100
SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC TSUKAMOTO SKRIPSI Disusun Oleh : Nama : Hengky NIM : 20141000006 Teknik Informatika SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG 2018

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC TSUKAMOTO

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Nama : Hengky

NIM : 20141000006

Teknik Informatika

SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

TANGERANG

2018

Page 2: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC TSUKAMOTO

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk kelengkapan gelar kesarjanaan pada

Program Studi Teknik Informatika

Jenjang Pendidikan Strata 1

Disusun Oleh :

Nama : Hengky

NIM : 20141000006

Teknik Informatika

SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

TANGERANG

2018

Page 3: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

PERSEMBAHAN

“Study while others are sleeping; work while others are loafing; prepare while others are

playing; and dream while others are wishing” - William Arthus Ward

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Skripsi ini

kupersembahkan untuk:

1 Bapak Phoa Wie Liang dan Ibu Herjanna yang telah merawat dan

membesarkan aku hingga sekarang dan selalu memberikan support

atas apapun yang aku lakukan hingga detik ini.

2 Kakak-kakakku, Hendra dan Hendry yang telah membantu serta

memberikan support kepadaku hingga sekarang.

3 Teman-teman dan saudara-saudara saya yang selalu setia

memberikan motivasi dan semangat.

4 Grup POLEM PJ, #GoestoPATTAYA, BBF Since 2010,

Blacklace, yang selalu menemani disaat membuat karya ini.

Tanpa mereka,

aku dan karya ini tak akan pernah ada

Page 4: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN
Page 5: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN
Page 6: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN
Page 7: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN
Page 8: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN
Page 9: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyusun dan

menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul “SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA

PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC

TSUKAMOTO”. Pembuatan Skripsi ini dilakukan penulis dengan Riset ke berbagai

tempat. Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat kelengkapan

dalam menyelesaikan program pendidikan Strata 1 Program Studi Teknik Informatika

di Universitas Buddhi Dharma. Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak

menerima bantuan dan dorongan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak, maka

pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bpk. Prof. Dr. Harimukti Kridalaksana, sebagai Rektor Universitas Buddhi

Dharma.

2. Ibu. Dr. rer. nat. Gregoria Illya., sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

3. Bpk. Rino, M.Kom., sebagai Ketua Program Studi Teknik Informatika dan Dosen

Pembimbing.

4. Orang Tua yang telah mendukung sampai akhir laporan ini selesai tepat pada

waktunya.

Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu sehingga

terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih belum

sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhir kata semoga Skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi

para pembaca yang berminat pada umumnya.

Tangerang, 31 Agustus 2018

Penulis,

Hengky

Page 10: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

ii

Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Ginjal Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Logic

Tsukamoto 83+viii halaman/ 12 tabel/ 5 gambar/ 9 pustaka

ABSTRAK

Perkembangan teknologi pada saat ini sudah menjadi peran penting terhadap

kehidupan sehari-hari, karena perkembangan teknologi informasi semakin berguna dalam

berbagai aspek di kehidupan salah satunya yaitu sistem yang digunakan untuk

mendiagnosa penyakit pada ginjal manusia. Dalam penelitian ini metode yang digunakan

untuk pembuatan sistem pakar penyakit ginjal yaitu menggunakan metode Fuzzy Logic

Tsukamoto. Proses pencarian data dimulai dari gejala-gejala yang dialami user dan hasil

akhir yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebuah Aplikasi Sistem Pakar Mendiagnosa

Penyakit Ginjal Dengan Metode Tsukamoto, dimana user memasukan gejala yang

dirasakan sesuai yang terdapat pada pilihan dan hasil akhirnya merupakan persentase

kemungkinan user mengalami penyakit pada ginjalnya.

Kata Kunci: Sistem Pakar, Penyakit Ginjal, Fuzzy Logic Tsukamoto.

Page 11: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

iii

Expert System Diagnosing Kidney Disease Using Fuzzy Logic Tsukamoto Method 83 +

viii pages / 12 tables / 5 pictures / 9 literatures

ABSTRACT

Technological developments at this time has become an important role to everyday life,

because the development of information technology more useful in various aspects of life

one of them is a system used to diagnose diseases of the human kidney. In this study the

method used for the manufacture of an expert system of kidney disease is using the Fuzzy

Logic Tsukamoto method. The process of searching data starts from the symptoms

experienced by the user and the end result obtained from this research is an Expert System

Application Diagnose Kidney Disease With Tsukamoto Method, where the user inserted

symptoms that are felt in accordance with the choice and the end result is the percentage of

the possibility of the user experiencing disease in the kidneys.

Keywords: Expert System, Kidney Disease, Fuzzy Logic Tsukamoto.

Page 12: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL LUAR

LEMBAR JUDUL DALAM

LEMBAR PERSEMBAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

1.2. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 2

1.3. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3

1.4. Batasan Masalah ............................................................................................... 3

1.5. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian ....................................................... 4

1.5.1. Tujuan ................................................................................................... 4

1.5.2. Manfaat ................................................................................................. 4

1.6. Metode Penelitian ............................................................................................. 4

1.6.1. Analisa Penelitian ................................................................................. 4

1.6.2. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 5

1.7. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 6

BAB II LANDASAN PEMIKIRAN TEORITIS ................................................................... 8

2.1. Teori Umum ..................................................................................................... 8

2.1.1. Pengertian Sistem Dan Informasi ......................................................... 8

2.1.2. Konsep Dasar Sistem ............................................................................ 8

2.1.3. Konsep Dasar Informasi ....................................................................... 9

2.1.4. Ciri-ciri Sistem Informasi ..................................................................... 9

Page 13: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

v

2.1.5. Data, Informasi dan Pengetahuan ....................................................... 10

2.1.6. Konsep Dasar Sistem dan Sistem Informasi ...................................... 10

2.1.7. Elemen Sistem .................................................................................... 10

2.1.8. Teknik Inferensi Fuzzy Logic ............................................................ 12

2.2. Teori Khusus .................................................................................................. 15

2.2.1. Pengertian Ginjal ................................................................................ 15

2.2.2. Penyakit Ginjal ................................................................................... 16

2.2.2.1. Penyakit Ginjal Akut............................................................16

2.2.2.2. Gagal Ginjal Kronis..............................................................17

2.2.2.3. Infeksi Ginjal........................................................................18

2.2.2.4. Batu Ginjal.......................................................................... 19

2.2.3. Metode Fuzzy Tsukamoto .................................................................. 20

2.2.3. Pengertian Sistem Pakar ..................................................................... 21

2.2.5. Kegunaan Sistem Pakar ...................................................................... 24

2.2.6. Ciri-ciri Sistem Pakar ......................................................................... 25

2.2.7. Klasifikasi Sistem Pakar ..................................................................... 25

2.2.8. Konsep Dasar Sistem Pakar................................................................ 27

2.2.9. Komponen Sistem Pakar .................................................................... 28

2.2.10. Rule Sebagai Teknik Representasi Pengetahuan ................................ 29

2.3. Teori Perancangan .......................................................................................... 31

2.3.1. ASP.NET ............................................................................................ 31

2.3.2. Visual Basic ........................................................................................ 32

2.3.3. SQL Server ......................................................................................... 33

2.3.4. Algoritma ........................................................................................... 34

2.3.5. Kriteria Algoritma .............................................................................. 36

2.3.6. Flowchart ............................................................................................ 38

2.3.7. Simbol-simbol Flowchart ................................................................... 39

2.3.8. Microsoft Visio ................................................................................... 41

2.4. Tinjauan Jurnal ............................................................................................... 41

BAB III PERANCANGAN SISTEM PAKAR .................................................................... 53

3.1. Later Belakang Penggunaan Metode .............................................................. 53

3.1.1. Tabel Gejala Penyakit Ginjal ............................................................. 53

Page 14: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

vi

3.1.2. Data Preparation 55

3.2. Analisa Kebutuhan 56

3.2.1. Identifikasi Dan Analisa Kebutuhan Pemakai 56

3.2.2. Perangkat Untuk Membuat Aplikasi.....................................................56

3.3. Permasalahan 58

3.4. Usulan Pemecahan Masalah 59

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ......................................................... 61

4.1. Rancangan Algoritma 61

4.2. Himpunan Fuzzy 62

4.3. Uji Kasus 67

4.3.1. Perhitungan Himpunan Fuzzy 67

4.3.2. Aturan Fuzzy 70

4.3.3. Penalaran 76

4.3.4. Defuzzifikasi 77

4.3.5. Aturan Pemrograman 79

4.4. Desain Database 79

4.5. Spesifikasi Rancangan Basis Data 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 82

5.1. Kesimpulan 82

5.2. Saran..................................................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….83

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 84

Page 15: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Jurnal ................................................................................... 52

Tabel 3.1 Tabel Gejala Penyakit Ginjal................................................................................ 53

Tabel 3.2 Tabel Hubungan Kode Gejala .............................................................................. 54

Tabel 3.3 Tabel Data Preparation ......................................................................................... 55

Tabel 4.1 Rancangan Tabel tbl_user .................................................................................... 80

Tabel 4.2 Rancangan Tabel tbl_penyakit ............................................................................. 80

Tabel 4.3 Rancangan Tabel tbl_Pertanyaan ......................................................................... 81

Tabel 4.4 Rancangan Tabel jawaban .................................................................................... 81

Page 16: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Simbol Simbol Flowchart ................................................................................. 41

Gambar 4.1 Himpunan Fuzzy Variabel Inputan GB ............................................................ 63

Gambar 4.2 Himpunan Fuzzy Variabel Inputan GF ............................................................ 64

Gambar 4.3 Himpunan Fuzzy Variabel Inputan GMT ......................................................... 65

Gambar 4.4 Himpunan Fuzzy Variabel Inputan GT ............................................................ 66

Gambar 4.5 Himpunan Fuzzy Variabel Keluaran ................................................................ 67

Gambar 4.6 Desain Database ............................................................................................... 79

Page 17: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang

mempelajari bagaimana cara seorang pakar berpikir dan menalar dalam

menyelesaikan suatu permasalahan, dan membuat suatu keputusan maupun

mengambil kesimpulan dari sebuah fakta dan data yang ada. Sampai saat ini sudah

ada beberapa hasil perkembangan sistem pakar dalam berbagai bidang sesuai dengan

kepakaran seseorang. Perkembangan dunia medis terkini banyak menggunakan

komputer untuk membantu diagnosa maupun pencegahan dalam penanganan

penyakit tertentu.

Penyakit ginjal merupakan salah satu dari berbagai macam penyakit yang

cukup berbahaya bagi kehidupan dan masih banyak orang yang belum mengetahui

akan bahaya dari penyakit ini. Pada penelitian ini akan merancang suatu sistem

aplikasi untuk mendiagnosa penyakit ginjal. Pengembangan aplikasi sistem pakar

untuk diagnosa penyakit ginjal ini merupakan salah satu pengaplikasian sistem yang

terkomputerisasi dalam bidang kesehatan.

Metode Tsukamoto merupakan sebuah metode yang dapat membantu sistem

ini berjalan dengan baik dalam pengambilan keputusan. Metode ini sangat mudah di

pahami dan memiliki toleransi pada data yang kurang tepat, Tsukamoto juga dapat

mengaplikasikan pengalaman dari para pakar secara langsung tanpa harus melalui

proses pelatihan. Pada metode ini proses inferensi dilakukan dengan rule berbentuk

IF-THEN dan menggunakan operasi AND, dimana akan dipilih nilai yang lebih

minimum (MIN) dari beberapa variabel yang ada.

Page 18: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

2

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sebuah sistem berbasis

pengetahuan kesehatan dalam mendiagnosa penyakit ginjal yang dapat ditampilkan

dalam perangkat lunak aplikasi sistem pakar. Sehingga aplikasi sistem pakar ini

dapat membantu untuk mendeteksi gejala dini dari penyakit ginjal dan mengetahui

cara pencegahan penyakit ginjal.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk membuat suatu

aplikasi sistem pakar yang dapat membantu untuk mengetahui dan mencegah

penyakit ginjal. Dengan alasan tersebut penulis mengambil judul “SISTEM PAKAR

MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

METODE FUZZY LOGIC TSUKAMOTO”.

Dengan aplikasi sistem pakar ini penulis berharap dapat dijadikan informasi

dan pedoman untuk mengatasi ketidaktahuan orang yang kurang mengetahui bidang

kesehatan dan dapat menentukan cara menangani penyakit ginjal secara dini. Dengan

sistem ini juga diharapkan seseorang dapat mengambil keputusan dengan kontrol

yang baik dan dapat menganalisa terhadap suatu masalah tertentu.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belekang diatas, maka permasalahan yang muncul dalam

hal mengetahui seseorang terkena penyakit ginjal adalah sebagai berikut :

a. Kurangnya pengetahuan akan ciri – ciri penyakit ginjal.

b. Kurangnya sarana untuk mendeteksi penyakit ginjal.

Page 19: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

3

1.3. Rumusan Masalah

Masalah yang akan di teliti adalah bagaimana merancang dan

mengimplementasikan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ginjal. Penelitian

ini dibuat untuk mengetahui :

a. Bagaimana cara mengetahui ciri penyakit ginjal ?

b. Bagaimana cara mengurangi dampak akibat penyakit ginjal ?

c. Bagaimana mencegah seseorang terkena penyakit ginjal ?

