Upload
siti-finika-nurasih
View
282
Download
33
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sebagai Pemenuhan Tugas Matkul Perumahan & Permukiman. semua isi merupakan pencarian data dari internet dan kami tidak survey langsung.pergunakanlah informasi ini dengan baik. thanks :)
Citation preview
UNIVERSITAS GUNADARMA
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
LAND AND DELIVERY SYSTEM FOR HOUSING AND
HUMAN SETTLEMENTS DEVELOPMENT
KOTA KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Universitas Gunadarma
2015
Kelompok
: Aryo Ramadhan Saputro (21312196)
: Exuen Sugiarto Joko P. (22312585)
: Siti Finika Nurasih (27312054)
Jurusan : Teknik Arsitektur
Dosen : Dr. Ir. Ruswandi Tahrir, MSP.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG ii
ABSTRAKSI
Rumah adalah struktur fisik atau bangunan dimana berfungsi sebagai tempat
berlindung, dimana yang lingkungan sekitarnya berguna untuk kesehatan jasmani dan
rohani, serta keadaan sosialnya baik untuk keluarga maupun individu. Setiap manusia
berhak memiliki tempat berlindung atau bernaung yang layak, sehat, aman, dan
memberikan pengaruh yang baik pada kesehatan jasmani maua psikologinya.
Sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan
yang bekerja dengan sebagaimana mestinya. Kemudian lebih dari kesatuan perumahan
menjadikan sebuah permukiman yang memiliki sarana prasarana, utilitas, dan fasilitas
penunjang lainnya dengan skala kawasan perkotaan atau skala pedesaan.
Pada pembahasan kali ini akan dibahas tentang menganalisis jumlah penduduk,
peraturan peraturan tentang perumahan dan permukiman, kemudian menganalisis
tanah peruntukan dan luasnya untuk perumahan bagi penduduk Kota Kupang, Nusa
Tenggara Timur. Serta membahas tentang menciptakan Kota Kupang sebagai kota
ramah lingkungan yang berkelanjutan (sustained eco city), dan menciptakan warga
negara yang cerdas (smart growth citizen) dalam membangun kotanya.
Kata Kunci : Perumahan dan Permukiman, Penduduk, Kota Kupang, Peruntukan
Lahan Perumahan Kota Kupang, Sustained Eco City, Smart Growth Citizen
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya, serta telah memberikan
kelancaran dan kemudahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Perumahan dan Permukiman, Jurusan Teknik
Arsitektur, Universitas Gunadarma, dengan judul Land And Delivery System For
Housing And Human Settements Development Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh kami dalam merampungkan Karya
Tulis Ilmiah ini. Banyak dukungan, saran, dan bimbingan telah membantu kami, maka
dari itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1) Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
2) Prof. Dr. E.S. Margianti, SE. MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma.
3) Dr. Ir. Raziq Hasan, MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Gunadarma.
4) Dr. Ir. Arief Rahman, MT., selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas, Teknik
Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma.
5) Dr. Ir. Ruswandi Tahrir, MSP., selaku Dosen Mata Kuliah Perumahan dan
Permukiman yang telah memberikan waktu, saran, dan bimbingannya kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6) Orang tua dan keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan motivasi
bagi kami.
7) Teman teman kelas 4TB03 Teknik Arsitektur yang telah saling membantu
dan mendukung dalam merampungkan Karya Tulis Ilmiah ini.
8) Teman teman Jurusan Teknik Araitektur Angkatan 2012 yang telah
memberikan dukungan kepada kami.
9) Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG iv
Kami menyadari adanya kekurangan dalam Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena
itu kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Depok, Desember 2015
Tim Penyusun
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG v
DAFTAR ISI
COVER i
ABSTRAKSI ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Rumusah Masalah 2
1.3. Tujuan 2
1.4. Manfaat 2
BAB II LANDASAN TEORI 3
2.1. Pengertian Penduduk 3
A. Pengertian Penduduk Menurut Ahli 3
B. Pengertian Penduduk / Warga Negara Pada Pasal 26 UUD 1945 3
C. Metoda Perhitungan Penduduk 3
D. Parameter Perhitungan Penduduk 5
2.2. Pengertian Rumah 7
2.3. Pengertian Perumahan dan Permukiman 8
A. Perumahan 8
B. Permukiman 9
2.4. Pengertian Pertanahan 9
A. Pengertian Tanah 9
B. Pengertian Hukum Agraria 11
C. Hukum dan Manajemen Pertanahan 11
2.5. Pengertian Perkotaan 15
A. Pengertian Kota 15
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG vi
B. Pengertian Perkotaan 16
C. Persamaan dan Perbedaan Kota dengan Perkotaan 17
2.6. Sarana dan Prasarana Pendukung 18
A. Pengertian Sarana dan Prasarana 18
B. Jenis Sarana dan Prasarana untuk Kawasan Permukiman 18
2.7. Sustained Eco City 19
2.8. Smart Growth Citizen 20
BAB III PROFIL KOTA KUPANG 21
3.1. Kondisi Geografis 21
A. Batas Administratif 21
B. Topografi 21
C. Geologi 21
3.2. Sejarah Kota Kupang 21
A. Dasar Hukum Pembentukan 21
B. Sejarah Kota Kupang 22
3.3. Visi dan Misi 23
A. Visi 23
B. Misi 23
3.4. Kependudukan 23
3.5. Sarana Transportasi 27
A. Udara 27
B. Laut 27
C. Darat 28
3.6. Sarana Kesehatan 29
A. Rumah Sakit Pemerintah 29
B. Rumah Sakit / Klinik Swasta 30
C. Daftar Puskesmas 30
D. Laboratorium Kesehatan 30
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG vii
3.7. Pendidikan 30
3.8. Rencana Tata Ruang dan Peruntukan Kota Kupang 33
A. Peta Rencana Pola Ruang Kota Kupang 33
B. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Kupang 34
C. Peta Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Kota Kupang 36
3.9. Rencana Pembagian Ruang Kota Kupang 37
A. Kawasan Pusat Perkantoran 37
B. Kawasan Perdagangan, Jasa, dan Campuran 37
C. Kawasan Industri 38
D. Kawasan Pariwisata 38
E. Kawasan Pendidikan dan Olahraga 38
3.10. Potensi Wilayah Kota Kupang 39
BAB IV ANALISA & PEMBAHASAN 41
4.1. Perhitungan Jumlah Penduduk 41
A. Data Jumlah Penduduk Kota Kupang 41
B. Perhitungan Jumlah Penduduk 41
4.2. Sistem Penyediaan Lahan Perumahan Kota Kupang 43
A. Pengertian Sistem Penyediaan Lahan untuk Pembangunan Perumahan di
Kota Kupang 43
B. Unsur unsur Penyediaan Lahan untuk Pembangunan Perumahan di Kota
Kupang 43
4.3. Luas Lahan yang Dibutuhkan untuk Pembangunan Perumahan di Kota
Kupang 50
A. Jenis Rumah yang Akan Dikembangkan di Kota Kupang 50
B. Pengembangan Lokasi Lahan yang Akan Dibangun untuk Perumahan di
Kota Kupang 51
C. Jumlah Penduduk dan Tipe Rumah yang Akan Dibangun Perumahan di
Kota Kupang 53
D. Luas Lahan yang Dibutuhkan untuk Pembangunan Perumahan di Kota
Kupang 54
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG viii
4.4. Pengembangan dan Pendampingan yang Dilakukan untuk Menciptakan
Sustained Eco City dan Smart Growth Citizen 57
A. Potensi Kota Kupang 56
B. Pengembangan yang Dilakukan 57
C. Pendampingan yang Dilakukan 62
BAB V KESIMPULAN 63
DAFTAR PUSTAKA 64
LAMPIRAN 65
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Peta Administratif Kota Kupang 22
Gambar 3.2. Walikota dan Wakil Walikota Kupang 23
Gambar 3.3. Peta Kepadatan Penduduk Per Meter Persegi 26
Gambar 3.4. Bandar Udara El Tari Kota Kupang 27
Gambar 3.5. Pelabuhan Kota Kupang 28
Gambar 3.6. Angkutan Umum Bemo Kota Kupang 29
Gambar 3.7. Peta Rencana Pola Ruang Kota Kupang Tahun 2030 33
Gambar 3.8. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Kupang Tahun 2030 34
Gambar 3.9. Peta Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Kota Kupang 38
Gambar 4.1. Peta Rencana Tata Ruang Kota Kupang 44
Gambar 4.2. Peta Area Kepadatan Penduduk di Utara Kota Kupang 51
Gambar 4.3. Peta Area Pengembangan Lokasi Perumahan di Selatan dan Tenggara
Kota Kupang 52
Gambar 4.4. Peta Area Pembangunan Perumahan di Kecamatan Maulafa dan
Kecamatan Alak 52
Gambar 4.5. Peta Kawasan Perumahan Tipe 21 54
Gambar 4.6. Peta Kawasan Perumahan Tipe 36 55
Gambar 4.7. Peta Kawasan Perumahan Tipe 45 55
Gambar 4.8. Peta BWK (Bagian Wilayah Kota) Kota Kupang 2030 56
Gambar 4.9. Lokasi Pelabuhan Pendaratan Ikan 58
Gambar 4.10. Kawasan Pengembangan Agropolitan 59
Gambar 4.11. Kawasan Pengembangan Konservasi 60
Gambar 4.12. Kawasan Pengembangan Pariwisata 61
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Kelapa Lima 24
Tabel 3.2. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Alak 24
Tabel 3.3. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Maulafa 24
Tabel 3.4. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Oebobo 25
Tabel 3.5. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Kota Lama 25
Tabel 3.6. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Kota Raja 25
Tabel 3.7. Tabel Jumlah Penduduk Keseluruhan Kota Kupang 26
Tabel 3.8. Tabel Data Sekolah Per Kecamatan Kota Kupang 40
Tabel 3.9. Tabel Data Sekolah Berdasarkan Status 31
Tabel 3.10. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Tingkat Sekolah 31
Tabel 3.11. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Status Kepegawaian 31
Tabel 3.12. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Pendidikan 31
Tabel 3.14. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Usia 32
Tabel 3.15. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan PNS dan NonPNS 32
Tabel 3.16. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Jenis Kelamin 32
Tabel 4.1. Tabel Jumlah Penduduk Kota Kupang Tahun 2012 2015 41
Tabel 4.2. Tabel Jumlah Penduduk Kota Kupang Tahun 2012 2015 45
Tabel 4.3. Tabel Jumlah Rumah Sakit Menurut Kecamatan dan Statusnya 48
Tabel 4.4. Tabel Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan dan Jenisnya
Tahun 2013 2014 48
Tabel 4.5. Tabel Data Transportasi Darat Kota Kupang Tahun 2013 2014 47
Tabel 4.6. Tabel Panjang Jalan Menurut Statusnya Tahun 2013 49
Tabel 4.7. Tabel Panjang Jalan di Kota Kupang Menurut Jenis Permukaan 49
Tabel 4.8. Tabel Persentase Penduduk menurut Golongan Pengeluaran per Kapita
Sebulan, 2012 2013 50
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Republik Indonesia adalah adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi
garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan
terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau, dan jumlah penduduk lebih dari
237 juta jiwa.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa inilah maka diperlukan
fasilitas dan infrastruktur yang lengkap dan merata ke seluruh negeri. Hal yang
utama dalam pemerataan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia adalah adanya
tempat tinggal atau rumah.
Rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk berlindung, dimana
lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani, serta keadaan sosialnya
baik untuk keluarga maupun individu. (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan
Lingkungan, 2001)
Sebagai salah satu kewajiban pemerintah Indonesia yaitu mensejahterakan
rakyatnya, maka ketersediaan tempat tinggal haruslah diperhatikan dan setiap
warga negara Indonesia behak mendapatkan tempat tinggal yang layak.
Pada pembahasan kali ini akan dibahas tentang ketersediaan lahan untuk
perumahan dan permukiman, serta menciptakan Sustained Eco City dan Smart
Growth Citizen di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Banyak unsur dan faktor untuk memenuhi ketersediaan lahan untuk
perumahan dan jenis rumah yang nantinya akan dibangun di lahan tersebut, serta
dalam menciptakan Kota Kupang yang ramah lingkungan yang berkelanjutan dan
memiliki penduduk yang cerdas dan pintar dalam mengelola potensi kota dimana
mereka tinggal.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 2
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menyediakan lahan untuk perumahan dan permukiman di
Kota Kupang.
2. Bagaimana menciptakan sebuah kota ramah lingkungan yang
berkelanjutan (sustained eco city) di Kota Kupang.
3. Bagaimana menciptakan masyarakat kota yang cerdas dan pintar (smart
growth citizen) di Kota Kupang.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui ketersediaan lahan untuk perumahan dan permukiman di
Kota Kupang.
2. Mengetahui cara dan pendampingan yang akan dilakukan di Kota
Kupang dalam menciptakan kota ramah lingkungan yang berkelanjutan
(sustained eco city).
3. Mengetahui cara dan pendampingan yang akan dilakukan untuk
menciptakan masyarakat kota yang cerdas dan pintar (smart growth
citizen) di Kota Kupang.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat penulisan dari laporan penelitian arsitektur ini adalah
sebagai berikut :
1. Hasil dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menjadi syarat dalam
kelulusan Mata Kuliah Perumahan dan Permukiman.
2. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menjadi ilmu pengetahuan tentang
penyediaan lahan untuk perumahan, serta bagaimana menciptakan kota
ramah lingkungan yang berkelanjutan dan masyarakat kota yang cerdas
dan pintar.
3. Menjadi bahan referensi dan literatur bagi mahasiswa arsitektur dan/atau
pembaca, serta dunia arsitektur dimasa depan.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Penduduk
A. Pengertian Penduduk Menurut Ahli
1. Menurut Jonny Purba, penduduk adalah orang yang matranya sebagai
diri pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan
himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas
wilayah negara pada waktu tertentu.
2. Menurut P.N.H. Simanjutak, penduduk adalah mereka yang bertempat
tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah negara.
3. Menurut Sri Murtono, Hassan Suryono, Martiyono, penduduk adalah
setiap orang yang berdomisili atau bertempat tinggal di dalam wilayah
suatu negara dalam waktu yang cukup lama.
B. Pengertian Penduduk / Warga Negara Pada Pasal 26 UUD 1945
1. Ayat 1; yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara.
2. Ayat 2; penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.
3. Ayat 3; hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan
undang-undang.
C. Metoda Perhitungan Penduduk
1. Bunga Berganda
Teknik ini menganggap perkembangan jumlah penduduk akan
berganda dengan sendirinya. Rumus matematis bunga berganda adalah :
Pt + n = Pt (1 + r) n
Pt = Jumlah penduduk daerah yang diselidiki pada tahun dasar t
Pt+n = Jumlah penduduk daerah yang diselidiki pada tahun t+n
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 4
R = Rata-rata prosentase tambahan jumlah penduduk
daerah yang diselidiki berdasarkan data masa lampau.
2. Regresi Linier
Proyeksi jumlah penduduk dengan pendekatan statis-tik adalah
dengan cara regresi linier. Teknik ini merupa-kan teknis secara grafis,
dengan cara garis ekstrapolasi ditarik dengan metoda selisih kuadrat
minimum. Secara matematis, garis regresi dinyatakan dengan persamaan
:
P = a + bx
P = Jumlah penduduk daerah yang diselidiki
x = Nilai yang diambil dari variabel bebas
a,b = Konstanta
Perhitungan konstanta diperoleh berdasarkan perhitungan :
P = Na + b X (1)
PX = a X + b X2 (2)
Persamaan (1) dan (2) memberi harga :
a = P X2 - X XP
N X2 - ( X)2
b = N XP - X P
N X2 - ( X) 2
Dengan N = Jumlah tahun data pengamatan.
Untuk kepentingan proyeksi, rumus regresi linier ditulis :
Pt + n = a + b X t + n
3. Cohort Survival Method (CSM)
Teknik perhitungan ini didasarkan pada selisih antara angka
kematian dan angka tetap hidup berbagai ke-lompok umur, kelamin, dan
lain-lain. Biasanya penduduk dikelompokkan menurut usia. Untuk
mengetahui pertambahan keseluruhan, kelompok umur yang tetap hidup
dijumlahkan. Untuk mengetahui laju pertambahan penduduk masing-
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 5
masing kelompok umur, digunakan daftar kematian tiap-tiap kelom-pok
umur, dan juga angka keseluruhan wanita tiap kelompok umur.
Untuk tiap selang (interval) usia, pertambahan jumlah penduduk
diperhitungan dari :
Jumlah wanita melahirkan pada tiap kelompok usia,
Jumlah tetap hidup dengan menggunakan laju kematian pada tiap
kelompok usia.
Keuntungan dari teknik ini adalah hasil dari perk-iraan penduduk
berdasarkan kelompok umur, tetapi menuntut persyaratan kelengkapan
data. Usaha pendistribusian penduduk dilakukan untuk dapat pula
mengurangi tekanan di daerah yang sangat padat dengan memperhatikan
kepadatan minimum dan dikaitkan dengan usaha
pengembangan/pembagian fasilitas dan utilitas lingkungan.
D. Parameter Perhitungan Penduduk
1. Fertalitas
Hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita/sekelompok wanita
menyangkut banyaknya bayi lahir hidup
Faktor yang mempengaruhi fertilitas secara umum:
Anggapan/kepercayaan yang dianut masyarakat
Gender
Beberapa macam rumus perhitungan penduduk melalui fertilitas
adalah :
a. Fertilitas / Kelahiran / Crude Birth Date (CBR), yaitu jumlah bayi
yang lahir setiap 1000 penduduk dalam satu tahun. fertilitas ada tiga
golongan :
a. golongan tinggi, fertilitas lebih lebih dari 30
b. golongan sedang, fertilitas antara 20 30
c. golongan rendah , fertilitas kurang dari 20
Rumus tingkat kelahiran ( CBR )
CBR = L/P X 1000
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 6
L = Jumlah kelahiran selama setahun
p = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
b. Angka Kelahiran Umum / General Fertility Rate (GFR), yaitu
banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita yang berusia 15 49 tahun
dalam satu tahun.
Rumus :
GFR = L/W ( 15 49 ) X 1000
L = banyaknya kelahiran selama satu tahun
W = ( 15 49 ) = banyaknya penduduk wanita yang berumur 15
49 tahun pada pertengahan tahun
c. Angka Kelahiran Mneurut Kelompok Umur Tertentu / Age Spesific
Fertility Rate (ASFR), yaitu banyaknya kelahiran setiap 1000 wanita
pada kelompok umur tertentu.
ASFR = Ls/Ws X 1000
Ls = bayi yang dilahirkan wanita umur tertentu
Ws = jumlah wanita pada umur tertentu pada pertengah tahun
2. Mortalitas
Perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu daerah ke
daerah lain, bagian dari mobilitas penduduk.
Faktor yang mempengaruhi migrasi :
Faktor-faktor daerah asal
Faktor-faktor yang terdapat pada daerah tujuan
Rintangan antara
Faktor-faktor individual
a. Mortalitas / Tingkat Kematian / Angka Kematian Kasar / Crude
Death Rate, yaitu jumlah kematian setiap 1000 penduduk dalam
satu tahun.
Mortalitas ada tiga golongan / kriteria :
1. golongan rendah, mortalitas antara 9-13
2. golongan sedang, mortalitas nya antara 14-18
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 7
3. golongan tinggi, mortalitasnya lebih dari 18
Rumus tingkat kematian ( CDR )
CDR = M/P X 1000
M= Jumlah kematian
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
b. Angka Kematian Menurut Umur / Age Specifi Death Rate
(ASDR), yaitu angka banyaknya kematian pada kelompok umur
tertentu setiap 1000 penduduk dalam kelompok umur yang sama.
Rumus :
ASDR = Ms/Ps X 1000
Ms = Jumlah kematian dari kelompok umur tertentu
Ps = Jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun
c. Angka Kematian Bayi / Infrant Mortality Rate (IMR), yaitu jumlah
bayi yang mati setiap 1000 bayi yang lahir hidup dalam setahun.
IMR digolongkan menjadi empat kriteria :
1. golongan sangat tinggi , apabila lebih 125
2. golongan tinggi, apanbila 75-125
3. golongan sedang, apabila 35-75
4. golongan rendah, apabila kurang 35
IMR dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan tingkat
kesehatan masyarakat.
Rumus :
IMR= Mo/L X 1000
Mo = Jumlah kematian umur kurang dari 1 tahun
L = Jumlah kelahiran
2.2. Pengertian Rumah
Rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk berlindung, dimana
lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani, serta keadaan sosialnya
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 8
baik untuk keluarga maupun individu. (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan
Lingkungan, 2001)
Fungsi Rumah (Turner, 1972:164-167), yaitu :
3. Rumah sebagai penunjang identitas keluarga, yang diwujudkan dalam
kualitas hunian atau perlindungan yang diberian rumah. Kebutuhan
tempat tinggal dimaksudkan agar penghuni mempunyai tempat tinggal
atau berteduh secukupnya untuk melindungi keluarga dari iklim
setempat.
4. Rumah sebagai penunjang kesempatan keluarga untuk berkembang
dalam kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi atau fungsi
pengembangan keluarga. Fungsi ini diwudkan dalam lokasi tempat
rumah itu didirikan. Kebutuhan berupa akses ini diterjemahkan dalam
pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke tempat kerja guna
mendapatkan sumber penghasilan.
5. Rumah sebagai penunjang rasa aman dalam arti terjaminnya kehidupan
keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah, jaminan keamanan
lingkungan perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan berupa
kepemilikan rumah dan lahan.
