131
PERBANDINGAN KEMAMPUAN PENETRASI MULTIEMULSI A/M/A DAN SUSPENSI LIPOSOM YANG MENGANDUNG EKSTRAK METANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Yolana Kwartono NIM : 118114170 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

  • Upload
    lytu

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PENETRASI MULTIEMULSI A/M/A

DAN SUSPENSI LIPOSOM YANG MENGANDUNG EKSTRAK

METANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Yolana Kwartono

NIM : 118114170

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

i

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PENETRASI MULTIEMULSI A/M/A

DAN SUSPENSI LIPOSOM YANG MENGANDUNG EKSTRAK

METANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Yolana Kwartono

NIM : 118114170

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Genius is 1% talent dan 99% percent hard work

Albert Einstein

Kupersembahkan skripsi ini untuk...

Tuhan yang selalu memberkati dan memberiku kekuatan serta kesehatan,

Papa Mama dan keluargaku tercinta atas doa, dukungan, dan kasih sayang,

Teman-teman dan sahabatku terkasih,

Serta almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

vii

PRAKATA

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria berkat kasih

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian serta penyusunan

skripsi yang berjudul ―Perbandingan Kemampuan Penetrasi Multiemulsi A/M/A

dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga

Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi (S.Farm) dapat

dikerjakan dengan baik dan lancar.

Proses pelaksanaan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mengijinkan

penulis menjalankan pembelajaran selama masa studi.

2. Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan pengarahan, bantuan, tuntutan, kritik dan saran sejak awal

penelitian hingga akhir penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Erna Tri Wulandari, Apt. dan Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt. selaku dosen

penguji atas segala masukan dan bimbingannya.

4. Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. selaku Kepala Penanggungjawab

Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin dalam

penggunaan fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian ini.

5. Pak Sanjaya atas waktu dan segala ilmu yang diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

viii

6. Pak Mus, Pak Kayat, Pak Heru, Pak Wagiran, Pak Parlan, Pak Kunto, Pak

Bima, dan Pak Bimo selaku laboran Laboratorium Fakultas Farmasi yang

telah membantu penulis dalam proses pelaksanaan penelitian di laboratorium.

7. Keluargaku tercinta terutama Papa dan Mama yang selalu memberi motivasi,

perhatian, dukungan dan doa demi kelancaran studi dan penyusunan naskah

skripsi.

8. Partner terkasih Ko Jimmy Pieter Chua atas doa, motivasi, dukungan, nasihat,

yang diberikan selama penulis menjalani studi

9. Teman seperjuangan skripsi dan sahabat : Eva Mayangsari, Me Li untuk

kesabaran, kebersamaan, dan suka dukanya

10. Teman sepermainan Dara Prabandari, Monita Natalia Siregar atas keceriaan,

kebersamaan, suka duka, semangat, motivasi, doa, dukungan, dan nasihat

yang diberikan selama peneliti menjalani studi

11. Seluruh dosen dan teman-teman FST-B 2011, serta seluruh angkatan 2011

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa semakin banyak kekurangan dalam penelitian

dan penyusunan skripsi ini mengingat keterbatasan dan kemampuan penulis,

sehingga sangat diharapkan adanya masukan dan saran yang membangun untuk

penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan berguna bagi

dunia ilmu pengetahuan

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL ......................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v

LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..... vi

PRAKATA ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

INTISARI .................................................................................................. xvi

ABSTRACT ................................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

1. Perumusan masalah .................................................................................. 4

2. Keaslian penelitian ................................................................................... 4

3. Manfaat .................................................................................................... 5

B. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

x

A. Rosella .......................................................................................................... 7

B. Antosianin .................................................................................................... 9

C. Multiemulsi ................................................................................................ 13

D. Monografi Bahan Tambahan ....................................................................... 17

E. Suspensi Liposom ....................................................................................... 23

F. Kulit ........................................................................................................... 27

G. Sinar Matahari ............................................................................................ 30

H. Enhancer .................................................................................................... 32

I. Uji Penetrasi In Vitro .................................................................................. 34

J. Spektrofotometri Derivatif .......................................................................... 36

K. Landasan Teori ........................................................................................... 38

L. Hipotesis ..................................................................................................... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 41

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 41

B. Variabel Penelitian ...................................................................................... 41

C. Definisi Operasional ................................................................................... 42

D. Bahan Penelitian ......................................................................................... 43

E. Alat Penelitian ............................................................................................ 44

F. Tata Cara Penelitian .................................................................................... 44

G. Analisis Hasil.............................................................................................. 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

xi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 58

A. Penetapan Bobot Tetap Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella ............... 59

B. Uji Penetrasi Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella ............................... 59

C. Optimasi Formula Multiemulsi A/M/A ....................................................... 61

D. Pembuatan Multiemulsi A/M/A .................................................................. 67

E. Evaluasi Multiemulsi A/M/A ...................................................................... 69

F. Evaluasi Sediaan Suspensi Liposom ............................................................ 74

G. Kurva Baku Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella ................................. 76

H. Uji penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan

multiemulsi dan suspensi liposom ............................................................... 80

I. Statistik Uji T penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom ................................................... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 93

A. Kesimpulan ................................................................................................. 93

B. Saran ................................................................................................... 93

LAMPIRAN ................................................................................................... 99

BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi emulgator .................................................................. 17

Tabel 2. Variabel untuk tiap uji ................................................................ 47

Tabel 3. Formula optimum emulsi primer A/M ........................................ 66

Tabel 4. Formula optimum multiemulsi A/M/A ........................................ 67

Tabel 5. Perbandingan koefisien permeabilitas beberapa spesies

terhadap air ................................................................................. 81

Tabel 6. Uji F standar deviasi suspensi liposom dan multiemulsi

A/M/A ........................................................................................ 92

Tabel 7. Uji signifikasi rata – rata jumlah ekstrak metanol kelopak

bunga rosella yang terpenetrasi kekulit dalam suspensi

liposom dan multiemulsi A/M/A ................................................. 92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kelopak bunga rosella .................................................................. 8

Gambar 2. Struktur utama antosianin ........................................................... 10

Gambar 3. Perubahan struktur kimia antosianin terhadap pH ....................... 11

Gambar 4. Gambaran skema dan mikroskop multiemulsi A/M/A ................. 13

Gambar 5. Struktur Tween 80 ...................................................................... 18

Gambar 6. Struktur Span 80 ......................................................................... 19

Gambar 7. Struktur setil alkohol................................................................... 20

Gambar 8. Struktur dimethicone ................................................................... 21

Gambar 9. Struktur xanthan gum ................................................................. 22

Gambar 10. Ilustrasi pembentukan liposom .................................................... 24

Gambar 11. Klasifikasi liposom berdasarkan ukuran dan jumlah bilayer ........ 25

Gambar 12. Mekanisme pelepasan obat dari liposom ..................................... 26

Gambar 13. Struktur dan fungsi kulit ............................................................. 27

Gambar 14. Jalur umum zat aktif dalam menembus kulit ............................... 29

Gambar 15. Sel difusi Franz .......................................................................... 34

Gambar 16. Penentuan gradien dari spektrum orde 0 ...................................... 37

Gambar 17. Spektrogram derivatif orde 0 hingga 5 ........................................ 38

Gambar 18. Rangkaian alat sel difusi Franz ................................................... 47

Gambar 19. Kurva uji penetrasi ekstrak rosella .............................................. 60

Gambar 20. Organoleptis multiemulsi A/M/A ................................................ 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

xiv

Gambar 21. Pengamatan uji kelarutan ............................................................ 71

Gambar 22. Foto partikel emulsi primer A/M dan multiemulsi A/M/A ........... 72

Gambar 23. Hasil uji mekanik (sentrifugasi) .................................................. 73

Gambar 24. Hasil uji volume creaming 28 hari setelah pembuatan ................. 74

Gambar 25. Organoleptis suspensi liposom .................................................... 75

Gambar 26. Foto partikel suspensi liposom (perbesaran 40x) ......................... 76

Gambar 27. Kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

metanol ....................................................................................... 77

Gambar 28. Kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

aquadest ..................................................................................... 79

Gambar 29. Hubungan dermal absorption orto-fenilfenol dengan waktu

pada beberapa jenis kulit ............................................................. 82

Gambar 30. Kurva multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom pada

kompartemen donor .................................................................... 84

Gambar 31. Kurva sediaan multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom pada

kompartemen akseptor ................................................................ 86

Gambar 32. Kurva sediaan mutiemulsi A/M/A dan suspensi liposom yang

tertahan di dalam kulit ................................................................ 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Spektrum antosianin pada ekstrak metanol kelopak bunga

rosella (Hibiscus sabdariffa L.) ................................................. 100

Lampiran 2. Penetapan bobot tetap ekstrak metanol kelopak bunga rosella

(Hibiscus sabdariffa L.) ............................................................ 101

Lampiran 3. Data hasil optimasi emulsi primer A/M ..................................... 102

Lampiran 4. Data hasil optimasi multiemulsi ................................................ 103

Lampiran 5. Perhitungan mikromeritik ......................................................... 104

Lampiran 6. Data Derivated Kurva Baku Ekstrak metanol kelopak bunga

rosella dalam metanol ............................................................... 106

Lampiran 7. Data Derivated Kurva Baku Ekstrak metanol kelopak bunga

rosella dalam aquadest .............................................................. 107

Lampiran 8. Jumlah larutan ekstrak metanol kelopak bunga rosella Yang

Terpenetrasi Ke dalam Kulit ..................................................... 108

Lampiran 9. Jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

multiemulsi A/M/A yang terpenetrasi ke dalam kulit ................ 109

Lampiran 10. Jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam suspensi

liposom yang terpenetrasi ke dalam kulit .................................. 109

Lampiran 11. Uji T untuk jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang

tertahan dalam kulit .................................................................. 110

Lampiran 12. Spektrum derivatif kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga

rosella dalam pelarut aquadest .................................................. 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

xvi

INTISARI

Rosella merupakan tanaman yang banyak mengandung antosianin yang

bermanfaat sebagai antioksidan. Ekstrak metanol kelopak bunga rosella dapat

masuk ke dalam kulit namun kemampuan penetrasinya bervariasi, sehingga

diperlukan vesikel berupa multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom guna

menjaga kemampuan penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella ke dalam

kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisis dan stabilitas fisis

sediaan multiemulsi A/M/A ekstrak metanol kelopak bunga rosella hasil optimasi

formula dan mengetahui apakah sediaan multiemulsi A/M/A mampu memberikan

kemampuan penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella ke dalam kulit yang

lebih baik dibandingkan sediaan suspensi liposom

Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental murni yang bersifat

eksploratif yaitu mencari formula multiemulsi A/M/A yang optimal yang

ditunjukkan dengan sifat fisis dan stabilitas fisis. Kemampuan penetrasi ekstrak

metanol kelopak bunga rosella dianalisis dengan melakukan uji penetrasi in vitro

menggunakan metode sel difusi Franz. Jumlah ekstrak metanol kelopak bunga

rosella yang terpenetrasi ke dalam kulit diukur dengan menggunakan metode

spektrofotometri UV-VIS derivatif.

Hasil penelitian menunjukkan formula multiemulsi A/M/A yang optimal

dan analisis statistik menunjukkan bahwa ekstrak metanol kelopak bunga rosella

dalam multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom memberikan kemampuan

penetrasi yang berbeda signifikan.

Kata kunci: ekstrak metanol kelopak bunga rosella, multiemulsi, suspensi

liposom, sel difusi Franz

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

xvii

ABSTRACT

Roselle (Hibiscus sabdariffa L.) is a plant that contains anthocyanins that

are useful as an antioxidant. Methanol extract of roselle flower petals can

penetrate into the skin but the penetration rate is not constant, so it necessary to

form in multi-emulsion W/O/W dan the suspension of liposomes in order to keep

penetration rate of methanol extract of roselle flower petals into the skin. The aim

of this study were to get the optimal formula of multi-emulsion dan compare the

penetration capability of the methanol extract of roselle flower petals multi-

emulsion W/O/W dan the suspension of liposomes into the skin.

This study is an experimental design that is purely explorative study to

get an optimum formula of multi-emulsion W/O/W indicated with optimal

physical properties dan stability. Penetration capability of methanol extract of

roselle flower petals was analyzed by conducting in vitro penetration test using

Franz diffusion cell method. The amount of roselle extract which was penetrated

into the skin was measured using UV-VIS spectrophotometry derivatives.

The results were obtained an optimal multi-emulsion formula W/O/W

optimal dan statistical analysis showed that the penetration capability of roselle

extract in multiemulsi W/O/W and the suspension of liposomes differ

significantly.

Key word: methanol extract of roselle flower petals, multi-emulsion, liposom

suspension, Franz diffusion cell

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang terletak di sepanjang

garis ekuator. Sebagai negara tropis, Indonesia mendapatkan intensitas sinar

matahari yang lebih besar. Penyinaran sinar matahari secara terus menerus dapat

berdampak buruk bagi kulit. Sinar matahari yang masuk ke bumi dan mendapat

perhatian khusus yaitu sinar ultraviolet (UV). Sinar UV yang masuk ke bumi

dibagi menjadi dua yaitu sinar UV-A merupakan penyebab radiasi paling tinggi

dan dapat menembus kulit sampai bagian dermis sehingga dapat merusak sel yang

berada di dalamnya dan sinar UV B juga berpotensi merusak kulit namun hanya

sampai lapisan luar kulit (epidermis). Adanya radiasi sinar UV ini maka akan

memicu terbentuknya radikal bebas dalam tubuh terutama kulit sehingga dapat

berdampak buruk bagi kulit yaitu pigmentasi kulit, kerutan (penuaan dini),

kerusakan kulit, serta kanker kulit. Adanya kosmetik yang bersifat antioksidan

diharapkan mampu mencegah terbentuknya Reactive Oxygen Species (ROS) di

dalam kulit terutama pada lapisan epidermis dan dermis.

Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) merupakan tanaman tropis yang secara

luas terdapat di Indonesia dan sejak awal 1970-an, tanaman ini mendapat banyak

perhatian khusus karena berpotensi sebagai sumber pewarna makanan alami,

farmasi, dan kometik (Suzery, Lestari, dan Cahyono, 2010). Kelopak bunga

rosella mengandung sumber penting seperti vitamin, mineral, dan komponen

bioaktif seperti asam organik, phytosterol, dan polifenol, beberapa diantaranya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

2

memiliki efek antioksidan. Senyawa fenolik yang berperan penting dalam kelopak

bunga rosella yaitu antosianin yang memberikan pigmen warna merah pada

kelopak bunga rosella (Rocha, Bonnlaender, Sievers, Pischel, Heinrich, 2014).

Antosianin merupakan senyawa turunan kation flavilium di mana

terdapat kekurangan elektron pada inti struktur sehingga sangat reaktif dan

menyebabkan antosianin mudah terdegradasi. Oksigen, cahaya, dan suhu

diketahui dapat menyebabkan rusaknya antosianin serta perubahan warna pada

antosinin sangat berpengaruh pada berbagai faktor seperti pH, suhu,

kopigmentasi, asam askorbat, dan enzim (Hui dan Sherkat, 2005). Senyawa

fenolik inilah yang berkontribusi dalam memberikan sifat antioksidan. Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Pinsuwan, Amnuaikit, Ungphaiboon, dan Itharat

(2010), kelopak bunga rosella memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50

sebesar 8,45 ± 0,35 mg/ml.

Kelopak bunga rosella merupakan sumber antosianin yang berfungsi

sebagai antioksidan guna menanggulangi terbentuknya radikal bebas dalam

epidermis dan dermis. Penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti

terhadap ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang diaplikasikan pada kulit

hewan percobaan menggunakan sel difusi Franz menunjukkan bahwa penetrasi

antosianin sangat bervariasi. Hal ini diduga karena kerusakan antosianin dalam

ekstrak metanol kelopak bunga rosella sebelum berpenetrasi ke dalam kulit akibat

terpapar udara dan sinar, juga pengaruh berbagai reaksi dengan senyawa dan

enzim dalam kulit seperti polifenoloksidase, peroksidase, glikosidase, dan

esterase. Strategi untuk membawa ekstrak metanol kelopak bunga rosella supaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

3

dapat berpenetrasi ke dalam lapisan kulit target (epidermis dan dermis) dalam

keadaan terlindungi dari pengaruh yang dapat menurunkan bioaktivitas antosianin

yaitu dengan teknologi enkapsulasi.

Mengingat kepolaran ekstrak metanol kelopak bunga rosella, maka

pembawa enkapsulasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu multiemulsi dan

suspensi liposom. Multiemulsi merupakan sistem kompleks yang biasa dikenal

dengan emulsi dalam emulsi, memiliki struktur yang fleksibel, mampu menjerap

dan melindungi zat aktif yang bersifat hidrofilik dalam water inner phase, aplikasi

dalam industri kosmetik multiemulsi mampu memberikan sensasi nyaman dengan

pelepasan zat aktif yang lebih lambat. Selain itu juga akan memberikan sifat

mudah tercuci dengan air

Liposom merupakan suatu vesikel berbentuk bulat dan kecil yang di

dalamnya terdapat cairan yang dibungkus dengan satu atau lebih membran lipid

bilayer yang umumnya terbuat dari fosfolipid alam dan kolesterol di mana mampu

mengenkapsulasi dan efektif untuk penghantaran senyawa aktif baik yang bersifat

hidrofilik maupun hidrofobik dan dapat digunakan sebagai vesikel non toksik

untuk senyawa aktif yang larut, ukuran partikel pada liposom umumnya kecil.

Sediaan multiemulsi A/M/A yang memiliki efek antioksidan diharapkan

mampu meningkatkan stabilitas antosianin sehingga secara tidak langsung dapat

memberikan perlindungan kemampuan penetrasi dan tertahannya dalam organ

target ekstrak metanol kelopak bunga rosella ke dalam kulit yang lebih baik

daripada suspensi liposom ekstrak metanol kelopak bunga rosella dikarenakan

ukuran partikel dan entrapment efficiency sediaan multiemulsi yang lebih besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

4

daripada sediaan suspensi liposom sehingga dapat mengenkapsulasi ekstrak

metanol kelopak bunga rosella dalam jumlah banyak dan memberikan

kemampuan penetrasi serta tertahan dalam organ target ekstrak metanol kelopak

bunga rosella di dalam kulit yang lebih baik daripada suspensi liposom.

Studi yang dilakukan pada penelitian ini meliputi penetapan bobot tetap

ekstrak metanol kelopak bunga rosella, optimasi formula multiemulsi A/M/A,

pembuatan multiemulsi A/M/A, serta uji perbandingan kemampuan penetrasi

ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan multiemulsi A/M/A dan

sediaan suspensi liposom.

1. Perumusan masalah

a. Bagaimana sifat dan stabilitas fisis sediaan multiemulsi A/M/A ekstrak

metanol kelopak bunga rosella hasil optimasi formula?

b. Apakah sediaan multiemulsi A/M/A yang telah optimum mempunyai

kemampuan sebagai pembawa ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang

lebih baik dari pada suspensi liposom dalam berpenetrasi ke dalam lapisan

epidermis dan dermis?

2. Keaslian penelitian

Penelitian yang terkait dengan penelitian ini sejauh penelusuran

penulis yaitu: ―Liposome-Containing Hibiscus sabdariffa Calyx Extract

Formulations with Increased Antioxidant Activity, Improved Dermal

Penetration dan Reduced Dermal Toxicity oleh Pinsuwan, dkk (2010).

Penelitian yang akan dilakukan terdapat perbedaan yaitu pada liposom yang

mengandung ekstrak metanol kelopak bunga rosella disuspensikan dalam air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

5

dan dibandingkan dengan ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

sediaan multiemulsi A/M/A.

Sejauh penelusuran pustaka oleh peneliti, penelitian mengenai

perbandingan kemampuan penetrasi multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom

yang mengandung ekstrak metanol kelopak bunga belum pernah dilakukan.

3. Manfaat

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini menambah informasi bagi dunia ilmu pengetahuan,

khususnya dalam ilmu kefarmasian mengenai formulasi sediaan

multiemulsi A/M/A ekstrak metanol kelopak bunga rosella dan

kemampuan multiemulsi A/M/A sebagai pembawa ekstrak metanol

kelopak bunga rosella yang lebih baik dari pada suspensi liposom dalam

berpenetrasi ke dalam lapisan epidermis dan dermis.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini akan menghasilkan sediaan multiemulsi A/M/A

ekstrak metanol kelopak bunga rosella dan menambah variasi sediaan

kosmetik antioksidan yang mengandung ekstrak metanol kelopak bunga

rosella.

B. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui sifat fisis dan stabilitas fisis sediaan multiemulsi A/M/A ekstrak

metanol kelopak bunga rosella hasil optimasi formula

2. Mengetahui apakah sediaan multiemulsi A/M/A yang telah optimum

mempunyai kemampuan sebagai pembawa ekstrak metanol kelopak bunga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

6

rosella yang lebih baik dari pada suspensi liposom dalam berpenetrasi ke

dalam lapisan epidermis dan dermis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Rosella

1. Klasifikasi Umum

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Malvales

Suku : Malvaceae

Marga : Hibiscus

Jenis : Hibiscus sabdariffa L.

(Maryani dan Kristiana, 2005)

2. Morfologi

Rosella merupakan herba tahunan yang bisa mencapai ketinggian 0,5-

3 meter. Batangnya bulat, tegak, berkayu, dan berwarna merah. Daunnya

tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan menjari, ujung tumpul, tepi

bergerigi, dan pangkal berlekuk. Bunga rosella yang keluar dari ketiak daun

merupakan bunga tunggal. Bunga ini mempunyai 8 – 11 helai kelopak yang

berbulu panjgannya 11 cm, pangkalnya saling berlekatan dan berwarna merah

ditunjukkan pada gambar 1. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai

bahan makanan dan minuman. Mahkota bunga berbentuk corong, terdiri dari 5

helai, panjangnya 3-5 cm. Buahnya berbentuk kotak kerucut, berambut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

8

terbagi menjadi 5 ruang, dan berwarna merah. Bentuk biji menyerupai ginjal,

berbulu dengan panjang 5 mm dan lebar 4 mm (Maryani dan Kristiana, 2005).

