142
i POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA Skripsi Diajukan Sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) Pada Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh: FITRIAH YATMI 1113104000018 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M

POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

i

POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG TERLIBAT

DALAM KEGIATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA

Skripsi Diajukan Sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) Pada Fakultas

Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

FITRIAH YATMI

1113104000018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 2: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

ii

Page 3: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

iii

Page 4: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

iv

Page 5: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

v

Page 6: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

vi

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Juni 2017

Fitriah Yatmi, NIM: 1113104000018

Pola Makan Mahasiswa Dengan Gastritis Yang Terlibat Dalam Kegiatan

Organisasi Kemahasiswaan Di Universitas Islam Negeri Jakarta

vxvii + 54 halaman + 10 tabel + 2 bagan + 6 lampiran

ABSTRAK

Gastritis merupakan masalah kesehatan di masyarakat. Di Indonesia

prevalensi gastritis sebanyak 0,99% dan insiden gastritis sebesar 115/100.000

penduduk. Ketidakseimbangan faktor agresif dan defensif lambung dapat

menyebabkan gastritis. Penyakit gastritis terjadi pada orang-orang yang memiliki

ketidakteraturan pola makan dan jeda antara jadwal makan yang lama.Mahasiswa

rentan terkena gastritis karena sering menunda makan akibat kesibukannya dalam

mengerjakan tugas kuliah dan kegiatan organisasi. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk melihat pola makan mahasiswa dengan gastritis yang terlibat dalam

kegiatan organisasi kemahasiswaan di universitas islam negeri Jakarta. Sampel

penelitian ini adalah mahasiswa organisasi DEMA-F di UIN Jakarta dengan

jumlah 45 responden yang menderita gastritis yang diambil dengan metode total

sampling. Desain pada penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif, yaitu

menggambarkan mengenai kebiasaan pola makan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa jenis kelamin responden didominasi oleh perempuan sebanyak 86,7% dan

sisanya adalah laki-laki, sebagian besar responden 60,0% memiliki frekuensi

makan baik (≥ 2kali sehari), hampir seluruh responden 88,9% memiliki jadwal

makan yang tidak teratur, sebagian besar 64,4% responden berada pada kategori

tidak sering mengkonsumsi jenis makanan dan minuman iritatif, selanjutnya

sebesar 51,1 % responden mengalami kekambuhan gejala gastritis secara rutin.

Saran untuk mahasiswa yang mengikuti organisasi agar dapat mengatur antara

kesibukan dalam berorganisasi untuk meluangkan waktu makan dan tidak

mengkonsumsi makanan maupun minuman yang dapat mengiritasi lambung.

Kata kunci: Gastritis, Pola Makan

Page 7: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

vii

ISLAMIC STATE UNIERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

SCHOOL OF NURSING

Thesis, Juni 2017

Fitriah Yatmi, NIM: 1113104000018

Students Diet With Gastritis Involved In The Activities Of Student

Organizations At The Islamic State University Jakarta.

xvii + 54 pages + 10 tables + 2 charts + 6 attachment

ABTRACT

Gastritis is a kind of health problem in society. In Indonesia, the

prevalence of gastritis is about 0.99% and the incidence of gastritis is about

115/100.00 people. The unbalance of aggressive factors and ulcer defensive can

couse gastritis. Gastritis disease occurs in people who have irregular eating

patterns and interval between meals. The collage students are suspectible to

gastritis because often put off eating due to the business of doing the coursework

and other activities. The purpose of this study is to examine the representation diet

at collage students of gastritis in Islamic State Uniersity Jakarta. The samples of

the research from the activities DEMA-F collage students at Islamic State

Uniersity Jakarta with 45 respondents gastritis suffer drawn by total sampling

method. The design used in the study was a descriptive, which describes the

habbits of diet pattern. Results showed that the majority of respondents is female

gender and the remaining amount to 86,7% of men, the majority of respondents

60,0% had a good meal frequency (≥ 2 times a day), almost all respondents 88,9%

irregularity interval eating, the majority of 64,4% respondents were in the

category of frequently not consumed foods and beverages are not irritating, the

next 51,1% respondents experience have relapse symptom of gastritis in routine.

Suggestions for students who follow the organization in order to organize between

busyness in organizing to take time to eat and not consume food or drink that can

irritate the stomach.

Keyword: gastritis, diet pattern

Page 8: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

viii

RIWAYAT HIDUP

Nama : Fitriah Yatmi

Tempat, Tgl lahir : Tangerang, 16 Maret 1995

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Kh Mu’min Rt 06/09 Kelurahan belendung kecamatan

benda kota tangerang

Hp : 083815473660

Email : [email protected]

Riwayat pendidikan:

1. TK Daarul Fikri (2000-2002)

2. MI At-taqwa (2002-2007)

3. MTs At-taqwa (2007-2010)

4. MA At-taqwa (2010-2013)

5. S-1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-2017)

Pengalam organisasi:

1. Pengurrus OSIS MA At-taqwa (2008-2010)

2. Pengurus LDK MA At-taqwa (2015-2016)

3. Anggota FLAT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-2014)

4. Masyarakat Relawan Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Juru Pemantau Jentik

Page 9: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

proposal penelitian dengan judul “Pola Makan Mahasiswa Dengan Gastritis

Yang Terlibat Dalam Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Di Universitas

Islam Negeri Jakarta”.

Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada junjungan Rasulullah

Muhammad saw. beserta sahabatnya yang telah menjadi suri teladan sehingga

penulis tetap semangat dalam menyelesaikan proposal ini. Dalam penyelesaian

proposal, penulis sadar bahwa proposal ini tidak akan selesai tanpa adanya

bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis bermaksud

menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

2. Ayahanda Muhammad Amin dan Ibu tercinta Maimunah yang tidak

pernah lelah untuk memberikan dukungan baik moril, material, kasih

sayang dan selalu mendoakan penulis dalam proses menyelesaikan

proposal skripsi ini. Tak lupa saudara-saudaraku tercinta Erna Wati,

Haitami, Jihan Fauziah dan Alby Faustin Rizqi yang telah banyak

memberikan motivasi.

Page 10: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

x

3. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku dekan fakultas kedokteran dan

ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Maulina Handayani, S.Kp.,MSc selaku ketua program studi Ilmu

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ernawati, SKp.,M.Kep.,Sp.KMB selaku wakil ketua program studi Ilmu

Keperawatan UIN Syarif Hdayatullah Jakarta.

6. Karyadi, SKp.,MKep., PhD selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memimbing dan memberikan arahan dalam perkuliahan selama 3,5

tahun ini.

7. Ita Yuanita, S.Kp.,M.Kepselaku pembimbing satu dan Karyadi,

SKp.,MKep., PhD selaku dosen pembimbing dua. Terimakasih yang

sebesar-besarnya atas waktu, motivasi saran dan masukannya selama

proses bimbingan berlangsung.

8. Para dosen-dosen yang telah membekali penulis berbagai ilmu bermanfaat

selama proses perkuliahan berlangsung hingga penyusunan skripsi.

9. Segenap staf dan karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayataullah

Jakarta yang telah banyak membantu dalam penyediaan referensi terkait.

10. Segenap ketua DEMA-F UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Keluarga besarku yang tak bisa kusebutkan satu persatu, terimakasih atas

segala dukungan, motivasi dan doanya.

12. Sahabat-sahabatku (Fauziah, Hayu, Ira, Irma, Nadwa) yang telah

memberikan inspirasi, doa dan semangat dalam menyusun proposal

penelitian.

Page 11: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

xi

13. Teman-Teman PSIK angakatan 2013 yang telah memerikan banyak

motivasi, inspirasi, doa dan semangat selama penyusunan proposal

penelitian.

Akhir kata semoga kita semua senantiasa berada dalam lindungan-

Nya dan apa yang telah penulis peroleh selama pendidikan, kelak dapat

diamalkan di lingkungan sekitar.

Wassalmu,alaikum Wr.Wb.

Ciputat, Juni 2017

(Fitriah Yatmi)

Page 12: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xvi

DAFTAR TABLE ............................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 8

A. Gastritis ................................................................................................................... 8

1. Definisi ................................................................................................................ 8

2. Etiologi ................................................................................................................ 9

3. Faktor-faktor risiko gastritis.............................................................................. 12

4. Klasifikasi ......................................................................................................... 15

5. Manifestasi klinis .............................................................................................. 17

6. Komplikasi ........................................................................................................ 18

7. Masalah yang terjadi pada gastritis ................................................................... 19

B. Remaja .................................................................................................................. 19

1. Definisi .............................................................................................................. 19

2. Pertumbuhan dan perkembangan ...................................................................... 20

3. Remaja sebagai mahasiswa organisasi .............................................................. 21

C. Pola makan ............................................................................................................ 22

1. Frekuensi makan ............................................................................................... 23

2. Jenis makanan ................................................................................................... 25

Page 13: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

xiii

D. Penelian terkait ...................................................................................................... 28

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ................. 31

A. Kerangka konsep ................................................................................................... 31

B. Definisi operasional .............................................................................................. 31

BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 34

A. Desain Penelitian .................................................................................................. 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 34

C. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 34

D. Instrument penelitian ............................................................................................ 38

E. Uji validitas dan Reabilitas ................................................................................... 40

F. Metode pengambilan data ..................................................................................... 42

G. Analisa Data .......................................................................................................... 44

H. Etika Penelitian ..................................................................................................... 45

BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................. 47

A. Gambaran umum tempat penelitian ...................................................................... 47

Analisa univariat .......................................................................................................... 48

1. Jenis kelamin ..................................................................................................... 49

2. Frekuensi makan ............................................................................................... 49

3. Waktu makan .................................................................................................... 50

4. Jenis makanan/minuman yang mengiritasi ....................................................... 51

5. Kekambuhan gejala gastritis ............................................................................. 51

6. Jenis kelamin dan jenis makanan/minuman yang mengiritasi .......................... 52

7. Jenis kelamin dan kekambuhan gejala gastritis ................................................ 53

BAB VI PEMBAHASAN ..................................................................................... 54

A. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin .............................................. 54

B. Frekuensi makan ................................................................................................... 56

C. Waktu makan ........................................................................................................ 57

D. Jenis makan/minuman iritatif ................................................................................ 58

E. Kekambuhan gejala gastritis ................................................................................. 60

F. Keterbatasan penelitian ......................................................................................... 62

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 63

A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 63

Page 14: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

xiv

B. SARAN ................................................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65

LAMPIRAN ……………………………………………………………………. 73

Page 15: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

xv

DAFTAR SINGKATAN

SCBA : Saluran Cerna Bagian Atas……………….……...................……1

WHO :World Health Organization…………...…………………...……..1

OAINS : Obat Anti Inflamasi Nonsteroid………….….…….………......…8

DEMA-F : Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas……………...………….28

URT : Ukuran Rumah Tangga………………….......…….…......….….30

Page 16: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 kerangka teori …………………………………….…………24

Bagan 2.1 kerangka konsep …………………………………….…………25

Bagan 3.1 alur pengambilan sampel ……………..……...……..………..….29

Page 17: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

xvii

DAFTAR TABLE

Tabel 1.1 pembagian waktu makan …………………………...……....……….20

Tabel 2.1 definisi operasional ……………………...…………..…………...……26

Tabel 3.1 proporsi sampel penelitian ……………………………………………29

Tabel 4.1 kisi-kisi kuesioner ………………………………..….……..…….…..32

Tabel 5.1 distribusi berdasarkan jenis kelamin responden …...…...……….….39

Tabel 5.2 distribusi berdasarkan frekuensi makan responden ….………....….…40

Tabel 5.3 distribusi frekuensi berdasarkan waktu makan responden..…..……….40

Tabel 5.4 distribusi frekuensi berdasarkan jenis makan responden ……..………41

Tabel 5.5 distribusi frekuensi berdasarkan kekambuhan gejala responden…...…41

Tabel 5.6 distribusi berdasarkan jenis kelamin dan jenis makan responden…......42

Tabel 5.7 distribusi jenis kelamin dan kekambuhan gejala responden …….…....43

Page 18: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 2 Inform Consent

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas Data

Lampiran 6 Hasil Olahan SPSS Univariat

Page 19: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini dengan semakin modernnya zaman, semakin banyak pula masalah-

masalah kesehatan yang muncul dari berbagai penyebab (Dai, 2013). Salah

satunya ialah gastritis yang timbul akibat gaya hidup manusia. Berdasarkan

penelitian kesehatan dunia World Health Organization (WHO) didapatkan hasil

presentase dari angka kejadian Gastritis di dunia, di antaranya Inggris 22%, Cina

31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Prancis 29.5%. Di dunia insiden gastritis

sekitar 1,8– 2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun (Depkes RI, 2004).

Kejadian gastritis di Indonesia meningkat sejak 5-6 tahun terakhir. Berdasarkan

profil kesehatan Indonesia tahun 2009, gastritis merupakan salah satu penyakit

terbanyak pada pasien rawatjalan di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah

30.154 kasus (4, 9%)(Kemenkes RI, 2009). Berdasarkan Depkes RI (2004)

gastritis masuk dalam 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah

sakit Indonesia dengan persentase 4, 95%.

Hasil penelitian, sebagian besar gastritis disebabkan oleh infeksi bacterial

mukosa lambung yang kronis.Selain itu, beberapa bahan seperti aspirin, alcohol,

garam empedu dan zat-zat lain dapat merusak mukosa lambung dan mengubah

permeabilitas sawar epitel, yang mana sawar mukosa lambung ini penting untuk

perlindungan lambung dan duodenum (Smeltzer, Suzanne C, 2002). Sebagian

Page 20: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

2

besar gastritis (70-80%) merupakan akibat dari penyakit gastritis fungsional,

yaitu sakit yang bukan disebabkan oleh gangguan organ lambung melainkan lebih

sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai (Saydan, 2011).

