92
KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN JARAK PELAYANAN DENGAN SISA KHLOR PADA JARINGAN DISTRIBUSI PDAM TIRTA GEMILANG DI WILAYAH PELAYANAN MERTOYUDAN SISTEM SIJAJURANG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010 Oleh : BUDI KUSUMA NINGRUM NIM. P17433107107 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO 2010

BUDI KUSUMA NINGRUM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BUDI KUSUMA NINGRUM

i

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN JARAK PELAYANAN DENGAN SISA KHLOR

PADA JARINGAN DISTRIBUSI PDAM TIRTA GEMILANG

DI WILAYAH PELAYANAN MERTOYUDAN SISTEM SIJAJURANG

KABUPATEN MAGELANG

TAHUN 2010

Oleh :

BUDI KUSUMA NINGRUM

NIM. P17433107107

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN

PURWOKERTO

2010

Page 2: BUDI KUSUMA NINGRUM

ii

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN JARAK PELAYANAN DENGAN SISA KHLOR

PADA JARINGAN DISTRIBUSI PDAM TIRTA GEMILANG

DI WILAYAH PELAYANAN MERTOYUDAN SISTEM SIJAJURANG

KABUPATEN MAGELANG

TAHUN 2010

Oleh :

BUDI KUSUMA NINGRUM

NIM. P17433107107

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN

PURWOKERTO

2010

Page 3: BUDI KUSUMA NINGRUM

iii

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang

Jurusan Kesehatan Lingkungan

Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010

ABSTRAK

Budi Kusuma Ningrum ([email protected])

“HUBUNGAN JARAK PELAYANAN DENGAN SISA KHLOR PADA

JARINGAN DISTRIBUSI PDAM TIRTA GEMILANG DI WILAYAH

PELAYANAN MERTOYUDAN SISTEM SIJAJURANG KABUPATEN

MAGELANG TAHUN 2010”

XIX + 62 Halaman: 5 Gambar, 3 Tabel, 15 Lampiran

Air minum untuk memenuhi kebutuhan penduduk Kabupaten Magelang

terutama di daerah Mertoyudan berasal dari jaringan pipa distribusi PDAM Tirta

Gemilang Kabupaten Magelang. Untuk menjaga kualitas air perpipaan,

keberadaan sisa khlor sangat diperlukan dalam suatu sistem jaringan distribusi

karena dapat mengurangi risiko tumbuhnya mikroba dan terjadinya kontaminasi.

Dalam penelitian di PDAM Buntok, Kalimantan Tengah pengaruh jarak

pengaliran air minum terhadap sisa khlor dan MPN Coliform sangat berpengaruh.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dosis awal khlorinasi,

mengetahui kandungan sisa khlor pada masing-masing area pelayanan dan

mengetahui hubungan jarak pelayanan dengan sisa khlor pada jaringan distribusi

PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang di wilayah pelayanan Mertoyudan

sistem Sijajurang

Metode penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian analitik.

Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data lapangan dan pengukuran yang

kemudian dianalisis menggunakan uji statistik regresi linier, dengan N=30 dan

α=5%.

Hasil penelitian menyebutkan kandungan sisa khlor rata-rata di area

pelayanan dekat pada jaringan distribusi wilayah pelayanan Mertoyudan sistem

Sijajurang sebesar 0,506 mg/l dengan jarak 3,5 km dari titik khlorinasi. Area

pelayanan sedang 0,12 mg/l dengan jarak 7,6 km dari titik khlorinasi. Area

pelayanan jauh 0,0 mg/l dengan jarak 11,12 km dari titik khlorinasi. Dari uji

regresi didapat R=0,948 berarti hubungan kuat karena R>0,5. Koefisient konstanta

jarak -0,068.

Kesimpulan ada hubungan kuat bersifat negatif antara jarak pelayanan

dengan kadar sisa khlor. Artinya setiap penambahan jarak 1km mengurangi kadar

sisa khlor sebanyak 0,068. Saran bagi pihak PDAM agar melakukan penambahan

khlor pada jarak 7,6 km dari titik khlorinasi. Daftar bacaan : 19 (1984-2010)

Kata kunci : Sisa khlor, jarak, PDAM

Klasifikasi :

Page 4: BUDI KUSUMA NINGRUM

iv

Health Ministry of Indonesia Republic

Health Polytechnic of Health Ministry Semarang

Department of Environmental Sanitary

Diploma III Study Program of Environmental Sanitary Purwokerto

Scientific Paper, July 2010

ABSTRACT

Budi Kusuma Ningrum ([email protected])

“RELATIONSHIP OF SERVICE DISTANCE AND CHLORINE RESIDUE IN

DISTRIBUTION NETWORK OF TIRTA GEMILANG MUNICIPAL

WATERWORKS AT MERTOYUDAN SERVICE AREA OF SIJAJURANG

SYSTEM OF MAGELANG REGENCY IN 2010”

XIX + 62 pages: 5 Figures, 4 Tables, 15 Appendices

Drink water to meet necessity of Magelang Regency Populations

particularly in Mertoyudan area come from the distribution network pipe of Tirta

Gemilang Municipal Waterworks of Magelang Regency. To keep the piping water

quality, the occurrence of chlorine residue is strongly required in any distribution

network system due to it can reduce the risk of the microbial growth and

contamination occurrence. A study on Buntok Municipal Waterworks, Central

Kalimantan that drink water flow distance had an effect on chlorine residue and

the MPN Coliform was highly affect.

Objective of this research was to find out initial dose of chlorination,

chlorine residue content of each service area, and relationship of service distance

with chlorine residue of Tirta Gemilang Municipal Waterworks of Magelang

Regency in Mertoyudan service area of Sijajurang system.

The research method used was analytical research. The research was

carried out by field data collection and assessment followed by analysis with

linear regression statistical test, with N=30 and a=5%.

Results of the research revealed the average chlorine residue content in

service area close to distribution network of Mertoyudan service area of

Sijajurang system was 0.506 mg/l with distance of 3.5 km from chlorination point.

Intermediate service area was 0.12 mg/l with distance of 7.6 km from chlorination

point. Far service area was 0.0 mg/l with distance of 11.12 km from chlorination

point. From regression test was obtained that R=0.948 meaning the relationship

was strong because R>0.5. Coefficient of constant of distance was -0.068.

It was concluded that there is a strong relationship negatively between

distance of service and chlorine residue level. It means that each addition of

distance of 1 km reduce chlorine residue level of 0.068. It is suggested to the

Municipal Waterworks so as to do chlorine addition each distance of 7.6 km from

chlorination point.

Reference : 19 (1984-2010)

Key words : Chlorine residue, distance, Municipal Waterworks

Classification :

Page 5: BUDI KUSUMA NINGRUM

v

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN JARAK PELAYANAN DENGAN SISA KHLOR

PADA JARINGAN DISTRIBUSI PDAM TIRTA GEMILANG

DI WILAYAH PELAYANAN MERTOYUDAN SISTEM SIJAJURANG

KABUPATEN MAGELANG

TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan

untuk mencapai derajat Ahli Madya Kesehatan Lingkungan

Oleh :

BUDI KUSUMA NINGRUM

NIM. P17433107107

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN

PURWOKERTO

2010

Page 6: BUDI KUSUMA NINGRUM

vi

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah atas:

Nama : Budi Kusuma Ningrum

NIM : P17433107107

Judul Karya Tulis Ilmiah :

“Hubungan Jarak Pelayanan dengan Sisa

Khlor Pada Jaringan Distribusi PDAM

Tirta Gemilang di Wilayah Pelayanan

Mertoyudan Sistem Sijajurang Kabupaten

Magelang Tahun 2010”

Kami setujui untuk diujikan di dewan penguji Karya Tulis Ilmiah

pada tanggal 21 Juli 2010

Purwokerto,16 Juli 2010

Pembimbing I KTI

Sugeng Abdullah, SST,M.Si

NIP.19630716 198503 1 005

Pembimbing II KTI

Suparmin, SST. M. Kes

NIP. 19670527 198803 1 002

Page 7: BUDI KUSUMA NINGRUM

vii

KARYA TULIS ILMIAH

Hubungan Jarak Pelayanan Dengan Sisa Khlor Pada Jaringan Distribusi

PDAM Tirta Gemilang Di Wilayah Pelayanan Mertoyudan Sistem Sijajurang

Kabupaten Magelang Tahun 2010

Disusun oleh :

BUDI KUSUMA NINGRUM

NIM P17433107107

Telah diujikan di depan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan

Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto

pada tanggal 21 Juli 2010, dan dinyatakan

LULUS

Ketua Tim Penguji Karya Tulis

Ilmiah

Pembimbing I

Sugeng Abdullah, SST, M.Si

NIP. 19630716 198503 1 005

Anggota Penguji KTI

Sugeng Abdullah, SST, M.Si

NIP. 19630716 198503 1 005

Pembimbing II

Yulianto, BE, S.Pd, M.Kes

NIP. 19610731 198403 1 003

Suparmin, SST, M.Kes

NIP. 19670527 198803 1 002

Lagiono, SKM, M.Kes

NIP. 19600212 198602 1 005

Karya Tulis Ilmiah ini telah memenuhi salah satu persyaratan

untuk mencapai derajat Ahli Madya Kesehatan Lingkungan

Mengetahui

Ketua Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan

Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Sugeng Abdullah, SST, M.Si

NIP. 19630716 198503 1 005

Page 8: BUDI KUSUMA NINGRUM

viii

BIODATA

Nama : Budi Kusuma Ningrum

Tempat, tanggal lahir : Banjarbaru, 22 Juni 1987

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat :

Jl. Talun Km.02 Dsn. Salaman RT/RW 02/01

Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten

Magelang, Jawa Tengah

Riwayat pendidikan :

1. Tahun 1999 lulus SD Negeri Landasan Ulin

Timur 3

2. Tahun 2002 lulus SLTP Negeri 1 Dukun

3. Tahun 2005 lulus SMA Negeri 1 Muntilan

4. Tahun 2007 diterima di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Semarang, Jurusan Kesehatan

Lingkungan Purwokerto

Page 9: BUDI KUSUMA NINGRUM

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

”Apakah manusia itu

mengira bahwa mereka

dibiarkan (saja) mengatakan:

”kami telah beriman”, sedang

mereka tidak diuji lagi?

Dan sesungguhnya Kami

telah menguji orang-orang

sebelum mereka, maka

sesungguhnya Allah mengetahui

orang-orang yang benar dan

sesungguhnya Dia mengetahui

orang-orang yang dusta”.

(Al-ankabut:2-3)

Angankan apa yang engkau ingin angankan,

Pergilah kemana engkau ingin pergi,

Jadilah seperti yang engkau kehendaki,

Sebab hidup hanya satu kali

Dan engkau hanya punya satu kesempatan untuk melakukan segala hal

yang engkau ingin lakukan

Semoga engkau punya cukup kebahagiaan untuk membuatmu tersenyum,

Cukup percobaan untuk membuatmu kuat,

Cukup penderitaan untuk tetap menjadikanmu manusiawi,

Dan cukup pengharapan untuk menjadikanmu bahagia

Kupersembahkan Karya Tulis ini untuk: Papah dan Ibuku Tercinta

Adikku Tercinta Haris dan Linda Alm. Mbah dan Alm.Nini di Banjar

All My Java Luvly Fam Dingsanak Barataan di Batakan lawan Batulicin

Fajar dan Semua SahabatQu

Page 10: BUDI KUSUMA NINGRUM

x

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Karya Tulis Ilmiah atas :

Nama : Budi Kusuma Ningrum

NIM : P17433107107

Judul Karya Tulis Ilmiah :

“Hubungan Jarak Pelayanan dengan Sisa

Khlor Pada Jaringan Distribusi PDAM

Tirta Gemilang di Wilayah Pelayanan

Mertoyudan Sistem Sijajurang Kabupaten

Magelang Tahun 2010”

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini

adalah benar-benar karya saya dan bukan hasil penjiplakan dari hasil karya orang

lain.

Demikian pernyataan ini dan apabila kelak di kemudian hari terbukti ada

unsur penjiplakan, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Purwokerto, Juli 2010

Yang menyatakan,

Budi Kusuma Ningrum

P17433107107

Page 11: BUDI KUSUMA NINGRUM

xi

KATA PENGANTAR

Tiada kata terindah yang kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Jarak

Pelayanan dengan Sisa Khlor Pada Jaringan Distribusi PDAM Tirta

Gemilang di Wilayah Pelayanan Mertoyudan Sistem Sijajurang Kabupaten

Magelang Tahun 2010”.

Tujuan peneliti dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai

salah satu persyaratan untuk mencapai derajat Ahli Madya Kesehatan Lingkungan

Purwokerto.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu baik materiil maupun moril sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini dapat terselesaikan.

Ucapan terima kasih peneliti tujukan kepada:

1. Bapak Sugiyanto, S. Pd, M. App. Sc., selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Semarang.

2. Bapak Marsum, BE, S. Pd, MHP., selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Lingkungan Purwokerto.

3. Bapak Sugeng Abdullah, SST, M. Si., selaku Ketua Prodi DIII Jurusan

Kesehatan Lingkungan Purwokerto.

