18
2 1. Pendahuluan Komputer sebagai alat pengolah data, penghasil informasi, dan alat proses pengambilan keputusan, memiliki kemampuan seperti manusia. Ilmu yang mempelajari cara komputer dapat bertindak dan memiliki kecerdasan seperti manusia disebut kecerdasan buatan (Artificial Intelegence). Salah satu bidang dari kecerdasan buatan adalah sistem pakar (Expert System), dimana program komputer dapat menirukan penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan tertentu [1]. Sistem pakar dibangun berdasarkan basis pengetahuan dan basis aturan. Salah satu penerapan sistem pakar adalah dalam bidang peternakan yang dalam penelitian ini ada untuk mendiagnosa penyakit pada sapi. Mahalnya biaya yang dikeluarkan oleh peternak untuk merawat dan memelihara hewan ternak. Terlebih jika peternak tidak paham akan berbagai jenis penyakit yang menyerang hewan ternaknya. Maka dari itu, peternak semakin kesulitan untuk mengetahui solusinya dan akhirnya hewan ternak tersebut mati. Di sini peran seorang pakar yang ahli dalam bidang peternakan sapi diperlukan. Tetapi di daerah pedesaan sangatlah sulit untuk mendapatkan seorang pakar, apalagi ditambah dengan jarak ke kota yang harus ditempuh oleh peternak untuk mencari seorang pakar. Jika ada maka peternak akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk membayar seorang pakar yang dapat memecahkan masalah tersebut untuk memperoleh sebuah solusi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang bisa melakukan diagnosa terhadap penyakit-penyakit khusus, serta dapat memberikan solusi mengenai pengobatan yang tepat. Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka muncul suatu ide untuk membangun sistem pakar untuk mendeteksi kebenaran dari suatu dugaan penyakit pada sapi. Manfaat dengan adanya sistem pakar ini diharapkan peternak sapi pada Moeria dapat mengetahui kebenaran suatu penyakit pada ternaknya. Sistem pakar ini dibangun menggunakan metode Backward Chaining. Backward chaining dimulai dangan pendekatan tujuan atau goal oriented atau hipotesa. Pada backward chaining akan bekerja dari konsekuen ke antesendent untuk melihat apakah terdapat data yang mendukung konsekuen tersebut. Pada metode inferensi dengan backward chaining akan mencari aturan atau rule yang memiliki konsekuen yang mengarah kepada tujuan yang diskenariokan/diinginkan [2]. Demikian pengembangan sistem pakar dapat bermanfaat untuk membantu peningkatan kinerja dalam bidang peternakan khususnya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membangun sebuah ”Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ternak Sapi Pada Susu Moeria Kudus” sebagai suatu alternatif solusi untuk mengatasi berbagai masalah atau penyakit pada hewan ternak yang sering dialami oleh peternak sapi. 2. Kajian Pustaka Perancangan aplikasi sistem pakar sudah banyak dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Metode-metode sistem pendukung keputusan yang dipakai juga sudah beragam, antara lain metode Certanly Factor, Backward Chaining, e2gLite Expert System Shell dan metode lainnya. Pada penelitian

Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

2

1. Pendahuluan

Komputer sebagai alat pengolah data, penghasil informasi, dan alat proses

pengambilan keputusan, memiliki kemampuan seperti manusia. Ilmu yang

mempelajari cara komputer dapat bertindak dan memiliki kecerdasan seperti

manusia disebut kecerdasan buatan (Artificial Intelegence). Salah satu bidang dari

kecerdasan buatan adalah sistem pakar (Expert System), dimana program

komputer dapat menirukan penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah

pengetahuan tertentu [1]. Sistem pakar dibangun berdasarkan basis pengetahuan dan basis

aturan. Salah satu penerapan sistem pakar adalah dalam bidang peternakan yang dalam

penelitian ini ada untuk mendiagnosa penyakit pada sapi.

Mahalnya biaya yang dikeluarkan oleh peternak untuk merawat dan

memelihara hewan ternak. Terlebih jika peternak tidak paham akan berbagai jenis

penyakit yang menyerang hewan ternaknya. Maka dari itu, peternak semakin

kesulitan untuk mengetahui solusinya dan akhirnya hewan ternak tersebut mati. Di

sini peran seorang pakar yang ahli dalam bidang peternakan sapi diperlukan.

Tetapi di daerah pedesaan sangatlah sulit untuk mendapatkan seorang pakar,

apalagi ditambah dengan jarak ke kota yang harus ditempuh oleh peternak untuk

mencari seorang pakar. Jika ada maka peternak akan mengeluarkan biaya yang

tidak sedikit untuk membayar seorang pakar yang dapat memecahkan masalah

tersebut untuk memperoleh sebuah solusi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem

yang bisa melakukan diagnosa terhadap penyakit-penyakit khusus, serta dapat

memberikan solusi mengenai pengobatan yang tepat.

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan sebelumnya,

maka muncul suatu ide untuk membangun sistem pakar untuk mendeteksi

kebenaran dari suatu dugaan penyakit pada sapi. Manfaat dengan adanya sistem

pakar ini diharapkan peternak sapi pada Moeria dapat mengetahui kebenaran

suatu penyakit pada ternaknya. Sistem pakar ini dibangun menggunakan metode

Backward Chaining. Backward chaining dimulai dangan pendekatan tujuan atau

goal oriented atau hipotesa. Pada backward chaining akan bekerja dari

konsekuen ke antesendent untuk melihat apakah terdapat data yang mendukung

konsekuen tersebut. Pada metode inferensi dengan backward chaining akan

mencari aturan atau rule yang memiliki konsekuen yang mengarah kepada tujuan

yang diskenariokan/diinginkan [2].

