Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGGUNAAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS
XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada JurusanP endidikan Akuntansi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
BAGAS WIKU PAMBUDI
A210140190
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
PENGGUNAAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS
XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi penggunaan metode
pembelajaran Cooperative tipe Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas
XI IPS pada mata pelajaran Ekonomi dengan di SMA Muhammadiyah 3
Surakarta tahun ajaran 2018/ 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (Class Action Research). Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS di
SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Ajaran 2018/2019 yang berjumlah 15
siswa, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis flow model, langkah-
langkah dalam analisis data yaitu data reduction, data display,dan
conclusion/verification. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
keaktifan belajar siswa yaitu siswa yang menunjukkan sikap sangat aktif sejumlah
2 siswa sebelum tindakan, 3 siswa pada siklus 1, dan 5 siswa pada siklus 2, siswa
dengan sikap aktif sebesar 6 siswa sebelum tindakan, 7 siswa pada siklus 1, dan 8
siswa pada siklus 2, sikap siswa yang menunjukkan sikap cukup aktif sejumlah 5
siswa sebelum tindakan, 5 siswa pada siklus 1, dan 2 siswa pada siklus 2, dan
siswa yang menunjukkan sikap kurang aktif sebesar 2 siswa sebelum tindakan, 0
siswa pada siklus 1, dan 0 siswa pada siklus 2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
metode pembelajaran Jigsaw mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa pada
mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta tahun
ajaran 2018/2019.
Kata Kunci: keaktifan belajar, jigsaw
Abstract
This study aims to determine the implementation of learning method cooperative
type Jigsaw can enhance the activity of class XI IPS on the subjects of Economics
with 3 SMA Muhammadiyah Surakarta in academic year 2018 / 2019. The
research is a classroom action research(Class Action Research). The research
subjects were students of class XI IPS at Muhammadiyah 3 High School
Surakarta Academic Year 2018/2019 which amounted to 15 students, consisting
of 13 male students and 2 female students. Data collection techniques used in this
study were observation and documentation. Data analysis technique uses flow
model analysis, steps in data analysis, namely data reduction, data display, and
conclusion / verification. The results showed an increase in student learning
activeness, namely students who showed a very active attitude of 2 students
2
before the action, 3 students in cycle 1, and 5 students in cycle 2, students with
active attitudes of 6 students before the action, 7 students in cycle 1, and 8
students in cycle 2, attitudes of students who showed a fairly active attitude of 5
students before the action, 5 students in cycle 1, and 2 students in cycle 2, and
students who showed less active attitudes of 2 students before the action, 0
students in the cycle 1, and 0 students in cycle 2. Based on the results of the study
that thelearning method was Jigsaw able to improve student learning activeness in
economic subjects in class XI IPS in Muhammadiyah 3 High School Surakarta
academic year 2018/2019.
Keywords: learning activity, jigsaw.
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia dalam kehidupan yang
telahmenjadi kebutuhan primer bagi bangsa suatu negara. Proses
terselenggaranya pendidikan di sekolah yang terdiri dari pendidik dan peserta
didik dilakukan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses
pembelajaran antara pendidik dan peserta didik. Menurut peraturan
pemerintah No. 32 Tahun 2013 Pasal 19 (ayat 1) tentang Standar Nasional
Pendidikan bahwa: “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berparsipati aktif serta memberi ruang yang
cukup bagi prakarsa, kretifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan pengembangan fisik serta psikologis peserta didik.”
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional disebutkan: “Pendidikan adalah salah satu usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.