Gambar 1. Kelopak bunga rosella (Maryani dan Kristiana, 2005)

3. Kandungan kimia

Kandungan kimia dalam bunga rosella yang erat kaitannya dengan

efek farmakologi yaitu asam organik, antosianin, polisakarida dan flavonoid.

Asam organik yang terkandung pada rosella merupakan kandungan kimia

yang memiliki persentase paling tinggi. Asam organik yang terkandung

meliputi asam sitrat, hydroxycitric acid, hibiscus acid, malic, oxalic, ascorbic

acid dan tartaric acid. Antosianin merupakan turunan kelompok flavonoid

dan merupakan pigmen alami yang terkandung pada bunga rosella dan

memiliki aneka ragam warna yang dipengaruhi oleh pH. Beberapa peneliti

mengindentifikasi delphinidin-3-sambubiose (delphinidin-3-O-(2-O-β-D-

xylopyranosyl)- β-D-glucopyranoise) dan sianidin-3-sambubioside (sianiding-

3-O-(2-O- β-D-xylopyranosyl)- β-D—glucopyranoise) merupakan antosianin

utama yang terdapat dalam ekstrak metanol kelopak bunga rosella (Rocha,

dkk, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

9

4. Kegunaan

Bunga rosella dapat bermanfaat sebagai antibakteri, antifungi,

antipiretik, hepatoprotektif, antikanker dan antioksidan. Beberapa penelitian

baik secara in vitro maupun in vivo menemukan bahwa ekstrak metanol

kelopak bunga rosella memiliki efek antioksidan yang poten (Rocha dkk.,

2014). Aktivitas antioksidan yang ditimbulkan ekstrak metanol kelopak bunga

rosella disebabkan oleh efek scavenging yang kuat terhadap oksigen reaktif

dan radikal bebas, menghambat aktivitas xanthine oksidase, melindungi sel

dari kerusakan yang disebabkan oleh lipid peroksidasi, menghambat Cu2+

dalam mediasi oksidasi LDL, dan membentuk Thiobarbituric acid reactive

substances (TBARs) (Rocha dkk., 2014).

B. Antosianin

Antosianin merupakan metabolit sekunder dari keluarga flavonoid, dalam

jumlah besar dapat ditemukan dalam buah-buahan dan sayur-sayuran, tidak

berbahaya, dan mudah larut dalam air. Pigmen ini memiliki aneka ragam warna

seperti jingga, merah muda, merah, ungu, dan biru (Pazmino, Giusti, Wrolstad,

dan Gloria, 2001). Flavonoid memiliki aktivitas antioksidan dan berperan penting

dalam mencegah penyakit kanker, diabetes, serta penyakit lainnya (Konczak dan

Zhang, 2004).

Antosianin terdiri dari cincin aromatik (A) yang mengikat cincin

heterosiklik (C) yang mengandung oksigen, di mana juga diikat oleh ikatan

karbon-karbon yang mengikat cincin aromatik (B) seperti ditunjukkan pada

gambar 2 (Konczak dan Zhang, 2004). Secara kimia semua antosianin merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

10

turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk

dari pigmen sianidin dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil,

metilasi dan glikosilasi (Harbone, 1996).

Sifat fisika dan kimia dari antosianin dilihat dari kelarutannya, antosianin

larut dalam pelarut polar seperti metanol, aseton, kloroform atau dengan air yang

diasamkan dengan asam klorida atau asam format. Antosianin memiliki rumus

molekul C15H110 dengan berat molekul yaitu 207,08 gram/mol (Fennema, 1996).

Dilihat dari penampakan warna, antosianin mempunyai panjang gelombang

maksimum 514 – 545 nm (Harborne, 1996).

Gambar 2. Struktur utama antosianin (Rocha dkk., 2014)

Warna dan stabilitas pigmen antosianin bergantung pada struktur

molekul secara keseluruhan. Substitusi pada struktur antosianin akan berpengaruh

pada warna antosianin di mana pada kondisi asam, struktur antosianin ditentukan

oleh banyaknya substitusi pada cincin B. Semakin banyak substitusi OH akan

menyebabkan warna semakin biru (pelargonidin sianidin delphinidin),

sedangkan metoksilasi menyebabkan warna menjadi semakin merah (sianidin

peonidin pelargonidin pelargonidin – 3- glukosida) (Hui dan Sherkat, 2005).

Kestabilan antosianin dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Pengaruh pH. Warna dan struktur pigmen antosianin dalam medium cair

dipengaruhi oleh pH. Terdapat 4 bentuk struktur pigmen antosianin yaitu basa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

11

quinonoidal warna biru, kation flavilium merah(R+), basa karbinol tak

berwarna, dan kalkon tak berwarna seperti ditunjukkan pada gambar 3.

Kation flavilium merah, dan basa karbinol tak berwarna merupakan 2 senyawa

yang sangat penting ketika terjadi perubahan pH dari pH 1-6. pH 4-6, kation

flavilium merah akan mendominasi, sedangkan pada pH yang tinggi basa

karbinol biru meningkat dan warna menjadi lemah. Hilangnya warna

disebabkan oleh hidrasi posisi C2 pada kation flavilium merah (Hui dan

Sherkat, 2005).

Gambar 3. Perubahan struktur kimia antosianin terhadap pH (Hui dan Sherkat, 2005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

12

2. Pengaruh suhu. Degradasi pigmen antosianin dipengaruhi oleh suhu, di mana

suhu dapat mengubah kesetimbangan 4 tipe antosianin menjadi kalkon tak

berwarna. Perubahan yang terjadi ini bersifat irreversible. Antosianin

terhidroksilasi kurang stabil pada keadaan panas daripada antosianin

termetilasi terglikosilasi atau termetilasi (Hui dan Sherkat, 2005).

Quinonoid Flavilium Basa karbinol Kalkon

3. Pengaruh enzim. Adanya enzim glikosidase dan enzim polifenoloxidase dapat

menyebabkan hilangnya warna dari pigmen antosianin. Enzim glikosidase

akan menghidrolisis ikatan glikosida dan memproduksi gula serta aglikonnya

sehingga antosianidin menjadi kurang larut air dan produksi warna menjadi

berkurang. Enzim polifenoloksidase akan mengoksidasi antosianin yang

mengandung oksigen dan o-difenol. Enzim polifenoloksidase akan

mengoksidase o-difenol menjadi o-benzoquinon yang akan bereaksi dengan

antosianin untuk membentuk antosianin teroksidasi dan produk degradasi (Hui

dan Sherkat, 2005).

4. Pengaruh kopigmenasi. Kopigmen merupakan penggabungan antosianin

dengan antosianin atau komponen organik lainnya di mana dapat

meningkatkan stabilitas dan intensitas warna antosianin sehingga sehingga

penyerapan warna pada panjang gelombang maksimum meningkat (Shi, J.,

Mazza, G., dan Maquer, M.L., 2002).

5. Pengaruh oksigen. Oksigen dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dua dari

pigmen antosianin sehingga warna yang dihasilkan berkurang. Antosianin

yang disimpan dibawah kondisi vakum atau dijenuhkan dengan nitrogen akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

13

lebih stabil daripada antosianin yang terpapar dengan oksigen. Hal ini

mengimplementasikan bahwa kemasan produk yang mengandung antosianin

harus memiliki penghalang oksigen yang tinggi atau headspace kemasan

diminimalisir untuk mencegah terjadinya degradasi antosianin selama

penyimpanan dan pemasaran (Shi, dkk., 2002).

6. Pengaruh cahaya. Secara umum, cahaya dapat mempercepat dekomposisi

pigmen antosianin. Adanya cahaya membuat antosianin tereksitasi melewati

transfer elektron yang dapat mempengaruhi pigmen terdekomposisi fotokimia

(Shi, dkk., 2002).

C. Multiemulsi

Multiemulsi merupakan suatu sistem dispersi cairan kompleks yang

dikenal dengan istilah ‗emulsi dalam emulsi‘, di mana droplet suatu dispersi

cairan (air dalam minyak atau minyak dalam air) didispersikan ke cairan lainnya

(air atau minyak) untuk menghasilkan multiemulsi A/M/A atau M/A/M (Lutz dan

Aserin, 2008).

Gambar 4. Gambaran skema dan mikroskop multiemulsi A/M/A (Lutz dan Aserin, 2008)

Umumnya droplet pada multiemulsi bersifat polidispersi. Ukuran droplet

diameter globul rata-rata multiemulsi umumnya sedikit lebih besar berkisar antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

14

15 – 50 µm dengan terdiri dari 50 – 100 droplet air pada setiap globul minyak

dalam emulsi, sedangkan yang lainnya dapat lebih kecil berkisar antara 2 – 5 µm

yang akan terdiri dari satu atau beberapa droplet air untuk setiap globul minyak

dalam emulsi (Garti dan Bisperink, 1998).

Pembuatan multiemulsi dapat dilakukan secara konvensional dengan

beberapa metode yaitu sonikasi, agitasi dan inversi fase (Meyers, 2006). Metode

pembuatan emulsi ganda yang paling umum yaitu metode inversi fase

menggunakan proses emulsifikasi 2 tahap dengan dua jenis emulgator. Emulgator

hidrofobik didesain untuk menstabilkan emulsi air dalam minyak sedangkan

emulgator hidrofilik untuk menstabilkan emulsi minyak dalam air (Garti dan

Bisperink, 1998). Pembuatan emulsi air dalam minyak menggunakan kondisi

kecepatan pengadukan yang tinggi (ultrasonifikasi dan homogenisasi) agar

memperoleh droplet yang kecil, sedangkan tahap emulsifikasi kedua dibuat tanpa

pengadukan yang berlebihan karena dapat merusak droplet emulsi primer (Garti,

1997).

Kegunaan utama sistem multiemulsi adalah membatasi dan melindungi

sistem untuk pelepasan terkendali dari zat aktif. Namun, emulsi ganda dapat

dimanfaatkan dalam berbagai bidang, diantaranya:

1. Aplikasi dalam industri makanan, emulsi ganda tipe A/M/A dapat

meningkatkan kelarutan dari bahan tertentu, bahan larut, dan tidak larut

minyak, namun mampu melindungi reservoir cairan untuk molekul yang

sensitif terhadap aktivitas lingkungan luar seperti oksidasi, cahaya, dan enzim,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

15

dan mampu menjerap reservoir untuk melindungi rasa dan aroma yang

diinginkan (Lutz dan Aserin, 2008).

2. Aplikasi dalam industri kosmetik, multiemulsi A/M/A akan memberikan

sensasi nyaman dengan pelepasan zat aktif yang lebih lambat. Selain itu juga

akan memberikan sifat mudah tercuci dengan air (Lutz dan Aserin, 2008).

3. Sebagian besar aplikasi berhubungan dengan industri farmasetika, sediaan

multiemulsi akan memberikan keuntungan dalam meningkatkan efek

kemoterapi dari obat antikanker, imobilisasi obat, pengobatan overdosis obat,

dan melindungi insulin dari degradasi enzimatik (Lutz dan Aserin, 2008).

4. Aplikasi dalam industri agrikultur, emulsi ganda dapat berperan sebagai

sistem lepas lambat untuk penyubur dan pestisida (Lutz dan Aserin, 2008).

5. Aplikasi dalam kesehatan, zat aktif yang bersifat hidrofilik dapat dilarutkan

pada fase air internal dari globul emulsi, yang menunjukkan pelepasan obat

diperpanjang, dan dapat mengurangi efek toksik (Kumar, Kumar, dan

Mahadevan, 2012).

Kelebihan sistem multiemulsi yaitu biokompatibel, biodegradasi, dan

memiliki struktur yang fleksibel, mampu menjerap dan melindungi zat aktif yang

bersifat hidrofilik dan lipofilik, serta untuk pelepasan obat lepas lambat atau

terkontrol. Selain kelebihan tersebut, terdapat beberapa kelemahan seperti sulit

untuk diformulasikan, ukuran partikel besar dan rentan dari degradasi fisika dan

kimia (Kumar, dkk., 2012).

Tekanan osmotik akan berpengaruh terhadap kestabilan multiemulsi.

Multiemulsi tipe A/M/A pemecahan emulsi dapat terjadi karena tekanan osmotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

16

yang tidak sama antara fase cair dalam dan luar. Tekanan osmotik pada fase air

luar lebih tinggi daripada fase air dalam sehingga akan menyebabkan penyusutan

cairan droplet dalam atau pecahnya lapisan minyak. Sodium klorida atau elektrolit

lainnya ditambahkan pada fase air dalam maupun fase air luar pada multiemulsi

tipe A/M/A yang dapat bermigrasi melewati lapisan minyak dan sampai pada fase

cair lainnya melalui perpindahan melalui miselar terbalik, difusi melewati lamella

emulgator tipis yang bergantung pada fluktuasi ketebalan minyak, dan

perpindahan melalui emulgator terhidrasi (Benichou, Aserin dan Garti, 2004 ; Jiao

dan Burgess, 2008).

Tekanan Laplace muncul disebabkan karena tegangan permukaan

campuran dua cairan pada lengkungan antarmuka ketika cairan satu terdispersi

sebagai droplet ke cairan lainnya. Tekanan Laplace pada proses emulsifikasi

menyebabkan suatu emulsi menjadi tidak efisien secara termodinamika. Untuk

membentuk droplet yang kecil, sangat melengkung, dibutuhkan energi yang lebih

besar. Penambahan konsentrasi garam yang mendekati optimal pada fase dalam

berada antara tekanan Laplace dan tekanan osmotik pada droplet cairan dalam

sehingga mencapai stabilitas maksimum (Jiao dan Burgess, 2008).

Stabilitas merupakan masalah utama dalam sistem multiemulsi. Empat

mekanisme yang mungkin dapat menyebabkan ketidakstabilan multiemulsi yaitu:

1) koalesense droplet air internal; 2) koalesense droplet minyak; 3) pecahnya

lapisan minyak yang menyebabkan hilangnya droplet air internal; dan 4)

pindahnya air dan senyawa hidrofilik melalui lapisan minyak. Hal ini dapat terjadi

dengan dua cara yaitu: 1) melalui transportasi misel terbalik yang dibentuk oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

17

emulgator lipofilik; dan 2) difusi sederhana karena adanya perbedaan osmotik

pada kedua fase air (Kumar, dkk., 2012).

D. Monografi Bahan Tambahan

1. Emulgator

Emulgator merupakan suatu molekul yang memiliki rantai

hidrokarbon nonpolar dan polar pada tiap ujung rantai molekulnya. Emulgator

memiliki kemampuan menarik fase air dan fase minyak sekaligus, serta dapat

menempatkan diri di antara kedua fase tersebut. Keberadaan emulgator ini

akan menurunkan tegangan permukaan fase air dan fase minyak (Friberg,

Quencer, dan Hilton, 1996). Secara umum, jenis emulgator dibagi menjadi 3

seperti yang ditunjukkan pada tabel 1 (Troy dan Beringer, 2006).

Tabel 1. Klasifikasi emulgator

Tipe Tipe

lapisan

Contoh

Sintetik Monomol

ekular

Anionik Kationik

1. Sabun Quaternary ammonium

compounds

a. Potassium Laurate Cetyltrimethyllammonium

bromide

b. Triethanolamine

stearate

Lauryldimethylbenzylammonium

chloride

2. Sulfates Nonionic

a. Sodium lauryl

Sulfate

Polyoxyethylene fatty alcohol

ethers

b. Alkyl

polyoxyethylene

sulfates

Sorbitan fatty acid esters

3. Sulfonates Polyoxyethylene sorbitan fatty

acid esters

a. dioctyl sodium

sulfosuccinate

Polyoxyethylene

polyoxypropylene block

copolymers (poloxamers)

Lanolin alcohols and ethoxylated lanolin alcohols

Natural Multimol

ekular

Hydrophilic colloids

a. acacia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

18

b. gelatin

monomol

ekular

a. lecithin

b. Cholesterol

Finely

divided

solids

Solid

particle

Colloidal clays

a. bentonite

b. Veegum

Metallic hydroxides

a. Magnesium

hydroxide

(Troy dan beringer, 2006)

Surfaktan merupakan senyawa yang mampu menurunkan tegangan

permukaan. Senyawa ini memiliki struktur rantai panjang serta memiliki

gugus lipofil maupun hidrofil dalam molekulnya. Emulgator dalam fase air

akan berorientasi sehingga bagian hidrofiliknya akan masuk ke cairan.

Adsorpsi molekul emulgator pada permukan cairan menyebabkan terjadinya

penurunan tegangan permukaan. Pada penambahan emulgator, tegangan

permukaan mula – mula akan turun sangat cepat mencapai harga tertentu yang

selanjutnya tidak akan berkurang meskipun dilakukan penambahan emulgator.

Harga tertentu ini dikenal dengan CMC (critical micelle concentration)

(Voight, 1995).

a. Polioksietilen sorbitan monooleat (Tween 80)

Gambar 5. Struktur Tween 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

19

Tween 80 (gambar 5) berbentuk cairan kental berwarna kuning

terang sampai kuning sawo. Tween 80 bersifat non toksik. Tween 80

mudah larut dalam air, etanol, minyak tumbuhan, etil asetat, metanol,

tetapi tidak larut dalam minyak mineral. Tween 80 memiliki nilai HLB 15.

Konsentrasi yang digunakan yaitu 1% - 15% apabila digunakan sebagai

emulgator tunggal. Apabila dikombinasikan dengan surfaktan lipofilik,

konsentrasi yang diperbolehkan yaitu 1% - 10% (Rowe, Sheskey, dan

Quinn, 2009). Penggunaan Tween 80 dalam farmasi yakni sebagai

emulsifying agent, wetting agent, penetrating agent, dan diffusian (Som,

Bhatia, dan Yasir, 2012).

b. Sorbitan monooleat (Span 80)

Gambar 6. Struktur Span 80

Span 80 (gambar 6) berbentuk cairan kental berwarna kuning

terang. Span 80 tidak larut air, tetapi larut dalam pelarut organik. Span 80

memiliki nilai HLB 4,3. Span 80 sering digunakan dalam kosmetik,

produk makanan, dan formulasi farmasi sebagai surfaktan non ionik.

Aplikasi bagi sediaan farmasi, Span 80 sering digunakan sebagai

emulgator dalam sediaan krim, emulsi, dan salep untuk sediaan topikal.

Ketika digunakan sendiri, akan menghasilkan emulsi A/M dan

mikroemulsi, tetapi sering dikombinasikan dengan polisorbat dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

20

jumlah yang sesuai untuk menghasilkan emulsi air dalam minyak atau

minyak dalam air atau krim. Konsentrasi yang digunakan yaitu 1% - 15%

apabila digunakan sebagai emulgator tunggal. Apabila dikombinasikan

dengan surfaktan hidrofilik, konsentrasi yang diperbolehkan yaitu 1% -

10% (Rowe dkk., 2009).

2. Parafin cair

Parafin dalam sediaan topikal digunakan untuk meningkatkan titik

leleh atau meningkatkan pengerasan (bahan pengeras). Parafin tidak

menyebabkan toksik ataupun iritasi. Parafin cair berbentuk cairan kental dan

tidak berwarna. Konsentrasi yang digunakan dalam sediaan topikal yaitu 1,0%

– 32,0% (Rowe dkk., 2009). Parafin cair dapat berfungsi sebagai emolien

untuk mencegah dehidrasi pada saat sediaan diaplikasikan ke kulit (Tranggono,

2007).

3. Setil alkohol

Gambar 7. Struktur setil alkohol

Setil alkohol (gambar 7) berupa kristal putih, tidak larut air,

bercampur dengan alkohol, glikol dan miyak kosmetik (Windholz, 1976).

Sediaan lotion, krim dan salep, setil alkohol digunakan sebagai emolien,

penyerap air, dan pembantu pengemulsi. Setil alkohol dapat digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

21

sebagai emolien karena dapat mengabsorbsi air yang ada pada lingkungan

sehingga kulit akan terjaga kelembabannya. Setil alkohol sebagai stiffening

agent karena dapat menambah viskositas dan konsistensi sediaan emulsi. Setil

alkohol digunakan sebagai pembantu emulgator tipe A/M karena dapat

mengikat fase air dan minyak dalam sistem emulsi sehingga dapat mengurangi

jumlah penambahan emulgator lain dalam sediaan. Setil alkohol dapat

digunakan sebagai stiffening agent dengan konsentrasi 2% - 10% (Rowe dkk.,

2009).

4. Dimethicone

Gambar 8. Struktur dimethicone

Dimethicone (gambar 8) berupa cairan tak berwarna dengan berbagai

viskositas. Aplikasi dalam emulsi topikal, biasanya ditambahkan pada fase

minyak sebagai antifoaming agent. Konsentrasi dimethicone dalam sediaan

krim, lotion dan salep yaitu 10% - 30% (Rowe dkk., 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

22

5. Xanthan gum

Gambar 9. Struktur xanthan gum

Xanthan gum (gambar 9) berwarna krem hingga putih, tidak berbau,

mudah mengalir dan berupa serbuk yang halus. Xanthan gum tergolong dalam

gum polisakarida dengan berat molekul yang besar. Umumnya digunakan untuk

sediaan oral maupun topikal, tidak toksik dan kompatibel dengan hampir semua

bahan farmasetika. Gel xanthan gum umumnya bersifat pseudoplastik. Aplikasi

dalam bentuk larutan, xanthan gum stabil terhadap enzim, garam, asam dan basa.

Xanthan gum bersifat anionik dan umumnya tidak kompatibel dengan surfaktan

kationik, polimer atau pengawet karena memungkinkan terjadi pengendapan.