Secara umum dapat disimpulkan penduduk adalah orang yang bertempat
tinggal atau berdomisili di dalam wilayah sebuah negara dalam waktu yang cukup
lama, serta yang secara hukum memiliki data bertempat tinggal di dalam wilayah
sebuah negara tersebut.
2.3. Pengertian Perumahan dan Permukiman
A. Perumahan
Menurut UU No. 1 Tahun 2011, Perumahan adalah kumpulan rumah
sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang
dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya
pemenuhan rumah yang layak huni.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 9
Jadi, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana
lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan, seperti penyediaan air
minum dan air bersih, pembuangan sampah, tersedianya listrik, jaringan
telepon, jalan, yang memungkinkan sebuah lingkungan perumahan berjalan
sebagaimana mestinya.
B. Permukiman
Permukiman sering disebut perumahan atau sebaliknya. Perumahan
memberikan kesan tentang rumah beserta prasarana dan sarana lingkungannya.
Perumahan menitikberatkan pada fisik, atau benda mati yaitu house dan land
settlement. Permukiman berasal dari kata to sttle atau berarti menempati atau
mendiami yang berkembang menjadi sebuah proses yang berkelanjutan, yaitu
permukiman tidak menetap, semi menetap, bersifat sementara atau musiman.
Perumahan adalah satu sisi rumah yang disatukan disebuah kawasan
petempatan. Didalam saatu unsur perumahan terdapat beberapa sub unsur
rumah rumah dengan segala kemudahan fisikal seperti kedai kedai, sekolah,
dan lain lain. Di kawasan perumahan, masyarakat hidup berkelompok dan
bersosialisasi antara satu sama lain. (Suparno, 2006)
Menurut UU No. 1 Tahun 2011, Permukiman adalah bagian dari
lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang
mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
2.4. Pengertian Pertanahan
A. Pengertian Tanah
Pengertian tanah menurut para ahli :
6. Berzelius (1803), tanah sebagai laboratorium kimia alam dimana proses
dekomposisi dan reaksi sintesis kimia berlangsung secara terang. Disini
tampak jelas bahwa tanah belum lagi dianggap sebagai alat prodksi
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 10
pertanian melainkan tempat berlangsungnya segala reaksi kimia yang
terjadi di alam.
7. Justus Von Liebig (1840), tanah sebagai tabung reaksi dimana seseorang
dapat mengetahui jumlah dan jenis hara tanaman. Tanah merupakan
gudang persediaan mineral-mineral yang bersifat statis.
8. Falluo (1871), tanah tidak hanya sebagai batu-batuan tetapi juga bagian
dari petografi (petros = batuan) pertanian.Tanah adalah produk hancuran
iklim (weathering) yang bercampur dengan bahan organik.
9. Davy (1913), tanah sebagai laboratorium yang menyediakan unsur-
unsur hara tanaman (nutriens).
10. Werner (1918), tanah adalah lapisan hitam tipis yang menutupi bahan
padat kering terdiri atas bahan bumi berupa partikel-patikel kecil yang
mudah remah, sisa vegetasi dan hewan.
11. Joffe (1949), tanah adalah bangunan alam tersusun atas horizon-horison
yang terdiri atas bahan mineral dan organik, biasanya tak-padu,
mempunyai tebal yang berbeda-beda dan yang berbeda pula dengan
bahan induk yang ada di bawahnya dalam hal morfologi, sifat dan
susunan fisik, sifat dan susunan kimia, dan sifat-sifat biologi.
12. Bremmer (1958), tanah adalah bagian permukaan kulit bumi yang
dijadikan oleh pelapukan kimia dan fisik serta kegiatan berbagai
tumbuhan dan hewan.
Tanah sebagai bagian dari bumi diatur dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA, yaitu
atas dasar hak menguasai dari negara sebagai yang dimaksud dalam Pasal 2
ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut
tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri
maupun bersama-sama dengan orang-orang lain serta badan-badan hukum.
Yang dimaksud dengan hak atas tanah itu sendiri yaitu merupakan hak yang
memberi wewenang kepada pemegang haknya untuk mempergunakan atau
mengambil manfaat dari tanah yang dihakinya tersebut.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 11
B. Pengertian Hukum Agraria
Agraria berasal dari kata akker (Bhs. Belanda), agros (Bhs. Yunani) yang
berarti tanah pertanian; agger (Bhs Latin) yang berarti tanah atau sebidang
tanah; agrarius (Bhs. Latin) yang berarti perladangan, persawahan, pertanian;
dan agrarian (Bhs. Inggris) yang berarti tanah untuk pertanian.
Pengertian agraria dapat pula dilihat dari beberapa kamus, di antaranya
dalam Blacks Law Dictionary (1991 : 43) yang menyebutkan agrarian is
relating to land, or to a division or distribution of land; as an agrarian laws.
Dalam kamus hukum karya Andi Hamzah (1986 : 32), agraria diartikan sebagai
masalah tanah dan semua yang ada di dalam dan di atasnya. Lebih lanjut dalam
kamus hukum yang ditulis oleh Subekti dan R. Tjitrosoedibio (1983 : 12),
agraria merupakan urusan tanah dan segala apa yang ada di dalam dan di
atasnya.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian agraria dalam arti sempit memang hanya meliputi permukaan bumi
yang disebut tanah (tanah yang dimaksud di sini bukan dalam arti fisik
melainkan dalam arti yuridis, yaitu hak), namun agraria dalam arti luas
meliputi bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya.
C. Hukum dan Manajemen Pertanahan
1. Hukum Tanah
Hukum tanah merupakan keseluruhan ketentuan baik tertulis maupun
tidak tertulis yang semuanya memiliki objek pengaturan yang sama yaitu
hak-hak penguasaan atas tanah sebagai lembaga-lembaga hukum dan sebagai
hubungan hukum konkrit, beraspek publik dan privat, yang dapat disusun
dan dipelajari secara sistematis, hingga keseluruhannya menjadi satu
kesatuan yang merupakan satu sistem. (Urip Santoso, 2006 : 12)
2. Manajemen Pertanahan
Manajemen pertanahan adalah upaya pemerintah dibidang pertanahan
dalam menentukan dan mencapai sasaran dengan memanfaatkan sumber
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 12
daya baik manusia maupun material melalui koordinasi dengan menjalankan
fubgsi - fungsi :
a. Planing (perencanaan)
b. Executing atau pelaksanaan rencana dalam mencapai tujuan melalui
pengambilan keputusan.
c. Organizing atau membentuk organisasi dan menata kelompok
manusia serta hubungan satu sama lain.
d. Persuading yaitu mendorong kelompok manusia tersebut untuk
bekerjasama, berkomunikasi, memberi perintah, memberi laporan,
menanamkan pengertian, penghargaan, gaji, dan insetif.
e. Leading yaitu kemampuan untuk memimpin.
f. Evaluating yaitu memberikan penilaian melalui fungsi pengawasan
berupa teguran agar tercipta suatu apresiasi baik bersifat persuasif
maupun motivasi.
3. Penatagunaan Tanah
Menurut Nandang (2.19-2.20: 2002), penatagunaan tanah adalah
serangkaian kegiatan penataan, peruntukan, penggunaan, dan penyelesaian
tanah secara berkesinambungan dan teratur berdasarkan asas manfaat, lestari,
optimal, seimbang, dan serasi.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Direktorat Tata Guna
mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan pengumpulan data dibidang tata guna tanah,
b. Mempersiapkan dan menyusun rencana dan program kerja serta
menghimpun dan mengevaluasi hasil pelaksanaan pengurusan tata
guna tanah,
c. Membina dan melakasanakan penggambaran, penggandaan,
perawatan, pemeriksaan, dan publikasi peta-peta tata guna tanah,
d. Melaksanakan kegiatan dalam memperlancar kegiatan pelayan
umum dibidang tata guna tanah,
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 13
e. Membina dan mengembangkan teknis pekerjaan, tenaga peralatan
dan keuangan dalam rangka pelaksaan rencana kegiatan,
f. Melakukan urusan tata usaha Direktorat.
g. Dari Rumusan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tugas Direktora
Tata Guna Tanah adalah :
h. Mengadakan pengumpulan data,
i. Memberikan petunjuk,
j. Menyelenggarakan koordinasi,
k. Memberikan pertimbangan-pertimbangan atau fatwa dibidang Tata
Guna Tanah,
l. Menyebarluaskan hasil-hasil kegiatan,
m. Memberikan pelayanan umum.
Pelaksaan penatagunaan tanah dilakukan dengan memperhatikan fakta-
fakta yang ada berdasarkan hasil survei dan analisis lapangan dikaitkan
dengan kebijakan rencana pemerintah setempat serta perencanaan yang
sudah ditetapkan untuk diperoleh suatu data pokok perencanaan penggunaan
tanah (land use planning).
4. Penataan Penguasaan Tanah
Menurut Nandang (2.20-2.21: 2002), fungsi penguasaan tanah dilakukan
melalui kebijakan landreform yang meliputi fungsi pengawasan pembatasan
penguasaan pemilikan dan penggunaan tanah untuk melaksanakan proses
sebagaimana pasal 6 UUPA(fungsi sosial hak atas tanah), pasal 7 UUPA
(pemilikan atau penguasaan tanah dibatasi), pasal 10 UUPA (atas bahwa
setiap pemilik tanah harus menggarap atau mengusahakan sendiri tanahnya),
dan pasal 17 UUPA (pemerintah menguasai tanah yang melewati batas
maksimum pemilikan).
Tujuan Landreform yang diselenggarakan di Indonesia adalah untuk
mempertinggi penghasilan dan taraf hidup para petani penggarap tanah,
sebagai landasan atau prasyarat untuk menyelenggarakan pembangunan
ekonomi menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 14
5. Pengurusan Hak Tanah
Menurut Nandang (2.21-2.22: 2002), fungsi pengurusan tanah sebagai
pelaksanaan pasal 2 UUPA adalah wewenang untuk mengatur hubungan
hukum antara orang dan perbuatan hukum antara orang dan perbuatan hukum
mengenai bumu atau tanah. Kemudian dalam pasal 4 UUPA ditentukan
bermacam-macam hak atas tanah yang berasal dari hak menguasai oleh
negara yang selanjutnya dijabarkan dalam pasal 16 UUPA yang meliputi
hak-hak sebagai berikut :
a. Hak milik,
b. Hak Guna Usaha
c. Hak Pakai,
d. Hak Sewa,
e. Hak Membuka Tanah,
f. Hak Memungut Hasil Hutan,
g. Hak-hak lain yang akan ditetapkan lebih lanjut (hak pengelolaan,
hak milik satuan Rumah Susun).
Fungsi pengurusan hak atas tanah berkaitan dengan fungsi pengadaan
tanah karena pengertian pengadaan tanah menunjuk pada perbuatan hukum
yang melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah yang
dikuasainya dengan memberikan ganti kerugian atas dasar musyawarah.
