Pleno Skenario 1 Emergency

  • Upload
    fatwa-m

  • View
    245

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    1/41

    PLENO SKENARIO 1

    BLOK EMERGENCY

    KELOMPOK

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    2/41

    Kelompok 2

    Anggota:

    Adityo Muhamad Farid 1118011001

    Asih Sulistiyani 1118011014

    Bela Riski Dinanti 1118011019

    Fatwa Maratus S 1118011040

    Gita Augesti 1118011050 Intan Ratna K 1118011060

    Karimah Ihda. H 1118011064

    Muhammad Yogie Fadli 1118011082

    Nyimas Farisa N 1118011093

    Ririn Rahayu Ms 1118011111

    Rizky Bayu Ajie 1118011112

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    3/41

    SKENARIO

    KECELAKAAN BERUNTUN

    Dokter jaga rumah sakit umum menerima rujukan empat orang pasien dari

    puskesmas Rajabasa akibat kecelakaan lalulintas. Korban mengalami luka

    multiple, 3 orang diantaranya mengalami penurunan kesadaran. Korban

    pertama mengalami megap-megap dengan mulut dan hidung berlumuran

    darah. Korban kedua mengalami perdarahan di bagian paha dengan luka

    robek dan tulang yang menonjol. Korban ketiga terlihat diam saja namun

    masih bernafas dan tubuh teraba dingin dan pucat di bagian kaki dan tangan.

    Korban keempat terlihat sesak dan memegangi bagian perutnya sambil

    berteriak kesakitan.

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    4/41

    STEP 1

    Tidak ditemukan kata-kata sulit.

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    5/41

    STEP 2

    1. Pertolongan pertama di lokasi kejadian?

    2. Apa yang harus dilakukan untuk mengetahui

    kelainan pada korban-korban tersebut?

    3. Penanganan korban di Rumah Sakit?4. Komplikasi jika pasien tidak segera ditangani

    dengan baik?

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    6/41

    STEP 3

    1. Konsep penanganan pasien trauma/ multiple trauma ada 9, yaitu :

    Persiapan

    Triase

    Primary Survey

    Resusitasi

    Alat untukprimary surveydan resusitasi

    Secondary survey Alat untuk secondary survey

    Bila berlanjut ke monitoring post resusitasi dan reevaluasi

    Perawatan definitif

    2. Pasien gawat darurat seperti pasien kecelakaan harus segera ditangani

    sesuai dengan kelainan yang dialami. Kelainan yang dialami oleh pasien

    gawat darurat dapat dilihat dengan menggunakan Triase Decision/Scheme

    Triage/ Decision Schemeyang terdiri dari 4 langkah.

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    7/41

    3. Pasien gawat darurat sebaiknya langsung dibawa ke

    Rumah Sakit. Tujuan pasien dibawa ke Rumah Sakit adalah

    :

    Untuk resusitasi Monitoring

    Cairan hangat

    Petugas trampil kasus trauma

    Petugas laboratorium dan radiologi

    Proteksi terhadap penyakit menular

    4. Pasien gawat darurat yang tidak segera ditangani akanmengalami komplikasi, yaitu kegagalan organ, infeksi

    bahkan bisa menyebabkan kematian karena trauma.

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    8/41

    STEP 4

    1. Konsep penanganan pasien trauma/ multiple trauma ada 9,

    yaitu :

    a. Persiapan

    b. Triase

    c. Primary Survey

    d. Resusitasi

    e. Alat untukprimary surveydan resusitasi

    f. Secondary survey

    g. Alat untuk secondary surveyh. Bila berlanjut ke monitoring post resusitasi dan reevaluasi

    i. Perawatan definitif

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    9/41

    a. Persiapan

    Dilakukan dalam 2 fase.

    Fase pertama adalah fase pra-rumah sakit (pre-hospital),dimana seluruh penanganan pasien sebaiknya berlangsung

    dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit.

    Fase kedua adalah fase rumah sakit dimana dilakukan

    persiapan untuk menerima pasien, sehingga dapat dilakukan

    resusitasi dalam waktu cepat.

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    10/41

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    11/41

    b. Triase

    Triase adalah cara pemilahan pasien berdasarkankebutuhan terapi dan sumber daya yang tersedia.