Konsentrasi surfaktan anionik dan amfoterik diatas 15% b/v dapat menyebabkan

pengendapan pula pada larutan xanthan gum (Rowe dkk., 2009).

Xanthan gum termasuk stabilisator multiemulsi hidrokoloid. Suatu

hidrokoloid secara signifikan mampu meningkatkan stabilitas multiemulsi karena

membantu enkapsulasi yang lebih baik pada fase dalam sehingga mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

23

pelepasan tidak terkendali dari bahan yang terjerap. Stabilisasi emulsi ganda ini

dapat dicapai karena adanya stabilisasi deplesi. Stabilisasi deplesi diperoleh dari

partikel koloidal yang diberikan oleh makromelekul yang terbebas di larutan (Lutz

dan Aserin, 2008).

E. Suspensi Liposom

Liposom merupakan suatu vesikel berbentuk bulat dan kecil yang di

dalamnya terdapat cairan yang dibungkus dengan satu atau lebih membran lipid

bilayer yang umumnya terbuat dari fosfolipid alam dan kolesterol (Jesorka dan

Orwar, 2008). Liposom mampu mengenkapsulasi dan efektif untuk penghantaran

senyawa aktif baik yang bersifat hidrofilik maupun hidrofobik dan dapat

digunakan sebagai vesikel non toksik untuk senyawa aktif yang larut. Liposom

dapat membawa obat dalam satu atau tiga kompartemen yaitu: 1) senyawa aktif

yang larut air berada pada central aqueous core; 2) senyawa aktif larut minyak

berada pada lapisan membran; 3) peptida dan protein berukuran kecil berada pada

permukaan air lemak (Bhai, Yadav, Mamatha, dan Prasanth, 2012).

Secara umum, komposisi liposom terdiri dari fosfolipid alam dan atau

sintetik. Phosphatidylcholine (lesitin) dan phosphatidylethanolamine merupakan

dua komponen struktural utama dari sebagian besar membran biologis. Liposom

bilayer juga mengandung komponen tambahan seperti kolesterol, lipid konjugat

hidrofilik polimer, dan air. Kolesterol merupakan komponen tambahan yang

paling sering digunakan untuk meningkatkan karakteristik bilayer pada liposom

dengan cara meningkatkan fluiditas membran, stabilitas bilayer, dan mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

24

permeabilitas molekul yang larut air untuk melewati membran (Laouini, Maalej,

Blouza, Sfar, Charcosset, dan Fessi, 2012).

Pemilihan komponen bilayer dilihat dari rigiditas atau fluiditas dan

charge bilayer. Fosfatidilkolin unsaturated yang berasal dari telur atau

fosfatidilkolin kedelai memberikan bilayer yang lebih permeable dan elastis

sehingga dapat berperan sebagai penetration enhancer, dan memfasilitasi

penetrasi molekul obat melalui stratum korneum sedangkan fosfolipid saturated

dengan rantai asil yang panjang seperti dipalmiitoylphos phatidylcholine

membentuk struktur bilayer yang rigid namun impermeable (Akbarzadeh,

Sadabady, Davaran, Joo, Zarghami, Hanifehpour, dkk., 2013).

Liposom terbentuk ketika lipid yang terdiri dari kelompok kepala

hidrofilik dan ekor hidrofobik di dispersikan ke dalam air, membentuk lapisan

tipis lipid bimolekular. Selama agitasi, lapisan lipid bimolekular tipis terhidrasi ini

akan terpisah dan masing-masing akan bergabung membentuk vesikel yang

mencegah interaksi antara hidrokarbon lapisan lipid dengan air sekitarnya,

ditunjukkan pada gambar 10 (Jesorka dan Orwar, 2008).

Gambar 10. Ilustrasi pembentukan liposom (Jesorka dan Orwar, 2008)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

25

Ukuran vesikel merupakan parameter terpenting dalam mendeterminasi

liposom serta ukuran dan jumlah bilayer mempengaruhi jumlah obat yang

terenkapsulasi dalam liposom. Berdasarkan ukuran dan jumlah bilayer, liposom

dapat diklasifikasikan menjadi lima yaitu:

1. Small Unilamellar Vesicles (SUV). Liposom berukuran 20 – 100 nm dan

terdiri dari 1 lapis bilayer

2. Large Unilamellar Vesicles (LUV). Liposom berukuran >100 nm dan terdiri

dari 1 lapis bilayer

3. Giant Unilamellar Vesicles (GUV). Liposom berukuran >1000 nm dan terdiri

dari 1 lapis bilayer

4. Oligolamellar Vesicles (OLV). Liposom berukuran 100 – 500 nm dan terdiri

dari >1 lapis bilayer

5. Multilamellar Vesicles (MLV). Liposom berukuran >500 nm dan terdiri

dari >1 lapis bilayer

(Laouini, dkk., 2012).

Gambar 11. Klasifikasi liposom berdasarkan ukuran dan jumlah bilayer (Laouini,

dkk., 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

26

Liposom dimanfaatkan sebagai pembawa obat dengan alasan vesikel ini

dapat memberikan keuntungan seperti: liposom dapat mengarahkan obat pada

target tertentu misalnya pada long circulating liposomes yang bekerja pada target

selektif area patologis tertentu; liposom dapat berfungsi sebagai reservoir obat

yang melepaskan obat secara perlahan sehingga akan meningkatkan efektivitas

obat dan memperpanjang masa edar obat di dalam darah; liposom dapat

melindungi obat yang tidak stabil (antimikrobia, antioksidan, dan senyawa

bioaktif); liposom dapat melindungi obat dari degradasi sebelum mencapai target

dan melindungi pasien dari efek samping yang berbahaya (Akbarzadeh, dkk.,

2013).

Mekanisme pelepasan obat melalui liposom dengan cara pertama

melakukan fusi dengan membran sel plasma dengan menyisipkan lipid bilayer

liposom ke membran plasma, kedua menstimulasi pelepasan obat yang

terkdanung dalam liposom ke ruang interstisial untuk selanjutnya substansi secara

aktif diambil oleh sel melalui transport paraseluler ditunjukkan pada gambar 12

(Akbarzadeh, dkk., 2013).

Gambar 12. Mekanisme pelepasan obat dari liposom (Wilczewska, 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

27

F. Kulit

Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh tubuh.

Luas kulit pada manusia rata – rata sekitar 2 m2 dengan berat 10 kg jika ditimbang

dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak, atau beratnya 16% dari berat badan

seseorang (Kusantati, Prihatin, dan Wiana, 2008). Struktur dan fungsi dari kulit

manusia terdiri dari empat bagian utama yaitu stratum korneum, viable epidermis,

dermis, dan jaringan subkutan yang ditunjukkan pada gambar 13.

Gambar 13. Struktur dan fungsi kulit (Walters, 2002)

Struktur kulit meliputi bagian – bagian di bawah ini:

1. Stratum korneum yang disebut juga non viable epidermis merupakan lapisan

terluar dari kulit yang merupakan penghalang utama masuknya zat asing. Rata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

28

– rata ketebalan stratum korneum yaitu 10 – 20 µm dengan struktur terdiri dari

brick dan mortar yang merupakan barrier pengontrol kecepatan dalam

absorbsi transdermal (Walters, 2002).

2. Epidermis merupakan bagian dari kulit yang berlapis-lapis dengan ketebalan

0,06 mm pada kelopak mata dan 0,08 mm pada telapak tangan dan telapak

kaki. Epidermis tidak terdapat pembuluh darah (Benson, 2012).

3. Dermis mempunyai ketebalan yang bervariasi tergantung lokasi kulit. Dermis

memiliki dua lapisan yaitu papillary layer yang berisi susunan tipis daris erat

kolagen dan reticular layer yang tersusun dari seraat kolagen tebal dan

tersusun sejajar dengan permukaan kulit (Brannon, 2007). Dermis

mengandung banyak pembuluh darah yang memiliki peran penting dalam

pengaturan suhu tubuh dan tekanan darah. Jaringan kapiler yang luas dalam

stratum papiler berfungsi untuk mengatur suhu tubuh dan memberi makan

epidermis di atasnya yang tidak memiliki pembuluh darah sendiri (Junquera

dan Kelley, 1997).

4. Jaringan subkutan merupakan lapisan lemak dan jaringan ikat yang di

dalamnya terdapat pembuluh darah dan syaraf. Lapisan ini berperan untuk

pengaturan suhu kulit maupun suhu tubuh (Brannon, 2007).

Penetrasi obat melintasi stratum korneum dapat terjadi karena adanya

proses difusi melalui dua mekanisme, yaitu melalui jalur transepidermal dan jalur

transppendageal (gambar 14)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

29

Gambar 14. Jalur umum zat aktif dalam menembus kulit (Lane, 2013)

1. Jalur transepidermal. Jalur ini merupakan jalur difusi melalui stratum korneum

yang terjadi melalui 2 jalur yaitu jalur transselular yang berarti jalur melalui

protein di dalam sel dan melewati daerah yang kaya akan lipid, dan jalur

interseluler yang berarti jalur melalui ruang antar sel. Penetrasi pada jalur

transepidermal berlangsung melalui dua tahap yakni pertama, pelepasan obat

dari pembawa ke stratum korneum tergantung koefisien partisi obat dalam

pembawa dan stratum korneum. Kedua, difusi melalui epidermis dan dermis

dibantu oleh aliran pembuluh darah dalam lapisan dermis (Benson, 2012).

2. Jalur transappendageal. Jalur ini merupakan jalur masuknya obat melalui

folikel rambut dan kelenjar keringat yang disebabkan karena adanya pori-pori

di antaranya, sehingga memungkinkan obat berpenetrasi. Penetrasi obat

melalui jalur transepidermal lebih baik daripada jalur transappendageal,

karena luas permukaan pada jalur transappendageal lebih kecil (Benson, 2012).

Faktor – faktor yang mempengaruhi absorbsi perkutan yaitu:

1. Konsentrasi obat dalam sediaan. Konsentrasi obat dalam sediaan semakin

tinggi maka jumlah obat yang diabsorbsi per unit luas permukaan akan

semakin besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

30

2. Luas permukaan tempat absorbsi. Apabila luas permukaan tempat absorbsi

semakin besar, maka jumlah obat yang diabsorbsi per unit luas permukaan

akan semakin besar.

3. Karakteristik pembawa. Pembawa yang mudah menyebar pada permukaan

kulit akan meningkatkan absorbsi. Pembawa yang dapat meningkatkan

kelembaban kulit akan meningkatkan absorbsi.

4. Hidrasi kulit. Hidrasi stratum korneum akan meningkatkan penetrasi obat ke

dalam kulit.

5. Afinitas obat terhadap kulit obat harus mempunyai afinitas terhadap kulit yang

lebih besar daripada terhadap pembawa

6. Koefisien partisi obat. Koefisien partisi obat mempengaruhi kelarutan obat

dalam minyak dan air.

7. Cara aplikasi obat pada kulit. Pengolesan dan penggosokkan obat pada kulit

akan meningkatkan penetrasi obat ke dalam kulit.

8. Tempat aplikasi obat. Tempat aplikasi obat berpengaruh terhadap kemampuan

penetrasi obat. Aplikasi pada bagian kulit yang telah tipis akan meningkatkan

penetrasi obat daripada aplikasi pada bagian kulit yang lebih tebal.

9. Waktu kontak obat dengan kulit. Semakin lama waktu kontak obat dengan

kulit maka akan meningkatkan penetrasi obat ke dalam kulit.

(Ansel, 2005)

G. Sinar Matahari

Sinar matahari merupakan sumber dari radiasi elektromagnetik. Ketika

memancarkan radiasi, sebagian dari sinar matahari masuk ke bumi melewati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

31

atmosfer hingga kemudian sampai ke permukaan bumi. Jumlah dari total radiasi

matahari yang sampai ke bumi disebut insolasi (Kiil dan Houmoller, 2013).

Spektrum elektromagnetik yang dipancarkan oleh matahari terdiri dari sinar

tampak dan radiasi sinat tampak dekat seperti sinar X, ultraviolet, inframerah dan

gelombang radio (Solarradiation, 2013). Sinar matahari ketika sampai di atmosfer

akan dipantulkan oleh lapisan ozon, sedangkan sisanya diserap dan diubah

menjadi panas (Kiil dan Houmoller, 2013).

Radiasi sinar ultraviolet merupakan penyebab berbagai kerusakan kulit,

termasuk kanker. Radiasi yang dipancarkan sinar matahari terdiri dari beberapa

jenis. Salah satunya yaitu sinar ultraviolet (UV) yang terdiri dari beberapa jenis

dengan panjang gelombang yang berbeda (Anna, 2015). Sinar ultraviolet (UV)

merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik yang mempunyai panjang

gelombang antara 40 sampai 400 nm. Spektrum UV dibagi menjadi UV vakum

(40-190 mn), UV jauh (190-220 nm), UV C (220-290 nm), UV B (290-320 nm),

dan UV A (329-400 nm) (National Aeronautics dan Space Administration, 2007).

Sinar UV A merupakan penyebab radiasi sinar UV paling tinggi. Radiasi

sinar ini dapat menembus kulit sampai bagian dermis dan dapat merusak sel yang

berada di dalamnya. Efek yang ditimbulkan akibat radiasi sinar ini yaitu

pigmentasi kulit (timbul bercak hitam pada kulit), kerusakan kulit, dan kerutan

(penuaan dini). Sinar UV B juga berpotensi merusak kulit namun hanya sampai

lapisan luar kulit (epidermis). Sinar UV B membantu tubuh untuk mengolah

vitamin D pada pagi hari terutama sebelum jam 10 pagi namun sinar ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

32

menyebabkan kerusakan fotokimia pada DNA sel sehingga memicu timbulnya

kanker kulit (Mutia, 2015).

H. Enhancer

Enhancer kimia merupakan senyawa yang dapat meningkatkan penetrasi

perkutan obat dengan berpartisi pada stratum korneum dan mengubah susunan

lipid-protein yang ada di kulit. Perubahan ini menyebabkan perubahan sifat dan

penurunan pertahanan pada stratum korneum. Enhancer kimia dapat

meningkatkan permeabilitas stratum korneum melalui beberapa mekanisme yaitu :

(1) meningkatkan fluiditas lipid di kulit; (2) melalui hidrasi jalur polar; (3) melalui

aksi keratolitik; (4) meningkatkan kelarutan obat; dan (5) meningkatkan partisi

stratum korneum (Kumar dan Philip, 2007).

Enhancer kimia yang dapat berperan sebagai penetrating enhancer yaitu:

1. Asam lemak. Keefektifan asam lemak sebagai senyawa peningkat penetrasi

ditentukan dari panjang rantai karbon. Panjang rantai karbon C7 - C12, akan

meningkatkan penetrasi suatu obat, namun apabila panjang rantai karbon

diatas 12 maka akan menurunkan penetrasi zat. Efektifitas optimal asam

lemak sebagai senyawa peningkat penetrasi yaitu pada asam lemak dengan

panjang karbon C9 – C12 karena mempunyai koefisien partisi dan afinitas

yang sesuai dengan kulit. Asam lemak yang mempunyai panjang rantai karbon

yang pendek tidak mempunyai lipofilisitas yang sesuai untuk penetrasi. Asam

lemak yang mempunyai panjang rantai karbon yang lebih panjang akan

mempunyai afinitas terhadap lemak stratum korneum sehingga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

33

memperlambat penetrasi. Asam lemak yang banyak digunakan sebagai

senyawa peningkat penetrasi yaitu asam oleat (Pathan dan Setty, 2009).

2. Minyak esensial dan terpen. Senyawa ini bekerja dengan memodifikasi sifat

alami pelarut stratum korneum serta senyawa ini dapat menurunkan waku lag

penetrasi (Pathan dan Setty, 2009).

3. Urea. Urea bekerja dengan menghidrasi stratum korneum dan dengan

membentuk kanal difusi hidrofilik. Urea siklik memiliki gugus polar dan non

polar sehingga mekanisme peningkat penetrasi disebabkan oleh aktivitas

hidrofilik dan oragnisasi lipid di stratum korneum(Pathan dan Setty, 2009).

4. Azon. Azon merupakan enhancer kimia pertama yang didesain sebagai

senyawa peningkat penetrasi. Azon bekerja dengan cara mempengaruhi lipid

sfingosin dan seramida yang secara alami ditemukan dilapisan kulit bagian

atas (Pathan dan Setty, 2007).

5. Surfaktan. Penambahan surfaktan ke dalam suatu formula berfungsi untuk

melarutkan senyawa aktif yang bersifat lipofilik. Surfaktan juga mempunyai

potensi untuk melarutkan lipid pada lapisan stratum korneum. Surfaktan

biasanya terdiri dari alkil lipofilik atau aril rantai lemak dengan gugus

hidrofilik pada bagian kepala. Surfaktan yang biasanya digunakan yaitu

polioxyethylene alkyl ether (Brij) dan polyoxythylene sorbitan fatty acid ester

(Tween). Studi DSC pada surfaktan non ionik mengindikasikan bahwa

surfaktan akan berinteraksi dengan kulit dan mengubah struktur lipid dan

meningkatkan permeabilitas di mana kemampuan surfaktan mempengaruhi

kulit tergantung dari sifat fisika kimianya (Lane, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

34

I. Uji Penetrasi In Vitro

Uji penetrasi in vitro dilakukan guna mengukur kecepatan dan jumlah

senyawa yang melewati kulit, yang mana hal tersebut tergantung pada obat,

bentuk sediaan, eksipien, bahan peningkat penetrasi dan variabel formulasi

lainnya. (Witt dan Bucks, 2003). Kelebihan utama uji penetrasi in vitro yaitu

kondisi penelitian yang dilakukan dapat dikontrol secara presisi seperti variabel

kulit dan material yang digunakan. Namun hal ini dapat menimbulkan kerugian

seperti informasi terkait metabolism, distribusi, dan efek aliran darah terhadap

permeasi tidak dapat diketahui (Walters, 2002).

Salah satu metode in vitro untuk mengukur jumlah obat yang terpenetrasi

ke kulit yaitu dengan menggunakan sel difusi Franz. Sel difusi Franz merupakan

sel difusi tipe vertikal untuk mengetahui penetrasi suatu senyawa ke dalam kulit

secara in vitro. Sel difusi Franz terdiri dari dua kompartemen yaitu kompartemen

donor dan kompartemen akseptor yang dipisahkan oleh membran seperti

ditunjukkan pada gambar 15 (Walters, 2002).

Gambar 15. Sel difusi Franz (Bartosova dan Bajgar, 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

35

Membran yang dapat digunakan uji penetrasi in vitro yaitu kulit tikus,

babi, marmot, kelinci, ular, manusia, atau membran kulit sintetik. Kulit manusia

merupakan pilihan utama untuk uji penetrasi in vitro namun sulit untuk

didapatkan sehingga banyak digunakan kulit tikus sebagai penggantinya (Nair dan

Panchagula, 2004). Bagian kulit manusia yang sering digunakan yaitu kulit

abdominal atau breast sedangkan kulit hewan yang biasanya digunakan yaitu

bagian flank dan back (rat) dan flank dan ear (babi) (Bartosova dan Bajgar, 2012).

Uji penetrasi in vitro menggunakan kulit tikus dapat memberikan informasi yang

berguna untuk memanipulasi desain pemberian obat secara transdermal, sehingga

dapat dicapai permeasi obat yang menembus kulit (Al-saidan, Krishnaih,

Chdanrasekhar, Lalla, Rama, Jayaram, dkk., 2004).

Cara melakukan uji penetrasi dengan sel difusi Franz yaitu sejumlah

tertentu zat diaplikasikan pada membran dan dibiarkan berpenetrasi secara difusi

pasif melalui membran. Mengetahui jumlah zat yang terpenetrasi maka dilakukan

sampling pada cairan kompartemen akseptor selama waktu tertentu hingga

mencapai kondisi tunak. Cairan dari kompartemen akseptor yang diambil harus

digantikan dengan cairan awal sejumlah volume yang di ambil. Hal ini bertujuan

untuk menjaga volume dalam cairan akseptor tetap konstan dan untuk menjaga

supaya cairan di kompartemen akseptor tetap dalam keadaan tunak (Witt dan

Bucks, 2003).

Faktor yang perlu diperhatikan dalam uji penetrasi secara in vitro yaitu:

1. Pemilihan membran. Penggunaan kulit manusia sebagai membran uji

memiliki beberapa kesulitan seperti mendapatkan kulit manusia tersebut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

36

kesulitan mengontrol jenis kelamin, ras, umur, dan kondisi kulit, sehingga

untuk uji penetrasi secara in vitro bisa digunakan kulit hewan sebagai

penggantinya seperti kulit tikus, babi, marmot, kelini, dan ular (Wiechers,

1989).

2. Larutan donor. Senyawa yang dilarutkan atau yang terkdanung dalam

pembawa akan berdifusi dari pembawa menuju ke permukaan kulit sebelum

obat diabsorpsi. Pembawa dapat mempengaruhi pelepasan senyawa dan

berinteraksi dengan stratum korneum. Faktor yang mempengaruhi pelepasan

obat yaitu sifat fisikokimia zat aktif dan pembawa seperti kelarutan, ukuran

molekul, viskositas dan polaritas (Wiechers, 1989).

3. Larutan akseptor. Larutan yang digunakan sebaiknya tidak hanya berperan

sebagai penerima obat yang mengalami penetrasi di dalamnya tetapi juga yang

menyediakan air, bahan-bahan biokimia dan ion-ion yang diperlukan

membran kulit dalam mempertahankan fungsinya (Skelly, 1987). Larutan

yang dapat digunakan sebagai larutan akseptor seperti larutan fisiologis salin,

larutan ringer, atau larutan fisiologis lainnya yang relevan. Faktor lain yang

perlu diperhatikan yaitu suhu, kelarutan senyawa dalam medium dan

pengadukan (Friend, 1992).

