25
i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUKAN GESHOOL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMK N 3 SALATIGA ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer oleh: Pinang Hiyu Shela Sitdhaya NIM: 702011098 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

i

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK

PAIR SHARE (TPS) BERBANTUKAN GESHOOL UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X

PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL

DI SMK N 3 SALATIGA

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer

oleh:

Pinang Hiyu Shela Sitdhaya

NIM: 702011098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

ii

Page 3: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

iii

Page 4: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

iv

Page 5: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

v

Page 6: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

vi

Page 7: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

vii

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Berbantukan Geschool Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X

Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital

Di SMK N 3 Salatiga

1)

Pinang H. Shela Sitdhaya 2)

Widya Damayanti, S.Pd., M.Sc.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

Email: 1)

[email protected] 2)

[email protected]

Abstract

Observations and interview to teachers and students on the subjects of digital simulation in SMK N 3

Salatiga, shows that learning model still make less conventional students are interested in learning

that the motivation to study students low. Needed renewal teaching methods that these problems can

be completed. Change learning model to motivate students can be done by applying learning model

cooperative type Think Pair Share (TPS) ( tps ) assisted geschool to improve the motivation to study

student. Then testing done uses experimental methods by design non-equivalent control group design

.Research done in four meetings , treat done in the second and third. Data collection using sheets

observation and the survey. Preliminary observations showed motivation grade students learning

experiment worth 36.43 % and grade control of 37.34 % .Next on the end of the show observation

motivation class learning experiment % reach 84.11 and grade control 56.55 % , while the results of

the poll a class experiment menunujukkan 81.51 % and grade control 77.00 % .The result showed that

learning model with cooperative type Think Pair Share (TPS) assisted geschool motivation can

improve student learning . Keyword : Think Pair Share (TPS) (TPS), geschool, motivation learning

Abstrak

Hasil observasi dan wawancara kepada guru dan siswa pada mata pelajaran simulasi digital di SMK N

3 Salatiga, menunjukkan bahwa model pembelajaran yang masih konvensional membuat siswa kurang

tertarik terhadap pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa rendah. Dibutuhkan pembaharuan

cara mengajar sehingga permasalahan tersebut dapat diselesaikan. Perubahan model pembelajaran

untuk memotivasi siswa dapat dilakukan dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) berbantukan Geschool untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Kemudian

pengujian dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan desain non-equivalent control group

design. Penelitian dilakukan dalam empat kali pertemuan, perlakukan dilakukan pada pertemuan kedua

dan ketiga. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan angket. Observasi awal

menunjukan motivasi belajar siswa kelas eksperimen sebesar 36.43% dan kelas kontrol sebesar

37.34%. Selanjutnya pada observasi akhir menunjukkan motivasi belajar kelas eksperimen mencapai

84.11% dan kelas kontrol 56.55%, sedangkan hasil angket menunujukkan kelas eksperimen 81.51%

dan kelas kontrol 77.00%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran dengan

Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantukan Geschool dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa.

Kata Kunci : Think Pair Share (TPS), geschool, motivasi belajar

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatikadan Komputer,

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 2)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Page 8: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

1

1. Pendahuluan

Guru dan siswa adalah faktor penting dalam pendidikan. Dibutuhkan kerjasama

antara guru dan siswa dalam suatu proses pembelajaran. Guru sebagai pendidik harus

bisa mengelola kelas serta membuat siswa merasa nyaman saat proses pembelajaran.

Guru harus bisa mendesain pembelajaran menjadi menarik dan melibatkan siswa

sehingga siswa membangun sendiri pengetahuannya. Salah satu upaya untuk menarik

dan melibatkan siswa, salah satunya yaitu dengan model pembelajaran yang

dipadukan dengan media.

Berdasarkan observasi di SMK N 3 Salatiga kebanyakan siswa tidak tertarik

dengan Simulasi Digital, karena model pembelajaran yang digunakan guru tidak

menarik bagi siswa. Guru hanya menerangkan sedangkan siswa hanya mencatat

tanpa ada aktivitas siswa. Hal ini menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa,

karena siswa lebih senang bermain handphone di belakang atau ramai sendiri dengan

teman ketika guru menjelaskan materi di depan, dan ketika guru melontarkan

pertanyaan kepada siswa, siswa cenderung diam tidak mau menjawab.

Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran simulasi digital di SMK N 3

Salatiga, siswa ramai sendiri saat pembelajaran berlangsung. Ketika diberi soal atau

tugas tidak langsung dikerjakan, dan tidak semua siswa mengumpulkan tugas yang

diberikan. Selain itu ketika guru melontarkan pertanyaan untuk mengetes pemahaman

siswa saat menjelaskan materi, siswa cenderung diam, hanya satu atau dua anak saja

yang mau menanggapi dan mengeluarkan pendapatnya. Selain itu dari hasil

wawancara dengan 10 orang siswa kelas X di SMK N 3 Salatiga menunjukkan bahwa

metode pembelajaran masih menggunakan metode konvensional atau ceramah dan

kurang memanfaatkan media. Hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik, merasa

bosan, mengantuk dan bahkan siswa lebih memilih berbicara/bermain ketika guru

memberikan penjelasan, serta tidak termotivasi untuk mengikut proses pembelajaran .

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas serta berdasarkan hasil observasi

terlihat bahwa motivasi belajar siswa masih rendah.

