37
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan nikmat dan karunian- Nya sehinggamakalah dengan judul Akuntansi Biaya ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam proses pembuatan makalah ini penulis melalui beberapa kendala dan hambatan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Penulis menyadari baha makalah ini disusun dengan segala keterbatasan sehingga masih belum sempurna sehingga kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan selanjutnya. Namun penulis berharap ini menambah bahan ba!aan. "aros, #uli $%&' Penulis 1

PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

.

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan nikmat dan karunian-Nya sehingga makalah dengan judul Akuntansi Biaya ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam proses pembuatan makalah ini penulis melalui beberapa kendala dan hambatan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya.Penulis menyadari bahwa makalah ini disusun dengan segala keterbatasan sehingga masih belum sempurna sehingga kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan selanjutnya. Namun penulis berharap ini menambah bahan bacaan.

Maros, Juli 2014

Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN1A.LATAR BELAKANG1B.RUMUSAN MASALAH1C.TUJUAN2BAB II PEMBAHASAN3A.PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA3B.PERBEDAAN AKUNTANSI BIAYA DENGAN AKUNTANSI KEUANGAN4C.BIAYA BAHAN BAKU7D.PERBEDAAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DENGAN BIAYA TETAP13E.BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP)15F.METODE HARGA POKOK VARIABEL (Variable Costing)18G.METODE HARGA POKOK FULL COSTING21H.SISTEM HARGA POKOK STANDAR (Standar Costing)24DAFTAR PUSTAKA28

ii

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Setiap bidang kegiatan produksi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan laba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan produksi membutuhkan biaya produksi karena biaya produksi ditujukan untuk memperoleh nilai ekonomis produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sangat penting karena merupakan salah satu teknik untuk menerapkan kebijakan-kebijakan dalam pembebanan oleh suatu produk. Merupakan bagian dari proses perencanaan untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi dimasa yang akan datang. Memberikan informasi untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi. Memberikan gambaran bagi suatu perusahaan, disamping itu juga perusahaan membutuhkan analisis selisish.

RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagi berikut : 1. Pengertian akuntansi biaya 2. perbedaan akuntansi biaya dengan akuntansi keuangan3. biaya bahan baku4. perbedaan biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tetap5. biaya overhead pabrik6. metode harga pokok variable (Variable costing)7. metode harga pokok full costing8. sistem harga pokok standar.

TUJUAN Tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasan makalah ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pokok bahasan. Adapun tujuan pembuat makalah ini adalah :1. Untuk lebih mengetahui pengertian akuntansi biaya 2. Untuk mengetahui perbedan akuntansi biaya dan akuntansi keuangan secara keseluruhan dan lebih luas3. Untuk mengetahui elemen-elemen biaya, biaya tenaga kerja, biaya bahan, biaya overhead pabrik biaya pabrik dan sesungguhnya secara garis besar4. Untuk mengetahui manfat dari akuntansi biaya dan agar mengetahui, mengenal akuntansi biaya mendalam.

BAB IIPEMBAHASAN

1. PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA

1. Iman FirmansyahMenurut Iman Firmansyah dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya Gampang (2013), Akuntansi biaya adalah bidang akuntansi yang khusus mencatat, menetapkan, dan mengendalikan biaya. Laporan akuntansi biaya diperlukan para manajer untuk pengambilan keputusan. Penjelasan lain menyebutkan, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk perlu dikumpulkan untuk menentukan harga pokok produksi melalui proses akuntansi yang disebut akuntansi biaya. Akuntansi biaya ini memusatkan pada akumulasi biaya, penilaian persediaan, dan perhitungan serta penetapan harga pokok suatu produk. Selain itu, berikut adalah dua pengertian dan fungsi akuntansi biaya menurut pakarnya.a. Menurut Schaum : akuntansi biaya adalah suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa. Fungsi utama dari akuntansi biaya adalah melakukan akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan.b. Menurut Carter dan Usry : akuntansi biaya adalah perhitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis.

2. Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Erlina Herowati, Lita Kusumasari dan Dr. Nurofik

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya (2013) oleh Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Erlina Herowati, Lita Kusumasari dan Dr. Nurofik, akuntansi biaya dapat didefinisikan sebagai proses pengukuran, penganalisisan, perhitungan dan pelaporan biaya, profitabilitas, dan kinerja operasi. Informasi akuntansi biaya dirancang untuk kepentingan manajer. Karena manajer mengambil keputusan hanya untuk perusahaannya sendiri maka criteria penting informasi akuntansi biaya adalah relevan informasi bagi pengambilan keputusan oleh manajer.

3. Drs. Mursyidi, SE., M.Si.Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya (2008) yang ditulis oleh Drs. Mursyidi, SE., M.Si. menjelaskan bahwa Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pelaporan biaya pabrikasi, dan penjualan produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadap hasil-hasilnya. Akuntansi biaya juga merupakan suatu sistem dalam rangka mencapai tiga tujuan utama yaitu sebagai berikut : a. Menentukan harga pokok produk atau jasab. Mengendalikan biayac. Memberikan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan tertentu

4. Mulyadi

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Manajemen (1997) yang ditulis oleh Mulyadi, menjelaskan bahwa pengertian Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya.

