Mandiri mpt sk 3

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    1/25

    PUTRI PASYA PERMANA

    1102015183

    LO 1. PENYAKIT AUTOIMUN

    1.1. Defnisi

    Penyakit autoimun adalah kerusakan jaringan atau gangguan fungsi fisiologis yang ditimbulkan olehrespon autoimun. Penyakit-penyakit autoimun secara khas mencirikan peradangan dari beragam jaringan-jaringan tubuh. Dapat disertai penyakit atau penyakit yg ditimbulkan mekanisme lain(seperti infeksi). Penyakit autoimun ini berkaitan dengan sistem antibodi yang berlebihan dalamtubuh, dimana jaringan tubuh dianggap sebagai “Benda sing!.

    1.2. Klasifkasi

    "enis Penyakit utoimun Penyakit utoimun #ama Penyakit utoimun

    $enurut $ekanisme

    Penyakit autoimun yangterjadi melalui antibodi

    nemia hemolitik autoimun

    %imfopeni &indrom goodpasture Penyakit gra'e ranulomatosis egener  $iastenia gra'is

    Penyakit autoimun yangterjadi melalui antibodi dansel *

    &istemik 

    rtritis reumatoid %+&rgan atau jaringanspesifik 

    &indrom &jogren

    &klerosis multiple &indrom guillain-barePenyakit autoimun yangterjadi melalui komleks g-b

    Diabetes tipe

    %+&

    Penyakit autoimun yangterjadi melaluikomplemen

    $enurut &istem rgan Penyakit autoimunhematologi

    Penyakit saluran cerna nemia pernisiosa astritis antral difus epatitis autoimun

    Penyakit autoimun jantung $iokarditis /ardiomiopati

    Penyakit autoimun ginjal  lomerulonefritis &indrom goodpasture

    Penyakit autoimun susunan  &indrom guillane bare

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    2/25

    saraf  0askulitis saraf perifer 

    Penyakit autoimunendokrin

    Penyakit gra'e *iroiditis primer 

    Penyakit autoimun otot $iastenia gra'is

    Polimiositis-dermatomiositis

    Penyakit autoimunreproduksi

    ranulomatosa egener 

    &arkoidosis

    Penyakit autoimuntelinga dan tenggorokan

    $enurut #onorgan &pesifik 1 &istemik 

    %upus eritematosus sistemik  &kleroderma &indrom sjogre rtritis rheumatoid &istitis anterstisial &indrom antibody

    antifosfolipid 0askulitis

    1.3. Mekanis!e

    . Pelepasan ntigen “*erasingkan! (&e2uestered ntigen)&ebetulnya sel * mampu untuk mengenali antigen self, karena pada masa

     pematangannya, sel * yang belum matang telah terpajan kepada banyak antigen self . &el *yang tidak bisa mengenali self  (*-cell self-reacti'e) akan dibuang, yaitu pada proses clonaldeletion. ntigen dari jaringan yang berada diluar dari sirkulasi darah dan tidakdiperkenalkan kepada sel *, tidak dapat menimbulkan self-tolerance. Pajanan antigen tersebutkepada sel * yang sudah matang, nantinya, dapat mengakti'asi respon imun.

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    3/25

    &alah satu contohnya adalah pada $yelin Basic Protein ($BP), yaitu antigen yangterletak di luar sistem imun3 $BP tidak terjangkau oleh sistem imun karena dihalang oleh blood-brain barrier. Pada percobaan, seekor he4an diinjeksi dengan $BP 5 adjuvant , yaituuntuk memaksimalisasi respon imun. Pada kasus tersebut, sistem imun he4an percobaan

    terpajan oleh antigen self yang asing, namun dalam keadaan nonfisiologis (dalam keadaan percobaan). Pada eksperimen yang sama, ternyata kasus tersebut dapat dicegah apabila $BPdiinjeksi langsung ke timus, sehingga sel * dapat terpajan oleh antigen terkait pada saat pematangannya. (/indt, et. al., 6778)

    B. $imikri $olekuler leh karena berbagai hal, mikroba dan 'irus dapat menyebabkan terjadinya autoimunitas.

    Perlu disadari bah4a manusia terserang penyakit di mana penyakit tersebut endemik di4ilayah tertentu. #amun seiring dengan perkembangan 9aman, mobilitas manusia meningkat,dan menariknya, tingkat kejadian autoimunitas juga meningkat. al ini diduga karena

     beberapa mikroba atau 'irus tertentu memiliki determinan antigen yang mirip dengan antigensel yang dimiliki host . al ini dinamakan mimikri. Pada satu studi, sebanyak :77 antibodimonoklonal yang spesifik terhadap ;; 'irus dites reakti'itasnya terhadap sel tubuh host .&ebanyak

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    4/25

    ke$ekaan &e+#a"a$ !a&a#a+i. Na!a k(n"isi ini *e+asal "a+i ak&a *a#a +'a!

    (&(sensi&i %an) &e+-a"i $a"a a-a# !en%e+'$ai se+i)ala.

    2.2. E&i(l()i

    Penyakit &%+ terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan

    autoantibody yang berlebihan. angguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antarafaktor-faktor genetik, hormonal (sebagaimana terbukti oleh a4itan penyakit yang biasanya terjadiselama usia reproduktif) dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal).&istem imuntubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antigen dari sel dan jaringan tubuh sendiri.Penyimpangan reaksi imunologi ini akan menghasilkan antibodi secara terus menerus. ntibodyini juga berperan dalam pembentukan kompleks imun sehingga mencetuskan penyakit inflamasiimun sistemik dengan kerusakkan multiorgan.