Demikian pengembangan sistem pakar dapat bermanfaat untuk membantu

peningkatan kinerja dalam bidang peternakan khususnya. Berdasarkan uraian di

atas, maka penulis tertarik untuk membangun sebuah ”Perancangan Sistem Pakar

Diagnosa Penyakit Ternak Sapi Pada Susu Moeria Kudus” sebagai suatu alternatif

solusi untuk mengatasi berbagai masalah atau penyakit pada hewan ternak yang

sering dialami oleh peternak sapi.

2. Kajian Pustaka

Perancangan aplikasi sistem pakar sudah banyak dilakukan pada

penelitian-penelitian sebelumnya. Metode-metode sistem pendukung keputusan

yang dipakai juga sudah beragam, antara lain metode Certanly Factor, Backward

Chaining, e2gLite Expert System Shell dan metode lainnya. Pada penelitian

Page 2: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

3

tersebut di jelaskan bahwa sistem pakar di gunakan untuk Konsultasi terhadap

seseorang yang memiliki expertise dibidang tertentu dalam menyelesaikan suatu

permasalahan merupakan pilihan tepat guna mendapatkan jawaban, saran, solusi,

keputusan atau kesimpulan terbaik maka dibangunlah sebuah sistem yang

menggunakan teknologi komputerisasi yang dapat mengadopsi kemampuan

seorang ahli atau pakar yaitu teknologi Kecerdasan Buatan. Salah satu bagian dari

kecerdasan buatan adalah Sistem Pakar yaitu sistem yang mengandung

pengetahuan dan pengalaman dari satu atau banyak pakar dalam suatu area

pengetahuan, sehingga dapat digunakan untuk menentukan solusi terhadap suatu

masalah, dalam hal ini dibangun aplikasi sistem pakar pendeteksi anak autis

membantu guru - guru di Sekolah Autis Talenta Kids dalam menentukan terapi

dan kurikulum yang nantinya akan diajarkan kepada masing - masing anak. Salah

satunya adalah penelitian dengan judul Perancangan Aplikasi Sistem Pakar

Pendeteksi Anak Autis Berbasis Web Menggunakan Metode Forward Chaining

(Studi Kasus : Sekolah Autis Talenta Kids Tegalrejo) [3].

Penelitian menggunakan metode backward chaining sebelumnya juga

pernah di lakukan. Pada penelitian ini dipaparkan masalah bahwa dengan

pergeseran pola kependudukan ini bergeser pula pola penyakit di masyarakat yang

pada saat ini masih menduduki sebab kematian yang utama kepada penyakit-

penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit

kanker dan lainnya. Penyakit jantung dan pembuluh darah dengan perkataan lain

penyakit kardiovaskuler, dalam kurun waktu 20 tahun terakhir menunjukkan

kenaikan yang jelas. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilakukan

Departemen Kesehatan tahun 2004 menunjukkan bahwa penyakit jantung

menduduki urutan ke-2 sebagai penyebab kematian dengan catatan pada golongan

umur 45 tahun ke atas penyakit kardiovaskuler menempati urutan pertama sebagai

penyebab kematian. Prevalensi penyakit berdasarkan gejala penyakit dalam satu

tahun terakhir, penyakit jantung berada pada urutan ke-2. Responden dengan

prevalensi gejala penyakit jantung (8%) dalam 1 tahun terakhir yang belum

terdiagnosis oleh nakes masing-masing 95 persen dan 91 persen, yang belum

pernah diobati untuk penyakit jantung sebesar 92 persen. Selain faktor

kependudukan, yang mempengaruhi meningkatnya penyakit jantung adalah faktor

berubahnya masyarakat agraris menjadi masyarakat industri dimana terdapat

ketegangan jiwa, berubahnya kebiasaan hidup, berubahnya pola makan, kebiasaan

merokok dan lain-lain. Untuk untuk mendiagnosis penyakit jantung yang terdiri

dari 12 jenis penyakit berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia sesuai

dengan tingkat kemampuan 3A, 3B, dan 4. Sebagai pelengkap dan alat bantu yang

masih terbatas, sistem pakar ini diharapkan dapat membantu masyarakat

khususnya penderita penyakit jantung, mahasiswa kedokteran atau sarjana muda,

dan dokter umum dalam melakukan diagnosis serta memberikan solusi

pengobatan di setiap jenis penyakit yang berbeda. Salah satu metode yang di

gunakan dalam sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit jantung berdasarkan

Standar Kompetensi Dokter Indonesia adalah dengan menggunakan metode

Backward Chaining. Penelitian tersebut berjudul Perancangan Aplikasi Sistem

Pakar Dengan Metode Backward Chaining Untuk Mendiagnosa Penyakit Jantung

Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia.[4]

Page 3: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

4

Penelitian ini akan membahas mengenai perancangan dan pembangunan

sistem pakar yang di tujukan untuk peternakan Moeria yang berfokus pada

penyakit pada sapi, berdasarkan gejala yang di dapat melalui pakar / dokter sapi,

dan juga terdapat solusi / pengobatan untuk setiap gejala penyakit pada sapi

dengan menggunakan metode Backward Chaining. Poin juga terdapat dalam

sistem pakar ini untuk menentukan apakah sapi sudah berpengidap terhadap

penyakit ataukah hanya gejala yang masih dapat ditangani oleh peternak di

Moeria.