Akuntansi biaya juga dapat diartikan sebagai kunci atau alat yang penting guna membantu manajemen dalam melakukan pertimbangan, perencanaan, pengawasan serta sebagai penilaian terhadap kegiatan perusahaan.PERBEDAAN AKUNTANSI BIAYA DENGAN AKUNTANSI KEUANGAN

1. Iman Firmansyah

Menurut Iman Firmansyah dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya Gampang (2013), perbadaan akuntansi biaya dengan akuntansi keuangan adalah sebagai berikut

Akuntansi KeuanganAkuntansi Biaya

Pemakai UtamaManajer Puncak dan pihak luarManajer berbagai jenjang

Lingkup informasiPerusahaan secara keseluruhanBagian perusahaan

Fokus informasiOrientasi masa laluOrientasi masa yang akan datang

kriteria bagi informasiDibatasi PABUTidak ada batasan

Disiplin sumberIlmu ekonomiIlmu ekonomi dan psikologi sosial

Isi laporanLaporan ringkasan perusahaan keseluruhanLaporan rinci mengenai bagian perusahaan

Sifat informasiKetetapan informasi = pentingUnsur taksiran besar

Rentang waktuKurang fleksibelFleksibel

2. Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Erlina Herowati, Lita Kusumasari dan Dr. Nurofik

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya (2013) oleh Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Erlina Herowati, Lita Kusumasari dan Dr. Nurofik, perbedaan akuntansi keungan dengan akuntansi biaya adalah sebagai berikut :

Akuntansi KeuanganAkuntansi Biaya

Pengguna laporanPihak luar perusahaanPihak dalam perusahaan

Jenis dan frekuensiLaporan keuangan, dihasilkan secara berkala, misalnya tahunanLaporan internal, dihasilkan setiap kali diperlukan

Tujuan LaporanMemberikan informasi umum kepada semua pemakai laporanMemberikan informasi untuk tujuan tertentu kepada pemakai laporan

Cara pelaporanMenggunakan standar akuntansi keuangan yang berlakuMenggunakan standar intern perusahaan

verifikasiLaporan perlu di audit oleh akuntan publikTidak perlu diaudit oleh akuntan public

Orientasi waktuLebih ke masa laluLebih ke masa depan

3. Drs. Mursyidi, SE. M.Si.

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya (1997) yang ditulis oleh Drs. Mursyidi, SE. M.Si., dituliskan perbedaan akuntansi biaya dan akuntansi keuangan sebagai berikut :Akuntansi KeuanganAkuntansi Biaya

Pemakai utamaPihak luarManajemen

Lingkup informasiPerusahaan secara keseluruhanBagian dari perusahaan

Fokus informasiHistoriHistori dan masa datang

Rentang waktuKurang fleksibelFleksibel

Kriteria penyusunan informasiDi batasi standar akuntansi yang di terima umumSesuai kebutuhan manajemen

ManfaatUntuk pengambilan keputusan oleh pihak luarUntuk perencanaan pengen-dalian dan pengambilan keputusan oleh manajemen

4. Mulyadi

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Manajemen (1997) yang ditulis oleh Mulyadi, menuliskan perbedaan akuntansi biaya dengan akuntansi manajemen yaitu :

a. Akuntansi biaya yaitu mengidentifikasikan, mendefinisikan, mengukur, melaporkan, dan menganalisis berbagai unsur biaya langsung dan tidak langsung yang berkaitan dengan produksi serta pemasaran barang dan jasa Akuntansi manajemen memberikan informasi kepada orang-orang dalam suatu organisasi sedangkan akuntansi keuangan terutama bagi mereka yang di luar itu, seperti pemegang saham.

b. Akuntansi keuangan diperlukan oleh hukum sedangkan akuntansi manajemen tidak. Standar khusus dan format mungkin diperlukan untuk akun hukum seperti dalam Standar Akuntansi Nasional di Eropa. Akuntansi keuangan meliputi seluruh organisasi sedangkan akuntansi manajemen mungkin lebih fokus kepada produk tertentu atau pusat biaya.

BIAYA BAHAN BAKU

1. Iman Firmasyah

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya Gampang (2013) oleh Imam Firmansyah, biaya bahan baku (row material cost) adalah biaya untuk bahan-bahan yang dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi atau bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dan menjadi bagian utama dari produk jadi yang dihasilkan. Tetapi, bahan baku dari suatu perusahaan mungkin sudah menjadi produk jadi bagi perusahaan lainnya. Misalnya, bahan baku kayu untuk perusahaan furnitur atau bahan baku tembakau untuk perusahaan rokok.

Biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung sering pula disebut sebagai biaya utama (prime cost), yaitu biaya yang merupakan komponen utama dari produk yang dibuat dan dapat dengan mudah didistribusikan pada masing-masing unit produk yang dikerjakan / dibuat. Pembelian bahan baku akan berdampak pada persediaan bahan baku. Hal ini menunjukkan harga perolehan bahan baku dan penolong yang masih terdapat dalam persediaan pada tanggal neraca. Bahan baku ini belum dipergunakan untuk membuat produk yang dihasilkan perusahaan. Dalam menentukan harga pokok bahan baku terdiri atas harga beli ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku yang dibeli tersebut. Tapi, penentuan harga pokok bahan baku yang dibeli bisa menggunakan beberapa metode perhitungan harga pokok yang sering dikerjakan oleh perusahaan. Sehingga, bisa diketahui berapa harga pokok bahan baku yang telah dibeli perusahaan karena kaitannya dengan penentuan harga jual produk jadinya. Metode penentuan harga pokok bahan baku ada 2 macam, yaitu sebagai berikut :

1) Metode PerpetualSetiap terjadi mutasi atas persediaan bahan baku harus tampak nilai saldo bahan pada periode yang bersangkutan. Sehingga, harga bahan yang dibeli harus dicari harga pokoknya.

