84
PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Cabang Watampone Kab Bone) SKRIPSI Arsal A.S 105731118516 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021

PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN

RISIKO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA

(Cabang Watampone Kab Bone)

SKRIPSI

Arsal A.S

105731118516

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

Page 2: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

HALAMAN JUDUL

PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA

PT. BANK RAKYAT INDONESIA

(Cabang Watampone Kab. Bone)

Oleh

Arsal A.S

105731118516

Untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi pada

Universitas Muhammadiyah Makassar

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 3: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

ii

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini ku persembahkan untuk

1. Orang tua tercinta ibu saya Hj. Daharia dan ayah saya H. Anwar. Terimah kasih atas segala cinta dan kasih sayangnya, serta dukungan dan doa yang tiada henti hentinya

2. Dosen dosenku, terutama dosen pembimbing yang tak kenal lelah , membimbing megarahkan dan memotivasi saya

MOTTO HIDUP

“Perbanyak Bersyukur Kurangi Mengeluh”

Page 4: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

iv

Page 5: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

vii

Page 6: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

vii

Page 7: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT

atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-nya.

Shalawat serta salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad

SAW beserta para sahabat, keluarga, dan para pengikutnya. Merupakan nikmat

yang tiada ternilai manakala dalam penulisan skripsi yang berjudul ” Peran Audit

Internal Dalam Proses manajemen Risiko Pada PT. Bank Rakyat Indonesia

Cabang Watampone Kab. Bone”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan program sarjana strata satu (S1) pada jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua

penulis Bapak H. Anwar dan Ibu Hj. Daharia yang senantiasa memberi Harapan,

semangat, perhatian, cinta, kasih sayang dan do’a restu yang telah diberikan demi

keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu dan proses penyelesaian ini. Semoga

apa yang telah diberikan kepada penulis menjadi Ibadah dan cahaya penerang

didunia dan diakhirat.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan

terwujud tanpa ada dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Begitupula

penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak sampaikan dengan

hormat kepada;

1. Bapak Prof. Dr. H Ambo Asse, M. Ag selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 8: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

vii

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., M.M, , Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassa

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si., AK.CA.CSP, Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA, selaku pembimbing I yang

senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,

sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Andi Arman, SE.,M.SI.,Ak.CA, Selaku Pembimbing II yang telah

berkenan membantu dalam penyusunan Skripsi Hingga Ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu Dosen dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah dan banyak

menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti proses

perkuliahan hingga akhir.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

akuntasi angkatan 2016 Terkhusus Kelas AK.16.E yang selalu saling

membantu dan Belajar bersama , yang tidak sedikit bantuannya dan

dorongannya dalam aktivitas studi penulis.

9. Kedua Orang Tuaku yang saya Cintai Karena Allah SWT. Terima Kasih

atas pengorbanan materi, Do’a dan dukungan moral yang kalian berikan

kepada ananda selama ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih

terdapat banyak kekurangan sebagai manusia yang tidak luput dari

Page 9: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

vii

kesalahan oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya masukan dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini

Page 10: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

viii

Akhirnya Penulis Berharap, apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang

kurang berkenan dalam penulisan skripsi ini mohon dimaafkan dan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Billahi Fisabililhaq Fastabhikul Khairat, wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar, 10 februari 2021

penulis

Page 11: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

ix

ABSTRAK Arsal A.S Tahun, 2020, Peran Audit Internal Dalam Proses Manajemen

Risiko Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Watampone Kab. Bone, Skripsi Pogram Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Di Bimbing Oleh Pembimbing I Dr. H. Mahmud Nuhung Dan Pembimbing II Andi Arman

Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mengetahui Bagaimana Peran Audit Internal Dalam Proses Manajemen Risiko Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Watamponee Kab. Bone. Jenis Penelitian Yang Di Gunakan Dalam Penelitian Ini Adalah Deskriftif Kualitatif Sumber Data Yamg Digunakan Dalam Penelitian Ini Data Primer Dan Data Sekunder Teknik Untuk Memperoleh Data Yang Relevan Dengan Masalah Yang Dibahas, Peneliti menggunakan Metode observasi, dokumentasi, dan wawancara

Hasil penelitian ini menunjukka bahwa Audit Internal memiliki peran yang sangat penting dalam proses manajemen risiko kredit rekomendasi dan perbaikan terhadap manajemen risiko kredit yang telah dilakukan oleh pihak manajemen. Dengan demikian, proses manajemen risiko kredit yang telah dilakukan oleh pihak bank lebih menyakinkan karena telah melalui proses pemeriksaan.

Page 12: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

x

ABSRACK Arsal A.S Year, 2020, The Role of Internal Audit in the Risk Management

Process at PT. Bank Rakyat Indonesia Branch Watampone Kab. Bone, Thesis,

Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah

University of Makassar. Supervised by Advisor I Dr. H. Mahmud Nuhung and

Supervisor II Andi Arman.

This study aims to determine how the role of internal audit in the risk

management process at PT. Bank Rakyat Indonesia Branch Watamponee Kab.

Bone. The type of research used in this study is descriptive qualitative data sources

used in this study. Primary data and secondary data. Techniques for obtaining data

that are relevant to the problem being discussed, the researcher uses field

research data collection methods (Field Research). Documentation, Interview,

Research and Literature Methods

The results of this study indicate that Internal Audit has a very important

role in the process of recommending credit risk management and improving credit

risk management carried out by management. Thus, the credit risk management

process that has been carried out by the bank is more convincing because it has

gone through the examination process.

Keywords: Internal Audit, Risk Management, Credit

Page 13: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

xii

PERSEMBAHAN ................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

BAB I ................................................................................................................... 1

Pendahuluan ...................................................................................................... 1

A. Latar belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan masalah .................................................................................. 3

C. Tujuan penelitian .................................................................................... 3

D. Manfaat penelitian .................................................................................. 3

BAB II .................................................................................................................. 5

Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 5

A. Landasan Teori ....................................................................................... 5

B. Tinjaun Empiris .................................................................................... 31

C. Kerangka fikir ....................................................................................... 38

BAB III ............................................................................................................... 40

METODE PENELITIAN ..................................................................................... 40

A. Jenis Peneilitian ................................................................................... 40

B. Tempat dan waktu penelitian ............................................................... 40

C. Fokus penelitian ................................................................................... 40

Page 14: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

xii

D. Jenis dan sumber data ......................................................................... 40

E. Teknik pengumpulan data ................................................................... 41

F. Instrumen peneitian ............................................................................. 42

G. Metode analisis ..................................................................................... 42

BAB IV .............................................................................................................. 45

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 45

A. Gambaran objek penelitian .................................................................. 45

B. Hasil penelitian dan pembahasan ...................................................... 49

BAB V ............................................................................................................... 58

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 58

A. Kesimpulan ........................................................................................... 58

B. saran ......................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60

Page 15: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ...................................................................... 31

Tabel 2.2 pedoman wawancara .................................................................... 42

Page 16: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. Struktur Organisasi ..................................................................... 48

Gambar 3.2 dokumentasi .............................................................................. 65

Page 17: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

1

BAB I

Pendahuluan A. Latar belakang

Audit internal merupakan salah satu bentuk pengawasan yang ada di

bank, yang dapat membantu proses pencapaian tujuan. Fungsi ini membantu

pihak manajemen dalam proses pengendalian internal operasional bank yang

sangat rentan terhadap berbagai risiko tertentu. Bagi bank audit internal ini

merupakan proses yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dengan

pengendalian internal pengelolaan kredit investasi. Hal ini dapat disebabkan

dengan pengendalian internal pengelolaan kredit investasi mempunyai tujuan

agar risiko dalam pengelolaan kredit investasi dapat diminimalisir, sehingga

tujuan kredit dapat tercapai baik dari segi keamanan (safety) maupun dari segi

keuntungan (profitability) yang didapat dengan adanya pemberian kredit

investasi tersebut. Peranan kredit dalam operasi bank sangat besar dan penting

karena sebagian besar bank masih mengandalkan sumber pendapatan

utamanya dari operasi perkreditan. Sebagai instrumen yang sangat

menentukan maju mundurnya suatu bank, sektor yang dianggap fatal ini selalu

menjadi pusat konsentrasi para manajemen perbankan dalam menetapkan

segala langkah-langkah strategis guna memelihara volume pertumbuhan,

tingkat kelancaran serta tercapainya tingkat produktivitas yang optimal dari

pinjaman dengan tetap memperhatikan risiko yang ada. Untuk mendapatkan

margin yang baik diperlukan pengelolaan perkreditan yang baik dan

pengendalian internal efektif dan efisien. Salah satu jenis kredit yang diberikan

oleh bank adalah kredit investasi. Pengertian kredit investasi menurut Kasmir

(2003 ; 109 ) adalah kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk

Page 18: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

2

keperluan perluasan usaha/membangun proyek/pabrik baru atau keperluan

rehabilitasi. Meskipun pendeteksian kecurangan penting untuk meningkatkan

nilai pengauditan, namun terdapat banyak masalah yang dapat menghalangi

implementasi dari, pendeteksian yang tepat. Berdasarkan telaah atas berbagai

penelitian yang telah dilakukan, terdapat empat faktor penyebab besar yang

diidentifikasi melalui laporan ini. Pertama karakteristik terjadinya kecurangan

sehingga menyulitkan proses pendeteksian, kedua standar pengauditan belum

cukup memadai untuk menunjang pendeteksian yang sepantasnya. Ketiga,

lingkungan kerja audit dapat mengurangi kualitas audit dan keempat metode

dan prosedur audit yang ada tidak cukup efektif untuk melakukan pendeteksian

kecurangan. Berdasarkan permasalahan ini, perbaikan yang perlu disarankan

untuk diterapkan.

Adapun sasaran yang ingin dicapai PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. Dalam penyaluran dana dalam bentuk kredit investasi ini adalah

untuk mengembangkan portofolio kredit investasi yang sehat dan

menguntungkan melalui pemberian kredit investasi di kantor cabang yang

memperhatikan asas kehati-hatian dengan memfokuskan pada segmen pasar

pada kantor cabang serta memberikan pelayan produk yang sesuai dengan

kebutuhan nasabah. Untuk menghindari kecurangan yang terjadi maka audit

internal pada Bank BRI Cabang Watampone harus menyajikan laporan

keuangan yang benar-benar teruji pihak manajemen risiko yang ada pada Bank

BRI Cab. Watampone Diharapkan dapat memberikan jaminan dalam hal

memberikan perlindungan terhadap kemungkinan risiko. Perlu ditekankan

bahwa manajemen risiko bukanlah proses yang statis, melainkan proses yang

dinamis, merupakan perkembangan penanganan risiko yang mempengaruhi

Page 19: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

3

realisasi tujuan. Dengan kata lain, selama aktivitas perusahaan terjadi, aktivitas

manajemen risiko akan terus berjalan. Oleh karena itu, penyajiannya berupa

evaluasi, pendapat atau saran yang dapat membantu berbagai departemen di

perusahaan dalam melaksanakan kegiatan dengan benar.

Selama audit, audit internal akan menerapkan semua prosedur audit

yang ada. Auditor internal melakukan audit dari rencana audit untuk

memperoleh bukti dari temuan atau aktivitas yang ditemukan cacat atau

penyimpangan. Hasil audit akan dicatat dalam file kerja audit. Ruang lingkup

review hanya berlaku untuk kredit investasi.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis merumuskan

masalah yang akan menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini,

adalah sebagai berikut : Bagaimana peran audit internal dalam proses

manajemen risiko pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. ?

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran audit internal dalam

proses manajemen risiko PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

D. Manfaat penelitian

a. Bagi Instansi

Diharapkan mampu memberikan pengetahua tentang peran audit

internal dalam menilai proses manajemen risiko kredit bank.

b. Bagi penulis

Penelitian ini sangat membantu untuk memahami peran audit internal

dalam proses manajemen risiko Persero Tbk.