4. Bapak Sugeng Abdullah, SST, M. Si. selaku pembimbing utama Karya

Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan bimbingan serta saran.

Page 12: BUDI KUSUMA NINGRUM

xii

5. Bapak Suparmin, SST. M. Kes, selaku pembimbing pendamping Karya

Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan bimbingan serta saran.

6. Bapak Yulianto, BE, S.Pd, M.Kes, selaku penguji Karya Tulis Ilmiah yang

telah banyak memberikan bimbingan serta saran.

7. Bapak Lagiono, SKM, M.Kes, selaku penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah

banyak memberikan bimbingan serta saran.

8. Bapak Agus Subagyo S. IP, M. Kes., selaku pembimbing akademik yang

telah banyak memberikan bimbingan serta saran.

9. Papah dan Ibu tercinta, yang senantiasa memberikan kasih sayang tiada

terkira sehingga Karya Tulis ini dapat terselesaikan.

10. Adik – adikku tercinta Haris dan Linda, yang telah banyak memberikan

semangat dan dorongan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Seluruh keluarga di Salaman dan Kalimantan Mbah (alm) dan Nini (alm)

yang di Batakan terimakasih atas nasehat yang pernah diberikan.

12. Untuk Fajar dan sahabat-sahabatku May, Ceza, Haztin, Dina, Mz Bemz,

Tante Rahma, 3E, Tif, Wahyu terima kasih atas segala semangat dan

motivasi yang telah kalian berikan termasuk mendengarkan keluh kesahku

selama ini.

13. Untuk teman-teman satu angkatan 2007, terutama semua yang dikost Ibune

terima kasih untuk segala kerja samanya.

14. Untuk teman-temanku di Expo 2005, yang telah memberikan kiriman

semangat kepada saya semoga sukses untuk kita untuk hari yang lebih baik.

Page 13: BUDI KUSUMA NINGRUM

xiii

15. Teman – teman dari segenap penjuru, terima kasih atas semangat dan

motivasi yang telah kalian curahkan kepada saya dan semoga sukses untuk

kita semua.

16. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu

yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih

terdapat kekurangan baik dalam materi, teknik penelitian maupun sistematikanya.

Oleh karena itu, saran dan kritik pembaca untuk penyempurnaan sangat peneliti

harapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan bagi

pembaca.

Purwokerto, Juli 2010

Budi Kusuma Ningrum

P17433107107

Page 14: BUDI KUSUMA NINGRUM

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. vi

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. vii

HALAMAN BIODATA ........................................................................... viii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. x

KATA PENGANTAR .............................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ........................................................................ 1

B. Perumusan masalah ................................................................ 3

C. Tujuan .................................................................................... 4

D. Manfaat .................................................................................. 5

E. Ruang lingkup ........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian ............................................................................... 7

B. Sumber air .............................................................................. . 9

Page 15: BUDI KUSUMA NINGRUM

xv

C. Pengolahan air minum............................................................ 13

D. Desinfeksi .............................................................................. 15

E. Khlorinasi dalam air minum................................................... 17

F. Distribusi air minum dan kondisi penyediaan air minum dengan

sistem perpipaan ..................................................................... 24

G. Penentuan titik pengambilan sampel air ................................ 27

H. Kerangka teori ....................................................................... 29

I. Hipotesis ................................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Variabel penelitian ................................................................. 31

B. Jenis Penelitian ....................................................................... 33

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................. 33

D. Populasi dan sampel ............................................................... 34

E. Pengumpulan data ................................................................. 34

F. Pengolahan data ..................................................................... 37

G. Analisis data ........................................................................... 38

BAB IV HASIL

A. Data umum ............................................................................ 39

1. Kabupaten Magelang ..................................................... 39

2. Jumlah penduduk Kabupaten Magelang ........................ 40

3. PDAM Kabupaten Magelang ......................................... 40

Page 16: BUDI KUSUMA NINGRUM

xvi

4. Jumlah karyawan ............................................................ 42

5. Sarana dan prasarana ...................................................... 43

6. Penerapan EHS .............................................................. 43

B. Data khusus ........................................................................... 44

1. Teknik pengolahan air minum ......................................... 44

2. Kondisi perpipaan ............................................................ 46

3. Khlorinasi ........................................................................ 47

C. Uji statistik ............................................................................. 48

BAB V PEMBAHASAN

A. Data umum ............................................................................. 50

1. Kabupaten Magelang ....................................................... 50

2. PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang ................. 50

3. Jumlah Karyawan PDAM Tirta Gemilang Kabupaten

Magelang .......................................................................... 51

4. Sarana dan prasarana ........................................................ 52

B. Data khusus ............................................................................ 52

1. Teknik pengolahan air minum ......................................... 52

2. Kondisi perpipaan ............................................................ 56

3. Kadar sisa khlor jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang

Kabupaten Magelang wilayah pelayanan Mertoyudan sistem

Siajajurang........................................................................ 57

C. Uji statistik ............................................................................ 59

Page 17: BUDI KUSUMA NINGRUM

xvii

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................... 61

B. Saran ...................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: BUDI KUSUMA NINGRUM

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Rincian Kapasitas Produksi Sumber Mata Air PDAM Tirta

Gemilang di Wilayah Kabupaten Magelang

43

Tabel 4.2 Rata-rata Kadar Sisa Khlor di Wilayah Pelayanan

Mertoyudan Sistem Sijajurang

48

Tabel 4.3 Output Uji Regresi Sederhana 49

Page 19: BUDI KUSUMA NINGRUM

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

Gambar 2.1 Break Point Chlorination……………........................ 20

Gambar 2.2 Kerangka Teori………………………........................ 29

Gambar 3.1 Kerangka Pikir……………………............................. 30

Gambar 4.1 Prosedur Pengolahan Air PDAM Tirta Gemilang

Kabupaten Magelang Wilayah Pelayanan

Mertoyudan Sistem Sijajurang………………………

46

Gambar 4.2 Grafik Persamaan Garis Regresi Antara Jarak dan

Kadar Sisa Khlor…………………………………….

50

Page 20: BUDI KUSUMA NINGRUM

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat-surat

Lampiran 2 Hasil Pengukuran Sisa Khlor

Lampiran 3 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Lampiran 4 Peta Jaringan Distribusi PDAM Tirta Gemilang

Wilayah Pelayanan Mertoyudan Sistem Sijajurang

Kabupaten Magelang

Lampiran 5 Lampiran Foto

Lampiran 6 Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum

Lampiran 7 Prosedur Pemeriksaan Sisa Khlor

Lampiran 8 ProsedurPemeriksaan pH

Lampiran 9 Prosedur Pemeriksaan Suhu

Lampiran 10 Kuesioner Sanitasi Sarana Air Minum

di PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang

Lampiran 11 Check list Desinfeksi di PDAM Tirta Gemilang

Kabupaten Magelang

Lampiran 12 Check list Reservoir di PDAM Tirta Gemilang

Kabupaten Magelang

Page 21: BUDI KUSUMA NINGRUM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun

2009 tentang Kesehatan Pasal 162 menyebutkan bahwa upaya kesehatan

lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,

baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial serta memungkinkan setiap orang

mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya. Dalam rangka menjamin

ketersediaan lingkungan yang sehat, maka lingkungan harus bebas dari

risiko buruk bagi kesehatan seperti pencemaran air.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001

menyebutkan air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting,

maka harus dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Hal ini berarti

penggunaan air harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan

kepentingan generasi masa kini dan masa depan, sehingga air perlu dikelola

agar tersedia dalam jumlah yang aman, baik kuantitas maupun kualitasnya,

dan bermanfaat bagi kehidupan dan perikehidupan manusia. Agar air dapat

bermanfaat secara lestari dan pembangunan dapat berkelanjutan, maka

dalam pelaksanaan pembangunan perlu dilakukan pengelolaan kualitas air

dan pencemaran air.

Proses pengelolaan air untuk mendapatkan air yang memenuhi syarat

kesehatan, diperlukan beberapa tahap pengolahan. Salah satu tahap akhir

pengolahan air adalah desinfeksi. Desinfeksi adalah suatu tindakan untuk

1

Page 22: BUDI KUSUMA NINGRUM

2

menghilangkan mikroorganisme yang merugikan dalam rangka mencegah

terjadinya infeksi. Dalam proses pengolahan air, desinfeksi merupakan

proses penambahan bahan desinfektan ke dalam air sehingga air memenuhi

persyaratan bakteriologis.

Menurut Alaerts dan Santika (1987, h.107) syarat untuk keamanan

air minum pada jaringan distribusi air sebaiknya mengandung konsentrasi

khlor (Cl2) aktif (residual) dengan kandungan sisa khlor ± 0,3 mg/l (0,2 –

0,5 mg/l).

Air minum untuk memenuhi kebutuhan penduduk Kabupaten

Magelang terutama di daerah Mertoyudan berasal dari jaringan pipa

distribusi PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang. Jaringan pipa

distribusi wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang dibagi menjadi

3 (tiga) area pelayanan, yaitu dekat, sedang, dan jauh. Untuk menjaga

kualitas air perpipaan, keberadaan sisa khlor sangat diperlukan dalam suatu

sistem jaringan distribusi karena dapat mengurangi risiko tumbuhnya

mikroba dan terjadinya kontaminasi. Dalam penelitian di PDAM Buntok,

Kalimantan Tengah pengaruh jarak pengaliran air minum terhadap sisa

khlor dan MPN Coliform sangat berpengaruh. Atas dasar tersebut maka

peneliti mengambil judul penelitian “Hubungan Jarak Pelayanan dengan

Sisa Khlor Pada Jaringan Distribusi PDAM Tirta Gemilang di Wilayah

Pelayanan Mertoyudan Sistem Sijajurang Kabupaten Magelang Tahun

2010”.

Page 23: BUDI KUSUMA NINGRUM

3

B. Perumusan Masalah

1. Masalah

Bagaimana hubungan jarak pelayanan dengan sisa khlor pada

jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang di

wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang?

2. Sub Masalah

a. Berapa kandungan sisa khlor pada titik khlorinasi PDAM Tirta

Gemilang Kabupaten Magelang di wilayah pelayanan Mertoyudan

sistem Sijajurang?

b. Berapa kandungan sisa khlor di area pelayanan dekat pada jaringan

distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan Mertoyudan

sistem Sijajurang?

c. Berapa kandungan sisa khlor di area pelayanan sedang pada

jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan

Mertoyudan sistem Sijajurang?

d. Berapa kandungan sisa khlor di area pelayanan jauh pada jaringan

distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan Mertoyudan

sistem Sijajurang?

e. Apakah ada hubungan jarak pelayanan dengan sisa khlor pada

jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan

Mertoyudan sistem Sijajurang?

Page 24: BUDI KUSUMA NINGRUM

4

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mendeskripsikan hubungan jarak pelayanan dengan sisa khlor pada

jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang di

wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kandungan sisa khlor pada titik khlorinasi PDAM Tirta

Gemilang Kabupaten Magelang di wilayah pelayanan Mertoyudan

sistem Sijajurang.

b. Mengukur kandungan sisa khlor di area pelayanan dekat pada

jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan

Mertoyudan sistem Sijajurang.

c. Mengukur kandungan sisa khlor di area pelayanan sedang pada

jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan

Mertoyudan sistem Sijajurang.

d. Mengukur kandungan sisa khlor di area pelayanan jauh pada

jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan

Mertoyudan sistem Sijajurang.

e. Mengetahui hubungan jarak pelayanan dengan sisa khlor pada

jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan

Mertoyudan sistem Sijajurang.

Page 25: BUDI KUSUMA NINGRUM

5

D. Manfaat

1. Masyarakat

Memberikan informasi tentang hubungan jarak pelayanan dengan

sisa khlor pada jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah

pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang.

2. PDAM Tirta Gemilang

Memberikan masukan pada PDAM Tirta Gemilang Kabupaten

Magelang dan instansi terkait dalam penanganan/pengawasan kualitas

air minum terutama di wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang.

3. Almamater

Memberikan tambahan bahan pustaka bagi Politekhnik Kesehatan

Depkes Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto

khususnya dalam bidang yang terkait mata kuliah penyediaan air

minum.

4. Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal analisis

kandungan sisa khlor dalam air pada jaringan distribusi PDAM

Kabupaten Magelang di wilayah pelayanan Mertoyudan sistem

Sijajurang.

Page 26: BUDI KUSUMA NINGRUM

6

E. Ruang lingkup

Ruang lingkup peneliti adalah kandungan sisa khlor pada jaringan

distribusi PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang di wilayah

pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang area pelayanan dekat, area

pelayanan sedang dan area pelayanan jauh.

Page 27: BUDI KUSUMA NINGRUM

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

1. Air

Menurut Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001

“Air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah

permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil”.

2. Air bersih

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas

air, Bab I Ketentuan Umum Pasal I

“Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan

sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat diminum apabila telah dimasak”.

3. Air minum

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum

“Air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan/tanpa proses pengolahan yang memenuhi

syarat kesehatan dan dapat langsung diminum”.

