5
Dr. Epifanus Arie Tanoto Portofolio Kasus IV SUBJECTIVE An. M.R, 5 tahun, laki laki dibawa ke IGD RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor, Tanah Bumbu pada tanggal 20 April 2015 dengan keluhan anak tampak lemas tidak berdaya. Hal ini dialami pasien sejak 30 menit sebelum masuk rumah sakit. Menurut penuturan ibu kandung pasien, kondisi ini timbul sesaat setelah pasien mengonsumsi pil Haloperidol, yang jumlahnya tidak diketahui oleh keluarga. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya pil tersebut didalam mulut pasien sebanyak 1 butir. Obat tersebut disediakan keluarga karena merupakan resep dari Psikiater yang diindikasikan untuk kondisi salah seorang anggota keluarga mereka. Riwayat penyakit terdahulu tidak ditemukan pada pasien ini. OBJECTIVE Kesadaran : Somnolen (GCS E3M4V4) Tekanan darah : Tidak dilakukan pemeriksaan Nadi : 170 x/menit Pernapasan : 28 x/menit Suhu : 36,5 o C BB : 18 kg Status Generalisata

Portofolio 4 - Intoksikasi Haloperidol

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Portofolio 4

Citation preview

Intoksikasi Haloperidol

Dr. Epifanus Arie Tanoto

Portofolio Kasus IV

SUBJECTIVE

An. M.R, 5 tahun, laki laki dibawa ke IGD RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor, Tanah Bumbu pada tanggal 20 April 2015 dengan keluhan anak tampak lemas tidak berdaya. Hal ini dialami pasien sejak 30 menit sebelum masuk rumah sakit. Menurut penuturan ibu kandung pasien, kondisi ini timbul sesaat setelah pasien mengonsumsi pil Haloperidol, yang jumlahnya tidak diketahui oleh keluarga. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya pil tersebut didalam mulut pasien sebanyak 1 butir.

Obat tersebut disediakan keluarga karena merupakan resep dari Psikiater yang diindikasikan untuk kondisi salah seorang anggota keluarga mereka.

Riwayat penyakit terdahulu tidak ditemukan pada pasien ini.

OBJECTIVE

Kesadaran : Somnolen (GCS E3M4V4)

Tekanan darah: Tidak dilakukan pemeriksaan

Nadi : 170 x/menit

Pernapasan : 28 x/menit

Suhu: 36,5oC

BB: 18 kg

Status Generalisata

Mata: Konjungtiva palpebra inferior anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor diameter 2 mm

Telinga: Normotia, sekret (-/-)

Hidung: Septum deviasi (-), sekret (-), pernafasan cuping hidung (-)

Mulut: Bibir sianosis (-), mulut mencucu (-)

Leher: Pembesaran KGB (-)

TVJ = R-2 cmH2O

Thorax:

Inspeksi: Bentuk normal, gerak nafas simetris, retraksi intercostal (+)

Palpasi: Stem fremitus kanan = kiri

Perkusi: Sonor

Auskultasi: Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-)

Suara napas vesikuler meningkat, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen:

Inspeksi: Simetris, distensi (-)

Palpasi: Nyeri tekan (-), hepar, lien dan renal tidak teraba

Perkusi: Timpani

Auskultasi: Peristaltik (+) meningkat

Ekstermitas:

Superior: Akral hangat, Nadi cepat, T/V cukup, Edema (-)

Inferior: Akral hangat, Nadi cepat, T/V cukup, Edema (-)

Anjuran Pemeriksaan:Darah Lengkap

Interpretasi Laboratorium: Tidak dijumpai kelainan

ASSESMENT

Berdasarkan anamnesis dan pemerikasaan fisik, maka pasien didiagnosis dengan Intoksikasi Akut Haloperidol.

Intoksikasi akut merupakan suatu kondisi peralihan yang timbul akibat penggunaan alcohol atau zat psikoaktif lain sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afek atau perilaku, atau fungsi dan respons psikofisiologis lainnya. Intensitas intoksikasi akan berkurang dengan berlalunya waktu dan pada akhirnya efeknya menghilang bila tidak terjadi penggunaan zat lagi. Dengan demikian orang tersebut akan kembali ke kondisi semula, kecuali jika ada jaringan yang rusak atau terjadi komplikasi. Gejala intoksikasi akut haloperidol antara lain, aritmia, sudden death, tardive dyskinesia, dan neuroleptic malignant syndrome.

PLANNING

Tujuan terapi pada kasus intoksikasi haloperidol adalah menjaga kestabilan tanda-tanda vital hingga tubuh bersih dari bentuk aktif haloperidol. Pada kondisi intoksikasi akibat konsumsi oral maka dilakukan segera tindakan bilas lambung. Tidak ada antidotum untuk kondisi intoksikasi haloperidol.

Terapi terhadap pasien dalam kasus ini sebagai berikut:

1. Spooling NaCl 100 cc

2. Pemasangan NGT terbuka Puasa hingga NGT jernih

3. Pemasangan Urine Catheter

4. O2 via nasal kanul 1 L/i

5. IVFD RL 180 cc bolus Maintenance 20 gtt/menit

6. Inj. Furosemide 20 mg/ 8 jam

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Pedoman Penatalaksanaan Medik Gangguan Penggunaan NAPZA. Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik

2. Fact Sheet, NAMI Minnesota. Source: www.namihelps.org/assets/PDFs/fact-sheets/Medications/Haldol.pdf

3. FDA. Haldol . Source: http://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2008/015923s082,018701s057lbl.pdf

4. Mandal, Ananya. 2014. Haloperidol Overdose. Source: http://www.news-medical.net/health/Haloperidol-Overdose.aspx