Author
vudien
View
231
Download
2
Embed Size (px)
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA
TANAMAN JAMUR DENGAN MENGGUNAKAN
METODE BACKWARD CHAINING
Makalah
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Komunikasi dan Informatika
Diajukan Oleh :
Muhamad Sya’rudin
Hernawan Sulistyanto, S.T., M.T.
Hasyim Asyari, S.T., M.T.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
OKTOBER 2013
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT
PADA TANAMAN JAMUR DENGAN MENGGUNAKAN
METODE BACKWARD CHAINING
Muhamad Sya’rudin, Hernawan Sulistyanto, Hasyim Asyari
Department of Informatics, Faculty of Communications and Informatics,
Muhammadiyah university of Surakarta
Email: [email protected]
ABSTRACT
Understanding of mushroom farmers about disease of mushroom plant iscategorized as low. Many mushroom cultivators rely on knowledge of an expert inorder to diagnose a plant disease. The expert system can be information andguidelines to detect disease attacking mushroom plant and ways of overcome it.The method is called backward chaining, and netbeans application and MySQLdatabase. The application is implemented in dekstop program and it is operated bypeople, especially mushroom farmers. The method uses a chain crossing from ahypothesis to the facts supporting the hypothesis. The expert system is anapplication using facts and reasoning techniques used by an expert. Use of theapplication system can provide information and reference from users, namely,diseases that are likely attacking mushroom plant based on symptoms entered byusers. The application can provide assistance for mushroom farmers or cultivatorin diagnosing disease of mushroom plant early.
Keyword : Backward Chaining, Expert system, Muncor, Mushrooms,Neurospora, Penicillium, Trichoderma
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT
PADA TANAMAN JAMUR DENGAN MENGGUNAKAN
METODE BACKWARD CHAINING
Muhamad Sya’rudin, Hernawan Sulistyanto, Hasyim Asyari
Teknik Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: [email protected]
ABSTRAKSI
Pemahaman para petani jamur akan penyakit jamur tergolong masihrendah. Banyak pembudidaya masih mengandalkan pengetahuan seorang pakaruntuk dapat mendiagnosa suatu penyakit, sehingga membutuhkan waktu yanglama dan biaya yang mahal. Sistem pakar ini dapat dijadikan informasi danpedoman untuk mendeteksi penyakit yang muncul pada tanaman jamur serta caramenanggulanginya. Metode yang digunakan adalah backward chaining, sertaaplikasi netbeans dan database MySQL, aplikasi ini diimplementasikan ke sebuahprogram dekstop yang dapat dioperasikan oleh masyarakat, khususnya petanijamur. Metode ini menggunakan suatu rantai yang dilintasi dari suatu hipotesakembali ke fakta yang mendukung hipotesa. Sistem pakar ini merupakan aplikasiyang menggunakan fakta dan teknik penalaran yang digunakan oleh seorangpakar. Penggunaan sistem aplikasi ini dapat memberikan informasi dan acuan bagipengguna berupa kemungkinan jenis penyakit yang menyerang pada tanamanjamur berdasarkan gejala yang dimasukan oleh user. Aplikasi ini dapatmemberikan bantuan berupa layanan bagi para petani atau pembudidaya tanamanjamur untuk mendiagnosa penyakit jamur secara lebih dini.
Kata Kunci : Backward Chaining, Jamur, Muncor, Neurospora, Penicillium,Sistem Pakar, Trichoderma.
A. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi
informasi telah membawa dampak
yang signifikan dalam berbagai
bidang. Hal ini mengakibatkan
kemajuan pada perangkat lunak yang
diimbangi dengan kecanggihannya.
Secara langsung ataupun tidak,
teknologi informasi telah menjadi
bagian penting untuk masyarakat
dalam berbagai bidang kehidupan.
Teknologi informasi hampir tidak
dapat dilepaskan dari berbagai aspek
kehidupan manusia. Oleh karena itu
kecanggihan teknologi juga
dimanfaatkan oleh para pembudidaya
jamur untuk mendapatkan informasi
mengenai bisnisnya itu.
