34
REFERAT GANGGUAN AUTISTIK OLEH : Miftahul Jannah, S. Ked 70 2010 005 PEMBIMBING : dr. Latifah, Sp. KJ, M. Kes SMF ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2015

PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

REFERAT

GANGGUAN AUTISTIK

OLEH :Miftahul Jannah, S. Ked

70 2010 005 

PEMBIMBING :dr. Latifah, Sp. KJ, M. Kes

     

SMF ILMU KESEHATAN JIWARUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2015

Page 2: PPT Referat Gangguan Autis.pptx
Page 3: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

BAB IPENDAHULUAN

Page 4: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Masalah kesehatan jiwa anak dan remaja perlu menjadi fokus utama dalam upaya peningkatan sumber daya manusia karena merupakan generasi yang harus dipersiapkan.

Pravelensi gangguan kesehatan jiwa pada anak

dan remaja akan cenderung meningkat. Salah satu gangguan kesehatan jiwa pada anak yang akan dibahas adalah gangguan autisme.

1.1 Latar Belakang

Page 5: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Prevalensi anak autis di dunia:Tahun 1987: 1 berbanding 5.000 kelahiran. Tahun 1997: 1 berbanding 500 kelahiranTahun 2000: 1 banding 150 kelahiran Tahun 2001:1 berbanding 100 kelahiran.

Prevalensi anak autis di Indonesia diperkirakan lebih dari 400.000 anak.

Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 2,6-4:1.

Page 6: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Mengingat bahwa kasus autisme merupakan salah satu masalah gangguan kesehatan jiwa pada anak sehingga perlu diketahui oleh mahasiswa kedokteran, maka pada referat ini difokuskan membahas masalah gangguan autisme.

Page 7: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Mendeskripsikan definisi gangguan autisme Mendeskripsikan tentang etiologi gangguan autisme Mendeskripsikan tentang manifestasi klinis gangguan

autisme Mendeskripsikan tentang patogenesis gangguan

autisme Mendeskripsikan tentang diagnosis gangguan autisme Mendeskripsikan tentang diagnosis banding gangguan

autisme Mendeskripsikan tentang terapi gangguan autisme Mendeskripsikan tentang prognosis gangguan autisme

1.2Tujuan

Page 8: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Referat ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kedokteran tentang gangguan autisme.

1.3 Manfaat

Page 9: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Page 10: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Autisme berasal dari kata autos yang berarti segala sesuatu yang mengarah pada diri sendiri.

Dalam kamus psikologi umum (1982), autisme berarti lebih banyak berorientasi kepada pikiran subyektifnya sendiri daripada melihat kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu penderita autisme sering disebut orang yang hidup di “alamnya” sendiri.

2.1. Definisi

Page 11: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Autisme merupakan salah satu kelompok gangguan pada anak yang ditandai dengan munculnya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, komunikasi, ketertarikan pada interaksi sosial, dan perilakunya, biasanya sebelum usia 3 tahun.

Page 12: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Teori psikoanalitikPenolakan orangtua terhadap anaknya dan Anak menolak orang tuanya

GenetikKelainan dari gen pembentuk metalotianin disfungsi metalotianin penurunan produksi asam lambung, ketidakmampuan tubuh untuk membuang logam berat dan kelainan sistem imum yang sering ditemukan pasa orang autis.Autis pada laki-laki>perempuan disebabkan sistesis metalotianin ditingkatkan oleh setrogen dan progesteron.

Studi biokimia dan riset neurologis1. Adanya dua daerah di dalam sistem limbik yang kurang berkembang

yaitu amygdala dan hippocampus2. Defisiensi sel Purkinye di serebelum3. Dua daerah di serebelum, lobulus VI dan VII yang lebih kecil4. Kenaikan dari serotonin dalam darah dan cairan serebrospinal

2.2 Etiologi

Page 13: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Gejala-gejala dan tanda-tanda yang paling penting adalah: kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal yang tidak atau

kurang berkembang kalainan pada pola berbicara gangguan kemampuan mempertahankan percakapan permainan sosial yang abnormal tidak adanya empati ketidakmampuan untuk berteman gerakan tubuh stereotipik minat yang sangat sempit keasyikan dengan bagian-bagian tubuh menarik diri dan sering menghabiskan waktunya untuk bermain

sendiri Ledakan amarah dapat menyertai gangguan rutin Kontak mata minimal atau tidak ada hilangnya respon terhadap nyeri kurangnya respon terkejut terhadap suara-suara keras yang berbicara echolalia, pembalikan kata ganti (pronominal), berpuisi

yang tak berujung pangkal, dan bentuk bahasa-bahasa aneh lainnya dapat menonjol.