Sistem Pakar dipopulerkan pada tahun 1956 oleh John McCarthy sebagai

suatu tema ilmiah di bidang komputer yang diadakan di Darmouth College

dengan istilah Artificial Intelegence. Perkembangan Artificial Intelegence (AI)

merupakan terobosan baru dalam dunia komputer yang mendorong para peneliti

untuk mengembangkan program lain yang bertujuan untuk memecahkan berbagai

jenis masalah yang disebut sebagai GPS (General Problem Solver), yang pada

kenyataannya menjadi tugas yang besar dan sangat sulit untuk dikembangkan.

Kemudian pada tahun 1976, program MYCIN dikembangkan oleh Shortliffe

dengan bahasa pemrograman LISP. Program MYCIN menyimpan kurang lebih

500 basis pengetahuan dan basis aturan untuk mendiagnosis penyakit manusia.

MYCIN digunakan untuk mengimplementasikan metode penelusuran dan

pemecahan masalah, serta mengembangkan beberapa teori penting dalam

kecerdasan buatan.[5] Pada tahun 1978, bahasa pemrograman DENDRAL

dikembangkan Bruce Buchanan dan Edward Feigenbaum, dibuat untuk Badan

Antariksa Amerika Serikat yaitu NASA dan digunakan untuk penelitian kimia di

planet Mars. Program MYCIN menjadi acuan penting dalam pengembangan

sistem pakar secara modern karena didalamnya telah terintegrasi semua

komponen standar yang dibutuhkan oleh sistem pakar dan Edward Feigenbaum

dikenal sebagai seorang tokoh bapak sistem pakar (The Father Of Expert

Systems)[5].

Backward chaining atau Backward Reasoning merupakan salah satu dari

metode inferensia yang dilakukan untuk di bidang kecerdasan buatan. Backward

chaining dimulai dangan pendekatan tujuan atau goal oriented atau hipotesa. Pada

backward chaining kita akan bekerja dari konsekuen ke antesendent untuk

melihat apakah terdapat data yang mendukung konsekuen tersebut. Pada metode

inferensi dengan backward chaining akan mencari aturan atau rule yang memiliki

konsekuen (Then klausa ..) yang mengarah kepada tujuan yang

diskenariokan/diinginkan[2]. Berikut adalah gambar dari Backward Chaining.

Gambar 1 Diagram Peranan Dasar Backward Chaining[6]

subtujuan

Aturan

Tujuan

Page 4: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

5

3. Tahapan Penelitian

Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang

terbagi dalam lima tahapan, yaitu: (1) Rumusan Masalah, (2) Studi Literatur (3)

Analisis kebutuhan dan pengumpulan data, (4) Perancangan sistem, (5)

Perancangan aplikasi/program, (6) Implementasi dan pengujian sistem, serta

analisis hasil pengujian, (7) Penulisan laporan hasil penelitian.

Gambar 2 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian pada Gambar 2, dapat dijelaskan sebagai berikut. Tahap

pertama: rumusan masalah, yaitu bagaimana merancang dan membangun sistem

pakar untuk diagnosa penyakit pada sapi di peternakan moeria kudus dengan

menggunakan metode backward chaining

Tahap studi literatur dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi atau

sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian ini, baik dari text book maupun

internet yang terkait dengan sistem pakar dan backward chaining. Tahapan SDLC meliputi : Tahap analisis kebutuhan dan pengumpulan data,

yaitu melakukan analisis kebutuhan tentang penyakit sapi perah dan gejala beserta

pengobatan berdasarkan dari wawancara melalui pakar/drh Anton Cahyono. Data-

data gejala dan poin pada tingkat bahaya gejala di dapat dari dokter hewan secara

langsung; Tahap kedua: perancangan sistem yang meliputi perancangan proses

menggunakan diagram Unified Modelling Language (UML). Perancangan sistem

juga meliputi penentuan kriteria-kriteria tiap alternatif. Tahap ketiga, perancangan

aplikasi/program yaitu merancang aplikasi/program sesuai kebutuhan sistem

berdasarkan perancangan sistem yang telah dilakukan. Tahap keempat:

Perancangan Sistem meliputi Perancangan Proses (UML),

Perancangan Arsitektur, Perancangan Database,

Perancangan Antarmuka

Analisis Kebutuhan dan Pengumpulan Data

Perancangan Aplikasi/Program

Implementasi dan Pengujian Sistem,

serta Analisis Hasil Pengujian

Penulisan Laporan Hasil Penelitian

Rumusan Masalah

Studi Literatur

Page 5: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

6

implementasi dan pengujian sistem, serta analisis hasil pengujian, yaitu

mengimplementasikan aplikasi yang sudah dibuat kemudian dilakukan pengujian,

selanjutnya melakukan analisis untuk melihat apakah aplikasi yang telah dibuat

sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak ada error, jika belum sesuai maka

akan dilakukan perbaikan; dan tahap kelima, penulisan laporan hasil penelitian.