    Dalam keadaan normal, sistem kekebalan berfungsi mengendalikan pertahanan tubuhdalam mela4an infeksi. Pada lupus dan penyakit autoimun lainnya, sistem pertahanan tubuh ini berbalik mela4an tubuh, dimana antibodi  yang dihasilkan menyerang sel tubuhnya sendiri.ntibodi ini menyerang sel darah, organ dan jaringan tubuh, sehingga terjadi penyakit menahun.

    papun etiologinya, selalu terdapat predisposisi genetik yang menunjukkan hubungannyadengan antigen spesifik % ( Human Leucocyte Antigen) 1 $> ( Major HistocompatybilityComplex). Defek utama pada lupus eritematosus sistemik adalah disfungsi limfosit B, begitu jugasupresor limfosit * yang berkurang, sehingga memudahkan terjadinya peningkatan autoantibody.

    ?esiko meningkat 6@-@7= pada kembar identik dan @= pada kembar dizygotic,menunjukkan kaitannya dengan faktor genetik. Aakta bah4a sebagian kasus bersifat sporadistanpa diketahui faktor predisposisi genetiknya, menunjukkan faktor lingkungan juga berpengaruh.nfeksi dapat menginduksi respon imun spesifik berupa molecular mimicry  yang mengacau

    regulasi sistem imun.

    $eskipun lupus diketahui merupakan penyakit keturunan, tetapi gen penyebabnya tidak diketahui. Penemuan terakhir menyebutkan tentang gen dari kromosom ;. anya ;7= dari penderita yang memiliki kerabat (orang tua maupun saudara kandung) yang telah maupun akanmenderita lupus. &tatistik menunjukkan bah4a hanya sekitar @= anak dari penderita lupus yangakan menderita penyakit ini.

    %upus seringkali disebut sebagai penyakit 4anita 4alaupun juga bisa diderita oleh pria. %upus bisa menyerang usia berapapun, baik pada pria maupun 4anita, meskipun ;7-;@ kali lebih seringditemukan pada 4anita.

    $eskipun demikian, penyebab yang pasti dari lebih tingginya angka kejadian pada4anita dan pada masa pra-menstruasi, masih belum diketahui.

    *erdapat dua teori mengenai etiologi lupus, yaitu

    ;) *eori yang pertama menyebutkan bah4a pada perkembangan penyakit mulai dari gambarana4al sampai timbul kerusakan didasari oleh produksi sirkulasi autoantibodi menjadi suatunukleoprotein, yaitu antinuclear antibodies (#). Proses a4al tidak diketahui tetapikemungkinan terjadi mutasi gen yang berhubungan dengan sel yang mengalami apoptosisyang melibatkan limfosit, kemudian limfosit bereaksi menyerang selnya sendiri.

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    5/25

    utoantibodi pada lupus dibentuk menjadi antigen nuclear (#) dan (anti-D#).utoantibodi terlibat dalam pembentukan kompleks imun, yang diikuti oleh akti'asikomplemen yang mempengaruhi respon inflamasi banyak jaringan, termasuk kulit dan ginjal.

    6) *eori lainnya menyatakan autoantibody lupus eritematosus merupakan lanjutan dari reaksisilang antigen eksogen seperti retro'irus ?#.Aaktor ?esiko terjadinya &%+

    ;. Aaktor enetik a. "enis kelamin, frekuensi pada 4anita de4asa C kali lebih sering daripada pria de4asa b. mur, biasanya lebih sering terjadi pada usia 67-E7 tahunc. +tnik, Aaktor keturunan, dengan Arekuensi 67 kali lebih sering dalam keluarga yang

    terdapat anggota dengan penyakit tersebut6. Aaktor ?esiko ormon

    ormon estrogen menambah resiko &%+, sedangkan androgen mengurangi resiko ini.

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    6/25

    konsep bah4a gen $> ( Major    Histocompatibility Complex) mengatur produksiautoantibodi spesifik. Penderita lupus (kira-kira :=) me4arisi defisiensi komponenkomplemen, seperti >6,>E, atau >;2 dan imunoglobulin (g), atau kecenderungan jenisfenotip % (-D?6 dan -D?;2 menyebabkan fagositis gagal membersihkan sel apoptosis, sehinggakomponen nuklear akan menimbulkan respon imun.

    Aaktor lingkungan dapat menjadi pemicu pada penderita lupus, seperti radiasi ultra 'iolet,obat-obatan, 'irus. &inar 0 mengarah pada  self!immunity dan hilang toleransi karenamenyebabkan apoptosis keratinosit. &elain itu sinar 0 menyebabkan pelepasan mediator imun pada penderita lupus, dan memegang peranan dalam fase induksi yanng secara langsungmerubah sel D#, serta mempengaruhi sel imunoregulator yang bila normal membantumenekan terjadinya kelainan pada inflamasi kulit. Pengaruh obat memberikan gambaran ber'ariasi pada penderita lupus, yaitu meningkatkan apoptosis keratinosit. Aaktor lingkunganlain yaitu peranan agen infeksius terutama 'irus rubella, sitomegalo'irus, dapat

    mempengaruhi ekspresi sel permukaan dan apoptosis.