Salah satu upaya menciptakan pembelajaran yang menarik untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan model

pembelajaran kelompok (cooperative learning)[1]. Perubahan model pembelajaran

untuk memotivasi siswa dapat dilakukan dengan menerapkan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Model pembelajaran kooperatif adalah

metode pembelajaran dengan sistem pengelompokan yang beranggotakan

beberapa siswa yang mempunyai latar belakang kemampuan heterogen, dan

teknik Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu teknik yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran kooperatif. Teknik ini mengandung tiga unsur

penting yaitu Think (Berpikir), Pair (Berpasangan) dan Share (Berbagi). Siswa

mempunyai kesempatan untuk bekerja sendiri pada saat tahap Think dan

memperoleh kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain pada tahap Pair dan

Share.

Page 9: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

2

Selain pemilihan model pembelajaran, pemilihan media pembelajaran yang

digunakan diharapkan dapat menunjang kegiatan Think Pair Share (TPS) adalah

Geroom Geschool karena merupakan teknologi berbasis internet yang sederhana,

tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengakses di situs tersebut sebelum

menggunakannya. Geschool merupakan jejaring sosial pendidikan yang dibuat oleh

Indonesia. Geroom merupakan salah satu fitur untuk belajar private atau semacam

group pribadi untuk mengajar. Di dalam Geroom guru dapat membuat soal kuis, soal

tugas, dan soal latihan, serta dapat mensharing materi dengan siswa yang menjadi

member di Geroom guru tersebut. Dengan memanfaatkan Geroom itu, nantinya guru

lebih mudah mensharing materi dengan siswa dan melakukan test atau kuis untuk

mengukur kemampuan siswa.

Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah rendahnya motivasi

siswa dalam proses pembelajaran karena penggunaan metode pembelajaran yang

kurang tepat. Sehingga siswa kurang tertarik, merasa bosan, mengantuk,

berbicara/bermain ketika guru memberikan penjelasan, bahkan malas mengerjakan

soal atau tugas yang diberikan oleh guru. Pertanyaan penelitian untuk masalah

tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Think Pair Share (TPS) Berbantukan Geschool dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran simulasi digital di SMK N 3 Salatiga?.

Tujuan Peneitian

Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran simuasi digital dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS) berbantukan Geschool.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian yang dilakukan oleh I Gede Putu Ekadani Apriana, dkk

dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share (TPS) terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V Semester Genap

SD di Gugus III Kecamatan Kubu Tahun Pelajaran 2014/2015, penelitian tersebut

bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar PKn antara kelompok

siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS) dan kelompok siswa yang belajar dengan Model

Pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester genap SD di Gugus

III Kecamatan Kubu tahun pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah

penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V

SD di Gugus III Kecamatan Kubu tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 7

kelas dengan jumlah keseluruhan 167 orang. Ini ditentukan setelah dilakukan

uji kesetaraan menggunakan ANAVA satu jalur. Sampel penelitian ini, yaitu

siswa kelas V SDN 1 Tianyar dengan jumlah 25 orang sebagai kelompok

eksperimen dan siswa kelas V SDN 6 Tianyar dengan jumlah 29 orang sebagai

kelompok kontrol. Data tentang motivasi belajar dikumpulkan dengan

Page 10: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

3

menggunakan angket motivasi belajar. Data yang diperoleh dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu

uji-t. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan

motivasi belajar siswa kelas V semester genap antara kelompok siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata yang diperoleh siswa yang

dibelajarkan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS),

yaitu 121,94 yang berada pada kategori tinggi dan model pembelajaran

konvensional, yaitu 108,64 yang berada pada kategori sedang dan hasil dari

uji t, yaitu thitung = 7,868 dan ttabel = 1,671 jadi t hitung > ttabel. Nilai uji-t

tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa pada

pembelajaran PKn[2].

Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Kd.Jayanthi Riva Prathiwi,

dkk (2014) yang berjudul Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share (TPS) terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa

Pembelajaran IPS pada Kelas V Sekolah Dasar Gugus VIII Kecamatan Buleleng.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar dan

prestasi belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TPS

dan pembelajaran konvensional. Sebanyak 62 siswa kelas V SD Gugus VIII

Kecamatan Buleleng dipilih sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan desain

eksperimen post test only control group design. Data motivasi belajar

dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan data prestasi belajar

dikumpulkan dengan tes pilihan ganda. Uji validitas kuesioner dan tes dianalisis

dengan menggunakan Product Momentdan Point Biserial. Uji reliabilitas

kuesioner dan tes dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbachdan KR-20. Uji

hipotesis menggunakan MANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

pertama, terdapat perbedaan motivasi belajar yang signifikan antara siswa yang

mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TPSdan siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional (F=58,671); kedua, terdapat perbedaan restasi belajar

IPS yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe

TPS dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (F=15,438); ketiga,

secara simultan terdapat perbedaan motivasi belajar dan prestasi belajar IPS yang

signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TPS dan

siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (F=35,359)[3].

Penelitian-penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan pada penelitian

yang dilakukan. Terdapat kesamaan pada penelitian yang ada dengan yang akan

lakukan yaitu penerapan model belajar kooperatif tipe think pair share. Berbeda

dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh (1) I Gede Putu Ekadani

Apriana, dkk [1] meneliti motivasi belajar siswa (2) Kd.Jayanthi Riva Prathiwi,

dkk [2] meneliti motivasi dan prestasi belajar, penelitian kali ini meneliti

Page 11: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

4

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

berbantukan geschool untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran simulasi digital.

Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga

tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. seseorang

yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang

lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan

dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas

dengan prestasi yang telah dicapainya)

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang

dewasa (misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi,

keadilan, dan lain-lain)

4. Lebih senang bekerja mandiri

5. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)

6. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

7. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal[4].