Kejadian gastritis iniapabila tidak segera ditangani akan dapat menimbulkan

akibat atau penyakit-penyakit lain, seperti akibat yang dapat ditimbulkan dari

gastritis akut berupa perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA), berupa

hematemesis dan melena, yang berakhir dengan shock hemoragik. Namun,

apabila prosesnya hebat, sering juga terjadi ulkus tetapi jarang terjadi perforasi.

Akibat lain yang dapat ditimbulkan dari gastritis kronik yaitu gangguan

penyerapan vitamin B12. penyerapan vitamin B12 yang kurang dapat

menyebabkantimbulnya anemia pernesiosa, gangguan penyerapan zat besi, dan

penyempitan daerah pylorus (pelepasan dari lambung ke usus dua belas jari)

(Muttaqin & Sari, 2011). Penyakit gastritis bila dibiarkan terus menerus akan

merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko terjadinya keganasan

lambung yang berujung pada kematian (Mutaqin, Arif & Sari, Kumala, 2011).

Penyakit gastritis yang terjadi di Negara berkembang banyak menegenai usia

dini. usia muda dan dewasa termasuk dalam kategori usia produktif, dimana usia

produktif lebih berisiko terkena gastritis. Dimana pada usia tersebut merupakan

usia dengan berbagai kesibukan karena pekerjaan dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Sehingga lebih cenderung untuk terpapar faktor-faktor yang meningkatkan risiko

untuk terkena gastritis, terkait dengan pola makan yang tidak teratur dan stress di

tempat kerja serta pola hidup yang tidak sehat (Gustin, 2011)

Page 21: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

3

Sarwono (2006) mengatakan bahwa batasan usia remaja Indonesia ialah mulai

dari usia 11-24 tahun. Berdasarkan referensi ini dapat diklasifikasikan bahwa

mahasiswa termasuk dalam kategori remaja yang masih berusia 17-22 tahun.

Mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan dan organisasi, akan meningkat pula

aktivitas, kehidupan sosial dan kesibukan dari mahasiswa itu sendiri yang akan

mempengaruhi pola makan mereka. Pola makan mahasiswa yang aktif organisasi

sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi dan sama sekali tidak

makan siang (Sayogo, 2006). Orang-orang yang aktif memang membutuhkan

lebih banyak makanan untuk energi. Maka untuk meningkatkan energi orang yang

aktif tidak dapat mengandalkan makanan yang tinggi kalori saja, tetapi juga

makanan yang kaya akan zat gizi seperti sereal, roti, buah sayur dan susu (Sizer,

1988).

Kehidupan mahasiswa menyebabkan terjadinya perubahan pola makan

(Guthrie & Picciano, 1995).perubahan pola makan yang dipengaruhi oleh

kehidupan sosial dan kesibukan mahasiswa membuat mereka kurang

memperhatikan waktu dan jenis makanan yang dikonsumsi. Pada saat ini remaja

atau mahasiswa umumnya kurang minat dalam mengkonsumsi makanan sehat dari

sayur mayur, hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh (Bahria &

Triyanti, 2010) mengatakan bahwa 92,1% remaja atau dewasa muda kurang

mengkonsumsi buah dan 77,1% kurang mengkonsumsi sayur.

Mahasiswa memiliki aktivitas dan jadwal perkuliahan yang sangat padat.

Perubahan kehidupan sosial dan kesibukan mahasiswa tersebut termasuk kegiatan

organisasi akan mempengaruhi pola makan mahasiswa terutama perubahan selera

yang jauh dari konsep seimbang yang berdampak terhadap kesehatan yaitu

Page 22: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

4

munculnya gejala dyspepsia. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan

oleh Surjadi dalam (Dwigint, 2015) tentang globalisasi dan pola makan

mahasiswa, dengan wawancara kepada 16 responden dan 11 dari responden masih

tinggal dengan orang tuanya. Pola makan responden yang masih tinggal bersama

orang tuanya mengikuti pola makan keluarganya dan dalam hal makan selalu

dijaga dan diperhatikan oleh ibu responden.Responden yang tidak tinggal bersama

orang tuanya adalah 5 orang menyatakan bahwa pola makannya sangat berbeda

dengan ketika responden tinggal di rumahnya karena harus mempersiapkan

makanan secara mandiri.

Hasil study pendahuluan yang dilakukan kepada 10 mahasiswa aktif

organisasi yang tidak tinggal bersama orang tuanya didapatkan hasil bahwa rata-

rata dari 10 mahasiswa aktif organisasi tersebut sering mengalami

ketidakteraturan pola makan dan jeda antara jadwal makan yang lama. Dimana

ketidakteraturan pola makan sangat dipengaruhi oleh aktivitas dan kegiatan yang

padat. Selain itu, kegiatan mahasiswa dalam mengerjakan berbagai macam tugas

kuliah sangat menyita waktu. Dimana kesibukan dari mahasiswa tersebut akan

berdampak pada waktu atau jam makan sehingga walaupun sudah sampai saatnya

waktu makan, mahasiswa sering menunda dan bahkan lupa untuk makan.

Hasil penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Dwigint (2015) terkait

dengan hubungan pola makan dan kejadian dyspepsia kepada mahasiswa, dalam

penelitian ini dikatakan bahwa ada hubungannya antara mahasiswa organisasi

dengan pola makan dan kejadian dyspepsia.Tetapi, penelitian ini tidak di dapatkan

angka kejadian pada mahasiswa organisasi, maka dari itu peneliti ingin

mengetahui prevalensi pola makan dan kejadian gastritis pada mahasiswa

Page 23: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

5

organisasi dan dampak dari organisasi itu sendiri terhadap pola makan.

Mahasiswa yang akan peneliti jadikan responden dalam penelitian ini sudah

dihomogenkan yaitu hanya pada mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi

intra kampus yaitu DEMA-F.

Peneliti memilih mahasiswa organisasi karena ingin mengetahui angka

kejadian dari penelitian sebelumya dan berdasarkan apa yang sudah peneliti

survey didapatkan hasil bahwa mahasiswa organisasi banyak yang mengatakan

bahwa selama mereka mengikuti kegiatan organisasi pola makan mereka tidak

teratur dan sering mengalami telat makan yang membuat maag mereka sering

kambuh, dan jenis makanan yang pedas merupakan kesukaan dari kebiasaan

makan mereka.

B. Rumusan Masalah

Insiden gastritis di Asia Tenggara mencapai sekitar 583.635 dari jumlah

penduduk setiap tahunnya (Kemenkes RI, 2008). Di Indonesia, kajadian penyakit

gastritis meningkat sejak 5-6 tahun terakhir. Berdasarkan profil kesehatan

Indonesia tahun 2009, gastritis merupakan salah satu penyakit terbanyak pada

pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%)

(Kemenkes RI, 2009). Data dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2010,

menyebutkan bahwa gastritis menempati urutan ke-3 dari 21 penyakit terbanyak

dengan jumlah 7.729 kasus (12,26%) dan pada tahun 2010 meningkat menjadi

9.773 kasus (12,20%).

Mahasiswa adalah individu yang memiliki kegiatan intrakurikuler saja atau

intrskurikuler dan ekstrakurikuler.Mahasiswa yang memiliki kegiatan intra

maupun ekstrakurikuler biasa dikenal dengan “mahasiswa aktivis”. Mahasiswa

Page 24: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

6

sebagai seorang aktivis sangat memiliki waktu yang sempit, waktu yang mereka

miliki di luar jam kuliah biasa digunakan untuk rapat dan kegiatan-kegiatan

lainnya terkait dengan program kerja yang akan dicapai. Biasanya kegiatan-

kegiatan tersebut berlangsung hingga larut malam yang membuat individu

memiliki waktu istirahat yang sedikit, pola makan tidak teratur, yaitu terlalu

sering mengalami telat makan dan terkadang hanya makan 1x dalam sehari

dengan tidak memperhatikan kandungan dan kebersihan dari makanan yang

dimakannya. Jenis makanan yang dapat mengiritasi lambung seperti makanan

yang pedas juga menjadi sasaran bagi para mahasiswa dikala sedang stress.

Mahasiswa ini juga sering bergadang untuk menyelesaikan tugas kuliah maupun

organisasi, kecendrungan mengkonsumsi kopi, stress fisik maupun psikis.

Menurut Brunner &Suddarth (2002) kebiasaan makan dari mahasiswa aktivis

yang telah diuraikan di atas merupakan faktor predisposisi terjadinya penyakit

gastritis. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti pola makan mahasiswa

dengan gastritis yang terlibat kegiatan organisasi kemahasiswaan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 25: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

7

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum:

Untuk mengetahui gambaran pola makan mahasiswa organisasi yang

menderita gastritis.

Tujuan Khusus:

1. Mengidentifikasi karakteristik demografi mahasiswa

2. Mengidentifikasi kejadian gastritis pada mahasiswa organisasi.

3. Mengidentifikasi pola makan (frekuensi makan, jenis makan, dan

ketepatan atau kedisplinan makan pada mahasiswa organisasi terhadap

kejadian gastritis).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara

akademik bermanfaat untuk mengetahui gambaran dan prevalensi kejadian

gastritis yang terjadi pada mahasiswa organisasi DEMA-F. Adapun manfaat lain

yaitu bagi institusi pelayanan kesehatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memerikan informasi bagi petugas kesehatan untuk mengetahui pola makan pada

mahasiswa organisasi sehingga dapat memberikan masukan dalam memberikan

pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan mengenai perilaku hidup sehat

terhadap terjadinya gastritis agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Manfaat

lainnya juga dapat menjadi dasar pencegahan gastritis pada anak-anak muda/

remaja. Dan bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

landasan untuk penelitian yang akan datang mengenai aspek lain tentang gastritis.

Page 26: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gastritis

1. Definisi

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang sering terjadi akibat diet

yang semarangan. Biasanya individu makan terlalu banyak, terlalu cepat,

makan-makanan yang berbumbu atau mengandung mikroorganisme

penyebab penyakit (Smeltzer,2005).

Gastritis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang

bersifat akut,dengan kerusakan “Erosive” karena permukaan hanya pada

mukosa (Iin Inaya,2004).

Gastritis yaitu peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung

yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan

bakteri atau bahan iritan lain (Reers,2002). Daid Ovedorf (2002)

mendefinisikan gastritis sebagai inflamasi mukosa gaster akut atau

kronik.

Dari definisi-definisi di atas dapat disumpulkan bahwa gastritis

adalah suatu peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang

disebakan oleh faktor iritasi,infeksi dan ketidakteraturan dalam pola

makan misalnya makan yang terlalu banyak,cepat,telat makan.makan-

makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas. Hal tersebut dapat

menyebakan gastritis.

Page 27: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

9

2. Etiologi

Muttaqin, Arif & Sari, Kumala (2011) mengatakan bahwa banyak

faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gastritis akut, seperti beberapa

jenis obat, alcohol, bakteri, virus, jamur, stress akut, radiasi, alergi atau

intoksikasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia,

dan trauma langsung.

a. Obat-obatan, seperti Obat Anti Inflamasi Nonsteroid/OAINS

(Indometasin, Ibuprofen, dan Asam Salisilat), Sulfanomide, Steroid,

Kokain, agen kemoterapi (Mitomisin, 5-fluro-2-deoxyuridine),

Salisilat, dan Digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.

b. Minuman beralkohol; seperti whisky, vodka, dan gin.

c. Infeksi bakteri; seperti H. pylori (paling sering), H. heilmanii,

Streptococci, Staphylococci, Proteus spesies, Clostridium spesies, E.

coli, Tuberculosis, dan secondary syphilis.

d. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus.

e. Infeksi jamur; seperti Candidiasis, Histoplasmosis, dan Phycomycosis.

f. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,

pembedahan, gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat,

dan refluks usus-lambung.

g. Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan

minuman dengan kandungan kafein dan alcohol merupakan agen-agen

penyebbab iritasi mukosa lambung.

h. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu

(komponen penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal)

Page 28: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

10

dari usus kecil ke mukosa lambung sehingga menimbulkan respons

peradangan mukosa.

i. Iskemia, hal ini berhungan dengan akibat penurunan aliran darah ke

lambung.

j. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara

agresi dan mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa,

yang dapat menimbulkan respon peradangan pada mukosa.

k. Secara patofisiologi, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan

kerusakan mukosa lambung, meliputi; 1) kerusakan mukosa barrier,

yang menyebabkan difusi balik ion H+ meningkat, 2) perfusi mukosa

lambung terganggu, dan 3) jumlah asam lambung yang tinggi.

Wijaya & Putri (2013) Lapisan lambung menahan iritasi dan biasanya

tahan terhadap asam yang kuat. Tetapi lapisan lambung mengalami

iritasi dan peradangan karena beberapa penyebab:

a. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh

Helicobakter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil

lender di lapisan lambung). Tidak ada bakteri lainnya yang dalam

keadaan normal tubuh di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi

jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa tumbuh

di lambung. Bakteri inibiasanya menyebabkan gastritis menetap

ataugastritis sementara.

b. Gastritis karena stress akut, merupakan jenis gastritis yang paling

berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang

terjadisecara tiba-tiba. Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai

Page 29: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

11

lambung seperti yang terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera

yang mengakibatkan perdarahan hebat.

c. Gastritis erosive kronis bisa merupakan akibat dari: bahan-bahan

seperti obat-obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan non-

steroid lainnya, penyakit Crohn, infeksi virus dan bakteri. Gastritis ini

terjadi secara perlahan –lahan pada orang yang sehat, bisa disertai

dengan perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka

terbuka),paling sering terjadi pada alkoholik.

d. Gastritis karena virus atau jamurbisa terjadi pada penderita penyakit

menahun atau penderita yang mengalami gagguan system kekebalan.

e. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi

tehadap infestasi cacing gelang. Eosinopil (sel darah putih) terkumpul

di dinding lambung.

f. Gastritis atrofik terjadi jika antibody menyerang lapisan lambung,

sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan

sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim.