J. Spektrofotometri Derivatif

Spektrofotometri derivatif merupakan salah satu metode spektrofotometri

yang dapat digunakan untuk analisis senyawa campuran baik organik maupun

anorganik secara langsung tanpa harus melakukan pemisahan terlebih dahulu

walaupun dengan panjang gelombang yang berdekatan. Metode ini merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

37

teknik analisis yang menggunakan sistem turunan orde 1 hingga 5 dari spektrum

spektrofotometri UV-VIS. Kurva spektrum derivatif menggambarkan nilai

turunan absorbansi suatu senyawa terhadap panjang gelombang seperti yang

ditunjukkan pada persamaan berikut:

n

Dx,λ = f…………………………………………………………(1)

Nilai n menunjukkan orde derivatif dan nDx,λ merupakan nilai derivatif pada orde

ke-n dari suatu spektrum absorbansi substansi X terhadap panjang gelombang

(Marczenko dan Balcerzak, 2000).

Proses yang terjadi dalam derivatisasi data spektra adalah

pendiferensialan kurva secara matematis yang tak lain adalah menentukan

kemiringan/gradien serapan antara panjang gelombang tertentu secara menyeluruh

seperti tampak dalam gambar 16.

Gambar 16. Penentuan gradien dari spektrum orde 0 (Nurhidayati, 2007)

Penentuan besar gradien secara individual adalah plot dA/dλ terhadap λ

untuk mendapatkan plot derivatif pertama. Plot derivatif pertama ini dapat

diturunkan lagi dengan cara yang sama untuk mendapatkan harga d2A/dλ2, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

38

bila diplotkan terhadap panjang gelombang menghasilkan plot derivatif kedua.

Pengulangan proses ini menghasilkan orde yang lebih tinggi, plot derivatif ke-n,

atau dnA/ dnλ terhadap λ. Sebagai ilustrasi proses pengulangan, dari derivat kenol

sampai dengan kelima ditunjukkan pada gambar 17 (Nurhidayati, 2007).

Gambar 17. Spektrogram derivatif orde 0 hingga 5 (Kus, Marczenko dan Obarski,

1996)

Metode spektrofotometri derivatif memberikan sensitivitas dan

selektivitas yang tinggi dibdaningkan metode spektrofotometri normal (orde 0).

Hasil selektivitas yang lebih tinggi didapatkan dengan mengurangi atau

mengeleminasi noise tanpa mengurangi sinyal penting, serta mengurangi

kesalahan yang disebabkan oleh spektrum senyawa lain dalam sampel yang

tumbang tindih (Marczenko dan Balcerzak, 2000).

K. Landasan Teori

Sinar ultraviolet merupakan salah satu spektrum radiasi dari sinar

matahari yang terdiri dari tiga jenis yaitu sinar UV A, UV B, dan UV C. Radiasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

39

sinar UV A merupakan penyebab radiasi paling tinggi dan dapat menembus kulit

hingga bagian dermis sedangkan radiasi UV B juga berpotensi merusak kulit

namun hanya sampai lapisan luar (epidermis). Efek dari radiasi sinar UV A dan

UV B ini dapat menyebabkan pigmentasi kulit, kerusakan kulit, penuaan dini,

serta memicu timbulnya kanker kulit. Adanya kosmetik yang bersifat antioksidan

diharapkan dapat mencegah timbulnya ROS di dalam kulit terutama pada lapisan

epidermis dan dermis (Mutia, 2015).

Hibiscus sabdariffa L. atau yang biasa dikenal dengan rosella telah

diketahui memiliki aktivitas antioksidan karena adanya kandungan fenolik di

dalam bunga rosella. Salah satu kandungan fenolik yang ada di rosella yaitu

antosianin. Antosianin merupakan metabolit sekunder dari famili flavonoid

(Konczak dan Zhang, 2004).

Berdasarkan struktur serta sifatnya, stabilitas antosianin sangat

dipengaruhi oleh lingkungan seperti cahaya, suhu, dan oksigen. Studi kondisi

penyimpanan multiemulsi yang dilakukan oleh Li (2015) menunjukkan kondisi

optimum penyimpanan multiemulsi yaitu pada suhu -4 , tertutup rapat,

terlindung dari cahaya dan adanya pemberian gas nitrogen. Penggunan ekstrak

metanol kelopak bunga rosella secara topikal dapat menyebabkan iritasi pada kulit

(Pinsuwan dkk, 2010). Selain itu hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan

peneliti menunjukkan kemampuan penetrasi yang dihasilkan bervariasi.

Berdasarkan target aksi antosianin sebagai penangkal radiasi sinar UV,

stabilitas antosianin, dan kemampuan penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga

rosella maka dibutuhkan sebuah vesikel untuk menjaga stabilitas antosianin dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

40

kemampuan penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella supaya dapat

tertahan di lapisan epidermis dan dermis sehingga tidak masuk ke sistemik.

Vesikel yang digunakan yaitu multiemulsi dan suspensi liposom. Multiemulsi

memiliki kemampuan penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella ke dalam

kulit yang lebih baik daripada suspensi liposom dikarenakan ukuran partikel pada

multiemulsi lebih besar daripada suspensi liposom menyebabkan multiemulsi

lebih tertahan di dalam kulit (lapisan epidermis dan dermis). Ukuran partikel

suspensi liposom yang lebih kecil memungkinkan suspensi liposom lebih mudah

untuk menembus lapisan-lapisan pada kulit sehingga dapat masuk ke sistemik.

Jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang terpenetrasi ke dalam

kulit dapat diketahui dengan melakukan uji penetrasi secara in vitro menggunakan

sel difusi Franz. Selanjutnya ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang

terpenetrasi ke dalam kulit dan yang tersisa dalam kulit di ukur dengan

menggunakan spektrofotometri derivatif.

L. Hipotesis

1. Formula optimum multiemulsi yang terbentuk bertipe A/M/A, homogen,

memiliki pH sesuai dengan pH kulit, dan stabil selama 28 hari, pada suhu

penyimpanan -4 , dan pemberian gas nitrogen ditandai dengan tidak adanya

pemisahan fase.

2. Sediaan multiemulsi A/M/A yang telah optimum mempunyai kemampuan

sebagai pembawa ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang lebih baik dari

pada suspensi liposom dalam berpenetrasi ke dalam lapisan epidermis dan

dermis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni yaitu untuk

mengetahui sifat dan stabilitas fisis sediaan multiemulsi A/M/A ekstrak metanol

kelopak bunga rosella dan mengetahui apakah sediaan multiemulsi A/M/A yang

telah optimum mempunyai kemampuan sebagai pembawa ekstrak metanol

kelopak bunga rosella yang lebih baik dari pada suspensi liposom dalam

berpenetrasi ke dalam lapisan epidermis dan dermis.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Variabel bebas dalam formulasi yaitu konsentrasi eksipien dan HLB

multiemulsi A/M/A.

b. Variabel bebas dalam uji penetrasi dengan sel difusi Franz yaitu waktu

pengambilan sampel penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella,

ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan multiemulsi A/M/A

dan suspensi liposom.

2. Variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Variabel tergantung dalam formulasi yaitu sifat fisis dan stabilitas sediaan

multiemulsi A/M/A hasil optimasi formula.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

42

b. Variabel tergantung dalam uji penetrasi dengan sel difusi Franz yaitu

kemampuan penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella ke dalam

kulit.

3. Variabel pengacau terkendali

Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Variabel pengacau terkendali dalam formulasi yaitu cahaya dan udara

selama pembuatan multiemulsi A/M/A.

b. Variabel pengacau terkendali dalam uji penetrasi dengan sel difusi Franz

yaitu kondisi hewan uji, homogenitas sediaan, suhu, dan kecepatan

pengadukan.

4. Variabel pengacau tak terkendali

Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini dibagi menjadi dua,

yaitu:

a. Variabel pengacau tak terkendali dalam formula optimum yaitu

kelembaban ruangan tempat pembuatan.

b. Variabel pengacau tak terkendali dalam uji penetrasi dengan sel difusi

Franz yaitu ketebalan kulit, waktu penyimpanan kulit, dan berat sediaan

yang diaplikasikan.

C. Definisi Operasional

1. Ekstrak metanol kelopak bunga rosella merupakan ekstrak kental kelopak

bunga rosella berwarna merah tua dengan pelarut metanol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

43

2. Liposom ekstrak metanol kelopak bunga rosella adalah suatu vesikel yang

terdiri dari satu lapis fosfolipid bilayer yang di dalamnya mengandung ekstrak

metanol kelopak bunga rosella

3. Suspensi liposom adalah sediaan cair yang mengandung liposom ekstrak

metanol kelopak bunga rosella yang didispersikan ke dalam air

4. Multiemulsi A/M/A ekstrak metanol kelopak bunga rosella adalah sistem

multiemulsi A/M yang mengandung ekstrak metanol kelopak bunga rosella

yang didispersikan dalam fase air dengan bantuan emulgator.

5. Emulgator adalah suatu senyawa yang berfungsi untuk menggabungkan fase

minyak dengan fase air.

6. Multiemulsi A/M/A atau suspensi liposom dalam sampel larutan buffer fosfat

pH 4 yang dianalisis merupakan sediaan semisolid atau sediaan cair yang

terpenetrasi ke dalam kompartemen akseptor yang berisi larutan PBS pH 4.

7. Sel difusi Franz adalah serangkaian alat sel difusi Franz dengan ukuran

water jacket 9 mm, lipatan dasar datar (ground o-ring), dan volume

kompartemen akseptor 3 mL.

8. Waktu pengambilan sampel adalah waktu yang diperlukan untuk mengambil

sampel pada kompartemen donor dan kompartemen akseptor pada sel difusi

Franz .

D. Bahan Penelitian

Ekstrak metanol kelopak bunga rosella dan suspensi liposom diperoleh

dari Sanjayadi, aquadest dan aquabidest diperoleh dari laboratorium Farmasi

USD, Tween 80 (pro analysis ,Merck), metanol (pro analysis, Merck), NaCl (pro

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

44

analysis, Merck), KCl (pro analysis, Merck), Na2HPO4 (pro analysis, Merck),

KH2PO4 (pro analysis, Merck), HCl approx. 37% (pro analysis, Merck), setil

alkohol (pharmaceutical grade), MgSO4 (pharmaceutical grade), dimethicone

(pharmaceutical grade) diperoleh dari PT. Bratachem, Span 80 (pharmaceutical

grade), xanthan gum (pharmaceutical grade), parafin (pharmaceutical grade)

diperoleh dari PT. Bratachem, kulit tikus betina galur wistar, larutan ringer laktat

yang diproduksi oleh PT. Widatra Bhakti, dan nitrogen teknis diperoleh dari CV.

Perkasa.

E. Alat Penelitian

Hotplate Scilogex MS-H-S, waterbath Elbanton, mixer merk Miyako,

alat-alat gelas, sel difusi Franz, termometer, seperangkat alat spektrofotometer

UV-Vis Shimadzu UV-1800, seperangkat alat mikroskop, timbangan

analitik/digital scale (Mettler Toledo), flakon, aluminium foil, sonikator (Retsch),

table top sentrifuse model PLC-03, mikro pipet (Socorex), spuit injeksi 1ml, dan

penggaris segitiga (zigel).

F. Tata Cara Penelitian

1. Ekstraksi kelopak bunga rosella

Lima kilogram bunga rosella segar yang diperoleh dari Pontianak

dicuci dengan air mengalir sebanyak tiga kali, kemudian dicuci dengan

aquadest. Bunga rosella yang telah dicuci selanjutnya di maserasi dengan

metanol sebanyak lima Liter menggunakan ultraturrax. Maserasi dilakukan

pada suhu ruangan selama dua hari. Supernatan yang terbentuk disaring

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

45

menggunakan corong buchner dengan kertas saring whatman no 1. Filtrat

yang diperoleh selanjutnya di pekatkan dengan rotary evaporator pada suhu

40 sehingga menghasilkan ekstrak metanol kelopak bunga rosella. Ekstrak

metanol kelopak bunga rosella yang dihasilkan di simpan pada botol fase

gerak yang telah dilapisi dengan aluminium foil, dijenuhkan dengan N2 dan

disimpan pada suhu -4 hingga analisis berikutnya. Proses ekstraksi ini

dilakukan oleh Sanjayadi.

2. Penetapan bobot tetap ekstrak metanol kelopak bunga rosella

Cawan porselen yang hendak digunakan dikeringkan terlebih dahulu

selama 30 menit. Kemudian cawan porselen yang telah dikeringkan ditara.

500 µL ekstrak metanol kelopak bunga rosella dimasukkan ke dalam cawan

porselen dan ditimbang seksama cawan porselen beserta isinya. Kemudian

dikeringkan dengan waterbath pada suhu 40 – 50 selama 1 jam.

Kemudian ditimbang lagi hingga 2 kali penimbangan berturut-turut berbeda

tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang ditimbang (Direktorat Jenderal

Pengawasan Obat dan Makanan, 1979).

3. Uji penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella

Studi penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella mengikuti

Organization for Economic Co-operation Development (OECD) Guideline for

The Testing of Chemicals (Skin Absorption: in vitro Method) tahun 2004 yang

disertai beberapa modifikasi oleh peneliti. Studi penetrasi pada penelitian ini

memerlukan langkah-langkah seperti pembuatan larutan PBS, preparasi kulit

tikus sebagai membran difusi, pemasangan alat sel difusi Franz (FDC), dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

46

penetapan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella pada kompartemen

akseptor atau donor.

a. Pembuatan 10 mM Phospate Buffer Saline (PBS) pH 4. Sebanyak 800 mL

Aquabidest dimasukkan dalam gelas beker 1 L, kemudian ditambahkan 8 g

NaCl, 0,2 g KCl, 1,44 g Na2HPO4, dan 0,24 g KH2PO4 diaduk dengan

pengaduk magnetik hingga larut sempurna. Derajat keasaman larutan

diukur dengan pH meter, dan pH larutan dibuat 4 dengan penambahan HCl.

Larutan dipindahkan dalam labu takar 1 L, kemudian ditambahkan

aquabidest sampai tanda. Larutan ini akan digunakan medium pada

kompartmen akseptor.

b. Preparasi kulit tikus betina galur wistar sebagai membran difusi. Tikus

dikorbankan dengan eter. Bulu pada tikus yang telah dikorbankan dicukur

hingga bersih dengan menggunakan pisau pencukur bulu. Kulit tikus

bagian punggung diambil, dibentangkan pada lilin, lalu dihilangkan

lapisan lemaknya. Kulit dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan

yaitu 2,5 cm x 2,5 cm. Kulit yang telah dipotong dicuci dengan larutan

ringer laktat hingga bersih. Kulit yang telah disiapkan dimasukkan ke

dalam flakon yang berisi larutan ringer laktat kemudian disimpan dalam

lemari es.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

47

Gambar 18. Rangkaian alat sel difusi Franz

c. Pemasangan alat sel difusi Franz (FDC). Sebelum digunakan kulit tikus

dihidrasi terlebih dahulu dengan larutan ringer laktat selama 30 menit.

Berdasarkan gambar 18, maka kulit dipasang pada FDC dengan bagian

stratum korneum menghadap ke bagian kompartemen donor, lalu

kompartemen akseptor diisi dengan PBS sebanyak 2,7 mL dan

dimasukkan magnetic stirrer. Sebanyak 100 µl ekstrak metanol kelopak

bunga rosella diaplikasikan pada kompartemen donor. Selama FDC

beroperasi, suhu dijaga pada 31 – 33 , pada kompartemen akseptor

tidak diperbolehkan adanya gelembung selama proses berlangsung, dan

diaduk dengan magnetic stirrer dengan kecepatan 300 rpm.

d. Penetapan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella pada

kompartemen akseptor. Pengambilan sampel pada uji penetrasi dengan

menggunakan FDC dilakukan sebanyak 6 kali dengan kulit tikus yang

berbeda yang dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Variabel untuk tiap uji

Percobaan ke- I II III IV V VI

Waktu pengambilan

sampel (jam) 1 2 3 4 5 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

48

Sebanyak 100 µL ekstrak metanol kelopak bunga rosella diambil lalu

diaplikasikan pada stratum korneum. Selanjutnya cairan PBS dalam

kompartemen akseptor diambil pada jam yang tercantum pada tabel 2.

Selanjutnya cairan PBS langsung di ukur dengan menggunakan

spektrofotometri UV-VIS. Langkah ini diulangi sebanyak tiga kali

sehingga terdapat tiga variasi jumlah ekstrak metanol kelopak bunga

rosella pada kompartemen akseptor yang diaplikasikan.

e. Penetapan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella pada

kompartemen donor. Setiap pengambilan cairan PBS pada kompartemen

akseptor yang ditunjukkan dalam tabel 2, maka ekstrak metanol kelopak

bunga rosella pada kompartemen donor dibilas dengan aquadest. Ekstrak

metanol kelopak bunga rosella dibilas dengan 1,5 mL aquadest, lalu

dimasukkan ke labu takar 5 mL dan ditambahkan dengan aquadest hingga

batas selanjutnya diukur dengan spektrofotometer UV – Vis.

4. Optimasi formula multiemulsi A/M/A

Optimasi formula multiemulsi A/M/A yang dilakukan yaitu optimasi

konsentrasi HLB emulsi primer yang akan digunakan (5 – 5,8); optimasi

kecepatan pengadukan emulsi primer yang akan digunakan (kecepatan 4 dan 5

pada mixer); optimasi lama pencampuran emulsi primer yang akan digunakan

(10 menit – 20 menit); optimasi konsentrasi stiffening agent yang akan

digunakan (4% - 10%); optimasi konsentrasi anti foaming agent yang akan

digunakan (2% - 8%); optimasi jumlah emulsi primer yang ditambahkan

(27,8g – 47,8g); optimasi konsentrasi emulgator sekunder yang digunakan (2%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

49

- 6%); dan optimasi lama pencampuran multiemulsi (10 menit – 20 menit).

Hasil optimasi dipilih yang menghasilkan % pemisahanan fase yang paling

sedikit pada setiap perlakuan.

5. Pembuatan multiemulsi A/M/A

Proses pembuatan multiemulsi pada penelitian ini disiapkan dalam

dua tahap yaitu pembuatan emulsi primer A/M dan pembuatan multiemulsi

A/M/A

a. Pembuatan emulsi primer tipe A/M). Tween 80 dan ekstrak metanol

kelopak bunga rosella dilarutkan dalam fase air internal. Span 80,

dimethicone, setil alkohol, ditambahkan ke dalam parafin cair dan diaduk

hingga homogen. Masing-masing fase dipanaskan pada suhu 50 ± 3 .

Fase air ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam fase minyak, diaduk

dengan mixer selama 10 menit hingga homogen. Keseluruhan proses

pencampuran disertai dengan penjenuhan nitrogen, lampu ruangan

dimatikan, serta wadah ditutup dengan menggunakan aluminium foil.

b. Pembuatan multiemulsi tipe A/M/A. Fase air yang digunakan dalam fase

cair eksternal dibagi menjadi 2 bagian (2:1). Emulgator sekunder (Tween

80) dilarutkan dalam fase air pertama (2 bagian). Xanthan gum

dikembangkan dalam fase air kedua (1 bagian) hingga terbentuk massa gel

yang homogen. Setelah terbentuk massa gel yang homogen, maka

dicampurkan ke fase air pertama (2 bagian) dan diaduk hingga homogen.

Emulsi primer A/M yang telah ditimbang, sedikit demi sedikit

ditambahkan pada fase cair eksternal yang telah mengandung Tween 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

50

dan xanthan gum dan sambil diaduk menggunakan mixer selama 10 menit

hingga homogen. Keseluruhan proses pencampuran disertai dengan

penjenuhan nitrogen, lampu ruangan dimatikan, serta wadah ditutup

dengan menggunakan aluminium foil. Multiemulsi A/M/A yang telah jadi

dimasukkan ke dalam flakon yang telah dibungkus dengan aluminium foil

dan dijenuhkan dengan nitrogen sebelum ditutup rapat dengan parafilm.

6. Evaluasi sediaan multiemulsi

Evaluasi sediaan multiemulsi dilakukan pada 1 hari setelah

pembuatan multiemulsi. Evaluasi yang dilakukan meliputi sifat fisik sediaan

dan stabilitas sediaan. sifat fisik sediaan yang dilakukan yaitu pengujian

organoleptis, pengukuran pH, penentuan tipe emulsi, dan pengukuran

mikromeritik. Stabilitas sediaan yang dilakukan yaitu uji mekanik dan uji

volume creaming.

a. Pengujian organoleptis. Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bau,

warna, dan homogenitas sediaan multiemulsi pada 1 hari setelah

pembuatan

b. Penetapan pH. Sejumlah multiemulsi dioleskan pada kertas indikator dan

kemudian ditentukan pH dari sediaan tersebut (Direktrorat Jenderal

Pengawasan Obat dan Makanan, 1979).

c. Penentuan tipe emulsi. Sejumlah emulsi primer dan multiemulsi masing –

masing dilarutkan pada minyak dan air. Selanjutnya dilakukan pengamatan

secara visual untuk menentukan apakah emulsi primer bertipe A/M atau

M/A dan apakah multiemulsi bertipe A/M/A atau M/A/M. Jika emulsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

51

primer larut dalam minyak, maka tipe emulsi primer A/M dan apabila

multimulsi larut dalam air, maka tipe multiemulsi A/M/A (Martin, 1990).

d. Pengukuran mikromeritik. Uji mikromeritik dilakukan pada 1 hari setelah

pembuatan. Sebelum dilakukan pengukuran, perlu dilakukan kalibrasi

pada lensa mikroskop. Cara pengujian mikromeritik yaitu sejumlah

multiemulsi dan emulsi primer masing-masing dioleskan pada gelas objek,

kemudian diletakkan pada meja benda pada mikroskop. Ukuran globul

yang terdispersi pada multiemulsi diamati. Penentuan objek, digunakan

pembesar lemah kemudian diganti pembesar kuat (Martin, 1990).

e. Uji mekanik. Sediaan multiemulsi dimasukkan ke dalam tabung

sentrifugasi, kemudian dilakukan sentifugasi pada kecepatan 5000 rpm

selama 20 menit. Hasil sentrifugasi dapat diamati dengan adanya

pemisahan atau tidak (Mahmood, Akhtar, dan Manickam, 2014).

f. Uji volume creaming. Multiemulsi ditempatkan pada tabung berskala

kemudian diamati pada 28 hari setelah pembuatan, untuk melihat

perubahan tinggi pemisahan fase akibat creaming. Multiemulsi disimpan

pada suhu -4 , dijenuhkan dengan gas nitrogen, tertutup rapat, serta

terlindung dari cahaya.

