18
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PREPARAT JARINGAN TUMBUHAN DENGAN PEWARNAAN ALAMI SARI BULBUS BAWANG DAYAK (Eleutherine americana) BIDANG KEGIATAN : PKM-Penelitian (PKM-P) Diusulkan Oleh: Ketua : Retno Ningrum 201110070311007 Angkatan 2011 Anggota : Aulia Risqi R. 201110070311006 Angkatan 2011 Adelia Kandari 201110070311033 Angkatan 2011 Robiatul Adawiyah 201210070311003 Angkatan 2012 1

PKM-P Retno Ningrum UMM 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesehatan

Citation preview

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PREPARAT JARINGAN TUMBUHAN DENGAN PEWARNAAN ALAMI SARI BULBUS BAWANG DAYAK (Eleutherine americana)

BIDANG KEGIATAN :PKM-Penelitian (PKM-P)

Diusulkan Oleh:Ketua: Retno Ningrum201110070311007Angkatan 2011Anggota: Aulia Risqi R.201110070311006Angkatan 2011 Adelia Kandari201110070311033Angkatan 2011Robiatul Adawiyah201210070311003Angkatan 2012

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014i

ii

PENGESAHAN PKM-PENELITIAN1. Judul Program: Pengembangan Media Pembelajaran Preparat Jaringan Tumbuhan dengan Pewarnaan Alami Sari Bulbus Bawang Dayak (Eleutherine americana)2. Bidang Kegiatan: PKM P3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap: Retno Ningrumb. NIM: 201110070311007c. Jurusan: Pendidikan Biologid. Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Malange. Alamat Rumah dan No Tel/HP: f. Alamat email : 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 3 orang5. Dosen Pembimbinga. Nama Lengkap dan Gelar: Dra. Sri Wahyuni, M.Kesb. NIDN-UMM: c. Alamat Rumah : 6. Biaya Kegiatan Total a. Dikti : Rp. 11.658.000,-b. Sumber Lain: -7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan

iiDAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPULiHALAMAN PENGESAHANiiDAFTAR ISIiiiRINGKASANiv

BAB 1. PENDAHULUAN1Urgensi Penelitian2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA3Pewarna Alami3Bawang Dayak (Eleutherine americana Merr.)3

BAB 3. METODE PELAKSANA4Tempat dan Waktu Penelitian4Alat dan Bahan4Cara Kerja5Luaran5Indikator Capaian yang Terukur Di Setiap Tahapan6Teknik Pengumpulan Data6Teknik Analisa Data6Cara Penafsiran6Penyimpulan Hasil Penelitian6

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN6Anggaran Biaya6Rancanagn Biaya7Jadwal Kegiatan8

DAFTAR PUSTAKA8

iii

RINGKASANKurikulum 2013 saat ini penilaian bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan) yang terdapat pada KI 1-KI 4. Tetapi, KTSP sebelumnya mengedepan pada kemampuan psikomotor, kognitif, dan afektif pada siswa yang membuat siswa jarang berpikir kritis.Kegiatan pratikum meskipun sudah tersedia mikroskop dan alat serta bahan, guru belum tentu dapat melaksanakan kegiatan pratikum pengamatan struktur anatomi jaringan tumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan tidak tersedianya media untuk pratikum berupa preparat atau spesimen. Ketidaktersedian media preparat tersebut disebabkan preparat buatan pabrik memiliki harga yang relatif mahal dan tanaman yang di gunakan untuk preparat belum tentu diketahui oleh siswaBanyak potensi tanaman di sekitar kita yang dapat dijadikan sebagai pewarna alami. Salah satu bahan yang dapat dijadikan pewarna alami adalah sari bulbus bawang dayak yang pada umumnya dimanfaatkan untuk pengobatan alami. Bulbus bawang dayak ini dapat digunakan sebagai bahan pewarna karena memiliki keunggulan yaitu lebih mudah untuk didapatkan dan haryanya relatif bisa terjangkau. Bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) memiliki kandungan pigmen yaitu lawsone yang menghasilkan warna merah.Tujuan dari program dan kegiatan ini diharapkan kepada siswa mampu mendeskripsikan kelayakan media preparat jaringan tumbuhan yang diwarnai menggunakan sari bulbus bawang dayak sebagai pewarna alami untuk media pembelajaran. Guru dapat mengaplikasikan metode ini pada proses pembelajaran yang berbasis penelitian, sehingga siswa dapat mengetahui struktur anatomi pada jaringan tumbuhan dikotil dan monokotil. Program ini juga dapat memberikan bukti konkrit mengenai tingkat keefektifan proses penelitian ini pada siswa.Program ini memiliki berbagai kegunaan diantaranya bagi siswa dapat mengetahui bagaimana media pembelajaran preparat jaringan tumbuhan dengan pewarnaan alami. Bagi tim itu merupakan manifestasi tanggung jawab sebagai Agent of Community Enpowerment dan aset bangsa,menjadi pengalaman nyata dan literatur hidup yang akan memberi nilai tambah setelah tamat kuliah, menumbuhkan jiwa kreatif dan membangun kepekaan sosial terhadap realitas.