2) Metode berdasrakan harga faktur dan biaya pembelianHarga pokok bahan baku dapat terbentuk dari beberapa unsur biaya, yaitu semua biaya yang secara langsung dan tidak langsung terjadi untuk mendapatkan bahan tersebut. Dengan demikian, unsure-unsur harga pokok bahan yang dibeli terdiri atas :a. Harga faktur, merupakan harga yang tercantum pada faktur pembelian. Harga tersebut belum termasuk potongan. Sehingga, bila ada potongan atas pembelian akan mengurangi harga pokok bahan yang dibelib. Biaya angkut, biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut bahan yang dibeli, sehingga barang tersebut sampai di gudang pembeli (perusahaan). Apabila dalam pembelian bahan baku terdiri atas beberapa jenis bahan, maka dalam memperlakukan pembebanan biaya angkut pembelian bahan, dapat dilakukan dengan cara berikut ini : Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeliUntuk menghitung besarnya biaya angkut atas dasar kauntitas (jumlah), biaya angkut bahan untuk masing-masing jenis bahan yang dibeli digunakan rumus sebagai berikut :

XJumlah tiap jenis bahan yang dibeliJumlah seluruh bahan yang dibeliJumlah biaya angkut

Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeliUntuk menghitung besar biaya angkut bahan baku yang dibebankan kepada masing-masing bahan baku atas dasar harga faktur tiap-tiap jenis bahan baku dibeli digunakan rumus berikut

Jumlah harga bahan masing-masing jenisJumlah harga seluruh bahan bakuXJumlah biaya angkut

c. Biaya lain-lain, yaitu biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan bahan baku hingga siap diproduksi. Misalnya, biaya penggudangan, biaya asuransi, dan lain-lain.

2. Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Erlina Herowati, Lita Kusumasari dan Dr. Nurofik,Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya (2013) oleh Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Erlina Herowati, Lita Kusumasari dan Dr. Nurofik, bahan baku adalah bahan yang menjadi bagian produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi. Contoh bahan baku adalah tanah pada perusahaan pembuat batu bata, karet pada perusahaan pembuat sepatu olah raga, kertas dan tinta pada perusahaan percetakan, dan kayu pada perusahaan pembuat mebel. a) Prosedur Pembelian BahanProsedur pembelian bahan mencakup beberapa tahap kegiatan, yaitu :

1. Permintaan pembelianUntuk jenis bahan yang disimpan di gudang, permintaan pembelian bahan dilakukan oleh bagian gudang pada saat jumlah bahan digudang menunjukkan batas minimum. Permintaan pembelian dapat juga dilakukan oleh bagian produksi jika bagian produksi memerlukan bahan yang segera digunakan untuk proses produksi dan bahan tersebut tidak ada digudang. Permintaan pembelian yang dilakukan oleh bagian gudang atau bagian produksi dimaksudkan agar kuantita, kulaitas dan jenis bahan yang dibeli sesuai dengan kebutuhan.

Permintaan pembelian dilakukan dengan cara mengisi formulir permintaan pembelian. Informasi yang tercakup di dalam formulirpermintaan pembelian diantaranya adalah jenis dan kuantitas bahan. Jika permintaan pembelian dilakukan untuk produksi pada tanggal tertentu, tanggal penggunaan bahan harus dicantumkan dalam formulir permintaan pembelian.hal tersebut dimaksudkan supaya kedatangan bahan dari pemasok tepat pada saat bahan tersebut digunakan. Lembar asli formulir permintaan pembelian yang telah ditandatangani oleh Kepala bagian gudang atau bagian produksi selanjutnya dikirim ke bagian pembelian sebagai perintah pembelian bahan dan lembar tembusannya diarsip.

2. Pembelian bahanPembelian bahan dilakukan oleh bagian pembelian berdasarkan formulir permintaan pembelian. Hal ini dimaksudkan agar dalam transaksi pembelian bahan tidak terjadi kolusi (baik harga maupun kuantitas) antara bagian gudang atau bagian produksi dan pemasok bahan. Jika pembelian dilakukan oleh bagian gudang atau bagian produksi, ada peluang bagi bagian-bagian tersebut untuk meminta komisi dari pemasok bahan. Pembelian bahan dilakukan dengan menggunakan surat order pembelian. Surat order pembelian memuat informasi mengenai deskripsi bahan yang diinginkan, kuantitas, harga, jangka waktu pembayaran, dan perintah pengiriman. Lembar asli dan satu lembar tembusan dikirim ke pemasok. Jika order pembelian disetujui oleh pemasok maka pemasok akan mengirim kembali lembar tembusan order pembelian ke bagian pembelian. Selain kepada pemasok, lembar tembusan yang lainnya dikirim ke bagian penerimaan, bagian gudang (yang meminta pembelian bahan), bagian akuntansi, pencatat persediaan.

3. Penerimaan bahan.Bahan yang dipesan diterima oleh bagian penerimaan, sehingga terjadi pengecekan internal antara bagian penerimaan dan bagian pembelian. Kegiatan yang dilakukan oleh bagian penerimaan sangat bermanfaat untuk memastikan kuantitas dan kualitas bahan yang diterima sesuai dengan yang dipesan (dibeli). Secara menyeluruh kegiatan bagian penerimaan meliputi hal-hal berikut ini :a. Menerima bahanb. Mengecek kesesuaian antara kuantitas dan kualitas bahan yang diterima dengan catatan pada dokumen pengiriman bahan (packing list) dari pemasok,c. Mencocokkan antara bahan yang diterima dan spesifikasi yang telah ditentukan pada order pembeliand. Membuat laporan penerimaan bahan yang mendistribusikannya ke bagian pembelian, bagian akuntansi dan bagian gudang.

