Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
KELAS III PEMBELAJARAN TEMATIK
MI MUHAAJIRIN KOTA JAMBI
SKRIPSI
Oleh:
EVA AYU KURNIATI
NIM: TPG161875
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
ii
PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
KELAS III PEMBELAJARAN TEMATIK
MI MUHAAJIRIN KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk emperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiya
Oleh:
EVA AYU KURNIATI
NIM: TPG161875
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
PERSEMBAHAN
Dengan keridhoan Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya sehingga
peneliti mampu menyelesaikan sebuah karya sederhana ini dan tak lupa pula
shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, skripsi ini ku persembahkan kepada
orang yang sangat ku sayang.
Kedua orang tua tercinta Ayahanda dan Ibunda banyak berjasa dan
berkorban dengan ketulusan hati dalam mendidik, membina, dan membimbing
saya sehingga dapat menempuh sekaligus menyelesaikan masa studi di Jurusan
Pendidikan Guru MadRASAH Ibtidaiyah di UIN STS Jambi.
Keluarga besarku para teman dan sahabat-sahabatku seperjuangan di
jurusan pendidikan PGMI angkatan 2016 yang selalu memberikan motivasi untuk
selalu bersemangat dalam menggapai cita-cita.
Terima kasih pula kepada Ketua Jurusan Pendidikan PGMI dan dosen
yang telah mengajari saya dengan penuh keikhlasan dan hati yang tulus terutama
dosen pembimbing yang sudah membimbing saya dengan penuh kasih dari awal
penulisan sampai selesai Skripsi ini.
Dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan skripsi ini, saya
ucapkan terima kasih. Semoga Allah membalas kebaikan kita dengan berlipat
ganda.
xii
MOTTO
حيم حمن الره الره بسم الله
Artinya:
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhmya, kemudian mengemukakan kepada Para Malaikat lalu
berfirman: “Sebutkan kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang
benar orang-orang yang benar!”(Surah Al-Baqarah:Ayat 31)
xiii
KATA PENGANTAR
الره حمن الره حيم بسم الله
Alhamdulillahirobbil „alamin, segala puji dan rasa syukur penulis sampaikan
kepada Allah SWT, pencipta alam semesta dan seisinya, maha pemberi dengan
segala rahmat kepada umat manusia dan penulis, sehingga penulis diberi
kesehatan serta kejernihan dalam berfikir, ketenangan dalam berbuat dalam
menyelesaikan skripsi dengan judul “Penggunaan Media Puzzle Untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III Pembelajaran Tematik MI
Muhajirin Kota Jambi”. Shalawat serta salam senantiasa penulis sampaikan
kepada sosok manusia mulia yang telah Allah SWT janjikan syurga untuknya,
dialah Rasulullah SAW. Begitu pula kepada keluarga, sahabat serta para umatnya
yang senantiasa setia melaksanakan sunnahnya serta tiada lelah memikul beban
dakwah.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada jenjang pendidikan Strata Satu Program Studi
Pendidikan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN STS Jambi.
Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini,penulis banyak mendapat
motivasi, bantuan, dukungan, dan masukan baik berupa ide ataupun saran dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H. Suadi Asyari, MA., Ph. D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., M. EI, Dr. As‟ad Isma, M. Pd dan Dr. Bahrul
Ulum, S. Ag., MA selaku wakil rektor I, II dan III UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
3. Dr. Hj. Fadhilah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Dr. Risnita, M. Pd., Dr. Najmul Hayat, S. Ag. M. Pd.I dan Dr. Yusria, S. Ag,
M. Ag, selaku wadek I, II dan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
xiv
5. Ikhtiati, M. Pd selaku ketua jurusan dan Nasyariah Siregar, M. Pd selaku
sekretaris jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Dra. Umil Muhsinin, M. Pd.I selaku dosen pembimbing I dan Kiki Fatmawati,
M. Pd selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu
untuk membimbing saya dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Doseb Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuan penulis.
8. Supriadi, S.Ag selaku Kepala Sekolah MI Muhajirin Kota Jambi.
9. Bapak Rosdiansah, S.Pd selaku wali kelas III MI Muhajirin Kota Jambi.
10. Majlis guru dan karyawan serta para siswa kelas III MI Muhajirin Kota Jambi.
11. Orang tua, keluarga dan adek saya, yang telah memberikan motivasi kekuatan
pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
12. Kepada sahabat-sahabat terdekat Agustina Dewi Astuti, M. Arjoni, Devi
Gusduana Putri, Arna Saskia, Saiful, Masruddin, Dian Yunaiti Sara, Linda
wati, dkk ataupun teman seperjuangan yang telah memberi semangat dan
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis panjatkan Do‟a kepada Allah SWT semoga segala bantuan,
pengorbanan dan jasa baik yang diberikan kepada penulis sacara langsung
maupun tidak langsung menjadi amal ibadah disisi Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya bagi para pembaca pada umumnya. Amin Ya Robbal Alamin.
Jambi, 24 April 2020
Eva Ayu Kurniati
TPG.161875
xv
ABSTRAK
Nama : Eva Ayu Kurniati
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : Penggunaan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Keaktifan
Belajar Siswa Kelas III Pembelajaran Tematik MI
Muhajirin Kota Jambi
Abstrak: Penelitian ini dilakukan sebagaimana pengamatan awal di kelas III MI
Muhajirin Kota Jambi. peneliti menemukan siswanya memiliki tingkat Keaktifan
belajar siswa masih kurang aktif, kurang aktif 42%, aktif 19% dan cukup aktif
39%. Keaktifan siswa tergolong rendah tidak memenuhi standar (KKM).
Sehingga yang menjadi pokok permasalahan adalah kurangnya keaktifan belajar
siswa. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan Media
Puzzle Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III Pembelajaran
Tematik MI Muhajirin Kota Jambi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
keaktifan siswa dari Penggunaan Media Puzzle dalam meningkatkan keaktifan
belajar siswa kelas III MI Muhajirin Kota Jambi. Metode penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan desain penelitian Kemmis
dan Mc Taggar yang terdiri dari 2 siklus. Adapun hasil dari penelitian ini adalah
hasil angket yang digunakan untuk mengukur keaktifan belajar siswa pada
pembelajaran tematik kelas III MI Muhajirin Kota Jambi. Dengan nilai angket
keaktifan belajar siklus I sebesar 70% dan siklus II sebesar 87%. Kedua data
pada siklus I dan siklus II telah valid atau sahih. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan Media Puzzle dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa
dalam proses pembelajaran.
Kata Kunci : Keaktifan Belajar, Media Puzzle, Pembelajaran Tematik.
xvi
ABSTRACT
Name : Eva Ayu Kurniati
Majors : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education (PGMI)
Title : The Use Of Puzzle Media To Enhance Of Students In
Activeness Of Students In Class III Thematic Learning MI
Muhajirin Jambi City
Abstract: This study was conducted as a preliminary observation in class III MI
Muhajirin Jambi City. Rresearchers who found students have a level of student
learning activity, is still less active 42 %, active 19%, and quite active 39%.
Student activity is classified as low does not meet the (KKM). Standards so that is
the main problem is the lack of activeness of student. Learning and therefore the
researchers conducted research using Puzzle media to improve the learning
actifeness of studendts in class III Thematic Learning Jambi City. Learning the
purpose of this study was to determine the activeness of students from the use of
Puzzle media in increasing the learning activity of grade III MI Muhajirin
Students in Jambi City. This research is a classroom action research using
Kemmis and Mc Taggar research sdesign which consists of two cycles. The
results of this study are the results of this study are the results of this study are the
results of a questionnaire used to measure student activeness in class III MI
Muhajirin Jambi City. With the value of the learning activeness number of cycle I
by 70% and cicle II by 87% both flat in cycle I and cycle II are valid or valid
results of the study indicate that the use of puzzle media can increase students
learning activeness in the learning process.
Keywords : enable learning, puzzle media, and thematic learning
xvii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
NOTA DINAS ....................................................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi
MOTTO ............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
ABSTRAK ............................................................................................................. x
ABSTRACT .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................................ 5
C. Batasan Masalah ................................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .................................................................................................. 7
1. Pembelajaran Tematik ................................................................................. 7
a. Pengertian Pembelajaran Temati ........................................................... 7
b. Landasan Pembelajaran Tematik ........................................................... 9
c. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik ...................................................... 11
d. Karakteristik Pembelajaran Tematik ..................................................... 11
e. Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik ................................................. 12
f. Manfaat Pembelajaran Tematik ............................................................. 12
2. Media Pembelajaran .................................................................................... 13
a. Pengertian Media Pembelajaran ........................................................... 13
b. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran ............................................ 14
c. Jenis – jenis Media Pembelajaran ......................................................... 16
3. Media Puzzle ............................................................................................... 17
a. Pengertian Media .................................................................................. 17
b. Pengertian Puzzle.................................................................................. 18
c. Tujuan permainan puzlle ...................................................................... 20
d. Tata cara permainan Puzzle .................................................................. 22
e. Kelebihan Dan Kekurangan Media Puzzle ........................................... 22
4. Keaktifan Belajar ......................................................................................... 23
a. Pengertian Keaktifan Belajar ................................................................ 23
b. Jenis-jenis keaktifan belajar ................................................................. 25
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar ......................... 25
d. Indikator Keaktifan ............................................................................... 27
B. Kerangka Berfikir .............................................................................................. 35
xviii
C. Studi Relevan .................................................................................................... 36
D. Hipotesis tindakan ............................................................................................. 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 32
1. Tempat Penelitian ...................................................................................... 32
2. Waktu Penelitian ....................................................................................... 32
B. Definisi Konseptual Dan Definisi Operasional .............................................. 32
C. Desain Penelitian ........................................................................................... 35
D. Prosedur Umum Penelitian ............................................................................ 36
E. Teknik pengumpulan data dan Instrumen Pengumpulan Data ...................... 41
1. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 41
2. Instrumen Pengumlulan Data .................................................................... 43
F. Teknik Analisis Data...................................................................................... 46
G. Kriteria Keberhasilan Tindakan ..................................................................... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ................................................................................................ 49
B. Hasil Penelitian .............................................................................................. 49
C. Pembahasan Penelitian................................................................................... 78
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................................ 81
B. Saran .............................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.I Kerangkan Fikir .................................................................................. 31
Gambar 3.1 Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ........................... 36
Gambar 4.1 Persentase Keaktifan Belajar Siswa Pada Prasiklus ......................... 50
Gambar 4.2 Persentase Keaktifan Siswa Kelas III MI Muhajirin
Kota Jambi Pada Siklus I .................................................................. 61
Gambar 4.3 Persentase Keaktifan Siswa Kelas III MI Muhajirin
Kota Jambi Pada Siklus II ................................................................. 76
Gambar 4.4 Persentasi Perbandingan Kekatifan Belajar Siswa Kelas III MI
Muhajirin Kota Jambi Pada Siklus I dan Siklus II ...............................
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ............................................................. 33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Keaktifan Siswa ......................................................... 34
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Aktivitas Guru............................................................ 34
Tabel 3.4 Kisi-kisi lembar Aktivits Belajar Siswa ................................................. 35
Tabel 4.1 Jadwal Perencanaan (Siklus I) ............................................................... 52
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ............................................... 56
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ................................................ 58
Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I............................................. 60
Tabel 4.5 Jadwal Perencanaan (Siklus II) .............................................................. 66
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ............................................. 71
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ............................................... 73
Tabel 4.8 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ........................................... 75
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Silabus .............................................................................................. 85
Lampiran 2: RPP .................................................................................................... 86
Lampiran 2: Angket Keaktifan Belajar Siswa ....................................................... 87
Lampiran 3: Lembar Observasi Aktivitas Guru ..................................................... 88
Lampiran 4: Lembar Observasi Aktivitas Siswa ................................................... 89
Lampiran 5: Skor Angket Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I ......................... 90
Lampiran 6: Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I ............................... 91
Lampiran 7: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ........................... 100
Lampiran 8: Skor Angket Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus II ..................... 101
Lampiran 9: Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II ........................... 102
Lampiran 10: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II ........................ 103
Lampiran 11: Kartu Konsultasi ............................................................................ 104
Lampiran 12: Dokumentasi .................................................................................. 105
Lampiran 13: Daftar Riwayat Hidup ................................................................... 106
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses, proses itu
berupa trasformasi nilai nilai pengetahuan teknologi dan keterampilan.
Penerimaan proses adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh kearah
pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan. Selain itu,
pendidikan merupakan proses suatu budaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia yang diperoleh melalui proses yang panjang dan
berlangsung sepanjang kehidupan. Keluarga merupakan lembaga pendidikan
pertama dan utama bagi setiap anak yang lahir, tumbuh dan berkembang
secara manusiawi dalam mencapai kematangan fisik dan mental masing
masing anak.
Pendidikan merupakan suatu pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan atau ppenelitiian, dan pendidikan ini sering
terjadi dibawah bimbingan orang lain, namun tidak mungkinkah belajar
secara otodidak.
Pendidikan juga merupkan suatu Usaha sadar dan terencana untuk
mewujutkan suasana belajar dan proses pembelajaraan agar peserta didik
secara aaktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan
Negar.
Tujuan pendidikan dapat dikembangkan dalam konsep belajar seumur
hidup melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal, yang dalam
pengembangannya, sudah tentu melibatkan pihak penanggung jawab
pendidikan yaitu orang tua yang dibantu oleh tenaga pendidik lainnya dalam
suatu jenjang pendidikan yang sedang diemban oleh seorang siswa
2
Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia telah mempengaruhi
perkembangan pendidikan kita. Itu disebabkan karena pendidikan merupakan
tolak ukur pembelajaran dalam lingkup sekolah. Berhasil atau tidaknya
pendidikan bergantung apa yang diberikan dan diajarkan oleh guru. Hasil
pengajaran dan pembelajaran berbagai bidang studi terbukti selalu kurang
memuaskan berbagai pihak (yang berkepentingan-stakeholder). Hal tersebut
setidaknya disebabkan oleh tiga hal. Pertama, pendidikan yang kurang sesuai
dengan kebutuhan dan fakta yang ada sekarang (need assessment). Kedua,
metodologi, strategi, dan teknik yang kurang sesuai dengan materi. Ketiga,
prasarana yang kurang mendukung proses pembelajaran. Ketiga hal tersebut
memberikan dampak yang besar bagi perkembangan pendidikan kita.
Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan
yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu
periode jenjang pendidikan. Pada MI pelaksanaaan Kurikulum 2013
dilakukan melalui pembelajaran pendekatan tematik-terpadu mulai dari kelas
1 sampai kelas III. Adanya pendekatan Tematik-terpadu ini bertujuan untuk
memfokuskan pembelajara pada tema tertentu. Pada tema tertentu misalnya
akan di fokuskan pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman yang bermkna kepada murid. Tema adalah pokok pikiran atau
gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan ( Poerwadarminta, 1983;32
).
Pada pembelajaran tematik mata pelajaran digabung menjadi satu
sehingga menjadi satu tema tertentu. Pembelajaran Tematik merupakan
panduan dari pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik adalah
pembelajaran beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang
bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik, guru mengajarkan semua
mata pelajaran. Dan situlah guru mempunyai peran sangat penting dalam
pembelajaran.
3
Guru mempunyai peran yang sangat penting karena guru adalah orang
yang mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa.
Peran guru di Madrasah Ibtidaiyah sangat besar konstribusinya dalam
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Minat bakat siswa tidak akan
berkembang secara optimal tanpa bantuan seorang guru ( mulyana, 2009:35).
Tercapainya tujuan pembelajaran merupakan keinginan guru, apabila
tujuan pembelajaran tercapai maka proses pembelajaran pun dikatakan
berhasil. Diantara yang menjadi tolak ukur keberhasilan proses belajar
mengajar adalah meningkatkan minat belajar siswa yang tinggi. Dalam proses
belajar mengajar untuk meningkatkan minat belajar siswa, guru seharusnya
menggunakan beragam teknik yang menarik siswa.
Untuk dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. Guru harus
berperan aktif dalam mendidik peserta didiknya, seperti menerapkan
pendekatan yang membuat peserta didik lebih aktif agar peserta didik dapat
memahami materi yang diajarkan.
Oleh karena itu guru diharapkan untuk menuntun peserta didik agar dapat
aktif dalam pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak hanya terbiasa
menerima pelajaran saja tetapi juga dapat mengembangan ilmu yang
didapatnya selama mengikuti pelajaran dikelas.
Rokhmat (dalam Srianis, 2014;40) yang menyatakan, “Puzzle adalah
permainan kontruksi melalui kegiatan memasang atau menjodohkan kotak-
kotak, atau gambar bangun-bangun tertentu sehingga akhirnya membentuk
sebuah pola tertentu.” Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa media puzzle adalah alat peraga atau alat bantu untuk menunjang
proses pembelajaran yang menggunakan media puzzle dalam melaksanakan
pembelajaran.
Proses belajar-mengajar akan berjalan baik kalau menggunakan media
yang digunakan yaitu media puzzle, karena antara pendidik dengan media
saling berkaitan. Di dalam proses belajar-mengajar hendaknya dibuat dengan
cara yang menyenangkan. maka siswa tidak merasa terbebani dengan tugas,
meskipun tugas tersebut diberikan dalamm jumlah banyak. Sebab karena otak
4
akan dapat menerima rangasangan-rangsangan dari luar secara optimal, ketika
berada dalam keadan senang atau yang lazim dikenal dengan istilah fun.
Inilah yang dalam kepustakaan lain lazim juga dikenal dengan joyfull learning
(Ali Imron, 2011:116).
Pembelajara Media Puzzle diyakini sebagai melatih konsentrasi, ketelitian
dan kesabaran, melatih koordinasi mata dan tangan, melatih logika,
memperkuat daya ingat, mengenalkan anak pada konsep hubungan, dan
dengan melihat gambar atau bentuk, dapat melatih berfikir matematis
menggunakan otak kiri.
Daya imajinasi dapat ditimbulkan dengan menata dan menyusun unsur-
unsur visual dalam materi pengajaran. Dalam merancang media pembelajaran
perlu memperhatikan beberapa patokan, anatara lain kesederhanan,
keterpaduan, penekanan, keseimbangan, garis, bentuk, tekstur, ruang dan
waktu. Media pembelajaran dengan menggunakan media puzzle diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yang didalamnya terdapat beberapa
matapelajaran, ppkn sbdb,bahasa Indonesia, dan matematika. Hasil belajar
adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalamannya
belajar ( Sudjana, 2004 : 22 ).
Berdasarkan hasil observasi awal, proses pembelajaran tematik di kelas III
MI Muhajirin Kota Jambi terdapat beberapa masalah dalam proses
pembelajarannya, salah satu di antaranya yaitu proses pembelajaran
berlangsung hanya sebatas guru menerangkan dan siswa mendengarkan
kemudian mencatat pelajaran yang diberikan sehingga hasil belajar siswa
rendah. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru juga belum
menggunakan media yang menarik. Media yang digunakan hanya sebatas
papan tulis, tidak terdapat media lain yang mendukung proses pembelajaran
dan tidak terdapat kegiatan belajar yang menarik.
Oleh sebab itu, sebagian besar siswa jarang terlibat dalam hal mengajukan
pertanyaan atau mengutarakan pendapat, walaupun guru telah berulang kali
meminta siswa untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang jelas. Ketika guru
bertanya, tidak ada satu pun siswa yang menjawab. Banyak siswa tidak
5
memperhatikan penjelasan guru, hanya beberapa saat saja memperhatikannya,
lalu sebagian siswa sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Pada
kenyataannya banyak siswa terlihat malas, tidak aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran berlangsung dan mengakibatkan keaktifan belajar siswa rendah.
Untuk membangkitkan keaktifan belajar siswa yang rendah, maka penulis
mencoba meneliti dengan menerapkan media pembelajaran puzzle . Puzzle
adalah permainan kontruksi melalui kegiatan memasang atau menjodohkan
kotak-kotak, atau gambar bangun-bangun tertentu sehingga akhirnya
membentuk sebuah pola tertentu. Maka dari itu media puzzle ini diharapkan
dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga dapat memotivasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran secara aktif dan dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa untuk waktu selanjutnya. Berdasarkan uraian di atas maka
peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul:
“Penggunaan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa
Kelas III Pembelajaran Tematik Di MI Muhajirin Kota Jambi“.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pokok masalah yang telah dipaparkan dalam latar belakang
masalah, dapat diduga akan muncul berbagai masalah penelitian. Oleh sebab
itu masalah dalam penelitian ini perlu di identifikasi sebaga berikut:
1. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas sehingga
proses belajar kurang efektif.
2. Siswa cenderung pasif pada saat proses belajar sehingga siswa sulit
menerima penjelasan dari guru.
3. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam proses
belajar mengajar
4. Guru belum memanfaatkan media puzzle dalam proses pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, perlu adanya batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
6
1. Penelitian dilaksanakan pada kelas III MI Muhajirin Kota Jambi
2. Penelitian menggunakan media puzzle pada pembelajaran tematik
3. Pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada peningkatan
keaktifan belajar siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian yang telah dikemukakan diatas maka dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu: “ Apakah Penggunaan Media puzzle
pada pembelajaran tematik Tema 7 mampu meningkatkan Keaktifan belajar
siswa kelas III MI Muhajirin Kota Jambi”?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk Mengetahui Keaktifan belajar siswa sesudah dan sebelum
menggunakan media puzzle siswa kelas III MI Muhajirin Kota Jambi
2. Untuk meningkatkan keaktifan belajar Siswa Kels III MI Muhajirin
Kota Jambi.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaransehingga
dapat memberikan pengalaman yang bermakana kepada murid. Tema
adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicara (poerwardarminta, 1983;32)
Pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran terpadu
(intergrate instruction) yang merupakan suatu system pembelajaran
yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun secara
kelmpokaktif menggali dan melakukan konsep serta prinsip-prinsip
keilmuan secara Holistik, bermakna, dan Otentik.
