17
BOGOR 2011 FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN SUMBERDAYA LINGKUNGAN EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN RITABULAN Photo by others

FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

1

BOGOR

2011

FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN SUMBERDAYA

LINGKUNGAN

EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

RITABULAN

Photo by others

Page 2: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

1

ritabulan.wordpress.com

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Millennium Development Goals (MDGs) adalah deklarasi milenium

sebagai hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan sejak September 2000,

berisi 8 (delapan) tujuan yang hendak dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah

tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target

ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh negara termasuk

Indonesia.

MDGs menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari

tahap perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala,

namun pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai sasaran-sasaran ini.

Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama

dan implementasinya di masa-masa mendatang.

Salah satu tujuan MDGs Indonesia yaitu memastikan kelestarian

lingkungan hidup, pada target 7A (memadukan prinsip-prinsip pembangunan

yang berkesinambungan dalam kebijakan dan program nasional serta mengurangi

kerusakan pada sumberdaya lingkungan) mencakup target rasio luas kawasan

tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survey foto

udara terhadap luas daratan. Acuan dasar yang digunakan adalah kondisi tutupan

sebesar 59,97% tahun 1990. Kondisi ini ditargetkan akan meningkat hingga akhir

tahun 2015. Namun capaian tahun 2008 justru menunjukkan terjadinya penurunan

luas tutupan menjadi 52,43% (Bappenas, 2007).

Beberapa faktor penyebab penurunan luas tutupan hutan di Indonesia

antara lain adalah kebakaran hutan dan lahan, pembalakan liar (illegal logging),

konversi hutan dan pengelolaan hutan yang tidak lestari. Kerusakan hutan terjadi

Page 3: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

2

ritabulan.wordpress.com

pula akibat perambahan hutan yang sebagian besar dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan pemukiman dan pertanian/perladangan.

Pada masa lalu, model perladangan berpindah belum menjadi masalah

serius bagi lingkungan karena sistem penerapannya yang dianggap masih

konservatif terhadap lingkungan. Lamanya masa bera suatu lahan yang telah

ditinggalkan memiliki waktu yang cukup untuk terjadinya suksesi menuju

keseimbangan ekosistem yang baru. Namun pada perkembangannya, pola-pola

sederhana dalam sistem perladangan berpindah ini mengalami pergeseran ke arah

yang cenderung eksploitatif. Hal inilah yang kemudian menjadi latar belakang

munculnya agroforestri (agroforestry) sebagai sistem pengelolaan lahan yang

mengkombinasikan pola-pola kehutanan dan pertanian pada suatu unit lahan yang

sama. Kompleksitas sistem agroforestri dengan berbagai macam fungsi dan

perannya dapat dikaji mulai dari skala plot, bentang lahan, hingga pada level

global.

Uraian di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya terdapat hubungan yang

signifikan antara penerapan sistem agroforestri pada skala plot terhadap upaya

pencapaian kelestarian lingkungan hidup sesuai yang tertuang dalam MDGs.

B. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk :

1. mengkaji fungsi dan peran agroforestri pada level plot sebagai satuan unit lahan

terkecil dalam dalam agroforetsry.

2. mengkaji dukungan perkembangan agroforestri terhadap pencapaian kelestarian

sumberdaya lingkungan (MDGs).

Page 4: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

3

ritabulan.wordpress.com

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Klasifikasi Agroforestri

Agroforestri, sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan di bidang pertanian

dan kehutanan, berupaya mengenali dan mengembangkan keberadaan sistem

agroforestri yang telah dipraktekkan petani sejak dulu kala. Secara sederhana,

agroforestri berarti menanam pepohonan di lahan pertanian, dan harus diingat

bahwa petani atau masyarakat adalah elemen pokoknya (subyek). Dengan

demikian, kajian agroforestri tidak hanya terfokus pada masalah teknik dan

biofisik saja tetapi juga masalah sosial, ekonomi dan budaya yang selalu berubah

dari waktu ke waktu (Arifin, 2004).