4. Penyimpanan bahanSetelah bahan diterima oleh bagian penerimaan, bahan dan tembusan laporan penerimaan selanjutnya dikirim ke bagian gudang. Bahan kemudian disimpan pada tempat yang sesuai. Oleh bagian gudang, laporan penerimaan akan digunakan untuk mencatat pada kartu gudang. Bagian gudang bertanggung jawab terhadap keutuhan bahan sampai dengan bahan diminta untuk produksi.

5. Persetujuan faktur pemasokPersetujuan faktur dari pemasok ndilakukan oleh bagian akuntansi, pada beberapa perusahaan dilakukan oleh bagian Utang, setelah dilakukan pencocokan antara dua data pada order pembelian, , laporan penerimaan, dan faktur. Persetujuan faktur pemasok merupakan kegiatan penting untuk memastikan pembayaran kepada pemasok dilakukan sesuai harga bahan yang diterima dan dipesan. Faktur yang telah disetujui akan digunakan sebagai dasar pembuatan Voucher (bukti utang). Selanjutnya, data dalam voucher akan dijurnal dan diposting ke akun control. Jika digunakan buku pembantu utang, data dalam voucher juga akan diposting ke buku pembantu utang.

b) Prosedur Penggunaan BahanPenggunaan bahan oleh bagian atau departemen tertentu dilakukan dengan cara mengisi formulir (bon) permintaan bahan yang disampaikan kepada bagian gudang. Setelah menerimaformulir permintaan bahan, bagian gudang melengkapi formulir tersebut dengan mengisi kuantitas bahan yang sesungguhnya dikeluarkan untuk produksi. Formulir yang telah dilengkapi oleh bagian gudang selanjutnya dikirim ke bagian akuntansi sebagai dasar penjurnalan dan pencatat persediaan sebagai dasar pencatatan kuantitas dan nilai bahan yang digunakan.

c) Akuntansi BahanAkuntansi bahan menyangkut penggunaan akun untuk mencatat pembelian atau penggunaan bahan. Selain itu, akuntansi bahan juga menyangkut penentuan biaya bahan yang dibeli dan biaya bahan yang digunakan. Terdapat dua sistim untuk mencatat pembelian dan penggunaan bahan, yaitu :

1. Sistem PeriodikPada sistem periodik, pembelian bahan dicatat pada akun pembelian. Mutasi bahan tidak dicatat pada pembukuan perusahaan sehingga biaya bahan yang digunakan tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Biaya bahan yang digunakan untuk produksi dihitung setelah perusahaan melakukan perhitungan fisik terhadap bahan yang belum digunakan. Perhitungan fisik umumnya dilakukan pada akhir periode akuntansi. Formula penentuan biaya bahan yang digunakan untuk produksi adalah sebagai berikut :

Persediaan bahan awal periode Rp xxx(+) pembelian bahan satu periode Rp xxxBahan tersedia untuk digunakan Rp xxx(-) persediaan bahan akhir periode Rp xxx (berdasarkan hasil perhitungan fisik)Biaya bahan yang digunakan Rp xxx

2. Sistem perpetualPada sistem pepertual, mutasi bahan (pembelian dan penggunaan) secara terus-menerus dicatat pada pembukuan perusahaan. Pembelian bahan dicatat dengan mendebit akun bahan. Penggunaan bahan dikredit kea kun bahan. Akun bahan merupakan akun control. Untuk mencatat secara rinci setiap pembelian dan penggunaan bahan, dibuat kartu persediaan untuk setiap jenis bahan. Kartu persediaan ini sekaligus berfungsi sebagai buku pembantu akun control persediaan.

d) penentuan Biaya BahanTerdapat beberapa metode untuk mengatasi masalah perubahan harga bahan dalam kaitannya dengan penetuan biaya bahan yang digunakan, yaitu sebagai berikut :1. Metode identifikasi khususBiaya bahan yang digunakan diidentifikasi sesuai dengan harga perolehannya pada saat dibeli.2. Metode rata-rataBiaya bahan yang digunakan ditentukan berdasrkan harga perolehan rata-rata bahan tersebut.3. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)Biaya bahan yang digunakan diasumsikan berasal dari harga perolehan bahan yang lebih dahulu dibeli.4. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP)Biaya bahan yang digunakan diasumsikan berasal dari harga perolehan bahan yang lebih akhir dibeli.