Munculnya hama dan penyakit
pada jamur umumnya dipengaruhi
oleh lima faktor utama, yaitu kondisi
udara, air, tanah, SDM (sumber daya
manusia), serta bibit jamur. Apabila
kebersihan dan sanitasi dalam proses
budidaya jamur kurang bagus, bisa
dipastikan hama serta penyakit akan
muncul dan mengganggu
pertumbuhan jamur. Melalui media
internet seseorang dapat mencari
informasi yang dibutuhkan. Sistem
pakar untuk mendiagnosa penyakit
pada tanaman jamur dengan
menggunakan metode backward
chaining ini dapat dijadikan informasi
dan pedoman untuk mendeteksi
penyakit yang muncul pada tanaman
jamur serta cara menanggulanginya.
Sistem pakar merupakan
salah satu cabang kecerdasan
buatan yang mempelajari bagaimana
mengadopsi cara seorang pakar
berpikir dan bernalar dalam
menyelesaikan suatu permasalahan,
dan membuat suatu keputusan
maupun mengambil kesimpulan dari
sejumlah fakta yang ada. Pada
penelitian ini akan dirancang suatu
aplikasi sistem pakar untuk
mendiagnosa penyakit pada tanaman
jamur dengan menggunakan metode
backward chaining. Pengembangan
aplikasi sistem pakar untuk diagnosa
penyakit pada tanaman jamur ini
merupakan salah satu pengaplikasian
sistem yang terkomputerisasi dalam
bidang pertanian.
Penalaran aplikasi sistem
pakar ini menggunakan suatu rantai
yang dilintasi dari suatu hipotesa
kembali ke fakta yang mendukung
hipotesa (backward chaining). Pada
backward chaining ini digambarkan
dalam hal tujuan yang dapat dipenuhi
dengan pemenuhan sub tujuan.
Menggunakan pendekatan goal-
driven dimulai dari harapan apa yang
akan terjadi (hipotesis) dan kemudian
mencari bukti yang mendukung (atau
berlawanan) dengan harapan kita.
Pada metode inferensi dengan
backward chaining akan mencari
aturan atau rule yang memiliki
konsekuen yang mengarah kepada
tujuan yang telah diskenariokan atau
diinginkan.
B. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian yang akan
digunakan dalam membangun
aplikasi sistem pakar adalah metode
waterfall (Pressman, 2005) seperti
yang diilustrasikan pada Gambar 1.
Metode pendekatan waterfall yaitu
metode yang menggunakan
pendekatan secara sistematis dan urut
mulai dari level mendefinisikan
kebutuhan sistem sampai
maintenance.
Metode waterfall memiliki beberapa
tahapan yaitu :
1. Mendefinisikan kebutuhan,
maksudnya adalah
mengumpulkan kebutuhan dan
entitas yang diperlukan untuk
menyusun sejumlah kecil analisa
informasi, baik strategi maupun
area bisnis.
2. Menganalisis kebutuhan, berarti
terjemahan dari tahap pertama,
yang menguraikan definisi dari
perangkat lunak diantaranya
kebutuhan sistem, aplikasi yang
digunakan, interface, bentuk
proses pengolahan informasi,
performasi yang diharapkan,
pendokumentasian dan lain-lain
yang terkait dengan definisi dan
pemfokusan persoalan rekayasa
perangkat lunak.
3. Mendesain sistem dan software,
merupakan tahap penjabaran
multifungsi dari analisa
backward chaining ini digambarkan
dalam hal tujuan yang dapat dipenuhi
dengan pemenuhan sub tujuan.
Menggunakan pendekatan goal-
driven dimulai dari harapan apa yang
akan terjadi (hipotesis) dan kemudian
mencari bukti yang mendukung (atau
berlawanan) dengan harapan kita.
Pada metode inferensi dengan
backward chaining akan mencari
aturan atau rule yang memiliki
konsekuen yang mengarah kepada
tujuan yang telah diskenariokan atau
diinginkan.
B. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian yang akan
digunakan dalam membangun
aplikasi sistem pakar adalah metode
waterfall (Pressman, 2005) seperti
yang diilustrasikan pada Gambar 1.
Metode pendekatan waterfall yaitu
metode yang menggunakan
pendekatan secara sistematis dan urut
mulai dari level mendefinisikan
kebutuhan sistem sampai
maintenance.