Widianto, et al. (2003) mengemukakan bahwa agroforestri berdasarkan

beberapa defenisi merupakan suatu istilah dari praktek-praktek pemanfaatan lahan

tradisional yang memiliki unsur - unsur :

- Penggunaan lahan atau sistem penggunaan lahan oleh manusia

- Penerapan teknologi

- Komponen tanaman semusim, tanaman tahunan dan/atau ternak atau

hewan

- Waktu bisa bersamaan atau bergiliran dalam suatu periode tertentu

- Ada interaksi ekologi, sosial, ekonomi

Agroforestri adalah pengelolaan/pemanfaatan lahan intensif yang

mengoptimalkan manfaat (fisik, biologi, ekologi, ekonomi, sosial) dari interaksi

biofisik antara pohon-pohon dan/atau semak-semak yang sengaja dikombinasikan

dengan tanaman dan/atau ternak (ICRAF, 2005). Defenisi ini mengandung empat

kriteria penting dalam agroforestri yaitu :

1. Intentional (disengaja)

Kombinasi pohon, tanaman dan/atau ternak yang sengaja dirancang,

dibentuk, dan/atau dikelola untuk bekerja sama dan menghasilkan beberapa

Page 5: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

4

ritabulan.wordpress.com

produk dan manfaat, bukan sebagai elemen individu yang bisa terjadi

bersama-sama tetapi dikelola secara terpisah.

2. Intensive (Intensif)

Praktek agroforestri diciptakan dan dikelola secara intensif untuk

mempertahankan fungsi produktif dan pelindung, dan sering melibatkan

aspek budaya seperti budidaya, pemupukan, pemangkasan irigasi, dan

thinning.

3. Integrated (terintegrasi)

Komponen digabungkan ke dalam sebuah unit, manajemen tunggal yang

terintegrasi. Kemungkinan integrasi secara vertikal di atas dan di bawah

tanah, menggunakan lebih banyak kapasitas produksi tanah dan membantu

untuk menyeimbangkan produksi ekonomi dengan konservasi sumber daya.

4. Interactive (interaktif)

Agroforestri secara aktif memanipulasi dan memanfaatkan interaksi antara

komponen-komponen untuk menghasilkan beberapa produk untuk dipanen,

sekaligus secara bersamaan memberikan konstribusi pada aspek konservasi

dan manfaat ekologi lainnya.

Hairiah, et al. (2003) mengemukakan bahwa agroforestri dapat

diklasifikasi berdasarkan komponen penyusunnya (komponen kehutanan,

pertanian dan/atau peternakan adalah :

1. Agrisilvikultur yaitu sistem agroforestri yang mengkombinasikan

komponen kehutanan (atau tanaman berkayu) dengan komponen pertanian

(atau tanaman non-kayu/semusim).

2. Silvopasture yaitu sistem agroforestri yang meliputi komponen kehutanan

(atau tanaman berkayu) dengan komponen peternakan (ternak/pasture).

3. Agrosilvopasture yaitu sistem agroforestri yang mengkombinasikan

komponen kehutanan dengan pertanian dan peternakan pada unit

manajemen lahan yang sama.

Page 6: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

5

ritabulan.wordpress.com

Selanjutnya Nair (1987) dalam Hairiah, et al. (2003) menambahkan

sistem-sistem lain yang dapat dikategorikan agroforestri yaitu :

1. Silvofishery yaitu kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan

dengan perikanan.

2. Apiculture yaitu budidaya lebah atau serangga yang dilakukan dalam

konteks kegiatan atau komponen kehutanan.

B. Fungsi dan Peran Agroforestri

Widianto, et al. (2003) mengemukakan bahwa fungsi agroforestri dapat

ditinjau dari aspek biofisik-lingkungan, aspek sosial-budaya dan aspek sosial-

ekonomi. Aspek biofisik-lingkungan meliputi peran agroforestri terhadap sifat

fisik tanah, kondisi hidrologi kawasan, pengurangan gas rumah kaca,

mempertahankan cadangan karbon dan mempertahankan keanekaragaman hayati.

Sistem agroforestri mampu berperan dalam mempertahankan sifat-sifat fisik

tanah melalui :

1. menghasilkan seresah sehingga bisa menambahkan bahan organik tanah

2. meningkatkan kegiatan biologi tanah dan perakaran

3. mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan air dalam lapisan

perakaran

C. Praktek-praktek Agroforestri

Beberapa praktek agroforestri yang dapat ditemukan saat ini antara lain

dalam bentuk :

1. Riparian Forest Buffers (Penyangga Hutan Riparian)

Area pohon, semak, dan rumput yang dikelola berdekatan dengan sungai

atau anak sungai.

2. Windbreaks

Penanaman baris tunggal atau beberapa pohon atau semak yang dibentuk

untuk satu atau lebih tujuan lingkungan. Misalnya timberbelts yang dapat

menghasilkan produk ekonomi dari barisan pohon linier yang juga berfungsi

secara ekologis.

Page 7: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

6

ritabulan.wordpress.com

3. Alley Cropping

Sistem yang menggabungkan pohon yang ditanam secara berbaris atau

dikelompokkan dengan tanaman pertanian atau hortikultura, dibudidayakan

di lorong-lorong yang lebar di antara baris pohon. Kayu keras bernilai

komersial tinggi seperti kenari dan kemiri dapat berfungsi sebagai naungan.

Tanaman semusim ditumbuhkan di sepanjang lorong yang sengaja dibentuk.

Iklim mikro yang diciptakan oleh pepohonan akan meningkatkan produksi

ekonomi tanaman.

4. Sylvopasture

Sistem yang menggabungkan pohon dengan hijauan (rumput atau jerami)

dan produksi ternak. Diversifikasi ekonomi diperoleh dengan menambahkan

pohon ke padang rumput penggembalaan untuk meningkatkan komponen

hijauan ternak. Pohon bernilai tinggi dikelola untuk tujuan komersil,

sekaligus berfungsi menyediakan tempat penampungan untuk ternak dan

melindunginya dari tekanan suhu.

5. Forest Farming

Tanaman khusus bernilai tinggi dibudidayakan di bawah perlindungan

tutupan hutan yang telah dimodifikasi dan dikelola untuk menyediakan

kondisi iklim mikro yang sesuai. Tanaman khusus tahan naungan seperti

ginseng, jamur shiitake, dan pakis hias yang ditanam di bawah tajuk dapat

dijual untuk obat, kerajinan, atau produk makanan. Sedangkan komponen

pohon dikelola untuk menghasilkan kayu bulat ataupun veneer bernilai

tinggi.

D. Millenium Development Goals (MDGs)

Millenium Development Goals (MDGs) merupakan komitmen nasional

dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui

pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan perempuan,

kesehatan, dan kelestarian lingkungan. Delapan tujuan yang menjadi komitmen

MDGs meliputi : (1) Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan; (2) Mencapai

Pendidikan Dasar untuk Semua; (3) Mendorong Kesetaraan Gender dan

Page 8: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

7

ritabulan.wordpress.com

Pemberdayaan Perempuan; (4) Menurunkan Angka Kematian Anak;

(5) Meningkatkan Kesehatan Ibu; (6) Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan

Penyakit Menular lainnya; (7) Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup; dan

(8) Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan. Target-target MDGs

tersebut di tingkat nasional telah diintegrasikan ke dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dalam bentuk program,

indikator maupun target yang terukur serta indikasi dukungan pembiayaannya

(BAPPENAS, 2007).

Laporan Pemerintah Indonesia pada Sidang Majelis Umum ke-65 (High-

level Plenary Meeting on MDGS) yang dilaksanakan pada tanggal 27- 29

September 2010 di New York mengungkapkan bahwa kinerja pencapaian target

MDGs Indonesia telah sejalan dengan kinerja pencapaian target MDGs yang

tercantum dalam Laporan Pencapaian MDGs Global Tahun 2010.

Page 9: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

8

ritabulan.wordpress.com

BAB III

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Peran Agroforestri pada Skala Plot

Peran penting agroforestri pada skala plot yang terkait fungsinya antara

lain : (1) Perbaikan Kesuburan Tanah, (2) Mengurangi kehilangan Hara, (3)

Peningkatan Ketersediaan N dalam Tanah bila Pohon yang ditanam dari keluarga

Leguminosae, (4) Mempertahankan sifat Fisik Tanah, (5) Mengurangi Bahaya

Erosi, (6) Menekan serangan hama dan Penyakit, dan (7) menjaga kestabilan

iklim mikro dan menekan populasi gulma (Suprayogo, et al., 2003).

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia berdasarkan pada

kajian aspek biofisik-lingkungan agroforestri yaitu penelitian untuk mengetahui

pengaruh perubahan sistem penggunaan lahan terhadap jumlah dan jenis populasi

cacing tanah, kecepatan dekomposisi serasah dan laju infiltrasi (Tabel 1).

Tabel 1. Penelitian Biofisik-Lingkungan Agroforestri di Indonesia.

No Jenis Kajian Hasil

1 Populasi dan

Keragaman Cacing

Tanah pada Sistem

Agroforestri Berbasis

Kopi di Daerah

Ngantang .

a. Perubahan sistem penggunaan lahan dari hutan pinus ke

agroforestri secara umum tidak berpengaruh nyata pada

jumlah populasi cacing tanah.

b. Ada perbedaan keragaman spesies cacing tanah yang

dijumpai pada ketiga sistem penggunaan lahan yang

diamati yaitu Pheretima javanica hanya dijumpai pada

sistem hutan pinus sedangkan Pontoscolex coretrurus

hanya dijumpai pada sistem agroforestri.

c. Jumlah populasi cacing tanah berhubungan erat dengan

C/N bahan organik tanah fraksi kasar dan keberadaan

cacing tanah dapat dijadikan indikator tingkat kesuburan

tanah pada suatu lahan.

2 Kecepatan

Dekomposisi Pada

Sistem Hutan Dan

Sistem Agroforestri

Berbasis Kopi Di

Daerah Berlereng Di

Sumberjaya, Lampung

Barat.

a. Kecepatan dekomposisi serasah dipengaruhi oleh sistem

penggunaan lahan dan ukuran seresah, sedangkan

kemiringan lahan tidak berpengaruh nyata.

b. Kecepatan dekomposisi seresah tertinggi selama 16

minggu pengamatan dijumpai pada lahan kopi

monokultur sebesar 24% dan terendah pada hutan alami

sebesar 12%. Kondisi pendukung yang paling

mempengaruhi kecepatan dekomposisi adalah lingkungan

untuk faktor eksternal yang meliputi suhu udara, dan

suhu tanah serta faktor internal yaitu kualitas seresah.

c. Kondisi iklim mikro yang tinggi pada lahan kopi

monokultur dan kualitas seresah tinggi menyebabkan

kecepatan dekomposisi lebih cepat (memperbesar

peluang pencucian dan penguapan hara) dibandingkan

sistem hutan alami.

Page 10: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

9

ritabulan.wordpress.com

3 Konversi Hutan

menjadi Lahan

Pertanian: Apakah

Fungsi Hidrologis

Hutan dapat Digantikan

Sistem Kopi

Monokultur?.

a. Laju infiltrasi pada lahan dengan tanaman kopi berumur 3

tahun adalah yang paling rendah.

b. Laju infiltrasi pada lahan dengan tanaman kopi berumur 1

tahun = kopi berumur 7 tahun = kopi berumur 10 tahun,

c. Infiltrasi tertinggi tinggi pada lahan hutan.

d. Limpasan permukaan kumulatif dari petak percobaan

hutan alam hanya 27 mm, hanya sepertiga dari petak

hutan yang baru ditebang (75 mm).

Sumber : Arifin, et al. (2004).