3. Drs. Mursyidi, SE., M.Si.Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya (2008)yang ditulis oleh Drs. Mursyidi, SE., M.Si., menjelaskan bahwa Penggunaan bahan baku didasarkan pada bukti permintaan pemekaiaan bahan baku selama satu periode tertentu. Apabila bahan baku yang dipergunakan telah diketahui harganya, maka dapat di catat secara langsung saat barang tersebut di pergunakan, dengan jurnal :

Dr. Barang dalam proses departemen... xxxKr. Persediaan bahan xxx

4. Mulyadi Dalam buku akuntani Manajemen (1997) yang ditulis oleh Mulyadi , menjelaskan bahwa Bahan baku merupakan bahan yang akan diproses atau diolah menjadi produk jadi dan membentuk bagian yang menyeluruh produk tersebut. Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai di dalam pengolahan produk. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian local, impor atau dari pengolahan sendiri. Didalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya pembelian, pergudangan, dan biaya biaya lain. Harga pokok bahan baku terdiri dari a. Harga beli b. Biaya biaya pembelian c. Biaya biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk dijual

PERBEDAAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DENGAN BIAYA TETAP

1. Iman Firmansyah

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya Gampang (2013) oleh Imam Firmansyah, perbedaan biaya tenaga kerja langsung dengan biaya tetap adalah sebagai berikut :

a. Biaya Tenaga Kerja LangsungBiaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) adalah upah untuk para pekerja yang secara langsung membuat produk dan jasanya dapat langsung diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi. Penjelasan lainnya adalah biaya untuk tenaga kerja yang menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi, seperti upah tukang.

b. Baya Tenaga Kerja TetapBiaya tenaga kerja tetap adalah pengeluaran bisnis yang bergantung pada tingkat barang atau jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut

2. Drs. Mursyidi, SE., M.Si

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya (2008)yang ditulis oleh Drs. Mursyidi, SE, M.Si., perbedaan biaya tenaga kerja langsung dengan biaya tenaga kerja tetap, yaitu :

a. Biaya Tenaga Kerja LangsungBiaya tenaga kerja langsung adalah elemen biaya tetap atau elemen biaya variabel, dalam hal ini tergantung pada sistem penggantian perusahaan yang dapat di selaraskan sebagai Sistem upah perpotong (buah produk) dan Sistem upah jam kerja langsung.

b. Biaya Tenaga Kerja tetapBiaya tenaga kerja tetap adalah biaya minimal yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan agar dapat memproduksi barang atau jasa. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh banyak sedikitnya produk atau jasa yang dihasilkan nilainya tetap tidak berubah.

3. Mulyadi

Dalam buku akuntani Manajemen (1997) yang ditulis oleh Mulyadi, perbedaan biaya tenaga kerja langsung dengan biaya tetap yaitu :

a. Biaya Tenaga Kerja LangsungBiaya tenaga kerja langsung adalah gaji dan upah yang diberikan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam penggolongan barang.

b. Biaya Tenaga Kerja TetapBiaya tenaga kerja tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk, nilainya tetap.

4. D. Agus Harjito, M.Si.

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Keuangan (2005) yang ditulis oleh D. Agus Harjito, M.Si., Biaya tenaga kerja langsung merupakan pembebanan tenaga kerja yang dapat dengan mudah ditelusuri kepekerjaan tertentu. Tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah kepekrjaan diperlakukan sebagai bagian dari overhead pabrik.BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP)

1. Iman Firmansyah

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya Gampang (2013) oleh Iman Firmansyah, Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya-biaya pabrik selain bahan baku dan tenaga kerja langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan bahan yang dihasilkan. Contoh dari BOP adalah sebagai berikut :a. Bahan pembantu / bahan penolong (kadang-kadang disebut bahan tidak langsung (indirect material), misalnya perlengkapan pabrik.b. Tenaga kerja tidak langsung (Indirect labor), yaitu tenaga kerja yang pekerjaannya tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan, misalnya gaji supervisor, konsultan atau mandor pabrik. c. Penyusutan aktiva tetap pabrik, biaya penyusutan atas aktiva tetap yang digunakan di pabrik, baik secara langsung maupun tidak langsung.d. Reparasi dan pemeliharaan, biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan mesin dan peralatan pabrik.e. Asuransi pabrik, biaya yang dikeluarkan untuk membagi risiko yang terjadi dalam proses produksi di pabrik.f. Jasa kepada orang lain, biaya yang timbul karena penggunaan jasa kepada pihak lain guna penyelesaian dan kelancaran proses produksi.g. Biaya lain yang sifatnya tidak langsung, biaya yang berhubungan dengan proses produksi, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh departemen pembantu, seperti gaji mandor dan cadangan pembangkit (diesel)

Dalam menghitung tariff BOP, seringkali berbeda. Namun secara umum, perhitungan BOP menggunakan rumus yang sederhana, yaitu sebagai berikut :

Tarif BOP Taksiran BOPDasar pembebanan BOP=

Dasar pembebanan BOP terdiri atas :a. Satuan produk yang dihasilkanb. Biaya bahan baku yang dipergunakanc. Biaya tenaga kerja langsung yang dipakaid. Jumlah jam tenaga kerja langsung, sertae. Jumlah jam mesin yang dipergunakan

2. Drs. Mursyidi, SE, M.Si.

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya (2008) yang ditulis oleh Drs. Mursyidi, SE., M.Si., menuliskan bahwa Biaya overhead pabrik adalah biaya pabrik tidak langsung, yang terdiri dari biaya selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu :a. Biaya overhead pabrik yang terjadi akibat adanya pesananBiaya overhead pabrik yang terjadi akibat adanya suatu pesanan pada umumya relatif kecil nilainyab. Biaya overhead pabrik yang terjadi baik ada atau tidak ada pesanan.Biaya overhead yang terjadi baik ada atau tidak ada pesanan mempunyai nilai yang relatif besar,sehingga pada saat volume pesanan sedikit akan mengakibatkan harga pokok prodk satuan relatif lebih besar jika dibandingkan volume pesanan lebih banyak.