Page 20: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

4

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pelengkap ilmu

terapan dari ilmu yang dipelajari di perguruan tinggi dan sebagai bahan

pertimbangan yang berguna untuk mengevaluasi kualitas informasi

perusahaan.

Page 21: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

5

BAB II

Tinjauan Pustaka A. Landasan Teori

1. Teori agensi

Teori keagenan menjelaskan konflik antara manajemen sebagai agen dan

pemilik sebagai prinsipal. Prinsipal ingin mengetahui semua informasi yang

berkaitan dengan investasi atau dananya di perusahaan, termasuk kegiatan

manajemen.Hal ini dilakukan dengan meminta laporan pertanggungjawaban

dari agen (manajemen) berdasarkan laporan dari kepala sekolah yang

bertanggung jawab untuk mengevaluasi kinerja manajemen. Namun

manajemen seringkali cenderung mengambil langkah-langkah untuk

membuat laporan terlihat lebih baik, sehingga kinerja laporan dianggap baik

(Indah, 2010), mengurangi atau meminimalisir kecurangan yang dilakukan

oleh manajemen, dan membuat manajemen Laporan keuangan disusun

secara berlapis. lebih dapat diandalkan (dapat dipercaya). Butuh pihak

independen untuk memberikan nasehat. Rekomendasi dapat dibuat oleh

auditor internal perusahaan.

Model teori agensi dapat terjadi dalam kontrak, dapat

memaksimalkan penggunaan yang diharapkan klien, sambil

mempertahankan agen yang disewa dan memastikan bahwa ia memilih

tindakan terbaik, atau setidaknya sama dengan tingkat kerja terbaik agen.

Oleh karena itu, teori keagenan dapat membantu audit internal sebagai pihak

ketiga untuk memahami konflik kepentingan yang mungkin terjadi antara

prinsipal dan agen. Kepala investor bekerja sama dengan agen atau

manajemen perusahaan dan menandatangani kontrak kerja untuk

menginvestasikan dana. Dengan adanya audit internal akan mampu

Page 22: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

6

memberikan saran dan saran, serta sebagai bentuk pengawasan atas

kinerja manajemen, dan mampu mengevaluasi kinerja manajemen sebagai

agen, sehingga membentuk sistem yang berguna bagi investor dan kreditor

untuk mengambil keputusan investasi yang wajar

2. Pengertian peranan

Menurut (Komaruddin, 1994) perannya adalah:

a. Manajemen adalah tugas utama yang harus diselesaikan seseorang,

b. Perilaku yang diharapkan dapat melengkapi suatu tugas,

c. Apakah fungsi seseorang dalam kelompok,

d. Apakah fungsi yang diharapkan dari seseorang dalam kelompok atau

karakteristik orang tersebut,

e. Apakah fungsi variabel dalam kausalitas.

3. Kosep audit

a. Pengertian audit

Audit adalah kegiatan memeriksa data tertentu dalam laporan

untuk memastikan keakuratannya, Audit juga dapat diartikan sebagai

evaluasi atau pemeriksaan organisasi oleh pihak yang berwenang

4. Pengertian audit internal

Menurut Munawir (1996) dalam Sunyoto (2014: 7), audit internal

merupakan salah satu fungsi organisasi yang menguji dan mengevaluasi

kegiatan organisasi yang diberikan kepada organisasi. Dengan kata lain,

audit internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh perusahaan terkait

yang disebut audit internal. Audit internal bekerja sama dengan

pengendalian internal perusahaan untuk mencapai efisiensi, efektivitas, dan

Page 23: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

7

kepatuhan operasi perusahaan serta memberikan saran dan meningkatkan

manajemen

Menurut definisi di atas, audit internal meliputi:

a. Audit internal memberikan penilaian yang dilakukan oleh perusahaan itu

sendiri

b. Audit internal mengatur dan mengevaluasi efektivitas evaluasi

perusahaan itu sendiri, yang independen dan objektif.

c. Audit internal memeriksa dan mengevaluasi semua aktivitas

berkelanjutan.

d. Audit internal menentukan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

berdasarkan tujuan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

menurut (Kumaat, 2011), audit internal adalah direktur internal

suatu perusahaan yang independen dan memberikan jaminan

kepercayaan, yang bertujuan untuk memberikan nilai tambah dan

meningkatkan operasional perusahaan. Audit internal juga mengadopsi

pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan

meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, serta proses

dan manajemen organisasi, sehingga membantu organisasi internal

perusahaan untuk mencapai tujuannya.

5. Peran audit internal

Peran audit internal adalah memantau efektivitas elemen lain dari

struktur pengendalian internal, kemudian memberikan rekomendasi berupa

saran atau evaluasi untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan

manajemen. Tujuan inspeksi internal adalah membuat anggota manajemen

menyelesaikan tugasnya dengan lebih mudah dan efektif. Hasil review

Page 24: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

8

muncul dalam bentuk analisis, rekomendasi, evaluasi dan saran objektif atas

kegiatan yang direview. Menurut (Hery, 2010), untuk mencapai tujuan

tersebut, auditor internal \melakukan aktivitas sebagai berikut

a. Periksa keuntungan dari kontrol akuntansi keuangan dan operasi lainnya.

b. Periksa hubungan antara pelaksana dan rencana, kebijakan dan

prosedur yang telah ditetapkan.

c. Memeriksa aset perusahaan yang telah dipertanggungjawabkan dan

dilindungi dari berbagai bentuk kerugian.

d. Periksa keakuratan pembukuan dan data lain yang dihasilkan oleh

perusahaan.

e. Mengevaluasi kinerja pejabat / pelaksana dalam memenuhi tanggung

jawab yang diberikan

Inspeksi internal dapat membantu manajer merumuskan tujuan

dan sasaran secara keseluruhan melalui sistem aplikasi, yaitu apakah

informasi yang digunakan relevan dan akurat, dan apakah tindakan

pengendalian yang ada sudah sesuai dan terintegrasi ke dalam rencana

atau operasi mereka. Oleh karena itu, karena faktor-faktor seperti jumlah

karyawan atau lokasi kegiatan yang tersebar, manajemen menghadapi

berbagai macam pengendalian, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran

tentang korupsi atau manipulasi yang perlu terus dicek. Oleh karena itu,

departemen audit internal mutlak diperlukan. Membantu para pemimpin

perusahaan melanjutkan aktivitas bisnis mereka.

(Kumaat, 2011) menjelaskan peran ideal audit internal sebagai

berikut :

Page 25: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

9

a. Prinsip-prinsip manajemen risiko yang disosialisasikan dan

menganggapnya sebagai titik risiko utama,

b. Lakukan analisis data berbasis risiko dan publikasikan hasilnya secara

teratur.

c. Peran akselerator / pendorong dalam mencapai pengawasan yang

melekat.

d. Dengan memberikan independensi yang kuat, peran koordinasi/

koordinasi internal strategi bisnis harus mampu menjadi alat

manajemen senior untuk koordinasi internal dan ikatan organisasi.

6. Lingkup audit internal

(Kaunang, 2013) menjelaskan bahwa kegiatan departemen audit

internal adalah sebagai berikut:

a. Evaluasi gratis dari semua aktivitas dalam perusahaan (perusahaan induk

dan anak perusahaan) dapat menggunakan semua catatan di

perusahaan / grup perusahaan dan memberikan nasihat kepada

penanggung jawab perusahaan (direktur utama dan direktur lainnya)..

b. Meninjau dan mengevaluasi popularitas dan kecukupan data akuntansi

dan keuangan dalam aplikasi pengawasan operasi perusahaan

c. Pastikan kepatuhan dengan kebijakan, rencana, dan prosedur yang

ditetapkan.

d. Pastikan aset perusahaan dicatat dan disimpan dengan benar untuk

menghindari pencurian dan kehilangan.

e. Memastikan keandalan data akuntansi dan data lain yang disediakan

perusahaan.

Page 26: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

10

f. Mengevaluasi kualitas dan pencapaian prestasi manajemen dari hasil

pekerjaan yang diselesaikan, menemukan masalah dan saran / solusi

yang harus diberikan.

g. Bekerja sama dengan auditor eksternal untuk mengevaluasi

pengendalian intern.

Cakupan kegiatan audit internal sangat luas. (Cashin, 1998)

mengatakan bahwa kegiatan tersebut dapat diringkas sebagai berikut

1. Kepatuhan (ketaatan)

Aktivitas kepatuhan terkait dengan kepatuhan terhadap

kebijakan, peraturan dan prosedur serta praktik bisnis yang baik di

bidang ini.

2. Evaluation (Evaluasi)

Kegiatan evaluasi adalah tanggung jawab audit internal yang

paling penting, dan hasilnya sulit diukur. Kegiatannya adalah

mengevaluasi pelaksanaan kedua prosedur tersebut dan secara terus

menerus mengevaluasi pelaksanaan prosedur tersebut agar kegiatan

perusahaan dapat terlaksana secara efektif.

3. Verifikasi Kegiatan

verifikasi adalah peninjauan dokumen, catatan dan laporan

untuk menentukan tingkat penyelesaian terkait dengan situasi

sebenarnya. Biasanya verifikasi meliputi: catatan, laporan, aset dan

kewajiban. Apabila kegiatan tersebut dilakukan melalui audit internal

maka aktivitas tersebut akan lebih menguntungkan dibandingkan

dengan verifikasi melalui audit eksternal, karena audit internal memiliki

Page 27: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

11

pemahaman yang lebih baik tentang seluk beluk perusahaan,

sehingga kegiatan verifikasi dilakukan dengan cermat.

7. Posisi dan fungsi audit internal

(Qintarah, 2014) Dalam organisasi, auditor memiliki tiga posisi

alternatif yaitu :

a. Departemen audit internal berada di bawah kepemimpinan kepala

keuangan (sejajar dengan departemen akuntansi keuangan)

b. Bagian Audit Internal di bawah Direktur Utama,

c. Orang dalam adalah komite staf dan komisaris

Kedudukan audit internal dalam organisasi sangat erat kaitannya

dengan posisi karyawan, yang berarti merek tidak bertanggung jawab

atas pelaksanaan kegiatan perusahaan. Mereka hanya berkewajiban

mengevaluasi dan melaporkan hal tersebut, sehingga tidak berhak untuk

memerintahkan pengelolaan. Posisinya adalah memberi nasihat kepada

manajemen yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan perusahaan.