Gastritis atrifik bisa menyebabkan anemia pernisiosa karena

mempengaruhi penyerapan vitamin B12 dari makanan.

g. Penyakit Meniere merupakan jenis gastritis yang penyebabnya tidak

diketahui. Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar,

kelenjarnya membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar

10% penderita penyakit ini menderita kanker lambung.

h. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak

diketahui. Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di

Page 30: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

12

dalam dinding lambung dan organ lainnya. Gastritis juga bisa terjadi

jika seseorang menelan bahan korosif atau menerima terapi

penyinaran dengan dosis yang berlebihan.

3. Faktor-faktor risiko gastritis

Brunner & Suddarth (2002) faktor-faktor risiko yang sering

menyebabkan terjadinya gastritis ialah sebagai berikut:

a. Pola makan

Orang yang memiliki pola makan tidak terartur mudah terserang

penyakit gastritis atau maag. Pada waktu isi perut harus diisi tetapi

dibiarkan kosong atau ditunda waktu pengisiannya, asam lambung

akan mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri.

b. Rokok

Akibat negative dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada

waktu orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang

dihisap, terdapat kurang lebih 300 macam bahan kimia, diantaranya

acrolein, nikotin, asap rokok, gas CO. Nikotin itulah yangm

enghalangi terjadinya rasa lapar. Itu sebabnya seseorang menjadi tidak

lapar karena merokok, sehingga akan meningkatkan asam lambung

dan dapat menyebabkan gastritis.

c. Kopi

Zat yang terkandung dalam kopi adalah kafein, kafein ternayata dapat

menimbulkan perangsangan terhadap susunan saraf pusat (otak),

system pernafasan, system pembuluh darah dan jantung. Oleh sebab

itu tidak heran bila meminum kopi dalam jumlah yang wajar (1-3

Page 31: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

13

cangkir) tubuh kita terasa segar, bergairah, daya pikir lebih cepat,

tidak mudah lelah atau mengantuk. Kafein dapat menyebabkan

stimulasi system saraf pusat sehingga dapat meningkatkan aktivitas

lambung dan sekresi hormone gastrin pada lambung dan pepsin.

Sekresi asam yang meningkat dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi

pada mukosalambung sehingga terjadi gastritis.

d. Helicobakter Pylori

Helicobakter Pylori adalah kuman gram negatif, basil yang berbentuk

kurva dan batang Helicobakter Pylori adalah suatu bakteri yang

menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis)

pada manusia.Infeksi H.pylori ini sering diketahui sebagai penyebab

utama terjadi ulkus peptikum dan penyebab tersering terjadinya

gastritis.

e. AINS (Anti Inflamasi Non Steroid)

Obat AINS adalah salah satu golongan obat besar yang secara

kimiaheterogen menghambat aktifitas siklooksigenasi, menyebabkan

penurunan sintesis prostaglandin dan precursor tromboksan dari asam

arakhidonat.Misalnya aspirinubufrofen dan noproxen yang dapat

menyebabkan peradangan pada lambung.Jika pemakaian obat-obatan

tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadimasalah lambung.

f. Alcohol

Alcohol dapat mengirirtasi dan mengikis mukosa pada dinding

lambung dan membuat dinding lambung menjadi lebih rentan

terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal. Berdasarkan

Page 32: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

14

penelitian,orang minum alcohol 75 gr (4 gelas/minggu) selama 6

bulan dapat menyebabkan gastritis.

g. Makanan pedas

Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang

system pencernaan, terutama lambung dan usus kontraksi. Hal ini

akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang disertai

dengan mual dan muntah. Gejala tersebut membuat penderita semakin

berkurang nafsu makannya.Bila kebiasaan mengkonsumsi makanan

pedas lebih dari 1x dalam seminggu selama minimal 6 bulan dibiarkan

terus menerus dapat menyebabkan iritasi pada lamung yang disebut

dengan gastritis.

h. Terlambat makan

Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap

waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam setelah makan

biasanya kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan

terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu

jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang telat makan sampai

2-3 jam, maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan

berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambbung serta

menimbulkan rasa nyeri disekitar epigastrium (Dwigint, 2015).

i. Usia

Kejadian gastritits di Negara berkembang banyak menegenai usia dini.

usia muda dan dewasa termasuk dalam kategori usia produktif,

dimana usia produktif lebih berisiko terkena gastritis. Dimana pada

Page 33: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

15

usia tersebut merupakan usia dengan berbagai kesibukan karena

pekerjaan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sehingga lebih cenderung

untuk terpapar faktor-faktor yang meningkatkan risiko untuk terkena

gastritis, terkait dengan pola makan yang tidak teratur dan stress di

tempat kerja serta pola hidup yang tidak sehat (Gustin, 2011)

j. Stress psikis

Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stress,

misalnya pada beban kerja berat, panik dan tergesa-gesa. Kadar asam

lamung yang meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika

hal itu dibiarkan, lama kelamaan akan menyebabkan terjadinya

gastritis (Angkow, Robot, & Onibala, 2014).

k. Stress fisik

Stress fisik akibat pemedahan besar, lukatrauma, luka bakar, refluks

empedu dan infeksi berat dapat menyebakan gastritis dan juga ulkus

dan perdarahan pada lambung (Wijaya & Putri, 2013). Stress fisik

akan menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga

timbul daerah-daerah infark kecil, selain itu sekresi asam lambung

juga terpacu (Mutaqin, Arif & Sari, Kumala, 2011).

4. Klasifikasi

Abata (2014) klasifikasi gastritis berdasarkan tingkat

keparahannya:

a. Gastritis akut adalah inflamasi akut dari lambung, biasanya terdapat

pada mukosa. Dan secara garis besar gastritis akut dapat dibagi

menjadi dua bagian yaitu gastritis eksogen akut dan gastritis endogen

Page 34: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

16

akut. Bahan kimia, termis, mekanis iritasi bacterial adalah faktor-

faktor penyebab yang biasanya terjadi pada gastritis eksogen akut.

Sedangkan yang terjadi karena kelainan tubuh adalah penyebab

adanya gastritis endogen akut.

b. Gastritis kronis didefinisikan sebagai peradangan mukosa kronis

yang akhirnya menyebabkan atrofi mukosa dan metaplasia epitel

(Robbins, 2013). Gastritis kronis adalah suatu peradangan

permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun (Muttaqin &

Sari, 2011). Lambung yang mengalami inflamasi kronis dari tipe

tertentu sehingga menyebabkan gastritis dari tipe yang spesifik

disebut gastritis kronis. Gastritis kronis diklasifikasikan sebagai tipe

A atau tipe B. tipe A berkaitan dengan penyakit autoimun, misalnya

anemia pernisiosa. Tipe A ini terjadi pada fundus atau korpus

lambung. Tipe B (H. pylori) mengenai antrum dan pylorus. Tipe ini

berkaitan dengan bakteria H. pylori. Faktor diit seperti minuman

panas, bumbu penyedap, penggunaan obat, alcohol, merokok, atau

refluks isi usus ke dalam lambung.

Terjadinya infiltrasi sel radang yang terjadi pada lamina propria,

daerah epithelia atau pada kedua daerah tersebut terutama terdiri atas

limfosit dan sel plasma disebut gastritis kronis.Infeksi kuman

Helicobakter pylori yang juga merupakan penyebab gastritis yang

termasuk dalam kelompok gastritis kronis.Peningkatan aktifitas gastritis

kronis ditandai dengan kehadiran granulosit netrofil pada daerah tersebut.

Page 35: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

17

Muttaqin & Sari (2011) gastritis kronis diklasifikasikan dengan

tiga perbedaan sebagai berikut:

a. Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan, edema, serta

perdarahan dan erosi mukosa.

b. Gastritis atrofik, di mana peradangan terjadi pada seluruh lapisan

mukosa. Pada perkembangannya dihubungkan dengan ulkus dan

kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan

karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan sel chief.

c. Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-nodul

pada mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis, dan hemoragik.

5. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis dari gangguan ini cukup bervariasi, mulai dari

keluhan ringan hingga muncul perdarahan pada slauran cerna bagian

atas.Pada beberapa orang, gangguan ini tidak menimbulkan gejala yang

khas (Brunner & Suddarth, 2002). Manifestasi gastritis akut dan kronik

hampir sama. Berikut penjelasannya:

a. Manifestasi gastritis akut

1) Anoreksia

2) Nyeri pada epigastrium

3) Mual dan muntah

4) Perdarahan saluran cerna (Hematemesis Melena)

5) Anemia (tanda lebih lanjut)

6) Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium (Inayah, 2004).

Page 36: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

18

7) Kembung dan terasa sesak(Lestari, Wiyono, & Candrawati,

2016)

8) Keluar keringat dingin(Lestari et al., 2016)

9) Nafsu makan menurun(Lestari et al., 2016)

10) Suhu badan naik(Lestari et al., 2016)

11) Pusing

12) Pucat

13) lemas

b. Manifetasi gastritis kronis

1) Mengeluh nyeri ulu hati

2) Anoreksia

3) Naucea

4) Nyeri seperti ulkus peptic (Inayah, 2004).

6. Komplikasi

a. Gastritis akut

Komplikasi yang timbul pada gastritis akut adalah perdarahan

saluran cerna bagian atas (SCBA), berupa hematemesis dan melena,

yang berakhir dengan shock hemoragik. Apabila prosesnya hebat,

sering juga terjadi ulkus, namun jarang terjadi perforasi (Brunner &

Suddarth, 2002).

b. Gastritis kronis

Komplikasi yang timbul pada gastritis kronis adalah gangguan

penyerapan vitamin B12.Akibat kurangnya penyerapan vitamin

B12ini, menyebabkan timbulnya anemia pernesiaosa, gangguan

Page 37: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

19

penyerapan zat besi, dan penyempitan daerah pylorus (pelepasan dari

lambung ke usus dua belas jari) (Brunner & Suddarth, 2002).

7. Masalah yang terjadi pada gastritis (Brunner & Suddarth, 2002)

a. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi

b. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan nutrien yang adekuat

c. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan

cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah

d. Ansietas berhubungan dengan pengobatan

e. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses

penyakit.

B. Remaja

1. Definisi

Remaja adalah periode perkembangan dimana individu mengalami

perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara

usia 13 sampai 20 tahun (Potter & Perry, 2005). Menurut undang-undang

No 4 tahu 1979 mengenai Kesejahteraan Anak, remaja adalah individu

yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah (Soetjiningsih,

2010). Remaja berada dalam status interim sebagai akibat dari posisi

yang diberikan oleh orang tua dan masyarakat dan melalui usahanya

sendiri yang selanjutnya memberikan prestasi tertentu bagi dirinya

(Soetjiningsih, 2010).masa peralihan dari yang sangat bergantungan

dengan orang tua ke masa yang penuh dengan tanggung jawab serta

Page 38: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

20

keharusan untuk sanggup hidup sendiri dan mandiri.Berdasarkan dari

definisi di atas dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan suatu

periode dalam kehidupan manusia dimana menjadi titik awal seseorang

berusaha untuk menjadi dan mencapai kemandirian.

2. Pertumbuhan dan perkembangan

Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan

kematangan psikososial dan seksual, suatu remaja akan melewati tahapan

berikut:

a. Masa remaja awal/dini (Early adolescence) sebagai periode awal

pubertas. Pada periode ini terjadi pematangan fisik dan

perkembangan karakteristik sel primer dan sekunder. Rentang usia

11-13 tahun.

b. Masa remaja pertengahan (Middle adolescence), rentang usia 14-16

tahun. Pada periode ini individu ditandai dengan usaha untuk

mencapai kemandirian.

c. Masa remaja lanjut (Late adolescence), rentang usia 17-20 tahun.

Pada periode ini individu sudah dapat bersifat relatif dalam menjalin

hubungan dengan teman sebaya, akademik dan waktu luang, dan

bertanggung jawab dalam mengelola keuangan.Tahapan ini

mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu.

Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak

mempunyai batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang

berjalan secara berkesinambungan.

Page 39: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

21

3. Remaja sebagai mahasiswa organisasi

Mahasiswa adalah kalangan muda yang berumur 19-24 tahun

menurut Susanto (2003) dalam Suci (2011).Pada remaja yang memiliki

tugas sebagai mahasiswa cenderung lebih memiliki kegiatan yang lebih

banyak dan padat dari pada remaja yang bukan mahasiswa.Menurut

Tonny Trimasanto (1993) mahasiswa itu digolongkan ke dalam dua

kelompok, yaitu mahasiswa yang apatis dan mahasiswa aktif terhadap

organisasi kampus.Mahasiswa yang apatis terhadap organisasi kampus

merupakan mahasiswa yang aktif terhadap perkuliahan saja, segala

sesuatu diukur dari pencapaian kredit semester dan indeks prestasi

kumulatif yang tinggi dan dapat meraih gelar sarjana

secepatnya.Sedangkan mahasiswa organisasi adalah mahasiswa yang

aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan di kampus, yang sering

disebut dengan “aktivis kampus”.

Secara umum ada dua jenis kegiatan mahasiswa secara akademik di

perguruan tinggi, yaitu kegiatan intrakurikuler dak

ekstrakurikuler.Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan akademik reguler

yang wajib diikuti oleh mahasiswa seperti perkuliahan, seminar,

talkshow, praktikum, dll.Kegiatan ini telah dirancang berdasarkan

kurikulum yang berlaku. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kegiatan intrakurikuler

dilakukan terjadwal.Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan akademik

Page 40: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

22

yang tidak reguler, tidak diatur secara langsung serta tidak terjadwal.

