53
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting untuk mengembangkan kemampuan anak secara optimal. Taman Kanak-Kanak adalah salah satu Bentuk Satuan Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 4 tahun sampai 6 tahun. Anak usia Taman Kanak-Kanak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, Sosial Emosional, konsep, konsep diri, displin, kemandirian, moral dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. 1

PKP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

paud

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting untuk

mengembangkan kemampuan anak secara optimal. Taman Kanak-Kanak

adalah salah satu Bentuk Satuan Pendidikan anak usia dini pada jalur

pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 4

tahun sampai 6 tahun.

Anak usia Taman Kanak-Kanak mulai sensitif untuk menerima

berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa ini merupakan

masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan

kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, Sosial Emosional, konsep, konsep

diri, displin, kemandirian, moral dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu

dibutuhkan kondisi dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan anak agar

pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.

Selama lebih dari satu semester dalam proses belajar mengajar di

Kelompok A. berdasarkan pengamatan dan temuan adanya masalah

kurangnya kemampuan mendengarkan dan berbicara anak dalam konteks

pembicaraan tertentu, hanya 50 % dari anak yang mampu mengucap apa

yang dibicarakan/dijelaskan guna mampu menjawab pertanyaan yang

diberikan dan guru berkomunikasi dengan temannya bisa memceritakan

kembali cerita yang diceritakan guru. Sedangkan kemampuan mendengar

1

dan berbicara ini perlu adanya latihan-latihan. Dengan demikian guru

harus menentukan sikap dengan cara memberikan pendidikan yang terbaik

untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anak sesuai

dengan tahap perkembangannya.

Dengan adanya permasalahan tersebut di atas, maka dipandang

perlu untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh penggunaan

metode ber cerita dalam upaya meningkatkan kemampuan mendengar dan

berbicara anak Kelompok A di TK Mawar Baregbeg Ciamis.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, saya mengidentifikasi

penyebab dari permasalahan tersebut adalah :

1. Anak tidak mampu mendengar/menyimak informasi

2. Anak tidak mampu berbicara untuk mengungkapkan kembali

informasi yang didengarnya.

3. Metode pembelajaran kurang menarik anak untuk berbicara

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan metode bercerita dapat meningkatkan

kemampuan mendengar dan berbicara anak ?

2

2. Bagaimana proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan

mendengar dan berbicara anak melalui metode bercerita ?

3. Seberapa besar pengaruh penggunaan metode bercerita dalam

meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anak ?

1.5. Tujuan Perbaikan

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengesahkan efektivitas

penggunaan metode bercerita dalam upaya meningkatkan kemampuan

mendengar dan berbicara anak.

1. Meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anak melalui

metode bercerita.

2. Memperbaiki proses pembelajaran dengan metode bercerita

3. Mengembangkan kreativitas berbicara anak melalui metode bercerita

1.6. Manfaat Perbaikan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembelajaran di

TK. Khususnya untuk :

1. Anak Taman Kanak-Kanak agar mampu meningkatkan kemampuan

mendengar dan berbicara dalam konteks pembicaraan tertentu.

2. Guru peneliti agar mampu membuat laporan tentang penelitian

tindakan kelas, mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam

tindakan, dan mampu untuk melakukan tindak lanjut dari hasil

penelitian.

3

3. Pendidikan Taman Kanak-Kanak agar dapat meningkatkan kualitas

pendidikan di Taman Kanak-Kanak sesuai dengan perkembangan

anak usia Taman Kanak-Kanak, khususnya di TK Mawar Baregbeg

Ciamis.

Sebagaimana yang tercantum dalam PP No. 74 Tahun 2008 Pasal I

bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Dari pernyataan di atas, guru Taman Kanak-Kanak berperan

sebagai fasilitator dan bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang

dapat menumbuhkan prakarsa, motivasi dan tanggung jawab peserta didik

untuk belajar. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang mencakup

aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu, guru Taman

Kanak-Kanak diharapakan mampu untuk menyusun mengembangkan

strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakterstik anak usia Taman

Kanak-Kanak.

Landasan dalam pemicu melakukan penelitian ini adalah layanan

pendidikan bagi anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan

pendidikan nasional sebagaimana diatur dalam Undang Undang N. 2

Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu: “mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya

4

yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

dan berbudi pekerti luhur, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang

mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan” (Direktorat PADU Dirjen PLSP Depdiknas, 2002: 1-2).

Beranjak dari permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka

fokus dari penelitian adalah “MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENDENGAR DAN BERBICARA ANAK MELALUI PENGGUNAAN

METODE BERCERITA PADA KELOMPOK A DI TK MAWAR”.

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. METODE BERCERITA

2.1.1. Pengertian Metode Bercerita

Pengertian secara etimologi berasal dari bahasa yunani metha erate

di balik atau di belakang sedangkan hodos berarti jalan, jadi metodhos

berarti di sebalik jalan (dwi Sisuoy dkk. 2005 : 85) dengan demikian

metode diartikan sebagai tata cara melakukan sesuatu atau prosedur.

Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seserang secara

lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus

di sampaikan dalam bentuk pesan informasi atau hanya sebuah dongeng

yang untuk di dengarkan dengan rasa menyenangkan.