1.4. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan semula dan

dapat mempermudah penulis mendapatkan data serta informasi yang diperlukan,

maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai berikut:

a. Data yang diolah yaitu data gejala, data laporan, dan data penyakit.

b. Proses yang terdapat dalam aplikasi ini adalah proses diagnosa.

c. Keluaran pada sistem berupa informasi penyakit, gejala, dan laporan.

d. Sistem dibangun dengan berbasis aplikasi.

e. Pembangunan sistem pakar dengan metode Tsukamoto.

f. Penggunaan sistem menggunakan bahasa pemrograman ASP.NET, Visual

Basic dan database yang digunakan adalah SQL Server.

Page 20: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

4

1.5. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.5.1. Tujuan

Berikut ini merupakan tujuan dari penelitian, antara lain :

a. Menghasilkan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ginjal.

b. Menerapkan metode Fuzzy Logic untuk mendapatkan kesimpulan pada

sistem pakar.

c. Menganalisis kinerja sistem pakar menggunakan metode Tsukamoto.

1.5.2. Manfaat

Berikut ini merupakan manfaat dari penelitian, antara lain :

a. Bagi Masyarakat

Aplikasi sistem pakar ini dapat digunakan oleh masyarakat untuk

menjadi acuan diagnosa awal terhadap penyakit ginjal.

b. Bagi Penulis

Penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang selama ini didapat

dalam perkuliahan. Hasil dari perancangan aplikasi sistem pakar ini akan

menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai sistem pakar dan

fuzzy logic.

1.6. Metode Penelitian

1.6.1 Analisa Penelitian

a. Perencanaan

Penulis melakukan perencanaan untuk merancang dan membuat

suatu aplikasi untuk mendiagnosa penyakit ginjal.

Page 21: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

5

b. Analisis

Analisis merupakan kegiatan mengumpulkan secara lengkap

kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi

oleh aplikasi yanga akan dibangun.

c. Desain

Penulis menentukan bagaimana desain atau gambaran dari aplikasi

yang akan dibuat.

d. Implementasi

Penerapan aplikasi ini akan digunakan sebagai sistem yang dapat

membantu pengguna mendeteksi penyakit ginjal.

1.6.2 Metode Pengumpulan Data

Penulis melakukan pengumpulan data langsung dari obyek

penelitian dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi

Penulis melakukan studi observasi mengenai sistem pakar, metode

forward chaining, tools yang digunakan, dan penyakit ginjal melalui

jurnal dan sumber ilmiah lain seperti laman web, artikel dan dokumen

teks yang berhubungan.

b. Studi Pusaka

Penulis mencari sumber-sumber informasi yang mendukung

pembuatan sistem aplikasi untuk membuatnya menjadi lebih mudah

mendeteksi penyakit ginjal.

Page 22: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

6

1.7. Sistematika Penulisan

Langkah – langkah penulisan yang terdapat dalam laporan Skripsi ini

dikelompokan menjadi beberapa bagian dengan sistematika penyampaian sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, yang menjadi

acuan penelitian dan landasan penelitian, terdapat tujuan penelitian, yang

merupakan fokus orientasi, pencapaian yang diharapakan dari keseluruhan

proses penelitian. Terdapat pembatasan masalah, agar penelitian yang

dilakukan ini tidak menyimpang dari tujuan yang diharapkan. Serta terakhir

pada bab ini adalah Sistematika Penulisan, yang berisi uraian singkat proses

penulisan laporan penelitian ini.

BAB II LANDASAAN TEORI

Menjelaskan landasan teori umum yang berkaitan dengan topik yang

diambil. Hendaknya membentuk satu keutuhan konsep mendasari atau

menjadi pijakan dalam kajian masalah. Bab ini juga menjelaskan tentang teori

khusus yang dijadikan acuan, menjelaskan teori yang mengarah ke topik serta

teori mengenai metode.

Page 23: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

7

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjabarkan langkah – langkah yang dilakukan penulis

dalam melakukan penelitian dan penulisan laporan penelitian. Agar hasil

yang dicapai tepat, maka diperlukan lagi langkah penelitian yang terstruktur

dan terarah, sehingga hasil yang diperoleh tidak menyimpang dari tujuan

awal penelitian.

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menjelaskan bagaimana perancangan sistem dibuat untuk

mendapatkan hasil yang sesuai dengan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari pokok bahasan yang

disertai dengan saran – saran bagi pihak terkait sebagai objek penelitian untuk

memperbaiki kekurangan yang ada dan untuk pengembangan di masa yang

akan datang.

Page 24: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

8

BAB II

LANDASAN PEMIKIRAN TEORITIS

2.1 Teori Umum

2.1.1. Pengertian Sistem dan Informasi

Menurut Elisabet Yunaeti (2017:1) Sistem adalah kumpulan orang

yang saling bekerja sama dengan ketentuan-ketentuan aturan yang

sistematis dan terstruktur untuk membentuk satu kesatuan yang

melaksanakan suatu fungsi untuk mencapai tujuan. Sistem memiliki

beberapa karakteristik atau sifat yang terdiri dari komponen sistem, batasan

sistem, lingkungan luar sistem, penghubung sistem, masukan sistem,

keluaran sistem, pengolahan sistem dan sasaran sistem. Sedangkan

informasi adalah data yang diolah menjadi lebih berguna dan berarti bagi

penerimanya, serta untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses

pengambilan keputusan mengenai suatu keadaan. Sistem informasi

merupakan suatu kombinasi teratur dari orang-orang hardware, software,

jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan,

mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

2.1.2. Konsep Dasar Sistem

Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat

hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

mencapai tujuan tertentu. Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan

sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel

Page 25: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

9

yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan

terpadu. Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara

umum, yaitu:

a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur.

b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang

bersangkutan.

c. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.

d. Suatu sistem merupakan bagian sistem lain yang lebih besar.

2.1.3. Konsep Dasar Informasi

Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari

pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti

bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata

yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan data

yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan

dalam proses pengambilan keputusan.

2.1.4. Ciri-ciri Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung

fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi

dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu

dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.

Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu

sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi

Page 26: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

10

tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil,

mengubah, mengelolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima

dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.

2.1.5. Data, Informasi dan Pengetahuan

Data, Informasi dan pengetahuan dapat diartikan sebagai berikut :

1. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi,

yang mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada

pemakai.

2. Informasi adalah sekumpulan data/fakta yang diorganisasi atau diolah

dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima. Data yang

telah diolah menjadi suatu yang berguna bagi si penerima maksudnya

yaitu dapat memberikan keterangan atau pengetahuan. Dengan demikian

yang menjadi sumber informasi adalah data. Informasi dapat juga

dikatakan sebuah pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran,

pengalaman, atau Menggunakan pohon

3. Pengetauan adalah kombinasi dari naluri, gagasan, aturan dan prosesdur

yang mengarahkan tindakan/keputusan.

2.1.6. Konsep Dasar Sistem dan Sistem Informasi

Sistem dan subsistem adalah sekumpulan elemen yang saling

terkait/terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan.

2.1.7. Elemen Sistem

Elemen sistem adalah bagian terkecil sistem yang dapat

didentifikasikan. Jika sebuah sistem cukup besar yang terdiri dari

Page 27: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

11

subsistem-subsistem, maka elemen sistem terdapat pada tingkatan yang

paling rendah yang dapat dikategorikan sebagai individu.

Sistem mempunyai beberapa karakteristik atau sifat tertentu, antara

lain:

a. Komponen sistem: Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang

saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk suatu

komponen sistem.

b. Batasan Sistem: Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem

dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan kerjanya.

c. Subsistem: Bagian-bagian dari sistem yang beraktivitas dan berinteraksi

satu sama lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-

masing.

d. Lingkungan Luar Sistem: Suatu sistem yang ada di luar dari basis sistem

yang dipengaruhi oleh operasi sistem.

e. Penghubung Sistem: Media penghubung antara suatu sub sistem dengan

sub sistem lain. Adanya penghubungan ini memungkinkan berbagai

sumber daya mengalir dari suatu sub sistem ke subsistem lainnya.

f. Masukan Sistem: Energi yang masuk ke dalam sistem, berupa

perawatan dan sinyal. Masukan perawatan adalah energi yang

dimasukkan supaya sistem tersebut dapat berinteraksi.

g. Keluaran Sistem: Hasil energi yang diolah dan diklasifikasi menjadi

keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

h. Pengolahan sistem: Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian

pengolahan yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.

Page 28: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

12

i. Sasaran Sistem: Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan

berhasil apabila mengenai saran atau tujuan.

2.1.8. Teknik Inferensi Fuzzy Logic

Menurut Agus Naba (2009:1) Secara umum, fuzzy Logic adalah

sebuah metodologi “berhitung” dengan variabel kata-kata, sebagai

pengganti berhitung dengan bilangan. Tentunya, kata-kata yang digunakan

dalam fuzzy logic adalah tidak sepresisi dengan bilangan, namun

pemakaian kata-kata jauh lebih dekat dengan intuisi manusia di mana

manusia bisa langsung “merasakan” nilai dari variable kata-kata yang sudah

dipakai sehari-hari. Demikianlah, fuzzy logic memberi ruang dan bahkan

mengeksploitasi toleransi terhadap ketidakpresisian. Fuzzy logic

membutuhkan “ongkos” yang lebih murah dalam memecahkan suatu

masalah-masalah bersifat fuzzy, fuzzy logic telah menjadi area riset yang

mengagumkan karean kemampuannya dalam menjembatani bahasa mesin

yang serba presisi dengan bahasa manusia yang cenderung tidak presisi

yaitu hanya menekankan pada makna atau arti. Dengan fuzzy logic, sistem

kepakaran manusia dan efisien.

Pemetaan atau mapping hubungan inputan dan output dari satu sistem

berdasarkan data input-output adalah masalah yang sering kita hadapi.

Fuzzy logic adalah suatu cara yang cocok untuk melakukan tugas ini.

Apakah yang dimaksud memetakan hubungan input dengan output?

Jawaban pertanyaan ini lebih mudah dijawab dengan memberikan beberapa

contoh: Anda mengatakan kepada saya tentang seberapa bagus pelayanan

yang diberikan seorang pleayang restoran, maka saya akan memberitahu

Page 29: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

13

Anda berapa besar tip yang pantas diberikan kepada pelayan restoran

tersebut. Anda mengatakan kepada saya seberapa panas air yang Anda

inginkan untuk dipakai mandi, maka saya akan mengatur sebesar-besar

bukaan dari kran air panas dan dingin. Dalam ilutstrasi di atas semua

informasi yang Anda berikan kepada saya hanya berupa variabel kata-kata.

Kemudiaan dengan kepakaran dan pengalaman yang saya miliki, saya

memberikan respon yang sesuai dengan yang Anda inginkan. Dalam hal ini

saya bisa dikatakan telah bertindak sebagai sistem fuzzy, karena hanya

dengan berdasarkan variabel kata-kata yang tidak presisi, bisa merespon

dengan variabel jawaban atau tindakan yang “cocok” sesuai dengan yang

Anda inginkan. Dari sekian banyak alternatif yang tersedia, sistem fuzzy

adalah sering menjadi pilihan terbaik. Mengapa? Hampir setiap kasus, Anda

dapat membangun sistem yang bisa menggantikan black-box tanpa

menggunakan fuzzy logic. Tapi bila Anda memakai fuzzy logic, rancangan

bangunan sistem bisa dilakukan lebih cepat dan efisien.

Selain alasan ini, berikut ini dirangkum beberapa alasan mengapa kita

menggunakan fuzzy logic:

1. Konsep Fuzzy Logic Sangat sederhana sehingga mudah

dipahami. Kelebihannya dibandingkan konsep lainnya adalah

bukan pada komplesitasnya, tetapi mada naturalness dari

pendekatannya dalam memecahkan suatu kasus.

2. Fuzzy Logic adalah fleksibel dalam arti dapat dibangun dan

dikembangkan dengan mudah tanpa harus memulai dari “nol”.

3. Fuzzy logic mentoleransi terhadap ketidakpresisian data. Hal ini

sangat cocok dengan fakta sehari-hari. Segala sesuatu di alam ini

Page 30: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

14

relatif tidak presisi bahkan meskipun kita lihat atau cermati

secara lebih dekat dan hati-hati. Fuzzy logic telah dibangun

berdasarkan pada fakti ini.

4. Pemodelan/pemetaan untuk mencari hubungan data input-output

dari sembarang sistem black-box bisa dilakukan dengan

memakai sistem fuzzy.

5. Pengetahuan atau pengalaman dari para pakar dapat dengan

mudah dipakai untuk membangun fuzzy logic. Hal ini

merupakan kelebihan utama fuzzy logic dibandingkan metode

lain.

6. Fuzzy logic dapat diterapkan dalam disain sistem kontrol tanpa

harus menghilangkan teknik disain sistem kontrol konvensional

yang sudah ada.

7. Fuzzy logic berdasarkan pada bahasa manusia.

Meskipun dengan berbagai alasan di atas, fuzzy logic bukan

merupakan konsep yang sempurna yang bisa dipakai untuk

memecahkan semua masalah. Ada saat-saat di mana fuzzy logic

tidak tepat diterapkan. Jika dengan metode yang sudah ada dan

lebihs ederhana sudah bisa memodelkan hubungan input-output,

tentunya fuzzy logic tidak perlu lagi dipakai. Di sini lain, banyak

sistem kontrol sudah bekerja dengan baik tanpa fuzzy logic.