Tahap Perancangan Sistem : Pada tahap ini membuat rancangan antarmuka

sistem. Untuk rancangan kerja sistem dibuatlah diagram-diagram Unified

Modeling Language (UML). Berdasarkan diagram-diagram tersebut dapat

diketahui bagaimana sistem bekerja, apa saja fungsi yang disediakan oleh sistem,

urutan proses kerja sistem, hubungan atau interaksi sistem dengan pengguna dan

rancangan class program sistem. Diagram UML inilah yang nantinya dijadikan

acuan untuk proses pembangunan sistem. Pada perancangan antarmuka dilakukan

pembuatan gambaran bagaimana antarmuka sistem yang akan dibuat. Antarmuka

berkaitan dengan fungsi apa saja yang dapat dilakukan oleh sistem dan bagaimana

interaksi pengguna dengan sistem. Rancangan antarmuka dibuat dengan

mempertimbangkan aspek userfriendly, agar sistem mudah digunakan oleh

pengguna. Setelah rancangan dibuat maka dilakukan pembangunan model sistem.

Model ini dibangun berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Model nantinya

akan diuji pada proses evaluasi.

Tahap Implementasi : Pada tahap ini setiap fungsi diimplementasikan

kedalam baris-baris perintah kode program. Pada tahap ini juga dilakukan

pembuatan database yang nantinya menyimpan setiap penyakit sapi dan gejala

beserta pengobatan menggunakan metode backward chaining. Sistem harus dapat

terhubung dengan database untuk dapat melakukan setiap fungsi yang dijalankan.

Tahap Evaluasi: Tahapan Evaluasi merupakan tahapan dimana aplikasi

sistem pakar yang telah dibangun sebelumnya diuji, apakah aplikasi tersebut

sudah dapat dikatakan memenuhi kebutuhan sistem atau tidak. Jika aplikasi yang

dibangun belum dapat memenuhi kebutuhan sistem, maka dilakukan

pengumpulan kebutuhan sistem yang mungkin belum didapatkan dan dibangun

kembali yang lebih baik. Namun jika didapatkan bahwa aplikasi sistem pakar

tersebut sudah dapat menjawab kebutuhan sistem maka proses selesai.

Perancangan Sistem Pakar

Sasaran akhir tiap usaha peternakan adalah pencapaian keuntungan dari

usaha tersebut. Keuntungan maksimal hanya akan dicapai bila semua ternak

berada dalam keadaan sehat. Dengan sehat diartikan bahwa dalam keadaan

istirahat semua parameter faali (bersifat otomatis atau kodrati (mengenai kerja

atau gerak alat tubuh) seekor hewan berada dalam batas-batas normal untuk jenis

hewan tersebut. Kelainan dari nilai normal parameter faali diartikan sebagai sakit

[8].

Pada saat ini untuk mengetahui penyakit dalam seseorang harus dilakukan

dengan bantuan seorang pakar, dengan mengisi sejumlah kuisioner. Dari situ

dapat diketahui permasalahan yang ada adalah membangun sistem pendeteksi

penyakit dalam yang berbasiskan sistem pakar, yang dapat digunakan untuk

mendeteksi jenis penyakit dalam seseorang secara mandiri sehingga seseorang

Page 6: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

7

mempuyai referensi mengenai gambaran penyakit dalam dengan gejala-gejala

yang dialaminya.