    Terapi didasarkan pada prioritas ABC dengan

    kontrol perdarahan. Triase juga berlaku untuk

    pemilahan pasien di lapangan dan rumah sakityang akan dirujuk. Merupakan tanggung jawab bagi

    tenaga pra-rumah sakit untuk mengirim ke rumah

    sakit yang sesuai. Merupakan kesalahan besar

    untuk mengirim pasien ke rumah sakit non-traumabila ada pusat trauma yang tersedia.

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    12/41

    c. Primary Survey

    Airway, menjaga airway dengan kontrol servikal (cervical

    spine control)

    Breathing, menjaga pernafasan dengan ventilasi.

    Circulationdengan kontrol perdarahan.

    Disability: status neurologis Exposure control: buka baju pasien, tetapi cegah

    hipotermia.

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    13/41

    Airwaydengan kontrol servikal

    Penilaian

    Mengenal patensi airway (inspeksi, auskultasi, palpasi)

    Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi

    Pengelolaan airway

    Lakukan chin liftdan/ataujaw thrustdengan kontrol servikal in-line

    immobilisasi

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    14/41

    GAMBAR2. TEKNIKCHINLIFTDANJAWTHRUST

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    15/41

    Breathingdan Ventilasi-Oksigenasi

    Penilaian

    Buka leher dan dada penderita

    Tentukan laju dan dalamnya pernapasan Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks

    Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor

    Auskultasi thoraks bilateral

    Pengelolaan Pemberian oksigen konsentrasi tinggi (nonrebreather mask11-12

    liter/menit)

    Ventilasi dengan Bag Valve Mask

    Menghilangkan tension pneumothorax Menutup open pneumothorax

    Memasang pulse oxymeter

    Evaluasi

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    16/41

    Circulationdengan kontrol perdarahan

    Penilaian Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal

    Mengetahui sumber perdarahan internal Periksa nadi : kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus.

    Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis.

    Periksa tekanan darah

    Pengelolaan Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal

    Kenali perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah sertakonsultasi pada ahli bedah

    Pasang kateter IV 2 jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel

    darah untuk pemeriksaan lab Beri cairan kristaloid yang sudah dihangatkan dengan tetesan cepat.

    Pasang PSAG/bidai pneumatik untuk kontrol perdarahan pada pasien-pasien fraktur pelvis yang mengancam nyawa.

    Cegah hipotermia

    Evaluasi

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    17/41

    Dissability

    - Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS/PTS- Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, reflek cahaya dan

    awasi tanda-tanda lateralisasi

    - Evaluasi dan Re-evaluasi airway, oksigenasi, ventilasi dan

    circulation.

    Exposure/Environment

    - Buka pakaian penderita

    - Cegah hipotermia : beri selimut hangat dan tempatkan

    pada ruangan yang cukup hangat.

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    18/41

    d. Resusitasi

    Re-evaluasi ABCDE

    Dosis awal pemberian cairan kristaloid adalah 1000-2000

    ml pada dewasa dan 20 mL/kg pada anak dengantetesan cepat .

    Evaluasi resusitasi cairan

    Nilailah respon penderita terhadap pemberian cairan

    awal. Nilai perfusi organ ( nadi, warna kulit, kesadaran dan

    produksi urin ) serta awasi tanda-tanda syok

    Pemberian cairan selanjutnya berdasarkan responterhadap pemberian cairan awal.

    - Respon cepat

    - Respon sementara

    - Tanpa respon

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    19/41

    e. Tambahan pada survey primer dan resusitasi

    Pasang EKGBila ditemukan bradikardi, konduksi aberan

    atau ekstrasistole harus dicurigai adanya hipoksia dan hipoperfusi

    Pasang kateter uretraKecurigaan adanya ruptur uretramerupakan kontra indikasi pemasangan kateter urine

    Pasang kateter lambungBila terdapat kecurigaan fraktur basiskranii atau trauma maksilofacial yang merupakan kontraindikasipemasangan nasogastric tube, gunakan orogastric tube.