Dengan kata lain metode bercerita adalah cara penyampaian atau

penyajian materi pembelajaran secara lisan daalam bentuk cerita dari guru

kepada anak didik Taman Kanak-Kanak dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran di TK metode bercerita dilaksanakan dalam upaya

memperkenalkan, memberikan keterangan atau penjelasan tentang hal

baru dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang dapat

mengembangkan berbagai kompetensi dasar anak Taman Kanak-Kanak

Biasanya kegiatan bercerita dilkasanakan pada kegiatan penutup

sehingga ketika anak pulang anak menjadi tenang dan senang setelah

mengikuti pembelajaran di taman Kanak-Kanak.

6

Menikmati sebuah cerita mulai tumbuh pada seorang anak

semenjak ia mengerti akan peristiwa yang terjadi di sekitarnya dan setelah

memorinya mampu merekam beberapa kabar berita masa tersebut terjadi

pada usia 4-6 tahun yang ditandai oleh berbagai kemampuan (Depdiknas,

2000 : 5)

Menurut Piaget (Tampubolon 1991) sejak lahir hingga dewan

pikiran anak berkembang melalui jenjang-jenjang berperiode sesuai

dengan tingkatan kematangan anak itu secara keseluruhan dengan

interaksi-interaksinya dengan lingkungannya,’

Kegitan bercerita yang dikembngkan oleh peneliti akan

meningktkan kemampuan anak dalam mendengar dan menambah

pembendaharaan kosakata sehingga dapat membantu kemampuan anak

berbicara

Menurut Prof Dr. Tampubolon (1991) dengan bercerita

pendengaran anak dapat difungsikan denagn baik untuk membantu

kemampuan berbicara.

2.1.2. Manfaat metode bercerita Bagi anak TK

Penggunaan metode bercerita dapat dimanfaatkan untuk :

1. Melatih daya serap atau daya tangkap anak

2. Melatih daya pikir anak TK

3. Melatih daya konsentrasi

4. Mengembangkan daya imajinasi anak

5. Menciptakan situasi yang menggembirakan serta mengembangkan

suasana hubungan yang akrab sesuai dengan tahap perkembangan

6. Membantu perkembnagan bahasa anak dalam berkomunikasi

7

2.1.3. Tujuan kegiatan bercerita anak TK

Tujuan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu

mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang lain,

anak dapat berbicara apabila tidak memahaminya, anak dapat menjawab

pertanyaan, selanjutnya anak dapat menceritakan dan mengekspresikan

terhadap apa yang di dengarkan dan di ceritakannya, sehingga si anak dari

isi cerita dapat dipahami dan almbat laun di dengarkan di perhatian, di

laksanakan di ceritakan pada orang lain karena menurut Jerome S Bruner

(Tampubolon, 1991) “ bahasa berpengaruh besar pada perkembangan

pikitran anak.

2.1.4. Kelebihan dan kekurangan penggunaan metode bercerita

2.1.4.1. Kelebihan

- Dapat menjangkau jumlah anak yang relative lebih banyak

- Waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan efektif dan

efisien.

- Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana

- Guru dapat menguasai kelas dengan mudah

- Secara relative tidak banyak memerlukan biaya

2.1.4.2. Kekurangan

- Anak didik menjadi pasif, karena lebih banyak mendengarkan

atau menerima penjelasan dari guru

- Kurang merangsang perkembangan kreatifitas dan kemampuan

siswa untuk mengutarakan pendapatnya

8

- Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih

lemah sehingga sukar memahami tujuan pokok isi cerita

- Cepat menumbuhkan rasa bosan terutama apabila penyajian

tidak menarik.

2.1.5. Rancangan Kegiatan Bercerita bagi anak TK

Langkah – langkah pelaksanaan kegiatan bercerita :

1. Dengan bernyanyi diiringi musik atau melalui permainan anak

dikondisikan tempat duduknya, agar anak dapat duduk dengan

nyaman dan melihat guru yang sedang bercerita

2. Guru melakukan apersepsi dengan percakapan yang dapat

memotivasi anak untuk mendengarkan dan memperhatikan cerita

guru, percakapan diarahkan ke isi cerita dan menyebutkan judul

cerita. Guru memperkenalkan atau memperlihatkan media yang

akan dipakai, agar anak tidak verbalisme.

3. Setelah selesai memberikan apersepsi, guru memberikan

kesempatan anak untuk menyebutkan kembali judul cerita tersebut

4. Ketika situasi sudah tenang dan nyaman siap mendengarkan cerita,

guru mulai bercerita dengan mimic dan pantomime dis esuaikan

dengan isi cerita.

5. Setelah selesai bercerita, guru melakukan evaluasi isi cerita dalam

bentuk pertanyaan atau peragaan, misalnya :

- Ayo sebutkan judul tadi?- Siapa saja yang ada di cerita tadi?- Bagaimana perilaku contoh dalam cerita tadi?

6. Guru menyimpulkan isi cerita tersebut, agar isi cerita dapat

dipahami dan dimengerti anak.

7. Akhirnya dengan kemampuan berbahasa yang anak miliki, berilah

ia kesempatan untuk menceritakan kembali atau menyimpulkan

cerita yang baru saja ia dengarkan.

9

2.2. Kemampuan Mendengar

Kemampuan mendengar anak dapat dilatih sejak ia dalam

kandungan ibunya, misalnya melalui : mendengarkan musik, mengaji dll.