    Aaktor imunologis, selama ini dinyatakan bah4a hiperakti'itas sel limfosit B menjadi dasar dari pathogenesis lupus eritematosus sistemik. Beberapa autoantibodi ini secara langsung bersifat patogen termasuk dsD# (double!stranded "#A), yang berperan dalam membentuk kompleks imun yang kemudian merusak jaringan.&elama perjalanan penyakit lupus tubuh membuat beberapa jenis autoantibodi terhadap berbagai antigen diri. Di antara berbagai jenis autoantibodi yang paling sering dijumpai pada penderita lupus adalah antibodi antinuklear (autoantibodi terhadap D#, ?#,nukleoprotein, kompleks protein-asam nukleat). mumnya titer antiD# mempunyaikorelasi dengan akti'itas penyakit lupus.Beberapa antibodi antinuklear mempunyai aksi patologis direk, yaitu bersifat sitotoksik 

    dengan mengaktifkan komplemen, tetapi dapat juga dengan mempermudah destruksi selsebagai perantara bagi sel makrofag yang mempunyai reseptor Ac imunoglobulin. >ontohklinis mekanisme terakhir ini terlihat sebagai sitopenia autoimun. da pula autoantiboditertentu yang bersifat membahayakan karena dapat berinteraksi dengan substansiantikoagulasi, diantaranya antiprotrombin, sehingga dapat terjadi trombosis disertai perdarahan. ntibodi antinuklear telah dikenal pula sebagai pembentuk kompleks imun yangsangat berperan sebagai penyebab 'askulitis.

    utoantibodi pada lupus tidak selalu berperan pada patogenesis ataupun bernilai sebagai petanda imunologik penyakit lupus. ntibodi antinuklear dapat ditemukan pada bukan

     penderita lupus, atau juga dalam darah bayi sehat dari seorang ibu penderita lupus. &elain itudiketahui pula bah4a penyakit lupus ternyata tak dapat ditularkan secara pasif dengan serum penderita lupus.danya keterlibatan kompleks imun dalam patogenesis %+& didasarkan pada adanyakompleks imun pada serum dan jaringan yang terkena (glomerulus renal, tautan dermis-epidermis, pleksus koroid) dan akti'asi komplemen oleh kompleks imun menyebabkanhipokomplemenemia selama fase aktif dan adanya produk akti'asi komplemen. Beberapakompleks imun terbentuk di sirkulasi dan terdeposit di jaringan, beberapa terbentuk insitu

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    7/25

    (suatu mekanisme yang sering terjadi pada antigen dengan afinitas tinggi, seperti dsD#)./omponen >;2 dapat terikat langsung pada dsD# dan menyebabkan akti'asi komplementanpa bantuan autoantibodi.$eskipun hormon steroid (seF hormone) tidak menyebabkan %+&, namun mempunyai peran penting dalam predisposisi dan derajat keparahan penyakit. Penyakit %+& terutama terjadi pada perempuan antara menars dan menopause, diikuti anak-anak dan setelah menopause.

     #amun, studi oleh Cooper  menyatakan bah4a menars yang terlambat dan menopause dini juga dapat mendapat %+&, yang menandakan bah4a pajanan estrogen yang lebih lama bukanrisiko terbesar untuk mendapat %+&.danya defisiensi relatif hormon androgen dan peningkatan hormon estrogen merupakankarakteristik pada %+&. nak-anak dengan %+& juga mempunyai kadar hormon A&(Aollicle-stimulating hormone), % (%uteini9ing hormone) dan prolaktin meningkat. Pada perempuan dengan %+&, juga terdapat peningkatan kadar ;: alfa hidroksiestron dan estriol.Arekuensi %+& meningkat saat kehamilan trimester ketiga dan postpartum. Pada he4an percobaan hormon androgen akan menghambat perkembangan penyakit lupus pada he4an betina, sedangkan kastrasi prapubertas akan mempertinggi angka kematian penderita jantan.

    2./. Manies&asi klinis

    ejala klinis dan perjalanan penyakit &%+ sangat ber'ariasi. Penyakit dapat timbul mendadak disertai tanda-tanda terkenanya berbagai sistem dalam tubuh. Dapat juga menahun dengan gejala pada satu sistem yang lambat laun diikuti oleh gejala terkenanya sistem imun.

    aktu yang dibutuhkan antara onset penyakit dan diagnosis adalah @ tahun.  Penyakit inimempunyai ciri khas terdapatnya eksaserbasi dan remisi. nset penyakit dapat spontan ataudidahului oleh faktor presipitat seperti kontak dengan sinar matahari infeksi 'irus1bakteri, obatmisalnya golongan sulfa.

    ejala pada setiap penderita berlainan, serta ditandai oleh masa bebas gejala (remisi) dan masakekambuhan (e$saserbasi).

    Pada a4al penyakit, lupus hanya menyerang satu organ, tetapi di kemudian hari akanmelibatkan organ lainnya.

    . ejala /onstitusional$anifestasi yang timbul dapat ber'ariasi. nak-anak yang paling sering adalah anoreFia,

    demam, kelelahan, penurunan berat badan, limfadenopati dan irritable. ejala dapat berlangsungintermiten atau terus-menerus.

    B. ejala $uskuloskeletalPada anak-anak gejala yang paling sering ditemukan, dapat berupa athralgia (G7=) dan

    sering mendahului gejala-gejala lainnya. Hang paling sering terkena adalah sendi interfalangeal proksimal diikuti oleh lutut, pergelangan tangan, metakarpophalangeal, siku dan pergelangankaki.

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    8/25

    rtritis dapat terjadi pada lebih dari G7= anak, umumnya simetris, terjadi pada beberapasendi besar maupun kecil. Biasanya sangat responsif terhadap terapi dibandingkan dengankelainan organ yang lain pada %+&. rthritis pada tangan dapat menyebabkan kerusakan ligamentdan kekakuan sendi yang berat. steonecrosis umum terjadi dan dapat timbul belakangan setelahdalam pengobatan kortikosteroid dan 'askulopati.

