Upload
nguyencong
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasar Modal dan Bursa Efek
Perusahaan yang ingin mendapat atau menambah modal usahanya tentu
harus mencarinya melalui sumber-sumber penawaran modal yang tersedia.
Menurut Bambang Riyanto (1995:209) membagi sumber penawaran modal
menurut asalnya menjadi dua bagian besar yaitu sumber internal (internal
sources) dan sumber eksternal (external sources). Sumber penawaran modal
eksternal yang utama adalah supplier, bank, dan pasar modal.
Definisi pasar modal menurut Bambang Riyanto (1995:219) :
“Pasar modal (capital market) adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) di satu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang di lain pihak, atau dengan kata lain adalah tempat (dalam artian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau jangka panjang.”
Menurut Suad Husnan (2001:3) :
“Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang deterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta.”
Ada tiga definisi pasar modal menurut Kamarudin Ahmad, SE., M.M.
(2004:18):
a. Definisi yang luas
Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi,
termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang
keuangan, serta surat-surat kertas berharga/klaim, jangka panjang dan
jangka pendek, primer dan tidak langsung.
b. Definisi dalam arti menengah
Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-
lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang
berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham-saham,
obligasi-obligasi, pinjaman berjangka hipotek, dan tabungan serta
deposito berjangka.
c. Definisi dalam arti sempit
Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan
saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa dari makelar,
komisioner dan para underwriter.
Dalam Undang-undang Pasar Modal No 8 Tahun 1995 Pasal 1 Angka
13 :
“Pasar modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang deterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”
Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa pasar modal
adalah tempat atau situasi terjadinya transaksi perdagangan efek seperti saham,
obligasi baik berupa transaksi penjualan maupun pembelian.
Definisi bursa efek dalam Undang-undang Pasar Modal No 8 Tahun
1995 Pasal 1 Angka 4 :
“Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.”
Sedangkan pengertian bursa efek menurut Kamaruddin Ahmad,SE.,
M.M. dan J. Bogen (2004:18):
“Bursa efek adalah suatu sistem yang terorganisasi dengan
mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek
secara langsung atau melalui wakil-wakilnya.”
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa bursa efek adalah suatu
organisasi yang menyelenggarakan pasar untuk memperdagangkan saham dimana
terdapat peraturan yang ketat untuk masuk ke dalamnya.
2.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan data keuangan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Definisi akuntansi menurut Arens (2000:7) adalah :
“Accounting is the process of recording, elassifying and summarizing of
economical event in logical manner for the purpose of profiding
financial information for decision making.”
Dalam proses akuntansi di identifikasikan berbagai transaksi atau
peristiwa yang merupakan kegiatan ekonomi perusahaan yang dilakukan melalui
pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran transaksi-transaksi yang bersifat
keuangan sedemikian rupa sehingga hanya informasi yang relevan dan saling
berhubungan satu dengan lainnya yang mampu memberikan gambaran secara
layak tentang keadaan keuangan serta hasil usaha perusahaan dalam satu periode
yang akan digabungkan dan disajikan dalam bentuk laporan.
2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan
keuangan, berikut dikemukakan beberapa pengertian laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
Menurut IAI dalam SAK (2002:2) :
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul informasi tambahan yang
berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.”
Sedangkan Kieso dan Weygandt (2004:2) menyatakan :
“Financial statement are the principal means throught which financial information is communicated to those outside an enterprise. These statement provide the company’s history quantified in money terms. The financial statement most frequently provided are (1) the balance sheet, (2) the income statement, (3) the statement of cash flows, and (4) the statement of owner’s or stockholder’s equity. In addition, note disclosures are an integral part of each financial statement.”
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa laporan keungan terdiri dari
neraca, laporan laba rugi dan informasi keuangan lainnya yang merupakan
cerminan kinerja perusahaan pada periode tertentu dan merupakan alat untuk
peramalan kemampuan perusahaan dalam aspek-aspek ekonominya di masa
depan.
2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut IAI dalam SAK (2002:4) adalah :
“Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambil keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.”
Dengan membaca dan menganalisa laporan keuangan, para pemakai dapat
mengevaluasi keadaan perusahaan secara finansial sehingga dapat memprediksi
prospek perusahaan di masa yang akan datang, apakah menguntungkan atau tidak
informasi ini mencerminkan bagaimana perusahaan tersebut dalam melakukan
usahanya secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang semaksimal
mungkin. Pada akhirnya informasi ini digunakan oleh pemakai sebagai acuan
untuk mengambil keputusan yang tepat.
2.2.3 Pemakai Laporan Keuangan
Para pemakai laporan keuangan antara lain meliputi investor sekarang dan
investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, kreditor usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Para pemakai tersebut menggunakan
laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda. Para
pemakai laporan keuangan menurut IAI dalam SAK (2002:2) meliputi :
1. Investor
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menjual, atau menahan investasi tersebut. Pemegang saham juga
tertarik pada dari investasi yang mereka lakukan serta menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden.
2. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan
kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar
saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi
pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat perjanjian jangka panjang
dengan, atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaanya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai
dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum, dan
bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. Informasi
disajikan untuk dapat digunakan semua pihak, sehingga selalu memperhatikan
semua pihak pemakai yang sebenarnya mempunyai perbedaan kepentingan.
2.2.4 Unsur-unsur Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut
karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan
keuangan.
Menurut IAI dalam SAK (2002:12) unsur laporan keuangan tersebut
dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Unsur yang Berkaitan Secara Langsung dengan Pengukuran Posisi Keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan
disebut juga neraca.
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan
adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Pos-pos ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
dari peristiwa di masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh perusahaan.
b. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas
keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
c. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban.
Neraca biasanya disusun pada akhir tahun (31 Desember). Aktiva (kekayaan)
disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban dan modal sendiri sisajikan di
sisi pasiva. Dengan demikian dalam neraca dapat dilihat bahwa: Kekayaan =
Kewajiban + Modal Sendiri.
2. Unsur yang Berkaitan Secara Langsung dengan Pengukuran Kinerja dalam
Laporan Laba Rugi
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja dalam
laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Unsur penghasilan dan beban
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva
atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak bersal dari kontribusi penanaman modal.
b. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal.
Laporan laba rugi biasanya juga disusun setiap akhir tahun (31 Desember).
Apabila penghasilan lebih besar dari beban akan terjadi laba, sedangkan jika
penghasilan lebih kecil dari beban maka perusahaan mengalami kerugian. Dengan
demikian laporan laba rugi dapat diformulasikan bahwa : Laba = Penghasilan –
Beban.
Pengelompokan dari unsur-unsur laporan keuangan tersebut dengan
maksud untuk menyajikan informasi dengan cara yang paling berguna dan
memudahkan bagi pemakai untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi yang
tepat.
2.2.5 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Menurut IAI dalam SAK (2002:7) disebutkan empat karakteristik utama
laporan keuangan, yaitu:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini,
pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi
dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang
seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan
hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk
dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
2 Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa
depan menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3. Keandalan (Reiliable)
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan
atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan secara relatif.
Laporan keuangan akan lebih bermanfaat jika memiliki karakteristik
kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai.
2.3 Analisis Laporan Keuangan
Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi
yang dikandung suatu laporan keuangan. Sebagaimana diketahui laporan
keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan.
Jika informasi ini disajikan dengan benar maka informasi tersebut sangat berguna
bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan
tersebut.
Dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses
perbandingan, evaluasi, dan analisis trend, akan diperoleh prediksi tentang apa
yang mungkin akan terjadi di masa mendatang. Disinilah arti pentingnya suatu
analisis terhadap laporan keuangan.
2.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan mencakup perangkap kerja dan teknik yang
memungkinkan para analisis memeriksa laporan keuangan masa lalu dan saat
sekarang, sehingga performa dan posisi keuangan perusahaan dapat dievaluasi dan
risiko serta potensi di masa depan dapat diestimasi.
Menurut Bernstein (1998:3) menjelaskan bahwa:
“Financial statement analysis applies analytical tools and techniques to
general purpose financial statements and related data to derive extimates
and inferences useful in business decisions.”
Pengertian analisis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap
(2002:189) adalah sebagai berikut:
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kulantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”
Dari pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa analisis laporan keuangan
adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memahami hubungan-hubungan
yang terdapat dalam laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan
kecenderungan-kecenderungannya.
2.3.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah
informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Secara lengkap kegunaan
analisis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:195) adalah
sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern
laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari
luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-
model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi,
peningkatan (rating).
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan
merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain:
1) Dapat menilai prestasi perusahaan.
2) Dapat memproyeksi keuangan perusahaan.
3) Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek
waktu tertentu :
a. Posisi keuangan (Aset, Kewajiban, dan Modal).
b. Hasil usaha perusahaan (Hasil dan Biaya).
c. Likuiditas
d. Solvabilitas
e. Aktivitas.
f. Rentabilitas atau Profitabilitas.
g. Indikator Pasar Modal.
4) Menilai perkembangan dari waktu ke waktu.
5) Melihat komposisi struktur keuangan, arus dana.
7. Dapat menentukan pringkat (rating) perushaan menurut kriteria tertentu yang
sudah dikenal dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan
periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik
posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.
10. Bisa juga memproduksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di
masa yang akan datang.
Dari sudut lain tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein
(1998:3) adalah sebagai berikut :
1. Screening
Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan
tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.
2. Forecasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa
yang akan datang.
3. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah
yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain.
4. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi,
dan lain-lain.
Sehingga dapat dijelaskan bahwa dengan melakukan analisis laporan
keuangan maka informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan akan menjadi
lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos dengan pos lain akan dapat
menjadi indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan.
2.3.3 Teknik-teknik Dasar Analisis Laporan Keuangan
Menurut Kieso, Weygantd, dan Kimmel (2002:781) menyebutkan
beberapa teknik dasar dalam analisis laporan keuangan, yaitu :
“1. Horizontal analysis, evaluates a series of financial statement data over a period of time.
2. Vertical analysis, evaluates financial statement data by expressing each item in a financial statement as a percent of a base amount.
3. Rasio analysis, expresses the relationship among selected items of financial statement data.”
Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan :
Analisis horizontal, sering juga disebut ternd analysis, adalah teknik untuk
mengevaluasi deretan data laporan keuangan selama kurun waktu tertentu.
Tujuannya untuk menentukan penurunan atau peningkatan yang telah terjadi.
Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan suatu pos tertentu yang sama
tetapi dua titik waktu atau lebih yang berbeda secara mendatar.
Analisis vertikal, sering juga disebut common size analysis, adalah suatu
teknik untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang mengekspresikan tiap
item dalam laporan keuangan sebagai persentase dari jumlah dasarnya. Analisis
ini dilakukan dengan cara membandingkan suatu pos tertentu atau kelompok dari
berbagai pos tertentu dengan totalitasnya secara keseluruhan secara tegak lurus
dan hanya meliputi satu titik waktu saja.
Analisis rasio, menggambarkan hubungan antara item tertentu dalam data
laporan keuangan. Hubungan ini digambarkan dalam bentuk persentase, tingkat
(rate), atau proporsi sederhana. Analisis rasio digunakan untuk perbandingan
dalam satu perusahaan, antar perusahaan, atau perbandingan dengan rata-rata
industri.
Teknik analisis manapun yang digunakan merupakan permulaan dari
proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan, dan setiap
teknik analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat data lebih
dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi
pihak-pihak yang membutuhkan.
2.4 Analisis Rasio Keuangan
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis
keuangan perlu beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio.
Rasio menggambarkan suatu hubungan matematis antara satu jumlah dengan
jumlah yang lain, penggunaan alat analisis berupa rasio dapat menjelaskan baik
atau buruk kinerja keuangan perusahaan terutama bila angka rasio ini
dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
2.4.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Menurut Munawir (1995:37):
“Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi
secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.”
Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:297):
“Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).”
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa rasio keuangan adalah
angka-angka yang dihasilkan dari perbandingan pos-pos tertentu dengan pos-pos
lainnya yang ada dalam laporan keuangan dan juga merupakan hubungan
matematis antara satu kuantitas dengan kuantitas lainnya.
Rasio keuangan menyederhanakan informasi yang menggambarkan
hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita
dapat menilai secara cepat hubungan antara pos-pos tersebut dan dapat
membandingkan dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan
memberikan penilaian.
Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisis yang lain adalah future
oriented, oleh karena itu penganalisis harus mampu menyesuaikan faktor-faktor di
masa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau
hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau
manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan
penganalisis dalam menginterprestasikan data keuangan perusahaan yang
bersangkutan.
2.4.2 Keunggulan Analisis Rasio
Analisis rasio memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya.
Keunggulan analisis rasio tersebut dijelaskan oleh Sofyan Syafri Harahap
(2002:298), yaitu:
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca
dan ditafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (z-score).
e. Menstandarkan size perusahaan.
f. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”.
g. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang
akan datang.
Dengan keunggulan yang dimiliki oleh analisis rasio tersebut di atas maka
teknik ini sangat lazim dan salah satu cara analisis yang paling banyak digunakan
oleh para analisis keuangan karena sangat penting dalam melakukan analisis
terhadap kondisis keuangan perusahaan.
2.4.3 Keterbatasan Analisis Rasio
Selain keunggulan dari analisis rasio, Sofyan Syafri Harahap (2002:298)
juga menjelaskan tentang keterbatasan dari anlisis rasio, antara lain:
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan teknik seperti ini:
a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung
taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subjektf.
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai
perolehan (cost) bukan harga pasar.
c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa
diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio.
4. Sulit jika data yang tersedia tidak singkron.
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang
dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa
menimbulkan kesalahan.
Dengan keterbatasan tersebut maka analisis keuangan dengan
menggunakan analisis rasio harus digunakan dengan hati-hati oleh seorang analis.
2.4.4 Tipe Rasio Perbandingan
Analisis rasio tidak semata-mata menggunakan data yang ada di neraca
dan laporan rugi laba dan dimasukkan ke berbagai rumus perhitungan, namun
yang lebih penting adalah membaca dan mengerti hasil analisis rasio tersebut.
Menurut Dewi Astuti (2004:29) ada tiga tipe pembandingan hasil analisis
rasio keuangan, yaitu:
1. Analisis Cross-Sectional
Analisis cross-sectional adalah membandingkan hasil analisis rasio keuangan
suatu perusahaan dengan nilai analisis keuangan perusahaan sejenis dalam
industri yang sama dalam waktu yang sama. Biasanya yang menjadi
perusahaan pembanding adalah perusahaan pesaingnya, atau bisa juga hasil
analisis rasio keuangan perusahaan dibandingkan dengan nilai rasio rata-rata
industrinya. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio industri
akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan itu dalam aspek
finansial berada di atas rata-rata industri, berada pada rata-rata atau terletak di
bawah rata-rata.
2. Analisis Time-Series
Analisis time-series adalah mengevaluasi kinerja perusahaan dengan cara
membandingkan hasil analisis keuangan pada periode yang satu dengan hasil
analisis rasio keuangan pada periode yang lain dalam perusahaan yang sama.
Dengan cara pembandingan tersebut akan dapat diketahui perubahan-
perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun.
3. Analisis Gabungan
Analisis gabungan adalah gabungan antara analisis cross-sectional dan
analisis time-series.
Dengan membandingkan rasio finansial suatu perusahaan denga rasio
finansial dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis atau rasio rata-rata industri
atau dengan mengadakan analisis rasio historis dari perusahaan yang bersangkutan
selama beberapa periode, penganalis dapat membuat penilaian atau pendapat yang
lebih realitis.
2.4.5 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Pada dasarnya rasio keuangan itu banyak sekali. Karena rasio dapat dibuat
menurut kebutuhan penganalisis. Serangkaian rasio yang dipilih tergantung dari
alasan para analis dalam melakukan analisis rasio keuangan yang menurut mereka
cocok untuk memahami perusahaan.
Menurut Martono dan Agus Harjito (2002:53), rasio keuangan terdiri
dari:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio),terdiri dari: a. Current Ratio b. Quick Ratio 2. Rasio Leverage (Leverage Ratio), terdiri dari: a. Debt to Total Assets b. Debt to Equity Ratio 3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio), terdiri dari: a. Inventory Turnover b. Total Assets Turnover 4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), terdiri dari: a. Net Profit Margin Ratio b. Return on Investment c. Return on Equity
Rasio-rasio keuangan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo.
Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja
yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Rasio likuiditas terdiri dari:
a. Current Ratio
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-
kewajiban lancarnya. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan
hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi
kewajiban jangka pendeknya. Current ratio dikatakan aman jika berada di
atas satu (1), atau dengan kata lain aktiva lancar harus lebih besar dari
jumlah hutang lancar. Rumusnya adalah:
b. Quick Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid untuk
mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin
baik. Rasio ini sering juga disebut Acid Test Ratio. Rumusnya adalah:
2. Rasio Leverage (Leverage Ratio)
Rasio leverage atau rasio solvabilitas yaitu rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau
kewajiban-kewajiban apabila dilikuidasi. Atau rasio solvabilitas yaitu rasio
yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang (dana pihak
luar), sehingga dapat menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para
pemberi pinjaman (kreditur).
Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti
aktiva tetap dan hutang jangka panjang. Rasio leverage terdiri dari:
a. Debt to Total Assets
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva,
lebih besar rasionya lebih aman (solvable). Rumusnya adalah:
b. Debt to Equity Ratio
Rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi
hutang-hutang kepada pihak luar. Bagi pihak luar, semakin kecil rasio ini
semakin baik. Tetapi bagi pemegang saham atau manajemen rasio ini
sebaiknya besar. Rumusnya adalah:
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio aktivitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas
manajemen perusahaan dalam mengelole sumber-sumber yang dimilikinya.
Rasio aktivitas terdiri dari:
a. Inventory Turnover
Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus
produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap
bahwa kegiatan penjualan cepat. Rumusnya adalah:
b. Total Assets Turnover
Rasio ini menunjukan sejauh mana kemampuan semua aktiva menciptakan
penjualan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik.
Rumusnya adalah :
4. Ratio Profitabilitas ( Profitabilitas Ratio )
Ratio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba.
Ratio profitabilitas terdiri dari :
a. Net Profit Margin
Ratio ini menunjukan berapa besar keuntungan bersih yang dihasilkan dari
setiap penjualan. Semakin besar ratio ini maka semakin baik karena
dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
Rumusnya adalah :
b. Return On Investment ( ROI )
Ratio ini menunjukan beberapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila
diukur dari nilai aktiva. Semakin besar ratio ini maka akan semakin baik.
Rumusnya adalah :
c. Return on Equty ( ROE )
Ratio ini menunjukan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan
laba bersih bagi pemegang saham. Semakin besar ratio ini maka akan
semakin baik.
Rumusnya adalah :
2.5 Saham
2.5.1 Pengertian Saham
Menurut Asril Sitompul ( 2000:164 ) :
“Saham adalah bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan. Bukti kepemilikan ini terdapat dalam dua bentuk yaitu saham yang dikeluarkan atas nama pemiliknya disebut saham atas nama dan saham yang tidak mencantumkan nama pemiliknya disebut saham atas unjuk.”
Sedangkan menurut Martono dan Agus Harjito ( 2002;230 ) :
“Saham adalah tanda bukti kepemilikan atau penyertaan pemengangnya atas perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten). Saham juga merupakan bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas).”
Jadi dapat dijelaskan bahwa saham adalah surat bukti keikutsertaan dalam
permodalan perusahaan dan mempunyai hak atas bagian kekayaan perusahaan,
hal ini berarti seorang investor membeli saham, maka iapun menjadi pemilik
perusahaan tersebut, dimana proporsi kepemilikannnya sesuai dengan jumlah
kepemilikan saham yang dipunyai oleh pemengah saham tersebut. Wujud saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
2.5.2 Jenis-jenis Saham
Menurut Asril Sitompul (2000:164) jenis saham terdiri atas:
1. Saham Biasa (Common Stocks)
Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya tidak memiliki
prioritas utama terhadap pembagian deviden, dan hak atas kekayaan
perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham biasa merupakan
saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar.
2. Saham Preferen (Preferred Stocks)
Saham preferen merupakan saham yang menempatkan pemiliknya memiliki
prioritas utama terhadap pembagian deviden, dan hak atas kekayaan
perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
2.5.3 Harga Saham
2.5.3.1 Pengertian Harga Saham
Saham biasanya diperdagangkan dilantai bursa dengan harga saham yang
akan berbeda-beda pada tiap-tiap waktunya, hal ini akan berkaitan dengan nilai
dari suatu saham tersebut. Menurut Sentanoe Kertonegoro (1995:102) berbagai
jenis nilai saham yaitu nilai nominal, nilai buku dan nilai intrinsik.