Metode-metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan

kemampuan mendengar pada anak Taman Kanak-Kanak adalah : misalnya

mendengarkan atau memperkenalkan bunyi-bunyi tertentu seperti bunyi

kendaraan, suara binatang, bunyi pintu ditutup atau juga bunyi bahasa.

Melalui permainan misalnya : anak tidak boleh menyebutkan kata

yang dibisikan guru dengan suara keras atau bisik berantai, menjawab

pertanyaan.

2.3. Kemampuan Berbicara

Perkembangan berbicara pada anak berasal dari anak penggumam

maupun membeo, Dyson (dalam Bromly 1992) berpendapat bahwa

perkembangan berbicara memberikan konstribusi yang besar terhadap

perkembangan menulis pada anak, anak memiliki kemampuan menulis

dipengaruhi oleh kemampuan sebelumnya (dalam hal ini kemampuan

berbicara) sehingga dapat dituangkan dalam bentuk tulisan.

Dalam berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan

keinginannya sendiri, ketika anak tumbuh dan berkembang, terjadi

peningkatan baik dalam hal kuantitatif maupun kualitas, produk bahasanya

secara bertahap kemampuan anak meningkat, bermula dari

mengekspresikan suara saja hingga mengekspresikan dengan komunikasi

10

Ada dua tipe perkembangan berbicara anak

1. Egosentric speech : ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana anak bicara pada dirinya sendiri (monolog)

2. Socialized speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya ataupun dengan lingkungannya, hal ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan adaptasi sosial anak

Tujuan bicara adalah untuk memberitahukan, melaporkan,

menghibur, membujuk, dan meyakinkan seseorang. Hur Lock

mengemukakan dua kriteria untuk mengukur tingkat kemampuan

berbicara anak, apakah anak berbicara secara benar atau hanya sekedar,

membeo sebagai berikut :

1. Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu

menghubungkannya dengan objek yang diwakilinya.

2. Anak mampu melapalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain

dengan mudah

3. Anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah sering

mendengar atau menduga-duga

2.4. Anak

2.4.5. Pengertian Anak

Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa yang

membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan

kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan sehingga

tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan

yang normal.

11

Menurut John Loke (dalam Gunarso, 1986) anaka dalah pribadi

yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal

dari lingkungan.

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran, perasaan, sikap dan minat, berbeda dengan orang dewasa dengan

segala keterbatasannya.

Hadiotono (dalam Damayanti, 1992) berpendapat bahwa anak

merupakan makhluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan

tempat bagi perkembanganya.

2.4.2. Karakteristik Anak

1. Rasa ingin tahu dan sikap antusias terhadap segala sesuatu, senang

berpetualang, berbicara memperhatikan dan membicarakan tentang

hal-hal yang dilihat dan didengarnya.

2. Keinginan yang kuat untuk mengobservasi lingkungan membuat

anak senang ikut bepergian, sehingga anak dapat mengenal

lingkungannya dan memperoleh pengalaman yang positifyang

dapat mengembangkan minat keilmuan anak.

3. Dalam kaitannya dengan aspek fisik, anak perlu aktif dalam

berbagai aktifitas yang diperlukan untuk pengembangan otot kecil

maupun besar yang berguna bagi anak dalam menguasai

keterampilan-ketrampilan dasar akademik seperti belajar

menggambar, menulis. Gerakan fisik bagi anak sangat berpengaruh

terhadap penumbuhan rasa harga diri (self esteem_ dan bahkan

perkembangan kognisi (Bredekamp, 1987)

4. Dalam kaitannya dengan aspek intelektual, anak pra sekolah masih

melekat sifat egosentriknya. Hal ini dapat dilihat ketika anak

12

bermain dengan teman-temannya dan terjadi konflik diantara

mereka atau ketika berebut alat permainan.

5. Dalam kaitannya dengan aspek sosial, anak pra sekolah telah

menunjukkan hubungan dan kemampuannya kerjasama dengan

teman-temannya. Anak pada umumnya memilih taman berdasarkan

kesamaan aktivitas dan kesenangan

6. Dalam kaitannya dengan aspek emosi, anak dapat lebih aktif untuk

mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya serta mampu

mengekspresikan keinginan-keinginannya pada orang lain.

7. Dalam kaitannya dengan perkembangan bahasa, anak usia pra

sekolah mulai menunjukkan hubungan dan kemampuan kerjasama

dengan teman-temannya, dapat memahami pembicaraan dan

pandangan orang lain.

Anak merupakan individu dalam perkembangannya, baik dalam

perbedaan sosial, intelektual, emosi, kepribadian, minat maupun

kecakapannya.

13

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

3.1. SUBJEK PENELITIAN

Perbaikan kegiatan pembelajaran “Upaya untuk Meningkatkan

Kemampuan Mendengar dan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita

Pada Kelompok A TK Mawar”.

1. Lokasi

a. Nama TK : TK MAWAR

b. Alamat : Dusun Desa Baregbeg Kec. Baregbeg Kab. Ciamis

c. Kelompok : A

d. Tema : AIR,UDARA,API

e. Waktu : Minggu, 26 Maret 2012, semester 2

Karakteristik Anak Kelompok A

NO NAMA ANAKJENIS

KELAMIN UMURLATAR

BELAKANGL P

1 Alif Hila N L 5,5 Rajin dan tekun2 Muhammad Fahmi L 5,5 Pendiam, agak tekun3 Alia Dwi Lestari P 5,5 Pendiam4 Alya Fridya S P 5 Periang5 Anggi Mulyani P 5 Periang6 Asep Dena S L 5,5 Rajin, periang7 Fathin Aiman L 5,5 Rajin periang8 Fikri Habib M L 5,5 Pendiam, tekun9 Gelia Nugraha L 5 Pemarah10 Novita Tri R P 5 Pendiam11 Rendiana L 5 Pendiam tapi tekun12 Rifki Maulana L 5 Periang, rajin13 Susy R P 5,5 Rajin dan tekun14 Yanuar Aidil R L 5 Periang dan rajin15 Dewi Alini P 5 Rajin dan tekun

14

2. Waktu Pelaksanaan

a. Siklus I : hari Senin sampai Sabtu (26 s/d 31 Maret 2012)

b. Siklus 2 : hari Senin Sampai Sabtu (02 s/d 07 April 2012)

3.2. DESKRIPSI PERSIKLUS

3.2.1. Siklus I

3.2.1.1. Tahap Perencanaan

1. Tindakan yang akan dilaksanakan alternative perbaikan dalam dua

siklus pada siklus 1 peneliti merencanakan tindakan/alternative

perbaikan dalam bentuk scenario perbaikan RKH (Rencana

Kegiatan Harian)

RKH 1 : Tindakan yang akan dilakukan adalah anak mampu

mendengarkan dan berbicara melalui mendengarkan

cerita ”Adik Tersedak Air”

RKH 2 : Tindakan yang akan dilakukan adalah anak

mendengarkan cerita “Gara-gara Main Api”

RKH 3 : Mendengarkan cerita “Pengalaman Anak Lain”

RKH 4 : Bercerita “Dengan gambar yang dibuat anak”

RKH 5 : Bercerita “Tentang hasil karya yang dibuatnya

(membentuk dari wing blok)”

15

2. Langkah-Langkah Perbaikan

a. Skenario Perbaikan RKH I

Bercerita “Tentang Adik Tersedak Air

- Guru mengkonsidikan tempat duduk anak dengan posisi

setengah lingkaran, agar anak duduk dengan nyaman dan

melihat guru yang sedang bercerita

- Guru mengadakan apersepsi dengan percakapan yang dapat

memotivasi anak untuk mendengarkan dan memperhatikan

cerita guru”

- Anak memperhatikan dengan seksama

- Guru memperlihatkan alat/media yang akan di pakai buku

cerita, alat-alat yang ada hubungannya dengan cerita

- Guru mulai bercerita tentang “Adik Tersedak Air” setelah

selesai bercerita guru mengadakan evaluasi tentang judul dan

isi cerita

- Guru menyimpulkan isi cerita

- Dengan kemampuan berbicara bahasa abak miliki anak ke

depan untuk menceritakan cerita tadi.

b. Skenario Perbaikan RKH 2

Bercerita tentang “ Gara-gara Main Api”

- Dengan posisi duduk melingkar anak sisp mendengarkan dan

memperhatikan cerita guru

- Guru mengadakan apersepsi

- Memperlihatkan gambar-gambar yang akan di pakai dan buku

cerita

- Guru mulai bercerita

- Anak mendengarkan dan memperhatikan lalu mengadakan

Tanya jawab mengenai judul cerita dari isi cerita.

16

c. Skenario Perbaikan RKH 3

Bercerita tentang “Pengalaman Anak Lain/teman”

- Guru mengkondisikan tempat duduk anak dengan posisi

setengah lingkaran, agar anak duduk dengan nyaman dan

melihat guru yang sedang bercerita

- Guru mengadakan apersepsi dengan percakapan yang dapat

memotivasi anak untuk mendengarkan dan memperhatikan

cerita anak lain/teman.

- Anak memperhatikan dengan seksama

- Guru memperlihatkan alat/media yang akan di pakai, alat-alat

yang ada hubungannya dengan cerita tentang pencampuran

warna

- Guru mulai mempersilahkan anak untuk bercerita tentang

pengalamanya mengenai warna-warna air. setelah selesai

bercerita guru mengadakan evaluasi tentang pengalaman anak

tadi.

- Guru menyimpulkan isi cerita

- Dengan kemampuan berbicara bahasa yang anak miliki, anak

ke depan untuk menceritakan pengalamanya secara bergiliran.

d. Skenario Perbaikan RKH 4

Bercerita tentang “ Gambar yang dibuat Anak”

- Dengan posisi duduk melingkar anak siap mendengarkan dan

memperhatikan guru

- Guru mengadakan apersepsi dan guru memberitahukan bahwa

hari ini yang akan bercerita adalah anak-anak

- Guru membagikan hasil gambar anak pada waktu yang lalu

yaitu hari Kamis, 29 Maret 2012

- Anak-anak senang melihat hasil gambarnya dibagikan

17

- Guru mempersilahkan anak untuk maju ke depan dan

menceritakanhasil gambar yang dibuatnya

- Anak maju ke depan dan menceritakan gambar yang dibuatnya

secara bergilir.

- Anak mendengarkan dan memperhatikan lalu mengadakan

Tanya jawab mengenai gambar yang dibuat anak yang maju ke

depan.

- Guru memberikan penguatan terhadap anak yang berani ke

depan dan menceritakan isi gambar yang dibuatnya.

e. Skenario Perbaikan RKH 5

Bercerita : “hasil karya yang dibuat anak”

- Guru mengkondisikan tempat duduk anak dengan posisi

setengah lingkaran

- Guru memberitahukan bahwa hari ini yang akan bercerita anak-

anak

- Guru membagikan hasil karya anak pada waktu di area balok

- Anak-anak senang melihat hasil karyarnya dibagikan

- Setelah semua kebagian hasil karyanya masing-masing guru

menyuruh anak siapa yang akan ke depan menceritakan hasil

karyanya.

3.2.1.2. Tahap Pelaksanaan

Prosedur kegiatan pengembangan

RKH I : Kegiatan di fokuskan pada kemampuan mendengar

dan berbicara melalui bercerita

RKH 2 : Fokus kegiatan pada kemampuan mendengar dan

berbicara melalui bercerita

18

RKH 3 : Difokuskan pada kemampuan mendengar dan

berbicara melalui kegiatan bercerita tentang gambar

yang dibuatnya.

RKH 4 : Difokuskan pada kegiatan bercerita anak

RKH 5 : Difokuskan pada kegiatan bercerita, anak bercerita

tentang hasil karya yang dibuatnya

Prosedur kegiatan pengembangan secara umum adalah kegiatan

anak yang banyak menggunakan cerita – cerita sehingga anak akan terlatih

kemampuan pendengarannya dan kemampuan bicaranya sarana dan tehnik

pelaksanaan untuk tujuan perbaikan pengembangan agar berhasil optimal.

3.2.2. Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrument.

Dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pengembangan di

siklus 1 ini menggunakan : Pengumpulan data melalui observasi

dan wawancara

1. Instrumen yang digunakan adalah :

- Rencana satu siklus (terlampir)

- Rencana kegiatan 5 RKH (terlampir)

- Skenario perbaikan RKH 1 s/d 5 (terlampir)

- Lembar Refleksi

19

2. Data Observasi

a. Lembar observasi kegiatan guru

No Aspek yang diamatiSiklus I

Ya Tidak

1

2

3

4

5

Apakah penggunaan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan pendengaran anakApakah penggunaan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan bercerita anakApakah sesuai penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anakApakah metode bercerita dapat menarik perhatian anakApakah dengan menggunakan metode bercerita kemampuan mendengar dan berbicara anak terlatih dengan baik.

b. Hasil Belajar siswa

Nilai Anak73

V 5

3.2.2.1. Refleksi

Setelah melakukan perbaikan dalam pembelajaran dan

pengembangan peneliti melakukan refleksi diri, yaitu dengan

menilai apa saja yang telah saya lakukan.

Dalam kegiatan perbaikan itu apakah masih ada

kekurangan atau kelebihan atau masih perlu perbaikanlagi untuk

hari berikutnya

20

Inilah hasil refleksi saya dan scenario perbaikan, sampai

dengan scenario perbaikan 5 :

1) Kelebihan dan kekurangan tindakan perbaikan

pengembangan setelah melaksanakan :

- Scenario perbaikan RKH I

Kekuatan : Dengan penggunaan teknik bercerita anak- anak tertarik untuk mengikuti kegiatan.

Kelemahan : Anak-anak kurang aktif atau pasif.

- Scenario perbaikan RKH 2

Kekuatan : Dengan memperlihatkan gambar-gambar tentang cerita yang akan diberikan anak antusias mendengarkan cerita

Kelemahan : Anak-anak kurang aktif.

- Skenario perbaikan RKH 3

Kekuatan : Dengan memperlihatkan gambar dan buku cerita tentang pengalaman anak yang lain, senang mendengarkan cerita dan mengomentari isi cerita tersebut

Kelemahan : sebagian anak hanya duduk pasif.

- Scenario perbaikan RKH 4

Kekuatan : anak senang mendengarkan cerita dari guru tentang gambar yang dibuat anak

Kelemahan : sebagian anak pasif.

21

- Scenario Perbaikan RKH 5

Kekuatan : Guru membagikan hasil karyanya, anak senang melihat hasil karyanya anak senang ketika guru menyuruh anak ke depan untuk menceritakan hasil karya yang dibuatnya.

Kelemahan : masih ada anak yang tidak mau ke depan dan tidak bisa menceritakan hasil karyanya

Dalam merancang dan melaksanakan sesuatu tindakan

perbaikan kegiatan pembelajaran terdapat kekuatan dan kelemahan

diri.

Setelah saya melakukan tindakan perbaikan dan kegiatan

pengembangan dalam rancangan satu siklus pada siklus saat ini,

peneliti menyimpulkan bahwa :

a. Kekuatan diri : Dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi semua harus saling berkaitan sama- sama lain sehingga dalam kegiatan perbaikan pengembangan akan dapat berhasil dengan optimal peneliti merasa dengan adanya sumber belajar dan alat peraga yang akan di pakai sesuai dengan tingkat perkembangan anak, tapi kita juga tidak boleh melupakan peran serta anak didik kita sebagai subjekdalam proses perbaikan ini harus favorit, karena tanpa mereka kegiatan perbaikan tidak akan berhasil.

b. Kelemahan diri : Kelemahan peneliti dalam siklus 1 masih belum bisa penguasaan kelas, misalnya masih ada anak yang tidak memperhatikan, anak-anak rebut, sehingga pembelajaran agak terganggu Maka peneliti tetap masih akan membuat satu siklus rancangan lagi pada siklus 2

22

3.2.3. Siklus 2

3.2.3.1. Tahap perencanaan

Pada siklus 2 tindakan yang akan dilakukan alternative

perbaikan tindakan dalam rancangan 1 siklus yaitu dengan

merencanakan tindakan (alternative ) perbaikan dalam bentuk

skenario perbaikan RKH (Rencana Kegiatan Harian)

RKH 1 : Kegiatan perencanaan yang akan dilaksanakan di RKH 1 adalah di fokuskan pada kegiatan bercerita, anak mendengarkan dan menyimak cerita yang disampaikan guru, anak menjawab pertanyaan guru dan menyuruh anak ke depan untuk menceritakan cerita tadi dengan judul “Tentang Ulang Tahunku”

RKH 2 : Kegiatan perencanaan yang akan dilaksanakan di RKH 2 adalah di fokuskan pada kegiatan bercerita anak mendengarkan dan selesai bercerita guru menyuruh anak menjawab pertanyaan guru dan menyuruh anak ke depan untuk menceritakan cerita tadi dengan judul kebakaran.

RKH 3 : Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan di RKH 3 masih tetap di fokuskan pada kegiatan menceritakan tentang pengalaman sendiri, guru mengajak anak untuk berkomunikasi tentang cerita/pengalaman anak dan guru menyuruh anak ke depan secara bergiliran untuk menceritakan pengalamanya masing-masing.

RKH 4 : Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan di RKH 4 di fokuskan pada kegiatan menceritakan gambar yang dibuat sehari sebelumnya Anak mendengarkan/menyimak cerita anak lain tentang gambar yang dibuatnya, guru mengadakan Tanya jawab tentang gambar dan isi gambar dari anak yang tampil ke depan untuk menceritakan tentang gambar yang dibuatnya

23

RKH 5 : Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada RKH 5 difokuskan pada kegiatan menceritakan/menginformasikan tentang apa yang dibuatnya yaitu membentuk mainan dari faco blok/lego dan menceritakan peran dari mainanya itu.

3.2.3.2. Tahap Pelaksanaan

Prosedur Kegiatan Pengembangan ini adalah :

RKH 1 : Kegiatan pengembangan di RKH 1, anak difokuskan agar dapat mendengarkan/menyimak cerita guru dan menjawab pertanyaan guru tentang isi cerita yang diceritakan guru.

RKH 2 : Kegiatan pengembangan di RKH 2, merupakan melanjutan dari RKH 1, dimana anak difokuskan menyimak cerita dan menceritakan kembali cerita yang sudah diceritakan guru.

RKH 3 : Kegiatan di RKH 3 diharapkan anak dapat menceritakan pengalaman sendiri dengan bahasanya sendiri secara lugas dan ekspresif.

RKH 4 : Kegiatan pengembangan di RKH 4 anak difokuskan untuk kegiatan menggambar bebas dan menceritakan isi gambar yang dibuatnya dengan bahasanya yang dimilikinya.

RKH 5 : Kegiatan di RKH 5 masih melanjutkan kegiatan pengembangan di RKH 4 dengan pola kegiatan yang berbeda yaitu membentuk dengan dengan faco blok atau lego dan menceritakan apa yang dibuat anak tersebut.

3.2.4. Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrument

Dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pengembangan di

siklus 2 ini saya menggunakan :

24

1) Instrumen yang digunakan adalah :

- Rancangan satu siklus (terlampir)

- Rancangan 5 RKH (terlampir)

- Skenario perbaikan RKH 1s/d 5 (terlampir)

- APKG-PKP 1 dan APKG-PKP 2 (terlampir)

- Lembar refleksi (terlampir)

2) Data Observasi

a. Lembar observasi kegiatan guru

No Aspek yang diamatiSiklus II

Ya Tidak

1

2

3

4

5

Apakah penggunaan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan pendengaran anakApakah penggunaan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan bercerita anakApakah sesuai penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anakApakah metode bercerita dapat menarik perhatian anakApakah dengan menggunakan metode bercerita kemampuan mendengar dan berbicara anak terlatih dengan baik.

b. Hasil Belajar siswa

Nilai Anak102

V 3

25

3.2.4.1. Refleksi

1) Kekuatan dan Kelemahan Tindakan Perbaikan Kegiatan

Pengembangan

- Scenario perbaikan RKH 1.

Kekuatan : Kekuatan yang saya miliki dalam menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang dilaksanakan.

Kelemahan : Kelemahan yang saya miliki dalam melakukan pendekatan terhadap anak kurang optimal.

- Scenario perbaikan RKH 2

Kekuatan : Kekuatan dalam merancang dan melaksanakan pengembangan sudah sesuai dengan pelaksanaan.

Kelemahan : Kelemahan yang saya miliki dalam penggunaan metode masih ada yang kurang tepat.

- Scenario perbaikan RKH 3

Kekuatan : Pada kegiatan ini saya memiliki kekuatan pada pendekatan terhadap anak dirancang dan diusahakan seoptimal mungkin

Kelemahan : Dalam proses dan hasil belajar, anak masih belum konsisten karena saya dalam memotivasi anak belum menyeluruh.

- Scenario perbaikan RKH 4

Kekuatan : Saya merasa kekuatan saya pada pengalaman mengajar dan penyediaan alat yang variatif,sesuai dengan tujuan yang direncanakan juga keikutsertaan anak terlibat secara optimal dalam kegiatan pembelajaran.

26

Kelemahan : Masih ada penggunaan waktu yang masih belum optimal.