2.3 Manifestasi Klinis

Page 14: PPT Referat Gangguan Autis.pptx
Page 15: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Intelegensi biasanya terjadi retardasi namun hanya defisit dalam kemampuan berbicara dan besosialisasi sehingga membuatnya sulit memperoleh estimasi yang tepat dari potensi intelektual anak autisme.

Hasil tes intelegensia yang cukup memadai, dan yang mempunyai kemampuan bicara berkembang dapat memperagakan kapasitas intelektual yang memadai.

Pada autis terjadi deficit kognitif dan komunikatif terutama pada tipe-tipe defisit pemprosesan kognitif yang paling nampak pada situasi emosional.

Ciri khas anak autistik adalah deficit dalam keteraturan verbal abstraksi, memori rutin, dan pertukaran verbal timbal balik. Anak autistik juga menunjukkan defisit dalam pemahamannya mengenai apa yang mungkin dirasakan atau dipikirkan orang lain.

Page 16: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Berbagai uraian tentang abnormalitas neural pada autisme telah diteliti, namun hingga saat ini tidak ada satupun, baik teori anatomis yang sesuai maupun teori patofisiologi autisme atau tes diagnostik biologik yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang sebab utama autisme, demikian juga pengaruhnya terhadap perilaku.

2.4. Patogenesis

Page 17: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Teori opioid yang mengemukakan bahwa autisme timbul dari beban yang berlebihan pada susunan saraf pusat oleh opioid pada saat usia dini. Opioid kemungkinan besar adalah eksogen dan opioid merupakan perombakan yang tidak lengkap dari gluten dan casein makanan.

Teori ini mengemukakan adanya barrier yang defisiensi di dalam mukosa usus, di darah-otak (blood-brain) atau oleh karena adanya kegagalan peptida usus dan peptida yang beredar dalam darah untuk mengubah opioid menjadi metabolit yang tidak bersifat racun dan tidak menimbulkan penyakit. Barrier yang defektif ini kemungkinan diwarisi (inherited) atau sekunder karena suatu kelainan pada penderita autis itu sendiri.

Page 18: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Dalam kaitannya dengan struktur otak, pada pemeriksaan post-mortem otak penderita autistik ditemukan:

1. adanya dua daerah di dalam sistem limbik yang kurang berkembang yaitu amygdala dan hippocampus. Kedua daerah ini bertanggung jawab atas emosi, agresi, sensory input, dan belajar.

2. defisiensi sel Purkinye di serebelum. Dengan menggunakan MRI, telah ditemukan dua daerah di serebelum, lobulus VI dan VII, yang lebih kecil dari pada orang normal. Satu dari kedua daerah ini dipahami sebagai pusat yang bertanggung jawab atas perhatian.

Page 19: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Dari segi biokimia jaringan otak didapatkan: kenaikan serotonin dalam darah dan cairan

serebrospinal. Abnormalitas serotonin ini juga tampak pada penderita down syndrome, kelainan hiperaktivitas, dan depresi unipoler

kenaikan dari beta-endorphins, suatu substansi di dalam badan yang mirip opiat ketidakpekaan terhadap rasa sakit

Page 20: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Menurut DSM IV kriteria diagnosis gangguan autisme adalah:

A.Sejumlah enam hal atau lebih dari 1, 2, dan 3, paling sedikit dua dari 1 dan satu masing-masing dari 2 dan 3:

1. Secara kualitatif terdapat hendaya dalam interaksi social sebagai manifestasi paling sedikit dua dari yang berikut:

a. Hendaya di dalam perilaku non verbal seperti pandangan mata ke mata, ekspresi wajah, sikap tubuh, dan gerak terhadap rutinitas dalam interaksi social.

b. Kegagalan dalam membentuk hubungan pertemanan sesuai tingkat perkembangannya.

c. Kurang kespontanan dalalm membagi kesenangan, daya pikat atau pencapaian akan orang lain, seperti kurang memperlihatkan, mengatakan atau menunjukkan objek yang menarik.

d. Kurang sosialisasi atau emosi yang labil.

2.5. Kriteria Diagnosis Gangguan Autisme

Page 21: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

2. Secara fluktuatif terdapat hendaya dalam komunikasi sebagai menifestasi paling sedikit satu dari yang berikut:

a. Keterlambatan atau berkurangnya perkembangan berbicara (tidak menyertai usaha mengimbangi cara komunikasialternatif seperti gerak isyarat atau gerak meniru-niru)

b. Individu berbicara secara adekuat, hendaya dalam menilai atau meneruskan oembicaraan orang lain.

c. Menggunakan kata berulang kali dan stereotip dan kata-kata aneh.

d. Kurang memvariasikan gerakan spontan yang seolah-olah atau pura-pura bermain seuai tingkat perkembangan.

