32
PERCOBAAN I KELARUTAN INTRINSIK OBAT A. Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat. 2. Untuk mengetahui pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan suatu zat. B. Landasan Teori Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit (Depkes, 1976). Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap proses absorpsi, antara lain kelarutan obat. Obat-obat yang mempunyai kelarutan kecil dalam

Percobaan 1 (aghoenk)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Percobaan 1 (aghoenk)

PERCOBAAN I

KELARUTAN INTRINSIK OBAT

A. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat.

2. Untuk mengetahui pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan suatu zat.

B. Landasan Teori

Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan,

hewan,mineral maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk

mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan atau

menyembuhkan penyakit (Depkes, 1976).

Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap proses

absorpsi, antara lain kelarutan obat. Obat-obat yang mempunyai kelarutan

kecil dalam air, laju pelarutan sering kali merupakan tahap yang paling

lambat, oleh karena itu mengakibatkan terjadinya efek penentu kecepatan

terhadap bioavailabilitas obat. Tahap yang paling lambat didalam suatu

rangkaian proses kinetik disebut tahap penentu kecepatan (rate-limiting step)

(Zulkarnain, et al, 2008).

Kelarutan merupakan banyaknya solut yang dapat dilarutkan pada

pelarut tertentu pada kondisi tertentu. Senyawa yang terlarut disebut solute

dan cairan yang melarutkan disebut pelarut (solven), yang secara bersama-

sama membentuk larutan. Proses melarutkan disebut dengan pelarutan

Page 2: Percobaan 1 (aghoenk)

(solvasi) dan hidrasi jika pelarut yang digunakan adalah air. Pada

kenyataanya interaksi antara spesies terlarut dengan molekul-molekul solven

merupakan suatu solvasi. Kelarutan molekul dapat dijelaskan berdasarkan

polaritas molekul. Molekul-molekul polar seperti air dan molekul-molekul

non polar seperti benzena tidak dapat bercampur. Secara umum bahan sejenis

akan melarutkan sejenis (like dissolves like), yakni bahan-bahan dengan

polaritas sejenis akan saling melarutkan satu sama lain. Suatu larutan pada

keadaan setimbang yang tidak dapat melarutkan solut lagi disebut larutan

jenuh. Keadaan setimbang terutama bergantung pada suhu pustaka pelajar

(Sarker, 2009).

Asam salisilat merupakan asam yang berupa iritan lokal, yang dapat

digunakan secara topikal. Senyawa asam salisilat yang sangat mudah

berikatan dengan membran jamur dapat merangsang jamur menghasilkan

enzim esterase non spesifik yang mengkatalisis keberadaan senyawa ini

dalam membran jamur. Oeleh karena itu asam salisilat difokuskan pada

pengobatan kulit (topikal) (Sayuti, et al, 2006)

Air mampu melarutkan lebih banyak bahan dari zat cair lainnya. Hal

ini sebagian disebabkan karena air memiliki tetapan dielektrik yang termasuk

tinggi yaitu suatu ukuran kemampuan untuk menetralkan tarik-menarik antara

muatan listrik. Jika air mengandung elektrolit terlarut makalarutan ini

membawa muatan, dan air menjadi penghantar listrik yang baik. Tapi jika air

benar-benar murni, maka ia adalah penghantar listrik yang buruk. Ikatan

Page 3: Percobaan 1 (aghoenk)

hydrogen membuatnya terlalu kuat sehingga tidak mudah baginya untuk

membawa muatan (Day and Underwood,1986).