- Scenario perbaikan RKH 5

Kekuatan : Kekuatan terdapat pada media yang mendukung sehingga konsentrasi anak optimal juga perhatian yang menyeluruh pada anak, juga tehnik pelaksanaan yang sesuai dengan perkembangan kemampuan anak.

Kelemahan : Masih dalam penilaian proses dan hasil belajar anak.

2) Kekuatan dan Kelemahan diri dalam merancang dan

melakukan sesuatu tindakan perbaikan kegiatan

pengembangan

Setelah saya melakukan suatu tindakan perbaikan

kegiatan pengembangan dalam rancangan satu siklus pada

siklus ini, saya menyimpulkan bahwa :

a. Kekuatan diri

Dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

semua harus saling berkaitan satu sama lain, sehingga hasil

perbaikan pengembangan juga akan dapat berhasil dengan

optimal. Saya sudah berusaha dengan menyediakan media

yang variatif ternyata memang dapat memfokuskan

perhatian anak terhadap apa yang akan saya sampaikan,

sehingga anak dapat menyimak dengan baik pembelajaran

yang saya laksanakan dan terlihat kemampuan berbicara

27

anakpun meningkat. Selain itu dalam melaksanakan

pembelajaran dengan metode bercerita saya menjiwai apa

yang saya sampaikan tentu saja karena tema yang saya

bawakan adalah lingkungan terdekat anak.

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

Secara keseluruhan dari hasil perbaikan kegiatan dan

pengembangan dalam siklus 1 dan 2 adalah :

Hasil penelitian

a. Lembar observasi kegiatan guru

No Aspek yang diamatiSiklus I Siklus II

Ya Tidak Ya Tidak

1

2

3

4

5

Apakah penggunaan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan pendengaran anakApakah penggunaan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan bercerita anakApakah sesuai penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anakApakah metode bercerita dapat menarik perhatian anakApakah dengan menggunakan metode bercerita kemampuan mendengar dan berbicara anak terlatih dengan baik.

b. Hasil belajar anak

Nilai Siklus 1 Siklus 2● 7 anak 10 anak○ 3 anak 2 anak√ 5 anak 3 anak

29

4.1.1. Siklus 1

Dalam siklus 1 perbaikan kegiatan pengembangan diutamakan

pada kegiatan dimana anak dapat mendengar/menyimak dan mengenal

bermacam-macam cerita, selain itu anak juga mendapat pengalaman

berbicara atau bercerita baik itu cerita dari buku ataupun dari pengalaman

anak sendiri. Anak belajar mengungkapkan apa yang ada dipikiranya

dengan bahasanya sendiri secara sederhana tapi dapat dimengerti orang

lain. Pendidik sudah berupaya dengan berbagai bentuk perbaikan dan

peningkatan dalam berbagai hal, diantaranya penguasaan kelas,

penyususunan materi, penggunaan media dan sumber belajar, penggunaan

metode pembelajaran,penataan kegiatan, alokasi waktu serta penilaian

proses dan hasil belajar anak dari semua persiapan ini akhirnya perbaikan

dapat dilaksanakan.

4.1.2. Siklus 2

Perbaikan kegiatan pengembangan diutamakan agar anak dapat

menyampaikan informasi dan menceritakan tentang pengalaman yang

dialaminya, berkreativitas dengan kata-kata untuk mengungkapkan hasil

pemikiranya. Kreativitas berbicara anak akan tergali karena sering

diulang-ulang dan dikondisikan untuk lebih banyak diberi kesempatan dan

rangsangan untuk berbicara. Anak terlatih berbicara dan dapat menghargai

pembicaraan atau pendapat orang lain.guru yang sering mengajak anak

30

berkomunikasi dan menghargai pendapat anak berpengaruh positip

terhadap perkembangan bahasa anak.

4.2. PEMBAHASAN

4.2.1. PERENCANAAN

Pada siklus 1 dan siklus 2 perencanaan yang telah saya buat

diantaranya :

1. Membuat perencanaan kegiatan 5 hari (5 SKH)

2. Membuat scenario perbaikan dalam 5 hari

3. Membuat prosedur kegiatan pengembangan

4. Mempersiapkan format APKG-PKP1 dan APKG-PKP2

5. Mempersiapkan surat kesedian berperan sebagai penilai dalam

penyelenggaraan PKP, penilai 1 dan 2.

6. Menentukan penilai 1 dan 2

7. Mempersiapakn dan mengadakan media / alat peraga yang sesuai

dengan pembelajaran yang di rencanakan.

8. Selalu konsultasi setiap ada permasalahan dengan pembingbing.

4.2.2. PENGAMATAN PELAKSANAAN

Hasil dari pengamatan kegiatan perbaikan pada siklus 1 dan 2,

didapat hal-hal sebagai berikut :

a. Sebagai pendidik saya selalau kerja sama dengan anak didik pada

setiap kegiatan perbaikan berlangsung, dengan menggunakan alat

peraga yang baru diperkenalkan.

b. Dari penilaian-penilaian APKG-PKP 1 dan APKG-PKP 2, yang hasil

penilaianya selalu meningkat dengan baik.