ivBAB 1. PENDAHULUAN

1Kurikulum 2013 ini pada Kompetensi Inti (KI) di KI 3 yaitu pada pembelajaran biologi di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI adalah Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar (KD) yang di kembangkan dari KI tersebut salah satunya menjelaskan mendeskripsikan tentang struktur anatomi jaringan pada tumbuhan. Sub materi pelajaran biologi yang akan dibahas dalam KD tersebut adalah struktur anatomi dari jaringan tumbuhan. Materi ini juga dapat di fasilitasi dengan kegiatan pratikum pengamatan struktur anatomi tumbuahan, hal tersebut membuat siswa secara aktif melakukan kegiatan dan dihadapkan lansung dengan objek.Kegiatan pratikum meskipun sudah tersedia mikroskop dan alat serta bahan, guru belum tentu dapat melaksanakan kegiatan pratikum pengamatan struktur anatomi jaringan tumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan tidak tersedianya media untuk pratikum berupa preparat atau spesimen. Ketidaktersedian media preparat tersebut disebabkan preparat buatan pabrik memiliki harga yang relatif mahal dan tanaman yang di gunakan untuk preparat belum tentu diketahui oleh siswa. Ketidaktersedian media preparat dapat di atasi dengan membuat sendiri preparat awetan dengan menggunakan bahan dan metode yang lebih sederhana.Untuk membuat preparat awetan diperlukan pewarna yang bertujuan untuk membedakan tiap jaringan berdasarkan kemampuan dinding selnya menyerap zat warna. Pewarna yang umum digunakan dalam mewarnai jaringan tumbuhan adalah safranin dan fastgreen yang memiliki kelemahan yaitu apabila dicampur dengan pelarut dan disimpan terlalu lama maka akan mudah rusak dan harga dari bahan pewarna safranin relatif mahal yaitu Rp. 2.384.000/25 g (Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2011).Banyak potensi tanaman di sekitar kita yang dapat dijadikan sebagai pewarna alami. Salah satu bahan yang dapat dijadikan pewarna alami adalah sari bulbus bawang dayak yang pada umumnya dimanfaatkan untuk pengobatan alami. bulbus bawang dayak ini dapat digunakan sebagai bahan pewarna karena memiliki keunggulan yaitu lebih mudah untuk didapatkan dan memiliki kandungan pigmen yaitu lawsone yang menghasilkan warna merah (Harborn, 2006). Dengan adanya pewarna alami ini maka dibuatlah media preparat jaringan untuk digunakan sebagai media pengamatan jaringan tumbuhan.Wilson (1962 : 47) menjelaskan, pada pengamatan preparat jaringan tumbuhan yang diamati adalah pola struktur dan fungsi anatomi pada tumbuhan dikotil dan monokotil. Struktur anatomi untuk mengetahui bagian-bagian dari dalam tumbuhan. Kualitas preparat yang digunakan selama kegiatan pengamatan memengaruhi pemahaman siswa dalam mempelajari struktur anatomi jaringan tumbuhan (Jones dan Rickards, 1991 : 5). Fakta di lapangan menunjukkan preparat jaringan tumbuhan yang disediakan sekolah memiliki kelemahan yaitu sebagian besar struktur anatomi pada preparat tidak dapat dilihat dengan jelas sehingga guru tidak dapat menjelaskan. Pada dasarnya preparat jaringan tumbuhan dapat dibuat sendiri oleh guru dengan menggunakan bahan dan metode yang sederhana.