Metode waterfall memiliki beberapa
tahapan yaitu :
1. Mendefinisikan kebutuhan,
maksudnya adalah
mengumpulkan kebutuhan dan
entitas yang diperlukan untuk
menyusun sejumlah kecil analisa
informasi, baik strategi maupun
area bisnis.
2. Menganalisis kebutuhan, berarti
terjemahan dari tahap pertama,
yang menguraikan definisi dari
perangkat lunak diantaranya
kebutuhan sistem, aplikasi yang
digunakan, interface, bentuk
proses pengolahan informasi,
performasi yang diharapkan,
pendokumentasian dan lain-lain
yang terkait dengan definisi dan
pemfokusan persoalan rekayasa
perangkat lunak.
3. Mendesain sistem dan software,
merupakan tahap penjabaran
multifungsi dari analisa
backward chaining ini digambarkan
dalam hal tujuan yang dapat dipenuhi
dengan pemenuhan sub tujuan.
Menggunakan pendekatan goal-
driven dimulai dari harapan apa yang
akan terjadi (hipotesis) dan kemudian
mencari bukti yang mendukung (atau
berlawanan) dengan harapan kita.
Pada metode inferensi dengan
backward chaining akan mencari
aturan atau rule yang memiliki
konsekuen yang mengarah kepada
tujuan yang telah diskenariokan atau
diinginkan.
B. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian yang akan
digunakan dalam membangun
aplikasi sistem pakar adalah metode
waterfall (Pressman, 2005) seperti
yang diilustrasikan pada Gambar 1.
Metode pendekatan waterfall yaitu
metode yang menggunakan
pendekatan secara sistematis dan urut
mulai dari level mendefinisikan
kebutuhan sistem sampai
maintenance.
Metode waterfall memiliki beberapa
tahapan yaitu :
1. Mendefinisikan kebutuhan,
maksudnya adalah
mengumpulkan kebutuhan dan
entitas yang diperlukan untuk
menyusun sejumlah kecil analisa
informasi, baik strategi maupun
area bisnis.
2. Menganalisis kebutuhan, berarti
terjemahan dari tahap pertama,
yang menguraikan definisi dari
perangkat lunak diantaranya
kebutuhan sistem, aplikasi yang
digunakan, interface, bentuk
proses pengolahan informasi,
performasi yang diharapkan,
pendokumentasian dan lain-lain
yang terkait dengan definisi dan
pemfokusan persoalan rekayasa
perangkat lunak.
3. Mendesain sistem dan software,
merupakan tahap penjabaran
multifungsi dari analisa
kebutuhan, prosesnya melalui
tahapan struktur data, arsitektur
perangkat lunak, representasi
interface, algoritma, dan lain-
lain.
4. Coding, yaitu pembuatan
program atau menerjemahkan
hasil rancangan ke dalam bahasa
pemrograman tertentu. Penulisan
kode program sesuai dengan
desain yang dibuat, sehingga bisa
menghasilkan aplikasi yang
bermanfaat bagi pengguna.
5. Pengujian sistem dan integrasi,
yaitu melakukan pengujian
terhadap aplikasi yang telah
dibuat dengan menyesuaikan
kebutuhan, sekaligus
mengintegrasikan komponen
dalam sistem tersebut.
6. Implementasi dan maintenance,
yaitu mengaplikasikan sistem
yang sudah terintegrasi dan
melakukan perawatan atau
perbaikan bila ada kekeliruan.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Form Login
Form Login adalah form awal
yang ditampilkan saat admin atau
pakar akan mulai menjalankan
aplikasi sistem pakar diagnosis
penyakit jamur ini. form login ini
terdiri dari 2 pilihan status yaitu login
sebagai pasien (user), dan Admin.
Aplikasi sistem pakar untuk
mendiagnosis penyakit jamur ini
dapat berjalan setelah admin
mengisikan username dan password
yang sesuai. Untuk (user) dapat
melakukan proses diagnosis penyakit
setelah user mengisikan username
dan password yang sesuai.
Setelah memasukan username dan
password, maka tombol ”Login”
digunakan untuk melakukan eksekusi,
sedangkan tombol ”Batal” untuk
mengosongkan form login. Form
login dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Form login
b. Halaman index admin
Halaman utama admin
merupakan halaman admin jika
proses login berhasil. Halaman utama
admin ini terdiri dari menu-menu
yang dapat dimanfaatkan oleh admin.
Beberapa menu yang ditampilkan
dalam halaman admin ini bisa dilihat
pada gambar 3.
Gambar 3. Halaman index admin
c. Form data penyakit
Form data penyakit digunakan
oleh admin untuk menambah data
penyakit baru yang belum masuk ke
dalam sistem. Setelah mengisi form
data penyakit secara lengkap maka
tekan tombol ”Baru”, sedangkan
tombol ”Batal” dgunakan admin
untuk membatalkan data yang sudah
diinputkan, tombol ”Hapus”
digunakan untuk menghapus data
penyakit yang sudah diinputkan,
tombol ”Simpan” menyimpan data
yang sudah diinput dalam kolom form
data penyakit dan untuk tombol ubah
digunakan untuk menggubah data
yang sudah diinputkan. Form data
penyakit dapat dilihat pada Gambar 4
Gambar 4. Form data penyakit
d. Form data gejala
Form data gejala digunakan oleh
Admin untuk menambahkan data
gejala-gejala baru pada penyakit
jamur. Admin dapat melakukan
perubahan, penghapusan, pembatalan
dan penyimpanan dalam form data
gejala. Adapun form data gejala
seperti gambar 5.
Gambar 5. Form data gejala
e. Form data persentase
Form data persentase
digunakan oleh admin untuk
menambah nilai persentasi pada
sebuah gejala. Tampilan form data
persentase seperti gambar 6.
Gambar 6. Form data persentase
f. Form diagnosa 1
Pada diagnosis 1, diberikan
beberapa masukan gejala yang
dirasakan antara lain muncul warna
hijau baglog, tudung akar berair,
terdapat nematoda, panen hanya bisa
2 kali, Daun (buah) jamur mudah
kering, terdapat ulat saat musim
hujan, baglog menyusut, tudung
tergeogoti, dan daun jamur berlendir,
seperti dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Diagnosa penyakit 1
g. Hasil diagnosa 1
Setelah proses diagnosis
tersebut berhasil dilakukan, hasil
perhitungan dari sistem menampilkan
kemungkinan penyakitnya
Trichoderma maka ditampilkan hasil
diagnosis kemungkinan penyakitnya
adalah Trichoderma dengan nilai
kepercayaan 90 % dapat dilihat pada
gambar 8.
Gambar 8. Hasil diagnosa 1
h. Form diagnosa 2
Pada diagnosis 2, diberikan
beberapa masukan gejala yang
dirasakan antara lain muncul warna
hitam pada baglog, muncul warna
coklat pada baglog, panen jamur
terlambat, terdapat larva dalam
serangga dalam lumbung, daun jamur
berlendir, tudung tergeogoti,
maksimal panen 4x, terdapat
mematoda, miselium sulit tumbuh
dan tamanan jamur mati, seperti dapat
dilihat pada gambar 9.
Gambar 9. Form diagnosa 2
i. Hasil diagnosa 2
Setelah proses diagnosis tersebut
berhasil dilakukan, hasil perhitungan
dari sistem menampilkan
kemungkinan penyakitnya
Penicillium, maka ditampilkan hasil
diagnosis kemungkinan penyakitnya
adalah Penicillium dengan nilai
kepercayaan 63 % seperti dapat
dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Hasil diagnosa 2
j. Form diagnosa 3
Setelah proses diagnosis tersebut
berhasil dilakukan, hasil perhitungan
dari sistem menampilkan
kemungkinan penyakitnya muncor,
maka ditampilkan hasil diagnosis
kemungkinan penyakitnya adalah
muncor dengan nilai kepercayaan 90
% seperti dapat dilihat pada gambar
11.
Gambar 11. Form diagnosa 3
k. Hasil diagnosa 3
Setelah proses diagnosis tersebut
berhasil dilakukan, hasil perhitungan
dari sistem menampilkan
kemungkinan penyakitnya muncor,
maka ditampilkan hasil diagnosis
kemungkinan penyakitnya adalah
muncor dengan nilai kepercayaan 90
% seperti dapat dilihat pada gambar
12.
Gambar 12. Hasil diagnosa 3
D. PENGUJIAN
Pengujian eksternal yang
dilakukan pada penelitian ini meliputi
praktek secara langsung dengan
dipresentasikan aplikasi sistem pakar
di pembudidayaan tanaman jamur
desa Klero Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang, serta pengisian
kuisioner mengenai program yang
telah dibuat.
Pengisian kuisoner dilakukan
dengan membagikan kuisoner kepada
10 orang yang menghadiri seminar
yaitu terdiri atas 3 orang
pembudidaya jamur dan 7 orang
mahasiswa. Penilaian aplikasi sistem
pakar yang dihasilkan dengan
membagikan kuisoner tersebut,
ditunjukkan pada grafik di Gambar 13
Gambar 13. Grafik hasil kuisioner
E. KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan perancangan,
pembuatan dan implementasi sistem
pakar untuk mendiagnosa penyakit
pada tanaman jamur dengan
menggunakan metode backward
chaining ini dapat ditarik
kesimpulkan sebagai berikut :
1. Aplikasi sistem pakar ini telah
diuji secara langsung bersama
pembudidaya jamur sebanyak 10
kali percobaan, dengan hasil
kebenaran 10 kali. Maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa tingkat
akurasi persentase kebenaran
program adalah 100%.
2. Hasil kuisioner terhadap
responden, untuk aplikasi sistem
pakar dalam mendiagnosis
penyakit jamur menghasilkan
diagnosis yang hampir sesuai
dengan apa yang diharapkan
karena untuk basis pengetahuan
dapat disesuaikan dengan
pengetahuan penelitian yang ada.
Output yang dihasilkan sudah
sesuai dengan yang diharapkan
yaitu nilai kepercayaan untuk
penyakit yang dihasilkan dari
sistem ini sama dengan hasil
perhitungan secara manual.
3. Aplikasi sistem pakar ini telah
memberikan kemudahan bagi
pembudidaya jamur untuk
mendeteksi penentuan penyakit
tanaman jamur dan cara
menanggulanginya.
Saran
Dari kelemahan di BAB 4,
penulis menyadari masih banyak
kelemahan dan kendala yang terjadi
pada perancangan aplikasi sistem
70%
80%
90%
82% 88% 78% 80%
PresentasePenilaian InvestorTerhadap Sistem
Gambar 13. Grafik hasil kuisioner
E. KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan perancangan,
pembuatan dan implementasi sistem
pakar untuk mendiagnosa penyakit
pada tanaman jamur dengan
menggunakan metode backward
chaining ini dapat ditarik
kesimpulkan sebagai berikut :
1. Aplikasi sistem pakar ini telah
diuji secara langsung bersama
pembudidaya jamur sebanyak 10
kali percobaan, dengan hasil
kebenaran 10 kali. Maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa tingkat
akurasi persentase kebenaran
program adalah 100%.
2. Hasil kuisioner terhadap
responden, untuk aplikasi sistem
pakar dalam mendiagnosis
penyakit jamur menghasilkan
diagnosis yang hampir sesuai
dengan apa yang diharapkan
karena untuk basis pengetahuan
dapat disesuaikan dengan
pengetahuan penelitian yang ada.
Output yang dihasilkan sudah
sesuai dengan yang diharapkan
yaitu nilai kepercayaan untuk
penyakit yang dihasilkan dari
sistem ini sama dengan hasil
perhitungan secara manual.
3. Aplikasi sistem pakar ini telah
memberikan kemudahan bagi
pembudidaya jamur untuk
mendeteksi penentuan penyakit
tanaman jamur dan cara
menanggulanginya.
Saran
Dari kelemahan di BAB 4,
penulis menyadari masih banyak
kelemahan dan kendala yang terjadi
pada perancangan aplikasi sistem
78% 80% 84%
PresentasePenilaian InvestorTerhadap Sistem
82%
88%
78%
Gambar 13. Grafik hasil kuisioner
E. KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan perancangan,
pembuatan dan implementasi sistem
pakar untuk mendiagnosa penyakit
pada tanaman jamur dengan
menggunakan metode backward
chaining ini dapat ditarik
kesimpulkan sebagai berikut :
1. Aplikasi sistem pakar ini telah
diuji secara langsung bersama
pembudidaya jamur sebanyak 10
kali percobaan, dengan hasil
kebenaran 10 kali. Maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa tingkat
akurasi persentase kebenaran
program adalah 100%.
