Upload
aldilazuardi
View
32
Download
2
Embed Size (px)
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.
KELOMPOK : A-18
Ketua : M. Fariz Ghazwan Saleh (1102011148) Sekertaris : Desri Wahyuni
(1102009073)
Anggota : Aancadini Wijayanti (1102009001)Aldi Fauzan Lazuardi (1102009019)Dian Putri Bungsu (1102010073)Baiamal Marisa Irarailani L (1102011059)Fadhlan Hakiki (1102011092)Imaduddin Baskoro H (1102011123)Listiyani (1102012145)
SASARAN BELAJAR
Li.1. Memahami dan Menjelaskan ANATOMI ORGAN LIMFOID
Lo.1.1. Memahami dan Menjelaskan Makroskopik Organ Limpoid
Lo.1.2. Memahami dan Menjelaskan Mikroskopik Organ Limpoid
Li.2. Mengetahui dan Memahami IMUNITAS TUBUH
Lo.2.1. Memahami DEFINISI
Lo.2.2. Memahami dan Menjelaskan KLASIFIKASI
Lo.2.3. Memahami dan Menjelaskan MEKANISME
Li.3. Mengetahui dan Memahami ANTIGEN
Lo.3.1. Memahami DEFINISI
Lo.3.2. Memahami dan Menjelaskan KLASIFIKASI
Li.4. Mengetahui dan Memahami ANTIBODI
Lo.4.1. Memahami DEFINISI
Lo.4.2. Memahami dan Menjelaskan KLASIFIKASI
Li.5. Mengetahui dan Memahami VAKSIN
Lo.5.1. Memahami DEFINISI
Lo.5.2. Memahami dan Menjelaskan KLASIFIKASI + CONTOH (KANDUNGAN)
Lo.5.3. Memahami dan Menjelaskan MEKANISME
Lo.5.4. Memahami dan Menjelaskan EFEK SAMPING + TOKSISITAS
Li.6. Mengetahui dan Memahami VAKSINASI / IMUNISASI
Lo.6.1. Memahami DEFINISI
Lo.6.2. Memahami dan Menjelaskan CARA PEMBERIAN + WAKTU
Li.7. Mengetahui dan Memahami HUKUM VAKSINASI MENGGUNAKAN BAHAN HARAM DARI TINJAUAN HUKUM ISLAM
LI.1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANATOMI ORGAN LIMFOID
Lo.1.1. Makroskopik
Sistem limfatikus adalah sistem sirkulasi sekunder pada tubuh yang berfungsi mengalirkan cairan limfa atau disebut juga sebagai getah bening yang ada di dalam tubuh.
LIMFONODUS
LIEN
THYMUS
TONSIL
LO.1.2. MIKROSKOPIK
Umumnya terdiri atas jaringan penyambung, jala-jala sel dan serabut retikulin yang didalamnya terdapat limfosit, sel plasma, dan makrofag.
LIMFONODUS
LIEN
THYMUS
TONSIL
LI.2. MEMAHAMI DEFINISI DAN MEKANISME IMUNITAS
Lo.2.1. Definisi Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit
terutama infeksi untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.
LO.2.2. KLASIFIKASI
LO.2.3. MEKANISME
LI.3. MEMAHAMI ANTIGEN
Lo.3.1. Definisi Antigen atau imunogen merupakan bahan yang
dikandung oleh berbagai kuman patogen (bakteri, virus, jamur, parasit).
Kerja Antigen : Merangsang respon imun, secara spesifik antigen
dapat merangsang sel B atau sel T atau keduanya. Berinteraksi dengan produk respons imun (antibodi
dan/ T-cell receptor). Menginduksi baik respon imun dan bereaksi dengan
produknya. (antigen lengkap).
MACAM - MACAM
Epitop/determinan antigen
Bagian dari antigen yang membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi, dan menginduksi pembentukan antibodi.
Paratop
Bagian dari antibodi yang mengikat epitop atau TCR pada antigen.
Agretop
Regio antigen yang berikatan dengan MHC II
Superantigen
Merupakan molekul pemacu respon imun poten, dan lebih tepat disebut sebagai supermitogen karena dapat memacu mitosis sel CD4
+ tanpa bantuan APC.
Aloantigen
Ditemukan pada bahan golongan darah (eritrosit dan antigen histokompatibel) dalam jaringan tandur yang merangsang respon imun resipien yang tidak memiliki aloantigen.
Toksin
Merupakan racun, biasanya berupa imunogen yang merangsang pembentukan antibodi (antitoksin) dengan kemampuan untuk menetralkan efek merugikan dari toksin. Toksin bakteri
Diproduksi mikroorganisme, penyebab tetanus, difteri, botulism, gas gangren, toksin staphylococcus
Fitotoksin Toksin yang berasal dari tumbuhan. Risin dari minyak jarak, korotein dan abrin merupakan turunan biji likoris indian, Gerukia
ZootoksinBerasal dari ular, laba-laba, kalajengking, lebah, tawon.
LO.3.2. KLASIFIKASI
1. Menurut epitop Unideterminan, univalen satu jenis determinan /
epitop pada satu molekul Unideterminan, multivalen satu jenis determinan,
tapi dua atau lebih pada satu molekul Multideterminan, univalen banyak epitop, hanya satu
tiap macamnya Multideterminan, multivalen banyak detrminan,
banyak dari tiap macam pada satu molekul
2. Menurut spesifisitas Heteroantigen dimiliki banyak spesies Xenoantigen dimiliki spesies tertentu Aloantigen (isoantigen) spesifik dalam satu
spesies Antigen organ spesifik organ tertentu Autoantigen dimiliki alat tubuh sendiri
3. Menurut ketergantungan terhadap sel T T dependen perlu pengenalan oleh sel T untuk
menimbulkan respons antibodi (kebanyakan antigen protein)
T independen merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk membentuk antibodi
4. Menurut sifat kimiawi Polisakarida umumnya imunogenik Lipid umumnya tidak imunogenik, menjadi
imunogenik bila diikat protein pembawa Asam nukleat tidak imunogenik, menjadi
imunogenik bila diikat protein molekul pembawa
Protein imunogenik
LI.4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANTIBODI
Lo.4.1. DEFINISI Antibodi atau immunoglobin (Ig) adalah
golongan protein yang dibentuk oleh sel plasma (proliferasi sel B) setelah terjadi kontak dengan antigen
LO.4.2. KLASIFIKASI
LI.5. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN VAKSIN
Lo.5.1. Definisi Vaksin dapat berupa bibit penyakit yang
sudah dilemahkan atau dimatikan (bakteri, virus, riketsia) dan juga dapat berupa toksoid.
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit.
LO.5.2. KLASIFIKASI DAN CONTOH (KANDUNGAN)
Kandungan VaksinAntigenLarutanAntibiotikAdjuvan
PELARUTAquadest sterilNaCl fisiologisKultur jaringan kompleksProteinKomponen lain yang merupakan derivat dari
medium lain dimana vaksin itu dihasilkan, misalnya telur dan kultur jaringan.
PENGAWET, STABILISATOR, DAN ANTIBIOTIKAMERCURY (pengawet, cth : Thimerosal)Antibiotika streptomisin atau neomisin
untuk mencegah tumbuhnya bakteri atau sebagai stabilisator agen
ADJUVANKomposisi aluminium meningkatkan
imunogenisiti dan memperpanjang efek rangsangan terutama untuk vaksin yang berisi mikroorganisme yang tidak aktif atau zat yang menghasilkan mikroorganisme misalnya Hepatitis B, difteri, dan tetanus toksoid.
LO.5.3. MEKANISME
LO.5.4. EFEK SAMPING
Vaksin yang dilemahkan (campak, rubella, polio oral, BCG) dapat menimbulkan penyakit progresif pada penderita imunokompromais atau pada penderita yang mendapat pengobatan steroid.
Virus yang dilemahkan sebaiknya jangan diberikan kepada wanita yang mengandung karena akan membahayakan janin.
Toksoid tetanus dan difteri dapat menimbulkan hipersensitifitas lokal.
LI.6. MENGETAHUI DAN MEMAHAMI VAKSINASI / IMUNISASI
Lo.6.1. Definisi Imunisasi atau vaksinasi adalah prosedur untuk
meningkatkan derajat imunitas, memberikan imunitas protektif dengan menginduksi respon memori terhadap patogen tertentu.
LO.6.2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN CARA PEMBERIAN + WAKTU
Cara pemberian Nama vaksin
Suntikan IMTetanus, kolera, hemofilus (influenza tipe B),
pneumokokus, tifoid, HepB, HepA, influenza, rabies
Suntikan SK
Kolera, pneumokokus, meningokokus, BCG, campak,
mumps (parotitis), polio inactivated, rubela, yellow
fever, japanese B encephalitis
Suntikan IK BCG, rabies
Oral Tifoid, polio oral
LI.7. MENGETAHUI DAN MEMAHAMI HUKUM VAKSINASI MENGGUNAKAN BAHAN HARAM DARI TINJAUAN HUKUM ISLAM
Usul FiqhAda kaidah usul fiqh yang mengatakan bahwa mencegah kemudharatan lebih didahulukan daripada mengambil manfaatnya. Demikian alasan yang dijadikan dasar hukum pengambilan keputusan terhadap kehalalan vaksin polio sekalipun diketahui bahwa vaksin tersebut disediakan dari bahan yang tidak diperkenankan dalam Islam dan dalam keadaan yang darurat.
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”Q.S. Al-Hujuraat 49 : 6
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Bolehnya imunisasi dengan alasan-alasan sebagai berikut :
1. Imunisasi ini sangat dibutuhkan sekali sebagaimana penelitian ilmu kedokteran.
2. Bahan haram yang ada telah lebur dengan bahan-bahan lainnya.
3. Belum ditemukan pengganti lainnya yang mubah. 4. Hal ini termasuk dalam kondisi darurat.
TERIMA KASIH
Wassalamu’alaikum wr.wb