percobaan 1.doc

  • Upload
    davichi

  • View
    275

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

PERCOBAAN I

Percobaan IPengenalan dan Penerapan Peralatan AnalisisOleh :Nama

: Moh. Ikbal YonasNIM

: 441 409 002Kelas : A

Kelompok : III

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA ( F MIPA)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2010PERCOBAAN IA. Judul:Pengenalan Dan Penerapan Peralatan Analisis

B. Tujuan:Mahasiswa dapat menggunakan Peralatan analisis serta mampu menerapkannya.

C. Dasar TeoriPada setiap melakukan percobaan, maka praktikan tidak terlepas dengan yang namanya alat percobaan. Dimana alat perobaan ini sangat penting dan sangat diperlukan untuk membantu praktikan pada saat melakukan percobaan atau pengamatan. Untuk hasil pengamatan yang lebih bagus dan valid, maka dibutuhkan keterampilan khusus untuk menggunakan alat percobaan tersebut.

Menggunakan alat dengan betul merupakan syarat untuk memperoleh hasil-hasil yang betul pada analisis kuantitatif. Cara penggunaan yang benar ini ditanamkan pada diri dari permulaan, bagi percobaan-percobaan selanjutnya. Dalam praktikum ini kita akan belajar mengenal dan meggunakan alat:

1. pipet

2. labu takar

3. buret

Praktikum melatih kita untuk :

1. memilih alat yang benar bagi tujuan tertentu.

2. memeriksa alatnya apa bekerja dengan baik

3. membersihkan alatnya

4. mempersiapkan alatnya untuk reagen tertentu5. menggunakan alatnya

Alat-alat yang biasanya dipakai dalam percobaan yaitu :1. Peralatan Dasar

Gelas Kimia (beaker) : berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.

Fungsinya : Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi Menampung zat kimia Memanaskan cairan Media pemanasan cairan

Labu Erlenmeyer : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.Fungsinya : Untuk menyimpan dan memanaskan larutan Menampung filtrat hasil penyaringan Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi

Gelas ukur : berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.

Fungsi :

Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu. Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas. Jenisnya :

Pipet seukuran, digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat, bagian tengahnya menggelembung. Pipet berukuran, berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat. Pipet tetes, berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.

Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.

Fungsi :

Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.

Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.

Fungsi :

Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil

Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.

Fungsi :

Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel Tempat saat menimbang bahan kimia Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator

Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.

Fungsi : Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi. Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan.

Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.

Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium.

Fungsi :

Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan Dipakai untuk mengaduk larutan

Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia.

Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.

Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.

Bunsen / pembakar spiritus : digunakan untuk memanaskan bahan kimia.

Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty). Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.2. Peralatan Pendukung Labu ukur : berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L.

Fungsi :

Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.

Cara menggunakan :

Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.

Labu bundar : berupa labu dengan leher yang panjang, alasnya ada yang bundar, ada yang rata. Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 oC.Ukurannya mulai dari 250 mL sampai 2000 mL.

Fungsi :

Untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.

Corong Buchner : berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan berdiameter besar. Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk menyaring sampel agar lebih cepat kering. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang diameternya sama dengan diameter corong.

Erlenmeyer Buchner : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai untuk menampung cairan hasil filtrasi.

Cara menggunakannya :Diawali dengan memasang corong Buchner di leher labu, pasang selang yang tersambung ke pompa vakum pada bagian yang menonjol.

Corong pisah : berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak di sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari kaca.

Fungsi :

Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi.

Cara menggunakannya :

campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup dalam keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horisontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian bawah melalui katup secara pelan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.

Desikator : berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel.

Fungsi : Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air Mengeringkan padatanCara menggunakannya :

Dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping. Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama.

Keterangan :

Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 105 oC sampai warnanya kembali biru.

Cawan petri : berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas. Berfungsi sebagai wadah menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi.

Botol semprot : berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Berfungsi sebagai tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya dengan menekan badan botol sampai airnya keluar.

Krusibel : berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari porselen tahan panas, alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia. Pada saat krus masih dalam keadaan panas, jangan langsung dikenai air. Perubahan suhu mendadak menyebabkan krus pecah.

Kaki tiga krus : terbuat dari porselen dan berfungsi untuk menaruh krusibel saat akan dipanaskan langsung di atas api.

Statif : terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.

Klem manice : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk memegang peralatan gelas yang dipakai pada proses destilasi. Bagian belakangnya dihubungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.

Klem bosshead : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk menghubungkan statif dengan klem manice atau pemegang corong.

Klem buret : terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi.

Pemegang corong : terbuat dari besi atau baja untuk memegang corong atau corong pisah yang dipakai pada proses penyaringan atau pemisahan. Bagian belakang disambungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.

Tang krusibel : terbuat dari besi atau baja untuk mengambil dan membawa krusibel.

Stirrer magnetic : magnet yang digunakan untuk mengaduk larutan.

Sentrifuge : berfungsi untuk mengendapkan dan memisahkan padatan dari larutan.

Chromatography chamber : terbuat dari kaca yang digunakan dalam proses kromatografi kertas.

Spectronic 20 : digunakan untuk mengukur absorbansi larutan berwarna dalam proses spektrofotometri.3. Teknik Dasar di Laboratoriuma. Cara memanaskan cairanHarus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri sendiri maupun orang lain Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali dikocok Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer

Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.b. Cara membaca volume pada gelas ukurMasukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.c. Cara menggunakan buretSebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisinya Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.d. Cara menggunakan neraca analitis Nolkan terlebih dulu neraca tersebut Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebute. Cara menghirup bau zat Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung. Gunakan tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.4. Pengenalan bahan kimiaPengetahuan sifat bahan menjadi suatu keharusan sebelum bekerja di laboratorium. Sifat-sifat bahan secara rinci dan lengkap dapat dibaca pada Material Safety Data Sheet (MSDS) di dalam buku, CD, atau melalui internet. Pada tabel berikut disajikan sifat bahaya bahan berdasarkan kode gambar yang ada pada kemasan bahan kimia. Peraturan pada pengepakan dan pelabelan bahan kimia diwajibkan mencantumkan informasi bahaya berdasarkan tingkat bahaya bahan kimia khususnya untuk bahan yang tergolong pada hazardous chemicals atau bahan berbahaya dan beracun (B3).

Bahan berdasarkan fasa :

1. Padat

2. Cair

3. gas

Bahan berdasarkan kualitas

1. teknis

2. special grade : pro analyses (pa)

3. special grade : material referrences

Pengenalan Simbol bahaya (Hazard symbol)

1. Harmful (Berbahaya).

Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful) khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.

2. Toxic (beracun)Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila bahan kimia tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit.3. Corrosive (korosif)

Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Awas! Jangan sampai terpercik pada Mata.

4. Flammable (Mudah terbakar)

Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang bereaksi dengan air atau membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar (seperti misalnya hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyala dapat dari api bunsen, permukaan metal panas, loncatan bunga api listrik, dan lain-lain.

5. Explosive (mudah meledak)

Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif pada kontak (singgungan dengan logam/metal)

6. Oxidator (Pengoksidasi)

Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini menghasilkan panas pada kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi (reduktor)D. Alat dan Bahan Alat-alat

Gelas Kimiaerlenmeyer

batang pengadukGelas ukur

Pipet tetes

labu takar

pipet volume

Corong

Kertas saringburet Bahan

Larutan detergen

250 mL reagen A

100 mL HCL 0.1 N

100 mL NaOH o.1 NE. Prosedur Kerja

mencuci alat yang digunakan dengan air kran sampai bersih membilas alat dengan menggunakan air suling

mencuci alat dengan larutan detergen menghilangkan detergen dengan air kran dingin menghilangkan air kran dengan air suling mengeringk1n alat

F. Pembahasan1. Gambar alat-alat beserta fungsinya

Gelas kimia ada yang berukuran 50. berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L. Fungsinya : Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi Menampung zat kimia Memanaskan cairan Media pemanasan cairan

Batang pengaduk Batang gelas, dengan ujung bulat dan ujung yang lain pipih. Panjang 15 cm. Kegunaan Pengocok larutan

Boshead Dua pasang tempat jepitan, 2 pasan jepitan yang saling menyilang siku-siku. Kegunaan Penjepit klem universal

Labu Erlenmeyer : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.Fungsinya : Untuk menyimpan dan memanaskan larutan Menampung filtrat hasil penyaringan Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi

besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan. Kaki tiga mempunyai garis tengah 8 cm dan tinggi 15 cm digunakan sebagai tungku dan terbuat dari batang besi

Klem universal Satu baud pengencang jepitan, ukuran panjang sekitar 15 cm, bukaan rahang dapat menggenggam beker 50 ml. Kegunaan Untuk menjepit erlenmeyer dan lain-lain.

Kondensor Gelas borosilikat. Panjang jaket kaca 300 mm. Diameter pipa masukan keluaran OD:8, tanpa ada sambungan gelas. Kegunaan Untukl destilasi larutan

Labu destilasi Bahan borosilikat. Berlengan, kapasitas 125, dilengkapi karet penutup berlubang kira-kira 6 mm. Kegunaan Untuk destilasi larutan

Indikator universal strips, satu boks isi: 100; pH: 0-14 Kegunaan Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat dan lainnya.

Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.

Neraca Kapasitas: 311 g, pan tunggal bahan stainless steel, ketelitian 10 mg. Bahan : Die-casting. Tipe: tiga lengan. cast aluminium body and beam, stainless steal pan and bow. Kegunaan Untuk menimbang zat.

Pembakar spirtus Kapasitas 100 ml, bertutup untuk mencegah penguapan, bahan kaca. Kegunaan Untuk membakar zat atau memanasi larutan.

Penjepit tabung reaksi Bentuk rahang: persegi. Pegas : dipoles nikel dengan diameter: 10 -25 mm. Kegunaan Untuk menjepit tabung reaksi

Pipa kapiler Diameter: 8 mm. Diameter dalam: 0.8 mm. Panjang 15 cm. Kegunaan Untuk mengalirkan gas ke spesimen tertentu.

Pipet Filler (pengisap pipet) Tipe: bola karet kenyal dengan 3 knop. Bola karet tidak mudah lembek. Kegunaan Untuk menghisap larutan yang akan diukur

Pipet tetes biasanya digunakan untuk memindahkan beberapa tetes larutan atau zat dari tempat tempat satu ke tempat yang lain Rak tabung reaksi. Bahan: Plastik , jumlah lubang: 40 , diameter: 16 mm.rak tabung reaksi digunakan sebagai tempat untuk meletakkan tabung reaksi.

Selang kondenser Diameter dalam: 6 mm, tebal dinding: min. 1.5 mm, Panjang:15 m; Bahan: karet latek sangat plastis. Kegunaan Untuk pengaliran air ke kondensor.

Spatula plastik Bahan: plastik, kedua ujung bundar. Panjang: 150 mm. Kegunaan Pengambil zat kristal

Spatula logam Terbuat dari bahan stainles stail: bibir lonjong, panjang : 150 mm. Kegunaan Pengambil zat yang tidak bereaksi dengan logam.

Statif dasar persegi Dimensii: landasan: 210 x 145 mm.panjang batang: 600 dengan diamater batang: 10 mm. Material : cast iron di cat. Kegunaan Merangkai peralatan praktikum

Tabung reaksi Bahan: gelas borosilikat, Ukuran: 15 x 150mm. Per pak 50 buah. Kegunaan Untuk mereaksikan zat.

Termometer alkohol Jangkauan pengukuran -10 oC - 110 oC. Kegunaan Untuk mengukur suhu larutan

Plat alas pembakaran Bahan: logam anti karat. Tanpa asbes. Ukuran: 100 x 100 mm. Kegunaan Alas tempat pemanasan

Selang Dialisis Diameter: kira-kira 15 mm. Selaput semipermiabel. Panjang 20 cm. Kegunaan Untuk percobaan difusi osmosis

Kertas saring Tingkatan untuk siswa (teknis). Ukuran: 58 x 58 cm, Kegunaan Untuk menyaring larutan

Desikator ini di isi dengan silica gel yang berperan untuk menjaga agar ruangan dalam desikator tetap kering. Selanjutnya angsang dipasang di atas silica gel yang digunakan untuk menyimpan Zat pengatur tumbuh dan vitamin yang harus disimpan pada suhu 5oC . Pinggiran bibir desikator tersebut diolesi vaselin baru penutupnya ditutup dan desikator tersebut siap dimasukkan ke dalam freezer un

Labu takar. ada yang berukuran 10 mL, 50 mL, 250 mL, 500 mL x 100 mL, yang biasanya digunakan membuat larutan sebanyak volume tertentu dengan konsentrasi tertentu pula.

Pipet volume biasanya digunakan untuk memindahkan larutan atau zat dari tempat yang satu ke tempat yang lain.

Cawan Porselein fungsinya digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan dengan pemanasan.

Buret (Terbuat dari gelas) Mempunyai skala dank ran. Digunakan untuk melakukan titrasi.

Corong digunakan untuk mempermudah mengisi larutan pada saat melakukan percobaan.

Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.

Gelas ukur ada yang berukuran 5 mL, 10 mL, 50 mL x 100 mL. Gelas ukur ini biasanya digunakan untuk mengukur volume larutan atau cairan

Penangas air fungsi dari penanagas air adalah digunakan untuk mamanaskan laruatan.2. Teknik Dasar di Laboratorium Cara memanaskan cairanHarus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia.

a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi

o Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri sendiri maupun orang lain

o Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung

o Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali dikocok

o Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan

b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer

Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.

Cara membaca volume pada gelas ukurMasukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur. Cara menggunakan buretSebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisinya :

Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.

Cara menggunakan neraca analitis Nolkan terlebih dulu neraca tersebut Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut3. Teknik Analisis Kualitatif Reaksi pembentukan warna atau pembentukan endapan. Jika tidak dinyatakan lain, ambil kira-kira 1 ml (20 tetes) larutan sampel, masukkan tabung reaksi (jika masih ada proses selanjutnya) atau druppel plat (jika tidak ada proses selanjutnya), tambahkan pereaksi secukupnya secara bertetes-tetes sampai terjadi perubahan warna. Jika pereaksi yang digunakan sudah cukup banyak ( 1 ml) tetapi tidak terjadi perubahan warna ataupun menghasilkan endapan, maka hasil reaksi dinyatakan negatif. Cara memanaskan zat dalam cawan porselin/erlenmeyer/gelas beker - ambillah kaki tiga dan letakkan kasa kawat diatasnya

- letakkan gelas kimia yang berisi larutan diatas kasa dan panaskan dengan pemanas spiritus

Cara memanaskan zat dalam tabung reaksi - Jepit tabung reaksi yang berisi larutan dengan penjepit kayu/besi

- Panaskan dengan nyala api spiritus, api pemanas hendaknya terletak pada bagian atas larutan

- Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata

- Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya tidak melukai orang lain maupun diri sendiri Cara menyaring endapan

- gunakan kertas saring yang dibentuk seperti gambar disamping

- saringlah sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya larutan adalah sepertiga tinggi kertas

Cara mencuci endapan pada kertas saring. Arahkan aliran air dari sebuah botol pencuci pertama-tama di sekitar pinggir atas kertas saring menyusul gerakkan spiral (memutar ke arah dalam) menuju endapan dan tiap pencucian kertas saring terisi antara separuh sampai dua pertiganya

Teknik Analisis Kuantitatif Penimbangan, Gunakan sendok untuk mengambil zat yang akan ditimbang. Pilih timbangan yang tepat sesuai kapasistasnya. Jangan menimbang zat melebihi kapasitas maksimal timbangan yang digunakan.

Pengukuran. Pengukuran volume larutan bisa menggunakan gelas ukur, kecuali jika dinyatakan perintah ukur dengan saksama..., dimaksudkan bahwa pengukuran dilakukan dengan memakai pipet standar dan harus digunakan sedemikian rupa sehingga kesalahannya tidak melebihi batas yang ditetapkan. Penggunaan pipet dapat diganti dengan buret yang sesuai dan memenuhi standar. Pengukuran saksama dapat juga dinyatakan dengan menambahkan angka 0 di belakang angka koma terakhir bilangan yang bersangkutan. Misalnya dengan pernyataan pipet 10,0 ml atau ukur 10,0 ml dimaksudkan bahwa pengukuran harus dilakukan dengan saksama. Penggunaan buret

- Periksa terlebih dahulu apakah buret dalam kondisi baik (tidak pecah atau bocor), berikan sedikit saja vaselin pada kran agar pengaturan penetesan mudah dilakukan.

- Bersihkan buret sebelum digunakan dengan air, bilaslah buret tersebut dengan sedikit zat kimia yang akan dimasukkan kedalamnya.

- Masukkan zat kimia yang akan digunakan ke dalam buret tersebut dengan menggunakan corong. Lakukan pengisian sampai seluruh bagian buret terisi (perhatikan bagian bawahnya !) dan tidak terdapat gelembung gas pada buret.

Pasang buret pada statif dan klem agar posisinya stabil seperti gambar diatas.

Pembacaan volume titrasi. Mata harus sejajar miniskus, gunakan miniskus bawah untuk menentukan volume titrasi. Jangan lupa perhatikan skala buret, karena masing-masing kapasitas buret memiliki skala yang berbeda. Untuk larutan tidak berwarna batas garis kalibrasi adalah garis meniskus berada diatas garis etsa, dan untuk larutan berwarna batas garis kalibrasinya adalah garis meniskus berada dibawah garis etsa.

4. Simbol pada Bahan Kimia Explosive (bersifat mudah meledak)

Huruf kode: E Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya explosive dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Oxidizing (pengoksidasi)

Huruf kode: O

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya oxidizing biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)

Huruf kode:F+Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya extremely flammable merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.

Highly flammable (sangat mudah terbakar)

Huruf kode: F

Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya highly flammable adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai highly flammable

Very toxic (sangat beracun)

Huruf kode: T+Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya very toxic dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Toxic (beracun)

Huruf kode: T

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya toxic dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Harmful (berbahaya)

Huruf kode: Xn

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya harmful memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Corrosive (korosif)

Huruf kode: C

Bahan dan formulasi dengan notasi corrosive adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH 11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Irritant (menyebabkan iritasi)

Huruf kode : Xi

Bahan dan formulasi dengan notasi irritant adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.

Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.

Bahan berbahaya bagi lingkungan

Huruf kode: N

Bahan dan formulasi dengan notasi dangerous for environment adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi

Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.

Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin.

KESIMPULAN

Dengan mengenal alat-alat tersebut, maka akan mempermudah praktikan pada saat melakukan analisis ataupun percobaan yang lain sehingga hasil yang dicapai akan lebih meyakinkan atau lebih valied dan tngkat ketelitian dalam percobaan semakin besar sehingga kemungkinan kesalahan pada saat melakukan percobaan sangat kecil. Oleh karena itu, mahasiswa atau praktikan butuh ketrampilam khusus dalam menggunakan alat-alat tersebut.

KEMUNGKINAN KESALAHAN

Setiap melakukan percobaan atau analisis pasti hasilnya tidak selalu tepat sesuai harapan, artinya tidak selamanya sesuai akan tetapi ada lesalahan-kesalahan tertentu walau tingkat ksalahannya sangat kecil. Adapun kemungkinan kesalahan pada percobaan ini antara lain :

Mahasiswa tidak mengetahui secara keseluruhan alat-alat kimia

Mahasiswa atau praktikan tidak mengetahui fungsi alat-alat tersebut.

Mahasiswa atau praktikan kurang trampil dalam melakukan atau menggunakan alat.DAFTAR PUSTAKA

Mulyono. 2005. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Bandung : Bumi AksaraLukum. Astin P 2OO9. Bahan Ajar Dasar-Dasar Kimia Analitik. Gorontalo : UNG

Team Teaching.2009. Modul praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Kimia Analitik. Gorontalo : UNG.

http://images.google.co.idhttp://mgmpkimiasumbar.wordpress.com

Alat

Alat siap digunakan