Peran agroforestri pada skala plot secara sederhana juga dapat dijelaskan

melalui konsep dasar siklus hara dan air dari dalam tanah untuk dipergunakan

dalam proses-proses metabolisme dalam tubuhnya. Sebaliknya tanaman

memberikan masukan bahan organik melalui serasah yang tertimbun di

permukaan tanah berupa daun dan ranting serta cabang yang rontok. Bagian akar

tanaman memberikan masukan bahan organik melalui akar-akar dan tudung akar

yang mati serta dari eksudasi akar. Di dalam sistem agroforestri sederhana,

misalnya sistem budidaya pagar, pemangkasan cabang dan ranting tanaman pagar

memberikan masukan bahan organik tambahan. Bahan organik yang ada di

permukaan tanah ini dan bahan organik yang telah ada di dalam tanah selanjutnya

akan mengalami dekomposisi dan mineralisasi dan melepaskan hara tersedia ke

dalam tanah. Istilah siklus hara ini di dalam sistem agroforestri sering diartikan

sebagai penyediaan hara secara terus menerus (kontinyu) bila ditinjau dari konteks

hubungan tanaman-tanah. Dalam konteks yang lebih luas, penyediaan hara secara

kontinyu ini melibatkan juga masukan dari hasil pelapukan mineral tanah,

aktivitas biota, dan transformasi lain yang ada di biosfir, lithosfir dan hidrosfir.

Konsep model siklus hara dalam sistem agroforestri secara umum disajikan pada

Gambar 1 berikut.

Page 11: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

10

ritabulan.wordpress.com

Gambar 1. Konsep model siklus hara dalam sistem agroforestri (Suprayogo, et al., 2003)

Suprayogo, et al., (2003) mengemukakan bahwa hasil analisis yang

dilakukan pada sistem agroforestri melibatkan ada tiga proses utama yang dalam

siklus hara, yaitu :

(1) Fiksasi N dari udara: peningkatan jumlah N hasil penambatan dari udara

bila tanaman legume yang ditanam,

(2) Mineralisasi bahan organik: peningkatan jumlah hara dari hasil mineralisasi

serasah dan dari pohon yang telah mati,

(3) ‘Serap ulang’ hara: peningkatan jumlah serapan hara dari lapisan bawah

oleh akar pepohonan yang menyebar cukup dalam. Akar pepohonan juga

mengurangi jumlah kehilangan hara melalui erosi dengan jalan memperlambat

laju aliran permukaan dan meningkatkan air infiltrasi karena adanya perbaikan

porositas tanah.

Page 12: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

11

ritabulan.wordpress.com

Proses ketiga secara spesifik ditinjau dari mekanisme pohon yang mampu

mengurangi kehilangan hara melalui ”jaring penyelamat hara”. Jaring ini

sebenanrnya adalah kondisi perakaran pohon yang umumnya tumbuh berkembang

lebih jauh ke dalam tanah. Kondisi perakaran yang demikian memungkinkan

banyak unsur hara yang hanyut pencucian dapat diselamatkan sehingga semakin

memperkecil kehilangan hara, terutama pada tanaman semusim yang berakar

lebih pendek.

B. Dukungan Perkembangan Agroforestri terhadap Pencapaian

Kelestarian Sumberdaya Lingkungan (MDGs)

Agroforestri memainkan peran penting dalam pelestarian sumberdaya

hutan baik nabati maupun hewani karena struktur dan sifatnya yang khas.

Agroforestri mampu menciptakan kembali arsitektur khas hutan yang

mengandung habitat mikro dengan sejumlah tanaman hutan alam di dalamnya.

Contohnya ketika hutan alam sudah hampir lenyap, warisan hutan yang masih

mampu terus berkembang dalam kelompok besar : misalnya kebun campuran di

Maninjau melindungi berbagai tanaman khas hutan lama di dataran rendah,

padahal hutan lindung yang terletak di dataran tinggi tidak mampu

menyelamatkan tanaman-tanaman tersebut.

Sumberdaya hutan hingga hari ini terus dieksploitasi tanpa kendali.

Berbeda dengan agroforestri, petani memposisikannya sebagai kebun bukan

hutan. Agroforestri merupakan warisan dalam bentuk modal produksi. Seluruh

sumberdaya di dalamnya dimanfaatkan dengan selalu mengingat kelangsungan

dan kelestarian kebun. Pohon di hutan dianggap tidak ada yang memiliki.

Sebaliknya, pohon di kebun ada pemiliknya sehingga pohon tersebut mendapat

perlindungan yang lebih efektif daripada yang terdapat di hutan Negara. Sumber

daya hutan di dalam agroforestri dengan demikian turut berperan dalam

mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam. Secara tidak langsung

agroforestri turut melindungi hutan alam.

Kemajuan perkembangan agroforestri dapat memberikan kontribusi yang

besar dan signifikan pada upaya pencapaian MDGs. Agroforestri berfokus pada

Page 13: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

12

ritabulan.wordpress.com

peran vegetasi hutan (pohon) pada lansekap pertanian dan atau peternakan untuk

memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan ekologi mulai dari level plot sebagai

satuan unit terkecil sampai pada level global. Garrity (2004) menyatakan bahwa

World Agroforestri Centre (ICRAF) mengidentifikasi beberapa tantangan utama

terkait dengan MDGs. Ilmu pengetahuan dan praktek agroforestri secara material

ditujukan pada :

1. Membantu memberantas kelaparan melalui dasar makanan, pro-miskin sistem

produksi di daerah tertinggal berbasis pada metode agroforestri kesuburan

tanah dan tanah regenerasi;

2. Memajukan kesehatan dan gizi masyarakat miskin pedesaan

melalui sistem agroforestri;

3. Melestarikan keanekaragaman hayati melalui konservasi terpadu

pengembangan solusi berbasis agroforestri teknologi, lembaga inovatif, dan

lebih baik kebijakan;

4. Membantu masyarakat miskin pedesaan untuk lebih beradaptasi dengan iklim

perubahan, dan memperoleh manfaat dari pasar karbon yang muncul, melalui

budidaya pohon;

5. Membangun kapasitas manusia dan kelembagaan dalam agroforestri

penelitian dan pengembangan.

Tujuan MDGs ketujuh adalah untuk memastikan keberlanjutan

lingkungan, dan untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip berkelanjutan

pembangunan ke dalam kebijakan dan program untuk mengembalikan sumber

daya lingkungan yang hilang. Sistem agroforestri menghasilkan nilai manfaat

lingkungan bagi masyarakat, masyarakat nasional, dan komunitas global. Jasa

lingkungan yang memiliki relevansi terbesar adalah perlindungan DAS,

konservasi keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim mitigasi dan adaptasi.

Dengan demikian, agenda penelitian dan pengembangan agroforestri diutamakan

pada aspek jasa lingkungan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi sistem

agroforestri dan mosaik lanskap petani yang memenuhi kebutuhan untuk makanan

dan pendapatan sementara meningkatkan layanan ini. Kebijakan reformasi dan

Page 14: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

13

ritabulan.wordpress.com

inovasi kelembagaan akan meningkatkan adopsi teknologi yang efektif dan

menyelesaikan konflik antar stakeholder.

Sebanyak 90 persen dari sumber daya keanekaragaman hayati di daerah

tropis yang terletak dalam lanskap yang didominasi manusia atau bekerja.

Agroforestri mempengaruhi pada keanekaragaman dalam lanskap bekerja

setidaknya dalam tiga cara. Pertama, intensifikasi yang sistem agroforestri dapat

mengurangi eksploitasi terdekat atau bahkan jauh kawasan lindung (Murniati, et

al., 2001; Garrity, et al., 2003). Kedua, ekspansi sistem agroforestri dapat

meningkatkan keanekaragaman hayati di bekerja lanskap. Ketiga, pengembangan

agroforestri dapat meningkatkan spesies-spesies dan dalam keragaman pohon

dalam sistem pertanian. Sebuah paradigma baru yang muncul yang

mengintegrasikan daerah dilindungi dalam lanskap yang lebih luas pada

penggunaan sumberdaya dan konservasi keanekaragaman hayati, khususnya di

pertanian daerah yang sekarang merupakan lahan utama digunakan di sebagian

besar negara berkembang (Cunningham, et al., 2002).

Agroforestri diakui oleh Intergovernmental Panel tentang Perubahan Iklim

(IPCC) memiliki potensi yang tinggi terhadap penyerapan karbon sebagai bagian

dari strategi mitigasi perubahan iklim (Watson, et al., 2000). Agroforestri harus

benar-benar mampu memainkan perannya dalam meningkatkan ketahanan

terhadap dampak perubahan iklim serta tekanan-tekanan lain. Oleh karenanya,

penelitian tentang peran dan cara-cara adaptasi baru tiap komponen agroforestri

harus terus berlangsung demi mencapai kelestarian keanekaragaman hayati dan

sumberdaya lainnya.

Page 15: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

14

ritabulan.wordpress.com

BAB IV

KESIMPULAN

1. Peran agroforestri pada level plot sebagai satuan unit lahan terkecil terutama

terkait dengan fungsinya sebagai pengatur siklus hara dan pengaruh positif

terhadap lingkungan lainnya. Pengaturan siklus hara menjadi lebih efisien

dengan adanya kombinasi komponen yang beragam.

2. Kemajuan perkembangan pengetahuan agroforestri lebih diutamakan pada

aspek jasa lingkungan. Agroforestri juga harus memainkan peran dalam

meningkatkan ketahanan serta adaptasi terhadap perubahan iklim pertanian dan

tekanan-tekanan lainnya.

Page 16: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

15

ritabulan.wordpress.com

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, HS., M. Sarma dan N. Wijayanto. 2004. Kompilasi Abstrak Agroforestri di

Indonesia. Institut Pertanian Bogor (IPB) – The Indonesian Network for

Agroforestry Education (INAFE). Bogor.

BAPPENAS. 2007. Laporan Perkembangan Pencapaian Millennium Development

Goals (MDGs) Indonesia 2007. Kementerian Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Jakarta.

Cunningham, A.B., S.J. Scherr and J.A. McNeeley. 2002. Matrix Matters:

Biodiversity Research for Rural Landscape Mosaics. CIFOR and ICRAF,

Bogor and Nairobi.

Garrity, D.P., V.B. Amoroso, S. Koffa, D. Catacutan, G. Buenavista, P. Fay and

W.D. Dar. 2003. Landcare on the poverty-protection interface in an

Asian watershed. pp. 195–210. In: Campbell B.M. and Sayer J.A. (eds),

Integrated Natural Resource Management: Linking Productivity, the

Environment, and Development. CABI Publishing, Cambridge, MA,

USA.

Garrity, D.P. 2004. Agroforestry and the achievement of the Millennium

Development Goals. World Agroforestry Centre, United Nations Avenue.

Kluwer Academic Publishers. Agroforestry Systems 61: 5–17.

Hairiah, K., M.A. Sardjono dan S. Sabarnurdin. 2003. Pengantar Agroforestry.

World Agroforestry Centre (ICRAF). Bogor, Indonesia.

ICRAF. 2005. Trees of Change: A Vision for an Agroforestry Transformation in

the Developing World. World Agroforestry Centre (ICRAF). Nairobi,

Kenya.

Murniati, D.P. Garrity and A.N. Gintings. 2001. The contribution of Agroforestry

systems to reducing farmers’ dependence on the resources of adjacent

national parks: a case study from Sumatra, Indonesia. Agroforest System

52: 171–184.

Suyanto, S., N Khususiyah and B Leimona. 2007. Poverty and environmental

services: Case Study in Way Besai Watershed, Lampung Province,

Indonesia. Ecology and Society 12(2) : 13.

Page 17: FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI DALAM PELESTARIAN … · dan global dalam upaya untuk lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

16

ritabulan.wordpress.com

Watson, R., I. Noble, B. Bolin, N. Ravindranath, D. Verardo and D. Dokken.

2000. Land Use, Land-Use Change, and Forestry. Intergovernmental

Panel on Climate Change & Cambridge University Press, Cambridge,

UK.

Widianto, D. Suprayogo, H. Noveras, R.H. Widodo, P. Purnomosidhi dan M. van

Noordwijk. 2004. Konversi Hutan Menjadi Lahan Pertanian: Apakah

Fungsi Hidrologis Hutan Dapat Digantikan Sistem Kopi Monokultur?

Journal Agrivita 26 (1).

Widianto, K. Hairiah, D. Suharjito dan M. A. Sardjono. 2003. Fungsi dan Peran

Agroforestri. World Agroforestry Centre (ICRAF). Bogor, Indonesia.

World Bank, 2004. Sustaining Forest: A Development Strategy. World Bank,

Washington, DC.