2Metode yang umum digunakan dalam membuat preparat jaringan tumbuhan yaitu dengan section atau parafin . Preparat section tumbuhan adalah preparat yang objeknya merupakan irisan dari bagian objek yang diamati. Tujuan pembuatan preparat ini adalah untuk dapat menyediakan preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur bagian yang diiris secara lengkap seperti keadaan yang sebenarnya (Rudyatmi, 2012).Latar belakang yang telah dipaparkan, bisa ditarik pertanyaan apakah pengembangan media preparat dari bulbus bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) dapat digunakan secara efektif sebagai pewarna alami dalam pengamatan preparat jaringan tumbuhan? Bagaimana kualitas preparat mikroskopis jaringan tumbuhan dengan pewarna alami dari bulbus bawang dayak (Eleutherine americana Merr.)?Tujuan dari program dan kegiatan ini diharapkan kepada siswa mampu mendeskripsikan kelayakan media preparat jaringan tumbuhan yang diwarnai menggunakan sari bulbus bawang dayak sebagai pewarna alami untuk media pembelajaran. Guru dapat mengaplikasikan metode ini pada proses pembelajaran yang berbasis penelitian, sehingga siswa dapat mengetahui struktur anatomi pada jaringan tumbuhan dikotil dan monokotil. Program ini juga dapat memberikan bukti konkrit mengenai tingkat keefektifan proses penelitian ini pada siswa.

Urgensi PenelitianPentingnya penelitian program ini adalah memberikan pengetahuan kepada guru dan siswa bahwa penggunaan pewarna alami dapat digunakan untuk sebagai media pembelajaran yang menyenangkan dalam melakukan pengamatan yang memiliki afinitas tinggi dan memberikan nilai kontras yang baik dalam pengamatan jaringan tumbuhan.Program ini memiliki berbagai kegunaan diantaranya bagi siswa dapat mengetahui bagaimana media pembelajaran preparat jaringan tumbuhan dengan pewarnaan alami. Bagi aspek iptek dapat menambah wawasan siswa tentang penggunaan tanaman sebagai pewarnaan alami untuk pembuatan preparat jaringan tumbuhan. Bagi tim itu merupakan manifestasi tanggung jawab sebagai Agent of Community Enpowerment dan aset bangsa, menjadi pengalaman nyata dan literatur hidup yang akan memberi nilai tambah setelah tamat kuliah, menumbuhkan jiwa kreatif dan membangun kepekaan sosial terhadap realitas dan kompleksitas permasalahan bangsa, membangun kekompakan dan sekaligus relasi baik sesama tim.

3BAB 2. TINJAUAN PUSTAKAPewarna AlamiHandari (1983), menyatakan bahwa zat warna merupakan suatu senyawa organik kompleks yang mempunyai pembawaan khusus yaitu warna yang dapat dipertahankan di dalam sel atau jaringan. Oleh karena itu, zat warna harus terdiri atas Chromophore) dan Auxohrome. Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromofornya bersifat positif). Pewarnaan sederhana ini memungkinkan dibedakannya sel suatu jaringan dengan bermacam-macam tipe morfologi dari bahan-bahan lainnya yang ada pasca olesan yang diwarnai (Hadiotomo, 1990).Berbagai macam tipe morfologi sel dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana. Istilah pewarna sederhana dapat diartikan dalam mewarnai sel dan jaringan hanya digunakan satu macam zat warna saja (Gupte, 1990). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan. yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup (Dwidjoseputro, 1994).Menurut Handari (1983), zat warna yang digunakan pengamatan mikroskopis menurut asalnya dibedakan menjadi dua, yaitu zat warna alami dan zat warna sintetis. Zat warna alam adalah zat warna yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan atau hewan, misalnya hematoxylin. Sedangkan zat warna sintetis adalah zat warna yang dibuat di pabrik.Setiap tanaman dapat dijadikan sebagai sumber warna alami karena mengandung pigmen alam. Potensi ini ditentukan oleh intensitas warna yang dihasilkan dan sangat tergantung pada jenis coloring matter yang ada. Coloring matter adalah substansi yang menentukan arah warna dari zat warna alam dan merupakan senyawa organik yang terkandung dalam sumber zat warna alam. Satu jenis tumbuhan dapat mengandung lebih dari satu coloring matter (Anonim , 2002 ).