Untuk itu, agar perhitungan harga pokok satuan lebih waja, biaya overhead pabrik dibebankan harga pokok produk tidak atas dasar biaya sesungguhnya/ biaya aktual (actual overhead cost ).akan tetapi dengan mengggunakan tarif tertentu dimuka (predetermined rate)

3. Mulyadi

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Manajemen (1997) yang ditulis oleh Mulyadi, menjelaskan bahwa Biaya overhead pabrik adalah setiap biaya yang secara tidak langsung melekat pada suatu produk, yaitu semua biaya-biaya diluar biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung.

Berbagai macam biaya overhead pabrik harus dibebankan pada semua pekerjaan yang terlaksana selama suatu periode. Oleh karna itu, untuk dapat membebankan biaya overhead pabrik secara merta kepada setiap produk digunakan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka.

Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut inia. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik.b. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk.c. Menghitung tarif biaya overhead pabrik.

4. D. Agus Harjito, M.Si. Dalam buku yang berjudul Akuntansi Keuangan (2005) yang ditulis oleh D. Agus Harjito, M.Si., Biaya overhead pabrik adalah semua biaya-biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan semua biaya-biaya yang tak dapat secara langsung dibebangkan kepada produk ataupun job.

Item biaya overhead pabrik sangat banyak, sehingga apabila ditinjau dari perilaku biaya, dapat disusun klasifikasi sebagai biaya tetap dan biaya variabel. Meskipun pada dasarnya terdapat biaya semi variabel yang mengandung kreterium sebagai biaya variabel maupun tetap. Namun untuk memudahkan perhitungan biaya dan pengendalian biaya, maka klasifikasi biaya semi variabel tersebut dipecah lagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel.

Pemisahan biaya ini sebenarnya mengandung kelemahan, mengingat tidak ada metode yang dianggap tetap dalam pemisahan biaya semi variabel tersebut dan ingat bahwa seluruh biya operasi pabrik selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung diklasifikasikan sebagai biaya overhead pabrik. Biaya-biaya ini dimsukkan kedalam akun overhead pabrik secara langsung pada periode terjadinya. Seluruh biaya overhead pabrik dicatat secara langsung kedalam akun overhead pabrik pada saat terjadinya dari hari kehari selama periode tertentu. Penting untuk dipahami bahwa overhead pabrik adalah akun pengendali untuk-mungkin ribuan-akun pembantu seperti bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, utilitas pabrik, dan sebagainya. Biaya yang terjadi selama periode tertentu didebit pada akun overhead pabrik sehingga didalam akun pembatu juga didebit.

METODE HARGA POKOK VARIABEL (Variable Costing)1. Iman FirmansyahDalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya Gampang (2013) oleh Iman Firmansyah, menuliskan tentang metode Variable Costing sebagai berikut :a) Pengertian Variable Costing

Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok produk yang hanya memperhitungkan biaya variable, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik variable. Biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya produksi, tapi dibebankan dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya (period cost). Pengertian lain variable costing adalah suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variable saja. Dikenal juga dengan istilah Direct Costing

b) Karakteristik Metode Variable Costing

Biaya overhead pabrik tetap (Fixed FOH) diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk. Sehingga, biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya, dalam kaitannya dengan produk yang belum laku terjual, fixed FOH tidak melekat pada persediaan tersebut. Tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam proses terjadinya. Pada metode variable costing, seluruh biaya overhead tetap yang terjadi dalam periode tersebut dilaporkan dalam laporan laba rugi periode tersebut, sehingga akan mengurangi pendapatan pada periode tersebut.Harga Pokok Produksi Biaya bahan baku Rp xxx Biaya tenaga kerja langsung Rp xxx Biaya overhead pabrik variable Rp xxx Harga pokok produk Rp xxx

Contoh perhitungannya : metode variable costingLaporan Laba rugiUntuk periode yang berakhir 31 Desember

Penjualan (sales) Rp xxxBiaya Variabel (variable cost) :Persed. Awal barang jadi (beginning finshed goods inventory) Rp xxxBBB (raw material cost) Rp xxxBTKL (direct labor cost) Rp xxxBOP (FOH) variable Rp xxx +HP produksi (cost of goods manufactured) Rp xxx +BTUD (goods available for sales) Rp xxxPersed.akhir barang jadi (ending finished goods inventory) Rp xxx HPP (cost of goods sold) Rp xxx Margin kontribusi kotor (gross CM) Rp xxxBiaya komersial variable (variable of commercial expenses)Biaya pemasaran variabel (variable of marketing expenses) Rp xxxBiaya adm. Dan umum variabel(variable of general and administrative expenses) Rp xxx +Rp xxx -Batas kontribusi bersih (net CM) Rp xxxBiaya tetap (fixed cost)BOP tetap (fixed FOH) Rp xxxBiaya pemasaran tetap (fixed marketing expenses) Rp xxxBiaya adm. & umum tetapFixed general and administrative expenses) Rp xxx +Rp xxx Laba bersih setelah pajak (EAT) Rp xxxc) Penyajian laporan laba rugi

Laporan laba rugi (metode variable costing)Hasil penjualan Rp.500.000Dikurangi biaya-biaya variabel :Biaya produksi variabel Rp.150.000Biaya pemasaran variabel Rp.50.000Biaya adm. & umum variabel Rp.30.000 +Jumlah : Rp.230.000 - Laba kontribusi Rp.270.000Dikurangi biaya tetap :Biaya produksi tetap Rp.100.000Biaya pemasaran tetap Rp.25.000Biaya adm. & umum tetap Rp.20.000 +Rp.145.000 -Laba bersih usaha Rp.125.000d) Manfaat Informasi yang dihasilkan metode Variable Costing

Laporan keuangan yang disusun berdasarkan metode variable costing bermanfaat bagi manajemen untuk perencanaan laba jangka pendek, pengendalian biaya, dan pembuatan keputusan.

