Upload
others
View
26
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN MASYARAKAT ULUSALU DALAM PELESTARIAN
NILAI BUDAYA DI DESA ULUSALU KECAMATAN
LATIMOJONG KABUPATEN LUWU
JUMIATI
1601401009
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
PERAN MASYARAKAT ULUSALU DALAM PELESTARIAN
NILAI BUDAYA DI DESA ULUSALU KECAMATAN
LATIMOJONG KABUPATEN LUWU
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo
JUMIATI
1601401009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
v
ABSTRAK
Jumiati. 2020. Peran masyarakat ulusalu dalam pelestarian nilai budaya di desa
ulusalu kecamatan latimojong kabupatem luwu (dibimbing oleh Hanafie Mahtika
dan Muslim Andi Yusuf).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, bertujuan untuk mengetahui
peran masyarakat ulusalu dalam pelestarian nilai budaya di desa ulusalu
kecamatan latimojong kabupaten luwu. Metode yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah survey lapangan dengan mewawancarai to makaka ulusalu, ma’dika
ulusalu, kepala desa ulusalu, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda. Sebagai
responden. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik; observasi, wawancara,
dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan tahap analisis; reduksi data,
penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mengajak generasi
muda untuk ikut melestarikan nilai budaya dengan cara memberika pelatihan, cara
memainkan tari jaga lili, silat, rebana, dan osong serta menampilkan tarian-tarian
pada acara adat maupun saat acara pernikahan agar budaya tersebut selalu hadir
ditengan-tengah msayarakat. dan dapat dikenal oleh masyarakat lokal maupun
masyrakat luar daerah.
Kata Kunci: peran masyarakat dalam pelestarian nilai budaya.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya sehinggah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
”Peran Masyarakat Ulusalu dalam Pelestarian Nilai Budaya di Desa Ulusalu
Kecamatan Latimojong Kabupaten Luwu” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan Universitas Cokroaminoto Palopo.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, banyak rintangan
dan hambatan yang datang silih berganti. Akan tetapi, berkat doas, motivasi dan
bimbingan dari berbagai pihak, penulis dapat mengatasinya. Oleh karena itu ,pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.S., selaku Rektor Universitas
Cokroaminoto Palopo
2. Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum., M.A., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Coroaminoto Palopo
3. Jusrianto, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan Universitas Cokroaminoto Palopo
4. Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.S., selaku Pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam skripsi ini
5. Muslim Andi Yusuf, SH., MH., selaku pembimbing II yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan, dan petunjuk serta motivasi sejak awal
hingga akhir pembuatan skripsi ini
6. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf pegawai Universitas Cokroaminoto
Palopo yang telah membrikan bantuan selama mengikuti pendidikan serta
memberikan ide dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini
7. Kedua orang tua yang tercinta, Ayah dan Ibu yang telah mengasuh dan
mendidik penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini
8. Teman-teman dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah
mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membrikan bantuan dan partisipasinya dalam penyusunan skripsi ini.
vii
Akhir kata, penulis juga memehon maaf apabila dalam penulisan skripsi
ini terdapat kekurangan yang tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan penulis
sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
dan khususnya kepada penulis sendiri.
Palopo, 29 Januari 2020
Penulis
Jumiati
viii
RIWAYAT HIDUP
Jumiati dilahirkan di Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong
Kabupaten Luwu pada tanggal 09 September 1997. Peneliti
merupakan anak pertama dari enam bersaudarah, buah hati
dari pasangan Bidin dan Julaiha. Peneliti lulus pendidikan di
bangku SD Negeri 230 Ulusalu pada Tahun 2010. Pada tahun
itu juga peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 01
Ulusalu dan lulus pada tahun 2013. Selanjutnya peneliti melanjutkan pendidikan
di SMA Negeri 01 Bajo yang sekarang berubah nama menjadi SMA Negeri 05
Luwu dan lulus pada Tahun 2016. Pada tahun 2016, peneliti melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi Universitas Cokraominoto Palopo pada Program
Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Di akhir studi, peneliti menyusun skripsi yang berjudul: “Peran
Masyarakat Ulusalu dalam Pelestarian Nilai Budaya di Desa Ulusalu Kecamatan
Latimojong Kabupaten Luwu.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI ............................. iii
KETERANGAN HASIL SIMILARITY CHECK SKRIPSI................................. iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ...................................................................................... 6
2.2 Penelitian yang Relevan .................................................................... 19
2.3 Kerangka Pikir .................................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 22
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 22
3.3 Sumber Data ...................................................................................... 22
3.4 Fokus dan Deskripsi Fokus ............................................................... 23
3.5 Instrumen Penelitian .......................................................................... 23
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 23
3.7 Teknik Analisis Data ......................................................................... 24
3.8 Teknik Keabashan Data..................................................................... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 26
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 29
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 33
5.2 Saran .................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 38
LAMPIRAN
1. Gambar 1 wawancara dengan kepala desa ulusalu
2. Gambar 2 wawancara dengan ma’dika ulusalu
3. Gambar 3 wawancara dengan to makaka ulusalu
4. Gambar 4 wawancara dengan tokoh masyarakat
5. Gambar 5 wawancara dengan tokoh pemuda
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelestarian nilai budaya di Indonesia memiliki sejarah dan aneka ragam
kesenian dan nilai leluhur yang tidak ternilai harganya. Saat ini era globalisasi
kebudayaan mengalami kepunahan dari budaya luar dan kurangnya perhatian atau
minat dari generasi-generasi muda. Menuju pada defenisi pelestarian yang di
maksud adalah bagaimana cara untuk mempertahankan agar budaya tetap
sebagaimana adanya.
Desa Ulusalu Kecamatan latimojong Kabaupaten Luwu masih sangat
kental akan adat istiadat yang mengikat masyarakat secara turun temurun namun
apabila adat ini tidak jaga oleh masyarakat perlahan-lahan akan pudar.
Adapun nilai budaya yang ada di Desa Ulusalu di anataranya budaya tari
jaga lili, budaya gotong royong, budaya sipakatau sipakalebbi. Akan tetapi budaya
yang paling menonjol di desa ulusalu kecamatan latimjong adalah budaya gotong
royong karena dari dulu hinggga sekarang masyarakat di desa ulusalu tidak pernah
menghilangkan rasa tali persaudraan di antara sesama msyarakat sehingga budaya
ini tetap terjaga.
Berbicara tentang pendidikan masyarakat di Desa Ulusalu sangatlah
mementingkan pendidikan untuk anak-anaknya meskipun harus bekerja keras,
harapan mereka sangat besar untuk anak-anaknya agar dapat mengenyam
pendidikan sampai gelar sarjana sehingga menjadi generasi penerus yang berguna
untuk bangsa dan negara terlebih dan khusus bagi daerahnya sendiri. Begitupun
dengan nilai-nilai tradisional masih sangat dipegang teguh, hal ini dapat dilihat
dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang suka bergotong-royong serta dilandasi
konsep kekeluargaan dan kebersamaan.
Elly M. Setiadi, dkk 2012 mengatakan “Manusia memiliki kemampuan
daya antara lain akal, inteligensia, dan intuisi. dengan kemampuan daya itulah
manusia menciptakan kebudayaan”.
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
yang bejudul “Peran Masyarakat Ulusalu dalam Melestarikan Nilai Budaya di
Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong Kabupaten Luwu”.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis mengangakat permasalahan penelitian
yaitu bagaimana peran masyarakat dalam melestarikan nilai budaya di Desa
Ulusalu Kecamatan Latimojong Kabupaten Luwu?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
peran masyarakat dalam melestarikan nilai budaya di Desa Ulusalu Kecamatan
Latimojong Kabupaten Luwu.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan
ilmu pengetahuan mengenai pelestarian nilai budaya di Desa Ulusalu
Kecamatan Latimojong.
2. Secara praktis penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan yang
bermanfaat bagi masyarakat dan tokoh adat dalam pelestarian nilai budaya di
Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong Kabupaten Luwu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
1. Peran
Menurut Sarlito Sarwono (2011: 215) teori peran (role theory) adalah teori
yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Peran
diambil dari dunia teater, sebagai seorang aktor harus bermain sebagai seorang
tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia harapkan untuk
berperilaku secara tertentu.
Menurut Soerjono Soekanto (2007: 213) peranan meliputi tiga hal yaitu:
a) Peranan meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
masyarakat.
b) Peranan merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh
individu masyarakat sebagai individu.
c) Peranan dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting sebagai
struktur sosial masyarakat.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional, “Peranan merupakan
perangkat tingkah laku yang diharapkan atau dimiliki oleh orang yang
berkecukupan di masyarakat, peran terutama ditentukan oleh ciri-ciri individual
yang bersifat khas atau istimewa”. Sedangkan teori peran menurut Biddle dan
Thomas dalam Sarlito Sarwono (2011: 215), bahwa “peran adalah serangkaian
rumusan yang membatasi perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan
tertentu”.
Dalam teori Biddle dan Thomas membagi peristilahan dalam teori peran
dalam empat golongan, yaitu:
a) Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial,
b) Perilaku yang muncul dalam inetraksi tersebut,
c) Kedudukan orang-orang dalam berperilaku,
d) Kaitan antara orang dan perilaku.
4
Menurut Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (2011: 160), peranan dapat
membimbing seseorang dalam berperilaku, karena tujuan sendiri adalah:
1) Memberi arah pada proses sosialisasi;
2) Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan;
3) Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat; dan
4) Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat melestarikan
kehidupan masyarakat.
2. Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan orang yang dibentuk sejak dulu dan sudah
mempunyai struktur sosial masing – masing sikap dan tingkah laku yang berbeda-
beda.
Menurut Koentjaranigrat (2009:125) kata masyarakat berasal dari akar
kata syarakat yang berarti ikut serta, berpartisipasi. Kata arab masyarakat berarti
saling bergaul. Dalam bahasa inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata
lain socius, berarti kawan. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu memerlukan
bantuan orang lain. Oleh karena itu masyarakat tidak dapat berdiri sendiri tanpa
adanya campur tangan orang lain.
a. Proses Terbentuknya Masyarakat
Untuk terbentuknya suatu masyarakat, harus memenuhi tiga unsur sebagai
berikut:
1. Terdapat masyarakat pada umumnya
2. Bertempat tinggal di suatu wilayah
3. Hidup bersama dalam jangka waktu yang lama akan menghasilkan
kebudayaan berupa sistem nilai, sistem ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan
kebendaan.
b. Konsep Masyarakat yang Baik baik menurut Talizi (2008:65)
1. Setiap anggota masyarakat berinteraksi satu dengan yang lain berdasarkan
hubungan pribadi.
2. Memiliki otonomi, kewenangan, dan kemampuan mengurus kepentingan
sendiri.
3. Memiliki viabilitas, kemampuan untuk memecahkan masalah sendiri.
4. Distribusi kekayaan yang merata, setiap orang berkesempatan sama dan bebas.
5
5. Kesempatan setiap anggota untuk berpartisipasi aktif dalam mengurus
kepentingan bersama.
6. Makna penting untuk setiap anggotanya.
7. Didalam komunitas dimungkinkan adanya heteroginitas dan beda pendapat.
8. Pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan secepat mungkin pada
kepentingan.
9. Didalam masyarakat bisa terjadi konflik oleh sebab itu diperlukan kemampuan
untuk manajemen konflik
c. Menurut Soerjono Soekanto (1987:93-94) menjelaskan cukup panjang
mengenai masyarakat adat, sebagai berikut: Masyarakat-masyarakat hukum
adat seperti desa di Jawa, marga di Sumatera Selatan, nagari di Minangkabau,
Kuria di Tapanuli, wanua di Sulawesi Selatan adalah kesatuan-kesatuan
kemasyarakatan yang mempunyai kesatuan hukum, kesatuan penguasa, dan
kesatuan lingkungan hidup berdasarkan hak bersama atas tanah dan air bagi
semua anggotanya. Bentuk hukum kekeluargaannya (patrilineal, matrinlineal,
atau bilateral) mempengaruhi sistem pemerintahannya terutama berlandaskan
atas pertanian, peternakan, perikanan, dan pemungutan hasil hutan dan hasil
air, ditambah sedikit dengan perburuan binatang liar, pertambangan dan
kerajinan tangan. Semua anggotanya sama dalam hak dan kewajibannya.
Penghidupan mere ka berciri komunal, dimana gotong royong, tolong
menolong, dan selalu mempunyai peranan yang besar.
3. Hukum Adat
Hukum Adat adalah hukum yang mengatur tentang kebiasaan yang ada
dilingkungan masyarakat yang telah ditentukan oleh daerahnya masing – masing.
Menurut Hardjito Notopuro (1995) Hukum Adat adalah hukum tak tertulis,
hukum kebiasaan dengan ciri khas yang merupakan pedoman kehidupan rakyat
dalam menyelenggarakan tata keadilan dan kesejahteraan masyarakat dan bersifat
kekeluargaan.
Menurut Cornelis van Vollennhoven (1981) Hukum Adat adalah
himpunan peraturan tentang perilaku bagi orang pribumi dan Timur Asing pada
suti pihak mempunyai sanksi (karena bersifat hukum), dan pada pihak lain berada
dalam keadaan tidak dikodifikasikan (karena adat). Dari beberapa pedapat di atas,
6
dapat disimpulkan bahwa hukum adat merupakan sebuah aturan yang tidak
tertulis dalam lingkungan masyarakat tetapi harus dipatuhi oleh masing – masing
individu karena sudah memiliki sanksi tersebut.
4. Pengertian Pelestarian
Pelestarian adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mengubah dan
membangun kelestarian budaya. Oleh karena itu dibutuhkan perubahan agar dapat
mengembangkan suatu kebutuhan yang menjadi lebih baik.
Dalam pengertian pelestarian tercakup tiga rincian tindakan yaitu menjaga,
membangun, dan memanfaatkan.
1. Menjaga kebudayaan merupakan suatu upaya agar tidak merusak dan
merugikan masyarakat
2. Membangun kebudayaan merupakan upaya untuk menghindari kerugian
masyarakat setempat.
3. Memanfaatkan kebudayaan adalah untuk keperluan dalam mempertahankan
kelestarian budaya masyarakat.
5. Pengertian Nilai
Kata nilai digunakan untuk memperlihatkan suatu aturan yang dianggap
penting. Namun pada keilmuan khususnya ilmu sosiologi kata nilai diartikan
berbeda. Menurut Setiadi (2011:45) nilai merupakan kumpulan sikap perasaan
ataupun anggapan terhadap sesuatu hal yang baik buruk, besar salah, patut tidak
patut, hina mulia, maupun penting tidak penting.
Menurut Kluckhon (2005:46) nilai merupakan sebuah konsepsi, eksplisit
atau implisit, yang khas milik seseorang individu atau suatu kelompok, tentang
yang seharusnya diinginkan yang mempengaruhi pilihan yang tersedia dari
bentuk-bentuk, cara-cara dan tujuan-tujuan tindakan.
Menurut Henslin (2007:84) mengungkapkan nilai merupakan standar
orang menentukan apa yang baik dan yang buruk, indah dan jelek. Nilai
mendasari prefensi kita, memandu pilihan kita, dan mengindikasi apa yang kita
anggap berharga dalam hidup ini.
Kemudian menurut Mifflen (2000:145-146) mengatakan nilai adalah suatu
kepercayaan yang stabil sebagai akibat dari suatu penilaian bahwa suatu obyek
7
yang diinginkan secara social dan perorangan sebagai suatu tindakan yang baik,
atau suatu gaya tindakan yang memerlukan kedua-dua gaya gerak itu kearah objek
dan kehendak-kehendak yang selaras dengan kepercayaan. Dari pendapat para
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu kumpulan sikap
seseorang yang menentukan mana yang baik dan mana yang buruk yang di
inginkan secara social dan perseorangan sebagai suatu tindakan yang baik.
Menurut Notonegoro (dalam Setiadi, 2011:124-125) dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu :
1) Nilai material, yaitu meliputi berbagai konsepsi tentang segala sesuatu yang
berguna bagi jasmani manusia misalnya nilai tentang baik buruknya atau
harga suatu benda yang di ukur dengan alat ukur tertentu seperti uang, atau
benda-benda berharga lainnya.
2) Nilai vital, yaitu meliputi berbagai persepsi yang berkaitan dengan segala
sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktifitas.
Suatu benda akan dinilai dari daya guna yang dimiliki oleh benda tersebut.
3) Nilai kerohanian, yakni meliputi berbagai persepsi yang berkaitan dengan
segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia seperti,
nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai moral dan nilai keagamaan.
Selain terdiri dari beberapa macam bentuk, nilai juga memiliki fungsi
dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan Setiadi (2011:126-127)
mengenai fungsi-fungsi tersebut, diantaranya :
1) Faktor pendorong cita-cita atau harapan bagi kehidupan social.
2) Petunjuk arah seperti cara berpikir, berperasaan, dan bertindak dan panduan
dalam menimbang penilaian masyarakat, penentu, dan terkadang sebagai
penekan para individu untuk berbuat seusuatu yang bertindak sesuai dengan
nilai yang bersangkutan, sehingga sering menimbulkan perasaan bersalah
bagi para anggota yang melanggarnya
3) Alat perekat solidaritas social di dalam kehidupan kelompok
4) Benteng perlindungan atau penjaga stabilitas budaya kelompok atau
masyarakat.
8
6. Pengertian Budaya
Menurut Elly Setiadi (2012: 27), “budaya adalah bentuk jamak dari kata
budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa”. Kata budaya sebenarnya berasal
dari bahasa Sanskerta budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi
atau akal. dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam
bahasa Latin berasal dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan,
menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini
berkembang dalam arti culture, yaitu segala daya dan aktivitas manusia untuk
/mengolah dan mengubah alam.
Menurut Elly Setiadi (2012:27), “budaya adalah suatu keseluruhan
kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian moral, keilmuan,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh
manusia sebagai anggota masyarakat”.
Linton dalam Joko Tri Prasetya (2011:29) juga mengungkapkan bahwa
“kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil
tingkah laku yang unsur-unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh
anggota dari masyarakat tertentu”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
budaya merupakan suatu tingkah laku yang meliputi kepercayaan, kesenian dan
kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai anggota masyarakat.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penulisan dalam penyususnan proposal ini menggunakan acuan skripsi
yang relevan yang dalam penelitian nya menjelaskan tentang Peran Masyarakat
Ulusalu dalam Pelestarian Nilai Budaya di Desa Ulusalu Kecematan Latinojong
Kabupaten Luwu. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian tersebut adalah
mengenai upaya pelestarian budaya Latimojong yaitu dalam hal pemahaman
budaya Latimojong yang lebih baik. Perbedaan penulis dengan penelitian tersebut
adalah Peran Masyrakat dari Latimojong dalam pelaksanaannya yaitu pendidikan
formal, sedangkan penelitian penulis adalah mendeskripsikan Peran Masyarakat
Ulusalu yang dalam pelaksanaannya melalui jalur pendidikan nonformal. Metode
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sedangkan pengumpulan data dilakukan
dengan teknik observasi atau pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Analisis
data dalam penulisan hasil penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu: reduksi data,
9
peyajian data, dan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan
teknik triangulasi sumber.
2.3 Kerangka Pikir
Gambar 1. Skema Kerangka pikir
Berdasarkan kerangka pikir penelitian dapat diketahui bahwa Masyarakat
Ulusalu memiliki jati diri, berahlak mulia, berperadaban dan mempertinggi
pemahaman terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa secara maksimal dan mampu
menjaga dan melestarikan nilai budaya dalam hal prlindungan, pengembangan,
pemenfaatan yang berguna serta berperan sebagai wadah pendidikan bagi pemuda
pemudi untuk memajukan potensinya dalam melestarikan nilai budaya di Desa
Ulusalu.
`
Peran masyarakat
Pelastarian Nilai Budaya Desa
ulusalu kecamatan. Latimojong
Perlindungan Pengembangan Pemanfaatan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, disini peneliti
mencari fakta tengtang Peran Masyarakat Ulusalu dalam Pelestarian Nilai
Budaya di Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong Kabupaten Luwu yaitu sebuah
desain bertujuan untuk mengetahui, mengamati dan deskripsi berupa kata lisan
dari orang-orang atau berperilaku yang diamati.
Pada penelitian ini untuk menyelesaikan dengan baik maka peneliti
menggunakan pendeketan deskriptif. Artinya data yang di kumpulkan tidak
berupa data angka, melainkan data yang berasal dari naskah, hasil wawancara,
catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan atau memo peneliti dan dokumen
resmi lain yang mendukung. berfungsi menggunakan pendekatan kualitatif adalah
agar peneliti dapat menggambarkan bagaimana fenomena yang terjadi terkait
peran Masyarakat Ulusalu dalam Pelestarian Nilai Budaya di Desa Ulusalu.
Dalam penelitian ini, peneliti mendatangi beberapa Dusun serta rumah adat
Tomakaka yang dapat mendukung peneliti dalam mendapatkan data yang valid.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Februari hingga 17 April
2020 di rumah adat to makaka Ulusalu yang beralamat di Dusun Madangla’ Desa
Ulusalu, selain itu penulis juga tidak hanya berfokus di satu dsusun saja tetapi
peneliti mendatangi beberapa dusun yang terdapat tokoh adat di antaranya, Dusun
Kalakka.
3.3 Sumber Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan sumber data primer dan sumber
data sekunder. Data primer yang dimaksud berupa sejumlah keterangan atau fakta
yang secara langsung mewawancara Tomakaka Ulusalu, Ma’dika Ulusalu, Kepala
Desa Ulusalu, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Pemuda. Khususnya tentang Peran
Masyarakat Ulusalu dalam Pelestarian Nilai Budaya di Desa Ulusalu Kecamatan
Latimojong Kabupaten Luwu.
11
Sumber data sekunder meliputi literature-literatur yang terkait dengan
Peran Masyarakat Ulusalu dalam Pelestarian Nilai Budaya di Desa Ulusalu
Kecamatan Latimojong Kabupaten Luwu sehingga menunjang penelitian yang
digunakan.
3.4 Fokus dan Deskripsi Fokus
Penelitian ini berfokus pada Peran Masyarakat Ulusalu dalam Pelestarian
Nilai Budaya di Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong Kabupaten Luwu.
Penelitian ini dimaksudkan penulis untuk memperoleh informasi yang detail
mengenai:
1 Bagaiman peran masyrakat terhadap pelestarian nilai budaya di Desa Ulusalu.
2 Seperti apakah peran masyarakat terhadap pelestarian budaya di Desa Ulusalu.
3.5 Instrumen Penelitian
Alat atau instrument yang digunakan dalam penelitian lapangan ini adalah
sebai berikut:
1. Buku catatan
2. Pulpen
3. Kamera
4. Alat perekam
5. Daftar pertanyaan yang telah di siapkan sebelumnya.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian untuk mengumpulkan data data yang di butuhkan peneliti
maka peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan cara sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dilakukan sebelum dan selama penelitian berlangsung. Hal ini
dimaksudkan untuk meninjau dan mengadakan pengamatan terhadap informan
dan tempat penelitian. Sebelum penelitian berlangsung diadakan observasi dengan
saksama mengenai tempat dan kegiatan para informan guna menentukan waktu
dan tempat dalam pengambilan informasi. Oleh karena itu informasi yang didapat
diharapkan lebih lengkap dan valid.
12
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu
dilakukan oleh kedua belah pihak, yakni pewawancra (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu. Metode ini dilakukan secara langsung terhadap beberapa
jumlah tokoh diantaranya Tomakaka Ulusalu, Ma’dika Ulusalu, Kepala Desa
Ulusalu, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Pemuda.
3. Dokumentasi
Dokumentasi, yaitu suatu alat yang digunakan untuk melakukan suatu
penelitian. Studi dokumentasi dilakukan untuk memperkuat bukti data di lapangan
dan mendapat gambaran subjek melalui suatu media tertulis dan suatu dokumen
lainnya yang ditulis langsung oleh peneliti mengenai peran masyarakat ulusalu
dalam pelestarian nilai budaya di Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong Kabupaten
Luwu.
3.7 Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul kemudian dianalisa menggunakan metode analisis
kualitatif. Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Reduksi data
Menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan dan mengabstrak sicatatan
lapangan. Reduksi data merupakan kegiatan yang dikumpulkan dalam lapangan
dengan memiliki hal - hal penting yang terkait dengan permasalahan penelitian,
rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian disusun secara sistematis agar
memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pelancaran kembali
apabila sewaktu - waktu data dibutuhkan lagi.
2. Penyajian data (Displayn Data)
Data tersebut disusun dengan demikian rupa sehingga memberikan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Adapun bentuk yang lazim
dilakukan pada data kualitatif terdahulu adalah dalam bentuk teks naratif.
3. Penarikan kesimpulan (Verifikasi)
Pada penelitian ini mengenai maksud dari data yang dikumpulkan. Dari
data tersebut akan memperoleh kesimpulan yang tentatif, tidak jelas, kaku dan me
13
ragukan, sehingga kesimpulan tersebut perlu diverifikasi. Verifikasi digunakan
dengan melihat ulang reduksi data maupun display data sehingga kesimpulan
yang diambil tidak menyimpang.
3.8 Teknik Keabashan Data
Pada penelitian ini untuk menguji keabsahan data yang didapat sehingga
betul - betul sesuai dengan tujuan dan maksud dari penelitian, oleh karena itu
peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi data adalah teknik
pemeriksaan data yang dimanfaatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut (Moleong, 2007).
Adapun triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi
dengan sumber dan cara, yang membeda-bedakan dan memeriksa derajat balik
kepercayaan suatu informasi yang didapatkan melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam metode kualitatif (Patton dalam Moleong, 2007).
Teknik uji keabsahan lain yang digunakan oleh peneliti adalah
diperpanjang dalam keikut sertaan. Menurut Moleong (2007), perpanjangan
keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan
pengumpulan data tercapai. Dalam hal ini, peneliti memperpanjang atau
menambah waktu wawancara dan pengematan terhadap kedua subjek agar data
mencapai kejenuhan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
1. Letak Geografis Desa Ulusalu
Asal mula Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong Kabupaten Luwu
terbentuk sejak pemerintah kedatuan luwu bersama dengan masyarakat
Latimojong, Ulusalu khususnya percaya bahwa asal mula tanah Luwu adalah
tanah yang terletak di Dusun Boneposi Desa Boneposi Kecamatan Latimojong
(dulunya desa ulusalu) diambil kemudin di bawah ke Palopo menjadi tanah luwu.
Konon katanya tanah tersebut tumbuh seperti tumbuhan lainya (sehingga disebut
tanah lobo) tanah inilah yang disebut dengan ulusalu berada di pedatuan, wilayah
desa boneposi kecamatan latimojong. Pada tahun 1995 melalui keputusan Bupati,
di mekarkan dari kecamatan bastem sebagai bukti bahwa di ulusalu tidak ada
kampung namanya ulusalu, jadi sebelum ulusalu ini terbentuk, dengan batas-batas
wilayah yaitu sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Salu Mararang
2. Sebelah Barat : Endrekang
3. Sebelah Selatan : Salu Bajo
4. Sebelah Timur : Sidrap
Wilayah kekuasaan ma’dika ulusalu berkedudukan meliputi semua
kecamatan latimojong kecuali Rante Balla, Tabang, dan Pangi karena wilayah
tersebut dikepalai oleh Parengge. Kedudukan ma’dika ulusalu di tempatkan di
Makalua sekarang Desa Kadundung, Boneposi berkedudukan di Desa Boneposi,
Madangla berkedudukan di seluruh wilayah Desa Ulusalu. Rumah tinggal (rumah
adat) juga biasa dikenal dengan rumah adat Puang mak ariri saratu berada di desa
boneposi. Sejak kampung ulusalu dan boneposi pertama dihuni oleh ma’dika
ulusalu bernama Puang Diduni berkedudukan di boneposi pada waktu menjabat
sebagai Ma’dika sedangkan di ulusalu dibuka oleh Nenek Cipu.
Masyarakat Desa Ulusalu rata-rata beragama Islam dan menggunakan
bahasa sehari-hari yaitu bahasa tae (bahasa luwu) dengan kata yang sopan. Ketika
berbicara tentang pendidikan masyarakat ulusalu menganggap bahwa pendidikan
sangatlah penting. Karena minat belajar siswa di desa Ulusalu sangat tinggi
15
meskipun ada beberapa kendala dalam melakukan kegiatan belajar mengajar,
namun itu tidak menghalangi semangat siswa untuk belajar dalam menjalani
aktivitas sehari-hari, hal tersebut dijadikan sebagai dorongan untuk menigkatkan
belajar siswa dalam mencapai cita-cita mereka dikemudian hari dan dapat berguna
bagi bangsa dan negara terutama dalam membangun daerahnya sendiri. Budaya
dan adat istiadat juga tidak luput dari perkembangan yang terjadi di Desa Ulusalu.
Adapun kebudayaan dan adat istiadat yang telah diwariskan secara turun-
temurun dan mereka masih mempertahankan dan mengembangkan nilai budaya
yang ada, ma’dika Ulusalu sebagai tokoh adat yang memiliki peran penting untuk
menjaga kelestarian nilai budaya, yang menjadi kebudayaan masyarakat desa
ulusalu seperti gotong royong, sifat sipakatau dan sipakalabbi, tari jaga jaga lili
yang selalu digunakan dalam acara pesta perkawinan, penyambutan tamu besar
dan acara-acara agar warisan budaya yang ada tidak punah begitu saja. dengan
cara mengajarkan tari ini sebagai tarian yang wajib di ketahui masyarakat ulusalu
baik dari golongan orang dewasa maupun anak-anak.
Lahir dari kehidupan manusia yang bersejarah, Peradaban ulusalu dari
nenek moyang yang hidup berkelompok dari dalu sampai sekarang, melanjutkan
hidup dengan bergantung pada alam. Desa ini menyimpan banyak potensi alam
mulai dari wisata air terjun Sarasa sampai dengan hasil alamnya yang melimpah,
hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perkebunan kopi penduduk yang
berlimpah setiap tahunya, hasil cengkeh yang bisa bersaing dengan daerah lain,
serta hasil perkebunan coklat yang dimiliki setiap penduduk didaerah ulusalu.
Hasil perkebunan tersebut dapat meningkatkan perekonomian negara terlebih bagi
daerah itu sendiri.
1. Visi Misi Tokoh Adat dan Masyarakat Adat Desa Ulusalu Kecamatan
Latimojong
a) Visi
”Sejahtrakan masyarakat dengan membangun desa melalui kemandirian lokal
yang berlandaskan keagamaan”
b) Misi
1. Memfasilitasi pengembangan kapasitas setiap penduduk desa ulusalu agar
mampu mengembangkan produktivitasnya secara berkesinambungan serta
16
mampu menyalurkan pendapat dan aspirasinya pada semua bidang secara
bebas dan mandiri.
2. Mendorong serta memfasilitasi tumbu berkembangnya kelembagaan
masyarakat pada semua bidang kehidupan dengan memberikan perhatian
utama kepada pembagunan perekonomian daerah yang memicu pertumbuhan
kesempatan berusaha dan kesempatan kerja.
3. mengembangkan daerah melalui pemanfaatan potensi dan sumberdaya desa
sedemikian rupa, sehingga secara langsung memberikan kontribusi terhadap
pencapaian sasaran pembangunan desa serta berdampak positif terhadap
pembangunan kawasan sekitar.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan yang partisipatif, transparan
dan akuntabel.
5. Meningkatkan pengalaman nilai-nilai agama dan budaya terhadap segenap
aspek kehidupan kemasyarakatan.
2. Kelembagaan Adat Desa Ulusalu
Desa Ulusalu diwaktu itu dibawa kepemimpinan seorang ma’dika di bantu
dengan beberapa perangkatnya, adapun susunan perangkat pemerintahan adat dan
kedudukannya padamasa pemerintahan adat yaitu sebagai berikut;
1. Ma’dika
2. Sullewatang
3. Anak To Tongko
4. Anak patalo
5. To makaka
6. Balliara’
7. Bunga lalan
8. To Matua
9. Kepala kampung
Adapun kedudukan dari perangkat adat desa ulusalu sebagai berikut;
1. Ma’dika berkedudukan sebagai pemimpin
2. Sullewatang memutuskan perkara atas permasalahan yang ada diwilayah
kekuasaan ma’dika
17
3. Anak To Tongko keturunan dari ma’dika namun tidak menjabat sebagai
ma’dika berwenang untuk mengankat dan memberhentikan ma’dika
4. Anak Patalo mengankat dan memberhentikan perangkat adat
5. To makaka sebagai guru bicara ma’dika
6. Balliara’ membicarakan masalah-maslah di wilayah adat
7. Bunga lalan memantau dan mengawasi pertanian
8. To Matua sebagai penasehat ma’dika
9. Kepala kampung sebagai orang yang menguasai pemerintahan terkecil
dibeberapa wilayah kekuasaan ma’dika
3. Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong
Kabupaten Luwu
Pendidikan merupakan faktor yang berperan penting dalam kehidupan
bermasyarakat baik itu penting untuk diri sendiri maupun kehidupan disekitar kita
sebab pendidikan dapat mempengaruhi cara berpikir dan cara bertindak.
Pendidikan dapat dijadikan alat dan saran untuk mengikuti dan memahami
perkembangan teknologi baru maupun informasi dan inovasi baru yang tengah
berkembang dalam masyarakat. Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat
pendidikan di Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong Kabupaten Luwu 2019.
Tabel 1. Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Ulusalu Kecamtan Latimojong
Kabupaten Luwu
No Tingkat Pendidikan Jumlah Jiwa Persentase (%)
1. Tidak/Belum Sekolah 188 10,22%
2. Tidak Tamat SD 63 5,45%
3. Tamat SD 356 30,84%
4. Tamat SMP Sederajat 30 25,99%
5. SLTA/Sederajat 247 21,40%
6. Diploma 21 1,81%
7. Strata satu 47 4,07%
8. Strata dua 2 0,17%
Jumlah 1,154 100%
Sumber : Kantor Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong Kabupaten Luwu (2019)
18
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk di Desa
Ulusalu yang berpendidikan atau pernah sekolah dimana jumlah seluruh
masyarakat yaitu sebanyak 1,154 jiwa, dan yang tidak/belum sekolah sebanyak
118 jiwa, jumlah tidak tamat SD sebanyak 63 jiwa, tamat SD sebanyak 356 jiwa,
tamat SMP sederajat sebanyak 300 jiwa, SLTA/sederajat sebanyak 247 jiwa,
diploma sebanyak 21 jiwa, strata satu sebanyak 47 jiwa, dan strata dua sebanyak
2 jiwa berpendidikan atau pernah sekolah.
2. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh dari responden sebagai
berikut:
Hasil wawancara dengan To Makaka ulusalu dan Ma’dika ulusalu Ibu
Kamaria Lempang dan Bapak Tandi Allo pada hari minggu, 01 Maret 2020.
Mengatakan bahwa ada beberapa adat istiadat atau budaya yang ada di desa
ulusalu yaitu gotong royong, sifat sipakalebbi sipakatau, dan tari jaga lili, di mana
gotong royong sangat di butuhkan, karena masyarakat masih menjunjung tinggi
nilai gotong royong seperti turun sawah, mendirikan rumah, mapasumbung
(kegiatan menambah luas rumah pengantin) masyarakat datang tampa diundang,
sifat sipakalebbi sipakatau sifat memanusiakan manusia saling menghargai
sesama manusia mendudukkan orang sesuai dengan kapasitasnya menghargai dan
menghormati yang tua menyangi yang muda serta tidak merendahkan orang lain
dari golongan apapun, dan tari jaga lili yang masih identik dengan acara
pernikahan dan acara-acara lainya, tapi tidak untuk acara kematian. Inilah budaya
yang sampai sekarang masih dipertahankan masyarakat ulusalu, dan tidak tergeser
oleh budaya masyarakat modern yang tidak lagi mengenal gotong royong. Dalam
kegiatan yang melibatkan banyak orang dan sangat diprlihatkan oleh masyarakat
ulusalu.
Menurut mereka peran masyarakat ulusalu dalam pelestarian nilai budaya
sangat besar karena tampa peran masyarakat adat tidak akan berjalan dengan
sendirinya, jadi peran masyarakat sangat dominan dalam pelaksanaan-
pelaksanaan adat dalam budaya sehingga tidak terlepas dari masyarakat,
pemerintah adat, agama, dan dari kalangan pemuda semua ikut berpartisipasi
19
untuk meningkatkan menjaga bagaimana budaya adat desa ulusalu supaya lebih
maju dan berkembang.
Mereka mngatakan bahwa cara melestarikan nilai budaya yang ada di desa
ulusalu yaitu tidak menutup diri artinya membuka diri dan menerima tetapi yang
sesuai dengan keberadaan masyarakat. Dan tidak meninggalkan ciri khas adat
ulusalu terutama di wilayah ma’dika ulusalu menerima dan tidak menutup dengan
konsekuensi yaitu tetap berpatokan pada ciri khas adat di ma’dika ulusalu dan
keterlibatan masyarakat untuk bekerjasama dan memelihara nilai budaya sehingga
dapat dikenal baik dari tinggkat lokal maupun tingkat nasional.
Dan propesi upacara adat misalnya pernikahan tidak terlepas dari dua hal
yaitu berprinsip pada agama dan budaya tidak terlepas dari komponen yang ada
dalam budaya yang diperlihatkan di desa ulusalu masih dipertahankan sampai saat
ini.
Hasil wawancara dengan Kepala Desa Ulusalu Bapak Mujizat, S.Pd. pada
hari senin, 02 Maret 2020. Menurut pandangannya mengenai budaya atau adat
istiadat sebagai kapala desa ulusalu bahwa budaya yang ada di desa ulusalu sejak
ratusan tahun yang lalu masih tetap dilestarikan sebagai bentuk kepedulian
terhadap apa yang telah dilakuk an oleh orang-orang pendahulu, diantaranya jenis
budaya yang dipertahankan sampai saat ini adalah memulai suatu pekerjaan
khususnya gotong royong, sipakalebbi sipakatau, dan tari jaga lili tetep di
budayakan sebagai masyarakat yang berbudaya dan memiliki adat istiadat.
Selain itu peran pemrintah desa dalam melestarikan nilai budaya sangat
memiliki peran penting dalam pelestarian untuk mempertahankan budaya yang
ada di desa ulusalu ia mengatakan bahwa sebagai pemerintah desa memberikan
perhatian yang lebih kepada masyarakat khususnya dalam pelestarian nilai budaya
sebagai bukti bahwa beberapa tahun yang lalu mendirikan salah satu sanggar seni
khususnya di Kecamatan Latimojong yang hanya berada di desa ulusalu.
Menurut pandangannya hubungan pemerintah desa dengan pemangku adat
dalam pelestarian nilai budaya sangat harmonis karena selama ini selalu
berkordinasi dan berkonsultasi dengan pemangku adat terklait dengan apa yang
harus dikerjakan pemangku adat yang tidak terlapas dari pemerintah desa karena
20
pemangku adat adalah salah satu penasehat dalam pemerintahan yang ada di desa
ulusalu sehingga tidak bertantangan dan sejalan dalam membangun desa ulusalu.
Hasil wawancara dengan Tokoh Masyarakat Haji Majonni sekaligus
Tomatua Ulusalu pada hari sabtu, 07 Maret 2020. Menurut pandangannya
mengenai pelestarian nilai budaya dulu sangat di perjuangkan oleh orang
pendahulu, hingga sekarang masih sangat penting untuk dipertahanakan dan
dikembangkan oleh masyarakat ulusalu.
Harapanya mengenai pelestarian nilai budaya kedepannya harus lebih
ditingkatkan khususnya masyarakat ulusalu dan generasi muda, budaya-budaya
yang ada di desa ulusalu harus di kembangkan karena orang terdahulu ulusalu
sangat terkenal dalam mempertahankan budaya. Selain itu peran tokoh adat dalam
pelestarian nilai budaya harus membimbing masyarakat ulusalu dan generasi
muda untuk mempertahan adat istiadat dan nilai-nilai budaya yang ada di desa
ulusalu.
Hasil wawancara dengan Tokoh Pemuda Abdul Kadir, S.P. pada hari
Selasa, 10 Maret 2020. Pandangannya sebagai peran tokoh pemuda dalam
pelestarian nilai-nilai budaya yaitu merancang suatu kegiatan yang akan
dilaksanakan melalui musyawarah antar pemuda misalnya, partisipasi kegiatan
porseni pelestarian nilai budaya terwujud dengan adanya sentuhan tangan dan
kerjasama antar pemuda yang ada di desa ulusalu dan tokoh pemuda berupaya
untuk melestarikan nilai budaya, kearifan lokal dilingkungan keluarga maupun
dilingkungan masyarakat.
Selain itu ia berharap kepada pemerintah, masyarakat, dan generasi mudah
tidak terpengaruh dengan adanya perkembangan zaman dan berharap untuk bias
mengatasi hal-hal tersebut melalui musyawarah dalam hal pencegahan.
Pandangannya mengenai hubungan tokoh pemuda dengan pemangku adat
dalam pelestarian nilai budaya saling bekerjasama untuk melakukan suatu
kegiatan melalui musyawarah sehingga dapat menjalankan pentas-pentas budaya
dengan baik.
4.2 Pembahasan
Pelestarian Nilai budaya gotong royong di Desa Ulusalu Kecamatan
Latimojong Kabupaten Luwu masih sangat kental dan sangat mengikat
21
masyarakat secara turun-temurun sebagai pedoman hidup yang berisi kumpulan
nilai dan norma amanat dari leluhur orang-orang pendahulu. Adat istiadat dan
nilai yang terkandung dalam budaya gotong royong di Desa Ulusalu sangat di
sakralkan oleh masyarakat, sebab menurut masyarakat budaya gotong royong
harus tetap dijaga, diaplikasikan, dikembangkan, dan dilestarikan dalam
kehidupan sehari-hari seperti membantu sesama tanpa memandang ada hubungan
keluarga.
Ma’dika adalah pemimpin tertinggi adat yang memegang keputusan
tertinggi yang wajib dipenuhi oleh masyarakat ulusalu yang dipesankan melalui
perangkat adat yaitu to makaka ulusalu untuk tetap menjaga keaslian budaya Desa
Ulusalu baik dari masyarakat luar maupun masyarakat dalam Desa Ulusalu itu
sendiri.
Unsur terpenting dalam sistem pelestaruan nilai budaya keanekaragaman
bahasa, adat dan kepercayaan yang ada di Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong
Kabupaten Luwu diharapkan menghasilkan upaya dalam perkembangan langsung
dengan budaya atau adaptasi untuk menyesuaikan kebutuhan baru dengan tetap
mempertahankan keaslian objek. Dalam perkembangan pelestarian nilai budaya
komunikasi anatara pemerintah desa pemangku adat maupun masyarakat bisa
dilihat dengan adanya pertemuan untuk musyawarah dalam hal mengembangkan
dan mempertahankan pelestarian nilai budaya.
1. Peran Masyarakar Ulusalu dalam Pelestarian Nilai Budaya di Desa
Ulusalu Kecamatan Latimojong Kabupaten Luwu
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa peran masyarakat desa
ulusalu dalam pelestarian nilai budaya gotong royong di desa ulusalu kecamatan
latimojong kabupaten luwu . adat istiadat di desa ulusalu buktinya bahwa
masyarakat ulusalu enggan dan takut untuk berbuat asusila kerena itu anggap akan
mendatangkan bencana. Begitupula dengan tokoh masyarakat ulusalu dimana
disampaikan petua-petua untuk mematuhi norma agama maupun adat hal ini
dilakukan agar mainset yang ada di masyarakat ulusalu itu tetap patuh pada adat
serta pelestarian nilai budaya harus tetap dipertahankan dan dilestarikan kerena ini
adalah merupakan ciri khas masyarakat desa ulusalu. Selain itu beberapa penggiat
dan pemerintah budaya terus melakukan pelatihan kepada anak muda untuk
22
mempelajari memainkan tari jaga lili, silat, kasida rebana, dan osong (pantun yang
disampaikan berupa nyayian berbalas-balasan) sehingga budaya ini tidak
dilupakan dan tidak hilang bahkan di setiap acara rambu tuka (pernikahan)
kegiatan ini tidak pernah alpa dilakukan. Penting di antaranya tetap
mempertahankan budaya yang ada di desa ulusalu selain itu memberikan
perhatian yang lebih kepada masyarakat dalam lingkup desa ulusalu khususnya
pelestarian nilai budaya.
Untuk menjadikan Desa Ulusalu sebagai Desa yang kaya akan budaya
tradisional dan adat istiadat. Kekayaan budaya tersebut menyimpan potensi
ekonomi yang sangat besar hingga dapat mendukung proses pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan. Tidak mengherankan bahwa nilai budaya yang ada
di Desa Ulusalu sangat penting untuk dilindungi dan diterapkan oleh pemerintah
atau masyarakat Desa Ulusalu seperti:
a. Landasan Hukum Nilai Budaya Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong
Perlindungan pelestarian nilai budaya yang ada di Desa Ulusalu
Kecamatan Latimojong Kabupaten Luwu sebagai adat istidat yang sejak dulu
hingga sekarang tetap dilestarikan. Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu sejak
tahun 2010 sampai sekarang sedang mengusahakan lahirnya peraturan daerah
tentang pengukuhan dan perlindungan masyarakat hukum adat desa ulusalu
Sejauh ini usaha Pemerintah telah sampai pada tahap Rancangan Peraturan Desa.
b. Upaya Pemerintah dan Tokoh Masyarakat Adat Desa Ulusalu dalam
Perberdayaan Nilai Budaya
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten luwu merupakan Satuan
Kerja Perangkat Daerah yang secara khusus menanungi kebudayaan asli
Kabupaten Luwu. Termasuk pula didalamnya adalah kawasan adat desa ulusalu.
Berkaitan dengan hal tersebut, ditahun anggaran 2017-2018 dinas kebudayaan dan
pariwisata menjadikan infrastruktur jalan dan penganggaran pembangunan
destinasi sarasa air terjun menuju kawasan adat ulusalu sebagai prioritas kerja
dalam rangka memudahkan masyarakat, baik itu masyarakat adat maupun
masyarakat umum untuk bisa mengakses kawasan adat sebagai destinasi wisata
budaya. Menurut Pemerintah Kabupaten luwu program tersebut sejatinya
merupakan bagian dari upaya Pemerintah kabupaten luwu untuk memperlihatkan
23
kepada masyarakat Hukum Adat ulusalu kepada dunia sekaligus memudahkan
masyarakat adat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang berada diluar kawasan
adat. Bahwa dalam hal tersebut sangat perlu diperhatikan oleh Pemerintah
Kabupaten Luwu khususnya pemerinta Kecamatan Latimojong Kabupasten
Luwu. Selain upaya mempermudah akses menuju kawasan adat, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisa tatelah megikut sertakan tarian jaga lili Desa Ulusalu
pada Festifal Karaton di Kota Palopo pada pekan lalu dalam rangka
memperkenalkan sekaligus upaya menjaga kelestarian budaya lokal masyarakat
adat Desa Ulusalu. Festival tersebut menurut penjelasan Tokoh Pemuda Desa
Ulusalu.
c. Hubungan antara Pemerintah Daera dan Kelembagaan Adat Desa Ulusalu
Dalam proses pengambilan kebijakan di Desa Ulusalu masyarakat dan
perintah selalu eksis dalam membangun komunikasi yang berhubungan dengan
kelangsungan dan pelestarian nilai budaya serta menegakkan norma-norma adat
selain itu para perangkat adat selalu aktif memeberikan dan merespon
perkembangan di desa ulusalu serta aktif memberikan masukan dan keritikan
terhadap pemimpin desa. Lebih dari itu petua adat (ma’dika) aktif memantau
kegiatan adat istiadat di desa. Sebaliknya pemerintah dan masyarakat selalu
memberi konstribusi (bantuan) keberlangsungan adat serta kegiatan-kegiatan
dikedatuan luwu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Dengan mengajak generasi muda untuk ikut melestarikan nilai budaya
dengan cara memberika pelatihan, cara memainkan tari jaga lili, silat, rebana, dan
osong serta menampilkan tarian-tarian pada acara adat maupun saat acara
pernikahan agar budaya tersebut selalu hadir ditengan-tengah msayarakat. dan
dapat dikenal oleh masyarakat lokal maupun masyrakat luar daerah.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun saran-saran yang ingin
disampaikan oleh penulis dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pelestarian nilai budaya masyarakat ulusalu harus tetap menjalin
kerjasama yang baik kepada pemerintah dan pemangku adat agar dapat
memepertahankan dikalangan masyarakat agar adat istiadat dan kebudayaan
tersebut tidak hilang begitu saja.
2. Bagi pemerintah desa ulusalu diharapkan agar lebih tegas lagi dalam memberi
saran dan kritikan untuk mengajak masyarakat dan generasi muda untuk ikut
membangun bekerjasama dalam melestarikan nilai budaya yang ada di Desa
Ulusalu.
3. Bagi masyarakat ulusalu diharapkan mampu membangun kerjasama yang
baik dengan pihak pemerintah dan pemangku adat agar adapat
mengembangkan dan melestarikan adat istiadat dan nilai budaya yang ada di
Desa Ulusalu.
DAFTAR PUSTAKA
Berger, L. Peter dan Luckmann, Thomas. 1966. The Social Construction of
Reality.: Anchor Book. Unites States
Elly M, Setiadi, dkk 2012. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta. Pranamedia Group.
Gordon, 2007. Nilai dalam Keyakinan. Karisius. Yogyakarta.
Henslin, 2007. Nilai di Tentukan dalam Baik dan Buruk. Gramedia. Jakarata
Hardjito Notopuro, 1995. Pokok-pokok Pemikiran tentang pembangunan dan
pembinaan Hukum Nasional, Bira Cipta. Bandung.
Kluckhon, 2005. Nilai Sebagai Sebuah Konsepsi, Ekspolisit, dan Implisit. PT.
Biral Imu, Surabaya.
Koentjaranigrat, 2009. Konsep Gotong Royong. Grafindo Monoratama. Medan.
Kolif, 2009. Hakikat dalam Tolong Menolong, Kencana, Jakarta.
Kuperman 2001. Nilai Sebagai Patokan Normativ. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Margono, S., Metode Penelitian Pendidikan: Rineka Cipta, 2010, Jakarta
Mifflen, 2000. Nilai dalam Suatu Kepercayaan. IPB. Bogor.
Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi: PT. Remaja
Rosdakarya. . Bandung
Mulyana, Rohmat. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, : ALFABETA
Bandung
Narwoko, Dwi dan Bagong. 2011. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan.
Jakarta: Kencana.
Joko Tri Prasetya, 2011. Analisis Pengaruh Diferensiasi, Promosi, dan Positioning
Terhadap Keputusan Pembelian. Skripsi.: Universitas Diponegoro.
Semarang
Resceo Paund, Pengantar Filsafat Hukum, Penerbit Bhatara Karya Aksara,
Jakarta, 1982.
Sarlito Sarwono, 2011. Psikologi Remaja.: Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sarlito Sarwono. 2011. Teori-Teori Psikologio Sosial,: PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta
26
Setiadi, 2011. Nilai Terhadap Sesuatu Hal Yang Baik dan Buruk. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi.: Kencana Preneda
Media Group. Jakarta
Soekanto Soerjono. 2007. Sosiologi suatu pengantar. : PT Raja Grafindo Persada
Jakarta.
Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah. Sosiologi Hukum Dalam Masyarakat,
Rajamalin Pers, Jakarta. 1987.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.: Afabeta
Bandung
Soepomo, 1983. Hubungan Individu dan Masyarakat dalam Hukum Adat, Jakarta:
Pradiya Paramita.
Volenhoven, C. Van, 1981, Orientasi dalam Hukum Adat Indonesia, KITLV dan
Djambatan, Jakarta.
L
A
M
P
I
R
A
N
28
Lampiran 1. Dokumentasi
Gambar 1. Wawancara dengan Bapak Hj. Majonni, Tokoh Masyarakat
Gambar 2. Wawancara dengan Bapak Tandi Allo, ma’dika ulusalu
29
Gambar 3. Wawancara dengan Ibu Kamaria, tomakaka ulusalu
Gambar 4. Wawancara dengan Bapak Abdul Kadir, S.p, tokoh pemuda
Gambar 5. Wawancara dengan Mujizat S.Pd. Kepala Desa Ulusalu
30
Lampiran 2. Surat Penelitian
31
32
33