Namun, jika Anda meluangkan waktu untuk belajar fuzzy logic

dan sudah terbiasa dengannya, Anda akan menemukan bahwa

fuzzy logic adalah sebuah metode yang solid dan efisien untuk

Page 31: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

15

memecahkan masalah-masalah pemetaan nonlinier yang tidak

memprioritaskan kepresisian.

2.2 Teori Khusus

2.2.1. Pengertian Ginjal

Ginjal adalah dua buah organ tubuh berbentuk menyerupai kacang

merah yang berada di kedua sisi tubuh bagian belakang atas, tepatnya

dibawah tulang rusuk manusia. Ginjal yang sebesar kepalan tangan orang

dewasa ini memiliki fungsi :

1. Menyaring ampas metabolisme tubuh, hasil sampingan, dan

cairan berlebih dari darah.

2. Menjaga keseimbangan kadar garam dan mineral dalam tubuh.

3. Menghasilkan renin, yaitu enzim yang membantu mengatur

tekanan darah.

4. Menghasilkan senyawa aktif dari vitamin D untuk menjaga

kesehatan tulang.

5. Menghasilkan senyawa Eritropoetin yang berfungsi

menstimulasi produksi sel darah merah.

6. Mengatur kadar senyawa kimia dalam tubuh yang akhirnya

membantu jantung dan otot-otot agar bisa berfungsi dengan baik.

Ketika ginjal mengalami gangguan atau rusak, sisa-sisa metabolisme

tubuh dan cairan berlebih bisa tertimbun di dalam tubuh hingga akhirnya

menyebabkan terjadinya pembengkakan pada bagian pergelangna kaki,

muntah-muntah, merasa lemas, sesak napas, dan kurang tidur. Penyakit

ginjal merupakan kondisi yang berbahaya yang mana jika tidak ditangani,

Page 32: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

16

ginjal bisa berhenti berfungsi. Jika ginjal berhenti berfungsi, akibatnya bisa

mematikan.

2.2.2. Penyakit Ginjal

1. Penyakit Ginjal Akut

Penyakit Ginjal Akut adalah kondisi ginjal yang secara tiba-tiba

berhenti berfungsi. Jika kondisi ini tidak segera ditangani mengakibatkan

kadar garam dan unsur kimia yang abnormal di dalam tubuh. Keadaan ini

membuat organ lain terpengaruh dan tidak bisa bekerja dengan baik. Berikut

ini adalah gejala yang umumnya muncul akibat penyakit ginjal akut, antar

lain :

1. Mual dan muntah.

2. Dehidrasi.

3. Sakit perut dan sedikit nyeri pinggang belakang.

4. Tekanan darah tinggi.

5. Kebingungan.

6. Penimbunan cairan di beberapa bagian tubuh atau edema.

Berikut ini adalah orang-orang yang berisiko mengalamni penyakit

ginjal akut, antara lain :

1. Sudah pernah mengalami gangguan ginjal atau penyakit kronis lain

seperti gagal jantung, penyakit hati, atau diabetes.

2. Berusia diatas 65 tahun.

3. Mengalami dehidrasi.

4. Mengalami infeksi parah atau sepsis.

Page 33: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

17

5. Mengonsumsi obat-obatan tertentu.

6. Penyumbatan pada saluran kencing.

2. Gagal Ginjal Kronis

Gagal ginjal kronis atau Chronic Kidney Disease (CKD) adalah

kondisi penurunan fungsi ginjal secara bertahap dan bersifat permanen.

Gejala dari ginjal kronis sendiri cukup umum, seperti sesak napas, mual,

dan kelelahan. Oleh karena itum banyak orang tidak menyadari sedang

mengalami kondisi ini gingga mencapai stadium lanjutan. Anda

disarankan untuk melakukan pemeriksaan urine dan darah secara teratur

jika merasa ternasuk kelompok orang yang berisiko mengalami gagal

ginjal kronis, seperti :

1. Orang yang memiliki tekanan darah tinggi.

2. Orang yang menderita diabetes.

3. Orang yang memiliki keluarga pengidap gagal ginjal kronis

Beberapa penyebab gagal ginjal kronis lainnya adalah :

1. Inflamasi pada ginjal.

2. Infeksi pada ginjal.

3. Gangguan ginjal polikistik.

4. Penyumbatan yang disebabkan oleh batu ginjal atau gangguan

prostat.

5. Kegagalan pertumbuhan ginjal pada janin saat masih dalam

kandungan.

6. Lupus Eritematosus sistemik.

Page 34: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

18

3. Infeksi Ginjal

Infeksi ginjal adalah berpindahnya bakteri dari kandung kemih

menuju ke salah satu atau kedua ginjal yang kemudian menyebabkan rasa

sakit. Kondisi ini biasanya hasil dari komplikasi infeksi saluran kemih.

Gejala yang muncul akibat infeksi ginjal terjadi sangat cepat dan hanya

berselang beberapa jam setelah bakteri mencapai ginjal, antara lain :

1. Lebih sering buang air kecil dan terasa sakit.

2. Bau urine tidak seperti biasanya.

3. Perut bagian samping atau punggung akan megalami rasa sakit

atau tidak nyaman.

4. Mual dan muntah.

5. Demam atau terasa menggigil.

6. Kehilangan nafsu makan.

7. Diare.

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang mengharuskan pasien

dirujuk ke rumah sakit, antara lain:

1. Infeksi ginjal cukup parah dan antibiotik perlu diberikan melalui

infus.

2. Jika terjadi infeksi ginhal kambuhan.

3. Infeksi ginjal pada pria perlu penanganan khusus, karena jarang

sekali kondisi ini terjadi pada pria.

4. Infeksi ginjal menyebabkan anda mengalami dehidrasi cukup

parah.

5. Infeksi ginjal terjadi ketika anda sedang hamil dan demam.

6. Infeksi ginjal terjadi ketika usia anda diatas 65 tahun.

Page 35: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

19

7. Infeksi ginjal pada penderita diabetes, penyakit ginjal kronis,

atau ginjal polikistik.

8. Sistem kekebalan tubuh melemah.

4. Batu Ginjal

Batu ginjal adalah terbentuknya batuan kecil dan keras dari

penimbunan mineral dan garam pada salah satu atau kedua organ ginjal.

Gejala batu ginjal tidak akan dirasakan oleh seseorang yang memiliknya

selama batu masih di dalam ginjal atau batu ginjal yang terbentuk

berukuran sangat kecil. Anda tidak akan merasakan rasa sakit saat buang

air kecil.

Gejala batu ginjal baru akan terasa ketika batu berukuran lebih

besar keluar dari ginjal menuju ureter dan menyebabkan terjadinya

gesekan dengan dinding ureter. Akibat gesekan ini, dinging ureter

mengalami iritasi atau bahkan luka dan akhirnya urine bisa bercampur

darah.

Berikut beberapa gejala batu ginjal lain yang mungkin menyertai :

1. Nyeri pada bagian perut, punggung bawah, pinggang, dan

selangkangan.

2. Mual dan muntah.

3. Kesulitan untuk istirahat.

4. Tersasa sakit saat buang air kecil.

5. Sering buang air kecil.

6. Warna urine keruh.

7. Bau urine menyengat.

Page 36: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

20

Salah satu komplikasi paling umum dari batu ginjal adalah

munculnya kembali kondisi ini di masa mendatang. Faktor risiko yang

meningkatkan kambuhnya batu ginjal adalah :

1. Kurang mengonsumsi serat.

2. Hanya punya satu ginjal yang berfungsi.

3. Terdapat riwayat keluarga dengan penyakit batu ginjal.

4. Pernah di operasi pada bagian sistem pencernaan.

5. Terlalu sering mengonsumsi suplemen mengandung vitamin D

dan kalsium.

2.2.3 Metode Fuzzy Tsukamoto

Menurut Iksal (2016:2) Sistem Inferensi Fuzzy merupakan suatu

kerangka komputasi yang didasarkan pada teori himpunan fuzzy, aturan

fuzzy berbentu IF-THEN, dan penalaran fuzzy. Secara garis bersar, diagram

blok proses inferensi fuzzy. Sistem inferensi fuzzy menerima input crisp.

Input ini kemudian dikirim ke basis pengetahuan yang berisi n aturan fuzzy

dalam bentuk IF-THEN. Fire strength akan dicari pada setiap aturan.

Apabila jumlah aturan lebih dari satu, maka akan dilakukan agregasi dari

semua aturan. Selanjutnya, pada hasil agregasi akan dilakukan defuzzy

untuk mendapatkan nilai crisp sebagai output sistem.

Pada dasarnya, metode tsukamoto mengaplikasikan penalaran

monoton pada setiap aturannya. Kalau pada penlaran monoton, sistem

hanya memiliki satu aturan, pada metode tsukamoto, sistem terdiri atas

beberapa aturan. Karena menggunakan konsep dasar penalaran monoton,

Page 37: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

21

pada metode tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-

THEN harus direpresentasikan dengan satu himpunan fuzzy dengan fungsi

keanggotaan yang monoton. Output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan

diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan a-predikat ( Fire strength). Proses

agregasi antara aturan dilakukan, dan hasil akhirnya diperoleh dengan

menggunakan defuzzy dengan konsep rata-rata terbobot. Misalkan ada

variabel input, yaitu x dan y, serta satu variabel output yaitu z. Variabel x

terbagi atas 2 himpunan yaitu A1 dan A2, avariabel y terbagi atas 2

himpunan juga, yaitu B1 dan B2, sedangkan variabel output Z terbagi atas 2

himpunan yaitu C1 dan C2. Tentu saja himpunan C1 dan C2 harus

merupakan himpunan yang bersifat monoton. Dierikan 2 aturan sebagai

berikut:

IF x is A1 and y is B2 THEN z is C1

IF x is A2 and y is B2 THEN z is C1.

2.2.4. Pengertian Sistem Pakar

Menurut B.Hermawan Hayadi (2016:1) Apa itu system pakar pada

dasarnya konsep system pakar mencakup beberapa persoalan mendasar,

antara lai nsiapa yang disebut pakar, apa yang dimaksud dengan keahlian,

bagaimana keahlian dapat ditransfer, dan bagaimana sistem bekerja. Pakar

adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman, metode

khusus, serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini dalam memberi

nasihat dan memecahkan masalah, pakar biasa memiliki bebearpa konsep

umum. Pertama, harus mampu memecahkan persoalan dan mencapai tingkat

performa yang secara signifikan lebih baik dari orang kebanyakan. Kedua,

Page 38: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

22

pakar adalah relative. Pada satu waktu atau satu wilayah mungkin tidak

menjadi pakar di waktu atau wilayah lain misalnya, mahasiswa kedokteran

mungkin disebut pakar dalam penyakit dibidang petugas administrasi.

Tetapi bukan pakar di rumah sakit termuka. Biasanya pakar manusia mampu

melakukan hal berikut mengenali dan merumuskan persoalan, memecahkan

persoalan dengan cepat dan tepat. Menjelaskan solusi terseubt, belajar dari

pengalaman, menyusun ulang pengetahuan, membagi-bagi aturan jika

diperlukan. Menetapkan relevansi keahlian adalah pengetahuan ekstensif

yang spesifik terhadap tugas yang dimiliki pakar. Keahlian sering dicapai

dari pelatihan, membaca, dan mempraktikkan. Keahlian mencakup

pengetahuan eksplisit, misalnya teori yang dipelajari dari buku teks atau

kelas, dan pengetahuan implisit yang diperoleh dari pengalaman.

Pengembangan sistem pakar dibagi menjadi dua generasi. Kebanyakan

sistem pakar generasi pertama menggunakan aturan jika-maka untuk

mempresentasikan dan menyimpan pengetahuannya. Sistem pakar generasi

kedua jauh lebih fleksibel dalam mengadopsi banyak representasi

pengetahuan dan metode pertimbangan. Pengalihan keahlian dari para ahli

ke media elektronik seperti computer untuk kemudian dialihkan lagi pada

orang yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses

ini membutuhkan 4 aktitivitas yaitu: tambahan pengetahuan (dari para ahli

atua sumber-sumber lainnya), representasi pengetahuan ( ke computer),

inferensi pengetahuan, dan pengalihan pengetahuan ke user. Pengetahuan

yang disimpan di komputer disebut sebagai basis pengetahuan dan tersedia

program yang mampu mengakses basis data, maka komputer harus dapat

deprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas dalam

Page 39: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

23

bentuk motor inferensi dan setiap sub sistem mempunyai sifat dari sistem

untuk mejalankan suatu fungsi sistem tertentu dan mempengaruhi proses

sistem secara keseluruhan. Terdapat beberapa alas an bagi suatu perusahaan

untuk mengaopsi sistem pakar, pertama, pakar di suatu perusahaan atau

instansi bisa pension, keluar, atau telah meninggal. Kedua, pengetahuan

perlu didokumentasikan atau dianalisis. Ketiga, Pendidikan dan pelatihan

adalah hal penting tetapi merupakan tugas yang sulit. Sistem pakar

memungkinkan pengetahuan ditransfer lebih mudah dengan biaya lebih

rendah.

Sistem pakar atau biasa disebut juga dengan Knowledge Based System

yaitu suatu aplikasi komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan

keputusan atau pemecahan persoalan dalam bidang yang spesifik. Sistem ini

bekerja dengan menggunakan pengetahuan dalam metode analisis yang

telah didefinisikan terlebih dahulu oleh pakar yang sesuai dengan bidang

keahliannya. Sistem ini disebut sistem pakar karena fungsi dan perannya

sama seperti seorang ahli yang harus memiliki pengetahuan, pengalaman

dalam memecahkan suatu persoalan. Sistem ini biasanya berfungsi sebagai

kunci penting yang akan membantu suatu sistem pendukung keputusan atau

sistem pendukung eksekutif.