Mahasiswa tidak diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, tetapi

jika aktif disini akan sangat bermanfaat di masa depan. Pada kegiatan

intrakurikuler hanya memberikan 15% dari pengetahuan dan

keterampilan yang harus dikuasai, sedangkan 85% nya ada pada kegiatan

ekstrakurikuler (Alfiana, 2013).

Mahasiswa dikatakan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler

(organisasi) ialah mahasiswa yang menggunakan waktu luang kuliahnya

untuk kegiatan lain di luar jam kuliah. Selain digunakan untuk tugas-

tugas perkuliahan, waktu luang yang dimiliki mahasiswa juga digunakan

untuk kepentingan-kepentingan dalam suatu organisasi yang diikuti oleh

mahasiswa tersebut.Untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dimiliki

mahasiswa sering mengorbankan waktu tidurnya dan mengabaikan

bahkan melupakan waktu makannya.

C. Pola makan

Pola makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang yang memilih

dan memakan makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologis,

psikologis, budaya dan sosial. Sehingga kajian yang mempengaruhi pola

makan dapat meliputi kegiatan dalam memilih pangan, cara memperoleh,

menyimpan dan beberapa yang dimakan dan sebagainya (Koesmardini,

2006).

Uripi (2002) dalam Wahyu, Dewi (2015) pola makan terdiri dari

frekuensi makan, jenis makanan dan porsi makan.Namun dalam pembahasan

ini hanya meliputi pada frekuensi/jadwal makan dan jenis makan.Dalam

Page 41: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

23

penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu (2014) dan Okviani (2011)

mengatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara porsi makan

dengan gastritis.

1. Frekuensi makan

Frekuensi makan merupakan seringnya seseorang melakukan kegiatan

makan dalam sehari baik makanan utama maupun makanan selingan.

Menurut Hudha (2006) frekuensi makan dikatan baik bila frekuensi makan

setiap harinya 3 kali makanan utama atau 2 kali makanan utama dengan 1

kali makanan selingan, dan dinilai kurang baik bila frekuensi makan setiap

harinya 2 kali makan utama atau kurang.

Pada umumnya setiap orang melakukan makanan utama 3 kali, yaitu

makan pagi, makan siang, dan makan malam atau sore.Ketiga waktu

makan tersebut yang paling penting adalah makan pagi, sebab dapat

membekali tubuh dengan berbagai zat makanan terutama kalori dan

protein berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan remaja. Selain itu,

di pagi hari kebutuhan kalori seseorang cukup banyak sehingga bila tidak

sarapan, maka lambung akan lebih banyak memproduksi asam (Putheran,

2011 dalam Dwigint, 2015).

Pada mahasiswa/remaja dengan kebiasaan makan yang tidak teratur

dengan jeda waktu makan yang terlalu lama (frekuensi makan kurang dari

tiga kali dalam sehari) akan menyebabkan terjadinya maag. Jeda antara

waktu makan merupakan penentuan pengisian dan pengosongan

lambung.Jeda waktu makan yang baik yaitu berkisar antara 4-5 jam. Kerja

lambung akan meningkat pada pagi hari, yaitu jam 07.00-09.00. ketika

Page 42: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

24

siang hari berada dalam kondisi normal dan melemah pada waktu malam

hari jam 19.00-21.00 WIB (Sherwood, 2012). Kebiasaan pada mahasiswa

yang sering untuk mengabaikan atau tidak sempat untuk sarapan pagi dan

karena kesibukannya dalam perkuliahan serta organisasi mahasiswa juga

sering makan terburu-buru atau terlalu cepat (Abata, 2014) dan makan di

atas jam 21.00 WIB dan tidak lama kemudian langsung pergi tidur. Jadwal

makan yang tidak teratur tentunya akan dapan menyerang lambung, maka

dari sinilah penyakit maag akan muncul.

Makan teratur dapat membuat alat pencernaan bekerja secara teratur.

Agar pencernaan efisien ia harus bekerja secara wajar dan alamiah, artinya

pola makan harus sesuai dengan siklus penccernaan dan kemampuan

fungsi penccernaan. Adapun siklus pencernaan, yaitu:

a. Siklus pencernaan (12 siang-8 malam) merupakan saat yang tepat

untuk mengkonsumsi makanan padat karena siklus pencernaan

bekerja lebih aktif. Setelah pukul 8-9 malam sebaiknya tidak makan-

makanan padat karena lambung tidak boleh sesak dengan makanan

pada saat tidur.

b. Siklus penyerapan (8 malam-4 pagi) pada saat tubuh dan fikiran kita

sedang istirahat total atau tidur, tubuh mulai menyerap atau

mengasimilasi, dan mengedarkan zat makanan. Kurang tidur atau

makan larut malam akan memboroskan energi dan mengganggu

aktivitas siklus ini.

c. Siklus pembuangan (4 pagi-12 siang) secara intensif tubuh mulai

melakukan pembuangan sisa-sisa makanan dan sisa-sisa metabolisme.

Page 43: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

25

Siklus ini paling banyak memakai energi. Selagi siklus ini berjalan

sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan berat atau padat karena

menurunkan intensitas proses pembuangan, memperlambat proses

pencernaan, dan memboroskan energy (Andang, 2001) dalam

(Ginting, 2008).

Tabel 1.1 Pembagian Waktu Makan

Waktu Jam makan

Makan pagi 07.00

Snack pagi 10.00

Makan siang 13.00

Snack siang 16.00

Makan malam 19.00

Sumber: Penuntun Diet Tahun 2005

Makan tepat waktu merujuk pada konsep tiga kali makan dalam

sehari ialah sarapan, makan siang, dan makan malam.Dalam memulai

makan, janganlah makan setelah benar-benar lapar. Atur waktu makan

seperti sarapan pada jam 06.00-08.00, makan siang pada jam 12.00-

13.00, dan makan malam antara jam 18.00-20.00 (Tilong, 2014).

Menurut Warmbrand (2000) pola makan yang baik adalah dengan

memulai sarapan pagi sebelum beraktivitas, makan siang sebelum ada

rangsangan lapar dan makan malam sebelum tidur.

2. Jenis makanan

Jenis makanan yang dikonsumsi remaja dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu makanan utama dan makanan selingan.Makanan utama

adalah makanan yang dikonsumsi seseorang berupa makan pagi, makan

Page 44: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

26

siang, dan makan malam yang terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk,

sayur, buah dan minuman.

Makanan pokok adalah makanan yang dianggap memegang peranan

penting dalam susunan hidangan.Pada umumnya makanan pokok

berfungsi sebagai sumber energy (kalori) dalam tuuh dan memberikan rasa

kenyang (Sediaotama, 2004).Makanan pokok yang biasa dikonsumsi yaitu

nasi, roti, dan mie atau bihun.

Beberapa jenis minuman dan makanan yang kurang baik untuk

dikonsumsi dan dapat menyebabkan kerusakan ketahanan selaput lambung

adalah sebagai berikut Abata (2014):

a. Minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung antara lain:

kopi, anggur putih, sari buah sitrus, dan susu.

b. Makanan yang sangat asam atau pedas seperti cuka, cabai, dan merica

(makanan yang merangsang perut dan dapat merusak dinding

lambung).

c. Makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat pengosongan

lambung. Karena hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan

di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung antara

lain makanan berlemak, kue tar, coklat dan keju.

d. Makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga

menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan seperti

alcohol, coklat, makanan tinggi lemak, dan gorengan.

e. Makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan juga yang

terlalu banyak serat, antara lain: sayur-sayuran tertentu seperti sawi

Page 45: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

27

dan kol; buah-buahan tertentu seperti nangka dan pisang ambon;

makanan yang berserat tinggi seperti kedongdong dan buah yang

dikeringkan; minuman yang mengandung banyak gas (seperti

minuman bersoda).

f. Kegiatan yang dapat meningkatkan gas di dalam lambung juga harus

dihindari, antara lain makan permen karet khususnya permen karet

serta merokok.

Page 46: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

28

D. Penelian terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Suryani Hartati dan Eka

Cahyaningsing dengan judul “hubungan perilaku makan dengan kejadian

gastritis pada mahasiswa akper Manggala husada Jakarta tahun 2013”

penelitian ini menggunakan desain deskriptif eksploratif dengan pendekatan

cross sectional. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Akper Manggala

Husada yang berjumlah 143 orang dengan usia terbanyak adalah usia 20

tahun dan jenis kelamin perempuan. teknik pengambilan sampel yang

digunakan dengan cara cluster sampling. Yang dapat ditarik kesimpulan dari

hasil analisa bivariat antara perilaku makan: keteraturan makan, kebiasaan

makan, jenis makanan yang dimakan hanya satu yang tidak ada hubungannya,

yaitu keterautan makan dengan kejadian gastritis. Sedangkan untuk kebiasaan

makan dan jenis makanan yang dimakan ada hubungannya dengan kejadian

gastritis.

Penelitian yang dilakukan oleh Sabrine Dwigint dengan judul “the

relation of diet pattern to dyspepsia syndrom in collage students” tahun

2015.Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa yang

memiliki aktivitas dan jadwal perkuliahan yang sangat padat serta kesibukan

dalam berorganisasi dapat mempengaruhi pola makan terutama perubahan

selera yang jauh dari konsep seimbang sangat berkaitan dengan kejadian

dyspepsia.

Penelitian yang dilakukan oleh Rapida jauhari dengan judul

“hubungan pola makan dengan kejadian gastritis di puskesmas Pulubala

kecamatan Pulubala kabupaten Gorontalo” tahun 2014. Jenis penelitian yang

Page 47: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

29

digunakan survey analisis, dengan pendekatan cross sectional. Sampel

penelitian sebanyak 59 orang dengan teknik pengambilan Accidental

Sampling. Dari hasil penelitian didapatkan 25 responden yang memiliki pola

makan baik dengan presentase 42,4 % dan 34 responden yang pola makan

buruk dengan hasil presentase 57,6 % dan kejadian gastritis dari 59 responden

yang diteliti terdapat 20 responden yang tidak mengalami gastritis dengan

presentase 33,9 % dan 39 responden yang gastritis dengan presentase 66,1 %.

Dari hasil penelitian ada hubungan bermakna (- P=0,000) Pola Makan

Dengan Kejadian Gastritis.

Page 48: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

30

E. KERANGKA TEORI

Kerangka teori menurut Brunner & Suddarth (2002), Uripi (2002) dalam

Wahyu, Dewi (2015) dan Dwigint (2015)

Bagan 2.1

Mahasiswa organisasi

Perubahan pola makan:

a. Frekuensi makan

b. Waktu/jadwal makan

c. Jenis makanan

Uripi (2002) dalam Wahyu,

Dewi (2015)

Gangguan pencernaan:

- Gastritis

Faktor-faktor resiko:

1. Pola makan

2. Rokok

3. Kopi

4. Helicibakter Pylori

5. OAINS (Obat Anti

Inflamasi Non Steroid)

6. Alcohol

7. Usia

8. Stress psikis dan fisik

Brunner & Suddarth (2002)

Memiliki kesibukan dan

kegiatan yang padat

(Dwigint, 2015).

Page 49: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

31

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka konsep

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari maslah yang ingin

diteliti (Setiadi, 2013).

Diagram di bawah menjelaskan untuk mendeskripsikan hasil atau

prevalensi dari pola makan dan kejadian gastritis yang terjadi pada

mahasiswa organisasi.

Bagan 3.1

B. Definisi operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana

cara menentukan variabel dan mengukur suatu variabel (Setiadi, 2013).

Gambaran pola makan;

a. Frekuensi

b. Waktu/ jadwal makan

c. Jenis makanan dan minuman

Page 50: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

32

Tablel 2.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

Pola makan

Pola makan adalah cara

atau perilaku yang

ditempuh seseorang atau

sekelompok orang dalam

memilih, menggunakan

bahan makanan dalam

mengkonsumsi pangan

setiap hari yang meliputi

jenis makanan, ketepatan

waktu makan, dan

frekuensi makan yang

berdasarkan pada faktor-

faktor sosial, budaya

dimana mereka hidup.

Menghitung skor dari pertanyaan

Frekuensi makan

(makanan utama dan makanan

selingan)

Dengan menggunakan jawaan

multipelchoice

Menghitung skor dari pertanyaan

Waktu makan

Dengan menggunakan jawaban

multipelchoice

Menghitung skor dari pertanyaan

Jenis makanan

Dengan menggunakan jawaban

multipelchoice

Koesioner

penelitian

Frekuensi makan

1. Frekuensi makan

≥2kali dalam sehari

(baik)= skor ≥ mean

(mean= 11.67)

2. Frekuensi makan

<2kali sehari

(kurang) jika nilai

kurang dari mean

(mean=11,67)

Waktu makan

1. Teratur= skor ≥

median

2. tidak teratur= skor <

median

(median= 3.00)

Jenis makanan

1. Jenis makanan yang

mengiritasi= skor <

mean

(mean=19.80)

2. Jenis makanan yang

tidak mengiritasi =

skor ≥ mean

(mean=19.80)

Ordinal

Jenis

kelamin

Adalah tanda biologis yang

membedakan manusia

Survey Koesioner

penelitian

1. Perempuan

2. Laki-laki

Nominal

Page 51: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

33

berdasarkan kelompok

Kekambuhan

gejala

gastritis

Adalah frekuensi dari

munculnya gejala-gejala

gastritis

Menghitung skor dari pertanyaan

Kekambuhan gejala gastritis

Yang terdiri dari 7 pertanyaan

dengan menggunakan skala likert

1. Tidak pernah

2. Jarang (1-2x/minggu)

3. Kadang-kadang (3-

4x/minggu)

4. Sering (>4x/minggu)

1-2 = tidak rutin

3-4 = rutin

Koesioner

penelitian

1. Rutin = skor ≥ mean

2. Tidak rutin = skor <

mean

(mean= 18.56)

Ordinal

Page 52: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

34

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan rancangan jenis

penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu

metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Setiadi, 2013).Adapun

tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran

pola makan dan kejadian gastritis pada mahasiswa aktif organisasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, pada mahasiswa organisasi.Adapun waktu penelitian dilakukan pada

bulanApril 2017.

