Upload
trinhthu
View
258
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PERSPEKIF KADIN DALAM PEMBANGUNAN
INDUSTRI NASIONAL
Oleh
Johnny Darmawan
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia
Bidang Perindustrian
Disampaikan dalam Rapat Kerja Kementerian Perindustrain 2016
Jakarta ,16 Februari 2016
I. PENDAHULUAN
KADIN (Kamar Dagang dan Industri) dibentuk berdasarkan UU No.1/1987
tentang KADIN sebagai wadah komunikasi, advokasi dan konsultasi
berkaitan dengan masalah perdagangan, industri dan jasa: antar
pengusaha Indonesia dan antara pengusaha Indonesia dan Pemerintah
Tujuan KADIN: Membina dan mengembangkan kemampuan, kegiatan
dan kepentingan pengusaha Indonesia sebagai pelaku ekonomi nasional
dalam rangka mewujudkan kehidupan ekonomi dan dunia usaha nasional
yang sehat dan tertib berdasarkan UUD 1945.
UUD 1945 pasal 33 mengamanatkan bahwa bumi, air dan segala isinya
harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Ini
hanya dapat dicapai melalui Industri
2
II. PERAN KADIN DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI
Sesuai dengan Visi dan Misi KADIN, Untuk penyaluran aspirasi dan
kepentingan para pengusaha dalam rangka berpartisipasi dalam
pembangunan bidang ekonomi, KADIN berperan dalam:
1. Pembuatan Regulasi Industri (Sudah berjalan), di antaranya:
a. Berpartisipasi aktif dalam penyusunan UU Perindustrian dan PP
b. Berpartisipasi aktif dalam penyusunan UU Perdagangan
c. Berpartisipasi aktif dalam penyusunan Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional (RIPIN)
d. Berpartisipasi aktif dalam Kebijakan Industri Nasional (KIN)
2. Pembangunan Industri ke depan
Kadin akan mendorong pengembangan pembangunan Industri berbasis
SDA kerjasama antara Pemerintah dan Swasta seperti di negara-
negara yang sudah lebih maju.
3
III. REVIEW
PERINDUSTRIAN NASIONAL
1. Competitiveness Industry Performance
2. Neraca Perdagangan
3. Investasi
4. Peranan Industri terhadap Perekonomian
4
1. COMPETITIVENESS INDUSTRY PERFORMANCE
Countries CIP Share manufacture export
Singapore 7 91%
Malaysia 24 84%
Thailand 26 94%
Indonesia 40 60%
Philipina 52 94%
Vietnam 55 82% Sumber : UNIDO, 2015
5
2. NERACA PERDAGANGAN DENGAN PRODUK
INDUSTRI DENGAN NEGARA MITRA FTA
(JUTA US$)
NEGARA 2012 2013 2014 Jan-Jun 2015
RRC -17.150,52 -8.288 -14.002,7 -8.059,50 Korea -4.567,45 -2.759,4 -2.039,6 -555,20 Jepang -10.855,26 -2.966,8 -2.372,4 -457,80 Australia 393,28 -1.856,3 -1.794,3 -1.129,70 India 3.622,05 9.241.1 8.659,8 4,929.70 Sumber : BPS, 2014-2015
6
3,3
6,8
11,8
15,8
13
2,9
6,8 8,2
11,8
8,4
15,1
4,03
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
2010 2011 2012 2013 2014 Jan-Mrt2015
PMA
PMDN
3. INVESTASI PMA DAN PMDN INDUSTRI
MANUFAKTUR
Sumber : BKPM, 2015, Jan Maret 2015 7
4. PERANAN INDUSTRI
TERHADAP PEREKONOMIAN
1968 1993 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pertanian 51,0 17,9 15,29 15,30 14,7 14,44 15,21 14,33
Pertambangan 4,2 9,6 10,60 11,16 11,9 11,78 10,78 10,49
Industri 8,5 22,3 26,40 24,80
24,33 23,94 23,11 23,71
Listrik, Gas, Air 0,61 0,84 0,8 0,76 0,77 0,79 0,76 0,8
Konstruksi 7,53 10,44 9,9 10,25 10,2 10,45 10,65 10,05
Perdagangan,
HotRes 9,12 14,02 13,30 13,69 13,8 13,90 13,88 14,60
Jasa-Jasa 19,03 24,99 23,7 24,04 24,39 24,7 25,61 26,02
Ketergantungan ekspor barang mentah (primer) menyebabkan industri kurang bergeliat,
akibatnya output industri tidak tumbuh optimal Peranan Industri menurun
Penurunan Kontribusi sektor Industri terhadap perekonomian di saat sektor industri belum
menunjukkan kapasitas dan kinerja yang optimal (di negara industri maju mencapai 35%
terhadap PDB)
Data terbaru triwulan III 2015, peranan industri thd PDB kembali menurun menjadi
20,41% dari 20,87% di Tw II 2015 (Tw III hanya tumbuh 4,33% - YoY) 8
III. KERJASAMA BISNIS INDUSTRI ANTARA PEMERINTAH DAN
SWASTA / DUNIA USAHA
“Bisnis Industri Berbasis Sumber Daya Alam”
1. Negara-negara yang membangun Industri berbasis SDA meskipun
impor lebih maju dan makmur karena kerjasama antara Pemerintah dan
Swasta
2. Industri Hulu (Upstream) berbasis SDA yang high investment, high
technology, high risk dan low /medium return tetapi strategis Pemerintah
ikut berperan
3. Industri Antara dan Hilir yang medium/low investment, medium/low
technology , medium/low risk dan high profit dilakukan oleh Swasta
4. Industri berbasis SDA sangat strategis karena selain memberikan
lapangan kerja, penerimaan negara, devisa bisa menumbuh klembangkan
pengusaha nasional baik dalam Industri derivatfnya maupun Industri
Jasa 9
2. KERJASAMA BISNIS INDUSTRI
ANTARA PEMERINTAH DAN SWASTA DI BEBERAPA
NEGARA
Negara-negara yang memiliki Konsep Industri berbasis
SDA bisa lebih maju dan makmur karena ada Peran
Pemerintah dan Peran Swasta yang jelas seperti:
• Korea Selatan
• Taiwan
• China
• Singapura
• Saudi Arabia, Malaysia dll.,
Kerjasama Peran Pemerintah dan Swasta dalam Bisnis
Industri masih kurang signifikan sehingga pertumbuhan
Industri Antara & Hilir tidak tumbuh dengan pesat
10
CONTOH:
PERAN PEMERINTAH DALAM BISNIS INDUSTRI
BERBASIS SDA DI BEBERAPA NEGARA
Perusahaan-perusahaan negara dalam industri berbasis Sumber Daya
Alam:
• Singapura: PCS (Petrochemical Corporation of Singapore)
• Saudi Arabia: SABIC (Saudi Arabia Basic Industry Corporation)
• China: Sinopec (China Petroleum and Chemical Corporation),
CNPC (China National Petroleum Corporation)
• Malaysia: Petronas (Petroliam Nasional Berhad)
• Thailand: PTT Global Chemicals
• Iran: NPC (National Petrochemical Company)
• Taiwan: China Petrochemical Development Corporation (CPDC)
• Mesir: ECHEM (Egyptian Petrochemicals Holding Company)
• dll.
11
INDUSTRI
HULU
Ethylene VCM PVC Pipa
PE PS Alat rumah tangga
SM SBR Alat Industri
Alat transportasi
Alat telekomunikasi
Idemitsu Idemitsu Swasta Ban
BP Chemicals BP Chemicals belt conveyor
Mitsui dll.
Negara (Petronas) 72.50% Petronas 30%-60% Petronas 30%-60% Petronas 0%
Swasta 27.50% Swasta 40%-70% Swasta 40%-70% Swasta 100%
Gas
Alam
INDUSTRI ANTARA INDUSTRI HILIR
KONSEP PENGELOLAAN INDUSTRI BERBASIS
SUMBER DAYA ALAM DI MALAYSIA
12
Ethylene
Propylene
PE
PP
ACN
ABS
EDC
VCM
PVC
EG
Alat Rumah Tangga
Alat Industri
Alat Transportasi
Alat Telekomunikasi
Alat Kesehatan
dll,
Crude
oil
BBM
Naphtha R
E
F
I
N
E
Y
Pemerintah: 100%* Swasta: 50% Swasta: 100%
INDUSTRI
HULU
INDUSTRI
ANTARA
INDUSTRI
HILIR
KONSEP PENGELOLAAN INDUSTRI BERBASIS
SUMBER DAYA ALAM DI CHINA
Batubara 13
Arabian
Petrochemical Co
(Petrokemya)
Saudi Iron & Steel
(Hadeed)
Lucky Group of
South Korea
SAFCO
1. Fortum (Fin)
2. Ecofuel
(Italy)
3. Agricorp
(Saudi
Arabia)
National Plastic
Company
National
Chemical
Fertilizer
1. Agricorp
2. Gulf
Investment
Corp.
3. Kuwait-
Saudi
Pharma
Saudi-European
Petrochemical
Company
Arabian
Synthetic Fibers
Company
Exxon Mobil
Lucky Group
MGC
TFC
TJ PBM
Pechem
SPDC
Bahrain
PIC
SF
Safco
Kuwait,
Bahrain
Iraq
Others
Yanpet
National
Plastic
Saudi
Methanol
Al Jubail
Fertilizer
National
Methanol
SPC
Al Sharq
SAFCO
Gulf
Aluminium
GPIC
100% SABIC SABIC >50% 50:50 jv SABIC
Partner companies
Company formed from SABIC and partner
companies
KONSEP PEMBANGUNAN INDUSTRI DI SAUDI ARABIA
14
115,000 505,000 4,330,000 5,760,000 6,922,000
Mid 1966-1978 (Era of
development)
1979-1988 (Era of growth)
1989-1997 (Era of leap)
1998-2003 (Era
restructuring)
2004- (Era re-leap)
Government sector led Private sector lead
KOREA SELATAN: KONSEP PEMBANGUNAN
INDUSTRI DAN PENINGKATAN GDP
Source: KPIA
15
Rp/wgp/01/02/2012
16
IV. TINGKAT KEMAKMURAN
1. Negara yang membangun Industri berbasis SDA
meskipun impor lebih maju dan lebih makmur
2. Negara yang hanya mengandalkan ekspor SDA
tingkat kemakmurannya jauh tertinggal dari negara
yang impor SDA untuk industri
3. Tolok ukur kemakmuran antara lain:
1. GDP per kapita
2. Cadangan devisa
Negara 2003 2013
SDA
(Sumber Daya
Alam)
Singapura 21.490 55.182 Impor
Korea Selatan 12.634 25.976 Impor
Taiwan 12.695 21,661 Impor
Malaysia 4.568 10.538 -
China 1.093 6.094 Impor
Thailand 2.248 5.778 Impor
Indonesia 1.067 3.910 Ekspor
Sumber: Business Monitor International (BMI), May 2014
1. PERBANDINGAN GDP PER KAPITA BEBERAPA NEGARA
(US$)
17 Rp/wgp/01/06/2014
Negara 2003 2013 Ekspor
China 408,15 3.820,0 Hasil Industri
Taiwan 206,60 416,8 Hasil Industri
Korea
Selatan 137,34 341,7 Hasil Industri
Singapura 88,60 271,5 Hasil Industri
Thailand 42,15 161,3 Hasil Industri
Malaysia 37,23 133,5 Hasil
Industri/SDA*
Indonesia 32.71 99,4 SDA* Sumber: Diolah dari Business Monitor International (BMI) June 2015,
18 rp/wgp/08/12
2. PERBANDINGAN CADANGAN DEVISA BEBERAPA NEGARA
(DALAM MILIAR$)
*) SDA: Sumber Daya Alam
V. REKOMENDASI KEBIJAKAN UMUM KADIN
DALAM RANGKA MENDORONG
PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL
Rekomendasi kebijakan umum Kadin terkait
permasalahan perindustrian ke depan, meliputi:
1.Kebijakan Industri dan Investasi
2.Kebijakan deregulasi dan debirokratisasi
3.Pembiayaan
19
RE
FIN
ER
Y
PTA
FIBRE
TEXTILE
BBM
Naphtha
Crude
Oil
TEXTILE TEXTILE
FIBRE FIBRE
AROMATIC
PET
GARMENT
GARMENT
GARMENT
GARMENT
GARMENT
GARMENT
EB AB
Ban,
Conveyor,
Alas kaki
Deterjen
DNT MNT
Furniture Bahan
peledak
MEG
1. PERAN PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM
INDUSTRI BERBASIS MINYAK BUMI
PA
DOP
PS
SM
ABS/
SBR
LAB
LABS
P-Xylene O-Xylene Benzene Toluene
TDA
TDI
PU
DNT
TNT
Swasta nasional/Swasta asing
Pemerintah/ jv Pemerintah &
Swasta
PVC
Pipa
H
U
L
U
A
N
T
A
R
A
H
I
L
I
R
NB
PN
CB
PC
Obat-obatan 20
Rp/wgp/01/02/2012
21
EKSPOR 700 MMSCFD $5.80 /MMBtu
350 MMSCFD $350 /ton
3.61 juta ton
INDUSTRI Ekspor Ammonia
$743 juta
700 MMSCFD 1.65 juta ton
$450 /ton
700
MMSCFD 350 MMSCFD $250
3.61 juta ton 2.18 juta ton
$600Pemerintah/ jv Pemerintah Swasta 600,000 ton
$2,000
900,000 ton
$600
90,000 ton
$80090,000 ton
*) Harga jual gas rata-rata 2001-2010 TOTAL $4.84 miliar
Methanol
Ammonia Urea
AN
Acrylonitrile
miliar
$1.34 miliar
$1.26 miliar
$0.55 miliar
Gas alam
$54 juta
$72 juta
Asam Formiat
H2O2
$360 juta
$1.80
GASALAM
rp/wgp/09082011
2. PERAN PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM
INDUSTRI BERBASIS GAS ALAM
Harga crude oil $35/barel
METHANOL/
AMMONIA
E
P
EDC VCM PVC Pipe,
Household,
Industry
Packaging
ACN
HNO3 PNCB NB
Carpet,
Textile
Pharmacy
PP
Pupuk
Majemuk Fertilizer
AN Explosives
N2H4 Rocket
propellant
Gasification
Coal
DME Energi
3. PERAN PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM
INDUSTRI BERBASIS BATUBARA
Pemerintah/
jv Pemerintah
& Swasta
Ekspor
22
Rp/wgp/01/02/2012
23
Bijih
Nikel
PROSES
Nikel murni SS 316
SS 304
SS seri 200
SS seri 100
SS seri 400
SS seri 500
SS seri 600
Hastelloy
Nichrome
Permalloy
Inconel
Monel
Chromel
Alumel Nickel
Alloys
untuk
peralatan
dan
mesin
pada
suhu
tinggi,
tekanan
tinggi
dan
korosif
seperti
turbin,
engine,
furnace,
tube dll.
Stainless
Steel
untuk bahan
konstruksi,
pipa,
peralatan
pabrik,
pompa,
tangki,
perkakas,
peralatan
kesehatan,
kawat,
peralatan
listrik/
elektronika,
peralatan
rumah
tangga dll. rp/wgp/01/10
Ekspor
Pemerintah/Swasta
Swasta
4. PERAN PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM
INDUSTRI BERBASIS NIKEL
ANTARA HILIR ANTARA HILIR
HULU
24
2. Pembiayaan
1. Untuk meningkatkan penerimaan negara, lapangan
kerja dan devisa perlu pembiayaan oleh Pemerintah
2. Pembiayaan Pemerintah sebaiknya bukan hanya
untuk infrastruktur tetapi juga untuk Industri
3. Penggunaan akumulasi sisa anggaran daerah
(sekitar Rp 150T) dapat menjadi modal awal untuk
pendirian bank pembangunan industri atau bank
penggaransi proyek-proyek pembangunan industri
hulu di daerah, atau menjadi modal awal bank
komunitas di daerah masing-masing. Sumbangan
dari masing-masing daerah diperhitungkan sebagai
kontribusi saham masing-masing daerah.
25
DAMPAK PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS SDA
Perbankan
Telekomunikasi
Pajak/Non Pajak Lapangan
kerja Devisa
Properties
Ekspor SDA
INDUSTRI
KEMANDIRIAN & KEMAKMURAN (PENINGKATAN GDP/GDP PER KAPITA)
rp/wgp/05/13
TERIMA KASIH
KADIN Indonesia
Menara Kadin Indonesia Lt.29
Jln. H.R.Rasuna Said X-5 Kav.2-3 Jakarta
Tlp. 021-5274484; Fax. 021-5274331
www.kadin-indonesia.or.id
27
LAMPIRAN
CONTOH YANG PERNAH DILAKUKAN
PT. PUPUK KUJANG
K T I
Pertanian
Industri Bahan Peledak
Industri Kertas Dan Tekstil
Industri Karet, Penyamakan Kulit
CO CO2
N2
H2
CH4
CO2
H2
N2
CH4
CO
H2
NH3
Purge Gas
PT. PUPUK KUJANG
H2
$ 450
Asam Nitrat/Ammonium Nitrate PT. Multi Nitr2828282828otama Kimia
Hydrogen Peroxide PT. Peroksida Indonesia Pratama
Asam Formiat PT. Sintas Kurama Perdana
Catalysts
BUMN Swasta
Industri Pupuk
PGRU
AMONIAK/UREA Gas
Alam
NH3
28