Page 40: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

24

2.2.5. Kegunaan Sistem Pakar

Sistem pakar menjadi sangat popular karena sangat banyak

kemampuan dan manfaat yang diberikannya diantaranya:

a. Meningkatkan produktivitas, karena sistem pakar dapat bekerja

lebih cepat daripada manusia.

b. Membuat seseorang yang awam bekerja seperti layaknya seorang

pakar.

c. Meningkatkan kualitas, dengan member nasehat yang konsisten

dan mengurangi kesalahan.

d. Mampu menangkap pengetahuan dan kepakaran seseorang.

e. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar.

f. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam pelatihan.

Pengguna pemula yang bekerja dengan sistem pakar akan menjadi

lebih berpengalaman karena adanya fasilitas penjelas yang

berfungsi sebagai guru.

g. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah karena

sistem pakar mengambil sumber pengetahuan dari banyak pakar.

Selain manfaat, ada juga beberapa kekurangan yang ada pada Sistem

pakar, diantaranya:

1. Biaya yang sangat mahal untuk membuat dan memeliharanya.

2. Sulit dikembangkan karena keterbatasan keahlian dan ketersedian

pakar.

3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar.

Page 41: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

25

2.2.6. Ciri-ciri Sistem Pakar

Menurut B. Hermawan (2016:4-5) Adapun ciri-ciri dari sebuah sistem

pakar adalah sebagai berikut:

1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.

2. Dapat memberikan penalaran untuk data yang tidak pasti.

3. Berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu.

4. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan

cara yang dapat dipahami.

5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.

6. Pengetahuan dan mekanisme inferensi jelas terpisah.

7. Keluarannya bersifat anjuran.

8. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai yang

dituntun oleh dialog dengan pemakai.

2.2.7. Klasifikasi Sistem Pakar

Klasifikasi sistem pakar berdasarkan kegunaannya :

Diagnosis:

1. Digunakan untuk merekomendasikan: Obat untuk orang sakit,

kerusakan mesin, kerusakan rangkaian elektronik.

2. Menemukan apa masalah/kerusakan yang terjadi.

3. Menggunakan pohon keputusan (decision tree)

Pengajaran

1. Digunakan untuk pengajaran, mulai dari SD sampai dengan PT.

2. Membuat diagnosa apa penyebab kekurangannya dari siswa,

kemudian memberikan cara untuk memperbaikinya.

Page 42: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

26

3. Menggunakan pohon keputusan sebagai representasi.

Interpretasi:

Untuk menganalisa data yang tidak lengkap, tidak teratur, dan data

yang kontradiktif. Misalnya: Untuk interpretasi citra.

Prediksi:

1. Contoh: Bagaimana seorang pakar meteorologi memprediksi cuaca

besok berdasarkan data-data sebelumnya.

2. Untuk peramalan cuaca.

Perencanaan:

1. Mulai dari perencanaan mesin-mesin sampai dengan manajemen

bisnis.

2. Untuk menghemat biaya, waktu dan material, sebab pembuatan

model.

3. Sudah tidak diperlukan.

4. Contoh : Sistem kontigurasi komputer.

Kontrol:

1. Digunakan untuk mengontrol kegiatan yang membutuhkan presisi

waktu tinggi.

- Misal : Pengontrolan pada industri-industri berteknologi tinggi.

Page 43: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

27

2.2.8. Konsep Dasar Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari beberapa konsep yang harus dimilikinya.

Konsep dasar dari suatu sistem pakar sebagai berikut:

1. Keahlian

Adalah suatu pengetahauan khusus yang diperoleh dari latihan, belajar

dan pengetahuan. Pengetahuan dapat berupa fakta, teori, aturan, strategi

global untuk memecahkan masalah.

2. Ahli (Expert)

Melibatkan kegiatan mengenali dan memformulasikan permasalaha,

memecahkan masalah secara cepat dan tepat, menerangkan pemecahannya,

belajar dari pengalaman, merestrukturisasi pengetahuan, memecahkan

aturan serta menentukan relevansi. Serta membantu dalam menyelesaikan

masalah.

3. Mentransfer keahlian (Transfering Expertise)

Adalah proses pentransferan keahlian dari seorang pakar ke dalam

komputer agar dapat digunakan oleh orang lain yang bukan pakar.

Pengetahuan tersebut ditempatkan ke dalam sebuah komponen yang

dinamakan basis pengetahuan.

4. Menyimpulkan aturan (Inferencing Rule)

Merupakan kemampuan komputer yang telah diprogram. Penyimpulan

ini dilakukan oleh mesin inferensi yang meliputi prosedur tentang

penyelesaian masalah.

5. Peraturan (Rule)

Diperlukan karena mayoritas dari sistem pakar bersifat rule – based

sistems, yang berarti pengetahuan disimpan dalam bentuk peraturan.

Page 44: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

28

6. Kemampuan menjelaskan (Explanation Capability)

Adalah karakteristik dari sistem pakar yang memiliki kemampuan

menjelaskan atau memberi saran mengapa tindakan tertentu dianjurkan atau

tidak dianjurkan.

2.2.9. Komponen Sistem Pakar

Sebuah program sistem pakar terdiri atas beberapa komponen yang

mutlak harus ada. Komponen itu adalah sebagai berikut:

a. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan merupakan inti program sistem pakar karena

basis pengetahuan ini merupakan representasi pengetahuan (Knowledge

Representation) dari seorang pakar yang didapat dari pembelajaran serta

pengetahuan.

b. Basis Data

Basis data adalah bagian yang mengandung semua fakta, baik

fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi maupun fakta yang

didapatkan pada saat pengambilan kesimpulan sedang dilaksanakan.

c. Mesin Inferensi

Mesin inferensi adalah bagian yang mengandung mekanisme

fungsi berpikir dan pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang

pakar. Mekanisme ini akan menganalisa suatu masalah tertentu dan

selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Mesin

Page 45: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

29

inferens memulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah dalam basis

pengetahuan dengan fakta yang ada dalam basis data. Ada dua teknik

inferensi yang ada yaitu pelacakan ke belakang (Backward Chaining)

yang memulai penalaran hipotesa tersebut. Dan yang kedua yakni

pelacakan ke depan (Forward Chaining) yang merupakan kebalikan dari

pelacakan kebelakang yaitu memulai dari sekumpulan data menuju

kesimpulan.

d. Antar Muka Pemakai (User Interface)

Antar muka pemakai adalah bagian penghubung antara progarm

sistem pakar dengan pemakainya. Pada bagian ini akan terjadi dialog

antara program dengan pemakai. Program akan mengajukan pertanyaan

berbentuk “ya/tidak” (yes or no question) atau berbentuk menu pilihan.

Melalui jawaban yang diberikan oleh pemakai, sistem pakar akan

mengambil kesimpulan dan berupa informasi ataupun anjuran sesuai

dengan sifat dari sistem pakar.

2.2.10. Rule Sebagai Teknik Representasi Pengetahuan

Setiap rule terdiri dari dua bagian, yaitu bagian IF disebut evidence

(fakta-fakta) dan bagian THEN disebut Hipotesis atau kesimpulan T. Sutojo,

e.t (2010:9). Syntax Rule adalah:

IF E THEN H

E : EVIDENCE (fakta-fakta) yang ada

H : Hipotesus atau kesimpulan yang dihasilkan.

Page 46: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

30

Secara umum, rule mempunyai evidence lebih dari satu yang dihubungkan

oleh kata penghubung AND atau OR, atau kombinasi keduanya. Tetapi

sebaiknya biasakan menghindari penggunaan AND dan OR secara sekaligus

dalam satu rule.

IF (E1 AND E2 AND E3 ........................... AND En ) THEN H

IF (E1 OR E2 E3 ........................................AND En) THEN H

Satu evidence bisa juga mempunyai hipotesis lebih dari satu.

IF E THEN (H1 AND H2 AND H3 ............. AND Hn)

Sebagai contoh, asumsikan listing berikut ini valid, masing-masing

variabel dari setiap rule menginginkan nilai benar dan tujuannya adalah

variabel G :

R1 : JIKA A DAN C MAKA E;

R2 : JIKA D DAN C MAKA H;

R3 : JIKA B DAN E MAKA F;

R4 : JIKA B MAKA C;

R5: JIKA F MAKA G;

Langkah-langkah dari komputer adalah sebagai berikut :

1. Komputer mengambil rule yang pertama (R1). Terdapat A pada posisi

JIKA karena nilai A belum ada pada memori dan tidak ada rule yang

memuat konklusi A, maka komputer akan menanyakan jawaban dari A

kepada user (diasumsikan benar).

2. Setelah A terpenuhi maka giliran C yang akan diperiksa nilainya, tetapi

tidak ada nilai C pada memori. Meski demikian C merupakan konklusi

dari rule R4. Sistem akan beralih ke rule R4.

Page 47: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

31

3. Terdapat B pada posisi JIKA dari rule R4. Karena tidak terdapat pada

memori dan bukan merupakan konklusi dari rule maka komputer akan

menanyakan jawaban untuk B (diasumsikan dijawab benar). Dengan

demikian konklusi C diinputkan ke memori.

4. Dengan diinputnya konklusi C pada memori, maka syarat untuk

konklusi E pada rule R4 terpenuhi juga. Konklusi E diinputkan ke

memori, kemudian komputer akan mencari rule dengan E pada posisi

JIKA A dan akan mendapat rule R3.

5. Pada rule R3 nilai B dan E terdapat pada memori dengan nilai benar,

maka konklusi F terpenuhi dan akan diinputkan ke memori. Komputer

kemudian mencari lagi rule dengan F pada posisi JIKA dan akan

mendapatkan rule R5.

6. Konklusi G pada rule R5 terpenuhi, karena F bernilai benar dan sistem

pakar akan menghasilkan kesimpulan G.

2.3 Teori Perancangan

2.3.1. ASP .NET

Menurut Edy Winamo (2014:1) ASP.NET adalah bahasa

pemrograman untuk membuat halaman web dinamis. Kata web sendiri

berasal dari kata world wide web (yang biasa disingkat www atau web).

Web adalah media informasi global yang bisa dipakai oleh user-nya untuk

saling bertukar informasi, dan sekarang bahkan fungsinya melebar, dari

mulai sosialisasi hingga transaksi. Bahkan karena web sudah merupakan

layanan internet paling terkenal, banyak orang yang beranggapan bahwa

web itulah yang disebut internet. Padahal web hanyalah salah satu bagian

Page 48: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

32

dari internet, seperti halnya email. Internet lebih dulu ada sebelum web, tapi

internet menjadi sangat terkenal setelah adanya World Wide Web.

2.3.2 Visual Basic

Menurut Jubilee (2015:2) Visual Basic merupakan high-level

programming. Yang disebut high-level programming adalah pemrograman

yang telah menggunakan skrip-skrip “bahasa manusia” sehingga lebih

mudah dimengerti, terutama oleh orang awam. Visual Basic sendiri

mewujud dalam beberapa bentuk, seperti Visual Basic for Application

(VBA) di dunia MS Office (sering disebut dengan istilah Macro) dan

VBScript yang bekerja di dunia website sehingga jika Anda menguasai

Visual Basic, maka Anda tidak membutuhkan waktu lama beradaptasi saat

bekerja dengan VBA atau VBScript. Bahkan kalau Anda ingin mempelajari

ASP (Active Server Pages), pemrograman berbasis website, maka syntax

yang Anda temukan tidak begitu jauh berbeda dibandingkan Visual Basic.

Secara umum, ekosistem Visual Basic sudah terbentuk. Anda bisa

menemukan referensi yang melimpah, contoh script yang banyak

diteumakan, dan aplikasi-aplikasi pendukung yang bisa diinstal secara

terpisah untuk “memperkuat” daya-mampu Visual Basic ini. Pemrograman

Visual Basic .NET adalah sebuah bahasa pemrograman tingkat tinggu untuk

Microsoft .NET Framework. Walaupun VB.NET ini memang dibuat supaya

mudah dipahami dan dipelajari, namun bahasa pemrograman ini juga cukup

powerful untuk memenuhi kebutuhan dari programmer yang

berpengalaman. Bahasa pemrograman Visual Basic .NET mirip dengan

bahasa pemrograman Visual Basic, namun keduanya tidak sama. Bahasa

Page 49: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

33

pemrograman Visual Basic .NET memiliki struktur penulisan yang mirip

dengan Bahasa Inggris, di mana hal ini juga menyebabkan kemudahan

dalam membaca dan mengerti dari sebuah kode Visual Basic .NET di mana

dimungkinkan, kata ataupun frasa yang memiliki arti digunakan, dan

bukannya menggunakan singkatan, akronim ataupun special characters.

Pada intinya, Visual Basic .NET ini adalah sebuah bahasa pemrograman

yang berorientasi pada objek, yang bisa dianggap sebagai evolusi

selanjutnya dari bahasa pemrograman Visual Basic standar.