Nilai nominal adalah nilai yang mencantumkan dalam sertifikat saham dan
pencantumannya berdasarkan keputusan dan dari hasil pemikiran perusahaan yang
mempunyai saham tersebut. Jadi nilai nominal sudah ditentukan pada waktu
saham tersebut diterbitkan.
Nilai buku menunjukkan nilai bersih kekayaan perusahaan, artinya nilai
buku merupakan hasil perhitungan dari total aktiva perusahaan yang dikurangkan
dengan hutang serta saham preferen kemudian dibagi dengan jumlah saham yang
beredar. Nilai buku sering kali lebih tinggi dari pada nilai nominalnya.
Nilai instrinsik adalah nilai yang mengandung unsur kekayaan perusahaan
pada saat sekarang dan unsur poternsi perusahaan untuk menghimpun laba di
masa yang akan datang.
Kalau kemudian saham diperjualbelikan di pasar yaitu di bursa efek, maka
diperoleh harga pasar harga ini sering disebut kurs saham. Harga pasar saham
secara umum adalah harga saham yang dibentuk oleh kekuatan hukum permintaan
dan penawaran yaitu dimana saham banyak diminati oleh investor maka harganya
akan cenderung naik, namun sebaliknya apabila saham kurang diminati maka
harganya akan cenderung turun.
Namun bagaimana saham tersebut diminati atau tidaknya maka akan tetap
pada faktor yang mempengaruhi harga saham secara teoritis.
Menurut Weston dan Copeland (1995:183) mengatakan bahwa :
“Harga saham dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, risiko pasar,
risiko saham, dividen, dan tingkat pertumbuhan pendapatan
perusahaan yang diharapkan.”
Terdapat juga pendapat lain menurut Weston dan Bringham (1998:27)
yang mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi harga saham adalah:
“Keadaan di bursa saham secara keseluruhan itu sendiri, maksudnya
naik turunya harga saham saham sejalan dengan cerah lesunya
perdagangan dilantai pasar bursa saham.”
Apabila dibuhungkan dengan nilai intrinsik saham maka akan menghasilkan
dua kemungkinan kondisi harga saham. Undevalued yaitu kondisi dimana harga
saham lebih rendah dibandingkan nilai instrinsiknya, maka para invertor biasanya
cenderung membeli saham perusahaan tersebut. Dengan harapan akan
mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang bahwa harga saham tersebut
akan naik. Overvalued yaitu kondisi dimana harga pasar saham lebih tinggi
dibandingkan nilai intriksiknya, maka para investor biasanya cenderung akan
menjual sahamnya, dengan harapan dapat memperkecil tingkat risiko kerugian
yang akan membebaninya pada masa yang akan datang.
Menyangkut perubahan (fluktuasi) harga saham, sebaiknya dipahami dulu
kaitanya dengan analisis saham. Proses perubahan (fluktuasi) harga saham secara
teoritis berawal dari aktivitas evaluasi para investor. Proses evaluasi dilaksanakan
dengan jalan mengestimasi harapan perolehan pendapatan dan risikonya guna
menentukan nilai instrinsik saham menggunakan data yang paling akhir. Hasil
yang diperoleh diperbandingkan dengan harga saham pasar yang terjadi untuk
mengetahui wajar atau tidaknya harga saham tersebut. Dari penilaian kewajaran
tersebut diambil keputusan membeli atau menjual saham.
2.5.3.2 Penilaian Harga Saham
Dalam penentuan harga saham, pada praktiknya mengacu pada beberapa
pendekatan teori penilaian dimana dalam perkembangannya paralel dengan
persepsi investor yang berminat untuk menanamkan modalnya di suatu
perusahaan yang terdaftar di lantai bursa. Investor akan memperhatikan apakah
perusahaan emiten dalam keadaan kontinyu, Bangkrut, atau dalam keadaaan
mengalami risiko likuidasi. Investor yang rasional akan selalu mempertimbangkan
risiko usaha.