Page 22: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

3. Tingkah laku berulang dan terbatas, tertarik dan aktif sebagai manifestasi paling sedikit satu dari yang berikut:a. Keasyikan yang meliputi satu atau lebih

stereotip atau kelainan dalam intensitas maupun focus perhatian akan sesuatu yang terbatas.

b. Ketaatan terhadap hal-hal tertentu tampak kaku, rutinitas atau ritual pun tidak fungsional.

c. Gerakan stereotip dan berulang misalnya memukul, memutar arah jari dan tangannya serta meruwetkan gerakan seluruh tubuhnya.

d. Keasyikan terhadap bagian-bagian objek yang stereotip.8

Page 23: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

B.Keterlambatan atau kelainan fungsi paling sedikit satu dari yang berikut ini dengan serangan sebelum sampai usia 3 tahun :1. Interaksi sosial2. Bahasa yang dipergunakan dalam

komunikasi sosial3. Permainan simbol atau imaginatif

C.Gangguan ini tidak disebabkan oleh gangguan Rett atau gangguan disintegrasi masa anak

Page 24: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Autisme infantil berdasarkan pedoman diagnostik PPDGJ III, antara lain:

Biasanya tidak ada riwayat perkembangan abnormal yang jelas, tetapi jika dijumpai, abnormalitas tampak sebelum usia 3 tahun.

Hendaya kualitatif dalam interaksi sosialnya: tidak adekuat terhadap isyarat sosio emosional yang tampak sebagai kurangnya respon terhadap emosi orang lain dan kurangnya respon timbal balik sosial emosional.4

Page 25: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Hendaya kualitatif dalam komunikasi`kurangnya penggunaan bahasa yang ada dalam interaksi sosial, `hendaya dalam permainan imaginatif dan imitasi sosial; `buruknya keserasian dan kurangnya interaksi timbal balik dalam percakapan; `buruknya fleksibilitas dalam bahasa ekspresif dan relatif kurang dalam kreativitas dan fantasi dalam proses pikir; `kurangnya respons emosional terhadap ungkapan verbal dan nonverbal orang lain; `hendaya dalam menggunakan variasi irama atau tekanan modulasi komunikatif`kurangnya isyarat tubuh untuk menekankan atau mengartikan komunikasi lisan

Page 26: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Kondisi ini juga ditandai oleh pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas, pengulangan dan stereotipik, sering menunjukkan perhatian yang khusus terhadap unsur sampingan dari benda (seperti bau dan rasa); dan terdapat penolakan terhadap perubahan dari rutinitas atau dalam tata ruang dari lingkungan pribadi

Beberapa masalah yang tak khas seperti ketakutan/fobia, gangguan tidur dan makan, mengadat (terpertantrum) dan agresivitas. Mencederai diri sendiri (seperti menggigit tangan) khususnya jika terkait dengan retardasi mental.

Abnormalitas perkembangan harus tampak dalam usia 3 tahun untuk dapat menegakkan diagnosis, tetapi sindrom ini dapat didiagnosis pada semua usia

Page 27: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Beberapa diagnosis banding autisme infantil, antara lain:1. Gangguan perkembangan pervasif yang lainnya:

Sindroma Rett, Sindroma Asperger, Sindroma Disintegratif

2. Gangguan perkembangan bahasa (disfasia)3. Skizofrenia dengan onset masa anak-anak4. Retardasi Mental (RM)5. Afasia didapat dengan kejang6. Ketulian kongenital atau gangguan pendengaraan

parah7. Pemutusan psikososial

2.6 Diagnosis Banding

Page 28: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Terapi perilaku merupakan yang paling penting. Metode yang digunakan adalah metode Lovaas. Metode Lovaas adalah metode modifikasi tingkah laku yang disebut dengan Applied Behavior Analysis (ABA).

Enam kemampuan dasar yang diajarkan yaitu:1. Kemampuan memperhatikan2. Kemampuan menirukan3. Bahasa reseptif4. Bahasa ekspresif5. Kemampuan praakademis6. Kemampuan mengurus diri sendiri

2.7 Penatalaksanaan Autis

Page 29: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Obat-obatan yang digunakan antara lain sebagau berikut:1. Antipsikotik: memblok reseptor dopamin2. SSRI: merupakan selective serotonin reuptake inhibitor3. Methylphenidate: menurunkan hiperaktivitas, inatensi4. Naltrexone: antagonis opioida5. Clomipramine : antidepresan6. Clonidine: menurunkan aktivitas noradrenergik.

