8
PERTANYAAN 1. Penjelasan lebih lanjut tentang cara penularan hepatitis B Jawab: Ada dua macam cara penularan Hepatitis B, yaitu transmisi vertikal dan transmisi horisontal. a. Transmisi vertikal Penularan terjadi pada masa persalinan (Perinatal). VHB ditularkan dari ibu kepada bayinya yang disebut juga penularan Maternal Neonatal. Penularan cara ini terjadi akibat ibu yang sedang hamil terserang penyakit Hepatitis B akut atau ibu memang pengidap kronis Hepatitis B (Dalimartha, 2004). b. Transmisi horisontal Adalah penularan atau penyebaran VHB dalam masyarakat. Penularan terjadi akibat kontak erat dengan pengidap Hepatitis B atau penderita Hepatitis B akut. Misalnya pada orang yang tinggal serumah atau melakukan hubungan seksual dengan penderita Hepatitis B (Dalimartha, 2004). Cara penularan paling utama di dunia ialah dari ibu kepada bayinya saat proses melahirkan. Kalau bayinya tidak divaksinasi saat lahir bayi akan menjadi carrier seumur hidup bahkan nantinya bisa menderita gagal hati dan kanker hati. Selain itu penularan juga dapat terjadi lewat darah ketika terjadi kontak dengan darah yang terinfeksi virus Hepatitis B (Misnadiarly, 2007).

Pertanyaan Presus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pertanyaan Presus

PERTANYAAN

1. Penjelasan lebih lanjut tentang cara penularan hepatitis BJawab:

Ada dua macam cara penularan Hepatitis B, yaitu transmisi vertikal dan transmisi

horisontal.

a. Transmisi vertikal

Penularan terjadi pada masa persalinan (Perinatal). VHB ditularkan dari ibu

kepada bayinya yang disebut juga penularan Maternal Neonatal. Penularan cara

ini terjadi akibat ibu yang sedang hamil terserang penyakit Hepatitis B akut atau

ibu memang pengidap kronis Hepatitis B (Dalimartha, 2004).

b. Transmisi horisontal

Adalah penularan atau penyebaran VHB dalam masyarakat. Penularan terjadi

akibat kontak erat dengan pengidap Hepatitis B atau penderita Hepatitis B akut.

Misalnya pada orang yang tinggal serumah atau melakukan hubungan seksual

dengan penderita Hepatitis B (Dalimartha, 2004).

Cara penularan paling utama di dunia ialah dari ibu kepada bayinya saat proses

melahirkan. Kalau bayinya tidak divaksinasi saat lahir bayi akan menjadi carrier

seumur hidup bahkan nantinya bisa menderita gagal hati dan kanker hati. Selain

itu penularan juga dapat terjadi lewat darah ketika terjadi kontak dengan darah

yang terinfeksi virus Hepatitis B (Misnadiarly, 2007).

2. Masa inkubasi virusnya gmn?\Jawab:

Masa inkubasi (saat terinfeksi sampai timbul gejala) sekitar 24-96 minggu

(Misnadiarly, 2007). Menurut Sudoyo (2006), masa inkubasi VHB berkisar dari 15–

180 hari (rata-rata 60-90 hari).

3. Kelompok yang rentan?Jawab:

Adapun kelompok yang rentan terkena Hepatitis B adalah :

a. Anak yang baru lahir dari ibu yang terkena Hepatitis B

Page 2: Pertanyaan Presus

b. Tinggal serumah atau berhubungan seksual dengan penderita Hepatitis B

c. Mereka yang tinggal atau sering bepergian ke daerah endemis Hepatitis B

(Misnadiarly, 2007).

4. Program imunisasi di Indonesia gmn?Jawab:

Program imunisasi di Indonesia dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:

a. Imunisasi Wajib

Imunisasi yang diwajibkan meliputi BCG (Bacille Calmette Guerin), Polio,

Hepatitis B, DTP (Difteria, Tetanus, Pertusis) dan campak.

b. Imunisasi yang Dianjurkan

Imunisasi yang dianjurkan diberikan kepada bayi/anak mengingat beban penyakit

(burden of disease) namun belum masuk ke dalam program imunisasi nasional

sesuai prioritas. Imunisasi dianjurkan adalah Hib (Haemophillus Influenza Tipe

b), pneumokokus, influenza, MMR (Measles, Mumps, Rubella), tifoid, Hepatitis

A, varisela, rotavirus, dan HPV (Human Papilloma Virus) (Hadinegoro, 2008).

Vaksin Hepatitis B harus segera diberikan setelah lahir, mengingat

vaksinasi Hepatitis B merupakan upaya pencegahan yang efektif untuk

memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu kepada bayinya.

Ada dua tipe vaksin Hepatitis B yang mengandung HbsAg, yaitu (1) vaksin yang

berasal dari plasma, dan (2) vaksin rekombinan. Kedua vaksin ini aman dan

imunogenik walaupun diberikan pada saat lahir karena antibodi anti HBsAg ibu

tidak mengganggu respons terhadap vaksin (Wahab, 2002).

Imunisasi Hepatitis B pasif dilakukan dengan memberikan Hepatitis B

Imunoglobulin (HBIg) yang akan memberikan perlindungan sampai 6 bulan.

HBIg tidak selalu tersedia di kebanyakan negara berkembang, di samping itu

harganya yang relatif mahal. Imunisasi aktif dilakukan dengan vaksinasi Hepatitis

B. Dalam beberapa keadaan, misalnya bayi yang lahir dari ibu penderita Hepatitis

B perlu diberikan HBIg mendahului atau bersama-sama dengan vaksinasi

Hepatitis B. HBIg yang merupakan antibodi terhadap VHB diberikan secara intra

Page 3: Pertanyaan Presus

muskular dengan dosis 0,5 ml, selambat-lambatnya 24 jam setelah persalinan

(Dalimartha, 2004). Vaksin Hepatitis B (hepB) diberikan selambat-lambatnya 7

hari setelah persalinan. Untuk mendapatkan efektivitas yang lebih tinggi,

sebaiknya HBIg dan vaksin Hepatitis B diberikan segera setelah persalinan

(Dalimartha, 2004).

5. Perbedaan pengaruh hepatitis pada kehamilan dan pada janin?Jawab:1. Pengaruh hepatits virus pada kehamilan

Bila hepatitis virus terjadi pada trimester I atau permulaan trimeseter II maka

gejala-gejala nya akan sama dengan gejala hepatitis virus pada wanita tidak hamil.

Meskipun gejala-gejala yang timbul relatip lebih ringan dibanding dengan gejala-

gejala yang timbul pada trimester III, namun penderita hendaknya tetap dirawat di

rumah sakit.

Hepatitis virus yang terjadi pada trimester III, akan menimbulkan gejala-gejala

yang lebih berat dan penderita umumnya menunjukkan gejala-gejala fulminant. Pada

fase inilah acute hepatic necrosis sering terjadi, dengan menimbulkan mortalitas Ibu

yang sangat tinggi, dibandingkan dengan penderita tidak hamil.

Pada trimester III, adanya defisiensi faktor lipo tropic disertai kebutuhan janin

yang meningkat akan nutrisi, menyebabkan penderita mudah jatuh dalam acute

hepatic necrosis Tampaknya keadaan gizi ibu hamil sangat menentukan prognose.

Penyelidik lain juga menyimpulkan, bahwa berat ringan gejala hepatitis virus pada

kehamilan sangat tergantung dari keadaan gizi Ibu hamil. Gizi buruk khususnya

defisiensi protein, ditambah pula meningkatnya kebutuhan protein untuk

pertumbuhan janin,menyebabkan infeksi hepatitis virus pada kehamilan memberi

gejala-gejala yang jauh lebih berat.Pengaruh kehamilan terhadap berat ringannya

hepatitis virus,telah diselidiki oleh ADAM, yaitu dengan cara mencari hubungan

antara perubahan-perubahan koagulasi pada kehamilan dengan beratnya gejala-gejala

hepatitis virus.

Diketahui bahwa pada wanita hamil, secara fisiologik terjadi perubahan-

perubahan dalam proses pembekuan darah, yaitu dengan kenaikan faktor-faktor

pembekuan dan penurunan aktivitas fibrinolitik, sehingga pada kehamilan mudah

Page 4: Pertanyaan Presus

terjadi DIC(Disseminated Intra Vascular Coagulation). Dalam penelitianini terbukti

bahwa DIC tidak berperan dalam meningkatkan beratnya hepatitis virus pada

kehamilan.Tetapi sebaliknya, bila sudah terjadi gejala-gejala hepatitis virus yang

fulminant, barulah DIC mempunyai arti.

2. Pengaruh hepatitis pada janin

Hepatitis virus pada kehamilan dapat ditularkan kepada janin, baik in utero

maupun segera setelah lahir. Penularan virus ini pada janin, dapat terjadi dengan

beberapa cara, yaitu :

a. Melewati placenta

b. Kontaminasi dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan

c. Kontak langsung bayi baru lahir dengan Ibunya

d. Melewati Air Susu Ibu, pada masa laktasi.

Baik virus A maupun virus B dapat menembus placenta, sehingga terjadi hepatitis virus

in utero dengan akibat janin lahir mati, atau janin mati pada periode neonatal. Jenis virus

yang lebih banyak dilaporkan dapat menembus placenta, ialah virus type B. Beberapa bukti,

bahwa virus hepatitis dapat menembus placenta, ialah ditemukannya hepatitis antigen

dalam tubuh janin in utero atau pada janin barulahir. Selain itu telah dilakukan pula autopsy

pada janin-janin yang mati pada periode neonatal akibat infeksi hepatitis virus. Hasil autopsy

menunjukkan adanya perubahan-perubahan pada hepar, mulai dari nekrosis sel-sel hepar

sampai suatu bentuk cirrhosis. Perubahan-perubahan yang lanjut pada heparini, hanya

mungkin terjadi bila infeksi sudah mulai terjadi sejak janin dalam rahim.

Kelainan yang ditemukan pada hepar janin, lebih banyak terpusat pada lobus kiri. Hal ini

membuktikan, bahwa penyebaran virus hepatitis dari Ibu ke janin dapat terjadi secara

hematogen.Angka kejadian penularan virus hepatitis dari Ibu ke janin atau bayinya,

tergantung dari tenggang waktu antara timbulnya infeksi pada Ibu dengan saat persalinan.

Angka tertinggi didapatkan, bila infeksi hepatitis virus terjadi pada kehamilan trimester III.

Meskipun pada Ibu-Ibu yang mengalami hepatitis virus pada waktu hamil, tidak memberi

gejala-gejala icterus pada bayi-nya yang baru lahir, namun hal ini tidak berarti bahwa bayi

yang baru lahir tidak mengandung virus tersebut.Ibu hamil yang menderita hepatitis virus B

dengan gejala-gejala klinik yang jelas, akan menimbulkan penularan pada janinnya jauh

Page 5: Pertanyaan Presus

lebih besar dibandingkan dengan Ibu-Ibu hamil yang hanya merupakan carrier tanpa gejala

klinik.

Dilaporkan, bahwa Ibu hamil yang mengalami hepatitis virus B, dengan gejala yang jelas,

48% dari bayinya terjangkit hepatitis, sedang pada Ibu-lbu hamil yang hanya sebagai carrier

Hepatitis Virus B antigen, hanya 5% dari bayinya mengalami virus B antigenemia. Meskipun

hepatitis virus, belum jelas pengaruh nya terhadap kelangsungan kehamilan, namun

dilaporkan bahwa kelahiran prematur terjadi pada 66% kehamilan yang disertai

hepatitisvirus B. Adanya icterus pada Ibu hamil tidak akan menimbulkan kerena icterus pada

janin. Icterus terjadi akibat adanya unconjugated bilirubin yang melewati placenta dari Ibu-

Ibu hamil yang mengalami hemolitik jaundice. Bila penularan hepatitis virus pada janin

terjadi pada waktu persalinan maka gejala-gejalanya baru akan nampak dua sampai tiga

bulan kemudian. Sampai sekarang belum dapat dibuktikan, bahwa hepatitis virus pada Ibu

hamil dapat menimbulkan kelainan congenital pada janinnya. Pada pemeriksaan placenta,

dari kehamilan yang disertai hepatitis virus, tidak dijumpai perubahan-perubahan yang

menyolok, hanya ditemukan bercak-bercak bilirubin. Bila terjadi penularan virus B in utero,

maka keadaan ini tidak memberikan kekebalan pada janin dengan kehamilan berikutnya.

6. Pencegahannya gmn mas bro??Jawab:

Semua Ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan penderita hepatitis

virus A hendaknya diberi immuno globulinsejumlah 0,1 cc/kg. berat badan. Gamma

globulin ternyatatidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Gizi Ibu hamil

hendaknya dipertahankan seoptimal mungkin, karena gizi yang buruk mempermudah

penularan hepatitis virus. Untuk kehamilan berikutnya hendaknya diberi jarak

sekurang-kurangnya enam bulan setelah persalinan, dengan syarat setelah 6 bulan

tersebut semua gejala dan pemeriksaan laborato-rium telah kembali normal. Setelah

persalinan, pada penderita hendaknya tetap dilakukan pemeriksaan laboratorium

dalam waktu dua bulan, empat bulan dan enam bulan kemudian.