Perumahan & Permukiman

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sebagai Pemenuhan Tugas Matkul Perumahan & Permukiman. semua isi merupakan pencarian data dari internet dan kami tidak survey langsung.pergunakanlah informasi ini dengan baik. thanks :)

Citation preview

  • UNIVERSITAS GUNADARMA

    PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

    LAND AND DELIVERY SYSTEM FOR HOUSING AND

    HUMAN SETTLEMENTS DEVELOPMENT

    KOTA KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR

    Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan

    Universitas Gunadarma

    2015

    Kelompok

    : Aryo Ramadhan Saputro (21312196)

    : Exuen Sugiarto Joko P. (22312585)

    : Siti Finika Nurasih (27312054)

    Jurusan : Teknik Arsitektur

    Dosen : Dr. Ir. Ruswandi Tahrir, MSP.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG ii

    ABSTRAKSI

    Rumah adalah struktur fisik atau bangunan dimana berfungsi sebagai tempat

    berlindung, dimana yang lingkungan sekitarnya berguna untuk kesehatan jasmani dan

    rohani, serta keadaan sosialnya baik untuk keluarga maupun individu. Setiap manusia

    berhak memiliki tempat berlindung atau bernaung yang layak, sehat, aman, dan

    memberikan pengaruh yang baik pada kesehatan jasmani maua psikologinya.

    Sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai

    lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan

    yang bekerja dengan sebagaimana mestinya. Kemudian lebih dari kesatuan perumahan

    menjadikan sebuah permukiman yang memiliki sarana prasarana, utilitas, dan fasilitas

    penunjang lainnya dengan skala kawasan perkotaan atau skala pedesaan.

    Pada pembahasan kali ini akan dibahas tentang menganalisis jumlah penduduk,

    peraturan peraturan tentang perumahan dan permukiman, kemudian menganalisis

    tanah peruntukan dan luasnya untuk perumahan bagi penduduk Kota Kupang, Nusa

    Tenggara Timur. Serta membahas tentang menciptakan Kota Kupang sebagai kota

    ramah lingkungan yang berkelanjutan (sustained eco city), dan menciptakan warga

    negara yang cerdas (smart growth citizen) dalam membangun kotanya.

    Kata Kunci : Perumahan dan Permukiman, Penduduk, Kota Kupang, Peruntukan

    Lahan Perumahan Kota Kupang, Sustained Eco City, Smart Growth Citizen

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya, serta telah memberikan

    kelancaran dan kemudahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang bertujuan

    untuk memenuhi tugas mata kuliah Perumahan dan Permukiman, Jurusan Teknik

    Arsitektur, Universitas Gunadarma, dengan judul Land And Delivery System For

    Housing And Human Settements Development Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

    Tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh kami dalam merampungkan Karya

    Tulis Ilmiah ini. Banyak dukungan, saran, dan bimbingan telah membantu kami, maka

    dari itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :

    1) Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam

    menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.

    2) Prof. Dr. E.S. Margianti, SE. MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma.

    3) Dr. Ir. Raziq Hasan, MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

    Perencanaan Universitas Gunadarma.

    4) Dr. Ir. Arief Rahman, MT., selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas, Teknik

    Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma.

    5) Dr. Ir. Ruswandi Tahrir, MSP., selaku Dosen Mata Kuliah Perumahan dan

    Permukiman yang telah memberikan waktu, saran, dan bimbingannya kepada

    kami sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

    6) Orang tua dan keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan motivasi

    bagi kami.

    7) Teman teman kelas 4TB03 Teknik Arsitektur yang telah saling membantu

    dan mendukung dalam merampungkan Karya Tulis Ilmiah ini.

    8) Teman teman Jurusan Teknik Araitektur Angkatan 2012 yang telah

    memberikan dukungan kepada kami.

    9) Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak

    dapat disebutkan satu persatu.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG iv

    Kami menyadari adanya kekurangan dalam Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena

    itu kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan

    penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

    Depok, Desember 2015

    Tim Penyusun

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG v

    DAFTAR ISI

    COVER i

    ABSTRAKSI ii

    KATA PENGANTAR iii

    DAFTAR ISI v

    DAFTAR GAMBAR ix

    DAFTAR TABEL x

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1. Latar Belakang Masalah 1

    1.2. Rumusah Masalah 2

    1.3. Tujuan 2

    1.4. Manfaat 2

    BAB II LANDASAN TEORI 3

    2.1. Pengertian Penduduk 3

    A. Pengertian Penduduk Menurut Ahli 3

    B. Pengertian Penduduk / Warga Negara Pada Pasal 26 UUD 1945 3

    C. Metoda Perhitungan Penduduk 3

    D. Parameter Perhitungan Penduduk 5

    2.2. Pengertian Rumah 7

    2.3. Pengertian Perumahan dan Permukiman 8

    A. Perumahan 8

    B. Permukiman 9

    2.4. Pengertian Pertanahan 9

    A. Pengertian Tanah 9

    B. Pengertian Hukum Agraria 11

    C. Hukum dan Manajemen Pertanahan 11

    2.5. Pengertian Perkotaan 15

    A. Pengertian Kota 15

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG vi

    B. Pengertian Perkotaan 16

    C. Persamaan dan Perbedaan Kota dengan Perkotaan 17

    2.6. Sarana dan Prasarana Pendukung 18

    A. Pengertian Sarana dan Prasarana 18

    B. Jenis Sarana dan Prasarana untuk Kawasan Permukiman 18

    2.7. Sustained Eco City 19

    2.8. Smart Growth Citizen 20

    BAB III PROFIL KOTA KUPANG 21

    3.1. Kondisi Geografis 21

    A. Batas Administratif 21

    B. Topografi 21

    C. Geologi 21

    3.2. Sejarah Kota Kupang 21

    A. Dasar Hukum Pembentukan 21

    B. Sejarah Kota Kupang 22

    3.3. Visi dan Misi 23

    A. Visi 23

    B. Misi 23

    3.4. Kependudukan 23

    3.5. Sarana Transportasi 27

    A. Udara 27

    B. Laut 27

    C. Darat 28

    3.6. Sarana Kesehatan 29

    A. Rumah Sakit Pemerintah 29

    B. Rumah Sakit / Klinik Swasta 30

    C. Daftar Puskesmas 30

    D. Laboratorium Kesehatan 30

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG vii

    3.7. Pendidikan 30

    3.8. Rencana Tata Ruang dan Peruntukan Kota Kupang 33

    A. Peta Rencana Pola Ruang Kota Kupang 33

    B. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Kupang 34

    C. Peta Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Kota Kupang 36

    3.9. Rencana Pembagian Ruang Kota Kupang 37

    A. Kawasan Pusat Perkantoran 37

    B. Kawasan Perdagangan, Jasa, dan Campuran 37

    C. Kawasan Industri 38

    D. Kawasan Pariwisata 38

    E. Kawasan Pendidikan dan Olahraga 38

    3.10. Potensi Wilayah Kota Kupang 39

    BAB IV ANALISA & PEMBAHASAN 41

    4.1. Perhitungan Jumlah Penduduk 41

    A. Data Jumlah Penduduk Kota Kupang 41

    B. Perhitungan Jumlah Penduduk 41

    4.2. Sistem Penyediaan Lahan Perumahan Kota Kupang 43

    A. Pengertian Sistem Penyediaan Lahan untuk Pembangunan Perumahan di

    Kota Kupang 43

    B. Unsur unsur Penyediaan Lahan untuk Pembangunan Perumahan di Kota

    Kupang 43

    4.3. Luas Lahan yang Dibutuhkan untuk Pembangunan Perumahan di Kota

    Kupang 50

    A. Jenis Rumah yang Akan Dikembangkan di Kota Kupang 50

    B. Pengembangan Lokasi Lahan yang Akan Dibangun untuk Perumahan di

    Kota Kupang 51

    C. Jumlah Penduduk dan Tipe Rumah yang Akan Dibangun Perumahan di

    Kota Kupang 53

    D. Luas Lahan yang Dibutuhkan untuk Pembangunan Perumahan di Kota

    Kupang 54

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG viii

    4.4. Pengembangan dan Pendampingan yang Dilakukan untuk Menciptakan

    Sustained Eco City dan Smart Growth Citizen 57

    A. Potensi Kota Kupang 56

    B. Pengembangan yang Dilakukan 57

    C. Pendampingan yang Dilakukan 62

    BAB V KESIMPULAN 63

    DAFTAR PUSTAKA 64

    LAMPIRAN 65

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1. Peta Administratif Kota Kupang 22

    Gambar 3.2. Walikota dan Wakil Walikota Kupang 23

    Gambar 3.3. Peta Kepadatan Penduduk Per Meter Persegi 26

    Gambar 3.4. Bandar Udara El Tari Kota Kupang 27

    Gambar 3.5. Pelabuhan Kota Kupang 28

    Gambar 3.6. Angkutan Umum Bemo Kota Kupang 29

    Gambar 3.7. Peta Rencana Pola Ruang Kota Kupang Tahun 2030 33

    Gambar 3.8. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Kupang Tahun 2030 34

    Gambar 3.9. Peta Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Kota Kupang 38

    Gambar 4.1. Peta Rencana Tata Ruang Kota Kupang 44

    Gambar 4.2. Peta Area Kepadatan Penduduk di Utara Kota Kupang 51

    Gambar 4.3. Peta Area Pengembangan Lokasi Perumahan di Selatan dan Tenggara

    Kota Kupang 52

    Gambar 4.4. Peta Area Pembangunan Perumahan di Kecamatan Maulafa dan

    Kecamatan Alak 52

    Gambar 4.5. Peta Kawasan Perumahan Tipe 21 54

    Gambar 4.6. Peta Kawasan Perumahan Tipe 36 55

    Gambar 4.7. Peta Kawasan Perumahan Tipe 45 55

    Gambar 4.8. Peta BWK (Bagian Wilayah Kota) Kota Kupang 2030 56

    Gambar 4.9. Lokasi Pelabuhan Pendaratan Ikan 58

    Gambar 4.10. Kawasan Pengembangan Agropolitan 59

    Gambar 4.11. Kawasan Pengembangan Konservasi 60

    Gambar 4.12. Kawasan Pengembangan Pariwisata 61

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Kelapa Lima 24

    Tabel 3.2. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Alak 24

    Tabel 3.3. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Maulafa 24

    Tabel 3.4. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Oebobo 25

    Tabel 3.5. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Kota Lama 25

    Tabel 3.6. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Kota Raja 25

    Tabel 3.7. Tabel Jumlah Penduduk Keseluruhan Kota Kupang 26

    Tabel 3.8. Tabel Data Sekolah Per Kecamatan Kota Kupang 40

    Tabel 3.9. Tabel Data Sekolah Berdasarkan Status 31

    Tabel 3.10. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Tingkat Sekolah 31

    Tabel 3.11. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Status Kepegawaian 31

    Tabel 3.12. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Pendidikan 31

    Tabel 3.14. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Usia 32

    Tabel 3.15. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan PNS dan NonPNS 32

    Tabel 3.16. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Jenis Kelamin 32

    Tabel 4.1. Tabel Jumlah Penduduk Kota Kupang Tahun 2012 2015 41

    Tabel 4.2. Tabel Jumlah Penduduk Kota Kupang Tahun 2012 2015 45

    Tabel 4.3. Tabel Jumlah Rumah Sakit Menurut Kecamatan dan Statusnya 48

    Tabel 4.4. Tabel Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan dan Jenisnya

    Tahun 2013 2014 48

    Tabel 4.5. Tabel Data Transportasi Darat Kota Kupang Tahun 2013 2014 47

    Tabel 4.6. Tabel Panjang Jalan Menurut Statusnya Tahun 2013 49

    Tabel 4.7. Tabel Panjang Jalan di Kota Kupang Menurut Jenis Permukaan 49

    Tabel 4.8. Tabel Persentase Penduduk menurut Golongan Pengeluaran per Kapita

    Sebulan, 2012 2013 50

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Republik Indonesia adalah adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi

    garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara

    Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan

    terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau, dan jumlah penduduk lebih dari

    237 juta jiwa.

    Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa inilah maka diperlukan

    fasilitas dan infrastruktur yang lengkap dan merata ke seluruh negeri. Hal yang

    utama dalam pemerataan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia adalah adanya

    tempat tinggal atau rumah.

    Rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk berlindung, dimana

    lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani, serta keadaan sosialnya

    baik untuk keluarga maupun individu. (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan

    Lingkungan, 2001)

    Sebagai salah satu kewajiban pemerintah Indonesia yaitu mensejahterakan

    rakyatnya, maka ketersediaan tempat tinggal haruslah diperhatikan dan setiap

    warga negara Indonesia behak mendapatkan tempat tinggal yang layak.

    Pada pembahasan kali ini akan dibahas tentang ketersediaan lahan untuk

    perumahan dan permukiman, serta menciptakan Sustained Eco City dan Smart

    Growth Citizen di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

    Banyak unsur dan faktor untuk memenuhi ketersediaan lahan untuk

    perumahan dan jenis rumah yang nantinya akan dibangun di lahan tersebut, serta

    dalam menciptakan Kota Kupang yang ramah lingkungan yang berkelanjutan dan

    memiliki penduduk yang cerdas dan pintar dalam mengelola potensi kota dimana

    mereka tinggal.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 2

    1.2. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana menyediakan lahan untuk perumahan dan permukiman di

    Kota Kupang.

    2. Bagaimana menciptakan sebuah kota ramah lingkungan yang

    berkelanjutan (sustained eco city) di Kota Kupang.

    3. Bagaimana menciptakan masyarakat kota yang cerdas dan pintar (smart

    growth citizen) di Kota Kupang.

    1.3. Tujuan

    1. Mengetahui ketersediaan lahan untuk perumahan dan permukiman di

    Kota Kupang.

    2. Mengetahui cara dan pendampingan yang akan dilakukan di Kota

    Kupang dalam menciptakan kota ramah lingkungan yang berkelanjutan

    (sustained eco city).

    3. Mengetahui cara dan pendampingan yang akan dilakukan untuk

    menciptakan masyarakat kota yang cerdas dan pintar (smart growth

    citizen) di Kota Kupang.

    1.4. Manfaat

    Adapun manfaat penulisan dari laporan penelitian arsitektur ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Hasil dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menjadi syarat dalam

    kelulusan Mata Kuliah Perumahan dan Permukiman.

    2. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menjadi ilmu pengetahuan tentang

    penyediaan lahan untuk perumahan, serta bagaimana menciptakan kota

    ramah lingkungan yang berkelanjutan dan masyarakat kota yang cerdas

    dan pintar.

    3. Menjadi bahan referensi dan literatur bagi mahasiswa arsitektur dan/atau

    pembaca, serta dunia arsitektur dimasa depan.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 3

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Pengertian Penduduk

    A. Pengertian Penduduk Menurut Ahli

    1. Menurut Jonny Purba, penduduk adalah orang yang matranya sebagai

    diri pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan

    himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas

    wilayah negara pada waktu tertentu.

    2. Menurut P.N.H. Simanjutak, penduduk adalah mereka yang bertempat

    tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah negara.

    3. Menurut Sri Murtono, Hassan Suryono, Martiyono, penduduk adalah

    setiap orang yang berdomisili atau bertempat tinggal di dalam wilayah

    suatu negara dalam waktu yang cukup lama.

    B. Pengertian Penduduk / Warga Negara Pada Pasal 26 UUD 1945

    1. Ayat 1; yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia

    asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang

    sebagai warga negara.

    2. Ayat 2; penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang

    bertempat tinggal di Indonesia.

    3. Ayat 3; hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan

    undang-undang.

    C. Metoda Perhitungan Penduduk

    1. Bunga Berganda

    Teknik ini menganggap perkembangan jumlah penduduk akan

    berganda dengan sendirinya. Rumus matematis bunga berganda adalah :

    Pt + n = Pt (1 + r) n

    Pt = Jumlah penduduk daerah yang diselidiki pada tahun dasar t

    Pt+n = Jumlah penduduk daerah yang diselidiki pada tahun t+n

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 4

    R = Rata-rata prosentase tambahan jumlah penduduk

    daerah yang diselidiki berdasarkan data masa lampau.

    2. Regresi Linier

    Proyeksi jumlah penduduk dengan pendekatan statis-tik adalah

    dengan cara regresi linier. Teknik ini merupa-kan teknis secara grafis,

    dengan cara garis ekstrapolasi ditarik dengan metoda selisih kuadrat

    minimum. Secara matematis, garis regresi dinyatakan dengan persamaan

    :

    P = a + bx

    P = Jumlah penduduk daerah yang diselidiki

    x = Nilai yang diambil dari variabel bebas

    a,b = Konstanta

    Perhitungan konstanta diperoleh berdasarkan perhitungan :

    P = Na + b X (1)

    PX = a X + b X2 (2)

    Persamaan (1) dan (2) memberi harga :

    a = P X2 - X XP

    N X2 - ( X)2

    b = N XP - X P

    N X2 - ( X) 2

    Dengan N = Jumlah tahun data pengamatan.

    Untuk kepentingan proyeksi, rumus regresi linier ditulis :

    Pt + n = a + b X t + n

    3. Cohort Survival Method (CSM)

    Teknik perhitungan ini didasarkan pada selisih antara angka

    kematian dan angka tetap hidup berbagai ke-lompok umur, kelamin, dan

    lain-lain. Biasanya penduduk dikelompokkan menurut usia. Untuk

    mengetahui pertambahan keseluruhan, kelompok umur yang tetap hidup

    dijumlahkan. Untuk mengetahui laju pertambahan penduduk masing-

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 5

    masing kelompok umur, digunakan daftar kematian tiap-tiap kelom-pok

    umur, dan juga angka keseluruhan wanita tiap kelompok umur.

    Untuk tiap selang (interval) usia, pertambahan jumlah penduduk

    diperhitungan dari :

    Jumlah wanita melahirkan pada tiap kelompok usia,

    Jumlah tetap hidup dengan menggunakan laju kematian pada tiap

    kelompok usia.

    Keuntungan dari teknik ini adalah hasil dari perk-iraan penduduk

    berdasarkan kelompok umur, tetapi menuntut persyaratan kelengkapan

    data. Usaha pendistribusian penduduk dilakukan untuk dapat pula

    mengurangi tekanan di daerah yang sangat padat dengan memperhatikan

    kepadatan minimum dan dikaitkan dengan usaha

    pengembangan/pembagian fasilitas dan utilitas lingkungan.

    D. Parameter Perhitungan Penduduk

    1. Fertalitas

    Hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita/sekelompok wanita

    menyangkut banyaknya bayi lahir hidup

    Faktor yang mempengaruhi fertilitas secara umum:

    Anggapan/kepercayaan yang dianut masyarakat

    Gender

    Beberapa macam rumus perhitungan penduduk melalui fertilitas

    adalah :

    a. Fertilitas / Kelahiran / Crude Birth Date (CBR), yaitu jumlah bayi

    yang lahir setiap 1000 penduduk dalam satu tahun. fertilitas ada tiga

    golongan :

    a. golongan tinggi, fertilitas lebih lebih dari 30

    b. golongan sedang, fertilitas antara 20 30

    c. golongan rendah , fertilitas kurang dari 20

    Rumus tingkat kelahiran ( CBR )

    CBR = L/P X 1000

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 6

    L = Jumlah kelahiran selama setahun

    p = jumlah penduduk pada pertengahan tahun

    b. Angka Kelahiran Umum / General Fertility Rate (GFR), yaitu

    banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita yang berusia 15 49 tahun

    dalam satu tahun.

    Rumus :

    GFR = L/W ( 15 49 ) X 1000

    L = banyaknya kelahiran selama satu tahun

    W = ( 15 49 ) = banyaknya penduduk wanita yang berumur 15

    49 tahun pada pertengahan tahun

    c. Angka Kelahiran Mneurut Kelompok Umur Tertentu / Age Spesific

    Fertility Rate (ASFR), yaitu banyaknya kelahiran setiap 1000 wanita

    pada kelompok umur tertentu.

    ASFR = Ls/Ws X 1000

    Ls = bayi yang dilahirkan wanita umur tertentu

    Ws = jumlah wanita pada umur tertentu pada pertengah tahun

    2. Mortalitas

    Perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu daerah ke

    daerah lain, bagian dari mobilitas penduduk.

    Faktor yang mempengaruhi migrasi :

    Faktor-faktor daerah asal

    Faktor-faktor yang terdapat pada daerah tujuan

    Rintangan antara

    Faktor-faktor individual

    a. Mortalitas / Tingkat Kematian / Angka Kematian Kasar / Crude

    Death Rate, yaitu jumlah kematian setiap 1000 penduduk dalam

    satu tahun.

    Mortalitas ada tiga golongan / kriteria :

    1. golongan rendah, mortalitas antara 9-13

    2. golongan sedang, mortalitas nya antara 14-18

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 7

    3. golongan tinggi, mortalitasnya lebih dari 18

    Rumus tingkat kematian ( CDR )

    CDR = M/P X 1000

    M= Jumlah kematian

    P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

    b. Angka Kematian Menurut Umur / Age Specifi Death Rate

    (ASDR), yaitu angka banyaknya kematian pada kelompok umur

    tertentu setiap 1000 penduduk dalam kelompok umur yang sama.

    Rumus :

    ASDR = Ms/Ps X 1000

    Ms = Jumlah kematian dari kelompok umur tertentu

    Ps = Jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun

    c. Angka Kematian Bayi / Infrant Mortality Rate (IMR), yaitu jumlah

    bayi yang mati setiap 1000 bayi yang lahir hidup dalam setahun.

    IMR digolongkan menjadi empat kriteria :

    1. golongan sangat tinggi , apabila lebih 125

    2. golongan tinggi, apanbila 75-125

    3. golongan sedang, apabila 35-75

    4. golongan rendah, apabila kurang 35

    IMR dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan tingkat

    kesehatan masyarakat.

    Rumus :

    IMR= Mo/L X 1000

    Mo = Jumlah kematian umur kurang dari 1 tahun

    L = Jumlah kelahiran

    2.2. Pengertian Rumah

    Rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk berlindung, dimana

    lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani, serta keadaan sosialnya

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 8

    baik untuk keluarga maupun individu. (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan

    Lingkungan, 2001)

    Fungsi Rumah (Turner, 1972:164-167), yaitu :

    3. Rumah sebagai penunjang identitas keluarga, yang diwujudkan dalam

    kualitas hunian atau perlindungan yang diberian rumah. Kebutuhan

    tempat tinggal dimaksudkan agar penghuni mempunyai tempat tinggal

    atau berteduh secukupnya untuk melindungi keluarga dari iklim

    setempat.

    4. Rumah sebagai penunjang kesempatan keluarga untuk berkembang

    dalam kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi atau fungsi

    pengembangan keluarga. Fungsi ini diwudkan dalam lokasi tempat

    rumah itu didirikan. Kebutuhan berupa akses ini diterjemahkan dalam

    pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke tempat kerja guna

    mendapatkan sumber penghasilan.