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Setiadi, 2013).

Populasi dalam penelitian ini adalah sekelompok mahasiswa pengurus

DEMA-F dan dikatakan menderita gastritis berdasarkan diagnosa dokter saat

atau selama mengikuti kegiatan organisasi, dalam hal ini DEMA-F di 11

fakultas: diantaranya; Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adan

Page 53: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

35

dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas

Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jumlah populasi sebanyak 744

mahasiswa.

Bagan 3.1 alur pengambilan sampel

Anggota DEMA-F

744 mahasiswa

Gastritis

selama/setelah

organisasi

45 mahasiswa

Tidak gastritis

609 mahasiswa

Gastritis

135 mahasiswa

Gastritis sebelum

organisasi

90 mahasiswa

Page 54: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

36

Fakultas Populasi Sampel

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 67 7

Adab dan Humaniora 60 3

Ushuludin 53 1

Syariah dan Hukum 140 10

Ilmu Dakwah dan Komunikasi 61 2

Dirasat Islamiyah 65 5

Ekonomi Bisnis 61 2

Sains dan Teknologi 63 4

Psikologi 60 5

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 54 4

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 60 2

Total 744 45

Tabel 4.1 proporsi sampel penelitian

Sampel penelitian merupakan sebagian dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013).

Teknik pengamilan sampel penelitian yang akan digunakan yaitu Total

Sampling. Menurut Sugiyono (2012) bahwa Total Sampling adalah

teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sampel.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan

mahasiswa organisasi DEMA-F di 11 Fakultas UIN Jakarta yang

menderita gastritis pada saat mengikuti organisasi sebanyak 45

mahasiswa.Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian adalah

sebagai berikut:

Kriteria inklusi:

a. Mahasiswa bersedia berpartisipasi dalam penelitian

b. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan organisasi kampus

(DEMA-F)

c. Mahasiswa yang menderita gastritis setelah atau selama

mengikuti kegiatan organisasi

Page 55: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

37

Kriteria eksklusi:

a. Mahasiswa yang tidak kooperatif

b. Mahasiswa yang berada di luar jangkau

proses pengambilan sampel

Sebelum mengambil sampel penelitian, peneliti melakukan

survey terlebih dahulu di 11 fakultas UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta untuk mengetahui jumlah populasi mahasiswa yang

mengikuti kegiatan organisasi DEMA-F, untuk mengetahui jumlah

anggota peneliti bekerjasama dengan ketua DEMA-F di tiap-tiap

fakultas. Setelah peneliti mengetahui jumlah anggota di tiap-tiap

fakultas dengan bantuan ketua DEMA-F peneliti mendata

mahasiswa yang mengalami maag (gastritis) sesuai dengan kriteria

inklusi pada penelitian ini. Setelah beberapa nama didapatkan

peneliti langsung menemui satu per satu mahasiswa untuk

diwawancarai dan diberikan kuesioner. Untuk memberikan

kuesioner penelitian peneliti terlebih dahulu janjian dengan

mahasiswa yang menjadi responden dalam penelitian ini, untuk

mengefisienkan waktu pada beberapa fakultas yang respondennya

tidak peneliti temui langsung, tetapi diberikan kuesioner melalui

bantuan ketua DEMA-F yang setelah selesai di isi oleh responden

peneliti kembali untuk mengambil hasil jawaban responden kepada

ketua DEMA-F.

Page 56: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

38

D. Instrument penelitian

Instrument penelitian penelitian adalah seluruh alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah atau mengumpulkan,

mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data seccara sistematis serta

objektif dengan tujuan memecahkan suatu masalah atau menguji suatu

hipotesis (Saryono, 2011).Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan kuestioner.Kuesioner yang digunakan berisi

pertanyaan untuk mendapatkan data mengenai gambaran pola makan pada

mahasiswa pengurus DEMA-F di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan mengacu pada kerangka

konsep dan teori yang telah dibuat. Instrument pengumpulan data terdiri dari

tiga bagian, yaitu:

1. Kuesioner demografi

Kuesioner demografi bertujuan untuk mengetahui karakteristik

responden, kuesioner demografi ini berisi pertanyaan tanggal pengisian,

nama inisial dan jenis kelamin.

2. Kuesioner pola makan

Kuesioner ini berisi pertanyaan mengenai pola makan yang terdiri dari 4

item pertanyaanfrekuensi makan, 2 item pertanyaan waktu makan dan 6

item pertanyaan jenis makan. Setiap item dalam skala ini memilki poin

tersendiri.

3. Kuesioner kekambuhan gejala gastritis

Page 57: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

39

Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui tingkat kekambuhan

dari gejala gastritis.Rentang waktu kekambuhan gejala gastritis ini di

ambil dari jurnal penelitian yang dilakukan oleh Andri Susanti, dkk

(2011).Kuesioner ini berisi 7 pertanyaan dengan menggunakan skala

likert. Penilaian untuk pertanyaan kekambuhan gejala gastritis yaitu:

Tidak pernah = 4

Jarang (1-2x/ minggu) = 3

Kadang-kadang (3-4x/ minggu) = 2

Selalu (>4x/ minggu) = 1

Tabel 4.1 Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Pertanyaan positif Pertanyaan

negatif

Jumlah

Pola makan

Frekuensi makan

Waktu makan

Jenis makanan

1,2,3

6,7

0

4

0

8,9,10,11,12,13

4

2

6

Gejala gastritis 0 1,2,3,4,5,6,7 7

Total 5 14 19

Penelitian ini menggunakan cut of point untuk mengkategorikan

pola makan dan kekambuhan gejala responden. Pola makan yang baik

apabila total skor yang diperoleh ≥ cut of point, pola makan yang kurang

baik apabila total skor yang diperoleh <cut of point, sama halnya dengan

pertanyaan kekambuhan gejala gastritis. Cut of point menggunakan mean

apaila data terdistriusi normal dan menggunakan median apaila data tidak

terdistriusi normal. Penentuan data terdistriusi normal atau tidak dapat

diketahui dengan melihat hasil distribusi data menggunakan uji

Page 58: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

40

Skewness.Pada hasil distribusi data didapatkan nilai skewness frekuensi

makan -0,608, lalu hasilnya dibagi dengan standar eror (0.354).

Didapatkanhasil -1,717 yaitu ≤2, maka dikatakan distribusi data normal,

sehingga cut of point pada variabel ini untuk mengkategorikan frekuensi

makan menggunakan mean. Oleh karena itu, frekuensi makan yang baik

apabila skor yang diperoleh ≥ 11,67, dan frekuensi makan yang kurang

apabila total skor yang diperoleh <11,65.Nilai skewness waktu makan

0,772, lalu diagi dengan standar eror (0,354). Didapatkan hasil 2,180

yaitu ≥2, maka dikatakan distribusi data tidak normal, sehingga cut of

point pada variabel ini untuk mengkategorikan waktu makan

menggunakan nilai median (3,00). Nilai skewness jenis makan -0,661,

lalu diagi dengan standar eror (0,354). Didapatkan hasil -1,867 yaitu ≤2,

maka dikatakan distribusi data normal, sehingga cut of point pada

variabel ini untuk mengkategorikan waktu makan menggunakan nilai

mean (19,80). Nilai skewness kekamuhan gejala -0,476, lalu diagi

dengan standar eror (0,354). Didapatkan hasil -1,344 yaitu ≤2, maka

dikatakan distribusi data normal, sehingga cut of point pada variabel ini

untuk mengkategorikan waktu makan menggunakan nilai mean (18,56).

E. Uji validitas dan Reabilitas

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip

keandalan instrument dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2014). Untuk

mengetahui kevaliditasan suatu instrument (kuesioner) dilakukan dengan cara

melakukan korelasi antara skor masing-masing variabel dengan skor totalnya.

Page 59: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

41

Suatu variael dikatakan valid jika skor variabel tersebut memiliki korelasi

secara signifikan dengan skor totalnya (Hastono, 2011).Kuesioner ini diambil

dari penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2011) terkait dengan faktor

risiko dyspepsia pada mahasiswa IPB dengan memodifikasi kuesioner yang

ada yaitu mengambil terkait bagian pola makan dan kekambuhan gejala

gastritis. Maka dari itu kuesioner ini dilakukan uji instrument kembali yang

dilakukan kepada 30 responden yang memiliki karakteristik yang sama

dengan responden yang akan dilakukan penelitian. Uji validitas instrument

dilakukan dengan rumus korelasi Pearson Product Moment. Kuesioner

dikatakan valid jika jika r hitung lebih besar dari r tabel 0,361 (Sugiyono,

2011).Hasil uji validitas berdasarkan statistik pada instrument pola makan

dan kekambuhan gejala gastritis sebanyak 19 item pertanyaan didapatkan

nilai ≥ 0,361 secara statistik instrument tersebut dinyatakan valid.

Setelah dilakukan uji validitas kemudian dilakukan uji reabilitas dengan

tujuan untuk mengetahui kehandalan suatu instrument yang akan digunakan.

Reabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama (Hastono, 2011).

Instrument dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

yang diajukan konsisten dari waktu ke waktu. Uji reabilitas dilakukan dengan

rumus crombach alpha dan kuesioner dikatakan reliabel jika hasil dari

crombach alpha ≥ 0,6 (Sugiyono, 2011). Hasil uji reabilitas dari instrument

pola makan; frekuensi makan adalah 0,829, waktu makan adalah 0,626, jenis

Page 60: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

42

makan adalah 0,795 dan kekambuhan gejala gastritis adalah 0,779 sehingga

instrument ini dianggap sudah baik dan bisa digunakan untuk penelitian.

F. Metode pengambilan data

1. Sumber data

Data primer diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner yang

diberikan oleh peneliti.Sebelum melakukan pengumpulan data penelitian

terlebih dahulu melakukan uji validitas dan uji reailitas untuk menguji

kuesioner yang digunakan untuk penelitian ini.Responden diminta untuk

mengisi sendiri kuesioner yang telah diberikan oleh peneliti dan tidak

boleh diwakili.Kuesioner yang telah diisi langsung diberikan kepada

peneliti.

2. Prosedur pengambilan data

Proses dalam pengumpulan data pada penelitian melalui beberapa tahap,

yaitu:

a. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, maka dilanjutkan

dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Menyerahkan surat permohonan izin penelitian kepada Dekan di 11

Fakultas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Menjelaskan manfaat dan tujuan penelitian kepada calon responden.

d. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk ditanda

tangani oleh calon responden apabila setuju menjadi subjek

penelitian.

Page 61: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

43

e. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian

kuesioner.

f. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.

g. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada

peneliti apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner.

h. Mengingatkan responden untuk memeriksa kembali kuesioner yang

telah diisi untuk memastikan bahwa semua item telah terisi.

i. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi kepada

peneliti untuk diperiksa.

j. Mengolah data dan menganalisa data sesuai uji statistik yang telah

ditetapkan peneliti.

3. Pengolahan data

Tahap pengolahan data pada peneltian ini yaitu (Setiadi, 2013):

a. Memeriksa (Editting)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan.Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Memeriksa tanda kode (Coding)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer.Peneliti memberikan kode sesuai dengan kategorik yang

ditentukan.

Page 62: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

44

c. Entri Data

Data entri adalah kegiatan memastikan data yang telah dikumpulkan

ke dalam master table atau dataase computer, kemudian membuat

distriusi frekuensi sederhana atau juga bisa dengan membuat tabel

kontigensi.

d. Cleaning Data

Ccleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang

sudah dimasukkan ke dalam tabel atau database computer agar terlihat

ada atau tidaknya kesalahan.Mungkin dapat terjadi kesalahan pada

saat memasukkan data, maka dari itu peneliti melihat kembali missing

yang berada di hasil oleh data spss.

e. Mengeluarkan informasi

Hasil dari pengolahan data disesuaikan dengan tujuan penelitian yang

dilakukan.

G. Analisa Data

Tujuan dilakukan analisa data adalah untuk mengolah data dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, serta untuk menguji secara

statistik kebenaran hipotesis yang telah ditetapkan (Sumantri, 2011).Analisa

penelitian ini menggunakan analisis univariat yang bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian

(Sumantri, 2011).Karakteristik responden meliputi jenis kelamin. Variabel

yang akan dianalisis univariat adalah gambaran pola makan dan kekambuhan

Page 63: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

45

gejala gastritis dari mahasiswa yang menderita gastritis selama/setelah

mengikuti kegiatan organisasi DEMA-F di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

H. Etika Penelitian

Etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung

dengan manusia, maka segi etika penelitiaan harus diperhatikan (Hidayat,

2008). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Informed concent

Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan.Informed concent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan menjadi responden.

Tujuan informed concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka

harus menanda tangani lembar persetujuan.Jika responden tidak bersedia,

maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang

harus ada dalam informed concent tersebut antara lain: partisipasi

responden, tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang dibutuhkan,

komitmen, prosedur pelaksaksanaan, potensial masalah yang akan

terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-

lain.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Page 64: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

46

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminandalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

Page 65: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

47

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum tempat penelitian

Universitas Islam Negeri adalah sebuah Universitas yang

bberlandaskan keislaman yang didirikan pada tanggal 01 juni 1957 yang

dikenal dengan sebutan UIN Jakarta.Universitas Islam Negeri ini terletak

di Tangerang Selatan yang berada di jalan. Ir. H. Djuanda No. 95,

Cempaka Putih, Ciputat Timur. Kawasan Universitas ini sangat strategis

lokasinya karena berada ditengah kota.

Universitas Islam Negeri memiliki visi menjadi universitas kelas

dunia dengan keunggulan integrasi keilmuan, keislaman, dan

keindonesiaan. Dan bertujuan untuk: 1. Meningkatkan kinerja pendidikan

dan pengajarana yang berdampak terhadap peningkatan mutu dan

kompetensi lulusan, 2. Meningkatkan kinerja penelitian, publikasi ilmiah,

dan pengabdian kepada masyarakat secara sinergis dalam rangka

peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan, 3. Meningkatkan

koordinasi dan memangun sinergi antar-unit untuk penguatan struktur dan

kultur organisasi, 4. Meningkatkan penegakan prinsip-prinsip tatakelola

Universitas yang baik pada semua area manajerial. Program akademik

pada Universitas Islam Negeri ini terdiri dari 11 fakultas, diantaranya;

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adan dan Humaniora,

Fakultas Ushuluddin, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Dakwah dan

Page 66: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

48

Ilmu Komunikasi, Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Psikologi,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

Analisa univariat bertujuan menggambarkan secara sistematis,

fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara aktual

dan cermat. Analisa univariat ini terdiri dari: jenis kelamin responden, pola

makan yaitu frekuensi makan, waktu makan, jenis makanan atau

minuman, dan kekambuhan gejala gastritis. Jumlah total sampel dari

mahasiswa organisasi DEMA-F UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berdasarkan kriteria inklusi adalah sebanyak 45 responden dan tidak ada

data yang hilang (missing) baik jenis kelamin responden, pola makan yaitu

frekuensi makan, waktu makan, jenis makanan atau minuman, dan

kekambuhan gejala gastritis.

Page 67: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

49

A. Gambaran karakteristik mahasiswa yang mengalami gastritis

dijelaskan di bawah ini:

1. Jenis kelamin

Tabel 5.1

Distribusi mahasiswa pengurus DEMA-F yang menderita gastritis

berdasarkan Jenis kelamin di UIN Jakarta Tahun 2017

Jenis kelamin Frekuensi

Jumlah (n) Persen (%)

Laki-laki

Perempuan

6

39

13.3

86.7

Total 45 100

Berdasarkan data pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa hampir

semua mahasiswa organisasi di UIN yang menderita gastritis adalah

perempuan, yaitu sebanyak 86,7% dan sisanya adalah laki-laki

sebanyak 13.3%.

2. Frekuensi makan

Tabel 5.2

Distribusi mahasiswa pengurus DEMA-F yang menderita gastritis

berdasarkan Frekuensi makan

Frekuensi makan Frekuensi

Jumlah (n) Persen (%)

≥2 kali sehari

<2 kali sehari

27

18

60.0

40.0

Total 45 100

Page 68: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

50

Berdasarkan data pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa lebih dari

separuh mahasiswa yang menderita gastritis mengalami frekuensi

makan yang baik (>2 kali sehari) yaitu sebanyak 27 responden (60,0%)

dan sisanya adalah yang memilki frekuensi makan <2 kali sehari

sebanyak 18 responden (40,0%).

3. Waktu makan

Tabel 5.3

Distribusi mahasiswa pengurus DEMA-F yang menderita gastritis

berdasarkan Waktu Makan di UIN Jakarta Tahun 2017

Waktu makan Frekuensi

Jumlah (n) Persen (%)

Teratur

Tidak teratur

5

40

11.1

88.9

Total 45 100

Berdasarkan data pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa hampir

semua mahasiswa pengurus DEMA-F yang menderita gastritis

memiliki jadwal waktu makan yang tidak teratur yaitu sebanyak 40

responden (88.9%) dan sisanya ialah mahasiswa yang memilki jadwal

waktu makan yang terartur sebanyak 5 responden (11.1%).

Page 69: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

51

4. Jenis makanan/minuman yang mengiritasi

Tabel 5.4

Distribusi mahasiswa pengurus DEMA-F yang menderita gastritis

berdasarkan Jenis Makan di UIN Jakarta Tahun 2017

Jenis makanan/minuman Frekuensi

Jumlah (n) Persen (%)

Mengiritasi

Tidak mengiritasi

16

29

35.6

64.4

Total 45 100

Berdasarkan data pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa 16 (35,6%)

dari 45 responden memiliki kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan

dan minuman yang bersifat iritatif dan sisanya 29 responden (64,4%)

memiliki kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan/minuman yang

tidak iritatif seperti makanan pedas, asam dan minuman seperti kopi,

the, soda dan alkohol.

5. Kekambuhan gejala gastritis

Tabel 5.5

Distribusi mahasiswa pengurus DEMA-F yang menderita gastritis

berdasarkan Kekambuhan Gejala Gastritis di UIN Jakarta Tahun

2017

Kekambuhan gejala Frekuensi

Jumlah (n) Persen (%)

Rutin

Tidak rutin

23

22

51.1

48.9

Total 45 100

Page 70: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

52

Berdasarkan data pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas

mahasiswa pengurus DEMA-F yang menderita gastritis mengalami

kekambuhan gejala gastritis secara rutin sebanyak 23 responden

(51.1%) dan sisanya sebanyak 22 responden (48,9%) tidak mengalami

kekambuhan secara rutin.

6. Jenis kelamin dan jenis makanan/minuman yang mengiritasi

Tabel 5.6

Distribusi mahasiswa pengurus DEMA-F yang menderita gastritis

berdasarkan Jenis kelamin dan Jenis makan

Jenis kelamin

Jenis makan

Total Mengiritasi

Tidak

mengiritasi

N % N % N %

Laki-laki 5 83.3 1 16.7 6 100.0

Perempuan 11 28.2 28 71.8 39 100.0

Total 16 35.6 29 64.4 45 100.0

Berdasarkan data pada tabel 4.6 dilihat dari jenis kelamin

menunjukkan bahwa mayoritas responden perempuan memilki

kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan tidak mengiritasi yaitu

sebanyak 28 responden (71,8%). Sedangkan responden laki-laki

mayoritas memiliki kebiasaan mengkonsusmsi jenis makanan yang

mengiritasi sebanyak 5 responden (83,3%).

Page 71: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

53

7. Jenis kelamin dan kekambuhan gejala gastritis

Tabel 5.7

Distribusi mahasiswa pengurus DEMA-F yang menderita gastritis

berdasarkan Jenis kelamin dan Kekambuhan gejala

Jenis kelamin

kekambuhan gejala gastritis

Total Rutin

Tidak

rutin

N % N % N %

Laki-laki 4 66.7 2 33.3 6 100.0

Perempuan 19 48.7 20 51.3 39 100.0

Total 23 51.1 22 48.9 45 100.0

Berdasarkan data pada tabel 4.7 dilihat dari jenis kelamin

responden yang memiliki kekambuhan gejala secara rutin mayoritas

ialah laki-laki sebanyak 66,7% dan perempuan sebanyak 48,7%.

Sedangkan responden yang memiliki kekambuhan gejala tidak rutin

mayoritas adalah perempuan sebanyak 51,3% dan laki-laki sebanyak

33,3%.

Page 72: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

54

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.

Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan

dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian

akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama penelitian.

A. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan faktor internal yang menentukan kebutuhan

gizi, sehingga ada hubungan antara jenis kelamin dengan terjadinya gastritis

(Apriadji, 1986). Jenis kelamin menentukan besar kecilnya kebutuhan gizi

seseorang. Pertumbuhan dan perkembangan individu sangat berbeda antara

laki-laki dan perempuan (Worthington, 2000).

Dilihat dari hasil distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

terhadap mahasiswa organisasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta didapatkan

dari 45 responden bahwa hampir semua responden berjenis kelamin

perempuan yaitu sebanyak 39 responden (86,7%) dan sisanya adalah laki-laki

sebanyak 6 responden (13,3%).

Hal ini menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak menderita gastritis

daripada laki-laki. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Rahma dkk (2012) yang mengatakan bahwa responden dengan

jenis kelamin perempuan lebih banyak menderita gastritis, yaitu sebesar

Page 73: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

55

55,8%. Hal ini disebabkan oleh karena perempuan lebih memperhartikan citra

tubuhnya sehingga banyak dari mereka yang menunda bahkan mengurangi

porsi makan sesuai kebutuhannya agar memiliki porsi tubuh yang sempurna.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Pancardo dkk pada tahun 2012 di Mexico yang dikutip dari Pasaribu (2014)

melaporkan bahwa perempuan lebih besar risiko terkena gastritis dari pada

laki-laki. Hal ini disebakan oleh karena perempuan lebih sering

mengkonsumsi makanan dan minuman iritatif, puasa panjang, terlambat

makan dan stress.Hal ini diakibatkan oleh banyak faktor, seperti aktivitas

yang padat, kurangnya kepedulian dan pengetahuan akan makan yang sehat

(Sebayang, 2012).

Hasil penelitian ini didapatkan karena perempuan juga lebih sering

mengalami masalah/perubahan psikologis seperti stres. Stress yang dialami

seseorang dapat menimbulkan kecemasan yang erat kaitannya dengan pola

hidup. Gangguan kecemasan dapat menyebabkan berbagai respon fisiologis,

diantaranya gangguan pencernaan (Ika, 2010). Seseorang yang mengalami

stres sampai depresi terjadi peningkatan acetylcholine yang mengakibatkan

hipersimpatotonik system gastrointestinal yang akan menimbulkan

peningkatan peristaltik dan asam lambung yang menyebabkan hiperasiditas

lambung, kolik, vornitus, dan sebagian besar gejala gastritis dan ulkus

peptikum (Tarigan, 2003).

Page 74: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

56

B. Frekuensi makan

Frekuensi makan merupakan seringnya seseorang melakukan kegiatan

makan dalam sehari baik makanan utama maupun makanan selingan.

Menurut Suhardjo (2002) frekuensi makan yang dikatakan baik bila frekuensi

makan setiap harinya 3 kali makanan utama atau 2 kali makanan utama

dengan 1 kali makanan selingan, dan dinilai kurang bila frekuensi makan

setiap harinya 2 kali makan utama atau kurang sehingga berisiko terjadinya

gastritis.

Dilihat dari hasil distribusi frekuensi responden berdasarkan frekuensi

makan terhadap mahasiswa organisasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

didapatkan bahwa dari 45 responden yang diteliti, jumlah responden yang

memiliki frekuensi makan yang baik sebanyak 27 responden (60.0%) dan

responden yang memiliki frekuensi makan kurang sebanyak 18 responden

(40.0%). Dari 27 responden yang frekuensi makannya baik terdiri dari 3 laki-

laki dan 24 perenpuan. Sedangkan 18 responden dengan frekuensi makan

yang kurang baik terdiri dari 3 laki-laki dan 15 perempuan.Mayoritas

frekuensi makan responden lebih banyak frekuensi makan yang baik pada

jenis kelamin perempuan dan laki-laki dibandingkan dengan frekuensi makan

yang kurang baik.

Hasil penelitian ini dikarenakan frekuensi makan seseorang tidak

langsung dapat menyebabkan terjadinya gastritis, akan tetapi bergantung pada

faktor-faktor lainnya, seperti kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi

responden, infeksi Heliobacter pylori, maupun stress. Bahan makanan yang

Page 75: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

57

tersedia, serta mudah untuk mendapatkannya dan harga bahan makanan yang

cukup terjangkau oleh responden, membuat sebagian besar responden

memilki frekuensi makan yang baik (≥2kali sehari) (Pasaribu, 2014).

C. Waktu makan

Setiap fungsi tubuh mempunyai irama biologis (circadian rytme) yang

jam kerjanya tetap dan sistematis dalam siklus 24 jam per hari. Meskipun

sistem pencernaan sendiri memiliki 3 siklus yang secara simultan aktif,

namun pada waktu-waktu tertentu masing-masing skilus akan lebih intensif

dibandingkan siklus-siklus lainnya. Jika aktivitas salah satu siklus terhambat,

aktivitas berikutnya juga ikut terhambat. Hambatan ini besar pengaruhnya

terhadap proses metabolisme. Dalam kondisi normal, konsentrasi asam dan

aktivitas enzim pada lambung akan meningkat dan mencapai puncaknya

maksimal setiap 4 jam setelah makan dan kemudian menurun pada jam

berikutnya (Soehardi, 2004). Faktor diet dan sekresi cairan asam lambung

merupakan penyebab timulnya gastritis, jeda antara waktu makan merupakan

penentu pengisian dan pengosongan lambung.Jeda waktu makan yang baik

yaitu berkisar antara 4-5 jam.Bila seseorang telat makan sampai 2-3 jam,

maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga

dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di sekitar

epigastrium (Abata, 2014).

Dilihat dari hasil distriusi frekuensi responden berdasarkan waktu makan

terhadap mahasiswa organisasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta didapatkan

bahwa dari 45 responden yang diteliti, jumlah responden yang memiliki

Page 76: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

58

waktu makan yang tidak teratur sebanyak 40 responden (88,9%) dan sisanya

sebanyak 5 responden (11.1%) yang memiliki waktu makan yang teratur.

Dapat disimpulkan bawha mahasiswa organisasi di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta hampir semua memiliki waktu makan yang tidak teratur, baik itu

laki-laki maupun perempuan.