31

c. Pengingkatan dalam penguasaan materi, pengelolaan kelas,

penggunaan metode belajar yang di sukai anak-anak penilaiaan proses

dan hasil kegiatan anak.

d. Pengelolaan kelas, juga dengan memberikan motivasi. Hadiah baik itu

benda maupun kata-kata pujian, semangat, tepuk tangan , dilaksanakan

dengan optimal sehingga hasilnya di siklus 2 sangat baik.

e. Perbaikan pengembangan yang optimal, sebagai factor yang

menunjang keberhasilan ini adalah :

- Anak-anak yang lebih antusias, aktif dan lebih termotivasi dalam kegiatan ini.

- Media alat dan sumber belajar yang digunakan sangat menarik dan menyenangkan bagi anak serta proses pembelajaran yang bervariatif, sehingga tidak membosankan bagi anak.

- Kegiatan perbaikan pengembangan dilaksanakan secara alamiah dalam suasana yang santai, nyaman, menyenangkan anak. Tidak memaksakan sesuatu kegiatan kepada anak sehingga keberhasilan kegiatan perbaikan pengembangan di dapat dengan optimal.

4.2.3. REFLEKSI

Pada siklus 1 ini, saya masih merasa banyak sekali kekurangan

dalam diri saya yang harus terus diperbaiki dan ditingkatkan lagi,

khusunya dalam hal :

1. Penataan kegiatan yang kurang baik seolah-olah terlalu dipaksakan dan

hal ini mengakibatkan anak merasa lelah.

2. Penguasaan kelas dan pengelolaan dalam kelas yang masih harus

ditingkatkan

3. Pemahaman psikologi dan karakteristik anak yang masih belum

optimal sehingga pendekatan kepada anak kurang maksimal, walaupun

sudah dilaksanakan.

4. Pengalokasian waktu, karena kegiatan yang sulit teratasi sehingga

waktu terasa kurang, walaupun anak sudah mampu untuk kerja.

32

4.2.4. TINGKAT KEBERHASILAN

Tingkat keberhasilan pada siklus 1 dan 2 adalah sebagai berikut :

1. Anak-anak dapat termotivasi dengan alat peraga.

2. Dengan penggunaan metode pembelajaran dengan bervariatif dan

akttraktif dapat meningkatkan kratifitas anak, sehingga anak mau

mengikuti kegiatan perbaikan ini, karena anak tidak merasa bosan

dengan kegiatan ini. Dan di kegiatan siklus 2 dapat berhasil dengan

baik.

33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil pembahasan pada siklus 1 dan siklus 2

disimpulkan sebagai berikut, kemampuan mendengar dan berbicara anak

dapat ditingkatkan diantaranya melalui kegiatan bercerita karena :

1. Dalam melaksanakan kegiatan bercerita hendaknya isi cerita harus

sesuai dengan kehidupan anak, pesan moral dan agama juga bias

disertakan atau hal lain tentang tata cara pembiasaan hidup yang positif

2. Kegiatan pembelajaran diupayakan menjadi menyenangkan bagi anak

oleh pendidik.

3. Materi dan metode pembelajaran bercerita yang digunakan harus

variatif supaya tidak membosankan.

4. Integritas kegiatan pengembangan yang dilaksanakan harus sesuai

dengan tema yang sedang berjalan.

5. Pemberian reward, hadiah, tepuk tangan, pujian harus selalu diberikan

agar anak semangat mengikuti dan melaksanakan kegiatan selama

pelaksanaan perbaikan.

6. Media dan sumber belajar yang digunakan seperti buku cerita, gambar

seri,boneka harus menarik agar dapat merangsang anak berbicara

dalam kegiatan perbaikan.

7. Proses penilaian dalam kegiatan perbaikan pengembangan diharapkan

menyeluruh.

8. Pengalikasian waktu harus disesuaikan dengan baik agar anak tidak

merasa lelah dan bosan.

9. Apapun yang berkaitan dengan proses dan hasil perbaikan

pengembangan harus difokuskan pada anak dan disesuaikan dengan

kemampuan perkembangan anak.

34

10. Pendidik harus dapat memanfaatkan sumber belajar secara lansung

bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari.

5.2. SARAN

Saya berharap penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak

diantaranya, pendidik, orang tua murid di TK dan semua yang terkait

dalam PAUD.

Saran-saran peneliti yang diberikan adalah :

1. Bagi guru Taman Kanak-kanak dapat memanfaatkan serta

menggunakan media, alat peraga, sumber belajar tekhnik

pelaksanaan, pengelolaan kelas, dan penilaian proses hasil belajar

anak sesuai dengan perkembangan usiaanak dan bermakna bagi

kehidupan anak dan juga dapat bervariatif, sehingga anak merasa

senang termotivasi dalam kegiatan sehari-hari di Taman Kanak-

Kanak.

2. Kepada orang tua agar rajin memberikan cerita atau dongeng yang

baik, yang berisi pesan moral serta pembiasaan kehidupan yang

positif, jangan merasa bosan untuk selalu berkomunikasi dengan

anak, agar kreatifitas berbicara anak terasah dengan baik, dengan

begitu anak akan menemukan kelemahan dan kelebihanya sendiri.

3. Pengelola TK agar dapat memfasilitasi dan menyediakan media

dan alat untuk semua kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan

perkembangan anak.

4. Bagi peneliti sebagai motivasi agar dapat meningkatkan

kemampuan dan profesionalitas sebagai pendidik PAUD juga

lebih khusus merupakan tujuan akhir Program S1 PG PAUD agar

mahasiswa menjadi Pendidik AUD yang Profesional

35