7. Evaluasi sediaan suspensi liposom

Suspensi liposom yang diperoleh dari Sanjayadi terbuat dari

fosfatidilkolin dan kolesterol, selanjutnya dilakukan evaluasi sediaan suspensi

liposom pada 1 hari setelah pembuatan suspensi liposom. Evaluasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

52

dilakukan meliputi sifat fisik sediaan yaitu pengujian organoleptis, penetapan

pH dan pengukuran mikromeritik.

a. Pengujian organoleptis. Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bau,

warna, dan homogenitas sediaan suspensi liposom pada 1 hari setelah

pembuatan

b. Penetapan pH. Sejumlah suspensi liposom dioleskan pada kertas indikator

dan kemudian ditentukan pH dari sediaan tersebut (Direktrorat Jenderal

Pengawasan Obat dan Makanan, 1979).

c. Pengukuran mikromeritik. Uji mikromeritik dilakukan pada 1 hari setelah

pembuatan. Sebelum dilakukan pengukuran, perlu dilakukan kalibrasi

pada lensa mikroskop. Cara pengujian mikromeritik yaitu sejumlah

suspensi liposom di oleskan pada gelas objek, kemudian diletakkan pada

meja benda pada mikroskop. Ukuran globul yang terdispersi pada suspensi

liposom diamati. Penentuan objek, digunakan pembesar lemah kemudian

diganti pembesar kuat (Martin, 1990).

8. Pembuatan kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga rosella

Penelitian ini menggunakan dua kurva baku ekstrak metanol kelopak

bunga rosella yaitu kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

metanol dan kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

aquadest.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

53

a. Kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam metanol

1) Larutan stok (0,4% ⁄ ). Sebanyak 0,1 mL ekstrak metanol kelopak

bunga rosella dilarutkan dalam metanol p.a dan diencerkan dalam

labu takar 25 mL hingga batas tanda.

2) Pembuatan larutan seri baku. Sebanyak 100; 200; 300; 400; 500 dan

600 µL larutan dari larutan stok dilarutkan ke dalam labu takar 10

mL, dan diencerkan dengan metanol p.a hingga batas tanda.

b. Kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam aquadest

1) Larutan stok (1% ⁄ ). Sebanyak 0,1 mL ekstrak metanol kelopak

bunga rosella dilarutkan dalam aquadest dan diencerkan dalam labu

takar 10 mL hingga batas tanda.

2) Pembuatan larutan seri baku. Sebanyak 80; 90; 100; 200; 300; 400;

500; 600; 700; 800; 900 dan 1000 µL larutan dari larutan stok

diambil kemudian dilarutkan ke dalam labu takar 5 mL, dan

diencerkan dengan aquadest hingga batas tanda.

9. Uji penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan

multiemulsi A/M/A dan dalam suspensi liposom

Studi penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan

multiemulsi dan dalam suspensi liposom, mengikuti Organization for

Economic Co-operation Development (OECD) Guideline for The Testing of

Chemicals (Skin Absorption: in vitro Method) tahun 2004 yang disertai

beberapa modifikasi oleh peneliti. Studi penetrasi pada penelitian ini

memerlukan langkah-langkah seperti pembuatan larutan PBS dan preparasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

54

kulit tikus sebagai membran difusi yang telah dijelaskan pada tatacara

penelitian poin 3a dan 3b, pemasangan alat sel difusi Franz (FDC) dan

penetapan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan

multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom pada kompartemen akseptor atau

donor.

a. Pemasangan alat sel difusi Franz (FDC). Sebelum digunakan kulit tikus

dihidrasi terlebih dahulu dengan larutan ringer laktat selama 30 menit.

Berdasarkan gambar 18, maka kulit dipasang pada FDC dengan bagian

stratum korneum menghadap ke bagian kompartemen donor, lalu

kompartemen akseptor diisi dengan PBS sebanyak 2,7 mL dan

dimasukkan magnetic stirrer. Sebanyak 100 µl ekstrak metanol kelopak

bunga rosella dalam suspensi liposom atau 100 mg sampel ekstrak metanol

kelopak bunga rosella dalam sediaan multiemulsi A/M/A diaplikasikan

pada kompartemen donor. Selama FDC beroperasi, suhu dijaga pada 31

– 33 , pada kompartemen akseptor tidak diperbolehkan adanya

gelembung selama proses berlangsung, dan diaduk dengan magnetic

stirrer dengan kecepatan 300 rpm.

b. Penetapan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

multiemulsi dan dalam suspensi liposom pada kompartemen akseptor.

Pengambilan sampel pada uji penetrasi dengan menggunakan FDC

dilakukan sebanyak 6 kali dengan kulit tikus yang berbeda yang dapat

dilihat pada tabel 2. Sebanyak 100 µL ekstrak metanol kelopak bunga

rosella atau ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam suspensi liposom

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

55

atau 100 mg sampel ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan

multiemulsi diambil lalu diaplikasikan pada stratum korneum. Selanjutnya

cairan PBS dalam kompartemen akseptor diambil pada jam yang

tercantum pada tabel 2. Selanjutnya cairan PBS langsung di ukur dengan

menggunakan spektrofotometri UV-VIS. Langkah ini diulangi sebanyak

tiga kali sehingga terdapat tiga variasi jumlah ekstrak metanol kelopak

bunga rosella, ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam multiemulsi

dan dalam suspensi liposom pada kompartemen akseptor yang

diaplikasikan.

c. Penetapan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

multiemulsi dan dalam suspensi liposom pada kompartemen donor. Setiap

pengambilan cairan PBS pada kompartemen akseptor yang ditunjukkan

dalam tabel 2, maka ekstrak metanol kelopak bunga rosella, ekstrak

metanol kelopak bunga rosella dalam multiemulsi dan dalam suspensi

liposom pada kompartemen donor dibilas dengan aquadest atau metanol.

Ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam suspensi liposom yang

masih tersisa pada kompartemen donor dibilas dengan 1,5 mL aquadest,

lalu dimasukkan ke labu takar 5 mL dan ditambahkan dengan aquadest

hingga batas selanjutnya diukur dengan spektrofotometer UV – Vis.

Ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam multiemulsi yang masih

tersisa pada kompartemen donor dibilas dengan 3 mL metanol, lalu

dituang dalam tabung sentrifuse dan di-vortex, selanjutnya di-degassing

selama 20 menit dan di-sentifuse dengan kecepatan 5000 rpm selama 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

56

menit. Sebanyak 2,5 mL supernatan yang terbentuk diambil dengan

menggunakan mikropipet, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 5 ml dan

ditambahkan dengan metanol hingga batas tanda. Selanjutnya diukur

dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis.

G. Analisis Hasil

Pada penelitian ini, analisa hasil yang dilakukan yaitu:

1. % pemisahan fase

% pemisahan fase untuk mendapatkan formula optimum dihitung

dengan cara:

% pemisahan =

................................(2)

2. Kurva baku

Persamaan kurva baku didapatkan dengan membuat kurva antara

konsentrasi (mg/ml) vs tinggi derivat (cm), dari kurva akan didapatkan nilai

slope (b), intersep (a), dan linearitas (r) yang selanjutnya dapat digunakan

untuk membuat persamaan kurva baku y = bx+a.

3. Uji penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella, ekstrak metanol

kelopak bunga rosella dalam sediaan multiemulsi dan dalam suspensi

liposom

Konsentrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella, ekstrak metanol

kelopak bunga rosella dalam sediaan multiemulsi dan dalam suspensi liposom

baik pada kompartemen donor maupun kompartemen akseptor dihitung

berdasarkan persamaan kurva baku yang telah diperoleh di mana y = tinggi

derivat yang diperoleh dari pengukuran spektrofotometri UV-VIS metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

57

derivatif, a = intersep, b = slope, sehingga didapatlah nilai x berupa

konsentrasi (mg/mL).

Konsentrasi yang didapatkan selanjutnya dikalikan dengan faktor

pengenceran sehingga didapatkan jumlah (mg) ekstrak metanol kelopak bunga

rosella, ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan multiemulsi dan

dalam suspensi liposom pada kompartemen donor maupun kompartemen

reseptor. Jumlah (mg) ekstrak rosella yang didapatkan dibagi dengan berat

mula-mula pengaplikasian sampel dan dikali 100% sehingga didapatkan

jumlah (%) ekstrak metanol kelopak bunga rosella, ekstrak metanol kelopak

bunga rosella dalam sediaan multiemulsi dan dalam suspensi liposom pada

kompartemen donor maupun kompartemen reseptor.

Jumlah (%) ekstrak metanol kelopak bunga rosella, ekstrak metanol

kelopak bunga rosella dalam sediaan multiemulsi dan suspensi liposom yang

tertahan pada kulit dihitung dengan cara massa total pengaplikasian sampel –

(jumlah (%) pada kompartemen donor + Jumlah (%) pada kompartemen

akseptor). Selanjutnya dibuat hubungan antara waktu pengambilan sampel vs

jumlah (%) ekstrak metanol kelopak bunga rosella, ekstrak metanol kelopak

bunga rosella dalam sediaan multiemulsi dan suspensi liposom pada

kompartemen donor, kompartemen akseptor, serta yang tertahan dalam kulit.

4. Uji statistik

Jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella baik pada suspensi

liposom maupun multiemulsi A/M/A yang tertahan dalam kulit selanjutnya

diuji statistik dengan t-test pada taraf kepercayaan 95%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

58

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat dan stabilitas fisis

sediaan multiemulsi A/M/A ekstrak metanol kelopak bunga rosella hasil optimasi

formula dan mengetahui apakah sediaan multiemulsi A/M/A yang telah optimum

mempunyai kemampuan sebagai pembawa ekstrak metanol kelopak bunga rosella

yang lebih baik dari pada suspensi liposom dalam berpenetrasi ke dalam lapisan

epidermis dan dermis.

Ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang digunakan pada penelitian

ini diperoleh dari Sanjayadi. Ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang didapat

selanjutnya dilakukan uji kualitatif menggunakan spektrofotometri UV-VIS untuk

memastikan apakah dalam ekstrak metanol kelopak bunga rosella mengandung

antosianin yang memiliki aktivitas antioksidan. Hasil yang diperoleh

menunjukkan ekstrak metanol kelopak bunga rosella mengandung antosianin pada

panjang gelombang 537 nm seperti yang ditunjukkan pada lampiran 1.

Penelitian ini menggunakan metanol sebagai pelarut untuk ekstraksi

kelopak bunga rosella. Pemilihan metanol sebagai pelarut karena kandungan

kimia antosianin yang terkandung dalam rosella lebih mudah larut dalam metanol,

sehingga peneliti menggunakan metanol sebagai pelarut supaya semua kandungan

kimia antosianin yang terkandung dalam kelopak bunga rosella diharapkan dapat

terekstraksi dengan sempurna. Namun, pada sediaan kosmetik tidak

diperbolehkan mengandung metanol karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit.

Oleh karena itu, sebelum digunakan untuk formulasi maka metanol yang menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

59

pelarut ekstrak perlu diuapkan terlebih dahulu sehingga perlu adanya penetapan

bobot tetap ekstrak metanol kelopak bunga rosella sebelum formulasi, selanjutnya

dilakukan uji penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella untuk mengetahui

kemampuan penetrasi dari ekstrak rosella, kemudian dilakukan optimasi formula

untuk mendapatkan formula multiemulsi yang optimum dan dilanjutkan dengan

uji penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan multiemulsi

dan dalam suspensi liposom.

A. Penetapan Bobot Tetap Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella

Tujuan dilakukannya bobot tetap ekstrak metanol kelopak bunga rosella

yaitu untuk mendapatkan bobot kering dari ekstrak metanol kelopak bunga rosella

setelah proses pemanasan atau penguapan pelarut. Hasil yang didapat setiap 0,5

mL ekstrak metanol kelopak bunga rosella sama dengan 0,5117 gram ekstrak

kering kelopak bunga rosella seperti yang ditunjukkan pada lampiran 2. Hasil ini

selanjutnya akan digunakan untuk perhitungan konsentrasi ekstrak metanol

kelopak bunga rosella baik dalam sediaan maupun kurva baku.

B. Uji Penetrasi Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella

Tujuan uji penetrasi ekstrak rosella yaitu untuk mengetahui kemampuan

penetrasi larutan ekstrak rosella kedalam kulit. Sebanyak 100 µL larutan stok

ektrak rosella 1,25%v/v diaplikasikan pada stratum korneum dan dilakukan

pengambilan sampel pada kompartemen akseptor maupun kompartemen donor

pada interval waktu tertentu. Hasil yang didapat ditunjukkan pada gambar 19.

Gambar 19 menunjukkan bahwa pada kompartemen akseptor semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

60

bertambahnya waktu, jumlah ekstrak rosella yang terpenetrasi berkurang. Hal ini

sesuai dengan nilai koefisien korelasi yang didapat yaitu -0,3495. Nilai koefisien

korelasi minus menunjukkan bahwa variabel x (waktu pengambilan sampel)

berbanding terbalik dengan variabel y (jumlah ekstrak rosella yang terpenetrasi).

Apabila dibuat persamaan regresi didapatkan nilai y = 39,32293 - 4,89500 x.

Gambar 19. Kurva uji penetrasi ekstrak rosella

Nilai slope menunjukkan bahwa selama 6 jam kemampuan ekstrak

metanol kelopak bunga rosella yang masuk ke kompartemen akseptor terjadi

penurunan sebesar 4,8949, sehingga dapat diduga bahwa larutan ekstrak rosella

dapat masuk ke dalam kulit namun kemampuan penetrasi yang diberikan

berkurang seiring waktu dan bervariasi. Hal ini dimungkinkan oleh beberapa

faktor seperti ketebalan kulit yang digunakan antar jam berbeda, pengaruh

berbagai reaksi dengan senyawa dan enzim dalam kulit seperti polifenoloksidase;

peroxidase; glikosidase; dan esterase, terjadi kerusakan antosianin dalam ekstrak

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0 2 4 6 8

jum

lah

ek

stra

k r

ose

lla (

%)

waktu (jam)

donor

akseptor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

61

metanol kelopak bunga rosella sebelum berpenetrasi ke dalam kulit akibat

terpapar pada udara dan sinar.

Gambar 19 pada kompartemen donor menunjukkan bahwa semakin

bertambahnya waktu sisa jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang

tersisa pada kompartemen donor meningkat, terlihat pada garis korelasi

mengalami kenaikan dengan nilai koefisien korelasi yang didapat yaitu 0.089.

Persamaan regresi yang didapat yaitu y = 68,48568 + 0,41939 x. Nilai slope

menunjukkan bahwa selama 6 jam jumlah ekstrak rosella yang tersisa pada kulit

mengalami kenaikan. Hal ini mungkin disebabkan karena kesalahan ketika

pencucian, di mana ketika pencucian masih ada ekstrak rosella yang tidak tercuci

sehingga tidak semua ekstrak rosella yang tertinggal pada kulit dapat terukur, atau

terpapar oleh udara dan sinar selama pengerjaan.

Berdasarkan penjelasan pada Gambar 19 dapat diduga bahwa larutan

ekstrak rosella dapat masuk ke dalam kulit namun kemampuan penetrasinya tidak

konstan sehingga diperlukan vesikel yang mampu memberikan kemampuan

penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella supaya tetap konstan.

C. Optimasi Formula Multiemulsi A/M/A

Optimasi pembuatan multiemulsi A/M/A ekstrak metanol kelopak bunga

rosella dibagi menjadi dua yaitu optimasi pada emulsi primer A/M ekstrak

metanol kelopak bunga rosella dan optimasi ekstrak metanol kelopak bunga

rosella dalam multiemulsi A/M/A. Optimasi emulsi primer A/M ekstrak metanol

kelopak bunga rosella terlebih dahulu menentukan nilai HLB yang akan

digunakan; menentukan kecepatan pengadukan; menentukan lama pencampuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

62

dan komponen lain yang dibutuhkan untuk membentuk emulsi primer A/M

ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang stabil. Setelah mendapatkan formula

optimum emulsi primer A/M yang stabil, kemudian dilanjutkan dengan optimasi

multiemulsi A/M/A ekstrak metanol kelopak bunga rosella. Parameter yang

dilihat untuk menentukan sediaan yang dihasilkan telah optimum yaitu dengan

menghitung % pemisahan fase creaming yang terjadi. % pemisahan yang paling

sedikit menunjukkan bahwa emulsi yang dihasilkan stabil, dapat dilihat pada

lampiran 3 dan 4.

1. Optimasi emulsi primer A/M

a. Optimasi nilai HLB yang akan digunakan

Optimasi emulsi primer A/M ekstrak metanol kelopak bunga

rosella, terlebih dahulu ditentukan nilai HLB yang akan digunakan. Nilai

HLB yang digunakan pada optimasi ini yaitu 5; 5,3; 5,5 dan 5,8 dengan

kecepatan pengadukan 4 selama 10 menit. Setelah didiamkan selama 1

hari, pada keempat HLB terjadi fenomena ketidakstabilan emulsi berupa

creaming, dengan %pemisahan berturut-turut yaitu 66%; 64,6%; 60%; dan

56%. Creaming dapat terjadi dimungkinkan karena jumlah emulgator yang

digunakan kurang cukup kuat untuk mengurangi tegangan antar muka

emulsi primer A/M pada HLB tersebut.

Emulsi primer A/M pada penelitian ini menggunakan dua

emulgator yaitu emulgator hidfobik berupa ester asam lemak sorbitan

monooleat (Span 80) dan emulgator hidrofilik ester asam lemak

polioksietilen sorbitan monooleat (Tween 80) dengan konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

63

emulgator 10% karena berdasarkan Rowe dkk. (2009), kombinasi dua

emulgator ini cukup mampu menstabilkan emulsi primer A/M.

Pemilihan emulgator gabungan dikarenakan emulgator gabungan

dapat menghasilkan pengurangan tegangan antar muka yang lebih besar

dibandingkan emulgator tunggal sehingga emulsi yang dibentuk akan lebih

stabil karena karakteristik hidrofilik dan lipofilik emulgator seimbang

(Rowe dkk., 2009).

b. Optimasi kecepatan pengadukan emulsi primer

Tujuan menentukan kecepatan pengadukan ini yaitu untuk

mengetahui kecepatan pengadukan yang dapat menghasilkan emulsi

primer yang stabil. Kecepatan pengadukan yang digunakan yaitu

kecepatan 4 dan kecepatan 5. Pemilihan kecepatan 4 dan kecepatan 5

karena untuk membuat multiemulsi diperlukan kecepatan pengadukan

yang lebih tinggi untuk membuat emulsi primer supaya droplet yang

terbentuk lebih kecil. Hasil yang didapat setelah didiamkan 1 hari emulsi

dengan kecepatan pengadukan 5 menghasilkan % pemisahan yang lebih

sedikit yaitu 52% sedangkan pada kecepatan 4 yaitu 56% sehingga peneliti

memilih kecepatan pengadukan 5.

c. Optimasi lama pencampuran emulsi primer

Tujuan menentukan lama pencampuran emulsi primer yaitu untuk

mengetahui waktu pencampuran yang dibutuhkan untuk mendapatkan

emulsi primer yang stabil. Lama pencampuran yang digunakan yaitu 10,

15, dan 20 menit, dan dari ketiga waktu yang digunakan, setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

64

didiamkan selama 1 hari terjadi creaming. Namun % pemisahan yang

dihasilkan tidak terlalu berbeda sehingga peneliti memilih lama

pencampuran 10 menit, karena lama pencampuran tidak terlalu

berpengaruh terhadap stabilitas multiemulsi. Hasil pengamatan dapat

dilihat pada lampiran 3c.

d. Optimasi konsentrasi stiffening agent

Tujuan menentukan konsentrasi stiffening agent yaitu untuk

mengetahui konsentrasi stiffening agent yang dibutuhkan supaya dapat

menghasilkan emulsi primer A/M yang stabil. Stiffening agent merupakan

suatu zat yang ditambahkan ke dalam formulasi yang berfungsi untuk

meningkatkan konsistensi dan viskositas sediaan. Stiffening agent yang

digunakan dalam formulasi ini yaitu setil alkohol.

Konsentrasi stiffening agent yang digunakan pada optimasi yaitu

4; 4,5; 5; 5,5; 6; 8; dan 10%. Hasil pengamatan dapat dilihat pada lampiran

3d. Berdasarkan ketujuh konsentrasi yang digunakan tersebut, hanya

konsentrasi 6% yang menghasilkan emulsi primer A/M yang stabil.