Penetapan pendekatan tematik dalam pembelajaran dikelas rendah
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP)tidak lepas dari
perkembangan akan konsep dari pendekatan terpadu itu sendiri.
Memiliki perkembangan konsep pendekatan terpadu di Indonesia, pada
saat ini model pembelajaran yang dipelajari dan berkembang adalah
model pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty (1990).
Model pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh Fogarty ini
berawal dari konsep pendekatan interdisipliner yang dikeembangkan
oleh Jacob (1989).
Dalam bukunya, interdisciplinary curriculum: design and
implementasion, Jacob (1989;22) menjelaskan bahwa tumbuh
kembangnya minat dan kebutuhanatas kurikulum terpadu (intergrative
curriculum) dipicu oleh beberapa hal yaitu:
1) Perkembangan pengetahuan
2) Fragmentasi jadwal pemeblajaran
3) Relevansi kurikulum
4) Respon masyarakat terhadap frakmentasi pembelajaran
Menurut Jacob (1989), keempat hal terseebut merupakan pemicu
merebaknya wacana dan penerapan pendekataninterdisiplin (PI)
disekolah-sekolah.
Jadi pendekatan interdisiplin menekankan kepada keterkaitan dan
keterhubungan antar-disiplin. Sifat keterhungan antara-disiplin itu pada
kenyataannya melahirkan sejumlah variasi yang memiliki makna yang
tidak persis sama (Jacob, Ed.,1998 dan Pitts, dkk., 1991), diantaranya
adalah sebagai berikut:
1) Parallel disiplin
2) Lintas disiplin atau crossdisciplinary
3) Pluridisiplin
4) Multidisiplin
5) Interdisiplin
6) Keterpaduan hari atau integrated-day
7) Program lengkap atau complete program
Dari berbagai istilah tersebut, Jacob lebih menyukai istilah dari
interdisilin sebagai paying karna memandang pengetahuan dan
pendekatan kurikulum yang merapkan secaraa sadar medologi dan
bahasa lebih dari satu disiplin untuk menguji relevansi dan
kebermaknaan tema sentral, isu, masalah, topic, atau pengalaman.
Pembelajaran terpadu berawal dari pengembangan dari skema-
skema pengetahuan yang ada dalam diri siswa. Hal tersebut
merupakan salah satu pengembangan filsafat konstruktivisme.salah
satu pandangan tentang proses konstruktivisme dalam pembelajaran
adalah proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan
terjadinya konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan
diri ( self-regulation). Pada akhir proses belajar, pengetahuan akan
dibangun sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi
dengan lingkungannya ( Bell, 1993:24).
Pada dasarnya pembelajaran terpadu dikembangkan untuk
menciptakan pembelajaran yang didalamnya siswa sendiri aktif secara
mental membangun pengetahuan yang dilandasi oleh struktur kognitif
yang dimilikinya. Pendidik lebih berpera sebagai fasilitator dan
mediator pembelajaran. Penekanan tentang belajar dan mengajar lebih
berfokus pada suksesnya siswa mengorganisasikan pengalaman
mereka, bukan ketepatan siswa dalam melakukan replikasi atas apa
yang dilakukan pendidik.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi
antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak
dengan pndidik. Kegiatan pembelajaran ini akan kelihatan bermakna
bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan
memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar berbentuk indifidual
dan kontekstual. Artinya proses belajar terjadi dalam diri individu
sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Pembelajaran
tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada murid. Tema adalah pokok pikiran atau
gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Abdul Majid, 2014,
hal. 80).
Jadi, pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu
yang menggunakan beberapa tema pembelajaran yang mengaitkan
macam-macam mata pelajaran dalam satu subtema, sehingga dapat
memberikan pengalaman yang lebih bermakna kepada siswa dalam
proses pembelajaran.
b. Landasan Pembelajaran Tematik
Abdul Majid (2014; 87) menyatakan bahwa dalam bukunya,
landasan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar meliputi landasan
sebagai berikut :
1) Landasan Secara Filisofis
Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga
aliran filsafat yaitu; progresivisme, konstruktivisme, dan
humanism. Aliran progresivisme memandang proses
pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas,
memberikan sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural),
dan memperhatikan pengalaman siswa.
Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsu siswa
(direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut
aliran ini, pengetahuan adalah hasil kontruksi atau bentuk
manusia.manusia mengonstruksi pengetahuan melalui interaksi
dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya.
Pengetahuan tidak dapat ditrasfer begitu saja dari seorang guru
kepada anak, tetapi harus diinterprestasikan sendiri oleh masing-
masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi,
melainkan proses yang harus berkembang terus-menerus.
Keaktifan siswa yang ingin diwujudkan dngan rasa
keingin tahuannya sangat berperang dalam perkembangan
pengetahuannya. Aliran humanism melihat siswa dari segi
keunikan/kekhasannya potensinya, dan motivasi yang
dimilikinya.
2) Landasan Psikologis
Pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi
perkembangan peserta didik dan psikologi. Psikologi
perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan
isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa
agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik. Melalui pembelajaran tematik
diharapkan adanya perubahan prilaku siswa menuju
kedewasaan, baik fisik, mental/intelektual, moral maupun
social.
3) Landasan Yuridis
Dalam UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan
tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal
9). Dalam UU No.20 tahun 20002 tentang SISDIKNAS
dinyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).
(Abdul Majid, 2014, hal. 88).
c. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik
a. Menentukan tema
Tema dapat ditetapkann oleh pengambil kebijakan guru
atau ditetapkan bersama dengan peserta didik.
b. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum
Pada tahap ini guru harus mampu mendesain tema
pembelajaran dengan cara terintegrasi sejalan dengan tuntutan
kurikulum, dengan mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
c. Mendesain rencana pembelajaran
Tahapan ini mencakup pengorganisasian sumber belajar,
bahan belajar, media belajar, termasuk kegiatan ekstrakurikuler
yang bertujuan untuk menunjukan suatu tema pembelajaran
terjadi dalam kehidupan nyata. Melaksanakan aktivitas belajar.
(Jasin Anwar, 2007, hal. 87).
d. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di SD/MI, pembelajaran
tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1) Berpusat pada siswa
2) Memberikan pengalaman langsung
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
5) Bersifat fleksibel
Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan (Abdul Majid, 2014, hal. 87-88).
e. Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik
Abdul Majid (2014;91) menyatakan bahwa ada rambu-rambu
pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
a. Tidak semua mata pelajaran harus disatukan.
b. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas
semester.
c. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, tidak harus
dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak dapat diintegrasikan
dibelajarkan secara tersendiri.
d. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus
tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara
tersendiri.
e. Kegiatan pembelajaran ditelkankan pada kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral.
f. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa,
lingkungan, dan daerah setempat.
f. Manfaat Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di SD/MI, pembelajaran
tematik memiliki manfaat sebagai berikut:
1) Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak
didik.
2) Memberikan pengalaman langsung dan kegiatan belajar-
mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan anak didik.
3) Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan
bermakna.
4) Mengembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai
dengan persoalan yang dihadapi.
5) Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.
6) Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap
gagasan orang lain.
7) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan
persoalan yang dihadapu dalam lingkungan anak didik (Abdul
Majid, 2014, hal. 92-93).
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan perantara untuk menyampaikan
pesan atau informasi yang sangat dibutuhkan dalam proses
pembelajaran agar memudahkan guru dalam penyampaian materi
pembelajaran dan memudahkan siswa untuk menerima materi
pembelajaran.
Asra (2007: 5.5) mengemukakan bahwa kata media dalam
“media pembelajaran” secara harfiah berarti perantara atau pengantar,
sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang
diciptakan untuk membuat seseorang melakukan sesuatu kegiatan
belajar. Media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi
media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk
mengondisikan seseorang belajar.
Sementara itu Gerlach dan Ely dalam Aryad (2011: 3) mengatakan
bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media. Sedangkan Musfiqon (2012: 28) mengungkapkan bahwa secara
lebih utuh media pembelajaran dapat digunakan sebagai perantara
antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar
lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala bentuk saluran sebagai perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media pembelajaran
dapat merangsang minat siswa untuk belajar serta membantu guru dan
siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
1) Manfaat media pembelajaran
Secara umum manfaat praktis media dalam proses
pembelajaran disampaikan oleh Sudjana dan Rivai dalam Arsyad
(2011: 24-25) adalah sebagai berikut.
a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai
dan mencapai tujuan pembelajaran.
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab
tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas lain
seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,
memerankan, dan lain-lain.
Sementara itu Daryanto (2010: 40) mengungkapkan bahwa
media pembelajaran bermanfaat sebagai berikut.
a) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.
c) Menimbulkan gairah belajar.
d) Memungkinkan anak dapat belajar mandiri sesuai dengan
bakat dan kemampuan visual, auditori,dan kinestetiknya.
e) Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
f) Dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan
siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
manfaatpraktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam
proses belajar mengajar akan lebih menarik.
2) Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama
apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau
kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (a) memotivasi
minat atau tindakan, (b) menyajikan informasi, dan (c) memberi
instruksi (Kemp dan Dayton dalam Arsyad, 2011: 19).
Fungsi dari media pembelajaran juga diungkapkan oleh Asyhar
(2011: 29-35) bahwa media pembelajaran memiliki beberapa
fungsi yang dijelaskan sebagai berikut.
a) Media sebagai sumber belajar
Media pembelajaran berperan sebagai salah satu sumber
belajar bagi siswa.
b) Fungsi semantic
Melalui media dapat menambah perbendaharaan kata atau
istilah.
c) Fungsi manipulative
Fungsi manipulative adalah kemampuan suatu benda dalam
menampilkan kembali suatu benda atau peristiwa dengan
berbagai cara, sesuai kondisi, situasi, tujuan dan sasarannya.
d) Fungsi fiksatif
Fungsi fiksatif adalah kemampuan media untuk
menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu
objek atau kejadian yang sudah lampau.
e) Fungsi distributive
Bahwa dalam sekali penggunaan suatu materi, objek atau
kejadian dapat diikuti siswa dalam jumlah besar dan dalam
jangkauan yang sangat luas. Fungsi psikologis, media
pembelajaran memiliki beberapa fungsi seperti atensi, afektif,
kognitif, imajinatif, dan fungsi motivasi.
f) Fungsi sosial kultural
Penggunaan media dapat mengatasi hambatan sosial
kultural antarsiswa. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki fungsi di
antaranya (a) memotivasi minat atau tindakan, (b) menyajikan
informasi, dan (c) memberi instruksi. Fungsi dari media
pembelajaran dapat mendukung pelaksanaan proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3) Jenis-jenis Media Pembelajaran
Pengelompokan jenis-jenis media pembelajaran banyak
disampaikan oleh para ahli media pembelajaran, di antaranya Asra
(2007: 5.8-5.9) mengelompokkan media pembelajaran menjadi
beberapa jenis, yaitu:
1) Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat, seperti
foto, gambar dan poster.
2) Media audio yaitu media yang hanya dapat didengar saja
seperti kaset audio, MP3, dan radio.
3) Media audio visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus
didengar seperti film suara, video, televisi dan sound slide.
4) Multimedia adalah media yang dapat menyajikan unsur media
secara lengkap seperti suara, animasi, video, grafis dan film.
Pengelompokan jenis-jenis media pembelajaran juga
diungkapkan oleh Ashar (2011: 44-45) yaitu:
1) Media visual
Media visual yaitu jenis media yang digunakan hanya
mengandalkan indra pengliatan misalnya media cetak seperti
buku, jurnal, peta, gambar, dan lain sebagainya.
2) Media audio
Media audio yaitu jenis media yang digunakan hanya
mengandalkan pendengaran saja, contohnya tape recorder, dan
radio.
3) Media audio visual
Yaitu film, video, program TV, dan lain sebagainya.
4) Multimedia
Multimedia yaitu media yang melibatkan beberapa jenis
media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau
kegiatan pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki beberapa
jenis, yaitu (a) media visual, (b) media audio, (c) media audio
visual, (d) multimedia, dan (e) media realia. Setiap jenis media
pembelajaran memiliki bentuk dan cara penyajian yang
berbeda-beda dalam pembelajaran audio visual.
2. Media Puzzle
a. Pengertian media
Media yang berasal dari bahasa latin medium, yang secara harafiah
berarti „tengah‟, “perantara” atau “pengantar‟ sesuai dengan pendapat
(Arsyad dalam Sadiman, 2005: 6). Oleh karena itu media dapat
diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan software dan alat
hardware. Sedangkan pendapat (Gerlach & Ely dalam Arsyad, 2007),
media jika dipahami secara garis besar adalah manusai, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian
ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Berdasarkan batasan-batasan mengenai media yang telah
dikemukakan di atas, maka media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk
menyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pelajar individu
atau kelompok, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat serta perhatian siswa
b. Pengerian Puzzle
Menurut Depdiknas (2003: 43) puzzle merupakan salah satu jenis
media yang digunakan dalam suatu permainan. Permainan ini berupa
kegiatan bongkar dan menyusun kembali kepingan puzzle menjadi
bentuk utuh. Posisi awal puzzle yang dalam keadaan acak-acakan
bahkan keluar dari tempatnya anak akan merasa tertantang untuk
karena hal ini yang mendorong kelincahan koordinasi tangan dan
pikiran terwujud secara nyata.
Soebachman (2012: 48) permainan puzzle adalah permainan terdiri
atas kepingan-kepingan dari satu gambar tertentu yang dapat melatih
yang kreativitas, keteraturan, dan tingkat konsentrasi. Permainan
puzzle dapat dilakukan oleh anak-anak hingga anak belasan tahun,
tetapi tentu saja tingkat kesulitannya harus disesuaikan dengan usia
anak yang memainkannya. Permainan puzzle anak akan mencoba
memecahkan masalah yaitu menyusun gambar. Pada tahap awal
mengenal puzzle, mereka mungkin mencoba untuk menyusun gambar
puzzle dengan cara mencoba memasang-masangkan bagian-bagian
puzzle tanpa petunjuk. Permainan puzzle dengan sedikit arahan dan
contoh, maka anak sudah dapat mengembangkan kemampuan
kognitifnya dengan cara mencoba menyesuaikan bentuk,
menyesuaikan warna, atau logika.
Menurut Yulianty (2008:42) Puzzle adalah permainan menyusun
dan mencocokan bentuk dan tempatnya sesuai dengan gambar yang
sebenarnya. Disimpulkan bahwa permainan puzzle adalah permainan
yang dapat merangsang kemampuan logika matematika anak, yang
dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzle
berdasarkan pasangannya.
Permainan puzzle menurut Suciaty ( 2010: 78) puzzle adalah
permainan yang dapat dimainkan mulai dari anak 12 bulan. Untuk
pemula permainan puzzle adalah sesuatu yang kurang menarik, tetapi
puzzle bisa memberikan kesempatan belajar yang banyak, selain untuk
menarik minat anak dan membina semangat belajar dalam bermain.
Berdasarkan paparan dari para ahli dapat disimpulkan puzzle
adalah permainan edukatif yang dapat menari minat anak dalam
proses belajar, dapat disimpulkan media gambar berbentuk puzzle
merupakan permainan menyusun kepingan gambar sehingga menjadi
sebuah gambar yang utuh. Dalam menyusun puzzle membutuhkan
ketelitian, melatih anak untuk memusatkan pikiran karena harus
berkonsentrasi ketika menyusun kepingan-kepingan puzzle tersebut
hingga menjadi sebuah gambar yang utuh dan lengkap. Puzzle dalam
perkembangannya dibagi menjadi 4 jenis puzzle, yaitu :
1) Logic puzzle
Logic puzzle adalah salah satu jenis puzzle yang dimana puzzle ini
sangat melatih kemampuan logika dari anak yang memainkanya.
Kemampuan menggunakan logika berpikir menjadi modal utama
untuk menyelesaikan teka-teki puzzle yang diberikan.
2) Jigsaw puzzle
Jigsaw puzzle adalah salah satu jenis puzzle yang berupa
kepingan-kepingan. Biasanya kepingan-kepingan itu jika
dipadukan akan membentuk suatu gambar tertentu. Kepingan-
kepingan puzzle ini akan berwujud teratur maupun tidak teratur.
Potongan kepingan itu biasnya berbentuk persegi, segitiga,
melingkar dan lain sebagainya.
3) Mechanical puzzle
Mechanical puzzle adalah salah satu jenis puzzle yang
setiap kepinganya saling berhubungan atau memiliki ikatan satu
sama lain. Media puzzle yang saya pakai termasuk dalam jenis
Mechanical puzzle, dimana siswa harus menghubungkan
kepingan-kepingan puzzle menjadi satu keseluruhan yang utuh
didalamnya terdapat informasi materi dari pembelajaran Tematik.
4) Combination puzzle
Combination puzzle adalah salah satu jenis puzzle yang cara
penyelesainya menggunakan kombinasi tertentu dan kombinasi
yang berbeda. Salah satu contoh kombination puzzle adalah
rubik’s cube rubik’s cube termasuk combination puzzle karena
untuk menyelesaikan teka-teki rubrik ini memerlukan rumus
kombinasi.
c. Tujuan permainan puzlle
Tujuan umum dari permainan puzzle menurut Nisak ( 2011:110)
adalah sebagai berikut :
1) Membentuk jiwa bekerja sama pada peserta, karena permainan ini
akan dikerjakan secara berkelompok.
2) Peserta dapat lebih konsisten dengan apa yang dikerjakan
3) Melatih kecerdasan logis matematis peserta
4) Menumbuhkan rasa solidaritas siswa
5) Menumbuhkan rasa kelkeluargaan antar siswa
6) Melatih strategi dalam bekerja sama antar siswa
7) Menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai antar
siswa
8) Menumbuhkan rasa saling memiliki antat siswa, dan
9) Menghibur para siswa dalam kelas.
Menurut Nisak (2011: 110), permainan puzzle ini memiliki tujuan
sebagai berikut:
1) Membentuk jiwa bekerjasama pada peserta, karena permainan ini
aklan dikerjakan secara berkelompok.
2) Peserta dapat lebih konsisten dengan apa yang sedang dikerjakan.
3) Melatih kecerdasan logis matematis peserta.
4) Menumbuhkan rasa solidaritas sesama siswa.
5) Menumbuhkan rasa kekeluargaan antarsiswa.
6) Melatih strategi dalam bekerjasama antarsiswa.
7) Menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai antar
siswa.
8) Menumbuhkan rasa saling memiliki antarsiswa.
9) Menghibur para siswa di dalam kelas.
10) Manfaat permaianan Puzzle
Menurut Suciaty (2010: 78), manfaat dari permainan ini sebagai
berikut:
1) Mengasah otak, Puzzle adalah cara yang bagus untuk mengasah
otak si kecil, melatih sel-sel saraf, dan memecahkan masalah.
2) Melatih koordinasi mata dan tangan, Puzzle dapat melatih
koordinasi tangan dan mata anak. Mereka harus mencocokkan
keepingkeping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar.
Permainan ini membantu anak mengenal bentuk dan merupakan
langkah penting menuju pengembangan keterampilan membaca.
3) Melatih nalar, Puzzle dalam bentuk manusia akan melatih nalar
mereka. Mereka akan menyimpulkan dimana letak kepala, tangan,
kaki dan lain-lain sesuai dengan logika.
4) Melatih kesabaran, Puzzle juga dapat melatih kesabaran anak
dalam menyelesaikan suatu tantangan.
5) Pengetahuan, Dari puzzle anak akan belajar. Misalnya, puzzle
tentang warna dan bentuk maka anak dapat belajar tentang warna-
warna dan bentuk yang ada. Pengetahuan yang diperoleh dari cara
ini biasanya lebih mengesankan bagi anak dibanding dengan
pengetahuan yang dihafalkan. Anak juga dapat belajar konsep
dasar, binatang, alam sekitar, jenis buah, alphabet, dan lain-lain.
Tetapi dalam permainan ini tentunya harus dengan bantuan ibu
atau orang lain yang dapat mendampinginya.
4. Tata Cara permaninan puzzle
Menurut Nisak (2011: 111), permainan ini mempunyai teknis
sebagai berikut:
a Guru menerangkan aturan permainan. Permainan ini dilakukan
secara berkelompok.
b Sebelum permainan dimulai dilakukan pembagian kelompok. Satu
kelompok terdiri dari 5 anggota kelompok.
c Siapkan puzzle dalam amplop untuk masing-masing kelompok.
d Permainan ini dibatasi dengan waktu 15 menit.
e Masing-masing kelompok berdiri melingkari meja dan didekat
potongan-potongan puzzle yang telah dibagikan.
f Masing- masing kelompok harus mengerjakan secara berkelompok,
tidak boleh ada yang mengerjakan sendirian.
g Kemudian masing-masing perwakilan kelompok maju kedepan
mempresentasikan hasil kelompok mereka.
h Guru memberikan umpan balik berupa pertanyaan-pertanyaan
tentang gambar yang telah mereka rangkai.
5. Kelemahan dan Kelebihan media puzzle
Pada setiap media pembelajaran pasti terdapat kelebihan dan
kekurangan, berikut ini kelebihan dan kekurangan media puzzle dalam
pembelajaran yaitu:
a. Kelebihan media Puzzle sebagai berikut;
1) Melatih konsentrasi siswa, ketelitian, dan kesabaran.
2) Melatih berimajinasi dan menyimpulkan.
3) Melatih daya ingat siswa. Media puzzle lebih menekankan
4) Meningkatkan semangat belajar siswa.
5) Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih anak untuk
6) Menumbuhkan interaksi dan kerjasama antar siswa.
7) Mengembangkan kapasitas anak dalam mengamati dan
melakukan percobaan.
8) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
b. Kelemahan media Puzzle sebagai berikut;
1) Membutuhkan waktu yang lama.
2) Media ini membuat siswa hanya ingin bermain-main karena
asik dengan susun menyusun puzzle.
3) Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
pembelajaran.
4) Gambar kurang maksimal bila diterapkan dalam kelompok
besar.
5) Menuntut kreativitas pengajar.
6) Kelas menjadi kurang terkendali.
3. Keaktifan Belajar
1. Pengertian Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar merupakan suatu kegiatan untuk
mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh
peserta didik. Menurut Ahmadi (2013: 206) keaktifan belajar adalah
suatu proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat
secara intelektual dan emosional, sehingga subjek didik betul-betul
berperan dan berpatisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar.
Menurut Warsono (2016: 6) keaktifan belajar merupakan suatu
sistem pembelajaran yang menekankan keaktifan peserta didik secara
fisik, mental, intelektual, dan emosional, guna memperoleh hasil
belajar yang berupa perpaduan antara ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Menurut Siregar (2010: 106) keaktifan belajar merupakan
pengolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif
menuju belajar yang mandiri.
Setelah memahami pengertian keaktifan belajar menurut para ahli,
Ahmadi dan Warsono mengemukakan bahwa keaktifan belajar yaitu
menekankan keaktifan belajar secara intelektual dan emosional,
sedangkan pengertian keaktifan belajar menurut Siregar cara belajar
aktif yaitu pembelajaran yang menuju belajar yang mandiri. Dari
pendapat ketiga para ahli dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar
adalah proses pembelajaran yang menekankan peserta didik secara
fisik, mental, intelektual dan emosional guna menuju pembelajaran
yang mandiri.
Selanjutnya menurut Usman (2002: 22) keaktifan belajar
digolongkan kedalam beberapa hal yaitu:
1) Aktivitas visual seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen
dan demonstrasi.
2) Aktivitas lisan seperti bercerita, membaca, Tanya jawab, diskusi,
dan menyanyi.
3) Aktivitas mendengarkan seperti mendengar penjelasan guru,
ceramah dan pengarahan.
4) Aktivitas gerak seperti senam, melukis dan atletik.
5) Aktivitas menulis seperti mengarang dan membuat makalah.
Sedangkan menurut Paul (dalam Hamalik, 2007: 172) keaktifan
peserta didik diklasifikasikan menjadi 5 jenis sebagai berikut:
1) Visual Activities, membaca memperhatikan: gambar demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya,
2) Oral Activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, member
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi,
interupsi, dan sebagainya,
3) Listening Activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi,
music, piano, dan sebagainya,
4) Writing Activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes angket,
menyalin, dan sebagainya,
5) Drawing Activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram,
pola dan sebagainya.
2. Jenis–jenis Keaktifan Belajar
Setelah memahami ciri-ciri keaktifan belajar, adapun Jenis-jenis
keaktifan belajar, keaktifan belajar menurut Soemanto (2006:107)
meliputi:
1) Mendengarkan
2) Memandang
3) Meraba, mencium, dan mencicipi/mengecap
4) Menulis atau mencatat
5) Membaca
6) Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi
7) Mengamati table-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan
8) Menyusun paper atau kertas kerja
9) Mengingat
10) Berpikir
11) Latihan atau praktek.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keaktifan peserta didik dalam belajar dapat dibagi dalam beberapa
kelompok yaitu keaktifan visual, keaktifan lisan, keaktifan gerak,
keaktifan mendengar, keaktifan menulis, keaktifan mental dan emosi.
Dalam penelitian ini keaktifan belajar yang digunakan yaitu visual
adalah keaktifan seperti membaca, menulis dan melakukan percobaan
atau eksperimen, selanjutnya keaktifan lisan adalah keaktifan seperti
bercerita, tanya jawab dan berdiskusi, setelah itu adapun keaktifan
mendengar adalah keaktifan seperti mendengar penjelasan guru dan
pendapat dari temannya, selanjutnya keaktifan menulis adalah
keaktifan seperti mengarang dan membuat sebuah makalah.
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar
Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat
merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta
didik juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan
permasalahanpermasalahan dalam proses pembelajaran. Dalam upaya
peningkatan keaktifan siswa guru dapat berperan dengan merekayasa
sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan
peserta didik dalam proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan guru
yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa menurut Moh. Uzer Usman
(2009: 26-27) adalah:
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik,
sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada
peserta didik).
3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik.
4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan
dipelajari).
5) Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari.
6) Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
7) Memberikan umpan balik (feedback).
8) Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes
sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur.
9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir
pembelajaran.
Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan
siswa pada saat belajar. Lebih lanjut dijelaskan oleh Moh. Uzer
Usman (2009: 26-27) cara untuk memperbaiki keterlibatan siswa
diantaranya yaitu abadikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan
belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara efektif dalam
kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan
tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Selain
memperbaiki keterliban siswa juga dijelaskan cara meningkatkan
keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar. Cara
meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah
mengenali dan membantu anak-anak yang kurang terlibat dan
menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran dengan
kebutuhan-kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting untuk
meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berfikir secara aktif
dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan keaktifan
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu membuat pembelajaran
menjadi menarik atau memberikan motivasi kepada siswa dan
keaktifan juga dapat ditingkatkan, salah satu cara meningkatkan
keaktifan yaitu dengan mengenali keadaan siswa yang kurang terlibat
dalam proses pembelajaran. Kreativitas sudah menjadi potensi dasar
manusia. Jika dalam praktiknya ada orang yang kreativitasnya rendah
atau malah tidak muncul, bukan berarti kreativitas itu tidak ada atau
hilang, tetapi ia menjumpai blokade-ada sesuatu yang menghalangi.
Disinilah pendidikan itu berperan. Merujuk pada pengertian dasar
istilah “education” yang kita terjemahkan menjadi pendidikan,
dikatakan bahwa education itu mengeluarkan apa yang ada di dalam,
bukan memasukkan sesuatu dari luar ke dalam. Pendidikan berperan
agar kreativitas seseorang itu jangan sampai terhambat blokade di
dalam dirinya lalu macet. Menyingkirkan blokade mental (mental
blockage) di dalam diri seseorang sebetulnya jauh lebih diutamakan
ketimbang mengembangkan kreativitas itu sendiri. Betapa pun
kerasnya perjuangan seseorang untuk menjadi kreatif, bisa dipastikan
ia akan gagal atau hasilnya tidak optimal jika di dalam dirinya
terdapat blokade mental.
4. Indikator Keaktifan Belajar Siswa
Menurut Ardhana (2009 :2) indikator keaktifan siswa dapat dilihat
dari kriteria berikut ini yaitu:
1) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
2) Kerjasama dalam kelompok
3) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok
4) Memberikan kesempatan berpendapat kepada teman dalam
kelompok
5) Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat
6) Memberikan gagasan yang cemerlang
7) Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang
8) Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain
9) Saling membantu dan menyelesaikan masalah
B. Kerangka Berfikir
Dalam pembelajaran siswa-siswi kelas III MI Muhajirin kurang
aktif dan kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran didalam kelas
sehingga masih banyak siswa-siswi yang bermain-main saat pembelajaran
sedang berlangsung dan hasil belajar siswa kelas III masih dibawah KKM.
Guru hendaknya dapat melakukan berbagai macam media yang dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa. Media yang digunakan harus sesuai
dengan kemampuan individu setiap siswa. Salah satu media yang dapat
digunakan untuk meningkatkan keaktifan beajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran yaitu media puzzle. Dalam media ini guru hanya sebagai
fasilitator dan motivator, sehingga siswa akan ikut terlibat dalam proses
pembelajaran. Seperti kegiatan diskusi kelompok dan presentasi, hal
tersebut akan menarik keaktifan siswa karena siswa tidak akan merasa
jenuh dalam melakukan pembelajaran didalam kelas sehingga hasil belajar
pun meningkat.
Untuk lebih jelasnya kerangka befikir dalam penilitian ini dapat di
lihat pada bagan berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
C. Studi Relevan
Tinjauan yang dimaksud untuk mengkaji penelitian yang relavan
dengan penelitian penulis. Ada beberapa penelitian yang dilakukan sebelum
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh,Danang Sucahyo dan Supriyono ( 2013 )
dalam skripsinya yang berjudul: “Penggunaan Media Puzzle Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Di Sekolah Dasar”. Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan hasil penelitian menunjukkan bahwa
persentase aktivitas guru mengalami peningkatan 71,8% pada siklus I dan
menjadi 88% pada siklus II. Aktivitas siswa mengalami peningkatan
73,2% pada siklus I dan menjadi 89,2% pada siklus II. Hasil tes menulis
KONDISI
AWAL
Pembelajaran tematik yang
dilaksanakan oleh guru
belum optimal
Siswa: keaktifan
siswa rendah dalam
pembelajaran
Siklus I: penggunaan
media puzzle
kelompok
Tindakan Menggunakan inovasi
media saat pembelajaran Siklus II: penggunaan
media puzzle
kelompok
Melalui penggunaan media
puzzle dapat meningkatkan
keaktifan belajar suswa
Kondisi
akhir
puisi mengalami peningkatan 63% pada siklus I dan menjadi 88% pada
siklus II. Hasil tes tentang jenis pekerjaan mengalami peningkatan 63%
pada siklus I dan menjadi 88% pada siklus II. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media puzzle pada pembelajaran tematik
tema pekerjaan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SDN
Sembung, Sukorame Lamongan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh,Khusnul Maslukhah dan M. Husni
Abdullah (2013) dalam skripsinya yang berjudul:”Penggunaan Media
Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SDN
Klantingsari I Tarik SIdoarjo. Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan
media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai
yang diperoleh pada siklus I sebesar 67,64 (58,82%), siklus II sebesar
75,29 (70,59%), dan siklus III sebesar 85,00 (88,24%). Selain itu, dari
hasil penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru,
aktivitas siswa, afektif siswa, dan psikomotor siswa. Dapat disimpulkan
bahwa materi perjuangan para tokoh melawan penjajahan dapat diajarkan
dengan menggunakan media puzzle karena dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran.
3. Penelitian yang dilakukan oleh, Rosiana Khomsoh dan Jandut Gregorius
Penggunaan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Dalam Pembbelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar. Hasil
penelitian menunjukan bahwa ada peningkatan menunjukkan bahwa
aktivitas guru selama pembelajaran mengalami peningkatan selama tiga
siklus, pada siklus I memperoleh pada siklus I persentase 78,13%. Pada
siklus II memperoleh persentase 87,5% dan meningkat pada siklus III
dengan perolehan persentase 93,75%. Sementara pada aktivitas siswa
memperoleh persentase 71,43%. Sedangkan pada siklus II aktivitas siswa
memperoleh persentase 78,57% dan memperoleh kenaikan pada siklus III
dengan perolehan persentase 92,85%. Perolehan rata-rata nilai hasil
belajar siswa pada siklus I diperoleh 66. Sedangkan ketuntasan klasikal
kelas 60% dengan rata-rata kelas sebesar. Hasil penelitian mengalami
kenaikan pada siklus II persentase keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa
sebesar dengan Sedangkan ketuntasan klasikal kelas 70% dengan rata-rata
kelas sebesar 73,5. Hasil siklus II belum memenuhi indikator keberhasilan
dilanjutkan siklus III persentase keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa
sebesar dengan Sedangkan ketuntasan klasikal kelas 85% dengan rata-
rata kelas sebesar 81,75. Sedangkan respon siswa memperoleh 84,44%.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori-teori sebagaimana di uraikan diatas, berikut ini
dapat dijadikan hipotesis yang dirumusakan, Meningkatkan keaktifan
belajar siswa dengan menggunakan media puzzle dalam pembelajaran
tematik kelas III MI Muhajirin Kota Jambi.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Muhajirin Kota Jambi pada mata
pelajaran Tematik. Alamat Jl. Komplek Teluk Permai Kelurahan Simpang
IV Sipin Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal tanggal 14 Februari
2020 sampai dengan 29 Februri 2020. Penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan terdiri dari
2×35 menit14 Januari 2020-15 Februari 2020 pada Semester Genap.
B. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual merupakan batasan terhadap masalah-masalah
variable yang dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga akan
memudahkan dalam mengoperasionalkannya di lapangan. Untuk
memahami dan memudahkan dalam menafsirkan banyak teori yang ada
dalam penelitian ini, maka akan ditentukan beberapa definisi konseptual
yang berhubungan dengan yang akan diteliti, antara lain:
a. Media Puzzle
Menurut Depdiknas (2003: 43) puzzle merupakan salah satu jenis
media yang digunakan dalam suatu permainan. Permainan ini berupa
kegiatan bongkar dan menyusun kembali kepingan puzzle menjadi
bentuk utuh. Posisi awal puzzle yang dalam keadaan acak-acakan
bahkan keluar dari tempatnya anak akan merasa tertantang untuk
karena hal ini yang mendorong kelincahan koordinasi tangan dan
pikiran terwujud secara nyata.
b. Keaktifan Belajar
Menurut Ahmadi (2013: 206) keaktifan belajar adalah suatu proses
kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara
intelektual dan emosional, sehingga subjek didik betul-betul
berperan dan berpatisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variable diukur. Dengan melihat definisi operasional suatu penelitian,
maka seorang peneliti akan dapat mengetahui suatu variabel yang akan
diteliti.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian
Variabel Definisi
Variabel
Indikator Skala
1 2 3 4
Media Puzzle
(Menurut
Depdiknas,
2003: 43)
puzzle
merupakan
salah satu jenis
media yang
digunakan
dalam suatu
permainan.
Permainan ini
berupa kegiatan
bongkar dan
menyusun
kembali
kepingan puzzle
menjadi bentuk
utuh. Posisi
awal puzzle
yang dalam
keadaan acak-
acakan bahkan
keluar dari
tempatnya anak
akan merasa
tertantang
untuk karena
hal ini yang
mendorong
Rendah:
Tk/PIAUD
Sedang : SD kelas
rendah 1-3
Tinggi : SD kelas
tinggi 4-6
Likert
kelincahan
koordinasi
tangan dan
pikiran
terwujud secara
nyata.
Keaktifan
Belajar (Y)
(Menurut
Ahmadi, 2013:
206)
keaktifan
belajar adalah
suatu proses
kegiatan belajar
mengajar yang
subjek didiknya
terlibat secara
intelektual dan
emosional,
sehingga subjek
didik betul-
betul berperan
dan
berpatisipasi
aktif dalam
melakukan
kegiatan
belajar.
1) Perhatian siswa
terhadap
penjelasan guru
2) Kerjasama
dalam
kelompok
3) Kemampuan
siswa
mengemukakan
pendapat dalam
kelompok
4) Memberikan
kesempatan
berpendapat
kepada teman
dalam
kelompok
5) Mendengarkan
dengan baik
ketika teman
berpendapat
6) Memberikan
gagasan yang
cemerlang
7) Membuat
perencanaan
dan pembagian
kerja yang
matang
8) Keputusan
berdasarkan
pertimbangan
anggota yang
lain
9) Saling
membantu dan
menyelesaikan
masalah
Likert
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan dikembangkan dalam penelitian tindakan
Kelas ini adalah desain penelitian model Kemmis dan Mc Taggart yang
Dikutip oleh Wijaya Kusumah (2001: 21). Dalam PTK model Kemmis dan
Mc Taggart digambarkan bahwa penelitian tindakan dilaksanakan melalui
Beberapa siklus, dan tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu : Perencanaan
(plaining), Melaksanakan tindakan (action), Melaksanakan pengamatan
(observation), dan Mengadakan refleksi atau analisis (reflection).
Menurut Rochiati dalam buku Ebbutt, Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik
pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan
dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari
tindakan-tindakan tersebut. Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk
memperbaiki kinerja guru sehingga kualitas pembelajaran menjadi lebih baik
danmeningkat. Tujuan utama dilakukan penelitian dalam bentuk penelitian
tindakan kelas (PTK) adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan
pengembangan profesinya.
Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang disajikan dalam
gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart
D. Prosedur Umum Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan (Action Reasecrh).
Penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti
yang membuat rencana dan peneliti yang melaksanakan apa yang
direncanakan guna memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat
didalam kelas. Tindakan yang dilakukan adalah dengan menerapkan media
Puzzel untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas III di MI Al-
Muhajirin Kota Jambi.
Untuk lebih jelasnya berikut tahapan prosedur tindakan pada
penerapan media Puzzel dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Menetapkan materi pembelajaran tematik kurikulum 2013.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai
pedoman dalam kegiatan pembelajaran.
3) Merencanakan materi pada pembelajaran dengan menerapkan
media puzzle
Perencanaan I
Siklus I
Pengamatan I
Pelaksanaan I Refleksi I
Perencanaan II
Siklus II
Pengaamatan II
Pelaksanaan II Refleksi II
4) Menyusun lembar pengamatan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
5) Menyiapkan tes dengan materi pada pembelajaran tematik untuk
mengetahui hasil belajar siswa
6) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa
dan guru selama pembelajaran berlangsung.
b. Tahap Pelaksanaan
Fokus pembelajaran pada siklus 1 adalah berupa pelaksanaan
Pembelajaran tematik dengan menerapkan Media puzzle di kelas III
Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Kota Jambi. Pelaksanaannya
dilakukan Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Pelaksanaan
pembelajaran Dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus Terdiri dari dua pertemuan. Durasi pada siklus I Dilaksanakan
2 x 30 menit pada setiap pertemuannya.
1) Kegiatan Awal
a) Menyajikan cerita dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan materi pembelajaran.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan
motivasi pada siswa dengan contoh-contoh keadaan yang
ada dilingkungannya.
2) Kegiatan Inti
a) Melakukan tes untuk mengetahui keaktifan belajar dasar
siswa sebelum materi diberikan.
b) Melaksanakan kegiatan kelompok dari menyusun gambar
yang sudah disediakan.
c) Mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas
oleh wakil setiap kelompok.
3) Kegiatan Akhir
a) Menampilkan pemahaman siswa setelah pembelajaran
berlangsung.
b) Mengevaluasi tingkat keberhasilan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
c) Memberikan penguatan kepada siswa.
Selama proses pembelajaran akan dilakukan observaasi oleh
peneliti. Pada akhirnya pembelajaran siklus I diperoleh data
observasi dan hasil pembelajaran siswa, maka dapat diketahui
kelemahan dan kelebihan siklus I tersebut sehingga hasil refleksinya
akan menjadi acuan untuk menyusun rencana pembelajaran siklus II.
c. Tahap Observasi dan Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan secara bersamaan pada waktu proses
pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi penelitian
tindakan kelas dilakukan oleh peneliti dibantu oleh observer
(pengamat) dengan menggunakan lembar observasi untuk
mengetahui aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran.
Sedangkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa yaitu
dengan mencatat nilai hasil belajar yang diperoleh dari evaluasi hasil
belajar pembelajaran tematik setelah siklus tindakan dilaksanakan.
d. Refleksi
Data hasil observasi dan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran tematik analisis data sebagai data kajian untuk
melakukan refleksi, sehingga dapat diketahui perkembangan yang
diperoleh dari penerapan media puzzle. Siklus I setelah direfleksikan
akan menjadi acuan perbaikan pada siklus II.
2. Siklus II
Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh semua tim peneliti
untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan
dalam pelaksanaan siklus II. Adapun pelaksanaan pada siklus II secara
rinci meliputi langkah-langkah, sebagai berikut :
a. Tahap perencanaan
1) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi selama proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I.
2) Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II
berdasarkan refleksi pada siklus I.
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
mengacu pada kurikulum 2013 sesuai dengan materi yang telah
ditetapkan dengan menggunakan media puzzle
4) Melaksanakan kegiatan kelompok dari menyusun gambar yang
sudah disediakan
5) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan
selama proses pembelajaran.
6) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa
dan guru selama pembelajaran berlangsung.
7) Menetapkan jenis data yang dikumpulkan baik data kualitatif
maupun kuantitatif.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Fokus pembelajaran pada siklus II adalah pada materi pelajaran
tematikyang akan dilaksanakan dalam 2 (dua) jam pelajaran (1 x
pertemuan).
1) Kegiatan Awal
a) Menyajikan cerita dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungandengan materi pelajaran.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan
motivasi pada siswa dengan contoh-contoh kejadian yang
ada di lingkungan sekitar.
2) Kegiatan Inti
a) Melakukan pretest untuk menjaring skor dasar siswa
sebelum materi diberikan.
b) Melaksanakan kegiatan kelompok dari menyusun gambar
yang sudah disediakan.
c) Mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas oleh
wakil setiap kelompok.
d) Memeriksa hasil kegiatan kelompok dengan memberikan
kunci jawaban dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil
pekerjaannya serta memperbaikinya jika masih terdapat
kesalahan-kesalahan.
e) Siswa mengerjakan soal-soal tes secara individual.
f) Pemeriksaan hasil tes dan penghargaan kelompok.
3) Kegiatan Akhir;
a) Menyimpulkan pemahaman konsep setelah pembelajaran.
b) Mengevaluasi tingkat keberhasilan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
c) Memberikan penguatan kepada siswa.
Selama proses pembelajaran akan dilakukan observasi oleh
observer. Pada akhir pembelajaran siklus II diperoleh data observasi
dan hasil belajar siswa, maka dapat diketahui kelebihan dan
kelemahan pembelajaran siklus II tersebut, sehingga hasil
refleksinya akan dibandingkan dengan data observasi dan hasil
belajar siswa pada siklus I.
c. Tahap Observasi dan Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan secara bersamaan pada waktu proses
pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi penelitian
tindakan kelas dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar
observasi untuk mengetahui aktivitas siswa yang sedang belajar dan
guru yang sedang mengajar. Sedangkan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa yaitu dengan mencatat nilai hasil belajar
diperoleh dari evaluasi hasil belajar pembelajaran tematik
d. Refleksi
Data hasil observasi dan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran tematik selanjutnya dilakukan analisis data sebagai
data kajian untuk melakukan refleksi, sehingga dapat diketahui
perkembangan yang diperoleh dari penggunaan media puzzle. Siklus
II setelah direfleksikan akan dibandingkan dengan data observasi
dan hasil belajar siswa pada siklus I.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data selama proses penerapan permainan ular
tangga menggunakan metode kuesioner/angket, observasi, wawancara,
dan dokumentasi.
a. Kuesioner/Angket
Angket adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden; dalam hal ini
siswa laki-laki dabn perempuan kelas III MI Al-Muhajirin Kota
Jambi.. Menurut (Riduwan, 2014: 99) Angket adalah daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan
memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna.
Sedangkan menurut (Sugiyono, 2013: 142) Angket merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Angket dengan sub-sub variabelnya akan
disebarkan kepada sejumlah sampel yang akan diteliti
b. Observasi
Menurut sudaryono, Gaguk, Margono dan rardani rahayu
(2013:35) Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung
ke objek penelitian untuk mengamati dari dekat kegiatan
pembelajaran yang dilakukan. Observasi dapat dilakukan dengan
partisipasi ataupun nonpartisipasi. Dalam observasi partisipasi
pengamat terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung.
Sedangkan observasi nonpartisipasi, peneliti hanya mengamati
kegiatan yang berlangsung tanpa terlibat di dalamnya.
Observasi dilakukan pada saat melakukan pengumpulan data
awal. Pada observasi pengumpulan data awal, peneliti tidak terlibat
langsung dalam pembelajaran. Peneliti hanya sebagai pengamat
secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran.
c. Wawancara
Menurut sudaryono, Gaguk, Margono dan rardani rahayu
(2013:35) Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka
secara individual. Pedoman wawancara berisi tentang uraian
penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan
agar proses wawancara dapat berjalan baik.
Pada penelitian metode permainan ular tangga ini, wawancara
dilakukan pada saat pengumpulan data awal. Wawancara ini
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan pembelajaran yang
ada di Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Kota Jambi. Wawancara
dilakukan dengan guru kelas III, kepala sekolah dan siswa untuk
mendapatkan permasalah pembelajaran di sekolah.
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen
tertulis dan gambar (Nana Syaodih Sukmadinata, 2011:222).
Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data berupa
gambar atau foto mengenai kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan
tindakan. Foto yang diambil adalah terkait dengan proses
pembelajaran selama di kelas, mulai dari pendahuluan materi,
kegiatan pembelajaran berkelompok, presentasi hasil diskusi,
pemberian reward terhadap kelompok terbaik serta kegiatan penutup.
Selain data berupa gambar atau foto, data yang didapatkan dari
dokumentasi adalah hasil wawancara dengan guru dan siswa yang
nantinya data disajikan dalam bentuk tulisan hasil wawancara.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati
(Sugiyono,2010:148). Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian. Instrumen penelitian ini juga dapat disebut dengan
alat bantu untuk mengumpulkan data dalam penelitian.
Instrumen penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini berupa
silabus, RPP, awal, RPP siklus 1 dan 2, serta angket keaktifan belajar
siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas
siswa, secara lebih rincinya adalah sebagai berikut:
a. Angket Keaktifan Belajar Siswa
Keaktifan belajar dianalisis menggunakan angket keaktifan
belajar siswa. Data yang diperoleh tersebut digunakan untuk
merefleksi tindakan yang telah dilakukan pada kegiatan
pembelajaran. Data hasil dari angket keaktifan belajar siswa untuk
setiap aspek yang diamati dengan Rating Scale pada skala skor 1-
5. Adapun kisi-kisi angket pada penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.2
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Keaktifan Siswa
No Indikator Keaktifan Siswa Skor
1 2 3 4 5
1 Perhatian siswa terhadap penjelasan
guru
2 Kerjasama dalam kelompok
3 Kemampuan siswa mengemukakan
pendapat dalam kelompok
4 Memberikan kesempatan
berpendapat kepada teman dalam
kelompok
5 Mendengarkan dengan baik ketika
teman berpendapat
6 Memberikan gagasan yang
cemerlang
7 Membuat perencanaan dan
pembagian kerja yang matang
8 Keputusan berdasarkan
pertimbangan anggota yang lain
9 Saling membantu dan
menyelesaikan masalah
Keterangan skor: 5 = Sangat Aktif, 4 = Aktif, 3 = Cukup Aktif, 2 =
Kurang Aktif, dan 1 = Tidak Aktif (Arifin, 2016:133)
b. Lembar Observasi Aktivitas Guru
Aktivitas guru dianalisis menggunakan lembar observasi
aktivitas guru. Data yang diperoleh tersebut digunakan untuk
merefleksi tindakan yang telah dilakukan pada kegiatan
pembelajaran. Data hasil dari lembar observasi aktivitas guru
untuk setiap aspek yang diamati dengan Rating Scale pada skala
skor 1-5 sebagaiman terlihat pada tabel 3.3
Table 3.3 Kisi-kisi Lembar Aktivitas Guru
No Tingkah Laku Guru Skor
1 2 3 4 5
1 Guru memasuki kelas tepat waktu
2 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
3 Guru menggali pengetahuan awal
siswa
4 Guru menjelaskan materi yang
akan diajarkan
5 Guru dapat mengkondisikan siswa
untuk belajarr tertib dan rapi
6 Guru memberikan penjelasan
tentang prosedur kegiatan dengan
menggunakan media pembelajara
Puzzle
7 Guru memberikan buku tema ke
setiap siswa dan meminta siswa
untuk mengerjakan tugas
8 Guru berkeliling untuk memantau
dan membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas
9 Guru membagi siswa kedalam
beberapa kelompok untuk
berdiskusi mengenai hasil dari
jawaban mereka
10 Setelah selesai berdiskusi guru
meminta perwakilan dari masing-
masing kelompok untuk maju ke
depan mempresentasikan hasil
diskusi mereka
11 Guru memberikan penguatan dari
jawaban masing-masing
kelompok
12 Guru menambahkan konsep yang
belum terungkap
13 Guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran
Keterangan skor: 5 = Sangat Aktif, 4 = Aktif, 3 = Cukup Aktif,
2 = Kurang Aktif, dan 1 = Tidak Aktif (Arifin, 2016:133)
c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dianalisis menggunakan lembar observasi
aktivitas siswa. Data yang diperoleh tersebut digunakan untuk
merefleksi tindakan yang telah dilakukan pada kegiatan
pembelajaran. Data hasil dari lembar observasi aktivitas siswa
untuk setiap aspek yang diamati dengan Rating Tally sebagaiman
terlihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4 Kisi-kisi lembar Aktivits Belajar Siswa
No Aktivitas Belajar Siswa Tally
1 Siswa membuka pelajaran dengan
membaca berdo‟a
2 Siswa memberikan respon pertanyaan
atau instruksi yang diberikan oleh guru
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang materi yang diajarkan
4 Siswa mendengarkan instruksi media
pembelajaran Puzzle
5 Siswa membaca dan mengerjakan tugas
yang diberikan guru dengan focus dan
sungguh-sungguh
6 Siswa membentuk kelompok diskusi
dengan efektif
7 Siswa saling bekerjasama antar sesame
kelompok serta saling membantu dalam
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematik
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori menjabarkan kedalam
unit-unit, bahan- bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data akan dilakukan
sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di
lapangan (Sugiyono, 2012, hal.336). Analisis data penenlitian dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Angket Keaktifan Belajar Siswa
Dalam analisis data ini penulis akan mengambil data tentang
keaktifan belajar siswa pada hasil angket keaktifan belajar siswa dapat
dihitung melalui :
Persentase respon siswa =
Dimana:
A = Proporsi siswa yang memilih (aktif )
B = Jumlah siswa (keseluruhan)
Dengan Kategori Penilaian :
0–19 = Tidak Aktif
20–59 = Kurang Aktif
60–69 = Cukup Aktif
70–79 = Aktif
80–100 = Aktif Sekali (Diadopsi dari Trianto, 2011, hal. 63)
menyelesaikan tugas
8 Siswa menyelesaikan jawaban yang
diperolehnya melalui diskusi
9 Masing-masing kelompok bergantian
maju untuk mempresentasikan hasil
kerjanya dankelompok lain memberikan
tanggapan
10 Siswa menyimpilkan pembelajaran
2. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Guru
Dalam analisis data ini penulis akan mengambil data tentang hasil
observasi aktifitas guru pada hasil observasi dapat dihitung melalui :
a. Rata-rata skor total indikator =
b. Rata-rata skor total =
x 100
Dengan Kategori Penilaian :
0–19 = Tidak Aktif
20–59 = Kurang Aktif
60–69 = Cukup Aktif
70–79 = Aktif
80–100 = Aktif Sekali (Diadopsi dari Trianto, 2011, hal. 63)
3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Dalam analisis data ini penulis akan mengambil data tentang hasil
observasi aktifitas siswa pada hasil observasi dapat dihitung melalui :
a. Rata-rata skor total indikator =
b. Rata-rata skor total =
x 100
Dengan Kategori Penilaian :
0–19 = Tidak Aktif
20–59 = Kurang Aktif
60–69 = Cukup Aktif
70–79 = Aktif
80–100 = Aktif Sekali (Diadopsi dari Trianto, 2011, hal. 63)
G. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Penelitian tindakan kelas keberhasilannya dapat ditandai dengan Adanya
perbaikan, baik terkait guru maupun siswa. Keberhasilan suatu Penelitian
tindakan yaitu dengan membandingkan kondisi sebelum diberi Tindakan
dengan hasil sesudah diberi tindakan. Sebagai pertimbangan dan memberikan
makna terhadap apa yang Telah dicapai sesudah tindakan, dalam penelitian
tindakan kelas ini akan Digunakan kriteria keberhasilan normatif. Kriteria
yang dimaksud adalah Apabila keadaan sesudah tindakan menunjukkan
keadaan peningkatan keaktifan siswa dari sebelum diberi tindakan, maka
penelitian tindakan kelas ini Dapat dikatakan berhasil.
Adapun kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian Tindakan
kelas ini adalah :
1. Paling sedikit 75% jumlah siswa memiliki keaktifan dalam pembelajaran
tematik dengan Kategori tinggi (61%-80%) untuk semua aspek keaktifan.
2. Paling banyak 25% jumlah siswa memiliki keaktifan dalam pembelajaran
tematik dengan Kategori cukup (41%-60%).
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 febuari 2020 sampai dengan
29 febuaari 2020. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus setiap siklus
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan terdiri dari 2×35 menit. Tindakan
pembelajara yang dilakukan pada setiap siklus disesuaikan dengan rencana
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran Tematik dengan menggunakan media
Puzzle di kelas III Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Kota Jambi dengan jumlah
siswa 26, siswa yang terdiri dari 13 laki-laki,dan 13 siswa perempuan.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini melalui empat tahap yaitu, tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, taha observasi, dan tahap refleksi.
B. Hasil Penelitian
1. Prasiklus
Pada saat pelaksaan prasiklus peneliti terlebih dahulu mengikuti guru
kelas mengajar Tematik selama 1 hari, dimulai tanggal 19 Februari 2020,
hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara guru mengajar, media
dan strategi apa saja yang digunakannya dan untuk lebih memahami
karakteristik siswa sebelum menerapkan pembelajaran menggunakan media
Puzzle. Selain itu peneliti juga mengamati tentang keaktifan siswa ketika
proses pembelajaran, hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal
keaktifan siswa kelas III di MI Muhajirin dalam pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan tentang keaktifan belajar siswa kelas
III di MI Muhajirin dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut :
Gambar 4.1 Persentase Keaktifan Belajar Siswa Pada Prasiklus
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, terlihat bahwa persentase
keaktifan siswa pada saat prasiklus di lakukan yaitu, siswa yang aktif
dalam proses pembelajaran berjumlah 5 orang, jika dipersentasekan
sebesar 19%. 10 orang siswa termasuk kategori cukup aktif saat proses
pembelajaran, atau jika dipersentasekan sebesar 39%. Sedangkan 11 orang
siswa masih dalam kategori kurang aktif ketika proses pembelajaran
berlangsung, dengan persentase sebesar 42%. Jika dilihat dari nilai rata-
rata keaktifan maka di peroleh sebesar 61,97. Secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa rata-rata keaktifan siswa kelas III MI Muhajirin Kota
Jambi masih termasuk kedalam kategori “Cukup Aktif”.
Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar siswa selama proses
pembelajaran pada prasiklus berlangsung, maka dapat dijadikan sebagai
satandar awal sebelum memasuki siklus I. Sebab masih rendahnya
keaktifan siswa saat proses pembelajaran karena masih terdapat beberapa
kendala yang dihadapi guru saat proses pembelajaran antara lain :
1) Kebiasaan siswa senang yang belajar secara individu.
2) Pada proses pembelajaran suasana kelas masih terasa gaduh dan
rebut.
3) Banyaknya siswa yang kurang memahami maksud dan tujuan
pembelajaran yang dilaksanakan.
4) Siswa yang tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru.
5) Banyaknya siswa yang kurang memperhatikan penguatan tentang
sistem pembelajaran yang diberikan oleh guru dan materi yang
dipelajari.
6) Siswa kurang mau bekerjasama dengan temannya dalam
menyelesaikan masalah.
7) Siswa kurang bertanya padahal mereka kurang memahami materi
yang dipelajari.
Berdasarkan beberapa kendala di atas, peneliti sebagai observer
dan guru kelas yang melaksanakan proses pembelajaran, berupaya untuk
memperbaiki kekurangan-kekuranngan yang terjadi pada prasiklus, maka
sebelum memasuki proses pembelajaran pada siklus I, perlu adanya
refleksi atas kekurangan yang terjadi saat proses pembelajaran ketika
prasiklus yang nantinya akan dijadikan standar penilaian pada saat prses
pembelajaran siklus I.
2. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus 1 dilakukan selama dua kali pertemuan
pembelajaran dimulai pada tanggal 21 Febuari 2020 dan 23 Febuari 2020.
Dalam pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a. Tahap perencanaan siklus I
1) Menetapkan materi pembelajaran tematik kurikulum 2013.
2) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai
pedoman dalam kegiatan pembelajaran.
3) Merancang pembuatan media puzzle.
4) Menyiapkan instrumen tes pada pembelajaran tematik untuk
mengetahui hasil belajar siswa.
5) Menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa.
6) Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa dan guru.
Table 4.1 Jadwal Perencanaan (Siklus I)
No Hari/Tanggal Pertemuan Materi
1 Jumat, 21 Februari 2020 Pertemuan I Energi Alternatif
2 Sabtu, 22 Frebuari 2020 Pertemuan II Energi Alternatif
b. Tahap Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindalakan di kelas III MI Muhajirin Kota Jambi
Tahun Ajaran 2019/2020. Pada tahap ini peneliti dan guru
berkolaborasi menggunakan media media Puzzle dengan Tema
Energi dan Perubahannya subtema Energi Alternatif. Siklus I,
dilaksanakan selama dua kali pertemuan yang akan diuraikan sebagai
berikut.
1) Pertemuan I (pertama)
Pertemuan I pada siklus I dilaksanakan pada hari Jumat 21
Februari 2020 jam ke 2 pada pukul 09.25-10.35 WIB. Materi
yang akan disampaikan adalah Energi Alternatif.
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberikan salam kepada
siswa dan siswa menjawab salam. Selanjutnya Guru
menanyakan kabar sisw. Guru mengajak siswa untuk berdo‟a
sebelum belajar, dan doa dipimpin oleh salah seorang siswa
yang disebut ketua kelas. Guru mengecek kehadiran
siswadengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan
memeriksa kerapian pakaian. Sebelum memulai pembelajaran
guru memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam
mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru
melakukan persepsi “menanyakan pelajaran minggu lalu”.
Guru menyampaikan tema pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Guru melakukan Ice breaking supaya siswa
semangat belajar dan tidak bosan.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru menyampaikan tentang macam-macam Energi
Alternatif
(2) Siswa mengamati gambar Energi Alternatif Briket sebagai
pengganti BBM.
(3) Siswa-Siswa menyebutkan apa yang dilihat pada gambar.
(4) Siswa menjelaskan apa yang dilihatnya pada gambar
dengan bahasanya sendiri.
(5) Siswa menceritakan perbedaan yang ada di sekitar
rumahnya. apa sajakah bahan –bahan yang bisa digunakan
sebagai bahan bakar dilingkungan rumahnya?.
(6) Siswa menceritakan bagaimana perasaan mereka terhadap
adanya sampah atau limbah disekitarnya.
(7) Guru menyakan tentang gambar Briket yang ada dibuku
siswa
(8) Guru meminta anak memberikan contoh dari bahan bakar
alami pengganti BBM
(9) Siswa bertanya jawab tentang energi alternatif.
Komunikasi
(10) Siswa membentuk kelompok besar
(11) Pada setiap kelompok, siswa mendapatkan tugas tentang
apa saja bahan-bahan pembuatan briket.
(12) Arahkan siswa untuk menuliskannya nama bahan-bahan
pembeuatan briket di kertas selembar. komunikasi
(13) Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil
diskusinya.
c) Penutup
Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran hari ini
tentang Energi Alternatif. Guru menginformasikan materi
pelajaran yang akan di bahas pada pertemuan selanjutnya.
Guru mengakhiri pelajaran dengan hamdalah dan guru
mengucapkan salam. Selama kegiatan berlangsung pada
pertemuan I, siswa sudah terlihat menanggapi dan
mengeluarkan pendapat tentang soal yang diajukan oleh guru.
namun masih terlihat masih ada siswa yang bingung dan tidak
mau mengeluarkan pendapat ketika permasalahan diberikan
oleh guru.
2) Pertemuan II (kedua)
Pertemuan ke-II dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Februari
2020 jam 1-2 pada pukul 08.00-09.10 WIB. Materi yang akan
disampaikan adalah Energi Alternatif.
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberikan salam kepada
siswa dan siswa menjawab salam. Kelas dimulai dengan
mengucapkan salam. Selanjutnya guru menanyakan kabar
siswa. Guru mengajak siswa untuk berdo‟a sebelum belajar,
dan doa dipimpin oleh salah seorang siswa yang disebut
ketua kelas. Guru mengecek kehadiran siswa dengan
memanggil nama-nama siswa menurut absen dan memeriksa
kerapian pakaian. Sebelum memulai pembelajaran guru
memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam
mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru
melakukan persepsi “menanyakan pelajaran minggu lalu”.
Guru menyampaikan tema pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Guru melakukan Ice breaking supaya siswa
semangat belajar dan tidak bosan.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru menyampaikan tentang macam macam Energi
Alternatif
(2) Siswa mengamati gambar Energi Alternatif Briket
sebagai pengganti BBM.
(3) Siswa Siswa menyebutkan apa yang dilihat pada gambar.
(4) Siswa menjelaskan apa yang dilihatnya pada gambar
dengan bahasanya sendiri.
(5) Siswa menceritakan perbedaan yang ada di sekitar
rumahnya. apa sajakah bahan –bahan yang bisa
digunakan sebagai bahan bakar dilingkungan rumahnya?.
(6) Siswa menceritakan bagaimana perasaan mereka
terhadap adanya sampah atau limbah disekitarnya.
(7) Guru menyakan tentang gambar Briket yang ada dibuku
siswa
(8) Guru meminta anak memberikan contoh dari bahan
bakar alami pengganti BBM
(9) Siswa bertanya jawab tentang energi alternatif.
Komunikasi
(10) Siswa membentuk kelompok besar
(11) Pada setiap kelompok, siswa mendapatkan gambar
puzzle tentang bahan-bahan pembuatan briket.
(12) Arahkan siswa menyusun gambar puzzle berdasarkan
gambar yang ada dipojoknya (creativity and Innovation)
komunikasi
(13) Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil
diskusinya.
c) Penutup
Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran hari ini tentang
Energi Alternatif. Guru menginformasikan materi pelajaran
yang akan di bahas pada pertemuan selanjutnya. Guru
mengakhiri pelajaran dengan hamdalah dan Guru
mengucapkan salam. Selama kegiatan berlangsung pada
pertemuan I, siswa sudah terlihat menanggapi dan
mengeluarkan pendapat tentang soal yang diajukan oleh guru.
namun masih terlihat masih ada siswa yang bingung dan tidak
mau mengeluarkan pendapat ketika permasalahan diberikan
oleh guru.
c. Tahap Observasi Siklus I
Hasil yang diperoleh dari siklus I yaitu terdiri dari hasil
observasi aktivitas siswa, observasi aktivitas guru dan hasil observasi
keaktifan siswa. Adapun paparan dari hasil observasi siklus I yaitu
sebagai berikut.
(1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil observasi dari pengamat terhadap kegiatan siswa
yang dilakukan saat proses kegiatan pembelajaran dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No. Aktivitas Belajar Siswa Skor
Jumlah
Rata-
rata
% P1 P2
1 Saat mengikuti pelajaran
sungguh-sungguh dalam
belajar.
13 15 28 54
2 Mempunyai catatan lengkap 12 14 26 50
3 Mempunyai perhatian yang
besar pada kegiatan belajar. 11 12 23 44
4 Tidak mudah terganggu
ketika belajar. 13 15 28 54
5 Mudah berkonsentrasi
ketika belajar 16 17 33 63
6 Bertanya ketika kurang
jelas. 13 15 28 54
7 Menjawab pertanyaan 14 16 30 58
8 Memberi tanggapan. 12 13 25 48
9 Tertarik untuk mengerjakan
soal latihan. 10 14 24 46
10 Menyimpulkan materi
pelajaran. 9 20 29 56
11 Rajin mencari sumber
pelajaran yang lainnya. 14 16 30 58
12 Mengeluarkan pendapat
dengan baik dan percaya
diri.
12 14 26 50
13 Mencari tahu tentang materi
pembelajaran yang belum
diketahui oleh kelompoknya
secara berkelompok.
19 21 40 77
14 Menanggapi materi yang
sedang dipelajari menurut
pemahamannya.
18 20 38 73
15 Bekerja dalam kelompok
untuk membuat soal atau
mengajukan masalah
21 25 46 88
16 Siswa mampu bekerjasama
atau berdiskusi 22 24 46 88
17 Dapat membantu
menyelesaikan soal-soal
kelompok
17 20 37 71
18 Mampu membantu atau
menyelesaikan tugas
kelompok yang diberikan
guru
14 16 30 58
19 Mampu menyelesaikan
masalah dalam kelompok. 19 22 41 79
Jumlah 608
Rata-rata % 62
Kategori Kurang
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, di peroleh jumlah skor
total hasil lembar observasi aktivitas belajar siswa pada
pertemuan pertama dan pertemuan kedua saat proses kegiatan
pembelajaran adalah sebesar 608. Dengan nilai rata-rata
persentase sebesar 62%, maka jika dikategorikan nilai tersebut
masih dalam kategori Cukup. Jadi dapat dikatakan aktivitas
belajar siswa pada siklus 1 masih dalam kategori cukup baik.
(2) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil observasi dari pengamat terhadap aktivitas guru
yang dilakukan saat proses kegiatan pembelajaran dapat dilihat
pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No Tingkah laku Guru Skor
Jumlah Rata-
rata % P1 P2
1 Guru memasuki kelas
tepat waktu
4 4 8 80
2 Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
4 4 8 80
3 Guru memotivasi siswa
agar terlibat dalam
kegiatan pemecahan
masalah yang dipilih.
4 4 8 80
4 Guru mendorong siswa
untuk melakukan kegiatan
pengamatan terhadap
fenomena yang terkait
dengan KD yang akan
dikembangkan.
3 4 7 70
5 Guru membantu siswa
untuk mendefinisikan
tugas belajar yang
berhubungan dengan
masalah.
3 4 7 70
6 Guru mendorong siswa
untuk merumuskan suatu
masalah terkait dengan
fenomena yang
diamatinya masalah itu
dirumuskan berupa
pertanyaan yang bersifat
problematis.
4 4 8 80
7 Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan
informasi yang relevan.
4 4 8 80
8 Guru membimbing siswa
melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan
pemecahan/penjelasan
atas masalah baik secara
individu maupun
kelompok.
4 4 8 80
9 Guru meminta siswa
untuk melakukan analisis
data dan merumuskan
jawaban terkait dengan
masalah yang mereka
4 4 8 80
ajukan sebelumnya.
10 Guru membantu siswa
dalam merumuskan
jawaban.
4 4 8 80
11 Guru memfasilitasi siswa
untuk mempresentasikan
jawaban atas
permasalahan yang
mereka rumuskan
sebelumnya.
4 4 8 80
12 Guru membantu siswa
melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses
pemecahan masalah yang
dilakukan.
4 4 8 80
Jumlah 94
Rata-rata % 78
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, di peroleh jumlah skor
total hasil lembar observasi aktivitas guru pada pertemuan
pertama dan pertemuan kedua saat proses kegiatan pembelajaran
adalah sebesar 94. Dengan nilai rata-rata persentase sebesar
78%, maka jika dikategorikan nilai tersebut masuk dalam
kategori baik. Jadi dapat dikatakan aktivitas guru dalam proses
pembelajaran pada siklus 1 sudah terlaksana dengan baik,
karena guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan RPP yang sudah di rancang.
(3) Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Hasil observasi dari pengamat terhadap keaktifan siswa
yang dilakukan saat proses kegiatan pembelajaran dapat dilihat
pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
No Nama
Responden
Item Pertanyaan Jumlah Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 A 3 3 4 2 3 4 3 3 2 27 75
2 B 3 2 4 1 3 3 4 2 2 24 67
3 C 2 1 4 2 2 4 2 4 2 23 64
4 D 4 3 3 3 2 3 4 4 2 28 78
5 E 3 4 4 2 3 2 2 3 2 25 69
6 F 2 3 4 4 3 3 3 3 4 29 81
7 G 3 3 2 3 2 2 3 2 2 22 61
8 H 2 3 3 4 4 3 4 3 2 28 78
9 I 1 4 3 1 3 1 2 2 1 18 50
10 J 3 2 2 4 2 2 2 3 2 22 61
11 K 1 1 2 4 3 4 2 3 1 21 58
12 L 4 2 2 4 2 3 2 2 2 23 64
13 M 3 3 4 3 3 4 3 3 4 30 83
14 N 2 2 3 3 2 3 4 3 2 24 67
15 O 2 2 3 2 2 2 3 2 4 22 61
16 P 2 4 2 4 3 3 2 3 2 25 69
17 Q 2 3 3 1 2 3 3 4 2 23 64
18 R 2 4 4 2 2 3 2 3 2 24 67
19 S 3 2 3 4 3 4 2 2 4 27 75
20 T 2 3 2 3 2 2 3 2 2 21 58
21 U 2 2 4 3 2 3 2 3 2 23 64
22 V 2 2 3 4 2 2 4 1 3 23 64
23 W 2 3 2 4 3 3 2 4 3 26 72
24 Q 2 3 3 3 2 4 3 4 2 26 72
25 Y 3 4 2 4 2 3 3 3 3 27 75
26 Z 2 3 2 4 2 4 4 4 4 29 81
Jumlah 1778
Rata-rata % 68
Keterangan:
10) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
11) Kerjasama dalam kelompok
12) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam
kelompok
13) Memberikan kesempatan berpendapat kepada teman dalam
kelompok
14) Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat
15) Memberikan gagasan yang cemerlang
16) Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang
17) Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain
18) Saling membantu dan menyelesaikan masalah
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, di peroleh jumlah skor
total hasil lembar observasi keaktifan siswa pada siklus 1 saat
proses kegiatan pembelajaran adalah sebesar 1778. Dengan nilai
rata-rata persentase sebesar 68%, maka jika dikategorikan nilai
tersebut masuk dalam kategori cukup aktif. Jadi dapat dikatakan
keaktifan siswa saat proses pembelajaran pada siklus 1 masih
dalam kategori cukup.
Selain itu, berdasarkan hasil observasi juga terlihat
bahwa keaktifan siswa yang memperoleh kategori aktif sekali
berjumlah 3 orang siswa, yang memperoleh kategori aktif
berjumlah 7 orang siswa, 13 orang siswa masuk kategori cukup
aktif. sedangkan siswa yang masuk kategori kurang aktif
berjumlah 3 orang siswa. Dari hasil observasi tersebut jika
dipersentasekan, maka hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.2
berikut.
Gambar 4.2 Persentase Keaktifan Siswa Kelas III MI Muhajirin
Kota Jambi Pada Siklus I
Berdasarkan gambar 4.2 di atas terlihat bahawa aktifan
siswa yang memperoleh kategori aktif sekali sebesar 12%.
Keaktifan siswa yang memperoleh kategori aktif adalah sebesar
27%, dan 50% siswa memperoleh kategori cukup aktif.
Sedangkan siswa yang masuk kategori kurang aktif sebesar
11%.
d. Tahap Refleksi siklus I
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, guru dan lembar
observasi keaktifan siswa selama proses pembelajaran siklus I
berlangsung dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus I belum
dapat dikatakan berhasil karena belum mencapai kriteria
keberhasilan 70% siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) dan perlu ditingkatkan pada siklus II. Ketidak
berhasilan dapat dilihat dari rendahnya nilai aktivitas dan keaktifan
belajar siswa. Ada beberapa kendala yang dihadapi pada proses
pembelajaran melalui kegiatan diskusi dan penggunaan media puzzle
antara lain:
1) Tidak semua siswa, hanya sebagian mau menerima belajar
secara kelompok, hal ini dikarenakan kebiasaan siswa yang
belajar secara individu. Tetapi setelah diberikan stimulus dan
motivasi bahkan voting seluruh siswa mau belajar secara
berkelompok.
2) Pada saat pembagian kelompok ada sebagian siswa yang
memilih-milih teman kelompoknya dan belum menerima
pembagian kelompok secara heterogen. Guru memberikan
penjelasan keuntungan kelompok secara heterogen dan setelah
proses pembelajaran siswa menerima dan terbiasa dengan
kelompoknya.
3) Pada pertemuan awal suasana diskusi kelompok masih terasa
sedikit gaduh atau ribut.
4) Masih ada siswa yang kurang memahami maksud dan tujuan
pembelajaran yang dilaksanakan.
5) Masih ada siswa yang tidak mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
6) Masih ada siswa yang kurang memperhatikan penguatan tentang
sistem pembelajaran yang diberikan oleh guru dan materi yang
dipelajari yaitu energi alternatif.
7) Masih banyaknya siswa kesulitan membuat pertanyaan tentang
materi energi alternatif.
8) Kurangnya pemahaman siswa dalam mengembangkan sebuah
pertanyaan ataupun jawaban.
Untuk memperbaiki kekurangan-kekuranngan yang ada pada
siklus I dan untuk meningkatkan kekatifan siswa dalam belajar maka
perlu dilanjutkan pada siklus II, dengan melakukan perbaikan-
perbaikan sebagai berikut :
1) Guru perlu meningkatkan lagi motivasi kepada siswa agar lebih
termotivasi dalam belajar.
2) Guru lebih optimal dalam mengkondisikan kelas untuk siap
dalam belajar.
3) Guru lebih optimal dalam membimbing dan mengarahkan siswa
untuk aktif dalam proses pembelajaran.
4) Guru hendaknya selalu memberikan penjelasan atas dampak
negatif dari tidak dikuasainya materi yang dipelajari.
5) Guru wajib menganalisa kendala-kendala yang dihadapi siswa
dalam memahami materi pembelajaran dan mencari solusinya.
6) Guru wajib menemukan keinginan anak dalam belajar, sehingga
anak tidak merasa terbebani dengan materi ajar, sementara
tujuan yang dicapai dalam pembelajaran harus tercapai.
7) Guru hendaknya menggunakan fasilitas perangkat pembelajaran
seperti media pembelajaran yang lengkap guna membuat siswa
lebih tertarik dengan materi yang di ajarkan. Atau guru harus
mempunyai inisiatif lain jika media pembelajaran di sekolah
tidak lengkap, guru bisa menggunakan media lain seperti media
puzzle guna mengaktifkan stimulus siswa.
8) Guru perlu membimbing siswa yang masih kesulitan membuat
pertanyaan tentang materi enrgi alternatif.
9) Guru perlu memberi penguatkan pemahaman siswa dalam
mengembangkan sebuah pertanyaan ataupun jawaban.
10) Guru juga akan meningkatkan pengelolaan kelas dengan baik,
seperti menengur siswa yang membuat gaduh atau ribut dikelas
sehingga tercipta suasa yang kondusif.
3. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan
pembelajaranya dimulai pada tanggal 28 Febuari 2020 dan 29 Febuari
2020. Dalam pelaksanaan siklus II kegiatan yang dilakukan meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan Siklus II
Pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti yaitu pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas menggunakan media pembelajaran
puzzle, sebelum mengajar peneliti mempersiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar kesiapan peneliti dalam
mengajar lebih maksimal. Dalam hal ini peneliti harus dapat lebih
membimbing siswa dalam proses pembelajaran dan memberikan
motivasi kepada siswa agar lebih semangat dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian, proses pembelajaran tersebut dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa, sehingga keaktifan belajar
yang akan dicapai dapat meningkat.
Untuk menindaklanjuti hasil refleksi pada siklus I maka
peneliti bersama guru melakukan perbaikan pada pelaksanaan
pembelajaran dengan media pembelajaran puzzle, sebagai berikut:
1) Menetapkan materi pembelajaran tematik kurikulum 2013.
2) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai
pedoman dalam kegiatan pembelajaran.
3) Merancang pembuatan media puzzle.
4) Menyiapkan instrumen tes pada pembelajaran tematik untuk
mengetahui hasil belajar siswa.
5) Menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa.
6) Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa dan guru.
7) Guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih aktif dan berani
untuk bertanya maupun menggapi.
8) Guru lebih mengoptimalkan dalam mengkondisikan kelas agar
siswa siap dalam menerima pelajaran.
9) Guru memberi bimbingan dan arahan kepada siswa untuk aktif
dalam proses pembelajaran.
10) Guru mengingatkan siswa untuk memperhatikan penjelasan
materi yang disampaikan oleh guru maupun saat utusan
kelompok sedang presentase dan mengingatkan bahwa materi
tersebut penting dan dapat bermanfaat bagi siswa.
11) Guru memberikan pengarahan untuk mencatat materi penting
yang disampaikan agar dapat digunakan untuk siswa belajar.
12) Pada saat menyampaikan materi, guru lebih banyak bertanya
kepada siswa sehingga dapat memancing siswa untuk bertanya
atau mengemukakan pendapat.
13) Jika ada siswa yang mengobrol, maka guru akan
memperingatkan siswa dengan lebih tegas dan juga memberikan
pertanyaan terkait materi sehingga perhatian siswa kembali
fokus pada kegiatan pembelajaran.
Table 4.5 Jadwal Perencanaan (Siklus II)
No Hari/Tanggal Pertemuan Materi
1 Kamis, 28 Februari 2020 Pertemuan I Penghematan Energi
2 Jumat, 29 Frebuari 2020 Pertemuan II Penghematan Energi
b. Tahap Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan di kelas III MI Muhajirin Kota Jambi
Tahun Ajaran 2019/2020. Pada tahap ini peneliti dan guru
berkolaborasi menggunakan media media Puzzle dengan Tema
Energi dan Perubahannya Subtema Penghematan Energi. Siklus II,
dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan durasi 2x30 menit,
yang akan diuraikan sebagai berikut.
1) Pertemuan I (pertama)
Pertemuan I pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 28
Februari 2020 jam ke 2 pada pukul 09.25-10.35 WIB. Materi
yang akan disampaikan adalah Penghematan Energi
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberikan salam
kepada siswa dan siswa menjawab salam. Kelas dimulai
dengan mengucapkan salam. Selanjutnya Guru menanyakan
kabar sisw. Guru mengajak siswa untuk berdo‟a sebelum
belajar, dan doa dipimpin oleh salah seorang siswa yang
disebut ketua kelas. Guru mengecek kehadiran siswadengan
memanggil nama-nama siswa menurut absen dan memeriksa
kerapian pakaian. Sebelum memulai pembelajaran guru
memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam
mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru
melakukan persepsi “menanyakan pelajaran minggu lalu”.
Guru menyampaikan tema pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Guru melakukan Ice breaking supaya siswa
semangat belajar dan tidak bosan.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang macam
macam penghematan energi. Siswa diminta untuk
memperhatikan dan dipersilahkan jika ada yang ingin
mencatat materi karena materi akan digunakan untuk post-
test.
(2) Pada saat menyampaikan materi, guru lebih banyak
bertanya kepada siswa guna memancing agar siswa lebih
banyak menyampaikan pendapatnya.
(3) Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami teks
tentang macam-macam penghematan energi, mengarahkan
siswa untuk benar-benar memahami isi dari bacaan
tersebut.
(4) Guru memberi contoh macam-macam penghematan energi
(5) Setelah guru selesai menyampikan materi, seperti pada
pertemuan sebelumnya guru memberikan waktu kepada
siswa untuk mempelajari kembali materi tersebut dengan
cara membaca, dan berdiskusi dengan teman.
(6) Guru membentuk kelompok besar
(7) Siswa duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing
(8) Pada setiap kelompok, siswa mendapatkan tugas tentang
ciri-ciri atau contoh penghematan energi.
(9) Guru memberikan potongan-potongan puzzle tentang
materi macam macam penghematan energi kepada setiap
kelompok.
(10) Guru mengarahkan agar masing-masing kelompok berdiri
melingkari meja dan didekat potongan-potongan puzzle
yang telah dibagikan.
(11) Selama proses diskusi kelompok, siswa dianjurkan untuk
menjaga suasana kelas tetap kondusif.
(12) Guru mengarahkan kepada masing-masing kelompok
harus mengerjakan secara berkelompok, tidak boleh ada
yang mengerjakan sendirian.
(13) Guru memerintahkan kepada setiap masing-masing
kelompok mengutuskan teman kelompoknya untuk
mempersentasikan hasil diskusinya.
(14) Setelah selesai presentasi, guru memberikan umpan balik
berupa pertanyaan-pertanyaan tentang gambar yang telah
mereka rangkai.
c) Penutup
Pada akhir pertemuan, guru dan siswa menyimpulkan
pelajaran hari ini tentang penghematan energi. Guru
menginformasikan materi pelajaran yang akan di bahas pada
pertemuan selanjutnya. Guru mengakhiri pelajaran dengan
hamdalah dan guru mengucapkan salam. Selama kegiatan
berlangsung pada pertemuan I, siswa sudah terlihat
menanggapi dan mengeluarkan pendapat tentang soal yang
diajukan oleh guru. namun masih terlihat masih ada siswa yang
bingung dan tidak mau mengeluarkan pendapat ketika
permasalahan diberikan oleh guru.
2) Pertemuan II (Kedua)
Pertemuan ke-II pada siklus II ini dilaksanakan pada hari
Jumat, 29 Februari 2020 jam 1-2 pada pukul 08.00-09.10 WIB.
Materi yang akan disampaikan adalah Penghematan Energi.
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberikan salam
kepada siswa dan siswa menjawab salam. Kelas dimulai
dengan mengucapkan salam. Selanjutnya Guru menanyakan
kabar sisw. Guru mengajak siswa untuk berdo‟a sebelum
belajar, dan doa dipimpin oleh salah seorang siswa yang
disebut ketua kelas. Guru mengecek kehadiran siswadengan
memanggil nama-nama siswa menurut absen dan memeriksa
kerapian pakaian. Sebelum memulai pembelajaran guru
memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam
mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru
melakukan persepsi “menanyakan pelajaran minggu lalu”.
Guru menyampaikan tema pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Guru melakukan Ice breaking supaya siswa
semangat belajar dan tidak bosan.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang
macam-macam penghematan energi. Siswa diminta
untuk memperhatikan dan dipersilahkan jika ada yang
ingin mencatat materi karena materi akan digunakan
untuk post-test.
(2) Pada saat menyampaikan materi, guru lebih banyak
bertanya kepada siswa guna memancing agar siswa lebih
banyak menyampaikan pendapatnya.
(3) Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami
teks tentang macam-macam penghematan energi,
mengarahkan siswa untuk benar-benar memahami isi
dari bacaan tersebut.
(4) Guru memberi contoh maca-macam penghematan energi
(5) Setelah guru selesai menyampikan materi, seperti pada
pertemuan sebelumnya guru memberikan waktu kepada
siswa untuk mempelajari kembali materi tersebut dengan
cara membaca, dan berdiskusi dengan teman.
(6) Guru membentuk kelompok besar.
(7) Siswa duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing
(8) Pada setiap kelompok, siswa mendapatkan tugas tentang
ciri-ciri atau contoh penghematan energi.
(9) Guru memberikan potongan-potongan puzzle tentang
materi macam macam penghematan energi kepada setiap
kelompok.
(10) Guru mengarahkan agar masing-masing kelompok
berdiri melingkari meja dan didekat potongan-potongan
puzzle yang telah dibagikan.
(11) Guru mengarahkan kepada masing-masing kelompok
harus mengerjakan secara berkelompok, tidak boleh ada
yang mengerjakan sendirian.
(12) Selama proses diskusi kelompok, siswa dianjurkan untuk
menjaga suasana kelas tetap kondusif.
(13) Guru memerintahkan kepada setiap masing-masing
kelompok mengutuskan teman kelompoknya untuk
mempersentasikan hasil diskusinya.
(14) Setelah selesai presentasi, guru memberikan umpan
balik berupa pertanyaan-pertanyaan tentang gambar yang
telah mereka rangkai.
c) Penutup
Pada akhir pertemuan, guru dan siswa menyimpulkan
pelajaran hari ini tentang penghematan energi. Guru
menginstruksikan siswa untuk kembali duduk di meja dan
kursi mereka semula, karena akan dilaksanakan evaluasi hasil
belajar. Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan di
bahas pada pertemuan selanjutnya. Guru mengakhiri pelajaran
dengan hamdalah dan Guru mengucapkan salam. Selama
kegiatan berlangsung pada pertemuan II, siswa sudah terlihat
menanggapi dan mengeluarkan pendapat tentang soal yang
diajukan oleh guru. namun masih terlihat masih ada siswa yang
bingung dan tidak mau mengeluarkan pendapat ketika
permasalahan diberikan oleh guru.
c. Tahap Observasi Siklus II
Hasil yang diperoleh dari siklus I yaitu terdiri dari hasil
observasi aktivitas siswa, observasi aktivitas guru dan hasil observasi
keaktifan siswa. Adapun paparan dari hasil observasi siklus I yaitu
sebagai berikut.
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil observasi dari pengamat terhadap kegiatan siswa yang
dilakukan saat proses kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada
tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No. Aktivitas Belajar Siswa Skor
Jumlah
Rata-
rata
% P1 P2
1 Saat mengikuti pelajaran
sungguh-sungguh dalam
belajar.
16 18 34 65
2 Mempunyai catatan
lengkap
15 16 31 60
3 Mempunyai perhatian
yang besar pada
kegiatan belajar.
13 14 27 52
4 Tidak mudah terganggu
ketika belajar.
15 17 32 62
5 Mudah berkonsentrasi
ketika belajar
16 20 36 69
6 Bertanya ketika kurang
jelas.
16 18 34 65
7 Menjawab pertanyaan 16 17 33 63
8 Memberi tanggapan. 14 16 30 58
9 Tertarik untuk
mengerjakan soal
latihan.
15 17 32 62
10 Menyimpulkan materi
pelajaran.
20 22 42 81
11 Rajin mencari sumber
pelajaran yang lainnya.
16 18 34 65
12 Mengeluarkan pendapat
dengan baik dan percaya
diri.
15 16 31 60
13 Mencari tahu tentang
materi pembelajaran
yang belum diketahui
oleh kelompoknya
secara berkelompok.
21 22 43 83
14 Menanggapi materi yang
sedang dipelajari
menurut
pemahamannya.
20 23 43 83
15 Bekerja dalam kelompok
untuk membuat soal atau
mengajukan masalah
25 26 51 98
16 Siswa mampu
bekerjasama atau
berdiskusi
24 25 49 94
17 Dapat membantu
menyelesaikan soal-soal
kelompok
20 22 42 81
18 Mampu membantu atau
menyelesaikan tugas
kelompok yang
diberikan guru
16 17 33 63
19 Mampu menyelesaikan
masalah dalam
kelompok.
22 23 45 87
Jumlah 702
Rata-rata % 71
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, di peroleh jumlah skor total
hasil lembar observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II di
pertemuan pertama dan pertemuan kedua saat proses kegiatan
pembelajaran adalah sebesar 702. Dengan nilai rata-rata persentase
sebesar 71%, maka jika dikategorikan nilai tersebut masuk dalam
kategori baik. Jadi dapat dikatakan aktivitas belajar siswa pada
siklus 1 masuk dalam kategori baik.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil observasi dari pengamat terhadap aktivitas guru yang
dilakukan saat proses kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada
tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No Tingkah laku Guru Skor
Jumlah Rata-
rata % P1 P2
1 Guru memasuki kelas tepat
waktu
4 5 9 90
2 Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
4 5 9 90
3 Guru memotivasi siswa
agar terlibat dalam kegiatan
pemecahan masalah yang
dipilih.
4 5 9 90
4 Guru mendorong siswa
untuk melakukan kegiatan
pengamatan terhadap
fenomena yang terkait
dengan KD yang akan
dikembangkan.
4 5 9 90
5 Guru membantu siswa
untuk mendefinisikan tugas
belajar yang berhubungan
dengan masalah.
4 4 8 80
6 Guru mendorong siswa
untuk merumuskan suatu
masalah terkait dengan
fenomena yang diamatinya
masalah itu dirumuskan
berupa pertanyaan yang
bersifat problematis.
4 5 9 90
7 Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan
informasi yang relevan.
4 5 9 90
8 Guru membimbing siswa
melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan
pemecahan/penjelasan atas
masalah baik secara
individu maupun
kelompok.
4 4 8 80
9 Guru meminta siswa untuk
melakukan analisis data
dan merumuskan jawaban
terkait dengan masalah
yang mereka ajukan
sebelumnya.
4 5 9 90
10 Guru membantu siswa
dalam merumuskan
jawaban.
4 4 8 80
11 Guru memfasilitasi siswa
untuk mempresentasikan
jawaban atas permasalahan
yang mereka rumuskan
sebelumnya.
4 5 9 90
12 Guru membantu siswa
melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses
pemecahan masalah yang
dilakukan.
4 4 8 80
Jumlah 104
Rata-rata % 87
Kategori
Baik
Sekali
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, di peroleh jumlah skor
total hasil lembar observasi aktivitas guru pada pada siklus II di
pertemuan pertama dan kedua saat proses kegiatan pembelajaran
adalah sebesar 104. Dengan nilai rata-rata persentase sebesar
87%, maka jika dikategorikan nilai tersebut masuk dalam
kategori baik sekali. Jadi dapat dikatakan aktivitas guru dalam
proses pembelajaran pada siklus 1 sudah terlaksana dengan baik
sekali.
3) Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Hasil observasi dari pengamat terhadap keaktifan siswa
yang dilakukan saat proses kegiatan pembelajaran dapat dilihat
pada tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
No Nama
Responden
Item Pertanyaan Jumlah Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 A 4 3 4 4 3 4 4 3 2 31 86
2 B 3 2 4 3 3 3 4 3 2 27 75
3 C 2 4 4 3 3 4 2 3 2 27 75
4 D 4 3 3 3 4 3 4 4 2 30 83
5 E 4 4 4 2 4 3 2 3 2 28 78
6 F 2 3 4 4 3 3 3 4 4 30 83
7 G 4 4 4 3 2 3 4 2 2 28 78
8 H 2 4 3 4 2 3 3 3 2 26 72
9 I 3 4 3 2 4 4 2 2 4 28 78
10 J 3 4 4 4 4 2 4 3 2 30 83
11 K 3 4 2 4 3 4 3 3 2 28 78
12 L 4 4 4 4 3 4 4 4 3 34 94
13 M 3 4 2 2 3 4 3 4 4 29 81
14 N 2 3 4 3 3 4 4 4 4 31 86
15 O 3 4 4 4 4 4 4 3 4 34 94
16 P 2 4 3 4 4 4 4 3 4 32 89
17 Q 4 3 4 3 2 3 3 4 4 30 83
18 R 4 4 4 2 3 3 3 3 2 28 78
19 S 3 4 4 4 4 3 3 3 4 32 89
20 T 2 3 1 2 3 2 3 2 2 20 56
21 U 2 2 2 3 2 4 3 3 2 23 64
22 V 2 4 3 2 2 2 2 1 3 21 58
23 W 3 4 4 2 3 3 3 4 3 29 81
24 Q 4 3 4 4 4 4 4 4 2 33 92
25 Y 3 4 2 3 2 4 4 2 3 27 75
26 Z 3 3 4 4 4 4 4 4 4 34 94
Jumlah 2083
Rata-rata % 80
Keterangan:
1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
2. Kerjasama dalam kelompok
3. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan berpendapat kepada teman dalam
kelompok
5. Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat
6. Memberikan gagasan yang cemerlang
7. Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang
8. Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain
9. Saling membantu dan menyelesaikan masalah
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, di peroleh jumlah skor
total hasil lembar observasi keaktifan siswa pada siklus II saat
proses kegiatan pembelajaran adalah sebesar 2083. Dengan nilai
rata-rata persentase sebesar 80%, maka jika dikategorikan nilai
tersebut masuk dalam kategori aktif sekali. Jadi dapat dikatakan
keaktifan siswa saat proses pembelajaran pada siklus II sudah
tergolong dalam kategori aktif sekali.
Selain itu, berdasarkan hasil observasi juga terlihat
bahwa keaktifan siswa yang memperoleh kategori aktif sekali
berjumlah 14 orang siswa, yang memperoleh kategori aktif
berjumlah 9 orang siswa, 1 orang siswa masuk kategori cukup
aktif. sedangkan siswa yang masuk kategori kurang aktif
berjumlah 2 orang siswa. Dari hasil observasi tersebut jika
dipersentasekan, maka hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.3
berikut.
Gambar 4.3 Persentase Keaktifan Siswa Kelas III MI Muhajirin
Kota Jambi Pada Siklus II
Berdasarkan gambar 4.3 di atas terlihat bahawa
keaktifan siswa yang memperoleh kategori aktif sekali sebesar
54%. Keaktifan siswa yang memperoleh kategori aktif adalah
sebesar 34%, dan 4% siswa memperoleh kategori cukup aktif.
Sedangkan siswa yang masuk kategori kurang aktif sebesar
8%.
d. Tahap Refleksi Siklus II
Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I, maka proses
pembelajaran dalam siklus II, sudah terjadi perubahan seperti yang
diharapkan. sebab pada siklus II hasil observasi aktivitas siswa
terjadi peningkatan. Persentase aktivitas siswa dapat terlihat dari
nilai rata-rata persentase siklus II sebesar 71%, dengan kategori baik.
Selain itu dilihat dari hasil observasi kegiatan guru memperlihatkan
bahwa aktivitas guru dalam proses pembelajaran sudah memuaskan.
Hal itu terlihat dari jumlah skor total hasil lembar observasi aktivitas
guru pada pada siklus II saat proses kegiatan pembelajaran terjadi
peningkatan yaitu sebesar 104. Dengan nilai rata-rata persentase
sebesar 87%, dengan kategori baik sekali.
Berdasarkan hasil lembar observasi keaktifan belajar siswa
pada siklus II di peroleh nilai rata-rata persentase sebesar 80%, maka
jika dikategorikan nilai tersebut masuk dalam kategori aktif sekali.
Jadi dapat dikatakan keaktifan siswa saat proses pembelajaran pada
siklus II sudah tergolong dalam kategori aktif sekali. Artinya nilai
keaktifan siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yang telah ditetapkan sehingga pertemuan dan siklus
berikutnya tidak dilanjutkan lagi.
C. Pembahasan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I, dan II
dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas III MI Muhajirin
Kota Jambi dengan penggunaan media puzzle, bahwa hasil analisis data yang
diperoleh terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa antara siklus I dan II
setelah penggunaan media puzzle pada saat proses pembelajaran. Pada setiap
siklus terjadi peningkatan, berdasarkan hasil peroleh jumlah skor rata-rata
persentase lembar observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I 62%, pada
siklus II meningkat menjadi 71%. Selain itu, siswa yang memproleh nilai dan
dikonversi ke dalam kategori yang telah ditetapkan maka pada siklus I
aktivitas belajar siswa masih dalam kategori cukup. Sedangkan pada siklus II
aktivitas belajar siswa masuk dalam kategori baik.
Dilihat dari hasil lembar observasi aktivitas guru pada saat proses
kegiatan pembelajaran pada siklus dengan nilai rata-rata persentase sebesar
78%, sedangkan pada siklus II aktivitas guru meningkat, hal itu terlihat dari
nilai rata-rata persentase sebesar 87%. Selain itu, aktivitas guru jika dikonversi
ke dalam kategori yang telah ditetapkan maka pada siklus I aktivitas masih
dalam kategori baik. Sedangkan pada siklus II aktivitas guru juga dalam
kategori baik.
Berdasarkan hasil lembar observasi keaktifan siswa pada siklus 1 dan
II juga terjadi peningkatan, hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata persentase
pada siklus I sebesar 68%, pada siklus II terjadi peningkatan hal itu terlihat
dari nilai rata-rata persentase siklus II sebesar 80%. Selain itu, berdasarkan
hasil observasi juga terlihat bahwa keaktifan siswa pada siklus I yang
memperoleh kategori aktif sekali berjumlah 3 orang siswa, yang memperoleh
kategori aktif berjumlah 7 orang siswa, 13 orang siswa masuk kategori cukup
aktif. sedangkan siswa yang masuk kategori kurang aktif berjumlah 3 orang
siswa. Sedangkan pada siklus II juga terlihat bahwa keaktifan siswa yang
memperoleh kategori aktif sekali berjumlah 14 orang siswa, yang memperoleh
kategori aktif berjumlah 9 orang siswa, 1 orang siswa masuk kategori cukup
aktif. sedangkan siswa yang masuk kategori kurang aktif berjumlah 2 orang
siswa.
Peningkatan aktivitas dan keaktifan belajar siswa di sebabkan guru
telah memperbaiki proses belajar mengajar pada siswa, baik dari tahap
pendahuluan sampai tahap penutup. Sehingga saat diskusi berlangsung siswa
terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran. selain itu terlihat siswa lebih
banyak yang aktif bertanya serta perhatian siswa juga lebih fokus pada materi
yang sedang di pelajari. Pada tahap penyimpulan kegiatan pembelajaran, siswa
sudah mampu melakukan secara mandiri sehingga membuat siswa menjadi
lebih memahami materi yang dipelajari. Hal ini dikarenakan guru menjelaskan
materi pembelajaran dengan menggunakan media puzzle sehingga siswa
mudah memahami materi yang di sampaikan.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
puzzle dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh (Utomo, 2015) menyatakan bahwa dengan penggunaan media
puzzle dapat meningkatkan keaktifan peserta didik, karena dengan media
puzzle akan meningkatkan aktifitas motorik, meningkatkan ketrampilan sosial,
meningkatkan daya nalar dan konsentrasi. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Kurniadewi, 2019) yang
mengatakan bahwa dengan penggunaan media puzzle dapat meningkatkan
aktivitas siswa yang meliputi: bertanya, mencatat, membawa sumber buku,
mencari informasi, melaksanakan tugas guru, mengkomunkasikan hasil,
berkosentrasi dalam pembelajaran, dan merespon pertanyaan guru.
Selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Kristiana, 2017)
yang mengungkapkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan
media puzzle memiliki pengaruh positif terhadap keaktifan dan hasil belajar
siswa, sebab pembelajaran menggunakan media puzzle dapat membuat siswa
lebih tertarik dan menyenangkan. Sehingga siswa lebih aktif dalam
pembelajaran, Selain itu pembelajaran menggunakan media puzzle
memungkinkan siswa belajar lebih rileks, dengan demikian akan mampu
menumbuhkan sikap tanggung jawab, kerja sama, pesaingan sehat dan
keterlibatan dalam proses pembelajaran.
Selaras dengan pendapat (Khomsoh, 2016) bahwa terjadi peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa, sebab siswa lebih merasa tertarik dan senang
pada saat pembelajaran berlangsung dengan penggunaan media puzzle
sehingga mereka mudah untuk mengingat dan memahami hal-hal penting yang
ada di dalam materi yang diberikan oleh guru. Hal ini diperkuat dengan
pendapat Rosdijati dikutip dalam (Noviati, 2017) yang mengatakan bahwa
peningkatan keaktifan belajar siswa disebabkan pembelajaran menggunakan
media puzzle mempunyai kelebihan seperti: 1) melatih psikomotorik, 2)
melatih daya ingat siswa, 3) suasana kelas tercipta dengan gairah, 4) di kelas
terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan guru, 5)
siswa termotivasi untuk melakukan kegiatan, dan 6) siswa mampu bekerja
sama dalam kelompoknya.
Selain itu Daryanto (2010: 40) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran bermanfaat sebagai berikut: 1) Memperjelas pesan agar tidak
terlalu verbalitas. 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya
indra. 3) Menimbulkan gairah belajar. 4) Memungkinkan anak dapat belajar
mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori,dan
kinestetiknya. 5) Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. 6) Dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa melalui penggunaan media puzzle pada pembelajaran tersebut,
menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa kelas III MI Muhajirin Kota Jambi
meningkat dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1)
Hasil aktivitas guru pada siklus I dan siklus II, rata-rata persentase aktivitas guru
meningkat dari 78% ke 87% ; 2) Hasil aktivitas siswa pada siklus I dan Siklus II,
rata-rata persentase yang diraih siswa meningkat dari 62% ke 71% ; 3) Hasil
observasi keaktifan siswa dari siklus I dan siklus II, diperoleh data yang
menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa kelas III MI Muhajirin Kota Jambi
meningkat dari 68% ke 80%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penerapan media puzzle dapat meningkatkan aktivitas dan keaktifan belajar siswa
di kelas III MI Muhajirin Kota Jambi Tahun Ajaran 2019/2020.
B. Saran
1. Bagi Guru
Bagi para guru diharapkan untuk lebih melatih dan mengembangkan
kemampuan dalam mengajar menggunakan media pembelajaran uang
inovatif lainnya. Sehingga, siswa lebih bersemangat dalam belajar,
termotivasi dan nilai hasil belajar dapat meningkat. Selain itu, sebaiknya
guru dapat menjadi fasilitator bagi pengembangan potensi yang dimiliki
siswa dengan memberikan penghargaan terhadap usaha siswa yang
dilakukan. Memberikan stimulus yang lebih menarik dan faktual terhadap
materi pejaran yang tepat.
2. Bagi Kepala Sekolah
Diharapkan bagi kepala sekolah untuk menyediakan fasilitas berupa
sumber dan media-media belajar yang lebih baik. Misalnya, bahan dari
berbagai sumber buku-buku pelajaran yang relevan namun terkini, dan
menyediakan jaringan internet sehingga siswa dan guru mudah mengankses
informasi yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Selain itu,
diharapkan kepada kepala sekolah lebih perhatian dalam melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh
setiap guru untuk mengetahui kinerja guru dan kondisi siswa ketika belajar.
3. Bagi Siswa
Untuk siswa sebaiknya lebih banyak membaca buku pelajaran
sebelum belajar di kelas, dan tidak menjadikan seorang guru sebagai satu-
satunya sumber dalam belajarnya. Selain itu, diharapkan siswa lebih aktif
dan tidak malu untuk bertanya dengan cara meningkatkan kepercayaan diri
terhadap kemampuan yang dimiliki ketika proses belajar mengajar
berlangsung. Selanjutnya diharapkan siswa dapat bekerja sama dengan baik
terhadap semua teman yang menjadi teman kelompoknya, sehingga terjalin
kerja sama yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2.012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Dkk, S. A. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Fadhilah, M. (2017). Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Jakarta:
Primamedia Group.
Fadillah. (2017). Buku Ajar Bermain dan Permainan. Jakarta: Kencana
Fauziddin,M.( 2015). Pembelajaran PAUD Bermain, Cerita, Dan Menyanyi
Secara Islami.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Helmawati, ( 2016 ). Pendidik Sebagai Model. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Halim. ( 2018 ). Skripsi. Pengembangan Media Puzzle Rantai Makanan Berbasis
Metode Montessori Kelas IV Sekolah Dasar.
Homsoh, R. (2016). Penggunaan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di Sekolah
Dasar. 1–11.
Kadir, H. A. (2014). Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Kristiana, I. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran TGT Menggunakan Media
Puzzle Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Materi
Sistem Ekskresi. Jurnal Bioma, 6(2), 78–92.
Kurniadewi, N. (2019). Penggunaan Media Roda Putar Puzzle Pintar Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
TEKNODIK, 23(1), 79–89.
Kustiawan, Usep. (2016). Pengembangan Media Anak Usia Dini. Malang:
Gunung Samudra.
Kurniawan, Agus. (2012). Aplikasi Ipad Untuk Anak-Anak.Jakkarta: PT Elex
Media Computindo
Majid, A. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mujiyono, D. d. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Mursyid. (2015). Belajar dan Pembelajaran PIAUD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Noviati, P. R. (2017). Penerapan Media Puzzle dalam Meningkatkan Hasil Belajar
IPS Pada Siswa Kelas III SDN 2 Paseh Kecamatan Paseh Kabupaten
Sumedang. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 47–57.
Neolaka, Arnos. dkk. (2017). Landasan PendidikanDasar Pengenalan Diri Sendiri
Menuju Perubahan Hidup.Depok: Kencana
Paizaluddin dan Ermalinda. (2014). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) Panduan Teoritis dan Praktis. jakarta: Alfabeta,CV
Satrianawati. (2018). Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta: Group Penerbitan
CV Budi Utama.
Sudaryono, G. M. (2013). Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syofrianisda, Suardi. (2018). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Parama
Ilmu Copyright@ Parama Ilmu
Syafril dan zelhendri zen. (2017). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Depok: Kencana
Susilana, Rudi. dkk. (2015). Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembanga,
Pemanfaat, dan Penelitian).Bandung:CV Wacana Prima
Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
RosdakaryaUtomo, N. B. (2015). Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa
dalam Mengikuti Layanan Informasi Bimbingan dan Konseling Melalui
Media “ Puzzle .” PSIKOPEDAGOGIA, 4(1), 73–82.
Umisalammah. (2017). Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran
PLS. Yogyakarta: CV Budi Utama
Wiriaatmadja, R. (2014). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
SILABUS SIKLUS I TEMATIK KELAS III
Tema 6 : ENERGI DAN PERUBAHANNYA
Subtema 3 : ENERGI ALTERNATIF
KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
tetangga dan Negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, Konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya dan mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis,
logis dan kritis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak Sehat, dan tindakan yang mencerminkan prilaku anak
sesuai dengan tahap perkembangannya.
Mata
Pelajar
an
Kompete
nsi Dasar Indikator
Materi
Pembel
ajaran
Kegiatan
Pembelaj
aran
Penilaia
n
Alok
asi
Wakt
u
Sumb
er
Belaj
ar
Pendidi
kan
Pancasi
la dan
Kewarg
anegara
1.2
Men
erim
a
ama
1.2.1
Me
ngi
de
ntif
ika
Men
gena
l
Hak
dan
kew
Menya
mpaika
n
pendap
at
tentang
Sikap:
• Jujur
•
Disipl
in
•
24 JP B
uk
u
G
ur
u
an nah
hak
dan
kew
ajib
an
seba
gai
ang
gota
kelu
arga
dan
war
ga
seko
lah
dala
m
kehi
dup
an
seha
ri-
hari.
2.2
Men
erim
a
hak
dan
si
ke
wa
jib
an-
ke
wa
jib
an
di
ru
ma
h
ter
kai
t
su
mb
er
ene
rgi.
2.2.1
Me
nyi
mu
lasi
ka
n
ke
wa
ajib
an
Con
toh
Kew
ajib
an
Man
usia
Dala
m
Men
jaga
Kele
stari
an
air
orang
yang
tidak
melaks
anakan
kewaji
ban-
kewaji
bannya
yang
terkait
dengan
penggu
naan
energi.
Menge
nal
Hak
dan
kewaji
ban
Menge
nal
kewaji
ban
terhada
p
lingku
Tangg
ung
Jawab
•
Santu
n
• Peduli
•
Perca
ya diri
• Kerja
Sama
Jurnal:
•
Catata
n
pendi
dik
tentan
g
sikap
pesert
a
didik
saat di
sekola
h
maup
un
infor
B
uk
u
Si
s
w
a
In
te
rn
et
Li
ng
ku
ng
an
kew
ajib
an
seba
gai
ang
gota
kelu
arga
dan
war
ga
seko
lah
dala
m
kehi
dup
an
seha
ri-
hari.
3.2
Men
gide
ntifi
kasi
kew
ajib
an
jib
an-
ke
wa
jib
an
di
sek
ola
h
ter
kai
t
su
mb
er
ene
rgi.
3.2.1.
Me
ne
ntu
ka
n
per
ila
ku
ya
ng
me
ngan
masi
dari
orang
lain
Penilaia
n Diri:
•
Pesert
a
didik
mengi
si
daftar
cek
tentan
g
sikap
pesert
a
didik
saat di
rumah
, dan
di
sekola
h
Penget
ahuan:
Tes
dan
hak
seba
gai
ang
gota
kelu
arga
dan
war
ga
sekolah.
4.4
Men
yaji
kan
hasi
l
iden
tifik
asi
kew
ajib
an
dan
hak
seba
gai
ang
nu
nju
kk
an
ke
wa
jib
an
di
ru
ma
h
ter
kai
t
pe
ng
he
ma
tan
su
mb
er
ene
rgi.
4.2.1.
Me
nce
rita
ka
n
tertulis
dengan
Skor
Menjaw
ab
Pertany
aan
Sesuai
Teks
Menja
wab
Menge
nai
Waktu
Ketera
mpilan:
Menghi
as
Gambar
layang-
layang
Penget
ahuan:
Tes
tertulis
dengan
Skor
Menuli
s 5
gota
kelu
arga
dan
war
ga
seko
lah.
Pe
ng
ala
ma
n
Me
nja
lan
ka
n
ke
wa
jib
an
da
n
ha
k
seb
aga
i
an
gg
ota
kel
uar
ga
da
n
kewajib
an saat
bermai
n
--
Jumlah
benar x
20 =
nilai
•
Ketera
mpilan
Menya
mpaika
n hasil
wawan
cara
Memer
agakan
Gerak
Menga
yun dan
Melom
pati
Penget
ahuan
Tes
wa
rga
sek
ola
h
tertulis
dengan
Skor
Mencar
i kata
yang
berkaita
n
dengan
energi
Banyak
nya
jawaba
n
benar/8
x 100 =
nilai.
Menuli
s arti
dari
kata-
kata
yang
dipilih
Tes
tertulis
tentang
menent
ukan
waktu
Bahasa
Indones
ia
3.2
Men
ggal
i
infor
masi
tenta
ng
sum
ber
dan
bent
uk
ener
gi
yang
disaj
ikan
dala
m
bent
uk
lisan
3.2.1
Me
ngi
den
tifi
kas
i
inf
or
ma
si
yan
g
ber
kait
an
den
gan
ene
rgi
den
gan
Ener
gi
Alte
rnati
f
dan
Man
faat
nya
Ener
gi
Ang
in
Men
emu
kan
kata
-
kata
yan
g
terk
ait
Memb
aca
teks
tentang
energi
alterna
tif
Memb
aca
teks
tentang
gerak
angin
sebaga
i
energi
alterna
tif
Memb
uat
lapora
n
Mengi
,
tulis,
visu
al,
dan/
atau
eksp
loras
i
ling
kun
gan.
4.2
Men
yaji
kan
hasil
peng
galia
n
infor
masi
tenta
ng
kons
ep
sum
ber
dan
bent
ben
ar.
4.2.1.
Me
nul
isk
an
pok
ok-
pok
ok
inf
or
ma
si
me
ngg
una
kan
kos
aka
ta
bak
u
dan
kali
mat
efe
ktif
den
gan
ener
gi.
Men
ulis
cerit
a
tent
ang
Ener
gi
Alte
rnati
f
Man
faat
men
ggu
naka
n
brik
et
seba
gai
ener
gi
alter
natif
Men
si teka-
teki
Menca
ri arti
kata
Memb
aca
teks
tentang
Air
Sumbe
r
Energi
Altern
atif
Menuli
s dan
mencer
itakan
berdas
arkan
bacaan
Menge
nal
cara
pembu
atan
briket
Memb
aca
Menyus
un
informa
si
terkait
sumber
energi
Tes
lisan
tentang
hak
dalam
menggu
nakan
energi.
Tes
tertulis
tentang
menyus
un
informa
si
tertulis
tentang
sumber
energi.
Menghi
tung
waktu
Mengg
ambar
uk
ener
gi
dala
m
bent
uk
tulis
dan
visu
al
men
ggu
naka
n
kosa
kata
baku
dan
kali
mat
efek
tif.
. ulis
kan
hasil
disk
usi
teks
tentang
biogas
Menya
mpaika
n hasil
diskusi
.
berbaga
i jienis
sudut
Ketera
mpilan
Menya
mpaika
n hasil
diskusi
tentang
perilak
u hemat
energi
Pendidi
kan
Jasman
3.6
Me
3.6.1.
Me
ngi
Berl
atih
Latih
an
i,
Olahrag
a dan
Kesehat
an
mah
ami
pen
ggu
naan
kom
bina
si
gera
k
dasa
r
loko
mot
or,
non-
loko
mot
or
dan
man
ipul
atif
sesu
ai
den
gan
iram
a
(ket
uka
de
ntif
ika
si
ko
mb
ina
si
ger
ak
ber
jal
an,
me
ne
ku
k,
da
n
me
ng
ay
un
me
ngi
kut
i
ira
ma
me
gera
k
meli
uk
dan
me
mut
ar
vari
asi
gera
kan
berj
alan
,
men
eku
k,
dan
men
gay
un
komb
inasi
gerak
berjal
an,
meliu
k,
dan
meng
ayun
Gera
k
komb
inasi
berjal
an,
meliu
k,
dan
meng
ayun.
Meni
rukan
gerak
kincir
angin
n)
tanp
a/de
nga
n
mus
ik
dala
m
akti
vitas
gera
k
berir
ama
.
4.6
Me
mpr
akti
kka
n
pen
ggu
naan
kom
bina
sige
rak
dasa
ng
gu
na
ka
n
ala
t
4.6.1.
M
ela
ku
ka
n
ko
mb
ina
si
ger
ak
ber
jal
an,
me
ne
ku
k,
da
n
me
ng
r
loko
mot
or,
nonl
oko
mot
or
dan
man
ipul
atif
sesu
ai
den
gan
iram
a
(ket
uka
n)
tanp
a/de
nga
n
mus
ik
dala
m
akti
vitas
ay
un
me
ngi
kut
i
ira
ma
me
ng
gu
na
ka
n
ala
t.
gera
k
berir
ama
..
Matem
atika
3.6
Men
jelas
kan
dan
men
entu
kan
lam
a
wak
tu
suat
u
keja
dian
berl
angs
ung
4.6
Men
yele
saik
an
mas
3.4.1
M
en
ye
but
ka
n
car
a
me
ne
ntu
ka
n
la
ma
ny
a
su
atu
kej
adi
an
de
ng
an
Cara
men
entu
kan
lam
anya
keja
dian
men
ggu
naka
n
mod
el
jam
Men
entu
kan
bata
s
keda
luw
arsa
kem
asan
Meng
enal
Wakt
u
alah
yan
g
berk
aita
n
lam
a
wak
tu
suat
u
keja
dian
berl
angs
ung.
be
nar
.
4.6.1
Me
ne
ntu
ka
n
sat
ua
n
wa
ktu
ya
ng
tep
at
la
ma
ny
a
sua
tu
ke
gia
tan
.
Men
entu
kan
wak
tu
untu
k
mel
aku
kan
suat
u
kegi
atan
Seni
Budaya
3.1
Men
3.2.1
Me
Berl
atih
Mem
buat
dan
Prakary
a
geta
hui
uns
ur-
uns
ur
rupa
dala
m
kary
a
dek
orati
f
4.1
Me
mbu
at
kary
a
dek
orati
f
ngi
de
nti
fik
asi
ko
mb
ina
si
un
sur
-
un
sur
gar
is,
bid
an
g ,
da
n
wa
rna
dal
am
seb
ua
h
kar
ya
men
ghia
s
laya
ng-
laya
ng
men
ggu
naka
n
gari
s,
bida
ng,
dan
war
na
yan
g
berb
eda
Me
mbu
at
gam
bar
kinc
ir
angi
karya
dekor
atif
de
kor
atif
4.2.1.
Me
ng
gu
na
ka
n
ko
mb
ina
si
gar
is,
bid
an
g,
da
n
wa
rna
unt
uk
me
mb
uat
kar
ya
de
n
men
ggu
naka
n
gam
bar
bida
ng
kor
atif
Mengetahui
Kepala Sekolah,
………………………
…
NIP.
………………………
…
Guru Kelas 3
……………………………
…
NIP………………………
….
Jambi, 22 April 2020
Peneliti,
Eva Ayu Kurniati
TPG.161875
SILABUS SIKLUS II TEMATIK KELAS III
Tema 6 : ENERGI DAN PERUBAHANNYA
Subtema 4 : PENGHEMATAN ENERGI
KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
tetangga dan Negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, Konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya dan mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis,
logis dan kritis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak Sehat, dan tindakan yang mencerminkan prilaku anak
sesuai dengan tahap perkembangannya.
Mata
Pelajara
n
Kompeten
si Dasar
Indikat
or
Materi
Pembelaj
aran
Kegiatan
Pembelaj
aran
Penila
ian
Aloka
si
Wakt
u
Sum
ber
Belaj
ar
Pendidik
an
Pancasila
dan
Kewarga
negaraan
1.2
Me
nerim
a
aman
ah
1.2.1
M
e
m
b
e
Sikap
Pemb
orosa
n
Energ
i
Mengi
dentifi
kasi
perilak
u
pembor
Sikap:
• Jujur
•
Disi
plin
•
24 JP B
u
k
u
G
ur
hak
dan
kewaj
iban
sebag
ai
anggo
ta
keluar
ga
dan
warga
sekol
ah
dalam
kehid
upan
sehari
-hari.
2.2
Mene
rima
hak
dan
kewaj
iban
sebag
ai
anggo
ta
keluar
ri
k
a
n
c
o
n
t
o
h
k
e
w
aj
i
b
a
n
te
r
k
ai
t
p
e
n
g
h
e
m
at
Conto
h
kewaj
iban
dan
hak
dalam
pengh
emata
n
energi
osan
energi
dan
membe
rikan
saran
perbaik
an
sikap.
Menuli
skan
hak
dan
kewaji
ban
dalam
melaku
kan
penghe
matan
energi.
Menuli
skan
hak
dan
kewaji
ban
terkait
dengan
penghe
Tan
ggu
ng
Jaw
ab
•
Sant
un
•
Ped
uli
•
Perc
aya
diri
•
Kerj
a
Sam
a
Jurnal
:
•
Cata
tan
pen
didi
k
tent
ang
u
B
u
k
u
Si
s
w
a
In
te
rn
et
Li
n
g
k
u
n
ga
n
ga
dan
warga
sekol
ah
dalam
kehid
upan
sehari
-hari.
3.2
Me
ngide
ntifik
asi
kewaj
iban
dan
hak
sebag
ai
anggo
ta
keluar
ga
dan
warga
sekolah.
4.2
Me
a
n
e
n
e
r
g
i
d
e
n
g
a
n
b
e
n
a
r.
2.2.1
M
e
n
y
i
m
u
la
si
k
a
matan
energi.
Menent
ukan
hak
dan
kewaji
ban
yang
tepat di
lingkun
gan
sekolah
.
sika
p
pese
rta
didi
k
saat
di
seko
lah
mau
pun
info
rma
si
dari
oran
g
lain
Penila
ian
Diri:
•
Pese
rta
didi
k
men
gisi
daft
nyajik
an
hasil
identi
fikasi
kewaj
iban
dan
hak
sebag
ai
anggo
ta
keluar
ga
dan
warga
sekol
ah.
n
k
e
w
aj
i
b
a
n
-
k
e
w
aj
i
b
a
n
d
i
s
e
k
o
la
h
te
r
k
ai
t
ar
cek
tent
ang
sika
p
pese
rta
didi
k
saat
di
rum
ah,
dan
di
seko
lah
Penge
tahua
n:
Tes
tertuli
s
tentan
g
infor
masi
dalam
teks
p
e
n
g
h
e
m
at
a
n
e
n
e
r
g
i.
3.2.1.
M
e
n
e
n
t
u
k
a
n
p
e
ri
la
-- Tes
lisan
tentan
g
teknik
poton
g,
lipat,
dan
samb
ung
-- Tes
tertuli
s
tentan
g luas
dan
kelilin
g
Keter
ampil
an:
Menc
eritak
an
pokok
-
pokok
infor
masi
k
u
y
a
n
g
m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n
k
e
w
aj
i
b
a
n
d
i
r
u
m
a
terkai
t
pengh
emata
n
energi
Me
mb
uat
kar
ya
den
gan
tekn
ik
pot
ong
,
lipa
t,
dan
sam
bun
g
Peng
etahu
an:
Tes
h
te
r
k
ai
t
p
e
n
g
h
e
m
at
a
n
e
n
e
r
g
i.
4.2.1.
M
e
n
u
li
s
k
a
tertuli
s
tentan
g
perila
ku
terkai
t
pengh
emata
n
energi
.
-- Tes
lisan
tentan
g
kosak
ata
terkai
t
pengh
emata
n
energi
.
-- Tes
lisan
tentang
kombin
asi
n
p
e
n
g
al
a
m
a
n
m
el
a
k
u
k
a
n
k
e
w
aj
i
b
a
n
s
e
b
a
g
gerak
melom
pat,
memut
ar, dan
menga
yun.
Keter
ampil
an
Menu
lis
cerita
meng
guna
kan
kosak
ata-
kosak
ata
terkai
t
peng
hema
tan
energ
i
Menu
lis
conto
ai
a
n
g
g
o
ta
k
el
u
a
r
g
a
te
r
k
ai
t
p
e
n
g
h
e
m
at
a
n
e
h
perila
ku
pemb
orosa
n
energ
i dan
saran
perba
ikann
ya
Peng
etahu
an
-- Tes
lisan
tentan
g cara
memb
uat
karya
ketera
mpila
n
denga
n
teknik
lipat,
samb
n
e
r
g
i
d
e
n
g
a
n
b
e
n
a
r
ung,
dan
tempe
l.
-- Tes
tertuli
s
tentan
g
meng
hitun
g luas
denga
n cara
pengu
kuran
tidak
baku.
-- Tes
lisan
tentan
g
kosak
ata/ist
ilah
yang
terkai
t
pengh
emata
n
Bahasa
Indonesia
3.2
Me
nggali
infor
masi
tentan
g
sumbe
r dan
bentu
k
energi
yang
disaji
kan
3.2.1
M
e
n
e
m
u
k
a
n
k
at
a/
is
til
menje
laska
n
intisar
i per
parag
raf
teks
bacaa
n
Meng
hemat
Pengg
unaan
Memba
ca dan
berdisk
usi
tentang
Penghe
matan
energi
Menuli
s cerita
dengan
mengg
unakan
kosakat
dalam
bentu
k
lisan,
tulis,
visual,
dan/at
au
eksplo
rasi
lingku
ngan.
4.2
Me
nyajik
an
hasil
pengg
alian
infor
masi
tentan
g
konse
p
sumbe
r dan
bentu
k
energi
dalam
a
h
k
h
u
s
u
s
y
a
n
g
b
er
k
ai
ta
n
d
e
n
g
a
n
k
o
n
se
p
Listri
k
Menu
liskan
5
kegiat
an
pemb
orosa
n
energi
Mem
buat
cerita
tentan
g
Kegia
tan
Pengh
emata
n
Energ
i
Mem
buat
peren
canaa
n
Tertul
is
a-
kosakat
a
terkait
penghe
matan
Energi
Menuli
s cerita
tentang
berhem
at air
Memba
ca dan
menja
wab
pertany
aan
sesuai
bacaan
serta
menuli
s
rencan
a
kegiata
n
penghe
matan
energi.
energi
.
Meny
usun
infor
masi
terkai
t
sumb
er
energi
Tes
lisan
tentan
g hak
dalam
meng
gunak
an
energi
.
Tes
tertuli
s
tentan
g
meny
usun
infor
masi
tertuli
bentu
k tulis
dan
visual
meng
gunak
an
kosak
ata
baku
dan
kalim
at
efektif
.
p
e
n
g
h
e
m
at
a
n
e
n
er
gi
d
e
n
g
a
n
b
e
n
ar
.
4.2.1.
M
e
n
c
er
Mem
buat
Lapor
an
kegiat
an
meng
hemat
energi
Menuli
s
laporan
kegiata
n
mengh
emat
energi.
Menuli
skan
cerita
berdasa
rkan
gambar
dan
menuli
skan 5
hal
baik
berdasa
rkan
cerita
yang
ditulis
s
tentan
g
sumb
er
energi
.
Meng
hitun
g
waktu
Meng
gamb
ar
berba
gai
jienis
sudut
Keter
ampil
an
Mem
buat
karya
keraji
nan
denga
n
teknik
samb
it
a
k
a
n
k
e
m
b
al
i
p
o
k
o
k-
p
o
k
o
k
in
fo
r
m
as
i
y
a
n
g
ung
(mene
mpel
dan
menja
hit
Peng
etahu
an
-- Tes
lisan
tentan
g
infor
masi
hasil
penga
matan
gamb
ar
terkai
t
energi
.
--
Menu
liskan
sikap
baik
terkai
b
er
k
ai
ta
n
d
e
n
g
a
n
k
o
n
se
p
p
e
n
g
h
e
m
at
a
n
e
n
er
gi
t
pema
nfaata
n
energi
pada
sebua
h
cerita.
-- Tes
tertuli
s
soal-
soal
mate
matik
a
pada
lemba
r
kerja.
d
e
n
g
a
n
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
b
a
h
as
a
se
n
di
ri
d
e
n
g
a
n
b
e
n
ar
..
Pendidik
an
Jasmani,
Olahraga
dan
Kesehata
n
3.6
Me
maha
mi
pengg
unaan
komb
inasi
gerak
dasar
loko
motor
, non-
loko
motor
dan
manip
ulatif
sesuai
denga
n
irama
(ketu
kan)
tanpa/
3.6.1.
M
e
n
g
i
d
e
n
ti
fi
k
a
si
k
o
m
b
i
n
a
si
g
e
r
Berlat
ih
gerak
meliu
k dan
memu
tar
varias
i
gerak
an
berjal
an,
mene
kuk,
dan
meng
ayun
Latih
an
komb
inasi
gerak
berjal
an,
meliu
k,
dan
meng
ayun
Gerak
komb
inasi
berjal
an,
meliu
k, dan
meng
ayun.
Menir
ukan
gerak
denga
n
musik
dalam
aktivi
tas
gerak
berira
ma.
4.6
Me
mpra
ktikka
n
pengg
unaan
komb
inasig
erak
dasar
loko
motor
,
nonlo
komo
tor
dan
manip
ulatif
sesuai
denga
a
k
b
e
rj
al
a
n,
m
e
n
e
k
u
k,
d
a
n
m
e
n
g
a
y
u
n
m
e
n
g
i
kincir
angin
Mela
kukan
komb
inasi
gerak
melo
mpat,
mem
utar
sambi
l
meme
gang
bola.
n
irama
(ketu
kan)
tanpa/
denga
n
musik
dalam
aktivi
tas
gerak
berira
ma..
k
u
ti
ir
a
m
a
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
al
at
4.6.1.
M
el
a
k
u
k
a
n
k
o
m
b
i
n
a
si
g
e
r
a
k
b
e
rj
al
a
n,
m
e
n
e
k
u
k,
d
a
n
m
e
n
g
a
y
u
n
m
e
n
g
i
k
u
ti
ir
a
m
a
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
al
at
.
Matemati
ka
3.8
Me
njelas
kan
dan
mene
ntuka
n luas
dan
volu
me
dalam
satua
n
tidak
baku
denga
n
meng
gunak
an
benda
konkr
et.
4.8
Meny
3.8.1
M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n
c
a
r
a
m
e
n
e
n
t
u
k
a
n
l
Cara
meng
ukur
panja
ng
denga
n
satua
n
tidak
baku
cara
meng
hitun
g luas
bangu
n
datar
denga
n
meng
gunak
an
bujur
sangk
ar
Meng
hitun
g
kelili
ng
dan
luas
denga
n
satua
n
tidak
baku.
Meng
hitun
g luas
denga
n
perse
gi
satua
n
Meng
hitun
g luas
denga
elesai
kan
masal
ah
luas
dan
volu
me
dalam
satua
n
tidak
baku
denga
n
meng
gunak
an
benda
konkr
et.
u
a
s
d
a
l
a
m
s
a
t
u
a
n
ti
d
a
k
b
a
k
u
d
e
n
g
a
n
m
e
satua
n
n
bujur
sangk
ar
satua
n.
n
g
g
u
n
a
k
a
n
b
e
n
d
a
k
o
n
k
r
e
t
d
e
n
g
a
n
b
e
n
a
r.
4.8.1
M
e
n
g
h
it
u
n
g
L
u
a
s
d
a
n
v
o
l
u
m
e
d
a
l
a
m
s
a
t
u
a
n
ti
d
a
k
b
a
k
u
b
e
n
d
a
k
o
n
k
r
e
t
d
e
n
g
a
n
b
e
n
a
r
Seni
Budaya
dan
Prakarya
3.4
Meng
etahui
teknik
poton
g,
lipat,
dan
samb
ung.
4.4
Mem
buat
karya
denga
n
teknik
poton
g ,
lipat
dan
samb
ung
3.4.1
M
e
n
g
i
d
e
n
ti
fi
k
a
si
c
ir
i-
c
ir
i
t
e
k
n
i
Mem
buat
kincir
angin
dari
kertas
lipat
Belaj
ar
teknik
samb
ung
(mene
mpel
dan
menja
hit)
dalam
memb
uat
karya
keraji
nan
Mem
buat
karya
3
dime
nsi
berup
a
kincir
angin
kertas
.
Mem
buat
karya
denga
n
tekni
k
poton
g,
lipat,
dan
samb
k
s
a
m
b
u
n
g
(
m
e
n
e
m
p
e
l
d
a
n
m
e
n
j
a
h
it
)
d
a
l
ung
a
m
s
u
a
t
u
k
a
r
y
a
k
e
t
e
r
a
m
p
il
a
n
d
e
n
g
a
n
t
e
p
a
t.
4.2.1.
M
e
r
a
n
c
a
n
g
p
e
m
b
u
a
t
a
n
k
a
r
y
a
d
e
n
g
a
n
t
e
k
n
i
k
s
a
m
b
u
n
g
(
m
e
n
e
m
p
e
l
d
a
n
m
e
n
j
a
h
it
)
d
e
n
g
a
n
t
e
p
a
t
Mengetahui
Kepala Sekolah,
SUPRIADI, S.Ag.
NPK:
Guru Kelas 3
Rosdiansah,
S.Pd.
NPK:
Jambi, 22 April
2020
Peneliti,
Eva Ayu
Kurniati
TPG.161875
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MI MUHAJIRIN
Kelas / Semester : III /Genap
Tema 6 : Energi dan Perubahannya
Sub Tema 3 : Energi Alternatif
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, Matematika, SBDP
Pembelajaran ke : 5
Alokasi waktu : 1 hari
A. KOMPETENSI INTI
Satuan Pendidikan : MI Miftahul Huda
Kelas / Semester : 3 /2
Tema : Energi dan Perubahannya (Tema 6)
Sub Tema : Energi Alternatif (Sub Tema 3)
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, PPKN, Matematika
Pembelajaran ke : 5
Alokasi waktu : 1 hari
B. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan: Bahasa Indonesia
NO Kompetensi Indikator
3.2 Menggali informasi
tentang sumber dan bentuk
energi yang disajikan
dalam bentuk lisan, tulis,
visual, dan/atau eksplorasi
lingkungan.
3.2.1 Mencari informasi tentang
perubahan energi dalam
sebuah teks.
3.2.2 Mengidentififkasi menemukan
kata/istilah khusus yang
berkaitan dengan konsep
energi alternative.
4.2 Menyajikan hasil
penggalian informasi
tentang konsep sumber dan
bentuk energi dalam
bentuk tulis dan visual
menggunakan kosakata
baku dan kalimat
efektif.
4.2.1 Menyajikan informasi tentang
konsep energi alternative.
4.2.2 Menceritakan kembali pokok-
pokok informasi yang
berkaitan dengan konsep
energi alternatif
Muatan : PPKN
NO
Kompetensi
Indikator
1.2 Menerima amanah hak dan
kewajiban sebagai anggota
keluarga dan warga
sekolah dalam kehidupan
sehari-hari.
1.2.1 Mengingat kewajiban-
kewajiban terkait perubahan
energi.
1.2.2 Meyakini kewajiban sebagai
anggota keluarga di rumah
dalam kehidupan sehari-hari.
2.2 Menerima hak dan
kewajiban sebagai anggota
keluarga dan warga
sekolah
dalam kehidupan sehari-
hari.
2.2.1 Menjalankan kewajiban sebagai
anggota keluarga dalam
kehidupan sehari- hari.
2.2.2 Menerima kewajiban-kewajiban
sebagai warga sekolah.
3.2 Mengidentifikasi
kewajiban dan hak sebagai
anggota keluarga dan
warga
sekolah.
3.2.1 Mengetahui kewajiban sebagai
warga sekolah.
3.2.2 Mengidentifikasi kewajiban-
kewajiban sebagai warga
sekolah.
4.2 Menyajikan hasil
identifikasi kewajiban dan
hak sebagai anggota
keluarga dan
4.2.1 Menyajikan contoh kewajiban
sebagai warga sekolah.
4.2.2 Menentukan perilaku yang
menunjukkan kewajiban
warga sekolah. sebagai warga sekolah.
Muatan : Matematika
NO
Kompetensi
Indikator
3.6 Menjelaskan dan
menentukan lama waktu
suatu kejadian berlangsung.
3.6.1 Mengetahi cara menentukan
waktu sebuah kegiatan.
3.6.2 Mengidentifikasi cara
menentukan lamanya suatu
kejadian dengan kejadian lain
dengan satuan waktu tertentu.
4.6 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan lama waktu
suatu kejadian berlangsung.
4.6.1 Menyebutkan cara
menentukan lamanya suatu
kejadian dengan kejadian lain
dengan satuan waktu tertentu
4.6.2 Menyelesaikan masalah
sehari-hari terkait dengan lama
waktu berlangsungnya suatu
kejadian.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah membaca, siswa dapat mengidentifikasi informasi yang berkaitan
dengan energi alternatif dengan benar.
2. Setelah membaca, siswa dapat menuliskan pokok-pokok informasi yang
berkaitan dengan konsep energi alternatif dengan benar.
3. Setelah berdiskusi, siswa dapat mengidentifikasi kewajiban sebagai
warga sekolah dengan benar.
4. Setelah berdiskusi, siswa dapat menulis berbagai contoh kewajiban
dengan benar.
5. Setelah mengamati, siswa dapat menyebutkan cara menentukan lamanya
suatu kejadian dengan kejadian lain dengan satuan waktu tertentu dan
benar.
6. Setelah mengamati, siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari
terkait lama waktu berlangsungnya suatu kejadian dengan benar.
E. SUMBER DAN MEDIA
Buku Pedoman Guru Tema 6 Kelas 3 dan Buku Siswa Tema 6 Kelas 3
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
Foto, dan gambar beberapa energy alternative bahan bakar pengganti BBM
F. MATERI PELAJARAN
Bahasa Indonesia
G. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
dan ceramah
Metode : permainan media Puzzle
Karakter siswa yang
diharapkan :
Mengalami
Interaksi
Komunikasi
Refleksi
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pembuka
1. Kelas dimulai dengan mengucapkan salam.
2. Guru menanyakan kabar siswa
3. Guru mengajak siswa untuk berdo‟a sebelum
belajar, dan doa dipimpin oleh salah seorang
siswa.
4. Guru mengecek kehadiran siswa.
5. Guru melakukan persepsi “menanyakan
pelajaran minggu lalu”
6. Guru menyampaikan tema pembelajaran hari
ini.
7. Ice breaking
5 menit
Kegiatan
Inti
Guru menyampaikan tentang macam macam
Energi Alternatif
Siswa mengamati gambar Energi Alternatif
Briket sebagai pengganti BBM. Mengamati
Siswa Siswa menyebutkan apa yang dilihat
pada gambar.Interaksi
Siswa menjelaskan apa yang dilihatnya pada
gambar dengan bahasanya sendiri.Komunikasi
Siswa menceritakan perbedaan yang ada di
sekitar rumahnya. apa sajakah bahan –bahan
yang bisa digunakan sebagai bahan bakar
dilingkungan rumahnya?. Komunikasi
Siswa menceritakan bagaimana perasaan
mereka terhadap adanya sampah atau limbah
disekitarnya. Interaksi
Guru menyakan tentang gambar Briket yang
ada dibuku siswa
Guru meminta anak memberikan contoh dari
15 menit
bahan bakar alami pengganti BBM
Siswa bertanya jawab tentang energi alternatif.
Komunikasi
Siswa membentuk kelompok besar (Gotong-
royong)
Pada setiap kelompok, siswa mendapatkan
gambar puzzle tentang bahan-bahan
pembuatan briket.
Arahkan siswa menyusun gambar puzzle
berdasarkan gambar yang ada dipojoknya
(creativity and Innovation) komunikasi
Masing-masing kelompok mempersentasikan
hasil diskusinya
Kegiatan
Penutup
Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran hari
ini tentang Energi Alternatif
Guru menginformasikan materi pelajaran yang
akan di bahas pada pertemuan selanjutnya
Guru mengakhiri pelajaran dengan hamdalah
Guru mengucapkan salam
5 menit
I. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap
No Tanggal Nama Siswa Catatan Prilaku Butir Sikap Tindak lanjut
2. Penilaian Pengetahuan
»» Informasi Pada Teks
»» Perilaku yang harus dihindari dalam keberagaman
»» Latihan keliling bangun datar (latihan pada buku)
3. Penilaian Keterampilan
Bercerita
Kriteria Sangat Baik
86-100
Baik
71-85
Cukup
61-70
Perlu Binaan
< 60
Penampilan
Ada kontak mata,
lancar, menarik
perhatian
pendengar, dan
suara terdengar
seluruh kelas
Memenuhi
tiga
kriteria
Memenuhi
dua kriteria
Memenuhi
Satu kriteria
Bahasa
Menggunakan kosa
kata baku, kalimat
efektif, kata
terucapdengan
benar, dan
intonasi sesuai
kalimat
Memenuhi
tiga
kriteria
Memenuhi
dua kriteria
Memenuhi
Satu kriteria
Isi
Menyebutkan jenis
alat
transportasi
kesukaan,
kelebihannya,
kekurangannya, dan
Memenuhi
tiga
kriteria
Memenuhi
dua kriteria
Memenuhi
Satu kriteria
manfaatnya
Banyak
Kalimat Di atas 15 kalimat
11-15
Kalimat 5-10 kalimat
Kurang dari
5 kalmat
Berdiskusi
Kriteria Sangat Baik
86-100
Baik
71-85
Cukup
61-70
Perlu Binaan
< 60
Kerja sama
dalam
kelompok
Dapat bekerja
sama dengan
semua anggota
kelompok
Dapat bekerja
sama dengan
beberapa
anggota
kelompok
Hanya dapat
bekerja sama
dengan salah
satu anggota
kelompok
Tidak
berpartisipasi
Bertanya
Dapat
bertanya
dengan santun
dan sesuai
topik
Dapat bertanya
dengan santun,
tetapi tidak
sesuai topik
Bertanya
dengan tidak
santun, tetapi
sesuai topik
Tidak dapat
bertanya
Menjawab
Pertanyaan
Dapat
menjawab
pertanyaan
dengan santun
dan sesuai
Dapat
menjawab
pertanyaan
dengan santun
Menjawab
pertanyaan
dengan tidak
santun, tetapi
sesuai topik
Tidak dapat
menjawab
pertanyaan
topik dan sesuai
topik
Menghargai
Pendapat
Orang Lain
Mendengarkan
saat orang
lain berbicara,
melihat orang
yang sedang
berbicara,
menerima
masukan
orang
lain, dan tidak
menjeda saat
orang lain
berbicara
Memenuhi
tiga kriteria
Memenuhi
dua kriteria
Hanya
Memenuhi
Satu kriteria
SUMBER PEMBELAJARAN
Buku Pedoman Guru Tema : Perkembangan Teknologi kelas III (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2018, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2018)
Buku Siswa Tema : Perkembangan Teknologi kelas III (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2018, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013 Rev.2018).
Gambar berbagai macam-macam alat trasportasi zaman dulu dan zaman
sekarang
Remedial
Guru memberikan bimbingan tambahan bagi siswa yang membutuhkan
penjelasan lebih lanjut tentang persatuan dalam keberagaman.
Guru memberikan bimbingan tambahan bagi siswa yang membutuhkan
bimbingan lebih lanjut dalam menjaga keselamatan orang lain di air.
Kegiatan Alternatif (Pengayaan)
Mengunjungi stasiun kereta api/bandara/terminal bis/pemadam kebakaran
Mengunjungi museum transportasi
Jambi, 14 Februari 2020
Mengetahui
Peneliti
Eva Ayu Kurniati
TPG..161875
Mengetahui
Kepala Sekolah MI
Muhajirin
Supriadi, S.Ag
NPK:…………………
Guru Kelas 3 ,
Rosdiansah, S.Pd
NIP………………….
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MI MUHAJIRIN
Kelas / Semester : III /Genap
Tema 7 : Energi dan Perubahannya
Sub Tema 4 : Penghematan Energi
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, PPKn, PJOK
Pembelajaran ke : 2
Alokasi waktu : 1 hari
J. KOMPETENSI INTI
5. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
6. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
tetangga dan Negara.
7. Memahami pengetahuan faktual, Konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya dan mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain.
8. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis,
logis dan kritis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
9. mencerminkan anak Sehat, dan tindakan yang mencerminkan prilaku anak
sesuai dengan tahap perkembangannya.
K. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan: Bahasa Indonesia
NO Kompetensi Indikator
3.
2
Menggali informasi tentang
sumber dan bentuk energi yang
disajikan dalam bentuk lisan, tulis,
visual, dan/atau eksplorasi
lingkungan.
3.2.1. Mengidentifikasi informasi
yang
berkaitan dengan
penghematan
energi dengan benar.
4.
2
Menyajikan hasil penggalian
informasi tentang konsep sumber
dan bentuk energi dalam bentuk
tulis dan visual menggunakan
kosakata baku dan kalimat
efektif.
4.2.1. Menuliskan pokok-pokok
informasi
yang berkaitan dengan
konsep
penghematan energi
menggunakan
kosakata baku dan kalimat
efektif.
Muatan : PPkN
NO
Kompetensi
Indikator
1.2 Menerima amanah hak dan
kewajiban sebagai anggota keluarga
dan warga sekolah dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2.1. Memberikan contoh
kewajiban
terkait penghematan energi
dengan benar.
2.2 Menerima hak dan kewajiban
sebagai anggota keluarga dan
warga sekolah dalam kehidupan
sehari-hari.
2.2.1 Menyimulasikan kewajiban-
kewajiban di sekolah terkait
penghematan energi.
3.2 Mengidentifikasi kewajiban dan
hak sebagai anggota keluarga dan
warga
sekolah.
3.2.1. Menentukan perilaku yang
menunjukkan kewajiban di
rumah terkait penghematan
energi.
4.2 Menyajikan hasil identifikasi
kewajiban dan hak sebagai anggota
keluarga dan
warga sekolah.
4.2.1. Menuliskan pengalaman
melakukan kewajiban
sebagai
anggota keluarga terkait
penghematan energi dengan
benar
Muatan: PJOK
N
O
Kompetensi
Indikator
3.6 Memahami penggunaan
kombinasi gerak dasar lokomotor,
non-lokomotor dan manipulatif
sesuai dengan irama (ketukan)
tanpa/dengan musik dalam
aktivitas gerak berirama.
3.6.1. Menjelaskan kombinasi
gerak
melompat, memutar, dan
mengayun sesuai irama
(ketukan)
dengan benar.
4.6 Mempraktikkan penggunaan
kombinasi
gerak dasar lokomotor,
nonlokomotor dan manipulatif
sesuai dengan irama
(ketukan) tanpa/dengan musik
dalam aktivitas gerak berirama.
4.6.1. Mempraktikkan kombinasi
gerak
melompat, memutar, dan
mengayun sesuai irama
(ketukan)
dengan benar
L. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengamati gambar, siswa dapat memberikan contoh
kewajiban terkait penghematan energi dengan benar.
2. Setelah mengamati gambar, siswa dapat menuliskan pengalaman
melakukan kewajiban sebagai anggota keluarga terkait penghematan
energi dengan benar.
3. Setelah mengamati gambar, siswa dapat mengidentifikasi informasi
yang berkaitan dengan penghematan energi dengan benar.
4. Setelah mengamati gambar, siswa dapat menuliskan pokok-pokok
informasi yang berkaitan dengan konsep penghematan energi
menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif.
5. Setelah mengamati contoh, siswa dapat menjelaskan kombinasi gerak
melompat, memutar, dan mengayun sesuai irama (ketukan) dengan
benar.
6. Setelah mengamati contoh, siswa dapat mempraktikkan kombinasi
M. SUMBER DAN MEDIA
Buku Pedoman Guru Tema 7 Kelas 3 dan Buku Siswa Tema 7 Kelas 3
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
Foto, dan gambar beberapa contoh penghematan energy dan pemborosan
energi
N. MATERI PELAJARAN
PPKN
O. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
dan ceramah
Metode : puzzle
Karakter siswa yang
diharapkan :
Mengalami
Interaksi
Komunikasi
Refleksi
P. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pembuka
8. Kelas dimulai dengan mengucapkan salam.
9. Guru menanyakan kabar siswa
10. Guru mengajak siswa untuk berdo‟a sebelum
belajar, dan doa dipimpin oleh salah seorang
siswa.
11. Guru mengecek kehadiran siswa.
12. Guru melakukan persepsi “menanyakan
pelajaran minggu lalu”
13. Guru menyampaikan tema pembelajaran hari
ini.
14. Ice breaking
5 menit
Kegiatan
Inti
Guru menyampaikan tentang penghematan
energi
Siswa mengamati gambar penghematan
energi. Mengamati
Siswa Siswa menyebutkan apa yang dilihat
pada gambar.Interaksi
Siswa menjelaskan apa yang dilihatnya
pada gambar dengan bahasanya
sendiri.Komunikasi
Siswa menceritakan perbedaan yang ada di
sekitar rumahnya.apa sajakah contoh dari
penghematan energi dan pemborosan energi
dilingkungan rumahnya. Komunikasi
Siswa menceritakan bagaimana perasaan
mereka terhadap adanya penghematan
15 menit
energi. Interaksi
Guru menyakan tentang gambar
penghematan di buku
Guru meminta anak memberikan contoh
dari penghematan energi dan pemborosan
energi
Siswa bertanya jawab tentang penghematan.
Komunikasi
Siswa membentuk kelompok besar
(Gotong-royong)
Pada setiap kelompok, siswa mendapatkan
gambar puzzle tentang penghematan energi.
Arahkan siswa menyusun gambar puzzle
berdasarkan gambar yang ada dipojoknya
(creativity and Innovation)
komunikasi
Masing-masing kelompok
mempersentasikan hasil diskusinya
Kegiatan
Penutup
Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran
hari ini tentang betapa penting menghemat
energi.
Guru menginformasikan materi pelajaran
yang akan di bahas pada pertemuan
selanjutnya
Guru mengakhiri pelajaran dengan
hamdalah
Guru mengucapkan salam
5 menit
Q. PENILAIAN
2. Penilaian Sikap
No Tanggal Nama Siswa Catatan Prilaku Butir Sikap Tindak lanjut
3. Penilaian Pengetahuan
»» Informasi Pada Teks
»» Perilaku yang harus dihindari dalam keberagaman
»» Latihan keliling bangun datar (latihan pada buku)
4. Penilaian Keterampilan
Bercerita
Kriteria Sangat Baik
86-100
Baik
71-85
Cukup
61-70
Perlu Binaan
< 60
Penampilan
Ada kontak mata,
lancar, menarik
perhatian
pendengar, dan
suara terdengar
seluruh kelas
Memenuhi
tiga
kriteria
Memenuhi
dua kriteria
Memenuhi
Satu kriteria
Bahasa
Menggunakan kosa
kata baku, kalimat
efektif, kata
terucapdengan
benar, dan
intonasi sesuai
Memenuhi
tiga
kriteria
Memenuhi
dua kriteria
Memenuhi
Satu kriteria
kalimat
Isi
Menyebutkan jenis
alat
transportasi
kesukaan,
kelebihannya,
kekurangannya, dan
manfaatnya
Memenuhi
tiga
kriteria
Memenuhi
dua kriteria
Memenuhi
Satu kriteria
Banyak
Kalimat Di atas 15 kalimat
11-15
Kalimat 5-10 kalimat
Kurang dari
5 kalmat
Berdiskusi
Kriteria Sangat Baik
86-100
Baik
71-85
Cukup
61-70
Perlu Binaan
< 60
Kerja sama
dalam
kelompok
Dapat bekerja
sama dengan
semua anggota
kelompok
Dapat bekerja
sama dengan
beberapa
anggota
kelompok
Hanya dapat
bekerja sama
dengan salah
satu anggota
kelompok
Tidak
berpartisipasi
Bertanya
Dapat
bertanya
dengan santun
dan sesuai
Dapat bertanya
dengan santun,
tetapi tidak
Bertanya
dengan tidak
santun, tetapi
Tidak dapat
bertanya
topik sesuai topik sesuai topik
Menjawab
Pertanyaan
Dapat
menjawab
pertanyaan
dengan santun
dan sesuai
topik
Dapat
menjawab
pertanyaan
dengan santun
dan sesuai
topik
Menjawab
pertanyaan
dengan tidak
santun, tetapi
sesuai topik
Tidak dapat
menjawab
pertanyaan
Menghargai
Pendapat
Orang Lain
Mendengarkan
saat orang
lain berbicara,
melihat orang
yang sedang
berbicara,
menerima
masukan
orang
lain, dan tidak
menjeda saat
orang lain
berbicara
Memenuhi
tiga kriteria
Memenuhi
dua kriteria
Hanya
Memenuhi
Satu kriteria
SUMBER PEMBELAJARAN
Buku Pedoman Guru Tema : Energi dan Perubahannya kelas III (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2018, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2018)
Buku Siswa Tema : Energi dan Perubahannya kelas III (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2018, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013 Rev.2018).
Gambar berbagai macam-macam penghematan energy dan pemborosan
energi
Remedial
Guru memberikan bimbingan tambahan bagi siswa yang membutuhkan
penjelasan lebih lanjut tentang persatuan dalam keberagaman.
Guru memberikan bimbingan tambahan bagi siswa yang membutuhkan
bimbingan lebih lanjut dalam menjaga keselamatan orang lain di air.
Kegiatan Alternatif (Pengayaan)
Melihat dengan keadaan sekitar sekolah tentang penghematan dan
pemborosan energi
Mengunjungi museum transportasi
Jambi, Febuari ,2020
Mengetahui
Peneliti,
Eva Ayu Kurniati
TPG.161875
Mengetahui
Kepala Sekolah MI
Muhajirin
Supriadi, S.Ag
NPK:…………………
Guru Kelas 3 ,
Rosdiansah, S.Pd
NIP………………….
Lampiran 11: Dokumentasi Penelitian
Dokumen tasi Penelitian di MI Muhajirin Kota Jambi
Foto saat menjelaskan pembelajaran
Foto saat mengerjakan media puzzle secara berkelompok
Foto saat mempresentasikan hasil kelompok didepan kelas
Foto guru kelas saat menjelaskan materi dan cara bermain sambil belajar
menggunakan media puzzle
Guru kelas saat mendapingi siswa presentasi didepan kelas
Foto saat kolaborasi serentak dengan guru kelas
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : Eva Ayu Kurniati
Jenis Kelamin : Perempuan
Ttempat/tgl lahir : Sidomukti, 11 November
1997
Alamat : Kab. Tanjung Jabung Timur, Kec.
Dendang, Desa. Sidimukti, Sk 7Kiri
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat email : [email protected]
No. Kontak : 082280717485
No Tamat
Tahun
Jenis
Pendidikan
Tempat
1.
2.
3.
2010
2013
2016
SD
SMP
SMA
SDN 02 Bujung
Buring Lampung
SMPN 04 Tanjung
Jabung Timur
SMAN 04 Tanjung
Jabung Timur
Motto : “Janganlah berprasangka buruk kepada orang lain kar itu akan
melukai dirimu sendiri”
Jambi, 16 April 2020
Penulis
Eva Ayu Kurniati
TPG.161875