2. Hasil kuisioner terhadap
responden, untuk aplikasi sistem
pakar dalam mendiagnosis
penyakit jamur menghasilkan
diagnosis yang hampir sesuai
dengan apa yang diharapkan
karena untuk basis pengetahuan
dapat disesuaikan dengan
pengetahuan penelitian yang ada.
Output yang dihasilkan sudah
sesuai dengan yang diharapkan
yaitu nilai kepercayaan untuk
penyakit yang dihasilkan dari
sistem ini sama dengan hasil
perhitungan secara manual.
3. Aplikasi sistem pakar ini telah
memberikan kemudahan bagi
pembudidaya jamur untuk
mendeteksi penentuan penyakit
tanaman jamur dan cara
menanggulanginya.
Saran
Dari kelemahan di BAB 4,
penulis menyadari masih banyak
kelemahan dan kendala yang terjadi
pada perancangan aplikasi sistem
pakar ini. Penulis menyarankan untuk
pengembangan penelitian di masa
yang akan datang sebagai berikut :
1. Perlunya kerjasama lebih lanjut
dengan para pakar di bidang
pertanian khususnya para
pembudidaya jamur untuk
mengembangkan aplikasi sistem
pakar untuk mendiagnosa
penyakit pada tanaman jamur ini
agar basis pengetahuan tentang
gejala dan penyakit lebih akurat
dan hasilnya diagnosisnya lebih
akurat lagi.
2. Pada saat tahap penentuan nilai
persentase pada gejala – gejala
yang ada penulis mengalami
kesulitan, khususnya untuk
menentukan persentase gejala
yang sama pada beberapa
penyakit, sehingga untuk
penelitian selanjutnya diharapkan
dipersiapkan terlebih dahulu
analisis yang tepat agar dalam
tahap perancangan selanjutnya
berjalan dengan lancar.
3. Meningkatkan keamanan sistem
agar dapat melindungi dari
penyalahgunaan oleh orang yang
tidak bertanggung jawab.
4. Menambah fasilitas yang berguna
untuk menunjang kegunaan
sistem agar dapat digunakan
secara maksimal dan sesuai
dengan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2003. Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic.Yogyakarta: Andi Offset.
Broto, Adhi Sadewo. (2010). Perancangan Dan Implementasi SistemPakar Untuk Analisa Penyakit Dalam. Skripsi. Semarang :Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro, Universitas DiponegoroSemarang.
Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: PenebarSwadaya. Hal.
Isnaeni Wardani, 2010. Budidaya Jamur Konsumsi. Yogyakarta: AndiOffset,
Muchroji Cahyana, 2008. Budidaya Jamur Kuping. Jakarta: PenebarSwadaya,
Muhamat Arhami, Konsep dasar Sistem Pakar. (Edisi pertama,Yogyakarta, Andi Offset, 2005).
Nugroho, Bonafit. 2008.“Membuat plikasi Sistem Pakar PHP dan EditorDreamweaver, Yogyakarta: Gava Media
Nunung Marlina. 2001. Budi Daya Jamur Kuping. Yogyakarta.Kanisius.Media Komputindo, Jakarta.
Netbeans 5.0 IDE Field Guide, Patrick Keegan, et al., Prentice Hall, 2edition, 2006. ISBN 0132395525
Suriawiria, U. 2002. Budi Daya Jamur Tiram. Yogyakarta: Kanisius.
Pasaribu, D. R. Permana, E. R, Alda. Aneka Jamur Unggulan yangMenembus Pasar. Jakarta:PT. Grasindo.2002
Turban, Efrain dan Aronson, Jay , 2001,Decision Suport System andIntelligent System, Prentice Hall, New Jersey.
Wahyu, Johan. 2011. Pembuatan Web Sistem Pakar Untuk Identifikasi dan
Penanganan Anak Autis. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.
Waljiyanto, 2000, Sistem Basis data, Analisis dan permodelandata,J&J Learning, Jogjakarta.