Menurut Edy Winamo (2014:6) Visual Basic adalah Bahasa

pemrograman klasik, legendaris, dan tiada duanya yang aling banyak

dipakai oleh programmer di dunia. Dari zaman pemrograman visual di

komputer berbasis Windows 3.x hingga kini di zamana web. Bahasa

pemrograman ini dipakai oleh jutaan programmer, dan tercatat sebagai

program yang paling dikuasai oleh mayoritas orang. Dari mulai programmer

professional yang mencari nafkah dari pembuatan program dan koding,

hingga para hobbies dan para mahasiswa yang membuat program untuk

tugas kulaih dan tugas akhir Visual Basic memang bisa dihandalkan. Selain

digunakan untuk melakukan pemrograman desktop, kini visual basic juga

sudah lazim dipakai untuk mengembangkan aplikasi web designer yang

memungkinkan visual basic digunakan untuk membuat web dengan Bahasa

pemrograman ASP.NET

2.3.3. SQL Server

Menurut Jubilee (2014:1) Microsoft SQL Server adalah RDMS

(Relational Database Management System) yang dikembangkan oleh

Page 50: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

34

Microsoft. SQL Server merupakan software yang berfungsi untuk

menampung dan mengambil data yang diminta oleh aplikasi lain pada

komputer yang sama atau pada komputer lain melalui jaringan/internet saat

ini hampir-hampir tidak mungkin bagi kita untuk membuat aplikasi yang

berukuran besar dan bersifat kompleks tanpa melibatkan sistem basis data.

Meski demikian, yang saat ini paling banyak digunakan adalah sistem basis

data relasional. Dalam hal ini kita memiliki pilihan untuk menggunakan

sistem basis data alasan kita memilih SQL Server adalah untuk

menggunakan sistem basis data relasional. Setelah sedikit mengenal SQL

Server kita mengetahui kebutuhan perangkat keras minimal untuk

menjalankannya, langkah selanjutnya adalah mengetahui bagaimana

menginstalasi SQL Server di komputer kita. SQL Server berjalan di atas

framework .NET 3.5.

2.3.4. Algoritma

Menurut Lamhot Sitorus (2015:2) Algoritma merupakan pondasi yang

harus dipahami atau dikuasai oleh seseorang yang akan menyelesaikan

suatu masalah dengan komputer, dalam hal ini dengan membuat program.

Membangun sebuah program pada dasarnya adalah membuat alat bantu

untuk menyelesaikan suatu masalah. Sebelum kita dapat menghasilkan

program yang mampu membantu kita menyelesaikan masalah tersebut, kita

dihadapkan pada tiga tahapan pokok, yaitu:

1. Memahami permasalahan dan tujuan sebuah program dibuat. Pada

tahap ini kita harus mampu mengindentifikasi jenis, bentuk dan

karakteristik input serta output yang diharapkan. Tetapi untuk skala

Page 51: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

35

permasalahan yang besar, selain jenis, bentuk dan karakteristik,

kita juga perlu mengetahui dengan pasti asal, frekuensi dan volume

data input serta tujuan, frekuensi dan volume data output yang

diharapkan.

2. Mampu menyusun konsep/rancangan/desain penyelesaian dari

masalah yang akan kita selesaikan. Dari hasil pemahaman kita

terhadap permasalahan di atas, kita harus mampu merancang

sebuah alur proses untuk mengolah data input dan menghasilkan

data output dengan jenis, bentuk dan karakteristik seperti yang

diharapkan.

3. Mampu mengimplementasikan hasil rancangan kita dalam bentuk

program yang terstruktur. Program tersebut dapat kita buat dengan

menggunakan sembarang bahasa pemrograman. Untuk itulah kita

diharuskan memahami dan menguasai komponen bahasa

pemrograman dan teknik pemrograman dengan baik.

Untuk tahap pertama, kiranya hanya dengan sering berlatih dalam

mengamati dan memahami suatu permasalahan akan semakin

terasah. Pada tahap kedua, hasil pengamatan dan pemahaman

terhadap permasalahan riil harus dituangkan ke dalam sebuah

bentuk alur penyelesaian masalah. Ini yang seringkali disebut

sebagai algoritma. Tedapat sebuah alasan mengapa harus

merumuskan penyelesaian masalah tersebut ke dalam bentuk alur

yang terstruktur. Hal ini disebabkan komputer sebagai alat bantu

yang berupa mesin tidak mampu menyelesaikan masalah seperti

manusia yang sering kali berpikir tidak terstruktur. Komputer

Page 52: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

36

hanya mampu diberi perintah secara berurutan dan

mengoptimalkan kemampuan komputer melakukan komputasi

dengan cepat dan dalam jumlah besar. Selanjutnya pada tahap

ketiga, hasil penyusunan alur penyelesaian masalah (yang sudah

terbentuk dalam format algoritma) diaplikasikan ke dalam

komputer melalui penulisan sebuah program dengan menggunakan

bahasa pemrograman. Proses ini lazim disebut sebagai coding.

2.3.5. Kriteria Algoritma

Menurut Donald E. Knuth (2015:4) algoritma yang baik memiliki

kriteria sebagai berikut:

1. Input

Suatu algoritma harus memiliki nol atau lebih masukan (input).

Artinya, suatu algoritma itu dimungkinkan tidak memiliki masukan

secara langsung dari pengguna tetapi dapat juga memiliki beberapa

masukan. Algoritma yang tidak memiliki masukan secara langsung

dari pengguna, maka semua data dapat diinisialisasikan atau

dibangkitkan dalam algoritma.

2. Output

Suatu algoritma harus memiliki satu atau lebih algoritma. Suatu

algoritma yang tidak memiliki keluaran (output) adalah suatu

algoritma yang sia-sia, yang tidak perlu dilakukan. Algoritma dibuat

untuk tujuan menghasilkan sesuatu yang diinginkan, yaitu berupa

hasil keluaran.

Page 53: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

37

3. Finiteness

Setiap pekerjaan yang dikerjakan pasti berhenti. Demikian juga

algoritma harus dapat dijamin akan berhenti setelah melakukan

sejumlah langkah proses.

4. Definiteness

Tidak menimbulkan makna ganda. Setiap baris aksi/pernyataan dalam

suatu algoritma harus pasti, artinya tidak menimbulkan penafsiran lain

bagi setiap pembaca algoritma, sehingga memberikan output yang

sesuai dengan yang diharapkan oleh pengguna. Dan sesuai dengan

yang diinginkan pengguna.

5. Effectiveness

Langkah-langkah algoritma dikerjakan dalam waktu yang wajar.

Suatu algoritma tidak terdapat suatu aksi yang tidak perlu dilakukan.

Setiap aksi akan memerlukan waktu eksekusi, padahal aksi tersebut

jelas tidak berpengaruh atau tidak ada gunanya. Misalnya aksi X <- X

+ 0. Aksi ini jelas tidak ada pengaruh dan tidak ada gunanya karena X

+ 0 akan menghasilkan bilangan X juga yang berarti tidak berguna.

Jadi, tidak perlu dilakukan karena sia-sia.

Pada dasarnya, algoritma merupakan deskripsi pelaksanaan suatu

proses, sehingga proses akan dikerjakan sesuai dengan algoritma yang

telah ditulis. Urutan langkah dalam algoritma disusun dalam sederetan

aksi. Prinsip kerja suatu algoritma dapat dilihat dalam suatu masukan

(input), yaitu adanya masukan ke dalam alogirtma yang akan diproses

dan akan memberikan hasil yang diinginkan

Page 54: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

38

2.3.6. Flowchart

Menurut Lamhot Sitorus (2015:14) Untuk menggambarkan sebuah

algoritma yang terstruktur dan mudah dipahami oleh orang lain (khususnya

programmer yang bertugas mengimplementasikan program), maka

dibutuhkan alat bantu yang berbentuk diagram alir (flowchart). Flowchart

menggambarkan urutan logika dari suatu prosedur pemecahan masalah,

sehiungga flowchart merupakan langkah-langkah penyelesaian masalah

yang dituliskan dalam simbol-simbol tertentu. Diagram alir ini akan

menunjukkan alur di dalam program secara logika. Diagram alir ini selain

dibutuhkan sebagai alat komunikasi, juga diperlukan sebagai dokumentasi.

Sebelum lebih jauh memahami komponen-komponen diagram alir,

maka perlu kiranya disampaikan aturan-aturan dalam perancangan diagram

alir tersebut, yaitu:

1. Diagram alir digambarkan dengan orientasi dari atas ke bawah dan

dari kiri ke kanan.

2. Setiap kegiatan/proses dalam diagram alir harus dinyatakan secara

eksplisit.

3. Setiap diagram alir harus dimulai dari suatu start state dan berakhir

pada satu atau lebih terminal akhir.

4. Gunakan connector dan off-page connector state dengan label yang

sama untuk menunjukkan keterhubungan antarpath algoritma yang

terputus/terpotong, misalnya sebagai akibat pindah/ganti halaman.

Tujuan dari flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan

penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi dan jelas

menggunakan simbol-simbol yang standar.

Page 55: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

39

2.3.7. Simbol-Simbol Flowchart

Berikut adalah simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan

algoritma dalam bentuk alir dan kegunaan dari simbol-simbol yang

bersangkutan. Serta nama dan fungi-fungi yang biasanya ada untuk

membantu seseorang dalam membaca alur program yang sedang dibentuk

atau yang sedang berjalan sehingga memudahkan orang awam dalam

memahami proses berjalanannya suatu program yang dirancang dan

mendapat gambaran seperti apakah program itu berjalan dan bergerak

apakah sudah sesuai atau belum program tersebut.

Page 56: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

40

Page 57: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

41

Gambar 2.1 Simbol-Simbol Flowchart

2.3.8. Microsoft Visio

Menurut Jubilee (2016:1) Visio adalah software yang sangat

membantu kita untuk bisa menuangkan ide-ide atau konsep apa pun ke

dalam bentuk flowchart, diagram dan grafik-grafik ilustrasi lainnya. Dengan

Visio, siapa saja akan lebih mudah dan cepat membuat berbagai macam

desain diagram karena tersedianya template dan fitur-fitur yang spesial dan

khusus untuk memenuhi kebutuhan Anda.

2.4 Tinjauan Jurnal

2.4.1 Jurnal Pertama “Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Ginjal

Dengan Metode Forward Chaining”

Seiring dengan berkembangnya teknologi, maka peran dari teknologi

informasi semakin berguna untuk berkembang di berbagai bidang termasuk

pada bidang kesehatan. Salah satunya yaitu sistem yang digunakan untuk

Page 58: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

42

membantu mendiagnosa penyakit ginjal, makalah ini bertujuan untuk

membuat desain aplikasi sistem pakar penyakit ginjal. Dalam penelitian ini

metode yang digunakan untuk membuat sistem pakar penyakit ginjal yaitu

menggunakan metode forward chaining. Pada metode forward chaining,

proses pencarian data dimulai dari premis menuju kesimpulan akhir. Metode

ini juga disebut data driven yaitu pencarian dikendalikan oleh data yang

diberikan.Hasil akhir yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebuah Apikasi

sistem pakar diagnosis penyakit ginjal dengan metode forward chaining,

dimana user atau pengguna memasukkan data gejala yang dirasakan sesuai

yang terdapat pada pilihan, lalu hasil yang diperoleh berupa gejala,

kesimpulan penyakit, serta saran pencegahan.

Penyakit Ginjal adalah salah satu yang memerlukan seorang pakar

untuk membantu mendiagnosa maupun mencegah ,dikarenakan penyakit ini

mudah sekali menyerang tubuh manusia terutama usia dewasa dan lanjut usia.

Namun sayangnya, seorang pakar tidak bisa setiap saat menangani pasien

dengan penyakit ini dikarenakan waktu serta tenaga yang dimiliki oleh pakar

terbatas. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka program Sistem Pakar

untuk Mendiagnosa Penyakit Ginjal Menggunakan metode Forward

Chaining ini dapat membantu masyarakat agar dapat melakukan pencegahan

serta pengobatan secara dini.

2.4.1.1 Metode Penelitian

Dalam membuat Sistem Pakar Diagnosa penyakit Ginjal ada

beberapa metode penelitian yang difokuskan pada tahap

perancangan system.

Page 59: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

43

1. Perencanaan Sistem

Fase perencanaan dimulai dari kebutuhan akan suatu

sistem yang berguna untuk membantu seorang pakar sehingga

sistem ini diharapkan bisa menjadi asisten pada pakar tersebut.

Jika bermanfaat maka dilakukan studi kelayakan. Studi

kelayakan mempertimbangkan apakah gagasan tersebut masuk

akal.

2. Analisis

Fase ini melakukan wawancara dan observasi di rumah

sakit atau pakar langsung, menanyakan dan menjawab

pertanyaan penting seperti siapa pengguna sistem, data – data

yang dibutuhkan sistem pakar diagnosa penyakit ginjal, jika

sebelumnya sudah ada sistem yang berjalan maka sistem

dianalisa bersama untuk mengarah ke sistem yang baru.

3. Desain

Fase desain menandai bagaimana sistem yang baru akan

bekerja, mempertimbangkan semua detail perangkat keras,

perangkat lunak, infrastruktur, antar muka pengguna. Dalam

fase ini, antar muka pengguna, form, display, program, dan

laporan, serta database dan file ditetapkan.

4. Pengolahan Data & Metode

Fase pengolahan data adalah dimana data diproses

dengan menggunakan suatu metode yang dapat memudahkan

dalam pengolahan data. Pada pengolahan data ini

menggunakan metode forward chaining, dimana data dimulai

Page 60: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

44

dari premis menuju kesimpulan akhir. Metode forward

chaining juga disebut data driven yaitu proses pencarian atau

pengolahan data dikendalikan oleh data yang diberikan.