Berdasarkan pengertian tersebut, dalam rangka pengadaan tanah pasti akan
berlanjut dengan perubahan hak atas tanah yang diselenggarakan dengan
penggunaan tanah tersebut nantinya.
6. Pengukuran dan Pendaftaran Tanah
Menurut Nandang (2.23-2.24: 2002), pengukuran dan pendaftaran tanah
merupakan pelaksanaan dari pasal 19 UUPA yang terdiri dari kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
a. Pengumpulan data dan pengelolaan data fisik
b. Pengumpulan dan pengolahan data Yuridis serta pembukuan haknya
c. Penertiban sertifikat
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 15
d. Penyajian data fisik dan data Yuridis
e. Penyimpangan daftar umum dan dokumen
Selanjutnya Effendi (95-96:1994), menjelaskan tujuan dan fungsi dari
pendaftaran tanah. Pendaftaran tanah bertujuan untuk menjamin kepastian
hukum dan kepastian atas hak tanah, denagn diselenggarakanya pendaftaran
tanah maka pihak-pihak yang bersangkutan dengan mudah dapat mengetahui
status atau kedudukan hukum daripada tanah tertentu yang dihadapinya,
letak, luas, dan batas-batasnya, siapa yang punya, dan beban apa yang ada
diatasnya. Kemudian Fungsi pendaftaran tanah ialah untuk memperoleh alat
pembuktian yang kuat tentang sahnya perbuatan hukum mengenai tanah.
2.5. Pengertian Perkotaan
A. Pengertian Kota
7. Kamus Tata Ruang, kota adalah pemukiman yang berpenduduk relatif besar,
luas area terbatas, pada umumnya bersifat non-agraris, dan kepadatan
penduduk relatif tinggi.
8. SMSAI (Standard Metropolitan Statistical Area) USA Canada, kota adalah
tempat yang:
a. Penduduknya 50.000 jiwa atau gabungan 2 kota dengan total penduduk
50.000 jiwa.
b. Merupakan gabungan kota-kota kecil dengan masing-masing jumlah
penduduknya kurang lebih 15.000 jiwa.
c. Menunjukkan hubungan antara aspek ekonomi dan sosial.
d. 75% penduduknya bekerja di sektor non pertanian.
e. Mayoritas penduduk bekerja di kota.
f. Kepadatan penduduknya 375 jiwa / hektar.
9. Max Weber, kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi
sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya
pasar sebagai benteng serta mempunyai sistem hukum tersendiri dan bersifat
kosmopolitan.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 16
10. Alan S. Burger, kota adalah suatu permukiman yang menetap
(permanen) dengan penduduk yang heterogen, dimana di kota itu dilengkapi
dengan berbagai fasilitas yang terintegrasi membentuk suatu sistem sosial
dan seterusnya.
11. UU No. 22 th. 1999 Tentang Otonomi Daerah, kota adalah kawasan
yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi.
12. Peraturan Mendagri RI No. 4 th. 1980, kota adalah suatu wadah yang
memiliki batasan administrasi wilayah seperti kotamadya dan kota
administratif. Kota juga berarti suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang
mempunyai ciri non agraris, misalnya ibukota kabupaten, ibukota kecamatan
yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan.
13. Peraturan Mendagri No. 2 th. 1987, kota adalah pusat permukiman dan
kegiatan penduduk yang mempunyai batasan wilayah administrasi yang
diatur dalam peraturan perundangan, serta permukiman yang telah
memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.
B. Pengertian Perkotaan
Perkotaan adalah satuan pemukiman bukan pedesaan yang berperan
didalam satuan wilayah pengembangan dan atau wilayah nasional sebagai
simpul jasa, menurut pengamatan tertentu.
Perkotaan merupakan suatu perkembangan kota yang melibatkan seluruh
elemen-elemen di dalamnya yang menyangkut kota itu sendiri.
Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.
Kriteria kawasan perkotaan adalah sebagai berikut :
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 17
a. Memiliki karakteristik kegiatan utama budidaya bukan pertanian atau
mata pencaharian penduduknya terutama di bidang industri,
perdagangan dan jasa.
b. Memiliki karakteristik sebagai pemusatan dan distribusi pelayanan
barang dan jasa didukung prasarana dan sarana termasuk pergantian
moda transportasi dengan pelayanan skala kabupaten atau beberapa
kecamatan.
C. Persamaan dan Perbedaan Kota dengan Perkotaan
1. Persamaan Kota dengan Perkotaan
Persamaan kota dan perkotaan terletak pada ciri masyarakatnya, antara
lain :
a. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan
kehidupan keagamaan di desa.
b. Orang-orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri
tanpa harus bergantung pada orang-orang lain.
c. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas-batas yang nyata.
d. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga
lebih banyak diperoleh warga.
e. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat.
f. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatka pentingnya
factor waktu bagi warga kota.
g. Perubahan-perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota,
sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-
pengaruh dari luar.
2. Perbedaan Kota dengan Perkotaan
Kota adalah pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni
oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Sedangakan
perkotaan adalah suatu kondisi wilayah yang pola kehidupanya tidak terbatas
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 18
pada bentuk administrasi akan tetapi lebih pada pola kehidupan yang
modern.
2.6. Sarana dan Prasarana Pendukung
A. Pengertian Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah suatu fasilitas fisik yang merupakan faktor
potensial untuk menentukan kesuksesan pembangunan suatu wilayah. Oleh
karena itu, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai agar suatu
pembangunan dapat berjalan dengan baik. (Grigg; 1988. & Jayadinata; 1992)
Tujuan pembangunan sarana dan prasarana adalah untuk memberikan
kenyamanan dan kemudahan bagi penghuni permukiman serta mewujudkan
kawasan kota yang ditata secara lebih baik sesuai dengan fungsinya.
(Rukmana; 1988. & Budiharjo; 1996)
Menurut beberapa pengertian diatas, sarana prasarana adalah suatu fasilitas
fisik yang disediakan untuk kepentingan penduduk suatu kota atau wilayah
yang berfungsi memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penduduk dalam
melakukan aktivitas mereka, serta untuk mewujudkan kawasan kota yang
tertata dengan baik sesuai dengan baik.
B. Jenis Sarana dan Prasarana untuk Kawasan Permukiman
Berdasarkan UURI No. 4/1992 (tentang Perumahan dan Permukiman)
dapat diketahui berbagai jenis prasarana permukiman seperti yang tercantum
dalam Pasal 5 - 7, meliputi :
3. Sarana dasar yang utama bagi berfungsinya suatu lingkungan permukiman
adalah (Pasal 5):
a. Jaringan jalan untuk mobilitas manusia dan angkutan barang,
pencegahan perambatan kebakaran, serta untuk menciptakan ruang
dan bangunan yang teratur;
b. Jaringan saluran pembuangan air limbah dan tempat pembuangan
sampah untuk kesehatan lingkungan; dan
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 19
c. Jaringan saluran air hujan untuk pengatusan/drainase, dan
pencegahan banjir setempat. Dalam keadaan tidak terdapat air tanah
sebagai sumber air bersih, jaringan air bersih merupakan sarana
dasar.
4. Fasilitas penunjang dimaksud dapat meliputi aspek ekonomi yang antara lain
berupa bangunan perniagaan/perbelanjaan yang tidak mencemari lingkungan.
Sedangkan fasilitas penunjang yang meliputi aspek sosial-budaya, antara lain
berupa bangunan pelayanan umum dan pemerintahan, pendidikan dan
kesehatan, peribadatan, rekreasi dan olah raga, pemakaman dan pertamanan
(Pasal 6).
5. Utilitas umum meliputi antara lain: jaringan air bersih, jaringan listrik,
jaringan telefon, jaringan gas, jaringan transportasi, dan pemadam kebakaran.
Fasilitas umum membutuhkan pengelolaan secara berkelanjutan dan
profesional oleh badan usaha agar dapat memberikan pelayanan yang
memadai kepada masyarakat (Pasal 7).
2.7. Sustained Eco City
SELF memiliki arti dasar yaitu diri sendiri; menggambarkan individu sebagai
dirinya sendiri; mandiri.
SUSTAINED memiliki arti yaitu keberlanjutan yang memiliki kemampuan
untuk menjaga dan mempertahankan keseimbangan proses atau kondisi suatu
sistem, yang terkait dengan sistem hayati dan binaan.
ECO CITY adalah sebuah konsep yang yang diterapkan oleh sebuah kota yang
ramah lingkungan dan juga untuk menjadi kota yang berkelanjutan. Konsep ini
mengajarkan kita untuk kembali ke alam dan juga menghemat energi yang ada,
contohnya tidak sering menggunakan kendaraan bermotor dan pribadi serta lebih
memilih menggunakan transportasi umum, membuat Ruang Terbuka Hijau, dan
tidak merusak lingkungan alam.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 20
Dari penjelasan di atas SELF SUSTAINED ECO CITY memiliki arti adalah
sebuah kota yang menerapkan konsep ramah lingkungan yang bersifat mandiri
serta memiliki arah kota yang berkelanjutan dalam menjaga konsep ramah
lingkungan itu sendiri.
2.8. Smart Growth Citizen
SMART memiliki arti pintar; cerdas.
GROWTH memiliki arti pertumbuhan; perkembangan; perkembangan secara
kualitas maupun kuantitas yang meningkat.
CITIZEN memiliki arti warga negara; warga kota; penduduk; komunitas.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa SMART GROWT CITIZEN
memiliki arti penduduk mandiri yang memiliki konsep pemikiran pintar dalam
mengembangkan dan mengolah potensi yang ada di kota tempat mereka tinggal.
Selain dapat mengembangkan dan mengolah potensi, para penduduk dapat
menjaga keseimbangan lingkungan alam di kota tersebut, serta dapat menjaga dan
memperbarui potensi yang ada di kota mereka tinggal.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 21
BAB III
PROFIL KOTA KUPANG, NTT
3.1. Kondisi Geografis
A. Batas Administratif
1. Luas : 18.027 km2
2. Timur : Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang
3. Barat : Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang
4. Utara : Teluk Kupang
5. Selatan : Kecamatan Nakamese dan Kecamatan Taebenu, Kabupaten
Kupang
B. Topografi
1. Daerah tertinggi diatas permukaan laut di bagian selatan dengan
ketinggian 100 350 m.
2. Daerah terendah diatas permukaan laut di bagian utara 0 50 m.
3. Tingkat kemiringan rata rata 15%.
C. Geologi
Pembentukan tanah terdiri dari bahan keras dan bahan non vulkanis.
Bahan bahan mediteran/rencinal/liosol terdapat di kecamatan Alak,
Maulafa, Oebobo, Kota Raja, Kelapa Lima, dan Kota Lama.
Batas Geofrafis :
1. 100 36 14 100 39 58Lintang Selatan.
2. 1230 32 23 1230 37 01Bujur Timur.
3.2. Sejarah Kota Kupang
A. Dasar Hukum Pembentukan
Kota Kupang dibentuk berdasarkan UU No. 5 tahun 1996 dan
dituangkan dalam lembar negara No. 3632 tahun 1996. Peresmiannya
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 22
Kecamatan Alak
Kecamatan Kota Lima
Kecamatan Oebobo
Kecamatan Maulafa
Kecamatan Kota Raja
Kecamatan Kota Lama
dilakukan oleh Mendagri Yogi SM pada 25 April 1996, sekaligus
mengangkat Letkol Inf. S. K. Lerik menjadi Walikota Kupang.
B. Sejarah Kota Kupang
Nama Kupang berasal dari kata Lai Kopan (=Nai Kopan) yaitu nama
seorang raja yang memerintah Kota Kupang sebelum bangsa portugis
datang ke NTT.
Pada tahun 1486 Pulau Timor memiliki 12 kota bandar yang sering
ramai dikunjungi pedangang dari kawasan Indonesia Barat untuk mencari
kayu cendana, namun kedua belas kota tersebut tidak disebutkan namanya.
Salah satu kota dari kota bandar tersebut terletak di pesisir pantai yang
strategis di Pulau Timor. Diduga kota tersebut adalah kota yang dikenal
saat ini sebagai Kupang.
Kota Kupang terdiri dari 6 kecamatan yaitu Alak, Maulafa, Oebobo,
Kota Raja, Kota Lima, dan Kota Lama serta 51 kelurahan.
Gambar 3.1. Peta Administratif Kota Kupang
Sumber : Kumpulan Peta Administrasi Indonesia
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 23
3.3. Visi dan Misi
A. Visi
Mewujudkan Kota Kupang sebagai Kota Berbudaya, Modern, Produktif
dan Nyaman yang berkelanjutan.
B. Misi
1. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat.
2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Masyarakat Kota
Kupang yang Berkualitas.
3. Meningkatkan Mutu Pelayanan Publik dan Penegakan Supremasi
Hukum.
4. Mewujudkan Tata Ruang Wilayah dan Infrastruktur Perkotaan yang
Berkelanjutan.
5. Merningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat.
Pada periode 2012 2017, Kota Kupang dipimpin oleh :
Sumber : www.kupangkota.go.id
3.4. Kependudukan
Kota Kupang mengalami perkembangan yang pesat dari tahun ke tahun.
Walikota Kupang (Periode
2012 2017) JONAS SALEAN, SH.M.Si
.
Wakil Walikota Kupang (Periode
2012 2017) dr. HERMANUS MAN
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 24
Berdasarkan sumber dari website resmi Kota Kupang, diketahui jumlah
penduduk kota tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Kelapa Lima (Keadaan
November 2014)
Sumber : www.kupangkota.go.id
Tabel 3.2. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Alak (Keadaan November
2014)
Sumber : www.kupangkota.go.id
Tabel 3.3. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Maulafa (Keadaan November
2014)
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 25
Sumber : www.kupangkota.go.id
Tabel 3.4. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Oebobo (Keadaan November
2014)
Sumber : www.kupangkota.go.id
Tabel 3.5. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Kota Lama (Keadaan
November 2014)
Sumber : www.kupangkota.go.id
Tabel 3.6. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Kota Raja (Keadaan
November 2014)
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 26
Sumber : www.kupangkota.go.id
Tabel 3.7. Tabel Jumlah Penduduk Keseluruhan Kota Kupang (Keadaan
November 2014)
Sumber : www.kupangkota.go.id
Dari sajian tabel diatas, persebaran penduduk Kota Kupang dapat dilihat
pada gambar peta berikut :
Gambar 3.3. Peta Kepadatan Penduduk Per Meter Persegi
Sumber : www.bappedakotakupang.go.id/info
Keterangan :
Kepadatan 0 1000 m2
Kepadatan 1000 5000 m2
Kepadatan 5000 15000 m2
Kepadatan 15000 - 20000 m2
Kepadatan 20000 25000 m2
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 27
3.5. Sarana Transformasi
A. Udara
Kota Kupang memiliki sebuah bandar udara dengan nama Bandar
Udara Internasional El Tari. Dahulu bernama pelabuhan udara Penfui.
Nama Bandar Udara El Tari untuk mengenang jasa (almarhum) mantan
Gubernur Nusa Tenggara Timur, El Tari, sejak 20 Desember 1988. Istilah
Pelabuhan Udara kemudian diubah menjadi Bandar Udara sejak tanggal 1
September 1985.
Pelabuhan udara ini ditetapkan sebagai pelabuhan udara kelas III.
Dengan makin meningkatnya arus lalu lintas melalui Bandar Udara
Kupang, maka untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan meningkatkan
fungsi bandara, maka diterbitkan Surat Keputusan Bersama antara Menteri
Perhubungan, Menteri Pertahanan Keamanan dan Menteri Keuangan
dengan nomor : KEP/30/IX/75, KM 393/3/PHB 75 dan KEP.
927.A/MK/IV/8/75[8], yaitu tentang Penggunaan Bersama Pangkalan dan
Pelabuhan Udara. Dalam surat keputusan tersebut dinyatakan Pelabuhan
Udara Penfui menjadi Pelabuhan Udara Sipil Kelas II.
Gambar 3.4. Bandar Udara El Tari Kota Kupang
Sumber : www.google.com
B. Laut
Pelabuhan Tanjung Karang Kupang dapat melayani kapal-kapal barang
maupun penumpang. Dahulu melalui dermaga ini sering melayani kapal
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 28
penumpang menuju Pante Makasar, Ruteng, Baa, Dili, Kalabahi dan lain-
lain.
Pelabuhan Niaga dan Pelabuhan Komersil terletak di daerah Tenau dan
Bolok, yang merupakan wilayah Kabupaten Kupang.
Di wilayah Kota Kupang terdapat Pelabuhan Rakyat di Namosain dan
Pelabuhan Laut Kupang. Pelabuhan Kota Kupang merupakan pelabuhan
tempat kapal kapal kayu melayani transportasi laut menuju Rote, Semau
dan beberapa daerah di sekitar Kota Kupang. Sebelumnya juga digunakan
oleh para nelayan sebagai tempat berlabuh dan bongkar muat hasil
tangkapan.
Sedangkan Pelabuhan Kupang yang merupakan pelabuhan laut tua, saat
ini menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal layar dari luar negeri dan
menjadi salah satu tempat persinggahan dalam kegiatan Sail Indonesia dari
Darwin, Australia menuju beberapa pulau di Indonesia.
Gambar 3.5. Pelabuhan Kota Kupang
Sumber : www.google.com
C. Darat
Sistem transportasi darat Kota Kupang dilayani oleh minibus angkutan
kota yang biasa disebut bemo. Ada pula layanan taksi dan beberapa rute
dilayani oleh bus kota. Sebagian besar rute dalam kota dilayani oleh bemo
yang menghubungkan beberapa terminal seperti Terminal Kupang,
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 29
Terminal Oepura dan Terminal Oebobo. Untuk keberangkatan jalan darat
ke luar kota dilayani di Terminal Oebobo.
Selain itu terdapat juga jasa layanan transportasi roda dua yang lebih
dikenal dengan ojek yang banyak dijumpai di setiap sudut Kota Kupang.
Melalui jalan darat pula dilayani bus antar kota dalam provinsi ke SoE,
Kefa dan Atambua, serta antar negara, yakni ke Dili, Timor Leste. Bus ini
disediakan oleh berbagai penyedia layanan termasuk DAMRI. Layanan
imigrasi Indonesia-Timor Leste dilaksanakan di Tasifeto Timur-Batugade.
Gambar 3.6. Angkutan Umum Bemo Kota Kupang
Sumber : www.google.com
3.6. Sarana Kesehatan
Kota Kupang memiliki sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah
maupun yang dikelola oleh swasta. Berikut adalah daftar rumah sakit serta badan
pelayanan kesehatan yang tersebar di Kota Kupang berdasarkan data dari website
resmi Kota Kupang.
A. Rumah Sakit Pemerintah
1. RSUD W. Z. Johannes Kupang
2. RS Bhayangkara Kupang
3. RS Korem 161 Wira Sakti Kupang
4. Rumkital Kupang
5. RSUD S.K Lerik Kupang
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 30
B. Rumah Sakit / Klinik Swasta
1. RS Mamami
2. RS Dedari
3. RS Kartini
4. RS Leona
5. Siloam Hospital Kupang
6. RS Carolus Boromeus
C. Daftar Puskesmas
1. Puskesmas Alak
2. Puskesmas Naioni
3. Puskesmas Bakunase
4. Puskesmas Pasir Panjang
5. Puskesmas Kupang Kota
6. Puskesmas Oebobo
7. Puskesmas Oepoi
8. Puskesmas Sikumana
9. Puskesmas Penfui
D. Laboratorium Kesehatan
1. Laboratorium Klinik Prodia
2. Kartini Diabetes and Eye Center
3. Laboratoriam RS Prof W Z Yohanes
3.7. Pendidikan
Tabel 3.8. Tabel Data Sekolah Per Kecamatan Kota Kupang
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 31
Sumber : www.kupangkota.go.id
Tabel 3.9. Tabel Data Sekolah Berdasarkan Status
Sumber : www.kupangkota.go.id
Tabel 3.10. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Tingkat Sekolah
Sumber : www.kupangkota.go.id
Tabel 3.11. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Status Kepegawaian
Sumber : www.kupangkota.go.id
Tabel 3.12. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Pendidikan
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 32
Sumber : www.kupangkota.go.id
Tabel 3.14. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Usia
Sumber : www.kupangkota.go.id
Tabel 3.15. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan PNS dan NonPNS
Sumber : www.kupangkota.go.id
Tabel 3.16. Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : www.kupangkota.go.id
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 33
3.8. Rencana Tata Ruang dan Peruntukan Kota Kupang
Sebuah kota harus memiliki perencanaan tata ruang yang baik agar kota
tersebut tertata dengan rapi dengan pembagian infrastruktur yang merata bagi
seluruh masyarakat kota tersebut.
A. Peta Rencana Pola Ruang Kota Kupang
Gambar 3.7. Peta Rencana Pola Ruang Kota Kupang Tahun 2030
Sumber : http://penataanruang.pu.go.id
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 34
B. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Kupang
Gambar 3.8. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Kupang Tahun 2030
Sumber : http://penataanruang.pu.go.id
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 35
Keterangan :
a) BWK I
Kawasan perdagangan, pusat pemerintahan provinsi, pelayanan
kesehatan, tempat pendaratan ikan, dan permukiman dengan intensitas
kegiatan tinggi.
b) BWK II
Kawasan pelayanan pemerintahan kota, perdagangan, pariwisata, dan
permukiman dengan intensitas kegiatan tinggi.
c) BWK III
Kawasan pengembangan pendidikan tinggi, pusat pelayanan transportasi
udara dan darat, kawasan pariwisata, kawasan permukiman kepadatan
sedang.
d) BWK IV
Pusat pengembangan industri, pergudangan, pelabuhan umum dan
pelabuhan perikanan, kawasan pariwisata, permukiman, serta tempat
pembuangan akhir sampah.
e) BWK V
Kawasan pengembangan permukiman kepadatan sedang.
f) BWK VI
Pengembangan permukiman terbatas, pengembangan kawasan
agropolitan, kawasan konservasi untuk resapan air.
g) BWK VII
Pengembangan permukiman terbatas, pengembangan agropolitan,
kawasan konservasi untuk kepentingan pengamanan daerah tangkapan
air rencana Bendungan Kolhua.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 36
C. Peta Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Kota Kupang
Gambar 3.9. Peta Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Kota Kupang
Tahun 2030
Sumber : http://penataanruang.pu.go.id
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 37
3.9. Rencana Pembagian Ruang Kota Kupang
A. Kawasan Pusat Perkantoran
1. Kawasan perkantoran pemerintahan Provinsi NTT terletak di Kelurahan
Oebobo, Kelurahan Naikoten I, Kelurahan Airnona, Kelurahan Oebufu,
Kelurahan Oepura, Kelurahan Naikolan, dan Kelurahan Fontein;
2. Kawasan perkantoran pemerintahan Kota Kupang terletak di Kelurahan
Kelapa Lima, Kelurahan Pasir Panjang, Kelruhana Oebufu, dan
Kelurahan Oesapa;
3. Kawasan perkantoran swasta yang diarahkan menyatu dengan lokasi
pengembangan kegiatan jasa, terutama pada kawasan di sisi jaringan
jalan arteri dan kolektor.
B. Kawasan Perdagangan, Jasa, dan Campuran
1. Kawasan Perdagangan Grosir terletak di Kota Lama Keluarahan LLBK
(Lais Lais Bis Kopan), Kelurahan Solor, sekitar Jl. Timor Raya,
Kelurahan Oesapa dan Kelurahan Lasiana.
2. Kawasan Perdagangan Modern terletak di Kota Lama, sekitar Jalan
Moh. Hatta, Jalan Sudirman, Jalan Suharto, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan
Ahmad Yani, Jalan Timor Raya dan Jalan Bundaran PU, Jalan Veteran,
Jalan Tompello, Jalan Cak Doko, serta Jalan W.J. Lalamentik, Jl. HR.
Koroh, Jl. Amabi, Jl. Vector Feonay, Jl. Untung Surapati, Jl. Badak, Jl.
RW. Monginsidi, dan Jl. El Tari, Jl. Frans Seda, Jl. Piet A. Tallo, dan Jl.
Herman Johannes serta di setiap lokasi sub pusat kota dan pusat
lingkungan dengan besaran yang disesuaikan dengan jangkauan
pelayanan.
3. Kawasan Perdagangan Tradisional terletak di Pasa Kasih (Naikoten I),
Pasar Kuanino, Pasar Oebobo, Pasar Oesapa, Pasar Penfui dan
pengembangan di Kelurahan Maulafa, Kelurahan Sikumana, Kelurahan
Manulai II, dan Kelurahan Alak dan bertahap akan dibangun di tiap
keluarahan.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 38
C. Kawasan Industri
1. Industri Berat (Polutif) berlokasi di BWK IV, Kecamatan Alak pada
kawasan Industri Tenau dan sekitarnya.
2. Industri Ringan berlokasi di BWK II di Kelurahan Tuan Daun Merah
(TDM) dan Kelurahan Kayu Putih Kecamatan Oebobo.
3. Industri kecil / rumah tangga berlokasi menyebar di setiap BWK
menyatu dengan lingkungan perumahan.
D. Kawasan Pariwisata
1. Kawasan Pariwisata alam terletak di Kelurahan Lasiana dan Kelurahan
Oesapa, Kelurahan Pasir Panjang dan Kelurahan Kelapa Lima,
Kelurahan Namosain, Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang,
Kelurahan Alak, Kelurahan Penkase-Oelata, Kelurahan Fatukoa,
Kelurahan Manupaten, dan Kelurahan Batuplat.
2. Rencana kawasan pariwisata buatan terletak di Kelurahan Kolhua,
Kelurahan Penfui, Keluraham Oebufu, Kelurahan Fatutuli, Kelurahan
TDM, dan Kelurahan Kelapa Lima.
3. Kawasan pariwisata cagar budata Tugu Jepang di Kelurahan Penfui,
Meriam Jepang di Kelurahan Kelapa Lima dan Kelurahan Num Baun
Delha; kawasan Gereja dan Klenteng di Kelurahan Lai Lai Besi Kopan;
Kawasan Goa Jepang di Kelurahan Penfui, Kelurahan Bakunase,
Kelurahan Liliba dan Kelurahan Nun Bau Delha; Benteng Concordia di
Kelurahan Fatufeto; kawasan Makam Raja Kupang di Kelurahan
Bakunase, makam Raja Raja Taebenu di Kelurahan Manupaten; dan
kawasan Makam Belanda di Kelurahan Nunhila dan Kelurahan Fatufeto.
E. Kawasan Pendidikan dan Olahraga
1. Kawasan pendidikan di Kota Kupang, khususnya untuk pendidikan
tinggi diarahkan ke Kelurahan Merdeka (Unwira), Kelurahan Oesapa,
Kelurahan Lasiana (Undana, Unkris, dan STIM), di Kelurahan Kayu
Putih UMK, Uyelindo, Stikes CHMK, PGRI, di Kelurahan Naikoten I
Kampus Undana Lama, Kampus San Pedro, di Kelurahan Kelapa Lima
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 39
STIE Oemathonis, Kelurahan Oesapa Barat STIBA Mentari dan STIBA
Cakrawala, di Kelurahan Oesapa Selatan Akademi Farmasi, di
Kelurahan Fatubesi Akademi Keuangan Efata.
2. Kawasan olahraga di Kota Kupang, untuk skala regional berada di
Kelurahan Oebufu Kecamatan Oebobo (Stadion Oepoi) dan Tingkat
local (kecamatan dan kota) diarahkan pada dua daerah utama, yaitu
Kelurahan Lasiana (Lapangan Lasitrada) dan Kelurahan Merdeka
(Stadion Merdeka). Masing masing bagian wilayah kota mempunyai
prioritas peruntukan pengembangan.
3.10. Potensi Wilayah Kota Kupang
Kota Kupang sebagai Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang
memiliki fungsi pengembangan wilayah yang luas, tidak saja dalam
tatanan wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, tetapi juga dalam
tatanan regional maupun nasional. Hal tersebut tercermin dan telah
ditegaskan dalam kebijakan Rencanan Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) yang menetapkan Kota Kupang Sebagai salah satu Pusat
Kegiatan Nasional (PKN) yang terletak di Indonesia Bagian Timur.
Hal ini menunjukkan bahwa Kota Kupang mengemban fungsi
pengembangan regional yang luas, dan diarahkan agar memiliki fungsi
fungsi pengembangan sebagai berikut :
A. Simpul utama kegiatan ekspor impor atau pintu gerbang
menuju kawasan internasional Bagian Timur Indonesia;
B. Pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau melayani
beberapa provinsi;
C. Simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa
provinsi.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 40
Selain itu dalam kebijakan pengembangan kawasan andalan, Kota
Kupang termasuk salah satu kawasan di Provinsi Nusa Tenggara Timur
dengan kegiatan utama adalah sektor industri, pariwisata, dan
perikanan laut.
Berdasarkan pengembangan potensi secara spasil yang dilakukan
melalui kebijakan pengembangan kawasan strategis Provinsi Nusa
Tenggara Timur, Kota Kupang termasuk dalam Kawasan Strategis
Untuk Pertumbuhan Ekonomi, yaitu Tenau sampai LLBK (Lais Lais
Bis Kopan) kawasan strategis Provinsi NTT, selanjutnya dari LLBK
(Lais Lais Bis Kopan) sampai Lasiana merupakan kawasan strategis
kota dan sebagai kawasan strategis lingkungan hidup terdapat di
Kelurahan Naioni, Fatukoa, dan Kolhua.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 41
BAB IV
ANALISA & PEMBAHASAN
4.1. Perhitungan Jumlah Penduduk
A. Data Jumlah Penduduk Kota Kupang
Tabel 4.1. Tabel Jumlah Penduduk Kota Kupang Tahun 2012 2015
Sumber : Bappeda Kota Kupang 2015
B. Perhitungan Jumlah Penduduk
1. Perhitungan Jumlah Penduduk pada Pertengahan Tahun
Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang akan diambil adalah
jumlah penduduk pada tahun 2015. Hasil dari perhitungan ini akan
dimasukkan ke dalam perhitungan jumlah angka kelahiran dan angka
kematian.
Rumus Jumlah Penduduk Pada Pertengahan Tahun :
Diketahui :
P : jumlah penduduk pertengahan tahun
P1 : jumlah penduduk periode sensus 1 : 365,348 (2012)
P2 : jumlah penduduk periode sensus 2 : 409,743 (2015)
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 42
P = 365,348 + 409,743 / 2
P = 387,545
2. Angka Kelahiran Kasar / Crude Birth Rate (CBR)
Angka kelahiran kasar, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya bayi
lahir hidup dari setiap seribu penduduk dalam periode tahun tertentu.
Rumus CBR / Angka Kelahiran Kasar adalah :
Diketahui :
CBR : Angka Kelahiran Kasar
B : Jumlah kelahiran pada tahun 2015 : 130,711
P : Jumlah penduduk pertengahan tahun : 387,545
CBR = 409,743 / 130,711 X 1000
CBR = 3.13 X 1000
CBR = 3,130
Jadi, 3,130 bayi yang lahir pada tiap 1000 wanita di Kota Kupang pada
tahun 2015
3. Angka Kematian Kasar / Crude Death Rate (CDR)
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat
yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali
satuan.
Rumus CDR / Angka Kematian Kasar adalah :
Diketahui :
CBR : Angka Kematian Kasar
D : Jumlah Kematian pada tahun 2010 : 790
P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2015 : 387,545
CDR = 790 / 387,545 X 1000
CBR = 2
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 43
Jadi, 2 bayi yang meninggal pada tiap 1000 wanita yang melahirkan
pada tahun 2015
4.2. Sistem Penyediaan Lahan Perumahan Kota Kupang
A. Pengertian Sistem Penyediaan Lahan untuk Pembangunan Perumahan di
Kota Kupang
1. Pengertian Sistem
Menurut L. James Havery, sistem adalah suatu prosedur yang
rasional dan logis, yang berguna untuk merancang ataupun melakukan
suatu rangkaian komponen yang saling berkaitanan satu sama lainnya.
Sedangkan menurut Poerwadarminta, sistem ialah sekelompok
bagian-bagian yang berupa alat dan lain sebagainya, yang berkerja sama
untuk melaksanakan tujuan tertentu.
2. Pengertian Sistem Penyediaan Lahan untuk Pembangunan Perumahan di
Kota Kupang
Dari pengertian sistem secara umum diatas, sistem penyediaan lahan
untuk pembangunan perumahan dan permukiman adalah suatu prosedur
yang rasional dan logis, serta memiliki unsur unsur terkait yang saling
bekerja sama untuk merancang dan melaksanakan tugas dengan tujuan
untuk menyediakan lahan, perancangan, serta persebaran permukiman.
B. Unsur unsur Penyediaan Lahan untuk Pembangunan Perumahan di Kota
Kupang
1. Luas Kota Kupang dan Rencana Tata Ruang Kota Kupang
Luas Kota Kupang : 18,027 km2.
Penetapan Kota Kupang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN),
sebagai Kawasan Strategis Daerah Bagian Selatan Indonesia. Pemerintah
Kota Kupang bersama DPRD telah menetapkan Peraturan Daerah
Nomor 11 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Kupang dan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2011 tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kota Kupang tahun 2011-2012. Dengan
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 44
ditetapkannya dua Peraturan Daerah ini diharapkan dapat memacu
percepatan pembangunan Kota Kupang dalam semua sektor.
Berikut adalah rencana tata ruang Kota Kupang :
Gambar 4.1. Peta Rencana Tata Ruang Kota Kupang
Sumber : Bappeda Kota Kupang
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 45
Keterangan :
a. BWK I
Kawasan perdagangan, pusat pemerintahan provinsi, pelayanan
kesehatan, tempat pendaratan ikan, dan permukiman dengan
intensitas kegiatan tinggi.
b. BWK II
Kawasan pelayanan pemerintahan kota, perdagangan,
pariwisata, dan permukiman dengan intensitas kegiatan tinggi.
c. BWK III
Kawasan pengembangan pendidikan tinggi, pusat pelayanan
transportasi udara dan darat, kawasan pariwisata, kawasan
permukiman kepadatan sedang.
d. BWK IV
Pusat pengembangan industri, pergudangan, pelabuhan umum
dan pelabuhan perikanan, kawasan pariwisata, permukiman,
serta tempat pembuangan akhir sampah.
e. BWK V
Kawasan pengembangan permukiman kepadatan sedang.
f. BWK VI
Pengembangan permukiman terbatas, pengembangan kawasan
agropolitan, kawasan konservasi untuk resapan air.
g. BWK VII
Pengembangan permukiman terbatas, pengembangan
agropolitan, kawasan konservasi untuk kepentingan
pengamanan daerah tangkapan air rencana Bendungan Kolhua.
2. Jumlah Penduduk Kota Kupang
Tabel 4.2. Tabel Jumlah Penduduk Kota Kupang Tahun 2012
2015
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 46
Sumber : Bappeda Kota Kupang 2015
3. Fasilitas Sarana dan Prasarana Pendukung Penyediaan Lahan untuk
Perumahan di Kota Kupang
a. Kesehatan
Tabel 4.3. Tabel Jumlah Rumah Sakit Menurut Kecamatan dan
Statusnya 2013 2014
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2013 2014
Tabel 4.4. Tabel Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut
Kecamatan dan Jenisnya Tahun 2013 2014
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2013 -2014 Posyandu
Bayi dan Balita digabung
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 47
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan sudah cukup memadai, namun pada Kecamatan
Kelapa Lima tidak ada satu pun rumah sakit, hal ini menandakan
persebaran rumah sakit belum merata di setiap kecamatan.
b. Transportasi
Transportasi Darat
Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan nasional,
provinsi, kota/lokal. Adapun jaringan jalan nasional terdiri dari
jalan A. Yani, Sukarno, Siliwangi, Pahlawan, M. Praja, Sumba-
Sumatra, Timor raya, Adisucipto dan Eltari sepanjang 40,445
Km. Sedangkan jalan provinsi terdiri dari jalan Nisnoni, Untung
Suropati, Moh. Hatta, Sudirman, Soeharto, H.R. Koroh, Amabi,
Perintis Kemerdekaan, Cak doko, Palapa, Herewila, W.J.
Lalamentik dan lingkar luar Kota Kupang sepanjang 51,08 Km.
Untuk jalan Kota terdiri dari jalan lokal, lingkungan dan pesisir
yang tersebar di seluruh wilayah kota.
Untuk pelayanan transportasi darat telah disediakan 3 terminal
angkutan umum yaitu terminal Oebobo, Kota Lama, Belo,
Manulai II dan Penkase Oeleta.
Tabel 4.5. Tabel Data Transportasi Darat Kota Kupang Tahun
2013 2014
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Kupang
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 48
Transportasi Laut
Terdiri dari ketatanan kepelabuhanan alur pelayaran, dimana
Kota Kupang sebagai bagian dari alur lalu lintas Indonesia
Timur memiliki pelabuhan Tenau sebagai pelabuhan samudera
yang dijadikan pusat kegiatan ekspor impor terutama ke
Kawasan Timur Indonesia (KTI) maupun ke wilayah barat.
Sejak tahun 2004 pemerintah pusat telah mengakreditasi
pelabuhan Tenau di Kota Kupang sebagai pelabuhan
internasional di kawasan Asia Pacifik. Pelabuhan yang luasnya
mencapai 2.000 m2 tersebut merupakan salah satu yang terbesar
di Indonesia karena memiliki berbagai fasilitas untuk kegiatan
bongkar muat barang dan jasa serta kegiatan penyebrangan ke
kawasan timur Indonesia dan ke beberapa Negara Asia Pasifik
seperti Timor Leste, Australia Utara dan New Zealand. Selain
itu Kota Kupang memiliki terminal khusus perikanan di
kelurahan Alak, pelabuhan khusus perikanan Pangkalan
Pendaratan Ikan Oeba di kelurahan Fatubesi, pelabuhan khusus
perikanan rakyat di kelurahan Oesapa, dan pelabuhan khusus
/pelabuhan rakyat di kelurahan Namosain.
Transportasi Udara
Kota Kupang sebagai pintu gerbang selatan Indonesia karena
berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste sebelah timur,
dan Australia serta Selandia Baru sebelah selatan memiliki
Bandar udara yang memegang peranan penting didalam
mendukung perannya sebagai simpul pelayanan jaringan
transportasi antar wilayah, serta sebagai kota persinggahan
utama terkait kedudukannya sebagai Pusat Kegiatan Nasional
(PKN). Bandar udara Eltari yang berada di kelurahan Penfui
kecamatan Maulafa adalah Bandar udara kelas I yang sebagai
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 49
pusat penyebaran sekunder dengan panjang dimensi runway
2.800 m x 45 m.
c. Kondisi Jalan
Tabel 4.6. Tabel Panjang Jalan Menurut Statusnya Tahun 2013
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Kupang 2013
Tabel 4.7. Tabel Panjang Jalan di Kota Kupang Menurut Jenis
Permukaan Tahun 2013
Sumber : Dina Pekerjaan Umum Kota Kupang 2013
Kondisi jalan aspal yang meningkat akan memberikan kenyamanan
bagi para pengendara dan sebagai faktor pemilihan lokasi dalam
membangun perumahan dan permukiman.
d. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Kupang
Grafik 4.1. Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kota Kupang Tahun 2011
2015
Sumber : BPS Kota Kupang Tahun 2013
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 50
Pada data grafik diatas menjelaskan bahwa perkembangan ekonomi
menurun signifikan antara tahun 2011 2012. Namun, Kota Kupang
perlahan bangkit dan pertumbuhan ekonomi kembali meningkat
ditahun 2015. Hal ini menunjukkan daya beli masyarakat Kota
Kupang yang dapat dikatakan maju dan mampu.
e. Pengeluaran Per Kapita Sebulan
Tabel 4.8. Tabel Persentase Penduduk menurut Golongan
Pengeluaran per Kapita Sebulan, 2012 2013
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013
Dari data diatas jelas bahwa tingkat ekonomi dan penghasilan
penduduk meningkat. Terlihat jelas bahwa pengeluaran paling
sedikit yaitu 150.000 199.999 mengalami penurunan sedangkan
pengeluaran lebih dari 1.000.000 mengalami peningkatan.
4.3. Luas Lahan yang Dibutuhkan untuk Pembangunan Perumahan
di Kota Kupang
A. Jenis Rumah yang Akan Dikembangkan di Kota Kupang
Recana Luas peruntukan lahan Permukimandi wilayah Kota Kupang
adalah 9.125,39 Ha atau 55.118 dari luas wilayah Kota Kupang.
Pada data survey Bappeda Kota Kupang Bidang Fisik, lokasi
Perumahan Swadaya untuk golongan Masyarakat Berpendapatan Rendah
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 51
(MBR), dan bukan merupakan kawasan kumuh, maka ditetapkan lokasi
kecamatan yang dapat disurvei, yakni Kecamatan Kelapa Lima, Oebubu,
Alak, dan Maulafa.
Sedangkan perencanaan pemukiman yang layak juga mulai diarahkan
pada dareah Kabupaten Kupang khususnya derah Oesao.
Dalam penerapannya sejauh ini sudah ada perumahan-perumahan atau
pemukiman yang cukup memadai yang telah ada dikupang misalnya
PERUMNAS serta perumahan di BTN Kolhua. Selain itu ada juga
pembangunan perumahan elite di Kecamatan Alak.
B. Pengembangan Lokasi Lahan yang Akan Dibangun untuk Perumahan di
Kota Kupang
Kepadatan Penduduk Kota Kupang mengarah ke utara kota atau ke arah
pesisir pantai / laut, dimana pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan
berjalan di daerah tersebut.
Maka dari itu pengembangan perumahan di Kota Kupang akan
diarahkan ke arah tenggara dan selatan, dimana masih terdapat banyak
lahan kosong untuk dijadikan Kawasan Siap Bangun.
Gambar 4.2. Peta Area Kepadatan Penduduk di Utara Kota Kupang
Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 52
Gambar 4.3. Peta Area Pengembangan Lokasi Perumahan di Selatan dan
Tenggara Kota Kupang
Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015
Dari data data diatas dapat dijelaskan bahwa :
1. Perkembangan perumahan dan permukiman akan di arahkan ke BWK VI
dan VII (selatan dan tenggara) yaitu di sebagian Kecamatan Alak dan
Kecamatan Maulafa.
2. Jenis rumah yang dapat dibangun adalah rumah swadaya, perumahan BTN
/ KPR, perumahan elit.
3. Perkembangan perumahan dan permukiman berlokasi tidak jauh dari jalan
dan dekat dengan pusat kegiatan daerah.
Gambar 4.4. Peta Area Pembangunan Perumahan di Kecamatan Maulafa dan
Kecamatan Alak
KECAMATAN
MAULAFA
KECAMATAN
ALAK
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 53
Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015
C. Jumlah Penduduk dan Tipe Rumah yang Akan Dibangun Perumahan di
Kota Kupang
Dari data pengeluaran per kapita per bulan dapat dihitung kemampuan
biaya per kepala keluarga untuk membayar rumah. Dapat diasumsikan
sebagai berikut :
1. Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Dengan rata - rata pengeluaran perkapita perbulan : 150.000
299.999 = 0.71%
2. Masyarakat Berpenghasilan Menengah
Dengan rata - rata pengeluaran perkapita perbulan : 300.000
749.999 = 20.19%
3. Masyarakat Berpenghasilan Tinggi
Dengan rata arat pengeluaran perkapita perbulan : 750.000 - >
1.000.000 = 29.09%
Dari data jumlah penduduk Kota Kupang tahun 2015 yaitu 409,743
jiwa, maka dapat diasumsikan yaitu setiap kaluarga memiliki 4 orang
anggota keluarga dengan ayah, ibu, dan 2 orang anak (sesuai dengan
program Keluarga Berencana).
Kemudian menghitung jumlah penduduk yang didapat serta tipe atau
jenis rumah yang akan dibangun :
1. Tipe Rumah untuk Golongan Masyarakat Berpenghasilan
Rendah
Jumlah Penduduk : 0.71% x Jumlah Penduduk Tahun 2015
: 0.71% x 409,743 = 2,909 Penduduk
Jumlah keluarga (asumsi 4 anggota keluarga) :
2,909 / 4 = 727 Keluarga
Rumah yang akan digunakan adalah Rumah Swadaya dengan
tipe rumah 21.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 54
2. Tipe Rumah untuk Golongan Masyarakat Berpenghasilan
Menengah
Jumlah Penduduk : 20.19% x 409,743 = 82,727 Penduduk
Jumlah Keluarga : 82,727 / 4 = 20,681 Keluarga
Rumah yang akan digunakan adalah Rumah Menengah yaitu
tipe rumah 36.
3. Tipe Rumah untuk Golongan Masyarakat Berpenghasilan
Tinggi
Jumlah Penduduk : 29.09% x 409,743 = 119,194 Penduduk
Jumlah Keluarga : 119,194 / 4 = 29,798 Keluarga.
Rumah yang akan digunakan adalah rumah tipe 45.
D. Luas Lahan yang Dibutuhkan untuk Pembangunan Perumahan di Kota
Kupang
1. Rumah Tipe 21 untuk Golongan Masyarakat Berpenghasilan
Rendah
Luas tanah rumah tipe 21 : 60 m2
Jumlah Keluarga : 727 Keluarga
Rumus : Luas tanah x Jumlah Keluarga
60 x 727 = 43,620 m2
Gambar 4.5. Peta Kawasan Perumahan Tipe 21
Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015
Kawasan Perumahan
Tipe 21 di Kecamatan
Maulafa
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 55
2. Rumah Tipe 36 untuk Golongan Masyarakat Berpenghasilan
Menengah
Luas tanah rumah tipe 36 : 72 m2
Jumlah Keluarga : 20,681 Keluarga
Rumus : Luas tanah x Jumlah Keluarga
72 x 20,681 = 1,489,032 m2
Gambar 4.6. Peta Kawasan Perumahan Tipe 36
Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015
3. Rumah Tipe 45 untuk Golongan Masyarakat Berpenghasilan
Tinggi
Luas tanah rumah tipe 45 : 96 m2
Jumlah Keluarga : 29,798 Keluarga
Rumus : Luas tanah x Jumlah Keluarga
96 x 29,798 = 2,860,608 m2
Gambar 4.7. Peta Kawasan Perumahan Tipe 45
Kawasan Perumahan
Tipe 36 di Kecamatan
Maulafa
Kawasan Perumahan
Tipe 45 di Kecamatan
Alak
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 56
Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015
4.4. Pengembangan dan Pendampingan yang Dilakukan untuk
Menciptakan Sustained Eco City dan Smart Growth Citizen
A. Potensi Kota Kupang
Gambar 4.8. Peta BWK (Bagian Wilayah Kota) Kota Kupang 2030
Sumber : Bappeda Kota Kupang
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 57
Keterangan :
BWK I (Kecamatan Oebobo, sebagian Kecamatan Kota Lima, sebagian
Kecamatan Kota Raja, dan seluruh Kecamatan Kota Lama)
Kawasan perdagangan, pusat pemerintahan provinsi, pelayanan kesehatan,
tempat pendaratan ikan, dan permukiman dengan intensitas kegiatan
tinggi.
BWK II (sebagian Kecamatan Kota Lima)
Kawasan pelayanan pemerintahan kota, perdagangan, pariwisata, dan
permukiman dengan intensitas kegiatan tinggi.
BWK III (sebagian Kecamatan Kota Lima, dan sedikit bagian Kecamatan
Maulafa)
Kawasan pengembangan pendidikan tinggi, pusat pelayanan transportasi
udara dan darat, kawasan pariwisata, kawasan permukiman kepadatan
sedang.
BWK IV (sebagian Kecamatan Kota Alak, dan sebagian Kecamatan Kota Raja)
Pusat pengembangan industri, pergudangan, pelabuhan umum dan
pelabuhan perikanan, kawasan pariwisata, permukiman, serta tempat
pembuangan akhir sampah.
BWK V (sebagian Kecamatan Maulafa, dan sedikit bagian Kecamatan Alak)
Kawasan pengembangan permukiman kepadatan sedang.
BWK VI (sebagian Kecamatan Alak, dan sebagian Kecamatan Maulafa)
Pengembangan permukiman terbatas, pengembangan kawasan
agropolitan, kawasan konservasi untuk resapan air.
BWK VII (Kecamatan Maulafa)
Pengembangan permukiman terbatas, pengembangan agropolitan,
kawasan konservasi untuk kepentingan pengamanan daerah tangkapan air
rencana Bendungan Kolhua.
B. Pengembangan yang Dilakukan
1. Perikanan
Pengembangan kawasan perikanan terdapat pada BWK I dan IV,
yaitu terdapat pelabuhan pendaratan ikan pada BWK I di Kecamatan
Kota Raja, dan pada BWK IV di Kecamatan Alak.
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 58
Gambar 4.9. Lokasi Pelabuhan Pendaratan Ikan
Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015
Keterangan : : titik lokasi pelabuhan pendaratan ikan di
Kecamatan Alak dan Kecamatan Kota Raja.
Pengembangan yang dilakukan adalah :
Mengembangkan fasilitas, dan memperbaiki infrastruktur yang
menunjang kegiatan perikanan didaerah tersebut sehingga dapat
mengirim hasil laut ke daerah sekitar untuk meningkatkan
kebutuhan pangan dan pertumbuhan perdagangan.
Pengembagan area budidaya kolam, tambak, dan laut. Selain
menangkap hasil laut dan memperjualbelikan atau mengonsumsi,
masyarakat diajak untuk melakukan budidaya agar kelestarian
dan ketersediaan panganan laut tetap terjaga dan tetap menjaga
ekosistem laut.
2. Kawasan Agropolitan
Pengembangan kawasan agropolitan tersebar pada BWK VI
(sebagian Kecamatan Alak dan sebagian Kecamatan Maulafa), dan
BWK VII (Kecamatan Maulafa). Kawasan agropolitan dikembangkan ke
arah selatan dan tenggara yaitu daerah pegunungan dan perbukitan.
BWK IV
BWK I
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 59
Pengembangan kawasan agropolitan pada kawasan ini
mengembangkan hasil komoditi yang berkembang di Kota Kupang yaitu
Padi, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, dan Kacang Hijau.
Gambar 4.10. Kawasan Pengembangan Agropolitan
Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015
Pengembangan yang dilakukan adalah :
Pengembangan dan pemilihan bibit unggul pada setiap komoditi
di kawasan tersebut.
Meningkatkan fasilitas perswahan seperti irigasi yang baik, dan
alat pengolahan tanah yang memadai dan tersedia.
Memanfaatkan ketersediaan lahan yang sedikit dengan
melakukan teknik penanaman secara vertikal.
3. Kawasan Konservasi
Kawasan konservasi terletak di selatan Kota Kupang yaitu pada
BWK VII di sebagian Kecamatan Mualafa. Kawasan konservasi ini
berupa hutan lindung dan rencana Bendungan Kolhua.
BWK VI
BWK VII
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 60
Gambar 4.11. Kawasan Pengembangan Konservasi
Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015
Pengembangan yang dilakukan adalah :
Rencana Pembangunan Bendungan Kolhua oleh pemerintah
untuk penyediaan air bersih untuk masyarakat sekitar.
Pemberdayaan keanekaragaman hayati yang berada di Hutan
Lindung untuk kelangsungan hidup lingkungan alam di area
hutan itu sendiri.
Hutan lindung dan Bendungan Kolhua di masa mendatang dapat
dijadikan salah satu objek wisata seperti untuk area perkemahan,
outbond, dan wisata alam.
4. Pariwisata
Pengembangan Kawasan Pariwisata terdapat di BWK II, III, dan IV.
Dimana mencangkup Kecamatan Kota Raja, Kecamatan Kota Lima,
Kecamatan Maulafa, dan Kecamatan Alak.
Pengembangan yang dilakukan adalah :
Kecamatan Alak, Kecamatan Kota Raja, dan Kecamatan Kota Lima
merupakan kawasan pesisir pantai. Maka dari itu hal yang menjadi sorotan
untuk pariwisata adalah laut. Dalam pengembangannya dapat dengan
pembangunan kawasan pesisir pantai yang biasa disebut dengan
waterfront coastal. Dengan desain kawasan terbuka hijau, pariwisata,
reklamasi, hotel, wisata bahari, kuliner hidangan laut, dan pembubidayaan
BWK VII
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 61
biota laut yang akan menambah nilai tambah ekonomi dan lapangan
pekerjaan di Kota Kupang.
Gambar 4.12. Kawasan Pengembangan Pariwisata
Sumber : Google Earth Real Time 9 April 2015
5. Selain itu untuk melaksanakan kota yang berkelanjutan adalah dengan
adanya pengolahan sumber daya alam yang baik, yang dapat
diperbarui, dan dapat dilestarikan untuk masa yang akan datang. Hal
ini dapat dilakukan dengan :
Pengolahan Limbah
Bermacam limbah dikeluarkan di Kota Kupang, mulai dari limbah
industri, rumah tangga, restoran, dan lain lain. Pengolahan limbah
yang baik seperti dengan mengolahnya menjadi benda daur ulang
untuk perkembangan ekonomi pasar, dan pupuk kompos untuk
kawasan agropolitan.
Pengolahan Air Hujan
Pengolahan air kotor seperti air hujan yang nantinya akan
ditampung dan diolah untuk mengairi irigasi kawasan agropolitan,
menyiram tanaman di taman / ruang terbuka hijau, dan sebagai
simpanan air cadangan untuk menghadapi musim kemarau.
Penggunaan Tenaga Air menjadi Tenaga Listrik
BWK IV
BWK
II
BWK
III
LAND AND DELIVERY SYSTEM KOTA KUPANG 62
Rencana Bendungan Kolhua selain untuk pariwisata dan penyedia
air bersih, akan dibangun Pusat Tenaga Listrik Air. Dengan
menggunakan turbin dan tenaga arus air, energi listrik yang
dihasilkan diharapkan dapat mengaliri listrik untuk kawasan
disek