Namun, sediaan yang dihasilkan membentuk foaming. Selain sebagai

stiffening agent, setil alkohol juga dapat memfasilitasi pengangkutan

emulgator dari antarmuka minyak/air ke fase minyak sehingga dapat

mengarahkan mempercepat penggabungan terbentuknya droplet internal.

e. Optimasi konsentrasi anti foaming agent

Tujuan menentukan konsentrasi anti foaming agent yaitu untuk

mengetahui konsentrasi anti foaming agent yang dibutuhkan supaya dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

65

menghasilkan emulsi primer A/M yang stabil. Tujuan penambahan anti

foaming agent pada penelitian ini yaitu untuk mengurangi busa yang

terbentuk yang disebabkan adanya penambahan setil alkohol sehingga

dapat mengurangi resiko kerusakan ekstrak metanol kelopak bunga rosella

akibat adanya udara dari busa. Optimasi konsentrasi anti foaming agent

(dimethicone) yang digunakan pada penelitian ini yaitu 2%; 4%; 6%; dan

8%. Setelah 1 hari pembuatan emulsi primer, pada semua konsentrasi, %

pemisahan fase yang dihasilkan 0% namun dilihat dari penampilannya,

pada konsentrasi dimetichone 2%, 4%, dan 6% menunjukkan adanya

tanda-tanda ketidakstabilan pada emulsi berupa keretakan, sedangkan pada

konsentrasi 8% tidak menimbulkan tanda-tanda ketidakstabilan, sehingga

peneliti memilih konsentrasi dimethicone yang digunakan yaitu 8%.

Mekanisme dimethicone sebagai anti foaming agent yaitu (1)

droplet dimetichone akan masuk ke dalam liquid film (antara gelembung)

dan dengan segera akan menutupi busa sehingga terjadi penurunan

tegangan permukaan yang menyebabkan terjadinya pemecahan film; (2)

droplet dimetichone masuk ke dalam liquid film antara gelembung

kemudian menyebar disekitar partikel busa dan membentuk monolayer

campuran pada permukaan gelembung. apabila monolayer yang terbentuk

telah stabil, maka akan mengacaukan film (Colas, Siang dan Ulman, 2006).

Berdasarkan semua optimasi emulsi primer A/M, maka diperoleh

formula optimum emulsi primer A/M seperti ditunjukkan pada tabel 3.

Selanjutnya akan dilakukan optimasi multiemulsi A/M/A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

66

Tabel 3. Formula optimum emulsi primer A/M

Formula Berat (gram)

Minyak 60,31

Span 80 7,48

Tween 80 1,22

Setil alkohol 5,56

Dimethicone 7,41

MgSO4 0,61

Aquadest 17,41

2. Optimasi multiemulsi A/M/A

a. Menentukan jumlah emulsi primer

Optimasi multiemulsi A/M/A diawali dengan menentukan rasio

emulsi primer A/M yang akan diemulsikan ke fase air eksternal. Rasio

yang digunakan yaitu 27,8; 37,8; dan 47,8 g. Hasil pengamatan dapat

dilihat pada lampiran 4a. Berdasarkan ketiga rasio tersebut yang

memberikan multiemulsi yang stabil selama 1 hari yaitu rasio emulsi

primer 37,8 g.

b. Menentukan konsentrasi emulgator sekunder

Tujuan menentukan konsentrasi emulgator sekunder yaitu untuk

mengetahui konsentrasi emulgator sekunder yang dibutuhkan supaya dapat

menghasilkan multiemulsi A/M/A yang stabil. Konsentrasi Tween 80 yang

digunakan pada optimasi yaitu konsentrasi 2%; 4%; dan 6%. Hasil

pengamatan dapat dilihat pada lampiran 4b. Berdasarkan ketiga

konsentrasi tersebut setelah didiamkan selama 3 hari, hanya konsentrasi 2%

yang dapat menghasilkan multiemulsi A/M/A yang stabil, sehingga

konsentrasi Tween 80 yang digunakan yaitu 2%. Emulgator sekunder yang

digunakan yaitu Tween 80. Menurut Rowe dkk. (2009), Tween 80 dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

67

dikatakan sebagai emulsifying agent pada emulsi minyak dalam air,

apabila masuk rentang konsentrasi 1 – 15%.

c. Menentukan lama pencampuran multiemulsi

Tujuan menentukan lama pencampuran multiemulsi yaitu untuk

mengetahui lama pencampuran pembuatan multiemulsi supaya dapat

menghasilkan emulsi primer A/M yang stabil. Lama pencampuran yang

digunakan yaitu 10, 15, dan 20 menit. Hasil optimasi menunjukkan dari

ketiga waktu yang digunakan, setelah didiamkan selama 1 hari, tidak

terjadi creaming, sehingga peneliti memilih lama pencampuran 10 menit,

dikarenakan lama pencampuran tidak terlalu berpengaruh terhadap

stabilitas multiemulsi.

Berdasarkan hasil optimasi multiemulsi A/M/A maka didapatkan

formula optimum multiemulsi A/M/A ekstrak metanol kelopak bunga

rosella. Formula optimum yang didapatkan ditunjukkan pada tabel 4.

Tabel 4. Formula optimum multiemulsi A/M/A

Formula Berat (gram)

Emulsi Primer 37,72

Tween 80 2,00

Xanthan gum 0,40

Aquadest eksternal 59,88 mL

D. Pembuatan Multiemulsi A/M/A

Pembuatan multiemulsi diawali dengan tahap pembuatan emulsi primer

tipe A/M. Emulsi primer dibuat dengan cara mengemulsikan aquadest yang telah

ditambahkan Tween 80, magnesium sulfat, dan ekstrak metanol kelopak bunga

rosella ke dalam campuran minyak yang terdiri dari parafin cair, Span 80,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

68

dimethicone dan setil alkohol. Emulsi dihomogenkan dengan mixer kecepatan 5

selama 10 menit agar diperoleh ukuran globul yang kecil. Energi yang besar

terbukti mampu memperkecil ukuran globul. Semakin kecil ukuran globul maka

emulsi primer semakin stabil. Emulsi primer yang stabil mampu meningkatkan

kestabilan emulsi sekunder. Parafin cair pada emulsi primer ini berfungsi sebagai

fase minyak serta emolien yang dapat mencegah dehidrasi pada saat sediaan

diaplikasikan ke kulit. Selain itu parafin cair akan menghasilkan multiemulsi yang

lebih stabil dibandingkan dengan multiemulsi yang dihasilkan dari minyak nabati

(Kumar, dkk., 2012).

Sejumlah emulsi primer A/M diemulsikan ke dalam fase cair eksternal

yang ditambahkan Tween 80 dan xanthan gum sebagai agen peningkat viskositas.

Emulsi diaduk menggunakan mixer dengan kecepatan rendah (kecepatan 1) agar

tidak memecah droplet air dalam emulsi primer A/M akibat energi tinggi. Peran

xanthan gum dalam multiemulsi A/M/A yaitu sebagai biopolymer hidrofilik yang

mampu meningkatkan stabilitas emulsi ganda dengan mencegah pelepasan tak

terkendali dari bahan yang terjerap dan membantu proses enkapsulasi droplet fase

dalam dengan lebih baik (Lutz dan Aserin, 2008). Peran magnesium sulfat dalam

multiemulsi A/M/A yaitu sebagai elektrolit untuk mencegah adanya tekanan

osmotik antara fase air internal dengan fase air eksternal.

Keseluruhan proses pembuatan disertai dengan penjenuhan nitrogen,

lampu ruangan dimatikan, serta wadah yang digunakan dilapisi dengan aluminium

foil. Setelah tercampur homogen, multiemulsi kemudian disimpan dalam wadah

yang tidak tembus cahaya serta dialiri gas nitrogen terlebih dahulu kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

69

ditutup rapat untuk mencegah kontaminasi serta penguraian aktivitas antioksidan

karena cahaya.

Proses pembuatan multiemulsi pada penelitian ini menggunakan dua

tahap proses emulsifikasi dengan menggunakan dua jenis emulgator. Emulgator

hidrofobik ditujukan untuk menstabilkan antarmuka dari emulsi air dalam minyak,

sedangkan emulgator hidrofilik untuk menstabilkan emulsi minyak dalam air.

Pembuatan emulsi primer A/M membutuhkan kecepatan pengadukan yang lebih

besar dibandingkan dalam pembuatan emulsi sekunder M/A. Hal ini bertujuan

untuk mencegah pecahnya droplet internal yang telah terbentuk.

E. Evaluasi Multiemulsi A/M/A

1. Pengamatan organoleptis

Pengamatan organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau,

dan homogenitas sediaan multiemulsi dan suspensi liposom. Berdasarkan hasil

pengamatan, multiemulsi memiliki warna merah muda seperti yang

ditunjukkan pada gambar 20. Warna merah muda pada multiemulsi

disebabkan oleh warna ekstrak metanol kelopak bunga rosella sendiri yang

berwarna merah sangat dominan mempengaruhi warna sediaan. Multiemulsi

yang dihasilkan berbau khas dan homogen. Uji organoleptis ini sangat penting

dikarenakan untuk menilai kenyaman dari sediaan multiemulsi.

Gambar 20. Organoleptis multiemulsi A/M/A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

70

2. Penetapan pH multiemulsi

Tujuan penetapan pH multiemulsi yaitu untuk mengetahui apakah pH

multiemulsi yang dihasilkan telah sesuai dengan pH kulit. Uji pH pada

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan indikator kertas pH. Sediaan

multiemulsi yang dihasilkan memiliki pH 4 yang disebabkan karena pH

ekstrak metanol kelopak bunga rosella sendiri yaitu 4. pH multiemulsi yang

dihasilkan telah sesuai dengan pH kulit yaitu 4 – 6 (Lambers, Piessens, Bloem,

Pronk, dan Finkel, 2006). pH sediaan untuk pengaplikasian secara topikal

tidak boleh terlalu asam dan tidak boleh terlalu basa. Apabila terlalu asam

dapat mengiritasi kulit dan apabila terlalu basa dapat menyebabkan kulit

bersisik.

3. Uji penentuan tipe emulsi primer A/M dan multiemulsi A/M/A

Langkah pertama yang dilakukan dalam penentuan tipe multiemulsi

yaitu menentukan tipe emulsi primer terlebih dahulu kemudian menentukan

tipe multiemulsi. Pengujian tipe emulsi primer dan multiemulsi dilakukan

dengan metode kelarutan. Berdasarkan hasil pengamatan, menunjukkan

emulsi primer larut dalam minyak, sehingga dapat dikatakan emulsi primer

yang dihasilkan merupakan tipe air dalam minyak (A/M) ditunjukkan pada

gambar 21a. Emulsi primer yang dibuat harus tipe emulsi A/M karena untuk

membuat multiemulsi A/M/A maka perlu menyiapkan emulsi primer A/M

terlebih dahulu. Apabila emulsi primer yang dihasilkan bukan tipe A/M maka

multiemulsi tidak akan terbentuk. Multiemulsi yang dihasilkan larut dalam air,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

71

sehingga dapat dikatakan bahwa fase luar multiemulsi merupakan air dan tipe

multiemulsi yang dihasilkan yaitu A/M/A ditunjukkan pada gambar 21b.

(a) (b)

Gambar 21. Pengamatan uji kelarutan (a) emulsi primer larut dalam minyak, (b)

multiemulsi larut dalam air

4. Pengukuran mikromeritik

Tujuan dilakukannya pengukuran mikromeritik yaitu untuk

mengetahui ukuran partikel multiemulsi yang dihasilkan. Pengukuran

mikromeritik sediaan multiemulsi menggunakan mikroskop Optilab. Hasil

pengukuran mikromeritik dapat dilihat pada lampiran 5. Rata-rata ukuran

partikel emulsi primer yaitu 4,543 µm yang dapat dilihat pada gambar 22a,

sedangkan ukuran partikel multiemulsi yaitu 12,191 µm yang dapat dilihat

pada gambar 22b. Berdasarkan ukuran partikel multiemulsi yang dihasilkan

dapat diduga bahwa multiemulsi yang dihasilkan dapat masuk ke kulit karena

jarak interselular antar korneosit pada kulit yaitu 0,1 mm (Higaki, Amnuaikit,

dan Kimura, 2003).

Ukuran rata-rata diameter globul multiemulsi pada umumnya sedikit

lebih besar, berkisar antara 15-50 µm yang terdiri dari 50-100 droplet air

dalam setiap globul minyak dalam emulsi, sedangkan yang lainnya dapat lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

72

kecil, berkisar antara 2-5 µm dan terdiri dari satu atau beberapa droplet air

dalam setiap globul minyak dalam emulsi (Garti dan Bisperink, 1998).

(a)

(b)

Gambar 22. Foto partikel (a) emulsi primer A/M; (b) multiemulsi A/M/A (perbesaran 40x)

5. Uji mekanik (sentrifugasi)

Tujuan uji mekanik yaitu untuk mengetahui apakah sediaan

multiemulsi yang dihasilkan dapat stabil terhadap pengadukan yang sangat

kuat. Setelah dilakukan uji mekanik (sentrifugasi), terjadi pemisahan fase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

73

menjadi 4 bagian seperti yang ditunjukkan pada gambar 23. Lapisan pertama

merupakan lapisan minyak, lapisan kedua merupakan multiemulsi yang belum

pecah, lapisan ketiga fase air, dan lapisan keempat berupa xanthan gum.

Penentuan tiap lapisan pada uji mekanik ini berdasarkan berat jenis setiap

bahan. Hal ini membuktikan bahwa multiemulsi yang dihasilkan masih kurang

stabil terhadap penggojokkan yang sangat kuat akibat pemisahan gravitasional

yang dipercepat.

Gambar 23. Hasil uji mekanik (sentrifugasi)

6. Evaluasi volume creaming

Tujuan evaluasi volume creaming yaitu untuk mengetahui apakah

multiemulsi yang telah disimpan mengalami creaming atau tidak yang dapat

menyebabkan distribusi zat aktif yang tidak merata. Setelah 28 hari pembuatan

pada kondisi penyimpanan optimum, multiemulsi yang dihasilkan belum

menunjukkan adanya ketidakstabilan berupa creaming seperti yang

ditunjukkan pada gambar 24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

74

Gambar 24. Hasil uji volume creaming 28 hari setelah pembuatan

Hal ini dikarenakan adanya penambahan agen peningkat viskostas

berupa xanthan gum yang cukup dapat menghambat laju creaming. Selain itu,

emulgator eksternal juga cukup kuat mampu menjaga agar globul minyak

tidak mengalami koalesen yang dapat menyebabkan pemisahan fase.

F. Evaluasi Sediaan Suspensi Liposom

1. Pengamatan organoleptis

Pengamatan organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau,

dan homogenitas suspensi liposom. Berdasarkan hasil pengamatan, suspensi

liposom memiliki warna merah seperti yang ditunjukkan pada gambar 25.

Warna merah pada suspensi liposom disebabkan oleh warna ekstrak metanol

kelopak bunga rosella sendiri yang berwarna merah sangat dominan

mempengaruhi warna sediaan. suspensi liposom yang dihasilkan tidak berbau

dan homogen. Uji organoleptis ini sangat penting dikarenakan untuk menilai

kenyaman dari sediaan suspensi liposom tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

75

Gambar 25. Organoleptis suspensi liposom

2. Pengukuran pH suspensi liposom

Tujuan penetapan pH suspensi liposom yaitu untuk mengetahui

apakah pH multiemulsi yang dihasilkan telah sesuai dengan pH kulit. Uji pH

pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan indikator kertas pH.

Sediaan multiemulsi yang dihasilkan memiliki pH 4 yang disebabkan karena

pH ekstrak metanol kelopak bunga rosella sendiri yaitu 4. pH suspensi

liposom yang dihasilkan sesuai dengan pH kulit yaitu 4 – 6 (Lambers dkk.,

2006). pH sediaan untuk pengaplikasian secara topikal tidak boleh terlalu

asam dan tidak boleh terlalu basa. Apabila terlalu asam dapat mengiritasi kulit

dan apabila terlalu basa dapat menyebabkan kulit bersisik.

3. Pengukuran mikromeritik

Tujuan pengukuran mikromeritik suspensi liposom yaitu untuk

mengetahui ukuran partikel suspensi liposom. Pengukuran mikromeritik

suspensi liposom menggunakan mikroskop Optilab. Hasil pengukuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

76

mikromeritik dapat dilihat pada lampiran 3. Rata-rata ukuran partikel suspensi

liposom yaitu 2,450 µm seperti yang ditunjukkan pada gambar 26.

Gambar 26. Foto partikel suspensi liposom (perbesaran 40x)

Liposom yang dihasilkan termasuk kategori Giant Unilamellar Vesicles

(GUV). Berdasarkan ukuran partikel suspensi liposom yang dihasilkan dapat

diduga bahwa suspensi liposom yang dihasilkan dapat masuk ke kulit karena jarak

interselular antar korneosit pada kulit yaitu 0,1 mm (Higaki dkk., 2003).

G. Kurva Baku Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella

Fungsi kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga rosella yaitu untuk

mengetahui apakah metode analisis dapat memberikan hasil yang linear antara

konsentrasi analit dengan respon uji yang kemudian dibuat kurva kalibrasi untuk

mendapatkan persamaan regresi linear. Kurva baku atau kurva kalibrasi

menyatakan hubungan antara konsentrasi analit pada beberapa seri baku dengan

respon instrument. Respon instrument pada spektrofotometri UV-VIS derivative

yaitu tinggi derivat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

77

Menurut ICH, dalam menguji linearitas setidaknya menggunakan 5

tingkat konsentrasi dan linearitas tercapai ketika nilai koefisien relasi (r) ≥ 0,9985.

Slope dari persamaan kurva baku akan memberikan gambaran tentang sensitivitas

(Chan, dkk., 2004). Dalam penelitian ini untuk mencari regresi linear digunakan

working solution. Working solution merupakan larutan yang dipreparasi dari

larutan stok yang kemudian diencerkan dengan pelarut yang sesuai dan membuat

konsentrasi yang diinginkan.

1. Kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam metanol

Tujuan pembuatan kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga rosella

dalam metanol yaitu untuk menghitung jumlah ekstrak metanol kelopak bunga

rosella dalam sediaan multiemulsi pada kompartemen donor, kompartemen

akseptor, dan yang tertahan di dalam kulit. Enam seri konsentrasi baku esktrak

rosella dibuat dengan cara melarutkan esktrak rosella menggunakan metanol

p.a kemudian diukur menggunakan spektrofotometri UV-VIS derivatif.

Selanjutnya konsentrasi seri larutan baku ekstrak metanol kelopak bunga

rosella diplotkan terhadap tinggi derivatif spektrum derivat menggunakan

aplikasi Powerfit v.6.05 yang dikeluarkan oleh Universiteit Utrecht Faculteit

Scheikund.

Gambar 27. Kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam metanol

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.00 0.10 0.20 0.30

tin

ggi d

eriv

at

(cm

)

konsentrasi (mg/ml)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

78

Berdasarkan gambar 27 didapatkan persamaan kurva baku y =

1,32798x – 0,02313 dengan nilai koefisien relasi r = 0,997. Dilihat dari nilai r

yang didapat sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh ICH yaitu

sekurang-kurangnya 5 konsentrasi dan hasil koefisien relasi yang didapatkan

sebesar 0,997 menunjukan 99,7% perubahan tinggi derivat dipengaruhi oleh

perubahan konsentrasi analit (ekstrak metanol kelopak bunga rosella). Hal ini

menunjukkan hasil uji linearitas memenuhi syarat yang ditentukan oleh ICH

dimana konsentrasi berbanding linear terhadap respon uji (tinggi derivat).

Berdasarkan persamaan kurva baku, dapat dihitung nilai LOD dan LOQ untuk

mengetahui konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat dideteksi.

LOD merupakan konsentrasi atau jumlah analit yang berbeda signifikan dari

blanko dan dapat dideteksi oleh instrumen. LOQ merupakan kadar terkecil

dari sampel yang masih bisa dikuantifikasi.

Berdasarkan data persamaan kurva baku yang diperoleh dari Powerfit

v.6.05, didapatkan nila Sa = 4,97043x10-2

. Apabila nilai Sa dimasukkan ke

dalam rumus LOD dan LOQ maka didapatkan nilai LOD sebesar 0,1235

mg/mL dan nilai LOQ sebesar 0,3743mg/mL. Nilai slope dari persamaan

kurva baku yaitu 1,32798.

2. Kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam aquadest

Tujuan pembuatan kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga rosella

dalam aquadest yaitu untuk menghitung jumlah ekstrak metanol kelopak

bunga rosella dalam sediaan suspensi liposom pada kompartemen donor,

kompartemen akseptor, dan yang tertahan di dalam kulit. Sebanyak 10 seri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

79

konsentrasi baku esktrak rosella dibuat dengan cara melarutkan masing-

masing esktrak rosella menggunakan aquadest kemudian diukur menggunakan

spektrofotometri UV-VIS derivatif. Selanjutnya konsentrasi seri larutan baku

ekstrak metanol kelopak bunga rosella diplotkan terhadap nilai tinggi derivatif

spektrum derivat menggunakan aplikasi Powerfit v.6.05 yang dikeluarkan oleh

Universiteit Utrecht Faculteit Scheikund.

Gambar 28. Kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam aquadest

Berdasarkan gambar 28 didapatkan persamaan kurva baku y =

1,94163x – 0,18860 dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,99953. Nilai r yang

didapat sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh ICH yaitu

sekurang-kurangnya 5 konsentrasi dan hasil koefisien korelasi yang

didapatkan sebesar 0,9991 menunjukan 99,91% perubahan tinggi derivat

dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi analit (ekstrak metanol kelopak bunga

rosella). Berdasarkan persamaan kurva baku yang didapat maka nilai LOD dan

LOQ dapat dihitung. LOD merupakan konsentrasi atau jumlah analit yang

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

0 0.5 1 1.5 2 2.5

tin

gg

i d

eriv

at

(cm

)

Konsentrasi (mg/ml)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

80

berbeda signifikan dari blanko dan dapat dideteksi oleh instrumen. LOQ

merupakan kadar terkecil dari sampel yang masih bisa dikuantifikasi.

Berdasarkan data persamaan kurva baku yang diperoleh dari Powerfit

v.6.05, didapatkan nila Sa = 1,87650x10-2

apabila nilai Sa dimasukkan ke

dalam rumus LOD dan LOQ maka didapatkan nilai LOD sebesar 0,0319

mg/mL dan nilai LOQ sebesar 0,0966 mg/mL. Nilai slope dari persamaan

kurva baku yaitu 1,9416.