Hal ini dikarenakan aktivitas yang tinggi baik di sekolah/kampus maupun

diluar sekolah/kampus menyebabkan makan tidak teratur (Sayogo, 2007). Hal

ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2015)

mengatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara jadwal makan dengan

kejadian sindrom dyspepsia pada pada mahasiswa Fakultas Kesehatan

Universitas Sumatera Utara berdasarkan hasil uji chi-square dengan nilai

P=0,001. Waktu makan mahasiswa yang tidak teratur dikarenakan makan

pagi dan siang disatukan karena terlambat bangun atau kondisi keuangan

yang kurang baik (Mulia, 2010). Namun dari hasil wawancara penelitian

kepada beberapa responden mengatakan bahwa ketidakteraturan waktu

makannya dikarenakan sulit untuk mengatur dan membagi atau

menyempatkan waktu makannya disela kesibukannya dalam mengerjakan

tugas kuliah dan target program kerja dari organisasi yang mereka ikuti,

sehingga mahasiswa hanya sempat makan bila sebagian tugas telah selesai

atau saat mereka sudah merasakan rasa lapar yang sangat.

D. Jenis makan/minuman iritatif

Hasil penelitian dilihat distriusi frekuensi responden berdasarkan jenis

makanan terhadap mahasiswa organisasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 77: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

59

didapatkan bahwa dari 45 responden yang diteliti, jumlah responden yang

memiliki kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan/minuman yang mengiritasi

sebanyak 16 responden (35.6%) dan responden yang memilki kebiasaan

mengkonsumsi jenis makanan/minuman yang tidak iritatif sebanyak 29

responden (64.4%). Hasil penelitian dilihat dari jenis kelamin dan jenis

makanan yang mengiritasi didapatkan hasil laki-laki 5 (83.3%), perempuan

11 (28.2%) dan makanan yang tidak mengiritasi didapatkan hasil laki-laki 1

(16.7%), perempuan 28 (71.8%).Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa

mahasiswa organisasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kebanyakan tidak

menyukai ataupun memilki kebiasaan mengkonsumsi jenis

makanan/minuman iritatif.Laki-laki lebih banyak mengkonsumsi

makanan/minuman yang mengiritasi dan perempuan lebih banyak

mengkonsumsi makanan yang tidak iritatif.

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa mahasiswa organisasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta lebih banyak tidak mengkonsumsi jenis makanan atau

minuman yang bersifat iritatif, dikarenakan tingginya tingkat kesadaran

mahasiswa akan penyakit gastritis yang sudah mereka miliki, jadi mereka

enggan untuk mengkonsumsi jenis makanan yang iritatif, dikarenakan akan

mempersulit dan membuat diri mereka menjadi semakin tidak sehat. Menurut

Hurlock (2000) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Umur merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang.Hasil

penelitian berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa laki-laki lebih sering

Page 78: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

60

mengkonsumsi makanan pedas, asam dan minuman yang bersifat iritatif

seperti teh, kopi dan soda.Minuman bergas/ berkarbonasi yang bersifat asam,

memiliki pH sangat rendah (3-4). Dalam minuman berkarbonasi juga

ditambahkan kafein yang memiliki efek yang sama dengan kafein yang

terdapat dalam kopi, yaitu memproduksi asam lambung berlebih dan

mempercepat proses terbentuknya asam lambung. Hal ini membuat produksi

gas dalam lambung berlebih dan membuat perut terasa kembung (Rahma,

2012).Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu

(2014) mengatakan bahwa jenis makanan dan minuman iritatif dapat

meningkatkan sekresi asam lambung dan menginfeksi H. pylori seagai flora

normal pada saluran penernaan.Selanjutnya dari jenis makanan dan minuman

iritatif tersebut juga dapat membawa Helicobacter pylori melalui fecal-oral

untuk mengiritasi lambung dan timbul gastritis.

E. Kekambuhan gejala gastritis

Hasil distriusi frekuensi responden berdasarkan kekambuhan gejala

terhadap mahasiswa organisasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta didapatkan

bahwa dari 45 responden yang diteliti, jumlah responden yang memiliki

kekambuhan gejala rutin (3 atau >4 x dalam seminggu) sebanyak 23

responden (51.1%) dan responden yang memiliki kekambuhan gejala tidak

rutin (<2x dalam seminggu) sebanyak 22 responden (48.9%). Hasil penelitian

berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa laki-laki lebih banyak

mengalami kekambuhan gejala secara rutin 4 (66.7%), sedangkan perempuan

lebih banyak mengalami gejala tidak rutin sebanyak 20 (51.3%)

Page 79: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

61

responden.Hasil penelitian ini dapat disimpulkah bahwa mahasiswa

organisasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta lebih banyak

yang memiliki kekambuhan gejala gastritis secara rutin dengan dominan laki-

laki.

Kebanyakan mahasiswa organisasi UIN yang mengalami kekambuhan

gejala rutin dikarenakan dikarenakan responden sering menunda dan

mengabaikan waktu makan atau saat lambung harus diisi.Hal ini juga sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Lim dll (2012) yang mengatakan

bahwa ketidakteraturan waktu makan dikaitkan dengan peningkatan risiko

gastritis. Hal lain juga disampaikan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Zakaria (2013) dengan hasil responden yang memilki kebiasaan makan buruk

mencapai 72,1%. Hal ini disebabkan karena responden tidak menunjukkan

perilaku baik untuk mencegah gastritis dalam upaya menjaga kesehatan. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Mawey (2014) mengatakan bahwa hasil

penelitianya juga sesuai dengan kenyataan bahwa siswa seringkali

mengabaikan keiasaan makan yang baik dan tidak melakukan pencegahan

gastritis sebagai upaya menghindari terjadinya penyakit gastritis dengan

dibuktikannya siswa sering mengkonsumsi makanan pedas, asam dan tidak

tepat waktu, dan mengkonsumsi minuman bersoda, kopi dan minuman

beralkohol.

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa laki-laki lebih banyak mengalami

kekambuhan gejala gastritis secara rutin darpada perempuan, hal ini

dikarenakan laki-laki kurang toleran terhadap gejala-gejala yang kambuh

Page 80: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

62

yang mereka rasakan.Selain itu laki-laki juga kurang memperdulikan terhadap

hal-hal yang dapat menyebabkan kekambuhan dari penyakit gastritis yang

mereka miliki. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu (2014)

mengatakan bahwa responden tidak memiliki pilihan makanan lain untuk

dikonsumsi. selain itu, keinginan besar untuk mengkonsumsi beberapa jenis

makanan dan minuman iritatif yang berisiko gastritis tidak dapat dihindarkan,

sehingga jenis makanan tersebut masih sering dikonsumsi oleh responden.

Hal lainnya disebabkan oleh menjamurnya pusat perbelanjaan yang membuat

responden sering mengkonsumsi makanan cepat saji dan minuman iritatif.

F. Keterbatasan penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang menjadi keterbbatasan

penelitian ini.Keterbbatasan ini dapat berasal dari peneliti sendiri maupun

keterbatasan instrument yang ada. Berikut ini adalah keterbbatasan yang ada

pada penelitian:

1. Secara teoritis banyak sekali masalah yang harus diteliti dalam masalah

gastritis dikalangan remaja, tetapi karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana

penelitian, maka peneliti ini hanya meneliti beberapa variabel yang terkait

dengan gastritis yaitu pola makan (frekuensi makan, waktu makan dan jenis

makanan//minuman iritatif), kekambuhan gejala gastritis dan jenis kelamin.

2. Dalam pertanyaan mengenai pola makan, peneliti tidak menggunakan

pertanyaan terbuka peneliti menggunakan pertanyaan yang sudah

dikategorikan.

Page 81: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

63

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada BAB sebelumnya maka

peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Mahasiswa pengurus DEMA-F di UIN Jakarta tahun 2017 yang

menderita gastritis dari 45 responden mayoritas adalah jenis kelamin

perempuan sebanyak 39 responden (86,7%) dibandingkan jenis

kelamin laki-laki.

2. Mahasiswa pengurus DEMA-F di UIN Jakarta tahun 2017 yang

menderita gastritis diketahui bahwa dari 45 responden mayoritas

mahasiswa memilki frekuensi makan baik (≥ 2 kali sehari) yaitu

sebanyak 27 responden (60,0%) dibandingkan dengan frekuensi makan

yang kurang (<2 kali sehari).

3. Mahasiswa pengurus DEMA-F di UIN Jakarta tahun 2017 yang

menderita gastritis diketahui bahwa hampir semua responden memilki

waktu makan yang tidak teratur sebanyak 40 (88,9%) dari 45

responden dibandingkan dengan responden yang memilki waktu

makan yang teratur.

4. Mahasiswa pengurus DEMA-F di UIN Jakarta tahun 2017 yang

menderita gastritis diketahui bahwa mahasiswa yang memilki

kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan atau minuman iritatif

Page 82: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

64

5. sebanyak 16 responden (35,6%) dibandingkan dengan yang bersifat

non iritatif.

6. Mahasiswa pengurus DEMA-F di UIN Jakarta tahun 2017 yang

menderita gastritis diketahui bahwa mayoritas mahasiswa memiliki

kekambuhan gejala gastritis secara rutin sebanyak 23 responden

(51,1%) dibandingkan dengan yang tidak rutin.

B. SARAN

1. Bagi instansi pelayanan kesehatan, hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai landasan promosi dan preventif kesehatan mengenai pola

makan yang baik terkait kejadian gastritis.

2. Bagi institusi pendidikan keperawatan, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi landasan dan acuan serta sumber informasi dalam

mengembangkan ilmu pembelajaran mengenai pola makan dan

kejadian gastritis.

3. Bagi peneliti lain, diharapkan mengikutsertakan variabel-variabel lain

yang diduga berhubungan dengan terjadinya gastritis yang belum dapat

diteliti pada penelitian ini, seperti variabel rokok, helicobacter pylori,

AINS (Anti Inflamasi Non Steroid) dan stress psikis/fisik.

Page 83: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

65

DAFTAR PUSTAKA

Abata, Qorry A. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Madiun.Al-Furqon.

Alfiana, Arini D. 2013.Regulasi Diri Mahasiswa Ditinjau Dari Keikutsertaan

dalam Organisasi Kemahasiswaan. Malang: Fakultas Psikologi UMM.

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Angkow, Julia, dkk. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Kota Manado: Fakultas

Keperawatan Universitas Sam Ratulangi Manado.

Apriadji, Wied H. 1986. Gizi Keluarga. Jakarta: P.T. Penebar Swadaya Anggota

IKAPI.

Bahria & Triyanti. 2010. Faktor-faktor yang Terkait dengan Konsumsi Buah dan

Sayur pada Remaja di 4 SMA Jakarta Barat. FKM UI.

Beck, E. 2011.Ilmu Gizi dan Diet: Hubungannya Dengan Penyakit-Penyakit

Untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta: ANDI.

Boediman, Drajat. 2009. Sehat Bersama Gizi. Jakarta:Sagung Seto.

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Digiulio, Mary. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha

publishing.

Duha, Timotius. Perilaku Organisasi. 2016. Yogyakarta. Deepublish.

Page 84: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

66

Feldman, Mark, dkk. 2010. Gastrointestinal And Liver Disease: Pathophysiology/

Diagnosis/ Management. United States of America: Elsevier.

Ginting, A. 2008. Pengaturan Proses Sistem Gastrointestinal. Repository.ac.id.

Diakses tanggal 12 September 2016.

Gustin, Rahmi K. 2011.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Gastritis pada Pasien Berobat Jalan di Puskesmas Gulai Bancah Kota

Bukittinggi Tahun 2011.Bukittinggi.

Hurlock E.B. 1997. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Hartati, Suryani & Cahyaningsih, Eka.2013. Hubungan Perilaku Makan dengan

Kejadian Gastritis pada Mahasiswa AKPER Manggala Husada Jakarta Tahun

2013. Jakarta.

Hudha, L. 2006. Hubungan antara Pola Makan dan Aktiitas Fisik Terhadap

Obesitas pada RemajaKelas II SMP Theresiana I Yayasan Bernadus

Semarang. Lib.unnes.ac.id

Ika.2010. Hubungan Kecemasan dan Tipe Kepribadian Introvert dengan

Dyspepsia Fungsional.

Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem

Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika.

Jauhari, Rapida, dkk. 2014. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis di

Puskesmas Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo: FIKK UNG.

Page 85: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

67

Kasjono, Heru Subaris & Yasril.2009. Teknik Sampling Untuk Penelitian

Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Khotimah, Nurul & Ariani, Yesi. 2011. Sindroma Dispepsia Mahasiswa Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Sumatera: Fakultas Keperawatan

USU.

Krori, Smita Deb. 2011. Deelopmental Psycology, dalam Hemeopathic journal

Lestari, Eka P. 2016. Pola Makan Salah Penyebabb Gastritis pada Remaja.

Malang. Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.

Lim SL, et al. 2013. Irregular Meal Timing is Associated With Helicobacter

Pylory Infection and Gastritis.

Lutfiana, Ariful Hudha. 2007. Hubungan Antara Stress, Kebiasaan Makan

dengan Frekuensi Kekambbuhan Gastritis di Puskesmas Ngenep Kecamatan

Karang Ploso Kabupaten Malang. Depok: FKM UI.

Mawey, Kevin B, dkk. 2014. Hubungan Kebiasaan Makan dengan Pencegahan

Gastritis pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Likupang.FK Universitas Sam

Ratulangi Manado.

Mitayani & Sartika, Wiwi. 2013. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: Trans Info Media

.

Mulia, A. 2010.Pengetahuan Gizi, Pola Makan dan Status Gizi Mahasiswa

Pendidikan Tekhnologi Kimia Industri (PTKI) Medan Tahun 2010.

Muttaqin, Arif& Sari, Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi

Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Page 86: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

68

Nasution, Kurniati N, dkk. 2015. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian

Sindrom Dispepsia pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Tahun 2015. Medan.

Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Oktaviani, W. 2011.Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis pada

MahasiswaS1 Keperawatan Program AFikes UPN.Veteran. Jakarta.

Skripsi.FKIK UPN Veteran.

Pasaribu, PM. 2014. The Relationship Between Eating Habits With The Gastritis

At The Medical Faculty Level Og Student 2010 Sam Ratulangi University

Manado.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan

Praktik. Jakarta: EGC.

Pratomo, Arief & Hidayati, Maftuhah Y. 2014.Karakter dan Keaktifan

Berorganisasi dalam Penccapaian Indeks Prestasi Komulatif Mahasiswa

PGSD FKIP UMS.

Priyanto, Agus. 2008. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika.

Putri, Mahaji SR, dkk. 2010.Hubungan Pola Makan dengan Timbulnya Gastritis

pada Pasien di Uniersitas Muhammadiyah Malang Medical Center (UMC).

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Trihuwana Tunggadewi Malang.

Rahma M. Ansar J. Rismayanti. 2012. Faktor Risiko Kejadian Gastritis di

Wilayah Kerja Puskesmas Kampili Kabupaten Gowa.

Robbbins. 2013. Buju Ajar Patologi. Jakarta: EGC.

Page 87: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

69

Rosyidah, Hikmah& Wijayanti, Lono. 2011. Hubungan Antara Personal

Preference dalam Penerapan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis pada

Mahasiswa STIKES YARSIS.

Saufika, Anita, dkk. 2012. Gaya Hidup dan Kebiasaan Makan Mahasiswa:

Fakultas Ekologi Manusia. Bogor.

Sebayang, Natalia A. 2012. Gambaran Pola Konsumsi Makanan Mahasiswa di

Universitas Indonesia. FIK UI.

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Soehardi, S. 2004. Memelihara Kesehatan Jasmani Melalui Makanan. Bandung:

ITB.

Soetjiningsih.2010. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:

Sagung Seto.

Sopiyudin.2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba

Medika.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatid dan RND. Bandung:

Alfabeta.

Tapia Pancardo D, Jesus Sandoval R, et al. 2012. Identification of Life Habits

Factors As Risk for Gastritis and Colitis Occurrence in a Mastizo Population

of Chabeklumil: Chiapas. Mexico. Open J Nursing.

Page 88: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

70

Tarigan, C. 2003. Perbedaan Depresi pada Pasien Dyspepsia Fungsional dan

Dyspepsia Organik.Diunduh tanggal 09 Juni 2017.

Wahyu, Duwi, dkk. 2015. Pola Makan Sehari-Hari Penderita Gastritis. Malang:

Poltekes Kemenkes Malang.

Wijaya, Andra S & Putri, Yessie M. 2013.Keperawatan Medikan Bedah.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 89: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 90: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 91: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 92: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 93: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 94: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 95: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 96: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 97: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 98: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 99: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 100: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 101: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 102: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 103: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 104: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 105: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 106: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 107: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 108: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 109: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 110: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 111: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 112: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fitriah Yatmi

NIM : 1113104000018

Alamat : Jl. Kh Mu’min rt 06/09 belendung, benda, kota tangerang

Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang sedang melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pola Makan

dan Kejadian Gastritis pada Mahasiswa Organisasi di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta”.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola makan mahasiswa

organisasi terkait dengan gastritis. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa

kuesioner untuk proses pengumpulan data.

Saya berharap teman-teman semua dapat menjawab pertanyaan pada kuesioner ini

dengan jujur. Identitas maupun jawaban yang diberikan akan dijamin

kerahasiaannya. Atas kesediaannya saya mengucapkan terimakasih.

Ciputat,…. Maret 2017

(………………………………)

Responden

Page 113: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Usia :

Setelah membaca penjelasan yang diberikan oleh peneliti, saya bersedia ikut

berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul

“Gambaran Pola Makan dan Kejadian Gastritis pada Mahasiswa Organisasi di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

Saya menyadari bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini dilakukan secara

sukarela dan tidak akan merugikan saya. Saya menyadari bahwa segala informasi

pada penelitian ini adalah rahasia dan hanya digunakan untuk tujuan

penelitian.Dengan demikian saya bersedia menjadi responden penelitian.

Ciputat,…. Maret 2017

(………………………………)

Responden

Page 114: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN POLA MAKAN DAN KEJADIAN GASTRITIS PADA

MAHASISWA ORGANISASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh: Fitriah Yatmi / 1113104000018

Nomor Sampel :

Tanggal pengisian :

Umur :

Jenis kelamin : P / L * (*lingkari salah satu)

Kontak (Telp/HP) :

A. FREKUENSI MAKAN

Berikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d sesuai dengan jawabban

anda.Isilah berdasarkan kebiasaan sehari-hari anda selama mengikuti

kegiatan organisasi.

1. Berapa kali anda makan dalam satu hari?

a. > 3 kali c. < 2 kali

Page 115: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

b. 2-3 kali d. tidak tentu

2. Apakah anda makan secara teratur?

a. Ya, rutin setiap hari (terjadwal)

b. Ya, kalau ke sekolah (hari-hari kuliah)

c. Ya, tetapi jarang

d. Tidak, hanya makan jika terasa lapar

3. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan tambahan/snack

(misalnya: susu, biscuit, roti, buah, jajanan, dll)?

a. Ya, rutin setiap hari

b. Ya, kadang-kadang

c. Ya, kalau hanya ada kegiatan/ sedang sibuk

d. Tidak pernah

4. Apakah anda sedang/pernah menjalani diet atau usaha menurunkan

berat badan?

a. Tidak, saya tetap makan sesuai kebiasaan saya setiap hari.

b. Ya, kadang-kadang membatasi konsumsi makanan tertentu

(misalnya: nasi, daging, susu,, dll) untuk berdiet.

c. Ya, saya kadang-kadang menghindari makan (makan siang/makan

malam) untuk berdiet.

d. Ya, saya selalu melaksanakan diet dan membatasi makanan

seminimal mungkin.

B. WAKTU MAKAN

Page 116: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

1. Berapa lama jeda antara waktu makan anda biasanya?

a. 4-5 jam c. 8-9 jam

b. 6-7 jam d. tidak tentu

2. Apakah anda terbiasa sarapan pagi?

a. Ya, rutin setiap hari (terjadwal)

b. Ya, jika akan beraktiitas (hari-hari kuliah)

c. Ya, kalau lapar

d. Tidak pernah sama sekali

C. JENIS MAKANAN YANG MENGIRITASI

Kafein

1. Apakah anda memiliki kebiasaan minum teh?

a. Tidak

b. Ya, tetapi jarang < 1 cangkir per hari atau ≤ 5cangkir per minggu

c. Ya, 1-2 cangkir per hari

d. Ya, ≥ 3 cangkir per hari

2. Apakah anda memiliki kebiasaan minum kopi?

a. Tidak

b. Ya, tetapi jarang < 1 cangkir per hari atau ≤ 5cangkir per minggu

c. Ya, 1-2 cangkir per hari

d. Ya, ≥ 3 cangkir per hari

Soda

Page 117: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

3. Apakah anda memiliki kebiasaan minum minuman bersoda (cola,

Fanta, sprite, dll)?

a. Tidak

b. Ya, tetapi jarang < 1 botol kecil//kaleng per hari, > 3 botol

kecil/kaleng per

Minggu

c. Ya, 1-2 botol kecil/kaleng per hari

d. Ya, ≥ 3 botol kecil//kaleng per hari

Alcohol

4. Apakah anda memiliki kebiasaan minum alkohol?

a. Tidak

b. Ya, tetapi jarang < 1 cangkir per hari atau ≤ 5cangkir per minggu

c. Ya, 1-2 cangkir per hari

d. Ya, ≥ 3 cangkir per hari

Pedas

5. Apakah anda memilki kebiasaan makan makanan pedas?

a. Tidak

b. Ya, tetapi jarang ≤ 5 kali per hari mengkonsumsi makanan pedas

c. Ya, 1-2 kali per hari mengkonsumsi makanan pedas

d. Ya, ≥ 3 kali per hari mengkonsumsi makanan pedas

Asam

6. Apakah anda memilki kebiasaan makan makanan asam?

a. Tidak

Page 118: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

b. Ya, tetapi jarang ≤ 5 kali per hari mengkonsumsi makanan asam

c. Ya, 1-2 kali per hari mengkonsumsi makanan asam

d. Ya, ≥ 3 kali per hari mengkonsumsi makanan asam

D. GEJALA GANGGUAN LAMBUNG

Petunjuk pengisian: berikan tanda checklist (√) pada kolom berikut, sesuai

jawaban anda.

Tidak pernah : sama sekali tidak pernah merasakan gejala

Jarang : bila mengalami gejala sebanyak 1-2 kali

dalam seminggu

Kadang-kadang : bila mengalami gejala sebanyak 3-4 kali

dalam seminggu

Sering : bila mengalami gejala sebanyak > 4x

dalam seminggu atau hampir setiap hari

No Gejala Tidak

pernah

Jarang

12x//minggu

Kadang-

kadang

3-4x/minggu

Sering

>4x/minggu

1 Sakit/nyeri/rasa tidak

enak di ulu hati/perut

bagian atas

2 Rasa panas

terbakar/tidak nyaman

di bagian dada/bawah

Page 119: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

tulang dada

3 Kembung setelah

makan dengan porsi

biasa

4 Perut penuh, cepat

kenyang

5 Mual

6 Muntah

7 Sering bersendawa

Page 120: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

Lampiran 4

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.829 4

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Page 121: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

frekuensi1 6.27 8.133 .735 .747

frekuensi2 6.53 7.085 .836 .692

frekuensi3 6.83 8.213 .709 .759

frekuensi4 7.77 12.116 .387 .881

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.628 2

Page 122: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

waktu1 2.03 .861 .479 .a

waktu2 2.87 1.568 .479 .a

a. The value is negative due to a negative average covariance

among items. This violates reliability model assumptions. You may

want to check item codings.

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Page 123: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

Cronbach's

Alpha N of Items

.877 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

jenis1 10.93 9.099 .756 .843

jenis2 10.87 8.878 .905 .820

jenis3 10.90 9.266 .642 .863

jenis4 10.93 9.306 .650 .861

jenis5 10.73 8.616 .685 .858

jenis6 10.80 10.924 .503 .882

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Page 124: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.746 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

gejala1 8.07 7.720 .429 .729

gejala2 8.73 7.926 .666 .674

gejala3 8.40 7.834 .469 .714

gejala4 7.90 7.610 .389 .747

gejala6 8.33 7.402 .591 .679

gejala7 8.73 8.754 .477 .718

Page 125: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

Lampiran 5

Normalitas data

Descriptives

Statistic Std. Error

skor_frekuensi Mean 11.67 .216

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 11.23

Upper Bound 12.10

5% Trimmed Mean 11.72

Median 12.00

Variance 2.091

Std. Deviation 1.446

Minimum 8

Maximum 14

Range 6

Interquartile Range 2

Skewness -.608 .354

Kurtosis -.332 .695

skor_waktu Mean 4.16 .260

Page 126: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 3.63

Upper Bound 4.68

5% Trimmed Mean 4.07

Median 3.00

Variance 3.043

Std. Deviation 1.745

Minimum 2

Maximum 8

Range 6

Interquartile Range 2

Skewness .772 .354

Kurtosis -.560 .695

skor_jenis Mean 19.80 .333

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 19.13

Upper Bound 20.47

5% Trimmed Mean 19.89

Median 20.00

Variance 4.982

Std. Deviation 2.232

Minimum 14

Page 127: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

Maximum 24

Range 10

Interquartile Range 3

Skewness -.661 .354

Kurtosis .203 .695

skor_gejala Mean 18.56 .582

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 17.38

Upper Bound 19.73

5% Trimmed Mean 18.69

Median 18.00

Variance 15.253

Std. Deviation 3.905

Minimum 8

Maximum 25

Range 17

Interquartile Range 4

Skewness -.476 .354

Kurtosis .013 .695

Frekuensi makan

Page 128: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 129: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 130: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

Waktu makan

Page 131: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 132: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

Jenis makanan

Page 133: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 134: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

Kekambuhan gejala

Page 135: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 136: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

Lampiran 6

jenis_kelamin

Freque

ncy Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Perempua

n

39 86.7 86.7 86.7

Laki-laki 6 13.3 13.3 100.0

Total 45 100.0 100.0

Statistics

kategori_frekuen

si

kategori_wak

tu

kategori_jeni

s

kategori_geja

la

N Valid 45 45 45 45

Missing 0 0 0 0

Page 137: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

kategori_frekuensi

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid <2 kali sehari 18 40.0 40.0 40.0

>2 kali sehari 27 60.0 60.0 100.0

Total 45 100.0 100.0

kategori_waktu

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid teratur 5 11.1 11.1 11.1

tidak teratur 40 88.9 88.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

Page 138: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

kategori_jenis

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid mengiritasi 16 35.6 35.6 35.6

tidak

mengiritasi

29 64.4 64.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

kategori_gejala

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid rutin 23 51.1 51.1 51.1

tidak rutin 22 48.9 48.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

Page 139: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

jenis_kelamin * kategori_jenis Crosstabulation

kategori_jenis

Total

mengiritasi

tidak

mengiritasi

jenis_kelamin perempuan Count 11 28 39

% within

jenis_kelamin

28.2% 71.8% 100.0%

laki-laki Count 5 1 6

% within

jenis_kelamin

83.3% 16.7% 100.0%

Total Count 16 29 45

% within

jenis_kelamin

35.6% 64.4% 100.0%

Page 140: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …
Page 141: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …

jenis_kelamin * kategori_gejala Crosstabulation

kategori_gejala

Total rutin tidak rutin

jenis_kelamin perempuan Count 19 20 39

% within

jenis_kelamin

48.7% 51.3% 100.0%

laki-laki Count 4 2 6

% within

jenis_kelamin

66.7% 33.3% 100.0%

Total Count 23 22 45

% within

jenis_kelamin

51.1% 48.9% 100.0%

Page 142: POLA MAKAN MAHASISWA DENGAN GASTRITIS YANG …