    Monitoring hasil resusitasi dan laboratorium

    Pemeriksaan foto rotgen dan atau FAST

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    20/41

    f. Survey sekunder

    Anamnesis

    A : Alergi

    M : Mekanisme dan sebab trauma

    M : Medikasi (obat yang sedang diminum saat ini)

    P : Past illness

    L : Last meal(makan minum terakhir)

    E : Event/Environtmentyang berhubungan

    dengan

    kejadian perlukaanPemeriksaan fisik

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    21/41

    g. Tambahan pada survey sekunder

    Sebelum dilakukan pemeriksaan tambahan, periksa keadaanpenderita dengan teliti dan pastikan hemodinamik stabil

    Pemeriksaan tambahan yang biasanya diperlukan :

    CT scan kepala, abdomen USG abdomen, transoesofagus

    Foto ekstremitas

    Foto vertebra tambahan

    Urografi dengan kontras

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    22/41

    h. Re-evaluasi penderita

    Penilaian ulang terhadap penderita, dengan mencatat dan

    melaporkan setiap perubahan pada kondisi penderita dan

    respon terhadap resusitasi.

    Monitoring tanda-tanda vital dan jumlah urin

    i. Transfer ke pusat rujukan yang lebih baik

    Pasien dirujuk apabila rumah sakit tidak mampu menangani

    pasien karena keterbatasan SDM maupun fasilitas serta

    keadaan pasien yang masih memungkinkan untuk dirujuk.

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    23/41

    2. Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan

    kebutuhan terapi dan sumber daya yang tersedia.

    Terdiri dari 4 langkah, yaitu:

    Langkah 1 : Ukur vital sign dan level kesadaran

    GCS

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    24/41

    Langkah 2 : Periksa anatomi trauma

    Fraktur pelvis

    Flail chest

    Dua atau lebih fraktur tulang panjang proximal

    Trauma kombinasi dengan luka bakar 10% atau trauma inhalasi.

    Luka penetrasi di kepala, leher, torso dan ekstremitas proximal.

    ya : bawa ke trauma centerTidak : evaluasi mekanismeinjury

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    25/41

    Langkah 3 : Evaluasi kemungkinan mekanisme trauma dan

    high energy impact.

    Terlempar dari mobil

    Terdapat kematian pada penumpang yang satu kabin

    Tabrak lari

    Jatuh >20 meter

    Terguling

    Pejalan kaki tertabrak mobil >10 km/jam

    Kecelakaan motor >30 meter/jam

    Ya : bawa ke trauma center

    Tidak : mulai management trauma

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    26/41

    Langkah 4 : Evaluasi umur, status fisik, penyakit penyerta

    Umur 55 tahun.

    Kelainan jantung, respirasi, psikosis

    Diabetes dengan insulin, sirosis, kanker, obesitas dan

    koagulopati.

    Ya : bawa ke trauma center

    Tidak : evaluasi kembali.

    Catatan : jika meragukan bawa ke trauma center.

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    27/41

    3. Tujuan penanganan pasien gawat darurat di rumah sakit:

    Untuk resusitasi

    Monitoring

    Cairan hangat

    Petugas trampil kasus trauma

    Petugas laboratorium dan radiologi

    Proteksi terhadap penyakit menular

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    28/41

    Peralatan minimum yang harus ada di rumah sakit, yaitu:

    Face mask

    GogglesApron

    Leggings

    Gloves

    Penutup kepala Jarum, pisau, perlindungan terhadap cairan tubuh.

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    29/41

    4. Komplikasi

    Infeksipada luka terbuka Syok

    Kegagalan organ

    Kematian

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    30/41

    STEP 5

    1. Penatalaksanaan pada masing-masing korban

    pada skenario

    2. Aspek spesifik untuk penanganan trauma (bidai)

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    31/41

    STEP 7

    Korban 1 (trauma maksilofasial)

    Penatalaksanaan kegawatdaruratan pada trauma

    maksilofasial oleh dokter umum hanya mencakup

    bantuan hidup dasar (basic life support) yang

    berguna menurunkan tingkat kecacatan dankematian pasien sampai diperolehnya penanganan

    selanjutnya di rumah sakit. Oleh karena itu, para

    dokter umum harus mengetahui prinsip dasar ATLS

    (Advance Trauma Life Support) yang merupakanprosedur-prosedur penanganan pasien yang

    mengalami kegawat daruratan.

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    32/41

    Korban 2 (fraktur terbuka)

    Survey Primer

    ABCDE (Airway, Breathing, Circulation,

    DisabilityLimitation, Exposure)

    Pemeriksaan tambahan pada pasien dengan

    trauma muskuloskeletal seperti fraktur adalah

    imobilisasi patah tulang dan pemeriksaan radiologi

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    33/41

    Survey Sekunder

    Anamnesis dan pemeriksaan fisik, tujuan dari

    survey sekunder adalah mencari cedera cedera lain

    yang mungkin terjadi pada pasien sehingga tidak

    satupun terlewatkan dan tidak terobati.

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    34/41

    Korban 3 (syok)

    Langkah pertolongan pertama dalam menangani syok:

    Posisi Tubuh

    a. Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka.

    b. Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang,

    penderita jangan digerakkan sampai persiapan transportasi

    selesai, kecuali untuk menghindari terjadinya luka yang lebih

    parah atau untuk memberikan pertolongan pertama seperti

    pertolongan untuk membebaskan jalan napas.

    c. Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah

    muka, atau penderita tidak sadar, harus dibaringkan pada salah

    satu sisi tubuh (berbaring miring)

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    35/41

    d. Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan

    telentang datar atau kepala agak ditinggikan

    e. Kalau masih ragu tentang posisi luka penderita, sebaiknya

    penderita dibaringkan dengan posisi telentang datar.

    f. Pada penderita-penderita syok hipovolemik, baringkan

    penderita telentang dengan kaki ditinggikan 30 cm sehingga

    aliran darah balik ke jantung lebih besar dan tekanan darah

    menjadi meningkat. Tetapi bila penderita menjadi lebih sukar

    bernafas atau penderita menjadi kesakitan segera turunkankakinya kembali.

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    36/41

    Pertahankan Respirasi

    a. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada

    sekresi atau muntah.

    b. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantujalan nafas (Gudel/oropharingeal airway).

    c. Berikan oksigen 6 liter/menit

    d. Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen

    dengan pompa sungkup (Ambu bag) atau ETT.

    Pertahankan Sirkulasi

    Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus.Pantau nadi, tekanan darah, warna kulit, isi vena, produksi

    urin, dan (CVP).

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    37/41

    Korban 4 (Trauma Abdomen)

    Pasien yang tidak stabil atau pasien dengan tanda-tanda

    jelas yang menunjukkan trauma intra-abdominal

    (pemeriksaan peritoneal, injuri diafragma, abdominal free

    air, evisceration) harus segera dilakukan pembedahan

    Trauma tumpul harus diobservasi dan dimanajemen

    secara non-operative berdasarkan status klinik dan

    derajat luka yang terlihat di CT

    Pemberian obat analgetik sesuai indikasi

    Pemberian O2 sesuai indikasi

    Lakukan intubasi untuk pemasangan ETT jika diperlukan

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    38/41

    Prinsip pemasangan bidai:

    1. Bahan yang digunakan sebagai bidai tidak

    mudah patah atau tidak terlalu lentur

    2. Panjang bidai mencakup dua sendi

    3. Ikatan pada bidai paling sedikit dua sendi

    terikat, bila bisa lebih dari dua ikatan lebih baik.

    4. Ikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu

    longgar.

    5. Prinsip pertolongan pertama pada patah

    tulang

    6. Pertahankan posisi

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    39/41

    7. Cegah infeksi

    8. Atasi syok dan perdarahan

    9. Imobilisasi (fiksasi dengan pembidaian)

    10. Pengobatan :a. Antibiotika

    b. ATS (Anti Tetanus Serum)

    c. Anti inflamasi (anti radang)

    d. Analgetik/ pengurang rasa sakit

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    40/41

    Syarat syarat balut bidai :

    1. Cukup kuat untuk menyokong

    2. Cukup panjang

    3. Diberi bantalan kapas

    4. Ikat diatas dan dibawah garis fraktur (garispatah)

    5. Ikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu

    kendur.

  • 7/21/2019 Pleno Skenario 1 Emergency

    41/41

    DAFTAR PUSTAKA

    American College of Surgeons. 2008.Advanced

    Trauma Life Support for Doctors. 8th Ed UnitedStates.

    Sjamsuhidajat, R & Wim De Jong. 2010. Buku Ajar

    Ilmu Bedah. Edisi 3. EGC; Jakarta.

    Smeltzer, C.S, Bare. G B 2002. Prioritas dan Prinsip

    Penatalaksanaan Kegawatdaruratan. Edisi 8. EGC

    ; Jakarta.

    Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson 2005.

    Patofisiologi, Edisi 6. EGC; Jakarta.