Page 30: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Antipsikotik1. Risperidone efektif untuk terapi anak autis yang disertai dangan

agresivitas dan perilaku yang membahayakan diri sendiri, iritabel. Stereotipik, hiperaktif dan gangguan komunikasi.

2. Olanzapine (Zyprexa): penelitian pada anak autis 6-16 tahun dengan menggunakan olanzapine menunjukkan perbaikan dalam iritabilitas, hiperaktivitas, bicara yang berlebihan dan komunikasi. Efek samping yang sering muncul penambahan berat badan dan mengantuk.10

3. Aripiprazole (Abilify): mempunyai efek terapi yang hampir sama, dengan efek samping penambahan BB yang lebih minimal dibanding obat dari kelompok yang sama.

SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) termasuk fluoxetine (prozac) sertralin (zoloft), fluvoxamina (luvox), sangat efektif untuk depresi, cemas dan obsesif, perilaku stereotipik, juga meningkatkan perilaku secara umum menjadi lebih terkendali, interest yang terbatas, inatensi, hiperaktif, labilitas mood, proses belajar, bahasa dan sosialisasi.10

  Methylphenidate

Hiperaktivitas dan inatensi merupakan gejala yang sering ditemukan pada anak dengan gangguan autistik / ASD. Dari penelitian yang dilakukan di dapatkan hasil sekitar 50% anak dengan ASD yang disertai hiperaktivitas memberi respons terhadap methylphenidate.10

Page 31: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Prognosis anak autisme dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Berat ringannya gejala atau kelainan otak.2. Usia, diagnosis dini sangat penting oleh karena

semakin muda umur anak saat dimulainya terapi semakin besar kemungkinan untuk berhasil.

3. Kecerdasan, makin cerdas anak tersebut makin baik prognosisnya

4. Bicara dan bahasa, 20 % anak autis tidak mampu berbicara seumur hidup, sedangkan sisanya mempunyai kemampuan bicara dengan kefasihan yang berbeda-beda.

5. Terapi yang intensif dan terpadu.

2.8. Prognosis

Page 32: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

BAB IIIKESIMPULAN

Page 33: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Autisme adalah adanya gangguan dalam bidang Interaksi sosial, komunikasi, perilaku, emosi, dan pola bermain, gangguan sensoris dan perkembangan terlambat atau tidak normal. Autisme mulai tampak sejak lahir atau saat masi bayi, biasanya sebelum usia 3 tahun.

Dalam tatalaksana gangguan autisme, terapi perilaku merupakan yang paling penting. Metode yang digunakan adalah metode Lovaas. Metode Lovaas adalah metode modifikasi tingkah laku yang disebut dengan Applied Behavior Analysis (ABA). Berbagai kemampuan yang diajarkan melalui program ABA dapat dibedakan menjadi enam kemampuan dasar, yaitu kemampuan memperhatikan, kemampuan menirukan, bahasa reseptif, bahasa ekspresif, kemampuan praakademis dan kemampuan mengurus diri sendiri.

Pada sekelompk anak autis dengan gejala-gejala agresivitas, melukai diri sendiri, hiperaktivitas dan stereotipi, pemberian obat-obatan yang sesuai dapat merupakan salah satu bagian dari program terapi yang komprehensif.

Page 34: PPT Referat Gangguan Autis.pptx

Hamid A.Y (2008). Ilmu Kesehatan Jiwa . Jakarta : EGC  Jayadi, Muhammad. 2010. Deteksi Dini Gangguan Jiwa pada Anak. Departemen

Psikiatrik FK-UI. Jurnal Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta King, A. Laura. 2009 . The Science of Psychology. Edisi 1. University of Missouri at

Columbia Maslim, rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosa Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari PPDGJ

– III. Jakarta : Nuh Jaya  Behrman, Richard E, dkk. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol I. Jakarta: EGC Lubis, Misbah. 2009. Penyesuaian Diri Orang Tua yang Memiliki Anak Autis. Diambil

dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14528/1/09E01232.pdf. Kasran, Suharko. 2003. Autisme: Konsep yang Sedang Berkembang. Bagian Ilmu

Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Jurnal Kedokteran Trisakti, Vol. 22 No. 1; 24-30.

Sadock, B. J dan Alcot, V. 2007. Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioural Sciences/Clinical Psychiatry. 10th Edition. University School of Medicine New York; Chapter 42.

Sartika, Dinda. 2011. Karakteristik Anak Autis di Yayasan Ananda Karsa Mandiri (YAKARI) Medan. Skripsi: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Elvira, Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto. 2014. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FK UI

DAFTAR PUSTAKA