Dalam ilmu kimia, konstanta dielektrik dapat dijadikan pengukur

relatif dari kepolaran suatu pelarut. Misalnya air yang merupakan pelarut

polar memiliki konstanta dielektrik 80,10 pada 20 °C sedangkan n-heksana

(sangat non-polar]] memiliki nilai 1,89 pada 20 °C. Larutan gula dan larutan

gliserin merupakan dielektrik. Molekul sebuah dielektrik dapat berupa

molekul polar atau molekul nonpolar. Air (H2O) merupakan molekul polar

dengan dipol listrik yang sangat kecil. Dalam pengaruh medan listrik muatan

molekul nonpolar berpindah (Perwirawati, et al, 2008)

Page 4: Percobaan 1 (aghoenk)

C. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

a. Erlenmeyer 250 mL

b. Buret 50 mL

c. Statif dan Klem

d. Timbangan Analitik

e. Batang Pengaduk

f. Pipet Tetes

g. Tabung Reaksi

h. Beaker Glass

i. Pipet ukur 10 mL

j. Filler

k. Sendok Tanduk

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

a. Asam Salisilat f. Kertas saring

b. Etanol g. Penolphtalein

c. Propilen Glikol

d. Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 N

e. Akuades

Page 5: Percobaan 1 (aghoenk)

Akuades 6 mL

D. Prosedur Kerja

- Dimasukkan dalam tabung reaksi 1-7- Ditambahkan etanol

Tabung I = 0 mLTabung II = 0,5 mLTabung III = 1 mLTabung IV = 1,5 mLTabung V = 3 mLTabung VI = 3,5 mLTabung VII = 4 mL

- Ditambahkan propilen glikolTabung I = 4 mlTabung II = 3,5 mlTabung III = 3 mlTabung IV = 1,5 mlTabung V = 1 mlTabung VI = 0,5 mlTabung VII = 0 ml

- Dikocok selama 30 menit- Disaring

- Ditambahkan indikator PP 3 tetes- Dititrasi dengan NaOH 0,1 N- Dicatat volume NaOH yang digunakan- Ditentukan kadar asam salisilat

Kadar Asam Salisilat

Tabung I = 0,134Tabung II = 0,04Tabung III = 0,08Tabung IV = 0,07Tabung V = 0,1Tabung VI = 0,11Tabung VII = 0,07

ResiduFiltrat

Page 6: Percobaan 1 (aghoenk)
Page 7: Percobaan 1 (aghoenk)
Page 8: Percobaan 1 (aghoenk)

E. Hasil Pengamatan

a. Data Hasil Pengamatan

Tabung

ke-

Volume (mL) Volume NaOH yang

digunakan (mL)Air Etanol P. Glikol

1 6 0 4 6,7

2 6 0,5 3,5 2

3 6 1 3 4

4 6 1,5 2,5 3,5

5 6 3 1 5

6 6 3,5 0,5 5,5

7 6 4 0 3,5

b. Perhitungan

1. Molaritas NaOH

Diketahui : Normalitas NaOH = 0,1 N

Ditanyakan : Molaritas NaOH…….?

Perhitungan :

N=M ×ek

M= Nek

M=0,1

grekL

1 grek

mol

M=0,1 mol

L

M=0,1 Molar

Page 9: Percobaan 1 (aghoenk)

2. Kadar asam salisilat

Tabung 1

Diketahui : V NaOH = 6,7 mL

M NaOH = 0,1 M

V asam salisilat = 5 mL

Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?

Perhitungan :

V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat

6,7 mL x 0,1 M = 5 mL x M asam salisilat

M asam salisilat = 0,134 M

Tabung II

Diketahui : V NaOH = 2 mL

M NaOH = 0,1 M

V asam salisilat = 5 mL

Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?

Perhitungan :

V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat

2 mL x 0,1 M = 5 mL x M asam salisilat

M asam salisilat = 0,04 M

Tabung III

Diketahui : V NaOH = 4 mL

M NaOH = 0,1 M

V asam salisilat = 5 mL

Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?

Perhitungan :

V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat

4 mL x 0,1 M = 5 mL x M asam salisilat

M asam salisilat = 0,08 M

Page 10: Percobaan 1 (aghoenk)

Tabung IV

Diketahui : V NaOH = 3,5 mL

M NaOH = 0,1 M

V asam salisilat = 5 mL

Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?

Perhitungan :

V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat

3,5 mL x 0,1 M = 5 mL x M asam salisilat

M asam salisilat = 0,07 M

Tabung V

Diketahui : V NaOH = 5 mL

M NaOH = 0,1 M

V asam salisilat = 5 mL

Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?

Perhitungan :

V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat

5 mL x 0,1 M = 5 mL x M asam salisilat

M asam salisilat = 0,1 M

Tabung VI

Diketahui : V NaOH = 5,5 mL

M NaOH = 0,1 M

V asam salisilat = 5 mL

Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?

Perhitungan :

V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat

5,5 mL x 0,1 M = 5 mL x M asam salisilat

M asam salisilat = 0,11 M

Page 11: Percobaan 1 (aghoenk)

Tabung VII

Diketahui : V NaOH = 3,5 mL

M NaOH = 0,1 M

V asam salisilat = 5 mL

Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?

Perhitungan :

V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat

3,5 mL x 0,1 M = 5 mL x M asam salisilat

M asam salisilat = 0,07 M

3. Konstanta dielektrik (ε) masing-masing pelarut dalam pelarut

campuran

1. Konstanta dielektrik air dalam pelarut campur

Pada tabung I – VII

Diketahui : ε air = 80,4

V air = 60 (% v/v)

Ditanyakan : ε air dalam pelarut campur…….?

Perhitungan :

ε air dalam pelarut campur = ε air × % v/v air

=80,4 ×60

100

= 48,24

2. Konstanta dielektrik etanol (alkohol)

Tabung I

Diketahui : ε etanol = 25,7

V etanol = 0 (% v/v)

Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?

Page 12: Percobaan 1 (aghoenk)

Perhitungan :

ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol

= 25,7 ×

0100

= 0

Tabung II

Diketahui : ε etanol = 25,7

V etanol = 5 (% v/v)

Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?

Perhitungan :

ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol

= 25,7 ×

5100

= 1,285

Tabung III

Diketahui : ε etanol = 25,7

V etanol = 10 (% v/v)

Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?

Perhitungan :

ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol

= 25,7 ×

10100

= 2,57

Tabung IV

Diketahui : ε etanol = 25,7

V etanol = 15 (% v/v)

Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?

Page 13: Percobaan 1 (aghoenk)

Perhitungan :

ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol

= 25,7 ×

15100

= 3,855

Tabung V

Diketahui : ε etanol = 25,7

V etanol = 30 (% v/v)

Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?

Perhitungan :

ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol

= 25,7 ×

30100

= 7,71

Tabung VI

Diketahui : ε etanol = 25,7

V etanol = 35 (% v/v)

Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?

Perhitungan :

ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol

= 25,7 ×

35100

= 8,995

Tabung VII

Diketahui : ε etanol = 25,7

V etanol = 40 (% v/v)

Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?

Page 14: Percobaan 1 (aghoenk)

Perhitungan :

ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol

= 25,7 ×

40100

= 10,28

3. Konstanta dielektrik propilen glikol

Tabung I

Diketahui : ε p.glikol = 50

V p.glikol = 40 (% v/v)

Ditanyakan : ε p.glikol dalam pelarut campur…….?

Perhitungan :

ε p.glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v

= 50 ×

40100

= 20

Tabung II

Diketahui : ε p.glikol = 50

V p.glikol = 35 (% v/v)

Ditanyakan : ε p.glikol dalam pelarut campur…….?

Perhitungan :

ε p.glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v

= 50 ×

35100

= 17,5

Tabung III

Diketahui : ε p.glikol = 42.5

V p.glikol = 30 (% v/v)

Page 15: Percobaan 1 (aghoenk)

Ditanyakan : ε p.glikol dalam pelarut campur…….?

Perhitungan :

ε p.glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v

= 50 ×

30100

= 15

Tabung IV

Diketahui : ε p.glikol = 50

V p.glikol = 15 (% v/v)

Ditanyakan : ε p.glikol dalam pelarut campur…….?

Perhitungan :

ε p.glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v

= 50 ×

15100

= 7,5

Tabung V

Diketahui : ε p.glikol = 50

V p.glikol = 10 (% v/v)

Ditanyakan : ε p.glikol dalam pelarut campur…….?

Perhitungan :

ε p.glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v

= 50 ×

10100

= 5

Page 16: Percobaan 1 (aghoenk)

Tabung VI

Diketahui : ε p.glikol = 50

V p.glikol = 5 (% v/v)

Ditanyakan : ε p.glikol dalam pelarut campur…….?

Perhitungan :

ε p.glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v

= 50 ×

5100

= 2,5

Tabung VII

Diketahui : ε p.glikol = 42.5

V p.glikol = 0 (% v/v)

Ditanyakan : ε p.glikol dalam pelarut campur…….?

Perhitungan :

ε p.glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v

= 42.5 ×

0100

= 0

Page 17: Percobaan 1 (aghoenk)

4. Konstanta dielektrik pelarut campur

Tabung

Ke-ε air

ε

alkohol

ε

P.Glikol

ε pelarut campur

(ε air + ε alkohol + ε gliserol)

Konsentrasi

Asam

Salisilat

1 48,24 0 20 68,24 0,134

2 48,24 1,285 17,5 67,025 0,04

3 48,24 2,57 15 65,81 0,08

4 48,24 3,855 7,5 59,595 0,07

5 48,24 7,71 5 60,95 0,1

6 48,24 8,995 2,5 59,735 0,11

7 48,24 10,28 0 58,52 0.07

Page 18: Percobaan 1 (aghoenk)

c. Kurva

Adapun hubungan antara kelarutan asam salisilat dengan harga

konstanta dielektrik bahan pelarut campur, dapat digambarkan dengan kurva

berikut.

0.04 0.07 0.07 0.08 0.1 0.11 0.13452

54

56

58

60

62

64

66

68

70

Kurva Hubungan antara kelarutan Asam Salisilat dengan Konstanta Dielektrik Pelarut Campur

Kelarutan Asam Salisilat

ε P

elar

ut C

ampu

r

Page 19: Percobaan 1 (aghoenk)

F. Pembahasan

Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia

tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain pH,

temperatur, jenis pelarut, bentuk dan ukuran partikel zat, konstanta dielektrik

pelarut, adanya zat-zat lain, misalnya ion sejenis dan pengadukan.

Pada percobaan kali ini, dilakukan pengujian terhadap asam

salisilat di dalam campuran larutan etanol, air (aquadest), dan propilen glikol

yang dimasukkan ke dalam 7 tabung berbeda dengan penambahan etanol dan

propilen glikol divariasikan.

Asam salisilat (asam ortohidroksida) merupakan asam yang berupa

iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Secara teori, asam salisilat

tidak akan larut sempurna di dalam propilen glikol. Ini disebabkan bahwa

asam salisilat mempunyai sifat polar dan non-polar dilihat dari struktur

molekulnya. Sifat polar berasal dari gugus –OH dan sifat non-polar berasal

dari gugus benzennya.

Pada tabung I, dilakukan penambahan propilen glikol sebanyak mL

tanpa penambahan etanol, sehingga asam salisilat tidak larut sempurna karena

asam salisilat akan larut sempurna dalam etanol. Penambahan etanol

dilakukan secara bertahap mulai dari tabung I yaitu, 0, 0.5, 1, 1.5, 3, 3.5, dan

4. Penambahan propilen glikol dilakukan dengan arah sebaliknya yaitu mulai

dari tabung I dengan penambahan 4 mL. setelah itu dilakukan pengadukan

selama 30 menit. Pengadukan berpengaruh terhadap kecepatan disolusi atau

Page 20: Percobaan 1 (aghoenk)

kelarutan. Dimana secara umum, pengadukan akan menyebabkan tebal

lapisan difusi semakin tipis dimana semakin tipis lapisan difusi maka akan

mempercepat kelarutan suatu zat. Setelah penambahan larutan campur,

larutan kemudian dititrasi dengan NaOH sampai titik akhir titrasi, dan

dihitung konsentrasi asam salisilat. Perlakuan diulang pada tabung 2, 3, 4, 5,

6, dan 7. Penambahan larutan etanol dan P.glikol divariasikan karena etanol

bersifat polar sedangkan P.glikol bersifat nonpolar.

Penentuan kadar dilakukan dengan metode titrasi asam basa karena

etanol merupakan solven netral yaitu mempunyai sifat-sifat yang dapat

dibandingkan dengan air, dan bersama-sama terhadap air.

Berdasarkan perhitungan, kadar asam salisilat pada masing-masing

tabung adalah, tabung I = 0,134 M, tabung II = 0,04 M, tabung III = 0,08 M,

tabung IV = 0,07 M, tabung V = 0,1 M, tabung VI = 0,11 M, tabung VII =

0,07 M. Tabung VI merupakan tabung dengan kadar asam salisilat terlarut

terbesar karena pada proses titrasi, tabung VI menggunakan NaOH paling

banyak banyak sebesar 5,5 mL. Semakin banyak asam salisilat terlarut, maka

semakin banyak pula mL NaOH yang digunakan.

Secara teori, semakin besar konstanta dielektrik maka semakin sedikit

pula zat yang telarut, demikian pula sebaliknya. Berdasarkan perhitungan,

konstanta dielektrik terbesar adalah pada tabung II yaitu sebesar 68,24 dan

kelarutan asam salisilat sebesar 0,134. Sedangkan kelarutan asam salisilat

terkecil yaitu pada tabung II dengan konstanta dielektrik sebesar 67,025 dak

kelarutan asam salisilat sebesar 0,04. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang

Page 21: Percobaan 1 (aghoenk)

mengatakan semakin besar konstanta dielektrik semakin kecil kadar asam

salisilat terlarutnya. Hal ini dikarenakan larutan dikocok secara manual yang

seharusnya menggunakan alat pengocok orbital. Selain itu kesalahan juga

dikarenakan proses pengocokan yang seharusnya dilakukan selama dua jam,

hanya dilakukan selama 30 menit, dan ketelitian praktikan yang kurang juga

merupakan faktor penyebab terjadinya kesalahan data yang diperoleh.

Page 22: Percobaan 1 (aghoenk)

G. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa :

1. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah sifat

fisika dan kimia zat terlarut dan pelarut, temperatur, tekanan, pH larutan,

viskositas zat, pengadukan, ukuran partikel, polimorfisme, sifat

permukaan zat dan untuk jumlah yang lebih kecil bergantung pada

terbaginya zat terlarut. Untuk zat cair dan zat padat, tekanan mempunyai

efek yang kecil terhadap kelarutan.

2. Penggunaan larutan campuran mempengaruhi jumlah asam salisilat yang

terlarut. Hal ini dibuktikan dengan konsentrasi asam salisilat yang

berbeda pada masing – masing tabung (tabung telah dibuat dalam tujuh

perlakuan yang berebeda).

Page 23: Percobaan 1 (aghoenk)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, A., 1994, Analisis Kunatitatif Beberapa Senyawa Farmasi,Universitas Sumatera Utara Press.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan RI

Jr., R.A. Day, Underwood A.L., 1986, Analisa Kimia Kuantitatif, PenerbitErlangga

Perwirawati, L., Firdausi K.S., M, I., 2008, Analisis Pengaruh Medan Listrik LuarTerhadap Sudut Putar Polarisasi Sinar Laser Dalam Larutan Gula DanGliserin, Jurusan Fisika FMIPA UNDIP

Sayuti,I., Martina, A., dan Sukma, G.E, 2006, Kepekaan Jamur TrichophytonTerhadap Obat Salep Krim Dan Obat Tingtur, Jurnal Biogenesis Vol. 2,Universitas Riau Pekanbaru

Zulkarnain,A.K., Kusumawida, A., dan Kurniawati, T., 2008, Pengaruh penambahantween 80 dan polietilen glikol 400 terhadap absorpsi piroksikam melaluilumen usus in situ, Majalah Farmasi Indonesia, 19(1), Fakultas FarmasiUniversitas Gadjah Mada Yogyakarta