Menurut Suad Husnan (2001:315) teknik analisis yang digunakan dalam
penilaian harga saham ada dua, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
1. Analisis Fundamental (Fundamental Analysis)
Menurut Suad Husnan (2001:315) :
“Analisis Fundamental adalah teknik yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang denmgan cara (i) Mengistemasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (ii) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.”
Analisis Fundamental mempelajari aspek-aspek fundamental seperti
penjualan, pertumbuhan penjualan, kebijakan deviden, kekayaan, biaya, dan
evaluasi manajemen perusahaan yang diperkirakan akan mempengaruhi harga
saham.
Sedangkan menurut Sentanoe Kertonegoro (1995:113) :
“Analisi fundamental merupakan suatu studi yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami sifat dasar dan karakteristik operasinal perusahaan publik yang menerbitkan saham biasa tersebut.” Analisis fundamental ini bertitikan tolak dari anggapan dasar bahwa setiap
investor adalah makhluk yang rasional karena mereka menganggap adanya
hubungan antara kinerja perusahaan baik maka haraga saham akan cenderung
naik. Analisis terhadap rasio keuangan merupakan inti dari analisis fundamental
atas prestasi keuangan suatu perusahaan.
2. Analisis Teknikal ( Technical Analysis)
Menurut Suad Husnan (2001:349) :
“Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar diwaktu yang lalu). Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah (i) harga saham mencerminkan informasi yang relevan. (ii) informasi tersebut ditunjukan oleh perubahan harga di waktu yang lalu, dan (iii) perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, dan pola tersebut akan berulang.”
Sedangkan menurut Sentanoe Kertonegoro (1995:133) :
“Analisis teknikal merupakan suatu studi yang dilakukan untuk
mempelajari barbagai kekuatan yang berpengaruh di pasar saham
dan implikasi yang ditimbulkan pada harga saham.”
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa semua hal seperti kondisi
ekonomi. Politik, fundamental, dan lain-lain sudah tercemin pada harga saham.
Analisis teknikal merupakan pendekatan untuk mencari pola pergerakan harga
saham yang bisa dipakai meramalkan pergerakan harga saham di kemudian hari.
Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan
membeli atau permintaan dan menjual atau penawaran harga saham.
2.6 Hubungan Rasio Profitabilitas Keuangan dengan Harga Saham
Tujuan investor melakukan analisis terhadap saham yang diminati untuk
menjadi alternatif investasi adalah supaya para invertor tersebut terdapat
gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan tersebut untuk
tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang serta keuntungan yang akan
diperoleh sehingga para investor tersebut dapat melakukan investasi pada
perusahaan yang tepat. Salah satu perhatian investor dalam menganalisis saham
yang diminatinya adalah harga saham itu sendiri. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa salah satu teknik penilaian harga saham yang sering digunakan
oleh para analisis sekuritas adalah analisis fundamental.
Menurut Sentanoe Kertonegoro (1995:113) :
“Analisis fundamental merupakan suatu studi yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami sifat dasar dan karakteristik opersional perusahaan publik yang menerbitkan saham biasa tersebut.”
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa setiap investor adalah
mahkluk yang rasional dimana mereka menganggap adanya hubungan antara
kinerja perusahaan dengan harga saham, dalam arti apabila kinerja perusahaan
semakin baik maka harga saham juga akan naik. Data akuntasi sangat
mempengaruhi harga saham, dan untuk memahami bagaimana kinerja perusahaan
serta proyeksi keuangan, kita harus mengevaluasi informasi akuntansi yang
dilaporkan dalam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan dirancang untuk
membantu mengevaluasi laporan keuangan. Dalam perhitungan analisis rasio
digunakan data yang terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi. Analisis rasio
keuangan ini dibagi menjadi empat kategori, yaitu rasio likuiditas, rasio leverage,
rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.
Dalam bentuk rasio keuangan inilah investor bisa mengukur dan
memberikan indikasi mengenai kinerja perusahaan. Apabila rasio-rasio keuangan
tersebut baik maka kinerja keuangan perusahaan tersebut juga baik sehingga
semakin besar pula kemungkinan harga saham akan naik, demikian pula
sebaiknya.