Apabila seseorang mempunyai ciri-ciri dalam indikator tersebut, berarti

siswa mempunyai motivasi yang cukup kuat. Kegiatan belajar mengajar akan

berhasil baik jika siswa memiliki motivasi untuk belajar, tekun dalam menghadapi

tugas, senang memecahkan soal-soal, ulet dalam mengatasi kesulitan belajar. Hal-

hal tersebut penting diperhatikan oleh guru agar dapat memberikan motivasi

belajar yang tepat dan optimal[4].

Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Kooperatif adalah metode pembelajaran dengan

sistem pengelompokan yang beranggotakan beberapa siswa yang mempunyai

latar belakang kemampuan heterogen[1].

Pembelajaran kooperatif dapat memberikan dampak positif terhadap

peningkatan motivasi belajar, aktivitas belajar, prestasi belajar, hubungan

sosial, serta menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang

lain[6].

Terdapat dua komponen utama Metode Pembeljaran Kooperatif yaitu

komponen tugas kooperatif (cooperative task) dan komponen struktur insentif

kooperatif (cooperative incentive structure). Tugas kooperatif berfungsi

supaya anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas, sedangkan struktur

insentif berfungsi untuk membangkitkan motivasi individu sebagai bagian dari

kelompok untuk menyelesaikan tugas kelompok. Salah satu hal yang menarik

dari pembelajaran kooperatif yaitu adanya struktur insentif di atas, setiap

Page 12: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

5

anggota kelompok akan berusaha untuk belajar, mendorong, dan memotivasi

anggota lain untuk dapat menguasai materi pelajaran agar tujuan kelompok dapat

tercapai[1].

Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Teknik Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu teknik yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran kooperatif. Teknik ini mengandung tiga unsur

penting yaitu Think (Berpikir), Pair (Berpasangan) dan Share (Berbagi). Siswa

mempunyai kesempatan untuk bekerja sendiri pada saat tahap Think dan

memperoleh kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain pada tahap Pair

dan Share. Teknik ini dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa[5].

Tahapan-tahapan dalam teknik Think Pair Share (TPS) ini adalah:

1. Berpikir (Thinking)

Guru mengajukan masalah atau pertanyaan yang dikaitkan dengan pelajaran

dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir

sendiri jawaban dari masalah. Dengan tahap ini, siswa akan berusaha

menggali kemampuannya sendiri, sehingga secara tidak langsung sebenarnya

siswa telah menyiapkan bahan untuk berdiskusi pada tahap pairing.

2. Berpasangan (Pairing)

Setelah siswa bekerja secara mandiri siswa akan bertukar pikiran dengan

pasangannya. Oleh karena itu guru meminta siswa untuk berpasangan

dengan teman sebangkunya dan mendiskusikan apa yang telah mereka

peroleh. Siswa sebaiknya dipasangkan dengan siswa lain yang diharapkan

ketika mereka berdiskusi akan ada hubungan saling menguntungkan di

dalamnya. Untuk menciptakan kondisi semacam ini, guru dapat

menentukan terlebih dahulu pasangan-pasangan dalam kelas tersebut.

Salah satu alternatif cara untuk mencari pasangan dalam tahap ini yaitu:

a. Membuat kartu-kartu yang sifatnya berpasangan.

b. Setiap siswa memegang 1 buah kartu kemudian ditunjukkan ke teman-

temannya.

c. Sesuai dengan kartu masing-masing, siswa mencari pasangan dari

kartunya. Siswa lain yang memperoleh pasangan kartunya ini akan

berpasangan nantinya dalam berdiskusi.

d. Siswa berdiskusi dengan pasangannya.

3. Berbagi (Sharing)

Dengan berdiskusi bersama pasangannya, siswa tentu akan memperoleh

tambahan pemikiran. Akan tetapi hasil diskusi pasangan-pasangan tersebut

perlu untuk didiskusikan dalam kelompok yang lebih besar lagi. Hal ini

dapat dilakukan dengan guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas mengenai apa yang telah mereka bicarakan.

Beberapa teknik dalam tahap berbagi ini salah satunya yaitu setiap pasangan

Page 13: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

6

berbagi dengan pasangan lain, sehingga dalam kelompok diskusi berjumlah

4 siswa [6].

Relevansi Think Pair Share (TPS) dengan Motivasi Belajar

Dengan menerapakan metode Think Pair Share (TPS) diharapkan siswa

lebih tertarik mengikuti pembelajaran, mengurangi siswa yang berbicara di luar

materi karena siswa akan berdiskusi sesuai dengan materi. Selain itu karena

kegiatan Think Pair Share (TPS) banyak melibatkan siswa, dengan seperti itu

dapat mengurangi keramaian dan siswa akan lebih termotivasi untuk belajar

karena sering dilibatkan dalam proses pembelajaran. Dalam proses diskusi siswa

satu dengan yang lain akan saling memotivasi agar pekerjaan kelompok

terselasaikan dengan baik.

Geschool

Geschool adalah jejaring sosial pendidikan bertujuan untuk pertemanan

dengan berbagai fitur dan geschool menggabungkan kemampuan jejaring sosial

Facebook dan Twitter sehingg layak untuk menjadi media sosial baik pelajar

maupun masyarakat secara luas. Dan karena berbasis pendidikan ini Geschool

secara khusus membangun komunitas sekolah – sekolah baik secara akademis

maupun sosial. Untuk dapat mengakses geschool dapat melalui www.geschool.net

seperti gambar 1 berikut ini : Gambar 1. Tampilan masuk geschool

Page 14: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

7

Gambar 2. Tampilan awalan pada home geschool

Di dalam Geschool tersebut juga terdapat Geroom yang digunakan untuk

berlajar private atau semacam group pribadi untuk mengajar. Di dalam Geroom

guru dapat membuat soal kuis, soal tugas, dan soal latihan, serta dapat mensharing

materi dengan siswa yang menjadi member di Geroom guru tersebut. Dengan

memanfaatkan Geroom itu, nantinya guru lebih mudah mensharing materi dengan

siswa dan melakukan test atau kuis untuk mengukur kemampuan siswa. Tampilan

Geroom dapat dilihat pada gambar 3 sebagai berikut: Gambar 3. Tampilan geroom

3. Metodologi Penelitian

Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif Quasi

Experimental. Quasi experimental disebut juga eksperimen semu, yaitu metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendali. Desain penelitian yang digunakan yaitu

Nonequivalent Control Group Design, dimana terdapat dua kelompok sampel

yang tidak dipilih secara acak[7]. Kemudian dilakukan observasi untuk

mengetahui keadaan awal dan akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Page 15: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

8

Tabel 1. Desain Nonequivalent Control Group Design

Penelitian ini dilakukan empat kali perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Dalam

penelitian eksperimen, jumlah perlakuan dilakukan berdasarkan paket eksperimen,

apabila batas waktu sudah habis, maka eksperimen dianggap selesai[8].

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

observasi dan angket. Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan pengamatan secara teliti serta pencatatan. Observasi

merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan secara sengaja dengan

cara mengamati secara langsung objek yang akan diteliti, yaitu siswa[9]. Metode

observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui berlangsungnya proses

pembelajaran. Metode observasi digunakan untuk untuk mengetahui motivasi

belajar pada proses pembelajaran. Angket merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya [7]. Angket motivasi siswa dilakukan

dan pada pertemuan keempat untuk mengetahui tingkat akhir motivasi belajar

siswa dan sebagai pendukung hasil observasi. Dalam kelas kontrol menerapkan

pembelajaran dilaksanakan tanpa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS).

Teknik Pengumpulan data

a. Observasi

Indikator pada lembar observasi didasarkan pada indikator motivasi

belajar. Indikator motivasi belajar siswa yang akan diteliti dapat dilihat pada

tabel 2 berikut[4][10]: Tabel 2. Kisi-kisi lembar observasi motivasi belajar

Indikator Uraian

Tekun menghadapi tugas Siswa mengerjakan seluruh soal yang diberikan

dengan tuntas

Ulet menghadapi kesulitan Siswa berusaha mencari jawaban dari sumber

referensi yang lain dan bertanya kepada

Lebih senang belajar mandiri Siswa mengerjakan tugas secara mandiri dan

tidak bertanya kepada teman.

Menunjukkan minat terhadap

pelajaran.

Sisswa selalu memperhatikan pelajaran

Siswa berdiskusi sesuai materi yang sedang

diberikan guru

Siswa sering menyumbangkan ide, sering

Kelompok Observasi

Motivasi awal

Perlakuan Observasi

Motivasi akhir

Kelas

Eksperimen

√ √ √

Kelas

Kontrol

√ - √

Page 16: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

9

bertanya dan memberikan pendapat saat proses

pembeajaran

Dapat mempertahankan pendapatnya

Siswa dapat menjelaskan alasan atau

memberikan argument atas pekerjaannya

dengan benar

Tidak mudah melepas hal yang

diyakini.

Siswa memilih membuktikan perkerjaannya

benar atau salah jika hasil pekerjaannya

berbeda dengan teman

Siswa berani mengutarakan pendapatnya

meskipun pendapatnya berbeda dengan teman

Senang mencari dan memecahkan

masalah soal-soal.

Siswa mengerjakan tugas dan mengumpulkan

jika sudah selesai dengan segera.

Observasi diakukan setiap kali pertemua mulai dari pertemuan pertama

samapi ke empat. Lembar observasi penilaiannya diakukan oleh guru terhadap

siswa kelas eksperimen dan kontrol yang mengikuti mata pelajaran simulasi

digita. Dan penilaian pada masing-masing indikator dilakukan dengan skala

guttman. Skala guttman adalah skala pengukuran dengan data yang diperoleh

berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif). Jawaban dapat dibuat

dengan skor tertinggi 1 (satu) dan terendah 0 (nol). Cara pemberian bobot nilai

yaitu, nilai 1 untuk jawaban “ya” dan nilai 0 untuk jawaban “tidak”[7].

b. Angket

Indikator pada lembar angket didasarkan pada indikator motivasi

belajar. Indikator motivasi belajar siswa yang akan diteliti dapat dilihat pada

tabel 3 berikut[4][10]:

Tabel 3. Kisi-kisi lembar angket motivasi belajar

Indikator Pernyataan

1. Tekun menghadapi

tugas

2. Ulet menghadapi

kesulitan

3. Lebih senang belajar

mandiri

4. Menunjukkan minat

terhadap pelajaran

1. Saya mengerjakan soal simulasi digital yang diperintahkan

yang diberikan guru

2. Saya tidak berhenti mengerjakan soal yang diperintahkan

jika belum selesai

3. Saya senang mengerjakan soal yang diperintahkan simulasi

digital secara terus menerus dalam waktu yang lama

4. Saya teliti dalam mengerjakan soal yang diperintahkan

5. Saya yakin bisa mengerjakan soal simulasi digital yang

diperintahkan guru

6. Saya bertanya kepada guru ketika ada penjelasan materi

yang tidak saya pahami

7. Saya berdiskusi dengan teman jika menemukan kesulitan

dalam mengerjakan soal simulasi digital

8. Saya berusaha mengerjakan sendiri pada saat menjawab

soal individu.

9. Saya memperhatikan setiap penjelasan materi yang

disampaikan oleh guru

10. Pada saat diskusi saya tidak mengobrol di luar materi

11. Sebelum pelajaran Simulasi Digital dimulai saya sudah

menyiapkan buku-buku, peralatan dan belajar terlebih

dahulu

Page 17: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

10

5. Dapat mempertahankan

pendapatnya

6. Tidak mudah melepas

hal yang diyakini

7. Senang mencari dan

memecahkan masalah

soal-soal

12. Saya tertarik mengikuti pelajaran simulasi digital

13. Saya bersemangat belajar saat pembelajaran

dilaksanakan dengan metode yang bervariasi

14. Saya menyampaikan pendapat saya jika ada pendapat

yang tidak sesuai dengan pemikiran saya

15. Saya dapat memberi alasan atau argumen atas jawaban

saya

16. Saya memilih membuktikan perkerjaan saya benar atau

salah jika hasil pekerjaan saya berbeda dengan teman

17. Jika saya mampu mengerjakan soal yang diperintahkan

guru dengan mudah dan saya ingin mengerjakan soal

yang lebih sulit

18. Saya senang mencari dan memecahkan soal yang diberikan

19. Saya mengerjakan tugas dengan maksimal agar

memperoleh nilai yang baik.

20. Saya segera mengerjakan soal yang diperintahkan guru

21. Saya menyelesaikan tugas simulasi digital dengan baik

untuk memperoleh nilai yang baik.

Lembar angker dibagikan kepada siswa pada pertemuan ke empat.

Lembar angket penilaiannya diakukan oleh siswa pada kelas eksperimen dan

kontrol yang mengikuti mata pelajaran simulasi digital. Bentuk dan skor

jawaban angket terdiri dari lima jawaban yaitu: sangat sesuai, sesuai, ragu

ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Agar peryataan ini dapat dianalisis

secara statistik maka ke lima kategori jawaban ini memiliki skor dari 1 sampai

5. Cara untuk penyekoran dari masing-masing kategori jawaban dapat dilihat

pada tabel 4 sebagai berikut[7]: Tabel 4. Cara Penyekoran dalam penilaian

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu-ragu 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil observasi dan

angket adalah data kuantitatif, yang menunjukkan penilaian atas kemunculan

kegiatan yang mencerminkan motivasi belajar.

4. Hasil dan Pembahasan

Penerapan Think Pair Share (TPS) berbantukan media Geschool

Pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) dan guru bertindak sebagai pelaksana kegiatan belajar.

Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dilakukan

selama dua kali pertemuan dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 18: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

11

Tabel 5. Kegiatan Think Pair Share (TPS) di Kelas Eksperimen

Tahapan

Think Pair

Share (TPS)

(TPS)

Kegiatan Proses Media

Berpikir

(Thinking)

Guru memberi presepsi tentang

materi pembelajaran dan

memberi pertanyaan untuk

merangsang daya pikir siswa.

Siswa memikirkan

tentang materi yang

akan dibahas

Berpasangan

(Pairing)

Siswa terbagi menjadi 19

kelompok beranggotakan 2

siswa

Guru membagi

kelompok

Siswa berkelompok

Kartu Acak

Setiap kelompok

mendiskusikan materi yang

diberikan

Menjadi fasilitator

Siswa berdiskusi

dengan kelompok

Siswa

mengumpulkan

hasil diskusi

kelompok

Internet

Modul

Simulasi

Digital

Geroom

Geschool

Berbagi

(Sharing)

Guru meminta setiap kelompok

presentasi hasil diskusinya

didepan kelas

Siswa

mempresentasikan

hasil diskusi

kelompok

Membuat pertanyaan untuk

mengetes pemahaman siswa

terhadap materi tersebut.

Bentuk tes seperti pilihan

ganda, mengisi titik-titik, benar

salah atau istilah untuk

didefinisi.

Guru memberi kuis

Siswa mengerjakan

kuis

Geroom

Geschool

Memberitahukan jawaban Guru memberi

jawaban sambil

mengulas kembali

materi

Geroom

Geschool

Umumkan skor tiap kelompok Guru

mengumumkan

skor akhir

Berdasarkan tabel 5 proses pembelajaran pada pertemuan pertama dan

perlakuan kedua sama. Pada kegiatan think guru memberi presepsi tentang materi

pembelajaran, sedangkan siswa membuka materi yang sudah guru disediakan

dalam Geroom agar lebir menarik minat siswa, selanjutnya guru memberi

pertanyaan untuk merangsang daya pikir siswa, maka dengan begitu siswa akan

lebih termotivasi untuk belajar agar dapat memahami materi yang akan dibahas

dan sebagai bekal untuk mereka berdiskusi dengan teman berdasarkan presepsi

dari guru. Kemudian pada kegiatan pair guru membagi siswa dalam kelompok

berpasangan untuk mendiskusikan materi yang sedang dibahas, kemudian siswa

mengumpulkan hasil diskusi mereka melalu Geroom yag tersedia dalam

Geschool, dengan kegiatan diskusi ini maka siswa akan saling memovitasi satu

Page 19: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

12

sama lain agar tugas kelompok dapat terselaikan dengan baik. Selanjutnya pada

kegiatan share guru meminta setiap kelompok mempresntasikan hasil diskusinya

di depan kelas, dengan kegiatan presentasi maka siswa akan belajar agar presentasi

yang disampaikan didepan kelas bagus. Kemudia setelah kegiatan Think Pair

Share (TPS) guru memberi penjelasan tentang materi yang sudah dibahas selama

proses think pair share, kemudian memberikan kuis untuk mengetahui tingkat

pemaham siswa. Kuis dilakukan secara online melalui Geroom.

Penggunaan Think Pair Share (TPS) berbantukan geschool memotivasi

belajar siswa, dengan diajak berfikir mereka akan termotivasi untuk belajar agar

dapat memahami materi, dan jika siswa memahami maateri maka siswa satu

dengan yang lain akan saling memotivasi untuk mengerjakan tugas kelompok

dengan baik, dengan mengerjakan tugas dengan baik maka siswa akan lebih

termotivasi belajar lagi agar presentasi yang akan disampaikan baik.

Pada perlakuan pertama siswa mendiskusikan tentang macam-macam

perangkat lunak pengolah angka, selanjutkan membahas tentang pengenalan

Microsoft Excel. Pada perlakuan kedua siswa mendiskusikan tentang operasi

aritmatika dan statistik.

Hasil Penelitian

Dari penelitian yang dilaksanakan telah diperoleh data seperti yang telah

disebutkan pada data observasi Motivasi Belajar pada pertemuan pertama sampai

keempat. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

(TPS) menunjukkan adanya peningkatan Motivasi Belajar pada siswa di kelas

eksperimen (X TSM 3) dibandingkan dengan kelas kontrol (X ATPH 1). Adapun

perbandingan data Motivasi Belajar siswa di kelas eksperimen (X TSM 3) dan

dikelas kontrol (X ATPH 1) pada pertemuan pertama sampai keempat dapat dilihat

pada table 6 sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Observasi Perbandingan Motivasi Belajar

di Kelas Eksperimen dan di Kelas Kontrol

Indikator Observasi Awal Perlakukan Pertama Perlakukan Kedua Observasi Akhir

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

1 75.00% 72.97% 80.00% 81.08% 77.50% 94.59% 77.50% 97.30%

2 30.00% 24.32% 30.00% 89.19% 30.00% 94.59% 30.00% 97.30%

3 25.00% 27.03% 45.00% 56.76% 45.00% 62.16% 45.00% 72.97%

4 23.33% 22.52% 58.33% 62.16% 58.33% 70.27% 58.33% 79.28%

5 0.00% 0.00% 55.00% 56.76% 60.00% 72.97% 60.00% 78.38%

6 0.00% 0.00% 37.50% 41.89% 46.25% 58.11% 45.00% 66.22%

7 67.50% 67.57% 80.00% 86.49% 80.00% 91.89% 80.00% 97.30%

Rata-rata 37.34% 36.43% 55.12% 67.75% 56.73% 80.57% 56.55% 86.09%

Keterangan Indikator: 1. Tekun menghadapi tugas

2. Ulet menghadapi kesulitan

3. Lebih senang belajar mandiri

4. Menunjukkan minat terhadap pelajaran

5. Dapat mempertahankam pendapatnya

6. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

7. Senang mencari dan memecahkan masalah

Page 20: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

13

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat pada observasi awal ini belum ada

perlakukan pada kelas eksperimen. Terdapat dua indikator motivasi belajar siswa

yang tidak muncul dalam observasi di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol

yaitu dapat mempertahankan pendapatnya dan tidak mudah melepaskan hal yang

diyakini, hal ini terjadi karena pada observasi awal pembelajaran masih

menggunakan metode konvensional, siswa hanya mendengarkan, mencatat,

kemudian mengerjakan soal. Secara keseluruhan hasil observasi awal adalah

ketika pembelajaran berlangsung kebanyakan siswa cenderung tidak

memperhatikan guru didepan dan kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh

guru, ini juga dibuktikan dengan ramainya siswa didalam kelas. Ketika guru

memberikan soal masih ada siswa yang tidak mengerjakan soal tersebut dengan

tuntas dan masih ada juga siswa yang tidak mengerjakan baik pada kelas

eksperimen maupun pada kelas kontrol. Selain itu ketika guru melontarkan

pertanyaan untuk siswa, siswa terlihat diam. Secara keseluruhan motivasi belajar

siswa pada observasi awal sebesar 36.43% pada kelas eksperimen dan 37.33%

pada kelas kontrol, tingkat motivasi belajar kelas eksperimen lebih rendah dari

kelas kontrol.

Selanjutnya dilakukan observasi pada perlakukan pertama dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

berbantukan media Geschool, hasil observasi pada perlakuan pertama ini

menunjukkan motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih meningkat

dibandingkan dengan kelas kontrol, namun keseluruhan indikator motivasi belajar

siswa pada observasi pertemuan pertama meningkat baik kelas eksperimen

maupun kontrol. Dalam perkakuan ini, siswa tidak hanya mendengarkan ceramah

dari guru, siswa juga dapat melihat materi yang disampai dalam geroom agar lebih

tertarik, kemudian guru berikan pertanyaan untuk merangsang pikiran siswa

(thnik), kemudian siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya (pair) dan

mengumpulkannya melalui Geroom dalam Geschool, dan mempresentasikan hasil

diskusi mereka (share), selain itu guru juga memberi kuis soal melalui Geroom

dalam Geschool. Siswa juga tersambung dengan internet, ini bertujuan agar siswa

mau mencari referensi-referensi lain. Siswa juga menunjukkan minat terhadap

pembelajaran, siswa lebih memperhatikan pembelajaran yang disampaikan oleh

guru dan keramaian berkurang ketika kegiatan pair. Siswa juga mudah melepas

hal yang diyakini, terdapat siswa yang memilih membuktikan pekerjaan mereka

benar atau salah dan berani mengutarakan pendapatnya saat diskusi maupun

presentasi saat pendapat mereka berbeda dengan teman. Namun walaupun

mengalami peningkatan siswa masih kurang berani mengutarakan pendapatnya.

Secara keselurahan motivasi belajar siswa pada pertemuan perlakuan pertama

kelas eksperimen lebih meningkat yaitu sebesar 71.78% dibandingkan kelas

kontrol sebesar 61.07%.

Selanjutnya dilakukan observasi pada perlakukan kedua dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantukan media

Page 21: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

14

Geschool, kegiatan pada perlakuan kedua ini sama dengan perlakuan pertama.

Hasil observasi pada perlakuan kedua ini menunjukkan motivasi belajar siswa

kelas eksperimen lebih meningkat dibandingkan dengan kelas kontrol. Secara

keselurahan motivasi belajar siswa pada pertemuan perlakuan kedua kelas

eksperimen lebih meningkat yaitu sebesar 77.80% dibandingkan kelas kontrol

sebesar 56.73%. Hal ini karenakan siswa pada kelas eksperimen sudah mulai

terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

berbantukan Geschool. Motivasi belajar siswa meningkat dapat dilihat dari

bayaknya siswa yang memgerjakan soal, banyaknya siswa yang memperhatikan

pembelajaran, dan sampai bertambahnya siswa yag mau bertanya serta

berpendapat ketika guru menjaskan atau presentasi.

Kemudian pada observasi akhir juga menunjukkan menunjukkan motivasi

belajar siswa kelas eksperimen lebih meningkat dibandingkan dengan kelas

kontrol, kelas eksperimen sebesar 84.11% dan kelas kontrol sebessar 56.73%.

Dari hasil observasi yang dilakukan telah diperoleh data seperti yang telah

disebutkan pada data observasi motivasi belajar pada pertemuan pertama sampai

keempat. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

berbantukan Geschool menunjukkan adanya peningkatan motivasi melajar pada

siswa di kelas eksperimen (X TSM 3) dibandingkan dengan kelas kontrol (X

ATPH 1). Adapun perbandingan data Motivasi Belajar siswa di kelas eksperimen

(X TSM 3) dan dikelas kontrol (X ATPH 1) pada pertemuan pertama sampai

keempat dapat dilihat pada gambar 4 sebagai berikut:

Gambar 4. Perbandingan Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

dari Observasi awal sampai Observasi Akhir

Selain hasil dari lembar observasi, hasil angket juga digunakan untuk

memperkuat data yang telah diperoleh berdasarkan lembar observasi. Hasil

perhitungan angket dapat dilihat pada tabel 7 berikut:

30.63%

67.76% 77.80%

84.11%

31.55%

55.12% 56.73% 56.55%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Observasi

Awal

Perlakuan

Pertama

Perlakuan

Kedua

Observasi

Akhir

Ra

ta-r

ata

Pre

sen

tase

Mo

tiv

asi

Bel

aja

r

/In

dik

ato

r

Motivasi Belajar

Eksperimen

Kontrol

Page 22: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

15

Tabel 7. Hasil lembar agket motivasi belajar siswa

di kelas eksperimen dan kelas kontrol

Indikator Pernyataan Kelas

Kontrol Eksperimen

Tekun menghadapi

tugas.

1. Saya mengerjakan soal simulasi digital

yang diperintahkan yang diberikan guru

2. Saya tidak berhenti mengerjakan soal yang

diperintahkan jika belum selesai

3. Saya senang mengerjakan soal yang

diperintahkan simulasi digital secara terus

menerus dalam waktu yang lama

4. Saya teliti dalam mengerjakan soal yang

diperintahkan

81.50%

80.50%

71.89%

80.00%

91.89%

84.32%

73.50%

81.00%

Ulet menghadapi

kesulitan.

5. Saya yakin bisa mengerjakan soal simulasi

digital yang diperintahkan guru

6. Saya bertanya kepada guru ketika ada

penjelasan materi yang tidak saya pahami

7. Saya berdiskusi dengan teman jika

menemukan kesulitan dalam mengerjakan

soal simulasi digital

72.50%

71.00%

78.50%

80.00%

81.62%

85.41%

Lebih senang

belajar mandiri

8. Saya berusaha mengerjakan sendiri

padasaat menjawab soal individu.

82.00% 84.86%

Menunjukkan minat

terhadap

pelajaran.

9. Saya memperhatikan setiap penjelasan

materi yang disampaikan oleh guru

10. Pada saat diskusi saya tidak mengobrol

di luar materi

11. Sebelum pelajaran Simulasi Digital dimulai

saya sudah menyiapkan buku-buku,

peralatan dan belajar terlebih dahulu

12. Saya tertarik mengikuti pelajaran simulasi

digital

13. Saya bersemangat belajar saat

pembelajaran dilaksanakan dengan metode

yang bervariasi

73.00%

73.50%

80.00%

84.50%

81.50%

84.86%

74.59%

83.78%

87.57%

88.65%

Dapat

mempertahankan

pendapatnya.

14. Saya menyampaikan pendapat saya jika

ada pendapat yang tidak sesuai dengan

pemikiran saya

15. Saya dapat memberi alasan atau argumen

atas jawaban saya

71.50%

72.50%

72.43%

74.05%

Tidak mudah

melepas hal yang

diyakini.

16. Saya memilih membuktikan perkerjaan

saya benar atau salah jika hasil

pekerjaan saya berbeda dengan teman

74.50% 78.92%

Senang mencari dan

memecahkan

masalah soal-soal.

17. Jika saya mampu mengerjakan soal yang

diperintahkan guru dengan mudah dan saya

ingin mengerjakan soal yang lebih sulit

18. Saya senang mencari dan memecahkan soal

74.50%

73.50%

75.68%

78.38%

Page 23: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

16

yang diberikan

19. Saya mengerjakan tugas dengan maksimal

agar memperoleh nilai yang baik.

20. Saya segera mengerjakan soal yang

diperintahkan guru

21. Saya menyelesaikan tugas simulasi digital

dengan baik untuk memperoleh nilai yang

baik.

83.50%

87.00%

90.00%

92.97%

88.11%

91.35%

Rata-rata 77.00% 81.51%

Pada hasil angket juga menunjukkan bahawa motivasi belajar kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Adapun perbandingan

data Motivasi Belajar siswa di kelas eksperimen (X TSM 3) dan dikelas kontrol (X

ATPH 1) berdasarkan hasil angket dapat dilihat pada gambar 5 berikut:

Gambar 5. Perbandingan hasil angket motivasi belajar

dikelas eksperimen dan kelas kontrol

Berdasarkan data hasil analisis deskriptif tersebut dapat disimpulkan bahwa

motivasi belajar simulasi digital siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) berbantukan geschool meningkat daripada motivasi belajar

simulasi digital siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.

5. Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran simulasi digital meningkat setelah

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantukan

Geschool. Hal ini dibuktikan dari perolehan data pengamatan yang menunjukan

adanya peningkatan motivasi belajar siswa pada setiap indikator yang diamati dari

observasi awal, observasi pada perlakuan pertama, perlakuan kedua, dan observasi

akhir. Hasil pengamatan observasi awal menunjukan motivasi belajar siswa sebesar

30.63% di kelas eksperimen dan sebesar 31.55% di kelas kontrol. Setelah penerapan

model pembeajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantukan Geschool

82.03%

82.34%

84.86%

83.89%

73.24%

78.92%

85.30%

79.13%

74.00%

82.00%

78.50%

71.75%

74.50%

81.60%

60.00% 65.00% 70.00% 75.00% 80.00% 85.00% 90.00%

Tekun menghadapi tugas

Uet menghadapi kesulitan

Lebih senang belajar mandiri

Menunjukkan minat belajar

Dapat memepertahankan pendapatnya

Tidak mudah meepas yang diyakini

Senang mencari dan memecahkan soal-soal

Pre

sen

tase

Mo

tiv

asi

Bel

aja

r

Motivasi Belajar Siswa

kontrol eksperimen

Page 24: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

17

pada perlakuan pertama motivasi belajar di kelas eksperimen lebih meningkat

menjadi 67.76%, sedangkan di kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan sbesar

55.12%. Selanjutnya pada perlakuan kedua menunjukan motivasi belajar siswa kelas

eksperimen lebih meningkat lagi menjadi 77.80%%, sedangkan di kelas kontrol

hanya mengalami sedikit peningkatan yaitu 56.73%. Pada observasi akhir

menunjukan motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih meningkat lagi menjadi

81.41%%, sedangkan di kelas kontrol tidak mengalami peningkatan yaitu masih

tetap 56.55%.

Selain melakukan observasi, pengumpulan data juga dilakukan menggunakan

angket yang disebarkan di akhir pertemuan di kelas ekperimen dan di kelas kontrol.

Data angket di kelas ekspermen berdasarkan rata-rata indikator menunjukkan

persentase sebesar 81.51% dan di kelas kontrol menunjukkan persentase sebesar

77.00%. Berdasarkan hasil observasi dan angket motivasi belajar siswa di kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan motivasi belajar siswa di kelas kontrol, dengan

demikan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) berbantukan media pembelajaran Geschool

dapat meningkatkan Motivasi Belajar Simulasi Digital Siswa Kelas X TSM 3 SMK

Negeri 3 Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016.

Saran Guru hendaknya mengembangkan metode pembelajaran dengan

memanfaatkan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Metode pembelajaran yang baru dan menarik akan membuat siswa lebih

termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran.

6. Daftar Pustaka

[1]Wina Sanjaya. (2013). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

[2]I Gede Putu Ekadani Apriana, dkk.2014. Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap Motivasi Belajar Siswa

Kelas V Semester Genap SD di Gugus III Kecamatan Kubu Tahun Pelajaran

2014/2015. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan

PGSD, Vol.2, No.1.

[3] Kd.Jayanthi Riva Prathiwi, dkk (2014). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share (TPS) terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa

Pembelajara IPS pada Kelas V Sekolah Dasar Gugus VIII Kecamatan

Buleleng. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Pendidikan Dasar, Volume 4.

[4] Sardiman A. M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rajawali Pers.

[5] Anita Lie. (2008). Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative

Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia

[6] Yatim Riyanto (2009). Pardigma Baru Pembelajaran. Surabaya: Kencana

Page 25: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10761/2/T1_702011098_Full... · Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK N 3

18

[7] Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

[8] Endang Mulyatiningsih (2013). Metode Penelitian Terapan Bidang Penelitian.

Bandung: Alfabeta

[9] Suharsimi Arikunto (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta: Rineka Cipta.

[10] Hana Kurniawan. (2012). “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif

Teknik Think Pair Share untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Akuntansi

Kompetensi Dasar Menghitung Mutasi Dana Kas Kecil Siswa Kelas X

Akuntansi V2 SMK NegeriI 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”. Jurnal

Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1.