76
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN Skripsi ANALISIS KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) DENGAN AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BNI SYARIAH CABANG MEDAN OLEH : NAMA : SUGIAWATI NIM : 060522074 DEPARTEMEN : AKUNTANSI Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi 2009

Analisis Kredit Kpr Bni Syariah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

/

Citation preview

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    FAKULTAS EKONOMI

    MEDAN

    Skripsi

    ANALISIS KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR)

    DENGAN AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BNI

    SYARIAH CABANG MEDAN

    OLEH :

    NAMA : SUGIAWATI

    NIM : 060522074

    DEPARTEMEN : AKUNTANSI

    Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    2009

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Analisis

    Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan

    Murabahah Di BNI Syariah Cabang Medan, adalah benar hasil

    karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, di publikasi atau diteliti

    oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S-1

    Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua

    sumber data dan info yang diperoleh telah jelas, benar, apa adanya. Apabila

    dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang

    ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

    .

    Medan, 21 Desember 2009 Yang Membuat Pernyataan, SUGIAWATI NIM : 060522074

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikaum Wr. Wb.

    Maha suci Allah SWT yang menganugrahkan setiap orang, jalan hidup

    yang berbeda-beda. Maha Indah karunia-Nya yang telah membekali masing-

    masing insan dengan potensi beraneka rupa. Syukur Alhamdulillah penulis

    ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmad dan hidayah-Nya penulis dapat

    menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Serta selawat dan salam atas junjungan

    kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan tauladan yang baik

    kepada seluruh umat manusia.

    Skripsi ini juga penulis persembahkan terutama buat keluargaku tercinta :

    Ayahku Misdar, Mamakku Mukiyem, abangku Sugihartono dan Sugiono, kakaku

    Rohani dan adikku Desi Puspa Andriani, yang telah banyak membeikan

    dorongan kepada penulis yang dengaqn penuh kesabaran, hikmat dan

    kebijaksanaan serta kasih saying tulus dalam mambesarkan, memdidik, merawat,

    serta memperhatikan penulis.

    Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-

    besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan

    semangat, nasehat, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini, terutama

    kepada :

    1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas

    Ekonomi Universitas Sumatera Utara

    2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen

    Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    3. Bapak Hotmal Jafar, SE, MM,Ak selaku dosen pembimbing yang

    telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan

    arahan berupa bimbingan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

    4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, MSi, Ak selaku dosen penguji dan

    pembanding I yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga

    untuk memberikan arahan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

    5. Ibu Dra. Salbiah, MSi selaku dosen penguji dan pembanding II yang

    telah beersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan

    arahan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan

    yang bermanfaat bagi pembaca. Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalam. Terima

    Kasih.

    Wassamualaikum Wr.Wb

    Medan, 21 Desember 2009 Penulis, SUGIAWATI NIM : 060522074

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kredit kepemilikan rumah (KPR) di BNI Syariah Cabang Medan sesuai dengan akad murabahah dan untuk mengetahui pertimbangan pemberian kredit kepemilikan rumah (KPR) dengan akad murabahah di BNI Syariah Cabang Medan kepada calon penerima pembiayaan.

    Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu mengumpulkan data yang diperoleh kemudian menginterpretasikannya dan menganalisanya sehingga dapat memberikan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Data yang digunakan adalah data primer dan data skunder.

    Hasil penelitian ini menunjukkan kredit kepemilikan rumah (KPR) telah sesuai dengan akad pembiayaan murabahah dan analisis 5 C sebagai dasar pertimbangan pemberian kredit kepemilikan rumah (KPR) di BNI Syariah Cabang Medan.

    Kata kunci : Kredit kepemilikan rumah (KPR), Akad Murabahah,

    Pembiayaan Murabahah, Analisis 5 C

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    ABSTRACT

    The objective of the present study is to know whether the credit of housing ownership of BNI Syariah BranchMedan is adjusted to the murabahah contract and to know the considerations of providing the credit of housing ownership by murabahah contract of BNI Syariah Branch Medan to the applicant of financing credit. The method of study used included a descriptive survey by collecting the data and then interpreting and analyzing them that can result in the information that can be used to solve any problem faced. The data included primary and secondary ones. The results of the study showed that the credit of housing ownership has been adjusted to the murabahah contract and 5-C analysis as the principle of concideration for provition of the housing ownership of BNI Syariah Branch Medan. Key words : Credit of Housing Ownership, Murabahah Contract, Murabahah Funding, 5-C Analisis

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    DAFTAR ISI SRIPSI

    PERNYATAAN .......................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

    ABSTRAK ................................................................................................. iv

    ABSTRCACT ............................................................................................. v

    DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1

    B. Perumusan Masalah ....................................................... 3

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................... 4

    D. Kerangka Konseptual .................................................... 5

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Bank Syariah .................................................... 6

    1. Karakteristik Bank Syariah ........................................ 6

    2. Kegiatan Bank Syariah ............................................ 9

    3. Landasan Hukum Bank Syariah ................................ 11

    B. Penerapan Akuntansi Murabahah ...................................... 11

    1. Pengakuan dan Pengukuran Murabahah .................... 11

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    2. Landasan Syariah ...................................................... 12

    3. Landasan Hukum ...................................................... 13

    4. Jenis-jenis Murabahah ............................................... 13

    5. Syarat dan Rukun Murabahah .................................... 14

    C. Analisis Kredit .................................................................. 22

    1. Analisis Kredit .............................................................. 22

    2. Perjanjian Kredit Bank.................................................. 25

    D. Prinsip 5 C Analisis ........................................................... 27

    BAB III : METODE PENELITIAN

    A. Jadwal dan Lokasi Penelitian ............................................ 33

    B. Jenis Penelitian ................................................................. 33

    C. Jenis Data ......................................................................... 33

    D. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 34

    E. Metode Analisis Data ....................................................... 34

    BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN

    A. Data Penelitian ................................................................. 35

    1.Gambaran Umum BNI Syariah Cabang Medan .......... 35

    a. Sejarah Singkat Perusahaan ................................ 35

    b. Visi, Misi dan Tujuan ......................................... 39

    c. Struktur Organisasi Perusahaan .......................... 41

    2. Produk-produk .......................................................... 47

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    a. Produk Dana ....................................................... 47

    b. Produk Pembiayaan ............................................ 48

    c. Produk Jasa ......................................................... 49

    3. Penerapan Akuntansi Analisis Kredit kepemilikan Rumah

    (KPR) dengan Akad Muabahah ................................. 50

    a. Gambaran Kredit kepemilikan Rumah (KPR) ..... 50

    b. Analisis Penerimaan Analisis Kredit kepemilikan

    Rumah (KPR) .................................................... 54

    B. Analisis hasil Penelitian ..................................................... 57

    BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ........................................................................ 60

    B. Saran .................................................................................. 60

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 62

    LAMPIRAN

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    DAFTAR TABEL No. Tabel Tabel 4.1 Syarat-syarat Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) ........... 55

    Halaman

    Tabel 4.2 Analisis 5 C ................................................................... 58

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    DAFTAR GAMBAR No. Gambar

    Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Skripsi .................................. 5 Halaman

    Gambar 2.1 Akad Murabahah .................................................... 15 Gambar 2.2 Proses Analisis Kredit ......................................................................... 23

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Struktur Orgasnisasi BNI Syariah Cabang Medan

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sejarah perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia diawali

    dari aspirasi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim untuk memiliki

    sebuah alternatif sistem perbankan yang Islami. Perkembangan dunia perbankan

    terus mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Diawali dengan berdirinya

    PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 1992, berdasarkan UU perbankan no.7

    tahun 1992 dan PP RI no.72 tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi

    hasil yang kemudian dijabarkan dalam Surat Edaran BI No.25/4/BPPP tanggal

    29 Febuari 1993 dunia perbankan terus tumbuh dan berkembang dengan catatan

    prestasi yang sangat menggembirakan.

    Mengacu pada hukum Islam serta pemahaman tentang keharaman riba

    menjadikan lembaga keuangan syariah sebagai solusi dalam melakukan

    pengelolaan keuangan umat. Suatu kondisi yang mencerminkan kemauan dan

    kesadaran umat melakukan hijrah dalam pengelolaan keuangan dirasakan

    sebagai pangsa pasar yang sangat potensial. Hal ini ditandai dengan maraknya

    bank-bank konvensional membuka unit usaha syariah, atau juga mengkonversi

    sistemnya kesistem syariah.

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    Para praktisi perbankan mengetahui bahwa bank syariah memiliki

    produk-produk yang sangat bervariatif. Berbeda dengan bank konvensional yang

    hanya berfokus pada produk tabungan, deposito, dan penyaluran dana secara

    kredit, bank syariah memiliki produk banyak dan beragam. Terutama dalam

    produk pembiayaan dan penyaluran dananya. Seperti mudharabah, musyarakah,

    murabahah, ijarah dan lain-lain.

    Dalam menjalankan produk kredit kepemilikan rumah (KPR), bank

    syariah memadukan dan menggali skim-skim transaksi yang dibolehkan dalam

    Islam dengan operasional KPR perbankan konvensional. Adapun skim yang

    banyak digunakan oleh perbankan syariah di Indonesia dalam menjalankan

    produk pembiayaan kredit kepemilikan rumah (KPR) adalah skim murabahah,

    istisna dan ijaroh, khususnya ijarah muntahiya bi tamlik (IMBT).

    PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan merupakan salah

    satu bank syariah di Indonesia yang menjalankan konsep murabahah yaitu akad

    jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin)

    yang disepakati oleh penjual dan pembeli. BNI Syariah Cabang Medan

    memberikan pelayanan pembiayaan murabahah, yang berupa pembiayaan

    investasi, pembiayaan modal kerja, dan pembiayaan konsumtif. Salah satu

    pembiayaan konsumtif adalah untuk pembiayaan kredit kepemilikan rumah

    (KPR) berupa pemilikan rumah, kavling atau untuk renovasi rumah yang lebih

    adil. Selama masa pembiayaan, besarnya angsuran tetap dan tidak berubah

    sampai lunas. BNI Syariah Cabang Medan diberikan pembiayaan dalam bentuk

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    pembayaran secara kredit/cicilan dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan

    persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon penerima pembiayaan.

    BNI Syariah Cabang Medan sejak didirikan pada 15 Agustus 2002

    sampai sekarang menunjukkan kinerja yang terus mengalami peningkatan. Hal

    ini dibuktikan dengan penghargaan yang diterima BNI Syariah Cabang Medan

    sebagai cabang yang memiliki kinerja terbaik untuk tahun 2005 dan 2006, berupa

    tingkat pertumbuhan yang mencapai 140% untuk laba dan 35% untuk

    pembiayaan pada tahun 2006. Dari keseluruhan pembiayaan yang ada di BNI

    Syariah Cabang Medan, pembiayaan murabahah merupakan jenis pembiayaan

    yang paling besar yaitu mencapai 75% (BNI Syariah Desember 2006). Proporsi

    tersebut menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah akan sangat menentukan

    perkembangan BNI Syariah Cabang Medan.

    Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba untuk menganalisa

    lebih lanjut dalam skripsi yang berjudul Analisis Kredit Kepemilikan Rumah

    (KPR) dengan Akad Pembiayaan Murabahah di BNI Syariah Cabang

    Medan

    B. Perumusan Masalah

    1. Apakah kredit kepemilikan rumah (KPR) di BNI Syariah Cabang

    Medan sesuai dengan akad murabahah ?

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    2. Apakah pertimbangan pemberian kredit kepemilikan rumah (KPR)

    dengan akad murabahah diberikan kepada calon penerima

    pembiayaan?

    C. Tujuan Dan Manfaat penelitian

    1. Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

    a. Untuk mengetahui apakah kredit kepemilikan rumah (KPR) di BNI

    Syariah Cabang Medan sesuai dengan akad murabahah

    b. Untuk mengetahui pertimbangan pemberian kredit kepemilikan rumah

    (KPR) dengan akad murabahah di BNI Syariah Cabang Medan kepada

    calon penerima pembiayaan

    2. Manfaat Penelitian

    a. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dalam menambah ilmu

    pengetahuan di bidang pembiayaan murabahah

    b. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan, khususnya untuk pemberian

    kredit kepemilikan rumah dengan akad pembiayaan murabahah

    c. Sebagai bahan masukan peneliti selanjutnya dalam hal penyempurnaan

    penelitian atas tema yang sama dari apa yang telah ditulis sebelumnya.

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    D. Kerangka Konseptual

    Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Skripsi

    Sumber : Penulis (2009)

    BNI Syariah Cabang Medan

    Pertimbangan Pemberian Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Murabahah

    Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Sesuai Dengan Akad Murabahah

    Pembiayaan Murabahah Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Bank Syariah

    1. Karakteristik Bank Syariah

    Dalam pengelolaan harta, prinsip syariah Islam menekankan pada

    keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Harta harus

    dipergunakan untuk hal-hal yang sifatnya produktif terutama untuk kegiatan

    investasi yang merupakan landasan aktifitas ekonomi dalam masyarakat, namun

    menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu lembaga perantara

    antara masyarakat yang memiliki dana dan pengusaha yang memerlukan dana

    (pengelola dana). Salah satu bentuk lembaga perantara tersebut adalah bank yang

    kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, yang dikenal dengan sebutan

    Bank Syariah.

    Istilah yang digunakan untuk sebutan Bank Syariah adalah Bank Islam.

    Secara akademik, istilah Syariah dan Islam memang mempunyai pengertian yang

    berbeda, namun secara teknis untuk penyebutan Bank Syariah dan Bank Islam

    adalah sama.

    Menurut Sumitro (2002:5) Bank Syariah adalah lembaga keuangan

    yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas

    pembayaran serta peredaran uang yang pengopersiannya disesuaikan dengan

    prinsip-prinsip Syariat Islam.

    Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Syariah berarti bank yang tata cara

    beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islam, yakni

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan Al-Hadist. Muamalat disini

    memiliki pengertian yaitu ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan manusia

    dengan manusia, baik hubungan pribadi maupun perorangan dengan masyarakat.

    Di Indonesia pengertian Bank Syariah dapat dilihat dalam Kerangka

    Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah yang

    dijelaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan bahwa Bank Syariah

    adalah bank yang berazaskan persaudaraan, keadilan, kemaslahatan,

    keseimbangan dan universalisme.

    Adapun menurut Perwataatmadja dan Antonio (1992:1) Bank Syariah

    memiliki dua pengertian yaitu :

    1. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam

    2. Bank yang tata cara beroperasinya mengacu pada ketentuan-ketentuan

    Al-Quran dan Al- Hadist

    Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa pengertian bank

    syariah itu tidak jauh berbeda dengan pengertian bank pada umumnya sesuai

    dengan pendapat peraturan kebijakan perbankan (2002:615) yaitu badan usaha

    yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

    bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, namun di

    antara keduanya memiliki perbedaan yang terletak pada prinsip operasional yang

    digunakan. Bank syariah beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sedangkan

    bank konvensional berdasarkan prinsip bunga. Dengan kata lain syariah dalam

    hubungannya dengan nasabah adalah sebagai mitra investor dan pedagang atau

    pengusaha, sedangkan pada bank konvensional sebagai kreditur dan debitur.

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    Bank syariah memiliki karakteristik umum dan menjadi landasan dasar

    bagi operasional bank syariah secara keseluruhan yaitu prinsip bagi hasil (profit

    sharing). Secara syariah, prinsipnya berdasarkan kaidah mudharabah.

    Berdasarkan prinsip ini, bank syariah akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan

    penabung maupun dengan pengusaha yang menjamin dana. Meskipun demikian,

    dalam perkembangannya, para pengguna dana bank syariah tidak saja

    membatasai dirinya pada satu akad, yaitu mudharabah saja. Sesuai dengan jenis

    dan natur usahanya, mereka akan memperoleh dana dengan sistem perkongsian,

    sistem jual beli, sewa menyewa, dan lain-lain. Oleh karena itu, hubungan bank

    syariah dengan nasabahnya menjadi sangat kompleks karena tidak hanya

    berurusan dengan satu akad, maupun dengan berbagai jenis akad.

    Dalam menjalankan aktivitasnya, Bank syariah memiliki Dewan

    Pengawas Syariah (DPS) yang berfungsi sebagai penasehat dari pemberi saran

    kepada direksi, pemimpin unit usaha syariah dan pemimpin kantor cabang

    syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek syariah, kemudian sebagai

    mediator antara bank dan Dewan Syariah Nasional dalam mengkomunikasikan

    usul dan saran pengembangan produk dan jasa dari bank yang memerlukan

    kajian dan fatwa dari Dewan Syariah Nasional. Di samping itu Dewan Pengawas

    Syariah memiliki tugas dalam mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak

    menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh

    Dewan Syariah Nasional.

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    2. Kegiatan Usaha Bank Syariah

    Dalam menjalankan usahanya, baik dari segi penghimpunan dan

    penyaluran dana, bank syariah mempunyai beberapa prinsip operasional yaitu :

    a. Penghimpun Dana

    Penghimpun dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan

    deposito. Prinsip operasional yang digunakan dalam penghimpun

    dana masyarakat adalah wadiah, mudharabah, dan prinsip lain yang

    sesuai dengan syariah.

    b. Penyalur Dana

    Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar

    pembiayaan bank syariah terbagi dalam kategori yang dibedakan

    berdasarkan tujuan penggunanya yaitu :

    1. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang

    dilakukan dengan prinsip jual beli. Prinsip jual beli adalah

    suatu prinsip yang menerapkan tata cara jual beli. Dalam

    prinsip ini, bank mengangkat nasabah sebagai agen untuk

    melakukan pembelian barang atas nama bank.

    2. Selanjutnya bank menjual barang tersebut kepada nasabah lain

    dengan harga sejumlah harga beli di tambah keuntungan bagi

    bank. Prinsip ini bisa disebut dengan sistem mark up yakni

    semacam biaya bank yang diperhitungkan secara lum sum

    dalam bentuk nominal di atas nilai kredit yang diterima

    nasabah penerima kredit dari bank. Biaya bank tersebut

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    ditetapkan sesuai dengan kesepakatan prinsip ini adalah

    Murabahah, Baiu Bithaman Ajil, Salam dan Istishna.