    Berbeda dengan "?, arthritis %+& umumnya sangat nyeri, dan nyeri ini tak proporsionaldengan hasil pemeriksaan fisik sendi. Pemeriksaan radiologis menunjukkan osteopeni tanpaadanya perubahan pada tulang sendi.  nak dengan "? polyarticular yang beberapa tahunkemudian dapat menjadi %+&. Berikut merupakan mekanisme arthritis pada &%+.

    >. ejala $ukokutan/elainan kulit atau selaput lendir ditemukan pada @@= kasus &%+.

    ;. %esi /ulit kut?uam kulit yang paling dianggap khas adalah ruam kulit berbentuk kupu-kupu

    (butterfly-rash) berupa eritema yang sedikit edematus pada hidung dan kedua pipi./arakteristik malar atau ruam kupu-kupu termasuk jembatan hidung dan ber'ariasi darimerah pada erythematous epidermis hingga penebalan scaly patches.

    ?uam mungkin akan fotosensitif dan berlaku untuk semua daerah terkena sinar matahari. %esi-lesi tersebut penyebarannya bersifat sentrifugal dan dapat bersatusehingga berbentuk ruam yang tidak beraturan. Dengan pengobatan yang tepat, kelainanini dapat sembuh tanpa bekas.

     

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    9/25

    6. %esi /ulit &ub kut%esi kulit sub akut yang khas berbentuk anular.

     

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    10/25

    &uatu bentuk 'askulitis ringan, sering ditemukan pada &%+. 0askulitis kulit dapatmenyebabkan ulserasi dari yang berbentuk kecil sampai yang besar. &ering juga tampak  perdarahan dan eritema periungual.

    @. rtikariaBiasanya menghilang perlahan-lahan beberapa bulan setelah penyakit tenangsecara klinis dan serologis.

    D. /elainan pada injalPada sekitar 61< dari anak dan remaja %+& akan timbul gejala lupus nefritis. %upus nefritisakan diderita sekitar G7= anak dalam tahun pertama terdiagnosanya %+&. Berdasarkanklasifikasi , jenis lupus nefritis adalah

    (;) /elas minimal mesangial lupus nephritis(6) /elas mesangial proliferative lupus nephritis(

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    11/25

     #europati perifer yang terjadi berupa gangguan sensorik dan motorik. Biasanya bersifatsementara.

    /. &usunan &araf Pusatejala &&P ber'ariasi mulai dari disfungsi serebral global dengan kelumpuhan dan kejangsampai gejala fokal seperti nyeri kepala dan kehilangan memori. Diagnosa lupus &&P ini

    membutuhkan e'aluasi untuk mengeksklusi ganguan psikososial reaktif, infeksi, danmetabolik. *rombosis 'ena serebralis bisanya terkait dengan antibodi antifosfolipid. Biladiagnosa lupus serebralis sudah diduga, >* &can perlu dilakukan.

    angguan susunan saraf pusat terdiri dari 6 kelainan utama, yaitu psikosis organik dankejang-kejang. Penyakit otak organik biasanya ditemukan bersamaan dengan gejala aktif &%+ pada sistem-sistem lainnya. Pasien menunjukkan gejala delusi1halusinasi disamping gejalakhas kelainan organik otak.

    /ejang-kejang yang timbul biasanya termasuk tipe grandmal. /elainan lain yang mungkinditemukan ialah korea, paraplegia karena mielitis trans'ersal, hemiplegia, afasia, psikosis, pseudotumor cerebri, aseptic meningitis, chorea, defisit kognitif global, melintang myelitis,

    neuritis perifer dan sebagainya. $ekanisme terjadinya kelainan susunan saraf pusat tidak selalu jelas. Aaktor-faktor yang memegang peranan antara lain 'askulitis, deposit gammaglobulin di pleksus koroideus.

    %. ematologi/elainan hematologi yang sering terjadi adalah limfopenia, anemia, >oombs-positif anemiahemolitik, anemia penyakit kronis trombositopenia, dan lekopenia.

    $. Aenomena ?aynaudDitandai oleh keadaan pucat, disusul oleh sianosis, eritema dan kembali hangat. *erjadikarena disposisi kompleks imun di endotelium pembuluh darah dan akti'asi komplemenlokal.

    2.5. Pe!e+iksaan fsik "an $enan)anan. A&/ ;. namnesis

    *anyakan kepada pasien apakah terjadi atau terdapata *imbul bercak di seluruh tubuh b &aria4an (oral ucers)c *erjadi kejang atau tidak d &akit atau nyeri pada sendie *erdapat darah dalam urin atau tidak f &esak atau sakit ketika bernapasag *erdapat bercak ketika terpajan matahari

    6. Pemeriksaan Aisik a itung frekuensi napas, I67 kali1menit b Bengkak pada sendic &aria4an (oral ulcers)d *erdapat bercak pada seluruh tubuh dan muka

    B. %B?*?$; Pemeriksaan Darah ?utin dan rin

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    12/25

    asil Pemeriksaan darah pada penderita %+& menunjukan adanya anemia hemolitik,trombositopenia, limfopenia, atau leukopenia3 erytrocytesedimentation rate (+&?) meningkatselama penyakit aktif, >oombs *est mungkin Positif, le'el g mungkin tinggi, rasioalbumin-globulin terbalik, dan serum globulin meningkat. &elain itu hasil pemeriksaan urin pendertia %+& menunjukan adanya proteinuria, hematuria, peningkakatan kreatinin, dan

    ditemukannyaCast, heme granular

    atau sel darah merah pada urin.

    6 Pemeriksaan utoantibodi.Proses patogenik setiap penyakit tidak terlepas kaitannya dengan berbagai proses

    imunlogik, baik yang non spesifik atau spesifik. /aitan tersebut tentunya terlihat lebih nyata pada penyakit-penyakit autoimun termasuk di dalamnya %+&, arthritis rheumatoid, sindrom&jogren dan sebagainya. danya antibody termasuk autoantibodi sering dipakai dalam upayamembantu penegakkan diagnosis maupun e'aluasi perkembangan penyakit dan terapi yangdiberikan.

    Pembentukan autoantibodi cukup kompleks dan belum ada satu kajian yang mampumenjelaskan secara utuh mekanisme patofisiologiknya. mumnya, autoantibodi itu sendiritidak segera menyebabkan penyakit. leh karenanya lebih baik autoantibodi dipandang

    sebagai petanda (markers) proses patologik daripada sebagai agen patologik. /adarnya dapatnaik dan turun, berkaitan dengan akti'itas penyakit atau sebagai hasil inter'ensi penyakit./ompleks autoantigen dan autoantibodi inii lah yang akan memulai rangkaian penyakitautoimun.

    6.; ntibody ntinuclear # merupakan suatu kelompok autoantibodi yang spesifik terhadap asam nukleat dan

    nucleoprotein. # dapat diperiksa dengan menggunakan metode imunofluoresensi. GG= penderita %+& menunjukan pemeriksaan # (5)

    Pemeriksaan untuk menentukan apakah auto-antibodi terhadap inti sel sering muncul didalam darah.*es # merupakan tes serologi yang harus dilakukan pada penyakit %+&. *es# juga merupakan diagnosis utama yang dapat ditegakkan pada penyakit %+& apabilatiter # I ;1;:7 units.

    *erdapat E pola # yaitu branosa (anular, periferal), homogen, berbintik, dan nuclear.

    6 Hang spersifik untuk &%+ adalah yang membranosa terutama jika titernya tinggi Idari ;1;:7.Pola berbintik juga umumnya juga da di &%+.*es # memiliki

    sensitifitas tinggi tapi spesifisitasnya rendah.6 /alo # (5) dan gejala klinis khas maka tidak perlu diberi pemeriksaan tambahan.6 # (5) dan gejala tidak khas maka dilakukan minimal 6 F pemeriksaan tambahan

    (anti ds-D# dan anti &m)6 # (-) dan gejalanya khas maka dilakukan minimal 6 F pemeriksaan tambahan

    (anti ds-D# dan anti &m)

    6.6 ntibody *erhadap D#

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    13/25

    ntibodi terhadap D# (nti ds-D#) dapat digolongkan dalam antibodi yang reaktif terhadap D# natif (Double stranded D#). nti ds-D# positif dengan kadar yang tinggidijumpai pada 8.luciliae immunofluorosens.

    utoantibodi yang ditemukan pada &ystemic %upus +rythematosus (&%+)

    Antibody Prevalensi

    (%)

    Antigen yang Dikenali Clinical Utility

    ntinuclear antibodies (#)

    GC $ultiple nuclear Pemeriksaan skriningterbaik3 hasil negati'e berulang menyingkirkan&%+

    nti-dsD# 87 D# (double-stranded) "umlah yang tinggispesifik untuk &%+ dan pada beberapa pasien berhubungan denganakti'itas penyakit,nephritis, dan 'asculitis.

    nti-&m 6@ /ompleks protein pada : jenis ; ?#

    &pesifik untuk &%+3 tidak ada korelasi klinis3kebanyakan pasien jugamemiliki ?#P3 umum pada frican mericandan sia dibanding/aukasia.

    nti-?#P E7 /ompleks protein pada; ?#J

    *idak spesifik untuk &%+3 jumlah besar berkaitandengan gejala yango'erlap dengan gejalarematik termasuk &%+.

    nti-?o (&&-)

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    14/25

    ntihistone 87 istones terkait denganD# (pada nucleosome,chromatin)

    %ebih sering pada lupusakibat obat daripada &%+.

    ntiphospholipid @7 Phospholipids,K6glycoprotein ; cofactor,

     prothrombin

    *iga tes tersedia L+%&untuk cardiolipin dan

    K6;, sensiti'e prothrombin time(D?00*)3 merupakan predisposisi pembekuan,kematian janin, dantrombositopenia.

    ntierythrocyte :7 $embran eritrosit Diukur sebagai tes>oombsM langsung3terbentuk pada hemolysis.

    ntiplatelet &AN cerebrospinal fluid, D?00* N dilute ?ussell'iper 'enom time, +%&N en9yme-linked immunosorbent assay.

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    15/25

    ; Butterfly rash1 bercakmalar 

    +ritema datar atau enimbul yang menetap di daerah pipi dan cenderung menyebar ke lipatan nasolabial

    6 Bercak discoid Bercak eritema yang menimbul dengan adherentkeratotic scaling dan follicular plugging, pada lesilama dapat terjadi parut atrofi

    < Aotosensitif Bercak di kulit yang timbul akibat paparan sinar  matahari

    E lkus mulut Biasanya tidak nyeri

    @ rtritis Ditandai dengan nyeri tekan, bengkak atau efusi

    : &erositif a. Pleuritis?i4ayat pleuritic pain atau terengar pleural friction rubatau terdapat efusi pleura pada pemeriksaan fisik  b. PerikarditisDibuktikan dengan +/ atau terdengar pericardial

    friction rub atau terdapat efusi perikardial pada pemeriksaan fisik 

    8 angguan ginjal a. Proteinuria persisten I 7,@g1hari atau pada pemeriksaan 5< jika pemeriksaan kuantitatif tidak dapat dilakukan

     b. >ellular cast eritrosit, b, granular, tubular ataucampuran

    C angguang saraf /ejang tidak disebabkan oleh obat atau kelainanmetabolik (uremia, ketoasidosis atauketidakseimbangan elektrolit)

    tau

    Psikosis tidak disebabkan oleh obat atau kelainanmetabolik (uremia, ketoasidosis atauketidakseimbangan elektrolit)

    G angguan darah %eukopenia OE7771mm

    %imfopenia O;@77

    *rombositopenia O;77.777

    ;7 angguan imunologi a. *erdapat salah satu kelainan b. nti ds-D# diatas titer normal

    c. nti-&m(&mith) (5)d. ntibodi fosfolipid (5) berdasarkan kadar serum

    g atau g$ antikardiolipin yang abnormale. ntikoagulan lupus (5) dengan menggunakan tes

    standar . tes sifilis (5) palsu, paling sedikit selama : bulan

    dan dikonfirmasi dengan ditemukannya*reponema palidum atau antibodi treponemantidsD# diatas titer normal

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    16/25

    ;; ntibodi antinuklear *es # 5

    *iter abnormal dari antibody anti-nuklear berdasarkan pemeriksaan imunofluoresensi atau pemeriksaansetingkat pada setiap kurun 4aktu perjalanan penyakittanpe keterlibatan obat yang diketahui berhubungan dg

    sindroma lupus yang diinduksi obat.

    Keterangan:

    a. /lasifikasi ini terdiri dari ;; kriteria dimana diagnosis harus memenuhi E dari ;;kriteria tersebut yang terjadi bersamaan atau dengan tenggang 4aktu

     b. $odifikasi kriteria ini dilakukan pada tahun ;GG8

    Bila dijumpai E atau lebih kriteria diatas, diagnosis &%+ memiliki sensitisitas C@=dan spesitifitas G@=. &edangkan bila hanya < kriteria salah satunya # positif, makasangat mungkin &%+ dan diagnosis bergantung pada pengamatan klinis. Bila hasil tes

    # negati'e, maka kemungkinan bukan &%+. pabila hanya tes # positif danmanifestasi klinis lain tidak ada, maka belum tentu &%+, dan obser'asi jangka panjangdiperlukan.

    Diagnosis Banding

    Dengan adanya gejala di berbagai organ, maka penyakit-penyakit yang didiagnosis banding banyak sekali. Beberapa penyakit yang berasosiasi dengan %+& mempunyai gejala-gejala yangdapat menyerupai %+&, yaitu arthritis reumatika, sklerosis sistemik, dermatomiositis, dan purpuratrombositopenik.

    Ciri-ciri LES Artritis

    re!"atoid

    Polio"ielitis Skleroder"a

    #angg!an gin$al   -  

    yeri sendi  

    &a"b!t rontok    - - -

    Saria'an   - - -

    De"a" ringan  

    !tterly ras   - - -

    Ede"a   -  

    6.8. *atalaksana

     #on Aarmakologis

    ;. +dukasi

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    17/25

    +dukasi penderita memegang peranan penting mengingat &%+ merupakan penyakit yangkronis. Penderita perlu dibekali informasi yang cukup tentang berbagai macam manifestasiklinis yang dapat terjadi, tingkat keparahan penyakit yang berbeda-beda sehingga penderitadapat memahami dan mengurangi rasa cemas yang berlebihan. Pada 4anita usia reproduktifsangat penting diberikan pemahaman bah4a bila akan hamil maka sebaiknya kehamilan

    direncanakan saat penyakit sedang remisi, sehingga dapat mengurangi kejadian flare up danrisiko kelainan pada janin maupun penderita selama hamil.

    6. Dukungan sosial dan psikologis.al ini bisa berasal dari dokter, keluarga, teman maupun mengikut sertakan peer group atausupport group sesama penderita lupus. Di ndonesia ada 6 organisasi pasien %upus, yakni carefor %upus &D di Bandung dan Hayasan %upus ndonesia di "akarta. $ereka bekerjasamamelaksanakan kegiatan edukasi pasien dan masyarakat mengenai lupus. &elain itu merekapunmemberikan ad'okasi dan bantuan finansial untulk pasienyang kurang mampu dalam pengobatan.

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    18/25

    +fek samping yang sering terjadi adalah mual, muntah, kadang dapat ditemukan rambutrontok namun hilang bila obat dihentikan. %eukopenia dose-dependent biasanya timbul setelah;6 hari pengobatan sehingga diperlukan penyesuaian dosis dengan leukosit. ?isiko terjadiinfeksi bakteri, jamur dan 'irus terutama erpes 9oster meningkat. +fek samping pada gonadyaitu menyebabkan kegagalan fungsi o'arium dan a9ospermia. Pemberian hormon

    onadotropin releasing hormone atau kontrasepsi oral belum terbukti efektif. Pada penderita&%+ dengan nefropati lupus yang mengalami kehamilan obat golongan ini sebaiknyadihindarkan.

    6 $ycophenolate mofetil ($$A)$$A merupakan inhibitor re'ersibel inosine monophosphate dehydrogenase, yaitu suatuen9im yang penting untuk sintesis purin. $$A akan mencegah proliferasi sel B dan * sertamengurangi ekspresi molekul adhesi. $$A secara efektif mengurangi proteinuria danmemperbaiki kreatinin serum pada penderita &%+ dan nefritis yang resisten terhadapsiklofosfamid. +fek samping yang terjadi umumnya adalah leukopenia, nausea dan diare./ombinasi $$A dan Prednison sama efektifnya dengan pemberian siklosfosfamid oraldan prednison yang dilanjutkan dengan a9athioprine dan prednisone. $$A diberikandengan dosis @77-;777 mg dua kali sehari sampai adanya respons terapi dan dosis obatdisesuaikan dengan respons tersebut. Pada penderita &%+ dengan nefropati lupus yangmengalami kehamilan obat golongan ini sebaiknya dihindarkan.

    < 9athioprine9athioprine adalah analog purin yang menghambat sintesis asam nukleat danmempengaruhi fungsi imun seluler dan humoral. Pada &%+ obat ini digunakan sebagaialternatif siklofosfamid untuk pengobatan lupus nefritis atau sebagai steroid sparing agentuntuk manifestasi non renal seperti miositis dan sino'itis yang refrakter. Pemberian mulaidengan dosis ;,@ mg1kgBB1hari, jika perlu dapat dinaikkan dengan inter'al 4aktu C-;6minggu menjadi 6,@-< mg1kgBB1hari dengan syarat jumlah leukosit I

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    19/25

    @ $ethotreFate$ethotreFate diberikan dengan dosis ;@-67 mg peroral satu kali seminggu, dan terbuktiefektif terutama untuk keluhan kulit dan sendi. +fek samping yang biasa terjadi adalah peningkatan serum transaminase, gangguan gastrointestinal, infeksi dan oral ulcer,

    sehingga perlu dimonitor ketat fungsi hati dan ginjal. Pada penderita &%+ dengan nefropatilupus yang mengalami kehamilan obat golongan ini sebaiknya dihindarkan.

    : &iklosporinPemberian siklosporin dosis 6,@-@ mg1kgBB1hari pada umumnya dapat ditoleransi danmenimbulkan perbaikan yang nyata terhadap proteinuria, sitopenia, parameter imunologi(>E, anti-ds D#) dan aktifitas penyakit. "ika kreatinin meningkat lebih dari

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    20/25

    :. nti malariabat anti malaria yang digunakan pada &%+ adalah hidroksiklorokuin, klorokuin, dan2uinakrin. Digunakan untuk keluhan konstitusional, manifestasi di kulit, musculoskeletal danserositis. /ombinasi obat antimalaria memiliki efek sinergis dan digunakan bila penggunaansatu macam obat tidak efektif. idroksiklotokuin (677LE77 mg1hari) dan uinakrin (;77mg1hari) sebagai steroid sparing agent memiliki efek samping yang ringan dan re'ersibel,yaitu perubahan 4arna kulit menjadi kekuningan.

    $ekanisme bagaimana hidroksiklorokuin mencegah kerusakan organ belum jelas.idroksiklorokuin menurunkan kadar lipid dan kemungkinan anti trombotik. Hang perludiperhatikan adalah efek samping pada mata meskipun relatif aman bila digunakan pada doisrendah (O :,@ mg1kgBB1hari). #amun demikian rekomendasi saat ini adalah melakukan pemeriksaan mata sebelum mulai pengobatan dan setiap : L ;6 bulan kemudian. ntimalaria jarang sekali menyebabkan kelainan kongenital pada janin. leh karena itudirekomendasaikan untuk diberikan juga pada penderita nefropati lupus yang hamil dan dapatdiberikan sampai masa menyusui. /ejadian ? juga berkurang dengan pemberianhidroksiklorokuin.

    ormon &eks

    Bromokriptin yang secara selektif menghambat hipofise anterior untuk mensekresi prolaktinterbukti bermanfaat mengurangi aktifitas penyakit &%+. Dehidroepiandrosteron (D+) bermanfaat untuk &%+ dengan aktifitas ringan sampai sedang. Dana9ole (sintetik steroid) dengandosis E77-;677 mg1hari bermanfaatuntuk mengontrol sitopenia autoimun terutamatrombositopeni dan anemia hemolitik. +strogen replacement therapy (+?*) dapatdipertimbangkan pada pasien-pasien &%+ yang mengalami menopause, namun masih terdapat

     perdebatan mengenai kemampuan kontraseptif oral atau +?* dalam menimbulkan flare &%+.ntuk itu terapi ini harus ditunda pada pasien dengan ri4ayat trombosis.

    /ortikosteroid

    /ortikosteroid efektif untuk menangani berbagai macam manifestasi klinis &%+. &ediaantopikal atau intralesi digunakan untuk lesi kulit, sediaan intra artikular digunakan untuk artritis,sedangkan sediaan oral atau parenteral untuk kelainan sistemik. Pemberian per oral dosisnya ber'ariasi dari @-

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    21/25

     percepatan osteoporosis, nekrosis iskemi tulang, katarak, glaucoma, diabetes mellitus, myopati,hipokalemia, menstruasi yang tidak teratur, iritabilitas, insomnia, dan psikosa. leh karenanyasetelah aktifitas penyakit terkontrol, dosis kortikosteroid harus segera diturunkan atau kalaumungkin dihentikan atau diberikan dalam dosis terkecil selang sehari.

    ntuk meminimalisasi osteoporosis, dapat diberikan suplemen kalsium ;777 mg1 hari

     pada pasien dengan eksresi kalsium urin 6E jam lebih dari ;67 mg. Diberikan pula 'itamin [email protected] unit ;-< kali seminggu (monitor hiperkalsemia). Dalam mencegah osteoporosis dapat puladiberikan kalsitonin dan bifosfonat (alendronat, didronel atau actonel). /ortikosteroid padaumumnya dapat ditoleransi dengan baik selama kehamilan meskipun dapat menimbulkaneksaserbasi diabetes dan hipertensi. *idak terdapat bukti bah4a kortikosteroid menyebabkandefek kongenital tetapi

     #&D (#on &teroid nti nflammatory Drug)

     #&D digunakan untuk mengatasi keluhan nyeri muskuloskeletal, pleuritis, perikarditis

    dan sakit kepala. +fek samping #&D pada ginjal, hati, sistem saraf pusat harus dibedakandengan aktifitas lupus yang menghebat. danya proteinuria yang baru timbul atau perburukanfungsi ginjal dapat disebabkan oleh aktifitas &%+ atau efek #&D. #&D juga dapatmenyebabkan meningitis aseptik, sakit kepala, psikosis dan gangguan kognitif, meningkatkanserum transaminase secara re'ersibel. angguan gastrointestinal merupakan efek samping palingsering ditimbulkan oleh inhibitor >Q non-selektif. nhibitor >Q-6 selektif lebih sedikit efeksampingnya pada gastrointestinal. Pada penderita &%+ dengan nefropati lupus yang mengalamikehamilan obat golongan ini sebaiknya dihindarkan karena dapat mengakibatkan kelainankongenital dan dieksresikan dalam air susu.

    PlasmaferesisPeranan plasmaferesis pada nefropati lupus masih kontro'ersi. ndikasinya adalah kasus

    lupus disertai krioglobulinemia, sindroma hiper'iskositas dan **P (*hrombotyc*hrombocytopenic Purpura).

    mmunoglobulin ntra'ena

    mmunoglobulin intra'ena (0 g) adalah imunomodulator dengan mekanisme kerja yangluas, meliputi blokade reseptor Ac, regulasi komplemen dan sel *. *idak seperti immunosupresan,0 g tidak mempunyai efek meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Dosis E77 mg1kgBB1hari

    selama @ hari berturut-turut memberikan perbaikan pada trombositopeni, artritis, nefritis, demam,manifestasi kulit dan parameter immunologis. +fek samping yang terjadi adalah demam, mialgia,sakit kepala dan artralgia, serta kadang meningitis aseptik. /ontraindikasi diberikan pada penderita &%+ dengan defisiensi g.

    6.C. /omplikasi

    ;. &erangan pada injalagal ginjal adalah penyebab tersering kematian pada penderita &%+. agal ginjal dapat

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    22/25

    terjadi akibat deposit kompleks antibody-antigen pada glomerulus disertai pengaktifankomplemen resultan yang menyebabkan cedera sel, suatu contoh reaksi hipersensiti'itas tipe.

    a. /elainan ginjal ringan (infeksi ginjal) b. /elainan ginjal berat (gagal ginjal)

    c. /ebocoran ginjal (protein terbuang secara berlebihan melalui urin).6. &erangan pada "antung dan Paru

    a. Pleuritis b. Pericarditis (peradangan kantong perikardium yang mengelilingi jantung).c. +fusi pleurad. +fusi pericarde. ?adang otot jantung atau $iocarditisf. agal jantungg. Perdarahan paru (batuk darah)

    ogniti'e dysfunction

    &akit kepala pada lupus &indrom anti-phospholipid &indrom otak  Aibromyalgia.

     b. &istem saraf tepi $ati rasa atau kesemutan di lengan dan kaki

    c. &istem saraf otonom angguan suplai darah ke otak dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak, dapat

    menyebabkan kematian sel-sel otak dan kerusakan otak yang sifatnya permanen(stroke). &troke dapat menimbulkan pengaruh sistem saraf otonom.

    E. &erangan pada /ulita. %esi parut berbentuk koin pada daerah kulit yang terkena langsung cahaya disebut lesi

    discoid b. >iri-ciri lesi spesifik ditemukan oleh &onthiemer dan illiam pada akhir 87-an

    i. Berparut, ber4arna merah (erythematosus), berbentuk koin sangat sensitif terhadapsengatan matahari. "enis lesi ini berupa lupus kult subakut1cutaneus lupus subacute./adang menyerupai luka psoriasis atau lesi tidak berparut berbentuk koin.

    ii. %esi dapat terjadi di 4ajah dengan pola kupu-kupu atau dapat mencakup area yangluas di bagian tubuh

    iii. %esi non spesifik  ?ambut rontok (alopecia) 0askullitis berupa garis kecil 4arna merah pada ujung lipatan kuku dan ujung

     jari. &elain itu, bisa berupa benjolan merah di kaki yang dapat menjadi borok. Aotosensiti'itas pipi menjadi kemerahan jika terkena matahari dan kadang di

    sertai pusing.

    @. &erangan pada &endi dan tota. ?adang sendi pada lupus b. ?adang otot pada lupus

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    23/25

    :. &erangan pada $ata

    8. &erangan pada Daraha. nemia b. *rombositopenia

    c. angguan pembekuand. %imfositopenia

    C. &erangan pada ati

    /omplikasi %+& pada anak meliputi

    a. ipertensi (E;=) b. angguan pertumbuhan (

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    24/25

  • 8/17/2019 Mandiri mpt sk 3

    25/25

    ;@