7

Page 28: BUDI KUSUMA NINGRUM

8

4. Khlorinasi

“Khlorinasi adalah pemberian bahan kimia berupa khlor

yang bertujuan menonaktifkan dan membunuh mikroba

dalam air”. (Azrul Azwar, 1986, h.16)

5. Khlor tersedia bebas

“Khlor tersedia bebas (sisa khlor bebas) adalah khlor

yang masih tetap berada di dalam air yang telah

digunakan untuk mengikat unsur kimia”. (Ditjen PPM &

PLP, 1985, h. 35)

6. Khlor tersedia terikat

“Khlor tersedia terikat (khlor kombinasi) adalah jumlah

khlor yang diikat oleh unsur kimia di dalam air, sehingga

kekuatan desinfeksinya sangat lemah”. (Ditjen PPM &

PLP, 1985, h. 35)

7. Jumlah khlor tersedia

“Jumlah khlor tersedia (total khlor) adalah penjumlah

antara khlor tersedia bebas dengan khlor tersedia terikat”.

(Ditjen PPM & PLP, 1985, h. 35)

8. Khlor Demand

“Adalah kebutuhan khlor untuk desinfeksi, oksidasi dan

sisa khlor ” (Suparmin, 2003, h.18).

9. Daya sergap khlor

“Adalah kebutuhan khlor untuk desinfeksi, oksidasi tanpa

sisa khlor” (Suparmin, 2003, h.18).

Page 29: BUDI KUSUMA NINGRUM

9

10. Sisa khlor

“Adalah khlor tersedia setelah digunakan untuk

desinfeksi dan oksidasi” (Suparmin, 2003, h.18).

11. Break point khlorination

“Break point khlorination adalah suatu kejadian

terjadinya titik terendah penurunan residu dan

terbentuknya sisa khlor bebas yang sangat aktif dalam

membunuh bakteri, keberadaan sisa khlor dalam air akan

bisa di deteksi dengan larutan orhotolidine, dimana akan

memberikan warna kuning”. (Suparmin, 2003, h.16)

12. Desinfeksi

“Desinfeksi adalah membunuh bakteri phatogen yang

penyebarannya melalui air, seperti penyakit thypus,

cholera, dysentri dan lain-lain. Desinfeksi dengan cara

kimia dapat dilakukan dengan penambahan bahan kimia

seperti unsur-unsur halogen Cl2 atau senyawa khlor, Br2,

Ozon (O3), H2O2, Phenol, bermacam-macam asam, basa,

KMnO4, OCl2, CaSO4 dan ZnSO4. (Indonesia Depkes,

1988, h. 83)

B. Sumber air

1. Air Bersih dan persyaratannya

Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Semua aktifitas

manusia sebagian besar membutuhkan air. Oleh karena itu kualitas air

harus baik.

Persyaratan air bersih untuk kebutuhan manusia adalah sebagai berikut:

a. Syarat kuantitatif

Syarat kuantitatif jumlah air yang ditujukan untuk

mencukupi kebutuhan sehari-hari sesuai dengan tingkat kebutuhan

masyarakat.

Page 30: BUDI KUSUMA NINGRUM

10

Menurut Djasio Sanropie, dkk (1984, h.42) kebutuhan air

bagi keperluan domestik di Indonesia untuk daerah kota adalah 100-

150 liter/orang/hari, sedangkan untuk daerah desa/ kota kecil adalah

60 liter/orang/hari.

b. Syarat kualitatif

Menurut Permenkes RI No.416/Menkes/Per/1990 kualitas

air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi; persyaratan

mikrobiologi, fisika, kimia dan radioaktif.

c. Syarat kontinuitas

Menurut Sidharta. SK, dkk (1997, h.31) arti kontinuitas

disini adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut dapat diambil

terus-menerus dengan fluktasi debit yang relatif tetap, baik pada saat

musim hujan maupun musim kemarau.

2. Air Minum dan Persyaratannya

Menurut Suparmin (2003, hal. 1) sistem penyediaan air minum

yang baik seharusnya memenuhi 5 syarat sebagai berikut:

a. Syarat kualitas, sesuai dengan standar yang berlaku untuk parameter

fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif.

b. Syarat kuantitas, jumlah air yang mencukupi kebutuhan masyarakat

sesuai dengan tingkatan kebutuhannya.

c. Syarat kontinuitas, tersedia setiap waktu bila dibutuhkan.

d. Mudah dicapai dan didapat oleh konsumen.

Page 31: BUDI KUSUMA NINGRUM

11

e. Harga relatif murah sehingga dapat dijangkau setiap lapisan

masyarakat.

Menurut Benny Chatib, dkk (2005, h. 4-6) dua segi yang harus

diperhatikan dalam penyediaan air minum, yaitu:

a. Segi kualitas yaitu terpenuhinya syarat-syarat kualitas agar dapat

dipergunakan dengan aman tanpa khawatir akan terinfeksi oleh

kuman penyakit.

b. Segi kuantitas yaitu tersedianya dalam jumlah yang cukup dan dapat

dipergunakan setiap waktu.

Persyaratan kualitas air minum menurut Permenkes No.

492/Menkes/Per/IV/2010 terdiri dari:

a. Persyaratan fisis

Batasan kualitas air minum:

1) Tidak berbau dan tidak berasa

2) Temperatur : Suhu udara ± 30 C

3) Tidak berwarna : maksimum 15 TCU

4) Kekeruhan turbidity : 5 NTU

b. Persyaratan kimiawi

Kandungan bahan kimia di dalam air harus mempunyai kadar

dan tingkat konsentrasi tertentu.

Page 32: BUDI KUSUMA NINGRUM

12

1) Alumunium : 0,2 mg/l

2) Besi : 0,3 mg/l

3) Kesadahan : 500 mg/l

4) Khlorida : 250 mg/l

5) Mangan : 0,1 mg/l

6) pH : 6,5 – 8,5

7) Seng : 3 mg/l

8) Sulfat : 250 mg/l

9) Tembaga : 2 mg/l

10) Amonia : 1, 5 mg/l

Berdasarkan Kepmenkes RI No.907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002

sisa khlor minimal pada sampel air adalah 0,2 mg/l.

Permenkes yang terbaru mengenai persyaratan kualitas air

minum No.492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 tidak menyebutkan dengan

tegas mengenai kadar sisa khlor dalam air minum, sehingga untuk

kadar sisa khlor dalam air minum masih menggunakan Kepmenkes

RI No.907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002 tentang syarat-syarat dan

pengawasan kualitas air minum sepanjang mengenai persyaratan

kualitas air minum tidak menyimpang.

c. Persyaratan bakteriologis

Dari sudut kontrol terhadap penyakit (disease control) ada dua

golongan besar dari mikroorganisme, yaitu:

1) Mikroorganisme pathogen, yang dapat meneyebabkan penyakit.

Page 33: BUDI KUSUMA NINGRUM

13

2) Mikroorganisme non pathogen, mikroorganisme yang tidak

menimbulkan penyakit.

Sulit untuk mengetahui secara tepat kehadiran suatu

mikroorganisme pathogen secara spesifik misalnya bakteri

penyebab thypus, cholera atau penyakit lainnya. Oleh sebab itu

para ahli menggunakan suatu grup bakteri yang dinamai bakteri

golongan Coli yang biasa terdapat dalam usus manusia sebagai

tolok ukur.

Ketentuan yang berlaku menyatakan bahwa air yang sudah

dikhlorinasi digunakan untuk keperluan air minum angka MPN

untuk parameter E. Coli atau Fecal Coli adalah 0 per 100 ml air

sampel, dan untuk Total bakteri Coliform adalah 0 per 100 ml

air sampel.

C. Pengolahan air minum

Menurut Suparmin (2003, h. 4-5) proses pengolahan lengkap

mempunyai urutan sebagai berikut:

1. Screening/ saringan kasar

Proses pengambilan benda-benda kasar yang mengapung, misal

daun, sampah yang terdapat dalam air baku.

Page 34: BUDI KUSUMA NINGRUM

14

2. Prasedimentasi/ pengendapan pendahuluan

Proses pengendapan untuk memisahkan benda-benda

tersuspensi (suspended matter) yang terdiri dari pasir kasar, pasir

halus dan lumpur yang sangat halus (silt) dari air baku.

3. Koagulasi dan flokulasi

Proses pembentukan flok dari koloid yang sukar diendapkan

agar menjadi mudah diendapkan, digunakan bahan koagulan dan

flokulan.

4. Sedimentasi/ pengendapan

Proses pengendapan untuk memisahkan flok-flok yang sudah

terbentuk dari jenis partikel flokulen.

5. Filtrasi/ penyaringan dengan media

Proses penyaringan untuk memisahkan flok-flok yang tidak

mengendap di bak pengendap, diperlukan media seperti pasir, kerikil

dan air untuk pencucian (backwashing).

6. Netralisasi

Proses pengaturan pH ar agar tidak agresif dan tidak merusak

perpipaan, diperlukan penambahan bahan kimia seperti kapur atau

asam.

7. Desinfeksi

Proses penambahan desinfektan ke dalam air agar memenuhi

persyaratan bakteriologis.

Page 35: BUDI KUSUMA NINGRUM

15

D. Desinfeksi

Menurut Depkes RI (1988, h. 83) desinfeksi adalah membunuh

bakteri phatogen yang penyebarannya melalui air, seperti penyakit thypus,

cholera, dysentri dan lain-lain. Desinfeksi dengan cara kimia dapat

dilakukan dengan penambahan bahan kimia seperti unsur-unsur unsur

halogen Cl2 atau senyawa khlor, Br2, Ozon (O3), H2O2, Phenol, bermacam-

macam asam, basa, KMnO4, OCl2, CaSO4 dan ZnSO4.

Desinfeksi dalam penyediaan air minum adalah suatu hal yang

sangat penting. Tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah untuk

membunuh bakteri pathogen. Air yang tercemar oleh mikroba tersebut

dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi orang yang

mengkonsumsinya. Gangguan kesehatan yang sering dijumpai adalah

gastroenteristis. Gastroenteristis merupakan gangguan yang menyerang

pada organ pencernaan manusia. Diare adalah salah satu jenis penyakit

gastroenteristis yang disebabkan oleh mikroba phatogen dalam air.

Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh mikroba phatogen

dalam air tidak akan terjadi apabila kita melakukan tindakan pencegahan.

Salah satu cara dalam melakukan hal tersebut adalah desinfeksi dengan

menggunakan bahan kimia khlor. Khlor merupakan bahan kimia cukup

ekonomis sebagai bahan desinfeksi air bila dibandingkan dengan bahan

desinfeksi kimia yang lain (Djasio Sanropie, 1984, h.341).

Page 36: BUDI KUSUMA NINGRUM

16

Cara-cara desinfeksi (Djasio Sanropie, dkk, 1984, h. 341) antara lain:

1. Dengan menggunakan panas sampai mendidih

Cara ini mematikan bakteri-bakteri yang ada akan tetapi, bila

menggunakan pasteurisasi perlu pengamatan temperatur secara cermat.

2. Dengan menggunakan sinar

Sinar matahari adalah merupakan desinfektan alam dan dapat

dipakai untuk pengawetan. Penyinaran dengan ultra violet merupakan

cara desinfeksi yang intensif. Adapun sumber ultra violet adalah dari

lampu mercuri dengan konstruksi dari gelas khusus dimana

menghasilkan kekuatan sinar 2537 (10-8

cm).

3. Dengan cara kimia

Yang termasuk dengan desinfeksi ini adalah:

a. Zat kimia oksidator, diantara unsur-unsur hallogen maka khlorine

adalah yang paling efektif dan ekonomis.

b. Metal ion; ion sebagai zat desinfektan yang baik hanya mutlak

ditujukan pada bakteri saja (tidak termasuk virus dan cyste).

c. Alifatik basa/asam; bakteri pathogen tidak akan bertahan lama

pada keadaan asam dan basa yang tinggi pH basa (11) pH asam

(3).

d. Surface aktif chemical; yang termasuk kelompok ini adalah

surfaktan (pembersih) seperti detergent.

Page 37: BUDI KUSUMA NINGRUM

17

E. Khlorinasi dalam air minum

1. Khlor

Klor (bahasa Yunani: Chloros, "hijau pucat"), adalah unsur

kimia dengan simbol Cl dan nomor atom 17. Dalam tabel periodik,

unsur ini termasuk kelompok halogen atau grup 17 (sistem lama: VII

atau VIIA). (http://fharmacy. com/2009/04/chlor.html)

Sifat fisika pada khlor

a. Dapat larut dalam air (1 volume air pada 10o c)

b. Dapat mengabsorbsi 2,7 volume gas Cl2

c. Merupakan oksidator kuat

d. Bau khas dan menusuk(toksis dan dapat merusak alveoli dan selaput

lendir organ lainnya)

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan di AS (US EPA -

Environmental Protection Agency), Klor (Cl) sehagai bahan baku

kaporit (CaOCl2) diklasifikasikan dalam kelompok pestisida (yang

penggunaannya ditujukan untuk membunuh organisme hidup).

(http://www.realt5000.com.ua/news/utf/id/682011/)

2. Pengaruh khlor terhadap kesehatan

Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam

dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat

berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk

kehidupan, termasuk manusia. Dalam bentuk cair atau padat, klor sering

digunakan sebagai oksidan, pemutih, atau desinfektan.

Page 38: BUDI KUSUMA NINGRUM

18

Calsium Hypochlorite (CaOCI2) atau Kaporit umum

ditambahkan ke dalam air kran dan kolam renang sebagai disinfektan

pembunuh bakteri patogen seperti E.coli, pembasmi lumut serta jentik

nyamuk.

Penggunaan kaporit dari bentuk gas yang memiliki

kemungkinan paparan lebih berbahaya. Dalam fase dimana paparan

klorin/kaporit ini sudah menimbulkan resiko, efek yang bisa merugikan

tubuh sangat beragam mulai dari iritasi jaringan-jaringan tubuh seperti

mata secara langsung serta saluran pernafasan lewat cara inhalasi

gasnya hingga munculnya gangguan lanjut dengan kerusakan jaringan

yang terjadi seperti batuk, sesak, rasa terbakar di sekitar dada, gangguan

kulit, penuaan dini termasuk kerusakan rambut hingga kerusakan-

kerusakan lanjut lainnya pada banyak jaringan tubuh.

Efek jangka panjang yang ditemukan dari berbagai riset

menyebutkan berbagai gangguan serius mulai dari bronchitis,

pneumonia, resiko serangan jantung hingga kanker, dan beberapa riset

banyak menghubungkan kaporit terhadap terjadinya reaksi alergi kulit.

Proses desinfektan pada kolam-kolam renang umum termasuk salah

satu yang cukup banyak disorot karena seringkali dilakukan secara

berlebihan hingga tak jarang menimbulkan bau gasnya yang khas, yang

lebih beresiko untuk paparan dalam tingkat berbahaya.

(http://danieldokter.multiply.com/journal/item/49/pro_dan_kontra_toksi

sitas_kaporit_sebagai_desinfektan_air)

Page 39: BUDI KUSUMA NINGRUM

19

3. Khlorinasi

Menurut Alaerst dan Sri Sumesti Santika (1987, h.103) dari

bermacam-macam zat kimia yang berada dipasaran, khlorine adalah zat

yang paling sering dipakai karena harganya murah dan masih

mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah

pembunuhannya.

Menurut Suparmin (2003, h.17) khlorin yang digunakan dalam

desinfeksi air, diantaranya:

a. Gas tekan cair (liquid khlorine)

b. Calcium hypokhlorite (Ca(OCl)2) biasa disebut dengan kaporit

yang dijual dipasar dengan kadar 60-70%.

c. Larutan pengelantang (khlorine bleach solution) berupa senyawa

kimia NaOCl.

Menurut Suparmin (2003, h.14) istilah-istilah yang sering

digunakan berkaitan dengan khlorinasi antara lain:

1. Khlorinasi sederhana (plan khlorination)

Khlorinasi sederhana dilakukan pada air baku dalam

tank/bak tujuannya untuk menahan pertumbuhan rumput, bahan-

bahan organik dan algae, dapat menghilangkan bau, warna dan

bakteri.

2. Khlorinasi pendahuluan (Pre-khlorination)

Adalah aplikasi pemberian khlorin sebelum filtrasi.

Tujuannya mengurangi rasa, bau, algae dan organisme lainnya.

Page 40: BUDI KUSUMA NINGRUM

20

Dosis normal yang biasa digunakan bervariasi dari 5-10 ppm

dengan residu khlor 0,1-0,5 ppm.

3. Khlorinasi lanjutan (post-khlorination)

Adalah aplikasi khlorin selain melalui proses pengolahan.

Diberikan lewat suatu alat khusus, biasanya berupa dosing pump

maupun khlorinator lainnya sehingga akan diperoleh dosis tepat.

4. Khlorinasi berlebih (super-khlorination)

Khlorinasi dilakukan pada kasus epidemik disuatu

daerah/kota secara berlebih sehingga mendapatkan sisa khlor

sebesar 0,5-0,7 ppm. Dapat dilakukan atau digunakan juga sebelum

proses filtrasi jika air baku mengandung sejumlah besar kotoran

(mikroorganisme, bahan-bahan organik lainnya) serta kekeruhan

yang tinggi.

5. Break Point Chlorination

adalah suatu keadaan terjadinya titik terendah penurunan

residu dan terbentuknya sisa klor bebas yang sangat aktif dalam

membunuh bakteri.

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

(1) (2) (4) (5) (3)

KLOR YANG DITAMBAHKAN (ppm)

Sis

a K

hlo

r (p

pm

)

Gambar 2.1 Grafik Break Point Chlorination

Sumber: Suparmin 2003, h.15

Page 41: BUDI KUSUMA NINGRUM

21

Menurut Suparmin (2003, h.16) pada khlorinasi terjadi urutan

tahapan reaksi, sebagai berikut:

a. Penguraian khlor oleh reduktor, belum ada residu khlor, tidak ada

daya suci hamanya.

b. Terbentuk komplek organik, daya suci hama kecil.

c. Terjadi reaksi dengan ammonia/senyawa bernitrogen, membentuk

khloroamin/khloroorganik.

d. Penguraian khloroamin/khloroorganik.

e. Terbentuk khlor bebas dan komplek khloroorganik sesudah break

point.

4. Sisa Khlor

Sisa khlor adalah khlor yang tersedia setelah digunakan untuk

desinfeksi dan oksidasi.

Terdapat 2 jenis sisa khlor yang ada didalam air yang telah

mengalami khlorinasi, yaitu Combined residual khlorine (sisa khlor

terikat) dan Free residual khlorine (sisa khlor bebas).

Kadar dari sisa khlor yang terbentuk tergantung pada kondisi air

yang akan diolah, yaitu sbb:

a. Jika air baku yang akan dikhlorinasi mengandung cukup banyak

amoniak maka akan menghasilkan sisa khlor terikat.

b. Jika air baku yang akan dikhlorinasi tidak mengandung amoniak

maka akan menghasilkan sisa khlor bebas.

Page 42: BUDI KUSUMA NINGRUM

22

c. Jika air baku yang akan dikhlorinasi mengandung sedikit amoniak

maka akan terbentuk sisa khlor terikat selebihnya terbentuk sisa

khlor bebas.

5. Pengukuran sisa khlor dalam air

Tujuan dari pengukuran sisa khlor dalam air adalah untuk

mengetahui kandungan bahan tersebut dalam air iu sendiri (Suparmin,

2002, h.107).

Tekhnik pemeriksaan khlor dalam air menggunakan prinsip

kolorimetri. Kolorimetri adalah suatu cara pemeriksaan kuantitatif suat

zat atas dasar intensitas warna larutan yang terbentuk oleh reaksi-reaksi

yang berlangsung atau dengan kata lain melakukan perbandingan suatu

larutan berwarna yang tidak diketahui konsentrasi.(Suparmin, 2002,

h.55).

Metode kolorimetri dalam pemeriksaan air dibagi menjadi dua

macam, yaitu:

a. Metode visual

Metode visual adalah suatu metode dalam pemeriksaan air.

Dalam metode ini ketelitian dari pengamat mempunyai pengaruh

yang sangat besar terhadap hasil pembacaan skala. Pengamatan

yang tidak cermat dapat menyebabkan salah pembacaan, sehingga

hasil pengukuran kurang tepat. Contoh alat yang digunakan dalam

metode ini adalah comparator disc.

Page 43: BUDI KUSUMA NINGRUM

23

b. Metode Fotokolorimetri

Fotokolorimetri adalah suatu cara pemeriksaan kualitatif air

yang didasarkan pada kemampuan foto cel yang berperan mengubah

energi cahaya menjadi energi listrik. Kekuatan dari arus listrik

dipengaruhi oleh kekuatan cahaya itu sendiri.

Keuntungan menggunakan kolorimetri yaitu sangat sensitif,

dimana kadar zat yang akan diperiksa dapat diukur pada konsentrasi

yang rendah dan prosedur pemeriksaan mudah dan cepat.

6. Faktor yang berpengaruh terhadap khlorinasi dalam air minum

Kadar sisa klor sebagai produk khlorinasi dipengaruhi oleh

beberapa hal, yaitu:

1) Bahan kimia yang bersifat reduktor mengakibatkan kadar sisa khlor

dalam air tidak cukup untuk membunuh bakteri.

2) Zat organik menghambat proses desinfeksi.

3) Mikroorganime mempengaruhi bau dan rasa.

4) Terjadi reaksi dengan amonia/senyawa bernitrogen, membentuk

kloroamin/kloroorganik.

5) Penguraian kloroamin/kloroorganik.

6) Terbentuk klor bebas dan komplek klororganik sesudah break

point.

Page 44: BUDI KUSUMA NINGRUM

24

F. Distribusi Air Minum dan Kondisi penyediaan Air Minum dengan

sistem perpipaan

1. Sistem distribusi

Sistem distribusi air minum adalah pendistribusian atau pembagian

air melalui sistem perpipaan dari bangunan pengolahan (reservoar) ke

daerah pelayanan (konsumen). (Sidarta, dkk, 1997, h.47)

Dalam perencanaan sistem distribusi air minum, beberapa faktor

yang harus diperhatikan antara lain adalah:

a. Daerah layanan dan jumlah penduduk yang akan dilayani.

Daerah layanan ini meliputi wilayah kabupaten atau

Kotamadya. Jumlah penduduk yang dilayani tergantung pada

kebutuhan, kemauan/minat, kemampuan atau tingkat sosial ekonomi

masyarakat sehingga dalam satu daerah layanan belum tentu semua

penduduk terlayani.

b. Kebutuhan air

Kebutuhan air adalah debit air yang harus disediakan untuk

distribusi daerah pelayanan.

c. Letak topografi daerah layanan, yang akan menentukan sistem

jaringan dan pola aliran yang sesuai.

d. Jenis sambungan sistem

Jenis sambungan dalam sistem distribusi air minum dibedakan

menjadi sambungan halaman, sambungan rumah, hidran umum,

terminal umum, dan kran umum.

Page 45: BUDI KUSUMA NINGRUM

25

2. Pipa distribusi

Adalah pipa yang membawa air ke konsumen (Sidarta, dkk, 1997,

h. 48). Pipa distribusi terdiri dari:

1) Pipa Induk

Yaitu pipa utama pembawa air yang akan dibagikan kepada

konsumen.

2) Pipa cabang

Yaitu pipa cabang dari pipa induk.

3) Pipa dinas

Yaitu pipa pembawa air yang langsung melayani konsumen.

Menurut Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah (2005, h.19)

bahwa kondisi penyediaan air minum dengan sistem perpipaan sangat

bervariasi apabila ditinjau dari:

a. Sumber air yang digunakan sebagai bahan baku.

b. Kondisi medan sebagai tempat peletakan penyediaan air minum

sistem perpipaan.

Kondisi medan ini mempengaruhi aneka jenis bangunan

yang harus diselenggarakan. Ada medan pelayanan yang sangat

terjal (beda tinggi antara sumber air dengan konsumen yang

dilayani sangat besar), sehingga membutuhkan BPT (Bak Pelepas

Tekanan), ada pula yang sama sekali tidak memerlukan bangunan

Page 46: BUDI KUSUMA NINGRUM

26

tersebut. Ada pula karena debit yang tersedia sangat kecil, sehingga

membutuhkan reservoir, ada pula yang tidak.

c. Jenis pengolahan yang diselenggarakan

Jenis pengolahan yang harus dilaksanakan sangatlah

bervariasi dari satu perpipaan ke satu perpipaan yang lain, hal ini

tergantung pada kualitas fisik, bakteriologis maupun kimiawi dari

sumber air yang akan digunakan sebagai bahan baku.

d. Bentuk pelayanan yang akan diselenggarakan bagi konsumen

Pada dasarnya bentuk pelayanan yang akan diselenggarakan

bagi konsumen, meliputi: Kran umum (KU), sambungan rumah

(SR), terminal air (TA), sambungan halaman (SH) dan hidran

umum (HU)

e. Pencemaran pada jaringan perpipaan

Menurut Sofyan Moh. Noerbambang (1993, h.14),

pencemaran pada jaringan perpipaan disebabkan oleh beberapa hal,

yaitu:

1) Cross Conection (Hubungan pintas)

Hubungan pintas adalah hubungan fisik dua jenis pipa

yang berbeda, satu sistem untuk air minum dan sistem pipa

lainnya berisi air yang tidak diketahui atau diragukan

kualitasnya, dimana air akan dapat mengalir dari satu sistem ke

sistem lainnya. Dalam perpipaan air minum tidak boleh

dihubungkan dengan sistem perpipaan lainnya dan

Page 47: BUDI KUSUMA NINGRUM

27

peralatannya tidak boleh terendam air kotor atau bahan lain

yang tercemar.

2) Back Flow (aliran balik)

Aliran balik disebabkan terjadinya efek siphon balik

(back shiponage), yaitu terjadinya aliran masuk dalam pipa air

minum dari air bekas atau air tercemar yang disebabkan

karena terjadinya tekanan negatif atau kecil dalam pipa air

minum. Coliform sebagai indikator biologi.

G. Penentuan Titik Pengambilan Sampel Air

Menurut Ditjen PPM&PLP (1985, h.24) penentuan titik sampel air

tujuannya adalah menilai kulaitas air minum yang sampai di kran konsumen

atau tempat keluarnya air dan lain-lain. Kualitas iar disini mungkin tidak

sama dengan kualitas air yang ada pada sistem distribusi, misalnya pada

titik yang dihubungkan dengan pipa sambungan ke rumah tempat tinggal.

Perlu diketahui bahwa di banyak daerah tandon air di rumah-rumah masih

umum digunakan, air disini sering menjadi tercemar. Jadi dalam menilai

kualitas air dari kran, ada perlunya mengecek kualitas air dari semua tandon

air yang ada di masyarakat.

Dalam memilih titik-titik pengambil sampel, kriteria umum tertentu

yang biasanya diikuti:

1. Titik-titik pengambilan sampel harus mewakili berbagai sumber-sumber

air yang mungkin masuk kedalam sistem.

Page 48: BUDI KUSUMA NINGRUM

28

2. Titik-titik tersebut harus meliputi bagian-bagian yang mewakili suatu

kondisi dari sistem yang paling tidak baik serta tempat yang

kemungkinan memperoleh kontaminasi (reservoir, belokan, daerah

bertekanan rendah, ujung dari sistem dan lain-lain).

3. Titik-titik sampel harus secara seragam menyebar keseluruh sistem.

4. Titik-titik pengambilan harus terletak kedalam kedua tipe sistem

distribusi (tertutup dan terbuka) sebanding dengan jumlah sambungan

atau cabang.

5. Titik-titik pengambilan sampel secara umum harus dipilih sedemikian

rupa sehingga mewakili secara keseluruhan dan bagian pokok dari

sistem.

6. Titik-titik harus terletak disuatu tempat sedemikian rupa sehingga air

berasal dari tangki cadangan atau reservoir.

7. Pada sistem yang mempunyai lebih dari satu sumber, titik-titik

pengambilan sampel harus berasal dari sistem sehingga jumlahnya

sebanding dengan penduduk yang dilayani dari masing-masing sumber.

8. Harus ada paling tidak satu titik pengambilan sampel yang langsung

sesudah air minum memperoleh pengolahan.

Page 49: BUDI KUSUMA NINGRUM

29

H. Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Sumber Air/

Air Baku

Persyaratan air

bersih :

1. Kuantitatif

2. Kualitatif

3. Kontinuitas

4. Mudah dicapai

5. Murah

Persyaratan air

minum :

1. Fisik

2. Kimia

3. bakteriologi

Pengolahan

air minum

Desinfeksi

Khlorinasi

a. Gas tekan

cair

b. Kaporit

c. Larutan

penggelantan

g

Kondisi penyediaan

air minum sistem

perpipaan

Sisa khlor

Distribusi

air minum

Penentuan titik pengambilan sampel air

Titik khlorinasi Area pelayanan

Faktor yang

berpengaruh

terhadap khlorinasi

dalam air minum:

1. Zat organik

2. Ammonia

3. senyawa

bernitrogen

4. Mikroorganisme

Page 50: BUDI KUSUMA NINGRUM

30

I. Hipotesis

Ho = Tidak ada hubungan jarak pelayanan dengan sisa khlor pada jaringan

distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan Mertoyudan sistem

Sijajurang Kabupaten Magelang.

Page 51: BUDI KUSUMA NINGRUM

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

1. Jenis variabel

a. Variabel bebas (dependent variable)

Variabel bebas adalah variabel utama yang mempengaruhi

atau diduga mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah jarak pelayanan pada jaringan distribusi

PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan Mertoyudan sistem

Sijajurang.

b. Variabel terikat (independent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sisa

khlor pada jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah

pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang .

c. Variabel pengganggu (confounding variable)

Variabel pengganggu adalah variabel yang berpengaruh

terhadap keragaman variabel. Variabel pengganggu dalam

penelitian ini adalah temperatur air, jenis pipa, dosis desinfektan,

pH, dan debit air.

31

Page 52: BUDI KUSUMA NINGRUM

32

2. Struktur hubungan variabel

3. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional

Cara

mengumpulkan

data dan

instrumen

Satuan/

kategori

Skala

data

1 Jarak

pelayanan

Panjang saluran yang dilalui

oleh air dari titik khlorinasi

injeksi gas khlor pada

reservoir sampai ke

konsumen melalui pipa

jaringan distribusi

berdasarkan area pelayanan

dekat, sedang dan jauh.

Pengukuran

(rol tip)

Km Ratio

2 Sisa khlor Kandungan sisa khlor pada

air sampel yang diambil

dari air di titik khlorinasi

injeksi gas khlor pada

reservoir, dan air kran pada

konsumen PDAM Tirta

Gemilang Kabupaten

Magelang di wilayah

Pemeriksaan

(Lovibond merk

Eutech C21)

Mg/l Ratio

Variabel bebas

Jarak pelayanan

Variabel pengganggu

1. Temperatur air

2. Jenis pipa

3. Dosis

desinfektan

4. pH

5. Debit air

Variabel terikat

Sisa khlor

Gambar 3.1 Struktur hubungan variabel

Page 53: BUDI KUSUMA NINGRUM

33

No. Variabel Definisi Operasional

Cara

mengumpulkan

data dan

instrumen

Satuan/

kategori

Skala

data

Mertoyudan berdasarkan

area pelayanan dekat,

sedang, dan jauh

3 Temperatur

air

Suhu dari air PDAM Tirta

Gemilang Kabupaten

Magelang pada lokasi

pengambilan sampel

Pengukuran

(termometer)

0C Interval

4 Jenis pipa Macam bahan pipa yang

dipakai untuk jaringan

distribusi

Observasi

(checklist)

Macam -

5 Dosis

desinfektan

Banyaknya desinfektan

yang diperlukan untuk

setiap 1 m3 air

Pengukuran

(timbangan)

Gram Ratio

6 pH. Derajat asam basa air baku

yang mempengaruhi proses

desinfeksi

Pengukuran

(pH meter)

- Ratio

7 Debit air Banyaknya air yang

dialirkan pada system

distribusi PDAM dalam tiap

satuan waktu

Pengukuran M3/menit

Ratio

B. Jenis penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian analitik

observasional dengan pendekatan crosscectional.

C. Waktu dan lokasi penelitian

1. Waktu penelitian

a. Tahap persiapan : Desember 2009 - Februari 2010

b. Tahap pelaksanaan : April 2010 - Mei 2010

c. Tahap penyelesaian : Juli 2010

Page 54: BUDI KUSUMA NINGRUM

34

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di jaringan distribusi PDAM Tirta

Gemilang Kabupaten Magelang meliputi kandungan sisa khlor pada

titik klorinasi injeksi gas khlor di reservoir, dan air kran konsumen

PDAM Tirta Gemilang Magelang di Mertoyudan sistem Sijajurang.

D. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah kandungan sisa khlor pada

jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang

wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang.

2. Sampel

Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 10 sampel untuk setiap

area pelayanan dekat, sedang dan jauh dengan cabang terjauh pada

setiap area pelayanan. Dilakukan replikasi sebanyak 3 (tiga) kali.

E. Pengumpulan data

1. Jenis data

a. Data umum

1) Gambaran umum lokasi penelitian

2) Letak geografis

3) Jumlah pemakai air PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang

Page 55: BUDI KUSUMA NINGRUM

35

4) Jarak dari PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang wilayah

pelayanan Mertoyudan system Sijajurang sampai ke titik

pengambilan sampel di pipa jaringan distribusi.

5) Peta jalur pendistribusian PDAM Tirta Gemilang Kabupaten

Magelang wilayah Mertoyudan.

6) Jumlah tenaga pelaksana.

7) Sumber air baku

8) Prosedur/teknik pengolahan

b. Data khusus

1) Jumlah konsumen pemakai air PDAM Tirta Gemilang Kabupaten

Magelang terutama wilayah pelayanan Mertoyudan.

2) Kandungan sisa khlor dalam air PDAM Tirta Gemilang Kabupaten

Magelang wilayah pelayanan Mertoyudan pada tiap titik sampel

yang diambil dari pemeriksaan laboratorium.

3) Suhu, pH.

4) Kualitas sarana.

5) Pengawasan terhadap sarana.

6) Kualitas air baku.

2. Sumber data

a. Data primer

Data primer diperoleh dari hasil pengukuran, pengamatan

langsung dilapangan dan pemeriksaan sampel laboratorium, antara

lain:

Page 56: BUDI KUSUMA NINGRUM

36

1) Suhu, pH.

2) Kualitas sarana perpipaan.

3) Kandungan sisa khlor pada tiap titik sampel yang diambil.

b. Data sekunder

1) Data geografis.

2) Jumlah pemakai air PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang.

3) Pengawasan terhadap pelaksanaan.

4) Prosedur tekhnik pengolahan (desinfeksi/khlorinasi).

5) Kualitas air baku.

3. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara

a. Wawancara, dengan pejabat Dinas Bapeda Kabupaten Magelang dan

Kepala Dinas PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang.

b. Observasi, yaitu pengamatan langsung utuk mengetahui keadaan

pada titik khlorinasi di reservoir dan sistem jaringan pipa yang akan

dijadikan sampel.

c. Pengukuran, yaitu kegiatan pengukuran sisa khlor dalam air yang

dilakukan pada titik lokasi pengambilan sampel air yang terpilih

menggunakan metode pemeriksaan sisa khlor dengan lovibond merk

Eutech C21.

4. Instrument pengumpulan data

Instrument pengumpulan data yang digunakan untuk pengukuran

adalah lovibond merk Eutech C21 untuk pemeriksaan khlor.

Page 57: BUDI KUSUMA NINGRUM

37

Thermometer untuk pengukuran suhu pada sampel air, pH meter untuk

mengukur pH pada sampel air, timbangan untuk mengukur dosis

desinfektan yang digunakan.

Instrument yang digunakan untuk wawancara dan observasi

menggunakan quesioner dan checklist.

F. Pengolahan data

1. Editing

Yaitu melakukan pengecekan kelengkapan data dan

mengoreksi semua data hasil pengukuran sisa khlor dan

pengukuran jarak untuk menghindari kekeliruan.

2. Entri data

Yaitu memasukkan data hasil pengukuran sisa khlor dan

pengukuran jarak ke dalam komputer untuk dianalisis.

3. Output

Yaitu menampilkan hasil pegolahan data hasil entri data

pengukuran sisa khlor dan pengukuran jarak dalam bentuk lembar

cetak (print out) hasil analisis, untuk kemudian ditafsirkan

pembacaanya.

Page 58: BUDI KUSUMA NINGRUM

38

G. Analisis data

1. Univariat

Yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian meliputi temperatur air, jenis pipa, dosis desinfektan, pH,

debit air, sisa khlor, dan jarak pelayanan dengan menggunakan

deskripsi, gambar atau grafik.

2. Bivariat

Yaitu analisis yang dilakukan untuk memahami suatu hubungan

antara variabel bebas jarak pelayanan dengan variabel sisa khlor

sebagai variabel terikat. Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi linier.

Page 59: BUDI KUSUMA NINGRUM

39

BAB IV

HASIL

A. Data umum

1. Kabupaten Magelang

Secara Geografis Kabupaten Magelang terletak di antara 110˚

01’ 51” dan 110˚ 26’ 58” Bujur Timur, 7˚ 19’ 13” dan 7˚ 42’ 16” Lintang

Selatan, dengan luas wilayah 1.085,73 km2 (108.573 Ha). Dilihat dari

peta orientasi Propinsi Jawa Tengah, wilayah Kabupaten Magelang

memiliki posisi yang strategis karena keberadaannya terletak di tengah-

tengah, sehingga mudah dicapai dari berbagai arah. Secara administratif

pemerintahan, Kabupaten Magelang berbatasan dengan:

a. Sebelah Utara : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang

b. Sebelah Timur : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali

c. Sebelah Selatan : Provinsi DIY dan Kabupaten Purworejo

d. Sebelah Barat :Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung

e. Di tengah Kabupaten Magelang terdapat Kota Magelang

Wilayah Kabupaten Magelang secara topografi merupakan

dataran tinggi yang berbentuk menyerupai cawan (cekungan) karena

dikelilingi oleh 5 (lima) gunung yaitu Gunung Merapi, Merbabu,

Andong, Telomoyo, Sumbing, dan Pegunungan Menoreh.

Kabupaten Magelang mempunyai iklim yang bersifat tropis dengan

dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, dengan temperatur

udara 20˚ C - 27˚ C. Kabupaten Magelang mempunyai curah hujan yang

39

Page 60: BUDI KUSUMA NINGRUM

40

cukup tinggi. Wilayah Kabupaten Magelang Magelang terletak di Daerah

Aliran Sungai (DAS) Progo dan DAS Bogowonto. Sesuai dengan

keadaan wilayahnya, Kabupaten Magelang kaya akan mata air dan

sungai. Terdapat 10 sungai besar/sedang dengan jumlah debit

maksimum 2.314 m3/detik pada musim penghujan dan minimum 110,3

m3/detik pada musim kemarau, serta 55 mata air dengan jumlah debit

9.509 liter/detik.

2. Jumlah penduduk Kabupaten Magelang

Dalam bidang administrasi pemerintahan, Kabupaten Magelang

dibagi dalam 21 Kecamatan dan 367 Desa serta 5 Kelurahan. Jumlah

penduduk Kabupaten Magelang dalam kurun waktu lima tahun terakhir

2003-2007 selalu mengalami kenaikan, Perkembangan Jumlah Penduduk

Kabupaten Magelang Tahun 2007 adalah 1.185.816 jiwa (Sumber: Badan

Kesbang Pol dan Linmas Prov. Jawa Tengah Tahun 2007)

3. PDAM Kabupaten Magelang

PDAM Kabupaten Magelang merupakan perusahaan milik

pemerintah daerah Kabupaten Magelang yang bergerak di bidang

penyediaan air bagi masyarakat untuk memperoleh air minum dengan

jumlah yang cukup serta memenuhi syarat-syarat kesehatan. Kantor pusat

PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang terletak di Jl. Letnan

Tukiyat No.2 Kota Mungkid.

Luas wilayah pelayanan PDAM Kabupaten Magelang meliputi

21 kecamatan dan melayani 76.547 pelanggan pengguna air dari PDAM

Page 61: BUDI KUSUMA NINGRUM

41

Tirta Gemilang Kabupaten Magelang. Wilayah pelayanan Kecamatan

Mertoyudan yang luasnya 45,35 km2 (4.535 Ha) atau 4, 18% dari luas

keseluruhan wilayah Kabupaten Magelang, terdiri dari 12 desa/

kelurahan dan 121 dusun/ lingkungan. Sedangkan wilayah pelayanan

Mertoyudan sistem Sijajurang meliputi Salam Kanci, Tampir Wetan,

Tampir Kulon, Sumber Rejo, Bandungan, Santan dan Ngganjuran.

PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang mengambil air

dari 12 mata air yang berada di sembilan kecamatan, yakni Lebak

(Kecamatan Tegalrejo), Sidadang (Pakis), Sidosari (Salaman),

Blambangan (Mungkid), Combang (Muntilan), Semaren (Sawangan),

Citrosono, Telaga Rejo (Grabag), Karang Ampel, Sijajurang

(Mertoyudan), Sipragal, dan Sigandulan (Kajoran).

PDAM Kabupaten Magelang memiliki aset terbesar dalam

menjalankan kegiatannya yaitu ketersediaan sumber air yang melimpah

dalam wilayah Kabupaten Magelang. Dari data terakhir, Kabupaten ini

memiliki 57 sumber mata air dengan potensi hasil secara keseluruhan

sebesar 9400 liter per detik (l/dtk), yang dapat dieksploitasi dan

didistribusikan dengan biaya yang relatif rendah yang sebagian besar

melalui grativasi. 14 sumber mata air di antaranya saat ini sudah diambil

dengan potensi hasil keseluruhan sebesar 1.555 l/dtk, dari jumlah tersebut

hanya 403,5 l/dtk digunakan oleh PDAM, sebagaimana ditunjukkan

dalam Tabel 4.1.

Page 62: BUDI KUSUMA NINGRUM

42

Tabel 4.1.

RINCIAN KAPASITAS PRODUKSI SUMBER MATA AIR

PDAM TIRTA GEMILANG DI WILAYAH KABUPATEN MAGELANG

No Nama Sumber Pengeluaran

(l/dtk)

Digunakan

(l/dtk)

Tidak Digunakan

(l/dtk)

1 Sijajurang 150.00 90.00 60.00

2 Gadad/Citrosono 250.00 100.00 150.00

3 Semaren 200.00 68.50 131.50

4 Silincat 50.00 25.00 25.00

5 Blambangan 200.00 22.50 177.50

6 Tlogorejo 65.00 23.00 42.00

7 Karangampel 200.00 21.00 179.00

8 Sidosari 50.00 14.00 36.00

9 Banyu

Temumpang

100.00 7.00 93.00

10 Siprajak 30.00 6.00 24.00

11 Combrang 80.00 6.00 74.00

12 Lebak 100.00 6.50 93.50

13 Sidandang 30.00 3.00 27.00

14 Sigandulan 50.00 11.00 39.00

Total 1,555.00 403.50 1,151.50

% Pengeluaran 25.90% 74.10%

Sumber: Arsip PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang Tahun 2007

4. Jumlah karyawan PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang

Pegawai PDAM Kabupaten Magelang adalah terdiri dari direksi

dan pegawai, berjumlah 96 orang disamping pegawai tetap untuk

kelancaran pekerjaan dibantu oleh tenaga harian lepas, serta tenaga

lainnya yang bersifat borongan.

Page 63: BUDI KUSUMA NINGRUM

43

Tenaga operasional sistem pengolahan air bersih di PDAM Tirta

Gemilang Kabupaten Magelang terdiri atas 17 karyawan. Produksi air

dilakukan selama 24 jam. Produksi air wilayah pelayanan Mertoyudan

sistem Sijajurang melakukan desinfeksi menggunakan injeksi gas khlor

secara kontinyu pada air baku yang telah terkumpul pada ground

reservoir Bak Bundar Salam Kanci, kemudian air langsung di

distribusikan ke konsumen wilayah pelayanan sistem Sijajurang. Jumlah

pendistribusian air per hari terutama di daerah pelayanan sistem

Sijajurang adalah 17.607,6 m3/hari dengan jumlah konsumen 18.946.

5. Sarana dan prasarana

Sarana yang terdapat pada unit pengolahan air yang ada di PDAM

Tirta Gemilang Kabupaten Magelang Wilayah pelayanan Mertoyudan

sistem Sijajurang terdiri dari:

a. Ground Reservoir

b. Meter induk

c. Meteran pelanggan

d. Tangki air

e. Perpipaan

f. Dosing pump

6. Penerapan EHS

Tenaga operasional memiliki pakaian khusus ketika dilapangan dan

telah memiliki pembagian tugas serta prosedur kerja pelaksanaan

operasional di lapangan. Terdapat papan peringatan tentang kesehatan

Page 64: BUDI KUSUMA NINGRUM

44

keselamatan kerja di laboratorium PDAM Tirta Gemilang Kabupaten

Magelang.

B. Data khusus

1. Tekhnik pengolahan air minum

a. Sumber air baku

PDAM Tirta Gemilang dalam menjamin air bersih yang

didistribusikan memenuhi syarat, maka dilakukan pengawasan

terhadap kualitas air. Pengawasan terhadap air PDAM Tirta Gemilang

Kabupaten Magelang wilayah pelayanan Mertoyudan sistem

Sijajurang dilakukan oleh pihak PDAM Tirta Gemilang Kabupaten

Magelang. Pengawasan kualitas air untuk parameter bakteriologis

dengan mengambil air sampel setiap 3 bulan sekali pada jarak terdekat

dan terjauh di kran rumah konsumen PDAM Tirta Gemilang

Kabupaten Magelang.

Hasil pemeriksaan terakhir pada tanggal 13 Maret 2010 di Desa

Ngganjuran menunjukan kualitas bakteriologis pada titik sampel yang

diambil sebesar MPN/100 ml gol. Coli adalah 10 dan MPN/ 100 ml

gol. Coli tinja adalah 10. Sumber air baku yang digunakan pada

wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang berasal dari mata air

Sijajurang dengan kapasitas produksi 150 l/detik, dan yang digunakan

adalah 90 l/detik.

Page 65: BUDI KUSUMA NINGRUM

45

b. Cara pengolahan air minum

PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang wilayah pelayanan

Mertoyudan sistem Sijajurang melakukan pengolahan air dari mata air

Sijajurang sebagai sumber air baku. Air baku dari sumber tersebut

dikumpulkan pada ground reservoir dan dilanjutkan dengan injeksi

gas khlor kemudian langsung didistribusikan ke konsumen. Prosedur

pengolahan air dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Prosedur Pengolahan Air PDAM Tirta Gemilang

Kabupaten Magelang Wilayah Pelayanan Mertoyudan Sistem Sijajurang

Sumber air

baku (mata air)

Ground

Reservoir

Injeksi gas

Khlor

Distribusi ke

Konsumen

Page 66: BUDI KUSUMA NINGRUM

46

c. Proses pengolahan air

1) Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan selama 24 jam setiap harinya dengan

menggunakan injeksi gas khlor pada bak di ground reservoir. Gas

khlor di kontakkan dengan air yang berada di ground reservoir

yang juga berfungsi sebagai bak penampung kemudian langsung

didistribusikan ke konsumen. Pemberian gas Cl2 dalam air untuk

memperoleh atau menghasilkan sisa khlor yang sampai kepada

konsumen minimal 0,2 mg/ltr.

2) Distribusi

Setelah melalui proses desinfeksi, air langsung

didistribusikan ke daerah pelayanan dengan sistem gravitasi.

2. Kondisi perpipaan

Hingga saat ini kapasitas yang terpasang pada PDAM Tirta

Gemilang Kabupaten Magelang sebesar 3700 sambungan yang tersebar

di Kecamatan Mertoyudan. Jaringan pipa yang digunakan untuk pipa

transmisi/ pipa induk bervariasi, mulai dari 3 inci hingga 6 inci. Pipa

distribusi/ sambungan pelanggan juga bervariasi, mulai dari pipa

berukuran 2 inci hingga 4 inci. Kondisi perpipaan yang ada pada unit

pengolahan kurang terawat, sebagian kecil ada yang bocor dan berkarat.

Lokasi perpipaan yang bocor kebanyakan di daerah pinggir jalan raya

karena lebih sering mengalami guncangan akibat kendaraan yang

melaluinya.

Page 67: BUDI KUSUMA NINGRUM

47

Kondisi ini juga dapat dilihat dari laporan kebocoran air untuk

operasional mencapai 43.000 m3 pada akhir tahun 2009. Sedangkan

untuk sambungan rumah yang aktif sampai akhir 2009 mencapai 25.500

m3/tahun.

3. Khlorinasi

Khlorinasi dilakukan dengan menggunakan sistem injeksi gas khlor

90%. Setelah dilakukan injeksi gas khlor terdapat kadar sisa khlor pada

tempat injeksi gas khlor Bak Bundar Salam Kanci sebesar 1,3 mg/l pada

kondisi suhu 250 C dan pH 7,01. Injeksi menggunakan dosing pump

dengan debit injeksi sebesar 20 cc/detik dan debit air yang di injeksi

sebesar 90 l/detik.

Hasil rata-rata pemeriksaan kadar sisa khlor yang dilakukan pada

tanggal 22, 23 dan 24 April 2010 pada jaringan distribusi PDAM Tirta

Gemilang Kabupaten Magelang wilayah Mertoyudan sistem Sijajurang

dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2

RATA-RATA KADAR SISA KHLOR DI WILAYAH PELAYANAN

MERTOYUDAN SISTEM SIJAJURANG

No

Pembagian wilayah

area pelayanan

Mertoyudan Sistem

Sijajurang

Suhu

(0C)

pH

Sisa

khlor

(mg/l)

Jarak dari

titik

khlorinasi

(Km)

1 Titik injeksi gas khlor 25,5 7,4 1,3 0

2 Dekat 25,15 6,84 0,506 3,5

3 Sedang 25 6,4 0,12 7,6

4 Jauh 25 5,4 0,0 11,12

Page 68: BUDI KUSUMA NINGRUM

48

Coefficientsa

,713 ,034 20,692 ,000

-,068 ,004 -,948 -15,765 ,000

(Constant)

Jarak

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig.

Dependent Variable: Sisa_Chlora.

Hasil pengukuran kadar sisa khlor untuk area pelayanan

Mertoyudan sistem Sijajurang dapat dilihat lebih lengkap pada lampiran

2.

Berdasarkan hasil pengukuran sesuai tabel 4.2 didapatkan hasil

rata-rata sisa khlor pada bak klorinasi sebesar 1,3 mg/l. Pada area

pelayanan dekat didapatkan rata-rata sisa khlor 0,506 mg/l dengan jarak

3,5 km dari titik khlorinasi. Pada area pelayanan sedang didapatkan rata-

rata sisa khlor 0,12 dengan jarak 7,6 km dari titik khlorinasi. Pada area

pelayanan jauh didapatkan sisa khlor 0,0 mg/l dengan jarak 11,12 km

dari titik khlorinasi.

C. Uji Statistik

Hasil uji statistik menggunakan regresi linier dengan N = 30 dan

taraf signifikasi α = 5%, diperoleh data seperti tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3

OUTPUT UJI REGRESI SEDERHANA

Model Summ ary

,948a ,899 ,895 ,07274

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Jaraka.

Page 69: BUDI KUSUMA NINGRUM

49

Didapatkan hasil R sebesar 0,948 yaitu R>0,5 hubungan kuat yang

berarti Ho ditolak yaitu ada hubungan jarak pelayanan dengan sisa khlor

pada jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan

Mertoyudan sistem Sijajurang Kabupaten Magelang. Koefisien

determinasi R2 sebesar 0,899 x 100% = 89,9%. Koefisien jarak = -0,068.

Persamaan garis regresinya dapat dilihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2.

Grafik Persamaan Garis Regresi Antara Jarak Dan Kadar Sisa Khlor

Persamaan garis yang didapatkan adalah Y= – 0,067 X + 0,712.

y = -0.067x + 0.712

-0,1

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0 2 4 6 8 10 12

Grafik Persamaan Garis Regresi

Y

Linear (Y)

Jarak (Km)

Sisa

Kh

lor

(m

g/l)

Page 70: BUDI KUSUMA NINGRUM

50

BAB V

PEMBAHASAN

A. Data umum

1. Kabupaten Magelang

Kabupaten Magelang adalah salah satu daerah yang kaya akan

sumber mata air. Tidak kurang terdapat 195 sumber mata air. Hal ini

dimungkinkan oleh letak geografisnya yang dikelilingi lima gunung,

yakni Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Pegunungan

Menoreh. Kondisi ini menjadikan sebagian besar wilayah Kabupaten

Magelang merupakan daerah tangkapan air sehingga menjadikan tanah

yang subur karena berlimpahnya sumber air dan sisa abu vulkanis. Air

melimpah ini digunakan penduduk untuk minum, mandi, perikanan air

tawar, irigasi, peternakan dan pariwisata.

2. PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang

Luas wilayah pelayanan PDAM Tirta Gemilang Kabupaten

Magelang meliputi 21 kecamatan dan melayani 76.547 konsumen.

Jumlah konsumen di wilayah pelayanan Mertoyudan yaitu 18.946

konsumen. Menurut Djasio Sanropie, dkk (1984, h.42) kebutuhan air

bagi keperluan domestik di Indonesia untuk daerah desa/ kota kecil

adalah 60 liter/orang/hari. Sedangkan jumlah produksi air 17.607,6

m3/hari, hal ini berarti masih kurangnya air untuk memenuhi kebutuhan

18.946 konsumen setiap harinya. Debit air per tahun terus menurun

sementara kebutuhan air di luar irigasi terus meningkat. Sejumlah mata

50

Page 71: BUDI KUSUMA NINGRUM

51

air sumber pasokan air dari PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang,

selama musim kemarau debit airnya akan menyusut 30 persen – 50

persen. Hal tersebut terjadi karena kerusakan lingkungan di daerah

tangkapan air.

Penurunan debit itu pada umumnya terjadi pada sejumlah mata air

di lereng Gunung Sumbing. Akibatnya, pasokan air bagi pelanggan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) harus dilakukan bergilir. Upaya

peningkatan cakupan pelayanan perlu dilakukan dengan memanfaatkan

potensi wilayah yang ada secara maksimal perlu dikembangkan

diwilayah pelayanan PDAM Tirta Gemilang, serta perbaikan jaringan

yang ada, peningkatan dan pengembangan SDM yang ada.

3. Jumlah karyawan PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang

Hingga saat ini dari 96 orang karyawan PDAM Tirta Gemilang

Kabupaten Magelang hanya 17 orang diantaranya merupakan tenaga

operasional untuk pengolahan air bersih di PDAM Kabupaten Magelang.

Tugasnya adalah melakukan pengawasan di seluruh wilayah pelayanan di

21 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Magelang. Jumlah tenaga

operasional ini masih kurang untuk menjalankan tugas pengawasan di

lapangan terutama controlling terhadap sarana dan prasarana yang

tersebar di seluruh wilayah pelayanan Kabupaten Magelang termasuk

wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang, serta pengawasan

terhadap pengolahan air minum.

Page 72: BUDI KUSUMA NINGRUM

52

4. Sarana dan prasarana

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan,

pemeliharaan perpipaan masih kurang hal ini terlihat dari laporan

kebocoran pipa pada akhir tahun 2009 yaitu 25.500 m3 pada sambungan

rumah. Pemeliharaan bangunan ground reservoir juga kurang terawat

karena bangunan disekitar ground reservoir digunakan untuk menjemur

pakaian, bangunan tampak kokoh dan kuat. Sarana yang terdapat pada

unit pengolahan air yang ada di PDAM Tirta Gemilang Kabupaten

Magelang wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang seperti

meteran sudah banyak yang rusak dikarenakan tidak dirawat.

B. Data khusus

1. Tekhnik pengolahan air minum

a. Sumber air baku

Air baku yang didistribusikan kepada pelanggan setelah di

khlorinasi harus memenuhi standar syarat-syarat kesehatan sesuai

dengan Kepmenkes RI No. 492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 terutama

untuk persyaratan bakteriologis yaitu angka MPN untuk parameter E.

Coli atau Fecal Coli adalah 0 per 100 ml air sampel, dan untuk total

bakteri Coliform adalah 0 per 100 ml air sampel. Air sampel diambil

setiap 3 bulan sekali pada jarak terdekat dan terjauh di kran rumah

konsumen PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang.

Page 73: BUDI KUSUMA NINGRUM

53

Hasil pemeriksaan terakhir pada tanggal 13 Maret 2010 Desa

Ngganjuran menunjukan kualitas bakteriologis pada titik sampel yang

diambil diperoleh hasil MPN/100 ml gol. Coli adalah 10 dan MPN/

100 ml gol. Coli tinja adalah 10. Desa Ngganjuran merupakan salah

satu area pelayanan jauh dari wilayah pelayanan Mertoyudan pada

sistem Sijajurang, dapat diketahui bahwa air yang didistribusikan

tidak memenuhi syarat bakteriologis sesuai dengan Permenkes RI No.

492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 yaitu angka MPN untuk parameter E. Coli

atau Fecal Coli dan untuk total bakteri Coliform adalah 0 per 100 ml

air sampel.

Grup bakteri ini merupakan mikroorganisme pathogen

penyebab penyakit thypus, cholera, dysentri, gastroenteristis

(merupakan gangguan kesehatan yang menyerang pada organ

pencernaan manusia).

b. Cara pengolahan air minum

PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang wilayah

pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang melakukan pengolahan air

dari mata air Sijajurang sebagai sumber air baku. Sumber air baku

mempunyai kapasitas produksi 150 l/detik, dan yang digunakan

adalah 90 l/detik. Dari kapasitas produksi 150 l/detik ini yang belum

dimanfaatkan atau terbuang adalah 60 l/detik. Perlunya memanfaatkan

potensi sumber air baku secara maksimal akan membantu memenuhi

kebutuhan air di Kabupaten Magelang terutama ketika musim

Page 74: BUDI KUSUMA NINGRUM

54

kemarau tiba. Jumlah produksi air sistem Sijajurang per tahun adalah

6.338.740 m3/tahun.

Air baku dari sumber tersebut dikumpulkan pada ground

reservoir dan dilanjutkan dengan injeksi gas khlor menggunakan

dosing pump kemudian langsung didistribusikan ke konsumen.

c. Proses pengolahan air

1) Desinfeksi

Desinfeksi merupakan proses pengolahan air yang bertujuan

untuk memenuhi syarat bakteriologis untuk air minum dengan

menggunakan gas khlor. Selain itu, fungsi daripada desinfeksi yaitu

untuk mengoksidisir zat organik sebagai reduktor, mencegah

perkembangbiakan bakteri berbahaya, dan juga mengatasi

permasalahan fisik air lainnya. Sasaran atau target pemberian gas

khlor pada jaringan distribusi air PDAM Tirta Gemilang Kabupaten

Magelang wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang adalah

untuk memenuhi target dan standar maksimal sisa klor pada air

konsumen menurut Kepmenkes RI No. 709/ Menkes/ SK/ VII/ 2002

yaitu 0,2-0,5 mg/ liter. Permenkes yang terbaru mengenai

persyaratan kualitas air minum No.492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 tidak

menyebutkan dengan tegas mengenai kadar sisa khlor dalam air

minum, sehingga untuk kadar sisa khlor dalam air minum masih

menggunakan Kepmenkes RI No.907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002

Page 75: BUDI KUSUMA NINGRUM

55

tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum sepanjang

mengenai persyaratan kualitas air minum tidak menyimpang.

Berbagai jenis senyawa yang biasanya terkandung di dalam air

seperti H2S, NO2, Fe2+

dan Mn2+

serta zat organik lainnya akan

mengurangi daya sergap khlor. Khlor yang dimasukkan ke dalam air

mula-mula akan bereaksi dengan unsur atau senyawa pereduksi,

selanjutnya baru akan efektif untuk membunuh kuman (Depkes RI,

1988, h. 83).

2) Distribusi

PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang harus

memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat pelanggan

berupa penyediaan air bersih yang memadai baik secara kuantitas,

kualitas maupun kontinuitasnya. Permasalahan yang dihadapi

PDAM Tirta Gemilang saat ini antara lain adalah masih rendahnya

tingkat pelayanan, tingkat kebocoran yang masih tinggi, belum

optimalnya pelayanan PDAM terutama kualitas air distribusi dan

kontinuitas air distribusi.

PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang

menggunakan sistem gravitasi karena sistem ini menguntungkan,

sistem ini mengikuti sifat air mengalir dari tempat yang tinggi

ketempat yang lebih rendah. Adapula sistem distribusi yang

menggunakan pompa listrik yang berarti akan menambah biaya

Page 76: BUDI KUSUMA NINGRUM

56

operasional dan juga pemeliharaannya dibandingkan dengan

sistem gravitasi.

2. Kondisi perpipaan

Kondisi perpiapan di jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang

Kabupaten Magelang wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang

sebagian besar sudah menggunakan pipa jenis PVC pada jaringan baru

dan sebagian kecil masih menggunakan GI pada jaringan lama dan

terdapat kebocoran berdasarkan hasil laporan kebocoran air untuk

operasional mencapai 43.000 m3 pada akhir tahun 2009. Sedangkan

untuk sambungan rumah yang aktif sampai akhir 2009 mencapai 25.500

m3/tahun.

Kebocoran tersebut dikarenakan pipa jenis PVC pada jaringan

baru kecuali sisa jaringan jaman dulu yang menggunakan jenis pipa GI.

Kebocoran pipa biasanya disebabkan oleh beberapa penyebab, antara

lain:

a. Korosi

Korosi merupakan penyebab pipa yang terbuat dari logam

menjadi bocor, karena keadaan pipa akan menjadi rapuh. Akibatnya

kontaminasi yang mengandung kontaminan (mikroorganisme

berbahaya) disekitar pipa distribusi masuk ke dalam pipa distribusi.

Biasanya kontaminasi ini terjadi di areal pesawahan yang masuk

kedalam pipa distribusi yang bocor tersebut. Hal ini juga akan

mempengaruhi sisa kandungan klor.

Page 77: BUDI KUSUMA NINGRUM

57

b. Pemasangan pipa yang tidak rata

Pemasangan pipa yang tidak rata akan menyebabkan pipa

bergeser dari tempat semula, sehingga pipa akan mengalami

benturan maupun lepas dari sambungan.

c. Pipa sering mengalami guncangan

Goncangan yang tidak teratur pada pipa mampu membuat

kondisi pipa menjadi pecah.

3. Kadar sisa khlor jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang Kabupaten

Magelang wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang.

a. Pengukuran suhu

Pengukuran suhu pada penelitian ini dilakukan sebelum

pengukuran sisa khlor, hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel

4.2. Menurut Suparmin (2003, h.11), kelarutan khlor dalam air

dipengaruhi oleh suhu dan secara umum semakin tinggi suhu maka

efektifitas khlor semakin berkurang, apabila air dimana gas terlarut

juga mengandung nitrogen organik yang membantu pembentukan

kloroamin maka kenaikan suhu akan menyebabkan banyak

berkurangnya kadar khlor.

b. Pengukuran pH

Pengukuran pH pada penelitian ini dilakukan bersamaan

dengan pengukuran suhu. Hasil pengukuran pH dapat dilihat pada

Tabel 4.2. Menurut Suparmin (2003, h.11) Setiap desinfektan akan

berfungsi dengan optimal pada suhu tertentu, misal ozon akan stabil

Page 78: BUDI KUSUMA NINGRUM

58

pada pH = 6, sedangkan klor daya basminya akan berkurang bila pH

> 7.

c. Pengukuran sisa khlor

Berdasarkan hasil pengukuran sesuai tabel 4.2 yang dapat

dilihat pada bab sebelumnya didapatkan hasil pengukuran kadar sisa

khlor pada ground reservoir Bak Bundar Salam Kanci sebesar 1,3

mg/l.

Rata-rata sisa khlor pada wilayah pelayanan Mertoyudan area

pelayanan dekat sistem Sijajurang adalah 0,506 mg/l dengan jarak

3,5 km dari titik khlorinasi. Sisa khlor sebesar 0,506 mg/l kelebihan

kadar khlor sebesar 0,006 mg/l efek dalam jangka panjang yang

ditemukan dari berbagai riset dapat menyebabkan gangguan mulai

dari bronchitis, pneumonia, resiko serangan jantung hingga kanker,

dan beberapa riset banyak menghubungkan kaporit terhadap

terjadinya reaksi alergi kulit. Kelebihan khlor yang berlebihan pada

air dirumah konsumen dapat diturunkan dengan menambahkan

natrium tiosulfat (Na2S3O3 ). Masih sesuai dengan Kepmenkes RI

No. 907/ Menkes/ SK/ VII/2002 yaitu 0,2-0,5 mg/ liter.

Rata-rata sisa khlor pada wilayah pelayanan Mertoyudan area

pelayanan dekat sistem Sijajurang adalah 0,12 mg/ l dengan jarak 7,6

km dari titik khlorinasi. Sisa khlor sebesar 0,12 mg/ l tidak sesuai

dengan dengan Kepmenkes RI No. 907/ Menkes/ SK/ VII/2002 yaitu

0,2-0,5 mg/ liter.

Page 79: BUDI KUSUMA NINGRUM

59

Rata-rata sisa khlor pada wilayah pelayanan Mertoyudan area

pelayanan dekat sistem Sijajurang adalah 0,0 mg/l dengan jarak

11,12 km dari titik khlorinasi. Sisa khlor 0,0 mg/l tidak sesuai

dengan Kepmenkes RI No. 907/ Menkes/ SK/ VII/2002 yaitu 0,2-0,5

mg/ liter.

Permenkes yang terbaru mengenai persyaratan kualitas air

minum No.492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 tidak menyebutkan dengan

tegas mengenai kadar sisa khlor dalam air minum, sehingga untuk

kadar sisa khlor dalam air minum masih menggunakan Kepmenkes

RI No.907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002 tentang syarat-syarat dan

pengawasan kualitas air minum sepanjang mengenai persyaratan

kualitas air minum tidak menyimpang.

C. Uji Statistik

Kadar sisa khlor setelah pengukuran bervariasi antara wilayah

pelayanan yang berbeda. Berdasarkan analisis regresi linier yang

dilakukan dengan N = 30 dan taraf signifikasi α = 5%. Hasil perhitungan

dapat dilihat lebih lengkap pada lampiran 12 didapatkan R = 0,98 ini

berarti hubungan kuat karena R>0,5 dengan koefisien konstanta jarak -

0,068 yaitu dapat disimpulkan Ho ditolak artinya terdapat hubungan kuat

yang bersifat negatif antara jarak pelayanan dengan sisa khlor, yaitu untuk

penambahan jarak sejauh 1 Km akan mengurangi sisa khlor sebanyak

0,068 mg/l dengan signifikan 0. Hubungan antara variabel jarak dan kadar

Page 80: BUDI KUSUMA NINGRUM

60

sisa khlor dapat dijelaskan dengan koefisien determinasi R2 sebesar

89,9%, dan 10,1% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.

Prediksi antara jarak dan sisa khlor dapat dilihat dengan persamaan

regresi dimana besarnya hubungan dapat digambarkan dengan persamaan

garis Y= – 0,067 X + 0,712. Prediksi jarak untuk sisa khlor minimal yang

diperbolehkan menurut Kepmenkes RI No.907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002

sebesar 0,2 mg/l dapat diketahui, dengan menggunakan persamaan garis

tersebut.

Jika X= 0,2 maka dengan persamaan garis didapatkan Y= 7,6.

Prediksi ini dapat digunakan untuk perencanaan penambahan khlor pada

jarak 7,6 Km.

Page 81: BUDI KUSUMA NINGRUM

61

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan kadar sisa klor pada jaringan distribusi

PDAM Tirta Gemilang kabupaten Magelang dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Kandungan sisa khlor rata-rata pada titik khlorinasi PDAM Tirta

Gemilang Kabupaten Magelang di wilayah pelayanan Mertoyudan sistem

Sijajurang sebesar 1,3 mg/l.

2. Kandungan sisa khlor rata-rata di area pelayanan dekat pada jaringan

distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan Mertoyudan

sistem Sijajurang sebesar 0,506 mg/l dengan jarak 3,5 km dari titik

khlorinasi masih sesuai dengan Kepmenkes No. 907/ Menkes/ SK/ VII/

2002.

3. Kandungan sisa khlor di area pelayanan sedang pada jaringan distribusi

PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan Mertoyudan sistem

Sijajurang sebesar 0,12 mg/l dengan jarak 7,6 km dari titik khlorinasi

masih sesuai dengan Kepmenkes No. 907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002.

4. Kandungan sisa khlor di area pelayanan jauh pada jaringan distribusi

PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan Mertoyudan sistem

Sijajurang sebesar 0,0 mg/l dengan jarak 11,12 km dari titik khlorinasi

masih sesuai dengan Kepmenkes No. 907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002.

61

Page 82: BUDI KUSUMA NINGRUM

62

5. Ada hubungan kuat bersifat negatif antara jarak pelayanan dengan sisa

khlor, yaitu untuk penambahan jarak sejauh 1 km akan mengurangi sisa

khlor sebanyak 0,068 mg/l.

B. Saran

1. PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang sebaiknya memanfaatkan

potensi sumber air baku dari 14 mata air secara maksimal agar dapat

membantu memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Magelang terutama

ketika musim kemarau.

2. Perlu penambahan khlor terutama di area pelayanan sedang pada jarak 7,6

km.

3. Perawatan sarana dan prasarana yang ada di PDAM Tirta Gemilang

Kabupaten Magelang perlu dilakukan terutama untuk perawatan pipa dan

perbaikan pipa yang bocor.

4. Untuk menurunkan kadar sisa khlor yang berlebihan pada air di kran

konsumen dapat menambahkan natrium tiosulfat (Na2S3O3).

5. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara jarak pelayanan

dengan sisa khlor.

Page 83: BUDI KUSUMA NINGRUM

DAFTAR PUSTAKA

Alraerst dan Santika, 1987, Metoda Penelusan Air, Surabaya: Usaha Nasional

Anonim, 2009, http://fharmacy. com/2009/04/chlor.html, diakses pada 29 Januari

2010, jam 16.00 WIB.

______, 2010, http://www.realt5000.com.ua/news/utf/id/682011/, diakses pada 22

Juli 2010, jam 13.40 WIB.

Azwar, Azrul, 1986, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkung, Jakarta: PT Mariana

Sumber Widya

Benny Chatib, dkk, 2005, Tekhnik Penyediaan Air Minum dan Pengolahan Air

Bersih, Jawa Tengah: Terbitan Klinik Sanitasi Seri I.

Daniel, 2010, http:// danieldokter.multiply.com/ journal/ item/ 49/

pro_dan_kontra_toksisitas_kaporit_sebagai_desinfektan_air, diakses

pada 22 Juli 2010, jam 13.25 WIB.

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2005, Petunjuk Inspeksi Sarana Air

Bersih, Jawa Tengah: Terbitan Klinik Sanitasi Seri I.

Djasio Sanropie, dkk, 1984, Bidang Studi Penyediaan Air Bersih, Jakarta: Depkes

RI.

F. G. Winarno, 1986, Air Untuk Industri pangan,Jakarta: PT Gramedia

Hening Darpito, 1985, Pengawasan Kuliatas Air Untuk Penyedaan Air Bersih

Pedesaan dan Kota Kecil, Jakarta: Ditjen PPM&PLP

Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1984, Pedoman Bidang

Studi Penyediaan Air Bersih, Jakarta: Proyek pengembangan Pendidikan

Tenaga Sanitasi Pusat.

Keputusan Menteri Republik Indonesia No. 907/Menkes/SK/VII/2002, 2002,

Syarat-syarat dan Pengawasan kulaitas Air, Jakarta: Depkes RI.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/Menkes/Per/IX/1990,

1990, Syarat-syarat dan Pengawasan kulaitas Air, Jakarta: Depkes RI.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001, 2001, Pengolahan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Jakarta : Depkes RI.

Page 84: BUDI KUSUMA NINGRUM

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010,

2010, Persyaratan kualitas Air Minum, Jakarta: Menkes RI.

Sidharta SK, dkk, 1997, Rekayasa Lingkungan, Jakarta: Universitas Gunadarma.

Slamet Purwanto, 1994, Modul Penyediaan Air Minum Sistem Perpipaan.

Suharsimi Ari Kunto, 1998, Prosedur Penelitian Syatu Pendekatan Praktek,

Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suparmin, 2002, Kimia Untuk Analisis Air dan Air Limbah, Purwokerto: Suni

Production.

________, 2003, Pengolahan Air Minum, Purwokerto: Suni Production.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, 2009, Tentang

Kesehatan, Jakarta: Depkes RI.

Page 85: BUDI KUSUMA NINGRUM

PETA JARINGAN DISTRIBUSI PDAM TIRTA GEMILANG

WILAYAH PELAYANAN MERTOYUDAN SISTEM SIJAJURANG KABUPATEN MAGELANG

Lampiran 4

Page 86: BUDI KUSUMA NINGRUM

UJI REGRESI LINIER SEDERHANA

Regression

Variables Entered/Removedb

Jaraka . Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Sisa_Chlorb.

Model Summary

,948a ,899 ,895 ,07274

Model1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Jaraka.

ANOVAb

1,315 1 1,315 248,548 ,000a

,148 28 ,005

1,463 29

Regression

Residual

Total

Model1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Jaraka.

Dependent Variable: Sisa_Chlorb.

Coefficientsa

,713 ,034 20,692 ,000

-,068 ,004 -,948 -15,765 ,000

(Constant)

Jarak

Model1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Sisa_Chlora.

Lampiran 3

Page 87: BUDI KUSUMA NINGRUM

LAMPIRAN FOTO

Gambar 1.

Ground Reservoir Injeksi Gas Khlor

Bak Bundar Desa Salam Kanci

Gambar 2.

Alat untuk mengukur pH dan Suhu

Gambar 3.

Mengukur pH dan suhu

Gambar 4.

Mengukur pH dan suhu

Gambar 5.

Mengukur pH dan suhu

Gambar 6.

Mengukur pH dan suhu

Lampiran 5

Page 88: BUDI KUSUMA NINGRUM

Gambar 7.

Mengambil sampel sisa khlor

Gambar 8.

Pengukuran sisa khlor

Gambar 9.

Pengukuran sisa khlor

Gambar 10.

Pengukuran sisa khlor

Gambar 11.

Pengukuran sisa khlor

Gambar 12.

Pembacaan sisa khlor

Page 89: BUDI KUSUMA NINGRUM

DESINFEKSI DI PDAM TIRTA GEMILANG KABUPATEN MAGELANG

TAHUN 2010

Check list

No. Item yang diamati Ya Tidak

1. Apakah pada saat inspeksi, khlorinasi sedang dilakukan?

2. apakah dilakukan perhitungan dosis khlor dengan tepat sebelum

dibubuhkan?

3 Apakah khlorinasi dilakukan secara terus-menerus?

4 Apakah peralatan khlorinasi berfungsi dengan benar?

5 Apakah pH air yang dihasilkan memenuhi syarat?

6 Apakah tersedia waktu kontak 30 menit atau lebih?

7 Apakah ada kegiatan pengukuran sisa khlor pada air yang telah

diolah?

8. Apakah pencatatan harian khlorinasi dilakukan?

JUMLAH

Rumus �jumlah jawaban Ya

jumlah item seluruhnya�100%

Kriteria menurut S. Ari Kunto (1998, h.349)

Baik : 76-100%

Cukup : 56-75%

Kurang baik : 41-55%

Jelek : ≤ 40%

Lampiran 11

Page 90: BUDI KUSUMA NINGRUM

RESERVOIR DI PDAM TIRTA GEMILANG KABUPATEN MAGELANG

TAHUN 2010

Check list

Jenis reservoir:

No. Item yang diamati Ya Tidak

1. Apakah reservoir terhindar dari pencemaran fisik, kimia dan

bakteriologis.

2. Apakah reservoir tidak terdapat retakan

3. Apakah reservoir mempunyai lubang periksa manhole?

4. Apakah manhole terlindung dengan penutup?

5. Apakah ujung pipa udara, pipa peluap menghadap kebawah?

6. Apakah pada reservoir dilakukan pemeriksaan khlor?

JUMLAH

Rumus �jumlah jawaban Ya

jumlah item seluruhnya�100%

Kriteria menurut S. Ari Kunto (1998, h.349)

Baik : 76-100%

Cukup : 56-75%

Kurang baik : 41-55%

Jelek : ≤ 40%

Lampiran 12

Page 91: BUDI KUSUMA NINGRUM

PETA JARINGAN DISTRIBUSI PDAM TIRTA GEMILANG

WILAYAH PELAYANAN MERTOYUDAN SISTEM SIJAJURANG KABUPATEN MAGELANG

Lampiran 4

Page 92: BUDI KUSUMA NINGRUM

UJI REGRESI LINIER SEDERHANA

Regression

Variables Entered/Removedb

Jaraka . Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Sisa_Chlorb.

Model Summary

,948a ,899 ,895 ,07274

Model1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Jaraka.

ANOVAb

1,315 1 1,315 248,548 ,000a

,148 28 ,005

1,463 29

Regression

Residual

Total

Model1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Jaraka.

Dependent Variable: Sisa_Chlorb.

Coefficientsa

,713 ,034 20,692 ,000

-,068 ,004 -,948 -15,765 ,000

(Constant)

Jarak

Model1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Sisa_Chlora.

Lampiran 3