Sehingga sangat tepat sekali digunakan dalam hal pencarian

data, dalam kasus ini yaitu mendiagnosis penyakit.

5. Implementasi

Fase implementasi adalah pengujian sistem yang telah

selesai dibuat dan siap digunakan dalam mendiagnosa penyakit

ginjal. Untuk pengujian ini menggunakan metode black box.

2.4.1.2 Hasil Pembahasan

Berdasarkan uraian permasalahan dan pembahasan pada bab

sebelumnya tentang penyusunan penelitian pada pembahasan

masalah diagnosa penyakit ginjal, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa :

1. Perancangan Sistem

Untuk menghasilkan sistem pakar diagnosa penyakit

ginjal yang baik diperlukan pembuatan basis aturan dan

basis pengetahuan yang lengkap dan baik agar proses

inferensi berjalan dengan baik. Mekanisme inferensi pada

sistem pakar ini adalah melakukan penalaran maju dengan

menggunakan aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu.

Selama proses konsultasi antar sistem dan pemakai

mekanisme inferensi menguji gejala sesuai dengan aturan

Page 61: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

45

demi satu untuk memperoleh hasil diagnosa berupa

penyakit yang diderita.

2. Diagram Konteks

Diagram konteks merupakan salah satu alat bantu

dalam melakukan analisis terstruktur. Diagram konteks

ini menggambarkan suatu sistem secara garis besarnya

atau keseluruhanya saja. Dalam diagram konteks juga

digambarkan entitas eksternal yang merupakan brainware

yang menghasilkan data yang akan diolah sistem maupun

tujuan.

3. Diagram Alir Data

DAD merupakan alat pembuatan model yang

memungkinkan untuk menggambarkan sistem sebagai

suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu

sama lain dengan alur data baik secara manual maupun

komputerisasi. Berikut diagram alir data sistem pakar

diagnosa penyakit ginjal.

2.4.1.3 Kesimpulan

Berdasarkan uraian permasalahan dan pembahasan pada bab

sebelumnya tentang penyusunan penelitian pada pembahasan

masalah diagnosa penyakit ginjal, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa :

Page 62: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

46

1. Sistem ini dibangun untuk menyimpan keahlian seorang

pakar penyakit ginjal, sehingga sistem ini dapat dijadikan

sebagai asisten pandai di bidangnya sebagai sumber

pengetahuan oleh user.

2. Diagnosa penyakit ginjal memberikan informasi hasil

konsultasi berupa jenis penyakit serta saran pencegahan

3. Penalaran yang digunakan menggunakan forward chaining

yaitu penalaran yang berdasarkan fakta – fakta dalam hal ini

adalah gejala yang ada untuk menarik kesimpulan.

2.4.2 Jurnal Kedua “SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA

PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE BACKWARD

CHAINING”

Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan

pengetahuan, fakta, dan tehnik penalaran dalam memecahkan masalah yang

biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu.

Sistem pakar memberikan nilai tambah pada teknologi untuk membantu

dalam menangani era informasi yang semakin canggih. Aplikasi Sistem

Pakar ini menghasilkan keluaran berupa kemungkinan penyakit ginjal yang

diderita berdasarkan gejala yang dirasakan oleh user. Sistem ini juga

manampilkan besarnya kepercayaan gejala tersebut terhadap kemungkinan

penyakit ginjal yang diderita oleh user. Besarnya nilai persentase tersebut

merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan metode Backward

Chaining. Tujuan mengembangkan sistem pakar sebenarnya bukan untuk

menggantikan peran manusia, tetapi untuk mengalihkan pengetahuan

Page 63: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

47

manusia ke dalam bentuk sistem, sehingga dapat digunakan oleh orang

banyak dan tidak terbatas oleh waktu.

Penyakit ginjal merupakan penyakit yang harus dihindari semua

orang. Pasalnya, penyakit ini sulit dideteksi dan sering mengancam nyawa

seseorang. Penyakit ginjal dikenal sebagai 'silent disease' karena sering tak

ada tanda-tanda peringatan. Jika tak terdeteksi, hal itu hanya akan

memperburuk kondisinya dari waktu ke waktu. Bentuk yang lebih kronis

penyakit ginjal ialah hilangnya secara progresif fungsi ginjal dalam tubuh

selama periode bulan atau tahun. Seringkali, penyakit ini hanya didiagnosis

dari hasil skrining untuk diketahui berada di tingkat mana risiko tinggi

penyakit ginjalnya.

Karena kebutuhan komputerisasi dan teknologi pada bidang kesehatan

khususnya penyakit ginjal oleh para dokter ahli ginjal yang semakin

meningkat maka disarankan kepada pihak rumah sakit untuk menggunakan

sistem pakar yang dapat mendeteksi gejala gejala penyakit ginjal.

2.4.2.1 Metode Penelitian

Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi

pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk

memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya

seorang ahli.

1. Analisa Knowledge Base Pada Sistem

Knowledge Base berisi aturan-aturan yang akan

digunakan untuk menentukan jenis penyakit.Dasar dari

Page 64: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

48

pengujian sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis

penyakiyt ginjal adalah dari gejala-gejala yang ada.

2. Analisa Basis Data Pada Sistem

Basis data digunakan untuk memahami, meluruskan

dan menyelesaikan masalah sesuai dengan fakta-fakta yang

ada. Rancangan program sistem pakar dalam menentukan

jenis penyakit ginjal, menggunakan database (basis data)

sebagai tempat penyimpanan data. Table database yang

dirancang adalah Table User, Table Gejala dan Table

Penyakit.

Tabel-tabel yang digunakan serta penjelasan masing-

masing tabel pada sistem pakar dalam menentukan jenis

penyakit ginjal adalah :

1. Tabel user digunakan untuk menyimpan data atau

informasi pengguna sewaktu akan melakukan login

aplikasi.

2. Tabel gejala digunakan untuk menyimpan data atau

informasi tentang gejala-gejala yang kemungkinan

diderita oleh pasien.

3. Tabel penyakit digunakan untuk menyimpan data atau

informasi tentang penyakit yang kemungkinan diderita

oleh pasien.

Page 65: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

49

3. Analisa Proses Inference Engine

Inference engine merupakan perangkat lunak yang

melakukan penalaran dengan menggunakan pengetahuan

yang ada seperti prosedur untuk mencocokkan ciri-ciri yang

ada dengan aturanaturan yang telah disimpan pada

knowledge agar diperoleh satu konklusi (keputusan) yang

sesuai dengan ciri-ciri yang diberikan.

Mekanisme inferensi mengandung suatu mekanisme

pola piker dan penalaran yang digunakan dalam

menyelesaikan suatu masalah, dalam hal ini bagaimana

sistem dapat mengambil suatu kesimpulan berdasarkan

gejala-gejala yang di input oleh pengguna.

Selanjutnya pendekatan yang dipakai sistem pakar

untuk mengidentifikasi jenis penyakit ginjal dengan

menggunakan pelacakan kebelakang / Forward Chaining

dimana pelacakan tersebut dimotori oleh data masukan

gejala-gejala oleh penderita dan selanjutnya akan dibuat

sebuah kesimpulan.

Pada proses identifikasi jenis penyakit ginjal, maka

semua premis dari gejala-gejala yang dirasakan oleh pasien

harus diisi sesuai tampilan gambar yang ada pada sistem.

Setelah itu proses backward chaining akan dilakukan mulai

dari rule pertama sampai rule terakhir. Pada saat melakukan

backward chaining tersebut program juga akan melakukan

Page 66: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

50

penghitungan nilai probabilitas. Nilai probabilitas tertinggi-

lah yang nantinya akan diambil.

4. Analisa Desain User Interface Sistem

User Interface adalah perangkat lunak yang

menyediakan media komunikasi antar pengguna dengan

sistem, seperti prosedur untuk pencatatan konsultasi dari

pasien dengan para pakar ahli spesialis ginjal, menginput

gejala gejala yang kemungkinan diderita, menampilkan

hasil dari konsultasi berupa penyakit yang diderita oleh

pasien serta berapa persentase terkena penyakit tersebut.

Pakar akan menginput jumlah rule dan kemudian akan

ditampilkan premis-premis berupa gejala dan jenis

penyakit.

Sistem yang akan dibangun memiliki beberapa menu

yaitu Menu Login, Menu Utama, Menu User, Menu Gejala,

Menu Penyakit, Menu Diagnosa, Menu Hasil Diagnosa dan

Menu About.

5. Analisa Explanation Facilities Sistem

Explanation facilities atau fasilitas penjelasan

merupakan komponen tambahan yang dibuat agar pemakai

dapat memanfaatkan sistem dengan benar.

Page 67: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

51

2.4.2.2 Kesimpulan

Dari hasil pengujian terhadap Aplikasi Sistem Pakar yang

dibangun, kesimpulannya adalah program aplikasi sistem pakar

dapat menyelesaikan masalah yaitu bisa menampilkan hasil

diagnosa dengan cepat dan tepat berdasarkan gejala-gejala yang

dimasukan oleh user.

Untuk membuat hasil diagnosa menjadi sangat valid, maka

data gejala yang dimasukan oleh seorang administrator / pakar

kedalam suatu data penyakit, harus lengkap artinya gejala-gejala

yang bisa mengarah ke suatu penyakit tersebut harus dimasukan

secara lengkap, karena kesimpulan hasil diagnosa (persentase) yang

ditampilkan dihitung secara otomatis oleh sistem aplikasi yaitu

banyaknya gejala yang dipilih oleh user dibagi dengan banyaknya

gejala yang dimiliki oleh suatu penyakit dikali 100.

Sehingga dari persentase itulah, user bisa mengetahui penyakit

apa yang diderita dan kemungkinan mendapatkan penyakit yang

lain.

2.5 Tabel Perbandingan Jurnal

Dari kedua jurnal diatas, terdapat beberapa perbandingan atau

perbedaan dengan sistem yang dibuat. Perbandingan tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut:

Page 68: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

52

Jurnal 1 Jurnal 2 Aplikasi yang dibuat

Fitur Keterangan

Menu Tidak Ya Ya

Form Login Tidak Ya Ya

Tampilan Menu Diagnosa Ya Ya Ya

Hasil Diagnosa Ya Ya Ya

Penambahan Data Tidak Tidak Ya

Logout Tidak Ya Ya

Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Jurnal

Page 69: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

53

BAB III

PERANCANGAN APLIKASI

3.1 Latar Belakang Penggunaan Metode

3.1.1 Tabel Gejala Penyakit Ginjal.

Dibawah ini adalah merupakan tabel gejala penyakit ginjal yang

didapatkan dari jurnal yang berjudul “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa

Penyakit Ginjal Dengan Metode Backward Chaining

Kode

Gejala Gejala yang dialami

1 Demam

2 Kejang

3 Pembengkakan diseluruh badan

4 Ruam kulit

5 Mudah Lelah

6 Tremor tangan

7 Mual dan muntah

8 Darah didalam air seni

9 Dehidrasi dan produksi urine berkurang

10 Tekanan darah tinggi dan diabetes

11

Sedang mengkonsumsi obat pereda rasa sakit atau jangka

panjang

12 Kondisi semakin menurun

13 Warna urine menjadi keruh

14 Gatal diseluruh tubuh

15 Nyeri pada pinggang dan perut

Tabel

3.1 Tabel Gejala Penyakit Ginjal

Page 70: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

54

Kode

Gejala

Kode Penyakit Ginjal

PG-01 PG-02 PG-03

1 * *

2 *

3 *

4 *

5 * *

6 *

7 * *

8 * * *

9 *

10 * *

11 * * *

12 *

13 * *

14 *

15 *

Tabel 3.2 Tabel Hubungan Kode Gejala

1. Kode Gejala yaitu sebuah gejala penyakit yang sering dialami oleh

penderita penyakit.

2. Data penyakit diambil oleh dokter ahli pada saat melakukan diagnosa.

Page 71: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

55

3.1.2. Data Preparation

No Kode

Penyakit Nama

Penyakit Gejala Penyakit

1 PG-01 Gagal Ginjal Akut Demam

Kejang

Pembengkakan diseluruh badan

Ruam kulit

Mudah Lelah

Tremor tangan

Mual dan muntah

Darah didalam air seni

Dehidrasi dan produksi urine berkurang

Tekanan darah tinggi dan diabetes

Sedang mengkonsumsi obat pereda rasa sakit

atau jangka panjang

Kondisi semakin menurun

2 PG-02 Gagal Ginjal Kronis Demam

Mudah Lelah

Mual dan muntah

Darah didalam air seni

Tekanan darah tinggi dan diabetes

Sedang mengkonsumsi obat pereda rasa sakit

atau jangka panjang

Warna urine menjadi keruh

Gatal diseluruh tubuh

3 PG-03 Batu Ginjal Darah didalam air seni

Sedang mengkonsumsi obat pereda rasa sakit

atau jangka panjang

Warna urine menjadi keruh

Nyeri pada pinggang dan perut

Tabel 3.3 Tabel Data Preparation

Page 72: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

56

3.2 Analisa Kebutuhan

3.2.1 Identifikasi Dan Analisa Kebutuhan Pemakai

Masyarakat umum adalah user para pengguna mobil yang

dapat mencari informasi dan dapat berkonsultasi melalui proses

diagnosa yang terdapat dalam sistem tersebut.

