diskus

intervertebralis/ diskogenik. Protusio atau rupture nucleus biasanya

didahului dengan perubahan degenerative yang terjadi pada proses

penuaan. Kehilangan protein dalam polisakarida dalam diskus

menurunkan kandungan air di nucleus pulposus. Perkembangan pecahan

yang menyebar di annulus fibrosus melemahkan pertahanan pada herniasi

nucleus. HNP terjadi kebanyakan karena adanya suatu trauma derajat

sedang yang berulang mengenai diskus intervertebralis sehingga

menimbulkan robeknya annulus fibrosus. (Muttaqin, 2008).

C. ETIOLOGI

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP: 1. aliran darah ke

discus berkurang; 2. beban berat; 3. ligamentum longitudinalis posterior

menyempit. Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal

berikut: 1. degenerasi diskus intervertebralis; 2. trauma minor pada pasien

tua dengan degenerasi; 3. trauma berat atau terjatuh; 4. mengangkat atau

menarik benda berat. Faktor risiko HNP terdiri dari faktor risiko yang

tidak dapat dirubah yakni umur, jenis kelamin, dan riwayat trauma

sebelumnya. Faktor resiko yang dapat diubah diantaranya pekerjaan dan

aktivitas, olah ragatidak teratur, latihan berat dalam jangka waktu yang

lama, merokok, berat badan berlebih, batuk lama dan berulang (Martini,

2009).

Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat

menahan nucleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh

karena gel yang berada di canalis vertebralis menekan radiks. Columna

vertebralis adalah pilar utama tubuh. Merupakan struktur fleksibel yang

dibentuk oleh tulang-tulang tak beraturan, disebut vertebrae. Vertebrae

19

Page 21: Preskas Saraf Gemilang

dikelompokkan sebagai berikut : cervicales (7); thoracicae (12); lumbales

(5); sacroles (5, menyatu membentuk sacrum); coccygeae (4, 3 yang

bawah biasanya menyatu) (Martini, 2009).

Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh

ligamentum dan tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri

dari corpus vertebrae yang dihubungkan satu sama lain oleh diskus

fibrokartilago yang disebut discus invertebralis dan diperkuat oleh

ligamentum longitudinalis anterior dan ligamentum longitudinalis

posterior (Martini, 2009).

Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna

vertebralis. Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat

dimana banyak terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai

sendi dan shock absorber agar kolumna vertebralis tidak cedera bila terjadi

trauma. Discus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin

Cartilage Plate), nucleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat

setengah cair dari nukleus pulposus, memungkinkannya berubah bentuk

dan vertebrae dapat mengjungkit kedepan dan kebelakang diatas yang lain,

seperti pada flexi dan ekstensi columna vertebralis. Dengan bertambahnya

usia, kadar air nucleus pulposus menurun dan diganti oleh fibrokartilago.

Sehingga pada usia lanjut, diskus ini tipis dan kurang lentur, dan sukar

dibedakan dari anulus. Ligamen longitudinalis posterior di bagian L5-S1

sangat lemah, sehingga HNP sering terjadi di bagian postero lateral

(Mutaqqin, 2008).

D. PATOGENESIS

Herniasi diskus intervertebralis, yang sering pula disebut sebagai

Lumbar Disc Syndrome atau Lumbosacral radiculopathies adalah

penyebab tersering nyeri pugggung bawah akut, kronik atau berulang.

Penonjolan, ruptur dan pergeseran adalah istilah yang digunakan pada

nucleus yang terdorong keluar diskus. Apabila nucleus mendapat tekanan,

sedangkan nucleus berada diantara dua end plate darikorpus vertebra yang

20

Page 22: Preskas Saraf Gemilang

berahadapan dan dikelilingi oleh annulus fibrosus maka tekanantersebut

menyebabkan nucleus terdesak keluar, yang disebut Hernia Nucleus

Pulposus. Herniasi diskus dapat terjadi pada midline, tetapi lebih sering

terjadi pada satu sisi. Keluhan nyeri dapat unilateral, bilateral atau bilateral

tetapi lebih berat ke satusisi. Penyebabnya sering oleh karena trauma

fleksi, dan terutama trauma berulangdapat mengenai ligamentum

longitudinal posterior dan annulus fibrosus yang telahmengalami proses

degenarasi. Sciatica, yang ditandai dengan nyeri yang menjalar ke arah

kaki sesuai dengan distribusi dermatom saraf yang terkena, adalah gejala

yang pada umumnya terjadi dan ditemukan pada 40% dari pasien dengan

HNP (Merdjono, 2009; PPBNI, 2009).

21

Perubahan degeneratif(proses penuaan)

protein polisakaridadalam diskus

kadar cairan

Dehidrasi dan kolaps

Menyebar ke annulus fibrosus

Pertahanan diskus

Ruptur pada anulus denganStres relatof kecil

Nukleus pulposus mendorong ligamentum longitudinalis (protusi)

HERNIASI

Serabut saraf mengalami hialinisasi

Mendorong ligamentum longitudinalis

Trauma

Kompresi berat

Nukleus pulposus tertekan

Mencari jalan keluar

Page 23: Preskas Saraf Gemilang

Herniasi umumnya terjadi pada satu sisi dan jarang bersamaan pada

kedua sisi. Didaerah lumbal, herniasi lebih sering terjadi kearah

posterolateral dan menekan radiks saraf spinalis. Pada herniasi kearah

posterosentral, maka akan menekan medulla spinalis. Pada umumnya HNP

lumbal terjadi setelah cedera fleksi walaupun penderita tidak menyadari

adanya trauma sebelumnya. Trauma yang terjadi dapat berupa trauma

tunggal yang berat maupun akumulasi dari trauma ringan yang berulang.

Derajat HNP dibagi menjadi 4 yaitu :

1. Protruded intervertebral disc, nukleus terlihat menonjol ke satu

arah tanpa kerusakan annulus fibrosus.

2. Prolapsed intervertebral disc, nukleus berpindah tetapi masih

didalam lingkaran annulus fibrosus.

3. Extruded intervertebral disc, nukleus keluar dari annulus fibrosus

dan berada dibawah ligamentum longitudinal posterior.

4. Sequestrated intervertebral disc, nukleus telah menembus

ligamentum longitudinal posterior.

22

Page 24: Preskas Saraf Gemilang

(Aminoff  MJ et al, 2005).

E. DIAGNOSIS

1. Anamnesa

Adanya nyeri di pinggang bagian bawah yang menjalar ke

bawah (mulai dari bokong, paha bagian belakang, tungkai bawah

bagian atas). Dikarenakan mengikuti jalannya N. Ischiadicus yang

mempersarafi kaki bagian belakang. Nyeri mulai dari pantat, menjalar

kebagian belakang lutut, kemudian ke tungkai bawah. (sifat nyeri

radikuler). Nyeri semakin hebat bila penderita mengejan, batuk,

mengangkat barang berat. Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah

disebelah L5 – S1 (garis antara dua krista iliaka). Nyeri Spontan ,

yaitu sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi berbaring ke duduk

nyeri bertambah hebat.Sedangkan bila berbaring nyeri berkurang atau

hilang (Mardjono & Sidharta, 2009).

2. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan Motoris

Gaya jalan yang khas, membungkuk dan miring ke sisi

tungkai yang nyeri dengan fleksi di sendi panggul dan lutut, serta

kaki yang berjingkat. Motilitas tulang belakang lumbal yang

terbatas.

b. Pemeriksaan Sensoris

1) Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari sisi yang sehat.

23

Page 25: Preskas Saraf Gemilang

2) Skoliosis dengan konkavitas ke sisi tungkai yang nyeri, sifat

sementara (Mardjono & Sidharta, 2009)

3. Tes-tes Khusus

a. Tes Laseque (Straight Leg Raising Test = SLRT)

Tungkai penderita diangkat secara perlahan tanpa fleksi di lutut

sampai sudut 90°.

b. Gangguan sensibilitas, pada bagian lateral jari ke 5 (S1), atau

bagian medial dari ibu jari kaki (L5).

c. Gangguan motoris, penderita tidak dapat dorsofleksi, terutama ibu

jari kaki (L5), atau plantarfleksi (S1).

Tes dorsofleksi : penderita jalan diatas tumit

Tes plantar fleksi : penderita jalan diatas jari kaki

d. Kadang-kadang terdapat gangguan autonom, yaitu retensi urine,

merupakan indikasi untuk segera operasi.

e. Kadang-kadang terdapat anestesia di perincum, juga merupakan

indikasi untuk operasi.

f. Tes kernique

(Mardjono & Sidharta, 2009)

4. Tes Refleks

a. Refleks tendon achilles menurun atau menghilang jika radiks

antara L5 –S1 terkena (Mardjono & Sidharta, 2009)

5. Penunjang Laboratorium

a. Darah : Tidak spesifik

b. Urine : Tidak spesifik

c. Liquor Serebrospinalis : Biasanya normal. Jika terjadi blok akan

didapatkan peningkatan kadar protein ringan dengan adanya

penyakit diskus. Kecil manfaatnya untuk diagnosis (Mardjono &

Sidharta, 2009).

6. Pemeriksaan Radiologi

24

Page 26: Preskas Saraf Gemilang

a. Foto X-ray tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal

atau memperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan

sela invertebrata dan pembentukan osteofit.

b. Myelogram mungkin disarankan untuk menjelaskan ukuran dan

lokasi dari hernia. Bila operasi dipertimbangkan maka myelogram

dilakukan untuk menentukan tingkat protrusi diskus.

c. CT scan untuk melihat lokasi HNP

d. MRI tulang belakang bermanfaat untuk diagnosis kompresi

medula spinalis atau kauda ekuina. Alat ini sedikit kurang teliti

daripada CT scan dalam hal mengevaluasi gangguan radiks saraf.

e. EMG untuk membedakan kompresi radiks dari neuropati perifer.

(Mansjoer et al., 2001)

7. Penatalaksanaan

a. Farmakologi

1) Analgetik : paracetamol, aspirin, tramadol

2) NSAID : ibuprofen, natrium dilofenak, ethodolak, selekoksib,

dan jangan lupa efek samping yang ditimbulkan yaitu ruam pada

kulit.

3) Obat pelemas otot : tinazidin, esperidone, karisoprodol,

4) Opioid

5) Kortikosteroid oral

6) Analgetic adjuvant : amitripilin, carbamazepin, gabapentin

b. Terapi fisik

1) Traksi pelvis

2) Korset lumbal

3) Latihan dan modifikasi gaya hidup

4) Kompres pana

c. Terapi bedah

Perlu dipertimbangkan bila dalam satu bulan belum ada perbaikan

secara konservatif, ischialgia yang berat, defekasi dan seksual,

25

Page 27: Preskas Saraf Gemilang

tergangguanya radix saraf adanya paresis otot tungkai bawah (Price

& Wilson, 2005).

d. Edukasi

1) Menghindari peregangan yang mendadak pada punggung

2) Jangan sekali-kali mengangkat benda atau sesuatu dengan tubuh

dalam keadaan fleksi atau dalam keadaan membungkuk.

3) Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat untuk mengurangi

kambuhnya gejala setelah episode awal.

4) Saran yang harus dikerjakan

Istirahat mutlak di tempat tidur, kasur harus yang padat. Diantara

kasur dan tempat tidur harus dipasang papan atau “plywood”

agar kasur jangan melengkung. Sikap berbaring terlentang tidak

membantu lordosis lumbal yang lazim, maka bantal sebaiknya

ditaruh di bawah pinggang. Orang sakit diperbolehkan untuk

tidur miring dengan kedua tungkai sedikit ditekuk pada sendi

lutut. Bilamana orang sakit dirawat di rumah sakit, maka sikap

tubuh waktu istirahat lebih enak, oleh karena lordosis lumbal

tidak mengganggu tidur terlentang jika fleksi lumbal dapat diatur

oleh posisi tempat tidur rumah sakit (Mutaqqin, 2008).

Istirahat mutlak di tempat tidur berarti bahwa orang sakit

tidak boleh bangun untuk mandi dan makan. Namun untuk

keperluan buang air kecil dan besar orang sakit diperbolehkan

meninggalkan tempat tidur. Oleh karena buang air besar dan

kecil di pot sambil berbaring terlentang justru membebani tulang

belakang lumbal lebih berat lagi. Analgetika yang non adiktif

perlu diberikan untuk menghilangkan nyeri.Selama nyeri belum

hilang fisioterapi untuk mencegah atrofi otot dan dekalsifikasi

sebaiknya jangan dimulai setelah nyeri sudah hilang latihan

gerakan sambil berbaring terlentang atau miring harus diajurkan

(Mutaqqin, 2008).

26

Page 28: Preskas Saraf Gemilang

Traksi dapat dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas

yang sesuai dapat dilakukan “pelvic traction”, alat-alat untuk itu

sudah automatik. Cara “pelvic traction”, sederhana kedua

tungkai bebas untuk bergerak dan karena itu tidak menjemukan

penderita. Maka pelvic traction dapat dilakukan dalam masa

yang cukup lama bahkan terus-menerus. Latihan bisa dengan

melakukan flexion excersise dan abdominal excersise. Masa

istirahat mutlak dapat ditentukan sesuai dengan tercapainya

perbaikan. Bila iskhilagia sudah banyak hilang tanpa

menggunakan analgetika, maka orang sakit diperbolehkan untuk

makan dan mandi seperti biasa. Korset pinggang atau griddle

support sebaiknya dipakai untuk masa peralihan ke mobilisasi

penuh (Mutaqqin, 2008).

Penderita dapat ditolong dengan istirahat dan analegtika

antirheumatika serta nasehat untuk jangan sekali-kali

mengangkat benda berat, terutama dalam sikap membungkuk.

Anjuran untuk segera kembali ke dokter bilamana terasa nyeri

radikuler penting artinya. Dengan demikian ia datang kembali

dan “sakit pinggang” yang lebih jelas mengarah ke lesi

diskogenik (Mutaqqin, 2008).

8. Komplikasi

a. Kelemahan dan atropi otot

b. Trauma serabut syaraf dan jaringan lain

c. Kehilangan kontrol otot sphinter

d. Paralis / ketidakmampuan pergerakan

e. Perdarahan

f. Infeksi dan inflamasi pada tingkat pembedahan diskus spinal

(Harsono, 2009)

9. Prognosis

Terapi konservatif yang dilakukan dengan traksi merupakan

suatu perawatan yang praktis dengan kesembuhan maksimal.

27

Page 29: Preskas Saraf Gemilang

Kelemahan fungsi motorik dapat menyebabkan atrofi otot dan dapat

juga terjadi pergantian kulit (Harsono, 2009).

DAFTAR PUSTAKA

Aminoff,  MJ et al (2005). Lange medical book : Clinical Neurology. America :

Mcgraw-Hill.

Harsono. 2009. Kapita Selekta Neurologi Edisi 2. Yogyakarta : GMUP

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta :

Media Aesculapius.

Mardjono, Mahar; Sidharta, Priguna. 2009. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta :

EGC.

Martini, Frederic H; Nath, Judi L. 2009. Fundamentals of Anatomy and

Physiology Eight Edition. San Fransisco : Pearson International Education.

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawan Klien dengan Gangguan Sistem

Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika

28

Dehidrasi

dan kolaps

Page 30: Preskas Saraf Gemilang

Nugreheni, Kustati. 2010. Presus Saraf “HNP (Ischialgia)”. Available from,

URL:http://www.fkumycase.net/wiki/index.php?page=PRESUS+SARAF+

%22HNP%28Ischialgia%29%22. Diakses pada tanggal 21 Maret 2012.

29