Auditor internal sangat berguna dalam mengidentifikasi tanda-

tanda penipuan dan menyelidiki penipuan. Jika auditor internal

menemukan tanda-tanda dan mencurigai adanya penipuan di

perusahaan, mereka harus memberi tahu manajemen puncak tentang

masalah tersebut, dan jika tanda-tandanya cukup kuat, manajemen akan

menugaskan tim untuk menyelidiki. Tim biasanya terdiri dari auditor

internal atau eksternal, pengacara, penyidik, petugas keamanan dan ahli

(seperti ahli komputer, ahli perbankan, dll). Temuan investigasi harus

dilaporkan kepada manajemen puncak dalam bentuk tertulis, termasuk

Page 28: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

12

fakta, temuan, kesimpulan, rekomendasi, dan tindakan perbaikan yang

perlu dilaporkan (Qintarah, 2014)

8. Klasifikasi audit internal

Menurut “Standar Praktik Profesional untuk Internal Auditing” yang

dikutip oleh Fauzan (2003), agar audit internal berjalan obyektif dan adil,

maka persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

1. Independen

Auditor internal harus independen dari aktivitas yang mereka

audit. Hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Status organisasi audit internal harus berperan agar memungkinkan

untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara tepat, dan

harus didukung oleh pimpinan senior. Keadaan yang ideal adalah

bahwa departemen audit internal harus bertanggung jawab kepada

para pemimpin yang memiliki wewenang yang memadai untuk

memastikan audit yang ekstensif dan mengambil pertimbangan dan

tindakan yang efektif atas hasil audit dan saran perbaikan

b. Objektivitas

Objektivitas adalah bahwa auditor harus menjalankan fungsi

dan tugasnya, serta harus menjaga sikap mental dan kejujuran dalam

melaksanakan pekerjaannya, untuk menjaga sikap tersebut, audit

internal harus menghilangkan tanggung jawab operasional

2. Kompetensi

Keterampilan profesional yang harus dimiliki auditor internal

adalah:

Page 29: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

13

a. Staffing, Kepegawaian berarti bahwa departemen audit internal harus

memastikan pengetahuan profesional dan latar belakang pendidikan

auditor internal yang melakukan audit internal dalam perusahaan.

b. Pengetahuan, keterampilan dan kedisiplinan, untuk itu departemen

audit internal harus memiliki pengetahuan, keahlian dan disiplin yang

dibutuhkan untuk menjalankan tugas auditnya.

c. Pengawasan, membutuhkan departemen audit untuk memberikan

jaminan audit internal untuk memastikan bahwa audit internal harus

diawasi dengan benar.

d. Kepatuhan terhadap Kode Etik, mengharuskan auditor internal untuk

dilatih dalam komunikasi yang efektif dengan pihak lain.

e. Hubungan dan komunikasi interpersonal, menuntut auditor internal

untuk mendapatkan pelatihan dalam berhubungan dengan pihak lain

dan berkomunikasi secara efektif.

f. Pendidikan berkelanjutan, menuntut auditor internal untuk

mempertahankan kemampuan kerjanya melalui pendidikan

berkelanjutan.

g. Asuhan kerja yang tepat, mengharuskan auditor internal untuk melatih

keterampilan profesional mereka dengan mencoba melaksanakan

pendidikan audit internal

9. Program audit internal

Rencana audit internal adalah tindakan atau langkah kerja terperinci

yang harus dilakukan dalam audit berdasarkan tujuan yang ditetapkan dari

dana target dan informasi tentang tujuan yang ada. Prosedur audit tertulis

sangat penting untuk manajemen tugas audit yang efektif dan efisien, tetapi

Page 30: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

14

keberadaannya tidak boleh digunakan sebagai daftar langkah ketat yang

harus diambil untuk mematikan inisiatif auditor internal. Agar dapat

melaksanakan audit yang sistematis dan tepat sasaran, sebelum audit

dimulai, harus disiapkan rencana audit yang memuat rencana prosedur audit

yang akan dilaksanakan. Program audit dapat digunakan sebagai alat

perencanaan dan pemantauan yang efektif bagi auditor (Fauzan, 2003)

Menurut (Tugiman, 2001) tahapan pelaksanaan kegiatan audit

internal adalah sebagai berikut

1. Rencana audit

Rencana tersebut harus didokumentasikan dan harus mencakup:

a. Tentukan tujuan audit dan ruang lingkup pekerjaan

b. Dapatkan informasi dasar (informasi latar belakang) tentang aktivitas

yang akan diperiksa

c. Tentukan bagian tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan audit

d. Memberitahu para pihak jika perlu

e. Melakukan investigasi untuk menentukan aktivitas, risiko, dan tindakan

pengendalian yang diperlukan

f. Menulis prosedur audit

g. Tentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil audit akan

disajikan

h. Dapatkan persetujuan dari rencana kerja review

2. Pengujian dan pengevaluasian informasi

Pada tahap ini audit internal harus mengumpulkan, menganalisis,

mencerahkan, dan membuktikan keaslian informasi untuk mendukung

hasil audit.

Page 31: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

15

3. Menyerahkan hasil pemeriksaan

Audit internal wajib melaporkan setiap penyimpangan/

penyimpangan yang terjadi dalam lingkup fungsional perusahaan kepada

manajemen dan memberikan saran / saran perbaikan.

4. Tindak lanjut hasil pemeriksaan,

Audit internal harus menentukan apakah tindakan korektif telah

diambil dan hasil yang diharapkan tercapai, atau apakah manajemen

senior atau dewan direksi telah menerima risiko tidak mengambil tindakan

korektif atas temuan laporan

10. Audit berbasis risiko (Risk Based Audit)

Awalnya aktivitas audit internal hanya berfokus pada pemeriksaan

terhadap tingkat kepatuhan para pelaksana terhadap ketentuan-ketentuan

yang ada (Compliance). Kondisi kegiatan bisnis yang semakin berkembang

dan kompleks disisi lain, memberikan tekana bagioerusahaan untuk

memanfaatkan sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien. Risk

Based Audit merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan bagi audit

internal untuk memenuhi expektasi tersebut. Risk Based Audit

memungkinkan audit internal untuk memprioritaskan audit dalam bentuk

yang sistematis dan terkoordinir. Sementara pada kenyataannya audit

internal selalu memfokuskan tindakan pada area yang paling berisiko dalam

organisasi. Hal tersebut merupakan hasil dari pertimbangan internal auditor

atas penilaian risiko. Konrath (2001) mendefinisikan "audit berbasis risiko"

sebagai teknik yang dilakukan secara cermat oleh audit internal, yaitu

mengidentifikasi area dengan risiko kesalahan pelaporan keuangan

terbesar, dan kemudian mengalokasikan sebagian besar sumber daya audit

Page 32: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

16

ke area tersebut. Dalam audit berbasis risiko, auditor internal dapat

mengoptimalkan sumber daya audit untuk mengidentifikasi pengendalian

internal yang ada dan mengidentifikasi area dengan risiko kesalahan

terbesar dalam laporan keuangan. Menurut Griffiths (2005), risk-based

auditing didasarkan pada system-based auditing (SBA) Pendekatan yang

diadopsi oleh metode ini adalah dengan fokus pada area bisnis yang berisiko

tinggi dan fokus pada tujuan bisnis dibandingkan dengan pengendalian.

Konsep dasar audit berbasis risiko merupakan metode audit pada

area yang memiliki risiko terbesar dan berdampak terbesar bagi perusahaan.

Masalah apapun yang memang membutuhkan perhatian khusus.

Galloway (2004) mendefinisikan audit berbasis risiko sebagai bagian

dari tujuan audit dan rencana audit yang dihasilkan oleh penilaian risiko. Ini

menegaskan bahwa audit berbasis risiko adalah metode inspeksi yang

digunakan untuk memastikan bahwa risiko telah dikelola dalam batas risiko

yang ditetapkan oleh manajemen tingkat perusahaan.

Ada dua yang harus dipahami oleh auditor internal:

a. Mengontrol aspek dari setiap proses bisnis terkait

b. Risiko dan faktor pengendalian yang mendukung terwujudnya tujuan

perusahaan

Peran audit internal dalam praktik audit berbasis risiko:

a. Mulailah dengan memfokuskan pekerjaan audit pada risiko perusahaan

besar yang diidentifikasi oleh fungsi manajemen risiko perusahaan, dan

audit proses manajemen risiko lintas organisasi untuk memastikan

pengelolaan risiko yang teridentifikasi.

Page 33: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

17

b. Secara aktif berperan sebagai konsultan internal untuk melatih dan

mendidik karyawan ini guna memastikan efektivitas pengendalian

internal.

c. Memberikan dukungan dan partisipasi aktif dalam proses pengendalian

internal perusahaan.

d. Mengkoordinasikan laporan audit berbasis risiko yang disampaikan

kepada direksi, dewan pengawas dan komite audit

1. Metode audit berbasis risiko dijelaskan dalam tiga tahapan utama,

yaitu:

a. Penilaian risiko

Tahapan tersebut digunakan untuk menentukan frekuensi, waktu

audit, intensitas dan waktu audit dengan cara menentukan,

mengukur dan memprioritaskan risiko, sehingga keterbatasan

sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dioptimalkan untuk

area berisiko tinggi. Jika profil risiko yang dihasilkan oleh unit

manajemen risiko tersedia dan dapat diandalkan, tahapan ini

dapat dihilangkan. Pada tahap ini, audit internal juga perlu

menetapkan standar unit yang dapat diaudit, antara lain:

1. Departemen ini telah memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap tujuan perusahaan.

2. Justifiksi beban pengendalian unit dengan potensi kerugian

lebih besar daripada biaya pengendalian, termasuk biaya audit

Page 34: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

18

b. Menyusun program audit internal

Berdasarkan hasil penilaian risiko, faktor risiko dapat

digunakan untuk meninjau setiap unit untuk menentukan nilai

akhir, misalnya:

1. Jaminan audit (Audit Assurance)

Terlihat bahwa hasil review audit periode sebelumnya terkait

dengan tingkat risiko yang tinggi.

2. Properti (Materiality)

menggunakan parameter keuangan dan non-keuangan untuk

memeriksa area dengan efek risiko.

3. Risiko sisa (residual risk)

Nilai risiko telah memperhitungkan faktor-faktor positif yang

dimiliki perusahaan, seperti pengendalian internal.

4. Keputusan audit (Audit Judgement)

Mengenai perubahan sistem dan program, hal-hal audit internal

yang berdampak pada bidang-bidang tertentu dalam

organisasi.

c. Melaksanakan program audit internal

1. Mengevaluasi keselarasan unit bisnis, dewan direksi, dan

tujuan pribadi dengan tujuan perusahaan. Audit internal harus

memastikan bahwa tujuan bisnis telah diterapkan dan

dikomunikasikan secara efektif ke semua tingkatan organisasi.

2. Mengevaluasi ketersediaan, kualifikasi dan efektivitas

penerapan risk appetite dan risk limit (selera risiko korporasi

Page 35: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

19

dan toleransi risiko) sesuai dengan kebijakan dan prosedur

perusahaan.

3. Audit internal harus dapat memastikan bahwa manajemen

bekerja dalam lingkup parameter risiko yang telah ditetapkan

4. Menurut kerangka kerja yang ditetapkan oleh audit internal,

analisis kesenjangan praktik dan prosedur manajemen risiko

harus dinilai.Proses penerapan kerangka penerapan

manajemen risiko yang terdokumentasi harus dievaluasi, yang

dianggap berkontribusi terhadap perubahan dinamis

perusahaan.

5. Untuk menguji keefektifan dan perlindungan informasi dan

akses ke pengendalian audit internal, perlu dipahami desain

pengendalian dan peraturannya untuk memahami bagaimana

cara melaksanakan tindakan pengendalian tersebut sesuai

dengan petunjuk dan kebijakan perusahaan.

6. Memberikan jaminan independen dan bertindak sebagai

konsultan internal untuk memastikan pencapaian tujuan

perusahaan. Audit internal harus memberikan kepastian yang

obyektif kepada direktur bahwa risiko bisnis telah dikelola

dengan baik dan pengendalian internal efektif.

Semua tahapan ini menghubungkan aktivitas fungsi

audit internal dengan keseluruhan kerangka proses

manajemen risiko perusahaan. Hal ini memungkinkan kegiatan

audit internal untuk memberikan kepastian penuh kepada

direktur dan komisaris bahwa proses manajemen risiko telah

Page 36: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

20

mengelola risiko secara efektif. Oleh karena itu, metode audit

berbasis risiko diharapkan dapat memberikan opini yang

independen dan obyektif kepada manajemen bahwa risiko

yang dihadapi telah dikendalikan pada tingkat yang dapat

diterima.

Sebagaimana diindikasikan oleh Sastradipoera (2001),

credit hazard merupakan salah satu bahaya yang sering

dihadapi bank dalam melakukan pemberian kredit. Bahaya

kredit adalah bagian terbesar yang bergantung pada bisnis

keuangan, karena kemajuan dan spekulasi adalah segmen

terbesar yang bergantung pada sumber daya bank.

Dengan mempertimbangkan semua hal, penting untuk

memahami kondisi yang menawarkan kenaikan risiko kredit,

termasuk :

a. Bahaya kredit muncul karena kegagalan untuk

mengembalikan uang muka dari peminjam.

Ketidakmampuan untuk memainkan semua atau sebagian

dari pemahaman penyelesaian.

b. Bahaya kredit adalah bahaya yang ditimbulkan oleh

spekulasi yang tidak menghasilkan pendapatan, atau dapat

dikatakan bahwa bahaya berkurangnya sumber daya modal

2. Hasil laporan audit internal

Seperti yang ditunjukkan oleh (Moeller, 2009), laporan

tinjauan adalah arsip otoritas, dan tinjauan batin ditutup dengan

mengumumkan saran dan perasaannya. Laporan tinjauan adalah

Page 37: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

21

hasil utama dari tindakan tinjauan interior, yang merupakan

pendekatan prinsip untuk menggambarkan latihan tinjauan bagian

dalam dari angkatan kerja. Organisasi batin dan pertemuan luar.

Laporan tinjauan memberikan bukti keterampilan yang dipoles dari

tindakan tinjauan ke dalam dan memberdayakan orang lain untuk

menilai komitmen ini. Selain itu, jika laporan tinjauan memenuhi

empat model fundamental yang menyertai, laporan tersebut

cenderung dipandang bagus, lebih spesifik.

a. Netralitas

Suatu laporan yang diperlukan selama audit.

b. Clear (jelas)

Laporan ini ditulis dalam bahasa yang jelas dan tidak akan

menyebabkan kesalahpahaman. Mengklarifikasi secara

gamblang dan total sehingga individu yang menggunakannya bisa

mendapatkannya.

c. Ringkas

Menurut struktur laporan yang baik (Setiawan, 2013), yaitu

hal-hal yang tidak berhubungan dengan laporan (seperti ide,

temuan, kalimat, dll.) Harus dihindari, dan laporan singkat tentang

pelaksanaan, pengendalian dan laporan hasil kerja harus dibuat.

Subjek laporan tidak didukung, namun kualitas informasi yang

disampaikan dalam laporan tersebut dijaga agar dapat memenuhi

kebutuhan pengguna.

d. Konstruktif

Page 38: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

22

e. Laporan konstruktif adalah laporan yang memberikan saran

tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

operasi semaksimal mungkin.

f. Tepat waktu

Hanya memberikan laporan audit bila diperlukan dapat

digunakan secara maksimal. Oleh karena itu, auditor harus dapat

melaporkan tepat waktu

g. Berwibawa

11. Manajemen risiko

Dalam mencapai tujuannya, setiap organisasi harus dihadapkan

pada kesempatan non-pengungkapan di setiap tingkat pergerakan. Bahaya

yang dituntut eksekutif memiliki pilihan untuk memberikan kepastian dalam

memberikan keamanan dari potensi bahaya. Laporan definitif menerima

bahwa laporan review harus dapat diandalkan dan mendorong pembaca

untuk setuju dengan substansi laporan. Terlepas dari kenyataan bahwa

pembaca mungkin tidak benar-benar memahami penemuan, tujuan, dan

proposal pengulas dalam, mereka tidak akan mengabaikannya. Ini karena

mereka mempercayai inward evaluator dan mempercayai laporan yang

disusun oleh inspektur interior. Perlu digarisbawahi bahwa papan bahaya

bukanlah interaksi statis, melainkan siklus unik, yang menciptakan bersama

peningkatan kesempatan untuk mengelola semua bahaya yang terjadi dan

peluang yang mempengaruhi pencapaian tujuan. Pada akhirnya, selama

latihan organisasi, latihan papan bahaya adalah teknik terorganisir yang

digunakan untuk menangani kerentanan yang terkait dengan bahaya.

Bahaya para eksekutif juga bisa dianggap sebagai perkembangan dari

Page 39: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

23

latihan manusia yang diidentifikasi dengan evaluasi bahaya yang

menggunakan persetujuan atau pengawasan aset yang tersedia untuk

mengetahui metode dewan dan mengurangi peluang. Sistem pengendalian

bahaya yang dapat dilakukan mencakup pemindahan bahaya ke pertemuan

yang berbeda, menghindari bahaya, mengurangi efek negatif bahaya, dan

mengubah sesuai dengan sedikit atau keseluruhan hasil dari bahaya

tertentu. Mempertimbangkan semua sudut pandang, memutuskan prosedur

pengurangan bahaya adalah pilihan administrasi. Sasaran dari

mengeksekusi dewan bahaya adalah untuk mengurangi bahaya yang

berbeda terkait dengan zona yang dipilih ke tingkat yang sesuai dengan area

lokal. Ini dapat muncul sebagai berbagai jenis bahaya yang ditimbulkan oleh

iklim, inovasi, individu, asosiasi, dan masalah pemerintah. Kemudian lagi,

pemanfaatan bahaya para eksekutif mencakup setiap pengerahan tenaga

manusia, terutama untuk zat berbahaya pengurus (orang, pekerja dan

asosiasi).

Selain itu, menurut Brink (2001), proses manajemen risiko yang

efektif meliputi enam tahapan berikut)

1. Identifikasi risiko

Pada tahap ini manajemen harus bekerja keras untuk menentukan

semua risiko yang dapat mempengaruhi realisasi tujuan perusahaan.

Identifikasi risiko memerlukan penelitian dan metode yang cermat untuk

melihat dan mengidentifikasi potensi risiko utama di setiap area operasi.

Tahap ini bertujuan untuk mencatat semua risiko, terlepas dari apakah

risiko tersebut telah dikendalikan melalui pengendalian internal. Untuk

risiko yang selama ini dikendalikan oleh pengendalian internal,

Page 40: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

24

manajemen biasanya mendemonstrasikan berdasarkan pengalaman dan

data historis. Sementara itu, untuk risiko-risiko yang belum terkendali atau

yang masih mungkin terjadi akan dilakukan pemodelan risiko, dengan

tujuan untuk memberikan situasi yang komprehensif dan menjadi dasar

analisis risiko.

2. Analisis risiko

Setelah mengidentifikasi risiko utama perusahaan, langkah

selanjutnya adalah menilai kemungkinan dan pentingnya risiko. Metode

yang dapat diterapkan sangat berbeda dengan teknik kualitatif rinci dan

analisis kuantitatif matematis. Tujuannya adalah untuk membantu

manajemen dalam menentukan risiko mana yang paling membutuhkan

perhatian

3. Penilaian risiko

Untuk mengelola risiko yang dihadapinya, perusahaan harus

menilai risiko tersebut terlebih dahulu. Risiko mana yang menjadi

ancaman terbesar bagi kinerja keuangan perusahaan secara

keseluruhan, sehingga langkah-langkah strategis dapat diambil untuk

mengelola risiko tersebut. Penerapan manajemen risiko di suatu

perusahaan merupakan tanggung jawab manajemen. Dalam menilai

risiko, manajemen akan menerapkan proses membandingkan tingkat

risiko dengan standar risiko pada dasar yang sama. Hasil penilaian risiko

mencantumkan daerah-daerah yang dianggap berisiko tinggi dalam

bentuk daftar prioritas yang akan ditindaklanjuti saat melakukan

pemantauan terhadap daerah-daerah berisiko rendah. Salah satu metode

yang dapat digunakan perusahaan dalam penilaian risiko adalah dengan

Page 41: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

25

menggunakan metode matriks, di mana unit-unit bisnis organisasi

disusun, dan risiko-risiko dimasukkan dalam baris horizontal dan vertikal.

Kemudian, manajemen akan mengevaluasi risiko untuk setiap jenis risiko

di masing-masing unit bisnis, dan akan menghitung hasil di sel-sel di

mana merah mewakili risiko tinggi, kuning mewakili risiko sedang, dan

hijau mewakili risiko rendah.

4. Tindakan berisiko

Manajemen menghadapi pilihan lain dalam menghadapi risiko,

yaitu:

a. Hindari resiko

Kadang-kadang, bahayanya tidak main-main dan harus

disingkirkan. Jika bahaya suatu aksi tinggi, maka penting untuk

memikirkan sudut pandang lain, lebih spesifik apa yang akan diperoleh

dengan tetap dinamis, sehingga cenderung ditentukan apakah

pergerakan tersebut harus diperluas. Dengan menghentikan latihan

yang mengacaukan potensi, peluang melewatkan peluang besar

diabaikan. Bagaimanapun, kekurangannya adalah hal itu juga dapat

menyebabkan hilangnya keuntungan. Latihan yang tidak aman bisa

sangat produktif. Selanjutnya, sistem ini sangat baik bila digunakan jika

semuanya gagal.

b. Transfer risiko ke pihak ketiga

Ide dengan perlindungan. Kontrak perlindungan pada dasarnya

memindahkan bahaya yang dimulai dengan satu pengumpulan lalu ke

pengumpulan berikutnya dengan imbalan biaya. Misalnya, jika Anda

memiliki rumah, ada bahaya kebakaran, pencurian, atau bahaya

Page 42: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

26

lainnya yang tinggi. Dengan mengikuti rencana perlindungan, Anda

dapat memindahkan bahaya ini ke agen asuransi. Jika terjadi musibah,

lembaga asuransi akan menanggung musibah tersebut.

c. Kelola risiko

Akibatnya, dalam kasus yang oke, langkah terbaik adalah

menangani kasus bahaya itu. Misalnya, terbukti bahwa usaha dan

kerangka kerja modern dapat membatasi bahaya ini, kemungkinan

memiliki bahaya kritis. Dengan tujuan agar diperhitungkan secara

umum aman juga. Kasus seperti ini memungkinkan administrator untuk

mengetahui dan menangani bahaya ini.

5. Pemantauan dan review

Para eksekutif secara konsisten menyaring dan mengaudit

setiap bahaya saat ini serta peluang dan kecukupan kontrol internal,

apakah kontrol internal yang ada memadai untuk mengawasi dan

mencegah bahaya di dalam organisasi atau tidak.

6. Komunikasi dan konsultasi

Pada tahap ini, manajemen akan terus mengkomunikasikan

risiko dan berkonsultasi dengan setiap departemen bisnis di

perusahaan tentang cara mengelola risiko. Pada saat yang sama,

dalam penerapan manajemen risiko, audit internal diharapkan dapat

membantu mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko, serta

meningkatkan kualitas manajemen risiko melalui saran dan solusi

sehingga berperan aktif. Terkait tata kelola perusahaan, audit internal

diharapkan dapat memperbaiki proses tata kelola yang ada dengan

Page 43: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

27

melakukan penilaian serta memberikan saran dan solusi, sehingga

membantu memberikan kepercayaan terhadap penerapan tata kelola.

12. Definisi risiko

Menurut (Asiyanto, 2009), risiko adalah peristiwa potensial yang dapat

dihindari atau dihindari seminimal mungkin, sehingga dampaknya

setidaknya dapat diterima sesuai dengan rencana kami atau dalam kisaran

yang dapat diterima, dan tidak akan mengganggu secara signifikan

Menentukan tujuan.

13. Jenis risiko perusahaan

Dalam buku “Project worker Danger The board” (Asiyanto, 2009)

disebutkan bahwa: ketika semua dikatakan selesai, bahaya bisnis

(organisasi) dapat dibagi menjadi dua kelas, khususnya

a. Risiko keuangan (risiko keuangan)

Risiko keuangan dapat dibagi menjadi 4 sub-kategori:

1. Risiko pasar, yaitu risiko kerugian finansial yang disebabkan oleh

perubahan nilai aset yang dijual (aset yang dapat diperdagangkan)

2. Risiko piutang usaha (risiko kredit), yaitu risiko kerugian finansial yang

disebabkan kegagalan klaim piutang yang ada.

3. Risiko operasional (Operational risk) adalah risiko kerugian finansial

akibat kegagalan perusahaan dalam mengoperasikan.

4. Risiko Reputasi, yaitu risiko kerugian finansial akibat hilangnya

peluang usaha yang disebabkan oleh turunnya reputasi perusahaan

b. Dari segi risiko non keuangan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

Page 44: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

28

1. Perspektif mikro, yaitu merupakan risiko yang timbul akibat

ketidakjelasan dari faktor internal perusahaan, misalnya: personel,

alur, peristiwa, sistem dan teknologi.

2. Dari segi mikro, risiko yang timbul akibat ketidakjelasan suatu

keadaan diluar sebuah perusahaan (misalnya pemerintahaan, area

perindustrian lokal, area priindustrian internasional, dan lingkungan

masyarakat).

14. Peran audit internal dalam proses manajemen risiko

Bagian dari evaluator dalam bahaya, dewan bergeser dari organisasi ke

organisasi. Ini karena rumitnya berbagai bahaya. Dengan kerumitan yang

berkembang dari bahaya perusahaan interior dewan, tugas tinjauan batin

dalam bahaya perusahaan para eksekutif kadang-kadang akan berubah.

(Karmudiandri, 2014))

Sesuai (Karmudiandri, 2014) bagian dari tinjauan interior dalam

bahaya yang digabung oleh dewan latihan:

a. Peninjauan batin nol dalam pekerjaannya di zona bahaya utama, untuk

mempermudah dewan mengenali bahaya ini.

b. Memeriksa aktivitas bahaya para eksekutif di seluruh asosiasi,

c. Beri penegasan untuk membahayakan papan,

d. Tawarkan bantuan dan ambil bagian secara efektif dalam bahaya siklus

eksekutif,

e. Penilaian bukti / bahaya yang dapat dikenali sebelumnya dan pelatihan

administrasi online dalam bahaya dewan dan kontrol ke dalam,

f. Mengorganisir laporan bahaya kepada kepala, kepala, dewan peninjau

dan organisasi yang berbeda.

Page 45: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

29

Penilaian inward inspektur tentang latihan perbankan mengingat

kekurangan pengendalian batin, namun juga mengingat ketidakcukupan

untuk bahaya kerangka dewan. Inspektur interior adalah alat dari staf

manajerial puncak untuk menjamin bahwa semua kantor organisasi

memiliki pemahaman yang sama tentang bahaya. (Karmudiandri, 2014).

Pekerjaan tinjauan batin dalam bahaya eksekutif adalah bahaya

siklus dewan. Intinya adalah untuk memastikan bahwa bahaya siklus

papan bekerja seperti yang diharapkan dan dapat mencapai tujuan dalam

asosiasi. Interaksi evaluasi bahaya yang dilakukan dewan direksi dimulai

dengan membedakan semua bahaya yang diterapkan oleh para

pengurus, kemudian menggunakan teknik review berbasis bahaya

dengan memperhatikan bahaya yang mendasar, yaitu secara spesifik

serangkaian tahapan yang berisi inovasi dan metodologi pengecekan.

dari bank tertentu. Untuk peluang-peluang yang ada dalam latihan bisnis

keuangan, setelah membedakan bahaya-bahaya ini, pertama-tama fokus

pada penilaian bahaya dari setiap unit kerja yang diperiksa, kemudian

uraikan evaluasi potensi kemalangan dan ukuran kemalangan, yang

dituangkan dalam tinjauan tahunan merencanakan dan meninjau rencana

keuangan. Kirimkan ke grup penasihat dan staf manajerial puncak untuk

mendapatkan dukungan. (Karmudiandri, 2014)

Tinjauan ke dalam mencirikan cakupan tinjauan dari setiap

tindakan yang dapat diaudit, pusat tinjauan dan metode tinjauan yang

diatur, dan rencana tinjauan. Tinjauan batin akan mengaudit perintah ke

dalam atas bahaya yang baru-baru ini dikenali dan mengawasi pergantian

kejadian dan penentuan bahaya yang dipilih oleh strategi eksekutif oleh

Page 46: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

30

dewan. (Karmudiandri, 2014) Terlebih lagi, mengamati pameran dan

pemanfaatan bahaya strategi para eksekutif dalam bahaya pengurus

yang ada saat ini untuk melihat kelangsungan penggunaan teknik-teknik

tersebut. Audit tinjauan ke dalam ini akan mengumpulkan dan

menunjukkan setiap penemuan. Apakah ada penyimpangan dari standar

dan teknik saat ini, dan apakah hasilnya dicatat atau diarsipkan dengan

tepat, pemeriksa interior akan mengatur laporan bahaya kepada

direktorat, kepala dan dewan peninjau. (Karmudiandri, 2014)

Pekerjaan tinjauan interior memberikan metodologi sehingga

kekuatan batin atas bahaya pengaturan, siklus papan dapat mengurangi

bahaya ke tingkat yang memadai. Berbicara secara ekstensif, dalam

melaksanakan pekerjaan tinjauan batin, seperti yang ditunjukkan oleh

(Karmudiandri, 2014) sejauh mana inward review dilakukan

terhadap bank dan cabangnya

a. Menilai kesesuaian konstruksi kontrol ke dalam untuk memutuskan

sejauh mana kerangka tersebut ditetapkan untuk berhasil dan dapat

diandalkan untuk sepenuhnya menjamin bahwa target Bank Dunia

dapat dicapai secara memadai dan secara moneter;

b. Menilai kelayakan desain kontrol interior untuk memutuskan sejauh

mana desain tersebut bekerja dengan benar;

c. Dewan menilai sifat bahaya untuk memutuskan sejauh mana bahaya

yang ada telah dikenali dan diawasi secara wajar, sehingga orang

pada umumnya dapat yakin bahwa target Bank Dunia dapat menjadi

luar biasa dapat dicapai secara terus-menerus;

Page 47: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

31

d. Memperkuat administrasi perusahaan yang hebat melalui ulasan yang

kuat

B. Tinjaun Empiris

Tabel 2.1

Penelitian terdahulu

No Penelitian Judul Metode Hasil Penelitian

1 Yosua

Hasanambungan

Nainggolan

(2013)

Pengaruh

Keterlibatan

auditor

internal

dalam

manajemen

risiko

perusahaan

Metode yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah

metode anova

dua arah

Tingginya

keterlibatan auditor

internal dalam

manajemen risiko

perusahaan

berdampak negatif

terhadap pelaporan

prosedur risiko,

sedangkan

karakteristik

hubungan antara

auditor internal

dengan komite

tidak berdampak

pada pelaporan

prosedur risiko.

Makna penting dari

penelitian ini

adalah bahwa

Page 48: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

32

auditor internal

tidak perlu terlalu

dilibatkan dalam

proses dan

objektivitas

manajemen risiko,

walaupun memiliki

hubungan yang

erat dengan komite

audit harus selalu

dibuktikan

2 Romual Christo

(2012)

Peran audit

internal

dalam proses

manajemen

risiko pada

Pt. X

Penelitian ini

menggunakan

metode

penelitian

kualitatif

Peran audit internal

dalam proses

manajemen risiko

perusahaan adalah

mengevaluasi

pelaksanaan

proses manajemen

risiko departemen

keuangan dan

memberikan

jaminan penuh

kepada

manajemen untuk

memastikan bahwa

Page 49: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

33

proses manajemen

risiko sudah benar

dan diterapkan

sepenuhnya untuk

mengelola risiko

keuangan utama di

perusahaan. dan

memberikan

perbaikan dan

rekomendasi untuk

mengembangkan

proses manajemen

risiko.

3 Arwin

Kamudiandry

(2014)

Peran audit

internal

dalam

manajemen

risiko Bank

Penelitian ini

menggunakan

metode

kuantitatif

Audit internal bank

telah memberikan

kontribusi yang

sangat baik

terhadap

manajemen risiko,

khususnya

manajemen kredit,

kredit bermasalah

turun signifikan

menjadi 1,09%

pada akhir

Page 50: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

34

Desember 2008,

yang membuktikan

hal tersebut.

Prinsip mengetahui

nasabah

merupakan bagian

tak terpisahkan dari

bank yang belum

mengeluarkan

prosedur

manajemen risiko

dan informasi risiko

secara

keseluruhan.

Departemen audit

berbasis risiko,

pelaksanaan dan

pelaporan audit

telah dilakukan

sesuai dengan

standar

pelaksanaan fungsi

audit internal bank

yang ditetapkan

oleh BI.

Page 51: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

35

4 Syahris, SE

(2013)

Peran auditor

internal dan

sistem

pengendalian

–internal

(SPI) dalam

pengelolaan

risiko di

lembaga

keuangan

syariah

Metode

analisis

deskriptif

Auditor internal dan

sistem

pengendalian

internal (SPI)

memainkan peran

penting dalam

proses manajemen

risiko lembaga

keuangan Islam

5 Kurniawati SE,

M. AK

Enterprise

Risk

Manajement

(ERM) serta

peranan

internal audit

dalam

Enterprise

Risk

Manajement

Metode

Kuantitatif

ERM hanyalah alat

/metode, dan

keberhasilannya

sangat bergantung

pada peran pihak

yang merancang

kerangka ERM

untuk

menyesuaikan

dengan kebutuhan

perusahaan.Partai

tersebut

menjalankan ERM

sesuai dengan

Page 52: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

36

saluran yang telah

ditentukan dan

pihak yang

independen dan

obyektif, yaitu,

auditor internal.,

Bertanggung jawab

untuk memantau

dan mengevaluasi

apakah proses

ERM telah

beroperasi secara

efektif

Yosua Hasudungan Nainggolan mengarahkan investigasi bertajuk

"Pengaruh Kepentingan Inward Evaluator dalam Bahaya Organisasi Para

Eksekutif". Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi yang tinggi dari

evaluator ke dalam dalam bahaya perusahaan para eksekutif sebaliknya

mempengaruhi laporan ukuran bahaya, sedangkan kualitas hubungan

antara peninjau interior dan dewan peninjau tidak berdampak pada laporan

ukuran bahaya. Pentingnya penyelidikan ini adalah bahwa penguji internal

tidak harus terlalu terkait dengan bahaya siklus dewan, meskipun mereka

memiliki hubungan yang nyaman dengan kelompok penasihat ulasan,

mereka harus secara konsisten memikirkan tingkat tujuan mereka

(Nainggolan, 2013).

Page 53: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

37

Eksplorasi yang disutradarai oleh Romual Christo bertajuk "The Job

of Inward Review in the Danger The Executive Interaction" di PT. X. Bahwa

tinjauan ke dalam mengambil bagian dalam menilai konsekuensi

penggunaan dalam bahaya siklus eksekutif di divisi moneter. Kemudian

tinjauan ke dalam memberikan konfirmasi kepada para eksekutif bahwa

siklus tinjauan yang telah diaktualisasikan telah dilakukan sesuai dengan

apa yang telah diselesaikan dan dapat mengawasi bahaya moneter di

dalam organisasi. Selanjutnya, tinjauan internal mengusulkan dewan untuk

meningkatkan dan menciptakan bahaya tindakan eksekutif (Christo, 2012).

Ujian yang disutradarai oleh Arwina Karmudiantry bertajuk "Bagian

Review Interior dalam Dewan Bahaya Bank". Hasilnya menunjukkan

bahwa tinjauan interior Bank Dunia telah membuat komitmen yang sangat

baik untuk administrasi peluang, terutama risiko kredit kepada para

eksekutif, hal ini dapat menunjukkan bahwa per Desember 2008 proporsi

kemajuan yang tidak berjalan berkurang secara fundamental menjadi

1,09%. Memahami standar Anda dan pelanggan Anda adalah bagian

penting dari pedoman yang telah ditetapkan seluruhnya saat menilai

bahaya siklus eksekutif, divisi tinjauan ke dalam harus mengikuti rencana

tinjauan berbasis bahaya. Inward review telah melakukan review dan

laporan sesuai dengan apa yang dikendalikan oleh bank bisnis global

(Karmudiandri, 2014)

Eksplorasi yang dipimpin Syahris ini memanfaatkan strategi

pengujian yang memukau bernama "tugas peninjau batin dan kerangka

kendali interior (SPI) dalam bahaya dewan organisasi moneter Islam". Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada dua bidang yang dimasukkan dan

Page 54: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

38

dianggap berperan penting dalam menangani bahaya bahaya dalam

yayasan moneter Islam. khususnya kerangka kontrol ke dalam (SPI) dan

peninjau batin.

Eksplorasi yang disutradarai oleh Kurniawati,SE,M.Ak bertajuk

"Endeavour Danger The Board (ERM)" dan menggunakan strategi

kuantitatif untuk mempertimbangkan "pekerjaan inner review dalam

bahaya korporasi bagi para eksekutif". Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ERM hanyalah sebuah aparatur / teknik, kemakmurannya umumnya

bertumpu pada pemenuhan kebutuhan organisasi. Bagian dari individu

yang merencanakan struktur ERM adalah bahwa pekerja yang

bertanggung jawab untuk menyelesaikan ERM bergantung pada saluran

apa yang telah diselesaikan dan perwakilan yang tidak terikat dan obyektif,

khususnya tinjauan ke dalam. bertanggung jawab atas pemeriksaan dan

penilaian pelaksanaan ERM agar penyuluh agr dapat berjalan dengan baik

(Kurniawati, SE, M. Ak. 2010).

C. Kerangka fikir

(Masiman, 2017) Auditor dapat berperan sebagai penyedia informasi

bagi perusahaan-perusahaan yang menginginkan dari lembaga yang tidak

terikat apapun dan obyektif. Sebagai seorang manajer senior, ia mutlak perlu

melapor sebagai tanggung jawab kepada perusahaan. Jika laporan disediakan

oleh staf, diasumsikan bahwa laporan pertanggungjawaban dapat "dipalsukan".

Auditor internal dapat bertindak sebagai organisasi yang independen dan

obyektif untuk menghasilkan laporan yang dapat dilaporkan untuk mengurangi

risiko ini. Dari hasil laporan yang telah dikerjakan oleh auditor internal kemudian

Page 55: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

39

mengeluarkan saran atau penilaian sebagai bahan untuk perbaikan untuk

perusahaan agar yang diharapkan dapat tercapai

Keberadaan auditor internal membuatnya tidak efisien dan hemat biaya

sehingga meminimalkan risiko kerugian bagi perusahaan. Dalam sebuah

perusahaan sudah keharusan bagi perusahaan untuk melakukan audit internal

untuk mengembangkan manajemen mutu. Tetapi berdasarkan kebutuhan

perusahaan audit internal dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan

perusahaan. Kerugian yang mungkin terjadi disebut risiko-risiko , yaitu kerugian

secara menyeluruh yang bisa menyebabkan kerugian bagi perusahaan, oleh

karena itu risiko disebut juga dampak dari suatu kemungkinan atau tindakan

atau peristiwa, dan dampaknya dapat berlawanan dengan tujuan. mencapai.

(Nawatri, topowijono dan Husaini, 2015).

Untuk mengendalikan risiko risiko maka pihak manajemen risiko

melakukan pengendallian risiko kredit dengan melewati berbagai rankaian

proses manajemen risiko. hal pengendalian risiko kredit, efektivitas yang terkait

dengan proses manajemen risiko bank adalah upaya yang dilakukan untuk

menggunakan sumber daya teknis secara tepat agar tercapai tujuan yang telah

ditetapkan (yaitu meminimalkan risiko kredit). (Nawatri, topowijono dan Husaini,

2015) Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan audit

internal dalam proses manajemen risiko pada perusahaan termasuk bank akan

menghasilkan efektivitas, yaitu kesesuaian antara rencana dan realisasi tujuan.

Page 56: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

40

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Peneilitian

Dalam melaksanakan penelitian ini penelit menggunakan metode

kualitatif ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang sebenarnya tentang

objek penelitian dengan data-data yang diproleh, kemudian diolah dan

dianalisis, dan menyimpulkan hasil penelitian . Tujuan dari penelitian kualitatif

deskriptif adalah untuk mendeskripsikan, mendeskripsikan atau

menggambarkan fakta secara sistematis dan akurat

B. Tempat dan waktu penelitian

Untuk mempertimbangkan data yang diperoleh maka pemilihan lokasi

penelitian sangat penting dilakukan, sehingga penelitian ini dilakukan di cabang

PT. Bank Rakyat Indonesia yang beralamat di jl. Ahmad Yani, Manurunge 11,

Tante Riattang Barat, Provinsi Sulawesi Selatan. Proyek penelitian tersebut

berlangsung sekitar dua bulan. Tujuan penentuan lokasi penelitian ini adalah

untuk mempromosikan atau mempercepat objek yang menjadi sasaran

penelitian. Oleh karena itu, penelitian akan difokuskan pada masalah utama

C. Fokus penelitian

Fokus penelitian ini adalah peran audit internal dalam proses

manajemen risiko PT. Bank Rakyat Indonesia, cabang Watampone

D. Jenis dan sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data utama adalah data langsung dari narasumber yang merupakan

perantara.Data utama adalah data lisan atau kata kerja, gerak tubuh atau

bentuk perilaku yang diberikan oleh subjek yang dipercaya (dalam hal ini

subjek penelitian) Variabel sedang dipelajari.

Page 57: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

41

b. Data Sekunder, merupakan data-data yang dapat diperoleh dari sumber-

sumber lain. Ini termasuk tinjauan pustaka dari penelitian ini. Ini termasuk

tinjauan pustaka dengan menggunakan berbagai buku, jurnal, hasil

penelitian sebelumnya dan artikel terkait sebagai bahan referensi.

Menafsirkan dan menganalisis data utama.

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah

a. Wawancara

Wawancara adalah untuk memperoleh informasi tentang tujuan

penelitian melalui tanya jawab dengan narasumber, sehingga pengumpulan

data tentang makna topik tertentu dapat dibangun. Gunakan alat bantu

berupa pedoman wawancara untuk wawancara terstruktur.

b. Observasi

Mengamati langsung berbagai departemen perusahaan untuk

mendapatkan bukti dan konfirmasi permasalahan PT Bank Rakyat

Indonesia.

c. Dokumentasi

Berupa bukti fisik bahwa peneliti benar-benar pernah melakukan

observasi di lapangan. Dokumen penelitian dapat berupa foto atau gambar,

yang dapat meningkatkan hasil penelitian di bidang ini

Page 58: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

42

Tabel 2.2 Pedoman wawancara

no Pertayaan

1 Apa risiko pemberian kredit?

2

Bagaimana auditor internal berpartisipasi dalam proses manajemen

risiko kredit?

3

Bagaimana audit internal mengontrol proses manajemen risiko

kredit?

4 Apakah hasil audit akan mempengaruhi risiko kredit?

F. Instrumen peneitian

Alat penelitian adalah alat yang digunakan dalam pekerjaan penelitian

untuk mengumpulkan data, sehingga dapat dilakukan kegiatan yang

sistematis.Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan alat penelitian

berupa pedoman wawancara dan menggunakan media seperti alat perekam

dan kamera yang ada di lokasi pengambilan gambar. Waktu penelitian

G. Metode analisis

Atas dasar penelitian kualitatif, metode analisis yang digunakan adalah

dengan menganalisis hasil wawancara yang diperoleh dari auditor internal PT.

Bank Rakyat Indonesia, cabang Watampone. Menurut (Miles dan Huberman)

kegiatan analisis meliputi tiga kegiatan simultan yaitu reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan / verifikasi; teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian kualitatif adalah hasil wawancara, reduksi data, analisis, dan

interpretasi data. Dan triangulasi. Kesimpulan dapat diambil dari hasil analisis

data. Berikut ini adalah teknik analisis data yang digunakan peneliti.

Page 59: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

43

a. Reduksi Data

Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis.Reduksi

data diartikan sebagai Proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yangmuncul

dari catatan catatan tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi data berlangsung

terus menerus, terutama selama proyek yang berorientasi kualitatif

berlangsung atau selama pengumpulan data. Selama pengumpulan data

berlangsung, terjadi tahapan reduksi, yaitu membuat ringkasan, mengkode,

menelusuri tema, membuat gugus gugus, membuat partisi, dan menulis

memo. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang memungkinkan

kesimpulan akhir ditarik dan diverifikasi, dengan demikian mempertajam,

mengklasifikasikan, membimbing, menghapus konten yang tidak perlu, dan

mengatur data. Setelah penelitian lapangan, proses reduksi atau konversi

data ini akan berlanjut hingga laporan akhir selesai dibuat. Oleh karena itu,

penelitian kualitatif dapat disederhanakan dan diubah dengan banyak cara

b. Triangulasi

Teknik yang berbeda (Nasution, 2003: 115) dapat digunakan untuk

triangulasi yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Selain

pengecekan kebenaran data, triangulasi juga dilakukan untuk memperkaya

data. Selain itu, triangulasi juga dapat digunakan untuk mengetahui

efektivitas interpretasi peneliti terhadap data, karena triangulasi bersifat

reflektif. Sementara itu, dalam penjelasan Tedi Cahyono, triangulasi kualitatif

merupakan proses yang harus dilalui peneliti antara lain proses yang

menentukan keabsahan informasi yang diperoleh kemudian menyusunnya

dalam penelitian. Teknologi pemeriksaan validitas data, yang menggunakan

Page 60: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

44

hal-hal selain data untuk memeriksa atau membandingkan dengan data.

Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah memeriksa melalui

sumber lain. Model triangulasi diusulkan untuk menghilangkan dikotomi

antara metode kualitatif dan metode kuantitatif, sehingga dapat menemukan

teori yang sesuai. Tujuan umum triangulasi adalah untuk meningkatkan

kemampuan teori, metode dan interpretasi penelitian (Murti B., 2006). Oleh

karena itu, triangulasi sangat penting dalam menjembatani dikotomi antara

penelitian kualitatif dan kuantitatif, dan pengumpulan data (triangulasi)

melibatkan observasi, wawancara, dan dokumentasi (Yin R.K, 2003).

Penyajian data merupakan kegiatan terpenting kedua dalam penelitian

kualitatif. Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi yang

terstruktur dapat menarik kesimpulan dan mengambil tindakan (Ulber

Silalahi, 2009: 340).

3. Menarik kesimpulan

Tahap terakhir dalam menganalisis data adalah menarik kesimpulan

dan memverifikasi data. Setelah mengumpulkan data-data yang dibutuhkan

untuk penelitian, peneliti mulai mencari makna objek, mencatat data secara

tertib, mengoreksi polanya, memberikan penjelasan, dan mencari sebab dan

akibat dari masalah tersebut. Kesimpulan yang awalnya tidak jelas akan

menjadi jelas dan rinci. Kemudian pada saat melakukan penelitian,

kesimpulan akhir berupa observasi dan rekaman dari serangkaian rekaman

lapangan. Kemudian mengaitkan observasi dan catatan dokumen hasil

wawancara dengan informan untuk memperkuat kesimpulan akhir yang

diperoleh selama proses penelitian.

Page 61: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran objek penelitian

a. Sejarah objek Penelitian

Bank Rakyat Indonesia (selanjutnya disebut BRI) merupakan bank

kepemilikan negara yang terbesar di indonesia yang didirikan oleh Raden

Bei Aria Wirjaatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah, dengan nama Hulp-en

Spaarbank der inlandsche Besturs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan

Tabungan (Indonesia) milik Priyayi. Berdiri pada 16 Desember 1895,

kemudian dijadikan sebagai hari lahir BRI. Setelah Indonesia merdeka,

berdasarkan peraturan pemerintah tanggal 1 Januari 1946, Pasal 1

menyebutkan bahwa prakarsa “One Belt One Road” merupakan bank

pemerintah pertama di Republik Indonesia. Selama perang untuk

mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, aktivitas "Belt and Road

Initiative" dihentikan untuk jangka waktu tertentu. Baru setelah

penandatanganan Perjanjian Renville pada tahun 1949, namanya diubah

menjadi "Union Bank Indonesia" . Saat itu, melalui nomor PERPU tersebut,

pada tahun 1960 dibentuklah 41 bank koperasi petani dan nelayan (BKTN)

yang merupakan hasil merger antara BRI, Bank Tani Nilayan dan

Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian, sesuai Keputusan Presiden

(Penpres) tanggal 9 September 1965, BKTN dilebur menjadi Bank Indonesia

dengan nama Bank Indonesia Urusan Tani dan Koperasi Nelayan

Setelah sebulan beroperasi, Penpres No. 17 17 tahun 1965 memuat

pendirian bank tunggal atas nama Bank Rakyat Indonesia. Dalam peraturan

baru ini, Bank Indonesia Koperasi, Petani dan Nelayan (dahulu BKTN)

Page 62: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

46

digabung dengan Divisi II Bank Rakyat Indonesia di perdesaan, dan Badan

Kesehatan dan Pelayanan menjadi Bank Rakyat Indonesia untuk ekspor. ,

bidang impor dan ekspor (impor dan ekspor) Departemen II. Menurut

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967, Undang-Undang Dasar Perbankan

dan Undang-Undang Bank Sentral tanggal 13 tahun 1968, pada dasarnya

memulihkan Bank Indonesia sebagai bank sentral dan Bank Rakyat

Republik Indonesia serta departemen impor dan ekspor. departemen,

masing-masing departemen dibagi menjadi dua bank, yaitu Bank Rakyat

Indonesia dan Bank Ekspor-Impor Indonesia. Selain itu, sesuai undang-

undang nomor 21 tahun 1968, misi utama BRI sebagai bank umum kembali

dibentuk.

Sejak 1 Agustus 1992, status BRI berubah menjadi perseroan

terbatas sesuai dengan SK No. 7 Tahun 1992 dan UU Perbankan 21 Tahun

1992. Selama ini PT. BRI (Persero) didirikan pada tahun 1895 dan

berkomitmen untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat kecil,

termasuk pelayanan kredit untuk kelompok wirausaha kecil. Hal ini antara

lain tercermin dari penerbitan KUK (Kredit Usaha Kecil) yang berkembang

menjadi Rp pada tahun 1994. 6.4198 milyar ditambah menjadi Rp. Rs 82.311

crore pada tahun 1995 dan 1999 sampai September. 20.466 miliar.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tercatat di Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tanggal 10 November

2003, mengukir sejarah dengan menerbitkan saham untuk pertama kalinya.

Setelah resmi tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebagai emiten atas

nama saham BBRI. Penerbitan saham perdana ini kemudian dilakukan

pengambilan dana, mendistribusikan surat-surat konfirmasi jatah kepad

Page 63: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

47

pihak investor. Saham yang didistribusikan dengan elektronik kemudian

malakukan pembayaran kepada pemerintah.

1. Visi dan Misi

a. Visi

Visi BRI adalah menjadi bank umum terkemuka yang selalu

mengutamakan kepuasan nasabah.

b. Misi

1. Memberikan pelayanan prima Melakukan kegiatan perbankan yang

terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil

dan menengah untuk menunjang perkembangan ekonomi masyarakat.

2. kepada semua nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan

didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan

melaksanakan Good Corporate Governance.

3. Memberikan keuntungan dan manfaat optimal kepada pihak-pihak

yang berkepentingan.

3. struktur organisasi PT.bank rakyat indonesia Cab. Watampone

Organisasi adalah tempat yang teridiri dari fungsi fungsi dari

beberapa SDM perusahaan untuk mencapai apa yang telah ditetapkan. Dan

mempermudah seluruh kegiatan kegiatan agar tercapai tujuan bersama

secara maksimal dan efektif

Page 64: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

48

Page 65: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

49

B. Hasil penelitian dan pembahasan

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, untuk itu mendapatkan

informasi dilakukan wawancara terbuka kepada responden atau dari pihak bank

itu sendiri yaitu ;

Berdasarkan hasil wawancara dari pihak Bank Rakyat Indonesia

Cabang watampone yaitu bapak Nur Akram Ahmad selaku audit internal pada

tanggal 16 desember 2020 dengan pertanyaan : risiko apa saja kah yang

ditemukan dalam pemberian kredit ?

Adapun jawaban dari bapak Nur Akram Ahmad menjelaskan bahwa:

“Ada beberapa risiko yang bisa muncul dalam pemberian kredit diantaranya: 1. Risiko operasional, seperti pemberian pinjaman tidak sesuai dengan prosedur Bank BRI karena kurangnya pendalaman informasi terhadap pihak debitur. 2. Risiko kredit itu sendiri, seperti iuran nasabah yang macet yang diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti bencana alam ataupun kebijakan ekonomi”.

Dari penjelasan diatas diketahui bahwa risiko tersebut dapat

menimbulkan kredit. Namun untuk mengurangi risiko kredit tersebut maka

dilakukan penjadwalan ulang (menstrukturisasi) seperti, diberi keringanan tidak

melakukan pembayaran selama 12 bulan atau tidak melakukan pembayaran

selama enam bulan tergantung dari analisis dari pihak lapangan bank BRI.

Kemudian pertayaan selanjutnya pada tanggal 16 desember 2020

mengenai : bagaimanakah keterlibatan auditor internal dalam proses

manajemen risiko kredit ?

Adapun jawaban dari bapak Nur Akram Ahmad menjelaskan bahwa:

“Bahwa auditor internal sangat berperan penting dalam meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko kredit. Dimana Audit internal berperan untuk mendukung keberjalanan manajemen risiko sebagai fungsi controlling dan yang menjamin bank berjalan sesuai dengan perencanaan dan mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai”.

Page 66: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

50

Dari penjelasan diatas diketahui bahwa audit internal memiliki peran

yang sangat penting sehingga untuk meminimalisir kemungkinn terjadinya

risiko kredit, audit internal berperan untuk mendukung keberjalanan

manajemen risiko sebagai fungsi controlling dan menjamin bank berjalan sesuai

dengan perencanaan dan mengarah kepada tujuan ingin yang dicapai. auditor

internal kemudian menyalurkan pendapat dan merekendasikan atau

memberikan saran atau penialaian sebagai bahan untuk perbaikan kepada

pihak manajemen risiko

Pertanyaan selanjutnya pada tanggal 16 desember 2020 yaitu :

bagaimanakah upaya yang dilakukan audit internal dalam mengendalikan

proses manajemen risiko kredit ?

Adapun jawaban dari bapak Nur Akram Ahmad menjelaskan bahwa:

“untuk mengendalikan proses manajemen risiko kredit, audit internal memberikan penilaian efektivitas atau memberikan rekomendasi untuk digunakan pihak manajemen dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko-risiko”.

Dari penjelasan diatas diketahui bahwa audit internal memberikan

pengaruh penting terhadap risiko-risiko yang kemungkinan terjadi. Hasil

tersebut digunakan pihak manajemen untuk Memperbaiki atas yang telah

disarankan oleh pihak manajemen risiko kredit. Kemudian pihak manajemen

risiko mengelola risiko tersebut agar dapat berjalan denga efektiif

Pertanyaan selanjutnya pada tanggal 16 desember 2020 yaitu :

apakah hasil audit internal mempengaruhi risiko-risiko kredit yang akan terjadi?

Adapun jawaban dari bapak Nur Akram Ahmad menjelaskan bahwa:

“sangat berpengaruh karena hasil audit tersebut digunakan sebagai bahan perbaikan atau evaluasi agar suatu kejadian tidak terulang lagi”.

Page 67: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

51

Dari penjelasan diatas diketahui bahwa hasil audit internal member

gambaran atas risiko kredit yang kemungkinan bisa terjadi sehingga hasil audit

internal tersebut digunakan oleh pihak manajemen sebagai bahan perbaikan

atau evaluasi agar dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko-risiko

kredit yang sama.

a. Proses manajemen risiko

1. Identifikasi risiko

Pada tahap ini dewan harus melakukan upaya yang kuat untuk

memutuskan semua bahaya yang dapat mempengaruhi pengakuan

tujuan organisasi. ID Bahaya memerlukan eksplorasi dan strategi yang

cermat untuk menemukan dan membedakan bahaya signifikan yang

diharapkan dalam semua aspek operasi. Tahap ini berarti mencatat

semua bahaya, baik bahaya ini telah dikendalikan melalui pengendalian

batin atau belum. Untuk bahaya yang telah dibatasi oleh kendali ke dalam,

papan biasanya menunjukkan ketergantungan pada pengalaman dan

informasi yang dapat diverifikasi. Untuk sementara, untuk bahaya yang

belum terjadi atau masih rawan terjadi, akan dilakukan peragaan bahaya

untuk memberikan data yang lengkap, yang akan menjadi alasan

dilakukannya investigasi bahaya.

2. Analisi risiko

Setelah mengidentifikasi risiko utama perusahaan, langkah

selanjutnya adalah menilai kemungkinan dan pentingnya risiko. Metode

yang dapat diterapkan sangat berbeda dengan teknik kualitatif rinci dan

analisis kuantitatif matematis. Tujuannya adalah untuk membantu

Page 68: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

52

manajemen menentukan risiko mana yang paling membutuhkan

perhatian.

3. Penilaian risiko

Untuk menghadapi bahaya yang dihadapinya, organisasi harus

terlebih dahulu mengevaluasi bahaya ini. Bahaya mana yang merupakan

bahaya terbesar bagi organisasi dalam presentasi moneter secara umum,

sehingga kemajuan penting dapat diambil untuk menangani bahaya ini.

Pemanfaatan bahaya dewan dalam suatu organisasi adalah tugas para

eksekutif. Dalam mengevaluasi bahaya, para eksekutif akan

mengaktualisasikan sebuah siklus yang mempertentangkan derajat

bahaya dan pedoman bahaya pada premis yang sama. Konsekuensi

evaluasi bahaya dituliskan sebagai daftar kebutuhan bahaya yang

dianggap memiliki wilayah bahaya yang tinggi, yang akan diikuti seperti

halnya menyaring wilayah yang umumnya aman. Salah satu strategi yang

dapat digunakan organisasi dalam evaluasi bahaya adalah dengan

memanfaatkan teknik grid, di mana unit khusus asosiasi diatur, dan

peluang dimasukkan dalam garis level dan vertikal. Pada saat itu, para

eksekutif akan menilai bahaya untuk setiap jenis bahaya di setiap unit

khusus, dan akan mengetahui hasil dalam sel di mana merah

menunjukkan bahaya tinggi, kuning menangani bahaya sedang, dan hijau

alamat umumnya aman.

4. Tindakan atas risiko

Manajemen menghadapi pilihan lain dalam menghadapi risiko,

yaitu:

a. menghindari resiko

Page 69: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

53

Sekali-sekali, bahayanya tidak main-main dan harus

disingkirkan. Jika bahaya suatu gerakan tinggi, maka pada saat itu

harus fokus pada latihan yang dapat merepresentasikan bahaya,

kemudian memutuskan apakah tindakan tersebut harus diperluas.

mencegah latihan yang mungkin benar-benar merugikan, merugikan,

ditiadakan. Namun, kekurangannya adalah hal itu juga dapat

menyebabkan hilangnya keuntungan. Latihan yang berbahaya bisa

sangat produktif. Oleh karena itu, jika semuanya gagal, prosedur

seperti itu harus diterapkan

b. Mengalihkan risiko kepada pihak ketiga

Ide dengan perlindungan, yang memindahkan peristiwa

berbahaya dari individu dalam bahaya ke individu yang mengakui

bahaya dengan imbalan biaya. Misalnya, ketika Anda memiliki

kendaraan, semua hal dipertimbangkan, kecelakaan dan bahaya yang

berbeda akan terjadi. Dengan perlindungan dari kecelakaan atau

bahaya, kerugian yang dialami dapat dipindahkan ke penyedia jaring

pengaman untuk terjadinya.

c. Mengelola risiko

Dengan cara ini, dalam kasus yang oke, langkah terbaik adalah

menangani kasus bahaya itu. Misalnya, tidak diragukan lagi bahwa

spekulasi dan kerangka kerja yang rumit dapat membatasi bahaya ini,

kemungkinan memiliki bahaya yang sangat besar. Jadi itu dianggap

oke juga. Kasus seperti ini memungkinkan pengawas untuk

mengetahui dan menangani bahaya ini.

5. Monitoring dan review

Page 70: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

54

Manajemen selalu memantau dan meninjau semua risiko yang

ada dan kemungkinan serta efektivitas pengendalian internal, terlepas

dari apakah pengendalian internal yang ada sudah cukup untuk

mengelola dan mencegah risiko perusahaan

6. Komunikasi dan konsultasi

Pada tahap ini, manajemen akan terus mengkomunikasikan risiko

dan berkonsultasi dengan setiap departemen bisnis di perusahaan

tentang cara mengelola risiko. Pada saat yang bersamaan, dalam

penerapan manajemen risiko diharapkan audit internal dapat membantu

mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko, serta berperan aktif melalui

saran dan solusi untuk meningkatkan kualitas manajemen risiko. Terkait

tata kelola perusahaan, audit internal diharapkan dapat memperbaiki

proses tata kelola yang ada dengan melakukan penilaian serta

memberikan saran dan solusi, sehingga membantu memberikan

kepercayaan terhadap penerapan tata kelola.

b. Audit internal memegang peranan penting dalam proses manajemen risiko

kredit yaitu

1. Audit internal menjamin berjalannya manajemen risiko kredit telah

dilaksankan sesuai dengan aturan organisasi yang telah ditetapkan.

2. Melaporkan risiko-risiko kepada manajemen.

c. Peran audit dalam manajemen risiko kredit.

1. Menganalsis kreditur

Pertama-tama auditor internal menelaah informasi tentang pihak

kreditur kemudian menelusuri laporan identitas pelanggan yang

diterbitkan oleh pemasar, kemudian memeriksa apakah neraca

Page 71: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

55

pelanggan sesuai dengan bisnisnya. Data pribadi, dan periksa akun

pelanggan secara keseluruhan.

2. Analisis permasalahan.

Kemudian, bank mempertimbangkan apakah dapat dengan bebas

mengonfigurasi barang-barang ini tanpa membuat pelanggan merasa

tidak keberatan dengan pihak bank. Namun, pihak bank akan secara

terang-terangan mengajukan masalah-masalah buruk tersebut kemudian

diproses secara hukum

3. Penyelesaian kredit.

Peran audit internal berusaha untuk meminimalisir kemungkinan

terjadinya risiko-risiko, fungsi dari pihak pemasaran berfokus dengan

jumlah pelanggan dan pencairan dana pelanggan dan tidak

mengutamakan risiko-risko. Fungsi dari permsaran tersebut hanya pada

billing dan pemberitahuan angsuran. Apabila pihak pelanggan mengalami

tunggakan maka pihak akan memfokuskan ke debitur

d. Peran audit internal dalam memberikan rekomendasi yaitu :

1. Perbaikan

Saran auditor untuk perbaikan dalam bentuk bantuan kredit yaitu

memberikan potongan harga kepada nasabah melalui penjadwalan ulang

(restrukturisasi) untuk mengurangi angsuran sesuai kemampuan debitur,

dan menambah (memperpanjang) jangka waktu tanpa tunggakan / kredit

macet berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak

2. Penyelesaian

Pihak bank akan memberikan rekomendasi, yaitu melakukan

penjualan atau pelelangan barang atau aset yang dijadikan jaminan pada

Page 72: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

56

saat pengambilan kredit. Dalam proses penjualan tersebut pihak nasabah

dapat menjualnya sendiri atau dapat dibantu dari pihak bank itu sendiri.

Kemudian dari hasil penjualan barang atau aset tersebut digunakan

sebagai pembayaran atas piutang yang belum dibayar

3. Evaluasi proses manajemen risiko

Untuk mencegah risiko tersebut maka audit internal harusa

mampu mengungkap kemungkinan risiko yang akan terjadi, selanjutnya

menganalisa kejadian tersebut dan mengambi tindakan untuk

menghadapi kemungkinan risiko tersebut. Sehingga tingkat keefektifan

dan efektivitasan dalam memanajemen risiko kredit dalam perusahaan

dapat dievaluasi.dari hasil tersebut audit internal mengoptimalkan proses

evaluasi secara maksimal hal tersebut dapat di lihat dari hasil wawancara

langsung yang dilakukan dari peneliti. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

audit internal berpartisipasi secara langsung dalam melakukan

pengelolaan da pengendalian risiko-risko kredit yang mungkin terjadi.

Tugas utama dari audit internal adalah melakukan pengawasan terhadap

proses manajemen risiko kredit pada perbankan.

Page 73: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, penulis

dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Peran audit internal dalam proses

manajemen risiko kredit adalah audit internal melakukan evaluasi, saran dan

Rekomendasi guna untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh pihak

bank.Audit internal digunakan untuk mengontrol fungsi pengendalian bank

untuk memastikan bahwa bank beroperasi sesuai rencana dan mencapai

tujuannya. Tugas audit internal yang dilakukan oleh auditor adalah melakukan

audit internal bank dengan memastikan bahwa sistem / manajemen yang ada

di bank tersebut beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, adanya

audit internal dapat menghindari risiko kesalahan, penyalahgunaan dan

hambatan dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas bank. Tujuan

penerapan manajemen risiko kredit pada suatu perusahaan adalah untuk

mengurangi dan meminimalkan risiko kredit yang akan terjadi

B. saran

Berdasarkan hasil pembahasan dalam artikel ini, penulis

mengemukakan beberapa saran untuk PT. Bank rakyat Indonesia Cab

watampone

1. Bank harus lebih bersikap tegas dengan kreditor dalam hal ini pelunasan

kredit, dan harus menindaklanjuti pihak debitur yang berkuemungkinan bisa

menumbulkan risiko kredit

2. Penerapan manajemen risiko harus lebih dioptimalkan lagi agar dapat

menerima evaluasi dan pengawasan manajemen untuk meminimalisir

Page 74: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

59

kemungkinan risiko yang belum ditemukan

3. Audit internal memiliki peran yang sangat efektif, namun masih perlu

dikembangkan dan dioptimalkan dalam melakukan penilaian.

Page 75: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

60

DAFTAR PUSTAKA

Asiyanto, I. (2009). Jakarta: Manajemen risiko untuk kontraktor.pradnya

paramita.

Cashin, J. A. (1998). New York : Mcgrow-hill : New Internal Auditing.

Hery. (2010). Bandung : ALfabeta : Potret Profesi Audit Internal.

Indah, S. N. (2010). pengaruh kompetensi dan independensi auditor

terhadap kualitas audit : fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro

Semarang.

Karmudiandri, A. (2014). Peranan Audit Internal dalam Manajemen

Risiko Bank .Media Bisnis, 1-26.

Kaunang, A. F. (2013). Jakarta Pt Bhuana Ilmu Populer Kelompo

Gramedia:

Pedoman Audir Internal : Petunjuk Praktis Bagi Para Auditor Internal., 6.

Komaruddin. (1994). Bumi Aksara : Ensiklopedia Manajemen. Edisi 1

dan Edisi 2, 768.

Kumaat, V. G. (2011). Jakarta : Erlangga : Internal Audit, 12.

Masiman. (2017, januari 1). Kenapa Perusahaan Perluadnya audit

Internal.

Diambil kembali dari Masimam. 2017. Kenapa perusahaan perlunya

audit internal, (www.masimam.com diakses 17 januari 2017).:

Page 76: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

61

www.masimam.com

Moeller, R. R. (2009). Inc : Hoboken, New Jersey : Bringks Modem

Internal Auditing : A Common Body knowledge- 7th. John Wiley & sons.

Qintarah, S. d. (2014). Makassar : Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin : Pengaruh audit internal terhadap perusahaan

yang berada di wilayah Makassar., 243-246.

Setiawan, M. (2013). Persepsi Manajer Terhadap Fungsi Audit Internal,

Skripsi. fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Siahaan, H. (2009). Manajemen Risiko pada Perusahaan dan

Birokrasi. Jakarta: PT. Gramedia.

Tugiman, H. (2001). Bandung : Pengantar Audit Internal.

Page 77: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

62

LAMPIRAN

Page 78: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

63

Page 79: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

64

Pedoman Wawancara

Peran audit internal dalam proses manajemen risiko pada Bank Rakyat

Indonesia Cabang watampone. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,

oleh karena itu untuk memperoleh informasi yang lengkap, diperlukan wawancara

untuk menghimpun pokok-pokok permasalahan peneliti.

A. Lokasi penelitian

PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Watampone jl. Jend. Ahmad Yani No. 11,

Manurunge, Tanete Riattang Barat, Kab Bone, Sulawesi-Selatan

Identitas Informan :

1. Nama : Nur Akram Ahmad

2. Tanggal : 16 Desember 2020

3. Jabatan : Audit Internal

4. Jam : 15:00 WIB

5. Tempat wawancara : Kantor BRI Cabang Watampone

Pertayaan wawancara kepada bapak Nur Akram Ahmad

Peneliti Risiko apa saja kah yang ditemukan dalam pemberian

kredit ?

Bapak Nur Akram

Ahmad

Ada beberapa risiko yang bisa muncul dalam pemberian

kredit diantaranya: 1. Risiko operasional, seperti

pemberian pinjaman tidak sesuai dengan prosedur Bank

BRI karena kurangnya pendalaman informasi terhadap

pihak debitur. 2. Risiko kredit itu sendiri, seperti iuran

nasabah yang macet yang diakibatkan oleh beberapa

faktor, seperti bencana alam ataupun kebijakan

ekonomi”.

Page 80: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

65

Peneliti Bagaimanakah keterlibatan auditor internal dalam proses

manajemen risiko kredit ?

Bapak Nur Akram

Ahmad

Bahwa auditor internal sangat berperan penting dalam

meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko kredit.

Dimana Audit internal berperan untuk mendukung

keberjalanan manajemen risiko sebagai fungsi controlling

dan yang menjamin bank berjalan sesuai dengan

perencanaan dan mengarah kepada tujuan yang ingin

dicapai”.

Peneliti Bagaimanakah upaya yang dilakukan audit internal dalam

mengendalikan proses manajemen risiko kredit

Bapak Nur Akram

Ahmad

untuk mengendalikan proses manajemen risiko kredit,

audit internal memberikan penilaian efektivitas atau

memberikan rekomendasi untuk digunakan pihak

manajemen dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan

risiko-risiko”.

Peneliti Apakah hasil audit mempengaruhi risiko-risiko kredit yang

akan terjadi

Bapak Nur Akram

Ahmad

sangat berpengaruh karena hasil audit tersebut

digunakan sebagai bahan perbaikan atau evaluasi agar

suatu kejadian tidak terulang lagi”.

Page 81: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

66

Page 82: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …

67

BIOGRAFI

Arsal A.s panggilan Arsal, lahir di Bone pada tanggal 10

Januari 1997 dari pasangan suami istri Bapak H. Anwar dan

Ibu Hj. Daharia. Peneliti adalah anak ke- Lima dari 6

bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di Jln Perintis

Km. 3 BTN Antara Kota Makassar. Pendidikan yang telah

ditempuh oleh peneliti yaitu pendidikan Sekolah Dasar di SDN

12/79 Cakke Bone lulus tahun 2010, Melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah

Pertama di SMP N 1 Awangpone lulus tahun 2013, kemudian melanjutkan Sekolah

Menengah Atas di SUPM N Bone lulus pada tahun 2016. Pada tahun 2016 peneliti

melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi swasta, tepatnya di Universitas

Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada

Program Studi Akuntansi. Dan akhirnya peneliti menyelesaikan pendidikan strata

1 (satu) di jurusan Akuntansi pada tahun 2021.

Page 83: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …
Page 84: PERAN AUDIT INTERNAL DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO PADA …