3.2.2 Perangkat Untuk Membuat Aplikasi

1. Perangkat Keras

Perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk

membangun sistem untuk mendiagnosa kerusakan pada mobil ayla

ini adalah sebagai berikut :

a. Personal computer

b. Processor core i3

c. RAM 8GB

d. Harddisk 500GB

e. Monitor

f. Keyboard dan Mouse

Page 73: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

57

Perangkat keras minimum server yang direkomendasikan

untuk menjalankan aplikasi sistem pakar ini adalah sebagai berikut :

o Processor : Dengan kecepatan 2.4 GHz

o Kapasitas Harddisk : 120 GB

o RAM : 256 MB

o VGA Card : 128 MB

o Monitor, Mouse, Keyboard

Perangkat keras minimum client yang direkomendasikan

untuk menjalankan aplikasi sistem pakar ini adalah sebagai berikut :

o Processor : Dengan kecepatan 2.0 GHz

o Kapasitas Harddisk : 20 GB

o RAM : 128 MB

o VGA Card : 68 MB

o Monitor, Mouse, Keyboard

Page 74: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

58

2. Perangkat Lunak

Pemodelan Analisis Perangkat lunak pada server yang

digunakan adalah sistem operasi Microsoft windows 10

Professional, Bahasa Pemrogramannya menggunakan PHP dengan

toolnya Macromedia dreamweaver 8, web browser, serta

menggunakan databasenya yaitu MySQL. Sedangkan untuk analisis

perangkat lunak pada client hanya menggunakan Web browser

seperti Mozilla firefox, opera, dan lain lain

3.3 Permasalahan

Metode Tsukamoto merupakan sebuah metode yang dapat membantu

sistem ini berjalan dengan baik dalam pengambilan keputusan. Metode in

sangat mudah di pahami dan memiliki toleransi pada data yang kurang

tepat,Tsukamoto juga dapat mengaplikasikan pengalaman dari para pakar

secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. Pada metode ini proses

inferensi dilakukan dengan rule berbentuk IF-THEN dan menggunakan

operasi AND, dimana akan dipilih nilai yang lebih minimum (MIN) dari

beberapa variabel yang ada.

Page 75: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

59

3.4 Usulan Pemecahan Masalah

Forward chaining adalah teknik pencarian yang dimulai dengan fakta

yang diketahui, kemudian mencocokan fakta-fakta tersebut dengan bagian IF

dari rules IF-THEN. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule

tersebut dieksekusi.

Bila sebuah rule di eksekusi, maka sebuah fakta baru ditambahkan

kedalam database. Setiap kali pencocokan dimulai dari rule teratas dan setiap

rule hanya boleh dieksekusi sekali saja. Proses pencocokan berhenti bila tidak

ada lagi rule yang bisa dieksekusi.

Fuzzy Logic merupakan suatu pengetahuan yang membuat komputer

dapat meniru kecerdasan manusia sehingga diharapkan komputer dapat

melakukan hal yang apabila dikerjakan manusia memerlukan kecerdasan.

Dalam logika Fuzzy dikenal berhingga keadaan dari nilai “0” sampai ke

nilai “1”. Logika fuzzy tidak hanya mengenal dua keadaan tetapi juga

mengenal sejumlah keadaan yang berkisar dari keadaan salah sampai keadaan

benar.

Berikut merupakan hal yang perlu dipahami dalam sistem Fuzzy, yaitu

1. Variabel Fuzzy

Variabel Fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas

dalam suatu sistem Fuzzy

Page 76: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

60

2. Himpunan Fuzzy

Himpunan Fuzzy merupakan himpunan yang tiap elemennya

mempunyai derajat keanggotaan tertentu terhadap himpunannya.

Himpunan fuzzy memiliki dua atribut, yaitu : Linguistik Dan

Numeris

Linguistik merupakan penamaan suatu grup yang mewakili

suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa

alami, sedangkan Numeris adalah suatu nilai (angka) yang

menunjukkan ukuran dari suatu variabel

3. Semesta Pembicaraan

Semesta pembicaraan adalah suatu keseluruhan nilai yang di

perbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel Fuzzy. Nilai ini

dapat berupa bilangan positif atau negatif.

4. Domain

Domain himpunan Fuzzy adalah keseluruhan nilai yang

diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam

suatu himpunan Fuzzy. Nilai domain dapat berupa bilangan positif

maupun negatif.

Page 77: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

61

BAB IV

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

4.1. Rancangan Algoritma

Berdasarkan dari ulasan yang telah dijabarkan dari bab III makan

memberikan sebuah informasi kepada tiap pasien, agar pasien dapat lebih

memahami gejala-gejala yang dapat menyerang ginjal manusia dan bisa

menanganinya dengan cepat. Adapun metode yang digunakan adalah Fuzzy Logic

Tsukamoto. Metode ini dipilih karena sesuai dalam menghasilkan keputusan

berdasarkan kategori humanis atau yang bersifat dengan manusia.

Proses awal system yang dilakukan adalah dokter melakukan diagnosa

berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh pasien, lalu dari hasil pemeriksaan

tersebut akan menghasilkan sebuah riil. Bilangan riil tersebut yang akan masuk ke

dalam proses Fuzzy Logic. Pada tahapan awal Fuzzy, bilangan riil tersebut akan

dimasukkan ke dalam tahapan fuzzyfikasi. Proses fuzzifikasi mengubah bilangan

riil tersebut menjadi bilangan fuzzy sehingga dapat di proses pada tahapan

berikutnya.

Proses berikutnya adalah proses penalaran metode Tsukamoto. dalam setiap

aturan fuzzy sehingga menghasilkan keluaran fuzzy baru. Hasil keluaran fuzzy ini

kemudian di proses ke dalam tahapan defuzzifikasi. Setelah proses defuzzifikasi

maka didapatkan bilangan riil baru yang digunakan untuk menentukan penyakit apa

yang diderita pasien dan cara penanganan yang sesuai.

Page 78: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

62

4.2. Himpunan Fuzzy

Variabel masukan dan variabel keluaran pada metode Tsukamoto, dibagi

menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy. Pada proses ini, karakteristik dari penyakit

ginjal direpresentasikan sebagai variabel masukan. Sedangkan varibel keluaran

pada proses ini berupa penyakit ginjal yang di derita.

Himpunan fuzzy merupakan kesatuan yang mewakili keadaan tertentu dalam

sebuah variabel fuzzy. Pada proses ini, telah digunakan himpunan fuzzy berupa

enam variabel linguistik yaitu RENDAH , SEDANG , TINGGI, BATU GINJAL,

GAGAL GINJAL AKUT dan GAGAL GINJAL KRONIS. Variabel linguistik

disatukan dengan fuzzy set, yang masing-masing memiliki fungsi keanggotaan yang

telah didefinisikan. Fungsi keanggotaan adalah kurva yang menunjukkan

representasi titik input data ke dalam nilai keanggotaan yang memiliki interval

antara 0 sampai 1. Fungsi untuk menentukan nilai keanggotaan digambarkan

dengan kurva segitiga dan kurva bentuk bahu. Variabel fuzzy yang akan

dimodelkan:

a. Variabel masukan

Pada sistem ini, terdapat sebuah himpunan yang akan digunakan

dalam menentukan penyakit ginjal yaitu karakteristik gejala penyakit ginjal.

Setiap karakteristik gejala penyakit ginjal masing-masing memiliki 4 buah

variabel. Adapun variabel masukan tiap gejala penyakit ginjal adalah :

1. Gejala Berjangka (GB) memiliki 3 himpunan yaitu RENDAH, SEDANG

dan TINGGI.

2. Gejala Mempengaruhi Tubuh (GMT) memiliki 3 himpunan yaitu

RENDAH, SEDANG dan TINGGI.

Page 79: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

63

3. Gejala Fisik (GF) memiliki 3 himpunan yaitu RENDAH, SEDANG dan

TINGGI.

4. Gejala Terlihat (GT) memiliki 3 himpunan yaitu RENDAH, SEDANG

dan TINGGI.

Dalam variabel GB terdiri dari tiga himpunan fuzzy yaitu RENDAH,

SEDANG dan TINGGI yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 4.1 Himpunan Fuzzy Variabel Inputan GB

Fungsi keanggotaan pada setiap himpunan dirumuskan sebagai berikut :

Page 80: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

64

Dalam variabel GF terdiri dari tiga himpunan fuzzy yaitu RENDAH,

SEDANG dan TINGGI yang ditunjukkan pada gambar 4.6.

Gambar 4.2 Himpunan Fuzzy Variabel Inputan GF

Fungsi keanggotaan pada setiap himpunan dirumuskan sebagai berikut :

Dalam variabel GMT terdiri dari tiga himpunan fuzzy yaitu RENDAH,

SEDANG dan TINGGI yang ditunjukkan pada gambar 4.7.

Page 81: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

65

Gambar 4.3. Himpunan Fuzzy Variabel Inputan GMT

Fungsi keanggotaan pada setiap himpunan dirumuskan sebagai berikut :

Dalam variabel GT terdiri dari tiga himpunan fuzzy yaitu RENDAH,

SEDANG dan TINGGI yang ditunjukkan pada gambar 4.8.

Page 82: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

66

Gambar 4.4 Himpunan Fuzzy Variabel GT

Fungsi keanggotaan pada setiap himpunan dirumuskan sebagai berikut :

b. Variabel keluaran

Variabel output pada penelitian ini berupa penyakit yang merupakaan

dasar dari pemilihan gejala penyakit ginjal. Variabel output ini terdiri dari tiga

himpunan fuzzy, yaitu Batu Ginjal, Gagal Ginjal Akut, dan Gagal Ginjal Kronis

seperti yang ditunjukan pada gambar 4.5

Page 83: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

67

Gambar 4.5 Himpunan Fuzzy Variabel Keluaran

Fungsi keanggotaan pada setiap himpunan dirumuskan sebagai berikut:

4.3. Uji Kasus

4.3.1 Perhitungan Himpunan Fuzzy

Dalam himpunan Penilaian Kelayakan Peminjaman Kredit terdapat 4

variabel yaitu GB, GMT, GF dan GT. Sebagai contoh nilai GB adalah 10,

nilai GMT adalah 8, nilai GF adalah 3 dan nilai GT adalah 4.

Page 84: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

68

1. GB = 10

2. GMT = 8

× × = 0

× × × = 0

× ×

= 1

× × = 0

× × ×

= 1

× × = 0

Page 85: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

69

3. GF = 3

4. GT = 4

× ×

= 1

× × ×

= 0

× × = 0

× ×

= 0,5

× × ×

= 0,5

× × = 0

Page 86: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

70

4.3.2 Aturan Fuzzy

Adapun aturan fuzzy yang dapat digunakan sebagai berkut:

1. IF GB TINGGI AND IF GMT TINGGI AND IF GF TINGGI AND

IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL KRONIS

2. IF GB TINGGI AND IF GMT TINGGI AND IF GF TINGGI AND

IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL KRONIS

3. IF GB TINGGI AND IF GMT TINGGI AND IF GF TINGGI

AND IF GT RENDAH GAGAL GINJAL KRONIS

4. IF GB TINGGI AND IF GMT TINGGI AND IF GF SEDANG AND

IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL KRONIS

5. IF GB TINGGI AND IF GMT TINGGI AND IF GF SEDANG AND

IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

6. IF GB TINGGI AND IF GMT TINGGI AND IF GF SEDANG AND

IF GT RENDAH THEN GAGAL GINJAL AKUT

7. IF GB TINGGI AND IF GMT TINGGI AND IF GF RENDAH

AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL KRONIS

8. IF GB TINGGI AND IF GMT TINGGI AND IF GF RENDAH

AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

9. IF GB TINGGI AND IF GMT TINGGI AND IF GF RENDAH

AND IF GT RENDAH THEN TIDAK BATU GINJAL

10. IF GB TINGGI AND IF GMT SEDANG AND IF GF TINGGI AND

IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL KRONIS

11. IF GB TINGGI AND IF GMT SEDANG AND IF GF TINGGI AND

IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

Page 87: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

71

12. IF GB TINGGI AND IF GMT SEDANG AND IF GF TINGGI

AND IF GT RENDAH THEN GAGAL GINJAL AKUT

13. IF GB TINGGI AND IF GMT SEDANG AND IF GF SEDANG

AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL AKUT

14. IF GB TINGGI AND IF GMT SEDANG AND IF GF SEDANG

AND IF GT SEDANG GAGAL GINJAL AKUT

15. IF GB TINGGI AND IF GMT SEDANG AND IF GF SEDANG

AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

16. IF GB TINGGI AND IF GMT SEDANG AND IF GF RENDAH

AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL AKUT

17. IF GB TINGGI AND IF GMT SEDANG AND IF GF RENDAH

AND IF GT SEDANG THEN BATU GINJAL

18. IF GB TINGGI AND IF GMT SEDANG AND IF GF

RENDAH AND IF GT RENDAH THEN GAGAL GINJAL AKUT

19. IF GB TINGGI AND IF GMT RENDAH AND IF GF TINGGI

AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL KRONIS

20. IF GB TINGGI AND IF GMT RENDAH AND IF GF TINGGI

AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL KRONIS

21. IF GB TINGGI AND IF GMT RENDAH AND IF GF TINGGI

AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

22. IF GB TINGGI AND IF GMT RENDAH AND IF GF SEDANG

AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL AKUT

23. IF GB TINGGI AND IF GMT RENDAH AND IF GF SEDANG

AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

Page 88: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

72

24. IF GB TINGGI AND IF GMT RENDAH AND IF GF SEDANG

AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

25. IF GB TINGGI AND IF GMT RENDAH AND IF GF RENDAH

AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL AKUT

26. IF GB TINGGI AND IF GMT RENDAH AND IF GF RENDAH

AND IF GT SEDANG THEN BATU GINJAL

27. IF GB TINGGI AND IF GMT RENDAH AND IF GF RENDAH

AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

28. IF GB SEDANG AND IF GMT TINGGI AND IF GF TINGGI AND

IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL KRONIS

29. IF GB SEDANG AND IF GMT TINGGI AND IF GF TINGGI AND

IF GT SEDANG GAGAL GINJAL AKUT

30. IF GB SEDANG AND IF GMT TINGGI AND IF GF TINGGI AND

IF GT RENDAH THEN GAGAL GINJAL AKUT

31. IF GB SEDANG AND IF GMT TINGGI AND IF GF SEDANG

AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL AKUT

32. IF GB SEDANG AND IF GMT TINGGI AND IF GF SEDANG

AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

33. IF GB SEDANG AND IF GMT TINGGI AND IF GF

SEDANG AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

34. IF GB SEDANG AND IF GMT TINGGI AND IF GF RENDAH

AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL AKUT

35. IF GB SEDANG AND IF GMT TINGGI AND IF GF RENDAH

AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

Page 89: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

73

36. IF GB SEDANG AND IF GMT TINGGI AND IF GF RENDAH

AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

37. IF GB SEDANG AND IF GMT SEDANG AND IF GF TINGGI

AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL AKUT

38. IF GB SEDANG AND IF GMT SEDANG AND IF GF TINGGI

AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

39. IF GB SEDANG AND IF GMT SEDANG AND IF GF TINGGI

AND IF GT RENDAH THEN GAGAL GINJAL AKUT

40. IF GB SEDANG AND IF GMT SEDANG AND IF GF SEDANG

AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL KRONIS

41. IF GB SEDANG AND IF GMT SEDANG AND IF GF SEDANG

AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

42. IF GB SEDANG AND IF GMT SEDANG AND IF GF SEDANG

AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

43. IF GB SEDANG AND IF GMT SEDANG AND IF GF

RENDAH AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL AKUT

44. IF GB SEDANG AND IF GMT SEDANG AND IF GF RENDAH

AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

45. IF GB SEDANG AND IF GMT SEDANG AND IF GF RENDAH

AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

46. IF GB SEDANG AND IF GMT RENDAH AND IF GF TINGGI

AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL KRONIS

47. IF GB SEDANG AND IF GMT RENDAH AND IF GF TINGGI

AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

Page 90: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

74

48. IF GB SEDANG AND IF GMT RENDAH AND IF GF TINGGI

AND IF GT RENDAH THEN GAGAL GINJAL AKUT

49. IF GB SEDANG AND IF GMT RENDAH AND IF GF SEDANG

AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL AKUT

50. IF GB SEDANG AND IF GMT RENDAH AND IF GF SEDANG

AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

51. IF GB SEDANG AND IF GMT RENDAH AND IF GF SEDANG

AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

52. IF GB SEDANG AND IF GMT RENDAH AND IF GF RENDAH

AND IF GT TINGGI THEN BATU GINJAL

53. IF GB SEDANG AND IF GMT RENDAH AND IF GF RENDAH

AND IF GT SEDANG THEN BATU GINJAL

54. IF GB SEDANG AND IF GMT RENDAH AND IF GF RENDAH

AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

55. IF GB RENDAH AND IF GMT TINGGI AND IF GF TINGGI

AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL KRONIS

56. IF GB RENDAH AND IF GMT TINGGI AND IF GF TINGGI

AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

57. IF GB RENDAH AND IF GMT TINGGI AND IF GF TINGGI

AND IF GT RENDAH THEN GAGAL GINJAL AKUT

58. IF GB RENDAH AND IF GMT TINGGI AND IF GF

SEDANG AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL KRONIS

59. IF GB RENDAH AND IF GMT TINGGI AND IF GF

SEDANG AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

Page 91: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

75

60. IF GB RENDAH AND IF GMT TINGGI AND IF GF

SEDANG AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

61. IF GB RENDAH AND IF GMT TINGGI AND IF GF

RENDAH AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL AKUT

62. IF GB RENDAH AND IF GMT TINGGI AND IF GF

RENDAH AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

63. IF GB RENDAH AND IF GMT TINGGI AND IF GF RENDAH

AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

64. IF GB RENDAH AND IF GMT SEDANG AND IF GF TINGGI

AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL KRONIS

65. IF GB RENDAH AND IF GMT SEDANG AND IF GF TINGGI

AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

66. IF GB RENDAH AND IF GMT SEDANG AND IF GF TINGGI

AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

67. IF GB RENDAH AND IF GMT SEDANG AND IF GF SEDANG

AND IF GT TINGGI BATU GINJAL

68. IF GB RENDAH AND IF GMT SEDANG AND IF GF SEDANG

AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

69. IF GB RENDAH AND IF GMT SEDANG AND IF GF SEDANG

AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

70. IF GB RENDAH AND IF GMT SEDANG AND IF GF RENDAH

AND IF GT TINGGI THEN BATU GINJAL

71. IF GB RENDAH AND IF GMT SEDANG AND IF GF RENDAH

AND IF GT SEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

Page 92: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

76

72. IF GB RENDAH AND IF GMT SEDANG AND IF GF

RENDAH AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

73. IF GB RENDAH AND IF GMT RENDAH AND IF GF TINGGI

AND IF GT TINGGI GAGAL GINJAL AKUT

74. IF GB RENDAH AND IF GMT RENDAH AND IF GF TINGGI

AND IF GT SEDANG THEN BATU GINJAL

75. IF GB RENDAH AND IF GMT RENDAH AND IF GF TINGGI

AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

76. IF GB RENDAH AND IF GMT RENDAH AND IF GF SEDANG

AND IF GT TINGGI THEN GAGAL GINJAL AKUT

77. IF GB RENDAH AND IF GMT RENDAH AND IF GF

SEDANG AND IF GTSEDANG THEN GAGAL GINJAL AKUT

78. IF GB RENDAH AND IF GMT RENDAH AND IF GF SEDANG

AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

79. IF GB RENDAH AND IF GMT RENDAH AND IF GF

RENDAH AND IF GT TINGGI THEN BATU GINJAL

80. IF GB RENDAH AND IF GMT RENDAH AND IF GF

RENDAH AND IF GT SEDANG THEN BATU GINJAL

81. IF GB RENDAH AND IF GMT RENDAH AND IF GF

RENDAH AND IF GT RENDAH THEN BATU GINJAL

4.3.3 Penalaran

Tahap ini merupakan susunan antar aturan yang dilakukan untuk

mencari nilai α-predikat setiap aturan (αi). Nilai dari himpunan fuzzy dari

masing-masing variabel kemudian akan dimasukkan kedalam 81 aturan

Page 93: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

77

fuzzy himpunan kelsayakan guna mendapatkan nilai α-predikat tiap aturan.

Operator yang digunakan untuk menghubungkan aturan-aturan input adalah

operator AND yang menggambarkan antara input-output adalah IF – THEN.

[R18] IF GB TINGGI AND IF GMT SEDANG AND IF GF

RENDAH AND IF GT RENDAH THEN GAGAL GINJAL AKUT

= 0,5

Setelah nilai α-predikat 1 diketahui maka dicari nilai (z) didalam

himpunan hasil yaitu penyakit GAGAL GINJAL AKUT.

Maka dari proses penalaran (interferensi) didapatkan nilai α-

predikat1 = 0,5 dan nilai z1 = 50. Proses terus dilakukan hingga semua aturan

mendapatkan nilai α-predikat dan z.

4.3.4 Defuzzifikasi

Tahap ini disebut juga tahap penegasan input dan proses. Penegasan

ini adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan-

aturan fuzzy, sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu bilangan

pada domain himpunan fuzzy tersebut. Hasil aturan seperti data diatas adalah

:

Page 94: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

78

={(0*0) + (0*0) +(0*0) +(0*0) +(0*0) +(0*0) +(0*0) +(0*0)

+(0*100) +(0*0) +(0*0) +(0*0) +(0*0) +(0*0) + (0*100)

+(0*100) + (0*100) +(0*100) +(0*0) +(0*0)+ (0*100) +(0*100)

+ (0,5*50) +(0*100) +(0*100) +(0*100) +(0*100) +(0*0) +(0*0)

+(0*0) +(0*0) +(0*0) +(0*0) +(0*0) +(0*0) + (0*100) + (0*0)

+(0*0) +(0*0) +(0*0) +(0*0) + (0*100) +(0*100) + (0*100)

+(0*100) +(0*0) +(0*0) + (0*100)+ (0*0) +(0*100) + (0*100)

+(0*100) + (0*100) +(0*100) +(0*0) +(0*0) +(0*0) +(0*0)

+(0*0) +(0*0) +(0*0) +(0*0) + (0*100) +(0*0) +(0*0) + (0*100)

+(0*0) + (0*100) + (0*100) + (0*100) + (0*100) + (0*100)

+(0*0) + (0*100) + (0*100) + (0*0) +(0*0) + (0*100) + (0*100)

+ (0*100) + (0*100) / 0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0

+0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 + 0,5 + 0 + 0 +0 + 0 +0 + 0

+0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0

+0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0

+0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0

+0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0

+0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0

+0 + 0 +0 + 0 +0 +0 + 0 +0 + 0 +0 + 0 }

=

= 50

Maka nilai kelayakan yang didapatkan adalah 50.

Page 95: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

79

4.3.5 Aturan Pemrograman

Setelah proses fuzzifikasi, telah didapatkan hasil dari masing-masing

himpunan penyakit. Hasil himpunan akan berupa angka 0-100. Kemudian

angka tersebut akan menjadi suatu kondisi didalam himpunan yaitu sebagai

berikut:

1. IF penyakit < 30 THEN BATU GINJAL

2. IF penyakit < 60 THEN GAGAL GINJAL AKUT

3. IF penyakit < 80 THEN GAGAL GINJAL KRONIS

4.4 Desain Database

Gambar 4.6 Desain Database

Page 96: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

80

4.5 Spesifikasi Rancangan Basis Data

Nama file : Tabel User

Primary Key : userid

Nama Tabel : tbl_user

Panjang Record : 50

Nama Field Tipe Panjang Field Keterangan

Userid Varchar 25 Id User

Password Varchar 25 Kata Sandi

Tabel 4.1 Rancangan Tabel tbl_user

Nama file : Tabel Penyakit

Primary Key : id_penyakit

Nama Tabel : tbl_penyakit

Panjang Record : 59

Nama Field Tipe

Panjang

Field Keterangan

Id_penyakit Int 4 Id Penyakit

Kode_penyakit Varchar 5 Kode Penyakit

Nama_penyakit Varchar 50 Nama Penyakit

Tabel 4.2 Rancangan Tabel tbl_penyakit

Page 97: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

81

Nama file : Tabel Pertanyaan

Primary Key : id_pertanyaan

Nama Tabel : tbl_pertanyaan

Panjang Record : 258

Nama Field Tipe Panjang Field Keterangan

Id_pertanyaan Int 4 Id Pertanyaan

Id_penyakit Int 4 Id Penyakit

Nama_pertanyaan Varchar 250 Pertanyaan

Tabel 4.3 Rancangan Tabel tbl_pertanyaan

Nama file : Tabel Jawaban

Primary Key : id_jawaban

Nama Tabel : h_jawaban

Panjang Record : 55

Tabel 4.4 Rancangan Tabel jawaban

Nama Field Tipe

Panjang

Field Keterangan

Id_jawaban Int 4 Id Jawaban

Id_pertanyaan Int 4

Id

pertanyaan

Jawaban Int 4 Jawaban

Userid Varchar 25 Id User

Tgl Datetime 8

Tanggal

Input

Status Varchar 10

Status

jawaban

Page 98: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari uraian bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

mengenai sistem pakar mendiagnosa penyakit pada menggunakan metode

Tsukamoto sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan aplikasi Sistem Pakar ini maka dapat membantu

pasien untuk mengetahui ciri-ciri penyakit ginjal.

2. Mengetahui bagaimana cara menerapkan metode Fuzzy Logic Tsukamoto

dalam sebuah aplikasi.

3. Dapat memahami cara kerja metode Fuzzy Logic Tsukamoto dalam

pengambilan keputusan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, penulis

memberikan saran yang bertujuan untuk kebaikan dan peningkatan sistem, antara

lain :

1. Menambahkan beberapa variabel dan rules Tsukamoto agar sistem dapat

berjalan dengan lebih baik dan lebih akurat.

2. Merubah tampilan agar menjadi lebih baik dan lebih mudah untuk dipahami

oleh pengguna.

3. Memasukan saran untuk penanganan sementara dari penyakit itu sendiri.

Page 99: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN

84

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama Lengkap : Hengky

Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 13 November 1995

Jenis Kelamin : Laki - laki

Alamat Lengkap : Vila Regensi Tangerang II Blok FC-9 NO 36

Agama : Kristen

No. Handphone : 087808933902

E-mail : [email protected]

Pendidikan Formal

2002 – 2008 SD St Paskalis 1

2008 – 2011 SMP Maria Mediatrix

2011 – 2014 SMK Buddhi

2014 – Sekarang Program Studi Teknik Informatika Peminatan Database

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Buddhi Dharma,

Tangerang

Page 100: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN