79
PERSEPSI GURU KELAS TERHADAP PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KURIKULUM 2013 DI MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Indri Antika 11150183000023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

PERSEPSI GURU KELAS TERHADAP PEMBELAJARAN TEMATIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51963/1/INDRI A… · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PERSEPSI GURU KELAS TERHADAP

    PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KURIKULUM 2013

    DI MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

    Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh :

    Indri Antika

    11150183000023

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020

  • LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

    PERSEPSI GURU KELAS TERHADAP PEMBELAJARAN TEMATIK PADA

    KURIKULUM 2013 DI MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    Indri Antika

    NIM 11150183000023

    Di Bawah Bimbingan Dosen Pembimbing Skripsi

    Asep Ediana Latip, M.Pd

    NIP. 19810623 200912 1 003

    PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

  • LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

    Skripsi berjudul Persepsi Guru Kelas Terhadap Pembelajaran Tematik Pada

    Kurikulum 2013 di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta disusun oleh Indri

    Antika, NIM, 11150183000023, Jurusan/Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya

    ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munagasah sesuai ketentuan yang

    ditetapkan oleh fakultas.

    Jakarta, 29 Juni 2020

    Yang Mengesahkan,

    Pembimbing Skripsi

    Asep Ediana Latip, M.Pd

    NIP. 19810623 200912 1 003

  • i

    ABSTRAK

    Indri Antika (11150183000023). Persepsi Guru Kelas Terhadap Pembelajaran

    Tematik Pada Kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

    Jakarta”. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas

    Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan persepsi guru kelas terdahap

    pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

    UIN Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

    metode survei. Data diperoleh dengan menggunakan angket yang dibagikan kepada

    responden yang dipilih menggunakan Simple Random Sampling. Populasi dalam

    penelitian ini adalah guru kelas Madrasah Ibtidiyah Pembangunan UIN Jakarta yang

    berjumlah 56 guru. Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 48 guru.

    Angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian dinyatakan valid oleh expert

    judgment dan berdasarkan hasil uji lapangan serta dinyatakan reliabel dengan indeks

    0,764. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rataguru kelas menyatakan setuju

    atau memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013

    di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan rata-

    rata guru setuju menerima informasi tentang pembelajaran tematik, memiliki

    kemampuan mengintegrasikan, perasaan mudah menerima, dan banyak memperoleh

    pengalaman pelaksanaan pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013.

    Kata kunci: Persepsi Guru Kelas, Pembelajaran Tematik, dan Kurikulum 2013.

  • ii

    ABSTRACT

    Indri Antika (11150183000023). Classroom Teachers' Perceptions of Thematic

    Learning in the 2013 Curriculum at Madrasah Development of UIN Jakarta ".

    Thesis Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education Study Program, Faculty of

    Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University

    Jakarta.

    This study was conducted to describe the perceptions of classroom teachers in the

    thematic learning stages of the 2013 curriculum at the Islamic State Islamic Schools

    in UIN Jakarta. This research is a quantitative study using survey methods. Data

    obtained using a questionnaire that was distributed to respondents selected using

    Simple Random Sampling. The population in this study were 56 teachers from the

    Madrasah Ibtidiyah Jakarta UIN Development class. The samples in this study were

    48 teachers. The questionnaire used as a research instrument was declared valid by

    expert judgment and based on the results of the field test and was declared reliable

    with an index of 0.764. The results showed that the average class teacher agreed or

    had a positive perception of thematic learning in the 2013 curriculum at the

    Madrasah Ibtidaiyah Development of UIN Jakarta. This is evidenced by the average

    teacher agreeing to receive information about thematic learning, having the ability

    to integrate, feeling easy to accept, and gaining a lot of experience implementing

    thematic learning in the 2013 curriculum.

    Keywords: Classroom Teacher Perception, Thematic Learning, and 2013

    Curriculum.

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu‟alaikum Wr.Wb

    Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya

    saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini sesuai dengan waktu yang telah

    ditentukan. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan besar Nabi

    Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga

    zaman terang benderang seperti sekarang ini.

    Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis menyadari sepenuhnya

    bahwa tidak sedikit kesulitan yang dialami. Oleh karena itu penulis ingin

    menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak

    memberikan bantuan, arahan, dan bimbingan serta motivasi sehingga proposal ini

    dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih khususnya penulis

    sampaikan kepada :

    1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

    2. Asep Ediana Latip M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya dan juga Dosen Pembimbing

    Akademik yang telah memberi bimbingan selama perkuliahan.

    3. Sekretaris Jurusan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

    Rohmat Widiyanto, M.Pd.

    4. Asep Ediana Latip M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah sedia

    memberikan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, serta motivasi

    kepada penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian dengan tepat waktu.

    5. Staf perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan staf perpustakaan

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    6. Seluruh dosen PGMI dan staf yang telah memberikan banyak pengalaman

    dan ilmu yang bermanfaat.

  • iv

    7. Kepala Sekolah MI Pembangunan UIN Jakarta yang telah memberi izin

    penelitian dan membantu, Pak Wahyudi selama proses penelitian

    berlangsung.

    8. Kepala P3JM MI Pembangunan UIN Jakarta yang telah membantu dan

    memberikan arahan, Pak H. Yon Sugiono selama proses penelitian.

    9. Guru Kelas MI Pembangunan UIN Jakarta yang telah membantu dan mau

    berkontribusi selama proses penelitian berlangsung.

    10. Teristimewa untuk orangtuaku tercinta, Bapak Haermusdi dan Ibu Masfuroh

    yang telah memberikan kasih sayang yang tiada terkira serta tiada henti-

    hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan

    moril dan materil kepada penulis.

    11. Tersayang sahabat-sahabatku „Istana Kece‟ yang tiada hentinya memberikan

    support tiada henti dan doa, yaitu Shella, Iin, Desi, Malicha, dan Kamilah.

    12. Teruntuk teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah (PGMI) angkatan 2015 atas kebersamaan dan perjuangan yang

    telah dilalui selama di bangku perkuliahan serta dukungan semangat dan

    perhatian yang telah diberikan kepada penulis.

    13. Semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi yang tidak dapat

    disebutkan satu persatu, semoga Allah memberikan balasan kebaikan. Tiada

    kata yang terucap selain Alhamdulillah hirobbil’alamiin dan terima kasih,

    semoga karya ini

    dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

    Wassalamu‟alaikum Wr.Wb

    Ciputat, 29 Juni 2020

    Peneliti

  • v

    DAFTAR ISI

    COVER

    ABSTRAK ......................................................................................................................... i

    ABSTRACT ....................................................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii

    DAFTAR ISI .................................................................................................................... v

    DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... viii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. ix

    BAB I

    PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

    A. Latar Belakang Penelitian ...................................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 6

    C. Pembatasan Masalah Penelitian ............................................................................. 6

    D. Perumusan Masalah ................................................................................................ 7

    E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7

    F. Manfaat Penilitian .................................................................................................. 7

    BAB II

    KAJIAN TEORI .............................................................................................................. 9

    A. Landasan Teori ....................................................................................................... 9

    1. Persepsi Guru Kelas ............................................................................................ 9

    2. Kurikulum 2013 ................................................................................................ 13

    3. Pembelajaran Tematik ...................................................................................... 24

    B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................................. 33

    C. Kerangka Berpikir ................................................................................................ 35

    D. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 37

    BAB III

    METODELOGI PENELITIAN ................................................................................... 38

    A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 38

    B. Latar Penelitian (Setting) ...................................................................................... 39

    C. Metode Penelitian ................................................................................................. 39

    D. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 40

  • vi

    E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 41

    F. Teknik Analisis Data ............................................................................................ 49

    1. Deskriptif Data .................................................................................................. 49

    2. Uji Intrumen Penelitian ..................................................................................... 50

    G. Hipotesis Statistik ................................................................................................. 57

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................................ 59

    A. Gambaran Umum Madrasah ................................................................................ 59

    1. Sejarah Singkat Madrasah ................................................................................ 59

    2. Profil Madrasah ................................................................................................ 59

    3. Visi, Misi Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan ................................................. 60

    B. Deskripsi Data ...................................................................................................... 61

    C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................ 84

    D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................................ 89

    BAB V

    PENUTUP ...................................................................................................................... 91

    A. Kesimpulan ........................................................................................................... 91

    B. Implikasi ............................................................................................................... 91

    C. Saran ..................................................................................................................... 92

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 93

    LAMPIRAN ................................................................................................................... 97

    BIODATA PENULIS .................................................................................................. 171

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2. 1 Karakteristik Pembelajaran Tematik ........................................................ 26

    Tabel 3. 1 Alokasi Waktu Penelitian ......................................................................... 38

    Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................................. 45

    Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Dokumentasi ............................................................................. 49

    Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Instrumen ................................................................... 51

    Tabel 3. 5 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................ 57

    Tabel 4. 1 Data Penelitian Persepsi Guru Kelas Terhadap Pembelajaran Tematik .. 61

    Tabel 4. 2 Hasil Penelitian ........................................................................................ 64

    Tabel 4. 3 Menerima Informasi tentang Pembelajaran Tematik ............................... 65

    Tabel 4. 4 Hasil Menerima Informasi tentang Pembelajaran Tematik ...................... 66

    Tabel 4. 5 Kemampuan Mengintegrasikan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ...... 71

    Tabel 4. 6 Hasil Kemampuan Mengintegrasikan Pelaksanaan Pembelajaran

    Tematik ..................................................................................................... 72

    Tabel 4. 7 Perasaan Mudah Menerima pengaplikasian Pembelajaran Tematik ........ 75

    Tabel 4. 8 Hasil Perasaan Mudah Menerima pengaplikasian Pembelajaran

    Tematik ..................................................................................................... 76

    Tabel 4. 9 Pengalaman Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik .............. 80

    Tabel 4. 10 Hasil Pengalaman Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 81

  • viii

    DAFTAR GAMBAR Halaman

    Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................. 36 Gambar 4.1 Grafik Hasil Penelitian Persepsi Guru Kelas Terhadap Tematik .......... 64

    Gambar 4.2 Grafik Menerima Informasi tentang Pembelajaran Temati ................... 66

    Gambar 4.3 Grafik Kemampuan Mengintegrasikan Pelaksanaan Pembelajaran

    Tematik .................................................................................................. 72

    Gambar 4.4 Grafik Perasaan Mudah Menerima pengaplikasian Pembelajaran

    Tematik .................................................................................................. 76

    Gambar 4.5 Pengalaman Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ............ 80

    file:///D:/INDRO/SKRIPSI.docx%23_Toc48112599

  • ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Data Observasi ...................................................................................... 98

    Lampiran 2 Angket Persepsi Guru Kelas ............................................................... 110

    Lampiran 3 Angket Penelitian yang sudah diisi oleh guru .................................... 114

    Lampiran 4 Lembar Uji Validitas Angket .............................................................. 118

    Lampiran 5 Lembar Angket Uji Validitas yang sudah diisi ................................... 123

    Lampiran 6 Output Uji Validitas ............................................................................ 126

    Lampiran 7 Output Uji Reliabilitas ....................................................................... 129

    Lampiran 8 Lampiran 8 Hasil Penelitian ............................................................... 130

    Lampiran 9 Lembar Expert Judgment .................................................................... 131

    Lampiran 10 Lampiran 10 Data Uji Validitas ........................................................ 142

    Lampiran 11 Data Angket ...................................................................................... 145

    Lampiran 12 Personil Sekolah ............................................................................... 148

    Lampiran 13 Struktur Organisasi ........................................................................... 155

    Lampiran 14 RPP Kelas ......................................................................................... 156

    Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah ........... 159

    Lampiran 16 Surat Bimbingan Skripsi ................................................................... 160

    Lampiran 17 Surat Permohonan Izin Penelitian ..................................................... 161

    Lampiran 18 Foto-Foto Penelitian ......................................................................... 162

    Lampiran 19 Lembar Uji Referensi ........................................................................ 164

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Penelitian

    Menurut UU RI No. 2 Tahun 1989 menyebutkan bahwa Pendidikan

    adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan

    bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan

    datang. Fungsi dari pendidikan adalah menyiapkan peserta didik, yang

    dimaksud dengan menyiapkan yaitu bahwa peserta didik hakikatnya belum

    siap maka harus disiapkan dan sedang menyiapkan diri.1 Hal tersebut

    menjelaskan bahwa pendidikan itu usaha untuk menyiapkan peserta didik

    untuk masa depannya. Dalam pendidik mencakup 4 dasar yaitu; tujuan

    pendidikan nasional, peserta didik, pendidik, dan kurikulum. Dari 4 hal

    tersebut masing-masing di jelaskan yaitu Tujuan Pendidikan Nasional secara

    lebih rinci yaitu bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia,

    yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

    berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,

    terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan

    produktif serta sehat jasmani dan rohani.2 Selanjutnya peserta didik dan

    pendidik saling bekaitan, peserta didik ialah suatu komponen masukan dalam

    sistem pendidikan lalu diproses dalam pendidikan sehingga menjadi manusia

    yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan3, sedangkan pendidik yaitu

    suatu komponen yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan yang

    bertugas mengajar dan melatih peserta didik.4 Selanjutnya dalam pendidikan

    ada kurikulum yaitu seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam

    1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2013), hlm. 2.

    2Ibid, 5.

    3Ibid, 7.

    4Ibid, 9

  • 2

    maupun di luar sekolah asal kegiatan tersebut berada di bawah tanggung

    jawab guru.5

    Dalam pendidikan terdapat kurikulum yang menjadi proses

    pembelajaran. Istilah dari kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni

    “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.

    Kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa

    yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.6 Yang dimaksud dengan kurikulum

    adalah salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk

    mewujudkan proses berkembangnya potensi peserta didik dalam pendidikan.

    Kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan

    mencakup juga kegiatan-kegiatan di luar kelas. Kurikulum sebagaimana yang

    ditegaskan dalam pasal 1 ayat 19 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 adalah

    seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran

    serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

    pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam kurikulum mencakup

    beberapa hal yaitu: pengembangan kurikulum; pembelajaran kurikulum; dan

    tujuan dari kurikulum.

    Pengembangan kurikulum termasuk dari proses kurikulum, yang arti

    dari pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan rencana tentang isi

    dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara

    mempelajarinya. Dalam pengembangan kurikulum terdapat 4 komponen

    antara lain yaitu: Komponen Standar Kompetensi Lulusan, dalam pendidikan

    terdapat dua jenis standar, yaitu standar akademis yang merefleksikan

    pengetahuan dan keterampilan setiap disiplin ilmu yang di pelajari peserta

    didik, sedangkan yang kedua standar kompetensi yang ditujukan dalam bentuk

    proses dan hasil kegiatan dari pengetahuan dan keterampilan peserta didik.

    Standar kompetensi yang digunakan nasional adalah SKL yaitu digunakan

    5 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hlm.

    6. 6 Hamalik, op.cit., hlm. 16

  • 3

    sebagai pedoman penentuan kelulusan peserta didik7; Komponen Isi/Materi

    yaitu semua kegiatan dan pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam

    rangka mencapai tujuan pendidikan8; Komponen Proses pelaksanaan

    kurikulum harus menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran, yaitu upaya

    guru untuk membelajarkan peserta didik baik disekolah melalui tatap muka,

    maupun diluar sekolah melalui kegiatan terstruktur dan mandiri; Komponen

    Evaluasi yaitu usaha yang sulit dan kompleks, karena banyak aspek yang

    harus dievaluasi, banyak orang yang terlibat, dan luasnya kurikulum yang

    harus diperhatikan. Salah satu evaluasi dalam kurikulum 2013 melalui dengan

    penilaian autentik9. Selain pengembangan, kurikulum juga mencakup dengan

    pembelajaran kurikulum.

    Pembelajaran kurikulum menggunakan beberapa pendekatan dalam

    pembelajaran kurikulum 2013. Yang dimaksud dengan pembelajaran itu

    sendiri adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

    manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

    mempengaruhi untuk mencapai tujuan.10

    Sedangkan pendekatan dapat

    diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu

    proses tertentu, istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang

    terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.11

    Jadi pendekatan

    pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita yang masih bersifat

    umum terhadap proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang baik

    adalah pendekatan yang bervariasi, luwes, dan memudahkan peserta didik

    belajar untuk menguasai tujuan atau kompetensi yang diharapkan.

    Berdasarkan Kurikulum 2013 dan standar pendidikan, pendekatan

    pembelajaran yang harus dikembangkan adalah pendekatan ilmiah, (scientific

    approach) yakni meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,

    menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran, yang

    7Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja

    Rosda Karya, 2014), hlm. 151. 8Ibid, 88

    9Ibid, 92-93

    10Hamalik, op. cit., hlm. 57.

    11Sanjaya, op. cit., hlm. 77

  • 4

    diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

    memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

    cukup bagi kreativitas dan kemandirian sesuai bakat dan minat peserta didik.12

    Dapat disimpulkan bahwa pendekatan dalam pembelajaran kurikulum 2013

    menggunakan pendekatan ilmiah/ saintifik yang meliputi dari mengamati,

    menanya, mencoba, menyajikan, dan menyimpulkan setiap pembelajaran dari

    peserta didik. Kurikulum mencakup berbagai hal seperti pengembangan,

    pembelajaran dan tujuan.

    Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah

    pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana telah ditetapkan dalam

    Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

    Dalam skala yang lebih luas, kurikulum menyediakan kesempatan bagi peserta

    didik untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai

    target dan tujuan pendidikan nasional khususnya dan sumber daya manusia

    yang berkualitas umumnya.13

    Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk

    mempersiapkan peserta didik memiliki kemampuan sebagai pribadi dan

    warganegara yang beriman, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu

    berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.14

    Kurikulum 2013 lebih ditekankan kepada pendidikan berkarakter serta

    kompetensi yang akan dibentuk. Jadi tujuan dari kurikulum 2013 yaitu

    menjadikan peserta didik menjadi kreatif dan dapat menghadapi persoalan

    dimasyarakat.

    Kurikulum 2013 bersifat tematik-integratif yang mengambil pokok

    bahasan pelajaran berdasarkan tema dengan menggabungkan beberapa

    pelajaran menjadi satu. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi

    yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun

    untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan

    untuk mendorong peserta didik agar memiliki pengalaman belajar dalam 5 M

    12

    Dirman dan Cicih Juarsih, Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2014),

    hlm. 42 13

    Hamalik, op. cit., hlm. 24 14

    Juarsih, op. cit., hlm. 13

  • 5

    yakni mengamati, menanya, mencari informasi, mengasosiasi, dan

    mengomunikasikan apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah

    menerima materi.15

    Pembelajaran tematik berasal dari kata integrated teaching

    and learning atau integrated curriculum approach yang konsepnya telah lama

    dikemukakan oleh Jhon dewey sebagai usaha mengintegrasikan

    perkembangan dan pertumbuhan peserta didik dan kemampuan

    perkembangannya. Kurniawati memandang pembelajaran tematik sebagai

    suatu pendekatan kurikulum interdisipliner (integrated curriculum approach).

    Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang

    mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar

    mata pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak, serta kebutuhan dan

    tuntutan lingkungan sosial keluarga.16

    Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum mencakup beberapa hal yaitu

    pengembangan, pembelajaran, tujuan dan termasuk pembelajaran tematik.

    Berdasarkan wawacara saya bahwa, dalam Madrasah Pembangunan UIN

    Jakarta merupakan salah satu sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013

    sejak tahun 2014 secara bertahap mulai dari kelas 1 dan kelas 4, baru

    menjalankan satu semester dengan adanya kebijakan untuk evaluasi lalu di

    hentikan kurikulum 2013 dan lalu kembali kepada kurikulum 2006 (KTSP).

    Tetapi di sekolahan MI Pembangunan UIN Jakarta ini tetap melanjutkan

    proses belajarnya menggunakan kurikulum 2013 hanya saja penilaiannya yang

    menggunakan KTSP. Lalu pada tahun 2015/2016 dimulai lagi kurikulum 2013

    dengan persiapan yang lebih matang dari tahun sebelumnya, pelaksanaan

    kurikulum 2015/2016 dilaksanakan secara bertahap yaitu kelas 2 dan kelas 4,

    pada tahun 2016/2017 sudah hampir dari setengahnya menggunakan

    kurikulum 2013 yaitu kelas 1, 2, 4, dan 5. Kemudian pada tahun 2019

    dilakukan kurikulum 2013 secara keseluruhan pada kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 di

    15

    Rini Kristiantari, “Analisis Kesiapan Guru Sekolah Dasar Dalam Mengimplementasikan

    Pemebelajaran Tematik Integratif Menyongsong Kurikulum 2013”, Jurnal Pendidikan Indonesia,

    Vol. 2, No. 2, Oktober 2014, hlm. 461 16

    Ardin dkk, “Sikap Guru Tentang Pembelajaran Tematik Dan Penilaian Autentik Pada

    Sekolah Dasar Rintisan Penerapan Kurikulum 2103 Di Kabupaten Sigi”, Jurnal Sains dan

    Teknologi Tadulako, Vol. 4, No. 2, April 2015, hlm. 80

  • 6

    MP Pembangunan UIN Jakarta tetapi pada kelas 4, 5, dan 6 hanya buku nya

    yang menggunakan tematik tetapi pada saat pelaksanaan masih seperti KTSP

    karena agar lebih memperdalam materi untuk tingkat kelas atas. Di MI

    Pembangunan UIN Jakarta cukup ada problem pada peralihan kurikulum dari

    KTSP dengan menggunakan model mata pelajaran menjadi kurikulum 2013

    dengan tematik integratif.

    Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

    dengan mengangkat masalah mengenai pelaksanaan kurikulum 2013 di

    sekolah dan peneliti mengambil judul tentang “Persepsi Guru Kelas

    PadaPembelajaran Tematik Dalam Kurikulum 2013 di MI Pembangunan

    UIN Jakarta”.

    B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

    identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai :

    1. Persepsi Guru Kelas terhadap pembelajaran tematik dalam Kurikulum

    2013 di MI Pembangunan Jakarta.

    2. Pelaksaan Pembelajaran Tematik tingkat kelas atas di MI

    Pembangunan UIN Jakarta.

    3. Peralihan dari kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 di MI

    Pembangunan UIN Jakarta

    C. Pembatasan Masalah Penelitian

    Untuk memperoleh fokus penelitian ini maka dibatasi pada masalah:

    Persepsi guru kelas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pada

    Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 di MI Pembangunan UIN Jakarta.

    Untuk memperoleh fokus penelitian ini maka dalam penelitian ini

    dibatasi pada Subjek Penelitian yaitu Guru Kelas 1 s/d 6 MI Pembangunan

    UIN Jakarta.

  • 7

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan paparan pada latar belakang di atas, maka dapat

    dirumuskan masalah, “Bagaimana persepsi tentang perencanaan, pelaksanaan,

    dan penilaian guru kelas terhadap pembelajaran tematik dalam kurikulum

    2013 di MI Pembangunan UIN Jakarta?”

    E. Tujuan Penelitian

    Merujuk pada perumusan masalah yang telah disusun di atas, maka

    penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi guru kelas pada

    pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013 di MI Pembangunan UIN

    Jakarta.

    F. Manfaat Penilitian

    1. Manfaat teoritis

    Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber ilmu

    pengetahuan secara teori dan dapat digunakan sebagaipemikiran

    pendidikan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran tematik dalam

    kurikulum 2013 di Madrasah.

    2. Manfaat praktis

    a. Bagi peneliti

    Untuk memperluas wawasan mengenai pembelajaran tematik dalam

    kurikulum 2013 dan mengetahui persepsi guru kelas pada

    pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013.

    b. Bagi sekolah

    Sebagai koreksi agar lebih baik lagi dalam pelaksaan pembelajaran

    tematik kurikulum 2013, dan mengetahui persepsi guru kelas pada

    pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013 sehingga sekolah

    mengetahui kesiapan setiap guru.

    c. Bagi guru

  • 8

    Sebagai koreksi agar lebih baik lagi dalam menjalankan tugas sebagai

    seorang pendidik. Mengajar bukan hanya untuk masuk kelas kemudian

    peserta didik diberi tugas lalu mengoreksinya, akan tetapi pendidik

    harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh masing-masing

    kurikulum agar terlaksana tujuan dari kurikulum.

  • 9

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Landasan Teori

    1. Persepsi Guru Kelas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah

    seseorang mengetahui beberapa hal yang ada di sekitarnya melalui panca

    indranya dan diteruskan ke otak sehingga seseorang dapat mengenali

    beberapa hal yang ada di sekitarnya maupun yang ditemuinya.

    Persepsi adalah penelitian bagaimana kita mengintegrasikan

    sensasi ke dalam percepts objek, dan bagaimana kita selanjutnya

    menggunakan percepts itu untuk mengenali dunia (percepts adalah hasil

    dari perseptual). Menurut Suwarno persepsi adalah kemampuan untuk

    membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya yang

    selanjutnya diinterpretasikan. Sedangkan menurut Quin berpendapat

    bahwa persepsi adalah proses kombinasi dari sensasi yang diterima oleh

    organ dan hasil interpretasinya.17

    Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses

    penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu

    melalui alat indera atau disebut juga proses sensoris. Persepsi guru kelas

    adalah pendapat/tanggapan guru kelas yang dipengaruhi oleh pengetahuan,

    kemampuan berpikir, perasaan, dan pengalaman-pengalaman, dan bersifat

    individual.18

    Menurut Kreitner dan Kinicki persepsi adalah merupakan proses

    kognitif yang memungkinkan kita menginterpretasikan dan memahami

    sekitar kita. Dikatakan pula sebagai proses menginterpretasikan suatu

    17

    Aminu Winarko dan Abdul Rachman Syam T, “Persepsi Guru PJOK Terhadao Perubahan

    Kurikulum 2013 Ke KTSP Pada Materi Pelajaran PJOK Di SMA Negrei Se-kota Blitar”, Jurnal

    Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Vol. 03 No. 03, 2015, hlm. 772 18

    Prety Citra Pratesi, “Persepsi Guru Paud Terhadap Faktor-Faktor yang Menghambat

    Dalam Melaksanakan Pembelajaran Di PAUD Se-Kecamtan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang”,

    Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol. 2, No. 2, Desember 2018, hlm. 75

  • 10

    lingkungan. Orang harus mengenal objek untuk berinteraksi sepenuhnya

    dengan lingkungan mereka.Persepsi adalah merupakan proses menerima

    informasi membuat pengertian tentang dunia disekitar kita. Hal tersebut

    memerlukan pertimbangan informasi mana perlu diperhatikan. Bagaimana

    mengkategorikan informasi, dan bagaimana menginterpretasikannya

    dalam kerangka kerja pengetahuan kita yang telah ada. Guru sebagai

    pendidik dan pengajar di dalam kelas perlu mempunyai suatu persepsi

    yang baik agar materi yang akan di ajarkan bisa dipahami dengan baik

    sehingga menjadi materi yang mudah dipahami, kredibel, dan berkualitas

    bagi peserta didik. 19

    Jadi kesimpulan dari beberapa pengertian di atas bahwa persepsi

    adalah sebuah peneliti seseorang yang ditangkap melalui organ tubuh lalu

    ke otak sehingga seseorang dapat mengungkapkan teori sesuai pendapat

    masing-masing.

    Kata guru (bahasa Indonesia) merupakan padanan dan kata teacher

    (bahasa Ingris) bermakna sebagai “The person who teach, especially in

    school” atau guru adalah seseorang yang mengajar, khususnya di sekolah.

    Kata guru juga dalam makna luas adalah semua tenaga kependidikan yang

    menyelenggarakan tugas-tugas pembelajaran di kelas untuk beberapa mata

    pelajaran, termasuk praktik atau seni vokasional pada jenjang pendidikan

    dasa dan menengah. Istilah guru juga mencakup individu-individu yang

    melakukan tugas bimbingan konseling, supervisi pembelajaran di intitusi

    pendidikan atau sekolah-sekolah negeri dan swasta, teknisi sekolah,

    administrator sekolah dan tenaga layanan bantu sekolah (supporting staf)

    untuk urusan administratif. Guru juga bermakna lulusan pendidikan yang

    telah lulus ujian Negara untuk menjadi guru, meskipun belum secara

    aktual bekerja sebagai guru. Guru merupakan pendidik profesional dengan

    tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

    menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal tugas

    19

    Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), hlm.

    59

  • 11

    utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu

    yang tercermin dan kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan

    yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.20

    Jadi menurut pengertian di atas, guru adalah mencakup semua

    tenaga kependidikan yang menyelenggarakan tugas-tugas di sekolah

    seperti urusan keterampilan, urusan bimbingan konseling, dan urusan

    administratif. Dan seorang pendidik pun dikatakan sebagai seseorang yang

    mempunyai keterampilan dan kompetensi yang memenuhi standar agar

    menjadi guru yang profesional dan mempunyai kreativitas dalam

    mengajar.

    Menurut pandangan tradisional, guru adalah seorang yang berdiri

    di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Menurut seorang

    ahli pendidikan; “Teacher is a person who cause a person to knowledge or

    skill”. Menurut persatuan guru-guru Amerika Serikat, guru adalah semua

    petugas yang terlibat dalam tugas-tugas kependidikan. Menurut Balanadi

    Sutadipura, guru adalah orang yang layak digugu dan ditiru.21

    Jadi kesimpulan pengertian guru dari beberapa ahli bahwa

    dikatakan guru adalah seseorang yang ditiru dan didengarkan. Seorang

    guru ialah yang berada didepan kelas untuk menjelaskan suatu pelajaran,

    dan guru tidak hanya seorang yang berbicara didepan kelas tetapi juga

    semua orang kependidikan bisa disebut juga dengan guru.

    Guru kelas merupakan pendidik yang menjalankan tugas

    profesionalnya pada jenjang pendidikan dasar MI/SD, yang melakukan

    proses pembelajaran tematik dengan muatan berbagai bidang studi.22

    Dalam kegiatan belajar mengajar guru memegang peranan yang

    cukup penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum.

    Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa unjuk kerja guru dalam

    20

    Musriadi, Profesi Kependidikan Secara Teoritis dan Aplikatif Panduan Praktis bagi

    Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 40-41 21

    Syafruddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, (Ciputat: PT. Ciputat

    Press, 2005), hlm. 6 22

    Asep Ediana L, Evaluasi Pembelajaran di MI dan SD, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya,

    2018), hlm. 3

  • 12

    melaksanakan kegiatan belajar mengajar sangat bervariasi, kualifikasi

    pendidikannya beraneka ragam, dan kompetensinya pun masih belum

    merata. Guru adalah perencana, pelaksana dan pengembangan kurikulum

    bagi mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, terutama pada saat

    diberlakukannya kurikulum 2013.23

    Dalam UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 (pasal 42 ayat 1 dan 2)

    menyebutkan bahwa; pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan

    sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan

    rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

    nasional. Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia

    dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi

    dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi. UU SISDIKNAS No.

    20 tahun 2003 (Pasal 39, 40, 41, 43 dan 44) mengakui eksistensi guru

    sebagai profesi serta sekaligus memberikan perlindungan hukum dan

    pengakuan yang lebih pasti terhadap jabatan guru. Dengan itu, profesi

    guru secara tegas dilindungi, dihargai, dijamin, diakui keberadaannya oleh

    hukum.

    Salah satu dari tahapan mengajar yang harus dilalui oleh guru

    profesional adalah “menyusun perencanaan pengajaran”. Dalam

    implementasi kurikulum atau pelaksanaan pengajaran, menyusun

    perencanaan pengajaran, melaksanakan proses belajar mengajar dan

    menilai hasil belajar siswa, merupakan rangkaian kegiatan yang saling

    berurutan dan tak terpisah satu sama lainnya (terpadu). Tentang hal ini

    digambarkan rangkaian pelaksanaan dalam kegiatan mengajar sebagai

    berikut:24

    23

    Raihan Mahmuda, “Persepsi Guru Dalam Merancang RPP Kurikulum 2013 (Deskriptif

    Kuantitatif di SLB Se-Kota Padang)”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, Vol. 4, No. 3, September

    2015, hlm. 392 24

    Nurdin, op. cit., hlm. 82

    KURIKULUM PERENCANAAN

    PENGAJARAN

    KEGIATAN

    PENGAJARAN

  • 13

    Jadi dalam konteks penelitian ini yang dimaksud perspesi guru

    kelas adalah tanggapan atau pendapat guru kelas terhadap pembelajaran

    tematik yang dipengaruhi oleh pengetahuan, kemampuan berpikir,

    perasaan, dan pengalaman individu guru kelas.

    2. Kurikulum 2013

    a. Pengertian Kurikulum 2013 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

    mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

    pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum

    merupakan susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai

    tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan, dalam

    rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kurikulum

    disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan

    memperhatikan tahap perekembangan peserta didik dan kesesuaiannya

    dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan

    ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis

    dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.25

    Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,

    kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

    tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai

    pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mecapai

    tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tesebut meliputi tujuan pendidikan

    nasional, kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah,

    satuan pendidikan, dan peserta didik. Pengertian tersebut

    memperlihatkan kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang

    direncanakan dan dilaksanakan untuk mecapai sejumlah tujuan

    pendidikan tertentu. Kurikulum dapat diterapkan untuk pendidikan di

    bawah tanggung jawab sekolah. Oleh sebab itu, kurikulum disusun

    25

    Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, op. cit., hlm. 18

  • 14

    oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program

    pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada.26

    J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku

    Curriculum Planning for Better Teaching and Learning (1956)

    menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut. ”The Curriculum

    is the sum total of school‟s efforts to influence learning,

    whether in the clasroom, on the playground, or out of school.”

    Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar.

    Pembelajaran dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di

    luar sekolah termasuk kurikulum. Kurilulum meliputi juga apa

    yang disebut kegiatan ekstra-kurikuler.

    Hilda Taba mengemukakan, bahwa pada hakikatnya tiap

    kurikulum merupakan suatu acara untuk mempersiapkan anak agar

    berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakatnya.

    Tiap kurikulum, bagaimanapun polanya, selalu mempunyai

    komponen-komponen tertentu, yakni pernyataan tentang tujuan dan

    sasaran, seleksi dan organisasi, bahan dan isi pelajaran, bentuk dan

    kegiatan, belajar dan mengajar, dan akhirnya evaluasi hasil belajar.27

    Pada kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dengan

    menetapkan kompetensi inti lulusan berdasarkan kesiapan peserta

    didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi

    ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari

    kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan

    dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tapi disusun

    pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan

    mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan

    tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak

    dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat

    memberatkan guru.28

    26

    Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

    2015), hlm. 22. 27

    S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm.7. 28

    Juarsih, op.cit., hlm. 9

  • 15

    Kurikulum 2013 adalah menyangkut empat standar pendidikan

    yakni standar kompetensi lulusan (SKL), standar proses, standar isi,

    dan standar penilaian. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam

    pengembangan kurikulum 2013 yaitu penetapan kompetensi yang akan

    dicapai, pengembangan strategi untuk mencapai kompetensi, dan

    evaluasi. Ketiga komponen tersebut sangat berkaitan dan sangat

    dibutuhkan dalam pengembangan kurikulum. Kompetensi yang akan

    dicapai telah direncanakan yang didukung dengan strategi

    pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan serta

    didukung dengan evaluasi yang sesuai dengan kompetensi yang

    diajarkan sehingga didapatkan proses pembelajaran yang kondusif.

    Jika terdapat kekurangan dapat dilakukan evaluasi.29

    Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk

    mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup

    sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif,

    inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

    bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Kurikulum

    adalah instrumen pendidikan untuk dapat membawa insan Indonesia

    memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga

    dapat menjadi pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif,

    inovatif, dan afektif.30

    Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis

    yang mewajibkan adanya pengembangan kurikulum baru, landasan

    filosofis, dan landsan empiris. Landasan yuridis merupakan ketentuan

    hukum yang dijadikan dasar untuk pengembangan kurikulum dan

    mengharuskan adanya pengembangan kurikulum baru. Landasan

    filosofis adalah landasan yang mengarahkan kurikulum kepada

    29

    Dian Nashrul Munif, “Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Inggris Di

    SMP Negeri 9 Madiun”, Jurnal Pendidikan An-Nuha, Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hlm. 285 30

    Juarsih, op.cit, hlm. 13.

  • 16

    manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum. Landasan teoritik

    memberikan dasar-dasar teoritik pengembangan kurikulum sebagai

    dokumenter dan proses. Landasan empiris memberikan arahan

    berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku dilapangan.31

    Jadi dalam konteks penelitian ini yang dimaksud kurikulum

    2013 adalah perencanaan dan pengaturan yang memuat isi, bahan

    pelajaran serat pedoman kegiatan belajar mengajar. Dalam kurikulum

    tedapat isi yang merupakan bahan kajian untuk diselenggarakan dalam

    kegiatan belajar mengajar untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.

    Disusunnya kurikulum untuk mewujudkan tujuan dari pedidikan dan

    terlaksananya kegiatan belajar mengajar dengan memperhatikan

    perkembangan peserta didik. Kurikulum 2013 merupakan tindakan

    kurikulum berbasis kompetensi yang perpaduan dari pengetahuan,

    keterampilan dan sikap.

    b. Kompetensi Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum

    berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diuji cobakan pada tahun

    2004. Pada hakikatnya kompetensi merupakan perpaduan dari

    pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam

    kebiasaan berpikir dan bertindak. Menurut Burke, Kompetensi juga

    dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, kemampuan yang

    dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya,

    sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan

    psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Pengertian tersebut mengandung

    keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang

    keberhasilan.32

    Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi

    mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki

    31

    Ibid, 14 32

    E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT.Remaja

    Rosdakarya, 2015), hlm.66

  • 17

    peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran

    sesuai dengan jenisnya.

    Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik perlu dinyatakan

    sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta

    didik mengacu pada pengalaman langsung. Peserta didik perlu

    mengetahui tujuan belajar, dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan

    digunakan sebagai kriteria pencapaian secara mudah, dikembangkan

    berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki

    kontribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari.

    Penilaian terhadap pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara

    objektif, berdasarkan kinerja peserta didik, dengan bukti penguasaan

    mereka terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap sebagai

    hasil belajar. Dengan demikian dalam pembelajaran yang dirancang

    berdasarkan kompetensi, penilaian tidak dilakukan berdasarkan

    pertimbangan yang bersifat subyektif.

    Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep

    kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut;

    1) Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif,

    misalnya peserta didik mampu dengan cepat menyelesaikan

    permasalahan yang ada disekitarnya dengan baik.

    2) Pemahaman (understanding); yaitu kedalam kognitif, dan afektif

    yang dimiliki oleh individu. Misalnya pemahaman peserta didik

    mampu dengan cepat menyelesaikan pembelajaran di kelas dengan

    baik dan benar.

    3) Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu

    untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan

    kepadanya. Misalnya kemampuan peserta didik yang kreatif dalam

    membuat alat untuk belajar yang baik.

    4) Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan

    secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya

  • 18

    standar perilaku peserta didik dalam belajar seperti kejujuran,

    keterbukaan dan lain-lain.

    5) Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak

    suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.

    Misalnya reaksi terhadap pembelejaran dikelas, reaksi terhadap

    teman-temannya, dan reaksi terhadap gurunya.

    6) Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk

    melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya peserta didik mempunya

    minat dalam mengikuti ekstrakurikuler disekolah.33

    Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada

    pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh

    karena itu, kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi, dan

    seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa,

    sehingga pencapaiaannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau

    keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan.

    Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik

    menguasai sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar

    mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai

    dengan konsep belajar tuntas dan pengembangan bakat, setiap peserta

    didik harus diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan

    kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing. Jadi kurikulum

    2013 berbasis kompetensi ini mencakup pengetahuan, pemahaman,

    dan keterampilan yang menjadikan peserta didik menguasai

    pembelajaran dan mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan, sehingga

    tingkat kompetensinya tidak kurang dari kriteria yang sudah

    ditentukan, dan peserta didik dapat menyelesaikan masalahnya sendiri

    dengan baik.34

    33

    Ibid, 67 34

    Ibid, 68

  • 19

    Jadi dalam konteks penelitian ini yang dimaksud kurikulum

    berbasis kompetensi yaitu kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat

    dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada

    pengembangan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik

    sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa

    penguasaan terhadap kompetensi tertentu. Kurikulum ini diarahkan

    untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai,

    sikap dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu untuk

    mencapai suatu tujuan.

    c. Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi.

    Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes based curriculum

    dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada

    pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula

    penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian

    kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian

    kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh

    peserta didik.35

    Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai

    berikut:

    1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap

    spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan

    kemampuan intelektual dan psikomotorik;

    2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan

    pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan

    apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan

    masyarakat sebagai sumber belajar;

    3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta

    menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

    35

    Dirman dan Cicih Juarsih, op.cit, 18

  • 20

    4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan

    berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

    5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang

    dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

    6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian kompetensi

    dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran

    dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam

    kompetensi inti.36

    Jadi dalam konteks penelitian ini yang dimaksud karakteristik

    kurikulum 2013 mencakup keseimbangan antara pengembangan sikap

    spiritual dan sosial dan kreativitas dengan kemampuan intelektual dan

    psikomotorik serta menerapkan dalam berbagai situasi dan kompetensi

    dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih

    lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

    d. Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 Komponen kurikulum dapat dilihat berdasarkan siklus

    pengembangan kurikulum. Setiap perbuatan kurikulum diarahkan

    untuk mencapai tujuan pendidikan, baik yang berkenaan dengan

    pembinaan pribadi, kemampuan sosial, ataupun untuk pembinaan

    perkembangan lebih lanjut. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut

    diperlukan isi/materi yang harus disampaikan kepada peserta didik

    melalui proses atau kegiatan. Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat

    keefektifan kurikulum dan tingkat penguasaan peserta didik terhadap

    materi yang disampaikan, maka diperlukan evaluasi yang baik.37

    Maka

    dapat disimpulkan bahwa komponen pengembangan kurikulum adalah:

    1) Komponen Tujuan

    36

    Afiatul Nikmah, “Persepsi Guru Kelas Dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Studi

    Kasus di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Tulungagung),” Skrikpsi pada Mahasiswa S1 IAIN

    Tulungagung, Tulungagung, 2019, hlm. 20. 37

    Arifin, op.cit, hlm. 81.

  • 21

    Dalam dasar kurikulum, tujuan mempunyai peranan yang

    sangan penting dan strategis, karena akan mengarahkan dan

    memengaruhi komponen-komponen kurikulum lainnya. Tujuan

    yang dimaksud adalah tujuan pendidikan nasional merupakan

    tujuan yang menduduki posisi paling tinggi, sehingga menjadi

    acuan bagi tujuan-tujuan dibawahnya. Dalam penyusunan suatu

    kurikulum, perumusan tujuan ditetapkan terlebih dahulu sebelum

    menetapkan komponen yang lainnya. Hakikatnya tujuan

    pendidikan secara utuh dapat kita dalam kurikulum 1975 sampai

    dengan kurikulum 1994 yang bersifat gol oriented, sedangkan

    dalam kurikulum 2014 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi

    dikenal dengam istilah Standar Kompetensi Lulusan (SKL),

    Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran, Kompetensi Dasar (KD),

    dan indikator.38

    Dapat disimpulkan bahwa tujuan yang dimaksud dalam

    komponen ini adalah tujuan pendidikan nasional yang menduduki

    posisi paling tinggi dan menjadi acuan bagi komponen komponen

    lainnya. Jadi tujuan komponen ini sangat penting karena dengan

    adanya tujuan komponen yang lain tau harus mencapai sesuatu

    karena tujuan ini harus dicapai.

    2) Komponen Isi/Materi

    Isi kurikulum pada hakikatnya adalah semua kegiatan dan

    pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam rangka

    mencapai tujuan pendidikan. Secara umum, isi kurikulum itu dapat

    dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: (a) logika, yaitu

    pengetahuan tentang benar-salah, berdasarkan prosedur keilmuan;

    (b) etika, yaitu pengetahuan tentang baik-buruk, nilai, dan moral,

    dan; (c) estetika, yaitu pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada

    nilai seni. Berdasarkan pengelompokkan isi kurikulum tersebut,

    maka pengembangan isi kurikulum harus disusun berdasarkan

    38

    Ibid hlm. 83

  • 22

    prinsip-prinsip sebagai berikut: (a) mengandung bahan kajian atau

    topik-topik yang dapat dipelajari peserta didik dalam proses

    pembelajaran, dan (b) berorientasi pada standar kompotensi

    lulusan, standar kompetensi mata pelajaran, dan kompotensi dasar

    yang telah ditetapkan.39

    Jadi komponen isi/materi adalah kegiatan

    pengalaman yang berbentuk mata pelajaran untuk mencapai tujuan

    kurikulum, isi/materi bisa termasuk kedalam mata pelajaran dan

    kegiatan yang masuk ke dalam kurikulum.

    Pemilihan isi kurikulum dapat juga mempertimbangkan

    kriteria sebagai berikut: (a) sesuai dengan tujuan yang ingin

    dicapai; (b) sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik; (c)

    bermanfaat bagi peserta didik, masyarakat, dunia kerja, bangsa dan

    negara, baik untuk sekarang maupun masa yang akan datang; dan

    (d) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi.40

    3) Komponen Proses

    Proses pelaksanaan kurikulum harus menunjukkan adanya

    kegiatan pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan

    peserta didik baik di sekolah melalui kegiatan tatap muka, maupun

    di luar sekolah melalui kegiatan terstruktur dan mandiri. Dalam

    proses pembelajaran guru memerlukan strategi dan metode dalam

    pembelajaran, ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat

    digunakan dalam menyampaikan isi kurikulum, antara lain: (a)

    strategi ekspositori kalisikal, yaitu guru lebih banyak menjelaskan

    materi yang sebelumnya telah diolah sendiri, sementara siswa lebih

    banyak menerima materi yang telah jadi; (b) strategi pembelajaran

    heuristik(dicovery dan inquiry); (c) strategi pembelajaran

    39

    Ibid, 88 40

    Ibid, 90

  • 23

    kelompok kecil, kerja kelompok dan diskusi kelompok; dan (d)

    strategi pembelajaran individual.41

    Selain strategi, ada juga metode adalah cara yang

    digunakan guru untuk mencapaikan isi kurikulum atau materi

    pelajaran sesuai dengan tujuan kurikulum. Untuk memilih metode

    perlu melihat dari beberapa pendekatan, yaitu pendekatan yang

    berpusat pada mata pelajaran, pendekatan yang berpusat pada

    peserta didik, dan pendekatan yang berorientasi pada kehidupan

    masyarakat.42

    Menggunakan metode harus mengetahui

    karakteristik peserta didik karena tidak semua metode dapat cocok

    dalam pembelajaran, maka dari itu guru harus kreatif dalam

    menggunakan metode agar sesuai dengan karakteristik dan tercapai

    tujuan kurikulum.

    Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komponen

    proses adalah suatu kegiatan pembelajaran yang mencakup mata

    pelajaran, strategi dan metode dalam melaksanakan pembelajaran

    agar mencapai tujuan kurikulum.

    4) Komponen Evaluasi

    Untuk mengetahui efektivitas kurikulum dan dalam upaya

    memperbaiki serta menyempurnakan kurikulum, maka diperlukan

    evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum merupakan usaha yang

    sulit dan kompleks, karena banyak aspek yang harus dievaluasi,

    banyak orang yang terlibat, dan luasnya kurikulum yang harus

    diperhatikan. Dalam model Tyler, misalnya, mengutamakan hasil

    belajar peserta didik sebagai aspek penting dalam evaluasi

    kurikulum, sedangkan menurut Scriven menekankan dari segi

    formatif dan sumatif. Menurut Arich Lewy, aspek-aspek evaluasi

    kurikulum harus sesuai dengan tahap-tahap dalam pengembangan

    kurikulum yaitu penentuan tujuan umum, perencanaan, uji coba

    41

    Ibid, 92 42

    Ibid, 93

  • 24

    dan revisi, uji lapangan, pelaksanaan kurikulum, dan pengawasan

    mutu.43

    Dapat disimpulkan bahwa dalam komponen evaluasi yaitu

    untuk memperbaiki setiap kekurangan dan kendala kurikulum dari

    isi/materi dan proses kurikulum agar mencapai tujuan yang ingin di

    capai. Dalam evaluasi melibatkan banyak orang karena banyak

    aspek-aspek yang harus dievaluasi agar setiap proses berkembang

    baik sehingga mencapai tujuan dari kurikulum.

    3. Pembelajaran Tematik

    a. Pengertian Pembelajaran Tematik Dalam perencanaannya, kurikulum 2013 disiapkan untuk

    mencetak generasi yang siap dalam menghadapi tantangan di masa

    depan. Karenanya kurikulum disusun untuk mengantisipasi

    perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong

    peserta didik agar memiliki pengalaman belajar dalam 5 M yakni

    mengamati, menanya, mencari informasi, mengaosiasi, dan

    mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh setelah menerima

    materi.

    Menurut Depdiknas, “pembelajaran tematik pada dasarnya

    merupakan model dari kurikulum terpadu yang menggunakan tema

    untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

    memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik”. Sedangkan

    Majid menyatakan bahwa, “pembelajaran tematik adalah suatu

    pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi

    yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling siswa dan dalam rentang

    kemampuan, serta perkembangan anak.”44

    Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dirancang

    berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu

    43

    Ibid, 94 44

    Sa‟dun Akbar, dkk, Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar (Malang: PT

    Remaja Rosdakarya, 2017). h. 16.

  • 25

    ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik

    menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum ,

    menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk

    memunculkan dinamika dalam pendidikan.45

    Jadi dalam konteks penelitian ini yang dimaksud pembelajaran

    tematik adalah suatu pendekatan yang dirancang dengan menggunakan

    tema dan dilaksanakan berdasarkan keterhubungan materi dari

    berbagai bidang studi sehingga hasil belajar dapat memberikan

    pengalam bermakna kepada peserta didik.

    b. Karakteristik Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik terpadu memiliki beberapa karakteristik

    antara lain dapat dilihat pada tabel berikut ini:46

    45

    Nurul Hidayah, “Pembelajaran Tematik Integratif di Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan

    dan Pembelajaran Dasar, Vol.2, 2015, h. 36. 46

    Mohamad Syarif Sumantri, Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar (Jakarta: PT

    RajaGrafinfo Persada, 2016), h.34.

  • 26

    Tabel 2. 1

    Karakteristik Pembelajaran Tematik

    No Karakteristik Deskripsi

    1 Berpusat pada anak/siswa Pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan

    keleluasaan pada siswa seperti aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta

    prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasai dan dibutuhkan sesuai

    perkembangannya. Dalam pembelajaran terpadu peran guru lebih banyak sebagai

    fasilitator dan siswa sebagai aktor.

    2 Autentik Pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada

    konsep dan prinsip yang dipelajari sehingga dengan pengalaman langsung ini, siswa

    dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih

    abstrak.

    3 Pemisahan antarbidang studi

    tidak begitu jelas

    Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan suatu peristiwa dari

    beberapa mata pelajaran sekaligus. Pemisahan antara bidang studi tidak ditonjolkan

    sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari

    segala sisi. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling

    dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

  • 27

    4 Menyajikan konsep dari

    berbagai bidang studi dalam

    suatu proses pembelajaran

    Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang

    membentuk semacam jalinan antarskema yang dimiliki oleh siswa, keterkaitan antara

    konsep-konsep lain akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari secara utuh

    dan diharapkan anak mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan

    masalah-masalah nyata di dalam kehidupannya.

    c. Perencanaan Pembelajaran Tematik

    Perencanaan pendidikan merupakan kegiatan inti dari beberapa langkah, dan setiap langkah merupakan kegiatan

    berurutan dan membentuk siklus. Kegiatan inti kemudian dikenal dengan istilah siklus perencanaan pendidikan.

    Perencanaan pendidikan dilakukan mengikuti suatu proses dengan urutan kegiatan yang sudah baku sesuai dengan

    penjelasan yang terdapat dalam berbagai literatur. Dalam proses perencanaan pendidikan, sebagaimana juga dalam proses

    perencanaan pada umumnya, perencanaan tersebut selalu dimulai dari kegiatan pendataan sebagai langkah pertamanya.47

    Jadi proses perencanaan berawal dari data yang ada, hal ini dapat dipahami karena perencanaan senantiasa berfungsi untuk

    memenuhi tujuan yang sudah ditargetkan.

    Menurut Prabowo dalam tahap perencanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa tahap yang dilakukan oleh

    guru antara lain; menentukan kompetensi dasar, menentukan indikator dan hasil belajar. Sedangkan menurut Hadisubroto

    47

    Matin, Perencanaan Pendidikan Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan Rencana Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2013), hlm. 13

  • 28

    perencanaan dalam pembelajaran tematik ada yang perlu

    diperhatikan sebagai berikut: menentukan tujuan; menentukan

    materi/media; menyusun skenario KBM; menentukan evaluasi. Pada

    tahap perencanan pembelajaran tematik yaitu:

    1) Menentukan Jenis Mata Pelajaran dan Jenis Keterampilan yang

    Dipadukan

    Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk

    kegiatan awal ni. Seperti contoh diberikan oleh Forgaty, untuk

    jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan

    keterampilan berpikir dengan keterampilan sosial. Sedangkan

    untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan

    keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisir.

    2) Memilih Kajian Materi, Standar Kompetensi Dasar, dan Indikator

    Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub

    keterampilan dari masing-masing keterampilan yang dapat

    diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.

    3) Menentukan Sub Keterampilan yang dipadukan

    Secara umum keterampilan-keterampilan yang harus

    dikuasai meliputi keterampilan berpikir, keterampilan sosial, dan

    keterampilan mengorganisasi, yang masing-masing terdiri atas sub-

    sub keterampilan.

    4) Merumuskan Indikator Hasil Belajar

    Berdasarkan kompetensi dasar dan sub keterampilan yang

    telah dipilih dirumuskan indikator. Setiap indikator dirumuskan

    berdasarkan kaidah penulisan yang meliputi: peserta didik, perilaku

    yang diharapkan, media/alat, dan jenjang/jumlah.

    5) Menentukan Langkah-Langkah Pembelajaran

  • 29

    Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk

    mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang telah dipilih pada

    setiap langkah pembelajaran.48

    Jadi dalam konteks penelitian ini yang dimaksud perencanaan

    kurikulum 2013 yaitu mencakup langkah-langkah untuk menentukan

    sub keterampilan, pengetahuan, dan sikap serta merumuskan indikator

    hasil belajar.

    d. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Pelaksanaan pembelajaran adalah realisasi dari perencanaan

    pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dibuat untuk mempermudah

    pelaksanaan dari pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran sangat

    tergantung pada perencanaan pembelajaran. Tahap pelaksanaan

    pembelajaran idealnya guru mengajarkan materi berorientasi pada

    pendekatan saintifik. Selain itu, proses pembelajaran harus

    mengakomodasi berfikir kreatif atau pemecahan masalah, kolaborasi,

    inovasi dan kreativitas serta komunikasi.49

    Menurut prabowo tahap pelaksanaan yang meliputi sub-tahap:

    yang pertama Proses pembelajaran oleh guru, adapun langkah yang

    ditempuh guru antara lain; menyampaikan konsep pendukung yang

    harus dikuasai oleh siswa; menyampaikan konsep-konsep pokok yang

    akan dikuasai oleh siswa; menyampaikan keterampilan proses yang

    akan dikembangkan; menyampaikan alat dan bahan yang dibutuhkan;

    dan menyampaikan pertanyaan kunci, yang kedua tahap manajemen,

    yang meliputi langkah-langkah; pengelolaan kelas, dimana kelas

    dibagi dalam beberapa kelompok; kegiatan proses; kegiatan pencatatan

    data; dan diskusi.50

    48

    Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT. Prestasi

    Pustakaraya, 2010), hlm. 95 49

    Dahlia, Yudha Adrian dan M.Saufi, “Persepsi Guru Sekolah Dasar Menyikapi

    Pembelajaran Abada 21 Melalui Kearifan Lokal Kalimantan Selatan”, Jurnal Prdi PGSD STKIP

    PGRI Banjarmasin, Vol. 1 No. 1, Februari 2019, hlm. 28 50

    Trianto,.Loc. cit

  • 30

    Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan

    menggunakan tiga tahapan kegiatan, yaitu:

    1) Kegiatan pendahuluan/awal

    Kegiatan ini terutama dilakukan untuk menciptakan

    suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa memfokuskan

    dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik,

    dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa agar secara mental siap

    mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru. Sifat dari

    kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap

    ini, dapat dilakukan penggalian anak tentang tema yang akan

    disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dlakukan adalah

    berdoa sebelum belajar, bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan

    menyanyi.

    2) Kegiatan inti/penyajian

    Dalam kegiatan ini difokuskan pada kegiatan yang

    bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis, dan hitung.

    Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan

    berbagai startegi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan

    secara kalsikal, kelompok kecil, dan perorangan.

    Kegiatan pengajar dalam penyajian bahan, diharapkan

    memberikan contoh benda atau kegiatan yang relevan dan terdapat

    dalam kehidupan siswa. Disamping kegiatan yang disebutkan, juga

    diperlukan latihan. Latihan yang dilakukan oleh siswa diikuti

    dengan bimbingan dan koreksi atas kesalahan yang dibuatnya serta

    petunjuk cara memperbaiki dari pengajar.

    3) Kegiatan penutup/akhir

    Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan.

    Beberapa contoh kegiatan penutup yang dapat dilakukan adalah

    menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah

    dilakukan. Pada kegiatan penutup ini, dapat pula diajukan tes

    dalam bentuk lisan, disamping untuk mengukur kemajuan siswa,

  • 31

    tes merupakan bagian dari kegiatan belajar siswa yang secara aktif

    membuat respons.

    Kegiatan berikut yang dapat dilakukan pada bagian akhir

    pembelajaran adalah tindak lanjut. Kegiatan ini dilakukan siswa

    setelah melakukan tes formatif dan mendapatkan umpan balik.51

    e. Penilaian Pembelajaran Tematik Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk

    mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan,

    dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan

    perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program

    kegiatan belajar.

    Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji

    pencapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata

    pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian

    dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah

    terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan

    Indikator mata pelajaran. Nilai akhir pada laporan (raport)

    dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada

    kelas satu dan dua Sekolah Dasar, yaitu: Bahasa Indonesia,

    Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan,

    Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, dan

    Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.52

    Penilaian merupakan pengumpulan informasi untuk

    menentukan kualitas dan kuantitas belajar peserta didik. Dalam

    penilaian dapat terjadi pengumpulan informasi tentang berbagai hal

    yang terkait dengan pencapaian peserta didik melalui berbagai bentuk

    tes atau non tes. Melalui penilaian, guru bisa menentukan apakah

    peserta didik mengalami kemajuan dalam belajar atau mampu

    menguasai kompetensi yang diharapkan. Penilaian diharapkan juga

    51

    Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan

    Anak Usia Kelas Awal SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2011) hlm. 210 52

    Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik,. op. cit., hlm. 197

  • 32

    bermanfaat bagi peserta didik utamanya agar peserta didik mengetahui

    kemajuan belajarnya, lebih termotivasi untuk belajar dan lebih

    bertanggung jawab terhadap keberhasilan belajarnya.53

    Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

    menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar

    peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,

    sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan

    keputusan. Beberapa aspek yang bisa menjadi perhatian penilaian

    diantaranya adalah:

    1) Aspek akademis meliputi apa yang diketahui, dipahami dan

    tersimpan dalam otak siswa.

    2) Aspek pemikiran meliputi kualitas penalaran, kerangka kerja

    konseptual, pengguna metode ilmiah dan pemecahan masalah serta

    kemampuan menyusun argumentasi.

    3) Aspek keterampilan meliputi keterampilan komunikasi tulis dan

    lisan, keterampilan meneliti, keterampilan teknik.

    4) Aspek sikap meliputi suka belajar, komitmen untuk menjadi warga

    negara yang baik, kegemaran membaca, kegemaran berpikir

    ilmiah.

    5) Aspek kebiasaan kerja meliputi menyelesaikan pekerjaan tepat

    waktu, menggunakan waktu dengan bijaksana, bekerja sebaik

    mungkin.54

    Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji

    ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada setiap mata

    pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan hal ini penilaian

    tidak lagi melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan

    Kompetensi Dasar, Hasil Belajar, dan Indikator mata pelajaran.

    53

    Ibid,. hlm. 221 54

    Ibid., hlm. 222

  • 33

    B. Hasil Penelitian yang Relevan

    Setiap penelitian memiliki sumber dan daftar pustaka yang berbeda-

    beda. Namun dalam pembuatan penelitian yang baru memerlukan beberapa

    hasil penelitian yang terdahulu yang relevan dengan judul bersangkutan

    mengenai persepsi guru kelas dalam melaksnakan kurikulum 2013. Penelitian

    relevan ini untuk memperkuat peneliti melakukan penelitian. Hasil penelitian

    sebagai berikut:

    1) Dalam Penelitian yang berjudul Persepsi Guru Terhadap Materi

    Matematika Di Buku Guru Dan Buku Siswa Kelas IV, V, VI Pada

    Kurikulum 2013 Di Gugus Delima Kota Banda Aceh dilakukan oleh Said

    Dairus, PGSD FKIP Unsyiah, Jurnal Pesona Dasar, Vol. 2 No. 3 Oktober

    2014. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif,

    teknik pengumpulan data dengan melalui observasi dan angket. Hasil

    penelitian menunjukkan guru yang tergabung dalam Gugus Delima Kota

    Banda Aceh berpendapat bahwa kurikulum 2013 sudah bagus dan baik

    diterapkan di sekolah dan terhadap materi matematika setengah dari guru

    mengatakan sudah baik dan sesuai dengan kurikulum 2013. Perbedaan

    dengan penelitian saya adalah dari judul sudah berbeda yaitu penelitian ini

    menggunakan pelajaran matematika dalam kurikulum 2013 sedangkan

    saya tidak ada pelajaran.

    2) Hasil Penelitian yang dituliskan oleh Maharani Putri Kumalasani dan Dian

    Ika Kusumaningtyas yang berjudul Analisis Persepsi Guru SD Kota

    Malang Terhadap Kandungan MI Pada Buku Siswa Kurikulum 2013,

    Universitas Muhammadiyah Malang Jurnal Pemikiran dan Pengembangan

    SD, Vol. 6 No. 2 September 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan

    kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif, alat pengumpulan data ialah

    instrumen wawancara dan angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    persepsi guru positif karena analisis yang dilakukan oleh guru

    menunjukkan bahwa terkandung Multiple Intellegences pada buku siswa

    yang pada khususnya pada kegiatan siswa, karena buku siswa kecerdasan

    yang ada pada diri siswa guru memberikan tanggapan terhadap

  • 34

    penambahan kegiatan yang diharapkan dapat memaksimalkan kecerdasan

    siswa secara seimbang. Perbedaan dari penelitian ini ada judul, judul

    peneliti ini ditambahkan dengan adanya Multiple Intellegences pada buku

    siswa kurikulum 2013.

    3) Penelitian yang berjudul Persepsi Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI)

    Dalam Menerapkan Kurikulum 2013 Di Kabupaten Merauke ditulis oleh

    Adi Sumarsono Universitas Musamus, Jurnal Pendidikan Vol. 10 No. 2

    2018. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan

    rancangan penelitian survei, data hasil penelitian dianalisis secara

    deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian di MI Kabupaten Merauke adalah

    guru mengalami kesulitan karena dalam waktu yang bersamaan diharuskan

    menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan, tetapi kesiapannya cukup

    baik. Dengan demikian, disimpulkan bahwa persepsi guru MI khususnya

    pada kelas atas dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 masuk

    dalam kategori baik. Perbedaan dalam penelitian ini adalah tempat

    penelitian dan pendekatannya menggunakan kuantitatif dengan cara

    analisis data menggunakan survei.

    4) Peneltian ini dilakukan oleh Ingred Mary Tandi Bua yang berjudul

    Persepsi Guru Matematika SMP/MTs Tentang Kurikulum 2013 Di

    Kabupaten Keerom Tahun 2015, Jurnal Ilmiah Matematika dan

    Pembelajarannya Vol. 2 No. 1 November 2015. Penelitian ini merupakan

    penelitian kualitatif, diambil melalui dokumentasi dan wawancara. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa mengenai perencanaan pembelajaran

    dalam kurikulum 2013 belum paham dan bingung, banyak kesulitan yang

    dialami guru. Hal ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi dsn

    pelatihan, tetapi dalam pelaksanaan pembelajarannya guru cukup paham

    karena kurikulum 2013 lebih terperinci dan banyak melibatkan siswa.

    Perbedaan dari peneliti ini adalah judul penelitiaan menggunakan

    pelajaran matematika.

    5) Penelitian ini dilakukan oleh Nurul Fadhila yang berjudul Persepsi Guru

    Terhadap Implementasi Pembelajaran Tematik Integratif Kurikulum

  • 35

    2013 di SD Muhamadiyah 24 Surakarta. Penelitian ini merupakan

    penelitian kualitatif dengan desain penelitian yang digunakan yaitu

    fenomenologis. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara,

    dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi guru

    mengenai implementasipembelajaran tematik integratif kurikulum 2013

    yaitu pembelajarannya sudahmenarik, pembelajaran siswa diajak aktif

    berdiskusi, bertanya sehingga pembelajarantidak hanya satu arah, dengan

    pembelajaran yang menggunakan tema dalam satupembelajaran, sehingga

    dalam pembelajaran dapat tercapai banyak tujuanpembelajaran, dalam

    pembelajaran guru dituntun untuk membuat RPP terlebihdahulu, sehingga

    saat proses pembelajaran guru sudah mengetahui apa saja yangharus

    dilakukan memudahkan dalam guru membuat langkah saat mengajar.

    Perbedaan penelitian ini dengan peneliti adalah tempat penelitian dan

    cakupan dari hasil pembahasana penelitian.

    C. Kerangka Berpikir Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah seseorang

    mengetahui beberapa hal yang ada di sekitarnya melalui panca indranya dan

    diteruskan ke otak sehingga seseorang dapat mengenali beberapa hal yang ada

    di sekitarnya maupun yang ditemuinya.

    Kata guru juga dalam makna luas adalah semua tenaga kependidikan

    yang menyelenggarakan tugas-tugas pembelajaran di kelas untuk beberapa

    mata pelajaran, termasuk praktik atau seni vokasional pada jenjang pendidikan

    dasar dan menenga. Dalam kegiatan belajar mengajar guru memegang peranan

    yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum.

    Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa unjuk kerja guru dalam

    melaksanakan kegiatan belajar mengajar sangat bervariasi, kualifikasi

    pendidikannya beraneka ragam, dan kompetensinya pun masih belum merata.

    Dapat disimpulkan bahwa persepsi guru kelas mempunyai pengaruh

    penting terhadap pelaksanaan pembelajaran tematik. Karena salah satu dari

    tahapan mengajar yang harus dilalui oleh guru profesional adalah “memahami

  • 36

    pelaksanaan pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013”. Ketika seorang

    guru memahami pembelajaran tematik maka dalam pelaksanaannya mudah

    dipahami siswa dan berjalan sesuai kurikulum 2013.

    Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan pada hasil

    identifikasi masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Adapun,

    kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat melalui bagian alur

    penelitian di bawah ini :

    Guru kelas mengetahui tentang pelaksanaan pembelajaran

    tematik dari menerima informasi

    Guru kelas berpikir tentang perencanaan pembelajaran tematik

    dengan cara mengintegrasikan pembelajaran.

    Guru kelas mudah menerima penilaian pembelajaran tematik

    dengan baik.

    Guru kelas mempersepsikan pembelajaran tematik dari

    pengalamannya.

    Bagaimana Persepsi tentang Perencanaan,

    Pelaksanaan, dan Penilaian Guru Kelas Terhadap

    Pembelajaran Tematik Pada Kurikulum 2013?

    Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir

  • 37

    D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

    penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

    kalimat pertanyaan.55

    Berdasarkan kajian teor