    3. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk usaha kerja sama

    yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa

    dengan prinsip bagi hasil. Prinsip bagi hasil adalah suatu

    prinsip yang meliput tata kerja pembagian hasil usaha antara

    pemodal dan pengelola dana, pembagian hasil usaha dapat

    terjadi antara nasabah dengan bank. Hasil usaha bank yang

    dibagikan kepada nasabah penyimpan dana adalah laba usaha

    bank yang dihitung selama periode tertentu, sedangkan hasil

    usaha nasabah penerima dana yang dibagikan dengan bank

    adalah laba usaha yang dihasilkan nasabah penerima dana dari

    salah satu usahanya yang secara utuh dibiayai oleh bank. Bagi

    hasil ini dilakukan setelah melewati suatu periode tertentu

    yang disepakati bersama dan setelah dikurangi pajak. Nasabah

    penerima dana, sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati,

    diwajibkan untuk mengembalikan kreditnya secara mencicil

    atau seluruhnya pada saaat jatuh tempo. Di samping itu, bank

    juga menyediakan jasa penitipan dana dalam bentuk simpanan

    giro yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali dengan cara

    pemidah bukuan, penutupan dan pentransferan. Produk bank

    syariah yang termasuk dalam kelompok ini adalah

    Musyarakah dan Mudharabah.

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    c. Jasa Keuangan

    Aktifitas dalam jasa keuangan ini merupakan kegiatan yang meliputi

    seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan bank. Prinsip yang

    digunakan dalam aktifitas ini adalah prinsip fee (jasa). Adapun jasa

    yang diberikan dapat berupa sharf (jual beli valuta asing), gardh,

    ataupun hiwalah.

    3. Landasan Hukum Bank Syariah

    Dengan diterbitkan PP No. 72 tahun 1992 tentang perbankan bagi hasil

    dengan secara tegas memberikan batasan bank bagi hasil tidak boleh melakukan

    kegiatan usahanya tidak berdasarkan prinsip bagi hasil sebaliknya pula bank

    yang kegiatan usahanya tidak berdasarkan prinsip bagi hasil (pasal 6). Dan kini

    kulminasi telah tercapai dangan disyahkannya UU No. 10 tabun 1998 tentang

    perbankan yang membuka kesempatan bagi siapa saja yang akan mendirikan

    bank syariah maupun ingin mengkonversi dari bank konvensional ke bank

    syariah. Yang terbaru UU No. 21 tahun 2008.

    B. Penerapan Akuntasi Murabahah

    1. Pengakuan dan Pengukuran Murabahah

    Bentuk-bentuk akad jual beli yang terdapat dalam fiqih muamalah sangat

    banyak, salah satunya adalah murabahah. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

    Keuangan No. 102 Murabahah adalah jual beli barang dengan harga jual sebesar

    biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli. Pada

    murabahah ini harga yang disepakati adalah harga jual, sedangkan untuk harga

    beli harus diberitahukan kepada nasabah yang akan melakukan pembelian. Jika

    bank mendapat potongan dari pemasok, maka potongan ini merupakan hak

    nasabah. Apabila potongan tersebut terjadi setelah akad maka pembagian

    potongan tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam akad.

    Dalam melunasi piutang murabahah ini, nasabah dapat melakukan pembayaran

    dengan cara yaitu :

    a. secara tunai

    b. secara cicilan

    Bank dapat memberikan potongan kepada nasabah mempercepat

    pembayaran dan melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo.

    2. Landasan Syariah

    Kegiatan jual beli merupakan kegiatan ekonomi yang sangat dianjurkan

    oleh Allah SWT karena jual beli akan meningkatkan produktifitas kita. Hal ini

    dijelaskan dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 275 (Departemen Agama RI,

    2005:48) yang isinya sebagai berikut :

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti

    berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.

    Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata

    (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah

    menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, orang-orang yang telah sampai

    kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),

    Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), dan

    urusannya (terserah) kepada Allah, Orang yang kembali (mengambil riba), Maka

    orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya (QS Al-

    Baqarah [2]: 275).

    3. Landasan Hukum

    Landasan Hukum Murabahah terangkum dalam landasan hukum

    beroperasinya perbankan syariah yaitu UU No. 7 tahun 1992 yaitu pelaksanaan

    kegiatan perbankan dengan prinsip jual beli yang diatur lebih rinci dalam PP no.

    72 tahun 1992 tentang bank dengan prinsip Bagi Hasil. Undang-undang ini

    disempurnakan lagi dalam Undang-undang No. 10 tahun 1998 dan

    disempurnakan lagi dengan Undang-undang No. 21 tahun 2008.

    4. Jenis-jenis Murabahah

    Menurut Harahap dkk(2004:93-94) kegiatan jual beli berdasarkan akad

    murabahah terdiri dari :

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    a. Murabahah tanpa pesanan artinya ada yang beli atau tidak, bank

    syariah menyediakan barang dan

    b. Murabahah berdasarkan pesan artinya bank syariah baru akan

    melakukan transaksi jual beli apabila ada yang dipesan

    Murabahah berdasarkan pesanan dapat di kategorikan dalam

    a. Sifatnya mengikat artinya murabahah berdasarkan pesanan tersebut

    mengikat untuk dibeli oleh nasabah sebagai pemesan

    b. Sifatnya tidak mengikat artinya walaupun nasabah telah melakukan

    pemesanan barang, namun nasabah tidak terikat untuk membeli barang

    tersebut.

    5. Syarat dan rukun Murabahah

    Rukun murabahah

    a. Baiu (penjual)

    b. Mustari (pembeli)

    c. Mabi (barang yang diperjual belikan)

    d. Tsaman (harga barang)

    e. Ijab qobul (pernyataan serah terima)

    Syarat murabahah

    a. Syarat yang berakad (baiu dan mustari) cakap hokum dan tidak

    dalam keadaan terpaksa

    b. Barang yang diperjual belikan (mabi) tidak termasuk barang yang

    haram dan jenis maupun jumlahnya jelas.

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    c. Harga barang (tsaman) harus dinyatakan secara transparan (harga

    pokok dan komponen keuntungan) dan cara pembayarannya

    disebutkan dengan jelas.

    d. Pernyataan serah terima (ijab qobul) harus jelas dengan

    meyebutkan spesifik pihak-pihak yang berakad

    Gambar 2.1 Akad Murabahah

    Sumber : Andrea Pemata Veithzal, H Veitzhel (2008 : 147)

    Dalam transaksi murabahah ini ada beberapa ketentuan yang harus

    diperhatikan agar transaksi ini dapat berjalan sesuai dengan syariah. Menurut

    Harahap dkk (2004: 94-100 ketentuan ini dikeluarkan berdasarkan fatwa dari

    Dewan Syariah Nasoinal 04/DSN-MUI/2009 yang dipaparkan sebagi berikut :

    Pertama : Ketentuan Umum Murabah Dalam Bank Syariah a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang

    bebas riba b. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh

    syariat Islam

    Pembeli Penjual

    Barang

    Akad Murabahah

    Negosiasi

    (2)

    (1)

    (2)

    (1)

    (4) (3) (3a)

    Kirim barang dan dokumen Terima barang dan dokumen

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    c. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya

    d. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba

    e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara terhutang bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungan. Dalam kaitan ini bank harus memberitahukan secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan

    f. Nasabah membayar harga barng yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu yang telah disepakati

    g. Untuk mencegah terjadinya penyalagunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah

    h. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank Kedua : Ketentuam Murabahah Kepada Nasabah

    a. Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembeli suatu barang atau asset kepada bank

    b. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu asset yang dipesannya secara sah dengan pedagang

    c. Bank kemudian menawarkan asset tesebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat, kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli

    d. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan

    e. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut

    f. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah

    g. Jika nilai uang muka memakai kontrak urbun sebagai alternative dari uang muka maka : 1. Jika nasabah memutuskan untuk membeli barang

    tersebut ia tinggal membayar sisa harga 2. Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi

    milik bank maksimal sebesar kerugian yang di

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    tanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut; dan jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya

    Ketiga : Jaminan Dalam Murabahah a. Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius

    dengan pesanan b. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan

    yang dapat dipegang Keempat : Hutang Dalam Murabahah

    a. Secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitan dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah pada pihak ketiga atas barang tersebut. Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan hutangnya kepada bank

    b. Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berhakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruhnya

    c. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah harus tetap melunasi hutangnya sesuai dengan kesepakatan awal ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu diperhitungkan Kelima : Penundaan Pebayaran Dalam Murabahah

    a. Nasabah memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda penyelesaian hutangnya

    b. Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja atau jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesaiannya dilakukan melalui badan Arbitase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Keenam : Bangkrut Dalam Murabahah Jika nasabah dinyatakan pailit dan gagal penyelesaian hutangnya, bank harus menunda tagihan hutang sampai ia sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan Ketujuh : Ketentuan Uang Muka Dalam Murabahah (Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 13/DSN-MUI/IX/2009

    a. Dalam akad pembiayaan murabahah, lembaga keuangan syariah (LKS) dibolehkan untuk meminta uang muka apabila kedua belah pihak bersepakat

    b. Besar jumlah uang muka ditentukan berdasarkan ketentuan c. Jika nasabah membatalkan akad murabahah, nasabah harus

    memberikan ganti rugi kepada LKS dari uang muka tersebut

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    d. Jika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, LKS dapat meminta tambahan kepada nasabah

    e. Jika uang muka lebih besar dari kerugian, LKS dapat mengembalikan kelebihan kepada nasabah Kedelapan : Ketentuan Diskon Murabahah (Fatwa Dewan Syariah nasional: 16/DSN-MUI/IX/2000

    a. Harga (tsaman) dalam jual beli adalah suatu jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak, baik sama dengan (qimah) benda yang menjadi objek jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah

    b. Harga dalam jual beli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan

    c. Jika dalam jual beli murabahah LKS mendapat dari supplier, harga sebenarnya adalah setelah diskon, oleh kerena itu, diskon adalah hak nasabah

    d. Jika pemberian terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat dalam akad

    e. Dalam akad, pembagian diskon setelah akad hendaknya diperjanjikan dan ditandatangani Kesembilan : Ketentuan Sanksi atas Nasabah Mampu Yang Menunda-nunda Pembayaran (Fatwa Dewan Syariah nasional: 17/DSN-MUI/IX/2000

    a. Sanksi yang disebut dalam fatwa ini adalah sanksi yang dikenakan LKS kepada nasabah yang mampu membayar, tetapi menunda-nunda pembayaran dengan sengaja

    b. Nasabah yang tidak belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak dikenakan sanksi

    c. Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi

    d. Sanksi didasarkan pada prinsip tazir yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam menjalankan kewajibanya

    e. Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani

    Kesepuluh : Ketentuan Pemotongan Pelunasan (Fatwa Dewan Syariah nasional: 23/DSN-MUI/IX/2000

    a. Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati, LKS boleh boleh memberiakan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    b. Besarnya potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan pada kebijakan dan pertimbanga LKS

    Dalam transaksi pembiayaan murabahah ini bank bertindak sebagai

    penjual. Layaknya seorang penjual maka bank memiliki persediaan yang

    merupakan aktiva bagi bank syariah. Untuk itu, bank harus membedakan antara

    aktiva yang ditujukan untuk dijual dan bukan untuk dijual. Aktiva dengan tujuan

    dijual kembali dalam bentuk murabahah diakui sebagai aktiva murabahah, maka

    pengukuran aktiva murabahahnya adalah sebagai berikut :

    1. Murabahah berdasarkan pesanan mengikat :

    a. Dinilai sebagai biaya perolehan dan dicatat dengan jurnal sebagai

    berikut :

    Persediaan/Aktiva murabahah xxx

    Uang muka kepada Pemasok xxx

    Kas/rekening pemasok/kliring xxx

    b. Jika terjadi penurunan nilai aktiva karena usang, rusak atau kondisi

    lainnya, maka diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aktiva dan

    dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

    Kerugian penurunan persediaan/aktiva murabahah xxx

    Persediaan/aktiva murabahah xxx

    2. Murabahah tanpa pesanan atau murabahah berdasarkan pesanan tidak

    mengikat :

    a. Dinilai mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai

    bersih yang dapat direalisasi

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    b. Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya

    perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian

    Sementara itu pada saat akad, piutang murabahah diakui sebesar biaya

    perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan pada akhir periode, piutang

    murabahah dinilai sebesar nilai yang dapat direalisir yaitu jumlah piutang

    murabahah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Keuntungan yang diperoleh

    dari pembiayaan murabahah ini dapat diakui :

    a. Pada perolehan terjadinya, jika akad pada laporan keuangan yang

    sama

    b. Selama periode akad secara proporsional, jika melampui batas satu

    periode laporan

    Pada saat pembelian aktiva untuk dijual, bank bisa saja memperoleh

    potongan harga dari pemasok. Oleh kerena itu, potongan pembelian dari

    pemasok diakui sebagai pengurang biaya perolehan, sedangkan untuk potongan

    pada saat pelunasan dapat diakui dengan mempergunakan salah satu metode

    berikut :

    1. Jika potongan diberikan saat penyelesaian, maka bank mengurangi piutang

    murabahah dan keuntungan, jurnalnya :

    Kas xxx

    Margin murabahah ditangguhkan xxx

    Piutang margin murabahah xxx

    Piutang murabahah xxx

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    2. Jika potongan diberikan setelah penyelesaian, maka bank penerima

    pelunasan piutang, kemudian bank membayar potongan (mengurangi

    keuntungan), dengan jurnal yang dibuat ada dua yaitu :

    a. Kas xxx

    Margin murabahah ditangguhkan xxx

    Pendapatan margin murabahah xxx

    Piutang murabahah xxx

    b. Beban potongan (muqasah) xxx

    Kas xxx

    Bagi nasabah yang tidak mematuhi atau memenuhi kewajiban sesuai

    akad yang telah disepakati, bank dapat mengenakan denda kepada nasabah. Pada

    saat diterima, denda diakui sebagai bagian dana sosial, jurnalnya yaitu :

    Kas/rekening xxx

    Rekening dana kebajikan xxx

    Dalam jual beli, bank membolehkan meminta nasabah membayar uang

    muka atau tanda jadi saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan. Uang

    muka adalah jumlah dibayar oleh pemesan yang menujukkan ia bersunggu-

    sungguh atas pesanan tersebut. Di bank syariah uang muka disebut juga dengan

    istilah urbun. Pengakuan dan pengukuran urbun adalah :

    a. Urbun diakui sebagai uang muka sebesar jumlah yang diterima bank

    pada saat diterima, jurnalnya adalah :

    Kas/rekening xxx

    Titipan uang muka pembeli (urbun) xxx

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    b. Pada saat barang jadi dibeli oleh nasabah, maka urbun diakui sebagai

    pembayaran piutang, jurnalnya adalah :

    Titipan uang muka pembeli (urbun) xxx

    Piutang murabahah xxx

    c. Jika barang batal dibeli oleh nasabah, maka urbun dikembalikan

    kepada nasabah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah

    dikeluarkan bank jurnalnya adalah :

    Titipan uang muka pembeli (urbun) xxx

    Biaya xxx

    Kas/rekening xxx

    C. Analisis Kredit

    1. Analisis Kredit

    Kredit adalah adalah bisnis yang berisiko, dimana ada kemungkinan

    kredit yang yang diberikan tidak dapat tertagih (kredit macet). Debitur

    (penerima kredit) dapat mengemukakan sejuta alasan untuk itu. Disisi lain,

    bank harus membayar setiap Rupiah dana masyarakat yang ditempatkan

    padanya. Apapun yang terjadi pada kredit, bank tidak boleh tidak membayar

    dana masyarakat.

    Sehubungan dengan hal tersebut, sudah seharusnya bank hanya

    memberikan kredit (pinjaman) kepada debitur yang layak. Bank harus dapat

    mengendalikan risiko kredit yang diberikannya. Untuk itu, bank

    mengembangkan suatu proses seleksi untuk menyaring setiap proposal kredit

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    yang masuk. Melalui proses penyaringan tersebut diharapkan kredit yang

    diberikan adalah dengan kualitas bagus.

    Proses tersebut secara umum adalah sebagai berikut :

    Gambar 2.1.1 Proses Analisis Kredit

    Sumber Jopie Jusuf (2008 : xiv)

    Setiap proposal kredit akan dianalisis dengan teliti. Bila memenuhi

    syarat, baru diadakan dokumentasi (pengikatan kredit dan jaminan). Walaupun

    dalam analisa kredit suatu proposal dinyatakan layak, tetapi bila dalam

    pengikatan kredit / jaminan ternyata terdapat masalah yang yang tidak dapat

    diselesaikan dan / atau membahayakan bank, kredit tersebut harus dihentikan.

    Proposal Kredit

    Pemantauan Kredit

    Analisis Kredit

    Dokumentasi

    Pencairan Dana

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    Setelah dokumentasi lengkap, bank mengadakan pencairan dana (distbursement)

    sesuai perjanjian kredit. Dalam pencairan dana ini bank juga harus berhati-hati.

    Bila tidak sesuai dengan perjanjian, pencairan dana tidak dapat dilakukan.

    Setelah kredit dicairkan, bank juga harus terus menerus melakukan pemantuan

    atas kredit yang diberikan. Ini adalah perkerjaan yang akan terus berlangsung

    selama kredit tersebut belum dilunasi. Dalam pemantauan ini bank harus terus-

    menerus mengikuti perkembangan bisnis nasabah dan berbagai aaspek yang

    mungkin mempengaruhi kualitas kredit tersebut.

    Menganalisis kredit ini meliputi aktivitas termsuk pengumpulan

    informasi dan data yang diperlukan untuk bahan analisis. Kualitas hasil analisis

    pembiayaan sangat teragantung kepada tiga faktor yaitu :

    a. Faktor sumber daya manusia (SDM)

    Analisis pembiayaan dilaksanakan oleh seorang account officer (AO)

    yang harus mempunyai keterampilan yang bersifat teknis maupun pengetahuan

    yang bersifat teoritis, di samping mempunyai mental yang kuat.

    b. Faktor data analisis

    Informasi dan data yang diperlukan harus lengkap, dapat dipercaya, dan

    akurat. Untuk mendekati hal tersebut dapat ditempuh dengan cara, antara lain :

    - Melakukan penelitian secara fisik (on the spot)

    - Untuk laporan keuangan (neraca dan daftar rugi/laba) bisa dengan cara

    meminta bantuan kantor akuntan

    c. Teknis analisis

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    Analisis harus dilakukan secara teliti dan mengikuti ketentuan. Secara

    umum, teknik analisis meliputi dua macam, yaitu :

    - Analisis kuantitatif, menganalisis laporan keuangan meliputi analisis rasio

    keuangan, common size, analisis kecenderungan, dan analisis penggunaan

    dana

    - Analisis kualitatif, yang meliputi analisis terhadap faktor-faktor intern

    dan ekstern perusahaan

    2. Perjanjian Kredit Bank

    Perjanjian kredit merupakan perjanjian baku (standar contract), dimana

    isi atau klausa-klausa perjanjian kredit tersebut telah dibakukan dan dituangkan

    dalam bentuk formulir (blanko), tetapi tidak terikat dalam bentuk tertentu.

    Bentuk dan formatnya diserahkan Bank Indonesia kepada masing-masing bank

    untuk menetapkannya, namun sekurang-kurannya harus memperhatikan hal-hal

    sebagai berikut :

    a. Memenuhi keabsahan dan persyaratan hukum yang dapat melindungi

    kepentingan bank

    b. Memuat jumlah, jangka waktu, tata cara pembayaran kembali kredit serta

    persyaratan-persyaratan kredit lainnya sebagaimana ditetapkan dalam

    keputusan persetujuan kredit

    Perjanjian kredit yang baik seyogianya sekurang-kurannya berisi klausa-

    klausa sebagai berikut :

    a. Klausa-klausa tentang maksimum kredit, jangka waktu kredit, tujuan

    kredit, bentuk kredit dan batas izin tarik

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    b. Klausa-klausa tentang bunga, komitmen fee, dan denda kelebihan tarik

    c. Klausa tentang kuasa bank untuk melakukan pembebanan atas rekening

    giro dan rekening pinjaman nasabah debitur

    d. Klausal tentang keadaan nasabah debitur dan jaminan

    e. Klausa tentang conditions precedent, yaitu klausa tentang syarat-syarat

    tangguh yang harus dipenuhi oleh nasabah debitur

    f. Klausa tentang agunan kredit dan asuransi barang-barang agunan

    g. Klausa tentang berlakunya syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan

    hubungan rekening Koran bagi perjanjian kredit yang bersangkutan

    h. Klausa tenang affirmative covenants, yaitu Klausa yang berisi janji-janji

    nasabah debitur untuk melakukan hal-hal tertentu selama perjanjian kredit

    masih berlaku

    i. Klausa tentang negative covenants, yaitu klausa yang berisi janji-janji

    nasabah debitur untuk tidak melakukan hal-hal tertentu selama perjanjian

    kredit masih berlaku

    j. Klausa tentang financial covenants yaitu klausa yang berisi nasbah debitur

    untuk menyampaikan laporan keuangan kepada bank dan memelihara

    posisi keuangan pada mainaimal taraf tertentu

    k. Klausa tentang tindakan yang dapat diambil olah bank dalam rangka

    pengawasan, penyelamatan, dan penyelesaian kredit

    l. Klausa tentang events sof default, yaitu klausa yang mengatur mengenai

    penyelesaian perbedaan pendapat atau perselisihan antara para pihak

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    melaui suatu badan arbitase, baik badan maupun arbitase ad hoc atau

    badan arbitase institusional

    m. Klausa-klausa bunga rampai atau miscellaneoaus provisions atau

    boilerplate provisions, yaitu klausa-klausa yang berisi syarat-syarat dan

    ketentuan-ketentuan yang belum tertempung secara khusus di dalam

    klausa lain.

    D. Prinsip 5 C Analisis

    Pemberian pembiayaan kepada seorang calon mudharib agar dapat di

    perrtimbangkan, terlebih dahulu harus terpenuhi persyaratan yang dikenal dengan

    prinsip 5 C. Kelima prinsip klasik tersebut adalah :

    1. Character

    Character adalah keadaan watak/ sifat dari calon mudharib, baik dalam

    kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian ini

    adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad/ kemauan calon mudharib

    untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan janji yang

    ditetapkan.

    Pemberian pembiayaan harus atas dasar kepercayaan, sedangkan yang

    mendasari suatu kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank, bahwa si

    peminjam mempunyai moral, watak dan sifat-sifat pribadi yang positif dan

    kooperatif. Disamping itu, mempunyai rasa tanggung jawab, baik dalam

    kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota masyarakat,

    maupun dalam menjalankan usahanya. Karakter merupakan faktor yang

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    dominan, sebab walaupun calon murahib tersebut cukup mampu untuk

    menyelesaikan utangnya, kalau tidak mempunyai iktikad yang baik, tentu akan

    membawa berbagai kesulitan bagi bank di kemudian hari. Dalam dunia White

    Collar Crime, ciri-ciri seseorang yang mempunyai bakat kriminal justru di luar

    dugaan kita pada umumnya.

    Ciri-ciri tersebut digambarkan sebagai berikut :

    a. Orang yang pandai bergaul.

    b. Orang yang cerdas.

    c. Orang yang mempunyai motivasi tinggi serta suka menghadapi tantangan.

    d. Umur relative muda sampai dengan 45 tahun.

    Untuk memperoleh gambaran tentang karakter calon customer, dapat

    ditempuh dengan upaya-upaya sebagai berikut :

    a. Meneliti riwayat calon mudharib.

    b. Meneliti reputasi calon mudharib tersebut dilingkunyan usahanya.

    c. Meminta bank to bank information.

    d. Mancari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon mudharib

    berada.

    e. Mencari informasi apakah calon mudharib suka berjudi.

    f. Mencari informasi apakah calon mudharib memiliki hobi berfoya-foya.

    Ketika melakukan wawancara dengan calon mudharib, dalam menilai

    karakter seseorang perlu memerhatikan nilai-nilai yang terdapat dalam dirinya.

    Menurut Veithzal Rivai (2008: 348) nilai (value) yang perlu diamati adalah :

    a. Social value

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    b. Theoretical value

    c. Esthetical value

    d. Economical value

    e. Religion value

    f. Political value

    Seorang calon costumer yang mempunyai value yang sangat dominan di

    bidang Economical value dan political value akan ada kecenderungan

    mempunyai iktikad/ karakter yang tidak baik. Idealnya, karakter calon mudharib

    mempunyai nilai-nilai (value) yang berimbang dalam diri pribadinya. Hal ini

    pulalah yang di tekankan dalam Al-Quran. Firman Allah subahanahuwataala:

    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul

    (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang

    dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS Al-Anfal [8]:27)

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang

    berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di

    antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah

    memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah

    adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS An-Nisa [4]:58

    Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu

    tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang

    dipegang[180] (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu

    mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu

    menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah

    Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan

    Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS

    Al-Baqarah [2]: 283)

    2. Capital

    Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon

    mudharib. Makin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi

    kesungguhan calon mudharib menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih

    yakin memberikan pembiayaan. Kemampuan modal sendiri akan menjadi

    benteng yang kuat, agar tidak mudah mendapat goncangan dari luar, misalnya

    jika terjadi kenaikan suku bunga. Oleh karena itu komposisi modal sendiri ini

    perlu ditingkatkan. Penilaian atas modal sendiri adalah penting, mengingat

    pembiayaan bank hanya sebgai pembiayaan dan bukan untuk membiayai seluruh

    modal yang diperlukan.

    Modal sendiri juga menjadi pertimbangan bank, sebagai bukti

    kesungguhan dan tanggung jawab mudharib dalam menjalankan usahanya,

    karena ikut menanggung resiko terhadap usaha.

    3. Capacity

    Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon mudharib dalam

    menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan

    dari penilaian ini adalah untuk mengetahui/mengukur sampai sejauh mana

    calon mudharib mampu mengembalikan atau melunasi utang-utangnya

    (ability to pay) secara tepat waktu, dari hasil uasaha yang diperolehnya.

    4. Collateral

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    Collateral adalah barang yang diserahkan mudharib sebagi agunan

    terhadap pembiayaan yang diterimanya. Collateral harus dinilai oleh bank

    untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban financial mudharib kepada

    bank. Penilaian terhadap agunan ini meliputi jenis, lokasi, bukti kepemilikan,

    dan status hukumnya.

    Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendaan. Bisa

    juga collateral yang tidak berwujud, seperti jaminan pribadi (borgtoch), letter

    of guarantee, letter of comport, rekomendasi, dan avails. Penilaian terhadap

    collateral ini dapat ditinjau dari dua segi, yaitu :

    a. Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan

    digunakan

    b. Segi yuridis, yaitu apakah agunan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis

    untuk dipakai sebagai agunan

    Risiko pemberian pembiayaan dapat dikurangi sebagian atau

    keseluruhannya dengan meminta collateral yang baik kepada calon mudharib.

    5. Condition of Economy

    Condition of economy adalah situasi kondisi politik, sosial, ekonomi dan

    budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian yang kemungkinan pada

    suatu saat mempengaruhi kelancaran perusahaan calon mudharib. Untuk

    mendapatkan gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian

    mengenai beerapa hal, antara lain :

    a. Keadaan konjungtur

    b. Peraturan-peraturan pemerintah

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    c. Situasi politik dan perekonomian dunia

    d. Keadaan lain yang mempengaruhi pemasaran

    Dari kelima prinsip di atas perlu mendapatkan perhatian officer adalah

    character, dan apabila prinsip ini tidak terpenuhi, maka prinsip lainnya tidak

    berarti, atau dengan kata lain, permohonannya harus ditolak.

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jadwal Dan Lokasi Penelitian

    Penelitian dimulai tanggal 3 November 2009 sampai selesai. Penelitian

    dilakukan di BNI Syariah Cabang Medan Jalan Kapten Maulana Lubis

    B. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian yang

    dilakukan untuk memperoleh gambaran apakah kredit kepemilikan rumah (KPR)

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    dengan akad pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang mendominasi

    dari pembiayaan murabahah yang dikeluarkan olah BNI Syariah Cabang Medan.

    C. Jenis Data

    Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :

    1. Data primer yaitu merupakan jenis data yang diperoleh dengan cara

    melakukan penelitian langsung ke objek penelitian, dalam hal ini BNI

    Syariah Cabang Medan. Data yang digunakan adalah hasil

    wawancara/keterangan yang dikumpulkan dari perusahaan.

    2. Data sekunder yaitu merupakan jenis data yang diperoleh dalam bentuk

    yang sudah jadi, atau telah ada pada BNI Syariah seperti struktur

    organisasi, sejarah perusahaan, dan dokumen-dokumen yang berkaitan

    dengan produk-produk murabahah.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam pengumpulan

    data yaitu :

    1. Wawancara yaitu merupakan teknik pengumpulan data primer yang

    dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan baik

    secara lisan maupun tulisan kepada pihak-pihak yang terkait di BNI

    Syariah Cabang Medan sesuai dengan topik yang dibahas.

    2. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap aktifitas

    akuntansi di BNI Syariah Cabang Medan.

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    E. Metode Penganalisaan Data

    Metode analisis yang digunakan dalam menganalisa data adalah

    deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengklasifikasikan,

    disusun, diinterpretasikan, dan kemudian di analisa sehingga sehingga

    memberikan gambaran yang jelas untuk pemecahan masalah khususnya

    mengenai kredit kepemilikan rumah (KPR) dengan akad murabahah pada BNI

    Syariah Cabang Medan.

    BAB IV

    ANALISIS HASIL PENELITIAN

    A. Data Penelitian

    1. Gambaran Umum BNI Syariah Cabang Medan

    a. Sejarah Singkat BNI Syariah Cabang Medan

    PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Syariah

    Medan adalah perusahaan yang bergerak dibidang perbankan yang kegiatannya

    memberikan pelayanan kepada maasyarakat, baik jasa maupun memasarkan

    produk perbankan lainnya. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    Cabang Syariah dibentuk secara mandiri melalui Tim Proyek Internal tanpa

    bantuan konsultan. Pola yang digunakan PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

    Tbk. Kantor Cabang Syariah untuk masuk ke dalam pasar perbankan syariah

    adalah Dual Sistem Bank.

    Dengan terbentuknya UU No. 10 1998 yang membolehkan Bank

    Konvensional untuk membuka layanan syariah, maka pada tahun 1999 di bentuk

    Tim Proyek Cabang Syariah . pada tanggal 29 April 2000 dilakukan pembukaan

    5 cabang pertama yaitu : Pekalongan, Jepara, Yogyakarta, Malang, dan

    Banjarmasin.

    Pada tahun 2001 pembukaan cabang di Padang, Jakarta Timur, Jakarta

    Selatan, Bandung, dan Makassar. Pada tahun 2002 dilakukan lagi pembukaan

    cabang Medan, Palembang dan BNI Syariah mulai menghasilkan laba. Pada

    tahun 2003 dilakukan penyusunan Corporate Plan BNI Syariah dan relokasi

    cabang Jepara ke Semarang.

    Pada tahun 2004, terbentuknya SBU Syariah Banking & Financial

    Service (Peta Navigasi) dan pembukaan Cabang Syariah Prima Jakarta dan

    Surabaya. Kemudian pada tahun 2005 dilakukan pengembangan secara agresif,

    penataan organisasi dan adanya otonomi khusus. Sedangkan pada tahun 2006

    terbentuklah 22 Kantor Cabang Syariah (KCS), 29 Kantor Cabang Pembantu

    Syariah (KCPS), dan 128 Syariah Chaneling Outlet (SCO).

    BNI Syariah memiliki sebuah sistem yang digunakan untuk kegiatan

    operasionalnya dan dengan sistem ini dapat memberikan kesempatan kepada

    nasabah dan masyarakat untuk menikmati layanan perbankan syariah dengan

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    jaringan luas sehingga dapat mempercepat perkembangan industri perbankan

    syariah di Indonesia. Sistem ini dinamakan Dual Sistem Bank.

    Dual Sistem Bank ini memiliki keunggulan sebagai berikut :

    1. Efisiensi Infastruktur karena dapat memanfaatkan infastruktur yang ada

    pada Bank Induk (teknologi informasi, jaringan distribusi dan lain

    sebagainya).

    2. Dapat melakukan aliansi dengan Business Units dalam satu Bank Induk

    (share database, cross selling dan lain sebagainya).

    3. Sistem manajemen dan operasional Bank Syariah lebih mudah atau cepat

    dibuat dengan mengadopsi sistem yang ada pada Bank Konvensional

    Induknya.

    4. Syariah Compliance dapat dipenuhi dengan kebijakan operasional Bank

    Syariah (batas maksimum pembiayaan, analisa pembiayaan, nisbah dan

    lain sebagainya) yang tersendiri melalui kebijakan otonomi khusus.

    BNI Syariah didirikan pertama kali tanggal 24 April 2000 di Jakarta dan

    sampai sekarang telah memiliki 24 cabang di seluruh Indonesia. PT. Bank

    Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan merupakan cabang

    syariah ke 11 dan didirikan pada tanggal 15 Agustus 2002 oleh Agoest

    Soebhekti, Direktur Ritel BNI. Adapun 24 cabang tersebut yaitu :

    1. Yokyakarta 13. Jakarta Prima

    2. Pekalongan 14. Surabaya Prima

    3. Semarang 15. Pekanbaru

    4. Malang 16. Cirebon

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    5. Banjarmasin 17. Surakarta

    6. Jakarta Timur 18. Bogor

    7. Jakarta Selatan 19. Balikpapan

    8. Bandung 20. Jakarta Utara

    9. Padang 21. Bukit Serpong

    10. Makasar 22. Tanjung Karang

    11. Medan 23. Kediri

    12. Palembang 24. Jember

    Landasan Syariah dari BNI Syariah adalah sebagai berikut :

    1. Al-Quran

    a. Surat Al-Zukhruf Ayat 32

    b. Surat Al-Qashaash Ayat 26

    2. Hadits

    a. Riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar

    b. Riwayat Abd Ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said

    c. Riwayat Abu Daud dari Saad Ibnu Abi Waqqash

    d. Riwayat Turmuzi dari Amr bin Auf

    3. Fatwa DSN No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 13 April 2000, tentang

    Ijarah

    Adapun dasar pemikiran berdirinya PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

    Tbk. Kantor Cabang Syariah Medan berdasarkan ketentuan dan aturan yang

    berkaitan perbankan syariah adalah sebagai berikut :

    1. Undang-undang No. 10 tahun 1998

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    2. Surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/23/Kep/Dir tanggal 12

    Mei 1999 tentang Bank Umum berdasarkan prinsip syariah, perubahan

    kegiatan kegiatan usaha, dan pembukuan Kantor Cabang Syariah

    3. Peraturan Bank Indonesia No. 2/7/PBI/ 2000 tanggal 27 Februari 2000

    tentang giro wajib minimum dalam rupiah dan valuta asing bagi Bank

    Umum yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah

    4. Peraturan Bank Indonesia No. 2/14/PBI/2000 tanggal 9 Juni 2000 tentang

    perubahan atas peraturan Bank Indonesia No. 1/3/PBI/1999 tentang

    penyelenggaraan kliring lokal dan penyelesaian akhir transaksi

    pembayaran antar Bank atas kliring lokal

    5. Peraturan Bank Indonesia No. 2/8/PBI/2000 tanggal 23 Juni 2000 tentang

    pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syariah

    6. Peraturan Bank Indonesia No. 2/9/PBI/2000 tanggal 23 Juni 2000 tentang

    sertifikat Wadiah Bank Indonesia

    7. Buku petunjuk pendirian Bank Indonesia

    Adapun alasan-alasan pembukaan Syariah adalah sebagai berikut :

    1. Menyediakan layanan perbankan yang lengkap (mewujudkan Bank

    BNI sebagai Universal Banking)

    2. 30 % masyarakat Indonesia menolak system bunga (data Majelis

    Ulama Indonesia)

    3. Landasan Operasional perbankan syariah sudah kuat

    4. Masih terbatasnya competitor

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    5. Respon dan kepercayaan masyarakat yang besar atas kehadiran Bank

    Syariah

    b. Visi, Misi dan Tujuan PT. BNI (persero) Tbk. Cabang Syariah Medan

    Visi BNI Syariah Cabang Medan adalah Menjadi Bank Syariah yang

    unggul dalam layanan dan kinerja sesuai dengan kaidah sehingga Insyaallah

    membawa berkah .

    Misi BNI Syariah Cabang Medan adalah Secara istiqomah

    melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan layanan perbankan dan

    jasa keuangan syariah sehingga dapat menjadi bank syariah kebanggan anak

    negeri.

    Tujuan BNI Syariah Cabang Medan adalah Dalam rangka menjadi

    Universal Banking maka perlu mengakomodir kebutuhan masyarakat yang ingin

    menyalurkan keuangan melalui perbankan syariah dengan memanfaatkan

    jaringan BNI Konvensional.

    BNI Syariah Cabang Medan sebagai Bank Syariah yang mempunyai

    landasan yang harus diperhatikan, yaitu :

    1. Menghindari riba, karena mengandung ketidakadilan dan dapat

    merusak prinsip kemitraan.

    2. Memperlakukan uang hanya sebagai alat tukar dan bukan sebagai

    komoditi yang diperdagangkan

    3. Dalam Bank Syariah ada hal-hal yang dilarang, yaitu :

    a. Gharar yaitu transaksi mengandung unsur tipuan dari salah satu

    pihak sehingga yang lain dirugikan

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    b. Maysir yaitu transaksi yang mengandung unsur perjudian,

    untung-untungan atau spekulatif yang tinggi

    c. Riba yaitu transaksi dengan pengambilan tambahan, baik dalam

    transaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara batil atau

    bertentangan dengan ajaran Islam

    d. Risywah yaitu tindakan suap dalam bentuk uang, fasilitas atau

    bentuk lainnya yang melanggar hukum sebagai upaya

    mendapatkan kemudahan dalam suatu transaksi.

    4. Memposisikan diri sebagai mitra investor dan pedagang

    5. Akad trans yang sudah disepakati tidak akan mengalami perubahan

    sampai berakhirnya masa akad sepanjang ketentuan dalam akad

    terpenuhi.

    BNI Syariah Cabang Medan sebagai Syariah mempunyai peranan atau

    fungsi sebagai berikut :

    1. Bagi Pihak Manajer atau Investasi

    Bank syariah mengelola investasi dana nasabah secara syariah

    dengan menggunakan prinsip bagi hasil yaitu :

    a. Penentuan besar nisbah (bagi hasil) dibuat pada waktu akad

    dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

    b. Besarnya nisbah (bagi hasil) berdasarkan pada seberapa besar

    jumlah keuntungan yang diperoleh.

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    c. Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang diperoleh,

    apabila adanya kerugian maka kerugian tersebut ditanggung

    bersama oleh kedua belah pihak.

    d. Apabila jumlah pembagian laba meningkat maka harus sesuai

    dengan peningkatan jumlah pendapatan.

    2. Bagi Investor

    3. Bank Syariah menyediakan jasa keuangan

    4. Bank syariah melakukan pengelolaan dana kegiatan sosial

    c. Struktur Organisaasi BNI Syariah Cabang Medan

    Dalam struktur organisasi maka Bank BNI dibentuk oleh dewan

    pengawas syariah yag bertugas untuk memastikan dan menjamin oprasional

    bisnis Bank BNI Syariah sesuai dengan prinsip-prinsip sistem ekonomi Islam.

    1. Divisi Usaha Syariah (USY) bukan merupakan anak perusahaan yang terpisah

    dari Bank BNI , tetapi berada setingkat di bawah Direktur Ritel, dengan

    struktur organisasi yang tersendiri dari 1(satu) kelompok perbankan syariah

    yang dibawahi.

    2. Pengelolaan Penunjang Bisnis

    3. Pengelola Treasury dan Invesment

    4. Pengelola dan Pengembangan Bisnis

    Di samping itu unit langsung dibawahi Pimpinan Divisi Usaha Syariah

    adalah:

    1. Staff Khusus (bersifat sementara)

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    2. Pengelola Penyelia Cabang

    3. Bagian Umum

    Bidang-bidang Kerja/Job description

    1. Pimpinan Cabang Syariah

    a. Menetapkan rencana kerja, anggaran, sasaran usaha dan tujuan yang akan

    dicapai

    b. Menyelia (mengarahkan), mengendalikan dan mengawasi secara langsung

    unit-unit kerja menurut bidang tugasnya, pengendalian usaha serta

    pengelolaan administrasi di lingkungan cabang serta cabang pembantu

    2. Wakil Pimpinan Bidang Operasional

    a. Menyelia kegiatan pelayanan admistrasi di front office dan back office

    dengan mengupayakan pelayanan yang optimal

    b. Menyelia dan berpartisipasi aktif terhadap unit-unit yang dibawahinya

    dalam memantau dan memastikan perbaikan/ peyempurnaan atas temuan

    hasil pemeriksaan/saran yang diberikan oleh auditor.

    3. Kontrol Internal

    a. Menyelia dan berpartisipasi aktif dalam usaha pengawasan/pemeriksaan

    atas transaksi keuangan dan rekening

    b. Melakukan pemeriksaan khusus/ mendadak terhadap berbagai kegiatan

    harian/manajemen cabang

    c. Mempersiapkan laporan pekerjaan pada cabang dan pimpinan divisi

    d. Melakukan pemeriksaan terhadap administrasi dan keuangan koperasi

    serikat pekerja dan darma wanita cabang

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    e. Mengelola dan mendistribusikan buku pedoman perusahaan srta

    dokumen/surat yang berkaitan tentang ketentuan pelaksanaan transaksi

    f. Melaksanakan pebaikan/penyempurnaan hasil temuan audit

    4. Penelia Unit Pemasaran Bisnis

    a. Memasarkan produk dan jasa perbankan kepada nasabah

    b. Mengelola permohonan pembiayaan

    c. Melakukan pemantauan nasabah dan kolektibitas

    d. Melayani dan mengembangkan hubungan dengan nasabah, wholesale dan

    middle

    e. Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang diberikan pimpinan cabang

    Pengelolaan Pembiayaan

    a. Memasarkan produk dan jasa perbankan kepada nasabah/calon nasabah

    b. Mengelola permohonan pembiayaan ritel, pemantauan nasabah dan

    kolektibilitas pembiayaan

    c. Melakukan penelitian potensi ekonomi daerah dan menyusun peta bisnis

    d. Membina hubungan saling menguntungkan dengan para debitur dan pihak

    sumber dana

    Asisten Pemasaran

    a. Memasarkan dan mengelola pembiayaan standard

    b. Membina hubungan dan memantau aktivitas nasabah, wholesale dan middle

    c. Membantu mengelola pemasaran dalam memasarkan produk/jasa perbankan,

    penelitian, ekonomi daerah dan menyusun peta bisnis

    5. Penyelia Unit Pelayanan Nasabah

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    a. Melayani semua jenis transaksi kas/tunai, pemindahan dan kliring

    b. Melayani kegiatan eksternal, payment point, kas mobil, kantor kas dan cabang

    pembantu

    c. Mengelola kas besar

    d. Menyediakan informasi dan melayani transaksi produk jasa dalam negri

    e. Melayani transaksi giro, tabungan, deposito dan ongkos naik haji (ONH)

    f. Menyusun data dan laporan ke Bank Indonesia kas perbandaharaan, kas

    negara mengenai giro, tabungan dan deposito serta membuat laporan pajak

    atas dana masyarakat

    g. Melayani permintaan, menyerahkan dan memantau permasalahan kartu ATM

    h. Melaksanakan perbankan, peyempurnaan hasil audit

    i. Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang diberikan pimpinan cabang

    Asisten Pelayanan Jasa

    a. Melayani transaksi giro, tabungan, deposito, dan ongkos naik haji (ONH)

    b. Melayani permintaan, menyerahkan dan memantau permasalahan kartu ATM

    c. Melayani permintaan pencairan margin deposito

    d. Melayani infomasi mengenai produk jasa

    e. Melayani tansaksi jasa kiriman uang

    f. Melayani nasabah inti

    g. Menyusun data dan laporan ke Bank Indonesia/KPKN

    h. Melaksanakan perbaikan/penyempurnaan hasil temuan audit

    Asisten kegiatan Pelayanan uang tunai

    a. Melayani semua jenis transaksi kas/tunai, pemindahan dan kliring

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    b. Melayani kegiatan eksternal payment point, kas kantor dan kas cabang

    pembantu

    c. Melaksanakan perbaikan/penyempurnaan hasil temuan audit

    Asisten Transaksi Dalam Negeri/Luar Negeri

    a. Mengelola administrasi back office, transaksi delegasi pembiayaan dan jasa

    dalam negeri lainnya

    b. Melaksanakan entri transaksi keuangan secara kliring/pemindahan kas dalam

    sistem

    c. Pengelolaan komunikasi cabang dan menyelesaikan transaksi DPT

    d. Mengelola kegiatan Bank Operasional/persepsi untuk KPKN

    6. Penyelia Unit Operasional

    a. Melakukan verifikasi data nasabah mengenai debitur

    b. Mengelola administrasi pembiayaan, penerbitan jaminan Bank dan portepel

    pembiayaan

    c. Mengelola administrasi back office (data entry dan kliring) transaksi jasa

    dalam negeri

    Analisis Pembiayaan

    a. Meneliti kebenaran dan kelengkapan data/informasi mengenai calon debitur

    sesuai dengan ketentuan manajemen pembiayaan

    b. Menilai kewajaran laporan keuangan yang diserahkan oleh debitur

    c. Memberikan pendapat hasil analisis dari berbagai aspek penilaian pembiayaan

    d. Memantau dan menganalisis aktifitas keuangan debitur melalui riwayat

    pembayaran sebagai bahan masukan bagi unit pemasaran bisnis

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    Asisten Administrasi Pembiayaan

    a. Mengelola administrasi pembiayaan, portepel (out standing dan kondisi)

    pembiayaan

    b. Memantau proses pemberian pembiayaan dan mengelola penerbitan jaminan

    bank

    c. Melaksanakan/penyempurnaan hasil temuan audit

    Asisten Kliring

    a. Melaksanakan entry transaksi secara kliring/pemindahan ke dalam sistem

    operasional bank

    b. Melayani semua jenis transaksi kas/tunai, pemindahan dan kliring

    c. Melaksanakan perbaikan/penyempurnaan hasil temuan audit

    7. Penyelia Unit dan Keuangan

    Asisten Akuntansi

    a. Mengelola komputer cabang, output laporan cabang dan output dari sistem

    b. Menyelesaikan transaksi DPT (Daftas Pos Terbuka)

    c. Memeriksa kebenaran/akurasi dari sistem

    Asisten Khusus

    a. Mengelola komputer cabang dan sistem otomasi cabang

    b. Mengelola kebagian logistik, akomodasi dan transportasi

    Asisten Administrasi

    a. Mengelola kepegawaian

    b. Mengelola administrasi umum dan kearsipan

    Petugas Non Administrasi

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    a. Membantu pengelolaan administrasi umum

    b. Membantu pengelolaan logistik dan urusan kerumahtanggan

    2. Produk-produk BNI Syariah Cabang Medan

    a. Produk Dana

    1. Tabungan Mudharabah

    Tabungan mudharabah yang di apliksiakan di BNI Unit Usaha Syariah

    menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah yaitu suatu perkongsian antara dua

    pihak, dimana pihak pertama (shahibul Maal/penabung) menyediakan dana dari

    pihak kedua (mudharib/bank) bertanggung jawab atas pengelolaan usaha

    tersebut.

    Bank sebagai pengelola dana bebas menggunakan, asal tidak

    bertentangan dengan Syariah Islam. Keuntungan dibagikan sesuai dengan

    nisbah/rasio bagi hasil yang telah disepakati bersama. Apabila rugi, shahibul

    maal turut menanggung kerugian tersebut.

    2. Deposito Mudharabah

    Deposito mudharabah menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah, yaitu

    perkongsian antara dua pihak, pihak pertama menyediakan dana sedangkan pihak

    kedua bertanggung jawab atas pengelolaan usaha.

    3. Tabungan Haji (THI) Mudharabah

    Tabungan haji BNI Syariah dalam pelaksanaannya menggunakan prinsip

    Mudharabah. THI Mudharabah adalah tabungan yang digunakan sebagai sarana

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    untuk mendapatkan kepastian untuk berangkat menunaikan ibadah haji sesuai

    keinginan penabung.

    4. Giro Wadiah

    Giro wadiah menggunakan prinsip Wadiah Yad-Dhamanah dimana bank

    sebagai penerima dana titipan dapat memanfaatkan dana tersebut dengan seizin

    pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan titipan tersebut secara utuh

    setiap saat pemilik menghendakinya. Dengan prinsip wadiah, pemilik modal

    (giran) tidak mendapatkan jassa giro namun mendapatkan bonus yang besarnya

    ditentukan oleh bank dan tidak diperjanjikan dimuka.

    b. Produk Pembiayaan

    1. Pembiayaan Murabahah

    Pembiayaan Muabahah adalah akad jual beli antara bank dengan nasabah

    dimana bank membeli barang yang diperlukan nasabah dan menjualnya kepada

    nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan

    keuntungan yang disepakati bersama.

    2. Pembiayaan Ijarah Bai ut Takjiri

    Pembiayaan ijarah bai ut takjiri/muntahia bittamlk adalah suatu kontrak

    sewa yang di akhiri dengan penjualan. Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah

    diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian dari itu merupakan pembelian

    terhadap barang secara berangsur.

    3. Pembiayaan Musyarakah

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    Pembiayaan musyarakah digunakan untuk membiayai usaha berdasarkan

    pesanan, waralaba, pola kemitraan, pembiayaan proyek, joint venture, export-

    import dan modal kerja/investasi.

    4. Pembiayaan Mudharabah

    Pembiayaan yang dilakukan melalui kerja sama antara dua pihak dimana

    pemilik modal/bank (shahibul maal) menyediakan modal 100% sedangkan pihak

    lainnya menjadi pengelola usaha/debitur (mudharib) dengan mensyaratkan jenis

    ataupun bentuk usaha yang dilakukan.

    c. Produk Jasa :

    1. Kiriman Uang Tunai (transfer)

    Kiriman uang dari cabang syariah ke cabang bank konvensional atau

    sebaliknya dapat dilakukan pada saat online. Hal ini untuk menghindari Bank

    BNI Konvensional diselesaikan melalui rekening Unit Usaha Syariah (USY)

    yang ada di Cabang Jakarta Pusat.

    2. Inkaso

    Inkaso dari cabang syariah ke cabang konvensional atau sebaliknya dapat

    dilakukan seperti pada penyelesaian.

    3. Garansi Bank

    Garansi bank dapat diterbitkan oleh cabang syariah dengan ketentuan

    bahwa nasabah harus menyetorkan cover sebesar 100% (full cover). Garansi

    bank adalah surat jaminan dari bank nasabah tersebut dijamin dalam

    melaksanakan suatu proyek.

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    3. Penerapan Akuntansi Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dengan akad

    Murabahah

    a. Gambaran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) di BNI Syariah Cabang

    Medan

    Kredit kepemilikan rumah merupakan pembiayaan murabahah yang

    bersifat konsumtif. Dimana bank menyediakan pinjaman dana untuk membeli

    rumah, tanah kavling atau untuk merenovasi rumah yang diperlukan calon

    penerima kredit, untuk dibayar kembali saat jatuh tempo dengan cara cicilan dan

    batas maksimal cicilan selama 15 tahun. Pada saat akad, pembiayaan KPR diakui

    pada saat pencairannya sebesar pokok pembiayaan yang diberikan dan

    keuntungan yang disepakati. Keuntungan ini disebut margin yang merupakan

    pendapatan bank, dimana besarnya margin ditetapkan berdasarkan kesepakatan

    antara nasabah dan BNI Syariah Cabang Medan. Margin 1-5 tahun sebesar 8,5%,

    6-10 tahun sebesar 9,5% dan 11-15 tahun 10,5%

    Dalam pembiayaan ini biasanya pihak bank sudah bekerja sama dengan

    pihak developer sebagai supplier (penyedia rumah) sehingga nasabah membayar

    uang muka (urbun) langsung ke pihak developer. Dalam hal permohonan

    pembiayaan dan pemenuhan syarat-syarat KPR nasabah dibantu oleh pihak

    developer, namun jika nasabah juga dapat mengurus sendiri permohonan

    pembiayaannya.

    Pemberian pembiayaan ini BNI Syariah mengenakan biaya yang langsung

    dibayar oleh nasabah ketika akad berlangsung. Adapun biaya-biaya itu adalah :

    1. Biaya administrasi sebesar 1 % dari pembiayaan

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    2. Biaya asuransi jiwa dan asuransi kebakaran yang besarnya tergantung

    usia nasabah

    3. Bea Balik Nama (BBN)

    4. Biaya pengikatan

    BNI Syariah Cabang Medan akan meminta jaminan berupa Surat Hak Milik

    (SHM) dari rumah yang dibeli.

    Untuk lebih jelasnya bagaimana pengakuan dan pengukuran transaksi

    pembiayaan KPR pada BNI Syariah Cabang Medan, dapat dilihat dari contoh

    perhitungan berikut :

    Pada tanggal 1 Juni 2009, Sulaiman mengajukan permohonan pembiayaan untuk

    pembelian sebuah rumah dengan harga Rp. 200.000.000,- dimana Sulaiman

    membayar uang muka sebesar 20 % ( Rp. 40.000.000,-) kepada developer,

    setelah bank melakukan penilaian terhadap permohonan tersebut Sulaiman

    memiki kesanggupan mengasur selama 10 tahun (120 bulan). Bank melakukan

    kesepakatan dengan mengambil margin keuntungan 9,5 %/tahun. Maka

    penyelesaiannya sebagai berikut :

    Harga rumah : Rp. 200.000.000,-

    Urbun :

    Nilai KPR Rp. 160.000.000,-

    Rp. 40.000.000,-

    Margin = 9,5 % x 10 x Rp. 160.000.000,-

    = Rp. 152.000.000,-

    Magin per bulan = Rp. 152.000.000,-

    120

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    = Rp. 1.266.666,67

    Angsuran per tahun = (Pokok x margin x jangka waktu) + pokok

    Jangka Waktu

    Angsuran per tahun = (Rp. 160.000.000,- x 9,5% x 10) + Rp. 160.000.000,-

    10

    = Rp. 31.200.000,-

    Angsuran per bulan = Rp. 31.200.000,-

    12

    = Rp. 2.600.000,-

    Maka BNI Syariah Cabang Medan menjurnal sebagai berikut :

    - Saat realisasi pembiayaan

    Aktiva murabahah Rp. 160.000.000,-

    Utang pembelian rumah Rp. 160.000.000,-

    - Saat penjualan rumah

    Piutang murabahah Rp. 160.000.000,-

    Aktiva murabahah Rp. 160.000.000,-

    - Saat menerima pendapatan administrasi

    Kas Rp. 1.600.000,-

    Pendapatan administrasi Rp. 1.600.000,-

    - Saat pembayaran bank kepada developer

    Utang pembelian rumah Rp. 160.000.000,-

    Kas Rp. 160.000.000,-

  • Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

    - Saat menerima angsuran dari Sulaiman

    Tabungan Sulaiman Rp. 2.600.000,-

    Piutang murabahah Rp. 2.600.000,-

    - Saat pengakuan pendapatan

    Pendapatan diterima dimu