Penerapan Metode Backward Chaining

Penerapan Metode Backward Chaining dalam sistem pakar untuk

konsultasi penyakit sapi diawali dengan Rule penyakit pada sapi. Berikut

penjelasan rule pada Backward Chaining untuk penyakit sapi

Tabel 1 Rule Penyakit Sapi

No Nama Penyakit Nama Gejala

1 Radang Limpa G001 Sapi mengalami kelemahan mendadak

G002 Demam sampai pada suhu 400 C

G003 Sapi mengalami sesak nafas

G004 Sapi mengalami Kejang

G005 Keluar darah dari tubuh sapi

G006 Mengalami pembengkakan yang lunak dan panas pada

perut dan pinggang

2 Ngorok G001 Pembengkakan pada daerah tekak dan leher

G002 Demam sampai pada suhu 400 - 41

0C

G003 Sapi terlihat lemas

G004 mengalami sulit bernafas

G005 Sapi malas bergerak

G006 Tekanan pembuluh darah balik menurun

G007 dalam keadaan terminal terjadi Shock Endotoksin

3 Penyakit Ingus Jahat G001 Sapi terlihat stress karena kerja berlebihan / kurang pakan

G002 Sapi hilang nafsu makan

G003 Leleran hidung berwarna kuning kehijauan

G004 Leleran mengandung darah dan kental

G005 Mengalami demam tinggi atau rendah

G006 Sapi mengalami batuk

G007 Kekurusan hewan

G008 Sapi menderita radang paru-paru

4 Penyakit Ingus Tenang G001 Suhu tubuh pada sapi mencapai 40 derajat C

G002 Hilang nafsu makan dan minum

G003 leleran hidung menjadi banyak dan purulen

G004 kepala dijulurkan ke muka dengan di sertai batuk

G005 pembengkakan yang berlebihan pada kelenjar limfe

pharyngeal

G006 nafas menjadi tidak teratur dan sesak

G007 Kekurusan hewan yang sangat

G008 muncul nanah dari tubuh

G009 Terdapat pembentukan abses dalam tubuh

5 Penyakit Infeksi kuman

klostridia enterotoksik

dan enterotoksemik

G001 hewan terlihat Kejang

G002 hewan berjalan tampak sempoyongan

G003 pada yang perakut tiba – tiba hewan mati mendadak

tanpa ada gejala

G004 menguak keras - keras

G005 kebutaan pada sapi

G006 Kekurusan hewan

6 Penyakit Infeksi kuman

klostridia histotoksik

G001 terdapat kemerahan di kulit sapi serta bengkak

G002 kulit yang merah menjadi sangat keras

G003 warna kulit seluruh tubuh menjadi lebih gelap

Page 7: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

8

G004 sapi mengalami suhu tubuh tinggi mencapai 42 derajat C

G005 hewan mengalami pincang dan lemah

G006 mengalami kekakuan otot pada kaki sehingga sulit berdiri

7 Radang hati Nekrotik

Menular

G001 Sapi mengalami demam tinggi hingga 42 derajat C

G002 Pernafasan yang tidak normal dan cepat sekali

G003 Hewan mengalami sempoyongan

G004 Sapi tiba-tiba ambruk tanpa sebab

8 Penyakit PINK EYE

G001 Mata berair pada sapi

G002 bengkak pada kelopak mata dan cenderum menjulingkan

mata

G003 Kadang-kadang terjadi borok atau lubang pada selaput

bening mata. Borok dapat pecah dan mengakibatkan kebutaan.

9 Penyakit Mulut dan kuku

G001 Sapi mengalami lesu

G002 Suhu tubuh dapat mencapai 41 0C

G003 Hypersalivasi (karena erosi selaput lendir mulut dan

lidah)

G004 Penurunan produksi susu secara mendadak

G005 lepuh-lepuh diruang mulut terutama bagian atas indah

10 Penyakit Bloat G001 Sisi perut sebelah kiri nampak menonjol (membesar)

dibanding normalnya G002 Lambung sapi bila dipukul dengan jari berbunyi seperti

drum akibat rentangan perut yang begitu kencang.

G003 Pernafasan terganggu dan bekerja berat, demikian pula

kontraksi rumen yang sangat kuat.

G004 Ternak nampak resah

Rule penyakit pada sapi di simpan dalam database. Sistem akan

menampilkan rule tersebut ke dalam program sistem pakar yang akan di

operasikan oleh user pada Moeria. Berikut adalah penerapan rule sistem pakar

metode backward chaining.

Pada tabel 1 tersebut di sebutkan 10 penyakit pada sapi, di mana tiap

penyakit memiliki jumlah gejala yang berbeda. Untuk penyakit 1 di gambarkan

dengan kode P1 memiliki 6 gejala, pada gejala tersebut memiliki poin untuk tiap

gejala. Poin di peroleh dari dokter / pakar, untuk diagnosa dugaan sebagai berikut

penjelasan pada penyakit 1 (P1) :

Pada gejala 1 akan di cek bila terdapat gejala tersebut pada sapi kemudian

akan mendapat poin dan berlanjut ke gejala 2, jika tidak ada gejala tersebut

maka akan berlanjut ke gejala 2 dan tidak mendapat poin / 0 karena tidak

terdapat gejala pada sapi.

Kemudian akan mengecek gejala kedua pada sapi, jika terdapat gejala tersebut

maka akan beroleh poin dan berlanjut ke gejala 3, jika tidak maka tidak akan

mendapat poin dan berlanjut ke gejala 3.

Kemudian akan mengecek gejala kedua pada sapi, jika terdapat gejala tersebut

maka akan beroleh poin dan berlanjut ke gejala 4, jika tidak maka tidak akan

mendapat poin dan berlanjut ke gejala 4.

Page 8: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

9

tambah pengobatan

delete pengobatan

tambah gejala dan

pengobatan

Hapus Gejala

tambah Gejala

Membuat poin gejala

tambah dugaan

lihat keterangan

tambah keterangan

hapus keterangan

Diagnosa dugaan peny akit

sapi

mendapat solusi

melihat petunjuk

pemakaian

simpan hasil

mendapat poin peny akit

melihat biodata drh. Anton

C

Kary awan

Moeria

Mengolah data sapi

<<extend>>

<<extend>>

<<extend>>

<<extend>>

<<extend>>

<<extend>>

Konsultasi sistem pakar<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

Mengolah keterangan

<<extend>>

<<include>>

<<extend>>

Admin

Kemudian akan mengecek gejala kedua pada sapi, jika terdapat gejala tersebut

maka akan beroleh poin dan berlanjut ke gejala 5,jika tidak maka tidak akan

mendapat poin dan berlanjut ke gejala 5.

Kemudian akan mengecek gejala kedua pada sapi, jika terdapat gejala tersebut

maka akan beroleh poin dan berlanjut ke gejala 6, jika tidak maka tidak akan

mendapat poin dan berlanjut ke gejala 6.

Jika pada gejala 6 terdapat beberapa gejala kemudian poin akan dijumlahkan

otomatis oleh sistem untuk mendapatkan hasil apakah sapi berpengidap

penyakit yang di duga atau hanya butuh penanganan sementara, jika masih

tidak ada gejala yang dialami oleh sapi, maka poin 0 dan akan berlanjut untuk

pengecekan dugaan penyakit kedua, dan untuk seterusnya sampai dugaan itu

benar melalui gejala yang dimiliki pada sapi.

Unified Modeling Language (UML)

Tahap ini akan dilakukan perancangan sistem dan perangkat lunak untuk

menggambarkan prosedur dan proses kerja dari sistem aplikasi tersebut. Proses

perancangan proses sistem dalam penelitian ini menggunakan UML (Unified

Modeling Language) dengan beberapa proses, dijelaskan sebagai berikut.

Use case diagram berfungsi untuk mendeskripsikan tindakan sistem dari

sudut pandang pengguna, sebagai deskripsi fungsional dari sebuah sistem dan

proses utamanya, serta menjelaskan secara visual siapa saja yang berperan sebagai

aktor dalam menggunakan sistem dan bagaimana interaksinya. Use case diagram

pada sistem ini memiliki 2 aktor, yaitu Admin yaitu drh.Anton C dan User pada

moeria.

Gambar 3 Use Case Sistem Pakar

Pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa terdapat 2 aktor pada sistem, yaitu

admin dan user. Admin dapat melakukan beberapa fungsi sistem, yaitu melakukan

manipulasi gejala, manipulasi keterangan sapi, manipulasi data pertanyaan, dan

Page 9: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

10

Menampilkan data

dugaan dan gejala

Konsultasi

Pilih dugaan

Cek gejala

Ya

User simpan

hasil

Mendapat

keterangan hasil

Tidak

Simpan hasil

ya

Sistem PakarUser

juga melihat konsultasi. Sedangkan fungsi manipulasi gejala dan pengobatan

penyakit meliputi fungsi tambah, hapus dan lihat data gejala dan pengobatan

penyakit. Pengaturan data keterangan sapi meliputi fungsi tambah, hapus dan lihat

keterangan sapi. Fungsi manipulasi data pertanyaan meliputi fungsi tambah, hapus

dan lihat data pertanyaan serta dapat melakukan tambah dan ubah nilai patokan

penyakit. User dapat melakukan fungsi melakukan Konsultasi. Fungsi konsultasi

yang dimaksud adalah user dapat melakukan konsultasi penyakit pada hewan

sapinya dengan menggunakan metode Backward Chaining Pada fungsi inilah

penerapan Backward Chaining di lakukan. Konsultasi Backward Chaining ini

memilih dugaan sementara penyakit sapi dengan di cocokan oleh gejala yang

tersedia sesuai dengan gejala untuk mendapatkan suatu penyakit. Fungsi petunjuk

pemakaian yaitu fungsi untuk user bisa melihat petunjuk pemakaian untuk

konsultasi dan juga fungsi simpan data merupakan fasilitas yang dapat digunakan

untuk menyimpan data hasil user melakukan konsultasi dan menyimpannya di file

user sehingga mendapatkan satu hasil.

Diagram aktifitas atau activity diagram memberikan visualisasi aliran

tindakan dalam sistem yang dibuat, percabangan tindakan yang terjadi, bagaimana

tindakan awal sistem dan bagaimana tindakan akhir yang terjadi pada sistem.

Activity diagram juga dapat memberikan gambaran tentang proses yang dapat

terjadi dalam beberapa tindakan tertentu. Pada sistem ini terdapat beberapa

aktivitas yang bisa dilakukan oleh setiap aktor. Sebagai contohnya adalah aktivitas

untuk diagnosa penyakit pada sapi yang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Aktivitas Diagram Diagnosa Penyakit Sapi

Page 10: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

11

Class diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menampilkan

beberapa kelas yang ada dalam sistem/perangkat lunak yang sedang

dikembangkan. Class diagram memberikan gambaran mengenai sistem dan relasi

yang ada di dalamnya (user interface, atribut, controller). Class diagram sistem

dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Class Diagram Sistem

Berdasarkan class diagram pada Gambar 8 dapat diketahui bahwa class

Sistem Pakar merupakan class yang berfungsi untuk menampung semua atribut

yang dimiliki oleh sapi. Detail spesifikasi akan disimpan pada class ini. Class

SapiBoundary akan digunakan oleh class SapiController untuk mengelola data

sapi, sehingga terdapat operasi-operasi untuk mengelola data sapi yaitu add(),

update(), delete() dan lain sebagainya.

4. Hasil dan Pembahasan

Pada bagian akan dijelaskan hasil dan pembahasan yang meliputi

implementasi dari rancangan yang dibuat telah dibuat, dan pengujian sistem.

Sistem pakar untuk membantu menguatkan dugaan penyakit sapi menggunakan

metode backward chaining ini terbagi menjadi 2 bagian, admin dan user pada

Moeria. Berikut ini penjelasannya :

Page 11: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

12

Kemudian untuk form konsultasi sistem pakar untuk user dapat dilihat

pada gambar 6.

Gambar 6 Halaman Konsultasi User Moeria

User pada Moeria dapat menggunakan form pada gambar 6 ini untuk

memastikan dugaan penyakit pada sapi di peternakannya, sehingga dapat

mengatasi Human error pada user Moeria. Serta di lengkapi juga dalam form ini

keterangan penyakit dan gambar sapi yang memiliki penyakit, kemudian untuk

melakukan konsultasi, di sediakan fasilitas check box sehingga lebih memudahkan

user mengidentifikasi gejala yang dialami pada sapinya. Fasilitas poin gejala

disediakan, poin di dapat dari dokter sapi / pakar itu sendiri dengan melihat

kriteria sapi mempunyai penyakit dengan gejala yang di deritanya atau hanya

mendapat solusi untuk satu / beberapa gejala penyakit yang terdapat pada sapi

tersebut Kemudian user juga dapat menyimpan hasil / solusi pada file di drive PC

user.

Page 12: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

13

Form pada admin dapat dilihat pada gambar 7 beserta penjelasannya.

Gambar 7 Halaman Konsultasi Admin

Pada gambar 7, admin juga dapat melihat konsultasi sistem pakar itu

sendiri, sehingga admin dapat mengetahui jika ada pemasukan data yang salah,

dapat di ulang pemasukan data tersebut, kemudian di lanjutkan ke form admin itu

sendiri dengan memakai login admin sehingga hanya admin yang dapat masuk ke

form admin tersebut untuk proses manipulasi data dan pemasukan data baru.

Untuk form admin dapat dilihat pada gambar 8.

Page 13: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

14

Gambar 8 Tampilan form Data Admin

Pada gambar 8, Groubox 1 admin dapat menambah, update, delete serta

menampilkan data untuk gejala penyakit beserta pengobatan dan poin untuk tiap

gejala penyakit pada sapi. Pada GroupBox 2 admin hanya dapat menambahkan,

menghapus serta menampilkan data keterangan setiap penyakit pada sapi sehingga

user pada Moeria bisa mengetahui deskripsi tentang penyakit sapi tersebut supaya

dapat meminimalkan Human error untuk definisi setiap penyakit pada sapi.

Kemudian pada GroupBox tambah dugaan, berisi id penyakit dan dugaan, admin

dapat menambah dugaan penyakit sapi dan menghapus dugaan penyakit sapi serta

menampilkan.

Admin dapat menambahkan foto sapi yang memiliki penyakit dapat dilihat

pada gambar 9.

Page 14: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

15

Gambar 9 Halaman tambah gambar penyakit sapi

Pada gambar 9 adalah form admin image, dapat melihat data foto yang

telah ditambahkan oleh admin, admin juga dapat menambahkan foto sapi yang

berpenyakit dengan click tombol Tambah Gambar. Dan untuk tombol Home pada

pojok kanan atas adalah tombol untuk kembali ke halaman konsultasi, sehingga

admin dapat melihat hasil keseluruhan. Kemudian untuk form tambah gambar

admin dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10 Halaman simpan gambar foto penyakit sapi

Page 15: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

16

1. SqlConnection CON = new SqlConnection("Data Source=YONZ-PC;Initial Catalog=db_sistempakarsapi;Integrated Security=True");

2. if (cb_jenispenyakit.SelectedIndex == 0) 3. { 4. lb_kodepenyakit.Text = "P001"; 5. MessageBox.Show("Pada Diagnosa ini akan menampilkan gejala-gejala yang

di timbulkan oleh sapi anda untuk mengetahui kebenaran apakah sapi anda terjangkit penyakit Radang Limpa ");

6. GetImagesFromDatabase(0); 7. CON.Open(); 8. cmd.CommandText = "Select Keterangan from tb_keterangan where

id_keterangan='P" + "001'"; 9. cmd.Connection = CON; 10. rdr = cmd.ExecuteReader(); 11. rdr.Read(); 12. keterangan1 = rdr.GetString(0); 13. CON.Close();

14. } 15.

0. SqlConnection JON = new SqlConnection("Data Source=YONZ-PC;Initial Catalog=db_sistempakarsapi;Integrated Security=True");

1. JON.Open(); 2. yo.CommandText = "select nama_gejala from tb_pengidap where id_penyakit='"

+ textBox1.Text.Trim() + "'"; 3. yo.Connection = JON; 4. ado = yo.ExecuteReader(); 5. if (jumlah > 0) 6. { 7. ado.Read(); 8. cb_penyakit1.Text = ado.GetString(0); 9. cb_penyakit1.Visible = true; 10. jumlah = jumlah - 1; 11. }

Pada gambar 10 merupakan form untuk menambah data gambar foto

penyakit sapi yang di dapat dari hasil penelitian pada peternakan sapi. Berikut ini

adalah penggalan perintah untuk melakukan diagnosa dugaan penyakit pada sapi.

Kode Program 1 Perintah untuk melakukan diagnosa dugaan penyakit pada sapi

Hasil dari perintah kode program 1 di dapatkan dari database yang sudah

dibuat untuk menampilkan keterangan dan gambar penyakit pada sapi. Gambar di

simpan dengan data type image untuk mendapatkan hasil binary image. Gambar

di ambil berasal dari di direktori lokal dan di simpan dalam database, dan gejala

penyakit sapi akan di tampilkan dalam checkbox. Kemudian untuk penerapan

diagnosa dugaan penyakit pada sapi dapat dilihat di kode program 2

Kode Program 2 Perintah untuk penerapan diagnosa dugaan penyakit pada sapi

Page 16: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

17

1. string sql = @"INSERT INTO tb_pengidap (id_penyakit, id_gejala, nama_gejala, Solusi, Poin) VALUES ('" + ID_Penyakit.Text + "', '" + ID_gejala.Text + "', '" + Nama_gejala.Text + "', '" + Pengobatan.Text + "', '" + Poin.Text + "')";

2. SqlDataAdapter da = new SqlDataAdapter(sql, conn); 3. da.Fill(dataSet1, "tb_pengidap");

4. dataGridView1.DataSource = dataSet1; 5. dataGridView1.DataMember = "tb_pengidap"; 6. dataGridView1.AutoResizeColumns(); 7. tampil();

Gejala penyakit sapi di tampilkan pada checkbox di dapat dari database

yang telah dibuat, penerapan inilah yang di sebut sebagai metode backward

chaining, yang proses utama berasal dari dugaan penyakit kemudian di terapkan

melalui diagnosa dugaan sesuai gejala yang terdapat pada sapi. Terdapat beberapa

dugaan penyakit yang terdapat pada sapi perah. Berikut adalah kode program 3

untuk memasukkan data penyakit sapi beserta solusi dan poin

Kode Program 3 Data penyakit beserta solusi dan poin

Pengujian

Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah

berjalan dengan baik atau tidak. Jika terdapat kesalahan fungsi maupun proses

maka sistem akan diperbaiki untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Pengujian

sistem yang dilakukan adalah pengujian black-box.

Pengujian Black-Box adalah pengujian yang mengabaikan mekanisme

internal sistem atau komponen dan fokus semata-mata pada output dihasilkan

dalam proses eksekusi[9]. Dalam pengujian black-box dilakukan oleh pengguna

atau pihak yang tidak terlibat pada proses teknis atau pengkodean pembuatan

sistem. Pengujian ini akan mengecek apakah output yang dihasilkan sudah sesuai

dengan kebutuhan pengguna.

Page 17: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

18

Hasil dari pengujian ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Tabel Hasil Pengujian Black-Box

Pengujian Deskripsi Hasil yang diharapkan Hasil

Konsultasi diagnosa dugaan

penyakit sapi oleh user

Proses konsultasi sistem

pakar oleh user

Konsultasi pada sistem pakar

berjalan

Valid

Tambah data gejala penyakit

sapi dan pengobatan

Menambah data gejala

penyakit sapi yang di

inputkan

Data gejala penyakit sapi

yang di input bertambah

Valid

Hapus data gejala penyakit sapi

dan pengobatan

Menghapus data gejala

penyakit sapi dan

pengobatan

Data gejala penyakit sapi

yang dihapus dapat terhapus

Valid

Tambah data keterangan

penyakit sapi

Menambah keterangan

penyakit sapi dan

pengobatan yang di

inputkan

Data penyakit sapi dan

pengobatan yang di input

bertambah

Valid

Hapus data keterangan

penyakit sapi

Menghapus keterangan

penyakit sapi dan

pengobatan

Data keterangan penyakit

sapi yang di hapus dapat

terhapus

Valid

Tambah data dugaan

penyakit sapi

Menambah dugaan penyakit

sapi

Data dugaan penyakit sapi

yang di input bertambah

Valid

Hapus data dugaan

penyakit sapi

Menghapus dugaan penyakit

sapi

Data dugaan penyakit sapi

yang dihapus dapat terhapus

Valid

Tambah data gambar

penyakit sapi

Menambah gambar sapi

yang memiliki penyakit

Data gambar sapi yang

memiliki penyakit yang di

input bertambah

Valid

Hapus data gambar

penyakit sapi

Menghapus gambar sapi

yang memiliki penyakit

Data gambar sapi yang

memiliki penyakit yang di

hapus dapat terhapus

Valid

5. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan tentang aplikasi sistem pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi dengan menggunakan metode Bacward Chaining di Moeria Kudus, maka ditemukan beberapa kesimpulan yang merupakan pokok-pokok pemikiran dan inti dari hasil penelitian antara lain yaitu sistem aplikasi ini dapat membantu peternak sapi moeria dalam mengetahui kondisi kesehatan sapi dengan menggunakan Backward Chaining pada proses perunutan hipotesa, membuat proses dugaan penyakit menjadi lebih pasti. Dan juga aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sapi dapat membantu peternak dalam melakukan penanganan ke ternak sapinya secara cepat dan juga membantu untuk meminimalkan biaya dan waktu.

Page 18: Perancangan Sistem Pakar dalam Mendiagnosa Penyakit Sapi

19

6. Daftar Pustaka

[1] Turban E. 2005. Decision Support Systems And Intelligent Systems.

Yogyakarta : Penerbit Andi.

[2] http://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2011/02/25/forward-dan-backward-

chaining/ Diakses tanggal : 28 Agustus 2014.

[3] Mei Hastuti, Arika. 2012. Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Pendeteksi

Anak Autis Berbasis Web Menggunakan Metode Forward Chaining (Studi

Kasus : Sekolah Autis Talenta Kids Tegalrejo)

[4] Ashtika, Widya. 2011. Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Dengan

Metode Backward Chaining Untuk Mendiagnosa Penyakit Jantung

Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia

[5] Jogiyanto. 2003. Pengembangan Sistem Pakar menggunakan Visual

Basic. Yogyakarta: Andi Offset.

[6] Harahap, Efransyah. 2010. Implementasi Metode Forward Chaining untuk

Analisa

Pendeteksian Dini Penyakit Diabetes Mellitus.

[7] Subronto & Ida Tjahayati, 2004. Imu Penyakit Ternak II. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press

[8] IEEE. 1990. IEEE Standard 610.12-1990, IEEE Standard Glossary of

Software Engineering Terminology.

[9] Pressman, Roger S. 2001. Software Engineering A Practitioner Aproach.

New York : McGraw-Hill