H. Uji penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan

multiemulsi dan suspensi liposom

Uji penetrasi secara in vitro pada penelitian ini menggunakan sel difusi

Franz (FDC). Uji penetrasi ini untuk mengetahui jumlah ekstrak metanol kelopak

bunga rosella yang terpenetrasi ke kulit selama kurun waktu 6 jam pada ekstrak

metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan multiemulsi A/M/A dan dalam

suspensi liposom.

1. Larutan 10mM Phospate Buffer Saline (PBS) pH 4

Tujuan dibuatnya Phospate Buffer Saline pH 4 sebagai sebagai

medium pada kompartemen akseptor FDC. Larutan yang hendak digunakan

sebagai medium pada kompartemen akseptor tidak boleh menggangu sistem

kulit karena dapat mempengaruhi difusi zat.

2. Preparasi kulit tikus betina galur wistar sebagai membran difusi

Studi penetrasi ini menggunakan kulit tikus sebagai membran dan

FDC sebagai aparatusnya. Peneliti menggunakan kulit tikus sebagai membran

karena cukup mudah diperoleh, biaya yang murah, dan penanganannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

81

sederhana (Godin dan Touitou, 2007). Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa

koefisien permeabilitas rat galur wistar tidak terlalu berbeda dengan kulit

manusia dibandingkan spesies yang lainnya.

Tabel 5. Perbandingan koefisien permeabilitas dari beberapa spesies terhadap air

Spesies Galur Koefisien Permeabilitas terhadap air (cm/h x

10-5

)

Manusia 93

Rat Alpk/AP 103

Hairless mouse 103

Mouse Alpk/AP 144

Hairless mouse 350

Guinea pig

Dunkin-Hartley 442

Rabbit New Zealdan White 253 (Scott, Walker, dan Dugard, 1986)

Membran yang digunakan yaitu kulit punggung tikus betina galur

Wistar yang berumur 2-3 bulan karena semakin tua umur tikus, maka

ketebalan stratum korneum akan semakin besar sehingga permeabilitasnya

akan semakin rendah (Walters, 2002). Dilihat dari ketebalan struktur kulitnya,

kulit tikus memiliki kesamaan secara struktural dengan kulit manusia yaitu

2,09 mm untuk kulit tikus dan 2,97 mm untuk kulit manusia (Godin dan

Touitou, 2007). Studi absorbsi perkutan ortho-phenylphenol yang dilakuan

Cnubben dan colleagues (2002), menunjukkan penetrasi senyawa pada kulit

utuh manusia dan tikus (epidermis dan dermis) lebih lambat daripada bagian

epidermis pada manusia dan tikus seperti yang ditunjukkan pada gambar 29.

Hal ini menunjukkan bahwa ketebalan kulit berpengaruh terhadap studi

absorbsi perkutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

82

Gambar 29. Hubungan dermal absorption orto-fenilfenol dengan waktu pada beberapa jenis

kulit

Supaya bisa digunakan sebagai membran sel difusi Franz, tikus yang

telah dikorbankan dicukur bulunya dengan hati-hati. Hal ini bertujuan untuk

mencegah robeknya kulit yang akan digunakan. Selanjutnya lemak subkutan

dihilangkan karena lemak dapat mempengaruhi penetrasi obat melalui kulit.

Kulit yang telah dihilangkan lemak subkutannya dicuci terlebih dahulu dengan

larutan ringer laktat selanjutnya dapat langsung digunakan atau bisa disimpan

dalam freezer. Berdasarkan Organization for Economic Co-operation

Development (OECD) Guideline for The Testing of Chemicals (Skin

Absorption: in vitro Method), kulit hewan yang akan digunakan dapat

disimpan selama beberapa bulan pada suhu -200C dan telah dilaporkan tidak

menunjukkan perubahan permeabilitas dibandingkan dengan kulit segar.

3. Pemasangan alat Sel difusi Franz (FDC)

Sebelum kulit digunakan sebagai membran difusi, kulit perlu

dihidrasi terlebih dahulu dengan Phospate Buffer Saline pH 4 selama kurang

lebih 30 menit pada suhu ruang. Proses hidrasi ini ditujukan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

83

mengkondisikan kulit ke kondisi semula sebelum disimpan dalam lemari

pendingin sampai sebelum digunakan.

Membran yang digunakan diletakkan antara kompartemen donor dan

kompartemen akseptor, di mana membran harus kontak langsung dengan

cairan akseptor supaya sediaan yang diaplikasikan pada membran dapat

terpenetrasi menembus kulit dan masuk dalam cairan akseptor. Selama proses

berlangsung, suhu tetap dijaga dengan thermostat sebesar 31oC – 33

oC di

mana pada suhu tersebut menggambarkan kondisi suhu tubuh. Untuk

menghomogenkan bahan aktif yang terpenetrasi ke cairan akseptor, maka pada

cairan akseptor perlu adanya pengadukan dengan magnetik stirrer dengan

kecepatan 300 rpm selama proses berlangsung. Semakin tinggi kecepatan

pengadukan maka akan menimbulkan gelembung udara pada perbatasan

antara membran kulit dengan kompartemen cairan akseptor sehingga akan

menghalangi kontak langsung antara membran kulit dengan kompartemen

cairan akseptor, sedangkan semakin rendah kecepatan pengadukan maka akan

sulit untuk menghomogenkan bahan aktif yang terpenetrasi ke kulit.

4. Penetapan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

multiemulsi A/M/A dan dalam suspensi liposom pada kompartemen

akseptor dan kompartemen donor

Tujuan penetapan ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

sediaan multiemulsi dan suspensi liposom dalam kompartemen akseptor FDC

yaitu untuk mengetahui kemampuan penetrasi sediaan multiemulsi dan

suspensi liposom yang mengandung ekstrak metanol kelopak bunga rosella

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

84

yang dapat menembus kulit selama interval waktu tertentu sedangkan tujuan

penetapan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan

multiemulsi dan suspensi liposom pada kompartemen donor yaitu untuk

mengetahui seberapa banyak sediaan multiemulsi dan suspensi liposom yang

mengandung ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang tidak dapat

terpenetrasi ke dalam kulit.

a. Perbandingan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

sediaan multiemulsi A/M/A dan dalam suspensi liposom pada

kompartemen donor

Tujuan membandingkan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga

rosella dalam sediaan multiemulsi A/M/A dan dalam suspensi liposom

pada kompartemen donor yaitu untuk mengetahui jumlah ekstrak metanol

kelopak bunga rosella antara sediaan multiemulsi A/M/A dengan sediaan

suspensi liposom yang tidak dapat terpenetrasi ke dalam kulit di mana

selanjutnya akan digunakan untuk menghitung mass balance.

Gambar 30. kurva multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom pada kompartemen

donor

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 2 4 6 8

jum

lah

ek

strak

ro

sell

a (

%)

waktu (jam)

liposom

multiemulsi A/M/A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

85

Gambar 30 menunjukkan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga

rosella baik dalam sediaan multiemulsi dan suspensi liposom pada

kompartemen donor mengalami penurunan. Namun penurunan yang

terjadi telah sesuai teori di mana semakin bertambahnya waktu jumlah

ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang tertinggal pada kompartemen

donor berkurang. Laju penurunan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga

rosella pada kompartemen donor ditunjukkan dengan nilai slope pada

persamaan regresi yang didapat. Persamaan regresi yang didapat pada

sediaan multiemulsi A/M/A yaitu y = 29,474 – 1,7704x, sedangkan pada

sediaan suspensi liposom yaitu y = 74,47 – 3,6762x. Berdasarkan nilai

slope yang diperoleh, nilai slope pada sediaan multiemulsi A/M/A lebih

kecil yaitu 1,7704 daripada nilai slope pada sediaan suspensi liposom yaitu

3,6762. Hal ini menunjukkan bahwa laju penurunan jumlah ekstrak

metanol kelopak bunga rosella dalam multiemulsi A/M/A lebih kecil

daripada sediaan suspensi liposom sehingga dapat diduga bahwa ekstrak

metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan suspensi liposom lebih cepat

masuk ke dalam kulit dibandingkan dengan ekstrak metanol kelopak

bunga rosella dalam sediaan multiemulsi A/M/A.

b. Perbandingan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

sediaan multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom pada kompartemen

akseptor

Tujuan membandingkan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga

rosella dalam sediaan multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

86

kompartemen akseptor yaitu untuk mengetahui jumlah ekstrak metanol

kelopak bunga rosella antara sediaan multiemulsi A/M/A dengan sediaan

suspensi liposom yang masuk ke kompartemen akseptor di mana

selanjutnya akan digunakan untuk menghitung mass balance.

Gambar 31. Kurva sediaan multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom pada

kompartemen akseptor

Gambar 31 menunjukkan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga

rosella baik dalam sediaan multiemulsi dan suspensi liposom pada

kompartemen akseptor mengalami kenaikan. Kenaikan yang terjadi telah

sesuai teori di mana semakin bertambahnya waktu jumlah ekstrak metanol

kelopak bunga rosella yang masuk pada kompartemen akseptor bertambah.

Namun hal ini tidak diinginkan pada penelitian ini karena efek antosianin

sebagai antioksidan dalam menangkal radiasi sinar UV ditujukan pada

lapisan epidermis dan dermis kulit. Radiasi sinar UV hingga menembus

lapisan dermis akan memicu terbentuknya radikal bebas dalam tubuh

terutama kulit sehingga dapat berdampak buruk bagi kulit yaitu pigmentasi

kulit, kerutan (penuaan dini), kerusakan kulit, serta kanker kulit. Jika

0

10

20

30

40

50

0 2 4 6 8

jum

lah

ek

strak

rose

lla (

%)

waktu (jam)

liposom

multiemulsi A/M/A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

87

antosianin dapat menembus kulit tikus hingga terdeteksi dalam

kompartemen akseptor, diasumsikan bahwa antosianin tidak tertahan di

kulit dan efektivitas sebagai antioksidan berkurang. Laju kenaikan jumlah

ekstrak metanol kelopak bunga rosella pada kompartemen akseptor

ditunjukkan dengan nilai slope pada persamaan regresi yang didapat.

Persamaan regresi yang didapat pada sediaan multiemulsi A/M/A yaitu y =

5,8347 + 0,3766x sedangkan pada sediaan suspensi liposom yaitu y = -

2,2796 + 6,1409x.

Berdasarkan nilai slope yang diperoleh, nilai slope pada sediaan

multiemulsi A/M/A lebih kecil daripada nilai slope pada sediaan suspensi

liposom. Hal ini menunjukkan bahwa laju kenaikan jumlah ekstrak

metanol kelopak bunga rosella dalam multiemulsi A/M/A lebih kecil yaitu

0,3766 daripada sediaan suspensi liposom yaitu 6,1409 sehingga dapat

diduga bahwa ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan

suspensi liposom lebih cepat masuk kedalam kompartemen akseptor

dibandingkan dengan ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

sediaan multiemulsi A/M/A.

Hal ini dimungkinkan karena komponen penyusun yaitu lipid

bilayer pada suspensi liposom menyerupai komponen penyusun pada

membran sel plasma, sehingga ketika suspensi liposom menempel pada

membran sel plasma maka akan melakukan fusi pada membran sel dengan

menyisipkan lipid bilayer ke membran plasma kemudian akan

menstimulasi pelepasan ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

88

terkandung pada suspensi liposom seperti yang ditunjukkan pada gambar

12.

Multiemulsi dimungkinkan dapat menembus stratum korneum

karena adanya surfaktan nonionik yaitu Tween 80 sebagai penetration

enhancer. Surfaktan sendiri memiliki dua mekanisme dalam meningkatkan

penetrasi senyawa melalui kulit yaitu (1) menembus stratum korneum

dengan cara meningkatkan fluiditas, melarutkan, serta mengekstraksi

komponen lipid; (2) surfaktan masuk ke dalam matriks interselular dan

berinteraksi dengan mengikat filamen keratin sehingga korneosit

mengalami gangguan dan akhirnya senyawa dapat masuk (Tyagi, Chandra,

Singh, dan Rahman, 2011).

Pelepasan obat pada multiemulsi dapat terjadi melalui mekanisme

transport difusi dengan cara (1) solubilisasi secara langsung dan difusi

senyawa hidrofilik melalui minyak; (2) permeasi melalui lapisan cairan

yang tipis dan (3) solubilisasi senyawa yang terenkaplusasi dalam

surfactant reverse micelles dan difusi misel melalui fase minyak (Bonnet,

Cansell, Berkaoui, Ropers, Anton, Leal-Calderon, 2007).

5. Perhitungan mass balance ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

multiemulsi dan dalam suspensi liposom

Tujuan perhitungan mass balance yaitu untuk mengetahui gambaran

jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella pada setiap bagian. Perhitungan

mass balance dapat dilakukan apabila semua bagian yang mengandung

ekstrak metanol kelopak bunga rosella ditentukan jumlahnya. Penelitian ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

89

peneliti hanya menetapkan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella pada

kompartemen akseptor, sisa pada kompartemen donor, dan dalam sampel

ketika pengaplikasian. Istilah mass balance pada penelitian ini hanya untuk

menggambarkan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella pada

kompartemen donor, kompartemen akseptor dan yang tertahan di dalam kulit.

Gambar 32. Kurva sediaan mutiemulsi A/M/A dan suspensi liposom yang tertahan

di dalam kulit

Gambar 32 menunjukkan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga

rosella dalam sediaan multiemulsi A/M/A yang tertahan di dalam kulit

mengalami kenaikan sedangkan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella

dalam sediaan suspensi liposom mengalami penurunan. Laju kenaikan dan

penurunan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang tertahan di

dalam kulit ditunjukkan dengan nilai slope pada persamaan regresi yang

didapat. Persamaan regresi yang didapat pada sediaan multiemulsi A/M/A

yaitu y = 64,691 + 1,3938x sedangkan pada sediaan suspensi liposom yaitu y

= 27,811 – 2,465x. Jam kelima pada suspensi liposom terlihat jumlah ekstrak

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0 2 4 6 8

jum

lah

ek

stra

k r

ose

lla (

%)

waktu (jam)

liposom

multiemulsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

90

metanol kelopak bunga rosella mengalami penurunan yang sangat tajam

dibandingkan jam-jam sebelumnya. Hal ini dikarenakan ketebalan kulit yang

digunakan tiap jam berbeda sehingga permeabilitas kulit tiap jam berbeda pula

yang mengakibatkan pada jam kelima jumlah ekstrak metanol kelopak bunga

rosella yang masuk ke kompartemen akseptor banyak sehingga yang tertahan

pada kulit sedikit.

Berdasarkan nilai slope yang diperoleh, laju kenaikan jumlah ekstrak

metanol kelopak bunga rosella sebesar 1,3938 sedangkan pada suspensi

liposom laju penurunan sebesar 2,465. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

bertambahnya waktu, jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang

tertahan di dalam kulit semakin banyak sedangkan pada suspensi liposom

semakin bertambahnya waktu jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella

yang tertahan di dalam kulit semakin sedikit, sehingga dapat diduga bahwa

multiemulsi A/M/A dapat memberikan kemampuan penetrasi ekstrak metanol

kelopak bunga rosella yang lebih baik daripada suspensi liposom sehingga

mampu menangkal radiasi sinar UV A pada lapisan epidermis dan dermis.

Berdasarkan penjelasan dari gambar 29, 30, dan 31 dapat

disimpulkan bahwa kemampuan penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga

rosella dari kompartemen ke kulit dan dari kulit ke kompartemen akseptor

pada suspensi liposom lebih besar daripada multiemulsi A/M/A sehingga

mengakibatkan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang tertahan di

dalam kulit lebih sedikit daripada multiemulsi A/M/A. Hal ini bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

91

dimungkinkan karena ukuran partikel pada suspensi liposom yang lebih kecil

daripada multiemulsi A/M/A sehingga lebih mudah menembus membran kulit.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2015)

didapatkan IC50 ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan

multiemulsi A/M/A lebih kecil yaitu sebesar 22457,24 TE/100 gram daripada

suspensi liposom yaitu 84528,39 TE/100 gram. Penelitian entrapment

efficiency (EE) ekstrak rosella dalam multiemulsi A/M/A dan suspensi

liposom yang dilakukan oleh Li (2015) menunjukkan bahwa multiemulsi

A/M/A memiliki EE yang lebih besar dibandingkan suspensi liposom namun

kemampuan multiemulsi A/M/A dalam melindungi zat aktif rosella yang

rendah menyebabkan penurunan aktivitas antioksidan dibuktikan dengan laju

penurunan EE yang lebih tinggi pada multiemulsi A/M/A dibandingkan

liposom. Walaupun IC50 pada multiemulsi A/M/A lebih kecil, EE multiemulsi

A/M/A lebih besar dan kemampuan melindungi ekstrak metanol kelopak

bunga rosella dalam multiemulsi A/M/A lebih kecil, namun kemampuan

penetrasi multiemulsi A/M/A ke dalam kulit yaitu lapisan epidermis dan

dermis lebih baik daripada suspensi liposom.

I. Statistik Uji T penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom

Tujuan statistik uji T dalam penelitian ini yaitu untuk memastikan apakah

rata-rata jumlah ekstrak rosella yang tertahan dalam kulit berbeda signifikan untuk

2 bentuk sediaan (suspensi liposom dan multiemulsi A/M/A). Peneliti

menggunakan statistik uji T karena dalam penelitian ini membandingkan rata-rata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

92

jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam 2 populasi sampel yang

berbeda yaitu sediaan multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom. Sebelum

melakukan uji T perlu dilakukan uji F terlebih dahulu untuk mengetahui apakah

standard deviasi pada kedua populasi tersebut berbeda signifikan atau tidak.

Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan dalam tabel 6 dapat

disimpulkan standard deviasi kedua populasi berbeda signifikan.

Tabel 6. Uji F standar deviasi suspensi liposom dan multiemulsi A/M/A

Populasi Rata-

rata

Standard

deviasi

F

hitung

Α F tabel kesimpulan

Multiemulsi

A/M/A

1,3938 1,70129

7,6436 0,05 2,723 berbeda

signifikan Suspensi

liposom

-

2,71664

4,70357

Tahap selanjutnya dilakukan uji T. Hasil perhitungan yang ditunjukkan

dalam tabel 7 dapat disimpulkan rata-rata jumlah ekstrak metanol kelopak bunga

rosella yang tertahan di dalam kulit dalam sediaan multiemulsi A/M/A berbeda

signifikan terhadap rata-rata jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang

tertahan di dalam kulit dalam sediaan suspensi liposom.

Tabel 7. Uji signifikasi rata – rata jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang

terpenetrasi kekulit dalam suspensi liposom dan multiemulsi A/M/A

Populasi Rata-

rata

Standard

deviasi

T

hitung

Α T tabel kesimpulan

Multiemulsi

A/M/A

1,3938 1,70129

3,4866 0,05 2,09 berbeda

signifikan Suspensi

liposom

-2,71664 4,70357

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

93

\

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Formula optimum multiemulsi yang terbentuk bertipe A/M/A, homogen,

memiliki pH yang sesuai dengan kulit, dan stabil selama 28 hari, pada suhu

penyimpanan -4 , dan pemberian gas nitrogen ditandai dengan tidak adanya

pemisahan fase.

2. Sediaan multiemulsi A/M/A yang telah optimal mempunyai kemampuan

sebagai pembawa ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang lebih baik dari

pada suspensi liposom dalam berpenetrasi ke dalam lapisan epidermis dan

dermis

B. Saran

1. Perlu adanya optimasi lebih lanjut terkait formulasi multiemulsi supaya

sediaan yang dihasilkan bisa lebih optimum.

2. Perlu adanya pertimbangan penggunaan ukuran FDC yang lebih besar untuk

mengurangi variabel tak terkendali yaitu ketebalan membran.

3. Perlu adanya penelitian penetrasi lebih lanjut dengan menggunakan kulit

hewan uji lainnya (misalnya kulit telinga babi) atau kulit manusia, supaya

dapat menggambarkan penetrasi yang sebenarnya

4. Perlu adanya pembanding dengan zat yang telah diketahui penetrasi dan

efeknya

5. Perlu adanya uji kebocoran FDC dan uji TEER sebelum dilakukan penetrasi

dengan FDC.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

94

DAFTAR PUSTAKA

Akbarzadeh, A., Sadabady, R.R., Davaran, S., Joo, S.W., Zarghami, N.,

Hanifehpour, Y., dkk., 2013, Liposome : Clasification, Preparation, and

Application, Nanoscale Research Letters, 8:102, pp. 1 – 9.

Al-Saidan, S.M., Krishnaiah, Y.S.R., Chandrasekhar, D.V., Lalla, J.K., Rama, B.,

Jayaram, B., dkk., 2004, Formulation of An HPMC Gel Drug Reservoir

System With Ethanol-Water As A Solvent System and Limonene As A

Penetration Enhancer for Enhancing In vitro Transdermal Delivery of

Nicordanil, Skin Pharmacol Physicol, 17:310-320.

Ansel, H., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi ke 4, UI press, Depok,

hal. 492-494.

Bartosova, L., dan Bajgar, J., 2012, Transdermal Drug Delivery In Vitro Using

Diffusion Cell, Current Medicinal Chemistry, 19:4671-4677.

Benichou, A., Aserin, A., dan Garti, N., 2004, Double Emulsion Stabilized with

Hybrids of Natural Polymers for Entrapment and Slow Release of Active

Matters, Advances in Colloid dan Interface Science, 108-109:29-41.

Benson, H.A., 2012, Topical dan Transdermal Drug Delivery, John Wiley & Sons,

New Jersey, pp. 3-16.

Bhai, S.A., Yadav, V., Mamatha, Y., dan Prasanth, V.V., 2012, Liposomes An

Overview, Journal of Pharmaceutical dan Scientific Innovation, 1(1):13-

21.

Bonnet, M., Cansell, M., Berkaoui, A., Ropers, M.H., Anton, M., dan Leal-

Calderon, F., 2007, Release Rate profiles of magnesium from multiple

W/O/W emulsion, food hydrocolloids, 23(2009):92-101.

Brannon, J.C., 2007, Skin Anatomy, http://www/dermatology.about.com/

skinanatomy. diakses pada tanggal 30 Mei 2015.

Colas, A., Siang, J., dan Ulman,K., 2006, Silicone Antifoams dan Silanes, Dow

Corning Corporation, USA, p.2.

Direktrorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1979, Farmakope Indonesia

Edisi III, DepKes RI, Jakarta, hal. XXXIII, 757.

Dikstein, S. dan Zlotogorski, A., 1994, Measurenment of skin pH, acta derm,

venerol, 185:18 – 20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

95

Fennema, O.R., 1996, Food Chemistry, Third edition, Marcel Dekker Inc, New

York.

Friberg, S.E., Quencer, L.G., dan Hilton, M.C., 1996, Theory of Emulsions, in

Lieberman, H.A., Rienger, M.M., dan Banker, G.S., Pharmaceutical

Dossage Forms : Disperse Systems, Volume 1, 2nd

ed, Marcell Dekker

Inc, New York, p.57.

Friend, D.R., 1992, In Vitro Permeation Technique, Journal of Control Release,

18:235-248.

Garti, N., 1997, Double Emulsions: Scope, Limitations dan New Achievements,

Colloids dan Surface A Physicochemical and Engineering Aspects, pp.

123,124.

Garti dan Bisperink, 1998, Double Emulsions:Progress and Applications, Current

Opinion in Colloid & Interface Science, 3:657-667.

Harborne, J.B., 1996, Phytochemical Methods: A Guide to Modern Techniques of

Plant Analysis, Springer Science & Business Media, London.

Higaki K, Amnuaikit C, dan Kimura T., 2003, Strategies for Overcoming the

Stratum Corneum: Chemical and Physical Approaches. Am J Drug

Deliv; 1:187-214.

Hui, Y.H., dan Sherkat, F., 2005, Handbook of Food Science, Technology, and

Engineering, Volume 4, CRC Press, Florida, pp. 14-7.

Jesorka, A. dan Orwar, O., 2008, Liposom: Technologies dan Analytical

Applications, Annual Review of Analytical Chemistry, 1:801-832.

Jiao, J. dan Burgess, D.J., 2008, Multiple Emulsion Stability : Pressure Balance

and Interfacial Film Strength, Multiple Emulsion : Technology and

Applications, New Jersey : John Wiley & Sons Inc, pp.1-19.

Junquera, L.C., dan Kelley, O.R., 1997, Histologi Dasar, Terj. Dari Basic

Histologi, oleh Jan Tamboyang, EGC, Jakarta, hal.357-364.

Kiil, L., dan Houmoller, M., 2013, Solar Radiation (Sunlight),

http://climap.net/solar-radiation-sunlight, diakses tanggal 14 Juli 2015

Konczak, I., dan Zhang, W., 2004, Anthocyanins-more than natures colours,

Journal of Biomedicine and Biotechnology, 2004(5):239-240.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

96

Kumar, R., dan Philip, 2007, Review Article Modified Transdermal

Technologies:Breaking The Barriers of Drug Permeation Via The Skin,

Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 6(1):634-644.

Kumar, R., Kumar, M.S., dan Mahadevan, N., 2012, Multiple Emulsion : A

Review, International Journal of Recent Advances in Pharmaceutical

Research, India, 2(1):9-19.

Kus, S., Marczenko, Z., dan Obarski, N., 1996, Derivative UV-VIS

Spectrophotometry In Analytical Chemistry, chem.anal, 41:899-927.

Kusantati, H., Prihatin, P.T., dan Wiana, W., 2008, Tata Kecantikan Kulit,

Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Kejuruan, Jakarta.

Lambers, H., Piessens, S., Bloem, A., Pronk, H., dan Finkel, P., 2006, Natural

Skin Surface pH is on Average Below 5, Which is Beneficial for its

Resident Flora, International Journal of Cosmetic Science, 28:359-370

Lane, M.E., 2013, Skin Penetration Enhancers, International Journal of

Pharmaceutics, 447:12 - 21.

Laouini, A., Maalej, J., Blouza, L., Sfar, S., Charcosset, C., dan Fessi, H., 2012,

Preparation, Characterization dan Applications of Liposomes : State of

The Art, Journal of Colloidal Science and Biotechnology, 1:147-168.

Li, M., 2015, Pengaruh Penyimpanan Terhadap Stabilitas Ekstrak Rosella

(Hibiscus sabdariffa L.) dalam Formulasi Multiemulsi A/M/A dan

suspensi liposom, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Lutz dan Aserin, 2008, Multiple Emulsions Stabilized by Biopolimer, Multiple

Emulsions : Technology Dan Applications, New Jersey : John Wiley &

Sons Inc, pp. 85, 86.

Mahmood, T., Akhtar, N., dan Manickam, S., 2014, Interfacial Film Stabilized

W/O/W Nano Multiple Emulsions Loaded With Green Tea and Lotus

Extracts: Systematic Characterization of Physicochemical Properties

and Shelf-Storage Stability, Journal of Nanobiotechnology, 12(20):1-8.

Marczenko, Z., dan Balcerzak,M., 2000, Separation, Preconcentration Dan

Spechtrophotometry In Inorganic Analysis, Elsevier Science,

Netherldans, pp.34-36.

Maryani, H.dan Krisrtiana, L., 2005, Khasiat dan Manfaat Rosela, PT AgroMedia

Pustaka, Jakarta, hal. 2-33.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

97

Mayangsari, E., 2015, Perbandingan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rosella

(Hibiscus sabdariffa L.) dalam Multiemulsi A/M/A dan Suspensi

Liposom, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Meyers, D., 2006, Surfactant Science dan Technology, New Jersey: John Wiley &

Sons, Inc, p. 316.

Mutia, S., 2015, Dampak Radiasi Sinar Ultraviolet (UV),

http://101gayahidupsehat.com/dampak-radiasi-sinar-ultraviolet-uv/,

diakses tanggal 14 Juli 2015

Nair, V.B., dan Panchagula, R., 2004, The Effect of Pretreatment With Terpenes

On Transdermal Iontophrotic Delivery of Arginine Vasopressin, IL

FARMACO, 59:575-581.

National Aeronautics, dan Space Administration, 2007, Ultraviolet Waves,

http://missionscience.nasa.gov/ems/10_ultravioletwaves.html, diakses

tanggal 14 Juli 2015

Nurhidayati, L., 2007, Spektrofotometri Derivative Dan Aplikasinya Dalam

Bidang Farmasi, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 5(2):93-99.

Pathan, I.B., dan Setty, C.M., 2009, Chemical Penetration Enhancers for

Transdermal Drug Delivery Systems, Tropical Journal of

Pharmaceutical Research, 8(2):173-179.

Pazmino, D., Giusti, A.E., Wrolstad, R.E., dan Gloria, B.A., 2001, Anthocyanins

From Oxalis Triangularis As Potensial Food Colorants, Food Chemistry,

75(2):211-216.

Pinsuwan, S., Ammnnuaikit, T., Ungphaiboon, S., dan Itharat, A., 2010, Liposom-

Containing Hibiscus sabdariffa Calyx Extract Formulations with

Increased Antioksidant Activity, Improved Dermal Penetration and

Reduced Dermal Toxicity, J Med Assoc Thai, 93 (7):S216 – S226.

Rocha, I.D.C., Bonnlaender, B., Sievers. H., Pischel, I., dan Heinrich, M., 2014,

Hibiscus Sabdariffa L. – A Phytochemical And Pharmacological Review,

Food Chemistry, 9-11.

Rowe, R., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical

Excipients Sixth Edition, 6th edition, Pharmaceutical Press, USA, pp.

155,233,234,445,446,675,782.

Shi, J., Mazza, G., dan Maquer, M.L., 2002, Functional Food : Biochemical dan

Processing Aspects, Volume 2, CRC Press, Florida, pp. 95-98.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

98

Solarradiation, 2013, Solar Radiation: Sunlight and More,

http://www.solarradiation.net/ diakses tangga 14 Juli 2015

Som, I., Bhatia, K., dan Yasir, M., 2012, Status Of Surfactant As Penetration

Enhancer In Transdermal Drug Delivery, Journal Pharmacy Bioallied

Scienced, 4(1):2-9.

Suzery,M., Lestari, S., dan Chayono, B., 2010, Penentuan Total Antosianin dari

Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dengan Metode

Maserasi dan Sokhletasi, Jurnal Sains dan Matematika, 18(1):1-6

Tranggono, R.I., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Gramedia,

Pustakan Utama, Jakarta, hal. 11-13, 78, 82-85.

Troy, D.B., dan Beringer, P., 2006, Remington : The Science and Practice of

Pharmacy, 21st Edition, Lippincott Williams & Wilkins, USA, p. 330.

Tyagi, R.K., Chandra, A., Singh, D., dan Rahman, A., 2009, Transdermal Drug

Delivery System (TDDS) : An Overview, International Journal of

Pharmaceutical Sciences dan Research, India, 2(6):1379-1388.

Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi ke 5, Gajah Mada

University Press, Yogyakarta.

Walters, K.A., 2002, Dermatology dan Transdermal Formulations, Marcel

Dekker, New York, pp.210, 211, 225.

Wiechers, J.W., 1989, The Barrier Function Of The Skin In Relation To

Percutaneous Absorption Of Drugs, Pharmaceutics Weekblad, 11:185-

187.

Wilczewzka, A., Niemirowicz, K., Markiewicz, K.H., dan Car, H., 2012,

Nanoparticle as Drug Delivery Systems, Pharmacological Reports,

64:1020-1037.

Witt,K., dan Bucks, D., 2003, Studying In Vitro : Skin Preparation dan Drug

Release to Optimize Dermatological Formulations, Formulation, Fill &

Finish, pp. 22, 24, 26, 27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

99

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

100

Lampiran 1. Spektrum antosianin pada ekstrak metanol kelopak bunga

rosella (Hibiscus sabdariffa L.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

101

Lampiran 2. Penetapan bobot tetap ekstrak metanol kelopak bunga rosella

(Hibiscus sabdariffa L.)

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Berat cawan (gram) 27,4435 22,4916 21,7966

Berat cawan + Isi (gram) 28,0144 23,0566 22,3514

Berat awal (gram) 0,5709 0,5650 0,5547

Berat cawan akhir (gram) 27,5029 22,5462 21,8380

Berat akhir (gram) 0,5155 0,5104 0,5133

Rata – rata berat akhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

102

Lampiran 3. Data hasil optimasi emulsi primer A/M

a. Optimasi HLB

No HLB Span 80 Tween 80

Volume

Pemisahan

(ml)

% Pemisahan

1 5 9.35 0.65 16,5 66

2 5,3 9.07 0.93 16,1 64,4

3 5,5 8.88 1.12 15 60

4 5,8 8.60 1.40 14 56

b. Optimasi kecepatan pengadukan

No kecepatan pengadukan volume pemisahan

(ml) % Pemisahan

1 4 14 56

2 5 13 52

c. Optimasi lama pencampuran

No Lama Pencampuran

(menit) Volume Pemisahan (ml)

%

Pemisahan

1 10 13 52

2 15 13 52

3 20 14 56

d. Optimasi konsentrasi stiffening agent

No Konsentrasi

(%)

Volume Pemisahan

(ml) % Pemisahan

1 4 3 12

2 4,5 2,5 10

3 5 2 8

4 5,5 2 8

5 6 0 0

6 8 0 0

7 10 0 0

e. Optimasi konsentrasi anti foaming agent

No Konsentrasi

(%) Volume Pemisahan (ml) % Pemisahan

1 2 0 0

2 4 0 0

3 6 0 0

4 8 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

103

Lampiran 4. Data hasil optimasi multiemulsi

a. Optimasi rasio emulsi primer

No Rasio (g) Volume Pemisahan (ml) % Pemisahan

1 27,8 1 4

2 37,8 0 0

3 47,8 0.5 2

b. Optimasi konsentrasi emulgator sekunder

No Konsentrasi

(%) Volume Pemisahan (ml) % Pemisahan

1 2 0 0

2 4 2,6 10,4

3 6 2,8 11,2

c. Optimasi Lama Pencampuran

No Lama Pencampuran

(menit) Volume Pemisahan (ml)

%

Pemisahan

1 10 0 0

2 12 0 0

3 15 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

104

Lampiran 5. Perhitungan mikromeritik

1. Emulsi Primer

t = hari ke-1

n = 75

k = 1+ 3,22log75 = 7,23 = 7

I =

No Rentang ( ) Nilai tengah (d) n nxd

1 2,487 - 3,122 2.805 3 8.414

2 3,123 - 3,758 3.441 17 58.489

3 3,759 - 4,394 4.077 13 52.995

4 4,395 - 5,03 4.713 21 98.963

5 5,031 - 5,666 5.349 11 58.834

6 5,667 - 6,302 5.985 5 29.923

7 6,303 - 6,938 6.621 5 33.103

Jumlah (Σ) 75 340.718

d rata – rata =

2. Multiemulsi A/M/A

t = hari ke-1

n = 75

k = 1+ 3,22log75 = 7,23 = 7

I =

No Rentang ( ) Nilai tengah (d) n nxd

1 9,527 - 10,819 10.173 20 203.463

2 10,820 - 12,113 11.466 24 275.194

3 12,114 - 13,406 12.760 12 153.117

4 13,407 - 14,699 14.053 11 154.583

5 14,700 - 15,992 15.346 6 92.078

6 15,993 - 17,286 16.640 0 0.000

7 17,287 - 18,579 17.933 2 35.866

Jumlah (Σ) 75 914.300

d rata – rata =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

105

3. Suspensi Liposom

t = hari ke-1

n = 75

k = 1+ 3,22log75 = 7,23 = 7

I =

No Rentang ( ) Nilai tengah (d) n nxd

1 1,063 - 1,481 1.272 7 8.903

2 1,482 - 1,899 1.691 12 20.287

3 1,900 - 2,318 2.109 12 25.311

4 2,319 - 2,737 2.528 15 37.920

5 2,738 - 3,156 2.947 19 55.988

6 3,157 - 3,574 3.365 6 20.193

7 3,575 - 3,993 3.784 4 15.137

Jumlah (Σ) 75 183.738

d rata – rata =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

106

Lampiran 6. Data Derivated Kurva Baku Ekstrak metanol kelopak bunga

rosella dalam metanol

konsentrasi baku (mg/ml) Tinggi derivat (cm)

0.25 0.3

0.20 0.25

0.16 0.2

0.12 0.13

0.08 0.08

0.04 0.03

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

107

Lampiran 7. Data Derivated Kurva Baku Ekstrak metanol kelopak bunga

rosella dalam aquadest

Konsentrasi baku (mg/ml) Tinggi derivat (cm)

2.0468 3.75

1.8421 3.38

1.6374 2.98

1.4328 2.63

1.2281 2.23

1.0234 1.88

0.8187 1.35

0.6140 0.98

0.4094 0.55

0.2047 0.23

0.1842 0.18

0.1637 0.13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

108

Lampiran 8. Jumlah larutan ekstrak metanol kelopak bunga rosella Yang

Terpenetrasi Ke dalam Kulit

Waktu

Rata – rata jumlah ekstrak

metanol kelopak bunga

rosella pada kompartemen

donor (%)

Rata – rata jumlah ekstrak

metanol kelopak bunga

rosella pada kompartemen

akseptor (%)

Rata – rata jumlah

ekstrak metanol

kelopak bunga rosella

yang tertahan dalam

kulit (%)

1 56.324 30.4133 13.263

2 77.2914 0.0000 22.7086

3 77.2914 60.9895 -38.2809

4 71.0051 41.7400 -12.7451

5 77.2914 0.0000 22.7086

6 60.5172 0.0000 39.4828

Contoh perhitungan uji penetrasi jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella

secara in vitro

Konsentrasi larutan ekstrak metanol kelopak bunga rosella

1. Pada kompartemen donor

Konsentrasi awal ekstrak metanol kelopak bunga rosella pada kompartemen donor

Waktu = 1 jam

Tinggi derivat = 0,08 cm

Persamaan kurva baku y = -0,1886 + 1,9416x

Jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang sisa pada kulit

2. Pada kompartemen akseptor

Waktu = 1 jam

Tinggi derivat = 0,08 cm

Persamaan kurva baku y = -0,1886 + 1,9416x

Jumlah ekstrak rosella pada kompartemen akseptor

3. Tertahan dalam kulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

109

Lampiran 9. Jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam

multiemulsi A/M/A yang terpenetrasi ke dalam kulit

Waktu

Rata –rata jumlah ekstrak

metanol kelopak bunga

rosella pada kompartemen

donor (%)

Rata – rata jumlah ekstrak

metanol kelopak bunga

rosella pada kompartemen

akseptor (%)

Rata – rata jumlah

ekstrak metanol

kelopak bunga rosella

yang tertahan dalam

kulit (%)

1 24,0977 15,2552 60,6472

2 24,1601 0,0000 75,8399

3 33,5161 4,9319 61,5520

4 23,7534 0,0000 76,2466

5 14,9606 9,6301 75,4093

6 19,1770 13,0998 67,7273

Contoh perhitungan uji penetrasi jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella

secara in vitro

1. Pada kompartemen donor

Konsentrasi awal ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam sediaan multiemulsi A/M/A

pada kompartemen donor

Waktu = 1 jam

Tinggi derivat = 0,08 cm

Persamaan kurva baku y = -0,028 + 1,3471x

Jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang sisa pada kulit

2. Pada kompartemen akseptor

Waktu = 1 jam

Tinggi derivat = 0,08 cm

Persamaan kurva baku y = -0,028 + 1,3471x

Jumlah ekstrak rosella pada kompartemen akseptor

3. Tertahan dalam kulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

110

Lampiran 10. Jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam suspensi

liposom yang terpenetrasi ke dalam kulit

Waktu

Rata – rata jumlah ekstrak

metanol kelopak bunga

rosella pada kompartemen

donor (%)

Rata – rata jumlah ekstrak

metanol kelopak bunga

rosella pada kompartemen

akseptor (%)

Rata – rata jumlah

ekstrak metanol

kelopak bunga rosella

yang tertahan dalam

(%)

1 67,9468 0,0000 32,0532

2 66,4789 23,2719 10,2492

3 60,6075 13,4194 25,9731

4 65,7450 0,0000 34,2550

5 69,4146 47,3919 -16,8065

6 39,4264 31,1983 29,3753

Contoh perhitungan uji penetrasi jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella

secara in vitro

Konsentrasi larutan ekstrak metanol kelopak bunga rosella

1. Pada kompartemen donor

Konsentrasi awal ekstrak metanol kelopak bunga rosella pada kompartemen donor

Waktu = 1 jam

Tinggi derivat = 0,13 cm

Persamaan kurva baku y = -0,1886 + 1,9416x

Jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella yang sisa pada kulit

2. Pada kompartemen akseptor

Waktu = 1 jam

Tinggi derivat = 0 cm

Persamaan kurva baku y = -0,1886 + 1,9416x

Jumlah ekstrak rosella pada kompartemen akseptor = 0 mg = 0%

3. Tertahan dalam kulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

111

Lampiran 11. Uji T untuk jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella

yang tertahan dalam kulit

Populasi Rata - Rata Standard Deviasi

(Sb)

Jumlah

(n)

Multiemulsi 1,3938 1,70129 18

Suspensi liposom -2,71664 4,70357 18

i. uji signifikasi standar deviasi dengan uji F

F =

F =

F hitung α F tabel kesimpulan

7,6436 0,05 2,723 berbeda signifikan

ii. uji t untuk melihat signifikasi rata – rata jumlah ekstrak metanol kelopak

bunga rosella yang tertahan dalam kulit antara sediaan multiemulsi dengan

suspensi liposom

Dari hasil perhitungan uji F diatas dapat dilihat SD antara suspensi liposom dan

multiemulsi A/M/A berbeda signifikan, maka degree of freedom untuk uji T

dihitung dengan persamaan :

Perhitungan degree of freedom (df) =

df =

Perhitungan nilai t :

T hitung α T tabel kesimpulan

3,4866 0,05 2,09 berbeda signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

112

Lampiran 12. Spektrum derivatif kurva baku ekstrak metanol kelopak bunga rosella dalam pelarut aquadest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan Suspensi Liposom yang mengandung Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)‖ yang disusun untuk

113

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Perbandingan

Kemampuan Penetrasi Multiemulsi A/M/A Dan

Suspensi Liposom Yang Mengandung Ekstrak

metanol kelopak bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa

L.)” dengan nama lengkap Yolana Kwartono,

merupakan putri kedua dari pasangan Yohanes Abeng

Kwartono dan Ely Helen. Penulis Lahir di Bengkulu, 09

November 1993. Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu TK Sint

Carolus Bengkulu (1997-1999), tingkat Sekolah Dasar di SD Sint Carolus

Bengkulu (1999-2005), tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Sint Carolus

Bengkulu (2005-2008), tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA Sint Carolus

Bengkulu (2008-2011). Pendidikan Informal yang telah ditempuh penulis yaitu

Lembaga Kursus dan Pelatihan ―LKP COLOUR MODELS MANAGEMENT –

ASMAT Pro‖ (2013-2014). Pada tahun 2011, penulis melanjutkan pendidikan

sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Semasa

menempuh pendidikan sarjana, Penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan, seperti

menjadi panitia seminar nasional diabetes mellitus 2011, aksi HIV AIDS 2011,

pelepasan wisuda 2013, serta menjadi asisten praktikum kimia dasar 2012, kimia

analisis 2013, analisa farmasi-validasi metode analisis 2014 – 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI