Upload
others
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERTUMBUHAN FISIK DAN PERKEMBANGAN MOTORIK
SISWA SD NEGERI KELAS V SE-KECAMATAN PITURUH
KABUPATEN PURWOREJO
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata 1 Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
oleh
Fera Andriyani
NIM. 6102416021
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
ii
ABSTRAK
Fera Andriyani.2020. Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Motorik Siswa Sekolah SD Negeri Kelas V Se-Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo. Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Hermawan Pamot Raharjo M.Pd. Kata Kunci : Pertumbuhan Fisik, Perkembangan Motorik dan Siswa Pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal, Pada pertumbuhan fisik terlihat adanya perbedaan dan pada perkembangan motorik antara siswa adanya perbedaan, Hal ini terjadi sesuai dengan kemampuan motorik siswa dan aktivitas fisik yang dilakukan. Permasalahan penelitian ini yaitu: “Seberapa besar tingkat pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo”? Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo. Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survey tes dan pengukuran. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo sebanyak 663 siswa yang terdiri dari 40 sekolah dan sampel penelitian ini terdiri dari 142 siswa dari 10 sekolah. Teknik penarikan sampel menggunakan Simple Random Sampling dengan cara undian untuk menentukan banyaknya sekolah. Untuk
menganalisis data digunakan statistik deskriptif kuantitatif dengan persentase. Berdasarkan Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan fisik dan
perkembangan motorik Dari jumlah 142 siswa terdiri dari 3 siswa (2%) masuk dalam kategori sangat kurus, Kategori kurus sebanyak 26 siswa (18%), Kategori normal sebanyak 98 siswa (69%), Pada kategori gemuk sebanyak 13 siswa (10%), dan dalam kategori obesitas sebanyak 2 siswa (1%). Dan hasil dari perkembangan motorik siswa dari jumlah 142 siswa dalam perkembangan motorik siswa terdiri dari 7 siswa (5%) memiliki perkembangan motorik dalam kategori baik sekali, Kategori baik sebanyak 32 siswa (23%), Kategori sedang sebanyak 64 siswa (46%), Pada kategori kurang sebanyak 37 siswa (26%), dan dalam kategori kurang sekali sebanyak 2 siswa (1%).
Kesimpulan penelitian yang diperoleh bahwa pertumbuhan fisik di SD Negeri kelas V Se-Kecamatan Pituruh masuk dalam kategori normal dan untuk tingkat perkembangan motorik masuk dalam kategori sedang. Saran untuk guru dan siswa untuk tetap menjaga kondisi fisik dan lebih meningkatkan aktivitas fisik untuk meningkatkan perkembangan motorik melalui pembelajaran penjas atau melakukan aktivitas diluar jam sekolah.
iii
ABSTRACT Fera Andriyani.2020. The Analysis Of Physical Growth and Motoric Development on the 5 th Grade Students Of Elementary Schools in Pituruh Sub. District Purworejo Regency. Thesis Department of Physical Education Health and Recreation Faculty of Education Study Program Physical Education Elementary School Sports Science, Semarang State University. Supervisor Drs. Hermawan Pamot Raharjo M.Pd. Keywords: Physical Growth, Motor and Student Development
Physical growth and motor development can be influenced by a number of factors both internal and external factors. In physical growth there are differences in each individual and in motor development between students there are differences, this occurs in accordance with the students' motor skills and physical activities undertaken. The problem of this research is: "How big is the level of physical growth and motor development of fifth grade students of SD Negeri Negeri in Pituruh District Purworejo Regency"? The purpose of this study was to determine how much the level of physical growth and motor development of fifth grade students of SD Negeri Negeri in Pituruh District Purworejo Regency.
This research uses a descriptive quantitative research design with survey test and measurement methods. The population of this research is the 5th grade students of SD Negeri in Pituruh District Purworejo Regency as many as 663 students consisting of 40 schools and the sample of this study consisted of 142 students from 10 schools. The sampling technique uses Simple Random Sampling by lottery to determine the number of schools. To analyze the data used quantitative descriptive statistics with percentages.
Based on the results of the study showed that physical growth and motor development Of the total 142 students consisting of 3 students (2%) included in the category of very thin, thin category as many as 26 students (18%), normal category were 98 students (69%), in the category 13 students are obese (10%), and in the obesity category are 2 students (1%). And the results of the motor development of the students out of 142 students in the motor development of the students consisted of 7 students (5%) had a motor development in the excellent category, a good category of 32 students (23%), a medium category of 64 students (46%), In the category of less than 37 students (26%), and in the category of very less as many as 2 students (1%).
The conclusion of the study was that physical growth in the fifth grade elementary school in Pituruh District was in the normal category and for the level of motor development was in the moderate category. Suggestions for teachers and students to maintain physical condition and further enhance physical activity to improve motor development through physical education or doing activities outside school hours.
iv
v
PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul :
Pertumbuhan Fisik Dan Perkembangan Motorik Siswa Sd Negeri Kelas V
Se-Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo
Disusun oleh :
Nama : Fera Andriyani
NIM : 6102416021
Jurusan / Prodi : Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar
Telah disahkan dan disetujui oleh pembimbing untuk diajukan sidang panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Hari : Senin
Tanggal : 27 April 2020
vi
PENGESAHAN
Skripsi atas nama Fera Andriyani NIM 6102416021 Program Studi Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi / PGPJSD dengan Judul Pertumbuhan Fisik
dan Perkembangan Motorik Siswa SD Negeri Kelas V Se-Kecamatan Pituruh
Kabupaten Purworejo telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Penguji
Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada hari
Senin, tanggal 11 Mei 2020
Panitia Ujian :
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Man Jadda Wajadda “barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan
berhasil”.
Jika ingin dihargai belajarlah untuk menghargai dan memanusiakan
manusia.
Berusaha memberi untuk semua yang membutuhkan.
PERSEMBAHAN
1) Kedua orang tua ibu Sumikem dan Bapak Tugi
tercinta terimakasih atas segala dukungan, doa,
nasihat dan perjuangannya.serta untuk adik
saya Alfin Romansa tercinta.
2) Untuk teman teman PGPJSD 2016, untuk
sahabat saya siti hartati yang selalu memberi
saya suport, untuk teman teman terdekat saya.
3) Almamater Universitas Negeri Semarang
Tercinta.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan segala rahmat,
hidayah dan inayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan
skripsi dengan judul “PERTUMBUHAN FISIK DAN PERKEMBANGAN MOTORIK
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PITURUH
KABUPATEN PURWOREJO” sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana
pendidikan guru pendidikan jasmani sekolah dasar. Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini
tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak,oleh
karena itu dengan kerendahan hati dan ketulusan hati penulis mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat :
1) Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan
penulis untuk memperoleh pendidikan formal di Universitas Negeri
Semarang.
2) Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan izin dan rekomendasi penelitian sehingga penelitian ini dapat
dilaksanakan.
3) Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang telah
memberikan pengarahan selama menempuh studi di Universitas Negeri
Semarang.
4) Drs. Hermawan Pamot Raharjo M.Pd. selaku dosen pembimbing yang
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
ix
5) Bapak/Ibu dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan
terutama di jurusan pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi yang telah
mendorong dan membantu penelitian.
6) Kepala Sekolah, Guru, Siswa, SD N Se-Kecamatan Pituruh atas bantuannya
sehingga penelitian terlaksana dengan lancar tanpa kendala suatu apapun.
7) Semua pihak yang ikut membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya semoga bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak
mendapat balasan dari Allah SWT,dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembacanya.
Semarang, 19 Maret 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………………………….i ABSTRAK .............................................................................................................ii PERNYATAAN ....................................................................................................iv PERSETUJUAN………………………………………………………………………....v PENGESAHAN………………………………………………………………………….vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4 1.3. Pembatasan Masalah .......................................................................... 4 1.4. Rumusan masalah ............................................................................... 4 1.5. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 1.6. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pertumbuhan ....................................................................................... 6
2.1.1. Definisi Pertumbuhan .............................................................. 6 2.1.2. Pengukuran Pertumbuhan Anak…………………………………….7
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan ....................... 9 2.1.4. Pertumbuhan Fisik Anak Usia 10-12 Tahun ....................... 11
2.2. Perkembangan .................................................................................. 12
2.2.1. Definisi Perkembangan Motorik .............................................. 12 2.2.2. Periodisasi Perkembangan .................................................... 16 2.2.3. Perkembangan anak usia 6-12 tahun ................................ 18 2.2.4. Macam-Macam Keterampilan Motorik ..................................... 19 2.2.5 Unsur-Unsur Kemampuan Motorik Kasar ................................ 21
2.2.6. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar ...........................................22 2.2.7. Karakteristik Anak Kelas V ...............................................................24
2.2.9. Pentingnya Aktivitas Fisik Bagi Anak ...................................... 25 2.2.9. Kerangka Berfikir ……..………………………………………..………..26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Jenis dan Desain Penelitian. ............................................................... 28
3.1.1. Jenis Penelitian .................................................................... 28 3.1.2. Desain Penelitian .................................................................. 29
3.2.Definisi Operasioal Variabel Penelitian ............................................... 29 3.3.Populasi, Sampel, dan Penarikan Sampel .......................................... 29
3.3.1. Populasi............................................................................... 29 3.3.2. Sampel ................................................................................ 30
3.4.Instrumen Penelitian ........................................................................... 30
xi
3.5.Teknik Analisis Data ........................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ................................................................................ 38 4.1.1. Deskripsi Data ………………………………………...……………..38 4.1.2. Analisis Data …………………………………………………………39
4.2. Pembahasan.................................................................................... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan ......................................................................................... 76 5.2.Saran .................................................................................................. 77
Daftar Pustaka ................................................................................................... 79 LAMPIRAN ........................................................................................................ 82
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 2.1 Klasifikasi Tinggi Badan Anak Usia 6 sampai 12 Tahun ……………………..11 2.2 Periodisasi Perkembangan Berdasarkan ..................................................... 17 3.1 Instrumen dalam penelitian pengukuran pertumbuhan fisik .......................... 31 3.2 Instrumen dalam penelitian pengukuran perkembangan motorik ................. 32 3.3 kategori IMT ................................................................................................. 37 3.4 kategori perkembangan motorik ................................................................... 38 4.1 Hasil Perhitungan Statistik………………………………………………...……..38 4.2 Deskripsi hasil pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT ....................................... 40 4.3 Hasil Penelitian Perkembangan Motorik ....................................................... 41 4.4 Perhitungan Statistik SDN Ngampel…………………………………………….42 4.5 Deskripsi hasil pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT SD N Ngampel .............. 42 4.6 Kategori Perkembangan Motorik SD N Ngampel ......................................... 43 4.7 Perhitungan statistik SDN Prapaglor………………………………………........44 4.8 Deskripsi hasil pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT SD N Prapaglor ............. 45 4.9 Kategori Perkembangan Motorik SD N Prapaglor ........................................ 46 4.10 Perhitungan Statistik SDN Pepe ……………………………………………… 47 4.11 Deskripsi hasil pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT SD N Pepe .................. 47 4.12 Kategori Perkembangan Motorik SD N Pepe ............................................. 48 4.13 Perhitungan Statistik SDN Megulungkidul ……………………………….......50 4.14 kategori hasil pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT Megulungkidul .............. 50 4.15 Kategori Perkembangan Motorik SD N Megulungkidul ............................... 51 4.16 Perhitungan Statistik SDN Girigondo………………………………………….52 4.17 Deskripsi hasil pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT SD N Girigondo ........... 53 4.18 Kategori Perkembangan Motorik SD N Girigondo ...................................... 54 4.19 Perhitungan Statistik SDN Sigenuk ………………………………………...... 55 4.20 Deskripsi hasil pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT SD N Sigenuk .............. 56 4.21 Kategori Perkembangan Motorik SD N Sigenuk ......................................... 57 4.22 Perhitungan Statistik SDN Kesawen ………………………………………….58 4.23 Hasil pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT SD N Kesawen ........................... 58 4.24 Kategori Perkembangan Motorik SD N Kesawen ....................................... 59 4.25 Perhitungan Statistik SDN Sepathi ………………………………………....... 60 4.26 Hasil pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT SD N Sepathi ............................. 61 4.27 Kategori Perkembangan Motorik SD N Sepathi ......................................... 62 4.28 Perhitungan Statistik SDN Kaligintung 2 ……………………………………..63 4.28 Hasil pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT SD N Kaligintung 2 .................... 63 4.29 Kategori Perkembangan Motorik SD N Kaligintung 2 ................................. 64 4.30 Perhitungan Satistik SDN Wonosido ……………………………………........66 4.31 Hasil pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT SD N Wonosido .......................... 66 4.32 Kategori Perkembangan Motorik SD N Wonosido ...................................... 67
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 3.1 Pengukuran Tinggi Badan ............................................................................ 31 3.2 Pengukuran Berat Badan ............................................................................. 32 3.3 Tes lari kelincahan ....................................................................................... 33 3.4 Instrumen Tes Koordinasi mata-tangan ....................................................... 34 3.5 Tes Pengukuran Keseimbangan .................................................................. 35 3.6 Tes lari cepat 30 meter ................................................................................ 36 4.1 Histogram Pertumbuhan Fisik ...................................................................... 40 4.2 Histogram Perkembangan Motorik ............................................................... 41 4.3 Histogram Pertumbuhan Fisik SD N Ngampel ............................................. 43 4.4 Histogram Perkembangan Motorik SD N Ngampel ...................................... 44 4.5 Histogram Pertumbuhan Fisik SD N Prapaglor ............................................ 45 4.6 Histogram Perkembangan Motorik SD N Prapaglor .................................... 46 4.7 Histogram Pertumbuhan Fisik SD N Pepe ................................................... 48 4.8 Histogrm Perkembangan Motorik SD N Pepe .............................................. 49 4.9 Histogram hasil pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT Megulungkidul ............. 50 4.10 Histogram Perkembangan Motorik SD N Megulungkidul ............................ 51 4.11 Histogram pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT SD N Girigondo .................. 53 4.12 Histogram Perkembangan Motorik SD N Girigondo ................................... 54 4.13 Histogram hasil pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT SD N Sigenuk ............ 56 4.14 Histogram Perkembangan Motorik SD N Sigenuk ...................................... 57 4.15 Histogram hasil pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT SD N Kesawen .......... 58 4.16 Histogram Perkembangan Motorik SD N Kesawen .................................... 59 4.17 Histogram pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT SD N Sepathi ..................... 61 4.18 Histogram Perkembangan Motorik SD N Sepathi....................................... 62 4.19 Histogram pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT SD N Kaligintung 2 ........... 64 4.20 Kategori Perkembangan Motorik SD N Kaligintung 2 ................................. 65 4.21 Histogram pertumbuhan fisik ditinjau dari IMT ........................................... 66 4.22 Histogram Perkembangan Motorik SD N Wonosido ................................... 67
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1. Formulir Usulan Topik Skripsi ..………………………………..............................77 2. Salinan Surat Keputusan Dekan Mengenai Ketetapan Pembimbing Skripsi…78 3. Salinan Surat Ijin Penelitian ..…………….……..................................................79 4. Salinan Surat Peryataan Telah Melakukan Penelitian .................................... 89 5. Daftar Nama Sampel Dan Hasil Pengambilan Data ....................................... 99
6. Klasifikasi IMT Sesuai Umur Anak Laki-Laki Umur 5-14 Tahun……...........106
7. Klasifikasi IMT Sesuai Umur Anak Perempuan Umur 5-14 Tahun…………109 8. Dokumentasi Pengukuran Berat Badan ....................................................... 112 9. Dokumentasi Pengukuran Tinggi Badan ...................................................... 113 10. Dokumentasi Tes Keseimbangan .............................................................. 114 11. Dokumentasi Tes Koordinasi ..................................................................... 115 12. Dokumentasi Tes Kelincahan..................................................................... 116 13. Dokumentasi Tes Kecepatan ..................................................................... 117
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan gerak pada anak merupakan suatu
kondisi dimana pada usia Sekolah Dasar sangat penting dalam mempengaruhi
keberlangsungan dalam pembelajaran khususnya pada pembelajaran pendidikan
jasmani. Pertumbuhan merupakan suatu proses peningkatan dalam hal ukuran
yang terjadi pada diri seseorang yang bersifat kuantitatif. Sedangkan
perkembangan merupakan suatu proses perubahan kemampuan kerja organ-
organ tubuh dan perubahan kapasitas fungsional kearah yang lebih terorganisir.
(Sugiyanto, 2008).
Pertumbuhan dan perkembangan pada anak dapat diukur secara kuantitatif
dan kualitatif, artinya pengukuran kuantitatif dapat mengukur pertumbuhan yang
dapat dilihat secara kasap mata adanya perbedaan seperti tinggi badan, berat
badan, sedangkan pengukuran pada perkembangan anak yang tidak terlihat
kasap mata namun dengan beberapa kreteria tertentu dapat mengukur
perkembangan motorik, contohnya perkembangan kognitif dan perkembangan
motorik anak. Pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak dilakukan
untuk melihat apakah anak sudah memiliki kemampuan atau pertumbuhan yang
sesuai dengan kreteria dalam umur mereka sebagai evaluasi untuk memberi
makna dari hasil yang telah diraih.
2
Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan suatu hal yang
kompleks, dimana banyak faktor yang berpengaruh dan saling berhubungan.
Adapun faktor- faktor yang berpengaruh yaitu faktor internal seperti usia, jenis
kelamin, faktor keturunan, gizi, riwayat penyakit, adapun faktor eksternal seperti
lingkungan, aktivitas fisik, makanan dll (Yusuf, 2011).
Selain beberapa faktor diatas mengenai pertumbuhan dan perkembangan
pada setiap individu tentunya adanya perbedaan yang signifikan hal ini
dipengaruhi oleh perbedaan karakter yang mendasar pada anak, misalnya saja
saat jam pembelajaran sekolah ada anak yang sangat aktiv dalam mengikuti
pembelajaran penjas dan gemar sekali melakukan aktivitas fisik, dikondisi lain
ada anak yang malas-malasan dalam melakukan gerak dikarena karena kondisi
cuaca yang panas ataupun ada hal lain. Hal ini sangat berpengaruh terhadap
tingkat tumbuh kembang anak.
Masa anak-anak adalah masa dimana anak senang bermain. Hal ini sering
dijumpai saat diluar jam sekolah ataupun jam setelah sepulang sekolah anak-
anak lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain. Seperti bermain
sepeda, lari-larian, bermain sepak bola yang biasanya banyak dilakukan oleh
anak laki-laki. Secara tidak sadar bahwa aktivitas tersebut akan berpengaruh
terhadap perkembangan motorik anak. Namun seiring berkembangnya teknologi
bahwa anak-anak lebih senang bermain game onlen hal ini menyebabkan pola
kehidupan anak berubah jadi pemalas dan menjadi pasif bergerak.
Pertumbuhan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik
anak. Motorik merupakan merupakan perkembangan pengendalian gerakan
tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan otak.
Pada perkembangan motorik ada kaitannya dengan keterampilan motorik baik
3
motorik halus maupun kasar. Keterampilan motorik kasar seorang anak perlu
dilatih dan dikembangkan setiap saat dengan berbagaiaktivitas. Pengembangan
ini memungkinkan seorang anak melakukan berbagai hal dengan lebih baik,
termasuk di dalamnya pencapaian dalam hal akademis dan fisik.
Dari data hasil observasi awal peneliti, diketahui kondisi dilapangan
menunjukan bahwa pertumbuhan fisik siswa SD dapat dilihat secara kasat mata
adanya perbedaan, sedangkan pada perkembangan motorik kasar pada siswa
memang terlihat adanya perbedaan antara individu yang satu dengan yang lain,
hal ini dipicu oleh aktivitas fisik yang dilakukan oleh siswa yang satu dengan
yang lain berbeda, misalnya saat bermain terlihat beberapa anak aktif bermain
diluar jam pembelajaran, beberapa anak yang lain sibuk dengan kegiatan
masing-masing seperti hanya duduk-duduk menggerombol, ada yang asyik
menikmati makanan, ada yang lebih suka membaca buku dan lain sebagainya.
Hal ini berpengaruh terhadap keterampilan motorik anak, anak yang cenderung
aktif dalam berolahraga atau melakukan aktifitas fisik tentu akan berbeda dengan
anak yang jarang melakukan aktivitas fisik baik dilingkungan sekolah maupun
diluar lingkungan sekolah. Agar pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik
siswa Sekolah Dasar dapat berjalan dengan baik, maka siswa diharapkan untuk
sering melakukan gerak dasar atau melakukan aktivitas fisik.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Motorik Siswa
Kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo”.
4
1.2. Identifikasi Masalah
Menurut latar belakang diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut :
1. Pertumbuhan fisik pada setiap individu mengalami pertumbuhan yang
berbeda.
2. Perkembangan motorik pada setiap siswa berbeda sesuai dengan aktivitas
gerak dasar yang dilakukan setiap individu.
3. Faktor internal dan eksternal berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan gerak.
4. Perbedaan karakter pada setiap individu.
1.3. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan tidak tertalu meluas maka perlu dibatasi supaya lebih
fokus dalam melakukan penelitian. Bahwa permasaahan yang diangkat dalam
penelitian ini sebatas pada Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Motorik Siswa
Sekolah Dasar Negeri Kelas V Se-Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo.
1.4. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Seberapa Besar Tingkat
Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Motorik Anak Sekolah Dasar Kelas V Se-
Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo?”
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat
Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Motorik Anak Sekolah Dasar Kelas V Se-
Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo.
5
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi yang
dapat ditinjau:
1. Manfaat teoritis
2) Harapannya hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan kajian
ilmiah bagi guru untuk memahami tenang masalah pertumbuhan dan
perkembangan gerak anak sekolah dasar.
3) Dijadikan acuan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan teori, sehingga
dapat menambah kelengkapan ilmu dan teori yang sudah ada.
2. Manfaat Praktis
1) Dapat mengetahui sejauh mana tingkat pertumbuhan dan perkembangan
gerak anak sehingga dapat sebagai acuan guru dalam mengajar
pendidikan jasmani.
2) Penelitian ini dapat memberikan motivasi terhadap anak dalam
melakukan aktivitas fisik anak.
3) Digunakan sebagai bekal pengetahuan dalam mendidik anak dikeluarga,
di lingkungan kerja , maupun di lingkungan masyarakat.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pertumbuhan
2.1.1. Definisi Pertumbuhan
Menurut (Sugiyanto, 2008), Pertumbuhan (growth) merupakan suatu
proses yang terjadi pada diri seseorang dalam hal ukuran yang bersifat
kuantitatif. Pertumbuhan yang dimaksud yaitu mengenai pertumbuhan secara
fisik seperti tinggi badan, berat badan. Peningkatan pertumbuhan dihasilkan dari
peningkatan kesempurnaan unit-unit biologis. “Growth velocity refers to both
height velocity and weight velocity”. Kecepatan pertumbuhan mengacu pada
kecepatan tinggi dan berat (Visser & Kalverboer (1998). Pertumbuhan
merupakan suatu implus dan sebagai suatu siklus dari pada peristiwa
morphologenetik, yaitu karakteristik yang unik dari pada kehidupan organisme
(Rohendi dan Seba, 2017:2).
Dari beberapa pendapat para ahli diatas bahwa pertumbuhan adanya
perubahan pada aspek-aspek jasmani dan biologis. Pertumbuhan yaitu sebagai
bertambahnya berat badan,ukuran bentuk, dan ukuran dimensi tubuh serta
bagian-bagiannya yang dapat diukur. Menurut (Rohendi dan Seba, 2017:2),
mengatakan bahwa dalam proses pertumbuhan terjadi perubahan yang
mengikuti pola cephalocadal dan proximadistal. Yang dimaksud dengan
cephalocada yaitu perubahan terbesar pada bagian teratas seperti kepala dan
muka. Selanjutnya secara perlahan-lahan terbentuk bagian lainnya mengikuti
arah mulai dari atas ke bawah seperti: leher, bahu, tubuh bagian tengan, dan
7
tubuh bagian bawah. Sedangkan proximadistal adalah perubahan yang terjadi
dari sumbu pusat tubuh menuju ujun-ujungnya.
2.1.2 Pengukuran Pertumbuhan Anak
Menurut, (tim dirjen pembinaan kesmas, 1997 dan Narendra 2003 dalam
Chamidah 2009). Parameter ukuran antropometrik penilaian pertumbuhan fisik
sebagai berikut:
2.1.2.1 Berat badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometris yang
memberikan gambaran pada masa tubuh. Berat badan dapat digunakan untuk
melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi. Kecuali ada beberapa faktor
yang mempengaruhi. Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air
dan mineral pada tulang. Selain itu berat badan adalah suatu hal terpenting
dalam ukuran pertumbuhan yang dapat digunakan untuk memeriksa kesehatan
terutama pada status gizi anak. (Supariasa, dkk.2002:56). Berat badan
merupakan parameter ukur yang memberikan gambaran masa tubuh. Dimana
masa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mendadak
(Purnamasari & Wati, 2017). Berat badan merupakan parameter antropometri
terbilang labil, oleh karena itu berat badan berkembang sesuai pertumbuhan
umur masing-masing individu hal ini didukung dengan pola hidup sehat gan
kebutuhan zat gizi terjamin.
(Arisman, 2008:218) dikutip dalam Astyorini (2014:5) Berat badan adalah
suatu ukuran pada fisik seseorang yang banyak digunakaan untuk memeriksa
kondisi kesehatan. Berat badan adalah hasil penjumlahan seluruh jaringan pada
tulang, cairan tubuh, otot, lemak dan lainnya. seluruh jaringan tulang, otot, lemak,
cairan tubuh, dan lain-lain. Adapun alat-alat yang digunakan untuk menimbang
8
berat badan anak menggunakan alat seperti, timbangan badan, macam-macam
jenis timbangan: timbangan injak (bathroom scale, timbangan elektrik, detecto
standart, dan timbangan health smic. Orang yang akan melakukan pengukuran
berat badan harus menggunakan pakaian seminimal mungkin dan dilakukan saat
sebelum makan atau waktu ideal adalah pada pagi hari.
2.1.2.2 Tinggi Badan
Tinggi badan adalah suatu antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal pada setiap individu. Sesorang yang dalam keadaan
normal dapat di ketahui bahwa tinggi badan tumbuh seiring dengan pertumbuhan
umur. Pertumbuhan pada tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang
sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh
defisiensi gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.
Dari pernyataan diatas bahwa pada kondisi pertumbuhan tinggi badan berbeda
denga proses pertumbuhan berat badan. Dikatakan bahwa berat badan dapat
dipengaruhi oleh faktor gizi sedangkan dalam pertumbuhan tinggi badan faktor
gizi mempengaruhi dalam keadaan yang lama. (Supariasa dkk.2002:57).
Tinggi badan merupakan satuan jarak yang proses pengukurannya
dilakukan dari lantai ke kepala tanpa memakai alas kaki dengan posisi berdiri
tegak membelakangi skala ukur. Alat yang digunakan untuk mengukur tinggi
badan yaitu microtoise. (Nurhasan. 2000:51). Pada hakekatnya bahwa tinggi
badan merupakan salah satu aspek biologis yang merupakan bagian dari postur
dan struktur tubuh manusia. (Rudiyanto, dkk 2012), menyatakan bahwa secara
teknis postur tubuh sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam
aktfitas olahraga. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan
pertambahan umur. Pertumbuhan ini tidak seperti pertumbuhan berat badan,
9
relative kurang sensitife terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang
pendek. (Rudiyanto, dkk (2012)).
2.1.2.3 IMT
IMT adalah hasil perhitungan dari perbandingan BB (Berat Badan) dan
TB (Tinggi Badan) melalui rumus BB/TB2 (kg/m). indeks masa tubuh digunakan
untuk menghitung berat badan idea. Indeks massa tubuh (IMT) merupakan
parameter yang penting pada bidang ilmu kesehatan karena berbagai problem
penyakit dan kondisi kejiwaan pada manusia banyak dihubungkan dengan nilai
IMT tersebut. Penentuan IMT umumnya dilakukan secara manual dengan cara
mengukur berat dan tinggi kemudian melakukan pembagian. (Marposan
Situmorang, 2015 : 03.02)
2.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Menurut, Sugiyanto, 2008:2.6 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
fisik anak secara garis besar terdiri dari 2 faktor sebagai berikut:
2.1.3.1 Faktor Internal
1. Jenis kelamin
Antara anak laki-laki dan perempuan adanya perbedaan, dimana anak laki-
laki lebih tinggi dan berat dibandingkan dengan anak perempuan, kecuali pada
usia antara 12 dan 15 tahun. Adanya perbedaan ini bahwa tulang dan otot pada
anak laki-laki dengan perempuan itu berbeda.
2. Keturunan atau genetik
Faktor keturunan atau genetik merupakan sifat bawaan sejak lahir yang
diperoleh dari orang tuanya. Faktor ini menentukan potensi maksimum dan
penampilan fisik. faktor krturunan sangat berpengaruh terhadap ukuran, bentuk,
10
dan kecepatan atau irama pertumbuhan. Pengaruh keturunan terhadap
kecepatan pertumbuhan berhubungan dengan pengaruh terhadap ukuran tubuh.
3. Gangguan emosional
Seorang anak yang mengalami gangguan emosional akan menyebabkan
terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan menyebabkan
berkurangnya pembentukan hormone pertumbuhan dikelenjar pituitary. (Hurlock,
1979:118).
2.2.3.2 Faktor Ekternal
1. Gizi
Gizi yang diperoleh anak-anak yang cukup dalam proses
pertumbuhan akan mengalami peningkatan yang lebih cepat dibandingkan
dengan mereka yang kurang memperoleh gizi. Pada anak-anak yang
mengalami kekurangan gizi dalam periode waktu tertentu akan mengalami
kelambatan pertumbuhan dan akan normal kembali apabila kebutuhan gizi
terpenuhi.
2. Status sosial ekonomi
Pengaruh sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik.
Untuk pertumbuhan fisik memerlukan gizi yang cukup baik dan hal ini
memungkinkan terciptanya Susana keluarga yang menyenangkan dan tidak
adanya himpitan psikososial. Hasil penelitian menyatakan bahwa anak-anak
yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi tinggi, pertumbuhannya akan
lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga status ekonomi
rendah. (Sugiyanto, 2008:2.11).
11
3. Suku bangsa
Faktor keturunan orang tua yang berkembang melalui interaksi di lingkungan
sekitar. Faktor lingkungan yang terjadi dalam suku bangsa menyebabkan
terjadinya ukuran tubuh, kecepatan pertumbuhan dan bentuk tubuh antar
kelompok suku bangsa yang berbeda.
4. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik atau latihan fisik sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan, bahkan terhadap penuaan. Agar
terjadinya pertumbuhan yang normal diperlukan aktivitas fisik dengan
intensitas yang cukup. Pengaruh yang terjadi adalah pada tulang dan otot.
2.1.4 Pertumbuhan Fisik Anak Usia 10-12 Tahun
1. Perubahan ukuran tubuh
Perubahan pada pertumbuhan fisik sangat jelas dengan bertambahnya usia.
Pada usia 10-12 tahun pada umumnya anak kelas V Sd terjadi perubahan pada
penambahan berat badan, tinggi badan sudah Nampak jelas adanya perbedaan
baik laki-laki maupun perempuan.(Sugiyanto,4.3 2008).
Tabel 2.1 Klasifikasi Tinggi Badan Anak Usia 6 sampai 12 Tahun Berdasarkan
CDC (setara dengan Dtrjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di
Amerika Serikat.
Usia Perempuan Laki-Laki
6 Tahun 115 cm 116 cm
7 Tahun 122 cm 122 cm
8 Tahun 128 cm 128 cm
9 Tahun 133 cm 134 cm
10 Tahun 138 cm 139 cm
11 Tahun 144 cm 144 cm
12 Tahun 152 cm 149 cm
12
2. Proporsi Dan bentuk Tubuh
Pertumbuhan pada fisik anak relatif lambat dan konstan apabila di
bandingkan dengan masa bayi dan pada masa adolesensi. Anak besar lebih
cepat mengalami perubahan dibandingkan dengan anak kecil dalam hal ukuran
dan proporsi bagian tubuh. Secara proposional pertumbuhan kaki dan tangan
lebih cepat dibandingkan pertumbuhan togok, hal ini seperti halnya terjadi pada
anak kecil. Dengan pertumbuhan togok yang tidak sama, maka anak besar
tampak panjang kakinya. Hal ini semakin tampak pada anak besar pada umur 6
tahun panjang kaki kurang lebih 45% dari tinggi badan, daan pada umur 11
tahun panjang kaki kurang lebih 47% dari tinggi badan.
Mulai umur 11 tahun anak perempuan prosentase panjang kaki
disbanding panjang togok mulai menurun, atau berarti secara proposional
pertumbuhan togok lebih cepat dibandingkan pertumbuhan kaki. Hal ini mulai
terjadi pada umur kurang lebih 14 tahun pada anak laki-laki. Umur 14 tahun
panjang kakinya kurang lebih 49% dari tinggi badannya. (Sugiyanto 2008:4:13).
2.2. Perkembangan
2.2.1. Definisi Perkembangan Motorik
Menurut, Syamsu (2012) dalam Latifah (2017), Perkembangan sebagai
suatu proses perubahan secara kualitatif maupun kuantitatif pada setiap individu
dalam rentang kehidupannya, dimulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa
kanak-kanak, masa remaja, sampai masa dewasa. Perkembangan dapat
diartikan sebagai suatu proses perubahan pada setiap individu atau organisme,
menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara
sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik secara fisik (rohani) maupun
13
psikis (rohaniah). Perkembangan (development) merupakan bertambahnya
kemampuan dalam hal struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur sebagai hasil dari suatu proses pematangan (Fahami, H. T). Hal ini
menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-
organ dan system organ yang berkembang sehingga dapat memenuhi fungsinya.
“Motor development is any change and progression in function resulting from a
complex interplay of genetic and environmental factors. Motor development can
be devided into two sections gross motor and fine motoe development.” Yang
artinya perkembangan motorik adalah setiap perubahan dan perkembangan
fungsi motorik yang dihasilkan dari interaksi faktor genetik dan lingkungan yang
kompleks. Perkembangan motorik dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
perkembangan motorik kasar dan motorik halus (Amouian At al, 2017).
Menurut,(Rohendi dan Seba, 2017:2) menyatakan bahwa, perkembangan
merupakan suatu deretan dari perubahan yang teratur dan koheren. Teratur dan
koheren menunjukan adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi dan
telah mendahului atau yang akan mengikutinya. Perkembangan menunjukkan
bahwa suatu proses yang menuju kedepan tidak dapat diulang lagi..
“development is a lifelong process, and different aspects of development
(physical,motor, cognitive, emotional, etc) are correlated and independent in
multiple ways”. Yang artinya perkembangan proses seumur hidup, dan berbagai
aspek perkembangan (fisik, motorik, kognitif, emosional, dll) berkorelasi dan
saling tergantung dalam berbagai cara (Dordića At al 2016). (Sapirudin 2019
dalam Suyanto, 2005) juga menyatakan bahwa aspek perkembangan anak
meliputi moral,emosi, fisik motorik, social dan bahasa.
14
Perkembangan motorik diartikan juga sebagai perkembangan dari unsur
kematangan bentuk pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai pusat gerak.
Gerakan ini dapat dibedakan menjadi gerak halus dan gerak kasar. Menurut
(Sapirudin 2019 dalam sukamti 2017), menyatakan bahwa perkembangan
motorik adalah suatu proses kemasakan atau gerakan yang langsung melibatkan
otot-otot untuk bergerak dan proses pensyarafan yang menjadikan seseorang
mampu menggerakkan tubuhnya. Perkembangan motorik merupakan suatu
proses gerakan yang terjadi pada setiap individu yang terus meningkat dari
yang sederhana tidak terorganisir dengan baik dengan seiring bertambahnya
usia secara bertahap dan berkesinambungan. akhirnya kearah penyesuaian
keterampilan menyertai terjadinya proses penuaan. (Lusianti, 2019).
Wener “yang dikutip oleh Moks (1987”), “perkembangan menunjukan
pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap”. selanjutnya
dikatakan bahwa perkembangan sebagai, suatu proses yang kekal dan tetap
menuju ke arah organisasi tingkat integrasi yang lebih tinggi berdasarkan proses
pertumbuhan, kematangan dan belajar. Menurut (sukinta 2004 : 78 dalam Yeni,
(2019)). Menyatakan bahwa perkembangan motorik adalah perkembangan yang
memiliki control terhadap gerak jasmani melalui aktivitas yang dikoordinasikan
oleh otot dan syaraf.
Perkembangan motorik, dapat disebut juga dengan keterampilan motorik.
keterampilan motorik merupakan gerakan bagian tubuh yang disengaja,
otomatis, cepat dan akurat (Desmita: 2007; 97 dalam Murti, 2018). Keterampilan
motorik dapat dikelompokkan sesuai dengan ukuran otot dan bagian tubuh lain
yang terkait, seperti motorik halusdan kasar. Perkembangan motorik merupakan
suatu proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang peserta didik.
15
Dimana perkembangan berkembang sejalan dengan proses kematangan saraf
dan otot. (Fajar, 2017). Hal yang sama dinyatakan Malina, (2004) “motor
development is the process thought which a child acquires movement patterns
and skills. it is a continousprocess of modification that involves the several
faktors: neuromuscular maturation, the physicalgrowth and behavioral
characteristic, biological maturation and behavioraldevolepment, the new
movement experiences, the residual effects of prior”. Yang artinya
perkembangan motorik adalah proses berpikir yang mana seorang anak
memperoleh pola dan keterampilan gerakan. ini merupakan proses modifikasi
berkelanjutan yang melibatkan beberapa faktor: pematangan neuromuskuler,
pertumbuhan fisik dan karakteristik perilaku, pematangan biologis dan
peningkatan perilaku, pengalaman gerakan baru, efek residu dari pengalaman
sebelumnya. Setiap gerakan merupakan pola hasil dari interaksi kompleks dari
bagian dan system didalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Berdasarkan pernyataan para ahli dapat disimpulkan bahwa
perkembangan pada setiap individu akan terus terjadi dan berkesinambungan
baik terjadi secara fisik maupun psikis. Perkembangan pada setiap individu
terdapat perbedaan baik dalam perkembangan kognitif, emosi,sosial, motorik
maupun fisik. Hal ini di perkuat oleh pernyataan (Goodway, & Robinson (2015))
yang mengatakan bahwa. “Developmental is a point of few that assumes children
are at different levels of devolepment (i.e., motor, cognitive, emotional, social,
and physical” yang artinya perkembangan adalah sudut pandang
mengasumsikan anak-anak berada pada tingkat perkembangan yang berbeda
(yaitu, motorik, kognitif, emosional, sosial, dan fisik). Dimana perkembangan
indvidu terjadi dari beberapa proses yang saling berhubungan dan saling
16
mempengaruhi. Termasuk juga berpengaruh pada perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil dari tingkah laku di lingkungannya.
Kondisi lingkungan tumbuh kembang anak akan mendukung untuk gerak bebas
hal ini akan lebih mengoptimalkan pada perkembangan pada motorik anak.
Karena kegiatan diluar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat
menstimulasi “perkembangan otot” (CRI, 1997 dalam Amalia 2016).
Perkembangan pada masa ini merupakan masa yang paling penting diusia
sekolah dasar dalam proses pembentukan kepribadian dan kematangan.
2.2.2. Periodisasi Perkembangan
Sepanjang kehidupan manusia, dimulai dalam kandungan kemudian
hingga masa tua mengalami perkembangan dan melalui beberapa fase
perkembangan diantaranya yaitu:
1) Fase sebelum lahir (prenatal)
2) Fase bayi (infant)
3) Fase anak-anak (childhood)
4) Fase adolesensi (adolescene)
5) Fase dewasa (adultbood)
Fase sebelum lahir merupakan fase dimana perkembangan yg terjadi
pada saat bayi masih dalam kandungankandungan yang normal yaitu 9 bulan 10
hari. Dua minggu pertama semenjak proses pembuahan disebut fase (germinal).
2 sampai 8 minggu berada didalam kandungan disebut embrio, dan antara 8
minggu sampai sehat kelahiran disebut janin (fetus). Fase bayi merupakan fase
perkembangan dimana sejak bayi lahir hingga berumur 1 atau 2 tahun.
Fase anak-anak diklasifikasikan menjadi 2 fase:
1) Fase anak kecil (early childbood)
17
2) Fase anak besar ( later childbood)
Fase anak kecil merupakan umur anak 1 dan 2 sampai 6 tahun. Fase anak
besar pada umur antara 6 sampai 10 atau 12 tahun. Fase adolesensi adanya
perbedaan umur saat mulai ataupun berakhir antara perempuan dan laki-laki.
Pada perempuan mulai umur 10 tahun dan berakhir pada umur 18 tahun.
Sedangkan pada laki-laki mulai umur 12 tahun dan berakhir 20 tahun. Berarti
perempuan lebih awal 2 tahun dalam mengalami masa adolesensi di bandingkan
laki-laki.Fase dewasa terbagi menjadi 3 fase, yaitu;
1) Fase dewasa muda (young adultbood)
2) Fase dewasa madya (middle adultbood)
3) Fase dewasa tua (old adultbood)
Fase dewasa muda dimulai pada umur antara 18 tahun (perempuan) atau 20
tahun (laki-laki) sampai 40 tahun. Fase dewasa madya dimulai antara 40 sampai
60 tahun. Fase dewasa tua mulai umur 60 dan seterusnya. (Kasih, 2010).
Table 2.1 Periodisasi Perkembangan
No Fase Perkembangan Umur
1 Sebelum lahir Selama 9 bulan 10 hari
Awal
Embrio
Janin
Saat pembuahan sampai 2 minggu 2 sampai 8 minggu 8 minggu sampai lahir
2 Bayi Sejak lahir sampai 1 atau 2 tahun
Neonatal Sejak lahir sampai 4 minggu
3 Anak-anak 1 atau 2 sampai 10 atau 12 tahun
Anak kecil
Anak besar
1 atau 2 sampai 6 tahun 6 sampai 10 atau 12 tahun
4 Adolesensi
Perempuan
Laki-laki
10 sampai 18 tahun 12 sampai 20 tahun
5 Desawa
Muda
Madya
Tua
18 atau 20 tahun sampai 40 tahun 40 sampai 60 tahun 60 tahun lebih
18
2.2.3. Perkembangan anak usia 6-12 tahun
Anak besar merupakan anak yang memasuki usia 6 tahun sampai 10
atau 12 tahun. Pada masa ini anak mengalami perkembangan pesat dari masa
sebelumnya. Adapun perbedaan yang terjadi merupakan dalam hal kepesatan
dan pola pertumbuhan yang berkaitan dengan proporsi bagian-bagian tubuh.
Pada perkembangan ini bahwa adanya perbedaan pada pertumbuhan fisik anak
laki laki dan perempuan.
Pertumbuhan sangat berkaitan erat dengan terjadinya proses
meningkatnya fisiologis pada tiap individu. Proses yang terjadi pada kematangan
akan sejalan dengan bertambahnya usia kronologis. Usia kronologis merupakan
lamanya waktu yang terhitung sejak seseorang dilahirkan hingga tutup usia.
Pertumbuhan dan tingkat kematangan fisik dan fisiologis anak membawa
dampak perkembangan pada kemampuan anak.perkembangan kekampuan fisik
pada anak besar meliputi: koordinasi, fleksibilitas dan kekuatan. (Sugiyanto,
2008:4.3).
2.2.3.1. Indikator Untuk Menaksir Kematangan Fisik dan Fisiologis
Indikator untuk menafsirkan kematangan berdasarkan tumbuh
kembangnya unsur-unsur yang ada pada setiap individu meliputi: pertumbuhan
tulang, gigi, ukuran tubuh, kelamin skunder, dan tulang. Sesuai dengan beberapa
macam indikator, ada beberapa macam usia perkembangan fisiologis yaitu:
1. Usia skeletal
Usia skeletal adalah usia yang terjadi pada perkembangan kematangan
yang didasarkan pada pertumbuhan tulang. Adapun cara penilaian usia skeletal
dilakukan dengan cara memfoto bagian tubuh tertentu menggunakan radiograf
atau sinar x.
19
2. Usia dental
Usia dental merupakan proses perkembangan yang terjadi pada tumbuh dan
tanggalnya gigi. Untuk mengetahuinya dilakukan dengan cara menghitung jumlah
dan macam gigi yang telah tumbuh.
3. Usia sifat kelamin sekunder
Usia sifat kelamin sekunder merupakan usia perkembangan kematangan
anak atau dapat disebut masa pubertas. Seperti contoh mengetahui tingkat
kematangan genital, tumbuh rambut kemaluan, dan perubahan pada area dada.
4. Usia morfologis
Usia morfologis adalah usia perkembangan yang didasarkan pada ukuran
tinggi badan dan berat badan serta berbagai pengukuran antropometrik dan
lainnya dalam hubungannya dengan usia kronologis.
2.2.4 Macam-Macam Keterampilan Motorik
2.2.4.1 Motorik Kasar
Motorik kasar merupakan suatu kemampuan gerak yang membutuhkan
koordinasi pada sebagian besar tubuh anak. (Saripudin 2019 dalam sujiono
2007). Motorik kasar merupakan keterampilan gerakan tubuh yang melibatkan
otot besar sebagai dasar utama dalam bergerak. Keterampilan motorik kasar
meliputi pola lokomotor (gerakan berpindah tempat), seperti berjalan, berlari,
melemar, menendang, memukul, dan lain sebagainya. (yudha, 2017). Gerakan
yang dilakukan oleh anak melibatkan otot besar dan anak pada masa ini
cenderung aktif/lebih senang bergerak, lebih senang melakukan percobaan atau
praktik, lebih senang bermain baik permainan yang membutuhan banyak energi
maupun permainan yang hanya menampakkan sedikit gerakan. Sedikit ataupun
20
banyak gerakan yang dilakukan tetap melibatkan otot, sehingga perkembangan
motorik sangat menunjang aspek perkembangan yang lain (Fitriani 2018).
Motorik Kasar adalah suatu gerakan yang terjadi pada seseorang yang
melibatkan otot besar pada saat terjadinya proses pertumbuhan. Adapun macam
gerakan motorik kasar seperti berjalan, lari, melompat, dan memanjat (Messakh,
dkk: 2018). Pada dasarnya perkembangan motorik kasar dengan perkembangan
motorik keseluruhan saling berhubungan, hal ini dipengaruhi oleh otot dan saraf.
Sehingga sejak siswa disekolah dasar sudah dapat dilihat seberapa jauh
kemampuan motorik kasar siswa dimaka siswa pada masa kanak kanak begitu
aktiv bergerak. Aktivitas yang dilakukan baik di sekolah saat pembelajaran
jasmani atau aktivitas fisik diluar lingkungan sekolah.
2.2.4.2. Perkembangan Motorik Halus (Fine Motor Activity)
Perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan tubuh
yang menggunakan otot-otot kecil (fine muscle). (Rohendi dan Seba, 2017:118).
motorik halus merupakan keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk
mengatur otot-otot halus/kecil atau koordinasi yang cermat. Contoh aktivitas
motorik halus kemampuan menindahkan benda dari tangan, mencoret-coret,
menyusun balok, menulis, menggunting, dan sebagainya. (Yudha, 2017). Motorik
halus merupakan aktivitas fisik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau
halus.gerakan lebih mengarah terhadap gerak koordinasi mata, tangan dan
kemampuan pengendalian yang baik, yang memungkinkannya untuk melakukan
ketepatan dan kecermatan dalam gerakannya (Rubiyatno, 2016).
Menurut (Nakita, 2008 dalam Utami, 2016), Motorik halus merupakan
suatu gerakan yang melibatkan bagian tubuh yang dilakukan oleh otot-otot kecil.
meskipun begitu pada gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan
21
yang cermat. Contoh keterampilan menggunakan gerakan pergelangan tepat, jari
jemari tangan,menyusun balok, kemampuan memindahkan bendada dari tangan
dan lain sebagainnya.
Dari pernyataan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan
motorik halus adalah perkembangan gerak yang lebih mengutamakan pada
perkembangan otot-otot kecil/halus yang selalu dialami setiap individu melalui
aktivitasnya.
2.2.5 Unsur-Unsur Kemampuan Motorik Kasar
Keterampilan motorik kasar pada setiap individu mengalami perbedaan
hal ini tergantung pada banyaknya gerakan yang dikuasai dan banyaknya
aktivitas fisik yang dilakukan. Menurut (Mutohir dan gusril 2004:50-51 dalam
Farida 2016) menyatakan bahwa unsur kemampuan motorik diantaranya:
2.2.5.1. Koordinasi
Koordinasi merupakan keterampilan mempersatukan atau memisahkan
dalam satu tugas yang kompleks. Koordinasi adalah kemampuan untuk
mengontrol gerak tubuh. seseorang dikatakan memiliki koordinasi yang baik
ketika ia mampu bergerak dengan mudah, lancar dalam rangkaian gerakannya,
serta iramanya terkontrol dengan baik (Sugiyanto, 2008:4.25). kemampuan
koordinasi berkenaan dengan koordinasi mata dengan tangan dan mata dengan
kaki. Kemampuan perseptual yang koordinasikan adalah diskrimiasi kiestetik dan
diskrimiasi visual.
2.2.5.2 Keseimbangan
Keseimbangan adalah keterampilan seseorang untuk mempertahankan
tubuh dalam berbagai posisi. keseimbangan terbagi menjadi 2 macam yaitu
keseimbangan dinamis sebagai bentuk seimbang saat tubuh diam dan dinamis
22
sebagai bentuk seimbang saat tubuh bergerak atau diatas bidang yang tidak
stabil. Keseimbangan yang baik akan menghasilkan gerak efektif dan efisien
serta mengurangi resiko jatuh (Habut, dkk 2016).
2.2.5.3 Kecepatan
Kecepatan merupakan sebagai keterampilan yang berdasarkan
kelenturan dalam satuan waktu tertentu, contohnya: berapa jarak yang ditempuh
anak dalam melakukan lari, semakin jauh jarakyang ditempuh anak, maka
semakin tinggi kecepatannya.
2.2.5.4 Kelincahan
Kelincahan merupakan keterampilan mengubah arah dan posisi tubuh
dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak dari titik satu ketitik yang lain.
Unsur-unsur diatas merupakan unsur yang membentuk atau mendukung
perkembangan motorik kasar.
2.2.6. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
Karakteristik anak pada usia ini pada dasarnya anak senang dalam
aktivitas gerak dan bermain. Dibawah ini merupakan contoh karakteristik anak
pada usia SD sebagai berikut: (Abdul alim, 2009 dalam Burhaein,2017).
1. Anak usia SD senang bermain
Dunia pendidikan harus paham tingkat perkembangan motorik anak,
sehingga harapannya dapat memberikan pembelajaran jasmani yang berkaitan
dengan aktivitas fisik dengan berbagai macam model permainan. Pada materi
pembelajaran Penjas seorang guru harus kreatif dalam memberikan
pembelajaran melalui permainan, permainan tradisional ataupun permainan yang
dimodifikasi, terutama pada siswa SD kelas bawah (kelas 1 s/d 3) yang masih
cukup kental dengan zona bermain.
23
2. Anak usia SD senang bergerak
Pendidikan berperan dalam membuat pembelajaran yang senantiasa
bergerak dinamis, Permainan yang menarik akan memberikan stimulus pada
minat gerak anak. Pada dasarnya anak sia SD senang dalam melakukan aktifitas
fisik dalam waktu yang cukup lama, anak cenderung senang dalam bergerak dan
cenderung suka dengan hal-hal yang baru Seperti: permainan-permainan yang
baru saja diketahuinnya biasanya anak akan lebih lama dalam melakukan
aktifitas apabila permainan tersebut.
3. Anak usia SD senang beraktifitas Kelompok
Usia anak SD pada umumnya suka mengelompok dangan teman
sebayanya. Konsep pembelajaran kelas dapat dibuat model tugas kelompok,
pendidik memberi materi tugas kelompok, pendidik memberi materi melalui tugas
sederhana dengan tujuan dapat diselesaikan secara bersama. Tugas dapat
dikonsep dengan menggabungkan unsur psikomotor (aktifitas gerak) yang
melibatkan unsur kognitif. Contoh: pada saat pembelajaran Penjas anak diberi
tugas materi gerak secara serhana untuk mejelaskan cara melakukan pasing
bawah pada bola voli maka untuk memperoleh jawaban mereka akan
mempraktikkan dahulu kemudian memaparkan sesuai kemampuan mereka.
4. Anak Usia SD senang melakukan aktivitas praktik langsung
Anak memiliki karakteristik senang melakukan hal secara model praktikum,
bukan teoritik. Anak cenderung paham apabila melakukan aktivitas langsung
pada praktik tidak teralu banyak penjelasan. Berdasarkan ketiga konsep
kesenangan sebelumnya (senang bermain, bergerak, berkelompok) anak usia
SD, tentu sangat efektif dikombinasikan dengan praktik langsung. Pendidik
24
memberikan pengalaman belajar secara langsung, sehingga pembelajaran
model teori klasikal dapat diberikan pada saat evaluasi.
2.2.7. Karakteristik Anak Kelas V
Masa usia sekolah dasar kelas v sebagai masa kanak-kanak yang
berlangsung antara usia sepuluh hingga dua belas tahun.karakteristik siswa
pada kelas V adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual
dalam banyak segi dan bidang. Adapun karakteristik fisik (Junaidi dalam
Burhaein 2017).
Pada Periode umur 10-12 tahun (kelas 4 dan 5) terdapat tansisi dalam
aktivitas-aktivitasnya yang diberikan dalam pendidikan jasmani aktivitas anak
mulai berubah dari aktivitas sebelumnya antara lain :
1) Aktivitas dengan mengubah arah dan tempo lari.
2) Senang melakukan aktivitas yang melibatkan otot-otot besar.
3) Permainan dengan lawan bermain untuk menyalurkan naluri bersaing
(perlu pembinaan dalam sportivitas, kerjasama dengan kepemimpinan).
4) Pengembangan koordinasi lempar,lompat, keterampilan cabang olahraga.
5) Senang dalam permainan bola kecil.
6) Pengembangan skill tentang bola sepak, permainan dengan bola voli dan
basket dengan menggunakan peraturan yang sederhana.
7) Memulai mengenal berbagai macam cabang olahraga yang sesuai
dengan bakat dan minat: atletik, sepak bola, voli, panahan, pencak silat.
Menurut sukintaka, 2001. Karakteristik anak usia 10-12 tahun secara jasmani :
1) Pertumbuhan otot lengan dan tungkai makin bertambah.
2) Ada kesadaran mengenai badannya.
3) Anak laki-laki lebih menguasai permainan kasar.
25
4) Waktu reaksi makin baik.
5) Perbedaan jenis kelamin makin nyata.
6) Koordinasi makin baik.
7) Badan sehat dan kuat.
8) Tungkai mengalami masa pertumbuhan yang baik dibandingkan dengan
bagian anggota lain.
9) Perlu diketahui bahwa ada perbedaan kekuatan otot dan ketrampilan
antara laki-laki dan perempuan. Berbagai nomor atletik untuk
memperbaiki koordinasi, kecepatan, kekuatan.
10) Mulai mengenal dan menggeluti cabang olahraga yang dirasa sesuai
dengan bakat dan minat anak.
2.2. 8. Pentingnya Aktivitas Fisik bagi Anak
Aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang teratur dapat
meningkatkan kebugaran dan kesehatan bagi tubuh (jasmani), aktivitas fisik
dibedakan menurut intensitasnya yaitu aktifitas tinggi, sedang dan rendah,
melakukan aktivitas fisik dengan teratur memiliki manfaat bagi kesehatan bagi
tubuh. (Putra, dkk 2018).
(Steve Stork dalam burhaein 2017) pada dasarnya aktivitas fisik sangat
penting untuk pertumbuhan perkembangan secara keseluruhan pada anak.
Untuk mengoptimalkan penguasaan ketrampilan dan sikap yang dapat
menyebabkan perilaku yang lebih sehat, dan juga memfasilitasi perkembangan
kognitif dan sosial, perkembangan fisiologis yang untuk dan perkembangan
eurlgis terhadap balita.
26
Untuk membimbing anak-anak menuju menjadi aktif secara fisik untuk
seumur hidup, aktivitas fisik (pendidika jasmani) melalui pengalaman pendidikan
harus meliputi: (a) belajar dari perkembangan ketrampilan yang sesuai, (b)
personil terlatih dalam praktik pembelajaran yang tepat untuk kegiatan fisik, (c)
lingkungan aktivitas fisik yang positif dan aman, termasuk fasilitas untuk
melakukan aktivitas, dan (d) kurikulum inklusif didasarkan pada pemahaman
konsep gerak dan tema keterampilan.
2.2.9. Kerangka Berfikir
Pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik sangat penting dalam
keberlangsungan pembelajaran pendidikan jasmani. Pertumbuhan dan
perkembangan motorik akan terus berkembang sesuai dengan usianya, dalam
hal ini berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan pada setiap individu
ada faktor-faktor yang mempengaruhi maka dari itu pada setiap individu
mengalami perbedaan. Pertumbuhan fisik berkaitan dengan hal ukuran yang
bersifat kuantitatif. Perkembangan motorik adanya perbedaan setiap individu
Tes pengukuran dan kemampuan
Pertumbuhan Fisik Perkembangan Motorik
Pertumbuhan Fisik dan perkembangan motorik siswa kelas V
Berat Badan &
Tinggi Badan
Koordinasi, Kecepatan &
Kelincahan Keseimbangan
27
tidak dapat terlihat kasap mata namun dapat diamati sesuai dengan kreteria
tertentu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
pertumbuhan fisikdan perkembangan motorik siswa SD Negeri kelas V Se-
kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo. Adapun tes pengukuran dan
keterampilan meliputi: pengukuran tinggi badan, berat badan, koordinasi,
kelincahan, keseimbangan, dan kecepatan.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian maka diperoleh hasil pertumbuhan fisik
yang ditinjau dari IMT yaitu sebagai berikut: Dari jumlah 142 siswa terdiri dari 3
siswa (2%) masuk dalam kategori “sangat kurus”, Dalam Kategori “kurus”
terdapat 26 siswa (18%), Kategori “normal” 98 siswa (69%), Pada kategori
“gemuk” terdapat 13 siswa (10%), dan dalam kategori “obesitas” terdapat 2 siswa
(1%). Dan hasil dari perkembangan motorik siswa dari jumlah 142 siswa dalam
perkembangan motorik siswa terdiri dari 7 siswa (5%) memiliki perkembangan
motorik dalam kategori “baik sekali”, 32 siswa (23%) masuk dalam kategori
“baik”, Kategori “sedang” sebanyak 64 siswa (46%), sebanyak 37 siswa (26%)
masuk dalam kategori “kurang”, dan sebanyak 2 siswa (1%) masuk dalam
kategori “kurang sekali”.
Kesimpulan penelitian yang diperoleh bahwa pertumbuhan fisik di SD Negeri
kelas V Se-Kecamatan Pituruh masuk dalam kategori “normal” dan untuk tingkat
perkembangan motorik masuk dalam kategori “sedang”. Dengan hasil penelitian
yang menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan fisik masuk dalam kategori
Normal. Dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi selain itu tingkat
gizi anak terpenuhi sehingga pertumbuan anak baik. dan untuk perkembangan
motorik masuk dalam kategori sedang dikarenakan kurangnya aktivitas gerak
anak, da nada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti faktor lingkungan
bermain baik lingungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
72
5.2. Saran
Dari kesimpulan diatas adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai
berikut:
1. Bagi Sekolah sebagai tempat siswa-siswi belajar tentunya harus memantau
hal hal yang berkaitan dengan kondisi siswa baik dari tingkat pertumbuhan
fisik dan perkembangan motorik. Sehingga sekolah dapat memberikan
program-program yang dapat meningkatkan pertumbuhan fisik dan
perkembangan motorik kearah yang lebih baik.
2. Bagi guruPenjas perlu disadari bahwa pertumbuhan fisik dan perkembangan
motorik merupakan hal yang sangat penting dalam keberlangsungan
pembelajaran penjas, sehingga seorang guru harus memperhatikan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan motorik siswanya.
3. Bagi siswa agar memperhatikan gaya hidup dan pola makan yang dapat
mempengaruhi bentuk dan ukuran tinggi badan, sehingga pertumbuhan fisik
pada siswa tumbuh dengan baik. Selain itu siswa harus lebih aktiv dalam
melakukan kegiatan fisik baik di sekolah maupun di luar sekolah untuk
meningkatkan perkembangan motorik.
4. Bagi Orang tua agar lebih memperhatikan asupan gizi untuk anak, karena
asupan yang dikonsumsi anak sangat berpengaruh terhadap bentuk postur tubuh
anak. Untuk meningkatkan perkembangan motorik hendaknya membiasakan
anak untuk berolahraga dan melakukan aktivitas fisik yang berhubungan dengan
otot besar.
73
DAFTAR PUSTAKA
Aep Rhendi, Laurens Seba. 2017. Perkembagan motorik. Bandung: Alfabeta.
Amalia, I. A. (2016). Aspek Perkembangan Motorik Dan Hubungannya Dengan Aspek Fisik Dan Intelektual Anak. Awlady: Jurnal Pendidikan Anak, 2(1).
Amouian, S., SHAYE, Z. A., Mohammadian, S., Bakhtiari, M., & Parsianmehr, B. (2017). Assessment of the relationship between body mass index and gross motor development in children. Iranian journal of child neurology, 11(3), 7.
Ardiansyah, F. (2016). Kemampuan Motorik Dasar Siswa Kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. PGSD Penjaskes, (6).
Arikunto, Suharsimin. (2010). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Burhaein, E (2017). Aktivitas fisik olahraga untuk pertumbuhan dan perkembangan siswa SD. Indonesian Journal of Primary Education,
2017,1.1:51-58
Chamidah, A. N. (2009). Deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Jurnal pendidikan khusus, 5(2), 83-93.
Dordića, V., Tubića, T., & JaNśića, D. (2016). The relationship between physical, motor, and intellectual development of preschool children. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 233, 3-7
Fahami, H. T. Proses Tumbuh Kembang Siswa Usia Sekolah.
Fajar, M. (2017). Peranan Intelegensi Terhadap Perkembangan Keterampilan Fisik Motorik Peserta Didik Dalam Pendidikan Jasmani. Multilateral Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga, 16(1).
Farida, A. (2016). Urgensi Perkembangan Motorik Kasar Pada Perkembangan Anak Usia Dini. RAUDHAH, 4(2).
Fitriani, R., & Adawiyah, R. (2018). Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age, 2(01), 25-34.
Goodway, J.D.,& Robinson, L.E. (2015). Developmental trajectories in early sport specialization: a case for early sampling from a physical growth and motor development perspective. Kinesiology review, 4(3), 267-278.
Habut, M. Y., Nurmawan, I. P. S., & Wiryanthini, I. A. D. (2016). Hubungan indeks
massa tubuh dan aktivitas fisik terhadap keseimbangan dinamis pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Udayana. Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, 4(2).
Hurlock E.B. 1978. Perkembagan Anak. Jakarta: Erlangga.
74
I Nyoman Supariasa, Bachyar Bakri dan Ibnu Fajar. 2001. Penilaian Status Gizi.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
Kamal S.D (2017). Survei Kemampuan Motorik Siswa Sekolah Dasar Negeri Tahun Ajaran 2014-2015 (Studi Pada Siswa Kelas IV, V, VI SDN Kutorejo II Kertosono). Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 5(1).
Kasih, I. (2017). Pertumbuhan Gerak Dan Karakteristik Perkembangan Anak. Generasi Kampus, 4(1).
Kementerian Kesehatan. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak, Kementerian Kesehatan RI.
Latifah, U. (2017). Aspek perkembangan pada anak Sekolah Dasar: Masalah dan perkembangannya. Academica: Journal of Multidisciplinary Studies, 1(2),
185-196.
Lusianti, S. (2019, October). Tingkat Kemampuan Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Universitas Nusantara PGRI Kediri Tahun 2019. In Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga (SENALOG) (Vol. 2, No. 1).
Mahayaty, L. (2014). Studi Tentang Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Balita Di Desa Pengalangan Rw 03 Menganti Gresik. Jurnal Keperawatan, 3(1).
Malina, R. M. (2004). Motor development during infancy and early childhood: Overview and suggested directions for research. International journal of sport and health science, 2, 50-66.
Messakh, S. T., Kinasih, A., & Wicaksono, E. A. (2018). Gambaran Kemampuan Motorik Kasar Pada Siswa Sd Kristen Satya Wacana Kelas Iv Salatiga.
Murti, T. (2018). Perkembangan fisik motorik dan perseptual serta implikasinya pada pembelajaran di sekolah dasar. Wahana Sekolah Dasar, 26(1), 21-
28.
Ngatmnan, & Andriyani, F.D. (2017). Tes Pengukuran Untuk Evauasi dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Online available at
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._Pend._Olahraga/195806201986011-Andi_Suntoda_Situmorang/Pntrn_Softball.Pdf (diakses pada 12 januari 2020 pukul 16.30).
Nugraheni, W.,& Widodo, A. (2017). Tingkat Koordinasi Mata-Tangan-Kaki Mahasiswa PJKR FKIP UMMI Angkatan Tahun 20162017. MOTION, 3(1).
Nurhasan, 2000. Tes dan pengukuran pendidikan olahraga. Online available at
https://id.scribd.com/doc/302333652/Tes-Dan-Pengukuran-Pendidikan Olahraga-Drs-Nurhasan-m-pd.
75
Purnamasari, D. U., & Wati, E. K. (2017). Analisis Tinggi Dan Berat Badan Anak Baru Masuk Sekolah Sebagai Deteksi Dini Gangguan Gizi Pada Anak Usia Sekolah Dasar. Kesmas Indonesia: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 5(1), 12-22.
Putra, K. P., Kinasih, A., & Kriswandaru, P. (2018). Gambaran Aktivitas Fisik Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Di Salatiga.
Rubiyatno, R. (2016). Peranan Aktivitas Olahraga Bagi Tumbuh Kembang Anak. Jurnal Pendidikan Olahraga, 3(1), 54-64.
Rudiyanto, R., Waluyo, M., & Sugiharto, S. (2012). Hubungan Berat Badan Tinggi Badan dan Panjang Tungkai dengan Kelincahan. Journal of Sport Sciences and Fitness, 1(2).
Saripudin, A. (2019). Analisis Tumbuh Kembang Anak Ditinjau Dari Aspek Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini. Equalita: Jurnal Pusat Studi Gender dan Anak, 1(1), 114-130.
Sudirman, A.R. (2018). Perbandingan Pertumbuhan Fisik Antara Siswa Smkn Diperkotaan Dan Siswa Smkn Di Wilayah Pesisir Pantai Dikabupaten Lawu
(Doctoral dissertation, Universitas Negeri Makasar).
Sugiyanto. 2008. Perkembagan dan Belajar Motorik. Jakarta: Universitas
terbuka.
Sugiyono. 2010. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syarifudin. (2010). Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Utami, R.B (2016). 7 Pengaruh Stimulasi Motorik Halus Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 4–5 Tahun Di Taman Kanak–Kanak Pertiwi Tiripan Berbek Nganjuk. Judika (Jurnal Nusantara Medika), 1(1), 52-59.
Visser, J., Geuze, R. H., & Kalverboer, A. F. (1998). The relationship between physical growth, the level of activity and the development of motor skills in adolescence: Differences between children with DCD and controls. Human Movement Science, 17(4-5), 573-608.
Yeni, H. O., & Surahman, F. (2019). Hubungan Status Gizi Terhadap Kemampuan Motorik Di Sd Negeri 17 Koto Iv Aur Malintang Kabupaten Padang Pariaman. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 9(2).
Yuyun Dwi Astyorini. 2014. ‖Hubungan Status Gizi Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak Sekolah Dasar Kelas 1 Di SD Krembangan I/56 Surabaya”.Volume 2.Halaman 3.