Ambarjaya (2012: 7) menyatakan bahwa pendidikan merupakan
pengalaman dari seseorang atau kelompok untuk dapat memahami sesuatu
3
yang sebelumnya tidak mereka pahami. Hamdani (2011: 21) menyatakan
pendidikan adalah sebuah sistem yang terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya secara aktif sehingga memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan
akhlak mulia, sera keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Berdasarkan pada undang-undang tersebut maka diperlukan proses
pembelajaran yang mengedepankan proses pembangunan karakter pada diri
peserta didik sebagai bekal masa depan. Proses pembelajaran yang berpegang
pada undang-undang tersebut menjadi pegangan untuk setiap pendidik untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sementara itu, dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan
yaitu guru mengajar dan siswa belajar. Pendidikan di sekolah memiliki
peranan penting untuk membantu anak mengasah potensi-potensi kemampuan
yang ada dalam diri mereka. Siswa akan belajar aktif apabila rancangan
pembelajaran yang disusun guru mengharuskan siswa, baik secara sukarela
maupun terpaksa menuntut siswa melakukan kegiatan belajar. Hal tersebut
dilakukan oleh guru dengan siswa untuk menciptakan pembelajaran yang
efektif dan berkualitas.
Selanjutnya dalam proses pembelajaran guru sebagai pendidik
mempunyai peranan untuk mendorong, mendukung, membimbing, dan
memberi semangat motivasi kepada siswa serta memberi fasilitas belajar bagi
siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat
segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan siswa dalam pembelajaran.
Keaktifan merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus
dipahami, dan dikembangkan setiap guru dalam proses pembelajaran.
4
Sehingga keaktifan siswa perlu digali dari potensi-potensinya, yang mereka
aktualisasikan melalui aktivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan komponen pendidikan yang
melibatkan peserta didik dan guru. Seorang guru mempunyai tugas mendidik
dan mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar. Usaha yang
dilakukan guru dengan cara memberikan motivasi belajar yang layak,
menggunakan bermacam-macam metode dan strategi pembelajaran, dan
menggunakan alat peraga untuk memudahkan melakukan pembelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat perhatian lebih dalam
proses pembelajaran adalah mata pelajaran ekonomi. Mata pelajaran ekonomi
penting karena dalam kehidupan sosial masyarakat kita membutuhkan dasar-
dasar ilmu ekonomi. Tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang
menganggap mata pelajaran Ekonomi sulit dan menjadi momok bagi mereka.
Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang antusias dan tidak banyak
melakukan aktivitas pada saat pembelajaran berlangsung.
Salah satu cara alternatif tindakan untuk mengatasi permasalahan yang
dikemukakan diatas yaitu menerapkan strategi pembelajaran aktif. Strategi
pembelajaran adalah urutan langkah-langkah pelaksanaan pengajaran di kelas
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Salah satu strategi
pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran ekonomi adalah
metode Cooperative tipe Jigsaw.
Berdasarkan keunggulan penggunaan metode Cooperativetipe
Jigsawsiswa diharapkan untuk aktif dalam setiap pembelajaran di kelas dan
berani mengungkapkan pendapat dalam setiap pembelajaran di kelas. Metode
Cooperativetipe jigsaw merupakan pembelajaran yang bersumber dari materi
berbentuk narasi tertulis. Peserta didik diberikan materi untuk memahami
materi secara bersama melalui diskusi dalam kelompok heterogen. Tiap anak
5
dalam satu tim diberi materi ahli yang berbeda-beda. Untuk tahap awal
masing-masing masing-masing peserta didik berdiskusi sesuai dengan materi
ahli yang telah diterima. Kemudian kembali ke tim awal untuk menyampaikan
hasil diskusi di dalam tim ahli.
Permasalahan juga masih banyak ditemui dalam proses pembelajaran
di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Berdasarkan observasi awal dengan
melakukan pengamatan saat pembelajaran ditemukan antara lain (1) hampir
tidak ada siswa yang mempunyai inisiatif untuk bertanya pada guru; (2) siswa
sibuk menyalin apa yang ditulis dan diucapkan oleh guru; (3) apabila ditanya
guru siswa tidak ada yang mau menjawab, tetapi mereka menjawab secara
bersamaan, sehingga menyebabkan suara tidak jelas; dan (4) siswa terkadang
sibuk sendiri saat guru menerangkan atau mengajar.
Selain itu, guru masih menggunakan cara konvensional dalam
menjelaskan pada siswa, dimana siswa hanya mencatat dan siswa
mengerjakan tugas-tugas yang banyakdiberikan oleh guru. Situasi ini
menyebabkan siswa menjadi pasif dan hanya mengandalkan materi yang
diberikan oleh guru saja.
Dari uraian diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan
tujuan untuk mengetahui implementasi penggunaan metode pembelajaran
Cooperative tipe Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas XI IPS
pada mata pelajaran Ekonomi dengan di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta
tahun ajaran 2018/ 2019. Sedangkan manfaat penelitian yang diharapkan dari
penelitian ini adalah: (1) Manfaat teoritis, yakni untuk meningkatkan keaktifan
belajar siswa dengan menerapkan metode kooperatif tipe Jigsaw, (2) Manfaat
praktis, yaitu: (a) Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan siswa sebagai
acuan untuk mengubah sikapnya dalam menuju pendidikan yang akan datang,
(b) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan guru untuk meningkatkan
profesionalisme guru dalam pembelajaran, dan (c) Bagi sekolah, hasil
6
penelitian ini dapat dijadikan sekolah sebagai salah satu pertimbangan dan
tolak ukur untuk meningkatkan mutu pendidikan siswa.
2. METODE
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif, sedangkan jenis penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan melalui proses kerja
kalaborasi antara guru ekonomi dan peneliti. Menurut Arikunto (2010: 135)
“PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah
tempat ia mengajar. Dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan proses dan praktis pembelajaran”. Desain penelitian merupakan
rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga
peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan
penelitian. Arikunto (2007: 16) berpendapat ada empat tahapan yang lazim
dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 3Surakarta semester
gasal tahun ajaran 2018/2019. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS
SMA Muhammadiyah 3 Surakarta yang berjumah dari 15 siswa, terdiri 13
siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah 1) observasi digunakan untuk mengamati siswa dan guru
secara langsung dalam interaksi pelajaran ekonomi, 2) tes digunakan untuk
memperoleh data hasil belajar siswa setelah pembelajaran ekonomi
berlangsung dan 3) dokumentasi digunakan untuk digunakan untuk
memperoleh data sekolah SMA Muhammadiyah 3 Surakarta dan identitas
siswa antara lain daftar hadir, nama siswa dan nomor induk serta foto proses
tindakan penelitian. Analisis data yang digunakan adalah analisis data
kualitatif yang terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu: (1) mereduksi data,
merupakan kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data serta transformasi
data kasar dari hasil observasi. (2) menyajikan data, merupakan kegiatan
7
menyajikan data atau informasi dalam bentuk teks naratif yang disusun, diatur,
diringkas, dalam kategori-kategori, sehingga mudah dipahami yang member
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan (3) menarik kesimpulan,
dilakukan secara bertahap dari kumpulan tiap kategori disimpulkan sementara,
kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara berdiskusi mitra kalaborasi.
Verifikasi adalah sebagai pemikiran kembali yang dilakukan oleh penganalisis
tentang apa yang ditulis dan juga tinjauan ulang pada observasi. Data-data
yang telah diseleksi dapat diambil kesimpulan. Analisis hasil pada penelitian
ini ditekankan pada keaktifan belajar siswa. Indikator keaktifan yang
digunakan yaitu: turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat
dalam pemecahan masalah, bertanya kepada siswa lain atau kepada guru
apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, berusaha mencari
berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, melaksanakan
diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, menilai kemampuan dirinya
dan hasil-hasil yang diperolehnya, melatih diri dalam memecahkan soal atau
masalah yang sejenis.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari hasil observasi (pengamatan) yang
dilakukan peneliti pada setiap aspeknya, yang ada pada indikator keaktifan
belajar antara lain: siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,
siswa terlibat dalam pemecahan masalah, siswa sudah berani bertanya kepada
siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang
dihadapinya, siswa berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan
untuk pemecahan masalah, siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai
dengan petunjuk guru, siswa terlihat berani untuk menilai kemampuan dirinya
dan hasil-hasil yang diperolehnya, siswa melatih dirinya dalam memecahkan
soal atau masalah yang sejenis
8
Setelah diketahui skor pada siklus II secara keseluruhan maka hasil
perhitungan data pada siklus II tersebut dibandingkan dengan hasil
perhitungan data siklus I dan data pra siklus. Berikut tabel perbandingan
keaktifan belajar ekonomi pada materi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II.Adapun data perbandingan dapat
dilihat di bawah ini:
Tabel 1. DataPeningkatan Keaktifan Sebelum dan Sesudah Tindakan
No Skor Kategori Data
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 0-1,33 Kurang Aktif 13,33% 0,00% 0,00%
2 1,33-2,33 Cukup Aktif 33,33% 33,33% 13,33%
3 2,33-3,33 Aktif 40,00% 46,67% 53,33%
4 3,33-4,00 Sangat Aktif 13,33% 20,00% 33,33%
Sumber: Hasil pengolahan data
Perhitungan keaktifan belajar siswa terhadap mata pelajaran Ekonomi
materi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi dari sebelum dan sesudah
diterapkannya metode pembelajaran jigsaw dalam proses pembelajaran dapat
digambarkan pada diagram batang dibawah ini:
Gambar 1. Perbandingan Data Keaktifan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
2 5 6
2 0 5
7
3 0 2
8
5
0
2
4
6
8
10
0-1,33 1,33-2,33 2,33-3,33 3,33-4,00
Jum
lah
Sis
wa
Skor
PERBANDINGAN DATA KEAKTIFAN PRA SIKLUS, SIKLUS I, SIKLUS II
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
9
Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini didasarkan atas hasil
penelitian yang dilanjutkan dengan hasil refleksi pada akhir siklus. Penerapan
metode pembelajaran jigsaw merupakan salah satu pembelajaran yang
inovatif. Setelah diterapkan ternyata metode tersebut dapat menjadi sebuah
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga
terciptalah pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Metode pembelajaran Jigsaw ini sangat tepat untuk mendapatakan
keaktifan kelas secara keseluruhan dan secara individual. Dengan strategi ini,
siswa yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran
secara aktif. Melalui penerapan metode pembelajaran Jigsawdapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam II siklus. Masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti kemudian dianalisis dan
direfleksi pada tahap akhir siklus untuk menentukan keberhasilan penelitian,
apakah dilanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak.
Penelitian tentang peningkatan keaktifan belajar telah dilakukan
peneliti terdahulu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dewi
Ambika Tata (2014), Kusdiyanto (2013). Perbedaan penelitian terdahulu
dengan peneliti adalah terletak pada pendekatan pembelajaran dan indikator
yang digunakan. Sedangkan persamaanya pada hasil yang dicapai yaitu
terdapat peningkatan keaktifanbelajar pada pelajaran Ekonomi pada setiap
siklus.
Hasil penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan
Kusdiyanto (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Keaktifan
10
Belajar IPS melalui Metode Jigsaw pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri
2 Dimoro Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan tahun 2012/2013”.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar.Dewi Ambika Tata
Setianingsih (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Implementasi Metode
Pembelajaran Cooperative Tipe JigsawTerhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar
Siswa Dalam Pelajaran Matematika”. Berdasarkan hasil penelitiannya, dapat
disimpulkan bahwa metode Cooperative tipe jigsaw dalam pembelajaran
matematika dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.Sedangkan
penelitian yang dilakukan peneliti ini adalah meningkatkan keaktifan belajar
siswa dalam mata pelajaran ekonomi materi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi.
Penerapan metodeJigsawdapat meningkatkan keaktifan belajar peserta
didik pada materi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi bagi peserta didik
kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 3 Surakarta tahun ajaran 2018/2019. Hal
ini dapat dilihat dari meningkatnya indikator keaktifan yang digunakan
peneliti yaitu: Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam
pemecahan masalah, bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila
tidak memahami persoalan yang dihadapinya, berusaha mencari berbagai
informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, melaksanakan diskusi
kelompok sesuai dengan petunjuk guru, menilai kemampuan dirinya dan hasil-
hasil yang diperolehnya, melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah
yang sejenis, Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
MetodeJigsawdapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik pada
materi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi bagi peserta didik kelas XI
IPS SMA Muhammadiyah 3 Surakarta tahun ajaran 2018/2019.
11
Pada siklus I tingkat pencapaian keaktifan belajar siswa sudah
mengalami peningkatan meskipun belum maksimal. Pada siklus I prosentasi
pencapaian keaktifan belajar siswa mencapai 66,67% naik 13,34% dari hasil
obesrvasi keaktifan belajar pada pra siklus. Pelaksanaan siklus II
menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam pembelajaran ekonomi dengan
metode pembelajaran Jigsawmengalami kenaikan. Seluruh siswa telah aktif
dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran berlangsung secara optimal.
Kegiatan pembelajaran berlangsung lancar dan menyenangkan. Materi
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dapat dipahami siswa dan siswa
antusias sehingga ikut aktif dalam belajar ekonomi. Pada siklus II tingkat
pencapaian keaktifan belajar siswa sudah mengalami peningkatan menjadi
86,67% naik 20% dari pencapaian keaktifan belajar pada siklus I dan telah
mencapai indikator pencapaian yang diharapkan yaitu sudah lebih dari 80%.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam
aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi materi Pertumbuhan dan
Pembangunan Ekonomi kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw dapat
meningkatkan keaktifan belajar Ekonomi materi Pertumbuhan dan
Pembangunan Ekonomi siswa di kelas dilihat adanya peningkatan, dimana
pada siklus I siswa aktif sebanyak 10 siswa (66,67%) sedangkan siswa yang
cukup aktif sebanyak 5 siswa (33,33%). Pada siklus II siswa yang aktif naik
menjadi 13 siswa (86,67%) sedangkan yang cukup aktif turun menjadi 2 siswa
(13,33%). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terhadap keaktifan
12
siswa pada mata pelajaran Ekonomi materi Pertumbuhan dan Pembangunan
Ekonomi.
4.2 Saran
Berdasarkan pengalaman melalui peneltian tindakan kelas yang dilakukan
pada kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta dalam penerapan
metode pembelajaran Jigsaw,maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1) Bagi Kepala Sekolah
a) Kepala sekolah sebagai manajer, hendaknya dalam pembuatan
perencanaan program sesuai dengan kebutuhan stake holders. Kepala
sekolah hendaknya mengakomodir masukan-masukan dari guru-guru,
baik terkait dengan kurikulum dan program pembelajaran, maupun
program-program lainnya.
b) Kepala sekolah sebagai fasilitator, hendaklah memperhatikan tentang
sarana dan prasarana pendidikan, karena ini sangat berpengaruh besar
terhadap prosesbelajar mengajar demi keberhasilan suatu lembaga
pendidikan.
2) Bagi Guru
a) Harus lebih ditingkatkan kembali kemampuan dan kreatifitasnya dalam
melaksanakan proses pembelajaran, disiplin kerja yang lebih baik,
komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab yang lebih tinggi, serta
menambah pengetahuan dan wawasan keilmuannya tentang materi
pelajaran yang diampunya.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kreatifitas dalam menggunakan
metode pembelajaran, media dan sumber pembelajaran yang dapat
mendukung kegiatan pembelajaran yang lebih baik.
c) Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
maka dari itu guru harus bisa mepersiapkan diri untuk bisa
13
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
berkembang pesat.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
a) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan ide-ide
untuk menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.
b) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam
melakukan penelitian khususnya yang berkaitan dengan metode
pembelajaranJigsaw.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarjaya, B.S.2012. Psikologi Pendidikan & Pengajaran. Jakarta: PT Buku
Seru.
Ambika, Dewi. 2014. “Implementasi Metode Pembelajaran Cooperative Tipe
JigsawTerhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Matematika”, Skripsi, Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta, tidak diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
BumiAkasara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Kusdiyanto. 2013. “Peningkatan Keaktifan Belajar IPS Melalui Metode Jigsaw
Pada Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri 2 Dimoro”, Skripsi, Surakarta:
FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, tidak diterbitkan.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.