Bawang Dayak (Eleutherine americana Merr.)Penelitian-penelitian selama ini belum mengungkapkan informasi yang lebih luas tentang potensi kandungan pigmen, cara ekstraksi yang tepat dan aman untuk masing-masing pigmen yang ditemukan, karakterisasi pigmen tersebut, serta aplikasinya. Informasi tentang stabilitas warna akibat penambahan tersebut dengan perbedaan pH, suhu pemanasan media, tingkat kelarutan pada suhu tertentu dan kondisi penyimpanannya (Anonim, 2007). Pada penelitian ini, kami akan menggunakan pewarna alami yang bersumber dari bulbus bawang dayak (Eleutherine americana Merr.)

4Bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat obat. Bulbus tanaman bawang dayak dimanfaatkan sebagai obat kanker payudara oleh masyarakat lokal Kalimantan, selain juga dapat digunakan untuk mengatasi gangguan jantung, meningkatkan daya tahan tubuh, sebagai antiinflamasi, antitumor serta dapat menghentikan pendarahan (Saptowalyono, 2007; Saroni dkk., 1987). Beberapa penelitian tentang bawang dayak telah dilakukan antara lain bulbus tanaman genus Eleutherine. Bulbus tanaman Eleutherine bulbosa dan Eleutherine americana diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder golongan naftokuinon (elecanacin, eleutherin, eleutherol, eleutherinon) (Alves et al., 2003; Hara et al., 1997; Han et al., 2008; Nielsen dan Wege, 2006). Langkah-langkah penting dalam metode parafin atau section antara lain fiksasi, pencucian, dehidrasi, penjernihan, embedding, penyayatan (section), penempelan, pewarnaan, dan penutupan (Botanika 2008).

BAB 3. METODE PENELITIANTempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengembangan media pembelajaran pada preparat jaringan tumbuhan dengan pewarnaan alami dari sari bulbus bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) di Laboratorium Biologi dan Kimia Universitas Muhammadiyah Malang selama kurun waktu 4 (empat) bulan.

Alat dan Bahan Alat Botol flakon Oven Kaca benda Pipet tetes Kaca penutup Silet/kater Gelas arloji Hotplate Mikroskop Bahan Bulbus bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) Parafin Xylol : Parafin (1:9) Larutan FAA Aluminium Foil Alkohol 30%, 50%, 70%, 80%, 100% Aquades 5Alkohol : xylol (1:3, 1:1, 3:1) Xylol murni Enthelen Kertas label

Cara Kerjaa) Tahap Koleksi dan Penentuan TanamanTahap koleksi dan penentuan tanaman dilakukan dengan mengumpulkan dan memilih beberapa jenis tanaman yang cocok digunakan untuk pembuatan preparat dan mudah didapatkan. Tanaman yang dipilih berdasarkan kriteria (1) Tanaman mudah ditemukan disekitar sekolah yang ada di Indonesia; (2) Bagian organ tumbuhan akar dan batang mudah dipotong dan di sayat tipis; (3) Memiliki kelengkapan jaringan penyusun organ.b) Pembuatan Media PreparatTahap pembuatan media preparat dilakukan dengan dengan mewarnai preparat menggunakan sari bulbus bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) sebagai pewarna alami dengan menggunakan metode section atau parafin (Budiono, 1992). Langkah-langkah penting dalam metode parafin atau section antara lain fiksasi, pencucian, dehidrasi, penjernihan, embedding, penyayatan (section), penempelan, pewarnaan, dan penutupan (Botanika 2008).c) Telaah Media PreparatTelaah media preparat dilakukan dengan telaah oleh dosen bidang mikroteknik dan dosen bidang anatomi tumbuhan. Telaah preparat meliputi aspek tampilan umum yaitu identitas preparat, gelembung udara, ketebalan irisan preparat, dan posisi preparat serta penyerapan warna tiap-tiap jaringan. Preparat dinyatakan layak apabila prosentase kelayakan sebesar 62,55%. Rentang skor yang digunakan yaitu 1 - 4. Data hasil telaah kelayakan preparat dihitung menggunakan rumus:

x 100%

Luaran Upaya mempertahankan potensi dari tanaman yang ada di sekitar kita untuk di manfaatkan sebagai salah satu media pembelajaran. Hasil penelitian ini di harapkan dapat memudahkan guru untuk melakukan pengamatan pada jaringan tumbuhan. Kelayakan media preparat jaringan tumbuhan yang diwarnai menggunakan sari bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) sebagai pewarna alami. Selain itu, diharapkan menjadi hasil penelitian yang inovatif dan dapat juga menjadikan sebuah artikel atau jurnal yang layak di muat jurnal ilmiah serta dapat di patenkan dalam memberikan pengetahuan baru dengan memanfaatkan pewarna alami sebagai media pembelajaran preparat jaringan tumbuhan.

6Indikator Capaian yang Terukur di Setiap TahapanKoleksi dan penentuan tanamanDapat memiliki kelengkapan jaringan penyusun organ

Media pembelajaran preparatDapat menghasilkan pengamatan jaringan tumbuhan

Telaah media preparatDapat menghasilkan kelayakan media preparat jaringan tumbuhan

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui pengembangan media dengan mengacu pada metode Research and Development (R&D). Prosedur penelitian ini melalui langkah-langkah pembuatan preparat pada mikoteknik (Budiono, 1992). Prosedur penelitian yang dilakukan dengan tiga tahapan yaitu tahap koleksi dan penentuan tanaman, pembuatan media preparat, telaah media preparat.

Teknik Analisa DataMetode yang digunakan adalah metode telaah. Metode telaah dilakukan dengan cara menelaah preparat yang dihasilkan. Telaah preparat dilakukan dengan telaah oleh dosen bidang mikroteknik dan guru Biologi SMA. Telaah kelayakan preparat dinilai dari aspek tampilan umum dan aspek manfaat preparat.

Cara Penafsirana) Mengumpulkan informasi yang terkait dengan temab) Mengkategorisasi informasi dalam kelompok yang lebih spesifik.c) Menyampaikan hasilnya dalam berbagai bentuk

Penyimpulan Hasil PenelitianKesimpulan disusun setelah mengetahui hasil dari proses pengamatan.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATANAnggaran BiayaNo.Jenis PengeluaranBiaya (Rp)

1.Peralatan penunjangRp 1.935.000,-

2.Bahan habis pakaiRp 4.473.000,-

3.Perjalanan 7Rp 3.200.000,-

4.Lain-lain: administrasi, publikasi, laporanRp 2.050.000,-

JumlahRp 11.658.000,-

Rancangan Biaya

Jadwal KegiatanNo.KegiatanBulan ke-

1234

1234123412341234

1.Survei awal dan persiapan administrasixx

2.Persiapan alat dan bahanxx

3.Uji awal atau observasix

4.Penelitian dan penggalian dataxxxxx

5.Analisis dataxx

6.Evaluasixx

7.Laporan Akhirxx

DAFTAR PUSTAKAAnonim . 2002 . Teknologi Pewarna Alam (http://www.pemdadiy.go.id/berita/article.php?sid=18&PHPSESSID=b77111f8d7a2cecd63608b29c68cc512, diakses pada tanggal 8 September 2014Anonim. 2007. Perkembangan Penelitian Pewarna Alami. (http://ptp2007.wordpress.com/2007/11/13/perkembangan-penelitian-pewarna-alami/, diakses pada tanggal 8 September 2014).Badan Tenaga Nuklir Nasional. 2011. Harga Satuan Standar Badan Tenaga Nuklir Nasional. Jakarta: Badan Tenaga Nuklir Nasional Botanika. 2008. Fixation, Embedding, Sectioning, http://botanika. biologija.org (Diakses 8 September 2014).Budiono, J. D. 1992. Pembuatan Preparat Mikroskopis. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.Gupte, S. 1990. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Binarupa Aksara.Hadiotomo, Ratna Siri. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT Gramedia.Handari, S. 1983. Metode Pewarnaan (Histologi & Histokimia). Jakarta: Bhatara Karya Aksara.

8Jones, Robert Neil dan Rickards, Geoffrey Keith. 1991. Practical Genetics. England: Open University Press.

Rudyatmi, Ely. 2012. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang : Jurusan Biologi FMIPA UNNESWilson, Louis Carl dan Loomis, Walter E. 1962.Botany Fourth Edition. United States of America: Holt, Rinehart and Winston, Inc