    5. Rumah sebagai penunjang rasa aman dalam arti terjaminnya kehidupan

    keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah, jaminan keamanan

    lingkungan perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan berupa

    kepemilikan rumah dan lahan.

    Secara umum dapat disimpulkan penduduk adalah orang yang bertempat

    tinggal atau berdomisili di dalam wilayah sebuah negara dalam waktu yang cukup

    lama, serta yang secara hukum memiliki data bertempat tinggal di dalam wilayah

    sebuah negara tersebut.

    2.3. Pengertian Perumahan dan Permukiman

    A. Perumahan

    Menurut UU No. 1 Tahun 2011, Perumahan adalah kumpulan rumah

    sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang

    dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya

    pemenuhan rumah yang layak huni.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 9

    Jadi, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai

    lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana

    lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan, seperti penyediaan air

    minum dan air bersih, pembuangan sampah, tersedianya listrik, jaringan

    telepon, jalan, yang memungkinkan sebuah lingkungan perumahan berjalan

    sebagaimana mestinya.

    B. Permukiman

    Permukiman sering disebut perumahan atau sebaliknya. Perumahan

    memberikan kesan tentang rumah beserta prasarana dan sarana lingkungannya.

    Perumahan menitikberatkan pada fisik, atau benda mati yaitu house dan land

    settlement. Permukiman berasal dari kata to sttle atau berarti menempati atau

    mendiami yang berkembang menjadi sebuah proses yang berkelanjutan, yaitu

    permukiman tidak menetap, semi menetap, bersifat sementara atau musiman.

    Perumahan adalah satu sisi rumah yang disatukan disebuah kawasan

    petempatan. Didalam saatu unsur perumahan terdapat beberapa sub unsur

    rumah rumah dengan segala kemudahan fisikal seperti kedai kedai, sekolah,

    dan lain lain. Di kawasan perumahan, masyarakat hidup berkelompok dan

    bersosialisasi antara satu sama lain. (Suparno, 2006)

    Menurut UU No. 1 Tahun 2011, Permukiman adalah bagian dari

    lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang

    mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang

    kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

    2.4. Pengertian Pertanahan

    A. Pengertian Tanah

    Pengertian tanah menurut para ahli :

    6. Berzelius (1803), tanah sebagai laboratorium kimia alam dimana proses

    dekomposisi dan reaksi sintesis kimia berlangsung secara terang. Disini

    tampak jelas bahwa tanah belum lagi dianggap sebagai alat prodksi

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 10

    pertanian melainkan tempat berlangsungnya segala reaksi kimia yang

    terjadi di alam.

    7. Justus Von Liebig (1840), tanah sebagai tabung reaksi dimana seseorang

    dapat mengetahui jumlah dan jenis hara tanaman. Tanah merupakan

    gudang persediaan mineral-mineral yang bersifat statis.

    8. Falluo (1871), tanah tidak hanya sebagai batu-batuan tetapi juga bagian

    dari petografi (petros = batuan) pertanian.Tanah adalah produk hancuran

    iklim (weathering) yang bercampur dengan bahan organik.

    9. Davy (1913), tanah sebagai laboratorium yang menyediakan unsur-

    unsur hara tanaman (nutriens).

    10. Werner (1918), tanah adalah lapisan hitam tipis yang menutupi bahan

    padat kering terdiri atas bahan bumi berupa partikel-patikel kecil yang

    mudah remah, sisa vegetasi dan hewan.

    11. Joffe (1949), tanah adalah bangunan alam tersusun atas horizon-horison

    yang terdiri atas bahan mineral dan organik, biasanya tak-padu,

    mempunyai tebal yang berbeda-beda dan yang berbeda pula dengan

    bahan induk yang ada di bawahnya dalam hal morfologi, sifat dan

    susunan fisik, sifat dan susunan kimia, dan sifat-sifat biologi.

    12. Bremmer (1958), tanah adalah bagian permukaan kulit bumi yang

    dijadikan oleh pelapukan kimia dan fisik serta kegiatan berbagai

    tumbuhan dan hewan.

    Tanah sebagai bagian dari bumi diatur dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA, yaitu

    atas dasar hak menguasai dari negara sebagai yang dimaksud dalam Pasal 2

    ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut

    tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri

    maupun bersama-sama dengan orang-orang lain serta badan-badan hukum.

    Yang dimaksud dengan hak atas tanah itu sendiri yaitu merupakan hak yang

    memberi wewenang kepada pemegang haknya untuk mempergunakan atau

    mengambil manfaat dari tanah yang dihakinya tersebut.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 11

    B. Pengertian Hukum Agraria

    Agraria berasal dari kata akker (Bhs. Belanda), agros (Bhs. Yunani) yang

    berarti tanah pertanian; agger (Bhs Latin) yang berarti tanah atau sebidang

    tanah; agrarius (Bhs. Latin) yang berarti perladangan, persawahan, pertanian;

    dan agrarian (Bhs. Inggris) yang berarti tanah untuk pertanian.

    Pengertian agraria dapat pula dilihat dari beberapa kamus, di antaranya

    dalam Blacks Law Dictionary (1991 : 43) yang menyebutkan agrarian is

    relating to land, or to a division or distribution of land; as an agrarian laws.

    Dalam kamus hukum karya Andi Hamzah (1986 : 32), agraria diartikan sebagai

    masalah tanah dan semua yang ada di dalam dan di atasnya. Lebih lanjut dalam

    kamus hukum yang ditulis oleh Subekti dan R. Tjitrosoedibio (1983 : 12),

    agraria merupakan urusan tanah dan segala apa yang ada di dalam dan di

    atasnya.

    Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

    pengertian agraria dalam arti sempit memang hanya meliputi permukaan bumi

    yang disebut tanah (tanah yang dimaksud di sini bukan dalam arti fisik

    melainkan dalam arti yuridis, yaitu hak), namun agraria dalam arti luas

    meliputi bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang terkandung di

    dalamnya.

    C. Hukum dan Manajemen Pertanahan

    1. Hukum Tanah

    Hukum tanah merupakan keseluruhan ketentuan baik tertulis maupun

    tidak tertulis yang semuanya memiliki objek pengaturan yang sama yaitu

    hak-hak penguasaan atas tanah sebagai lembaga-lembaga hukum dan sebagai

    hubungan hukum konkrit, beraspek publik dan privat, yang dapat disusun

    dan dipelajari secara sistematis, hingga keseluruhannya menjadi satu

    kesatuan yang merupakan satu sistem. (Urip Santoso, 2006 : 12)

    2. Manajemen Pertanahan

    Manajemen pertanahan adalah upaya pemerintah dibidang pertanahan

    dalam menentukan dan mencapai sasaran dengan memanfaatkan sumber

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 12

    daya baik manusia maupun material melalui koordinasi dengan menjalankan

    fubgsi - fungsi :

    a. Planing (perencanaan)

    b. Executing atau pelaksanaan rencana dalam mencapai tujuan melalui

    pengambilan keputusan.

    c. Organizing atau membentuk organisasi dan menata kelompok

    manusia serta hubungan satu sama lain.

    d. Persuading yaitu mendorong kelompok manusia tersebut untuk

    bekerjasama, berkomunikasi, memberi perintah, memberi laporan,

    menanamkan pengertian, penghargaan, gaji, dan insetif.

    e. Leading yaitu kemampuan untuk memimpin.

    f. Evaluating yaitu memberikan penilaian melalui fungsi pengawasan

    berupa teguran agar tercipta suatu apresiasi baik bersifat persuasif

    maupun motivasi.

    3. Penatagunaan Tanah

    Menurut Nandang (2.19-2.20: 2002), penatagunaan tanah adalah

    serangkaian kegiatan penataan, peruntukan, penggunaan, dan penyelesaian

    tanah secara berkesinambungan dan teratur berdasarkan asas manfaat, lestari,

    optimal, seimbang, dan serasi.

    Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Direktorat Tata Guna

    mempunyai fungsi :

    a. Melaksanakan pengumpulan data dibidang tata guna tanah,

    b. Mempersiapkan dan menyusun rencana dan program kerja serta

    menghimpun dan mengevaluasi hasil pelaksanaan pengurusan tata

    guna tanah,

    c. Membina dan melakasanakan penggambaran, penggandaan,

    perawatan, pemeriksaan, dan publikasi peta-peta tata guna tanah,

    d. Melaksanakan kegiatan dalam memperlancar kegiatan pelayan

    umum dibidang tata guna tanah,

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 13

    e. Membina dan mengembangkan teknis pekerjaan, tenaga peralatan

    dan keuangan dalam rangka pelaksaan rencana kegiatan,

    f. Melakukan urusan tata usaha Direktorat.

    g. Dari Rumusan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tugas Direktora

    Tata Guna Tanah adalah :

    h. Mengadakan pengumpulan data,

    i. Memberikan petunjuk,

    j. Menyelenggarakan koordinasi,

    k. Memberikan pertimbangan-pertimbangan atau fatwa dibidang Tata

    Guna Tanah,

    l. Menyebarluaskan hasil-hasil kegiatan,

    m. Memberikan pelayanan umum.

    Pelaksaan penatagunaan tanah dilakukan dengan memperhatikan fakta-

    fakta yang ada berdasarkan hasil survei dan analisis lapangan dikaitkan

    dengan kebijakan rencana pemerintah setempat serta perencanaan yang

    sudah ditetapkan untuk diperoleh suatu data pokok perencanaan penggunaan

    tanah (land use planning).

    4. Penataan Penguasaan Tanah

    Menurut Nandang (2.20-2.21: 2002), fungsi penguasaan tanah dilakukan

    melalui kebijakan landreform yang meliputi fungsi pengawasan pembatasan

    penguasaan pemilikan dan penggunaan tanah untuk melaksanakan proses

    sebagaimana pasal 6 UUPA(fungsi sosial hak atas tanah), pasal 7 UUPA

    (pemilikan atau penguasaan tanah dibatasi), pasal 10 UUPA (atas bahwa

    setiap pemilik tanah harus menggarap atau mengusahakan sendiri tanahnya),

    dan pasal 17 UUPA (pemerintah menguasai tanah yang melewati batas

    maksimum pemilikan).

    Tujuan Landreform yang diselenggarakan di Indonesia adalah untuk

    mempertinggi penghasilan dan taraf hidup para petani penggarap tanah,

    sebagai landasan atau prasyarat untuk menyelenggarakan pembangunan

    ekonomi menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 14

    5. Pengurusan Hak Tanah

    Menurut Nandang (2.21-2.22: 2002), fungsi pengurusan tanah sebagai

    pelaksanaan pasal 2 UUPA adalah wewenang untuk mengatur hubungan

    hukum antara orang dan perbuatan hukum antara orang dan perbuatan hukum

    mengenai bumu atau tanah. Kemudian dalam pasal 4 UUPA ditentukan

    bermacam-macam hak atas tanah yang berasal dari hak menguasai oleh

    negara yang selanjutnya dijabarkan dalam pasal 16 UUPA yang meliputi

    hak-hak sebagai berikut :

    a. Hak milik,

    b. Hak Guna Usaha

    c. Hak Pakai,

    d. Hak Sewa,

    e. Hak Membuka Tanah,

    f. Hak Memungut Hasil Hutan,

    g. Hak-hak lain yang akan ditetapkan lebih lanjut (hak pengelolaan,

    hak milik satuan Rumah Susun).

    Fungsi pengurusan hak atas tanah berkaitan dengan fungsi pengadaan

    tanah karena pengertian pengadaan tanah menunjuk pada perbuatan hukum

    yang melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah yang

    dikuasainya dengan memberikan ganti kerugian atas dasar musyawarah.

    Berdasarkan pengertian tersebut, dalam rangka pengadaan tanah pasti akan

    berlanjut dengan perubahan hak atas tanah yang diselenggarakan dengan

    penggunaan tanah tersebut nantinya.

    6. Pengukuran dan Pendaftaran Tanah

    Menurut Nandang (2.23-2.24: 2002), pengukuran dan pendaftaran tanah

    merupakan pelaksanaan dari pasal 19 UUPA yang terdiri dari kegiatan-

    kegiatan sebagai berikut :

    a. Pengumpulan data dan pengelolaan data fisik

    b. Pengumpulan dan pengolahan data Yuridis serta pembukuan haknya

    c. Penertiban sertifikat

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 15

    d. Penyajian data fisik dan data Yuridis

    e. Penyimpangan daftar umum dan dokumen

    Selanjutnya Effendi (95-96:1994), menjelaskan tujuan dan fungsi dari

    pendaftaran tanah. Pendaftaran tanah bertujuan untuk menjamin kepastian

    hukum dan kepastian atas hak tanah, denagn diselenggarakanya pendaftaran

    tanah maka pihak-pihak yang bersangkutan dengan mudah dapat mengetahui

    status atau kedudukan hukum daripada tanah tertentu yang dihadapinya,

    letak, luas, dan batas-batasnya, siapa yang punya, dan beban apa yang ada

    diatasnya. Kemudian Fungsi pendaftaran tanah ialah untuk memperoleh alat

    pembuktian yang kuat tentang sahnya perbuatan hukum mengenai tanah.

    2.5. Pengertian Perkotaan

    A. Pengertian Kota

    7. Kamus Tata Ruang, kota adalah pemukiman yang berpenduduk relatif besar,

    luas area terbatas, pada umumnya bersifat non-agraris, dan kepadatan

    penduduk relatif tinggi.

    8. SMSAI (Standard Metropolitan Statistical Area) USA Canada, kota adalah

    tempat yang:

    a. Penduduknya 50.000 jiwa atau gabungan 2 kota dengan total penduduk

    50.000 jiwa.

    b. Merupakan gabungan kota-kota kecil dengan masing-masing jumlah

    penduduknya kurang lebih 15.000 jiwa.

    c. Menunjukkan hubungan antara aspek ekonomi dan sosial.

    d. 75% penduduknya bekerja di sektor non pertanian.

    e. Mayoritas penduduk bekerja di kota.

    f. Kepadatan penduduknya 375 jiwa / hektar.

    9. Max Weber, kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi

    sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya

    pasar sebagai benteng serta mempunyai sistem hukum tersendiri dan bersifat

    kosmopolitan.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 16

    10. Alan S. Burger, kota adalah suatu permukiman yang menetap

    (permanen) dengan penduduk yang heterogen, dimana di kota itu dilengkapi

    dengan berbagai fasilitas yang terintegrasi membentuk suatu sistem sosial

    dan seterusnya.

    11. UU No. 22 th. 1999 Tentang Otonomi Daerah, kota adalah kawasan

    yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi

    kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan

    kegiatan ekonomi.

    12. Peraturan Mendagri RI No. 4 th. 1980, kota adalah suatu wadah yang

    memiliki batasan administrasi wilayah seperti kotamadya dan kota

    administratif. Kota juga berarti suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang

    mempunyai ciri non agraris, misalnya ibukota kabupaten, ibukota kecamatan

    yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan.

    13. Peraturan Mendagri No. 2 th. 1987, kota adalah pusat permukiman dan

    kegiatan penduduk yang mempunyai batasan wilayah administrasi yang

    diatur dalam peraturan perundangan, serta permukiman yang telah

    memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.

    B. Pengertian Perkotaan

    Perkotaan adalah satuan pemukiman bukan pedesaan yang berperan

    didalam satuan wilayah pengembangan dan atau wilayah nasional sebagai

    simpul jasa, menurut pengamatan tertentu.

    Perkotaan merupakan suatu perkembangan kota yang melibatkan seluruh

    elemen-elemen di dalamnya yang menyangkut kota itu sendiri.

    Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian

    dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,

    pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan

    kegiatan ekonomi.

    Kriteria kawasan perkotaan adalah sebagai berikut :

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 17

    a. Memiliki karakteristik kegiatan utama budidaya bukan pertanian atau

    mata pencaharian penduduknya terutama di bidang industri,

    perdagangan dan jasa.

    b. Memiliki karakteristik sebagai pemusatan dan distribusi pelayanan

    barang dan jasa didukung prasarana dan sarana termasuk pergantian

    moda transportasi dengan pelayanan skala kabupaten atau beberapa

    kecamatan.

    C. Persamaan dan Perbedaan Kota dengan Perkotaan

    1. Persamaan Kota dengan Perkotaan

    Persamaan kota dan perkotaan terletak pada ciri masyarakatnya, antara

    lain :

    a. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan

    kehidupan keagamaan di desa.

    b. Orang-orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri

    tanpa harus bergantung pada orang-orang lain.

    c. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan

    mempunyai batas-batas yang nyata.

    d. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga

    lebih banyak diperoleh warga.

    e. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat.

    f. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatka pentingnya

    factor waktu bagi warga kota.

    g. Perubahan-perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota,

    sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-

    pengaruh dari luar.

    2. Perbedaan Kota dengan Perkotaan

    Kota adalah pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni

    oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Sedangakan

    perkotaan adalah suatu kondisi wilayah yang pola kehidupanya tidak terbatas

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 18

    pada bentuk administrasi akan tetapi lebih pada pola kehidupan yang

    modern.

    2.6. Sarana dan Prasarana Pendukung

    A. Pengertian Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasarana adalah suatu fasilitas fisik yang merupakan faktor

    potensial untuk menentukan kesuksesan pembangunan suatu wilayah. Oleh

    karena itu, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai agar suatu

    pembangunan dapat berjalan dengan baik. (Grigg; 1988. & Jayadinata; 1992)

    Tujuan pembangunan sarana dan prasarana adalah untuk memberikan

    kenyamanan dan kemudahan bagi penghuni permukiman serta mewujudkan

    kawasan kota yang ditata secara lebih baik sesuai dengan fungsinya.

    (Rukmana; 1988. & Budiharjo; 1996)

    Menurut beberapa pengertian diatas, sarana prasarana adalah suatu fasilitas

    fisik yang disediakan untuk kepentingan penduduk suatu kota atau wilayah

    yang berfungsi memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penduduk dalam

    melakukan aktivitas mereka, serta untuk mewujudkan kawasan kota yang

    tertata dengan baik sesuai dengan baik.

    B. Jenis Sarana dan Prasarana untuk Kawasan Permukiman

    Berdasarkan UURI No. 4/1992 (tentang Perumahan dan Permukiman)

    dapat diketahui berbagai jenis prasarana permukiman seperti yang tercantum

    dalam Pasal 5 - 7, meliputi :

    3. Sarana dasar yang utama bagi berfungsinya suatu lingkungan permukiman

    adalah (Pasal 5):

    a. Jaringan jalan untuk mobilitas manusia dan angkutan barang,

    pencegahan perambatan kebakaran, serta untuk menciptakan ruang

    dan bangunan yang teratur;

    b. Jaringan saluran pembuangan air limbah dan tempat pembuangan

    sampah untuk kesehatan lingkungan; dan

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 19

    c. Jaringan saluran air hujan untuk pengatusan/drainase, dan

    pencegahan banjir setempat. Dalam keadaan tidak terdapat air tanah

    sebagai sumber air bersih, jaringan air bersih merupakan sarana

    dasar.

    4. Fasilitas penunjang dimaksud dapat meliputi aspek ekonomi yang antara lain

    berupa bangunan perniagaan/perbelanjaan yang tidak mencemari lingkungan.

    Sedangkan fasilitas penunjang yang meliputi aspek sosial-budaya, antara lain

    berupa bangunan pelayanan umum dan pemerintahan, pendidikan dan

    kesehatan, peribadatan, rekreasi dan olah raga, pemakaman dan pertamanan

    (Pasal 6).

    5. Utilitas umum meliputi antara lain: jaringan air bersih, jaringan listrik,

    jaringan telefon, jaringan gas, jaringan transportasi, dan pemadam kebakaran.

    Fasilitas umum membutuhkan pengelolaan secara berkelanjutan dan

    profesional oleh badan usaha agar dapat memberikan pelayanan yang

    memadai kepada masyarakat (Pasal 7).

    2.7. Sustained Eco City

    SELF memiliki arti dasar yaitu diri sendiri; menggambarkan individu sebagai

    dirinya sendiri; mandiri.

    SUSTAINED memiliki arti yaitu keberlanjutan yang memiliki kemampuan

    untuk menjaga dan mempertahankan keseimbangan proses atau kondisi suatu

    sistem, yang terkait dengan sistem hayati dan binaan.

    ECO CITY adalah sebuah konsep yang yang diterapkan oleh sebuah kota yang

    ramah lingkungan dan juga untuk menjadi kota yang berkelanjutan. Konsep ini

    mengajarkan kita untuk kembali ke alam dan juga menghemat energi yang ada,

    contohnya tidak sering menggunakan kendaraan bermotor dan pribadi serta lebih

    memilih menggunakan transportasi umum, membuat Ruang Terbuka Hijau, dan

    tidak merusak lingkungan alam.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 20

    Dari penjelasan di atas SELF SUSTAINED ECO CITY memiliki arti adalah

    sebuah kota yang menerapkan konsep ramah lingkungan yang bersifat mandiri

    serta memiliki arah kota yang berkelanjutan dalam menjaga konsep ramah

    lingkungan itu sendiri.

    2.8. Smart Growth Citizen

    SMART memiliki arti pintar; cerdas.

    GROWTH memiliki arti pertumbuhan; perkembangan; perkembangan secara

    kualitas maupun kuantitas yang meningkat.

    CITIZEN memiliki arti warga negara; warga kota; penduduk; komunitas.

    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa SMART GROWT CITIZEN

    memiliki arti penduduk mandiri yang memiliki konsep pemikiran pintar dalam

    mengembangkan dan mengolah potensi yang ada di kota tempat mereka tinggal.

    Selain dapat mengembangkan dan mengolah potensi, para penduduk dapat

    menjaga keseimbangan lingkungan alam di kota tersebut, serta dapat menjaga dan

    memperbarui potensi yang ada di kota mereka tinggal.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 21

    BAB III

    PROFIL KOTA KUPANG, NTT

    3.1. Kondisi Geografis

    A. Batas Administratif

    1. Luas : 18.027 km2

    2. Timur : Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang

    3. Barat : Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang

    4. Utara : Teluk Kupang

    5. Selatan : Kecamatan Nakamese dan Kecamatan Taebenu, Kabupaten

    Kupang

    B. Topografi

    1. Daerah tertinggi diatas permukaan laut di bagian selatan dengan

    ketinggian 100 350 m.

    2. Daerah terendah diatas permukaan laut di bagian utara 0 50 m.

    3. Tingkat kemiringan rata rata 15%.

    C. Geologi

    Pembentukan tanah terdiri dari bahan keras dan bahan non vulkanis.

    Bahan bahan mediteran/rencinal/liosol terdapat di kecamatan Alak,

    Maulafa, Oebobo, Kota Raja, Kelapa Lima, dan Kota Lama.

    Batas Geofrafis :

    1. 100 36 14 100 39 58Lintang Selatan.

    2. 1230 32 23 1230 37 01Bujur Timur.

    3.2. Sejarah Kota Kupang

    A. Dasar Hukum Pembentukan

    Kota Kupang dibentuk berdasarkan UU No. 5 tahun 1996 dan

    dituangkan dalam lembar negara No. 3632 tahun 1996. Peresmiannya

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 22

    Kecamatan Alak

    Kecamatan Kota Lima

    Kecamatan Oebobo

    Kecamatan Maulafa

    Kecamatan Kota Raja

    Kecamatan Kota Lama

    dilakukan oleh Mendagri Yogi SM pada 25 April 1996, sekaligus

    mengangkat Letkol Inf. S. K. Lerik menjadi Walikota Kupang.

    B. Sejarah Kota Kupang

    Nama Kupang berasal dari kata Lai Kopan (=Nai Kopan) yaitu nama

    seorang raja yang memerintah Kota Kupang sebelum bangsa portugis

    datang ke NTT.

    Pada tahun 1486 Pulau Timor memiliki 12 kota bandar yang sering

    ramai dikunjungi pedangang dari kawasan Indonesia Barat untuk mencari

    kayu cendana, namun kedua belas kota tersebut tidak disebutkan namanya.

    Salah satu kota dari kota bandar tersebut terletak di pesisir pantai yang

    strategis di Pulau Timor. Diduga kota tersebut adalah kota yang dikenal

    saat ini sebagai Kupang.

    Kota Kupang terdiri dari 6 kecamatan yaitu Alak, Maulafa, Oebobo,

    Kota Raja, Kota Lima, dan Kota Lama serta 51 kelurahan.

    Gambar 3.1. Peta Administratif Kota Kupang

    Sumber : Kumpulan Peta Administrasi Indonesia

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 23

    3.3. Visi dan Misi

    A. Visi

    Mewujudkan Kota Kupang sebagai Kota Berbudaya, Modern, Produktif

    dan Nyaman yang berkelanjutan.

    B. Misi

    1. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat.

    2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Masyarakat Kota

    Kupang yang Berkualitas.

    3. Meningkatkan Mutu Pelayanan Publik dan Penegakan Supremasi

    Hukum.

    4. Mewujudkan Tata Ruang Wilayah dan Infrastruktur Perkotaan yang

    Berkelanjutan.

    5. Merningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat.

    Pada periode 2012 2017, Kota Kupang dipimpin oleh :

    Sumber : www.kupangkota.go.id

    3.4. Kependudukan

    Kota Kupang mengalami perkembangan yang pesat dari tahun ke tahun.

    Walikota Kupang (Periode

    2012 2017) JONAS SALEAN, SH.M.Si

    .

    Wakil Walikota Kupang (Periode

    2012 2017) dr. HERMANUS MAN

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 24

    Berdasarkan sumber dari website resmi Kota Kupang, diketahui jumlah

    penduduk kota tersebut adalah sebagai berikut :

    Tabel 3.1. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Kelapa Lima (Keadaan

    November 2014)

    Sumber : www.kupangkota.go.id

    Tabel 3.2. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Alak (Keadaan November

    2014)

    Sumber : www.kupangkota.go.id

    Tabel 3.3. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Maulafa (Keadaan November

    2014)

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 25

    Sumber : www.kupangkota.go.id

    Tabel 3.4. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Oebobo (Keadaan November

    2014)

    Sumber : www.kupangkota.go.id

    Tabel 3.5. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Kota Lama (Keadaan

    November 2014)

    Sumber : www.kupangkota.go.id

    Tabel 3.6. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Kota Raja (Keadaan

    November 2014)

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 26

    Sumber : www.kupangkota.go.id

    Tabel 3.7. Tabel Jumlah Penduduk Keseluruhan Kota Kupang (Keadaan

    November 2014)

    Sumber : www.kupangkota.go.id

    Dari sajian tabel diatas, persebaran penduduk Kota Kupang dapat dilihat

    pada gambar peta berikut :

    Gambar 3.3. Peta Kepadatan Penduduk Per Meter Persegi

    Sumber : www.bappedakotakupang.go.id/info

    Keterangan :

    Kepadatan 0 1000 m2

    Kepadatan 1000 5000 m2

    Kepadatan 5000 15000 m2

    Kepadatan 15000 - 20000 m2

    Kepadatan 20000 25000 m2

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 27

    3.5. Sarana Transformasi

    A. Udara

    Kota Kupang memiliki sebuah bandar udara dengan nama Bandar

    Udara Internasional El Tari. Dahulu bernama pelabuhan udara Penfui.

    Nama Bandar Udara El Tari untuk mengenang jasa (almarhum) mantan

    Gubernur Nusa Tenggara Timur, El Tari, sejak 20 Desember 1988. Istilah

    Pelabuhan Udara kemudian diubah menjadi Bandar Udara sejak tanggal 1

    September 1985.

    Pelabuhan udara ini ditetapkan sebagai pelabuhan udara kelas III.

    Dengan makin meningkatnya arus lalu lintas melalui Bandar Udara

    Kupang, maka untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan meningkatkan

    fungsi bandara, maka diterbitkan Surat Keputusan Bersama antara Menteri

    Perhubungan, Menteri Pertahanan Keamanan dan Menteri Keuangan

    dengan nomor : KEP/30/IX/75, KM 393/3/PHB 75 dan KEP.

    927.A/MK/IV/8/75[8], yaitu tentang Penggunaan Bersama Pangkalan dan

    Pelabuhan Udara. Dalam surat keputusan tersebut dinyatakan Pelabuhan

    Udara Penfui menjadi Pelabuhan Udara Sipil Kelas II.

    Gambar 3.4. Bandar Udara El Tari Kota Kupang

    Sumber : www.google.com

    B. Laut

    Pelabuhan Tanjung Karang Kupang dapat melayani kapal-kapal barang

    maupun penumpang. Dahulu melalui dermaga ini sering melayani kapal

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 28

    penumpang menuju Pante Makasar, Ruteng, Baa, Dili, Kalabahi dan lain-

    lain.

    Pelabuhan Niaga dan Pelabuhan Komersil terletak di daerah Tenau dan

    Bolok, yang merupakan wilayah Kabupaten Kupang.

    Di wilayah Kota Kupang terdapat Pelabuhan Rakyat di Namosain dan

    Pelabuhan Laut Kupang. Pelabuhan Kota Kupang merupakan pelabuhan

    tempat kapal kapal kayu melayani transportasi laut menuju Rote, Semau

    dan beberapa daerah di sekitar Kota Kupang. Sebelumnya juga digunakan

    oleh para nelayan sebagai tempat berlabuh dan bongkar muat hasil

    tangkapan.

    Sedangkan Pelabuhan Kupang yang merupakan pelabuhan laut tua, saat

    ini menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal layar dari luar negeri dan

    menjadi salah satu tempat persinggahan dalam kegiatan Sail Indonesia dari

    Darwin, Australia menuju beberapa pulau di Indonesia.

    Gambar 3.5. Pelabuhan Kota Kupang

    Sumber : www.google.com

    C. Darat

    Sistem transportasi darat Kota Kupang dilayani oleh minibus angkutan

    kota yang biasa disebut bemo. Ada pula layanan taksi dan beberapa rute

    dilayani oleh bus kota. Sebagian besar rute dalam kota dilayani oleh bemo

    yang menghubungkan beberapa terminal seperti Terminal Kupang,

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 29

    Terminal Oepura dan Terminal Oebobo. Untuk keberangkatan jalan darat

    ke luar kota dilayani di Terminal Oebobo.

    Selain itu terdapat juga jasa layanan transportasi roda dua yang lebih

    dikenal dengan ojek yang banyak dijumpai di setiap sudut Kota Kupang.

    Melalui jalan darat pula dilayani bus antar kota dalam provinsi ke SoE,

    Kefa dan Atambua, serta antar negara, yakni ke Dili, Timor Leste. Bus ini

    disediakan oleh berbagai penyedia layanan termasuk DAMRI. Layanan

    imigrasi Indonesia-Timor Leste dilaksanakan di Tasifeto Timur-Batugade.

    Gambar 3.6. Angkutan Umum Bemo Kota Kupang

    Sumber : www.google.com

    3.6. Sarana Kesehatan

    Kota Kupang memiliki sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah

    maupun yang dikelola oleh swasta. Berikut adalah daftar rumah sakit serta badan

    pelayanan kesehatan yang tersebar di Kota Kupang berdasarkan data dari website

    resmi Kota Kupang.

    A. Rumah Sakit Pemerintah

    1. RSUD W. Z. Johannes Kupang

    2. RS Bhayangkara Kupang

    3. RS Korem 161 Wira Sakti Kupang

    4. Rumkital Kupang

    5. RSUD S.K Lerik Kupang

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 30

    B. Rumah Sakit / Klinik Swasta

    1. RS Mamami

    2. RS Dedari

    3. RS Kartini

    4. RS Leona

    5. Siloam Hospital Kupang

    6. RS Carolus Boromeus

    C. Daftar Puskesmas

    1. Puskesmas Alak

    2. Puskesmas Naioni

    3. Puskesmas Bakunase

    4. Puskesmas Pasir Panjang

    5. Puskesmas Kupang Kota

    6. Puskesmas Oebobo

    7. Puskesmas Oepoi

    8. Puskesmas Sikumana

    9. Puskesmas Penfui

    D. Laboratorium Kesehatan

    1. Laboratorium Klinik Prodia

    2. Kartini Diabetes and Eye Center

    3. Laboratoriam RS Prof W Z Yohanes

    3.7. Pendidikan

    Tabel 3.8. Tabel Data Sekolah Per Kecamatan Kota Kupang

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 31

    Sumber : www.kupangkota.go.id

    Tabel 3.9. Tabel Data Sekolah Berdasarkan Status

    Sumber : www.kupangkota.go.id

    Tabel 3.10. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Tingkat Sekolah

    Sumber : www.kupangkota.go.id

    Tabel 3.11. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Status Kepegawaian

    Sumber : www.kupangkota.go.id

    Tabel 3.12. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Pendidikan

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 32

    Sumber : www.kupangkota.go.id

    Tabel 3.14. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Usia

    Sumber : www.kupangkota.go.id

    Tabel 3.15. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan PNS dan NonPNS

    Sumber : www.kupangkota.go.id

    Tabel 3.16. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Jenis Kelamin

    Sumber : www.kupangkota.go.id

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 33

    3.8. Rencana Tata Ruang dan Peruntukan Kota Kupang

    Sebuah kota harus memiliki perencanaan tata ruang yang baik agar kota

    tersebut tertata dengan rapi dengan pembagian infrastruktur yang merata bagi

    seluruh masyarakat kota tersebut.

    A. Peta Rencana Pola Ruang Kota Kupang

    Gambar 3.7. Peta Rencana Pola Ruang Kota Kupang Tahun 2030

    Sumber : http://penataanruang.pu.go.id

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 34

    B. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Kupang

    Gambar 3.8. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Kupang Tahun 2030

    Sumber : http://penataanruang.pu.go.id

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 35

    Keterangan :

    a) BWK I

    Kawasan perdagangan, pusat pemerintahan provinsi, pelayanan

    kesehatan, tempat pendaratan ikan, dan permukiman dengan intensitas

    kegiatan tinggi.

    b) BWK II

    Kawasan pelayanan pemerintahan kota, perdagangan, pariwisata, dan

    permukiman dengan intensitas kegiatan tinggi.

    c) BWK III

    Kawasan pengembangan pendidikan tinggi, pusat pelayanan transportasi

    udara dan darat, kawasan pariwisata, kawasan permukiman kepadatan

    sedang.

    d) BWK IV

    Pusat pengembangan industri, pergudangan, pelabuhan umum dan

    pelabuhan perikanan, kawasan pariwisata, permukiman, serta tempat

    pembuangan akhir sampah.

    e) BWK V

    Kawasan pengembangan permukiman kepadatan sedang.

    f) BWK VI

    Pengembangan permukiman terbatas, pengembangan kawasan

    agropolitan, kawasan konservasi untuk resapan air.

    g) BWK VII

    Pengembangan permukiman terbatas, pengembangan agropolitan,

    kawasan konservasi untuk kepentingan pengamanan daerah tangkapan

    air rencana Bendungan Kolhua.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 36

    C. Peta Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Kota Kupang

    Gambar 3.9. Peta Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Kota Kupang

    Tahun 2030

    Sumber : http://penataanruang.pu.go.id

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 37

    3.9. Rencana Pembagian Ruang Kota Kupang

    A. Kawasan Pusat Perkantoran

    1. Kawasan perkantoran pemerintahan Provinsi NTT terletak di Kelurahan

    Oebobo, Kelurahan Naikoten I, Kelurahan Airnona, Kelurahan Oebufu,

    Kelurahan Oepura, Kelurahan Naikolan, dan Kelurahan Fontein;

    2. Kawasan perkantoran pemerintahan Kota Kupang terletak di Kelurahan

    Kelapa Lima, Kelurahan Pasir Panjang, Kelruhana Oebufu, dan

    Kelurahan Oesapa;

    3. Kawasan perkantoran swasta yang diarahkan menyatu dengan lokasi

    pengembangan kegiatan jasa, terutama pada kawasan di sisi jaringan

    jalan arteri dan kolektor.

    B. Kawasan Perdagangan, Jasa, dan Campuran

    1. Kawasan Perdagangan Grosir terletak di Kota Lama Keluarahan LLBK

    (Lais Lais Bis Kopan), Kelurahan Solor, sekitar Jl. Timor Raya,

    Kelurahan Oesapa dan Kelurahan Lasiana.

    2. Kawasan Perdagangan Modern terletak di Kota Lama, sekitar Jalan

    Moh. Hatta, Jalan Sudirman, Jalan Suharto, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan

    Ahmad Yani, Jalan Timor Raya dan Jalan Bundaran PU, Jalan Veteran,

    Jalan Tompello, Jalan Cak Doko, serta Jalan W.J. Lalamentik, Jl. HR.

    Koroh, Jl. Amabi, Jl. Vector Feonay, Jl. Untung Surapati, Jl. Badak, Jl.

    RW. Monginsidi, dan Jl. El Tari, Jl. Frans Seda, Jl. Piet A. Tallo, dan Jl.

    Herman Johannes serta di setiap lokasi sub pusat kota dan pusat

    lingkungan dengan besaran yang disesuaikan dengan jangkauan

    pelayanan.

    3. Kawasan Perdagangan Tradisional terletak di Pasa Kasih (Naikoten I),

    Pasar Kuanino, Pasar Oebobo, Pasar Oesapa, Pasar Penfui dan

    pengembangan di Kelurahan Maulafa, Kelurahan Sikumana, Kelurahan

    Manulai II, dan Kelurahan Alak dan bertahap akan dibangun di tiap

    keluarahan.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 38

    C. Kawasan Industri

    1. Industri Berat (Polutif) berlokasi di BWK IV, Kecamatan Alak pada

    kawasan Industri Tenau dan sekitarnya.

    2. Industri Ringan berlokasi di BWK II di Kelurahan Tuan Daun Merah

    (TDM) dan Kelurahan Kayu Putih Kecamatan Oebobo.

    3. Industri kecil / rumah tangga berlokasi menyebar di setiap BWK

    menyatu dengan lingkungan perumahan.

    D. Kawasan Pariwisata

    1. Kawasan Pariwisata alam terletak di Kelurahan Lasiana dan Kelurahan

    Oesapa, Kelurahan Pasir Panjang dan Kelurahan Kelapa Lima,

    Kelurahan Namosain, Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang,

    Kelurahan Alak, Kelurahan Penkase-Oelata, Kelurahan Fatukoa,

    Kelurahan Manupaten, dan Kelurahan Batuplat.

    2. Rencana kawasan pariwisata buatan terletak di Kelurahan Kolhua,

    Kelurahan Penfui, Keluraham Oebufu, Kelurahan Fatutuli, Kelurahan

    TDM, dan Kelurahan Kelapa Lima.

    3. Kawasan pariwisata cagar budata Tugu Jepang di Kelurahan Penfui,

    Meriam Jepang di Kelurahan Kelapa Lima dan Kelurahan Num Baun

    Delha; kawasan Gereja dan Klenteng di Kelurahan Lai Lai Besi Kopan;

    Kawasan Goa Jepang di Kelurahan Penfui, Kelurahan Bakunase,

    Kelurahan Liliba dan Kelurahan Nun Bau Delha; Benteng Concordia di

    Kelurahan Fatufeto; kawasan Makam Raja Kupang di Kelurahan

    Bakunase, makam Raja Raja Taebenu di Kelurahan Manupaten; dan

    kawasan Makam Belanda di Kelurahan Nunhila dan Kelurahan Fatufeto.

    E. Kawasan Pendidikan dan Olahraga

    1. Kawasan pendidikan di Kota Kupang, khususnya untuk pendidikan

    tinggi diarahkan ke Kelurahan Merdeka (Unwira), Kelurahan Oesapa,

    Kelurahan Lasiana (Undana, Unkris, dan STIM), di Kelurahan Kayu

    Putih UMK, Uyelindo, Stikes CHMK, PGRI, di Kelurahan Naikoten I

    Kampus Undana Lama, Kampus San Pedro, di Kelurahan Kelapa Lima

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 39

    STIE Oemathonis, Kelurahan Oesapa Barat STIBA Mentari dan STIBA

    Cakrawala, di Kelurahan Oesapa Selatan Akademi Farmasi, di

    Kelurahan Fatubesi Akademi Keuangan Efata.

    2. Kawasan olahraga di Kota Kupang, untuk skala regional berada di

    Kelurahan Oebufu Kecamatan Oebobo (Stadion Oepoi) dan Tingkat

    local (kecamatan dan kota) diarahkan pada dua daerah utama, yaitu

    Kelurahan Lasiana (Lapangan Lasitrada) dan Kelurahan Merdeka

    (Stadion Merdeka). Masing masing bagian wilayah kota mempunyai

    prioritas peruntukan pengembangan.

    3.10. Potensi Wilayah Kota Kupang

    Kota Kupang sebagai Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

    memiliki fungsi pengembangan wilayah yang luas, tidak saja dalam

    tatanan wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, tetapi juga dalam

    tatanan regional maupun nasional. Hal tersebut tercermin dan telah

    ditegaskan dalam kebijakan Rencanan Tata Ruang Wilayah Nasional

    (RTRWN) yang menetapkan Kota Kupang Sebagai salah satu Pusat

    Kegiatan Nasional (PKN) yang terletak di Indonesia Bagian Timur.

    Hal ini menunjukkan bahwa Kota Kupang mengemban fungsi

    pengembangan regional yang luas, dan diarahkan agar memiliki fungsi

    fungsi pengembangan sebagai berikut :

    A. Simpul utama kegiatan ekspor impor atau pintu gerbang

    menuju kawasan internasional Bagian Timur Indonesia;

    B. Pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau melayani

    beberapa provinsi;

    C. Simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa

    provinsi.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 40

    Selain itu dalam kebijakan pengembangan kawasan andalan, Kota

    Kupang termasuk salah satu kawasan di Provinsi Nusa Tenggara Timur

    dengan kegiatan utama adalah sektor industri, pariwisata, dan

    perikanan laut.

    Berdasarkan pengembangan potensi secara spasil yang dilakukan

    melalui kebijakan pengembangan kawasan strategis Provinsi Nusa

    Tenggara Timur, Kota Kupang termasuk dalam Kawasan Strategis

    Untuk Pertumbuhan Ekonomi, yaitu Tenau sampai LLBK (Lais Lais

    Bis Kopan) kawasan strategis Provinsi NTT, selanjutnya dari LLBK

    (Lais Lais Bis Kopan) sampai Lasiana merupakan kawasan strategis

    kota dan sebagai kawasan strategis lingkungan hidup terdapat di

    Kelurahan Naioni, Fatukoa, dan Kolhua.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 41

    BAB IV

    ANALISA & PEMBAHASAN

    4.1. Perhitungan Jumlah Penduduk

    A. Data Jumlah Penduduk Kota Kupang

    Tabel 4.1. Tabel Jumlah Penduduk Kota Kupang Tahun 2012 2015

    Sumber : Bappeda Kota Kupang 2015

    B. Perhitungan Jumlah Penduduk

    1. Perhitungan Jumlah Penduduk pada Pertengahan Tahun

    Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang akan diambil adalah

    jumlah penduduk pada tahun 2015. Hasil dari perhitungan ini akan

    dimasukkan ke dalam perhitungan jumlah angka kelahiran dan angka

    kematian.

    Rumus Jumlah Penduduk Pada Pertengahan Tahun :

    Diketahui :

    P : jumlah penduduk pertengahan tahun

    P1 : jumlah penduduk periode sensus 1 : 365,348 (2012)

    P2 : jumlah penduduk periode sensus 2 : 409,743 (2015)

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 42

    P = 365,348 + 409,743 / 2

    P = 387,545

    2. Angka Kelahiran Kasar / Crude Birth Rate (CBR)

    Angka kelahiran kasar, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya bayi

    lahir hidup dari setiap seribu penduduk dalam periode tahun tertentu.

    Rumus CBR / Angka Kelahiran Kasar adalah :

    Diketahui :

    CBR : Angka Kelahiran Kasar

    B : Jumlah kelahiran pada tahun 2015 : 130,711

    P : Jumlah penduduk pertengahan tahun : 387,545

    CBR = 409,743 / 130,711 X 1000

    CBR = 3.13 X 1000

    CBR = 3,130

    Jadi, 3,130 bayi yang lahir pada tiap 1000 wanita di Kota Kupang pada

    tahun 2015

    3. Angka Kematian Kasar / Crude Death Rate (CDR)

    Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat

    yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali

    satuan.

    Rumus CDR / Angka Kematian Kasar adalah :

    Diketahui :

    CBR : Angka Kematian Kasar

    D : Jumlah Kematian pada tahun 2010 : 790

    P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2015 : 387,545

    CDR = 790 / 387,545 X 1000

    CBR = 2

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 43

    Jadi, 2 bayi yang meninggal pada tiap 1000 wanita yang melahirkan

    pada tahun 2015

    4.2. Sistem Penyediaan Lahan Perumahan Kota Kupang

    A. Pengertian Sistem Penyediaan Lahan untuk Pembangunan Perumahan di

    Kota Kupang

    1. Pengertian Sistem

    Menurut L. James Havery, sistem adalah suatu prosedur yang

    rasional dan logis, yang berguna untuk merancang ataupun melakukan

    suatu rangkaian komponen yang saling berkaitanan satu sama lainnya.

    Sedangkan menurut Poerwadarminta, sistem ialah sekelompok

    bagian-bagian yang berupa alat dan lain sebagainya, yang berkerja sama

    untuk melaksanakan tujuan tertentu.

    2. Pengertian Sistem Penyediaan Lahan untuk Pembangunan Perumahan di

    Kota Kupang

    Dari pengertian sistem secara umum diatas, sistem penyediaan lahan

    untuk pembangunan perumahan dan permukiman adalah suatu prosedur

    yang rasional dan logis, serta memiliki unsur unsur terkait yang saling

    bekerja sama untuk merancang dan melaksanakan tugas dengan tujuan

    untuk menyediakan lahan, perancangan, serta persebaran permukiman.

    B. Unsur unsur Penyediaan Lahan untuk Pembangunan Perumahan di Kota

    Kupang

    1. Luas Kota Kupang dan Rencana Tata Ruang Kota Kupang

    Luas Kota Kupang : 18,027 km2.

    Penetapan Kota Kupang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN),

    sebagai Kawasan Strategis Daerah Bagian Selatan Indonesia. Pemerintah

    Kota Kupang bersama DPRD telah menetapkan Peraturan Daerah

    Nomor 11 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    Kupang dan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2011 tentang Rencana

    Detail Tata Ruang Kota Kupang tahun 2011-2012. Dengan

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 44

    ditetapkannya dua Peraturan Daerah ini diharapkan dapat memacu

    percepatan pembangunan Kota Kupang dalam semua sektor.

    Berikut adalah rencana tata ruang Kota Kupang :

    Gambar 4.1. Peta Rencana Tata Ruang Kota Kupang

    Sumber : Bappeda Kota Kupang

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 45

    Keterangan :

    a. BWK I

    Kawasan perdagangan, pusat pemerintahan provinsi, pelayanan

    kesehatan, tempat pendaratan ikan, dan permukiman dengan

    intensitas kegiatan tinggi.

    b. BWK II

    Kawasan pelayanan pemerintahan kota, perdagangan,

    pariwisata, dan permukiman dengan intensitas kegiatan tinggi.

    c. BWK III

    Kawasan pengembangan pendidikan tinggi, pusat pelayanan

    transportasi udara dan darat, kawasan pariwisata, kawasan

    permukiman kepadatan sedang.

    d. BWK IV

    Pusat pengembangan industri, pergudangan, pelabuhan umum

    dan pelabuhan perikanan, kawasan pariwisata, permukiman,

    serta tempat pembuangan akhir sampah.

    e. BWK V

    Kawasan pengembangan permukiman kepadatan sedang.

    f. BWK VI

    Pengembangan permukiman terbatas, pengembangan kawasan

    agropolitan, kawasan konservasi untuk resapan air.

    g. BWK VII

    Pengembangan permukiman terbatas, pengembangan

    agropolitan, kawasan konservasi untuk kepentingan

    pengamanan daerah tangkapan air rencana Bendungan Kolhua.

    2. Jumlah Penduduk Kota Kupang

    Tabel 4.2. Tabel Jumlah Penduduk Kota Kupang Tahun 2012

    2015

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 46

    Sumber : Bappeda Kota Kupang 2015

    3. Fasilitas Sarana dan Prasarana Pendukung Penyediaan Lahan untuk

    Perumahan di Kota Kupang

    a. Kesehatan

    Tabel 4.3. Tabel Jumlah Rumah Sakit Menurut Kecamatan dan

    Statusnya 2013 2014

    Sumber : Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2013 2014

    Tabel 4.4. Tabel Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut

    Kecamatan dan Jenisnya Tahun 2013 2014

    Sumber : Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2013 -2014 Posyandu

    Bayi dan Balita digabung

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 47

    Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah rumah sakit dan fasilitas

    pelayanan kesehatan sudah cukup memadai, namun pada Kecamatan

    Kelapa Lima tidak ada satu pun rumah sakit, hal ini menandakan

    persebaran rumah sakit belum merata di setiap kecamatan.

    b. Transportasi

    Transportasi Darat

    Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan nasional,

    provinsi, kota/lokal. Adapun jaringan jalan nasional terdiri dari

    jalan A. Yani, Sukarno, Siliwangi, Pahlawan, M. Praja, Sumba-

    Sumatra, Timor raya, Adisucipto dan Eltari sepanjang 40,445

    Km. Sedangkan jalan provinsi terdiri dari jalan Nisnoni, Untung

    Suropati, Moh. Hatta, Sudirman, Soeharto, H.R. Koroh, Amabi,

    Perintis Kemerdekaan, Cak doko, Palapa, Herewila, W.J.

    Lalamentik dan lingkar luar Kota Kupang sepanjang 51,08 Km.

    Untuk jalan Kota terdiri dari jalan lokal, lingkungan dan pesisir

    yang tersebar di seluruh wilayah kota.

    Untuk pelayanan transportasi darat telah disediakan 3 terminal

    angkutan umum yaitu terminal Oebobo, Kota Lama, Belo,

    Manulai II dan Penkase Oeleta.

    Tabel 4.5. Tabel Data Transportasi Darat Kota Kupang Tahun

    2013 2014

    Sumber : Dinas Perhubungan Kota Kupang

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 48

    Transportasi Laut

    Terdiri dari ketatanan kepelabuhanan alur pelayaran, dimana

    Kota Kupang sebagai bagian dari alur lalu lintas Indonesia

    Timur memiliki pelabuhan Tenau sebagai pelabuhan samudera

    yang dijadikan pusat kegiatan ekspor impor terutama ke

    Kawasan Timur Indonesia (KTI) maupun ke wilayah barat.

    Sejak tahun 2004 pemerintah pusat telah mengakreditasi

    pelabuhan Tenau di Kota Kupang sebagai pelabuhan

    internasional di kawasan Asia Pacifik. Pelabuhan yang luasnya

    mencapai 2.000 m2 tersebut merupakan salah satu yang terbesar

    di Indonesia karena memiliki berbagai fasilitas untuk kegiatan

    bongkar muat barang dan jasa serta kegiatan penyebrangan ke

    kawasan timur Indonesia dan ke beberapa Negara Asia Pasifik

    seperti Timor Leste, Australia Utara dan New Zealand. Selain

    itu Kota Kupang memiliki terminal khusus perikanan di

    kelurahan Alak, pelabuhan khusus perikanan Pangkalan

    Pendaratan Ikan Oeba di kelurahan Fatubesi, pelabuhan khusus

    perikanan rakyat di kelurahan Oesapa, dan pelabuhan khusus

    /pelabuhan rakyat di kelurahan Namosain.

    Transportasi Udara

    Kota Kupang sebagai pintu gerbang selatan Indonesia karena

    berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste sebelah timur,

    dan Australia serta Selandia Baru sebelah selatan memiliki

    Bandar udara yang memegang peranan penting didalam

    mendukung perannya sebagai simpul pelayanan jaringan

    transportasi antar wilayah, serta sebagai kota persinggahan

    utama terkait kedudukannya sebagai Pusat Kegiatan Nasional

    (PKN). Bandar udara Eltari yang berada di kelurahan Penfui

    kecamatan Maulafa adalah Bandar udara kelas I yang sebagai

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 49

    pusat penyebaran sekunder dengan panjang dimensi runway

    2.800 m x 45 m.

    c. Kondisi Jalan

    Tabel 4.6. Tabel Panjang Jalan Menurut Statusnya Tahun 2013

    Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Kupang 2013

    Tabel 4.7. Tabel Panjang Jalan di Kota Kupang Menurut Jenis

    Permukaan Tahun 2013

    Sumber : Dina Pekerjaan Umum Kota Kupang 2013

    Kondisi jalan aspal yang meningkat akan memberikan kenyamanan

    bagi para pengendara dan sebagai faktor pemilihan lokasi dalam

    membangun perumahan dan permukiman.

    d. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Kupang

    Grafik 4.1. Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kota Kupang Tahun 2011

    2015

    Sumber : BPS Kota Kupang Tahun 2013

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 50

    Pada data grafik diatas menjelaskan bahwa perkembangan ekonomi

    menurun signifikan antara tahun 2011 2012. Namun, Kota Kupang

    perlahan bangkit dan pertumbuhan ekonomi kembali meningkat

    ditahun 2015. Hal ini menunjukkan daya beli masyarakat Kota

    Kupang yang dapat dikatakan maju dan mampu.

    e. Pengeluaran Per Kapita Sebulan

    Tabel 4.8. Tabel Persentase Penduduk menurut Golongan

    Pengeluaran per Kapita Sebulan, 2012 2013

    Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013

    Dari data diatas jelas bahwa tingkat ekonomi dan penghasilan

    penduduk meningkat. Terlihat jelas bahwa pengeluaran paling

    sedikit yaitu 150.000 199.999 mengalami penurunan sedangkan

    pengeluaran lebih dari 1.000.000 mengalami peningkatan.

    4.3. Luas Lahan yang Dibutuhkan untuk Pembangunan Perumahan

    di Kota Kupang

    A. Jenis Rumah yang Akan Dikembangkan di Kota Kupang

    Recana Luas peruntukan lahan Permukimandi wilayah Kota Kupang

    adalah 9.125,39 Ha atau 55.118 dari luas wilayah Kota Kupang.

    Pada data survey Bappeda Kota Kupang Bidang Fisik, lokasi

    Perumahan Swadaya untuk golongan Masyarakat Berpendapatan Rendah

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 51

    (MBR), dan bukan merupakan kawasan kumuh, maka ditetapkan lokasi

    kecamatan yang dapat disurvei, yakni Kecamatan Kelapa Lima, Oebubu,

    Alak, dan Maulafa.

    Sedangkan perencanaan pemukiman yang layak juga mulai diarahkan

    pada dareah Kabupaten Kupang khususnya derah Oesao.

    Dalam penerapannya sejauh ini sudah ada perumahan-perumahan atau

    pemukiman yang cukup memadai yang telah ada dikupang misalnya

    PERUMNAS serta perumahan di BTN Kolhua. Selain itu ada juga

    pembangunan perumahan elite di Kecamatan Alak.

    B. Pengembangan Lokasi Lahan yang Akan Dibangun untuk Perumahan di

    Kota Kupang

    Kepadatan Penduduk Kota Kupang mengarah ke utara kota atau ke arah

    pesisir pantai / laut, dimana pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan

    berjalan di daerah tersebut.

    Maka dari itu pengembangan perumahan di Kota Kupang akan

    diarahkan ke arah tenggara dan selatan, dimana masih terdapat banyak

    lahan kosong untuk dijadikan Kawasan Siap Bangun.

    Gambar 4.2. Peta Area Kepadatan Penduduk di Utara Kota Kupang

    Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 52

    Gambar 4.3. Peta Area Pengembangan Lokasi Perumahan di Selatan dan

    Tenggara Kota Kupang

    Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015

    Dari data data diatas dapat dijelaskan bahwa :

    1. Perkembangan perumahan dan permukiman akan di arahkan ke BWK VI

    dan VII (selatan dan tenggara) yaitu di sebagian Kecamatan Alak dan

    Kecamatan Maulafa.

    2. Jenis rumah yang dapat dibangun adalah rumah swadaya, perumahan BTN

    / KPR, perumahan elit.

    3. Perkembangan perumahan dan permukiman berlokasi tidak jauh dari jalan

    dan dekat dengan pusat kegiatan daerah.

    Gambar 4.4. Peta Area Pembangunan Perumahan di Kecamatan Maulafa dan

    Kecamatan Alak

    KECAMATAN

    MAULAFA

    KECAMATAN

    ALAK

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 53

    Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015

    C. Jumlah Penduduk dan Tipe Rumah yang Akan Dibangun Perumahan di

    Kota Kupang

    Dari data pengeluaran per kapita per bulan dapat dihitung kemampuan

    biaya per kepala keluarga untuk membayar rumah. Dapat diasumsikan

    sebagai berikut :

    1. Masyarakat Berpenghasilan Rendah

    Dengan rata - rata pengeluaran perkapita perbulan : 150.000

    299.999 = 0.71%

    2. Masyarakat Berpenghasilan Menengah

    Dengan rata - rata pengeluaran perkapita perbulan : 300.000

    749.999 = 20.19%

    3. Masyarakat Berpenghasilan Tinggi

    Dengan rata arat pengeluaran perkapita perbulan : 750.000 - >

    1.000.000 = 29.09%

    Dari data jumlah penduduk Kota Kupang tahun 2015 yaitu 409,743

    jiwa, maka dapat diasumsikan yaitu setiap kaluarga memiliki 4 orang

    anggota keluarga dengan ayah, ibu, dan 2 orang anak (sesuai dengan

    program Keluarga Berencana).

    Kemudian menghitung jumlah penduduk yang didapat serta tipe atau

    jenis rumah yang akan dibangun :

    1. Tipe Rumah untuk Golongan Masyarakat Berpenghasilan

    Rendah

    Jumlah Penduduk : 0.71% x Jumlah Penduduk Tahun 2015

    : 0.71% x 409,743 = 2,909 Penduduk

    Jumlah keluarga (asumsi 4 anggota keluarga) :

    2,909 / 4 = 727 Keluarga

    Rumah yang akan digunakan adalah Rumah Swadaya dengan

    tipe rumah 21.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 54

    2. Tipe Rumah untuk Golongan Masyarakat Berpenghasilan

    Menengah

    Jumlah Penduduk : 20.19% x 409,743 = 82,727 Penduduk

    Jumlah Keluarga : 82,727 / 4 = 20,681 Keluarga

    Rumah yang akan digunakan adalah Rumah Menengah yaitu

    tipe rumah 36.

    3. Tipe Rumah untuk Golongan Masyarakat Berpenghasilan

    Tinggi

    Jumlah Penduduk : 29.09% x 409,743 = 119,194 Penduduk

    Jumlah Keluarga : 119,194 / 4 = 29,798 Keluarga.

    Rumah yang akan digunakan adalah rumah tipe 45.

    D. Luas Lahan yang Dibutuhkan untuk Pembangunan Perumahan di Kota

    Kupang

    1. Rumah Tipe 21 untuk Golongan Masyarakat Berpenghasilan

    Rendah

    Luas tanah rumah tipe 21 : 60 m2

    Jumlah Keluarga : 727 Keluarga

    Rumus : Luas tanah x Jumlah Keluarga

    60 x 727 = 43,620 m2

    Gambar 4.5. Peta Kawasan Perumahan Tipe 21

    Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015

    Kawasan Perumahan

    Tipe 21 di Kecamatan

    Maulafa

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 55

    2. Rumah Tipe 36 untuk Golongan Masyarakat Berpenghasilan

    Menengah

    Luas tanah rumah tipe 36 : 72 m2

    Jumlah Keluarga : 20,681 Keluarga

    Rumus : Luas tanah x Jumlah Keluarga

    72 x 20,681 = 1,489,032 m2

    Gambar 4.6. Peta Kawasan Perumahan Tipe 36

    Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015

    3. Rumah Tipe 45 untuk Golongan Masyarakat Berpenghasilan

    Tinggi

    Luas tanah rumah tipe 45 : 96 m2

    Jumlah Keluarga : 29,798 Keluarga

    Rumus : Luas tanah x Jumlah Keluarga

    96 x 29,798 = 2,860,608 m2

    Gambar 4.7. Peta Kawasan Perumahan Tipe 45

    Kawasan Perumahan

    Tipe 36 di Kecamatan

    Maulafa

    Kawasan Perumahan

    Tipe 45 di Kecamatan

    Alak

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 56

    Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015

    4.4. Pengembangan dan Pendampingan yang Dilakukan untuk

    Menciptakan Sustained Eco City dan Smart Growth Citizen

    A. Potensi Kota Kupang

    Gambar 4.8. Peta BWK (Bagian Wilayah Kota) Kota Kupang 2030

    Sumber : Bappeda Kota Kupang

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 57

    Keterangan :

    BWK I (Kecamatan Oebobo, sebagian Kecamatan Kota Lima, sebagian

    Kecamatan Kota Raja, dan seluruh Kecamatan Kota Lama)

    Kawasan perdagangan, pusat pemerintahan provinsi, pelayanan kesehatan,

    tempat pendaratan ikan, dan permukiman dengan intensitas kegiatan

    tinggi.

    BWK II (sebagian Kecamatan Kota Lima)

    Kawasan pelayanan pemerintahan kota, perdagangan, pariwisata, dan

    permukiman dengan intensitas kegiatan tinggi.

    BWK III (sebagian Kecamatan Kota Lima, dan sedikit bagian Kecamatan

    Maulafa)

    Kawasan pengembangan pendidikan tinggi, pusat pelayanan transportasi

    udara dan darat, kawasan pariwisata, kawasan permukiman kepadatan

    sedang.

    BWK IV (sebagian Kecamatan Kota Alak, dan sebagian Kecamatan Kota Raja)

    Pusat pengembangan industri, pergudangan, pelabuhan umum dan

    pelabuhan perikanan, kawasan pariwisata, permukiman, serta tempat

    pembuangan akhir sampah.

    BWK V (sebagian Kecamatan Maulafa, dan sedikit bagian Kecamatan Alak)

    Kawasan pengembangan permukiman kepadatan sedang.

    BWK VI (sebagian Kecamatan Alak, dan sebagian Kecamatan Maulafa)

    Pengembangan permukiman terbatas, pengembangan kawasan

    agropolitan, kawasan konservasi untuk resapan air.

    BWK VII (Kecamatan Maulafa)

    Pengembangan permukiman terbatas, pengembangan agropolitan,

    kawasan konservasi untuk kepentingan pengamanan daerah tangkapan air

    rencana Bendungan Kolhua.

    B. Pengembangan yang Dilakukan

    1. Perikanan

    Pengembangan kawasan perikanan terdapat pada BWK I dan IV,

    yaitu terdapat pelabuhan pendaratan ikan pada BWK I di Kecamatan

    Kota Raja, dan pada BWK IV di Kecamatan Alak.

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 58

    Gambar 4.9. Lokasi Pelabuhan Pendaratan Ikan

    Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015

    Keterangan : : titik lokasi pelabuhan pendaratan ikan di

    Kecamatan Alak dan Kecamatan Kota Raja.

    Pengembangan yang dilakukan adalah :

    Mengembangkan fasilitas, dan memperbaiki infrastruktur yang

    menunjang kegiatan perikanan didaerah tersebut sehingga dapat

    mengirim hasil laut ke daerah sekitar untuk meningkatkan

    kebutuhan pangan dan pertumbuhan perdagangan.

    Pengembagan area budidaya kolam, tambak, dan laut. Selain

    menangkap hasil laut dan memperjualbelikan atau mengonsumsi,

    masyarakat diajak untuk melakukan budidaya agar kelestarian

    dan ketersediaan panganan laut tetap terjaga dan tetap menjaga

    ekosistem laut.

    2. Kawasan Agropolitan

    Pengembangan kawasan agropolitan tersebar pada BWK VI

    (sebagian Kecamatan Alak dan sebagian Kecamatan Maulafa), dan

    BWK VII (Kecamatan Maulafa). Kawasan agropolitan dikembangkan ke

    arah selatan dan tenggara yaitu daerah pegunungan dan perbukitan.

    BWK IV

    BWK I

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 59

    Pengembangan kawasan agropolitan pada kawasan ini

    mengembangkan hasil komoditi yang berkembang di Kota Kupang yaitu

    Padi, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, dan Kacang Hijau.

    Gambar 4.10. Kawasan Pengembangan Agropolitan

    Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015

    Pengembangan yang dilakukan adalah :

    Pengembangan dan pemilihan bibit unggul pada setiap komoditi

    di kawasan tersebut.

    Meningkatkan fasilitas perswahan seperti irigasi yang baik, dan

    alat pengolahan tanah yang memadai dan tersedia.

    Memanfaatkan ketersediaan lahan yang sedikit dengan

    melakukan teknik penanaman secara vertikal.

    3. Kawasan Konservasi

    Kawasan konservasi terletak di selatan Kota Kupang yaitu pada

    BWK VII di sebagian Kecamatan Mualafa. Kawasan konservasi ini

    berupa hutan lindung dan rencana Bendungan Kolhua.

    BWK VI

    BWK VII

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 60

    Gambar 4.11. Kawasan Pengembangan Konservasi

    Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015

    Pengembangan yang dilakukan adalah :

    Rencana Pembangunan Bendungan Kolhua oleh pemerintah

    untuk penyediaan air bersih untuk masyarakat sekitar.

    Pemberdayaan keanekaragaman hayati yang berada di Hutan

    Lindung untuk kelangsungan hidup lingkungan alam di area

    hutan itu sendiri.

    Hutan lindung dan Bendungan Kolhua di masa mendatang dapat

    dijadikan salah satu objek wisata seperti untuk area perkemahan,

    outbond, dan wisata alam.

    4. Pariwisata

    Pengembangan Kawasan Pariwisata terdapat di BWK II, III, dan IV.

    Dimana mencangkup Kecamatan Kota Raja, Kecamatan Kota Lima,

    Kecamatan Maulafa, dan Kecamatan Alak.

    Pengembangan yang dilakukan adalah :

    Kecamatan Alak, Kecamatan Kota Raja, dan Kecamatan Kota Lima

    merupakan kawasan pesisir pantai. Maka dari itu hal yang menjadi sorotan

    untuk pariwisata adalah laut. Dalam pengembangannya dapat dengan

    pembangunan kawasan pesisir pantai yang biasa disebut dengan

    waterfront coastal. Dengan desain kawasan terbuka hijau, pariwisata,

    reklamasi, hotel, wisata bahari, kuliner hidangan laut, dan pembubidayaan

    BWK VII

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 61

    biota laut yang akan menambah nilai tambah ekonomi dan lapangan

    pekerjaan di Kota Kupang.

    Gambar 4.12. Kawasan Pengembangan Pariwisata

    Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015

    5. Selain itu untuk melaksanakan kota yang berkelanjutan adalah dengan

    adanya pengolahan sumber daya alam yang baik, yang dapat

    diperbarui, dan dapat dilestarikan untuk masa yang akan datang. Hal

    ini dapat dilakukan dengan :

    Pengolahan Limbah

    Bermacam limbah dikeluarkan di Kota Kupang, mulai dari limbah

    industri, rumah tangga, restoran, dan lain lain. Pengolahan limbah

    yang baik seperti dengan mengolahnya menjadi benda daur ulang

    untuk perkembangan ekonomi pasar, dan pupuk kompos untuk

    kawasan agropolitan.

    Pengolahan Air Hujan

    Pengolahan air kotor seperti air hujan yang nantinya akan

    ditampung dan diolah untuk mengairi irigasi kawasan agropolitan,

    menyiram tanaman di taman / ruang terbuka hijau, dan sebagai

    simpanan air cadangan untuk menghadapi musim kemarau.

    Penggunaan Tenaga Air menjadi Tenaga Listrik

    BWK IV

    BWK

    II

    BWK

    III

  • LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 62

    Rencana Bendungan Kolhua selain untuk pariwisata dan penyedia

    air bersih, akan dibangun Pusat Tenaga Listrik Air. Dengan

    menggunakan turbin dan tenaga arus air, energi listrik yang

    dihasilkan diharapkan dapat mengaliri listrik untuk kawasan

    disek