19
PERMANEN Tujuan Perawatan Gigi Permanen Mempertahankan gigi Melanjutkan pertumbuhan akar è normal Pulpotomi Definisi Pengambilan pulpa mahkota secara bedah, dengan tujuan untuk : (1) membebaskan rasa sakit pada pasien dengan pulpagia akut (2) mempertahankan vitalitas pulpa radikuler Alasan pokok Rongga pulpa perforasi (karena karies, trauma, prosedur operatif) bakteri masuk jaringan pulpa inflamasi jaringan yang terinfeksi (bakteri) dan inflamasi diambil jaringan saluran akar masih vital Ca(OH) 2 dentin reparatif apeksogenesis Namun, pembentukan dentin reparatif berkurang bila terjadi inflamatori, sehingga jika inflamasi pulpa parah dan telah mencapai saluran akar, pulpotomi merupakan kontra indikasi, maka tindakan yang dibutuhkan adalah pulpektomi. Indikasi : 1. Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah non vital 2. Saluran akar dapat dimasuki instrument 3. Kelainan jaringan apeks dalam gambaran radiografi kurang dari sepertiga apical 4. Pulpa vital, bebas dari pernanahan atau tanda nekrosis lainnya.

Polpotomi Dan Pulpektomi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pulpotomi

Citation preview

PERMANEN

Tujuan Perawatan Gigi Permanen

• Mempertahankan gigi

• Melanjutkan pertumbuhan akar è normal

Pulpotomi

Definisi

Pengambilan pulpa mahkota secara bedah, dengan tujuan untuk :

(1) membebaskan rasa sakit pada pasien dengan pulpagia akut

(2) mempertahankan vitalitas pulpa radikuler

Alasan pokok

Rongga pulpa perforasi (karena karies, trauma, prosedur operatif) bakteri

masuk jaringan pulpa inflamasi jaringan yang terinfeksi (bakteri) dan inflamasi

diambil jaringan saluran akar masih vital Ca(OH)2 dentin reparatif

apeksogenesis

Namun, pembentukan dentin reparatif berkurang bila terjadi inflamatori, sehingga

jika inflamasi pulpa parah dan telah mencapai saluran akar, pulpotomi merupakan

kontra indikasi, maka tindakan yang dibutuhkan adalah pulpektomi.

Indikasi :

1. Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi vital,

nekrosis sebagian maupun gigi sudah non vital

2. Saluran akar dapat dimasuki instrument

3. Kelainan jaringan apeks dalam gambaran radiografi kurang dari sepertiga

apical

4. Pulpa vital, bebas dari pernanahan atau tanda nekrosis lainnya.

5. Pulpa terbuka karena faktor mekanis selama preparasi kavitas.

6. Pulpa terbuka karena trauma lebih dari 2 jam, tapi kurang dari 24 jam,

tanpa terlihat adanya infeksi periapeks.

7. Gigi masih dapat diperbaiki dan minimal didukung lebih dari 2/3 panjang akar.

8. Tidak ada kehilangan tulang pada bagian interadikal.

9. Pada gigi posterior yang eksterpasi pulpa sulit dilakukan.

10.Apeks akar belum tertutup sempurna.

11.Usia tidak lebih dari 20 tahun.

Kontraindikasi:

1. Sakit jika diperkusi atau dipalpasi.

2. Ada radiolusen pada daerah periapeks atau radikular.

3. Mobilitas patologik

4. Ada nanah pada pulpa terbuka

5. Kesehatan pasien kurang baik.pasien lebih dari 20 tahun.

Prognosis

Setelah difoto, di radiograf terdapat jembatan dentin menandakan ukuran

kebersihan suatu pukpotomi.

Teknik Pulpotomi

• Anestesi lokal

• Pengambilan atap pulpa

• Ruang pulpa dibersihkan

• Perdarahan dihentikan

• Isi Ca(OH)2 è 1-2 mm

• Lapisi semen glass ionomer

• Restorasi tetap

Dilakukan penembusan email pada kavitas akses masuk. Pemasangan

isolator karet dan disinfeksi, resiko masuknya reamer / K-file ke dalam trakea /

esofagus ke pasien terlalu besar. Pada umumnya penetrasi kavitas jalan masuk

sampai mengenai atap pulpa dan masuk ke ruang pulpa, pada gigi posterior pulpa

koronal diambil dengan ekskavator endodontic yg tajam.

Pulpotomi dengan Ca(OH)2

Untuk meningkatkan penyembuhan pulpa membentuk jembatan dan memelihara

vitalitas sisa pulpa.

Indikasi:

o gigi permanen anak-anak yang melibatkan pulpa dengan apeks akarnya

belum terbentuk sempurna

o pada gigi yang sehat, pulpa hiperemia, terinfeksi ringan

Kontra indikasi:

o Pada gigi yang sensitivitasnya terhadap panas/ dingin sangat tinggi

o Sensitif terhadap perkusi dan palpasi

o Perubahan radiografik periradikular

o Penyempitan kamar pulpa dan saluran akar

Prognosis.

Setelah difoto, di radiograf terdapat jembatan dentin menandakan ukuran kebersihan

suatu pukpotomi.

DECIDUI

Dilakukan perawatan pulpektomi dengan bahan isi formokresol yang dapat

diserap dengan baik, sehingga tidak mengganggu erupsi gigi permanen.

Tujuan Perawatan Gigi Sulung

• Mempertahankan gigi dalam keadaan nonpatologis

• Agar berfungsi baik

• Menjaga fungsi bicara

• Mempertahankan panjang lengkung gigi

• Mencegah kebiasaan jelek

• Mencegah trauma psikologis

Yang perlu diperhatikan :

Gigi vital – non vital

Keradangan sudah mengenai saluran akar

Membuang seluruh jaringan pulpa bagian koronal dan saluran akar

Preparasi mekanis

Hati – hati dalam penangannya

Indikasi perawatan pulpektomi pada anak

gigi yang dapat direstorasi,

anak dengan keadaan trauma pada gigi insisif sulung dengan kondisi

patologis pada anak usia 4 - 4,5 tahun,

tidak ada gambaran patologis dengan resorpsi akar tidak lebih dari dua

pertiga atau tiga perempat.

Cara Kerja Pulpektomi

Kunjungan pertama :

- Gigi vital didevitalisasi dahulu

- Gigi non vital dipresterilisasi

Kunjungan Kedua :

- Atap pulpa diambil, bersihkan

- Ekstirpasi saluran akar

- Diagnostic wire photo (panjang gigi)

- Preparasi saluran akar (panjang gigi – 2mm)

- Irigasi naOCl 0,5-2%

- Sterilisasi

Kunjungan ketiga :

- Papper point dipilih yg baik (kering, tidak berbau)

- Isi pasta ZOE

- Basis semen

Kunjungan keempat

- Restorasi tetap (SSC)

Pulpektomi Vital

Langkah-langkah perawatan pulpektomi vital satu kali kunjungan :

1. Pembuatan foto Rontgen. Untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar

serta keadaan jaringan sekitar gigi yang akan dirawat.

2. Pemberian anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit pada saat

perawatan.

3. Daerah operasi diisolasi dengan rubber dam untuk menghindari kontaminasi

bakteri dan saliva.

4. Jaringan karies dibuang dengan bor fisur steril. Atap kamar pulpa dibuang

dengan menggunakan bor bundar steril kemudian diperluas dengan bor fisur

steril.

5. Jaringan pulpa di kamar pulpa dibuang dengan menggunakan ekskavatar

atau bor bundar kecepatan rendah.

6. Perdarahan yang terjadi setelah pembuangan jaringan pulpa dikendalikan

dengan menekankan cotton pellet steril yang telah dibasahi larutan saline

atau akuades selama 3 sampai dengan 5 menit.

7. Kamar pulpa dibersihkan dari sisa-sisa jaringan pulpa yang telah terlepas

kemudian diirigasi dan dikeringkan dengan cotton pellet steril. Jaringan pulpa

di saluran akar dikeluarkan dengan menggunakan jarum ekstirpasi dan

headstrom file.

8. Jika terjadi penyumbatan pd orifis maka dapat dicungkil orifis yg tersumbat.

Jika tidak berhasil diberi bahan kelasi (chelating agent) seperti EDTA

ditempatkan dalam ruang pulpa selama 24 jam, yg berfungsi melunakkan

dentin yg menutup orifis.

9. Setelah mengetahui panjang kerja untuk menentukan ukuran instrumentasi &

obturasi. Lalu penataklasanaan pulpektomi dan debridement. Harus memakai

barbed broach endodontic tangkai pendek untuk ekstirpasi semua pulpa dan

pengambilan debris nerkotik,poin absorben,dll. Instrumen ini mudah patah,

dan ukurannya dari triple extra halus (XXXF) –extra kasar (XC).

10. Broach berduri tidak dimasukkan ke dalam saluran akar sebelum saluran

dibesarkan semuanya dengan reamer atau K-file dari ukuran 20-25. Lalu

irigasi dan aspirasi Broach berduri dimasukkan s/d dirasa kontak yg tidak

dipaksa broach ditarik 1mm Lalu diputar 360 untuk mengangkat jaringan

pulpa.

11. Saluran akar diirigasi dengan akuades steril untuk menghilangkan kotoran

dan darah kemudian dikeringkan dengan menggunakan paper point steril

yang telah dibasahi dengan formokresol kemudian diaplikasikan ke dalam

saluran akar selama 1-5 menit.

12. Saluran akar diisi dengan pasta mulai dari apeks hingga batas koronal

dengan menggunakan jarum lentulo.

13. Lakukan lagi foto rontgen untuk melihat ketepatan pengisian .

14. Kamar pulpa ditutup dengan semen, misalnya dengan semen seng oksida

eugenol atau seng fosfat.

15. Selanjutnya gigi di restorasi dengan restorasi permanen.

Gambar 4. Langkah-langkah Perawatan Pulpektomi Vital Satu Kali kunjungan.1.

Pembuangan jaringan karies, 2 dan 3. Pengambilan atap kamar pulpa, 4. Irigasi

kamar pulpa, 5. Jaringan pulpa di saluran akar dikeluarkan, 6. Irigasi saluran akar

dengan akuades steril, 7. Pengisian saluran akar, 8. Penutupan kamar pulpa dengan

semen, 9. Gigi telah di restorasi

Diskolorisasi pasca pulpektomi

Pada waktu pulpektomi, tiap usaha harus dilakukan untuk mencegah infiltrasi ke

dalam tubuli dentin karena ini menjadi sebab pokok diskolorisasi. Gigi terlihat

berwarna agak hitam. Irigasi berkali - kali dan debridement saluran akar dan kamar

pulpa dengan larutan sodium hipoklorit (5,2%) akan membantu mencegah sebab

mayor diskolorisasi ini.

1.1 KLASIFIKASI PULPOTOMI

1.1.1 Pulpotomi Parsial

- Di lakukan Jika pulpa terbuka disebabkan preparasi kavitas

- Pulpa dalam kamar pulpa utuh

1.1.2 Pulpotomi Servikal

- Pada servikal, keseluruhan pulpa pada kavum pulpa sampai orifice dibuang

(diletakan Kalsium Hidroksida pada lantai pulpa menutupi orifice)

- Dilakukan pada foramen apical masih belum sempurna pertumbuhannya.

1.1.3 Pulpotomi Kalsium Hidroksida

Indikasi

Diindikasikan pada gigi permanen anak-anak yang melibatkan pulpa dengan

apeks akarnya belum terbentuk sempurna

Dilakukan hanya pada gigi sehat, pulpa hiperemik/ terinflamasi ringan

Kontraindikasi

Sensitivitas luar biasa terhadap panas dingin, pulpagia kronis, sensitivitas luar

biasa terhadap perkusi dan palpasi karena penyakit pulpa

Perubahan radiografik periradikular

Penyempitan kamar pulpa atau saluran akar

Foramen terbuka

Pada pasien pulpitis irreversible

Prognosis Pulpotomi kalsium hidroksida:

1. Pembentukan suatu jembatan

2. Meskipun banyak pulpa menjadi normal kembali setelah suatu prosedur

pulpotomi, beberapa mengalami inflamasi kronis dan akhirnya menjadi

nekrotik

1.1.4 Pulpotomi Formokresol

Indikasi

Untuk perawatan gigi sulungyang pulpanya terlibat, dengan manifestasi klinis

perubahan inflamatori yang terbatas pada pulpa mahkota/ pembukaan

mekanis pada waktu operatif

Untuk gigi posterior permanen untuk perawatan pulpagia

Kontaindikasi

Gigi sulung yang luar biasa sensitiv terhadap panas dan dingin yang

mempunyai pulpagia kronis

Sensitiv terhadap perkusi dan palpasi karena penyakit pulpa

Mempunyai perubahan radiografik periradikular

Mempunyai kamar pulpa atau saluran akar yang menyempit

Prognosis Pulpotomi formokresol:

1. Dilakukan untuk mempertahankan integritas lengkung gigi, sampai

tumbuhnya gigi pengganti permanen.

1.2 PULPOTOMI PADA PEDIATRIC ( dalam ilmu Kedokteran Anak)

Indikasi , menurut Danberg :

1. Caries yang dalam yang adapat mengekspose pulpa tapu masih bisa

bibentuk retensinya dari pada di ekstraksi

2. Mahkotannya aharus bisa dilingdungi mahkota stenles stell agar tidak fraktur

3. Untuk gigi permanent muda yang apek belum terbentuk tapi ada karies yang

ekspose pulpa

Kontra indikasi , menurut majere :

1. Akar resopsi lebih dari sepertiga apeks

2. Mahkota unrestorable

3. Mobility

4. Perkusi posistif

1.2.1 Formokresol Pulpotomy

1. One appointment teknik :

Indikasi untuk gigi yang dapat di restorasi

Konta indikasi nyeri spontan

Prosedur :

1. Anastesi

2. Isolasi dengan rubber dam

3. Membuang jariangan karies

4. Membuang dentin di atap pulpa

5. Membuang coronal di jaringan pulpa

6. Aplikasi ZOE

7. Restorasi

Step-by-step technique in one-appointment formocresol pulpotomy. A, Exposure of pulp by roof removal. B, Coronal pulp amputation with a round bur. Hemostasis with dry cotton or epinephrine. C, Application of formocresol for 1 minute. Excess medicament is expressed from cotton before placement. D, Following formocresol removal, zinc oxide–eugenol base and stainless steel crown are placed.

2. Two appointment teknik

Indikasi : perdarahan yang susahh dikontrol, ligament periodontal tebal

Konta indikasi : nonrestorabel, cepat untuk exfoliated, necrosis

Prosedur :

1. Sama dengan teknik one appointmen

2. Hanya saja formokresol di aplikasikan selama 5-7 hari dengan

semen

3. Kunjungan berikutnya cotton paller formokresol dibuang

diaplikasikan ZOE

4. Restorasi

Bahan yang paling penting dalam formokresol adalah Tricresol dan formalin.

Tricresol merupakan bahan antiseptic dan dapat membunuh mikroorganisme

padalam perawatan pulpa. Formalin menginduksi jaringan pulpa untuk melakukan

proses fiksatif.

Aplikasi formokresol pada perawatan pulpotomi tidak lebih dari 5 menit.

Aplikasi yang lama akan menyebabkan hal yang tidak diinginkan, yaitu dapat

menginflamasi pulpa yang masih vital. Bahkan pada percobaan pada binatang

percobaan ditemukan gangguan sistemik pada paru-paru, ginjal dan hati jika aplikasi

formokresol terlalu lama.

2. PULPEKTOMI

Adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari saluran akar dan korona

gigi.

Indikasi :

1. gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi vital,

nekrosis sebagian, maupun gigi non vital

2. seluruh akar dapat dimasuki instrumen

3. kelainan jaringan periapeks dalam gambaran radiografi kurang dari sepertiga

apikal

2.1 KLASIFIKASI PULPEKTOMI

2.1.1 Pulpektomi Vital

Biasanya dilakukan pada gigi anterior dendan karies yang telah meluas sampai

pulpa, atau gigi yang mengalami fraktur.

Teknik Pulpektomi vital :

Perawatan Kunjungan I Kunjungan II- Diagnosis( foto rontgen I) 1- Anastesi Lokal 2- Isolasi (absolute) 3 1- Preparasi kavitas dengan bur bulat, 3% perdarahan 4

dihentikan dengan H2O2- Pembersihan biomekanis dengan jarum eksterpasi, bur gates, reamer, file dll.

52

Preparasi kavitas

- Menentukan panjang kerja, foto jarum( foto roentgen II), Endometer lanjutan biomekanikal

6

- Irigasi H2O2 3% + Ultrasonik NaOCL 5% keringkan dengan paper point

7

- Pengisian saluran akar bergantung pada restorasi akhir(foto roentgen III)

8

- Tambalan sementara Zn(PO)4 atau oksida seng eugenol

9

- Tambalan tetap 3Interval Kunjungan 2-3 hari;1-2 minggu

2.1.2 Pulpektomi Devital

Sering dilakukan pada gigi posterior yang telah mengalami pulpitis atau pada gigi

anterior pada pasien yang tidak tahan terhadap anastesi.

Perawatan ini sekarang sudah jarang digunakan pada gigi tetap, biasanya

langsung

dilakukan pulpektomi vital walaupun pada gigi posterior.

pulpektomi devital masih sering dilakukan pada gigi sulung, dengan

mempergunakan

bahan bahan devitalisasi paraformaldehid( toxavit), bahan dengan komposisi

As2O3 sama sekali tidak digunakan lagi.

Teknik Pulpotomi Devital

Perawatan Kunjungan I Kunjungan II Kunjungan III- Diagnosis (foto roentgen) 1- isolasi (relative/absolute) 2 1 1- Preparasi kavitas, keringkan 3

2Sampai orifisum 2

- Peletakan bahan devitalisasi 4

- Tambalan sementara, semen oksida seng eugenol atau semen Zinc phospat R/ Analgetik

5

- Eksterpasi pulpa, preparasi saluran akar, Irigasi NaOCL 5%, H2O2 3% , foto jarum, endometer( foto roentgen II), ultrasonic

3 3

- Keringkan, peletakan kapas steril, tambalan sementara

4

- Pengisian saluran akar dengan pasta tubli seal + gutap semen

4

Tambalan tetap 5Interval Kunjungan Beberapa hari(3 hari);1-2 minggu

2.1.3 Pulpektomi Nonvital

Sering digunakan pada gigi anterior, yang mempunyai saluran akar satu,

walaupun

kini sudah banyak digunakan pada gigi dwngan saluran akar lebih dari Satu.

Gigi yang dirawat secara pulpektomi nonvital adalah gigi dengan diagnosis

gangrene

pulpa atau nekrosis.

Indikasi :- Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan

prostetik( untuk pilar restorasi jembatan)

- Gigi tidak goyang dan periodontal normal

- Foto rongen menunjukkan resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga apical,

tidak ada granuloma pada gigi sulung.

- Kondisi pasien baik serta ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk

memelihara kebersihan gigi dan mulutnya

- Keadaan ekonomi pasien memungkinkan

Kontraindikasi :- Gigi tidak dapat direstorasi lagi

- Resorpsi akar lebih dari sepertiga apical

- Kondisi pasien buruk da mengidap penyakit kronis, seperti diabetes

mellitus, TBC dan lainlain

- Terdapat belokan ujung dengan granuloma( kista) yangsukar di bersihkan

atau sukar dilakukan tindakan bedah endodonti

Teknik Pulpektomi nonvital

Perawatan Kunjungan Kunjungan Kunjungan KunjunganI II III IV

Diagnosis(foto roentgen)

1

Isolasi(relative/ absolute)

2 1 1 1

Trepanasi preparasi kavitas, preparasi saluran akar secara manual dan ultrasonic

3 2foto

jarum(foto roentgen II) endometer

2

Irigasi H2O2 3%, NaOCL 5% keringkan saluran akar dengan paper point

4 3

Peletakan bahan desinfektan, septomixine dll

5 4Peletakan

kapas sterilTambalan sementara semen Zinc phospat R/ antibiotic, R/ analgesic( hanya kalau ada rasa sakit

6 5

Pengisian saluran akar dengan guta perca + pasta tubli seal( foto roentgen III)

3Tambalan sementara

Tambalan tetap 2Interval kunjungan 2-3 hari 2-3 hari 1-2 hari

TAMBAHAN

Apeksifikasi

Suatu perawatan saluran akar untuk membantu pertumbuhan penutupan

apeks

gigi yang belum sempurna pada pulpa nonvital anpa adanya kelainan

periapeks,

dengan pembentukan osteodentin atau substansi lain.

Teknik apeksifikasi

Perawatan Kunjungan I Kunjungan II Kunjungan IIIDiagnosis (foto roentgen I)

1 1(foto roentgen II)

1( foto roentgen III)

Isolasi ( relative/absolute)

2 2 2Bila berhasil

Preparasi kavitas, preparsi saluran akar.Irigasi H2O2 3% + NaOCL 5% , keringkan, foto jarum

3Tidak boleh kena

apeks

3Bila belum berhasil

ulangi lagi

3Tidak boleh kena

apeks

Peletakkan Ca(OH)2 + gutap tubli seal

4 4ulangi lagi

4Pengisian saluran

akar gutap tubli sealTambalan sementara( gigi depan tambalan KR)

5 5

Tambalan tetap 6Interval kunjungan 3-6 bulan 3-6 bulan