2. Drs. Mursyidi, SE., M.Si.Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya (2008) yang ditulis oleh Drs. Mursyidi, SE., M.Si., menjelaska bahwa metode Variable Costing adalah suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja.

Harga Pokok Produksi : Biaya bahan baku Rp. xxx.xxxBiaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxxBiaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxxHarga Pokok Produk Rp. xxx.xxx

3. Mulyadi

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Manajemen (1997) yang ditulis oleh Mulyadi, menjelaskan bahwa Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variable sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variable.

Variable costing beranggapan bahwa FOH tetap tadi tidak secara langsung membentuk produk, maka tidak relevan kalau dimasukkan sebagai komponen harga pokok. Sebaiknya FOH tetap dimasukkan dalam kelompok period cost (biaya periode). Variable Costing merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variable saja. Dikenal juga dengan istilah Direct Costing.

4. D. Agus Harjito, M.Si.

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Keuangan (2005) yang ditulis oleh D. Agus Harjito, M.Si., menjelaskan bahwa Variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam harga pokok produksi.Manfaat data perhitungan harga pokok dengan menggunakan metode variable costing (HPV) adalah:

a) meningkatkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen, dan segmen bisnis lain.b) Laba periodik tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap ( harga jual, biaya, bauran penjualan dan sebagainya) laba akan searah dengan penjualan.c) Dengan menggunakan variable costing, biaya produksi per unit tidak menggunakan biaya tetap.d) Laba bersih berdasarkan variable costing lebih dekat dengan aliran kas bersih. Hal ini akan sangat penting untuk perusahan yang mengalami masalah aliran kas.

METODE HARGA POKOK FULL COSTING1. Iman Firmansyah

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya Gampang (2013) oleh Iman Firmansyah, menuliskan tentang metode Variable Costing sebagai berikut :

1. pengertian full costingmetode full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.

2. Karaktestik metode full costingBiaya overhead pabrik, baik yang bersifat variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya. Selisih FOH akan timbul apabila FOH yang dibebankan berbeda dengan FOH yang sesungguhnya dibeli.

FOH budget > FOH actual = Over-appliedFOH budget < FOH actual = Under-applied

3. Metode Full costingHarga pokok produksiBiaya bahan baku Rp xxx.xxxBiaya tenaga kerja langsung Rp xxx.xxxBiaya overhead pabrik tetap Rp xxx.xxxBiaya overhead pabrik variabel Rp xxx.xxx +Harga pokok produk Rp xxx.xxx

4. penyajian laporan laba rugi

Laporan laba-rugi metode full costing

Hasil penjualan Rp.500.000Harga pokok penjualan (Rp.250.000)Laba bruto Rp.250.000Biaya administrasi dan umum (Rp.50.000)Biaya pemasaran (Rp.75.000)Laba bersih usaha Rp.125.000

Keterangan :Laporan laba-rugi tersebut menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum.

Contoh perhitungan metode full costing :

Laporan laba rugiUntuk periode yang berakhir 31 Desember

Penjualan (sales) Rp xxxBiaya produksi (production cost) Persed.awal barang jadi (beginning finished goods inventory) Rp xxxBBB (raw material cost) Rp xxxBTKL (direct labor cost) Rp xxxBOP variabel (variable FOH) Rp xxxBOP tetap (fixed FOH) Rp xxx +HP produksi (cost of goods manufactured) Rp xxx + Barang tersedia untuk dijual (goods available for sales) Rp xxxPersed.akhir barang jadi (ending finished goods inventory) Rp xxx HPP (cost of goods sold) Rp xxx Laba kotor (gross income) Rp xxxBiaya non produksi (non-production cost) Biaya pemasaran (marketing expense) Rp xxxBiaya administrasi dan umum(general administrative expense) Rp xxx +Total biaya non produksi Rp xxx -Laba bersih sebelum pajak (EBT) Rp xxx

2. Drs. Mursyidi, SE, M.Si.

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya (2008) yang ditulis oleh Drs. Mursyidi, SE, M.Si., metode Full Costing adalah merupakan metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Ketika menggunakan metode Full Costing, Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya. Selain itu, Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguhnya terjadi. Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tsb digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk dalam proses maupun produk jadi). Metode Full Costing akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya samapi saat produk yang bersangkutan dijual.

Metode Full CostingHarga Pokok Produksi : Biaya bahan baku Rp. xxx.xxxBiaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxxBiaya overhead pabrik tetap Rp. xxx.xxxBiaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxxHarga Pokok Produk Rp. xxx.xxx

3. Mulyadi

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Manajemen (1997) yang ditulis oleh Mulyadi, Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya Produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap.Dengan demikian harga pokok produksi dengan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produk (biaya pemasaran, biaya adminstrasi dan umum)

4. D. Agus Harjito, M.Si.

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Keuangan (2005) yang ditulis oleh D. Agus Harjito, M.Si., Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variable kepada produk. Dikenal juga dengan absortion atau conventation costing.

Ketika menggunakan metode Full Costing, biaya overhead pabrik baik yang variable maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya. Selain itu, selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguhnya terjadi. Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tersebut digunakan untuk mengurangi atau manambah harga pokok yang msih dalam persediaan ( baik produk dalam proses maupun produk jadi ).

SISTEM HARGA POKOK STANDAR (Standar Costing)1. Iman Firmansyah

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya Gampang (2013) oleh Iman Firmansyah, menuliskan bahwa jumlah yang seharusnya dikeluarkan untuk membiayai suatu proses produksi tertentu. Maka penentuan harga pokok standar mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :a) Merupakan harga pokok yang ditentukan di muka, sebelum proses produksi dilaksanakan.b) Penentuan dilakukan melalui proses analisis secara ilmiah dan teliti, terutama penentuan ukuran fisik produk.c) Merupakan ukuran seharusnya.

Penetuan harga standar dapat digolongkan sebagai berikut :

a) Standar Teoritis atau standar idealStandar merupakan ukuran atau tingkat yang paling efisien yang harus dicapai oleh para pelaksana. Oleh karena itu, standar jenis ini dalam pelaksanaannya sulit untuk dicapai karena tidak memperhitungkan kemungkinan adanya hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan.

b) Rata-rata biaya masa yang laluDitentukan atas dasar rata-rata biaya yang terjadi pada masa lalu. Standar jenis ini tidak dapat dijadikan alat ukur yang baik karena ada data yang mungkin tidak sesuai. Tapi, jenis ini berguna bagi perusahaan yang menerapkan sistem harga pokok standar pada tingkat permulaan.

c) Standar normalDidasarkan pada rata-rata biaya yang terjadi pada masa yang lalu dan disesuaikan dengan taksiran kemungkinan perubahan di waktu yang akan datang.

d) Standar terbaik yang dapat dicapaiDidasarkan pada standar teoritis, tapi dengan memperhitungkan kemungkinan adanya hambatan, sehingga pelaksanaannya dapat dicapai oleh para pelaksana.

Penentuan harga pokok standar meliputi penentuan standar biaya bahan baku, penentuan biaya tenaga kerja, dan penentuan biaya overhead pabrik.

2. Drs. Mursyidi, SE., M.Si.

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya (2008) yang ditulis oleh Drs. Mursyidi, SE., M.Si., menjelaskan bahwa Harga pokok standar (Standar Costing) merupakan harga pokok produksi suatu unit atau sekelompok produk selama periode tertentu, yang ditentukan dimuka. Harga pokok standar merupakan harga pokok yang direncanakan untuk suatu produk pada kondisi operasi tertentu. Suatu harga pokok standar mempunyai dua komponen yaitu :

a. Standar fisik adalah kuantitas standar masukan perunit keluaran. b. Standar harga adalah perkiraan perunit masukan. Harga pokok standar merupakan harga pokok yang direncanakan terjadi dalam memproduksi suatu produk dalam kondisi operasi tertentu. Harga pokok produksi standar yang dibuat meliputi harga pokok bahan baku standar, biaya tenaga kerja langsung standar, dan biaya overhead pabrik standar.3. Mulyadi

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Manajemen (1997) yang ditulis oleh Mulyadi, Biaya standar digunakan untuk :

a) Mengendalikan anggaran.b) Menggendalikan biaya dengan cara memotivasi kaeryawan dan mengukur efesiensi operasic) Menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat laporan biaya.d) Membebankan biaya ke persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.e) Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.Harga yang dapat dipakai sebagai harga standar yaitu dapat berupa :a) Harga yang diperkiran akan berlaku dimasa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu satu tahunb) Harga yang berlaku pada saat penusunan standar.c) Harga yang diperkiran akan merupakan harga normal dengan jangka panjang.

4. D. Agus Harjito, M.Si.

Dalam buku yang berjudul Akuntansi Keuangan (2005) yang ditulis oleh D. Agus Harjito, M.Si., Sistem biaya standar yaitu proses untuk menentukan biaya dimuka yang mencerminkan biaya yang seharusnya untuk mengolah produk dan jasa, mengumpulkan biaya sesungguhnya, menghitung dan menganalisis, serta perlakuan selisih biaya yang timbul.

Adapun manfaat yang diperoleh dengan pemakaiaan sistem biaya standar yaitu :a) perencanaa kegiatanb) koordinasi kegiatan antar bagianc) pengambilan keputusand) pengendalian biayae) memungkinkan peranan prinsip pengecualian;f) penentuan insentif para personalg) mengurangi biaya administrasi

DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, Iman.2013.Akuntansi Biaya Gampang.Jakarta: Dunia Cerdas

Siregar, Baldrick.dkk.2013.Akuntansi Biaya Edisi 2.Jakarta: Salemba EmpatMursyidi.2008.Akuntansi Biaya.Bandung: refika aditama

Mulyadi.1997.Akuntansi Biaya Edisi 2.Yokyakarta

Harjito, D.Agus.2005.Manajemen Keuangan.Yogyakarta: BPFR-Yogyakarta

BIODATA MAHASISWA

FOTOFFF

NAMA:NURLINDA

NIM:1361201247

MATA KULIAH:AKUNTANSI BIAYA

PROGRAM STUDI:MANAJEMEN

LATAR PENDIDIKAN:1. SD :SD NO. 49 INP. SANGGALEA2. SMP :SMP NEGERI 2 MAROS3. SMA/SMK/MA :SMK NEGERI 1 MAROS

ALAMAT:JL. RAJAWALI NO. 53, BANIAGA, MACCOPAKec. TURIKALE, KEL. TAROADA

PEKERJAAN:-

TANDA TANGAN: